33
Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Penjasorkes Adang Suherman FPOK UPI 2013

Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Penjasorkes

  • Upload
    jacqui

  • View
    74

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Penjasorkes. Adang Suherman FPOK UPI 2013. Pokok Bahasan. Memahami ( konseptual ), menerapkan ( prosedural ), dan memodifikasi ( kontekstual ) konsep pendekatan pembelajaran saintifik sesuai dengan tuntutan konteksnya. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran

PenjasorkesAdang Suherman

FPOK UPI2013

Page 2: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Pokok Bahasan

Memahami (konseptual), menerapkan (prosedural), dan memodifikasi (kontekstual) konsep pendekatan pembelajaran saintifik sesuai dengan tuntutan konteksnya

Page 3: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Masalah Pembelajaran Saintifik

• Terbatasnya jumlah guru yang berkeyakinan bahwa siswa dapat berpikir produktif (medapatkan sesuatu yang tidak diketahui dan diingat sebelumnya), akibatnya para guru:

– berlebihan dalam mengandalkan daya ingat siswa,

– melupakan penciptaan lingkungan yg dapat membuat anak mencari tau,

– lebih menekankan pada recall and reproduction,

– mengabaikan problem solving, creative thinking, and decision making.

• Wacana integratif non latar belakang penjas bahkan penjas dihilangkan (kompas.com, rabu 11 des 2013)

• Pengenalan saintifik dalam kurikulum baru muncul dalam kurikulum 2013 sekarang, itupun baru sebatas dokumen belum pada kenyataan

• Kecenderungan saintifik diajarkan baru sebatas konseptual dan diajarkan secara direktif bukan sebagai sebuah cara berpikir “a way of thinking or discovery and inquiry”

Page 4: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Konseptual

Page 5: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Knowledge, Science, Scientific• llmu pengetahuan (science): ilmu untuk mencari tahu; suatu

sistem berbasis metodologi ilmiah untuk membangun pengetahuan (knowledge).

• membangun suatu pengetahuan harus didukung oleh rekam data, observasi dan analisa yang terukur dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman manusia terhadap gejala-gejala alam dan sosial.

• Pengetahuan (knowledge): penguasaan teori dan keterampilan seseorang yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan untuk keperluan tertentu.

• Scientific adalah kata sifat dari “Science” yang mengandung arti “ilmiah/bersifat ilmiah”

Page 6: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Inquiry Learning Sebagai Pendekatan Ilmiah (Permendikbud No. 65 th 2013 ttg Standar Proses)

• Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.

• Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, . . ., disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

• Prinsip pembelajaran

– diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;

– dari pendekatan tekstual menuju pendekatan ilmiah;

• Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), . . . perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/ penelitian (discovery/inquiry learning).

Page 7: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Inquiry Learning Sebagai Pendekatan Ilmiah(Lanjutan)

• Prinsip pembelajaran – diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;– dari pendekatan tekstual menuju pendekatan ilmiah;

• Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), . . . perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).

• Untuk mendorong kemampuan peserta didik . . . maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Page 8: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Kerangka Pikir Inquiry Learning

• Masalah merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

• Mengajar sesungguhnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas belajar siswa, yaitu “kemampuan belajar efektif dan efisien” dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan

• Siswa mempelajari pengatahuan dengan cara yang sama seperti bagaimana pengatahuan itu sendiri didapatkan/ berkembang.

• Inquiry learning merujuk pada proses dan keterampilan yang digunakan oleh para scientis dalam mendapatkan pengetahuan.

• Startegi inquiry melibatkan pemahaman mengenai “bagaimana dan mengapa pengetahun berubah dalam merespon bukti2, analisis logis, dan berbagai penjelasan yang diperdebatkan dalam komunitasnya (NRC 2000, p. 21).

Page 9: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Konsep Inquiry Learning• Inkuiri Learning merupakan campuran strategi penyelidikan dan

pemecahan masalah yang dibingkai dalam bentuk pertanyaan kepada siswa agar “berpikir, lalu bergerak.”

• Inkuiri Teaching mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah yang dibingkai dalam bentuk pertanyaan

• Tema: “Learner as Problem Solver”• Pendekatan pembelajaran sebagai proses memecahkan masalah. • Guru menyajikan permasalahan dalam bentuk pertanyaan, memberi

kesempatan pada siswa untuk berekpresi kreatif mendemonstrasikan solusinya.

• Permasalahan harus dipecahkan melalui kognitif terlebih dahulu kemudian di formulasikan kedalam gerakan.

• Pemecahan masalah sebagai pusat dan pengaturan proses belajar mengajar (Tillotson, 1970)

Page 10: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Traditional (behavioral) approach

Cognitive (processes) approach

Subject centered Learner centered Teacher tells Learner explores Ignores learners’ rich repertoire of movement memories

Utilizes learners’ rich repertoire of movement memories

Learner plays relatively passive role in the process

Learner assumes a major responsibility for his/her own learning

Teacher identifies errors and prescribes corrections

Learner identifies errors and makes adjustments

May be less time-consuming in early stages

May be more time-consuming in early stages

Page 11: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Asumsi Mengajar Menurut Pandangan Inquiry Teaching

• Fungsi pedagogis utama guru adalah merangsang siswa berfikir yang kemudian dapat mengembangkan kemampuan psikomotor.

• Pertanyaan digunakan sebagai alat utama interaksi guru dengan siswa.

• Guru adalah fasilitator siswa untuk belajar, melalui pertanyaan yang akan merangsang siswa untuk berekpresi dan kreatif

• Pertanyaan guru harus sesuai dengan kemampuan intelektual siswa.• Peran guru adalah mengkombinasikan instruksi langsung dan tidak

langsung. – Direct instruction berlangsung pada saat menyuruh siswa terlibat dalam

aktivitas fisik

– Indirect teaching berlangsung pada saat siswa berpikir dan eksplorasi untuk memecahkan masalah gerak

Page 12: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Asumsi Belajar Menurut Pandangan Inquiry Teaching

• Proses belajar akan berlangsung dengan baik manakala aktivitas belajar didasarkan pada kesadaran dan pemahaman siswa

• Siswa mengikuti pembelajaran dengan berbekal pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya untuk membangun dan memahami pengetahuan baru.

• Belajar psikomotor didahului oleh belajar kognitif.

• Belajar pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah.

• Siswa menggunakan pengetahuannya untuk mencari solusi lisan atau gerak.

• Pengembangan kognitif akan berlangsung dengan baik jika kompleksitas masalah sesuai dengan perkembangan kemampuan siswa.

Page 13: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Strategi Pembelajaran Inquiry(Pendalaman Metodologi)

• Pendekatan Eksplorasi (Barret, 1970)

• Pembelajaran melalui pertanyaan (Siedentop, 1991)

• Guided Discovery, Problem Soving (Mosston dan Ashworth, 1994)

• Pendekatan berpikir kritis (McBride, 1992),

• Indirect Teaching, Cognitive Approaches (Graham, 1994)

Page 14: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Prosedural

Page 15: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Scientific Method• Identify the problem; Clarify the question&

Hypotesis; Determine information needed and how to obtain it; Organize the information obtained; Interpret the results (Fraenkel)

• . . . the process of: sensing problems . . ., forming . . . hypotheses, testing . . . these hypotheses, and communicating the results (Toren).

• All conclusions are tentative and subject to change as new evidence is uncovered (don’t PROVE things)

Page 16: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

16

Langkah-Langkah belajar Saintifik

Observing(mengamati)

Questioning(menanya)

Associating(menalar)

Experimen-ting

(mencoba)

Networking(membentuk

Jejaring)

Untuk Semua Mata Pelajaran

Page 17: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Langkah Pembelajaran dengan Inquiry learning

1. Identifikasi masalah. Guru mengetahui konsep yang akan diajarkan, keterampilan yang harus dikuasai, dan bagaimana menyuruh siswa melalui pertanyaan yang disusun secara sistematis,

2. Menyajikan masalah. Guru menyampaikan satu atau lebih masalah yang memerlukan jawaban dalam bentuk kognitif dan gerak.

3. Ekplorasi masalah terbimbing. Guru mengamati siswa pada saat siswa mencoba memecahkan masalah, menyediakan isyarat “cues”, umpan balik, dan pertanyaan fasilitatif.

4. Identifikasi dan memperbaiki solusi. Guru menggunakan isyarat-isyarat (poin 3), umpan balik, dan pertanyaan untuk memperbaiki atau memperbanyak pola pikir siswa dalam menemukan solusi.

5. Demontrasi untuk analisis, evaluasi dan diskusi. Setelah memperoleh solusi terbaik dalam memecahkan maslahnya, siswa mendemonstrasikan pemecahan yang dipilihnya kepada seluruh siswa

6. Demonstrasi diharapkan menjadi media bagi guru dan siswa untuk mengevaluasi (bukan mengkritisi) dan memberikan manfaat bagi siswa lainnya dalam menentukan solusi thdp permasalahan

Page 18: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

DISAIN MENGAJAR INQUIRI TRAINING, termasuk CONCEPT ATTAINMENT,

INDUCTIVE THINKINGModel pembelajaran ini menekankan pada hasrat belajar tentang segala sesuatu secara lebih bermakna dengan cara mendapatkan dan mengorganisir data, memahami masalah dan solusinya, mengembangkan konsep yang bermakna untuk melakukannya. Setiap rancangan model memiliki penekanan yang berbeda-beda, (perolehan informasi dan konsep, pembuatan konsep dan uji hipotesis, kreativitas berpikir), garis besar rancangannya sbb.

Page 19: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Kontekstual

Page 20: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Adaptasi Implemensitasi Inquiry Teaching

Tingkat Kelas

Kemungklnan Adaptasi

Pra-sekolah

1. Batasi pada pengetahuan 2.Fokus pada perhatian dan keterampilan mendengarkan

Sekolah dasar 1. Bingkai tugas gerak/masalah dengan jelas 2. Periksa pemahaman sebelum dan selama PBM 3. gunakan tugas gerak/masalah simpel

SMP Tidak harus diadaptasi Sekolah Menengah Atas

1. Fokus terhadap higher-order learning 2. Gunakan sedikit masalah tapi sudah mulai kompleks 3. dorong untuk menjawab yang memerlukan media dan teknologi

Perguruan Tmggi 1. Fokus terhadap higher-order learning 2. Gunakan beberapa atau banyak tugas/masalah 3. Gunakanjawaban kognitif yang memerlukan media dan teknologi

Page 21: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

URAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 Tema: Petak Lempar Tangkap Tujuan: 1. Siswa menunjukkan perilaku kerjasama, percayadiri, dan berani melakukan permainan

tanpa merasa ragu atau tanggung 2. Siswa menunjukkan pengetahuan gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif 3. Siswa mempraktekkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif Alat dan Media pembelajaran: • Lapangan empat persegi sama sisi dengan empat petak • Bola ringan sesuai kemampuan siswa • Kon pembatas • peluit

Page 22: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan 2. Kegiatan Inti

a. Play 1: Siswa mengamati tujuan, aturan, dan tempat bermain yang dijelaskan guru

(dalam video); Siswa diberi kesempatan bertanya, berdiskusi, dan membagi kelompok untuk

melakukan permainan Siswa eksplorasi melakukan permainan antara 5-10 menit Siswa berhenti bermain

b. Teach (meningkatkan understanding dan kemampuan gerak) Diskusi, identifikasi, dan perumusan masalah dalam kelompok masing-masing Diskusi merumuskan dan menetapkan beberapa alternatif jawaban Mencobakan dan melatihkan berbagai gerakan sebagai jawaban atas

permasalahan yang muncul Menyepakati gerakan sebagai jawaban yang akan ditampilkan

c. Play 2: Mempraktekkan hasil diskusi dan latihan dalam permainan lawan kelompok lain

d. Menyajikan dan mengkomunikasikan hasil secara kelompok maupun individu

Page 23: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Penilaian unjuk Kerja:

No Komponen yang dinilai

Kriteria Baik sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu bimbingan (1)

1

Kerjasama Selalu menunjukkan perilaku kerjasama setiap kali ada peluang

Sebagian besar menunjukkan perilaku kerja sama setiap kali ada peluang

Kadang menunjukkan perilaku kerjasama setiap kali ada peluang

Kurang menunjukkan perilaku kerjasama setiap kali ada peluang

2

Percaya diri Selalu menunjukkan perilaku percaya diri setiap kali ada peluang

Sebagian besar menunjukkan perilaku percaya diri setiap kali ada peluang

Kadang menunjukkan perilaku percaya diri setiap kali ada peluang

Kurang menunjukkan perilaku percaya diri setiap kali ada peluang

3

berani Selalu menunjukkan perilaku berani setiap kali ada peluang

Sebagian besar menunjukkan perilaku percayadiri setiap kali ada peluang

Kadang menunjukkan perilaku percayadiri setiap kali ada peluang

Kurang menunjukkan perilaku percayadiri setiap kali ada peluang

No Komponen yang dinilai

Kriteria Baik sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu bimbingan (1)

1

variasi gerak dasar lokomotor

Selalu mempraktekkan setiap kali ada peluang

Sebagian besar mempraktekkan setiap kali ada peluang

Kadang-kadang mempraktekkan setiap kali ada peluang

Kurang mempraktekkan setiap kali ada peluang

2

variasi gerak dasar non-lokomotor

Selalu mempraktekkan setiap kali ada peluang

Sebagian besar mempraktekkan setiap kali ada peluang

Kadang-kadang mempraktekkan setiap kali ada peluang

Kurang mempraktekkan setiap kali ada peluang

3

variasi gerak dasar manipulatif

Selalu mempraktekkan setiap kali ada peluang

Sebagian besar mempraktekkan setiap kali ada peluang

Kadang-kadang mempraktekkan setiap kali ada peluang

Kurang mempraktekkan setiap kali ada peluang

Page 24: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Remedial: 1. Guru melakukan remedial jika masih ada siswa yang kurang mampu

menunjukkan dan mempraktekkan komponen penilaian di atas. 2. Guru memberikan aktivitas lempar tangkap yang memiliki tingkat kesulitan lebih

rendah untuk meremedial siswa yang lamban. 3. Guru memberikan aktivitas lempar tangkap yang memiliki tingkat kesulitan lebih

tinggi untuk mmfasilitasi siswa yang berminat dan berbakat. Refleksi Diri: 1. Hal-hal apa saja yang perlu menjadi perhatian Bapak/Ibu selama pembelajaran?

............................................................................................................................. ...

............................................................................................. ...................................

...................................................................................................................... 2. Siswa mana saja yang perlu mendapatkan perhatian khusus?

...................................................................................................... ..........................

............................................................................................................................. ...

...................................................................................................... ..................... 3. Hal-hal apa saja menjadi catatan keberhasilan pembelajaran yang telah

Bapak/Ibu lakukan? ............................................................................................................................. ............................................................................................................. ...................................................................................................................................................

4. Hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dan ditingkatkan agar pembelajaran yang Bapak/Ibu lakukan menjadi lebih efektif? ............................................................................................................ ................................................................................................................................................. ............................................................................................................... ..................

Page 25: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

I. Topik: Dribling II. Kelas: III SD III. Waktu: 30 menit IV. Target siswa: mampu mengontrol bola pada waktu dribling sambil bergerak V. Target guru: mampu memanggil siswa dengan menggunakan nama VI. Peralatan: tali skipping, bola karet VII. Pemanasan: skipping sendirian dan kelompok VIII. Pengenalan: kita sekarang akan belajar dribling di tempat dan bergerak ke semua arah IX. Aktivitas belajar (pendekatan bertanya: questioning approach)

• dapatkah dribbling bola di samping badan? Lakukan. • bagian tangan mana yang anda gunakan untuk dribbling? • dapatkah mendribbling bola dengan tangan yang satunya lagi? • dapatkah mendribbling bola mengelilingi satu kaki? • dapatkah mendribbling bola mengelilingi kaki yang satunya lagi? • dapatkah mendribbling bola mengelilingi ke dua kaki dengan cara silang bergantian? • dapatkah mendribbling bola rendah dan tinggi secara bergantian tanpa berhenti? • berapa kali anda dapat mendribbling bola tinggi dan rendah tanpa kehilangan kontrol? • dapatkah mendribbling bola di samping badan sambil berjalan? • dapatkah mendribbling bola sambil mundur? • dapatkah mendribbling bola sambil bergerak ke kanan? • dapatkah mendribbling bola sambil bergerak ke kiri? • dapatkah mendribbling bola sambil bergerak 5 langkah, berhenti dan berjalan 5 langkah lagi? • dapatkah mendribbling bola dengan menggunakan satu tangan bergantian sambil berjalan? • Apa yang anda lakukan untuk mengontrol bola pada waktu dribbling sambil jalan? • dapatkah anda mendribbling bola dengan tangan kiri 5 x dan tangan kanan 5 x sambil berjalan? • dapatkah mendribbling bola ke kanan 5 langkah dan ke kiri lima langkah? • dapatkah mendribbling bola sambil bergerak zig-zag ke kiri dan ke kanan?

X. Penutup: • keterampilan apa yang anda pelajari hari ini? • bagian tangan mana yang anda gunakan mendribbling? • Angkat tangan, siapa yang bisa melakukan semua pertanyaan yang diberikan?

Page 26: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Contoh Pembelajaran Inquiry Pada Materi Galloping

Tahap Aktivitas Pembelajaran Pertanyaan Untuk Siswa PENDAHULUAN

1. Apa itu bergerak? 2. Gerak apa yang sudah anda pelajari sejauh ini? 3. dapatkah anda tunjukkan bagaimana bejalan atau lari kecil kuda (semua siswa

melakukannya sesuai versi masing-masing/galloping) 4. Siapakah yang tahu, disebut apa gerak lari kecil kuda? (setelah 3 detik menunggu

guru memerintahkan seluruh siswa bergerak yang dengan berkata “gallop”) 5. Baik, dapatkah manusia melakukan gerakan gallop? 6. Sekarang dan berikutnya kita akan belajar bagaimana caranya gallop seperti kuda

INTI Komponen gerak Galloping

Pinpointing, meminta salah seorang siswa mendemonstrasikan gerakan gallop dengan cukup baik

Ketika siswa melompat guru bertanya: 1. Perhatikan kakinya. Apa yang dia lakukan dengan kakinya ketika dia melompat? 2. Perhatikan kepalanya. Bagaimana posisi kepala saat dia melompat? 3. Apakah dia bergerak dengan tinggi saat melompat? mengapa tidak? 4. Dapatkah anda mendengar suara lompatannya? Dapatkah anda tepuk tangan saat

mendengar suara lompatan? Galloping menyebar pada ruang terbuka

Melalui isyarat guru, siswa melompat pada ruang terbuka selagi musik mengiringi

Sebelum mereka melompat: 1. Siapa yang dapat ceritakan apa artinya ruang terbuka? 2. Mengapa penting untuk memperhatikan siswa lain saat bergerak diruang terbuka? 3. Apa yang akan anda lakukan saat musik berhenti? (Siswa diajarkan untuk

“berhenti” dalam pelajaran-pelajaran sebelumnya.) Ketika para siswa gallop (kepada individu siswa) 1. Apakah kamu berjalan terlalu cepat? 2. Apakah kamu menjaga kepala tetap di depan? 3. Dapatkah kamu gallop sesuai iringan musik? Selama musik dalam keadaan “berhenti”: 1. Apa yang terjadi jika anda gallop terlalu lambat? 2. Gerakan lain apa lagi yang seperti gallop? 3. Apakah gallop gampang atau susah anda lakukan?

Page 27: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

Contoh Pembelajaran Inquiry Pada Materi Galloping (lanjutan)

Tingkatan (level) Galloping

Melalui isyarat guru, siswa melompat pada ruang terbuka selagi musik mengiringi Ketika mereka galloping guru meminta mereka untuk mencoba pada tingkatan yang berbeda: rendah, sedang, dan tinggi

Sebelum mereka galloping: Apa yang dimaksud dengan “tingkatan”? Ada berapa banyak tingkatan? Selama musik dalam keadaan “pause”: Tingkatan yang mana anda galloping paling baik? Tingkatan yang mana paling susah bagimu? Mengapa tingkat yang satu lebih susah dan yang lain?

Jalur lintasan Galloping

Pada isyarat guru, siswa melompat pada ruang terbuka selagi musik mengiringi Ketika mereka galloping guru meminta mereka untuk mencoba pada tingkatan yang berbeda: zig zag, kurva, lurus, menyudut

Sebelum mereka galloping: Siapa yang ingat apa yang disebut ‘jalur lintasan”? Berapa banyak jalur lintasan” menurutmu? Apakah “jalur lintasan” hanya dilantai, atau bisakah diudara juga? Selama musik dalam keadaan “berhenti”: jalur lintasan mana yang menyebabkan kamu membuat putaran paling cepat? Bagaimana posasi kakimu ketika kamu membuat putaran?

Arah Galloping

Pada isyarat guru, siswa melompat pada ruang terbuka selagi musik mengiringi Ketika mereka galloping guru meminta mereka mengubah ke depan dan ke belakang beberapa kali

Sebelum mereka galloping: Berapa banyak arah dapat kamu lakukan dengan gerakan gallop? Apakah ini yang paling sulit?—Mengapa kamu tidak bisa galloping menyamping? Selama musik dalam keadaan “pause”: Apakah susah untuk galloping mundur? Apa yang membuatnya sangat susah? Bagaimana caramu untuk membuatnya lebih mudah?

PENUTUP Tinjauan ulang dan penutup

Ketrampilan-ketrampilan apa yang kita pelajari hari ini? Dapatkah kamu mengingat sudah berapa kali kamu galloping dalam permainan lain sebelumnya? Siapa yang dapat mencenitakan perbedaan antara galloping dan skip yang kita pelajari minggu sebelumnya?

Page 28: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

PEMBUAT PERUBAHAN

Page 29: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes
Page 30: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

ANAK BELAJAR DARI LINGKUNGANNYA

• Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.• Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.• Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.• Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.• Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.• Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.• Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.• Jika anak dibesarkan dengan perlakuan baik, ia belajar keadilan.• Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.• Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.• Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, ia belajar menemukan cinta dalam

kehidupannya. (Hukum Dorothy dalam Yudianto, 2011)

Page 31: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

SEKIANTERIMA KASIH

Page 32: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

BEBERAPA PERTANYAAN UMUM DALAM PEMBELAJARAN INQUIRY

Tingkatan Pertanyaan Contoh Pengetahuan

Siapa yang bisa menunjukan pada saya....? siapa yang bisa menceritakan pada saya...?

Siapa yang bisa menunjukan pada saya cara yang tepat yang harus dilakukan pada bagian awal “slide elektrik”? Siapa yang bisa menceritakan pada saya dimana kaniu berdiri ketika partner kamu melakukan servis dalam tennis ganda?

Pemahaman

Bisakah kamu menjelaskan..? Kenapa kamu ingin..? Bagaimana hal itu bisa terjadi..?

Bisakah kamu Jelaskan, mengapa partner kamu membiarkan shotting didalam garis? Mengapa kamu ingin bermain pada zone pertahanan dalam bola basket? Bagaimana bisa membuat lawan berada pada posisi di smash (smash)

Aplikasi bisakah kamu mengkombinasikan? Ceritakan apa yang kamu ketahui sekarang...? Bagaimana bisa menyerupai..?

Bisa kamu mngkombinasikan antara slide dengan dengan gallop, kalau bisa, tunjukan pada saya, bagaimana cara melakukannya? Kita hanya mendiskusikan strategi penyerangan untuk melewati dalam sepak bola, perlu diketahui, kalau kamu dalam wilayah pertahanan, bagaimana kamu mencoba menembus pertahanan dengan sukses? Bisakah kamu menunjukan path saya 3 caramemainkan pertahanan pennainan hockey yang hampir sama dengan permainan tim pertahanan handball

Page 33: Disain dan Aplikasi Pendekatan Saintifik  Dalam Pembelajaran  Penjasorkes

lanjutanAnalisis

Bagaimana hal ini bisa berbeda dan...? Mengapa kamu tidak..? Analisalah..?

Bagaimanaservis pendek (badminton) men “set up” lawanmu secara berbeda dengan serve tinggi? kapan kamu bisa menggunakan salah satunya? Mengapa kamu tidak mengulurkan otot2mu? Saya sedang membentuk badan saya, bisakah kamu menganalisanya dikelas? Bagaimana kestabilannya? apakah keseimbangan saya baik atau buruk?kenapa?

S1ntesis Apa yang akan teijadi kalau...? Dapatkah kamu membuat yang baru...? Bila sesuatu berubah, bagaimana kamu dapat mengganti..?

Apa akan terjadi, kalau kamu mengunakan alat yang lebih panjang dalam memukul bola? Dapatkah kamu dan partnermu membuat tarian baru dari musik ini? Bila kamu merubah pusat grafitasi, apa yang kamu butuhkan untuk meningkatkan kestabilannya?

Evaluasi Mengapa kamu lakukan..? Apa yang seseorang telah lakukan...? Hal ini lebih baik.. atau...? Apakah hal ini cara yang baik untuk..?

Saya melihat kamu berlari dengan teratur. Mengapa kamu sering melakukannya? Ketika Molly berada pada sayap kanan pada permainan bola basket, apa yang harus dia lakukan untuk melakukan pertahanan? Apakah lebih baik memukul dengan cara yang pelan atau cepat ? mengapa? Saya lihat kamu menggunakan cara memegang 2 tangan dalam pukulan forehand, apakah itu teknik yang balk?