10
 DISTRIBUS I INDIVIDU DALAM KOMUNITAS I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Segi keanekaragaman hayati, posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan. Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau, berada di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta terletak di khatulistiwa. Dengan posisi seperti ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keaneka-ragaman hayati terbesar di dunia. Keanekaragaman hayati Indonesia tersebar di berbagai tempat. Menurut Dr. Sampurno Kadarsan, ahli botani Indonesia, flora Indonesia termasuk dalam kawasan Malesiana. Kawasan Malesiana terdiri dari Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua Nugini. Kawasan ini dibatasi oleh tiga simpul demarkasi yang masing-masing terletak di Selat Torres di bagian selatan Jazirah Kra (Thailand) di bagian barat, dan di ujung utara pulau Luzon (Filipina) (Ifhendri, 2001). Keanekaragaman hayati ditunjukkan dengan adanya variasi makhluk hidup yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah, serta ciri lain. Keanekaragaman hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai maacam variasi bentuk,  penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk hidup, yaitu tingkatan genetik, tingkatan spesies, dan tingkatan ekosistem. Keanekaragaman hayati menurut UU No. 5 tahun 1994 adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya d aratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain, serta kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, dan antara spesies dengan ekosistem (Adianto, 2007).

Distribusi Individu Dalam Komunitas

Embed Size (px)

Citation preview

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 1/10

 

DISTRIBUSI INDIVIDU DALAM KOMUNITAS

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Segi keanekaragaman hayati, posisi geografis Indonesia sangat

menguntungkan. Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau, berada di antara dua benua,

yaitu Asia dan Australia, serta terletak di khatulistiwa. Dengan posisi seperti ini,

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keaneka-ragamanhayati terbesar di dunia. Keanekaragaman hayati Indonesia tersebar di berbagai

tempat. Menurut Dr. Sampurno Kadarsan, ahli botani Indonesia, flora Indonesia

termasuk dalam kawasan Malesiana. Kawasan Malesiana terdiri dari Indonesia,

Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua Nugini. Kawasan ini dibatasi oleh tiga

simpul demarkasi yang masing-masing terletak di Selat Torres di bagian selatan

Jazirah Kra (Thailand) di bagian barat, dan di ujung utara pulau Luzon (Filipina)

(Ifhendri, 2001).

Keanekaragaman hayati ditunjukkan dengan adanya variasi makhluk hidup

yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah, serta ciri lain. Keanekaragaman hayati

merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai maacam variasi bentuk,

 penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk hidup,

yaitu tingkatan genetik, tingkatan spesies, dan tingkatan ekosistem. Keanekaragaman

hayati menurut UU No. 5 tahun 1994 adalah keanekaragaman di antara makhluk 

hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistemakuatik lain, serta kompleks ekologi yang merupakan bagian dari

keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, dan antara spesies

dengan ekosistem (Adianto, 2007).

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 2/10

 

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang di temukan dalam praktikum ini adalah seberapa besar 

density, frekuensi, indeks nilai penting serta indeks morisita pada suatu area?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk memahami serta mengetahui density,

frekuensi, indeks nilai penting serta indeks morisitas seberapa pada suatu area

terutama di sekitar kampus III UMM.

DATA PENGAMATAN

L total= 1x1x5x2= 10

Density

1. D Jambu air  = 4/10= 0,4

D Rumput = 42/10= 4,2

DATA T1 T2

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Jambu biji 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0

Rumput 7 3 10 5 7 5 1 3 0 1

Jambu air 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Cabe 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Anggrek 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Duwet 0 0 1 1 0 1 0 0 0 6

Krokot 0 0 0 0 5 2 2 1 0 0

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 3/10

 

D Jambu air = 2/10= 0,2

D Cabe = 1/10= 0,1

D Anggrek = 3/10= 0,3

D Duwet = 9/10= 0,9

D Krokot = 10/10= 1

Total D = 7,1

1. RD Jambu biji= 0,4/7,1= 0,056

RD Rumput= 4,2/7,1= 0,59

RD Jambu air = 0,2/7,1= 0,028

RD Cabe= 0,1/7,1= 0,014

RD Anggrek = 0,3/7,1= 0,042

RD Duwet= 0,9/7,1= 0,126

RD Krokot= 1/7,1= 0,14

1. F Jambu biji= 3/10= 0,3

F Rumput= 9/10= 0,9

F Jambu air = 2/10= 0,2

F Cabe= 1/10= 0,1

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 4/10

 

F Anggrek = 1/10= 0,1

F Duwet= 4/10= 0,4

F Krokot= 4/10= 0,4

Total F = 2,4

1. Rf Jambu biji= 0,3/2,4= 0,125

Rf Rumput= 0,9/2,4= 0,375

Rf Jambu air= 0,2/2,4= 0,083

Rf Cabe= 0,1/2,4= 0,04

Rf Anggrek= 0,1/2,4= 0,04

Rf Duwet= 0,4/2,4= 0,16

Rf Krokot= 0,4/2,4= 0,16

Indeks Nilai Penting

IV= RD+RF

IV Jambu biji= 0,056+0,125= 0,181

IV Rumput= 0,59+0,375= 0,965

IV Jambu air= 0,028+0,083= 0,111

IV Cabe= 0,014+0,04= 0,054

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 5/10

 

IV Anggrek= 0,042+0,04= 0,082

IV Duwet= 0,126+0,16= 0,286

IV Krokot= 0,14+0,16= 0,30

TINJAUAN PUSTAKA

Kepadatan Dan Biomasa

Kepadatan populasi diestimasi berdasarkan jumlah tanaman di setiap segmen transek 

 berukuran berukuran 10 m × 2 m untuk setiap transek (Krebs, 1989). Kepadatan

 populasi total diperoleh dengan mengkonversi nilai kepadatan tanaman di setiap

transek ke dalam satuan luasan hektar untuk memperoleh kepadatan tanaman per 

lokasi pencuplikan. Biomassa tanaman ditentukan berdasarkan berat total individu

anggota populasi tanaman, jumlah individu per lokasi, dan kepadatan tanaman

(Brower., 1990).

Pola Distribusi

Distribusi spasial tanaman diestimasi berdasarkan jumlah tanaman yang

terdapat di setiap segmen transek berukuran 10 m × 2 m. Pola distribusi tanaman

secara spasial ditentukan menggunakan indeks dispersi Morisita yang distandarisasi

(Ip) pada selang kepercayaan 95%. Nilai standarisasi indeks sebaran Morisita (Ip)

 berkisar antara–1,0 sampai 1,0. Bila nilai Ip sama dengan nol maka pola distribusinya

acak, dan bila nilai Ip lebih besar dari nol maka pola distribusinya mengelompok,

sementara bila nilai Ip kurang dari nol maka pola distribusinya seragam (Krebs,

1989).

Index Shanon Wiener

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 6/10

 

Indeks ini adalah bahwa individu secara acak dari sampel yang terbatas penduduk dan

semua spesies yang terwakili dalam sampel. Nilai yang biasanya ditemukan untuk 

 jatuh antara 1,5 dan 3,5, jarang melebihi 4.5 (Magurran, 1988)

Index Morisita

Indeks ini mengukur kesamaan antara dua masyarakat, yang paling mudah

diartikan sebagai sebuah kemungkinan. Ini bervariasi dari 0 (tidak ada kesamaan)

untuk 1 (lengkap kesamaan). Ini adalah nearly hampir independen dari ukuran

sampel, kecuali untuk sampel sangat kecil (Krebs 1999).

Pola Penyebaran Individu

Penyebaran adalah pola tata ruang individu yang satu relative terhadap yang lain

dalam populasi. Penyebaran atau distribusi individu dalam satu populasi bias

 bermacam – macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu :

enyebaran secara acak, penyebaran secara merata, dan penyebaran berkelompok 

(Rahardjanto, 2001)

Penyebaran secara teratur (regular dispersion) dengan individu – individu yang

kurang lebih berjarak sama satu dengan yang lain, jarang terdapat di alam, tetapi

umumnya di dalam suatu ekosistem yang dikelola, dan disini tanaman atau pohon

memang sengaja datur seperti itu yaitu jarak yang sama untuk menghasilkan produk 

yang optimal (Setiono, 1999).

Penyebaran acak (random dispersion) juga sangat jarang terjadi dialam. Penyebaran

semacam ini biasanya terjadi apabila factor lingkunganya sangat seragam unuk 

seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat – sifat untuk 

 berkelompok dai organisme tersebut,, dalam tumbuhan ada bentuk – bentuk organ

tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompokan tumbuhan (Azhari, 2007).

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 7/10

 

Penyebaran secara merata, umum terdapat padaa tumbuhan. Penyebaran seacam ini

terjadi apabila adapersaingan yang kuat diantara individu – individu dalam populasi

tersebut. Pada tumuhan misalnya untuk mendapatkan nutrisi dan ruang (Lestari,

2001).

Penyebaran secara berkelompok (clumped dispersion) dengan individu – individu

yang bergerombol dalam kelompok – kelompok adalah yang paling umum terdapat

dialam, terutama untuk hewan (Hastuti, 2007).

Beberapa langkah-langkah standar yang berlimpahnya relatif dan mutlak 

digunakan untuk menilai kontribusi masing-masing jenis ke masyarakat (Barbour .

1999). Langkah-langkah ini meliputi: kepadatan, jumlah individu dalam satu kawasan

yang dipilih (misalnya, m 2 hektar); kepadatan relatif , kepadatan dari satu spesies

sebagai persentase dari total kepadatan; frekuensi, persentase dari total quadrats atau

 poin yang berisi di setidaknya satu individu suatu spesies; frekuensi relatif , frekuensi

satu spesies sebagai persentase dari total frekuensi; dominasi, total dr dasarnya

kawasan tertentu spesies per unit area di dalam masyarakat; dominasi relatif , yang

dominasi dari satu spesies sebagai persentase dari total dominasi; dan pentingnya,

dinyatakan sebagai kontribusi relatif dari spesies ke seluruh masyarakat dinyatakan

sebagai kombinasi dari kepadatan relatif, frekuensi relatif, dominasi dan relatif 

(Delvian, 2006).

Individu dari spesies dapat secara acak di seluruh masyarakat (yakni, lokasi

satu individu suatu spesies tidak memiliki hubungan dengan lokasi dari individu lain

yang spesies). Individu dari spesies lain mungkin satu per satu secara teratur dan

didistribusikan di seluruh masyarakat (contoh yang ekstrim adalah seragam dari

kebun buah pohon jarak), sementara individu dari spesies lain masih dapat clumped

(yakni, kehadiran satu individu suatu spesies meningkat kemungkinan untuk 

menemukan orang lain dari spesies yang dekat). Dengan demikian, ecologists

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 8/10

 

mengenali tiga pola distribusi utama: (1) acak, (2) reguler (seragam) atau

hyperdispersed, dan (3) clumped (gabungan) atau underdispersed (Barbour 1999).

Terdapat sejumlah alasan mengapa tanaman menunjukkan clumped distro.

Banyak tanaman sangat clonal (yaitu, mereka dapat menyebarkan vegetatif dengan

cara yang tidak goldenrods dan aspens) sekali sehingga membentuk pembibitan di

sebuah situs, tanaman menyebar ke berbagai produk, spatially dipisahkan (tetapi

secara genetis identik), aboveground batang. Selain itu, lingkungan gradients yang

lazim di alam sehingga sebuah situs yang baik untuk satu individu dari spesies yang

diberikan akan lebih baik untuk individu lain yang spesies. Namun ada kekuatan dialam yang menghalangi clumping (Ribery, 2002). Kompetisi antar individu untuk air 

di pasir atau cahaya di hutan dapat nikmat jarak biasa. Demikian pula tanaman yang

clumped akan lebih ditemukan oleh mereka herbivores atau patogen (Barbour . 1999).

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil paktikum diketahui bahwa density atau kepadatan yang tertinggi

didiapatkan oleh rumput, dan kepadatan terendah di dapatkan oleh tanaman cabe, begitu juga dengan nilai RD, frekuensi (F), Rf, dan indeks Nilai Penting nilai

tertinggi didapatkan oleh rumput sedangkan nilai terendah didapatka oleh tanaman

cabe. Dari hasil praktikum diatas dapat diketahui bahwa rumput merupakan

tumbuhan yang mempunyai kepadatan tertinggi sehingga dapat diketahui bahwa

rumput mendominasi ekosistem tanaman yang berada di sekitar area UMM terutama

samping perpustakaan kampus III UMM yang dijadikan sebagai lokasi tempat

 penelitian. Sedangkan cabe merupakan tanaman yang mempunyai kepadatan terendah

sehingga dapat diketahui bahwa cabe merupakan tanaman yang paling jarang

ditemuka pada ekosistem tanaman yang berada di sekitar area UMM terutama

samping perpustakaan kampus III UMM yang dijadikan sebagai lokasi tempat

 penelitian.

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 9/10

 

KESIMPULAN

Dari data pengamatan dan pembahasan diatas maka dapa diambil kesimpulan bahwa :

1. Rumput merupakan tumbuhan yang mendominasi kampus III UMM terutama

samping perpustakaan yang dijadikan tempat penelitian hal ini ditinjukan

dengan nilai D, RD, F, Rf dan indeks nilai penting yang menunjukan angka

tertinggi.

2. Tanaman cabe merupakan tumbuhan yang paling jarang ditemukan di kampus

III UMM terutama samping perpustakaan yang dijadikan tempat penelitian hal

ini ditinjukan dengan nilai D, RD, F, Rf dan indeks nilai penting yang

menunjukan angka terendah.

DAFTAR PUSTAKA

Adianto. 2007. Kepadatan, Biomassa, Dan Pola Distribusi Keong Lola (Trochus

 Niloticus) Di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Peneitian Hayati

Vol 5 No 12 Hal 73 – 78, 2007.

Azhari, Siti. 2007. Bencana Air Karena Salah Urus. Jurnal Sosioteknologi Edisi 10

Tahun 6, April 2007.

Barbour, M.G. 1999 . Terrestrial Plant Ecology. B. Cumings. California

Delvian. 2006. Siklus Hara, Faktor Penting Bagi Pertumbuhan Pohon Dalam

 Pengembangan Hutan Tanaman Industri . Jurnal Ilmu Pertanian USU Volume 5 No

15, 2006. Hal 145 – 163.

Hastuti, Liliana. 2007. Asal – Usul Domestikasi Dalam Latar Belakang Ekologi .

Jurnal Ilmu Pertanian USU Volume 2 no 7, 2007. Hal 34 – 47.

5/9/2018 Distribusi Individu Dalam Komunitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/distribusi-individu-dalam-komunitas 10/10

 

Ifhendri. 2007. Pengaruh pembuangan limbah tambak udangTerhadap densitas

dan pola distribusi larva dan Juvenil ikan di muara sungai bogowonto Kabupaten

kulon progo. Jurnal Sains dan Teknologi Vol 1 No 3 Hal 12 – 29 Th, 2007.

Krebs, S.J. 1989. Ekofarming . Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Lestari, P. 2001. Fraksional POOL Bahan Organik Tanah Labil Pada Lahan

 Hutan dan Lahan Deforestasi . Jurnal Ilmu – Ilmu Pertanian Indonesia Volume 3 No

2, 2001. Hal 75 – 83.

Margian, Wolf. 1988. General Ecology. Saunders College Pub. New York.

Riberu, Paskalis. 2002. Pembelajaran Ekologi . Jurnal Pendidikan Penabur – No.01 /

Th.I / Maret 2002.

Setiono, Djoko. 1999. Keberadaan Taman Nasional Baluran Terancam Acacia

 Nilotica (Akasia Duri). Jurnal Nasional Taman Baluran Vol 5 No 14, 1999. Hal 45 – 

58.