104
DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN LAMUN Enhalus acoroides DAN Cymodocea serrulata DI PULAU PARANG, KARIMUNJAWA S K R I P S I Oleh: PRATIWI MEGAH SUNDARI 260 201 151 401 02 DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2019

DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA

DAUN LAMUN Enhalus acoroides DAN Cymodocea serrulata

DI PULAU PARANG, KARIMUNJAWA

S K R I P S I

Oleh:

PRATIWI MEGAH SUNDARI

260 201 151 401 02

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019

Page 2: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

ii

DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA

DAUN LAMUN Enhalus acoroides DAN Cymodocea serrulata

DI PULAU PARANG, KARIMUNJAWA

Oleh:

PRATIWI MEGAH SUNDARI

260 201 151 401 02

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Derajat Sarjana S1 pada Departemen Ilmu Kelautan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Diponegoro

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019

Page 3: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

iii

Page 4: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

iv

Page 5: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

v

Page 6: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

vi

RINGKASAN

Pratiwi Megah Sundari. 260 201 151 401 02. Distribusi dan Keanekaragaman

Perifiton pada Daun Lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata di Pulau

Parang, Karimunjawa. (Pembimbing : Raden Ario dan Ita Riniatsih.)

Padang lamun merupakan ekosistem penunjang bagi biota yang hidup di laut

dangkal dan padang lamun memiliki peranan penting di perairan sehingga

kelestariannya perlu dijaga, jika ekosistem ini rusak maka produktivitas perairan akan

menurun. Keanekaragaman jenis lamun dan struktur morfologi yang cukup besar

memungkinkan ditumbuhi perifiton. Perifiton dapat meningkatkan produktivitas

primer dan membantu proses dekomposisi lamun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan perifiton, distribusi

perifiton dan hubungan kerapatan lamun terhadap kelimpahan perifiton di Pulau

Parang, Karimunjawa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 di Stasiun

1 (Batu Hitam), Stasiun 2 (Batu Merah), dan Stasiun 3 (Pelabuhan).

Penelitian ini menggunakan metode survei dan penentuan lokasi dipilih dengan

menggunakan metode purposive sampling, sedangkan metode pengambilan data lamun

melalui metode line transect quadrant dimana metode ini mengacu pada metode

seagrasswatch. Pengambilan daun lamun untuk pengamatan perifiton menggunakan

metode sapuan daun yang selanjutnya diamati dengan menggunakan metode sensus

yaitu pengamatan total dengan alat sedgwick rafter counting chamber.

Nilai kelimpahan perifiton pada daun lamun Enhalus acoroides di Stasiun 1,

Stasiun 2, dan Stasiun 3 berturut – turut sebesar 2654 sel/cm2, 2831 sel/cm2, 1435

sel/cm2. Sedangkan kelimpahan perifiton pada daun lamun Cymodocea serrulata di

Stasiun 1, Stasiun 2, dan Stasiun 3 berturut – turut sebesar 0 sel/cm2, 2376 sel/cm2,

2890 sel/cm2. Kelimpahan tertinggi perifiton terdapat pada jenis lamun Enhalus

acoroides, hal ini diduga karena Enhalus acoroides mempunyai penampang daun yang

lebih lebar dan umur jaringan makrofil yang lebih lama. Perifiton yang mendominasi

di Pulau Parang berasal dari Kelas Bacillariophyceae, hal ini dikarenakan kelas ini

memiliki kemampuan melekat pada substrat yang baik. Berdasarkan perhitungan

Indeks Morisita maka diketahui bahwa sebaran perifiton di Pulau Parang adalah

mengelompok. Kelimpahan perifiton dengan kerapatan lamun di Pulau Parang

memiliki hubungan cukup erat.

Kata Kunci : Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Kelimpahan Perifiton, Pulau

Parang, Sruktur Komunitas.

Page 7: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

vii

SUMMARY

Pratiwi Megah Sundari. 260 201 151 401 02. Distribution and Variety of Periphyton

on Seagrass Leaves Enhalus acoroides and Cymodocea serrulata in Parang Island,

Karimunjawa. (Advisors : Raden Ario dan Ita Riniatsih.)

Seagrass fields are a supporting ecosystem for biota that live in shallow seas

and seagrass fields have important roles in the waters, so their sustainability needs to

be maintained, if this ecosystem is damaged then the productivity of the waters will

decrease. The variety of seagrass types and the large morphological structure allows

periphyton to be grown. Periphyton can increase primary productivity and help the

decomposition process of seagrass.

This research aims to determine the periphyton abundance, periphyton

distribution and seagrass density relationship towards periphyton abundance in Parang

Island, Karimunjawa. This research was conducted on October 2018 in Station 1 (Batu

Hitam), Station 2 (Batu Merah), and Station 3 (Port).

Survey method and the determination of location were selected with the

purposive sampling method, while the seagrass data collection method was using the

line transect quadrant method where this method refers to the seagrasswatch method.

The taking of seagrass leaf for periphyton observation used leaf drainage method was

then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter

counting chamber.

Periphyton abundance value on seagrass leaves of Enhalus acoroides in Station

1, Station 2, and Station 3 are respectively 2654 sel / cm2, 2831 sel / cm2, sel / cm2.

While periphyton abundance in seagrass leaves Cymodocea serrulata in Station 1,

Station 2, and Station 3 are 0 sel / cm2, 2376 sel / cm2, 2890 sel / cm2 respectively. The

highest abundance of periphyton is in the type of seagrass Enhalus acoroides, this is

presumably because Enhalus acoroides has a wider leaf section and longer age of

macrophilic system. Perifiton that dominates in Parang Island comes from Class

Bacillariophyceae, this is because this class has the ability to attach to a good substrate.

Based on the calculation of the Morisita Index, it is known that the periphyton

distribution in Parang Island is group and distributed. Periphyton abundance with

seagrass density in Parang Island has a strong relationship.

Keywords : Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Perifiton Abundance, Parang

Island, Community Structure.

Page 8: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul "Distribusi dan Keanekaragaman Perifiton pada Daun Lamun Enhalus

acoroides dan Cymodocea serrulata di Pulau Parang Karimunjawa". Pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

a) Ir. Raden Ario, M.Sc dan Ir. Ita Riniatsih, M.Si selaku pembimbing dalam

pelaksanaan dan penulisan skripsi

b) Dr. Ir. Widinianingsih, M. Sc dan Dr. Rudhi Pribadi selaku dosen penguji dalam

pelaksanaan siding akhir.

c) Dra. Nirwani Soenardjo, M.Si selaku dosen wali atas bimbingan selama

perkuliahan

d) Bapak Sigit Joko Susilo dan Ibu Harsih selaku orang tua dan Ririh Megah Safitri

selaku kakak yang sudah memberikan dukungan.

e) Semua pihak yang telah mendukung dan membantu menyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk

perbaikan demi kesempurnaannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan

Ilmu Kelautan.

Semarang, 26 Maret 2019

Penulis

Page 9: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................................... v

RINGKASAN ...................................................................................................... vi

SUMMARY ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................ 1

1.2. Pendekatan Masalah ................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... 4

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Lamun ....................................................................... 5

2.2. Jenis Lamun Yang Ditemukan di Pulau Parang ....................... 6

2.2.1. Thalassia hemprichii ................................................ 6

2.2.2. Enhalus acoroides .................................................... 7

2.2.3. Cymodocea serrulata ............................................... 8

2.2.4. Halodule uninervis ................................................... 9

2.2.5. Syringodium isoetifolium ......................................... 9

2.3. Fungsi Ekosistem Padang Lamun ............................................. 10

2.4. Ekologi Perifiton ........................................................................ 11

2.4.1. Struktur Komunitas Perifiton ................................... 11

2.4.2. Hubungan Perifiton Dengan Lamun........................ 12

2.4.3. Indeks Ekologi Perifiton .......................................... 14

2.4.4. Distribusi Perifiton ................................................... 15

2.5. Faktor Lingkungan Terhadap Komunitas Perifiton ................. 16

Page 10: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

x

2.5.1. Suhu ........................................................................... 16

2.5.2. Kecerahan .................................................................. 16

2.5.3. Kekeruhan ................................................................. 17

2.5.4. Kecepatan Arus ......................................................... 17

2.5.5. Derajat Keasaman ..................................................... 18

2.5.6. Oksigen Terlarut ....................................................... 18

2.5.7. Salinitas ..................................................................... 19

2.5.8. Nutrien dan Fosfat .................................................... 19

2.6. Kondisi Padang Lamun .............................................................. 19

2.6.1. Tutupan Lamun ......................................................... 20

2.6.2. Kerapatan Lamun ..................................................... 20

III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi Penelitian ....................................................................... 21

3.1.1. Alat Penelitian .......................................................... 20

3.1.2. Bahan Penelitian ....................................................... 21

3.2. Metode Penelitian ...................................................................... 22

3.3. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 23

3.3.1. Penentuan Stasiun .................................................... 23

3.3.2. Metode Pengambilan Data Lamun .......................... 24

3.3.3. Pengambilan Sampel Lamun ................................... 24

3.3.4. Pengambilan Sampel Perifiton................................. 25

3.3.5. Pengamatan dan Identifikasi Perifiton .................... 25

3.4. Analisa Data .............................................................................. 26

3.4.1. Analisa Data Lamun ................................................ 26

3.4.2. Perhitungan Perifiton ................................................ 29

3.5. Pengolahan Data ........................................................................ 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil ............................................................................................ 33

4.1.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian ................................ 33

4.1.2. Komposisi Lamun ......................................................... 34

4.1.3. Tingkat Kerapatan Lamun ............................................ 36

4.1.4. Presentase Tutupan Lamun ........................................... 37

4.1.5. Indeks Ekologi ............................................................. 38

4.1.6. Komposisi Perifiton ...................................................... 38

4.1.7. Kelimpahan Perifiton .................................................... 42

4.1.8. Struktur Komunitas Perifiton ....................................... 44

4.1.9. Distribusi Perifiton ........................................................ 46

4.1.10. Hubungan Kelimpahan Perifiton dengan Kerapatan

Lamun ............................................................................ 57

4.1.11. Parameter Perairan Pulau Parang ................................. 68

4.2. Pembahasan ................................................................................ 59

4.2.1. Kerapatan Lamun ......................................................... 59

Page 11: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

xi

4.2.2. Kelimpahan Perifiton Berdasarkan Jenis Lamun ........ 60

4.2.3. Pola Sebaran Perifiton................................................... 64

4.2.4. Hubungan Kelimpahan Perifiton Terhadap Kerapatan

Lamun ............................................................................ 67

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................. 69

5.2. Saran ............................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70

LAMPIRAN .................................................................................................. 75

Page 12: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Status Padang Lamun .............................................................................. 20

2. Skala Kondisi Padang Lamun Berdasarkan Kerapatan ......................... 27

3. Alat Penelitian .......................................................................................... 21

4. Bahan Penelitian ...................................................................................... 22

5. Kehadiran Jenis Lamun .......................................................................... 34

6. Presentase Penutupan Lamun .................................................................. 37

7. Indeks Ekologi Lamun............................................................................. 38

8. Kehadiran Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides ............................ 39

9. Kehadiran Perifiton pada Lamun Cymodocea serrulata ....................... 40

10. Indeks Ekologi Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides .................... 46

11. Indeks Ekologi Perifiton pada Lamun Cymodocea serrulata ............... 47

12. Sebaran Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides ................................ 48

13. Sebaran Perifiton pada Lamun Cymodocea serrulata ........................... 49

14. Parameter Kondisi Perairan ..................................................................... 60

Page 13: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Morfologi Lamun ..................................................................................... 5

2. Thalassia hemprichii ............................................................................... 7

3. Enhalus acoroides.................................................................................... 8

4. Cymodocea serrulata ............................................................................... 8

5. Halodule uninervis ................................................................................... 9

6. Syringodium isoetifolium ......................................................................... 9

7. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................. 23

8. Line Transek Metode Seagrasswatch ..................................................... 24

9. Komposisi Jenis Lamun ......................................................................... 35

10. Tingkat Kerapatan Lamun ....................................................................... 36

11. Perbandingan Komposisi Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides dan

Cymodocea serrulata di Pulau Parang ................................................... 41

12. Kelimpahan Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides di Stasiun 1 .... 43

13. Kelimpahan Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides di Stasiun 2 .... 43

14. Kelimpahan Perifiton pada Lamun Cymodocea serrulata di Stasiun 2 44

15. Kelimpahan Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides di Stasiun 3 .... 44

16. Kelimpahan Perifiton pada Lamun Cymodocea serrulata di Stasiun 3 44

17. Kelimpahan Total Perifiton pada Daun Lamun Enhalus acoroides ..... 45

18. Kelimpahan Total Perifiton pada Daun Lamun Cymodocea serrulata 45

19. Indeks Ekologi Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides dan

Cymodocea serrulata ............................................................................... 46

20. Perbandingan Indeks Ekologi Perifiton pada Enhalus acoroides dan

Cymodocea serrulata ............................................................................... 47

21. Peta Sebaran Perifiton Kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae,

Zooplankton di Daun Lamun Enhalus acoroides Stasiun 1.................. 50

22. Peta Sebaran Perifiton Kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae,

Page 14: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

xiv

Zooplankton di Daun Lamun Enhalus acoroides Stasiun 2.................. 52

23. Peta Sebaran Perifiton Kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae,

Dinophyceae, Zooplankton di Daun Lamun Enhalus acoroides

Stasiun 3 .................................................................................................. 53

24. Peta Sebaran Perifiton Kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae,

Dinophyceae, Zooplankton di Daun Lamun Cymodocea serrulata

Stasiun 2 .................................................................................................. 55

25. Peta Sebaran Perifiton Kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae,

Dinophyceae, Zooplankton di Daun Lamun Cymodocea serrulata

Stasiun 3 .................................................................................................. 58

26. Hasil Analisa Hubungan Kelimpahan Perifiton dengan

Kerapatan Lamun pada Lamun Enhalus acoroides ............................... 59

27. Hasil Analisa Hubungan Kelimpahan Perifiton dengan

Kerapatan Lamun pada Lamun Cymodocea serrulata .......................... 59

Page 15: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Data Tingkat Kerapatan Lamun .............................................................. 75

2. Data Kelimpahan Perifiton pada Daun Lamun Enhalus acoroides ...... 76

3. Data Kelimpahan Perifiton pada Daun Lamun Cymodocea serrulata . 77

4. Hasil Indeks Penyebaran Morisita .......................................................... 78

5. Dokumentasi Lapangan ........................................................................... 83

6. Hasil Uji Nitrat Fosfat ............................................................................. 84

7. Hasil Uji Statistika Non Parametrtik Median......................................... 85

8. Hasil Uji Ukuran Butir Sedimen ............................................................. 87

9. Riwayat Hidup ......................................................................................... 89

Page 16: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

1

I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup terendam dalam

kolom air dan berkembang dengan baik di perairan laut dangkal. Ekosistem lamun

merupakan salah satu ekosistem bahari yang paling produktif, sehingga dapat

mendukung potensi sumberdaya yang tinggi pula (Agardi, 2003). Fungsi ekologis dari

padang lamun adalah sumber utama produktivitas primer, sumber makanan bagi

organisme dalam bentuk detritus, menstabilkan dasar perairan dengan sistem

perakarannya yang dapat menangkap sedimen (trapping sediment), tempat berlindung

bagi biota laut, tempat perkembangbiakan (spawning ground), pengasuhan (nursery

ground), serta sumber makanan (feeding ground) bagi biota-biota perairan laut,

pelindung pantai dengan cara meredam arus, penghasil oksigen dan mereduksi CO2 di

dasar perairan.

Keanekaragaman jenis lamun yang tinggi serta struktur morfologi daun dari

beberapa jenis lamun yang berukuran cukup besar memungkinkan untuk ditumbuhi

perifiton. Perifiton memberikan banyak manfaat, baik bagi lamun maupun

ekosistemnya sendiri. Selain itu, perifiton yang ditemukan pada permukaan daun

lamun menyebabkan produktivitas primer ekosistem lamun menjadi tinggi. Perifiton

adalah bagian dari trofic level. Biomassa yang terbentuk merupakan sumber makanan

alami bagi biota air yang lebih tinggi yaitu zooplankton, juvenil udang, moluska dan

ikan (Klumpp et al., 1992 dalam Zulkifli, 2000). Sehingga diperlukan penelitian

Page 17: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

2

mengenai organisme perifiton ini yang memiliki peranan penting dalam ekosistem

perairan laut dangkal. Berbagai upaya harus dilakukan demi menjaga kelestarian

perifiton yaitu dengan menjaga substratnya yang salah satunya adalah lamun, karena

perkembangan perifiton juga tergantung pada kondisi substratnya.

Pulau Parang merupakan pulau yang berada di wilayah administratif Kecamatan

Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pulau Parang berada di sebelah barat

Pulau Karimunjawa. Secara geografis Pulau Parang terletak pada 05° 44' 36'' LS dan

110° 14' 34'' BT. Pulau ini dihuni oleh penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai

nelayan tangkap. Pulau Parang memiliki tiga ekosistem laut yaitu ekosistem mangrove,

ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang. Ketiga ekosistem ini memiliki

peran dalam eksistensi keberadaan ekosistem tersebut maupun kehidupan sekitarnya.

Penelitian mengenai perifiton yang hidup pada daun lamun Enhalus acoroides

dan Cymodocea serulatta di Pulau Parang masih sedikit dilakukan, sehingga

diperlukan penelitian secara ilmiah mengenai distribusi dan keanekaragaman perifiton

pada daun lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata di Pulau Parang,

Karimunjawa.

1. 2. Pendekatan Masalah

Kondisi padang lamun sangat menentukan kondisi perifiton sehingga pada

kondisi lamun yang baik atau subur merupakan tempat yang layak untuk penempelan

perifiton. Aktivitas yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem lamun berupa

aktivitas antropogenik seperti penangkapan ikan, keberadaan permukiman, kapal

Page 18: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

3

nelayan, dan aktivitas lain yang akan menyebabkan gangguan maupun kerusakan pada

lamun sehingga mempengaruhi penempelan perifiton pada lamun (Herlina, 2018).

Terdapat lima jenis lamun yang ditemukan di Pulau Parang antara lain Enhalus

acoroides, Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, dan

Syringodium isoetifolium. Perifiton yang menempel pada lamun memiliki peluang

dominan jenis yang berbeda-beda tergantung pada jenis lamun yang menjadi media

penempelannya (Alhanif, 1996). Kedua jenis lamun yang akan diteliti adalah Enhalus

acoroides dan Cymodocea serrulata. Hal ini dikarenakan Enhalus acoroides memiliki

morfologi berbeda seperti luas penampang daun yang lebih lebar dibandingkan

Cymodocea serrulata, serta jenis ini banyak ditemukan di wilayah ini. Perifiton sebagai

organisme yang berasosiasi terhadap komunitas lamun memiliki fungsi sebagai

indikasi kesuburan lamun. Namun sejauh ini belum dilakukan kajian terkait dengan

komunitas perifiton yang dapat dijadikan sebagai data untuk melihat nilai kesuburan

lamun.

1. 3. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a) Kelimpahan perifiton pada daun lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea

serrulata di Pulau Parang.

b) Pola distribusi perifiton pada daun lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea

serrulata di Pulau Parang.

c) Hubungan kerapatan lamun terhadap kelimpahan perifiton di Pulau Parang.

Page 19: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

4

1. 4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai keanekaragaman perifiton

dan distribusi perifiton pada jenis lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata

di Pulau Parang, Karimunjawa. Penelitian ini dapat mengetahui hubungan kelimpahan

perifiton dengan kerapatan lamun yang akan menggambarkan mengenai peranan lamun

sebagai tempat penempelan perifiton.

1. 5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018, di perairan Pulau Parang,

Karimunjawa. Penelitian langsung dilakukan di lapangan dengan melihat keadaan

sekitar. Identifikasi sampel perifiton dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Ilmu

Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNDIP. Sedangkan analisis butir sedimen dilakukan di

Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik, UNDIP.

Page 20: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Lamun

Lamun adalah tumbuhan berbunga atau disebut Angiospermae yang tumbuh

mencolok dan sering merupakan komponen utama yang dominan di lingkungan pesisir

(Tomascik et al., 1997). Tumbuhan lamun terdiri dari rhizoma yang mampu menahan

hempasan ombak dan arus. Rhizoma tumbuh terbenam dan menjalar dalam substrat

pasir, lumpur, dan pecahan karang (Azkab, 2006). Akar pada tumbuhan lamun

mempunyai fungsi sebagai jangkar dan penyerapan nutrien dari substrat (Philips dan

Menez, 1988). Akar dan rhizomanya yang melekat kuat pada sedimen dapat

menstabilkan dan mengikat sedimen, daun-daunnya dapat menghambat gerakan arus

dan ombak yang dapat mempengaruhi terjadinya sedimentasi (Ira, 2011).

Gambar 1. Morfologi Lamun. (Seagrasswatch.com)

Page 21: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

6

Lamun memiliki beberapa sifat yang memungkinkannya hidup di lingkungan

laut, yaitu mampu hidup di media air asin, mampu hidup dalam keadaan terbenam

dalam air, mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang, mampu

melaksanakan penyerbukan dalam air dan daur generatif (Den Hartog, 1970).

Terdapat perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antar jenis lamun

yang dapat digunakan dalam kajian taksonomi lamun (Tuwo, 2011). Lamun memiliki

sistem perakaran yang nyata, memiliki dedaunan, sistem transportasi internal untuk gas

dan nutrien, serta kutikula yang berfungsi dalam pertukaran gas. Akar pada tumbuhan

lamun tidak berfungsi penting dalam pengambilan air karena daun dapat menyerap

nutrien dan melakukan fiksasi nitrogen melalui tudung akar. Kemudian untuk menjaga

agar tetap mengapung di kolom air, tumbuhan lamun dilengkapi dengan saluran udara

(Dahuri et al., 2003).

2.2. Jenis – jenis lamun yang ditemukan di Pulau Parang

Beberapa jenis lamun yang terdapat di perairan Pulau Parang sebagai berikut :

2.2.1. Thalassia hemprichii

Thalassia hemprichii (Gambar 2) memiliki bentuk daun seperti selendang (strap-

like) yang muncul dari stem yang tegak lurus dan penutup penuh oleh sarung daun (leaf

sheath). Ujung daun tumpul dan bergerigi tajam. Rhizoma tebal dengan node scar yang

jelas, biasanya berbentuk segitiga dengan Ieaf sheath yang keras (Waycott et al., 2004).

Daun berbentuk pita, terdapat sepuluh sampai tujuh belas tulang-tulang daun yang

membujur, pada helaian daun terdapat ruji-ruji hitam yang pendek, ujung daunnya

Page 22: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

7

membulat, tidak terdapat ligula, tumbuh didaerah substrat berpasir dan berlumpur, dan

kadang-kadang di terumbu karang (Den Hartog, 1970).

Gambar 2. Thalassia hemprichii (Seagrasswatch.com)

2.2.2. Enhalus acoroides

Enhalus acoroides (Gambar 3) merupakan tanaman yang kuat, memiliki daun

yang panjang dengan permukaan halus dan memiliki rhizoma tebal. Terdapat bunga

besar dari bawah daun. Lamun ini di temukan sepanjang Indo - Pasifik barat di daerah

tropis (Waycott et al., 2004). Lamun jenis ini memiliki rhizoma (batang) tertanam di

dalam substrat, ujung daun bulat dan terdapat serat-serat kecil menonjol pada waktu

muda, tepi daun seluruhnya jelas, bentuk garis tepi daunnya seperti melilit, dan

mempunyai daun sebanyak 3 atau 4 helai yang berasal langsung dari rhizoma. Enhalus

acoroides tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan keruh, dapat membentuk

Page 23: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

8

padang lamun spesies tunggal atau mendominansi komunitas padang lamun (Den

Hartog, 1970).

Gambar 3. Enhalus acoroides (Seagrasswatch.com)

2.2.3. Cymodocea serrulata

Cymodocea serrulata (Gambar 4) memiliki daun berbentuk selempang yang

melengkung dengan bagian pangkal menyempit dan ke arah ujung agak melebar.

Ujung daun yang bergerigi memiliki warna hijau atau orange pada rhizoma (Waycott

et al., 2004 dalam Nurzahraeni, 2014). Lamun jenis ini umumnya dijumpai didaerah

intertidal di dekat mangrove (Nirita, 1996 dalam Fitri, 2015).

Gambar 4. Cymodocea serrulata (Seagrasswatch.com)

Page 24: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

9

2.2.4. Halodule uninervis

Halodule uninervis (Gambar 5) memiliki ujung daun yang berbentuk trisula dan

runcing, terdiri dari 1-3 urat halus yang jelas kelihatan, memiliki sarung serat dan

rhizoma biasanya berwarna putih dengan serat-serat berwarna hitam kecil pada nodes

nya. Lebar dan panjang daunnya masing-masing 0.2 - 4 mm dan 5 - 25 cm. Lamun di

sepanjang Indo Pasifik barat di daerah tropis dan sangat umum di daerah intertidal

(Waycott et al., 2004).

Gambar 5. Halodule uninervis (Seagrasswatch.com)

2.2.5. Syringodium isoetifolium

Syringodium isoetifolium (Gambar 6) memiliki bentuk daun yang silinder dan

terdapat rongga udara di dalamnya. Daun dapat mengapung di permukaan dengan

mudah. Ditemukan di Indo-Pasifik Barat di seluruh daerah tropis (Waycott et al.,

2004).

Gambar 6. Syringodium isoetifolium (Seagrasswatch.com)

Page 25: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

10

2.3. Fungsi Ekosistem Padang Lamun

Padang lamun secara ekologis mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah

pesisir dan laut, yaitu : (a) Sebagai produsen primer ; (b) Sebagai penangkap sedimen

; (c) Sebagai habitat biota laut ; (d) Sebagai pendaur nutrient.

Lamun berfungsi sebagai produsen primer karena mampu memfiksasi sejumlah

karbon organik dan sebagian besar memasuki rantai makanan, baik melalui

pemangsaan langsung oleh herbivora maupun melalui dekomposisi sebagai serasah.

Lamun juga memberikan sumbangan terhadap produktivitas terumbu karang. Serasah

yang diproduksi oleh lamun dapat membantu meningkatkan kelimpahan fitoplankton

dan zooplankton. Proses dekomposisi menghasilkan materi yang langsung dapat

dikonsumsi oleh fauna bentik, sedangkan partikel-partikel serasah di dalam air

merupakan makanan invertebrata penyaring (filter feeder). Hewan tersebut akan

menjadi mangsa dari karnivora yang terdiri dari berbagi jenis ikan dan invertebrata

(Hutomo dan Azkab, 1987).

Lamun dapat mengikat sedimen dan menstabilkan substrat lunak dengan sistem

perakaran yang padat dan saling menyilang. Daun lamun yang lebat akan

memperlambat aliran air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan di

sekitarnya menjadi tenang (Bengen, 2001).

Padang lamun memiliki suatu peranan penting dalam stabilisasi substrat dan

melindungi dasar perairan dari erosi. Rimpang dan akar lamun dapat menahan dan

mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar perairan.

Dengan demikian ekosistem ini bertindak sebagai pencegah erosi dan penangkap

sedimen (Nybakken, 1992).

Page 26: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

11

Lamun berperan sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan

memijah bagi beberapa jenis biota laut. Lamun dapat dimakan langsung oleh

organisme avertebrata seperti bulu babi serta berbagai jenis ikan dari family Scaridae

dan Acanthuridae. Selain itu lamun juga dapat dimakan oleh penyu dan duyung

(Azkab, 2006). Komunitas flora dan fauna di daerah lamun mempunyai komposisi

yang khas. Daunnya mendukung sejumlah besar organisme perifiton dengan suatu

substrat yang cocok untuk penempelan (Azkab, 2000).

Lamun dapat menyerap karbon dari air melalui daun dan dari sedimen melalui

akar (Phillips, 1988). Fosfat yang diserap oleh daun-daun lamun dapat bergerak

sepanjang helai daun. Fosfat diserap oleh akar lamun dari celah-celah sedimen,

kemudian dialirkan ke daun dan selanjutnya dipindahkan ke perairan sekitarnya. Zat

hara tersebut secara potensial dapat dipergunakan oleh perifiton apabila berada dalam

medium yang miskin fosfat (Zulkifli, 2003).

2.4. Perifiton

2.4.1. Strukur Komunitas Perifiton

Perifiton merupakan sekelompok organisme yang hidup menempel pada benda

atau pada permukaan tumbuhan air yang terendam; tidak menembus subtrat; diam atau

bergerak dipermukaan substrat tersebut. Perifiton juga bisa disebut sebagai mikro-

ekosistem yang terdiri dari matriks mucopolysaccharide kompleks dengan

mikroorganisme autotrofik dan heterotrofik, serta memiliki kemampuan alami untuk

merespons dan memulihkan diri dari stres (Sabater et al., 2007),. Keberadaan

fitoperifiton yang menempel pada daun lamun diduga sebagai faktor penunjang

Page 27: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

12

produktivitas primer kawasan lamun (Apriliana et al., 2014). Dalam suatu perairan,

perifiton lebih berperan sebagai produsen daripada fitoplankton. Hal ini disebabkan

karena fitoplankton akan selalu terbawa arus, sedangkan perifiton relatif tetap pada

tempat hidupnya (Graham dan Wilcox, 2000).

Menurut Wetzel (1982), perifiton terdiri dari mikroflora yang tumbuh pada

semua substrat di bawah permukaan air. Umumnya perifiton di perairan terdiri dari

diatom (Bacillariophyceae), alga biru berfilamen (Cyanophyceae), alga hijau

berfilamen (Chlorophyceae), Dinophyeae, protozoa, dan rotifera (tidak banyak pada

perairan tidak tercemar), serta beberapa jenis serangga.

Berdasarkan tipe substrat tempat menempelnya perifiton, Allan dan Castillo

(2007) mengkategorikan sebagai berikut:

1) Epifitik, menempel pada permukaan tumbuhan,

2) Epipelik, menempel pada permukaan sedimen,

3) Epilitik, menempel pada permukaan batuan,

4) Epizooik, menempel pada permukaan hewan,

5) Epipsammik, hidup dan bergerak diantara butir-butir pasir.

Indeks keanekaragaman merupakan suatu pernyataan atau penggambaran secara

matematik yang melukiskan struktur kehidupan organisme dan memberikan informasi

mengenai jenis dan jumlah organisme. Semakin banyak organisme yang terdapat dalam

suatu area, maka semakin besar nilai keanekaragaman yang juga sangat tergantung

pada jumlah total individu masing-masing jenis. Perhitungan indeks keanekaragaman

dilakukan menggunakan indeks Shannon-wiener. Dalam menentukan nilai

Page 28: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

13

keanekaragaman dibagi menjadi 3 kategori yakni: keanekaragaman kecil,

keanekaragaman sedang, dan keanekaragaman tinggi (Alhanif, 1996).

Keseragaman menunjukkan komposisi individu dari spesies yang terdapat dalam

suatu komunitas, dimana akan terjadi dominasi spesies dalam suatu komunitas bila

keseragaman mendekati minimum dan sebaliknya suatu komunitas akan relatif mantap

apabila keseragaman mendekati maksimum (Brower et al., 1990).

Dominansi menunjukkan ada tidaknya suatu jenis individu yang mendominasi

dalam suatu komunitas, dimana jenis yang mendominasi cenderung mengendalikan

komunitas (Simpson, 1984).

Menurut Alhanif (1996), proses analisis distribusi komunitas perifiton dilakukan

menggunakan rumus indeks sebaran Morisita sehingga dapat ditentukan kedalam tiga

jenis sebaran yaitu acak, mengelompok, dan seragam. Zonasi atau sebaran komunitas

perifiton umumnya hidup pada tiga zona : (a) Zona eulitoral yaitu daerah yang masih

terpengaruh oleh gelombang pasang surut dengan kondisi lingkungan yang berubah-

ubah. ; (b) Zona sublitoral yaitu zona yang masih terpengaruh oleh cahaya matahari

dan memiliki komunitas biota yang paling tinggi keanekaragamannya. ; (c) Zona

sublitoral bawah yaitu zona yang masih mengalami pengaruh cahaya matahari namun

sudah sedikit meredup pada zona ini komunitas perifiton secara kuantitatif mengalami

penurunan.

2.4.2. Hubungan perifiton dengan lamun

Perkembangan perifiton menuju kemantapan komunitasnya sangat ditentukan

oleh kondisi keberadaan substrat. Substrat dari benda hidup sering bersifat sementara

karena adanya proses pertumbuhan dan kematian. Setiap saat pada substrat hidup akan

Page 29: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

14

terjadi perubahan lingkungan sebagai akibat dari respirasi dan asimilasi, sehingga

mempengaruhi komunitas perifiton. Biomassa perifiton yang terbentuk merupakan

sumber makanan alami biota air yang lebih tinggi yaitu zooplankton, juvenil udang,

moluska dan ikan (Klumpp et al., 1992 dalam Zulkifli, 2003).

Perkembangan perifiton dapat dipandang sebagai proses akumulasi, yaitu proses

peningkatan biomassa dengan bertambahnya waktu. Akumulasi merupakan hasil

kolonialisasi dengan proses biologi yang menyertainya dan berinteraksi dengan faktor

fisika-kimia perairan (Borowitzka dan Lethbridge, 1989 dalam Zulkifli, 2003).

Menurut Osborn (1983), proses kolonialisasi merupakan pembentukan koloni

perifiton pada substrat yang berlangsung segera setelah pengkoloni menempel pada

substrat. Tipe substrat sangat menentukan proses kolonialisasi dan komposisi perifiton,

hal ini berkaitan erat dengan kemampuan dan alat penempelnya. Kemampuan perifiton

menempel pada substrat menentukan eksistensinya terhadap pencucian oleh arus atau

gelombang yang dapat memusnahkannya.

Untuk menempel pada substrat, perifiton mempunyai berbagai alat penempel,

yaitu : (a) Rhizoid, seperti pada Oedogonium dan Ulothrix ; (b) Tangkai bergelatin

panjang atau pendek, seperti pada Cymbella, Gomphonema dan Achnanthes ; (c)

Bantalan gelatin berbentuk setengah bulatan (sphaerical) yang diperkuat dengan kapur

atau tidak, seperti pada Rivularia, Chaetophora dan Ophyrydium.

Komposisi perifiton pada daun lamun sangat dipengaruhi oleh morfologi, umur

dan letak atau tempat hidup lamunnya. Lamun dengan tipe daun yang besar akan lebih

disukai daripada lamun yang mempunyai daun lebih kecil, karena lamun dengan

morfologi yang lebih besar (kuat) akan mempunyai kondisi substrat yang lebih stabil.

Page 30: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

15

Begitu pula dengan umur lamun, pada lamun yang lebih tua komposisi dan kepadatan

perifiton akan berbeda dengan lamun yang lebih muda karena proses penempelan dan

pembentukan koloni perifiton memerlukan waktu yang cukup lama (Russel, 1990).

Novianti et al. (2013), mengatakan bahwa salah satu organisme yang erat

kaitannya dengan tumbuhan lamun ialah perifiton. Organisme perifiton mempunyai

peranan penting dalam produktivitas perairan, karena dapat melakukan proses

fotosintesis yang dapat membentuk zat organik dari zat anorganik. Organisme ini juga

memanfaatkan nutrien yang ada di ekosistem lamun.

Perifiton berfungsi sebagai organisme yang turut membantu lamun dalam fiksasi

bahan organik berupa nitrogen di air. Namun jika kondisinya terlalu banyak (blooming)

dapat mengakibatkan tekanan pada komunitas lamun. Lamun dapat tertekan oleh

perifiton sebagai akibat dari pengkayaan nutrien, mengakibatkan kemunduran

ekosistem padang lamun. Perifiton mengurangi tingkat fotosintesis makrofita dengan

menghalangi cahaya yang ada dan tingkat difusi karbon anorganik (Wibowo et al.,

2014).

2.5. Faktor lingkungan terhadap komunitas perifiton

2.5.1. Suhu

Kenaikan suhu akan memengaruhi kecepatan metabolisme dan respirasi

organisme air yang selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Suhu

optimum bervariasi pada masing-masing jenis fitoplankton. Perbedaan tersebut

dipengaruhi oleh adanya intensitas cahaya dan konsentrasi nutrient. Bagi lamun, suhu

memengaruhi proses-proses fisiologi seperti fotosintesis, laju respirasi, pertumbuhan,

Page 31: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

16

dan reproduksi. Suhu akan memengaruhi keberadaan fitoplankton di suatu tempat.

Adanya fluktuasi suhu akan menyebabkan turunnya kelimpahan kelompok

fitoplankton. Alga dari filum Chlorophyta dan diatom akan tumbuh baik pada kisaran

suhu berturut-turut 30°C - 35°C dan 20°C - 30°C, dan filum Cyanophyta dapat

bertoleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi (di atas 30°C) (Effendi 2003).

2.5.2. Kecerahan

Kecerahan adalah kondisi perairan yang menggambarkan sifat optik air yang

ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan -

bahan yang terdapat didalam air. Kecerahan disebabkan oleh adanya bahan organik dan

bahan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus) atau

yang berupa plankton dan mikroorganisme lain (Davis dan Cornwell, 1991 dalam

Effendi, 2003).

Intensitas cahaya matahari sangat memengaruhi biomassa dan pertumbuhan

perifiton. Pada perairan yang memiliki tingkat kecerahan yang tinggi sangat

mendukung proses fotosintesis perifiton untuk menghasilkan senyawa pertumbuhan

(Mardiyana et al., 2014).

2.5.3. Kekeruhan

Kekeruhan dapat disebabkan oleh adanya partikel-partikel tersuspensi, zat-zat

koloid, bahan-bahan organik, jasad renik yang melayang dalam kolom air. Lamun

dapat menurunkan kekeruhan air karena mampu meredam atau mengurangi kecepatan

arus yang melalui padang lamun, akibatnya partikel tersuspensi di kolom air akan jatuh

ke dasar perairan (Hamid, 1996).

Page 32: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

17

2.5.4. Kecepatan Arus

Pertumbuhan dan kehidupan padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus

perairan. Pada ekosistem padang lamun, arus menentukan tingginya produksi primer

melalui penyebaran unsur hara dan gas. Namun, kecepatan arus yang tinggi dapat

menyebabkan naiknya padatan tersuspensi, yang berlanjut pada reduksi penetrasi

cahaya kedalam air atau turunnya kecerahan air. Kondisi ini menyebabkan rendahnya

laju produksi tanaman (Koch, 1994 dalam Kordi, 2011).

Arus merupakan faktor yang mempengaruhi kelimpahan perifiton, paada arus

yang cukup kuat akan menghambat penempelan perifiton pada daun lamun sehingga

perifiton terbawa oleh arus. Jika kondisi arus tidak terlalu kuat akan mendukung

penempelan perfiton pada daun lamun sehingga keanekaragamannya meningkat

(Susetiono, 1994).

2.5.5. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH di lingkungan perairan laut relatif stabil dan berada pada kisaran yang

sempit, biasanya berkisar antara 7,5 - 8,4 (Nybakken, 1992). Batas toleransi organisme

perairan terhadap pH bervariasi, tergantung kepada suhu, DO, dan tingkat stadium dari

biota bersangkutan. Nilai pH dapat juga mengidentifikasi tingkat kesuburan perairan

(Widianingsih, 1991). Derajat keasaman yang baik untuk organisme atau komunitas

perifiton pada area lamun 7,5-8,4 (Nybakken, 1992).

2.5.6. Oksigen Terlarut (DO)

Menurut Kepmelh No. 51 (2004), kondisi oksigen terlarut yang layak untuk

kehidupan organisme akuatik adalah > 5 mg/L. Rendahnya nilai oksigen terlarut di

perairan diperkirakan karena kondisi panas yang cukup terik sehingga suhu perairan

Page 33: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

18

meningkat yang berpengaruh terhadap kelarutan gas oksigen di perairan. Namun masih

layak untuk kehidupan lamun karena umumnya jenis lamun yang ditemukan masih

banyak. Menurut Prakoso et al. (2015), kisaran oksigen terlarut yang baik untuk

organisme atau komunitas perifiton pada area lamun 3,5-4,4 mg/L.

2.5.7. Salinitas

Salinitas adalah jumlah semua garam dalam air setelah semua karbonat diubah

menjadi oksida-oksidanya, semua bromida dan iodida digantikan oleh klorida dan

dinyatakan dalam satuan perseribu (Effendi, 2003). Fitoplankton laut dapat

berkembang secara optimum pada salinitas 35o/oo (Millero dan Sohn, 1992 dalam

Nitajohan, 2008). Penurunan salinitas menyebabkan penurunan laju fotosintesis dan

pertumbuhan. Lamun akan hidup secara optimal pada salinitas kurang lebih 33-34 o/oo

(Nybakken, 1992). Spesies lamun mempunyai kemampuan toleransi yang berbeda-

beda terhadap salinitas, namun sebagian besar memiliki kisaran yang lebar terhadap

salinitas yaitu antara 10 – 40 ‰ (Dahuri, 2003).

2.5.8. Nutrien (Nitrat dan Fosfat)

Zat hara merupakan zat-zat yang diperlukan dan mempunyai pengaruh terhadap

proses dan perkembangan hidup organisme seperti fitoplankton, terutama zat hara

nitrat dan fosfat. Kedua zat hara ini berperan penting terhadap sel jaringan jasad hidup

organisme serta dalam proses fotosintesis (Mustofa, 2015). Nitrat merupakan faktor

penentu dari kelimpahan organisme yang melakukan fotosintesis serta berpengaruh

terhadap kondisi atau tingkat optimal bagi produktivitas perairan (Handoko et al.,

2013). Pernyataan Girsang et al., (2013), fosfat merupakan bahan makanan utama

yang digunakan semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfat

Page 34: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

19

didalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Nitrat

merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton. Nitrat

digunakan sebagai salah satu bahan pembentukan protein dan metabolisme seluler.

Ketersediaan nitrat juga menentukan perkembangan lamun di komunitasnya.

2.6. Kondisi Padang Lamun

Kondisi padang lamun dinyatakan dalam berbagai parameter ekologis, antara lain

persentase tutupan dan kerapatan lamun. Status lamun adalah tingkat kondisi pada

lamun pada suatu lokasi tertentu dalam waktu tertentu berdasarkan kriteria baku

kerusakan padang lamun menggunakan persentase luas tutupan (KEPMEN-LH, 2004).

2.6.1. Tutupan lamun

Pengamatan akan penutupan lamun, merupakan estimasi persentase luasan dalam

plot transek yang tertutupi lamun. Persentase tutupan lamun adalah proporsi luas

substrat yang ditutupi vegetasi lamun dalam satu satuan luas yang diamati tegak lurus

dari atas (Brower et al, 1990). Metode pengukuran yang digunakan untuk mengetahui

kondisi padang lamun yaitu metode transek dan petak contoh (transek plot), kriteria

penilaian metode ini berdasarkan pada KEPMEN-LH (2004). Padang lamun yang

memiliki penutupan lamun ≥ 60 maka memiliki kondisi sehat, sedangkan jika memiliki

penutupan lamun sebsar 30 – 55,9 maka memiliki kondisi kurang sehat ( Tabel 1 ).

Tabel 1. Status Padang Lamun

Kondisi Penutupan(%)

Baik Sehat ≥ 60

Rusak Kurang Sehat 30 – 55,9

Page 35: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

20

2.6.2. Kerapatan Lamun

Pengukuran kerapatan lamun dilakukan dengan menghitung jumlah individu

lamun dalam plot transek. Kerapatan lamun adalah jumlah individu lamun per satuan

luas (Brower et al, 1990). Skala kondisi padang lamun berdasarkan kerapatan ≥ 625

maka memiliki kondisi sangat rapat, sedangkan jika memiliki kerapatan < 25 maka

memiliki kondisi tidak rapat ( Tabel 2 ).

Tabel 2. Skala kondisi padang lamun berdasarkan kerapatan

Skala Kerapatan

(ind/m2)

Kondisi

5 ≥ 625 Sangat rapat

4 425 - 624 Rapat

3 225 - 424 Agak Rapat

2 25 - 224 Jarang

1 < 25 Tidak Rapat

Page 36: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

21

III. MATERI DAN METODE

3.1 Materi Penelitian

Materi yang digunakan adalah sampel perifiton pada tumbuhan lamun yang

ditemukan di perairan Pulau Parang, Karimunjawa berdasarkan 3 stasiun yang telah

ditentukan yaitu Stasiun 1 (Batu Hitam), Stasiun 2 (Batu Merah), dan Stasiun 3

(Pelabuhan). Penelitian ini mengambil data parameter perairan yang diukur secara

langsung (in situ) yaitu : Suhu, kecerahan, nitrat, fosfat, salinitas, oksigen terlarut,

kecepatan arus,dan substrat di dalam suatu perairan.

3.1.1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi refraktometer, GPS, roll

meter, transek kuadran, dll ( Tabel 3 ) :

Tabel 3. Alat yang digunakan dalam penelitian.

No Alat Spesifikasi Kegunaan

1 Transek kuadran 50 x 50 cm Pengambilan data lamun

2 Roll meter 100 m Pengukuran line transek

3 Skin dive - Pengambilan data lamun

4 Kamera - Dokumentasi lapangan

5 Alat tulis - Pencatat data

6 Termometer oC Suhu perairan

7 Refraktometer Ppt Salinitas perairan

8 Kertas pH - Pengukuran derajat keasaman

9 DO meter mg/l Oksigen terlarut perairan

10 Secchi disk Cm Kecerahan perairan

11 Kuas - Pengerikan perifiton

12 GPS - Koordinat lokasi

13 Mikroskop - Identifikasi perifiton

14 Sedgwick rafter - Penghitungan perifiton

15 Bola duga m/det Kecepatan arus

16 Buku Identifikasi - Identifikasi perifiton

Page 37: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

22

3.1.2. Bahan Penelitian Lapangan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi daun lamun, aquades,

formalin 4%, dll ( Tabel 4 ) :

Tabel 4. Bahan yang digunakan dalam penelitian.

No. Nama bahan Kegunaan

1 Daun lamun Obyek penempelan perifiton

2 Aquades Media penetrasi lamun

3 Formalin 4% Pengawetan sampel perifiton

4 Tissue Pengering alat

5 Ice Penyimpan sampel perifiton

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode survei yaitu

pengamatan langsung di lokasi penelitian. Sesuai dengan metode penelitian maka

terdapat data primer dan data sekunder. Data primer yang didapat dari penelitian ini

adalah data hasil identifikasi perifiton dan data ekosistem lamun. Sedangkan data

sekunder adalah pengukuran parameter fisika dan kimia perairan. Lokasi penelitian

ditentukan dengan menggunakan metode Purposive random sampling, dimana metode

ini menggunakan berbagai pertimbangan, dan keputusan diambil apabila peneliti telah

memperoleh unsur-unsur yang diperlukan (Sarbini, 2015). Unsur utama yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah keberadaan ekosistem lamun di perairan Pulau

Parang, Karimunjawa. Terdapat beberapa jenis lamun, diantaranya yaitu Enhalus

acoroides, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium, Cymodocea serrulata dan

Haludule uninervis.

Page 38: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

23

3.3. Pelaksanaan Penelitian

3.3.1. Penentuan Stasiun

Lokasi penelitian ini berada di Pulau Parang yang termasuk dalam wilayah

administratif Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Penelitian ini

dilakukan pada 3 lokasi yang terdapat di Pulau Parang yaitu Stasiun 1 (Batu Hitam),

Stasiun 2 (Batu Merah), dan Stasiun 3 (Pelabuhan). Secara geografis Batu Hitam

terletak pada 5043’59,1’’ LS dan 110014’24,9’’ BT, Batu Merah terletak pada

5044’49,0’’ LS dan 110014’58,8’’ BT sedangkan Pelabuhan terletak pada 5045’22,8’’

LS dan 110014’29,0’’ BT.

Gambar 7. Peta lokasi penelitian

Page 39: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

24

3.3.2. Metode Pengambilan Data Lamun

Metode yang digunakan mengacu pada metode Seagrasswatch yaitu panduan

monitoring kondisi lamun pada suatu area tertentu. Penelitian ini terbagi di 3 Stasiun

yaitu Stasiun 1 (Batu Hitam), Stasiun 2 (Batu Merah), dan Stasiun 3 (Pelabuhan).

Setiap Stasiun akan terbagi menjadi 3 substasiun. Jarak antar substasiun adalah 25

meter dan 50 meter ke arah laut seperti pada Gambar 8. Metode yang digunakan untuk

pengambilan data lamun menggunakan transek kuadran 50 cm x 50 cm. Pada masing-

masing substasiun, line transek ditarik garis sepanjang 50 m tegak lurus garis pantai

dengan setiap 5 m ditetapkan masing-masing satu transek kuadran. Pengamatan

dilakukan langsung dilapangan terhadap identifikasi spesies lamun, tegakan lamun,

persentase penutupan lamun, dan kondisi perairan yang diukur secara insitu meliputi

suhu, DO, salinitas, pH, salinitas, kecerahan, kedalaman dan substrat pada setiap

stasiun (McKenzie, 2003).

Gambar 8 . Line Transek Metode Seagrasswatch (Seagrasswatch.com)

3.3.3. Pengambilan Sampel Lamun

Pengambilan sampel lamun dilapangan dilakukan dengan menggunakan transek

yang berukuran 50 cm x 50 cm. Transek diletakkan pada titik-titik sampling lalu

Page 40: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

25

ditentukan titik koordinatnya. Sebanyak 3 helai daun lamun dari masing-masing jenis

pada setiap substasiun pengamatan di potong bagian pangkal menggunakan gunting

sepanjang 2 x 5 cm. Kemudian dilakukan perhitungan percent cover, jenis lamun,

asosiasi makroalga dan asosiasi biota di hamparan padang lamun ( Sarbini, 2015).

3.3.4. Pengambilan Sampel Perifiton

Pengambilan sampel perifiton dilakukan dengan metode sapuan (perifiton

dipisahkan dari permukaan daun lamun dengan cara sapuan menggunakan kuas).

Sampel daun lamun berukuran 2 x 5 cm yang telah digunting selanjutnya diletakkan

diatas petridisk yang berisi aquades. Kemudian dilakukan sapuan menggunakan kuas.

Sampel perifiton yang didalam petridisk dipindahkan ke botol 25 mL, ditambahkan

aquades hingga volume mencapai 25 mL dan diberi formalin 4%. Setiap sampel diberi

label sesuai substasiun selanjutnya sampel perifiton diamati dibawah mikroskop

(Sarbini, 2015).

3.3.5. Pengamatan dan Identifikasi Perifiton

Pengamatan dan identifikasi perifiton dilakukan di Laboratorium Biologi

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Diponegoro. Prosedur perhitungan

sampel perifiiton dilakukan dengan metode sensus yaitu pengamatan dilakukan secara

total pada alat sedgwick rafter counting chamber (Sarbini, 2015).

Cara perhitungan dan identifikasi perifiton dapat dilakukan sebagai berikut

(Wibowo et al., 2014):

a) Sebelum pengamatan, sampel perifiton digoncangkan dengan tujuan untuk

menghomogenkan sampel perifiton sehingga sampel yang mengendap dapat

teramati.

Page 41: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

26

b) Perifiton yang sudah terlarut di ambil menggunakan pipet tetes dan

meneteskannya pada alat sedgwick rafter counting chamber

c) Sedgwick rafter counting chamber ditutup dengan cover glass.

d) Pengamatan dan perhitungan perifiton dilakukan dengan menggunakan

Sedgewick-Rafter Counting Chamber dengan menggunakan miskroskop optik

dengan pembesaran 10-40x.

e) Identifikasi perifiton menggunakan buku Illustrations of The Marine Plankton

Of Japan (Isamu Yamaji, 1979)

3.4. Analisis Data

3.4.1 Analisis Data Lamun

1. Kerapatan jenis

Kerapatan jenis adalah jumlah individu (tegakan) persatuan luas. Kerapatan

masing-masing jenis pada setiap stasiun dihitung berdasarkan rumus menurut

Brower et al., (1990) sebagai berikut:

𝐾 = ∑𝑛𝑖

𝐴

Keterangan :

K : Kerapatan jenis (tegakan/m2)

ni : Jumlah tegakan spesies i (tegakan)

A : Luas transek kuadrat (m2)

Page 42: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

27

2. Indeks Keanekaragaman jenis Shannon-Wiener (𝐻′)

Indeks keanekaragaman digunakan untuk mengukur kelimpahan komunitas

berdasarkan jumlah jenis spesies dan jumlah individu dari setiap spesies pada

suatu lokasi. Semakin banyak jumlah spesies, maka semakin beragam

komunitasnya. Rumus Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener menurut

Brower et al., (1990) sebagai berikut:

𝐻′ = − ∑ (𝑛𝑖

𝑁) 𝑙𝑜𝑔2 (

𝑛𝑖

𝑁)

Keterangan :

H’ : Indeks keanekaragaman

ni : Jumlah individu jenis ke- i

N : Jumlah total individu

Kriteria dari indeks keanekaragaman ditentukan berdasarkan nilai yang didapat :

H < 1 : Keanekaragaman rendah

1 < H < 3 : Keanekaragaman sedang

H > 3 : Keanekaragaman tinggi

3. Indeks keseragaman (𝐸)

Indeks keseragaman digunakan untuk mengetahui seberapa besar kesamaan

penyebaran jumlah individu setiap jenis, yaitu dengan cara membandingkan

indeks keanekaragaman dengan nilai maksimumnya. Semakin seragam

penyebaran individu antara spesies maka keseimbangan ekosistem akan semakin

meningkat. Rumus indeks keseragaman menurut Brower et al., (1990) sebagai

berikut:

Page 43: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

28

𝐸 = 𝐻′

𝐻𝑚𝑎𝑥

Keterangan :

E : Indeks Keseragaman

H’ : Indeks Keanekaragaman

H’ maks : Indeks Keanekaragaman Maksimum : Log2 (S)

Nilai Indeks keseragaman berkisar antara 0-1, dengan kategori sebagai berikut :

E < 0,4 : Keseragaman rendah

0,4 < E < 0,6 : Keseragaman sedang

E > 0,6 : Keseragaman tinggi

4. Indeks Dominan Simpson (D)

Dominansi dinyatakan dalam indeks dominansi Simpson (Brower et al.,

1990):

𝐷 = ∑(𝑛𝑖

𝑁)2

Keterangan :

D : Indeks dominansi

ni : Jumlah individu spesies ke-i

N : Jumlah total individu

Kriteria dari indeks dominansi ditentukan berdasarkan nilai yang didapat :

0 < C < 0,5 : Tidak ada jenis yang mendominansi

0,5 < C ≤ 1,0 : Terdapat jenis yang mendominansi

Page 44: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

29

3.4.2 Perhitungan Perifiton

a. Kelimpahan jenis perifiton

Menurut Harahap et al., (2015), kelimpahan sel perifiton diperoleh melalui

perhitungan terhadap jumlah sel yang ditemukan pada daun lamun (sel/cm2).

Perhitungan jumlah perifiton dilakukan dengan menggunakan rumus yaitu:

𝑁 = 𝑛 𝑥 𝑉𝑝

𝑉𝑐𝑔𝑥

1

𝐴

Dimana:

N : Kelimpahan perifiton (sel/cm2)

n : Jumlah perifiton yang tercacah (sel)

Vp : Volume pengencer ( 25 mL)

Vcg : Volume sampel dibawah cover glass SRC (1 mL)

A : Luas sapuan (5x2 cm2)

b. Indeks Penyebaran Morisita

Untuk mengetahui pola penyebaran perifiton pada daun lamun digunakan

rumus morosita (Odum, 1993 dalam Hardiyanti, 2012) dengan persamaan

sebagai berikut:

𝐼𝑑 = 𝑛 ∑(𝑋2 − 𝑁)

𝑁 (𝑁 − 1)

Keterangan:

Id : Indeks penyebaran morisita

n : Jumlah plot

N : Jumlah individu dalam n plot

Page 45: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

30

∑ 𝑋2 : Kuadrat jumlah individu dalam plot

Dengan kriteria Indeks:

Id = 1,0 : Penyebaran acak

Id < 1,0 : Penyebaran merata

Id > 1,0 : Penyebaran mengelompok

c. Keanekaragaman Perifiton

Indeks keanekaragaman jenis dihitung dengan rumus Shannon-Wiener

sebagai berikut (Ameilda, 2016):

𝐻′ = − ∑(𝑛𝑖 𝑁 ) 𝑙𝑛 (𝑛𝑖 𝑁)⁄⁄

Keterangan:

H’ : Indeks keanekaragaman shannon

Pi : ni/N : jumlah spesies ke-i

ni : Jumlah individu jenis i

N : Jumlah total individu seluruh jenis

Berdasarkan formulasi di atas, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

dikategorikan atas nilai-nilai sebagai berikut :

H’ <1 : Keanekaragaman kecil

H’ 1 < H’ < 3 : Keanekaragaman sedang

H’ > 3 : Keanekaragaman tinggi

Page 46: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

31

d. Keseragaman Perifiton

Keseragaman dapat dikatakan sebagai komposisi individu tiap jenis yang

terdapat dalam suatu komunitas. Keseragaman jenis dihitung dengan rumus

sebagai berikut (Ameilda, 2016):

𝐸 = 𝐻′ 𝐻′𝑚𝑎𝑘𝑠⁄ (𝐻′𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐿𝑛 𝑠)

Keterangan:

E : Indeks keseragaman

H’ : Indeks keanekaragaman Shannon-wiener

H’ maks : Keanekaragaman maksimum

Kisaran indeks keseragaman sebagai berikut (Deget (1976), dalam Sugianti

& Mujiyanto, (2014)) :

E < 0,3 : Keseragaman populasi kecil

0,3< E < 0,6 : Keseragaman populasi sedang

E > 0,6 : Keseragaman populasi tinggi

e. Dominansi Perifiton

Untuk mengetahui dominansi jenis tertentu digunakan indeks dominansi

Simpson sebagai berikut (Ameilda, 2015):

𝐷 = ∑ (𝑛𝑖 𝑁)2⁄

Keterangan:

D : Indeks dominasi simpson

ni : Jumlah individu jenis ke-i

N : Jumlah total individu

Page 47: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

32

3.5. Pengolahan Data

Perbandingkan hubungan kondisi padang lamun dengan kelimpahan perifiton

diketahui dengan uji korelasi menggunakan bantuan Microsoft Excel dan melakukan

uji non parametrik median. Kemudian data sebaran jenis perifiton disajikan dalam

bentuk peta menggunakan citra satelit (ArcGis) dengan suffer atau ocean data view dan

Indeks Morisita.

Data kualitas air ditabulasikan dalam bentuk tabel, gambar dan grafik dan

dibahas secara deskriptif menggunakan literatur berupa buku, jurnal, publikasi ilmiah,

serta sumber lain terkait penelitian. Hasil pengukuran kualitas air dibahas dengan

mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004.

Page 48: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Pulau Parang secara administratif termasuk kedalam wilayah Balai Taman

Nasional Karimunjawa. Pulau Parang terletak di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten

Jepara, Jawa Tengah. Pulau ini dihuni oleh penduduk yang sebagian mata

pencahariannya sebagai nelayan. Luas Pulau Parang hanya berkisar 691 Ha.

Transportasi di Pulau Parang hanya memiliki sebuah kapal cepat sebagai sarana

transportasi umum untuk keluar masuk pulau. Pulau Parang merupakan pulau tertua di

Kecamatan Karimunjawa. Secara geografis, wilayah Pulau Parang berbatasan pada

sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah selatan dengan Pulau Kumbang, sebelah barat

dengan Pulau Kembar, dan di sebelah timur dengan Pulau Cemara Besar.

Aktivitas yang ada disekitar Pulau Parang diantaranya aktivitas perikanan seperti

penangkapan ikan. Aktivitas lain yaitu adanya tambat labuh kapal nelayan dan jalur

transportasi kapal penumpang menuju pulau - pulau terdekat.

4.1.2. Komposisi Lamun

Lamun yang ditemukan di Pulau Parang terdiri dari 5 jenis yaitu Enhalus

acoroides, Thalasia hemprichii, , Cymodocea serrulata, Syringodium isoetifolium, dan

Halodule uninervis. Penelitian ini berada di 3 stasiun yaitu Stasiun 1 (Batu Hitam),

Stasiun 2 (Batu Merah) dan Stasiun 3 (Pelabuhan). Jenis lamun yang ditemukan di

Stasiun 1 hanya Enhalus acoroides, sedangkan di Stasiun 2 dan Stasiun 3 ditemukan

Page 49: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

34

jenis lamun yang bervariatif. Jenis lamun yang ditemukan di setiap lokasi yang berada

di Pulau Parang secara lengkap terdapat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kehadiran Jenis Lamun di Lokasi Penelitian

Keterangan :

+ : Ditemukan - : Tidak Ditemukan

Cs :Cymodocea serrulata Ea : Enhalus Acoroides

Si :Syringodium isoetifolium Hu : Halodule uninervis

Th :Thalassia hemprichii

Stasiun Jenis Lamun

Ea Cs Th Hu Si

Stasiun 1 1 + - - - -

Batu Hitam 2 + - - - -

3 + - - - -

Stasiun 2 1 + + + + -

Batu Merah 2 + + + + -

3 + + + + -

Stasiun 3 1 + + - - +

Pelabuhan 2 + + - - +

3 + + - - +

Page 50: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

35

Komposisi jenis lamun dapat dilihat berdasarkan jumlah tegakan per jenis yang

dihitung dibandingkan dengan jumlah secara keseluruhan. Hasil perhitungan

komposisi jenis lamun disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Komposisi Jenis Lamun di Lokasi Penelitian

Diketahui dari Gambar 9 bahwa nilai presentase komposisi lamun jenis Enhalus

acoroides mempunyai komposisi paling tinggi yaitu 38%. Sedangkan jenis Cymodocea

serrulata 35%, Syringodium isoetifolium memiliki nilai komposisi sebesar 15%,

Thalassia hemprichii sebesar 7%, dan Halodule uninervis sebesar 5%. Komposisi jenis

lamun yang tertinggi yaitu E. acoroides sedangkan komposisi jenis lamun terendah

yakni H. ovalis.

4.1.3. Tingkat Kerapatan Lamun

Kerapatan lamun menggambarkan jumlah tegakan lamun yang terdapat pada

luasan tertentu. Nilai kerapatan lamun di Pulau Parang terbagi di 3 stasiun yaitu Stasiun

38%

35%

7%

5%15%

Enhalus acoroides Cymodocea serrulata

Thalassia hemprichii Halodule uninervis

Syringodium isoetifolium

Page 51: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

36

1 (Batu Hitam), Stasiun 2 (Batu Merah), dan Stasiun 3 (Pelabuhan) seperti pada

Gambar 10.

Gambar 10. Tingkat Kerapatan Lamun di Lokasi Penelitian

Kerapatan lamun pada Stasiun 1 ( Batu Hitam ) menunjukkan bahwa pada

substasiun 1 memiliki kerapatan yaitu 276 tegakan/m2. Substasiun 2 memiliki

kerapatan lamun sebesar 280 tegakan/m2. Substasiun 3 memiliki kerapatan lamun

sebesar 332 tegakan/m2. Sehingga kerapatan tertinggi terdapat pada substasiun 3 yaitu

332 tegakan/m2 . Jenis lamun yang terdapat pada Stasiun 1 (Batu Hitam) hanya lamun

jenis Enhalus acoroides.

Kerapatan lamun pada Stasiun 2 ( Batu Merah ) menunjukkan bahwa substasiun

1 memiliki kerapatan sebesar 424 tegakan/m2. Substasiun 2 memiliki kerapatan lamun

sebesar 272 tegakan/m2. Substasiun 3 memiliki kerapatan lamun sebesar 260

tegakan/m2. Sehingga kerapatan tertinggi terdapat pada substasiun 1.

Kerapatan lamun pada Stasiun 3 ( Pelabuhan ) menunjukkan bahwa substasiun 1

memiliki kerapatan sebesar 764 tegakan/m2. Substasiun 2 memiliki kerapatan lamun

276

424

764

280 272

740

332260

800

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Tega

kan

/m2

Keterangan Substasiun : 1 2 3

Page 52: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

37

sebesar 740 tegakan/m2. Substasiun 3 memiliki kerapatan lamun sebesar 800

tegakan/m2. Sehingga kerapatan tertinggi terdapat pada substasiun 3.

4.1.4. Presentase Tutupan Lamun

Presentase tutupan lamun merupakan proporsi luas subsrat yang ditutupi vegetasi

lamun dalam suatu satuan luas yang diamati tegak lurus dari atas. Berdasarkan Tabel 6

maka diketahui nilai presentase tutupan lamun pada setiap stasiun. Stasiun 1 memiliki

presentase penutupan lamun sebesar 32%, Stasiun 2 19,2 %, dan Stasiun 3 29,1 %.

Tabel 6. Presentase Penutupan Lamun di Lokasi Penelitian

Substasiun

Lokasi

Substasiun 1

(%)

Substasiun 2

(%)

Substasiun 3

(%)

Persen

Penutupan

(%)

Stasiun 1 39 26,1 30,9 32

Stasiun 2 31 19,9 6,6 19,2

Stasiun 3 33,3 27,3 26,5 29,1

4.1.5. Indeks Ekologi

Berdasarkan indeks ekologi Shannon dan Weiner, keanekaragaman lamun di

Stasiun 1 dikategorikan rendah, untuk Stasiun 2 dan Stasiun 3 dikategorikan sedang.

Indeks keseragaman berdasarkan Krebs (1985), Stasiun 1 dikategorikan rendah ,

Stasiun 2 dan Stasiun 3 dikategorikan Tinggi. Sedangkan indeks dominansi untuk

Stasiun 1 dikategorikan mendominansi sedangkan Stasiun 2 dan Stasiun 3 tergolong

tidak mendominansi.

Page 53: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

38

Tabel 7. Indeks Ekologi Lamun di Lokasi Penelitian

4.1.6. Komposisi Perifiton

Perifiton yang ditemukan pada jenis lamun Enhalus acoroides di Pulau Parang

terdiri dari 4 kelas dan 23 genus. Kelas Bacilariophyceae terdiri dari 18 genus yaitu

Melosira, Pleurosigma, Coscinodiscus, Rhizosolenia, Diploneis, Hemiaulus,

Fragilaria, Navicula, Biddulphia, Nitczhia, Stephanodiscus, Grammatophora,

Licmophora, Thalassiosira, Tropidoneis, Cylindrotheca. Kelas Dinophyceae

ditemukan 2 genus yaitu Alexandrium dan Cochlodinium. Kelas Cyanophyceae hanya

ditemukan 1 genus yaitu Nodularia. Sedangkan untuk Zooplankton ditemukan Calanus

dan larva bivalvia. Hasil perifiton yang ditemukan pada lamun Enhalus acoroides

disajikan pada Tabel 8. Sedangkan untuk perifiton di daun lamun Cymodocea serrulata

disajikan di Tabel 9.

Stasiun Keanekaragaman Keseragaman Dominansi

Stasiun 1 0 Rendah 0 Rendah 1 Mendominansi

Stasiun 2 1,95 Sedang 0,97 Tinggi 0,26 Tidak Mendoninansi

Stasiun 3 1,47 Sedang 0,92 Tinggi 0,38 Tidak Mendoninansi

Page 54: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

39

Tabel 8. Kehadiran Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides

No Perifiton

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Substasiun Substasiun Substasiun

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Bacillariophyceae

1 Melosira + + + + + + + + +

2 Pleurosigma + - + + + - + - -

3 Coscinodiscus + + + + + + + + +

4 Rhizosolenia + + + + + + + + +

5 Diploneis - + + + - + - + +

6 Hemiaulus - + + + - - + -

7 Fragilaria - + - + - - - + +

8 Navicula - + + + + + + + +

9 Biddulphia - + + + + - + +

10 Nitchzia - - - + + - - - +

11 Striatella - - + - - - + - -

12 Rhabdonema - - + - - - - - -

13 Stephanodiscus - + + - - - - + -

14 Grammatophora + + + + + + - - -

15 Licmophora + + + + - + - - -

16 Thalassiosira + - + - - - - - -

17 Tropidoneis - + + - - - - - -

18 Cylindrotheca - - - - - - + + + Dinophyceae

19 Alexandrium - + + - + + + + -

20 Cochlodinium + - + + - + - - +

Cyanophyceae

21 Nodularia - - - - - - + + +

Zooplankton

22 Calanus + + + + + + - - +

23 Larva bivalvia - + + + + - - + +

Keterangan :

+ : Ditemukan - : Tidak Ditemukan

Page 55: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

40

Tabel 9. Kehadiran Perifiton pada Lamun Cymodocea serrulata

No Perifiton

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Substasiun Substasiun Substasiun

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Bacillariophyceae

1 Melosira - - - + + + + + +

2 Pleurosigma - - - + + + + + -

3 Coscinodiscus - - - + + - + + +

4 Rhizosolenia - - - + + + + - +

5 Diploneis - - - + + + + + +

6 Hemiaulus - - - + + + + - -

7 Fragilaria - - - + + - + + -

8 Navicula - - - + + + + - +

9 Biddulphia - - - - + + + + +

10 Striatella - - - - + - - + -

11 Rhabdonema - - - - - + - - -

12 Nitchzia - - - - - - + - -

13 Stephanodiscus - - - - - - + - -

14 Grammatophora - - - + + + - - -

15 Thalassiosira - - - - - - + - -

16 Cylindrotheca - - - + + + + - +

17 Skeletonema - - - + - + - - +

18 Leptocylindrus - - - - - - + - -

Dinophyceae

19 Alexandrium - - - + - + + - +

20 Cochlodinium - - - - - - - + +

Cyanophyceae

21 Oscilatoria - - - + + + + + +

22 Nodularia - - - - - - + + +

23 Trichodesmium - - - - - - + + +

Zooplankton

24 Calanus - - - - + + + - -

25 Larva bivalvia - - - + - + - + -

Keterangan :

+ : Ditemukan - : Tidak Ditemukan

Page 56: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

41

Komposisi perifiton pada daun lamun Cymodocea serrulata ditemukan 4 kelas

dan 25 genus. Kelas Bacillariophyceae yang tediri diri Melosira, Pleurosigma,

Coscinodiscus, Rhizosolenia, Diploneis, Hemiaulus, Fragilaria, Navicula,

Biddulphia,Striatella, Rhabdonema, Nictzhia, Stephanodiscus, Grammatophora,

Licmophora, Thalassiosira, Cylindrotheca, Skeletonema, dan Leptocylindrus. Kelas

Dinophyceae terdiri dari 2 genus yaitu Alexandrium dan Cochlodinium. Kelas

Cyanophyceae terdiri dari 3 genus yaitu Oscilatoria, Nodularia dan Trichodesmium.

Sedangkan Zooplankton terdiri dari Calanus dan larva bivalv ia.

(a) (b)

Gambar 11. Perbandingan komposisi perifiton pada (a) Lamun Enhalus

acoroides dan (b) Cymodocea serrulata di Pulau Parang

87%

10%

1% 2%

Bacillariophyceae Dinophyceae

Cyanophyceae Zooplankton

78%

4%

17%

1%

Bacillariophyceae Dinophyceae

Cyanophyceae Zooplankton

Page 57: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

42

4.1.7. Kelimpahan Perifiton

Kelimpahan perifiton pada setiap stasiun sangat bervariasi berdasarkan

klasifikasi genus. Data kelimpahan yang diperoleh pada daun lamun Enhalus acoroides

dan Cymodocea serrulata secara lengkap disajikan dalam bentuk grafik sebagai

berikut.

Gambar 12. Kelimpahan perifiton pada Lamun Enhalus acoroides di Stasiun 1

Gambar 13. Kelimpahan perifiton pada Lamun Enhalus acoroides di Stasiun 2

0200400600800

1000120014001600

Mel

osi

ra

Ple

uro

sigm

a

Co

scin

od

iscu

s

Rh

izo

sole

nia

Dip

lon

eis

Hem

iau

lus

Frag

ilari

a

Nav

icu

la

Bid

du

lph

ia

Stri

atel

la

Rh

abd

on

ema

Step

han

od

iscu

s

Gra

mm

ato

ph

ora

Licm

op

ho

ra

Thal

assi

osi

ra

Tro

pid

on

eis

Ale

xan

dri

um

Co

chlo

din

ium

Cal

anu

s

Larv

a b

ival

via

Kel

imp

ahan

(In

d/c

m2

)

Genus perifiton

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Mel

osi

ra

Ple

uro

sigm

a

Co

scin

od

iscu

s

Rh

izo

sole

nia

Dip

lon

eis

Hem

iau

lus

Frag

ilari

a

Nav

icu

la

Bid

du

lph

ia

Nit

chzi

a

Gra

mm

ato

ph

ora

Licm

op

ho

ra

Ale

xan

dri

um

Co

chlo

din

ium

Cal

anu

s

Larv

a b

ival

via

Kel

imp

ahan

(In

d/c

m2

)

Genus perifiton

Page 58: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

43

Gambar 14. Kelimpahan Perifiton pada Lamun Cymodocea serrulata di Stasiun 2

Gambar 15. Kelimpahan Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides di Stasiun 3

Gambar 16. Kelimpahan Perifiton pada Lamun Cymodocea serrulata di Stasiun 3

0

100

200

300

400

500

600

Kel

imp

ahan

(In

d/c

m2

)

Genus perifiton

050

100150200250300350400

Kel

imp

ahan

(In

d/c

m2

)

Genus perifiton

050

100150200250300350400

Mel

osi

ra

Ple

uro

sigm

a

Co

scin

od

iscu

s

Rh

izo

sole

nia

Dip

lon

eis

Hem

iau

lus

Frag

ilari

a

Nav

icu

la

Bid

du

lph

ia

Nit

chzi

a

Step

han

od

iscu

s

Gra

mm

ato

ph

ora

Thal

assi

osi

ra

Cyl

ind

roth

eca

Skel

eto

nem

a

Lep

tocy

lind

rus

Din

op

hyc

eae

Ale

xan

dri

um

Co

chlo

din

ium

Cya

no

ph

yce

ae

Osc

ilato

ria

No

du

lari

a

Tric

ho

des

miu

m

Zoo

pla

nkt

on

Cal

anu

s

Larv

a b

ival

via

Kel

imp

ahan

(In

d/c

m2

)

Genus perifiton

Page 59: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

44

Gambar 17. Kelimpahan Total Perifiton pada Daun Lamun Enhalus acoroides.

Gambar 18. Kelimpahan Total Perifiton pada Daun Lamun Cymodocea serrulata

4.1.8. Struktur Komunitas Perifiton

Berdasarkan Indeks Ekologi Shannon dan Weiner, keanekaragaman perifiton

pada daun lamun Enhalus acoroides di Stasiun 1, Stasiun 2 dan Stasiun 3 dikategorikan

sedang. Keseragaman perifiton dikategorikan tinggi pada ke 3 stasiun , dikarenakan

didapatkan Indeks Keseragaman yang > 0,6. Sedangkan pada Indeks Dominansi pada

3 stasiun juga dikatakan tidak mendominansi dikarenakan didapatkan Indeks

Dominansi < 0,5.

2362,5

227,563,75

2401,25

392,5

37,5

1235

105 77,516,25

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Bacillariophyceae Dinophyceae Cyanophyceae Zooplankton

Jum

lah

ind

ivid

u (

ind

/cm

2)

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

1718,75

136,25

507,5

13,75

2395

96,25381,25

16,25

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Bacillariophyceae Dinophyceae Cyanophyceae ZooplanktonJum

lah

ind

ivid

u (

ind

/cm

2)

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Page 60: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

45

Tabel 10. Indeks Ekologi Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides

Lokasi Keanekaragaman Keseragaman Dominansi

Stasiun 1 2,13 Sedang 0,71417 Tinggi 0,23 Tidak Mendoninansi

Stasiun 2 2,43 Sedang 1,13713 Tinggi 0,09 Tidak Mendoninansi

Stasiun 3 2,20 Sedang 0,76309 Tinggi 0,14 Tidak Mendoninansi

Indeks Keanekaragaman perifiton pada daun lamun Cymodocea serrulata di

Stasiun 1 dikategorikan rendah, Stasiun 2 dikategorikan sedang, dan Stasiun 3

dikategorikan sedang. Indeks Keseragaman di Stasiun 1 dikategorikan rendah, Stasiun

2 dikategorikan tinggi, dan Stasiun 3 dikategorikan Tinggi. Sedangkan untuk Indeks

Dominansi pada 3 stasiun dikategorikan tidak mendominansi.

Tabel 11. Indeks Ekologi Perifiton pada Lamun Cymodocea serrulata

Stasiun Keanekaragaman Keseragaman Dominansi

Stasiun 1 0 Rendah 0 Rendah 0 Tidak Mendoninansi

Stasiun 2 2,36019 Sedang 0,80158 Tinggi 0,11657 Tidak Mendoninansi

Stasiun 3 2,78973 Sedang 0,88973 Tinggi 0,07236 Tidak Mendoninansi

Gambar 19. Indeks Ekologi Perifiton pada Lamun Enhalus acoroides dan

Cymodocea serrulata.

2,13

0,71

0,23

2,43

1,13

0,09

2,2

0,76

0,14

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Keanekaragaman Keseragaman Dominansi

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

2,36

0,81

0,11

2,78

0,88

0,078

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Keanekaragaman Keseragaman Dominansi

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Page 61: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

46

Gambar 20. Perbandingan Indeks Ekologi Perifiton pada Enhalus acoroides dan

Cymodocea serrulata

4.1.9. Distribusi Perifiton

Sebaran jenis perifiton pada daun lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea

serrulata di Pulau Parang berdasarkan perhitungan Indeks Morisita diperoleh sebaran

mengelompok. Seluruh genus yang didapatkan menunjukkan hasil Id yang > 1

sehingga mempunyai kesimpulan bahwa pola penyebaran perifiton pada daun lamun

di lokasi penelitian adalah mengelompok atau berkoloni.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

Keanekaragaman Keseragaman Dominansi

Enhalus acoroides Cymodocea serullata

Page 62: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

47

Tabel 12. Sebaran perifiton pada lamun Enhalus acoroides.

Kelas Genus Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Bacillariophyceae

Melosira Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Pleurosigma Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Coscinodiscus Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Rhizosolenia Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Diploneis Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Hemiaulus Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Fragilaria Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Navicula Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Biddulphia Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Nitchzia - Mengelompok -

Striatella Mengelompok - Mengelompok

Rhabdonema Mengelompok - -

Stephanodiscus Mengelompok - -

Grammatophora Mengelompok Mengelompok -

Licmophora Mengelompok Mengelompok -

Cylindrotheca - - Mengelompok

Stephanodiscus - - Mengelompok

Thalassiosira Mengelompok - -

Tropidoneis Mengelompok - -

Cyanophyceae Nodularia - - Mengelompok

Dinophyceae Alexandrium Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Cochlodinium Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Zooplankton Calanus Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Larva bivalvia Mengelompok Mengelompok Mengelompok

Page 63: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

48

Tabel 13. Sebaran jenis perifiton pada lamun Cymodocea serrulata di Pulau Parang

Kelas Genus Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Bacillariophyceae

Melosira - Mengelompok Mengelompok

Pleurosigma - Mengelompok Mengelompok

Coscinodiscus - Mengelompok Mengelompok

Rhizosolenia - Mengelompok Mengelompok

Diplo - Mengelompok Mengelompok

Hemiaulus - Mengelompok Mengelompok

Fragilaria - Mengelompok Mengelompok

Navicula - Mengelompok Mengelompok

Biddulphia - Mengelompok Mengelompok

Nitchzia - - Mengelompok

Stephanodiscus - - Mengelompok

Striatella - Mengelompok -

Rhabdonema - Mengelompok -

Grammatophora - Mengelompok Mengelompok

Thalassiosira - - Mengelompok

Cylindrotheca - Mengelompok Mengelompok

Skeletonema - Mengelompok Mengelompok

Leptocylindrus - - Mengelompok

Dinophyceae Alexandrium - Mengelompok Mengelompok

Cochlodinium - - Mengelompok

Cyanophyceae

Oscilatoria - Mengelompok Mengelompok

Nodularia - - Mengelompok

Trichodesmium - - Mengelompok

Zooplankton Calanus - Mengelompok Mengelompok

Larva bivalvia - Mengelompok Mengelompok

Distribusi perifiton berdasarkan Kelas yang ditemukan di Pulau Parang yaitu

Bacillariophyceae, Dinophyceae, Cyanophyceae, dan Zooplankton di interpolasikan

dengan peta seperti pada Gambar sebagai berikut :

Page 64: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

49

(a)

(b)

(c)

Gambar 21. Peta Sebaran Perifiton Kelas (a) Bacillariophyceae, (b) Dinophyceae,

dan (c) Zooplankton di Daun Lamun Enhalus acoroides Stasiun 1

Page 65: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

50

(a)

(b)

(c)

Gambar 22. Peta Sebaran Perifiton Kelas (a) Bacillariophyceae, (b) Dinophyceae,

dan (c) Zooplankton di Daun Lamun Enhalus acoroides Stasiun 2.

Page 66: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

51

(a)

(b)

Gambar 23. Peta Sebaran Perifiton Kelas (a) Bacillariophyceae, (b) Cyanophyceae di

Daun Lamun Enhalus acoroides Stasiun 3.

Page 67: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

52

(c)

(d)

Gambar 23. (Lanjutan) Peta Sebaran Perifiton Kelas (c) Dinophyceae, dan (d)

Zooplankton di Daun Lamun Enhalus acoroides Stasiun 3.

Page 68: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

53

(a)

(b)

Gambar 24. Peta Sebaran Perifiton Kelas (a) Bacillariophyceae, (b) Cyanophyceae di

Daun Lamun Cymodocea serrulata Stasiun 2.

Page 69: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

54

(c)

(d)

Gambar 24. (Lanjutan) Peta Sebaran Perifiton Kelas (c) Dinophyceae, dan (d)

Zooplankton di Daun Lamun Cymodocea serrulata Stasiun 2.

Page 70: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

55

(a)

(b)

Gambar 25. Peta Sebaran Perifiton Kelas (a) Bacillariophyceae, (b) Cyanophyceae di

Daun Lamun Cymodocea serrulata Stasiun 3.

Page 71: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

56

(c)

(d)

Gambar 25. (Lanjutan) Peta Sebaran Perifiton Kelas (c) Dinophyceae, dan (d)

Zooplankton di Daun Lamun Cymodocea serrulata Stasiun 3.

Page 72: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

57

4.1.10. Hubungan Kelimpahan Perifiton dengan Kerapatan Lamun

Hubungan antara kerapatan lamun dengan kelimpahan perifiton di Pulau

Parang, Karimunjawa dibedakan antara jenis lamun Enhalus acoroides dan

Cymodocea serrulata. Pada jenis lamun E. acoroides didapatkan r sebesar 0,68

sedangkan pada lamun C. serrulata didapatkan r sebesar 0,65.

Gambar 26. Hasil Analisa Hubungan Kelimpahan Perifiton dengan Kerapatan Lamun

pada Lamun Enhalus acoroides

Gambar 27. Hasil Analisa Hubungan kelimpahan perifiton dengan kerapatan lamun

pada lamun Cymodocea serrulata.

y = -0,8995x + 1183,5R² = 0,4638

r = 0,68

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

0 200 400 600 800 1000

Ke

limp

ahan

pe

rifi

ton

(se

l/cm

2)

Kerapatan Lamun (ind/m2)

y = 1,2369x + 15,059R² = 0,43r = 0,65

0

200

400

600

800

1000

1200

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

Ke

limp

ahan

pe

rifi

ton

(se

l/cm

2)

Kerapatan Lamun ( ind/m2)

Page 73: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

58

4.1.11. Parameter Perairan Pulau Parang

Pengamatan terhadap parameter lingkungan di Stasiun 1, Stasiun 2, Stasiun 3

di Pulau Parang meneliti kedalaman, kecerahan, suhu, kecepatan arus, pH, salinitas,

DO, nitrat, fosfat dan substrat. Parameter kualitas perairan yang telah diukur terdapat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Parameter kondisi perairan

Parameter

Lingkungan

Batu

Hitam

Batu

Merah Pelabuhan

Kisaran

Optimum Acuan Literatur

Fisika

Kedalaman (cm) 80-90 60-80 102-115 < 5 (m) Welch dan Lindell (1980)

Kecerahan (cm) 80-90 60-80 102-115 < 3 (m) Boyd (1990)

Suhu ( °C ) 30,4 - 31 30-31 29,6-30,5 28-30 KepMen LH No 51/MENLH/2014

Kecepatan arus ( m/det) 0,009-0,010 0,024-0,026 0,023-0,024 <0,10 KepMen LH No 51/MENLH/2014

Kimia

pH 7 7 7 7-8,5 KepMen LH No 51/MENLH/2014

Salinitas (ppt) 25-26 25-26 25-26 <34 KepMen LH No 51/MENLH/2014

DO ( mg/l) 2,7-3,9 4,21-4,34 3,1-3,9 >5 KepMen LH No 51/MENLH/2014

Nitrat ( mg/l) 0,8938 0,5088 0,531 0,015 KepMen LH No 51/MENLH/2014

Fosfat (mg/l) 0,1536 0,1434 0,0758 0,008 KepMen LH No 51/MENLH/2014

Substrat Lumpur Pasir Pasir - -

Page 74: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

59

4.2. Pembahasan

4.2.1. Kerapatan Lamun

Komposisi jenis lamun yang berada di Pulau Parang, Karimunjawa mempunyai

5 jenis lamun yang ditemukan yaitu Enhalus acoroides, Cymodocea serrulata,

Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium, Halodule ovalis. Lamun jenis Enhalus

acoroides dan Cymodocea serrulata mempunyai kerapatan yang besar dibanding jenis

lamun yang lain. Kedua jenis tersebut juga mempunyai struktur tumbuhan yang

berbeda. Sehingga jenis lamun tersebut digunakan sebagai obyek untuk perbandingan

perifiton dalam penelitian ini. Den Hartog (1977) menerangkan bahwa Enhalus

acoroides mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap jenis substratnya dan juga dapat

tumbuh baik pada substrat berpasir maupun berlumpur. Enhalus acoroides mempunyai

struktur akar yang kuat dan menancap kokoh pada substrat sehingga pertumbuhannya

lebih cepat. Struktur akar yang kokoh dan berserabut maka lebih banyak mengabsrobsi

atau menyerap nutrien yang terkandung dalam sedimen.

Stasiun 1 menunjukkan tingkat kerapatan lamun yang rendah dibanding stasiun

lain dan hanya didominasi oleh satu jenis spesies lamun yaitu Enhalus acoroides.

Stasiun 1 mempunyai kerapatan lamun sebesar 888 ind/m2. Hal ini diduga berkaitan

dengan tipe substrat di lokasi ini. Lokasi ini mempunyai tipe substrat berlumpur

sehingga jenis lamun lain tidak bisa hidup pada tipe substrat berlumpur.

Stasiun 2 memiliki tingkat kerapatan yang tinggi dan merupakan lokasi yang

paling banyak ditemukan jenis lamun sebanyak 5 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides,

Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium, Halodule

Page 75: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

60

uninervis. Stasiun 2 memiliki kerapatan lamun sebesar 956 ind/m2. Kondisi tersebut

dikarenakan stasiun ini memiliki keadaan arus yang tenang yaitu sebesar 0,024 – 0,026

m/det. Philips (1998) menyatakan bahwa lamun umumnya dapat tumbuh baik pada

perairan tenang. Arus yang tenang memungkinkan untuk lamun dapat tumbuh dan

berkembang karena mudah dalam menancapkan akar ke dalam substrat serta

memungkinkan lamun untuk menyerap unsur – unsur hara yang ada dalam substrat

sebagai sumber makanan lamun. Hal ini juga dikarenakan lokasi ini merupakan

perairan dangkal yang mempunyai kedalaman 60-80 cm. Menurut Hartog (1977)

lamun yang memiliki bentuk daun yang panjang dan menyerupai pita dengan daun

yang tidak terlalu lebar sering ditemukan di daerah dangkal hingga daerah yang

terekspos ketika air laut surut.

Pada Stasiun 3 memiliki tingkat kerapatan yang sedang. Lokasi ini ditemukan

3 jenis spesies lamun yaitu Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan

didominasi oleh Cymodocea serrulata. Hal ini dikarenakan Stasiun 3 memiliki kisaran

kedalaman 102 – 115 cm dan sudah tidak dipengaruhi pasang surut.

4.2.2. Kelimpahan Perifiton Berdasarkan Jenis Lamun

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa di Pulau Parang ditemukan

perifiton yang terbagi dalam beberapa kelas yaitu Bacillariophyceae, Dinophyceae,

Cyanophyceae dan Zooplankton. Jumlah genus perifiton yang ditemukan pada setiap

stasiun memiliki kelimpahan yang berbeda - beda dikarenakan pergerakan arus yang

berbeda dan kandungan kadar nitrat fosfat yang berfungsi sebagai nutrient untuk proses

fotosintesis. Diantara jenis yang dijumpai di seluruh stasiun terlihat jelas bahwa jenis

yang dominan terdapat pada kelas Bacillariophyceae. Bramburger et al., (2017),

Page 76: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

61

mengatakan bahwa Bacillariophyceae memiliki kemampuan hidup pada perubahan

kondisi lingkungan yang tidak stabil. Kelimpahan Bacillariophyceae di Pulau Parang

juga dipengaruhi oleh musim kemarau karena Bacillariophyceae akan meningkat relatif

tinggi pada saat musim kemarau dengan sebaran yang cukup luas dari ekosistem lautan.

Kelas Bacillariophyceae memiliki kemampuan beradaptasi terhadap arus yang

kuat hingga lambat karena memiliki alat penempel pada substrat berupa tangkai

bergelatin (Andriansya.et.al, 2014). Pada saat penelitian berlangsung lokasi penelitian

tidak memiliki arus yang kuat yaitu berkisar 0,009 – 0,023 m/det.

Menurut Suwartimah et al. (2011), kelas Bacillariophyceae memegang peranan

penting suatu perairan sehingga lebih mendominasi dalam segi jumlah dan jenisnya.

Bacillariophyceae menjadi produsen primer dalam jaring makanan baik di ekosistem

air tawar maupun di air laut. Bacillariophyceae atau lebih dikenal dengan diatom

merupakan perifiton jenis mikroalga yang paling banyak dijumpai bersel satu

walaupun beberapa diantaranya ada yang berbentuk koloni. Frustule Bacillariophyceae

berupa silika yang sukar dihancurkan, sehingga perifiton kelas Bacillariophyceae dapat

digunakan sebagai bioindikator untuk mengetahui tingkat pecemaran suatu perairan.

Bacillariophyceae memiliki alat menempel pada substrat yang kuat karena diatom

melalui raphe mengeluarkan mucopolysaccharide yang dapat menempel pada substrat

(Widianingsih et al., 2009). Kemampuan melekat pada permukaan substrat yang lebih

baik dibandingkan perifiton jenis lainnya menyebabkan keberadaan Bacillariophyceae

lebih mendominasi suatu ekosistem.

Menurut Tait (1981), Bacillariophyceae dapat bertahan dari sapuan arus dan

grazing serta mampu bersaing dalam ruang menempel. Jefrries (1996), mengatakan

Page 77: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

62

bahwa Bacillariophyceae dapat bertahan dari kekurangan sinar matahari dan grazing.

Kemampuan bertahan terhadap grazing dikarenakan diatom mampu mengeluarkan

sekret yang berupa EPS (Extracelluler Polymeric Substance) dari karbohidrat yang

menutupi dinding individunya. Bacillariphyceae yang mengeluarkan sekret mampu

menempel satu dengan yang lainnya sehingga dapat membentuk koloni. Pada jenis

yang lain membentuk batang – batang dari gelatin atau bantalan yang dipergunakan

untuk menempel pada substrat.

Perifiton yang paling sedikit ditemukan di Pulau Parang adalah dari kelas

Dinophyceae. Jenis Dinophyceae yang ditemukan hanya terdiri dari 2 genus yaitu

Alexandrium dan Cochlodinium. Dinophyceae atau Dinoflagellata memiliki 2 flagel

transversal dan transversal. Vibrasi oleh flagella longitudinal menggerakkan air ke

belakang sedangkan flagella transverse akan menggerakan rotasi dan maju ke depan.

Alexandrium merupakan organisme yang bersifat toksin karena menghasilkan PST dan

dapat berasosiasi dengan lingkungan nitrogen yang tinggi ( Widianingsih et al., 2009).

Kelas ini berbeda dengan Bacillariophyceae yang memiliki struktur sel yang baik

seperti rantai sehingga akan membantu dalam penyerapan bahan organik dan

fotosintesis maka dari itu kelas Dinophyceae mempunyai kelimpahan paling rendah.

Hasil kelimpahan perifiton untuk daun lamun jenis Enhalus acoroides dan

Cymodocea serrulata menunjukkan bahwa kelimpahan perifton jenis daun lamun

Enhalus acoroides lebih tinggi. Hal ini dikarenakan umur jaringan makrofil pada daun

lamun Enhalus acoroides lebih lama bila dibandingkan dengan jenis - jenis lamun lain,

selain itu luas penampang daun E. acoroides lebih besar. Enhalus acoroides juga

mempunyai kemampuan untuk memproduksi tannin. Jenis perifiton jenis Cymodocea

Page 78: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

63

serrulata lebih beragam karena ditemukan 25 genus sedangkan pada Enhalus

acoroides hanya 23 genus. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh keanekaragaman

spesies lamun pada setiap lokasi, pergerakan arus, dan pengaruh pasang surut.

Jenis lamun juga mempengaruhi melimpahnya perifiton di lamun (Nababan et

al.,2012). Kelimpahan perifiton pada Enhalus acoroides lebih tinggi dibanding

Cymodocea serrulata. Hal ini dikarenakan C. serrulata hidup di perairan dangkal yang

mempunyai panjang daun hanya 5 - 13 cm, dan lebar daun 1 - 3 cm serta mempunyai

ujung sedikit bergerigi. Daun lamun yang lebih tinggi akan lebih mudah untuk

mendapatkan asupan sinar matahari yang lebih banyak dibandingkan daun yang lebih

pendek sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah perifiton dan memudahkan untuk

melakukan fotosintesis (Hartati et al., 2017).

Berdasarkan hasil, ditemukan beberapa zooplankton yang berada di Pulau

Parang. Zooplankton yang ditemukan ada 2 jenis yaitu Calanus dan Larva bivalvia.

Keberadaan zooplankton diduga sedang mencari makan karena makanan zooplankton

adalah mikroalga. Diduga keberadaan zooplankton juga dipengaruhi oleh arus yang

mambawa zooplankton ke lamun.

Total jenis perifiton yang ditemukan di ekosistem lamun Pulau Parang,

frekuensi jenis perifiton tertinggi yang ditemukan adalah di Stasiun 3 sebanyak 23

genus dan paling rendah di Stasiun 2 sebanyak 17 genus sedangkan di Stasiun 1

sebanyak 19 genus. Hal ini dikarenakan Stasiun 3 mempunyai keanekaragaman lamun

yang beragam dan daun lamun Cymodocea serrulata yang berada di Stasiun 3 tinggi

kanopi daun lamunnya berkisar 5 - 15 cm atau mempunyai umur jaringan yang tua

sehingga perifiton yang menempel cukup banyak. Keberadaan perifiton akan

Page 79: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

64

dipengaruhi oleh kondisi atau umur makrofit yang ditempati, sehingga jumlah perifiton

yang paling banyak dijumpai pada jaringan yang lebih tua kemudian jumlahnya akan

menurun perlahan pada jaringan yang lebih muda sampai tanaman tersebut mati.

Sedangkan kondisi perairan di Stasiun 2 masih dipengaruhi pasang surut dan

mempunyai kedalaman yang dangkal yaitu 60 - 80 cm sehingga perifiton yang

ditemukan sedikit.

Kelimpahan jenis perifiton yang ditemukan di Pulau Parang, tidak ditemukan

perifiton yang bersifat toksik, hal ini diindikasikan bahwa pada lokasi ini masih dapat

dikatakan kondisinya baik dan hal tersebut dapat dibuktikan dengan parameter kualitas

perairan yang masih cenderung stabil. Perifiton sebagian besar dapat dijadikan sebagai

indikator kualitas perairan dikarenakan secara alami perifiton bersifat tetap dan

menempel pada substrat sehingga memiliki kecenderungan lebih banyak menerima

polutan dari area tersebut dibandingkan hidrobiota yang lain. Organisme yang terdapat

pada air yang telah tercemar berbeda dengan yang terdapat pada air yang belum

tercemar (Indrawati et al., 2010).

Berdasarkan uji statistik non parametrik median didapatkan x2 sebesar 0,89

(lampiran 7). Hasil ini menunjukkan bahwa kelimpahan perifiton pada daun Enhalus

acoroides tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelimpahan perifiton

pada daun Cymodocea serrulata di Pulau Parang.

4.2.3. Pola Sebaran Perifiton

Berdasarkan perhitungan distribusi dengan menggunakan Indeks Penyebaran

Morisita maka dapat diketahui bahwa sebaran perifiton pada lamun Enhalus acoroides

dan Cymodocea serrulata lebih dominan pada sebaran yang mengelompok. Pola

Page 80: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

65

sebaran mengelompok menunjukkan bahwa perifiton hidup saling berkoloni

(berkelompok) dan tidak dijumpai pola sebaran yang acak atau pola sebaran yang

mencirikan bahwa perifiton hidup secara sendiri (soliter). Pola sebaran ini

menunjukkan bahwa perifiton berkemungkinan hidup berkoloni.

Pola sebaran yang berkoloni berkaitan erat dengan adanya nutrient di perairan

yaitu konsentrasi fosfat dan nitrat. Hal ini seperti yang disebutkan Mandal et al.,(2016)

bahwa adanya pengaruh kandungan nutrient terhadap pola sebaran jenis organisme

planktonik. Pola sebaran jenis biota disuatu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya seperti pola arus yang dapat menyebabkan terakumulasinya nutrient. Pola

sebaran yang mengelompok berkaitan dengan organisme memilih daerah yang akan

ditempati serta faktor kimia yang berpengaruh pada kehidupan organisme (Nybakken,

1992). Proes kolonialisasi merupakan pembentukan koloni perifiton pada substrat yang

berlangsung segera setelah pengkoloni menempel pada substrat. Tipe substrat sangat

menentukan proses kolonialisasi dan komposisi perifiton, hal ini berkaitan dengan

kemampuan alat menempelnya. Kemampuan perifiton menempel pada substrat

menentukan ketahanannya terhadap pencucian arus atau gelombang yang dapat

memusnahkannya.

Persebaran perifiton dipengaruhi oleh arah arus dan gelombang laut, gelombang

laut yang dihasilkan berasal dari angin dan musim. Faktor lain gelombang datang yaitu

dari kapal – kapal nelayan yang melintas di wilayah Pulau Parang. Bila dilihat dari sifat

perifiton dan hasil peta pola persebaran maka gelombang dan arus dapat membawa

perifiton kepada jenis lamun lain sehingga keanekaragaman jenis perifiton pada lamun

Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata berbeda. Sehingga setiap kelas perifiton

Page 81: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

66

mempunyai persebaran seperti pada Gambar 21, Gambar 22, Gambar 23, Gambar 24,

Gambar 25.

Pola distribusi perifiton pada daun Enhalus acoroides di Stasiun 1 memiliki

pola yang sama pda kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae dan Zooplankton yaitu

kelimpahannya mengarah ke daratan , hal ini dipengaruhi oleh arah arus yang

mengarah ke Timur Laut.

Pola disribusi perifiton pada daun Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata

di Stasiun 2 memiliki pola penyebaran perifiton yang sama yaitu menuju ke laut atau

mengarah ke Timur. Pasang surut pada stasiun 2 lebih berpengaruh daripada arah arus,

hal ini ditunjukkan dengan pola persebaran yang menuju ke Timur sedangkan arah

arusnya menuju ke Barat. Ketika surut berlangsung maka perifiton akan berpindah ke

substrat yang terbenam air dan tidak terpapar langsung sinar matahari.

Pola distribusi perifiton pada daun Enhalus acoroides pada Stasiun 3 memiliki

pola persebaran yang sama pada kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae, dan

Zooplankton yaitu mengarah ke Pelabuhan , hal ini dikarenakan arah arus yang

mengarah ke Tenggara. Namun berbeda dengan kelas Dinophyceae yang memiliki pola

persebaran mengarah ke Barat laut, hal ini dikarenakan Dinophyceae memiliki flagell

yang berfungsi secara aktif sehingga kelas ini dapat bergerak tidak sesuai dengan arah

arus. Sedangkan pada daun Cymodocea serrulata didapatkan pola persebaran perifiton

yang berbeda pada kelas Bacillariophyceae yang mengarah ke Utara, hal ini

dimungkinkan karena terdapat beberapa genus seperti Nitzchia dan Navicula memiliki

flagel serta semua gamet jantan dari kelas Bacillariophyceae memiliki satu flagella

( Widianingsih et al., 2009 ).

Page 82: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

67

4.2.4. Hubungan Kelimpahan Perifiton Terhadap Kerapatan Lamun

Berdasarkan nilai hubungan korelasi antara kerapatan lamun dengan

kelimpahan perifiton pada daun lamun Enhalus acoroides di Pulau Parang didapatkan

r sebesar 0,68 sedangkan pada lamun Cymodocea serrulata didapatkan nilai r sebesar

0,65. Hal ini menunjukkan hubungan kerapatan lamun Enhalus acoroides dengan

kelimpahan perifiton lebih kuat dibandingkan dengan Cymodocea serrulata.

Perifiton yang menempel pada substrat lamun dinamakan epifitik yang

hidupnya menempel pada tumbuhan. Peran penting lamun di ekosistem perairan adalah

mendukung produktivitas primer dan perifiton sebagai makanan alami biota lain seperti

moluska, insekta, dan berbagai ikan yang hidup di padang lamun (Irawan, 2011). Peran

perifiton pada lamun membantu proses dekomposisi yaitu mempercepat proses

pemutusan daun akibat padatnya penempelan perifiton sehingga daun yang jatuh akan

didekomposisi oleh bakteri dan menghasilkan serasah dan endapan dasar yang akan

dikonsumsi fauna dasar sedangkan partikel serasah yang tersuspensi dalam air

merupakan makanan bagi filter feeder yang selanjutnya hewan – hewan tersebut akan

menjadi mangsa hewan karnivora. Jika lamun sudah mati maka perifiton akan

membantu pemutusan daun lamun sehingga lamun dapat bergenerasi dengan baik.

Organisme perifiton mempunyai peran dalam penyedia produktivitas perairan

karena dapat melakukan proses fotosintesis yang dapat membentuk zat organik dari zat

non organik dan memanfaatkan nutrient yang ada di ekosistem lamun (Novianti et al.,

2013). Prakoso et al., (2015), menyebutkan bahwa epifitik yang hidup di lamun

memanfaatkan lamun sebagai habitat dan juga memanfaatkan nutrien dari serasah

lamun sebagai makanannya dengan demikian epifitik pada lamun memiliki hubungan

Page 83: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

68

atau asosisasi dengan lamun sebagai tempat berlindung, mencari makan, dan

bertumbuh kembang. Perifiton yang berasosiasi dengan suatu ekosistem memiliki

peranan yang sangat penting, yaitu sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam

aliran energi dan siklus materi dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi,

seperti kepiting, ikan dan udang.

Page 84: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

69

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai kelimpahan perifiton pada daun lamun Enhalus acoroides di Stasiun

1, Stasiun 2, dan Stasiun 3 berturut - turut adalah : 2654 (ind/cm2), 2831

(ind/cm2), 1435 (ind/cm2). Sedangkan kelimpahan perifiton pada daun

lamun Cymodocea serrulata di Stasiun 1, Stasiun 2, dan Stasiun 3 berturut

- turut adalah : 0 (ind/cm2), 2376 (ind/cm2), 2890 (ind/cm2). Kelimpahan

tertinggi perifiton terdapat pada jenis lamun Enhalus acoroides.

2. Pola sebaran perifiton pada daun Enhalus acoroides dan Cymodocea

serrulata di perairan Pulau Parang adalah mengelompok yang artinya

komunitas perifiton hidup berkoloni.

3. Hubungan dari kelimpahan perifiton dan kerapatan lamun di Pulau Parang

mempunyai korelasi rendah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian perifiton yang dilakukan di Pulau Parang,

Karimunjawa maka diperlukan penelitian dalam satu lokasi sehingga data yang

didapatkan lebih representative pada satu lokasi.

Page 85: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

70

DAFTAR PUSTAKA

Agardi, G. 2003. Struktur Komunitas Lamun di Perairan Pangerungan, Jawa Timur.

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 55 hlmn.

Alhanif. R. 1996. Struktur Komunitas Lamun dan Kepadatan Perifiton pada Padang

Lamun di Perairan Pesisir Nusa Lembongan. Institut Pertanian Bogor.

Ameilda, C.,Irma, D. 2016. Struktur Komunitas Perifiton pada Makroalga Ulva lactuca

di Perairan Pantai Ulee Lheue Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kelautan dan Perikanan Unsyiah. Vol 1 No 3: 337-347.

Apriliana. A, Prijadi.S., Pujiono, W., 2014. Hubungan Kelimpahan Fitoperifiton

dengan Konsentrasi Nitrat dan Ortofosfat pada Daun Enhalus acoroides di

Perairan Pantai Jepara. Diponegoro Journal Of Maquares Management

Aquatic Resources. 3(3):19-27.

Azkab, M.H. 2000. Struktur dan Fungsi Pada Komunitas Lamun. Balitbang Biologi

Laut, Puslitbang Oseanologi – LIPI. Jakarta. Volume XXV Nomor 3.

Azkab. 2006. Ada Apa Dengan Lamun. Bidang Sumberdaya Laut. Pusat Peneliian

Osenografi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta

Bengen, D. G. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Sinopsis.

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

62 hlmn

Bramburger. A.J., Reavie1E.D., Sgro G.V., Estepp L.R.., Shaw C V.L., Pillsbury R.W.

2017. Decreases in diatom cell size during the 20th century in the Laurentian

Great Lakes: a response to warming waters.Jurnal. Plankton Research. 39 (2):

199–210.

Brower, J. E., J. H. Zar and C. Von Ende. 1990. General Ecology. Field and Laboratory

Methods. Wm. C. Brown Company Publisher, Dubuque, Iowa.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Asset Pembangunan Berkelanjutan

Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 412 hlm

Dahuri, Rokhmin., J. Rais, S. Putra Ginting dan M.J Sitepu. 2013. Pengelolaan Sumber

Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Balai Pustaka. Jakarta.

Den, Hartog. 1970. The Seagrass of the World. North Holland Publ. Co. Amster-dam.

112p.

Page 86: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

71

Den, Hartog. 1977. Structure, function and classification in seagrass communities.

Marcel Dekker, Inc. New York. 89-1217.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

Perairan. Kanisius. Yogyakarta

Fitri. 2015. Pengaruh Jenis Substrat terhadap Kelimpahan Tanaman Lamun di Pantai

Karapyak Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Skripsi Program Studi

Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Pasundan Bandung: Tidak diterbitkan.

Girsang, P., Muslim., Satriadi, A., 2013. Sebaran Nitrat Dan Fosfat Secara Horizontal

Di Perairan Pantai Kecamatan Tugu, Semarang Tahun 2012 Dan 2013. Jurnal

Oseanografi. 2 ( 4): 406 415.

Hamid, A. 1996. Peranan Faktor Lingkungan Perairan Terhadap Pertumbuhan Enhalus

acoroides (L.f) Royle di Teluk Grenyang, Bojonegoro, Kabupaten Serang,

Jawa Barat. Tesis Pascasarjana, IPB. Bogor.

Handoko., Yusuf, M., Wulandari, S. Y., 2013. Sebaran Nitrat Dan Fosfat Dalam

Kaitannya Dengan Kelimpahan Fitoplankton Di Kepulauan Karimun Jawa.

Jurnal Oceanografi. 2 (3): 198-206.

Hartati, R. Ali, D. Haryadi. Mujiyanto. 2012. Struktur Komunitas Padang Lamun di

Perairan Pulau Kumbang, Kepulauan Karimunjawa. Jurnal Ilmu Kelautan

Universitas Diponegoro.XVII (4) : 217 – 225.

Hartati, R., Widianingsih., Santoso, A., Endrawati1, H., Zainuri, M., Riniatsih, I.,

Saputra, W.L., Mahendrajaya, R.T. 2017. Variasi Komposisi dan Kerapatan

Jenis Lamun di Perairan Ujung Piring, Kabupaten Jepara. Jurnal Kelautan

Tropis. 20 (2): 96–105.

Herlina, Nora. I., Ikha. S.2018. Diversitas Mikroalga Epifit Berasosiasi pada Daun

Lamun Thalassia hemprichii di Pulau Lemukutan Kalimantan Barat. Jurnal

Laut Khatulistiwa. Pontianak. Vol 2 : 37-44.

Herlina. Nora, I. Ikha, S. 2018. Diversitas Mikroalga Epifit Berasosiasi pada Daun

Lamun Thalassia hemprichii di Pulau Lemukutan, Kalimantan Barat. Jurnal

Laut Khatulistiwa. 1 (2) : 37-44

Hutomo M. 1999. Proses Peningkatan Nutrient Mempengaruhi Kelangsungan Hidup

Lamun. LIPI

Hutomo, M. 2009. Prisiding Lokakarya Nasional I Pengelolaan Ekosistem Lamun.

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor,

224 hal.

Page 87: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

72

Hutomo, M. dan M.H. Azkab. 1987. Peranan Lamun di Perairan Laut Dangkal, Oseana,

Volume XII, Nomor 1: 13-23, 1987. Balitbang Biologi Laut, Pustlibang

Biologi Laut-LIPI, Jakarta

Ira. 2011. Keterkaitan Padang Lamun Sebagai Pemerangkap Dan Penghasil Bahan

Organik Dengan Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Pulau

Barrang Lompo. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 58 hlm.

Irawan, A. Sari, L.I. 2011. Estimasi Potensi Luasan Daun Lamun Dalam Mendukung

Produktivitas di Perairan Pesisir Kutai Timur. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis

Vol 19.

Ismail, J. 2016. Perifiton pada Daun Lamun Thalassia hemprichii dan Cymodocea

rotundata di Perairan Kampung Kampe Desa Malang Rapat. FIKP UMRAH.

Kementrian Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004. Kriteria Baku Kerusakan dan

Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. Sekretariat Negara. Jakarta

Kementrian Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Baku Mutu Air Laut Untuk

Biota Laut. Sekretariat Negara. Jakarta.

Kordi K. M. G.H. 2011. Ekosistem Lamun (seagrass): Fungsi, Potensi, dan

Pengelolaan. Rineka Cipta. Jakarta.

Louw, D. C., Gregory, J., Doucette., Elizabeth V., 2016. Annual patterns, distribution

and long-term trends of Pseudo-nitzschia species in the northern Benguela

upwelling system. Jurnal. Plankton Research. 39 (1): 35–47.

Mandal. S., Hikaru, H., Anupam, P., Hans, B., Smith, S. L., Kaiw, Wirtz., Hidekatsu.

Y., 2016. A 1D physical–biological model of the impact of highly intermittent

phytoplankton distributions. Jurnal. Plankton Research. 38 (4): 964–976.

McKenzie, L.J, Campbell, S.J. 2003. Manual for Community Monitoring of Seagrass

Habitat. Wester Pasific Edition. Seagrasswatch. Departemen of Primary

Industries. Australia.

Mustofa, A., 2015. Kandungan Nitrat Dan Fosfat Sebagai Faktor Tingkat Kesuburan

Perairan Pantai. Jurnal Disprotek. 6 (1): 13-19.

Nababan, B., Hartoko, A., Koropitan, A., Syahailatuna, A., Prihadi, B., Yulianto, B.,

Setyono, D.D., Subroto, E.A., Pandoe, W. 2012. Asosiasi Makroalga Epifit

pada Berbagai Jenis Lamun di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan.

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan VIII ISOI 2011. 283 hal.

Page 88: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

73

Novianti,M ., Widyorini,N., Suprapto., 2013. Analisis Kelimpahan Perifiton Pada

Kerapatan Lamun Yang Berbeda Di Perairan Pulau Panjang,Jepara. Journal

of Managemen Of Aquatiq Resources 2(3):219-225.

Nurfadillah. 2013. Uji Bioaktifitas Antibakteri Ekstrak Dan Fraksi Lamun Dari

Kepulauan Spermonde, Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanudin;

Makassar.

Nurzahraeni. 2014. Keragaman Jenis dan Kondisi Padang Lamun di Perairan Pulau

Panjang Kepulauan Derawan Kalimantan Timur. Skripsi Jurusan Ilmu

Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perik Universitas Hasanuddin Makasar:

Tidak diterbitakan.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.

Jakarta. 459 hlm.

Padang, A. 2011. Struktur Komunitas Diatom Bentik yang Epifit pada Daun Lamun.

Bimafika. Ambon. Vol 3 : 225-229.

Phillips, R. C., and E. G. Menez. 1988. Seagrasses. Smithsonian Contribution to The

Marine Science. No. 34. Smithsonian Institution Press, Washington, D. C. 104

p.

Prakoso, K., Supriharyono, Ruswahyuni. 2015. Kelimpahan epifauna di subtrat dasar

dan daun lamun dengan karapatan yang berbeda di Pulau Pahawang Provinsi

Lampung. Management Of Aquatic. 4 (3) : 177-122.

Risamasu, F. J. L., Prayitno, H. B., 2011. Kajian Zat Hara Fosfat, Nitrit, Nitrat dan

Slikat di Perairan Kepulauan Matahari, Kalimantan Selatan. Ilmu Kelautan.16

(3): 135-142.

Sarbini, R., Yusup. N. 2015. Teknik Sampling dan Pengamatan Kelimpahan Perifiton

di Ekosistem Lamun Kepulauan Karimun Jawa. Teknisi Litkayasa Balai

Penelitian dan Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan.

Sari, D. M., 2017. Perifiton Epipit Sebagai bioindikator Perairan Padang Lamun

(Enhalus Acoroides) Di Desa Pengudang Kabupaten Bintan.[Skripsi].

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Sugianti, Y., Mujianto., 2014. Komunitas Perifiton Pada Ekosistem Padang Lamun Di

Kawasan Pulau Parang, Karimunjawa Tengah. Balai Penelitian Pemulihan

dan Konservasi Sumberdaya Ikan. [Jurnal]: 299-308.

Susetiono. 1994. Struktur dan Kelimpahan Meiofauna diantara Enhalus acoroides di

Pantai Kuta Lombok Tengah.

Page 89: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

74

Suwartimah, K., Hartati, dan Wulandari. 2011. Komposisi Jenis dan Kelimpahan

Diatom Bentik di Muara Sungai Comal Baru Pemalang. Semarang. Program

Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNDIP. 16(1):

16-23.

Tait. 1981. Element of Marine Ecology. An Inroduction. Cambridge.

Tiselius, P. Andrea B. Lars, A. Odd L. 2016. Primary productivity in a coastal

ecosystem: a trophic perspective on a long-term time series Jurnal. 38 (4):

Tomascik. 1997. The Ecology of The Indonesian Sea Part 2. Singapore: Peripilus

Edition.

Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut - Suatu Pendekatan Ekologi,

Sosial-Ekonomi, Kelembangaan, dan Sarana Wilayah. Brilian Internasional.

Surabaya

Waycott, M., K. McMahon, J. Mellors, A. Calladine, and D. Kleine. 2004. A Guide to

Tropical Seagrasses of the Indo-West Pacific. James Cook University,

Townsville-Queensland Australia

Wetzel, R. R. 1982. Limnology (2nd edition). Saunders College Publication Oxford.

Philadelphia. 734 p.

Wibowo, A., Umroh, dan Rosalina, D., 2014. Keanekaragaman Perifiton Pada Daun

Lamun Di Pantai Tukak Kabupaten Bangka Selatan. Akuatik-Jurnal

Sumberdaya Perairan. 8 (2) : 7–16.

Widianingsih., Retno, H., Hadi, E., Ria, A. 2009. Buku Ajar Mikroalga Laut. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Wood, E. J. F. 1967. Microbiology of Oceans and Estuaries. Elsevier Publishing

Company. New York. 319p.

Zulkifli, E. 2003. Kandungan Zat Hara dalam Air Poros dan Air Permukaan Padang

lamun Bintan Timur. Jurnal Natur Indonesia 5(2.):139-144.

Page 90: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

75

Lampiran 1. Kerapatan Lamun di Pulau Parang

Lokasi Enhalus

acoroides

Cymodocea

serrulata

Thalassia

hemprichii

Halodule

uninervis

Syringodium

isoetifolium

Stasiun

1

Substasiun 1 276 0 0 0 0

Substasiun 2 280 0 0 0 0

Substasiun 3 332 0 0 0 0

Total 888 0 0 0 0

Stasiun

2

Substasiun 1 60 140 168 56 0

Substasiun 2 44 80 64 84 0

Substasiun 3 40 0 60 60 0

Total 144 220 292 200 0

Stasiun

3

Substasiun 1 212 368 0 0 184

Substasiun 2 160 352 0 0 228

Substasiun 3 140 488 0 0 172

Total 512 1208 0 0 584

Page 91: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

76

Lampiran 2. Data Kelimpahan Perifiton pada Daun Lamun Enhalus acoroides.

No Genus

Stasiun 1 (Ind/cm2) Stasiun 2 (Ind/cm2) Stasiun 3 (Ind/cm2) Total

Substasiun

1

Substasiun

2

Substasiun

3

Substasiun

1

Substasiun

2

Substasiun

3

Substasiun

1

Substasiun

2

Substasiun

3

1 Melosira 78,75 262,5 318,75 101,25 168,75 108,75 40 45 110 1233,75

2 Pleurosigma 7,5 0 45 63,75 48,75 0 3,75 0 0 168,75

3 Coscinodiscus 116,25 82,5 138,75 85 101,25 60 21,25 197,5 151,25 953,75

4 Rhizosolenia 11,25 3,75 75 47,5 120 201,25 22,5 6,25 10 497,5

5 Diploneis 0 52,5 22,5 12,5 0 7,5 0 10 63,75 168,75

6 Hemiaulus 0 26,25 7,5 10 0 0 2,5 0 0 46,25

7 Fragilaria 0 7,5 0 25 0 0 0 3,75 2,5 38,75

8 Navicula 0 288,75 187,5 181,25 120 78,75 27,5 87,5 35 1006,25

9 Biddulphia 0 112,5 45 115 0 3,75 0 45 46,25 367,5

10 Nitchzia 0 0 0 20 192,5 0 0 0 20 232,5

11 Striatella 0 0 45 0 0 0 2,5 0 0 47,5

12 Rhabdonema 0 0 7,5 0 0 0 0 0 0 7,5

13 Stephanodiscus 0 11,25 7,5 0 0 0 0 10 0 28,75

14 Grammatophora 53,75 40 0 60 82,5 127,5 0 0 0 363,75

15 Licmophora 72,5 25 33,75 82,5 0 176,25 0 0 0 390

16 Cylindrotheca 0 0 0 0 0 0 85 98,75 65 248,75

17 Thalassiosira 26,25 40 0 0 0 0 0 0 66,25

18 Tropidoneis 0 107,5 36,25 0 0 0 0 0 0 143,75

19 Nodularia 0 0 0 0 0 0 3,75 35 42,5 81,25

20 Alexandrium 0 0 28,75 0 178,75 86,25 78,75 26,25 0 398,75

21 Cochlodinium 42,5 0 70 30 0 97,5 0 0 22,5 262,5

22 Calanus 15 26,25 3,75 3,75 15 7,5 0 0 2,5 73,75

23 Larva bivalvia 0 11,25 7,5 7,5 3,75 0 0 3,75 7,5 41,25

Total 423,75 1057,5 1120 845 1031,25 955 287,5 568,75 578,75 6867,5

Page 92: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

77

Lampiran 3. Data Kelimpahan Perifiton pada Daun Lamun Cymodocea serrulata.

No Genus

Stasiun 1 (Ind/cm2) Stasiun 2 (Ind/cm2) Stasiun 3 (Ind/cm2) Total

Substasiun

1

Substasiun

2

Substasiun

3

Substasiun

1

Substasiun

2

Substasiun

3

Substasiun

1

Substasiun

2

Substasiun

3

1 Melosira 40 38,75 56,25 40 48,75 157,5 381,25

2 Pleurosigma 15 72,5 12,5 15 26,25 141,25

3 Coscinodiscus 36,25 65 36,25 140 157,5 435

4 Rhizosolenia 65 67,5 18,75 65 67,5 283,75

5 Diploneis 1,25 18,75 1,25 2,5 15 7,5 46,25

6 Hemiaulus 5 12,5 6,25 5 28,75

7 Fragilaria 2,5 3,75 2,5 8,75

8 Navicula 53,75 86,25 121,25 53,75 80 67,5 462,5

9 Biddulphia 83,75 20 206,25 310

10 Nitchzia 128,75 57,5 186,25

11 Stephanodiscus 107,5 107,5

12 Striatella 1,25 1,25

13 Rhabdonema 5 5

14 Grammatophora 128,75 83,75 178,75 73,75 465

15 Thalassiosira 107,5 107,5

16 Cylindrotheca 107,5 51,25 70 163,75 12,5 405

17 Skeletonema 73,75 113,75 80 267,5

18 Leptocylindrus 7,5 58,75 66,25

19 Alexandrium 107,5 28,75 21,25 60 217,5

20 Cochlodinium 23,75 15 38,75

21 Oscilatoria 163,75 182,5 161,25 80 28,75 97,5 713,75

22 Nodularia 15 57,5 26,25 98,75

23 Trichodesmium 26,25 3,75 6,25 36,25

24 Calanus 1,25 7,5 3,75 6,25 18,75

25 Larva bivalvia 3,75 1,25 2,5 Total 803,75 768,75 802,5 955 542,5 967,5 4832,5

Page 93: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

78

Lampiran 4. Hasil Indeks Penyebaran Morisita

Indeks Penyebaran Morisita di Stasiun 1 pada Daun Enhalus acoroides.

Genus Substasiun 1 Substasiun 2 Substasiun 3 TOTAL Id KESIMPULAN

Bacillariophyceae

Melosira 169 178 132 479 3,03 Mengelompok

Pleurosigma 6 0 36 42 6,74 Mengelompok

Coscinodiscus 93 66 111 270 3,10 Mengelompok

Rhizosolenia 9 3 60 72 6,37 Mengelompok

Diplo 0 42 18 60 5,16 Mengelompok

Hemiaulus 0 21 6 27 5,77 Mengelompok

Fragilaria 0 6 0 6 9,00 Mengelompok

Navicula 0 160 150 310 4,49 Mengelompok

Biddulphia 0 90 36 126 5,30 Mengelompok

Striatella 0 0 6 6 9,00 Mengelompok

Rhabdonema 0 0 9 9 9,00 Mengelompok

Stephanodiscus 0 9 6 15 4,37 Mengelompok

Grammatophora 43 32 3 78 4,20 Mengelompok

Licmophora 58 20 27 105 3,62 Mengelompok

Thalassiosira 21 32 53 4,61 Mengelompok

Tropidoneis 86 29 115 5,58 Mengelompok

Dinophyceae

Alexandrium 69 23 92 5,59 Mengelompok

Cochlodinium 34 56 90 4,72 Mengelompok

Zooplankton

Calanus 12 21 3 36 3,99 Mengelompok

Larva bivalvia 0 9 6 15 4,37 Mengelompok

Page 94: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

79

Lampiran 4. (Lanjutan) Hasil Indeks Penyebaran Morisita

Indeks Penyebaran Morisita di Stasiun 2 pada Daun Enhalus acoroides.

Genus Substasiun 1 Substasiun 2 Substasiun 3 TOTAL Id KESIMPULAN

Bacillariophyceae

Melosira 81 135 87 303 3,15 Mengelompok

Pleurosigma 51 39 0 90 4,53 Mengelompok

Coscinodiscus 68 81 48 197 3,10 Mengelompok

Rhizosolenia 38 96 161 295 3,77 Mengelompok

Diplo 10 0 6 16 4,50 Mengelompok

Hemiaulus 8 0 0 8 9,00 Mengelompok

Fragilaria 20 0 0 20 9,00 Mengelompok

Navicula 145 96 63 304 3,31 Mengelompok

Biddulphia 92 0 3 95 8,44 Mengelompok

Nitchzia 16 154 0 170 7,46 Mengelompok

Grammatophora 48 66 102 216 3,27 Mengelompok

Licmophora 66 0 141 207 5,07 Mengelompok

Dinophyceae

Alexandrium 0 143 69 212 5,03 Mengelompok

Cochlodinium 24 0 78 102 5,73 Mengelompok

Zooplankton

Calanus 3 12 6 21 3,60 Mengelompok

Larva bivalvia 6 3 0 9 4,50 Mengelompok

Page 95: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

80

Lampiran 4. (Lanjutan) Hasil Indeks Penyebaran Morisita

Indeks Penyebaran Morisita di Stasiun 2 pada Daun Cymodocea serrulata.

Genus Substasiun 1 Substasiun 2 Substasiun 3 TOTAL Id KESIMPULAN

Bacillariophyceae

Melosira 32 31 45 108 3,04 Mengelompok

Pleurosigma 12 58 10 80 5,02 Mengelompok

Coscinodiscus 29 52 0 81 4,81 Mengelompok

Rhizosolenia 52 54 15 121 3,55 Mengelompok

Diploneis 1 15 1 17 6,95 Mengelompok

Hemiaulus 4 10 5 19 3,21 Mengelompok

Fragilaria 2 3 0 5 3,60 Mengelompok

Navicula 43 69 97 209 3,27 Mengelompok

Biddulphia 0 67 16 83 6,16 Mengelompok

Striatella 0 2 0 2 9,00 Mengelompok

Rhabdonema 0 0 4 4 9,00 Mengelompok

Grammatophora 103 67 143 313 3,25 Mengelompok

Cylindrotheca 86 41 56 183 3,25 Mengelompok

Skeletonema 59 0 91 150 4,68 Mengelompok

Dinophyceae

Alexandrium 86 0 23 109 5,98 Mengelompok

Cyanophyceae

Oscilatoria 131 146 129 406 2,99 Mengelompok

Zooplankton

Calanus 0 1 6 7 6,43 Mengelompok

Larva bivalvia 3 0 1 4 4,50 Mengelompok

Page 96: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

81

Lampiran 4. (Lanjutan) Hasil Indeks Penyebaran Morisita

Indeks Penyebaran Morisita di Stasiun 3 pada Daun Enhalus acoroides.

Genus Substasiun 1 Substasiun 2 Substasiun 3 TOTAL Id KESIMPULAN

Bacillariophyceae

Melosira 32 36 88 156 3,69 Mengelompok

Pleurosigma 3 0 0 3 9,00 Mengelompok

Coscinodiscus 17 158 121 296 4,08 Mengelompok

Rhizosolenia 18 5 8 31 3,70 Mengelompok

Diplo 0 8 51 59 6,85 Mengelompok

Hemiaulus 2 0 0 2 9,00 Mengelompok

Fragilaria 0 3 2 5 3,60 Mengelompok

Navicula 22 70 28 120 3,81 Mengelompok

Biddulphia 0 36 37 73 4,44 Mengelompok

Striatella 2 0 0 2 9,00 Mengelompok

Nitchzia 0 0 16 16 9,00 Mengelompok

Stephanodiscus 0 8 0 8 9,00 Mengelompok

Cylindrotheca 68 79 52 199 3,05 Mengelompok

Dinophyceae

Alexandrium 63 21 0 84 5,58 Mengelompok

Cochlodinium 0 0 18 18 9,00 Mengelompok

Cyanophyceae

Nodularia 3 28 34 65 4,08 Mengelompok

Zooplankton

Calanus 0 0 2 2 9,00 Mengelompok

Larva bivalvia 3 6 9 4,50 Mengelompok

Page 97: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

82

Lampiran 4. (Lanjutan) Hasil Indeks Penyebaran Morisita

Indeks Penyebaran Morisita di Stasiun 3 pada Daun Cymodocea serrulata.

Genus Substasiun 1 Substasiun 2 Substasiun 3 TOTAL Id KESIMPULAN

Bacillariophyceae

Melosira 32 39 126 197 4,25 Mengelompok

Pleurosigma 12 21 0 33 4,70 Mengelompok

Coscinodiscus 29 112 126 267 3,67 Mengelompok

Rhizosolenia 52 0 54 106 4,46 Mengelompok

Diplo 1 12 6 19 4,26 Mengelompok

Hemiaulus 4 0 0 4 9,00 Mengelompok

Fragilaria 2 6 0 8 5,14 Mengelompok

Navicula 43 64 54 161 3,04 Mengelompok

Biddulphia 0 0 165 165 9,00 Mengelompok

Nitchzia 103 46 0 149 5,13 Mengelompok

Stephanodiscus 86 0 0 86 9,00 Mengelompok

Grammatophora 59 0 0 59 9,00 Mengelompok

Thalassiosira 86 0 0 86 9,00 Mengelompok

Cylindrotheca 131 0 10 141 7,81 Mengelompok

Skeletonema 0 0 64 64 9,00 Mengelompok

Leptocylindrus 6 47 0 53 7,16 Mengelompok

Dinophyceae

Alexandrium 17 0 48 65 5,47 Mengelompok

Cochlodinium 0 19 12 31 4,59 Mengelompok

Cyanophyceae 0

Oscilatoria 64 23 78 165 3,51 Mengelompok

Nodularia 12 46 21 79 3,83 Mengelompok

Trichodesmium 21 3 5 29 4,94 Mengelompok

Zooplankton 0

Calanus 3 0 5 8 4,18 Mengelompok

Larva bivalvia 0 2 0 2 9,00 Mengelompok

Page 98: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

83

Lampiran 5. Dokumentasi Lapangan

Line Transek Transek 50x50 cm

Pengambilan sampel daun Kondisi padang lamun Stasiun 1

Kondisi padang lamun Stasiun 2 Kondisi padang lamun Stasiun 3

Page 99: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

84

Lampiran 6. Hasil Uji Nitrat Fosfat

Page 100: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

85

Lampiran 7. Hasil Uji Non Parametrik Median

Tabel Kelimpahan Perifiton

Enhalus acoroides Cymodocea serrulata

287,5 0

424 0

568,75 0

578,75 542,5

845 768,75

955 803,75

1031,25 803,75

1086 955

1144 967,5

𝑥2 = 𝑛 [(𝑎𝑑 − 𝑏𝑐) −

𝑛2]2

(𝑎 + 𝑏)(𝑐 + 𝑑)(𝑎 + 𝑐)(𝑏 + 𝑑)

Ket :

Mempunyai derajat bebas 1 ; 𝛼 = 0,05

Ho = diterima apabila 𝑥2 ≤ 𝑥2 𝛼 ( Tidak mempunyai perbedaan signifikan)

Ho = ditolak apabila 𝑥2 > 𝑥2 𝛼 (Mempunyai perbedaan signifikan)

Perhitungan :

𝑥2 = 18 [(5. 5 − 4. 4 ) −

182

]2

(5 + 4)(4 + 5)(5 + 4)(4 + 5)

𝑥2 = 0,89

Kesimpulan :

Median (786,25) Enhalus acoroides Cymodocea serrulata Jumlah

Diatas median 5 (a) 4 (b) 9

Dibawah median 4 (c) 5 (d) 9

Jumlah 9 9 18 (n)

Page 101: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

86

Nilai 𝑥2 pada 𝛼 = 0,05 dengan derajat bebas 1 adalah 3,841. Oleh karena 𝑥2 =

0,89 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kelimpahan perifiton pada

daun lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata tidak mempunyai perbedaan

yang signifikan.

Page 102: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

87

Lampiran 8. Hasil uji analisis ukuran butir sedimen

Stasiun 1

Stasiun 2

Page 103: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

88

Lampiran 8. (Lanjutan) Hasil uji analisis ukuran butir sedimen

Stasiun 3

Page 104: DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PADA DAUN … · 2021. 3. 30. · then observed using the census method that is total observation with sedgwick rafter counting chamber. Periphyton

89

RIWAYAT HIDUP

Pratiwi Megah Sundari, dilahirkan di Klaten pada tanggal 21

November 1997, merupakan anak kedua dari dua bersaudara

pasangan Bapak Sigit Joko Susilo dan Ibu Harsih. Penulis

menempuh pendidikan awal di TK Pertiwi 2 Majegan, dilanjutkan

dengan pendidikan dasar di SDN 2 Majegan. Selanjutnya penulis lulus dari SMP

Negeri 1 Karanganom pada tahun 2012. Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Karanganom

pada tahun 2015 dan sekaligus diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu

Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang

melalui jalur Mandiri.

Selama perkuliahan penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu HMIK

sebagai staff PSDM periode 2016 dan Staff Ahli PSDM periode 2017. Penulis juga

aktif dalam organisasi SeaCrest sebagai Anggota Bidang Litbang periode 2016 dan

Kepala Bidang Litbang periode 2017. Penulis telah menyelesaikan Praktek Kerja

Lapangan yang berjudul “Teknik Penggantungan Kerang Mutiara (Pinctada maxima)

menggunakan metode Long Line Di PT. Autore Pearl Culture Lombok” dan telah

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Sendang Kecamatan Kalinyamatan

Kabupaten Jepara. Saat menyusun Skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai

mahasiswa di Departemen Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Diponegoro, Semarang.