22
Meylisa (M): Hari ini tanggal 23 April 2014 pukul 14.30 WIB akan mewawanarai sala! penyan"ang "isa#ilitas yang a"a "i $%B& M#ak 'ien& langsung a a kita mulai. M#a untuk pertama #isa minta t l ng mintain nama lengkap M#aknya& terus usia M#ak s sama awal mulanya #isa #eker a "i $%B seperti apa. 'ien (') : *ama lengkap 'ien A"riyani. +mur 43. M: ,ak keliatan l! M#ak. Awet mu"a ya.. ': Mulai ker a "i sini itu ta!un 200-. Awal awalnya selama "ua ta!un outsourcing "ulu. /erus saya "iangkat permanen ta!un 2010. M: Outsourcing "i #agian mana M#ak ': $aya pertama tetap "i "epartemennya crash corporate services. ulu awal saya "a 200- 200 "i helpdesk & a"i menerima k mplain terus segala maam. al tentang ge"un kenyamanan& itu pasti ke helpdesk "ulu. M: Itu k mplain "ari "alam "an luar ': Iya. Biasanya kal paling sering kal address itu "ari "alam. a"i k stumer kit #isnis k stumer kita. an kal #ank kan k stumernya nasa#a!. *a!& kal crash # a#ang a#angnya. M: /erus !a#is itu& pas itu "ua ta!un "ulu "i outsourcing itu ya M#ak ': Iya& tapi ta!un 200 sampai sekarang sekretaris. M: Itu M#ak "ulu perusa!aan outsourcenya kal # le! ta!u apa M#ak ': IM$ M: 5!& yang lain uga itu ': Aku gak ta!u& kal aku iya. M: al "ari awalnya "ulu #isa M#ak eritain gak M#ak awalnya mengalami tunanetra i seperti apa ': $e ak #ayi. a"i kata i#u& waktu #aru la!ir itu mereka gak ngeh ya& mataku itu " ke"ua "uanya. 6as usia empat #ulan kan #ayi iyu kal "ikasi! #en"a suka #ereaks sana& liat sini gitu. Ini k k "iem a a& gak a"a resp n. 6as "iek "i sala! satu ter#esar "i akarta& itu ternyata a"a selaputnya "an !arus "i#uka. M: Berarti emang su"a! "ari la!ir ya M#ak ya ': 8a& #egitu "i#uka& ternyata setela! ter#uka kanan !anya #isa meli!at #erapa pers yang kiri n l. M: Ini se#enarnya yang kanan #isa meli!at ': Bisa& a!aya a a. M: *a!& itu M#ak "ari keil pen"i"ikannya seperti apa M#ak "ari rang tua kal # l ': $ . %uma waktu itu kan #elum mengenal #raille ya. Aku sek la! #iasa %uma perlak k!usus kayak gak usa! ini itu. *a!& pas kelas tiga $ saya langsung "iperkenalk #raille "an se#againya. /api tetap saya tetap "i $ terpa"u ya. a"i nerima y

Disable 7 Fien Adriani

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Transkrip wawancara dengan kkaryawan dosable di Jakarta

Citation preview

Meylisa (M): Hari ini tanggal 23 April 2014 pukul 14.30 WIB akan mewawancarai salah satu penyandang disabilitas yang ada di SCB, Mbak Fien, langsung aja kita mulai. Mbak Fien, untuk pertama bisa minta tolong mintain nama lengkap Mbaknya, terus usia Mbak sekarang, sama awal mulanya bisa bekerja di SCB seperti apa. Fien (F) : Nama lengkap Fien Adriyani. Umur 43. M: Gak keliatan lho Mbak. Awet muda ya.. F: Mulai kerja di sini itu tahun 2008. Awal-awalnya selama dua tahun outsourcing dulu. Terus saya diangkat permanen tahun 2010. M: Outsourcing di bagian mana Mbak? F: Saya pertama tetap di departemennya crash corporate services. Dulu awal saya dari tahun 2008-2009 di helpdesk, jadi menerima komplain terus segala macam. Kalo tentang gedung, kenyamanan, itu pasti ke helpdesk dulu. M: Itu komplain dari dalam dan luar?F: Iya. Biasanya kalo paling sering kalo address itu dari dalam. Jadi kostumer kita justru bank, bisnis kostumer kita. Kan kalo bank kan kostumernya nasabah. Nah, kalo crash bank berikut cabang-cabangnya. M: Terus habis itu, pas itu dua tahun dulu di outsourcing itu ya Mbak?F: Iya, tapi tahun 2009 sampai sekarang sekretaris. M: Itu Mbak dulu perusahaan outsourcenya kalo boleh tahu apa Mbak?F: IMSM: Oh, yang lain juga itu?F: Aku gak tahu, kalo aku iya. M: Kalo dari awalnya dulu bisa Mbak ceritain gak Mbak awalnya mengalami tunanetra itu seperti apa?F: Sejak bayi. Jadi kata ibu, waktu baru lahir itu mereka gak ngeh ya, mataku itu ditutup selaput kedua-duanya. Pas usia empat bulan kan bayi iyu kalo dikasih benda suka bereaksi ya. Liat sana, liat sini gitu. Ini kok diem aja, gak ada respon. Pas dicek di salah satu rumah sakit terbesar di Jakarta, itu ternyata ada selaputnya dan harus dibuka. M: Berarti emang sudah dari lahir ya Mbak ya?F: Ya, begitu dibuka, ternyata setelah terbuka kanan hanya bisa melihat berapa persen, sedangkan yang kiri nol. M: Ini sebenarnya yang kanan bisa melihat?F: Bisa, cahaya aja. M: Nah, itu Mbak dari kecil pendidikannya seperti apa Mbak dari orang tua kalo boleh tahu F: SD. Cuma waktu itu kan belum mengenal braille ya. Aku sekolah biasa Cuma perlakuan khusus kayak gak usah ini itu. Nah, pas kelas tiga SD saya langsung diperkenalkan dengan braille dan sebagainya. Tapi tetap saya tetap di SD terpadu ya. Jadi nerima yang disabilitas juga. SMPnya sama di SMP terpadu, SMP 3. SMAnya pun di SMA terpadu, PGII Bandung. Kuliahnya pun sama di SLTBA Bandung. Kuliahnya bahasa asing jurusan bahasa Jerman. M: Berarti kalo yang terpadu ini kayak sekolah inklusif gitu ya Mbak?F: Seperti ituM: Nah, itu pas Mbak mengenyam pendidikan dari kecil sampai akhirnya kuliah, itu ada gak Mbak training khusus yang Mbak ikutin?F: Maksudnya? Training apa?M: Kayak misalnya berkenaan dengan ... kayak misalnya mengetik untuk tunet seperti apaF: Gak juga, paling waktu SMP ya. Waktu SMP ini belajar mengetik 10 jari. M: Habis itu Mbak ke ini, ngambil sastra Jerman ya? F: Itu pernah kursus bahasa kok. Ada. M: Dulu Mbak katanya bisa bahasa asing lain juga tuhF: IyaM: Apa aja tuh Mbak?F: MandarinM: Mandarin, Jerman, sama Inggris?F: Iya. M: Waduh, cool ya Mbak. Keren banget. Waktu itu yang mendorong emang dari diri sendiri, emang pengen banget?F: IyaM: Keluarga itu emang termasuk yang sangat concern sama pendidikan atau gimana?F: Iya. Ibu saya sih yang berinisiatif, saya ingin kursus ini, kursus itu. Alhamdulillah orang tua mendukung. Dulu aja yang paling mengagetkan kok tiba-tiba waktu itu saya kursus masak yaM: Kursus masak Mbak? Waduh keren banget Mbak. Terus sekarang sudah sertifikasi nih? F: Gak, di rumah mah masak sendiri, makan sendiri M: Itu putranya Mbak sudah berapa?F: Belum, baru nikah dua tahun yang laluM: Oh, gitu. Suami kerja di mana Mbak? F: Suami bisnis, biasa. M: Terus awal mulanya Mbak tahu ada lowongan di Standard Chartered itu taunya dari mana?F: Gak tahuM: Terus bisa akhirnya kerja di sini?F: Dulu kan saya kerja di Bandung, di perusahaan tour & travelnya AA Gym, di sana pas lagi heboh-hebohnya kan tahun 2007, 2007 AA Gym itu. M: Yang habis nikah itu ya Mbak?F: Iya. Dua perusahaan udah mulai tutup tuh. Termasuk perusahaan tour & travelnya mulai bangkrut, saya diminta keluar atau apa gitu lah. Nah, terus ingat bulan November 2007 saya resign. Terus dari November sampai April, itu benar-benar kosong. Gak ngapa-ngapain. Nah, bulan April itu lagi sendiri, tiba-tiba teman saya yang dari Jakarta telepon, kamu masih kerja lagi Mbak? Gak, kenapa?, Mau gak di Jakarta?, Ngapain?, Itu ada bank asing Standard Chartered Bank namanya. Saya aja gak tahu. Saya tahunya bank itu BCA, yang gitu-gitu ya. Sedangkan bank asing yang saya tahu cuma Citibank. Saya aja belum tahu. Emang di bagian apa ya? Banking service, Ya udah. Saya coba deh. Apa aja persyaratannya? Langsung, Kirim ijazah, KTP curiculum vitae semuanya dikumpulin. Waktu itu hari Selasa kalo gak salah. Teman saya telepon, itu saya langsung datang. Datang sendiri. Sebenarnya diantarin ayah saya sampai travel, di Jakarta dijemput sama temen, diantar tuh ke kantor temen saya yang menawarkan itu. Sebentar di sana langsung pulang lagi ke Bandung. M: Kenapa Mbak? Oh, jadi sudah ngasih berita F: Itu saya gak tahu menau itu. Saya apa aja deh, terserah lah mau diterima mau kagak. Eh, gak taunya sebulan kemudian, kamu ditraining untuk persiapan kerja di Bank kayak gimana-gimana. Udah, saya training. Udah terus saya ke StanChar untuk interview. Interview yang kedua saya udah gak ke StanChar lagi tuh. Diinterviewnya lewat telepon. M: Jadi dari Bandung langsung ya Mbak ya?F: Waktu itu saya lagi di Jakarta. Diinterviewnya lewat telepon. Saya sampai beberapa kali diinterview lewat telepon, ada mungkin 5-6 kali. Pas akhir Mei, tanggal 30 atau berapa itu, ditelepon lagi sama Bos saya. Kamu mulai tanggal ini mesti kerja ya. Bengong dehM: Udah ada gambaran belum sih tugasnya itu ngapain? F: Belum, belum ada gambaranM: Oh, Cuma dikasih tahu jobdesc F: Cuma diinterview aja. Kamu sebagai costumer service gimana komplain gini, gini gini. Saya gak tahu. Saya kan di helpdesk gak tau costumer service seperti apa taunya di helpdeskM: Berarti waktu itu tahapannya Mbak itu dari mulai ngasih berkas, habis itu interview, habis itu langsung dapat pengumuman ya Mbak ya?F: Ya itu. Pas lagi di rumah saudara di telepon ke rumah, sampai ibu saya cepat pulang, kamu udah ditelepon Standard Chartered tuh. Ya udah, saya pulang. Pas ditelepon lagi, ini mulai tanggal 6 kamu kerja tapi tanggal 3 tanda tangan kontrak ya kaget sayaM: Kilat ya Mbak ya..F: Terus tanggal 31 atau tanggal 1 nya langsung ke Jakarta. Nah, di Jakarta itu tinggal sama adek di Bekasi. Selama di bekasi 4 tahun. Dari 2008-2012. Di Bekasi kayak gitu. Langsung tanggal 3 tanda tangan kontrak, tanggal 6 Jumatnya mulai kerja. Sampai sekarang dehM: Di gedung ini juga Mbak?F: Gak, ini gedungnya tahun 2012 saya masuk. M: Dulunya di mana Mbak?F: Yang satunya di Menteng, lantai 7 saya di situ. Di Departemen Crash lantai 7 M: Oh, iya Mbak Fien, mohon maaf. Kayaknya di sebelah ada .... bisa kita cari ruangan yang tertutup ada Mbak? F: Silakan MbakM: Kita lanjutkan lagi ya Mbak. Tadi kan Mbak bilang kalo .. itu kan jangka waktu dari Mbak ngirim berkas sampai Mbak ditelepon suruh masuk itu berapa hari Mbak?F: SebulanM: Terus waktu Mbak udah keterima, terus habis itu training, kalo boleh tahuh Mbak waktu itu trainingnya apa aja Mbak? F: Dulu waktu di training itu aja, pengenalan bank, terus .. pokoknya tentang bank aja, perbankan. Kalo saya dulu kan bahasa dan pariwisata ya. Tapi sekarang yang benar-benar nyambung dengan saya dulu pekerjaan sekretaris ini. Berhubungan dengan hotel, dengan pesawat terbang, dengan bahasa, nyambung banget gitu. M: Tapi waktu itu Mbak dapat pelatihan, waktu itu tahun berapa ya kira-kira waktu Mbak? 2008 ya? Nah itu tuh Standard Chartered kan katanya baru merekrut disabled katanya tahun 2008 itu ya Mbak?F: IyaM: Itu ada gak training khusus yang Mbak tahu, gimana cara berinteraksi di kantor...F: Gak. Jadi pas tanggal 3 itu, sebelum dan sesudah tanda tangan kontrak ya, saya dimentor, mentor untuk pengenalan lokasi. Dari mulai luar gedung, masuk ke gedung, lift, segala macam. Itu saya harus hafal, di kantor. Tapi sebulan sebelum saya masuk, itu kita informasikan kalo kerja itu gak bisa biasa aja. Harus ada konputer yang screen reader itu. Seperti yang teman-teman telemarketing pake itu.M: Itu udah ada ya Mbak? Udah disediakan?F: Nah, pas saya masuk udah ada. Udah disediakan. M: Waktu itu berapa orang Mbak yang disabled?F: 2008 masih saya sendiri. tahun 2010, 2011 baru muncul yang lain. M: Waktu itu, Mbak sendiri, ketika baru masuk 2 hari pertama, apa sih yang Mbak.. Apa kekhawatiran sendiri, gitu. Yang tadinya dunia pariwisata sekarang malah ke perbankan. F: Iyalah. Sempat shock juga. Soalnya yang ditelepon komplain duh maaf nih, AC sana bocor, wah di sini rusak. Wah di situ.. masih mending. Kadang marah-marah atau apa, waduh. M: Itu Mbak menyesuaikan dirinya bagaimana tuh Mbak? F: Ya awal-awalnya masih shock, tapi lama-lama, ini sih masih belum seberapa. Kalo waktu tour and travel lebih keras komplainannya. M: Emang contohnya gimana kok Mbak bisa bilang di sini mendingan gitu. F: Ya kalo di tour and travel ya, apalagi waktu kasusnya, waduh kalo telepon mah banyak yang maki-maki. Padahal tahun berapa tuh, ini gimana sih, HTMnya kok gak benar, gini, gini. Katanya gak kayak gini. Wah.. apalagi pas kasusnya, tau kan komentarnya dulu seperti apa. M: Ngadunya malah ke Mbak ya.. F: Ya kan balik lagi, yang nelponnya. M: Terus Mbak, sebelum lebih jauh lagi dengan dunia kerja nih, ini kan Mbak Fien udah dari bayi kan mengalami disabilitas seperti ini Mbak, Mbak sendiri menganggap atau mengartikan disabilitas itu seperti apa sih Mbak?F: Mungkin kalo orang suka bilang ada ketidaksempurnaan yang ada di dalam, biasanya bentuk tubuhnya sempurna tapi fungsinya. Tapi saya bilang dibalik ketidaksempurnaan fungsi fisik itu, ada kelebihan lain. M: Seperti apa tuh Mbak?F: Sepertinya kita diambil mata, tapi yang lebih tajam telinga. Perasaan lebih tajam, gitu. M: Terus Mbak sendiri, setau Mbak yang masuk dalam kategori disabled itu cakupannya sampai mana Mbak? F: Maksudnya?M: Apakah hanya tunet, tunarungu saja, atau kah yang mental juga, siapa saja yang bisa dikatakan sebagai disabled?F: Kalo di dunia dan khushnya Indonesia ya, biasanya mereka disabled itu ya dimaksud dengan cacat fisik itu. Kayak yang tunarungu, tunawicara, tunanetra, terus yang tunadaksa kan yang pake kursi roda itu, atau gak tunagrahita yang keterbelakangan mental. Tapi sekarang ada lagi yang baru tuh, tuna susila. Bukan hanya ini, disabilitas moral.M: Iya tuh ya, harusnya masuk juga. Justru itu kayak penyakit yang parah banget.F: Iya, banget. M: Terus pandangan seperti itu Mbak dapatkan dari mana? Konsep seperti itu?F: Saya kan sering browsing, suka internet ya. Baca artikel ini itu, ini itu. Tapi kadang-kadang dengan tingat kriminalitas yang tinggi, tingkat pelecehan seksual yang tinggi, apalagi sekarang lagi kasusnya JIS kan. Nah, itu saya menyimpulkan ini bukannya disabilitas fisik aja ya, disabilitas moral, gitu.M: Jadi dengan pencarian Mbak selama ini melihat itu ya Mbak ya. Dengan berbagai berita Mbak baca di sekitar ya. Nah terus dari cari-cari sendiri itu Mbak pernah dengar gak sih peraturan tentang disabilitas gitu.F: Kalo di Indonesia ada Undang-Undang Dasar Ketenagakerjaan untuk yang disablitas itu ada. 1% apa 10% gitu. sebenarnya harusnya 10%. Jadi tiap perusahaan harus memperkerjakan atau mempersiapkan pegawai yang disabilitas 10%. Tapi dari prakteknya sendiri, jangankan 10%, 1% pun ada yang gak ada yang ada. M: Mbak kenapa bisa bilang harusnya 10%? Tapi Mbak tahunya ada berapa sebenarnya yang dibikin sama pemerintah?F: Saya kurang tahu soal bikinnya. Tapi undang-undang itu dibikin tahun 90 berapa, saya lupa. 97 atau 98 lagi. Undang-undang sih ada, tapi yang saya tahu di sini mungkin pertama batas ketidaktahuan perusahaan itu, kedua kekhawatiranM: Kekhawatiran dari?F: Kinerjanya gimana. Jadi mereka masih was-was gitu. Contohnya kayak itu, Waktu itu tahun lalu kita ada bursa tenaga kerja, jadi mereka hanya mensurvei, berapa orang yang bisa kerja, termasuk yang disabilitas kan. Kamu kalo kerja gimana, nanti kalo apa gimana. Jadi banyak pertanyaan yang menurut saya konyol gitu. M: Jadi pertanyaan yang konyol itu seperti apa? Kamu bisa kerja apa gak? Yang dibuat kayak gitu ya? F: Kamu bisa kerja apa gak, nanti apa yang diperlukan, gini, gini, gini. Pertama mungkin kondisi perusahaan dari StanChar kan mantap aja gitu. Mereka mungkin berani mengambil disabilitas karena mungkin sudah memperhitungkan resikonya. Contohnya kalo yang tunadaksa, harus ada kursi roda. Kadang-kadang ketidaktahuan atau mungkin perusahaannnya agak kecil atau apa. Atau juga mungkin karena kecemburuan sosial juga. M: Maksudnya kecemburuan sosial kayak apa Mbak?F: Ya banyaklah justru disabilitas yang lebih mampu lah daripada orang biasa.M: Oh gitu, jadi timbul dari karyawan yang lain gitu?F: Ketakutan apa, mungkin, saya gak tahu. Atau gak karena ketidaktahuan itu, kurangnya ilmu. Jadi kurang komunikasi juga pemerintah dengan rakyat gitu. M: Tapi kalo Mbak sendiri sebagai yang disabled Mbak merasa terbuka gak sih Mbak peluang untuk kerja gitu?F: Kalo saya sih terbuka ya, sebetulnya. Nah sekarang selain dari perusahaannya juga, kita juga jangan selalu menyalahkan perusahaan atau apa. Tapi kita harus menginstropeksi diri sendiri dulu. Si pihak disabilitas ini bisanya apa dulu, gitu. M: Ini kan kalo di StanChar sendiri itu kan beragam kan Mbak. Ada banyak orang di sini dengan latar belakang, kalo bagi Mbak Fien sendiri arti keberagaman itu seperti apa sih Mbak?F: Kalo di StanChar sendiri kita kan diversity of inclusion yah. Sebetulnya bukan di Indonesia aja, StanChar itu sudah di tiap cabang dari berbagai negara mereka juga memberdayakan disabilitas, baik itu yang tunarungu, yang tunawicara, bahkan yang kursi roda ada. Di Pakistan, di Amerika, banyak. Di China, di Singapore ada. Jadi mereka gak memandang disabilitas yang ini gimana kerjanya. Yang dinilai itunya. Yang penting kita untuk menuju bank yang sukses itu gimana. Lu gak peduli mau kerja di mana, mau kondisi fisik lu seperti apa kalo mampu berbagi kursi ya sangat, sangat bagus. Kita tidak memandang baik itu disabilitas atau kebangsaaan mana pun. Buat orang-orang asing sendiri, orang asing itu lebih care daripada orang asia, jujur aja. Dibanding Singapur juga lebih care orang singapur dari orang Indonesia. M: Oh ya? Contohnya gimana Mbak lebih care nya?F: Ya, orang singapur kalo kerja mereka lebih cuek ya, sibuk. Tapi kalo yang namanya sosial itu tinggi. M: Mbak pernah mengalami langsung waktu itu? Gimana?F: Ya banyaklah. Kadang diperhatikan gitu fasilitasnya, kita kan di sini belum. Mungkin karena keterbatasan informasi atau mungkin kurangnya ilmu atau mungkin komunikasi antara pihak disabilitas dengan orang luar gimana. M; Itu kalo di StanChar snediri Mbak, dari segi infrastrukturnya, terus lingkungan kerjanya, teman-temannya, Mbak merasanya udah nyaman belum?F: Alhamdulillah nyaman, sampe sekarang. Kadang mereka lupa kalo saya gak bisa lihat. Nganggap kayak biasa aja. Termasuk bos saya tuh, kalo lagi heboh-hebohnya, coba kamu ke sana, ke toilet lantai sekian. Saya sih biasa aja gak apa, hidung aja pasang, bau gak nya, kotor gak nya. M: Terus suruh ngeliatin toilet kalo kotor, bersih atau belum ya Mbak ya?F: Ya kadang-kadang ke toilet lah, bersih atau gaknya kan juga dari ini juga..M: Itu Mbak ceritanya sampai akhirnya bisa jadi pegawai tetap itu gimana Mbak?F: Oh, itu panjang banget. Seru, seru. M: Boleh coba sharing dulu Mbak?F: Yah dulu kan saya kan kontrak ya, saya deg-degan duh saya kontrak mau habis nih, nah saya minta ke bosnya, Pak gimana kalo saya jadi permanen boleh gak? Nah, dia mikir dulu. Ternyata karena memang udah jalan tuhan ya, seminggu kemudian yang di atas itu meminta bos saya untuk semacam speech atau pidato lewat audio conference ke.. jadi kita kan sebulan sekali atau tiga bulan sekali ada global comm, jadi departemen crash sedunia, itu leadernya yang di London sana. Nah, bos yang di London sana minta Pak Yan, bos saya, minta saya untuk speech di situ. M: Temanya apa tuh Mbak?F: Tentang saya awal di StanChar gimana, terus pengalamannya gimana gitu. Dulu bos nya Edo Hunter kalo gak salah. Nah, akhirnya deg-degan tuh, aduh, gimana?. Lima menit lagi. Harus lima menit itu pidatonya. Itu disiapin konsepnya, ini, itu, ini, itu, sudah beres, latihan. Jadi dua hari tiga hari sebelum pidato latihan. Terus kita kan ada acara makan-makan, saya udah panik aja. Teman-teman udah pada di bawah, udah turun, pas saya jalan, saya ada yang nyegat, eh mau ke mana kamu?, mau turun Pak, nanti bareng saya makannya, kita ke restoran bareng-bareng, sekarang latihan dulu, ayoM: Waktu itu yang ngelatih atasannya sendiri ya Mbak?F: Iya, langsung ditraining. M: Oh, cara ngomong gimana gitu..F: Iya, aduh Pak, deg-degan, ya udah, selow aja, anggap aja saya gak ada. Ada sekitar setengah jam, ya udah ketahuan lu lapar, ayo kita makan. Nah pas udah saya makan-makan pada acara makan malam itu, kebetulan bos saya kan ke Bekasi, searah, jadi kita naik taksi bareng, di taksi masih disuruh latihan lagi. Astaghfirullah. M: Berarti itu Mbak Fien melihat bosnya Mbak tuh getol banget pengen bantu atau gimana?F: Tau deh tuh, dia itu sangat encourage. Jadi dia itu menganggap saya bukan orang tunanetra. Kayak tadi aja, kan nanti para bos akan ada makan siang hari Jumat, salah satu sekretaris ngirim menu makanan, Pak ini yang mana? Ah, ini terserah mah, kamu yang pilihin. Saya tinggal makan. Astraghfirullahalzadzim.. M: Terus Mbak, setelah hari H nya speech, berarti Mbak langsung diangkat? F: Itu kan speechnya hari Rabu tuh, jam 4 sore, jam 10 latihan satu jam. Jam 1 latihan lagi. Jam 3, jadi gladi resik lah ya, bos yang di London, suruh saya pidato lagi.M: Jadi itu Mbak pidatonya full english ya?F: HeemM: Udah campur-campur mandarin, jerman juga tuh?F: Gak. Terus pas jam 4 sore, begitu H nya pas jam itu, alhamdulillah lancar. Dan saya baru tahu, katanya sewaktu saya pidato di London banyak yang nangis. M: Oh ya?F: IyaM: Waktu itu yang Mbak ceritain apa aja Mbak?F: Ya tentang saya mulai masuk, terus mulai kerja terus... kan di sini kan mesin printernya touch screen ya, nah itu banyak yang ditanya sama perusahaan tuh. Kamu kok bisa print, fax atau sekian dengan touch screen itu. Ya diakalin lah, di touch screen itu saya tempelin stiker tapi udah ada tulisan braillenya. Jadi saya minta bantu teknisinya untuk disetting gitu. Kalo touch screen ini tanda untuk scan, ini tanda untuk print.M: Itu khusus untuk yang di ruangannya Mbak aja?F: IyaM: Terus waktu itu Mbak membuat mereka untuk setuju akhirnya diangkat?F: Nah, itu kan bos saya langsung promote kan ke grup, akhirnya disetujui, waduh senengnya minta ampun. M: Alhamdulillah ya Mbak.F: Gara-gara pidato itu. M: Jadi melalui speech, atau Mbak tahu ada gak penilaian-penilaian sendirinya?F: Ya, kalo kata Pak Yan sih, bos saya, jadi tunjukkan kemampuan kamu. Jadi kampu permanen bukan karena kasian tapi benar-benar kamu sendiri yang mampu. Jadi, alhamdulillah, mereka itu menerima saya permanen itu karena udah layak, bukan karena mereka kasian karena saya tunanetra, tapi emang benar-benar mampu. Nah, saya ingin tanamkan ke disabilitas yang lain, kalo kalian ingin kerja di sebuah perusahaan, bukan karena kasian, tapi karena benar-benar mampu, bisa apa di perusahaan itu, apa yang bisa kalian sumbangkan di perusahan itu. Jangan mengandalkan kasian aja. Soalnya apalagi perbankan ya, saya juga tanamkan ke teman-teman telemarketing, saya sebutkan teman-teman telemarketing itu tolong jangan pandang tunanetranya. Kalo dia tunanetra tapi gak achieve, gak bisa menarik nasabah, maaf-maaf aja, keluar. Gitu. Tapi dibuktikan juga sama teman-teman yang di telemarketing itu, dinilai, sebulan lu dicek, ini karyawan ini bisa achieve gak, bisa dapat excellent gak. Ternyata selama sebulan gak achieve, maaf. Dia harus keluar. Ada beberapa tunanetra yang keluar karena dia gak achieve, saya bilang gitu. Saya gak mau disabilitas itu apalagi tunanetra, karena apa, karena di Indonesia yang namanya tunanetra, maaf-maaf aja, mereka tahunya tukang pijet, minta-minta di pinggir jalan, saya sakit hati tuh. Dan mereka inginnya dikasihani aja. Saya juga menegaskan itu, begitu ada yang gak achieve, ya keluar. Yang kedua, kita kan ada acara, apa sih, fire drill, evakuasi kalo misalnya ada kebakaran, ada simulasi kan, nah, saya gak mau dibedakan. Jadi waktu itu ada acara evakuasi, fire drill, tolong yang tunanetra juga ikut turun, gitu. M: Waktu itu gimana, apa teman-teman yang lain ikut bantu atau gimana sih?F: Iya, jadi nanti para yang disabilitas ini didampingi dong, yang ini menggait siapa, yang ini menggait siapa, gitu. M: Itu Mbak, di lingkungan kerja Mbak sendiri nih, pas udah jadi pegawai tetap, itu teman-teman gimana Mbak responnya pada saat itu? F: Semua senang kok.M: Selama ini tuh mereka yang cenderung lebih banyak nawarin bantuan ke Mbak, atau biasa aja, atau Mbak yang minta tolong sama mereka?F: Kadang-kadang mereka ada yang menawarkan sih, kadang-kadang saya sendiri. Sebelum saya minta bantuan orang lain saya coba sendiri dulu deh. Kalo udah gak bisa, mentok, baru minta tolong. M: Mbak, ini kan saya sebenarnya masih ada beberapa pertanyaan lagi Mbak, tapi udah jam 3 nih gimana Mbak? F: Gak apa-apa, sebentar aja. M: Terus Mbak, kan di SCB sendiri sudah nyaman kata Mbak sendiri, menurut Mbak, nilai apa sih yang membuat Mbak merasa fit, merasa nyaman kerja di sini?F: Di sini perlakuannya benar-benar sangat baik ya. Dan saya senang. Saya juga tipe orangnya, jujur aja, orang bilang keras atau apa lah, gak peduli gitu. Dan kadang-kadang ya interaksi dengan teman-teman sangat bagus dan perlakuan SCB pun sangat bagus. Penyediaan fasilitasnya pun pas. M: Itu Mbak kalo boleh tahu personal assistant kan ya?F: IyaM: Bisa diceritain gak Mbak? Karena yang ada dalam benak saya asisten itu mesti 24 jam. Kalo misalnya dibutuhkan oleh atasan harus ready, bantu bikin ini, bantu bikin itu. Itu Mbak bagaimana menjalaninya? F: Gak sih, kebetulan kalo bos saya.. kita kan banyak bagian-bagiannya, kan tidak semua project, bisa HM, bisa HSE ya, jadi biasanya kalo diminta membuat presentasi atau power point, minta yang lain. Tapi kalo saya berkaitan dengan meetingnya, dengan hal-hal pribadinya kayak pesawat atau makanan segala macam, baru saya. M: Berarti jobdescnya Mbak kalo boleh dideskripsiin, meliputi apa aja tadi? Meeting appointment..F: Iya, meeting appointment, terus telepon conference, atau apa aja yang berkaitan dengan kebutuhannya bos lah. Tapi untuk tahun ini saya diminta bukannya itu aja, jadi saya semacam memonitor atau menganalisis itu lah. M: Analisis apa tuh Mbak?F: Ya crash ini, departemen ini. Jadi semacam apa ya.. jadi saya nanti frontnya gitu lho. Jadi communicationnya. M: Jadi kayak semacam juru bicaranya gitu? F: IyaM: Oh, gitu. Mulai tahun ini Mbak?F: Iya. Jadi sekarang kamu datang dengan apa ide-idenya yang bisa saya sampaikan, gitu. M: Oh, gitu. Contohnya deh Mbak, gimana misalnyaF: Ini belum nemu, belum dapat idenya. Belum dipikirin.M: Tapi biasanya topik-topik yang diminta Mbak untuk analisis itu gimana? F: Bukan analisa ya, tapi kayak suggestion atau ide-ide apa gitu. Kan kalo di weekly meeting, team leader meeeting kan manage juga, team managenya.M: Tapi itu masih berkaitan juga dengan appointmentnya atasan Mbak?F: MasihM: Tapi disuruh memberikan masukan..F: Iya, invoicing juga saya pegang, tapi invoice yang umum ya, bukan yang khusus ya. M: Apa ituF: Kayak kita kan penggunaan taksi, penggunaan mobil, itu saya yang pegangM: Mbak yang mesenin gitu-gitu.. Terus Mbak, di StanChar sendiri setau Mbak ada gak program khusus, yang berlaku untuk semua orang, untuk bisa lebih memahami disabilitas gitu? F: Dulu baru sekali aja, tahun 2008 M: Apa tuh MbakF: Yah, itu. Untuk memahami disabilitas, tapi sampai sekarang belum ada tuh, di akademinya juga belum ada deh. M: Jadi kalo dulu programnya kayak gimana Mbak?F: Ya kita memperkenalkan seperti apa, terus perlakuan terhadap disabilitas gimana M: Itu untuk semua karyawan ya Mbak?F: Iya. Pernah sekali, tahun 2008 yaM: Waktu itu berapa lama Mbak?F: Dua hari aja kokM: Oh, dua hari. Pengenalan disabilitas, terus gimana cara bersikap atau membantu mereka kayak gitu?F: Iya, iya. M: Terus Mbak, kalo disini kebanyakan tunet ya Mbak, tapi yang tunadaksa kan ada juga setau sayaF: Iya, adaM: Itu menurut Mbak, apakah lingkungan di sini sudah nyaman untuk yang tunadaksa juga?F: Nah, nanti ditanyakan ke Mbak Bunga. M: Oke, tapi kalo untuk tunet Mbak rasa sudah...F: Iya, udah. M: Terus Mbak, oh iya, sampai kira-kira berapa menit lagi nih saya? F: Boleh kita bareng sana?M: Boleh, yuk..

Part 2F: ....... kecuali pas dia buka gak ada orang, ini pasti siapin 1. Gak mungkin kan kalo dia langsung naik gitu. M: Padahal ini ada yang depan belakang lho Mbak liftnya. Kalo ada yang buka belakang gimana dong?F: Tergantung siapa yang di dalam kalo buka, kalo ada orang tanya dia ke bawah atau ke atas, kalo dia ke bawah aku ikut, berarti yang atas sebelah sana.M: Lagian liftnya emang agak unik Mbak ya. Mesti milih-milih. Saya juga jadi bingung milihnya. Oh, gitu... tapi teman-teman di sini gak ada yang ngejailin kan sini, siniF: Gak, ngejailin jitak aja. M: Kalo itu Mbak, kayak atasannya Mbak gitu, dia ada evaluasi gak Mbak, evaluasi proses kerja.. F: Iya, setahun sekali ituM: Oh, setahun sekali. F: Jadi misalnya bagus gaknya ketahuan. Jadi feedbacknya, perusahaannya, kayak gini, kayak gitu. Sebaiknya nanti feedbacknya tahun ini gimana, terus nanti targetnya apa gitu. Kalo kita kan lagi ada perubahan kan, kita punya terget juga nih. Kita juga mikir targetnya apa gitu. Lantai 7?M: Iya lantai tujuh, kanan atau kiri?F: Kiri

Part 3Meylisa (M): Nah, sekarang kita lanjutin lagi wawancaranya dengan Mbak Fien Adriyani. Mbak Fien, bisa diceritain gak sih Mbak, tadi kan Mbak bilang di sini selalu ada evaluasi untuk karyawan ya setahun sekali gitu, tapi kalo dari karyawan ke atasan itu ada evaluasi gak Mbak?Fien (F) : AdaM: Itu gimana sih Mbak?F: Kalo secara normal gak tahu ya, tapi kalo kita kadang kan suka ngobrol-ngobrol sih. Pas biasanya lagi outing, nanti diminta gimana setahun ini Bapak, Ibu, gitu.M: Oh jadi Cuma kayak mereka yang menyanyakan gimana keadaan selama kerja, gak ada form khusus penilaian gitu ya Mbak?F: Gak, gak ada. Biasanya dari atas ke karyawan itu. M: Oh, gitu. Berarti untuk karyawan ya. Nah, dengan sistem penilaian seperti itu, Mbak merasa gak udah, maksudnya atasan kan di sini tipe yang pada akhirnya berubah dengan adanya feedback dari karyawan atau gimana Mbak?F: Iya sih. Sampai sejauh ini alhamdulillah, kritiknya bagus-bagus ajaM: Tapi kalo misalnya Mbak bilang ada kurang ini, ini, ini. Nah, dari atasan sendiri ada intensi untuk merubah gak Mbak? F: Lagian saya kan, untuk yang disabilitas ya, saya kan ada satu program yang sedang saya jalani, semoga diterima, kan kalo di perbankan ada level tertentu yang mengikuti LSDP kan, yang bribery apa lah yang untuk perbankan khusus itu, nah, waktu itu saya pernah ikut Cuma dimasukkan ke training aja. Tapi ujiannya gak. Yang itu, BSMR ituM: BSMR itu...F: Yang ini, yang dari BI itu. Training khusus, semacam sertifikasi untuk karyawan bank. Kan itu dari level 1 sampai level 5, saya jangankan level 2-5, level 1 aja training gak diikutsertakan waktu itu. Tapi dari pihak BInya aneh. Padahal saya sudah minta, Pak saya boleh dong pak ikut LSDP atau BSMR.. silahkan saja e-mail. Langsung e-mail ke bos yang akademi sini, Pak Rudi Efendi kalo gak salah, cc Pak iyan. Saya gak mau dibedakan, tolong dong saya juga bisa mengikuti ujian itu. Saya ingin diikutsertakan ujian itu BSMR, yah katanya sih lagi di follow up, tapi kembali lagi, pihak pemerintahnya ini. M: Terus itu dari StanCharnya sendiri sudah mengupayakan untuk bisa ikut?F: Sudah... mereka care banget, Cuma pihal BInya ini. Apa karena biasanya orang ujian kan disuruh nulis sendiri, padahal apa salahnya ada guide untuk bantu bacain gimana gitu lho. Kok susah banget pemerintah ini M: Tapi kalo dari sejauh yang Mbak tahu, effortnya StanChar untuk mengikutsertakan Mbak dalam pelatihan itu gimana sih Mbak? F: Mereka udah bagus. Malahan kadang kita kan ada program training di tiap departemen, saya diperbolehkan untuk mencari training luar kan, yang berkaitan dengan kesekretariatan atau apa atau manajerial gitu. Pak ini ada training ini, mahal gak?, gak kok Pak, segini ini, ya udah kamu ikut, nanti saya acc sama atasan. Udah, saya langsung ikut training dua hari. M: Training itu ada yang mendampingi?F: Gak, sendiri. Saya ikut training tentang sekretaris pada waktu itu, personal assistant, dua hari itu. M: Di luar kota mbak?F: Di sini, di Jakarta juga. Di hotel apa waktu itu. M: Itu akses Mbak untuk ikut itu, tau training itu dari pihak HR atau gimana Mbak?F: HR ada, browsing ada. M: Mbak sendiri nih, tadi kan soal training-training, pelatihan-pelatihan, tapi kalo jenjang karirnya sendiri gimana Mbak. Jenjang promosinya, terbuka gak? Sama gak kayak yang lain?F: Ada kesempatan, tapi kan tergantung kemampuannya yah. Saya kan di departemen corporate real estate jadi diberikan gambar, lokasi dan sebagainya yang kadang-kadang gak mungkin lah dijalani untuk tunanetra karena dia butuh pengawasan segala macam, tapi kalo sebagai administrasi, itu bisa. Atau mau menganalisa atau memonitor bisa M: Berarti Mbak dari tahun 2010 sampai sekarang, sudah masuk tahun ke empat ya?F: Iya. Tahun depan ini deh, penganugerahan lima tahun. M: Oh, di sini juga ada penganugerahan ya?F: Iya. Lima, sepuluh, lima belas, dua puluh, dua lima. Banyak. Tergantung ini, tergantung tahunnya. Kalo dia lima tahun dia dapat emas lima gram, kalo sepuluh, sepuluh gram.M: Kalo jenjang promosinya sendiri yang dinilai itu apa setau Mbak? F: Kinerjanya juga, dedikasinya juga bagus. M: Mbak Fien udah mengikuti proses gak Mbak, atau dipersiapkan untuk itu setau Mbak? Untuk naik jabatan gitu.F: Ya saya kan masih clerical ya, nanti rencanannya katanya bulan Juli mau naik ke level 15. M 15M: Apa tuh M 15 Mbak?F: GradenyaM: Berarti M15 gradenya. Berarti sekarang Mbak gradenya?F: ClericalM: Oh berarti dia clerical M15 gitu yaF: Gak, 14 dulu. Clerical, officer dan manager. Kalo clerical itu gak ada angkanya. Tapi kalo officer 14 sampai 16 kalo gak salah. 17-18 itu supervisor. Nah, 18 ke atas udah manager. Aku seharusnya helpdesk ya. Tapi program aku sekarang untuk mengeksplor helpdesk supaya semuanya bank ini nanyanya ke helpdesk gitu. M: Tapi ini maksudnya Mbak udah bukan helpdesk lagi kan sekarang?F: IyaM: Tapi masih suka ditanya-tanyain ya?F: Masih. M: Terus kayak yang tadi tuh Mbak, soal promosi itu sendiri, berarti sebenarnya kalo di sini benar-benar tidak ada perbedaan ya Mbak ya?F: Gak, gak ada perbedaan. M: Yang dikur adalah kinerjanya berartiF: IyaM: Tapi ada itu gak sih Mbak, rutin setiap berapa tahun membuka kesempatan untuk ikut tes?F: Iya, adaM: Itu setiap berapa ?F: Tergantung ya, itu dia mau ikut tes apa dulu. Kadang konsultasi dulu atau discuss sama managernya. Saya mau ikut tes apa nih, IG misalnya, bisa. Kayak saya nih, saya dapat informasi dari UI sendiri lho ya, nanti di UI depok itu ada program. Kan UI itu mau membuka kursus teaching english di bulan Agustus di Depok kan, tiap hari Sabtu, tapi persyaratannya harus mengikuti TOEFL dulu. Bahkan sekarang UI membuka kesempatan untuk tunanetra ikut TOEFL. Jadi nanti ada volunteer UI yang membacakan ujian-ujian TOEFL gitu. Saya denger gitu. Bayarnya kan tujuh ratus lima puluh, tapi karena ini tunaetra, jadi teman saya itu diusahakan ampe 10 orang, jadi masing-masing bayar 75 . M: Oh, gitu. Itu maksudnya yang volunteer ini satu orang ada satu?F: Satu orang satu. M: Oh, gitu. Kita gak tau tuh Mbak ada program itu yang lagi dibikin. UI Depok ya..F: Kalo Ica bantuin saya, boleh?M: Waduh, hari apa tuh Mbak?F: Gak tau, requestnya senin. M: Iya Mbak, soalnya aku juga mau ngambil tes TOEFL juga. F: Oh ya? Bareng aja. Minta keterangan aja, katanya sih di bulan Mei. M: Bulan Mei ya, di UI Depok. Ya udah deh, aku paling calling calling Mbak Fien ya kalo misalnya ada. Tapi ini bukannya khusus yang untuk disabled aja ?F: Gak, untuk semua, Cuma kalo untuk tunanetra ada volunteernya yang bacain. M: Iya deh, boleh-boleh. Saya juga niatnya pengen TOEFL F: Iya, trus nanti tanggal 31 di UI Depok kita ada pengulangan pengetikan untuk buku braille, jadi kita, mereka itu mengerahkan 700an volunteer, sedangkan dari StanChar ada sekitar 100 lebih lah jadi volunteer. Di UI Depok sih. Tapi syaratnya harus bawa laptop sendiri. Itu yang mengadakan Fensi bookM: Oh, gitu. Pengetikan buku braille ulang. F: Gak, pengetikan ulang buku lawas untuk dipindahkan ke braille. M: Berarti volunteernya udah harus ngerti braille juga ya?F: Gak, gak usah. Biasa aja, bawa laptop aja, laptop biasa. Jadi nanti dikasih buku atau disumbangkan ke tunantera, ketik ulang di situ. M: Oh, udah otomatis tercatat dalam brailleF: Nanti dikirim ke e-mail atau dikirim lewat USB ke fensi itu. Nanti sama fensi dicetak dalam bentuk braille gitu. Jadi setelah pengetikan itu soft filenya ada kan, nanti dikasihkan ke fensi untuk diedit dan dibraillekan. Bebas buku apa aja. M: Itu disalurkannya ke mana tuh Mbak?F: Yayasan Mitra Netra ya kalo gak salah. M: Mbak Fien sendiri ikut ya Mitra Netra kemarin?F: Saya gak begitu ikut ya. M: Oh, gitu. Kalo telemarketingnya semuanya dari Mitra Netra tuh kemarin. Terus Mbak, Mbak Fien sendiri tuh setau Mbak di StanChar kan sudah ada beberapa kan yang disabled ya Mbak, tapi sebenarnya StanChar itu sendiri membuka kesempatan luas juga gak untuk disabled itu ikut, atau harus lewat yayasan dulu? F: Gak, gak harus lewat yayasan kok. Kalo memang ada yang mampu, biasanya tanpa harus lewat yayasan pun bisa. Tapi masalahnya tergantung perusahaannya juga. Dia masih ada lowongan gak. Saya dengar-dengar telemarketing lagi freeze. Departemen lain lagi freeze gitu lah, gak dulu karena ada perubahan kan. Ke depannya insya allah kalo kita ini, akan buka lagi. Dan rencananya, saya sih udah minta pendapat, saya sudah ngasih ide, kalo bisa tolong tunanetra jangan hanya di bagian telemarketing saja, tapi di departemen lain. M: Itu Mbak menyampaikannya langsung ke atasan atau ada forum sendiri?F: Iya. Langsung ke atasan. M: Oh, langsung ke atasan. Tapi bisa aja gak sih Mbak ada forum sendiri untuk disabled gitu,F: Belum, kita lihat baru mau dibikin justru. Nanti saya kan ama orang Malaysia tuh, ada kan dua bulan tiga bulan di sini sedang analisis, untuk yang diversity of inclusion kita akan membuat itu. Semacam komunitas atau nanti kita bisa conference call atau global call yang sedunia, disabilitas sedunia khusus untuk yang di StanChar aja. Jadi bagian telemarketing jadi untuk apa, bisa gak departemen lain, gitu. M: Sekarang kalo ada ide-ide kayak gitu disalurkannya ke mana dong Mbak?F: Saya suka ke corporate affairs, suka ke bagian akademi atau gak ke Mbak Diyanti yang bagian itu. M: Mbak Diyanti bagian?F: Itu yang kemaren diwawancarainM: Iya itu. Maksudnya untuk yang ini tuh beliau berperan sebagai apa?F: Kan yang berpengalaman menangani mereka ya, teman-teman itu. Termasuk ke bos saya juga, ke Pak Yan. Cuma Pak Yan kan dia CMG, jadi Commitee Management Group, jadi nanti dari ide-ide itu disalurkan di meeting group mereka itu tadi, para manajer-manajer besar itu. Nanti diskusikan, ada lowongan gak, atau gak apa lagi nih yang bisa dikerjakan oleh disabillitas yang lain selain telemarketing apa aja M: Ini Mbak, dari mulai 2008 kerja sampai sekarang ngerasa gak ada perubahan, mungkin dari segi persiapan yang lebih lancar sedikit terhadap penerimaan disabled, ada perbaikan kah, atau gimana yang Mbak lihat?F: Sekarang udah lebih fleksibel ya. Jadi kalo ada apa udah siap. Softwarenya udah siap, komputernya juga udah disediakan.M: Kalo untuk pekerjaan Mbak Fien sendiri yang sudah disesuaikan dengan kebutuhannnya Mbak apa aja selain komputer? F: Apa ya.. selain komputer, saya juga suka ikut meeting, makanya minutes meeting juga bikin. Kadang-kadang di luar crash juga saya suka gabung dengan affairs kalo ada grup-grup kayak seeing is believing kan. Saya kan salah satu anggota panitia SIBM: Oh, gitu. Sama Mbak Ii ya? F: Mbak Ii sama championnya Pak Joni KarnoM: Oh, itu kegiatannya apa aja sih Mbak, seeing is believing?F: Ah, macem-macem ada pemberian kaca mata untuk anak-anak. Ada juga katarak, maksudnya pemberian kaca mata ya. Nah, salah satunya program yang saya ajukan ini mudah-mudahan jadi gol ya, yang tanggal 31 Mei nanti, itu. Atau gak nanti bulan Oktober ada walk for sight. Terus ada juga nanti entah daerah atau sekolah mana atau yayasan disabilitas kita akan kunjungi, tunantera atau apa gitu. M: Ini dia programnya berapa lama Mbak? Sekali jalan itu bisa berapa..F: Setahun kayaknya M: Setahun sekali?F: Yang penting selama setahun itu kita dikasih target udah berapa. Atau gak penggalangan dana untuk apaM: Sejauh ini tuh kalo dalam setahun rentang waktu kegiatannya tuh bulanan, minggu atau hari Mbak?F: Bulanan sih biasanya. M: Berapa bulan untuk seeing is believing Mbak?F: Ya tergantung eventnya apa. M: Oh, jadi gak selalu sama ya tiap tahun?F: Gak selalu sama. Yang kecil-kecil ada. Tapi nanti ada satu atau dua event besar pasti. Kayak walk for sight itu event besar itu. M: Walk for sight itu berarti seluruh disabled, yang seluruh tunet itu F: Semua, jadi semua karyawan kita di acara walk for sight. Kita gerak jalan bareng gitu. Nanti yang tunanetra dituntun ama yang awas.M: Terus Mbak, kan tadi dari denger-denger programnya kan kayak operasi katarak, pemberian kaca mata, gitu kan. Itu kan lebih kepada orang-orang di luar SCB kan ya Mbak. Nah kalo untuk karyawan di dalam SCBnya sendiri Mbak, melalui seeing is believing ini ada gak manfaat tersendiri yang diperoleh?F: Manfaatnya sih ada ya. Kita jadi aware untuk menghindari kebutaan seperti apa. Kan ada guidance-guidancenya sih adaM: Tapi kalo sudah mengalami, ada itunya gak Mbak? Untuk bantuan khusus lah atau pendidikan khusus, training khususF: Untuk Staf?M: Iya untuk staf. Atau untuk yang di telemarketing gitu. F: Kalo selama ini sih SIB kalo untuk telemarketing, untuk teman-teman itu ada paling ya training singkat untuk awal-awal mereka masuk aja. Paling dimentor, pengenalan lokasi, gitu. Kita nyebutnya OM, Orientation Mobile, gitu. M: Oh, orientasi mobilitas ya. Itu Mbak, berarti program bagi disablednya sendiri lebih dikhususkan pada yang tunet di sini ya Mbak? F: IyaM: Tapi kalo untuk disabled jenis lain ada gak Mbak?F: Aku gak tahu. Kalo seperti Mbak Bunga tuh gak tahu saya. Kayaknya dia bisa-bisa aja. Tapi ada khusus, kalau dia kan dulu di cabangnya kan di ANZ dulu, nah sekarang kan cabangnya udah pindah ke sini. Nah sekarang diceritakan lah tuh dia kursi rodanya gini, gini, gini. Dia cerita. M: Berarti program yang sifatnya berkesinambungan selama setahun itu ada gak Mbak?F: Apanya?M: Program untuk disabled. Jadi untuk merata ke semua disabled gitu.F: Dari StanChar? Gak ada, kita biasa aja. Karena kan beda departemen ya. Gak tahu kalo departemen mereka apa. Kalo di departemen saya biasa aja karena kan Cuma saya sendiriM: Kalo program terpusat gitu dari seluruh StanChar di Jakarta, seluruh karyawan StanChar gitu F: Gak ada. Biasa aja. Karena kita Cuma bertujuh sih, sedikit. M: Nah, lebih menarik. Saya jadi pengen nanya nih Mbak. Kan tadi Mbak bilang peraturan yang Mbak bilang itu antara 1% apa 10% gitu kan...F: 10%M: 10% ya, diwajibkan untuk, apa namanya, punya disabled gitu di perusahaannya. Menurut Mbak, apa sih yang membuat StanChar sampai sekarang belum bisa memenuhi itu? Baru tujuh tadi Mbak bilangnya ya?F: Iya. Mungkin pertama dari banknya sendiri belum ada lowongan, di telemarketing sendiri belum ada lowongan, atau mungkin jenis pekerjaannya mereka masih bingung. Apa yang bisa dipegang oleh tunanetra. Kecuali kalo tunadaksa atau apa bisa. M: Kalo dari pasar calon disablednya sendiri sebenarnya keinginan mereka untuk kerja, yang Mbak Fien lihat, itu besar gak Mbak? Untuk masuk ke sini?F: Besar ya. Malah kadang-kadang ada yang ke bank lain. Sekarang yang lagi ini bank niaga katanya. M: Banyaknya di situ tunet juga?F: Iya. Nah, balik lagi, telemarketing lagi. Tapi ada yang gak kuat, ada yang keluar karena lebih difokuskan atau lebih... gak tau, kayak mereka sih ngomongnya kayak kerja rodi ya. M: Tapi kalo Mbak sendiri melihat sebenarnya di StanChar ini mereka lebih fokus kepada target yang dicapai atau prosesnya pencapaian targetnya? F: Target lah. M: Lebih kepada targetnya ya?F: Jadi kayak Mbak Diyanti ngasih seratus atau dua ratus untuk enam orang ini. Targetnya masing-masing harus berapa, harus berapa. Yah pokoknya harus excellent lah sehari ini. M: Kalo di bagian Mbak juga lebih dilihat ke target Mbak?F: Saya targetnya dari job objectif, enam bulan sekali. Jadi objectifnya dari Januari sampai Juni apa, nanti direview lagi bulan Juli. Januari sampai Juni udah ngelakuin hal apa aja, treatment gak? Kalo belum nanti diperbaiki finalnya dari Juli sampai Desember. Nanti didiskusikan lagi di Bulan Januari. Dari Januari sampai Desember tahun kemaren itu udah apa aja, nilai plusnya apa aja, pantas gak untuk ini, bisa naik gaji atau naik level gak, gitu. M: Terus kalo evaluasi dari proses pekerjaan itu ad agak sih evaluasinya Mbak?F: AdaM: Itu setiap berapa bulan sekali Mbak?F: Kita dibahas dalam weekly ya, weekly meeting. M: Oh, gitu. Jadi weekly meeting itu misalnya kalo ada kostumer yang protes atau gimana F: Atau gak ada pekerjaan cabang yang masih belum beres seperti misalnya ada salah satu lampu logo mati, ini prosesnya kok lama, gini, gini, ada. AC ini rusak, kok sampai sekarang belum dibenerin, itu dibahas dalam meeting itu. M: Terus nih Mbak, selama bekerja di sini, Mbak merasa sebagai karyawan, apa sih yang Mbak rasakan terhadap StanChar? Jadi kayak apa Mbak merasa, wah ini tuh seperti rumah kedua bagi saya atau Mbak merasa saya pokoknya bangga deh kerja di StanChar. Apa sih yang Mbak rasakan sebagai karyawan?F: Saya sebetulnya merasa bangga lah ya karena pertama bisa menggembleng diri juga, dan nantinya, insya allah kalo sudah gak di sini lagi, saya bisa mengembangkan usaha sendiri. Ini pun walaupun sebagai karyawan, tapi di luar saya menjalankan bisnis juga kayak misalnya jualan makanan dari produk Fiesta, jualan saya. M: Produk apa Mbak?F: Fiesta. Kayak nugget atau somay atau dimsumM: Bikin sendiri Mbak?F: Iya. M: Apa namanya Mbak?F: Kita punya toko sendiri namanya Finoy ShopM: Oh, gitu. Singkatan nama Mbak ama nama suami jangan-jangan. F: Iya, Fien and Boy. Kalo makanan ya seperti bakso, itu-itulah. Kemarin dan besok saya harus bawa bakso dan dimsum 50 pcs. M: Orang kantor mesen?F: Iya. Jadi kan ada harganya kalo 10 sekian, kalo 50 sekian. Dibikinnya 50 dong. Kalo boneka-boneka kayak seperti ini M: Unik ya, bantal kursi gitu yaF: Bantal punggung emoticon, ada facebook, youtube, ada Twitter gitu. Cuma beberapa contoh aja. M: Mbak ada karyawan yang ngerjain? F: Gak, saya reseller. Saya ngambil dari pabrik. Pabriknya Cikampek, jauh. M: Jauh juga ya. Ini lagi klub-klub bola.F: Iya, saya juga lagi cari yang Liverpool.

Part 4F: ..................Yang ngajak itu Australian Association Woman. Nah di situ banyak, ada yayasan, ada para disabilitas juga jualan di situ. Saya ikut, saya jual itu sama dimsum. Dimsumnya itu yang dari 50 biji itu ita bagi-bagi isinya, satu kotak isi tiga, yang udah matang ya, tiga, saos, sama garpu kecil. Satu kotak kita jual berapa, gitu. M: Tapi di Jakarta itu Mbak?F: Itu di Kemang atau di SimatupangM: Wah, asyik banget ya. Itu menurut Mbak, Mbak mendapatkan semangat untuk berbisnis dan lain-lain itu berkat..F: Suami. M: Dari StanChar sendiri?F: Sebetulnya suami saya dulu dia kan normal, dulunya. Dulu dia pernah di Bank, di berbagai bank dia tempatin. Dia kan bagian marketing kartu kredit ya. Citibank, bahkan StanChar dia pernah di Kemang waktu cabang Kemang belum tutup, Cuma tiga bulan di Standard Chartered dia tahun 2005. Terus dia pernah ke BII, dia pernah jadi Best of Marketing. Terus tahun 2007 drop kanM: Kenapa tuh?F: Karena kanker otakM: Oh, tapi sekarang udah baikan Mbak?F: Baikan, Cuma sekarang kita lagi proses supaya menciutkan tumornya. Kalo tumornya udah ciut, itu dia bisa ngeliat lagi. M: Oh, berarti sekarang suaminya Mbak..F: Sama kayak saya. Dia ini jugaM: Tapi berarti suami Mbak pernah normal, tapi jadi seperti tunet gitu, tapi anti ada kemungkinan untuk..F: Peluang melihat lagi besar dia. Tinggal tunggu tumornya menciut aja dan sel-sel di otaknya normal lagi, beres lagi. M: Berarti Mbak, dia juga ikut merasakan ya. Oh, berarti yang selama ini saya rasakan itu gini. F: Iya, dan dia juga seorang terapis sih. M: Saya tertarik pas Mbak bilang normal, suami saya dulu pernah normal tuh. Emang dalam pikiran Mbak, normal itu seperti apa sih Mbak?F: Maksudnya saya normal itu normal matanya, bisa lihat gitu.M: Tapi Mbak, kalo dari secara umum, pandangan Mbak melihat masyarakat umum, Mbak term kata normal untuk orang yang...F: Awas kali ya.M: Tapi Mbak pribadi sebenarnya gimana dengan term itu?F: Gak masalah. Tapi normal dalam konteksnya apa dulu, kalo kita ngomongnya sama orang normal, gila ya jangan dong. M: Ntar nanti Mbak bilang disabilitas moral. F: Iya. M: Oke,oke. Terus Mbak, kalo menurut Mbak Fien sendiri kan karyawan di StanChar macam-macam kan tipenya pasti ya, dan dari culture yang berbeda juga. Mbak tadi bilang katanya pernah ada pelatihan untuk disabled satu hari. Berarti sejauh ini mereka itu berinteraksi kemudian membantuF: Menuntun, gitu-gitu... M: Itu mereka mendapatkannya secara naluri sendiri aja gitu? Gak ada, maksudnya pemberi, pelatihan khusus..F: Gak, naluri aja sih. Tapi kadang-kadang saya kasi tau kalo cara menuntun tunanetra itu begini, cara megangnya seperti ini gitu. M: Kadang kan ada orang yang terlalu..F: Iya, security kadang saya beri tahu. Security kan yang sering ketemu kan, jadi cara megangnya gini Mas. Kalo yang cewek begini M: Nah, itu. Mbak sendiri sebenarnya sebagai disabled lebih suka diperlakukan seperti apa sih Mbak?F: Biasa aja. Gak mau ada perlakuan khusus. M: Nah, itu. Biasanya karyawan ada yang gak paham. Kayak saya sendiri juga, saya juga sendiri kadang merasa, aduh pengen dibantuin tapi takutnya over, terlalu bantuin malah bikinnya gak nyaman gitu. Nah, itu Mbak Fien sendiri melihat masih ada gak sih karyawan-karyawan yang terlalu care gituF: Ada. M: Itu bagi Mbak Fien gimana?F: Ya bagi aku sih biasa aja ya, Cuma kadang-kadang suka saya terangkan, saya bisa kok sendiri. Cuma yang perlu care itu kayak yang di bawah-bawah kayak security gitu-gitu. M: Tapi kalo teman-teman kantor yang sama-sama staf?F: Kalo yang udah di lingkungan departemen sendiri udah hafal. Tapi kalo yang lain-lain ya udahlah, mereka kadang gak tahu jadi kita terima aja deh. Daripada kita berbuat yang lain nanti mereka tersinggung. Jadi istilahnya gini, karena kita kan udah di lingkungan dunia awas ya, bukan awas yang di dunia tunanetra lagi jadi karena kita udah 99% di dunia awas jadi kita jangan terlalu berharap kalo mereka mengerti kita tapi kita yang harus mengerti mereka. Jadi kalo mereka mau bantu apa adanya boleh, silakan saja tapi kalo nanti terlalu over atau terlalu jadi kita berikan penjelasan yang bijak aja, biasa aja gitu. Maaf, saya bisa kok jangan sampai membuat mereka tersinggung karena kita tuh 99% hidup di dunia awas, di dunia mereka. Kecuali mereka pas ke yayasan atau ke lembaga yang khusus tunanetra nah itu mau gak mau mereka harus mengerti kita. Tapi kalo keluar, istilahnya turun gunung, kita yang harus mengerti mereka. Gak boleh egois, gak boleh sensitif atau segala macam. M: Menurut Mbak perlu gak sih ada program khusus yang sifatnya berkesinambungan gitu untuk para karyawan yang awas atau karyawan-karyawan lain lah supaya mereka punya pemahaman yang sama harus berlaku seperti apa ke disabled.F: Sejauh ini pernah ada diusulkan tapi belum-belum juga. M: Menurut Mbak perlu ada program seperti itu?F: Menurut saya sih perlu. Apalagi nanti bukan hanya ada karyawan disabled saja, nanti juga kan mereka akan menghadapi nasabah tunanetra. Gimana cara menghadapin tunanetra. Kan sekarang talking ATM sudah ada. Sekarang para tunanetra mau menjadi nasabah di Standard Chartered boleh, tapi nanti cara menanganinya harus ditraining juga orang-orangnya. M: Itu belum ada menurut Mbak ya?F: Saya sih sudah mengajukan. Mengusulkan nanti. M: Berarti selaam ini mereka berinteraksi dan membantu dan segala macamnya itu memang inisiatif mereka sendiri ya Mbak ya?F: Iya. M: Belum ada pelatihan khususnya yang seperti itu?F: Belum. M: Terakhir nih, menurut Mbak Fien, sebenarnya disabled itu memiliki benefit seperti apa terhadap perusahaan, yang kadang perusahaan, seperti kata Mbak tadi, masih sangsi bisa gak kerjain. Nah, kalo Mbak Fien sendiri sebagai yang sudah kerja, disabled itu bisa melakukan apa sih F: Tadi tergantung kemampuan mereka ya, dan kreativitas juga. Kalo mereka, contohnya di telemarketing nih. Kan di situ ada enam orang, mereka bisa menilai, mana yang lebih bagus, mana yang bisa excellent, yang hasilnya selalu sangat-sangat baik, ada kan beberapa orang. Mereka juga menilai mana yang targetnya sedang-sedang saja. Ada juga targetnya low gitu, ketahuan. Jadi dilihat dari kemampuan mereka, keahlian mereka, kelihaian mereka untuk merayu nasabah kembali menggunakan kartu kreditnya gimana, gitu. Seperti saya di sini, sebagai sekretaris, waktu mengahdapi bos-bos lain gimana. Untuk ber-e-mail-e-mail sama orang Singapur, dengan orang Inggris trus gimana. Itu juga butuh kemampuan kan, keahlian bahasa segala macam. Terus untuk berdiskusi dengan hotel atau agen travelling itu harus bagaimana. Itu kan membutuhkan keahlian khususM: Jadi menurut Mbak disabled mampu melakukan keahlian itu?F: IyaM: Jadi kembalikan lagi pada disablednya ya?F: IyaM: Mungkin Mbak ada uneg-uneg yang mau dikatakan ke pihak pemerintah kah atau apa yang kurang dari perusahaan, atau disablednya sendiri. F: Ya kalo saya sih kalo untuk pemerintah ya, cobalah untuk lebih fokus lagi, jadi bisa disurvei atau diteliti disabilitas mana aja yang mampu masuk ke perusahaan atau mungkin pemerintah juga bisa mengecek perusahaan-perusahaan mana aja yang bisa, yang sanggup memberdayakan yang disablitas. Karena udah banyak kok, udah mulai bermunculan perusahaan-perusahaan yang ada disabilitas, beberapa. Jadi segelintir perusahaan yang belum paham jadi mungkin perlu ini lah, perlu sosialisasi M: Kalo untuk ke perusahaan Mbak?F: Kalo ke perusahaan sih saya berharap dengan ini nanti akan ada lagi nambah karyawan lain dan juga ada timbul departemen lain atau bagian lain yang bisa ditangani oleh disabilitas, khususnya untuk tunanetra. Jadi bukan telemarketing aja, jadi bisa di trading atau di mana M: Nah, kalo untuk disablednya sendiri, Mbak Fien gimana nih mengajak merekaF: Kalo untuk disabilitas ya memotivasi, yang penting mental jangan lemah, atau jangan ingin selalu dikasihani, kita harus kuat, berjuang, dan justru di balik kekurangan banyak sekali kelebihannya kok.