96
Laporan Kinerja Tahun 2014 i Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN_2014_DIREKTORAT_PERLINDUNGAN... · Laporan Kinerja Tahun 2014 ii Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Kinerja Tahun 2014 i

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Laporan Kinerja Tahun 2014 i

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal

pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan

perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI. Indikator

kinerja utama kegiatan perlindungan tanaman pangan sebagaimana

tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan Tahun 2010-2014 adalah jumlah maksimal luas areal

tanaman pangan yang ditoleransi terserang OPT dan terkena DPI

sebesar 5% dari luas areal tanam.

2. Target capaian pengamanan areal pertanaman dari serangan OPT dan

DPI pada Tahun 2014 adalah sebesar 95% dari luas tanam. Realisasi

capaian pengamanan areal pertanaman Tahun 2014 dinilai berhasil

dengan kisaran capaian sebesar 97,51% sampai dengan 104,77%. Hal

tersebut terlihat dari capaian padi dengan kategori berhasil dan

komoditas lainnya (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi

kayu, dan ubi jalar) dengan kategori sangat berhasil.

3. Areal tanam padi yang dapat diamankan dari serangan OPT dan DPI

Tahun 2014 sebesar 92,63% dari target 95% (capaian kinerja sebesar

97,51% dengan kategori berhasil). Sedangkan untuk capaian kinerja

pengamanan pada tanaman jagung sebesar 103,77% (sangat berhasil),

kedelai sebesar 102,17% (sangat berhasil), kacang tanah sebesar

104,47% (sangat berhasil), kacang hijau sebesar 104,77% (sangat

berhasil), ubi kayu sebesar 104,69% (sangat berhasil) dan ubi jalar

sebesar 102,74% (sangat berhasil).

4. Upaya pengendalian serangan OPT utama dan penanganan DPI (banjir

dan kekeringan) pada tanaman pangan Tahun 2014 dilakukan secara

intensif dan berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari luas pengendalian

Tahun 2014 pada komoditas padi seluas 1.315.308 ha, jagung seluas

Laporan Kinerja Tahun 2014 ii

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

30.659 ha, kedelai seluas 15.375 ha, kacang tanah seluas 2.981 ha,

kacang hijau seluas 1.516 ha, ubi kayu seluas 3.162 ha, dan ubi jalar

seluas 1.071 ha.

5. Total anggaran yang tertuang dalam DIPA penguatan perlindungan

tanaman pangan dari serangan OPT dan DPI (Pusat dan Dekonsentrasi)

Tahun 2014 sebesar Rp. 117.864.716.000,- (seratus tujuh belas milyar

delapan ratus enam puluh empat juta tujuh ratus enam belas ribu

rupiah). Sampai dengan akhir Desember 2014, realisasi anggaran

mencapai Rp. 113.000.750.669,- (seratus tiga belas milyar tujuh ratus

lima puluh ribu enam ratus enam puluh sembilan rupiah) atau 95,87%

dari total anggaran.

6. Dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, berbagai

permasalahan masih menjadi kendala antara lain: i) Tindakan

pengendalian dini pada umumnya terlambat dilaksanakan karena belum

optimalnya koordinasi tripartit yaitu antara Mantri Tani, POPT-PHP dan

Penyuluh Lapangan. Disamping itu, kelembagaan perlindungan tanaman

yang berwenang dalam melaksanakan pengendalian belum satu

komando, serta belum optimalnya peran dan fungsi Brigade Proteksi

Tanaman. Untuk itu, perlu advokasi kepada Gubernur, Pemerintah

Kabupaten/Kota sebagai pemegang komando dalam pelaksanaan

pengendalian OPT. ii) Terbatasnya sarana pengendalian OPT dan DPI

menghambat kelancaran pelaksanaan tugas POPT-PHP sehingga peran

daerah harus lebih ditingkatkan dalam pemenuhan sarana tersebut. iii)

Terbatasnya jumlah POPT-PHP mengakibatkan kegiatan pengamatan dan

pengendalian/penanggulangan OPT belum optimal, sehingga perlu

penambahan petugas lapangan baik dari APBN maupun APBD. iv)

perubahan iklim berdampak pada luas banjir dan kekeringan serta

perkembangan OPT.

Laporan Kinerja Tahun 2014 iii

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR

Kinerja pemerintah harus dilaporkan setiap tahunnya sesuai dengan Instruksi

Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan telah menyusun Laporan Kinerja Tahun 2014

yang didasarkan atas tugas pokok dan fungsi serta kewenangan sesuai

dengan program dan rencana kinerja Tahun 2014.

Laporan Kinerja ini merupakan evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam

mencapai tujuan dan sasaran perlindungan tanaman pangan sesuai dengan

Rencana Kinerja Tahun 2014. Sasaran strategis Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan yaitu mengamankan produksi tanaman pangan dari

serangan OPT dan terkena DPI. Hasil evaluasi kinerja tersebut dapat

dijadikan sebagai acuan untuk lebih menyempurnakan program dan kegiatan

pengamanan produksi tanaman pangan di masa mendatang.

Jakarta, Januari 2015

Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,

Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec.Dev

NIP 196005081986031026

Laporan Kinerja Tahun 2014 iv

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

DAFTAR ISI

Hal.

RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iv

DAFTAR TABEL .................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang........................................................................... 1 1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan ............................... 1 1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja ............................................ 2 1.4. Sumber Daya Manusia................................................................ 6 1.5. Dukungan Anggaran .................................................................. 6 1.6. Permasalahan ............................................................................ 7

II. PERENCANAAN KINERJA ............................................................... 9

2.1. Rencana Strategis Tahun 2010-2014 ........................................... 9 2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ............................. 11 2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014 ........................................... 12

III. AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................... 14

3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Kinerja......................... 14 3.2. Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2014 ..................................... 15 3.3. Evaluasi dan Analisis Kondisi Iklim di Indonesia .......................... 16 3.4. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2014 ...................... 17 3.5. Pengukuran Kinerja Keuangan ................................................... 55

IV. PENUTUP ..................................................................................... 58

LAMPIRAN ........................................................................................... 59

Laporan Kinerja Tahun 2014 v

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

DAFTAR TABEL

Hal.

1. Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan .............................. 7

2. Sasaran Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun

2014 ................................................................................................. 12

3. Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2014........................................ 15

4. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan di

Indonesia Tahun 2013 dan 2014 ........................................................ 18

5. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Padi

Tahun 2013 dan 2014 ........................................................................ 19

6. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Padi di

Indonesia Tahun 2010-2014............................................................... 21

7. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Jagung

Tahun 2013 dan 2014 ........................................................................ 23

8. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman

Jagung di Indonesia Tahun 2010-2014 ............................................... 25

9. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Kedelai

Tahun 2013 dan 2014 ........................................................................ 27

10. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman

Kedelai di Indonesia Tahun 2010-2014 ............................................... 28

11. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman Kacang Tanah

Tahun 2013 dan 2014 ........................................................................ 30

12. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman

Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2010-2014 ..................................... 32

Laporan Kinerja Tahun 2014 vi

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

13. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman

Kacang Hijau Tahun 2013 dan 2014 ................................................... 34

14. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman

Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2010-2014 ....................................... 36

15. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Ubi

Kayu Tahun 2013 dan 2014 ............................................................... 38

16. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Ubi

Kayu di Indonesia Tahun 2010-2014 ................................................... 39

17. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Ubi

Jalar Tahun 2013 dan 2014 ................................................................ 41

18. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Ubi

Jalar di Indonesia Tahun 2010-2014 ................................................... 42

19. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2014 .......................................................................... 44

20. Akuntabilitas Keuangan terhadap Pencapaian Sasaran Strategis Tahun

2014 ................................................................................................. 56

21. Realisasi Anggaran Program Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan

Tahun 2014 ...................................................................................... 57

Laporan Kinerja Tahun 2014 vii

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

DAFTAR GRAFIK

Hal.

1. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2010-2014 ..................................... 21

2. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2010-2014................................. 25

3. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2010-2014 ................................ 29

4. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Kacanag Tanah di Indonesia Tahun 2010-2014 .................... 33

5. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2010-2014 ........................ 37

6. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2010-2014 .............................. 40

7. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2010-2014 .............................. 43

Laporan Kinerja Tahun 2014 viii

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

1. Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ............. 60

2. Penetapan Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tahun 2014 ...................................................................................... 61

3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ...................................... 63

4. Pengukuran Kinerja Tahun 2014 ......................................................... 64

5. Pengukuran Pencapaian Sasaran ........................................................ 65

6. Rencana dan Realisasi SLPHT Tahun 2014 .......................................... 66

7. Rencana dan Realisasi SLI Tahun 2014 ............................................... 67

8. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Pangan di Indonesia Tahun

2007-2011, Rerata 5 Tahun, Tahun 2014, & Tahun 2014 ..................... 68

9. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Padi di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 69

10. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Jagung di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 70

11. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 71

12. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Kacang tanah di Indonesia

Tahun 2010 - 2014 ............................................................................ 72

13. Luas serangan OPT Utama pada Tanaman Kacang Hijau di Indonesia

Tahun 2010 - 2014 ............................................................................ 73

14. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 74

Laporan Kinerja Tahun 2014 ix

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

15. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 75

16. Luas Banjir pada Tanaman Pangan di Indonesia Tahun 2010 - 2014 ..... 76

17. Luas Kekeringan Pada Tanaman Pangan di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 77

18. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2010

- 2014 .............................................................................................. 78

19. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Jagung di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 79

20. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 80

21. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Kacang Tanah di Indonesia

Tahun 2010 - 2014 ............................................................................ 81

22. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Kacang Hijau di Indonesia

Tahun 2010 - 2014 ............................................................................ 82

23. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 83

24. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun

2010 - 2014 ...................................................................................... 84

25. Luas Pengendalian pada Tanaman Pangan di Indonesia Tahun 2013 &

Tahun 2014 ...................................................................................... 85

Laporan Kinerja Tahun 2014 1

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

I. P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang

Kementerian Pertanian bertekad mewujudkan swasembada beras dan

jagung berkelanjutan serta swasembada kedelai Tahun 2014, oleh

karena itu peningkatan produksi pangan perlu terus diupayakan.

Strategi peningkatan produksi pangan telah ditetapkan melalui upaya

peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan

produksi, pemberdayaan kelembagaan pertanian dan dukungan

pembiayaan usahatani. Sasaran produksi tanaman pangan ditargetkan

meningkat setiap tahun, sehingga tugas dan fungsi pengamanan

produksi tanaman pangan ke depan akan semakin berat.

Pengamanan produksi yang direfleksikan melalui program dan kegiatan

perlindungan tanaman pangan merupakan bagian penting dan saling

terkait antar subsistem hulu sampai hilir. Peran penting yang diemban

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan adalah menjaga kuantitas,

kualitas dan kontinuitas produksi tanaman pangan dari gangguan

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim

(DPI).

Upaya pengamanan produksi dari gangguan OPT dilaksanakan dengan

menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sedangkan

penanganan DPI diupayakan melalui antisipasi dan mitigasi terhadap

terjadinya banjir, kekeringan dan bencana alam lainnya. Oleh karena

itu, peningkatan sumber daya manusia, inovasi dan diseminasi

teknologi, penguatan kelembagaan, serta pembinaannya perlu

ditingkatkan dan dikembangkan secara terus menerus.

1.2. Kedudukan, Tugas , Fungsi, dan Kewenangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/

OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Laporan Kinerja Tahun 2014 2

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

di bidang perlindungan tanaman pangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data

organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim,

teknologi pengendalian OPT, dan pengelolaan PHT;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data OPT, DPI,

teknologi pengendalian OPT, dan pengelolaan PHT;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

pengelolaan data OPT, DPI, teknologi pengendalian OPT, dan

pengelolaan PHT;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan

data OPT, DPI, teknologi pengendalian OPT, dan pengelolaan PHT;

dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/

OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan terdiri atas 4 (empat) Subdirektorat,

yaitu:

1) Subdirektorat Pengelolaan Data Organisme Pengganggu

Tumbuhan.

2) Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim.

Laporan Kinerja Tahun 2014 3

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

3) Subdirektorat Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan.

4) Subdirektorat Pengelolaan Pengendalian Hama Terpadu.

Dalam melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman pangan,

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan juga didukung oleh

Subbagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun tugas masing-masing bagian organisasi adalah:

1) Subdirektorat Pengelolaan Data Organisme Pengganggu

Tumbuhan

Subdirektorat Pengelolaan Data Organisme Pengganggu Tumbuhan

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengelolaan

Data Organisme Pengganggu Tumbuhan menyelenggarakan fungsi

sebagai berikut:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang monitoring dan

analisis data serta evaluasi dan pelaporan data organisme

pengganggu tumbuhan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang monitoring dan

analisis data serta evaluasi dan pelaporan data organisme

pengganggu tumbuhan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

di bidang monitoring dan analisis data serta evaluasi dan

pelaporan data organisme pengganggu tumbuhan;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

monitoring dan analisis data serta evaluasi dan pelaporan data

organisme pengganggu tumbuhan.

Laporan Kinerja Tahun 2014 4

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

2) Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim

Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta

pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang dampak

perubahan iklim.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Dampak

Perubahan Iklim menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang adaptasi dan

mitigasi dampak perubahan iklim;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang adaptasi dan

mitigasi dampak perubahan iklim;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

di bidang adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.

3) Subdirektorat Teknologi Pengendalian Organisme

Pengganggu Tumbuhan

Subdirektorat Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Teknologi

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang identifikasi dan

verifikasi teknologi pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan;

Laporan Kinerja Tahun 2014 5

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan

verifikasi teknologi pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

di bidang identifikasi dan verifikasi teknologi pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

identifikasi dan verifikasi teknologi pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan.

4) Subdirektorat Pengelolaan Pengendalian Hama Terpadu

Subdirektorat Pengelolaan Pengendalian Hama Terpadu mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta

pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

pemasyarakatan dan kelembagaan pengendalian hama terpadu

serta analisis dampak lingkungan.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengelolaan

Pengendalian Hama Terpadu menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pemasyarakatan

dan kelembagaan pengendalian hama terpadu serta analisis

dampak lingkungan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemasyarakatan

dan kelembagaan pengendalian hama terpadu serta analisis

dampak lingkungan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

di bidang pemasyarakatan dan kelembagaan pengendalian

hama terpadu serta analisis dampak lingkungan;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

pemasyarakatan dan kelembagaan pengendalian hama terpadu

serta analisis dampak lingkungan.

Laporan Kinerja Tahun 2014 6

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

5) Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat

menyurat serta kearsipan Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan.

6) Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan

kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Upaya meningkatkan kegiatan peramalan OPT dan pengembangannya

serta memperoleh rujukan di bidang perlindungan tanaman, Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan didukung oleh 1 (satu) Unit Pelaksana

Teknis (UPT) yaitu Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu

Tumbuhan (BBPOPT) yang berkedudukan di Jatisari, Kabupaten

Karawang, Jawa Barat. Sementara itu, pelaksanaan pengujian mutu

pestisida, pupuk, dan produk tanaman, didukung oleh Balai Pengujian

Mutu Produk Tanaman (BPMPT) yang berkedudukan di Jakarta.

Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi perlindungan tanaman

pangan di daerah dilaksanakan oleh UPTD-Balai Proteksi Tanaman

Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH) atau Sub Dinas Pertanian yang

menangani perlindungan tanaman pangan. Struktur Organisasi

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dapat dilihat pada

Lampiran1.

1.4. Sumber Daya Manusia

Pada Tahun 2014, jumlah sumber daya manusia lingkup Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan sebanyak 68 orang pegawai dan 10

orang Tenaga Harian Lepas. Secara rinci, keadaan pegawai di

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 1.

Laporan Kinerja Tahun 2014 7

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tabel 1. Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

No. Unit Golongan

THL Jml IV III II I

1 Direktur 1 - - - - 1

2 Sub Bagian Tata Usaha - 10 8 - 10 28

3 Subdit. Pengelolaan Data

OPT 1 9 2 - - 12

4 Subdit. DPI 4 9 - - - 13

5 Subdit. Pengelolaan PHT 1 10 1 - - 12

6 Subdit. Teknologi

Pengendalian OPT 1 10 1 - - 12

Jumlah 8 48 12 - 10 78

1.5. Dukungan Anggaran

Jumlah anggaran untuk kegiatan Penguatan Sistem Perlindungan

Tanaman dari Gangguan Serangan OPT dan DPI pada Tahun 2014

sebesar Rp 192.288.141.000,- (seratus sembilan puluh dua milyar dua

ratus delapan puluh delapan juta seratus empat puluh satu ribu rupiah)

dan dilakukan penghematan sehingga anggaran menjadi Rp

117.864.716.000 (seratus tujuh belas milyar delapan ratus enam puluh

empat juta tujuh ratus enam belas ribu rupiah) yang terdiri dari

anggaran: 1) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sebesar Rp

11.534.911.000,- 2) Balai Pengujian Mutu Produk sebesar Rp

3.765.860.000,- dan 3) Dekonsentrasi sebesar Rp 102.563.945.000,-.

1.6. Permasalahan

Dalam rangka mencapai tujuan mengamankan produksi, beberapa

kendala yang dihadapi antara lain:

1. Perubahan iklim yang bersifat ekstrim.

2. Kurangnya Petugas Pengendali OPT-Pengamat Hama Penyakit

(POPT-PHP).

Laporan Kinerja Tahun 2014 8

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

3. Belum memadainya sarana kerja petugas POPT-PHP.

4. Penggunaan pestisida belum bijaksana.

5. Belum optimalnya kelembagaan perlindungan tanaman.

Laporan Kinerja Tahun 2014 9

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

II. PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis Tahun 2010-2014

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengacu

kepada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Renstra

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan merupakan dokumen

perencanaan yang berdasarkan pada visi, misi, tujuan, sasaran

strategis, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan

perlindungan tanaman pangan selama periode Tahun 2010–2014.

Renstra tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan bagi unit kerja

lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam membuat

perencanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan secara

menyeluruh, terintegrasi dan sinergis antar sektor dan subsektor.

Berdasarkan dokumen renstra tersebut maka disusunlah Rencana Kerja

Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK) Tahunan Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan dengan menentukan indikator kinerja

sehingga akuntabilitas pelaksanaan kegiatan dapat dievaluasi.

2.1.1. Visi

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai visi terwujudnya

sistem pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI melalui

penerapan sistem Pengendalian Hama Terpadu dan penanganan

Dampak Perubahan Iklim.

2.1.2. Misi

Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ditetapkan sebagai

berikut:

a. Meningkatkan pengamatan dan sistem peringatan dini OPT dan

DPI.

Laporan Kinerja Tahun 2014 10

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

b. Meningkatkan gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI.

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

perlindungan tanaman.

d. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan

tanaman.

e. Meningkatkan penerapan teknologi pengendalian OPT ramah

lingkungan sesuai prinsip PHT.

f. Meningkatkan mutu dan daya saing produk tanaman pangan

2.1.3. Tujuan

Sesuai dengan visi dan misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan,

maka tujuan yang akan dicapai yaitu meningkatkan kinerja

perlindungan tanaman pangan dalam pengamanan produksi dari

gangguan OPT dan DPI untuk mendukung upaya pencapaian sasaran

produksi tanaman pangan.

2.1.4. Sasaran

Guna mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang ditetapkan adalah:

a. Meningkatnya fungsi sistem pengamatan, peramalan, dan

pengendalian OPT serta penanganan DPI;

b. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan perlindungan

tanaman pangan;

c. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

perlindungan tanaman dalam pemahaman dan penerapan sistem

perlindungan tanaman pangan;

d. Tersedianya informasi teknologi pengendalian OPT berwawasan

PHT yang efektif dan efisien;

e. Terlaksananya gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI

secara terpadu dalam skala luas;

Laporan Kinerja Tahun 2014 11

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

f. Terkendalinya luas serangan OPT dan gangguan DPI pada tanaman

pangan;

g. Meningkatnya mutu dan daya saing produk tanaman pangan

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014

Sasaran strategis pembangunan tanaman pangan Tahun 2014 dalam

rangka mewujudkan sasaran strategis tanaman pangan Tahun 2010-

2014 adalah swasembada dan swasembada berkelanjutan. Sasaran

strategis pembangunan tanaman pangan terutama lebih dititikberatkan

pada peningkatan produksi komoditas pangan utama (padi, jagung dan

kedelai) dalam rangka mewujudkan swasembada padi dan jagung

berkelanjutan serta pencapaian swasembada kedelai pada Tahun 2014.

Sementara itu, peningkatan produksi komoditas tanaman pangan

lainnya yaitu kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar dalam

rangka mendukung diversifikasi pangan dan mendorong

berkembangnya usaha agribisnis di pedesaan, serta peningkatan

manajemen pembangunan dan peran serta instansi, stakeholder terkait

dan masyarakat.

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, pengamanan produksi dari gangguan OPT

dan DPI merupakan sasaran strategis Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan. Upaya pengamanan produksi adalah salah satu faktor penting

dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan baik secara

kualitas maupun kuantitas.

Upaya pengamanan luas areal tanaman pangan dari gangguan OPT dan

DPI dilakukan dengan meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan

serta sumber daya manusia perlindungan tanaman pangan baik di

pusat maupun daerah. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung

pelaksanaan gerakan pengamatan dan pengendalian dini (SPOT-STOP)

sehingga kehilangan hasil dapat ditekan.

Laporan Kinerja Tahun 2014 12

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Agar pelaksanaan kegiatan penguatan perlindungan tanaman pangan

dari gangguan OPT dan DPI dapat dilaksanakan dengan baik,

diperlukan suatu Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014. Dengan

adanya RKT, diharapkan kegiatan perlindungan tanaman pangan dapat

berjalan terarah dan tepat sasaran, dengan menyelaraskan kegiatan

pusat dan daerah, sehingga tujuan pengamanan produksi dapat

tercapai.

Berdasarkan rencana strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tahun 2010-2014, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

menetapkan sasaran kinerja minimal 95% luas areal tanaman pangan

dari serangan OPT dan DPI.

2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014

Pada Tahun 2014, upaya pengamanan produksi tanaman pangan dari

gangguan OPT dan terkena DPI dilaksanakan dengan menetapkan

target indikator guna mencapai sasaran strategis Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan sebagai berikut:

Tabel 2. Sasaran Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Mengamankan produksi

tanaman pangan dari

serangan OPT dan terkena

DPI

Luas areal tanaman pangan aman

dari gangguan OPT dan DPI,

meliputi komoditas:

- Padi

- Jagung

- Kedelai

- Kacang Tanah

- Kacang Hijau

- Ubi Jalar

- Ubi Kayu

95%

95%

95%

95%

95%

95%

95%

Laporan Kinerja Tahun 2014 13

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Upaya pencapaian pengamanan produksi tanaman pangan dari

serangan OPT, banjir dan kekeringan dilakukan melalui beberapa

kegiatan penguatan perlindungan tanaman pangan baik di daerah

maupun di pusat yaitu:

I. Kegiatan Dekonsentrasi:

1. Pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT

2. Operasional Brigade Proteksi Tanaman

3. Bahan dan sarana pengendalian OPT dan DPI

4. Gerakan pengandalian OPT

5. Pemberdayaan Pos Pengembangan Agens Hayati

6. Surveilans

7. Bantuan transport petani pengamat

8. Sekolah Lapangan PHT

9. Sekolah Lapangan Iklim

10. Koordinasi penganggulangan OPT/DPI

11. BOP dan honor THL POPT

12. Operasional LPHP

13. Gerakan pengendalian bersama TNI

14. Pengadaan musuh alami (burung hantu)

II. Kegiatan Pusat

a. Rancangan pengembangan perlindungan tanaman pangan.

b. Pedoman perlindungan tanaman pangan.

c. Dokumen perlindungan tanaman pangan.

d. Database perlindungan tanaman pangan.

e. Bahan informasi perlindungan tanaman pangan.

f. Visualisasi kegiatan perlindungan tanaman pangan.

g. Rumusan paket teknologi pengendalian OPT berwawasan PHT.

h. POPT-PHP, LPHP/LAH, Kelompok tani berprestasi.

i. Rapat koordinasi perlindungan tanaman pangan.

j. Perangkat pengolah data dan komunikasi.

k. Peralatan dan fasilitas kantor.

l. Operasional Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman.

Laporan Kinerja Tahun 2014 14

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis instansi pemerintah diukur

dengan penilaian capaian sasaran melalui metode scoring yang dibagi

dalam kategori:

1. sangat berhasil = capaian realisasi >100%

2. berhasil = capaian realisasi 80 – 100%

3. cukup berhasil = capaian realisasi 60 – 79%

4. kurang berhasil = capaian realisasi <60%

Pengukuran capaian sasaran kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan diperoleh dari realisasi luas serangan OPT dan terkena DPI

pada tanaman pangan dibandingkan dengan luas areal tanaman

pangan. Target sasaran kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2014 yaitu 95% areal tanaman pangan aman dari

serangan OPT dan terkena DPI atau maksimal 5% dari luas areal

tanaman pangan terserang OPT dan terkena DPI.

Data luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan

Petugas POPT tingkat kecamatan dan dilaporkan ke Koordinator POPT

di tingkat kabupaten/kota setiap dua minggu sekali. Setelah direkap

kemudian Koordinator melaporkan ke Laboratorium Pengamatan Hama

dan Penyakit (LPHP) selanjutnya disampaikan ke Balai Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) di tingkat provinsi. Rekap

data serangan OPT, banjir dan kekeringan per kabupaten dilaporkan

oleh BPTPH ke Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan melalui Sistem Informasi Manajemen OPT,

fax, email dan pos.

Laporan Kinerja Tahun 2014 15

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan pencapaian sasaran

perlindungan tanaman pangan Tahun 2014 dilaksanakan melalui

Pengukuran Kinerja dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dengan

menetapkan indikator kinerja, rencana tingkat capaian, realisasi, dan

persentase pencapaian indikator kinerja masing-masing kegiatan dan

sasaran, seperti tersaji pada Lampiran 4 dan 5.

3.2 Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2014

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2014 telah ditetapkan target indikator sasaran strategis.

Capaian indikator kinerja utama sasaran strategis tersebut dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2014.

1 2 5

Mengamankan produksi

tanaman pangan dari serangan

OPT dan terkena DPI

Luas areal tanaman pangan aman

dari gangguan OPT dan DPI,

meliputi komoditas:

- Padi 95 % 92,63 % 97,51 berhasil

- Jagung 95 % 98,58 % 103,77 sangat berhasil

- Kedelai 95 % 97,06 % 102,17 sangat berhasil

- Kacang Tanah 95 % 99,25 % 104,47 sangat berhasil

- Kacang Hijau 95 % 99,53 % 104,77 sangat berhasil

- Ubi Kayu 95 % 99,45 % 104,68 sangat berhasil

- Ubi Jalar 95 % 97,60 % 102,74 sangat berhasil

3 4

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Capaian Kategori Capaian

Laporan Kinerja Tahun 2014 16

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

3.3 Evaluasi dan Analisis Kondisi Iklim di Indonesia

Sebagian besar wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan

iklim/cuaca. Kondisi iklim di Indonesia di pengaruhi oleh kondisi di

equator pasifik tengah (fenomena El-Nino/La-Nina), kondisi wilayah

barat Indonesia (Dipole Mode), dan fenomena regional serta kondisi

suhu permukaan laut.

Kondisi iklim terutama curah hujan sangat berpengaruh terhadap

kegiatan budidaya tanaman pangan seperti penentuan waktu tanam,

pola tanam, penggunaan teknologi yang tepat serta produksi tanaman

pangan. Fenomena El - Nino dan La - Nina dapat mempengaruhi kondisi

curah hujan. Curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan

berada di bawah normal apabila dipengaruhi oleh fenomena El-Nino dan

sebaliknya curah hujan akan berada di atas normal apabila di pengaruhi

oleh fenomena La-Nina.

Kondisi iklim Indonesia terutama curah hujan pada Tahun 2010 hingga

2014 intensitas CH bervariasi. Pada awal Tahun 2010, sebagian besar

wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-Nino Moderat hingga

lemah, pada akhir Tahun 2010 hingga awal Tahun 2012 sebagian besar

wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La-Nina lemah hingga

Moderat, sedangkan pada akhir Tahun 2012 sebagian besar wilayah

Indonesia mengalami fenomena El-Nino lemah hingga normal. Pada

Tahun 2013, sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh

fenomena Normal hingga La-Nina lemah, sedangkan pada Tahun 2014

sebagian besar wilayah Indonesia berada pada kondisi Normal hingga

El-Nino Moderat.

Peningkatan dan penurunan intensitas curah hujan di beberapa wilayah

pada Tahun 2010 s.d. 2014 menyebabkan atau diikuti adanya

Laporan Kinerja Tahun 2014 17

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

peningkatan dan penurunan luas kerusakan akibat DPI (banjir dan

kekeringan) dan serangan OPT di wilayah tertentu. Hal tersebut dapat

dilihat dari luas kerusakan tanaman akibat DPI (banjir dan kekeringan)

dan intensitas serangan OPT.

3.4 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2014

Komoditas tanaman pangan terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacang

tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Pencapaian produksi

tanaman pangan masih difokuskan pada komoditas utama yaitu padi,

jagung, dan kedelai. Sementara pencapaian komoditas lainnya

merupakan bagian dari upaya diversifikasi pangan di Indonesia.

Indikator kinerja utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan pada

Tahun 2014 yaitu mengamankan 95% luas areal tanaman pangan dari

serangan OPT dan dampak perubahan iklim berupa banjir dan

kekeringan. Capaian kinerja Tahun 2014 yaitu 97,51 – 104,77% dengan

kategori capaian berhasil - sangat berhasil. Secara rinci, data luas

serangan OPT utama, banjir dan kekeringan dapat dilihat pada Tabel 4.

Laporan Kinerja Tahun 2014 18

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tabel 4. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan

Kekeringan di Indonesia Tahun 2013 dan 2014

OPT & DPI

% OPT &

DPI thd

LT

OPT & DPI % OPT &

DPI thd LT

1 Padi Terkena 969.393 6,97 999.724 7,37 30.331 3,13 92,63 97,51

Puso 96.754 0,70 178.892 1,32 82.138 84,89 98,68 103,88

Luas Tanam 13.907.248 13.569.481

2 Jagung Terkena 56.130 1,42 56.245 1,42 114 0,20 98,58 103,77

Puso 8.627 0,22 5.648 0,14 (2.979) (34,54) 99,86 105,11

Luas Tanam 3.939.471 3.960.885

3 Kedelai Terkena 13.570 2,31 17.937 2,94 4.367 32,18 97,06 102,17

Puso 1.801 0,31 2.454 0,40 654 36,29 99,60 104,84

Luas Tanam 587.485 610.359

4 Kc. Tanah Terkena 4.323 0,85 3.698 0,75 (625) (14,47) 99,25 104,47

Puso 134 0,03 58 0,01 (77) (57,01) 99,99 105,25

Luas Tanam 509.406 492.938

5 Kc. Hijau Terkena 1.796 0,98 996 0,47 (799) (44,51) 99,53 104,77

Puso 233 0,13 33 0,02 (200) (85,82) 99,98 105,25

Luas Tanam 183.378 211.768

6 Ubi Kayu Terkena 3.638 0,34 5.307 0,55 1.668 45,85 99,45 104,69

Puso 267 0,03 136 0,01 (131) (48,90) 99,99 105,25

Luas Tanam 1.067.321 968.856

7 Ubi Jalar Terkena 548 0,35 800 2,40 252 45,99 97,60 102,74

Puso 0 0,00 1 0,00 1 6.400,00 100,00 105,26

Luas Tanam 158.662 33.337

Terkena 1.049.399 5,69 1.084.707 5,98 35.308 3,36 94,02 98,97

Puso 107.816 0,58 187.222 1,03 79.406 73,65 98,97 104,18

Total Luas Tanam 18.434.204 18.140.725 (293.479) (1,59)

Tingkat

capaian

kinerja

(%)

Total

Areal yang

diamankan

(%)

No Komoditas Keterangan

Tahun 2013 (Ha) Tahun 2014 (Ha)Selisih

2014 thd

2013

% Selisih

thd 2013

Ket: LT=luas tanam; Luas Tanam 2014 berdasarkan data Pusdatin

Laporan Kinerja Tahun 2014 19

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

3.4.1 Padi

a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Padi dari Serangan

OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014

Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman padi

Tahun 2014 seluas 999.724 ha atau 7,37% dari luas tanam

(13.569.481 ha) dan 178.892 ha diantaranya puso atau 1,32% dari

luas tanam. Dengan demikian, luas areal pertanaman padi yang

dapat diamankan dari terkena serangan OPT, banjir dan kekeringan

pada Tahun 2014 seluas 92,63% dari luas tanam. Tingkat capaian

kinerja Tahun 2014 sebesar 97,51% dari target 95% dengan

kategori berhasil.

Tabel 5. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada

Tanaman Padi Tahun 2013 dan 2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO

OPT (ha) 445.001 2.424 510.090 4.422

BANJIR (ha) 338.378 141.045 408.961 88.265

KEKERINGAN (ha) 216.345 35.423 50.342 4.067

Jumlah OPT & DPI (ha) 999.724 178.892 969.393 96.754

Luas Tanam (ha)

% OPT thd Luas Tanam (%) 3,28 0,02 3,67 0,03

% Banjir thd Luas Tanam (%) 2,49 1,04 2,94 0,63

% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 1,59 0,26 0,36 0,03

% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 7,37 1,32 6,97 0,70

Areal Aman (%) 92,63 93,03

Capaian (%) 97,51 97,93

OPT & DPI

TAHUN 2014 TAHUN 2013

13.569.481 13.907.248

Apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, areal tanaman yang

terkena serangan OPT dan DPI Tahun 2014 lebih tinggi 30.331 ha

(3,13%) dan luas puso lebih tinggi 82.138 ha (84,89 %). Luas

serangan OPT dan banjir turun sedangkan luas kekeringan

meningkat.

Laporan Kinerja Tahun 2014 20

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Serangan OPT Tahun 2014 lebih rendah 65.090 ha (12,76%) dan

puso lebih rendah 1.997 ha (45,17 ha). Luas tertinggi terjadi di

Provinsi Jawa Tengah (117.645 ha, puso: 1.014 ha), Jawa Barat

(111.679 ha, tidak ada puso), Jawa Timur (57.838 ha, puso: 132

ha), Sulawesi Selatan (21.915 ha, puso: 46 ha) dan Lampung

(15.963 ha, puso: 37 ha).

Luas terkena banjir lebih rendah 70.583 ha (17,26%) tetapi luas

puso lebih tinggi 52.779 ha (59,80%). Luas banjir tertinggi terjadi di

Povinsi Jawa Barat (96.004 ha, puso: 51.647 ha), Jawa Tengah

(60.514 ha, puso: 33.792 ha), Aceh (52.460 ha, puso: 23.210 ha),

Sumatera Selatan (27.229 ha, puso: 4.558 ha) dan Banten (16.572

ha, puso: 5.789 ha).

Luas terkena kekeringan meningkat 166.003 ha (329,75%) dan puso

lebih tinggi 31.356 ha (770,97%). Luas terkena kekeringan terutama

terjadi di Provinsi Aceh (65.934 ha, puso: 6.389 ha), Kalimantan

Barat (19.975 ha, puso: 9.161 ha), Sulawesi Tenggara (18.769 ha,

puso: 2.910 ha), Jawa Tengah (13.507 ha, puso: 3.455 ha) dan Jawa

Barat (12.995 ha, puso: 1.770 ha).

Namun demikian, luas puso Tahun 2014 tertinggi disebabkan oleh

banjir seluas 141.045 ha. Puso akibat banjir terutama terjadi di

Provinsi Jawa Barat (51.647 ha), Jawa Tengah (33.792 ha), Aceh

(23.210 ha), Banten (5.789 ha) dan Jawa Timur (5.263 ha).

b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada

Tanaman Padi Tahun 2010-2014

Upaya pengamanan produksi dari serangan OPT, banjir dan

kekeringan terus dilaksanakan untuk menekan potensi kehilangan

hasil. Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan berfluktuasi dari

tahun ke tahun seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Laporan Kinerja Tahun 2014 21

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tabel 6. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2010-2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

1 LUAS SERANGAN OPT 682.683 10.166 712.642 40.526 461.821 2.225 510.090 4.422 445.001 2.424

2 LUAS BANJIR 307.810 93.929 169.464 29.383 177.861 40.866 408.961 88.265 338.378 141.045

3 LUAS KEKERINGAN 96.721 20.856 250.836 53.127 282.795 47.573 50.342 4.067 216.345 35.423

TOTAL OPT & DPI 1.087.214 124.951 1.132.942 123.036 922.477 90.665 969.393 96.754 999.724 178.892

LUAS TANAM

% OPT THD LUAS TANAM 4,82 0,07 5,38 0,31 3,40 0,02 3,67 0,03 3,28 0,02

% BANJIR THD LUAS TANAM 2,17 0,66 1,28 0,22 1,31 0,30 2,94 0,63 2,49 1,04

% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,68 0,15 1,89 0,40 2,08 0,35 0,36 0,03 1,59 0,26

% OPT & DPI THD LUAS TANAM 7,68 0,88 8,55 0,93 6,78 0,67 6,97 0,70 7,37 1,32

13.569.481

NO OPT/DPI

14.161.992 13.243.302 13.602.690 13.907.248

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

Selama Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014, luas terkena

serangan OPT utama, banjir dan kekeringan terendah terjadi pada

Tahun 2012 (922.477 ha) dan tertinggi tejadi pada Tahun 2011

(1.132.942 ha). Luas areal tanaman yang mengalami puso terendah

terjadi pada Tahun 2012 (90.665 ha) dan tertinggi terjadi pada

Tahun 2014 (178.892 ha).

Grafik 1. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

OPT (TERKENA) 682.683 712.642 461.821 510.090 445.001

OPT (PUSO) 10.166 40.526 2.225 4.422 2.424

BANJIR (TERKENA) 307.810 169.464 177.861 408.961 338.378

BANJIR (PUSO) 93.929 29.383 40.866 88.265 141.045

KEKERINGAN (TERKENA) 96.721 250.836 282.795 50.342 216.345

KEKERINGAN (PUSO) 20.856 53.127 47.573 4.067 35.423

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

(Ha)

Laporan Kinerja Tahun 2014 22

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Luas serangan OPT tertinggi terjadi pada Tahun 2011 (712.642 ha)

dan terendah terjadi pada Tahun 2014 (445.001 ha). Luas terkena

banjir tertinggi terjadi pada Tahun 2013 (408.961 ha) dan terendah

terjadi pada Tahun 2011 (169.464 ha). Sedangkan luas kekeringan

tertinggi terjadi pada Tahun 2012 (282.795 ha) dan terendah terjadi

pada Tahun 2013 (50.342 ha).

Tingginya luas serangan OPT pada Tahun 2011 secara tidak

langsung dipengaruhi oleh dampak perubahan iklim ekstrim yang

terjadi pada Tahun 2010. Pada akhir Tahun 2010, kondisi iklim di

sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La-

Nina (lemah-moderat). Fenomena ini mengakibatkan curah hujan di

sebagian besar wilayah Indonesia berada di atas normal, sehingga

terjadi peningkatan luas banjir pada Tahun 2010.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam menangani kerusakan

tanaman akibat banjir yaitu dengan melakukan penanaman kembali

(replanting). Namun hal tersebut mengakibatkan mundurnya waktu

tanam dengan dampak sumber makanan bagi OPT tersedia secara

terus menerus sehingga serangannya meningkat.

Selain waktu tanam yang mundur, dampak perubahan iklim juga

menyebabkan petani menanam padi sepanjang tahun karena air

masih tersedia. Hal ini mengakibatkan tidak adanya pergantian jenis

tanaman sehingga siklus hidup OPT tidak dapat diputus.

3.4.2 Jagung

a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Jagung dari Serangan

OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014

Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman

jagung Tahun 2014 sebesar 56.245 ha atau 1,42% dari luas tanam

(3.960.885 ha) dan 5.648 ha diantaranya puso atau 0,14% dari luas

Laporan Kinerja Tahun 2014 23

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

tanam. Dengan demikian, luas areal pertanaman jagung yang dapat

diamankan dari serangan OPT utama dan DPI pada Tahun 2014

seluas 98,58% dari target 95%. Tingkat capaian kinerja Tahun 2014

sebesar 103,77% dengan kategori sangat berhasil.

Tabel 7. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada

Tanaman Jagung Tahun 2013 dan 2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO

OPT (ha) 24.971 42 26.302 127

BANJIR (ha) 10.693 3.300 18.097 8.135

KEKERINGAN (ha) 20.581 2.306 11.731 365

Jumlah OPT & DPI (ha) 56.245 5.648 56.130 8.627

Luas Tanam (ha)

% OPT thd Luas Tanam (%) 0,63 0,001 0,67 0,003

% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,27 0,08 0,46 0,21

% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,52 0,06 0,30 0,01

% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 1,42 0,14 1,42 0,22

Areal Aman (%) 98,58 98,58

Capaian (%) 103,77 103,76

OPT & DPI

TAHUN 2014 TAHUN 2013

3.960.885 3.939.471

Apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, total luas serangan OPT

dan terkena DPI Tahun 2014 lebih tinggi 115 ha (0,20%), tetapi luas

pusonya lebih rendah 2.979 ha (34,54%). Luas serangan OPT dan

banjir pada tanaman jagung Tahun 2014 turun, sedangkan luas

kekeringan meningkat.

Serangan OPT pada Tahun 2014 seluas 24.971 ha (42 ha

diantaranya puso), lebih rendah apabila dibandingkan dengan Tahun

2013 (26.302 ha, puso: 127 ha). Serangan OPT terutama terjadi di

Provinsi Jawa Tengah (4.303 ha, tidak ada puso), Jawa Timur

(3.379 ha, puso: 13 ha), Sulawesi Barat (2.084 ha, tidak ada puso),

Nusa Tenggara Timur (1.981 ha, puso: 28 ha) dan Gorontalo (1.842

ha, tidak ada puso).

Laporan Kinerja Tahun 2014 24

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Luas terkena banjir Tahun 2014 (10.693 ha, puso: 3.300 ha) lebih

rendah apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (18.097 ha, puso:

8.135 ha). Luas banjir terutama terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan

(4.735 ha, puso: 1.692 ha), Aceh (2.019 ha, puso: 518 ha), Nusa

Tenggara Barat (1.160 ha, puso: 6 ha), Jawa tengah (1.057 ha,

puso: 335 ha) dan Jawa Timur (530 ha, puso: 444 ha).

Luas terkena kekeringan pada tanaman jagung Tahun 2014 (20.581

ha, puso: 2.306 ha) lebih tinggi dibandingkan Tahun 2013 (11.731

ha, puso: 365 ha). Kekeringan terutama terjadi di Provinsi Gorontalo

(5.602 ha, puso: 1.539 ha), Nusa Tenggara Timur (5.213 ha, puso:

45 ha), Sumatera Utara (2.762 ha, tidak ada puso), Jawa Tengah

(1.987 ha, puso: 4) dan Aceh (1.232 ha, tidak ada puso).

b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada

Tanaman Jagung Tahun 2010-2014

Serangan OPT dan dampak perubahan iklim berupa banjir dan

kekeringan merupakan salah satu faktor penghambat dalam upaya

pencapaian produksi tanaman pangan. Selama Tahun 2010 sampai

dengan Tahun 2014, perkembangan luas serangan OPT, banjir dan

kekeringan setiap tahunnya berfluktuasi seperti terlihat pada tabel di

bawah ini.

Laporan Kinerja Tahun 2014 25

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tabel 8. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada

Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2010-2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

1 LUAS SERANGAN OPT 16.315 42 38.852 236 26.195 52 26.302 127 24.971 42

2 LUAS BANJIR 40.463 17.778 16.462 8.045 11.661 2.828 18.097 8.136 10.693 3.300

3 LUAS KEKERINGAN 82.875 20.724 22.644 1.441 21.686 1.508 11.731 365 20.581 2.306

4 TOTAL OPT & DPI 139.652 38.544 77.958 9.722 59.542 4.388 56.130 8.628 56.245 5.648

LUAS TANAM

% OPT THD LUAS TANAM 0,39 0,00 0,91 0,01 0,66 0,00 0,67 0,00 0,63 0,00

% BANJIR THD LUAS TANAM 0,97 0,42 0,39 0,19 0,29 0,07 0,46 0,21 0,27 0,08

% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 1,98 0,49 0,53 0,03 0,54 0,04 0,30 0,01 0,52 0,06

% OPT & DPI THD LUAS TANAM 3,33 0,92 1,83 0,23 1,49 0,11 1,42 0,22 1,42 0,14

4.189.048 4.253.714 3.994.370 3.939.471 3.960.885

NO OPT/DPI

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

Capaian areal yang berhasil diamankan dari serangan OPT dan DPI

Tahun 2010-2014 berkisar 98,68% - 96,67%. Serangan OPT dan

terkena DPI terendah terjadi pada Tahun 2013 seluas 56.130 ha,

sedangkan luas tertinggi terjadi pada Tahun 2010 seluas 139.652 ha.

Luas puso tertinggi terjadi pada Tahun 2010 seluas 38.544 ha,

sedangkan puso terendah terjadi pada Tahun 2012 seluas 4.388 ha.

Grafik 2. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

OPT (TERKENA) 16.315 38.852 26.195 26.302 24.971

OPT (PUSO) 42 236 52 127 42

BANJIR (TERKENA) 40.463 16.462 11.661 18.097 10.693

BANJIR (PUSO) 17.778 8.045 2.828 8.136 3.300

KEKERINGAN (TERKENA) 82.875 22.644 21.686 11.731 20.581

KEKERINGAN (PUSO) 20.724 1.441 1.508 365 2.306

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

(Ha)

Laporan Kinerja Tahun 2014 26

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Luas banjir dan kekeringan pada Tahun 2010 lebih tinggi

dibandingkan dengan luas serangan OPT. Hal ini disebabkan oleh

adanya perubahan iklim yang dipengaruhi oleh fenomena El-Nino di

awal tahun dan La-Nina di akhir tahun.

Fenomena El-Nino di awal Tahun 2010 menyebabkan di sebagian

besar wilayah Indonesia mengalami kondisi curah hujan di bawah

normal sehingga terjadi kekeringan yang cukup tinggi. Kekeringan

terutama terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (36.279 ha (puso:

5.803 ha), Nusa Tenggara Barat (27.513 ha, puso: 9.710 ha)

Sumatera Utara (10.681 ha, puso: 2.160 ha), Gorontalo (5.651 ha,

puso: 2.521 ha) dan Sulawesi Selatan (1.476 ha, puso: 218 ha).

Sedangkan di akhir Tahun 2010 dipengaruhi fenomena La-Nina yang

menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah

hujan di atas normal sehingga luas banjir tinggi. Banjir terutama

terjadi di Provinsi Sumatera Utara (9.513 ha, puso: 2.025 ha), Jawa

Timur (8.919 ha, puso: 4.823 ha), Jawa Tengah (7.546 ha, puso:

2.665 ha), Jambi (4.868 ha, puso: 3.787 ha) dan Sulawesi Selatan

(4.112 ha, puso: 2.251 ha).

3.4.3 Kedelai

a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kedelai dari Serangan

OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014

Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman

kedelai Tahun 2014 seluas 17.937 ha dan 2.454 ha diantaranya

puso. Jika dibandingkan dengan luas tanam (610.359 ha) maka areal

pertanaman yang terkena serangan OPT dan DPI sebesar 2,94% dan

puso sebesar 0,40%. Dengan demikian, luas areal pertanaman

kedelai yang dapat diamankan sebesar 97,06% dari target 95%.

Tingkat capaian kinerja Tahun 2014 sebesar 102,17% dengan

kategori sangat berhasil.

Laporan Kinerja Tahun 2014 27

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tabel 9. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada

Tanaman Kedelai Tahun 2013 dan 2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO

OPT (ha) 9.444 29 8.336 1

BANJIR (ha) 3.523 2.031 5.112 1.790

KEKERINGAN (ha) 4.969 395 123 10

Jumlah OPT & DPI (ha) 17.937 2.454 13.570 1.801

Luas Tanam (ha)

% OPT thd Luas Tanam (%) 1,55 0,00 1,42 0,0002

% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,58 0,33 0,87 0,30

% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,81 0,06 0,02 0,002

% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 2,94 0,40 2,31 0,31

Areal Aman (%) 97,06 97,69

Capaian (%) 102,17 102,83

OPT & DPI

TAHUN 2014 TAHUN 2013

610.359 587.485

Total luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih tinggi

apabila dibandingkan dengan Tahun 2013. Peningkatan terutama

disebabkan oleh serangan OPT utama dan kekeringan, sedangkan

luas banjir turun.

Luas serangan OPT utama pada tanaman kedelai Tahun 2014 lebih

tinggi 1.108 ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013. Serangan

terutama terjadi di Provinsi Aceh (3.534 ha, puso: 10 ha), Nusa

Tenggara Barat (1.277 ha, puso: 10 ha), Jawa Tengah (961 ha, tidak

ada puso), Jawa Barat (935 ha, tidak ada puso) dan Jawa Timur

(846 ha).

Luas banjir Tahun 2014 lebih rendah 1.589 ha apabila dibandingkan

dengan Tahun 2013. Banjir terutama terjadi di Provinsi Aceh (2.259

ha, puso: 1.164 ha), Jawa Tengah (406 ha, puso: 319 ha), Sumatera

Utara (194 ha, puso: 140 ha), Sulawesi Selatan (179 ha, puso: 156

ha) dan Jambi (172 ha, puso: 89 ha).

Luas kekeringan Tahun 2014 lebih tinggi 4.846 ha apabila

dibandingkan dengan Tahun 2013. Kekeringan terutama terjadi di

Provinsi Nusa Tenggara Barat (2.354 ha, puso: 29 ha), Aceh (832 ha,

Laporan Kinerja Tahun 2014 28

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

puso: 55 ha), Jawa Tengah (432 ha, puso: 9 ha), Sulawesi Tenggara

(306 ha, puso: 125 ha) dan Sumatera Selatan (270 ha, puso: 15 ha).

b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada

Tanaman Kedelai Tahun 2010-2014

Salah satu faktor penghambat produksi tanaman pangan adalah

OPT, banjir dan kekeringan. Perkembangan luas serangan OPT dan

terkena DPI dari Tahun 2010 sampai 2014 mengalami fluktuasi

seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 10. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada

Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2010-2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

1 LUAS SERANGAN OPT 1.383 0 2.886 0 1.529 0 1.657 0 2.743 0

2 LUAS BANJIR 17.012 11.782 7.674 3.751 2.396 1.344 5.112 1.790 3.523 2.031

3 LUAS KEKERINGAN 5.014 643 2.229 154 1.546 130 123 10 4.969 395

4 TOTAL OPT & DPI 23.409 12.425 12.789 3.905 5.471 1.474 6.891 1.800 11.235 2.426

LUAS TANAM

% OPT THD LUAS TANAM 0,19 0,00 0,45 0,00 0,25 0,00 0,28 0,00 0,45 0,00

% BANJIR THD LUAS TANAM 2,36 1,64 1,19 0,58 0,39 0,22 0,87 0,30 0,58 0,33

% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,70 0,09 0,35 0,02 0,25 0,02 0,02 0,00 0,81 0,06

% OPT & DPI THD LUAS TANAM 3,25 1,73 1,98 0,61 0,89 0,24 1,17 0,31 1,84 0,40

NO OPT/DPI

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

719.564 645.173 613.825 587.485 610.359

Target pengamanan produksi tanaman kedelai dari serangan OPT

dan terkena DPI Tahun 2010 sampai dengan 2014 berhasil dicapai.

Areal pertanaman yang dapat diamankan tahun 2010-2014 yaitu

96,75% - 99,11% dengan tingkat capaian 101,84% - 104,33%

(sangat berhasil).

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, luas serangan

OPT dan DPI Tahun 2014 lebih rendah apabila dibandingkan dengan

2010 dan 2011 namun lebih tinggi apabila dibandingkan dengan

Tahun 2012 dan 2013.

Laporan Kinerja Tahun 2014 29

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Grafik 3. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2010-2014

Luas terkena OPT dan DPI tertinggi terjadi pada Tahun 2010

terutama karena luas banjir yang tinggi yaitu 17.012 ha (11.782 ha

diantaranya puso). Banjir terutama terjadi di Provinsi Jawa Tengah,

Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, D.I. Yogyakarta dan Jawa Barat.

Sedangkan luas serangan OPT dan terkena DPI terendah terjadi

pada Tahun 2012 seluas 5.471 ha dan 1.474 ha diantaranya puso.

Banjir terutama terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan, Aceh, Nusa

Tenggara Barat, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.

Tahun 2010 merupakan tahun dengan luas serangan OPT dan

terkena DPI yang paling tinggi. Pada tanaman kedelai, luas serangan

OPT dari tahun ke tahun cukup rendah apabila dibandingkan dengan

luas banjir dan kekeringan. Hal ini disebabkan perubahan iklim

ekstrim sehingga luas pertanaman yang mengalami kerusakan pun

lebih tinggi.

2010 2011 2012 2013 2014

OPT (TERKENA) 1.383 2.886 1.529 1.657 2.743

OPT (PUSO) 0 0 0 0 0

BANJIR (TERKENA) 17.012 7.674 2.396 5.112 3.523

BANJIR (PUSO) 11.782 3.751 1.344 1.790 2.031

KEKERINGAN (TERKENA) 5.014 2.229 1.546 123 4.969

KEKERINGAN (PUSO) 643 154 130 10 395

02.0004.0006.0008.000

10.00012.00014.00016.00018.000

(Ha)

Laporan Kinerja Tahun 2014 30

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

3.4.4 Kacang Tanah

a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Tanah dari

Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014

Serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal pertanaman kacang

tanah Tahun 2014 seluas 3.698 ha dan 58 ha diantaranya puso. Jika

dibandingkan dengan luas tanam (492.938 ha), maka areal

pertanaman yang terkena serangan OPT utama sebesar 0,75% dan

puso sebesar 0,01%. Dengan demikian, luas areal pertanaman

kacang tanah yang dapat diamankan sebesar 99,25% dari target

95%. Tingkat capaian kinerja Tahun 2014 sebesar 104,47% dengan

kategori sangat berhasil.

Tabel 11. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman

Kacang Tanah Tahun 2013 dan 2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO

OPT (ha) 3.101 3 3.728 2

BANJIR (ha) 243 37 445 133

KEKERINGAN (ha) 353 18 151 0

Jumlah OPT & DPI (ha) 3.698 58 4.323 134

Luas Tanam (ha)

% OPT thd Luas Tanam (%) 0,63 0,001 0,73 0,0003

% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,05 0,01 0,09 0,03

% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,07 0,004 0,03 0,00

% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 0,75 0,01 0,85 0,03

Areal Aman (%) 99,25 99,15

Capaian (%) 104,47 104,37

OPT & DPI

TAHUN 2014 TAHUN 2013

492.938 509.406

Total luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih rendah

apabila dibandingkan dengan Tahun 2013. Pada Tahun 2014, luas

serangan OPT dan banjir pada tanaman kacang tanah turun,

sedangkan luas kekeringan meningkat. Rasio luas serangan OPT dan

terkena DPI terhadap luas tanam Tahun 2014 (0,75%) lebih rendah

daripada Tahun 2013 (0,85%).

Laporan Kinerja Tahun 2014 31

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Luas serangan OPT Tahun 2014 (3.101 ha, puso: 3 ha) lebih rendah

627 ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (3.728 ha, puso: 2

ha), namun luas pusonya lebih tinggi 1 ha. Serangan OPT terutama

terjadi di Provinsi Jawa Timur (715 ha, puso: 3 ha), Jawa Barat (577

ha, tidak ada puso), D.I. Yogyakarta (279 ha, tidak ada puso), Aceh

(275 ha, tidak ada puso) dan Nusa Tenggara Barat (275 ha, tidak

ada puso).

Luas banjir Tahun 2014 (243 ha, puso: 37 ha) lebih rendah 202 ha

apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (445 ha, puso: 133 ha).

Banjir terutama terjadi di Provinsi Aceh (66 ha, puso: 3 ha),

Sumatera Utara (54 ha, puso: 12 ha), Jawa Tengah (43 ha, puso: 1

ha), Jambi (34 ha, puso: 13 ha) dan Jawa Timur (32 ha, tidak ada

puso).

Luas kekeringan Tahun 2014 (353 ha, puso: 18 ha) lebih tinggi 202

ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (151 ha, tidak ada

puso). Kekeringan terutama terjadi di Provinsi D.I. Yogyakarta (182

ha, puso: 11 ha), Bali (64 ha, puso: 5 ha), Jawa Timur (53 ha, tidak

ada puso), Sumatera Utara (27 ha, tidak ada puso) dan Nusa

Tenggara Barat (19 ha, tidak ada puso).

b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada

Tanaman Kacang Tanah Tahun 2010-2014

Perkembangan luas serangan OPT dan terkena DPI mengalami

fluktuasi setiap tahunnya. Perbandingan luas serangan OPT, banjir

dan kekeringan Tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Laporan Kinerja Tahun 2014 32

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tabel 12. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada

Tanaman Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2010-2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

1 LUAS SERANGAN OPT 4.210 0 7.567 13 5.187 7 3.728 2 3.101 3

2 LUAS BANJIR 929 284 963 146 84 29 445 133 243 37

3 LUAS KEKERINGAN 2.703 1.164 222 29 161 - 151 - 353 18

4 TOTAL OPT & DPI 7.842 1.448 8.752 187 5.432 36 4.323 134 3.698 58

LUAS TANAM

% OPT THD LUAS TANAM 0,71 0,00 1,37 0,00 0,95 0,00 0,73 0,00 0,63 0,00

% BANJIR THD LUAS TANAM 0,16 0,05 0,17 0,03 0,02 0,01 0,09 0,03 0,05 0,01

% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,46 0,20 0,04 0,01 0,03 0,00 0,03 0,00 0,07 0,00

% OPT & DPI THD LUAS TANAM 1,32 0,24 1,58 0,03 0,99 0,01 0,85 0,03 0,75 0,01

593.241 553.048 548.024 509.406 492.938

NO OPT/DPI

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

Target pengamanan produksi tanaman kacang tanah dari serangan

OPT dan terkena DPI Tahun 2010 sampai dengan 2014 berhasil

dicapai. Areal pertanaman kacang tanah yang dapat diamankan

Tahun 2010-2014 yaitu 98,42%-99,25% dengan tingkat capaian

103,60%-104,47% (sangat berhasil).

Selama periode 2010-2014, luas serangan OPT dan terkena DPI

terendah terjadi pada Tahun 2014. Luas tersebut terutama

disebabkan oleh serangan OPT (3.101 ha, puso: 3 ha). Namun luas

serangan OPT Tahun 2014 lebih rendah apabila dibandingkan

dengan tahun-tahun sebelumnya.

Luas serangan OPT dan DPI tertinggi terjadi pada Tahun 2011

(8.752 ha, puso: 187 ha). Luas tersebut terutama disebabkan oleh

serangan OPT (7.567 ha, puso: 13 ha) dan banjir (963 ha, puso: 146

ha).

Laporan Kinerja Tahun 2014 33

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Grafik 4. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2010-2014

Luas serangan OPT setiap tahunnya relatif lebih tinggi apabila

dibandingkan dengan banjir dan kekeringan, namun luas pusonya

lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa potensi kehilangan hasil

akibat serangan OPT pada tanaman kacang tanah lebih rendah

apabila dibandingkan dengan banjir dan kekeringan.

Serangan OPT tertinggi terjadi pada Tahun 2011, hal ini antara lain

disebabkan oleh perubahan iklim pada akhir Tahun 2010 yang

dipengaruhi oleh fenomena La-Nina dimana curah hujan berada di

atas normal. Perubahan iklim ekstrim mengakibatkan perubahan

iklim mikro (suhu, kelembaban) di sekitar tanaman. Hal ini secara

tidak langsung turut mempengaruhi perkembangan OPT.

2010 2011 2012 2013 2014

OPT (TERKENA) 4.210 7.567 5.187 3.728 3.101

OPT (PUSO) 0 13 7 2 3

BANJIR (TERKENA) 929 963 84 445 243

BANJIR (PUSO) 284 146 29 133 37

KEKERINGAN (TERKENA) 2.703 222 161 151 353

KEKERINGAN (PUSO) 1.164 29 0 0 18

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

(Ha)

Laporan Kinerja Tahun 2014 34

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

3.4.5 Kacang Hijau

a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Hijau dari

Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014

Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman

kacang hijau Tahun 2014 seluas 996 ha dan 33 ha diantaranya puso.

Jika dibandingkan dengan luas tanam (211.768 ha), maka areal

pertanaman yang terkena serangan OPT utama sebesar 0,47% dan

puso sebesar 0,02%. Dengan demikian, luas areal pertanaman

kacang hijau yang dapat diamankan sebesar 99,53% dari target

95%. Tingkat capaian kinerja Tahun 2014 sebesar 104,77% dengan

kategori sangat berhasil.

Tabel 13. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman

Kacang Hijau Tahun 2013 dan 2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO

OPT (ha) 955 0 997 0

BANJIR (ha) 36 33 791 233

KEKERINGAN (ha) 6 0 8 0

Jumlah OPT & DPI (ha) 996 33 1.796 233

Luas Tanam (ha)

% OPT thd Luas Tanam (%) 0,45 0,00 0,54 0,00

% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,02 0,02 0,43 0,13

% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,003 0,00 0,00 0,00

% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 0,47 0,02 0,98 0,13

Areal Aman (%) 99,53 99,02

Capaian (%) 104,77 104,23

OPT & DPI

TAHUN 2014 TAHUN 2013

211.768 183.378

Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada tanaman kacang

hijau Tahun 2014 lebih rendah apabila dibandingkan dengan Tahun

2013. Rasio luas serangan OPT dan terkena DPI terhadap luas tanam

Tahun 2014 (0,47%) lebih rendah daripada Tahun 2013 (0,98%)

dan areal yang berhasil diamankan pada Tahun 2014 (104,77%)

lebih tinggi dibandingkan Tahun 2013 (104,23%).

Laporan Kinerja Tahun 2014 35

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Luas serangan OPT Tahun 2014 (955 ha, tidak ada puso) lebih

rendah 42 ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (997 ha,

tidak ada puso). Serangan OPT terutama terjadi di Provinsi Jawa

Tengah (384 ha, tidak ada puso), Sulawesi Selatan (123 ha, tidak

ada puso), Jawa Timur (106 ha, tidak ada puso), Jawa Barat (101

ha, tidak ada puso) dan Nusa Tenggara Timur (83 ha, tidak ada

puso).

Luas banjir Tahun 2014 (36 ha, puso: 33 ha) lebih rendah 755 ha

apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (791 ha, puso: 233 ha).

Banjir terutama terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan (32 ha, tidak ada

puso), Riau (2 ha, tidak ada puso), Aceh (1 ha, tidak ada puso) dan

Sumatera Utara (1 ha, tidak ada puso).

Luas kekeringan Tahun 2014 (6 ha, tidak ada puso) lebih rendah 2

ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (8 ha, tidak ada puso).

Kekeringan terutama terjadi di Provinsi Jawa Timur (5 ha, tidak ada

puso) dan D.I. Yogyakarta (1 ha, tidak ada puso).

b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada

Tanaman Kacang Hijau Tahun 2010-2014

Salah satu faktor pembatas produksi tanaman pangan adalah OPT,

banjir dan kekeringan. Perkembangan luas serangan OPT dan

terkena DPI tahun 2010-2014 berfluktuasi seperti terlihat pada tabel

di bawah ini.

Laporan Kinerja Tahun 2014 36

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tabel 14. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada

Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2010-2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

1 LUAS SERANGAN OPT 555 - 2.312 2 1.077 - 997 - 955 -

2 LUAS BANJIR 19.908 11.335 1.636 1.037 121 39 791 233 36 33

3 LUAS KEKERINGAN 2.747 1.380 2.458 419 131 93 8 - 6 -

4 TOTAL OPT & DPI 23.210 12.715 6.406 1.458 1.329 132 1.796 233 996 33

LUAS TANAM

% OPT THD LUAS TANAM 0,20 0,00 0,73 0,00 0,44 0,00 0,54 0,00 0,45 0,00

% BANJIR THD LUAS TANAM 7,31 4,16 0,52 0,33 0,05 0,02 0,43 0,13 0,02 0,02

% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 1,01 0,51 0,78 0,13 0,05 0,04 0,00 0,00 0,00 0,00

% OPT & DPI THD LUAS TANAM 8,53 4,67 2,03 0,46 0,54 0,05 0,98 0,13 0,47 0,02

NO OPT/DPI

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

272.194 315.414 244.004 183.378 211.768

Target pengamanan produksi tanaman kacang hijau dari serangan

OPT dan terkena DPI Tahun 2010 sampai dengan 2014 berhasil

dicapai. Areal pertanaman yang dapat diamankan tahun 2010-2014

yaitu 91,47%- 99,53% dengan tingkat capaian 96,28% - 104,77%

(berhasil-sangat berhasil).

Luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih rendah

apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Luas

tertinggi terjadi pada Tahun 2010 sedangkan luas terendah terjadi

pada Tahun 2014.

Tingginya luas serangan OPT dan DPI pada Tahun 2010 terutama

disebabkan oleh banjir (19.908 ha, puso: 11.335 ha) dan kekeringan

(2.747 ha, puso: 1.380 ha puso).

Laporan Kinerja Tahun 2014 37

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Grafik 5. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2010-2014

Luas kekeringan dan banjir yang terjadi pada Tahun 2010 terutama

disebabkan oleh kejadian perubahan iklim ekstrim. Pada awal tahun

sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-

Nino dimana curah hujan berada di bawah normal sehingga luas

kekeringan cukup tinggi. Sedangkan pada akhir tahun dipengaruhi

oleh fenomena La-Nina dimana curah hujan di sebagian besar

wilayah Indonesia berada di atas normal sehingga luas banjirnya

tinggi.

3.4.6 Ubi Kayu

a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Hijau dari

Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014

Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal pertanaman

ubi kayu Tahun 2014 seluas 5.307 ha dan 136 ha diantaranya puso.

Jika dibandingkan dengan luas tanam (968.856 ha), maka areal

pertanaman yang terkena serangan OPT utama sebesar 0,55% dan

2010 2011 2012 2013 2014

OPT (TERKENA) 555 2.312 1.077 997 955

OPT (PUSO) 0 2 0 0 0

BANJIR (TERKENA) 19.908 1.636 121 791 36

BANJIR (PUSO) 11.335 1.037 39 233 33

KEKERINGAN (TERKENA) 2.747 2.458 131 8 6

KEKERINGAN (PUSO) 1.380 419 93 0 0

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

(Ha)

Laporan Kinerja Tahun 2014 38

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

puso sebesar 0,01%. Dengan demikian, luas areal pertanaman ubi

kayu yang dapat diamankan sebesar 99,45% dari target 95%.

Tingkat capaian kinerja Tahun 2014 sebesar 104,69% dengan

kategori sangat berhasil.

Tabel 15. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman

Ubi Kayu Tahun 2013 dan 2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO

OPT (ha) 4.613 14 3.242 8

BANJIR (ha) 259 123 395 259

KEKERINGAN (ha) 434 0 1 0

Jumlah OPT & DPI (ha) 5.307 136 3.638 267

Luas Tanam (ha)

% OPT thd Luas Tanam (%) 0,48 0,001 0,30 0,001

% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,03 0,01 0,04 0,02

% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,04 0,00 0,00 0,00

% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 0,55 0,01 0,34 0,03

Areal Aman (%) 99,45 99,66

Capaian (%) 104,69 104,90

OPT & DPI

TAHUN 2014 TAHUN 2013

968.856 1.067.321

Apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, luas serangan OPT dan

kekeringan pada tanaman ubi kayu Tahun 2014 meningkat,

sedangkan luas banjir turun. Rasio luas serangan OPT dan terkena

DPI terhadap luas tanam Tahun 2014 (0,55%) lebih tinggi daripada

Tahun 2013 (0,34%).

Luas serangan OPT Tahun 2014 lebih tinggi 1.371 ha dibandingkan

dengan Tahun 2013. Serangan OPT terutama terjadi di Provinsi Jawa

Barat (976 ha, tidak ada puso), Nusa Tenggara Timur (751 ha, tidak

ada puso), Sulawesi Tenggara (642 ha, tidak ada puso), Jawa

Tengah (481 ha, tidak ada puso) dan Jawa Timur (299 ha, tidak ada

puso).

Luas banjir Tahun 2014 lebih rendah 136 ha dibandingkan Tahun

2013. Banjir terutama terjadi di Provinsi Lampung (117 ha, puso: 40

Laporan Kinerja Tahun 2014 39

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

ha), Riau (91 ha, puso: 62 ha), Sumatera Utara (18 ha, puso: 14 ha)

dan Aceh (16 ha, puso: 2 ha).

Luas kekeringan Tahun 2014 lebih tinggi 433 ha dibandingkan Tahun

2013. Kekeringan terutama terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur

(395 ha, tidak ada puso) dan Sumatera Utara (37 ha, tidak ada

puso).

b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada

Tanaman Ubi Kayu Tahun 2010-2014

Serangan OPT utama dan dampak perubahan iklim berupa banjir dan

kekeringan merupakan salah satu faktor yang berpotensi

menyebabkan kehilangan hasil produksi. Perkembangan serangan

OPT dan terkena DPI dari Tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi

seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 16. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada

Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2010-2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

1 LUAS SERANGAN OPT 1.967 2 4.958 12 2.740 16 3.242 8 4.613 14

2 LUAS BANJIR 303 43 175 90 204 13 395 259 259 123

3 LUAS KEKERINGAN 803 204 1.365 - 5 4 1 - 434 -

4 TOTAL OPT & DPI 3.072 248 6.498 102 2.948 33 3.638 267 5.307 136

LUAS TANAM

% OPT THD LUAS TANAM 0,15 0,00 0,44 0,00 0,25 0,00 0,30 0,00 0,48 0,00

% BANJIR THD LUAS TANAM 0,02 0,00 0,02 0,01 0,02 0,00 0,04 0,02 0,03 0,01

% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,06 0,02 0,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,04 0,00

% OPT & DPI THD LUAS TANAM 0,24 0,02 0,58 0,01 0,27 0,00 0,34 0,03 0,55 0,01

NO OPT/DPI

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

1.272.669 1.116.312 1.092.830 1.067.321 968.856

Target mengamankan produksi akibat serangan OPT, banjir dan

kekeringan Tahun 2010-2014 berhasil dicapai. Areal yang dapat

diamankan dari serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2010-2014

Laporan Kinerja Tahun 2014 40

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

berkisar antara 99,42% - 99,76% dengan tingkat capaian 104,65%-

105,01% (sangat berhasil).

Luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih rendah

apabila dibandingkan dengan Tahun 2011 namun lebih tinggi apabila

dibandingkan dengan Tahun 2010, 2012, dan 2013. Total serangan

OPT dan terkena DPI tertinggi terjadi pada Tahun 2011 (6.498 ha,

puso: 102 ha). Luas tersebut terutama disebabkan oleh serangan

OPT (4.958 ha, puso: 12 ha) dan kekeringan (1.365 ha, tidak ada

puso).

Luas serangan OPT dan terkena DPI terendah terjadi pada Tahun

2012 (2.948 ha, puso: 33 ha). Luas tersebut terutama disebabkan

oleh serangan OPT (2.740 ha, puso: 16 ha).

Grafik 6. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2010-2014

Secara keseluruhan, luas serangan OPT utama pada ubi kayu lebih

tinggi dari banjir dan kekeringan namun luas pusonya lebih rendah.

Oleh karena itu, potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT lebih

rendah apabila dibandingkan dengan banjir dan kekeringan.

2010 2011 2012 2013 2014

OPT (TERKENA) 1.967 4.958 2.740 3.242 4.613

OPT (PUSO) 2 12 16 8 14

BANJIR (TERKENA) 303 175 204 395 259

BANJIR (PUSO) 43 90 13 259 123

KEKERINGAN (TERKENA) 803 1.365 5 1 434

KEKERINGAN (PUSO) 204 0 4 0 0

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

(Ha)

Laporan Kinerja Tahun 2014 41

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

3.4.7 Ubi Jalar

a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Ubi Jalar dari

Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014

Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman ubi

jalar Tahun 2014 seluas 800 ha dan 1 ha diantaranya puso. Jika

dibandingkan dengan luas tanam (33.337 ha), maka areal

pertanaman yang terkena serangan OPT utama sebesar 2,40%.

Dengan demikian, luas areal pertanaman ubi jalar yang dapat

diamankan sebesar 97,60% dari target 95%. Tingkat capaian kinerja

Tahun 2014 sebesar 102,74% dengan kategori sangat berhasil.

Tabel 17. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman Ubi

Jalar Tahun 2013 dan 2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO

OPT (ha) 585 0 536 0

BANJIR (ha) 115 1 11 0

KEKERINGAN (ha) 101 0 2 0

Jumlah OPT & DPI (ha) 800 1 548 0

Luas Tanam (ha)

% OPT thd Luas Tanam (%) 1,76 0,0000 0,34 0,00

% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,34 0,0019 0,01 0,00

% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,30 0,0000 0,00 0,00

% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 2,40 0,0019 0,35 0,00

Areal Aman (%) 97,60 99,65

Capaian (%) 102,74 104,90

OPT & DPI

TAHUN 2014 TAHUN 2013

33.337 158.662

Apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, luas serangan OPT dan

terkena DPI pada tanaman ubi jalar Tahun 2014 meningkat. Rasio

luas serangan OPT dan terkena DPI terhadap luas tanam Tahun

2014 (2,40%) lebih tinggi daripada Tahun 2013 (0,35%).

Luas serangan OPT Tahun 2014 lebih tinggi 49 ha apabila

dibandingkan dengan Tahun 2013. Serangan OPT terutama terjadi di

Provinsi Sumatera Utara (115 ha, tidak ada puso), Sulawesi

Laporan Kinerja Tahun 2014 42

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tenggara (108 ha, tidak ada puso), Jawa Tengah (83 ha, tidak ada

puso), Sulawesi Utara (63 ha, tidak ada puso) dan Jawa Barat (50

ha, tidak ada puso).

b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada

Tanaman Ubi Jalar Tahun 2010-2014

Serangan OPT utama, banjir dan kekeringan merupakan salah satu

faktor pembatas pencapaian produksi tanaman pangan.

Perkembangan sernang OPT dan terkena DPI Tahun 2010-2014

mengalami fluktuasi seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 18. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada

Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2010-2014

TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

1 LUAS SERANGAN OPT 528 0 729 5 538 0 536 0 585 -

2 LUAS BANJIR 164 11 9 4 4 2 11 - 115 1

3 LUAS KEKERINGAN - - 1 - 1 - 2 - 101 -

4 TOTAL OPT & DPI 692 11 739 9 543 2 548 0 800 1

LUAS TANAM

% OPT THD LUAS TANAM 0,29 0,00 0,41 0,00 0,29 0,00 0,34 0,00 1,76 0,00

% BANJIR THD LUAS TANAM 0,09 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,34 0,00

% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,30 0,00

% OPT & DPI THD LUAS TANAM 0,38 0,01 0,42 0,01 0,29 0,00 0,35 0,00 2,40 0,00

NO OPT/DPI

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

184.607 176.372 184.210 158.662 33.337

Target mengamankan produksi akibat serangan OPT, banjir dan

kekeringan pada tanaman ubi jalar Tahun 2010-2014 berhasil

dicapai. Areal yang dapat diamankan dari serangan OPT dan terkena

DPI Tahun 2010-2014 berkisar antara 97,60%-99,71% dengan

tingkat capaian 102,74% - 104,96% (sangat berhasil).

Luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih tinggi

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Luas tersebut

terutama diakibatkan oleh serangan OPT (585 ha, tidak ada puso).

Laporan Kinerja Tahun 2014 43

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Luas serangan OPT dan terkena DPI terendah terjadi pada Tahun

2012 (543 ha, puso: 2 ha). Luas tersebut terutama disebabkan oleh

serangan OPT (538 ha, tidak ada puso).

Grafik 7. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada

Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2010-2014

Luas serangan OPT pada tanaman ubi jalar setiap tahunnya relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan banjir dan kekeringan, namun luas

pusonya lebih rendah. Beberapa faktor yang mempengaruhi

serangan OPT antara lain varietas tanaman dan perubahan iklim.

3.5 Kegiatan Pendukung Penguatan Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2014

Secara keseluruhan, capaian kinerja pengamanan produksi tanaman

pangan dari potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena

DPI berhasil dilaksanakan dengan capaian 97,51 – 104,77% (berhasil-

sangat berhasil). Upaya tersebut dilaksanakan melalui berbagai

kegiatan baik di pusat maupun di daerah, sebagai berikut:

2010 2011 2012 2013 2014

OPT (TERKENA) 528 729 538 536 585

OPT (PUSO) 0 5 0 0 0

BANJIR (TERKENA) 164 9 4 11 115

BANJIR (PUSO) 11 4 2 0 1

KEKERINGAN (TERKENA) 0 1 1 2 101

KEKERINGAN (PUSO) 0 0 0 0 0

0

100

200

300

400

500

600

700

800

(Ha)

Laporan Kinerja Tahun 2014 44

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tabel 19. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2014

No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output

Volume Satuan Volume %

1764 PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN 73.712 73.433 99,62

DARI GANGGUAN OPT DAN DPI

Dana Dekonsentrasi 73.710 - 73.431 99,62

1 Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT) 32 Balai 32 100,00

2 Operasional Brigade Proteksi Tanaman (BPT) 78 unit 78 99,74

3 Bahan dan Sarana Pengendalian OPT 75 paket 62 82,67

4 Gerakan Pengendalian OPT dan DPI 106 kali 106 100,00

5 Pemberdayaan Pos Pengembangan Agen Hayati (PPAH) 243 unit 217 89,30

6 Surveilans OPT (Pengamatan OPT) 89 paket 73 82,02

7 Bantuan Transport Petani Pengamat (2.949 org x 10 bulan) 29.490 orang 29.335 99,48

8 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) 954 Unit 910 95,39

- Persiapan+monev 951 949 99,79

- Padi 848 Unit 806 95,05

- Jagung 57 Unit 56 98,25

- Kedelai 49 Unit 48 97,96

9 Sekolah Lapangan Iklim (SLI) 107 Unit 103 96,26

10 Koordinasi penanggulangan OPT/DPI 12 paket 11 91,67

11 BOP dan THL POPT 42.412 OB 42.392 99,95

- PNS (2.556 orangx 12 bulan) 30.672 OB 30.660 99,96

- THL (1.174 orang x 10 bulan) 11.740 OB 11.732 99,93

12 Lab Pengamatan Hama Penyakit/Lab Agen Hayati (LPHP/LAH) 98 unit 98 100,00

13 Gerakan TNI 8 paket 8 100,00

14 Musuh Alami 6 paket 6 100,00

Pusat 2 - 2 100,00

1 Kegiatan Ditlind Pusat 1 paket 1 100,00

2 BPMPT 1 paket 1 100,00

Target Realisasi

Fisik Kegiatan

Kegiatan pengamanan produksi dilaksanakan melalui dana Dekonsentrasi

dan Pusat. Secara keseluruhan, realisasi fisik pelaksanaan kegiatan

penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI

sebesar 73.433 unit/paket/OB dari target 73.712 unit/paket/OB (99,62%).

Dukungan kegiatan perlindungan tanaman pangan Tahun 2014 berhasil

dilaksanakan dengan tingkat capaian 82,02%-100%. Keberhasilan

pengamanan produksi tanaman pangan dilakukan melalui kegiatan:

1. Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT)

Operasional pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT serta

penanganan DPI dilaksanakan di daerah oleh Balai Proteksi Tanaman

Laporan Kinerja Tahun 2014 45

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Pangan. Kegiatan tersebut salah satunya bertujuan untuk memantau

perkembangan luas serangan OPT dan DPI yang dilaksanakan oleh

Petugas Pengendali OPT-Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP). Data

luas serangan OPT/DPI serta pengendalian OPT hasil pantauan

selanjutnya dilaporkan ke UPTD-BPTPH dan diteruskan ke pusat berupa

laporan 2 (dua) mingguan. Selama Tahun 2014, laporan yang diterima

sebanyak 717 (93,36%) dari 768 laporan. Sedangkan pada Tahun 2013,

jumlah pelaporan OPT dan DPI sebanyak 768 laporan (100%) dari

target 768 laporan. Data OPT dan DPI yang dikirim oleh daerah

selanjutnya digunakan sebagai dasar analisis dan rekomendasi

penanganan OPT dan DPI sehingga luas serangan OPT dan terkena DPI

dapat ditekan seminimal mungkin.

2. Bahan dan Sarana pengendalian OPT

Pengamanan produksi dari gangguan OPT dilaksanakan dengan

menggunakan sistem PHT yaitu memprioritaskan teknologi ramah

lingkungan, sedangkan penggunaan pestisida merupakan langkah

terakhir dan digunakan secara bijaksana. Oleh karena itu, upaya

mendukung pengendalian OPT dilakukan dengan menyiapkan bahan dan

sarana pengendalian seperti alat handsprayer, mistblower, sarung

tangan, dan agens hayati. Pada tahun 2014 sudah dilaksanakan

pengadaan bahan dan sarana pengendalian sebanyak 90 paket. Selain

itu, dalam rangka penerapan pengendalian OPT dengan sistem PHT,

pada Tahun 2014 juga dilaksanakan kegiatan pemanfaatan musuh alami

yaitu burung hantu (Tyto alba) di 5 provinsi (Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur).

3. Surveilans OPT (Pengamatan OPT)

Surveilans merupakan suatu proses pengamatan dalam rangka

mengumpulkan dan mencatat data tentang dinamika populasi atau

tingkat serangan OPT dan faktor- faktor yang mempengaruhinya pada

waktu dan tempat tertentu. Secara umum, metode pengamatan di

lapangan dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu Pengamatan Keliling

Laporan Kinerja Tahun 2014 46

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

(patroli) dan Pengamatan Tetap. Pengamatan keliling (patroli)

merupakan kegiatan pengamatan bertujuan untuk mengetahui tanaman

terserang dan terancam, luas pengendalian, bencana alam, serta

mencari informasi tentang penggunaan, peredaran, dan penyimpanan

bahan pengendali OPT. Data dan informasi tersebut digunakan untuk

menentukan daerah yang dicurigai dan menitikberatkan pengamatan.

Penentuan daerah yang dicurigai didasarkan pada kerentanan varietas

yang ditanam terhadap OPT utama di daerah tersebut, stadia

pertumbuhan tanaman dan jaraknya terhadap sumber serangan,

sedangkan Pengamatan Tetap adalah pengamatan yang dilakukan

secara berkala pada petak contoh tetap atau peralatan tertentu

(perangkap lampu, penakar curah hujan, dan SMPK).

Pelaksanaan kegiatan surveilans dilakukan di BPTPH dan LPHP/LAH

sebanyak 2 kali per musim. Kemudian hasil pelaksanaan surveilans

dilaporkan untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan

pengendalian.

Surveilans dilakukan oleh petugas Pengendali Organisme pengganggu

Tumbuhan - Pengamat Hama dan penyakit (POPT-PHP) di wilayah

kerjanya (kecamatan), petugas teknis Laboratorium Pengamatan Hama

dan Penyakit (LPHP) di kabupaten yang dicakup dalam wilayah kerjanya

(kabupaten) dan fungsional POPT tingkat provinsi, serta petugas lain

yang terkait di bidang perlindungan tanaman. Agar kegiatan surveilans

dapat dilaksanakan secara efektif, daerah produksi tanaman pangan

dibagi menjadi wilayah-wilayah pengamatan hama dan penyakit yang

berimpit dengan wilayah administrasi kecamatan atau kelipatannya.

4. Gerakan pengendalian OPT

Dalam rangka mengamankan produksi tanaman pangan, tindakan

pengendalian OPT harus dilaksanakan apabila populasi/intensitas

serangan OPT di atas ambang kendali. Gerakan pengendalian OPT terdiri

dari gerakan pengendalian reguler dan gerakan pengendalian bersama

TNI. Pada Tahun 2014, gerakan pengendalian OPT telah dilaksanakan

Laporan Kinerja Tahun 2014 47

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

sebanyak 100 kali (94,34% dari rencana 106 kali) dan 8 kali gerakan

pengendalian OPT bersama TNI di 8 provinsi.

Gerakan pengendalian pada suatu areal tanaman pangan dapat

dilakukan lebih dari satu kali. Luas pengendalian OPT pada tanaman

pangan Tahun 2014 pada tanaman padi seluas 1.315.308 ha, jagung

seluas 30.659 ha, kedelai seluas 15.375 ha, kacang tanah seluas 2.981

ha, kacang hijau seluas 1.516 ha, ubi kayu seluas 3.162 ha dan ubi jalar

seluas 1.071 ha. Data luas pengendalian OPT secara rinci dapat dilihat

pada Lampiran 25.

5. Penguatan kelembagaan

a) Brigade Proteksi Tanaman

Brigade Proteksi Tanaman (BPT) merupakan unit penanganan

eksplosi serangan OPT yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh

Regu Pengendali Hama (RPH)/petani setempat. Pada awal

terbentuknya, kedudukan BPT berada di bawah pengelolaan Dinas

Pertanian Provinsi, seiring dengan berjalannya waktu keberadaan

BPT pada beberapa provinsi telah diserahkan kepada UPTD BPTPH

dan sampai saat ini telah terdapat 78 unit BPT yang tersebar di 32

provinsi kecuali Provinsi Kepulauan Riau.

b) Pos Pengembangan Agens Hayati

Pos Pengembangan Agens Hayati (PPAH) adalah salah satu

wadah/kelembagaan perlindungan tanaman pangan bagi petani

alumni SLPHT dan atau petani non alumni SLPHT yang mampu

menyiapkan, memperbanyak, menerapkan dan menyebarluaskan

agens hayati serta sarana produksi ramah lingkungan yang

mendukung penerapan prinsip-prinsip PHT. PPAH memiliki peranan

yang besar dalam pemasyarakatan penerapan Pengelolaan Hama

Terpadu (PHT) antara lain : pemasyarakatan sarana produksi ramah

lingkungan; melakukan studi sain petani; memelihara keseimbangan

agroekosistem; serta mendekatkan sarana produksi ramah

Laporan Kinerja Tahun 2014 48

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

lingkungan yang mendukung penerapan prinsip-prinsip PHT kepada

masyarakat petani lainnya.

Keberadaan PPAH dari tahun ke tahun bergerak dinamis ke arah

pertumbuhan. Berdasarkan data 5 tahun terakhir yaitu jumlah PPAH

Tahun 2010 sebanyak 704 unit, Tahun 2011 sebanyak 855 unit,

Tahun 2012 sebanyak 1.005 unit, Tahun 2013 sebanyak 1009 unit,

Tahun 2014 sebanyak 1.350 unit tersebar di 32 provinsi. Provinsi

yang belum melaporkan keberadaan PPAH adalah Kep. Riau dan

Kalimantan Utara karena baru terbentuk. Jenis AH dan Pestisida

nabati yang telah dikembangkan oleh PPAH antara lain Beauvaria

bassiana, Metarhizium sp, Verticillium sp, SI-NPV dan

Corynebacterium sp (=Paenibacillus Polymyxa), Trichoderma sp,

Trichogramma sp, Pseudomonas fluorescens, PGPR, MOL, serta

pestisida nabati, Trichokompos, dll.

c) Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/Laboratorium Agens

Hayati

Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/Laboratorium Agens

Hayati (LPHP/LAH) sebagai institusi terdepan perlindungan tanaman

pangan mempunyai peran yang sangat penting dalam keberhasilan

kegiatan pengamanan produksi. Sebagai pusat pengembangan

teknologi perlindungan tanaman, kegiatan yang dilaksanakan

meliputi kegiatan utama yaitu pengamatan, peramalan, dan

pengendalian OPT/penanganan DPI serta kegiatan pendukung yang

lebih menekankan pada permasalahan spesifik lokasi.

Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit juga merupakan

rujukan dalam pengembangan dan diseminasi teknologi perlindungan

tanaman pangan ramah lingkungan yang mendukung prinsip-prinsip

PHT. Kegiatan LPHP dalam pengembangan teknologi ramah

lingkungan antara lain eksplorasi, perbanyakan, pengembangan, dan

pemasyarakatan agens hayati/pestisida nabati. Beberapa agens

Laporan Kinerja Tahun 2014 49

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

hayati dan pestida nabati yang telah dikembangkan hingga saat ini

yaitu : Beauveria bassiana, Metarhizium sp, Verticillium sp, SI-NPV

dan Paenibacillus polymyxa, Trichoderma sp, Trichogramma sp,

Nomuraea, Pseudomonas fluorescens, PGPR, MOL, serta pestisida

nabati, Trichokompos, dll.

Keberadaan LPHP/LAH mengalami perubahan dalam 5 tahun terakhir

yaitu pada Tahun 2010 s.d. 2012 sebanyak 95 unit, pada Tahun

2013 sebanyak 94 unit, dan pada Tahun 2014 sebanyak 98 unit.

Pertumbuhan LPHP terbanyak di Provinsi Sulawesi Utara yaitu

bertambah 3 unit yang merupakan pengadaan Tahun 2013, berasal

dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

d) Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pengamat Hama dan

Penyakit

Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pengamat

Hama dan Penyakit (POPT-PHP) merupakan sumber daya manusia

perlindungan tanaman yang diberi tugas dan tanggung jawab serta

hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan

organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan pengelolaan

OPT dan Dampak Perubahan Iklim di wilayah pengamatannya yaitu

kecamatan. Ruang lingkup, tanggung jawab, dan wewenang POPT-

PHP adalah melaporkan hasil pengamatan perkembangan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI),

memberikan rekomendasi pengendalian OPT dan penanganan DPI

pada lingkup wilayah pengamatannya, membina kelompok

tani/petani pengembang teknologi perlindungan tanaman pangan

ramah lingkungan yang mendukung prinsip-prinsip PHT dan

melakukan pengawasan peredaran dan penggunaan bahan

pengendali OPT serta pupuk bersubsidi.

Jumlah POPT – PHP pada Tahun 2010 sebanyak 3.183 orang selama

lima tahun terakhir berkurang sebanyak 795 orang dibandingkan

Laporan Kinerja Tahun 2014 50

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

dengan Tahun 2014 sebanyak 2.388 orang. Berkurangnya jumlah

POPT-PHP tersebut antara lain karena purna tugas, alih tugas, dan

meninggal dunia.

Jumlah kecamatan sebagai wilayah kerja POPT-PHP saat ini di

seluruh Indonesia sebanyak 6.793. Dengan jumlah POPT-PHP saat

ini, banyak POPT-PHP yang merangkap 2 – 3 kecamatan. Jumlah

wilayah kerja yang ideal bagi POPT-PHP adalah 1 (satu) kecamatan.

Kurang memadainya jumlah POPT-PHP dapat berdampak pada

kurang akuratnya data dan informasi hasil pengamatan di lapangan,

sehingga penanganan OPT dalam rangka pengamanan produksi

kurang optimal.

Salah satu upaya untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut

yaitu, sejak Tahun 2007 telah direkrut Tenaga Harian Lepas –

Tenaga Bantu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-

Pengamat Hama Penyakit (THL-TBPOPT-PHP) yang bertujuan untuk

membantu POPT-PHP dalam menunjang kegiatan pengamanan

produksi melalui kegiatan pengamatan OPT, DPI, serta pengawasan

penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT. Pada

Tahun 2007 telah dikontrak sebanyak 1.288 THL-TB-POPT-PHP yang

tersebar di 32 provinsi, data terakhir Tahun 2014 sebanyak 1.164,

terjadi pengurangan sebanyak 146 orang. Penyebab berkurangnya

jumlah THL-TB POPT-PHP antara lain mengundurkan diri, meninggal

dunia, dan lulus seleksi CPNS (Pusat maupun daerah), namun UPTD

BPTPH belum mengganti dengan menseleksi tenaga baru

e) Petani Pengamat

Petani Pengamat adalah petani alumni SLPHT yang ditetapkan

dengan ketetapan Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan bertugas

membantu POPT-PHP/THL-TB POPT-PHP melakukan pengamatan

agroekosistem (OPT, Musuh alami, DPI, dan faktor abiotik yang

mempengaruhi perkembangan OPT/DPI) di wilayah pengamatan

terdekat dengan tempat tinggal petani bersangkutan dan atau yang

Laporan Kinerja Tahun 2014 51

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

disepakati dengan tempat tinggal petani bersangkutan dan atau yang

disepakati dengan POPT-PHP terdekat. Jumlah petani pengamat

tahun 2012 sebanyak 3.036 orang dan pada tahun 2014 sebanyak

2.949 orang. Pengurangan jumlah petani pengamat disesuaikan

dengan prioritas kebijakan masing-masing daerah. Namun demikian

Petani Pengamat swadaya (di luar kriteria di atas) diharapkan dapat

diupayakan.

6. Pelaksanaan SLPHT Skala Luas Padi

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengelola

pertanamannya menggunakan prinsip Pengendalian Hama Terpadu

(PHT) diantaranya dilaksanakan melalui kegiatan SLPHT. Pelaksanaan

SLPHT diharapkan mampu mewujudkan kemandirian petani dalam

mengambil keputusan di lahan usahataninya. SLPHT harus mempunyai

dampak yang luas yaitu tidak hanya merubah paradigma pola pikir para

petani alumni SLPHT saja, namun juga harus dapat membuat perubahan

terhadap petani non SLPHT dan generasi petani selanjutnya untuk

melaksanakan PHT.

Saat ini, SLPHT telah cukup banyak dilaksanakan, namun belum

memberikan hasil yang optimal. Hal ini disebabkan SLPHT yang

dilaksanakan masih belum merata, dalam skala kecil, dan belum

melibatkan kelompok-kelompok dalam satu hamparan. Oleh karena itu,

pada Tahun 2014, dilaksanakan SLPHT Skala Luas yang merupakan

suatu pendekatan SLPHT dalam skala yang lebih luas (satu hamparan)

dengan melibatkan beberapa kelompok tani hamparan sehingga terjalin

komunikasi dan koordinasi yang baik dalam pengelolaan OPT di

lapangan. SLPHT Skala Luas ini dilaksanakan khusus untuk komoditas

padi.

Target SLPHT Skala Luas padi pada Tahun 2014 sebanyak 848 unit yang

tersebar di 33 provinsi. Realisasi pelaksanaan SLPHT Skala Luas Padi

sebanyak 806 unit atau 95,05% (berhasil) dengan peserta 20.150 orang

petani dari target 21.200 orang petani.

Laporan Kinerja Tahun 2014 52

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Dampak dari pelaksanaan SLPHT antara lain meningkatnya kemampuan

dan kemandirian 20.150 orang petani dalam penanganan OPT sesuai

dengan prinsip PHT. Para petani alumni SLPHT tersebut diharapkan

dapat secara konsisten dan berkelanjutan menerapkan PHT di lahan

usahataninya, serta menyebarluaskan kepada petani sekitarnya,

sehingga PHT akan semakin memasyarakat dan melembaga di tingkat

petani.

Beberapa unit SLPHT Skala Luas tidak dapat dilaksanakan di beberapa

provinsi disebabkan hal-hal sebagai berikut:

Riau, sebanyak 2 unit tidak dapat dilaksanakan karena penghematan

anggaran di Tahun 2014 menyebabkan mundurnya pelaksanaan

kegiatan SLPHT di calon lokasi SLPHT yang telah ditetapkan

sebelumnya. Pada saat dana kembali tersedia, calon lokasi tersebut

mengalami kejadian dampak perubahan iklim (kekeringan).

Sulawesi Selatan, dari alokasi 46 unit, terealisasi 7 unit, sedangkan

39 unit tidak dapat dilaksanakan sampai selesai karena penghematan

anggaran.

Papua, dari alokasi 13 unit, realisasi 10 unit, sedangkan 3 unit tidak

dapat dilaksanakan karena waktunya sudah tidak memungkinkan

yang sebelumnya dicadangkan untuk penghematan.

Secara rinci realisasi pelaksanaan SLPHT dapat dilihat pada Lampiran 6.

7. Pelaksanaan SLI Padi

Peningkatan kemampuan, keahlian dan pemberdayaan petani dalam

memanfaatkan informasi prakiraan iklim dilaksanakan melalui kegiatan

Sekolah Lapangan Iklim (SLI). Kegiatan ini terutama dilaksanakan di

daerah yang sering mengalami dampak perubahan iklim (banjir dan

kekeringan).

SLI dimulai pada MT 2002/2003 di Kabupaten Indramayu sebagai Pilot

Project melalui kerjasama antara Departemen Pertanian, Dinas Pertanian

Laporan Kinerja Tahun 2014 53

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Kabupaten Indramayu, IPB dan Asian Disaster Preparedness Centre

(ADPC). Secara nasional, SLI diselenggarakan sejak Tahun 2007 dengan

pendanaan dari APBN yang tersebar di provinsi rawan banjir dan

kekeringan.

Kegiatan SLI Tahun 2014 awalnya dialokasikan sebanyak 120 unit di 30

provinsi (kecuali Provinsi Kep. Bangka Belitung, Kep. Riau dan DKI

Jakarta). Terdapat 13 unit SLI yang mengalami penghematan yaitu di

Provinsi Sumatera Selatan (2 unit), Bengkulu (2 unit), Nusa Tenggara

Barat (2 unit), Sulawesi Selatan (6 unit) dan Sulawesi Tenggara (1 unit)

sehingga SLI tahun 2014 menjadi 107 unit. Realisasi hingga Desember

tahun 2014 sebanyak 103 unit (4 unit tidak dilaksanakan). Unit SLI yang

tidak dilaksanakan yaitu :

Papua (1 unit) dan Kalimantan Selatan (2 unit) tidak dapat

dilaksanakan karena penghematan anggaran di Tahun 2014

menyebabkan mundurnya pelaksanaan kegiatan SLI di calon lokasi

SLI yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada saat dana kembali

tersedia, sudah tidak tersedia lahan pertanaman

Kalimantan Selatan (1 unit) tidak dapat dilaksanakan karena calon

lokasi mengalami kekeringan

Secara rinci realisasi pelaksanaan SLI dapat dilihat pada Lampiran 7.

Disamping kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di atas, dalam rangka

pengamanan produksi, juga dilakukan berbagai upaya, sebagai berikut:

1) Mengirim surat kewaspadaan terhadap peningkatan serangan OPT dan

langkah operasional penanganannya oleh Direktur Jenderal Tanaman

Pangan kepada Gubernur dan Kepala Dinas Pertanian seluruh Provinsi.

2) Melakukan konsolidasi petugas lapang (POPT-PHP, Penyuluh Lapangan,

Seksi Perlintan Kabupaten) dan petugas LPHP.

Laporan Kinerja Tahun 2014 54

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

3) Membentuk POSKO pengendalian OPT di tiap kabupaten, kecamatan,

dan desa.

4) Menurunkan tim pemantauan dan bimbingan pengendalian ke lapangan.

5) Koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait antara pusat – provinsi –

kabupaten – kecamatan – desa.

Sedangkan untuk penanganan DPI, disamping kegiatan-kegiatan yang telah

dilakukan di atas, dilakukan juga berbagai upaya sebagai berikut:

1) Menyebarluaskan informasi prakiraan awal Musim Hujan (MH) dan Musim

Kemarau (MK) dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

serta upaya antisipasi terhadap banjir, kekeringan dan OPT.

2) Menurunkan tim pemantauan dan bimbingan penanganan DPI ke

lapangan.

3) Mengkoordinasikan dengan instansi terkait dalam upaya penanganan

banjir dan kekeringan serta pemberian bantuan sarana produksi berupa

benih dan pupuk kepada petani yang pertanamannya mengalami puso

untuk melakukan penanaman kembali.

Penurunan luas serangan OPT utama tanaman pangan strategis (padi,

jagung, dan kedelai) berhasil diwujudkan, namun masih terdapat beberapa

permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :

1) Koordinasi penanganan daerah sumber serangan OPT di beberapa

provinsi belum berjalan dengan baik karena belum optimalnya koordinasi

antara Mantri Tani, POPT-PHP, dan Penyuluh Lapangan dalam gerakan

pengendalian OPT, jaringan kelembagaan belum optimal, prasarana

pengendalian di daerah yang masih terbatas, dan belum optimalnya

peran dan fungsi Brigade Proteksi Tanaman dalam penanganan eksplosi

serangan OPT. Untuk itu, perlu adanya upaya advokasi kepada

Gubernur, lembaga legislatif, Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai

pemegang komando dalam pelaksanaan pengendalian OPT.

2) Terbatasnya sarana kerja operasional petugas POPT-PHP sehingga

menghambat kelancaran pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu,

Laporan Kinerja Tahun 2014 55

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

kemandirian daerah perlu lebih ditingkatkan dalam pemenuhan sarana

kerja lapangan petugas.

3) Terbatasnya jumlah petugas lapangan (POPT-PHP/THL-TB POPT-PHP)

sehingga kegiatan pengamatan dan pengendalian OPT dan penanganan

DPI belum optimal.

4) Pelaksanaan pengendalian OPT ramah lingkungan masih terbatas dan

penggunaan pestisida belum menganut prinsip 6 tepat.

5) Adanya peralihan satker ke Dinas Pertanian menyebabkan prosedur

menjadi lebih panjang sehingga pencairan dana untuk pelaksanaan

kegiatan jadi terlambat.

3.6 PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN

Pada Tahun 2014, pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan didukung dengan anggaran

pembangunan, yang tertuang dalam program Ketahanan Pangan dalam

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker)

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sedangkan untuk pelaksanaan

program dan kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan di daerah

didukung dengan anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana

Dekonsentrasi melalui Satker BPTPH.

Total anggaran yang tertuang dalam DIPA penguatan perlindungan

tanaman pangan dari serangan OPT dan DPI (Pusat dan Dekonsentrasi)

Tahun 2014 sebesar Rp. 117.864.716.000,- (seratus tujuh belas milyar

delapan ratus enam puluh empat juta tujuh ratus enam belas ribu

rupiah). Sampai dengan akhir Desember 2014, realisasi anggaran

berhasil mencapai Rp. 113.000.750.669,- (seratus tiga belas milyar

tujuh ratus lima puluh ribu enam ratus enam puluh sembilan rupiah)

atau 95,87% dari total anggaran.

Laporan Kinerja Tahun 2014 56

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Realisasi anggaran yang tertuang dalam DIPA dekonsentrasi yang

dilaksanakan oleh Satker Dinas Pertanian Tahun 2014 sebesar Rp

99.720.040.021,- ( sembilan puluh sembilan milyar tujuh ratus dua

puluh juta empat empat puluh ribu dua puluh satu rupiah) atau 97,23%

dari total anggaran Rp 102.563.945.000,- (seratus dua milyar lima ratus

enam puluh tiga juta sembilan ratus empat puluh lima ribu rupiah).

Sedangkan realisasi anggaran Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

pada Tahun 2014 sebesar 9.932.912.788 ,- (sembilan milyar sembilan

ratus tiga puluh dua juta sembilan ratus dua belas ribu tujuh ratus

delapan puluh delapan rupiah) atau 86,11% dari total anggaran

11.534.911.000 ,- (sebelas milyar lima ratus tiga puluh empat juta

sembilan ratus sebelas ribu rupiah) dan BPMPT sebesar Rp.

3.347.799.000,- (tiga milyar tiga ratus empat puluh tujuh juta tujuh

ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah) atau 88,90% dari target Rp.

3.765.860.000,- (tiga milyar tujuh ratus enam puluh lima juta delapan

ratus enam puluh ribu rupiah).

Tabel 20. Akuntabilitas Keuangan terhadap Pencapaian Sasaran Strategis

Tahun 2014

Pagu Realisasi %

1 2 5 6 7 8 9

Mengamankan produksi

tanaman pangan dari serangan

OPT dan terkena DPI

Luas areal tanaman pangan aman

dari gangguan OPT dan DPI,

meliputi komoditas:

Penguatan Sistem

Perlindungan TP dari

Gangguan OPT dan DPI

117.864.716.000 113.000.750.669 95,87

- Padi 95 % 92,63 % 97,51

- Jagung 95 % 98,58 % 103,77

- Kedelai 95 % 97,06 % 102,17

- Kacang Tanah 95 % 99,25 % 104,47

- Kacang Hijau 95 % 99,53 % 104,77

- Ubi Kayu 95 % 99,45 % 104,68

- Ubi Jalar 95 % 97,60 % 102,74

Anggaran (Rp.)

3 4

ProgramSasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Capaian

Laporan Kinerja Tahun 2014 57

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Berdasarkan tabel di atas, akuntabilitas keuangan dinilai berhasil dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perlindungan Tanaman Pangan. Hal

ini ditunjukkan dengan realisasi keuangan sebesar 95,87% dengan

capaian indikator kinerja sasaran 97,51% sampai dengan 104,77%.

Tabel 21. Realisasi Anggaran Program Penguatan Perlindungan Tanaman

Pangan Tahun 2014

(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5):(4) (7) (8) (9) (10)=(9):(7)

I Dana Dekonsentrasi 107.279.770 102.563.945 99.720.040 73.710 - 73.431 99,62

1 Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT) 21.389.488 20.049.225 18.740.838 93,47 32 Balai 32 100,00

2 Operasional Brigade Proteksi Tanaman (BPT) 2.367.384 2.225.097 2.090.712 93,96 78 unit 78 99,74

3 Bahan dan Sarana Pengendalian OPT 796.000 636.267 614.553 96,59 75 paket 62 82,67

4 Gerakan Pengendalian OPT dan DPI 1.743.440 1.640.510 1.586.881 96,73 106 kali 106 100,00

5 Pemberdayaan Pos Pengembangan Agen Hayati (PPAH) 2.029.620 1.609.373 1.545.478 96,03 243 unit 217 89,30

6 Surveilans OPT (Pengamatan OPT) 2.245.883 1.956.927 1.787.574 91,35 89 paket 73 82,02

7 Bantuan Transport Petani Pengamat (2.949 org x 10 bulan) 8.847.000 8.847.000 8.800.635 99,48 29.490 orang 29.335 99,48

8 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) 22.328.067 20.724.907 20.464.439 98,74 954 Unit 910 95,39

- Persiapan+monev 1.466.487 1.442.332 1.418.221 98,33 951 949 99,79

- Padi 18.474.920 17.165.015 16.936.358 98,67 848 Unit 806 95,05

- Jagung 1.310.260 1.144.660 1.140.660 99,65 57 Unit 56 98,25

- Kedelai 1.076.400 972.900 969.200 99,62 49 Unit 48 97,96

9 Sekolah Lapangan Iklim (SLI) 2.744.984 2.473.665 2.372.241 95,90 107 Unit 103 96,26

10 Koordinasi penanggulangan OPT/DPI 1.069.976 1.003.825 832.811 82,96 12 paket 11 91,67

11 BOP dan THL POPT 35.425.500 35.410.500 35.365.971 99,87 42.412 OB 42.392 99,95

- PNS (2.556 orangx 12 bulan) 15.336.000 15.321.000 15.290.121 99,80 30.672 OB 30.660 99,96

- THL (1.174 orang x 10 bulan) 20.089.500 20.089.500 20.075.850 99,93 11.740 OB 11.732 99,93

12 Lab Pengamatan Hama Penyakit/Lab Agen Hayati (LPHP/LAH) 4.092.428 4.000.450 3.632.641 90,81 98 unit 98 100,00

13 Gerakan TNI 1.000.000 990.000 921.000 93,03 8 paket 8 100,00

14 Musuh Alami 1.200.000 996.200 964.267 96,79 6 paket 6 100,00

II Pusat 85.008.371 15.300.771 13.280.711 86,80 2 paket 2 100,00

1 Kegiatan Ditlind Pusat 81.242.511 11.534.911 9.932.912 86,11 1 paket 1 100,00

2 BPMPT 3.765.860 3.765.860 3.347.799 88,90 1 paket 1 100,00

192.288.141 117.864.716 113.000.750 95,87 73.712 pkt/unit/OB

/kali/balai73.433 99,62 TOTAL

Fisik Kegiatan

Target RealisasiNo. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output %Pagu Awal Pagu Revisi

Realisasi

Anggaran

Laporan Kinerja Tahun 2014 58

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

III. P E N U T U P

Pencapaian sasaran mengamankan 95% luas areal tanaman pangan dengan

menekan serangan OPT dan terkena DPI sehingga maksimal 5% dari luas

tanam pada Tahun 2014 dinilai berhasil. Hal ini terlihat dari luas serangan

OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman pangan dengan

capaian berhasil untuk komoditas padi dan sangat berhasil untuk komoditas

jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.

Disamping pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan, upaya

pengamanan 95% luas areal tanaman pangan dengan menekan luas

serangan OPT dan DPI Tahun 2014, juga dilakukan melalui berbagai

kegiatan. Upaya tersebut meliputi penyebarluasan informasi prakiraan iklim

dan serangan OPT ke daerah, konsolidasi petugas lapangan (POPT-PHP,

Penyuluh Lapangan, dan petugas LPHP), dan pembentukan POSKO

pengendalian OPT di berbagai tingkatan.

Dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, berbagai permasalahan

masih menjadi kendala antara lain belum optimalnya koordinasi antara

Mantri Tani, POPT-PHP, dan Penyuluh Lapangan dalam penanganan OPT di

daerah sumber serangan dan penanganan DPI di daerah rawan banjir dan

kekeringan, terbatasnya jumlah dan kompetensi SDM perlindungan tanaman

pangan, belum optimalnya fungsi kelembagaan perlindungan tanaman di

daerah, belum optimalnya peran PPAH dalam pemanfaatan agens hayati,

dan terbatasnya sarana kerja lapangan petugas POPT-PHP. Sehubungan

dengan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan,

koordinasi, advokasi, dan pendampingan serta pengawalan secara

berkelanjutan.

Laporan Kinerja Tahun 2014 59

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

LAMPIRAN

Laporan Kinerja Tahun 2014 60

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 1.

SUBDITPENGELOLAAN DATA OPT

SEKSIMONITORING DAN

ANALISIS DATA

SEKSIEVALUASI DAN

PELAPORAN

DIREKTUR PERLINDUNGANTANAMAN PANGAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSIKELEMBAGAAN

SEKSIPEMASYARAKATAN

SUBDITPENGELOLAAN PHT

SEKSIVERIFIKASI

SEKSIIDENTIFIKASI

SEKSIMITIGASI

SUBDITTEKNOLOGI PENGENDALIAN OPT

SEKSIADAPTASI

SUBDITDAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Berdasarkan Permentan No.61/Permentan/OT.140/10/2010

Laporan Kinerja Tahun 2014 61

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 2.

PENETAPAN KINERJA

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2014

Laporan Kinerja Tahun 2014 62

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Laporan Kinerja Tahun 2014 63

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 3.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014

Unit Eselon II : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tahun : 2014

1 2

Mengamankan produksi

tanaman pangan dari serangan

OPT dan terkena DPI

Luas areal tanaman pangan aman

dari gangguan OPT dan DPI,

meliputi komoditas:

- Padi 95 %

- Jagung 95 %

- Kedelai 95 %

- Kacang Tanah 95 %

- Kacang Hijau 95 %

- Ubi Kayu 95 %

- Ubi Jalar 95 %

3

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Laporan Kinerja Tahun 2014 64

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 4.

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014

Unit Eselon II : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tahun : 2014

Pagu Realisasi %

1 2 5 6 7 8 9

Mengamankan produksi

tanaman pangan dari serangan

OPT dan terkena DPI

Luas areal tanaman pangan aman

dari gangguan OPT dan DPI,

meliputi komoditas:

Penguatan Sistem

Perlindungan TP dari

Gangguan OPT dan DPI

117.864.716.000 113.000.750.669 95,87

- Padi 95 % 92,63 % 97,51

- Jagung 95 % 98,58 % 103,77

- Kedelai 95 % 97,06 % 102,17

- Kacang Tanah 95 % 99,25 % 104,47

- Kacang Hijau 95 % 99,53 % 104,77

- Ubi Kayu 95 % 99,45 % 104,68

- Ubi Jalar 95 % 97,60 % 102,74

Anggaran (Rp.)

3 4

ProgramSasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Capaian

Laporan Kinerja Tahun 2014 65

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 5.

PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN

Unit Eselon II : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Tahun : 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Keterangan

1 6

Mengamankan produksi

tanaman pangan dari serangan

OPT dan terkena DPI

Luas areal tanaman pangan aman dari

gangguan OPT dan DPI, meliputi komoditas:

- Padi ≥ 95 % 92,63 % 97,51 % berhasil

- Jagung ≥ 95 % 98,58 % 103,77 % sangat berhasil

- Kedelai ≥ 95 % 97,06 % 102,17 % sangat berhasil

- Kacang Tanah ≥ 95 % 99,25 % 104,47 % sangat berhasil

- Kacang Hijau ≥ 95 % 99,53 % 104,77 % sangat berhasil

- Ubi Kayu ≥ 95 % 99,45 % 104,68 % sangat berhasil

- Ubi Jalar ≥ 95 % 97,60 % 102,74 % sangat berhasil

3 4 5

Rencana

Tingkat

Capaian

(Target)

Realisasi

Persentase

Pencapaian

Rencana

Tingkat

Capaian

Laporan Kinerja Tahun 2014 66

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 6.

RENCANA DAN REALISASI SLPHT TAHUN 2014

Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %

1 Pemerintah Aceh 41 41 100,00 3 3 100,00 6 6 100,00 50 50 100,0

2 Sumatera Utara 45 45 100,00 2 2 100,00 4 4 100,00 51 51 100,0

3 Sumatera Barat 28 28 100,00 3 3 100,00 - - - 31 31 100,0

4 R i a u 17 15 88,24 - - - - - 17 15 88,2

5 J a m b i 20 20 100,00 - - - - - - 20 20 100,0

6 Sumatera Selatan 47 47 100,00 2 2 100,00 - - - 49 49 100,0

7 Bengkulu 11 11 100,00 - - - - - 11 11 100,0

8 Lampung 29 29 100,00 2 2 100,00 1 1 100,00 32 32 100,0

9 Kep. Bangka Belitung 12 12 100,00 - - - - - - 12 12 100,0

10 Kep. Riau 1 1 100,00 - - - - - - 1 1 100,0

11 DKI Jakarta 2 2 100,00 - - - - - - 2 2 100,0

12 Jawa Barat 62 62 100,00 5 5 100,00 5 5 100,00 72 72 100,0

13 Jawa Tengah 63 63 100,00 3 3 100,00 5 5 100,00 71 71 100,0

14 DI. Yogyakarta 18 18 100,00 - - - 3 3 100,00 21 21 100,0

15 Jawa Timur 62 62 100,00 10 10 100,00 13 13 100,00 85 85 100,0

16 B a n t e n 34 34 100,00 2 2 100,00 1 1 100,00 37 37 100,0

17 B a l i 23 23 100,00 1 1 100,00 1 1 100,00 25 25 100,0

18 Nusa Tenggara Barat 26 26 100,00 2 2 100,00 2 2 100,00 30 30 100,0

19 Nusa Tenggara Timur 25 25 100,00 2 2 100,00 - - - 27 27 100,0

20 Kalimantan Barat 33 33 100,00 1 1 100,00 - - - 34 34 100,0

21 Kalimantan Tengah 16 16 100,00 1 1 100,00 - - - 17 17 100,0

22 Kalimantan Selatan 30 30 100,00 2 2 100,00 3 3 100,00 35 35 100,0

23 Kalimantan Timur 23 23 100,00 1 1 100,00 1 1 100,00 25 25 100,0

24 Sulawesi Utara 24 24 100,00 2 2 100,00 - - - 26 26 100,0

25 Sulawesi Tengah 30 30 100,00 1 1 100,00 - - - 31 31 100,0

26 Sulawesi Selatan ** 44 7 15,91 1 - - 1 - - 46 7 15,2

27 Sulawesi Tenggara 12 12 100,00 3 3 100,00 2 2 100,00 17 17 100,0

28 Gorontalo 12 12 100,00 4 4 100,00 - - - 16 16 100,0

29 Sulawesi Barat 26 26 100,00 2 2 100,00 1 1 100,00 29 29 100,0

30 Maluku 8 8 100,00 2 2 100,00 - - - 10 10 100,0

31 Maluku Utara 3 3 100,00 - - - - - - 3 3 100,0

32 Papua 13 10 76,92 - - - - - - 13 10 76,9

33 Papua Barat 8 8 100,00 - - - - - - 8 8 100,0

848 806 95,05 57 56 98,25 49 48 97,96 954 910 95,39Jumlah (Unit)

No. Propinsi

Jumlah (Unit)

Padi * Jagung Kedelai Total

Ket: *) SLPHT Padi skala luas kecuali Provinsi Riau

**) Realisasi Provinsi Suawesi Selatan terkena penghematan anggaran

Laporan Kinerja Tahun 2014 67

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 7.

RENCANA & REALISASI SLI TAHUN 2014

NO PropinsiRencana Tahun

2014 (unit)Realisasi (unit) % Capaian

1 ACEH 5 5 100,0

2 SUMATERA UTARA 5 5 100,0

3 SUMATERA BARAT 5 5 100,0

4 RIAU 3 3 100,0

5 JAMBI 3 3 100,0

6 SUMSEL 1 1 100,0

7 BENGKULU 1 1 100,0

8 LAMPUNG 3 3 100,0

9 BANGKA BELITUNG 0 0 0,0

10 KEPULAUAN RIAU 0 0 0,0

1 DKI JAKARTA 0 0 0,0

2 JAWA BARAT 11 11 100,0

3 JAWA TENGAH 11 11 100,0

4 DI. YOGYAKARTA 4 4 100,0

5 JAWA TIMUR 5 5 100,0

6 BANTEN 7 7 100,0

1 BALI 2 2 100,0

2 NTB 3 3 100,0

3 NTT 4 4 100,0

1 KALIMANTAN BARAT 4 4 100,0

2 KALIMANTAN TENGAH 4 4 100,0

3 KALIMANTAN TIMUR 2 2 100,0

4 KALIMANTAN SELATAN 5 2 40,0

1 SULAWESI UTARA 2 2 100,0

2 SULAWESI TENGAH 3 3 100,0

3 SULAWESI SELATAN 3 3 100,0

4 SULAWESI TENGGARA 2 2 100,0

5 GORONTALO 4 4 100,0

6 SULAWESI BARAT 1 1 100,0

1 MALUKU 1 1 100,0

2 MALUKU UTARA 1 1 100,0

3 PAPUA 1 0 0,0

4 PAPUA BARAT 1 1 100,0

107 103 96,3INDONESIA

Laporan Kinerja Tahun 2014 68

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 8.

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA

TAHUN 2008 - 2012, RERATA 5 TAHUN, TAHUN 2013, DAN TAHUN 2014

T P T P T P T P T P T P T P

1 2008 428.590 2.771 23.050 839 11.266 80 5.742 4 630 0 900 0 435 0

2 2009 448.206 3.143 14.623 13 4.903 11 3.435 2 555 0 1.053 4 356 0

3 2010 682.683 10.166 16.315 42 5.247 8 4.210 0 555 0 1.967 2 528 0

4 2011 712.642 40.526 38.852 236 9.956 0 7.567 13 2.312 2 4.958 12 729 5

5 2012 461.821 2.225 26.195 52 6.183 15 5.187 7 1.077 0 2.740 16 538 0

Rerata 546.788 11.766 23.807 236 7.511 23 5.228 5 1.026 0 2.324 7 517 1

6 2013 510.090 4.422 26.302 127 8.336 1 3.728 2 997 0 3.242 8 536 0

7 2014 445.001 2.424 24.971 42 9.444 29 3.101 3 955 0 4.613 14 585 0Ket : T : Terkena, P : Puso

Ubi Kayu Ubi JalarNo Tahun

Komoditas

Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau

Laporan Kinerja Tahun 2014 69

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 9.

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI DI INDONESIA

TAHUN 2010 - 2014

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Pemerintah Aceh 28.228 10 37.994 198 22.693 1 14.416 14 3.124 -

2 Sumatera Utara 5.734 75 5.043 87 7.808 44 5.589 4 5.917 15

3 Sumatera Barat 3.293 134 2.078 154 2.621 178 2.490 35 2.682 107

4 Riau 1.987 20 2.234 2 2.097 34 2.333 - 1.426 4

5 Jambi 1.449 83 899 14 863 8 905 5 612 22

6 Sumatera Selatan 6.124 51 9.100 19 8.735 90 19.854 44 14.346 362

7 Bengkulu 1.554 - 1.960 88 2.188 1 2.986 8 3.166 -

8 Lampung 24.523 122 19.768 35 12.759 14 14.071 5 15.963 37

9 Kepulauan Bangka Belitung - - 19 - 719 - 5.439 1 1.419 10

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - -

11 DKI. Jakarta 1.030 15 233 - 329 - 408 - 45 -

12 Jawa Barat 196.055 1.569 137.742 7 105.967 7 102.286 - 111.679 -

13 Jawa Tengah 138.979 2.562 131.969 3.604 100.469 704 91.728 881 117.645 1.014

14 DI. Yogyakarta 7.312 1 15.535 2.570 9.815 62 12.589 - 5.344 9

15 Jawa Timur 94.121 1.088 203.258 31.543 65.551 253 93.867 3.052 57.838 132

16 Banten 24.855 357 24.048 871 11.902 - 17.854 72 12.717 284

17 Bali 6.970 - 9.545 152 4.519 - 5.042 - 3.285 1

18 Nusa Tenggara Barat 9.803 10 9.801 1 6.976 - 11.691 8 7.161 -

19 Nusa Tenggara Timur 11.914 5 8.022 18 10.739 158 11.673 12 4.974 70

20 Kalimantan Barat 4.671 31 4.913 119 2.856 20 4.485 61 2.370 -

21 Kalimantan Tengah 3.509 73 3.304 85 3.583 35 2.589 0 1.713 4

22 Kalimantan Selatan 1.090 8 891 - 1.103 4 1.021 1 3.708 1

23 Kalimantan Timur 3.957 2 2.474 7 884 15 3.733 16 5.670 89

24 Sulawesi Utara 2.442 44 2.324 10 3.148 9 3.075 38 2.322 -

25 Sulawesi Tengah 8.303 139 8.677 87 8.427 5 15.756 - 5.901 -

26 Sulawesi Selatan 59.105 3.262 40.872 461 22.335 72 25.651 10 21.915 46

27 Sulawesi Tenggara 18.207 388 16.943 121 22.731 480 20.008 131 19.062 120

28 Gorontalo 1.575 - 1.365 1 2.538 - 2.083 - 2.041 -

29 Sulawesi Barat 10.923 91 6.322 5 13.534 - 13.147 5 7.116 5

30 Maluku 2.266 17 1.743 - 992 - 901 - 460 -

31 Maluku Utara 781 - 844 32 962 30 629 - 1.016 -

32 Irian Jaya Barat 817 - 1.156 3 1.008 - 468 3 1.088 16

33 Papua 1.106 10 1.569 233 972 2 1.323 15 1.278 78

Jumlah 682.683 10.166 712.642 40.526 461.821 2.225 510.090 4.422 445.001 2.424

Ket : OPT Utama=penggerek batang, WBC, tikus, blas, BLB/kresek, tungro

2011 20122010

TAHUN

No Provinsi 20142013

Laporan Kinerja Tahun 2014 70

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 10.

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN JAGUNG DI INDONESIA

TAHUN 2010 - 2014

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Pemerintah Aceh 812 - 939 3 608 - 701 - 1.037 -

2 Sumatera Utara 712 - 366 - 585 - 850 - 1.022 -

3 Sumatera Barat 71 0 75 2 54 - 108 0 45 -

4 R i a u 118 - 261 - 174 - 186 2 236 -

5 J a m b i 49 0 89 0 54 0 58 0 52 -

6 Sumatera Selatan 205 - 187 - 174 - 244 - 277 -

7 Bengkulu 76 - 60 - 67 - 135 - 18 -

8 Lampung 1.405 - 3.312 24 1.729 - 1.447 2 1.762 -

9 Kep. Bangka Belitung - - 0 - - - 42 - 17 -

10 Kep. Riau - - - - - - - - 10 -

11 DKI Jakarta 1 - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 2.869 - 3.305 - 3.589 - 1.322 - 1.462 -

13 Jawa Tengah 908 3 3.541 7 3.743 7 3.815 116 4.303 -

14 DI Yogyakarta 560 5 668 - 299 - 241 - 204 -

15 Jawa Timur 1.018 17 5.831 179 2.917 19 3.140 6 3.379 13

16 Banten 11 - 2 - - - - - - -

17 B a l i - - 6 - 2 - 10 - 1 -

18 Nusa Tenggara Barat 584 - 965 - 570 - 776 - 816 -

19 Nusa Tenggara Timur 1.094 - 942 - 667 27 1.322 - 1.981 28

20 Kalimantan Barat 368 - 587 1 241 - 465 - 148 -

21 Kalimantan Tengah 116 - 132 - 49 - 5 - - -

22 Kalimantan Selatan 27 - 4 - 34 - 5 - - -

23 Kalimantan Timur 9 - 212 - 121 - 414 1 224 -

24 Sulawesi Utara 820 - 1.361 - 1.404 - 1.261 - 972 -

25 Sulawesi Tengah 520 - 800 1 446 - 788 - 378 -

26 Sulawesi Selatan 1.392 - 9.558 9 2.915 - 2.577 - 1.146 -

27 Sulawesi Tenggara 729 - 1.351 10 775 - 1.040 - 870 1

28 Gorontalo 754 12 2.171 - 3.401 - 1.930 - 1.824 -

29 Sulawesi Barat 311 5 1.383 - 1.094 - 2.730 - 2.084 -

30 M a l u k u 337 - 70 - 76 - 84 - 114 -

31 Maluku Utara 113 - 216 - 9 - 61 0 140 0

32 Papua Barat 130 - 44 - 21 - 15 - 24 -

33 Papua 197 - 412 - 376 - 532 - 426 -

Jumlah 16.315 42 38.852 236 26.195 52 26.302 127 24.971 42

Ket : OPT Utama=penggerek batang, penggerek tongkol, ulat grayak, lalat bibit, bulai, tikus

ProvinsiNo

TAHUN

2010 2011 2012 20142013

Laporan Kinerja Tahun 2014 71

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 11.

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI DI INDONESIA

TAHUN 2010 - 2014

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Pemerintah Aceh 1.774 - 1.758 - 1.408 - 911 - 3.534 10

2 Sumatera Utara 151 - 87 - 301 - 39 - 104 -

3 Sumatera Barat 20 - 2 - 2 - 5 - 0 -

4 R i a u 28 - 110 - 36 - 14 - 3 -

5 J a m b i 53 - 52 - 15 - 46 - 42 -

6 Sumatera Selatan 64 - 73 - 10 - 1 - 158 -

7 Bengkulu - - - - - - 2 - 1 -

8 Lampung 46 - 66 - 92 - 69 - 118 -

9 Kep. Bangka Belitung - - - - - - - - - -

10 Kep. Riau - - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta 150 - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 889 - 1.276 - 705 - 274 - 935 9

13 Jawa Tengah 388 - 1.179 - 1.296 15 623 - 961 -

14 DI Yogyakarta 148 - 631 - 213 - 110 - 121 -

15 Jawa Timur 118 - 2.297 - 462 - 647 - 846 -

16 Banten - - - - - - - - - -

17 B a l i 158 - 93 - 57 - 7 - 14 -

18 Nusa Tenggara Barat 757 - 831 - 762 - 1.845 - 1.277 10

19 Nusa Tenggara Timur 100 - 8 - 2 - 146 - 79 -

20 Kalimantan Barat - - 26 - 4 - 103 - 201 -

21 Kalimantan Tengah 2 - 7 - - - - - - -

22 Kalimantan Selatan - - 1 - - - - - - -

23 Kalimantan Timur 4 - 9 - 4 - 11 - 3 -

24 Sulawesi Utara 29 - 13 - 4 - 2 - 18 -

25 Sulawesi Tengah 60 - 213 - 130 - 2.510 - 144 -

26 Sulawesi Selatan 58 - 670 - 104 - 113 - 307 -

27 Sulawesi Tenggara 74 8 221 - 128 - 637 - 340 -

28 Gorontalo 17 - 3 - 14 - 1 - 7 -

29 Sulawesi Barat 3 - 12 - 101 - 10 - 42 -

30 M a l u k u 10 - 0 - - - 0 - - -

31 Maluku Utara 49 - 107 - 85 - 46 1 9 -

32 Papua Barat 31 - 100 - 128 - 1 - 78 -

33 Papua 68 - 113 - 121 - 165 - 103 -

Jumlah 5.247 8 9.956 - 6.183 15 8.336 1 9.444 29

Ket : OPT Utama: ulat grayak, penggulung daun, lalat kacang, penggerek polong, ulat jengkal, tikus

2013 20142011 20122010ProvinsiNo

TAHUN

Laporan Kinerja Tahun 2014 72

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 12.

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KACANG TANAH

DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2014

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Pemerintah Aceh 403 0 735 0 335 0 497 - 275 -

2 Sumatera Utara 77 - 70 - 80 - 97 - 133 -

3 Sumatera Barat 24 - 39 - 46 - 32 - 20 -

4 R i a u 54 - 100 - 64 - 66 1 65 -

5 J a m b i 50 0 26 0 19 0 28 0 5 0

6 Sumatera Selatan 63 - 72 - 34 - 12 - 44 -

7 Bengkulu 5 - 10 - 4 - 20 - 28 -

8 Lampung 38 - 8 - - - - - 6 -

9 Kep. Bangka Belitung - - 1 - - - 5 - 2 -

10 Kep. Riau - - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 964 - 940 - 1.405 - 424 - 577 -

13 Jawa Tengah 332 - 433 12 306 7 108 - 223 -

14 DI Yogyakarta 490 - 476 - 426 - 254 - 279 -

15 Jawa Timur 889 - 2.867 - 1.427 - 1.176 - 715 3

16 Banten 94 - 78 - 4 - - - 1 -

17 B a l i - - 76 - 37 - 37 - 8 -

18 Nusa Tenggara Barat 208 - 487 - 373 - 209 - 275 -

19 Nusa Tenggara Timur 20 - 85 - 87 - 140 - 15 -

20 Kalimantan Barat - - 59 - 5 - 6 - - -

21 Kalimantan Tengah 3 - 10 - 3 - - - - -

22 Kalimantan Selatan 2 - 3 - 3 - - - - -

23 Kalimantan Timur - - 36 - 40 - 8 - 27 -

24 Sulawesi Utara 162 - 243 0 109 - 39 1 68 -

25 Sulawesi Tengah 99 - 105 - 18 - 121 - - -

26 Sulawesi Selatan 10 - 202 0 57 - 13 - 22 -

27 Sulawesi Tenggara 57 - 250 - 202 - 227 - 154 -

28 Gorontalo 35 - 4 - 14 - 98 - 81 -

29 Sulawesi Barat 8 - 64 - 56 - 76 - 22 -

30 M a l u k u 55 - 11 - 12 - 4 - 11 -

31 Maluku Utara 14 - 41 - - - - - 18 -

32 Papua Barat - - 2 - 4 - 1 - 2 -

33 Papua 53 - 36 - 20 - 30 - 25 -

Jumlah 4.210 0 7.567 13 5.187 7 3.728 2 3.101 3

Ket : OPT Utama: ulat grayak , pelipat daun, bercak daun coklat, babi hutan, tikus, karat daun

TAHUN

201220112010 2013 2014No Provinsi

Laporan Kinerja Tahun 2014 73

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 13.

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KACANG HIJAU

DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2014

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Pemerintah Aceh 0 0 0 0 0 0 - - - -

2 Sumatera Utara 3 - 1 - 14 - - - 0 -

3 Sumatera Barat 0 - 2 - 2 - 1 - - -

4 R i a u 9 - 19 - 11 - 5 - 3 -

5 J a m b i 2 - 13 - 3 - 0 - 0 -

6 Sumatera Selatan 2 - 5 - 4 - 0 - 17 -

7 Bengkulu - - - - - - - - - -

8 Lampung - - - - - - - - - -

9 Kep. Bangka Belitung - - - - - - - - 0 -

10 Kep. Riau - - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 94 - 461 - 115 - 210 - 101 -

13 Jawa Tengah 170 - 543 - 742 - 238 - 384 -

14 DI Yogyakarta - - - - 2 - - - 1 -

15 Jawa Timur - - 167 2 40 - 56 - 106 -

16 Banten 3 - 1 - - - - - - -

17 B a l i - - - - - - - - - -

18 Nusa Tenggara Barat 4 - 29 - 32 - 4 - 64 -

19 Nusa Tenggara Timur 173 - 11 - 16 - 4 - 83 -

20 Kalimantan Barat - - - - - - - - 4 -

21 Kalimantan Tengah - - - - - - - - - -

22 Kalimantan Selatan - - - - - - - - - -

23 Kalimantan Timur - - 1 - - - - - - -

24 Sulawesi Utara 88 - 26 - 14 - 12 - 11 -

25 Sulawesi Tengah - - - - - - 1 - - -

26 Sulawesi Selatan 8 - 935 - 19 - 388 - 123 -

27 Sulawesi Tenggara - - 41 - 24 - 59 - 19 -

28 Gorontalo - - - - 2 - - - - -

29 Sulawesi Barat - - 56 - 38 - 18 - 39 -

30 M a l u k u - - - - - - 2 - 1 -

31 Maluku Utara - - - - - - - - - -

32 Papua Barat - - 1 - - - - - 1 -

33 Papua - - - - - - - - - -

Jumlah 555 - 2.312 2 1.077 - 997 - 955 -

Ket : OPT Utama=penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak, tikus

No Provinsi 2013 20142010 2011 2012

TAHUN

Laporan Kinerja Tahun 2014 74

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 14.

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN UBI KAYU

DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2014

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Pemerintah Aceh 200 0 201 2 165 14 158 - 130 -

2 Sumatera Utara 54 0 52,8 0 92,25 0 69 - 204 -

3 Sumatera Barat 1 - 7 - 13 - 5 - 0 -

4 Riau 148 0 393 1 182 0 182 6 289 1

5 Jambi 84 0 52 2 45 0 71 2 37 1

6 Sumatera Selatan 67 - 85 - 14 - 151 - 293 11

7 Bengkulu - - - - - - 7 - 1 -

8 Lampung 3 - 649 - - - - - - -

9 Kepulauan Bangka Belitung - - - - - - - - - -

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - -

11 DKI. Jakarta - - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 474 - 1.307 - 406 - 481 - 976 -

13 Jawa Tengah - - 83 - 33 - 75 - 481 -

14 DI. Yogyakarta 173 - 86 - 46 - 30 - 6 -

15 Jawa Timur - - 272 - 53 - 180 - 299 -

16 Banten - - - - - - - - - -

17 Bali - - 3 - - - - - - -

18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - - - - -

19 Nusa Tenggara Timur 264 - 86 1 210 - 49 - 751 -

20 Kalimantan Barat - - - - - - - - 2 -

21 Kalimantan Tengah 29 - 27 - 5 - - - - -

22 Kalimantan Selatan - - - - - - - - - -

23 Kalimantan Timur - - 96 - 77 - 281 - 230 2

24 Sulawesi Utara 127 - 292 - 196 - 227 - 202 -

25 Sulawesi Tengah 154 - 105 - 13 - - - - -

26 Sulawesi Selatan 25 - 53 - 18 - 33 - 3 -

27 Sulawesi Tenggara - - 732 - 701 - 603 - 642 -

28 Gorontalo - - 2 - 2 - - - - -

29 Sulawesi Barat 33 1 128 6 351 1 585 - 223 -

30 Maluku 80 - 171 - 116 - 48 - 50 -

31 Maluku Utara 51 - 63 - 1 - - - - -

32 Irian Jaya Barat - - 11 - - - 8 - - -

33 Papua 1 - 0 - - - - - 0 -

Jumlah 1.967 2 4.958 12 2.740 16 3.242 8 4.819 14

Ket : OPT Utama=babi hutan, tungau merah, bercak daun coklat, tikus

2013 20142010 2011 2012

TAHUN

ProvinsiNo

Laporan Kinerja Tahun 2014 75

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 15.

LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN UBI JALAR

DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2014

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Pemerintah Aceh 32 - 13 - - - 9 - 18 -

2 Sumatera Utara 71 - 50 - 57 - 37 - 115 -

3 Sumatera Barat 1 - 1 - - - - - - -

4 Riau 9 - 26 - 11 - 18 - 16 -

5 Jambi 3 - 18 0 8 0 44 0 17 -

6 Sumatera Selatan 4 - 0 - - - 4 - 26 -

7 Bengkulu - - - - - - - - - -

8 Lampung - - - - - - - - - -

9 Kepulauan Bangka Belitung - - - - - - - - - -

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - -

11 DKI. Jakarta - - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 41 - 101 - 54 - 42 - 50 -

13 Jawa Tengah 2 - 2 - - - - - 83 -

14 DI. Yogyakarta - - - - - - - - - -

15 Jawa Timur - - 3 - 10 - 4 - 16 -

16 Banten - - - - - - - - - -

17 Bali - - - - - - - - - -

18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - - - - -

19 Nusa Tenggara Timur 111 - 111 4 24 - 23 - 33 -

20 Kalimantan Barat - - - - - - - - - -

21 Kalimantan Tengah 2 - 9 - 1 - - - - -

22 Kalimantan Selatan - - - - - - - - - -

23 Kalimantan Timur - - 7 - 18 - 22 - 15 -

24 Sulawesi Utara 189 - 113 - 73 - 92 - 63 -

25 Sulawesi Tengah 16 - 30 - 3 - - - - -

26 Sulawesi Selatan 2 - 10 - - - - - - -

27 Sulawesi Tenggara - - 144 - 189 - 179 - 108 -

28 Gorontalo - - - - - - - - - -

29 Sulawesi Barat 3 0 30 2 34 - 34 - 24 -

30 Maluku 32 - 47 - 49 - 17 - 2 -

31 Maluku Utara 8 - 1 - - - - - - -

32 Irian Jaya Barat 3 - 11 - 7 - 6 - 22 -

33 Papua 0 - 4 - - - 6 - 0 -

Jumlah 528 0 729 5 538 0 536 0 607 -

Ket : OPT Utama=babi hutan , bercak daun coklat, hama boleng, tikus

TAHUN

ProvinsiNo 2010 2011 2012 2013 2013

Laporan Kinerja Tahun 2014 76

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 16.

LUAS BANJIR PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA

TAHUN 2008 - 2012, RERATA 5 TAHUN, TAHUN 2013, DAN TAHUN 2014

T P T P T P T P T P T P T P

1 2008 333.246 95.691 44.442 13.983 7.429 2.520 1.106 327 1.040 382 450 318 22 8

2 2009 222.481 67.821 12.331 3.201 12.946 6.572 185 67 782 492 594 242 11 11

3 2010 307.810 93.929 40.463 17.778 17.012 11.782 929 284 19.908 11.335 303 43 164 11

4 2011 169.464 29.383 16.462 8.045 7.674 3.751 963 146 1.636 1.037 175 90 9 4

5 2012 177.861 40.866 11.661 2.828 2.396 1.344 84 29 121 39 204 13 4 2

Rerata 242.172 65.538 25.072 9.167 9.491 5.194 653 171 4.697 2.657 345 141 42 7

6 2013 408.961 88.265 18.097 8.136 5.112 1.790 445 133 791 233 395 259 11 0

7 2014 338.378 141.045 10.693 3.300 3.523 2.031 243 37 36 33 259 123 115 1

Ubi Jalar

Banjir

No Tahun Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu

Laporan Kinerja Tahun 2014 77

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 17.

LUAS KEKERINGAN PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA

TAHUN 2008 - 2012, RERATA 5 TAHUN, TAHUN 2013, DAN TAHUN 2014

T P T P T P T P T P T P T P

1 2008 319.522 103.762 55.348 3.066 6.296 666 966 1 3.049 215 0 0 0 0

2 2009 231.912 18.975 112.218 12.679 8.005 1.534 10.394 210 726 7 10 0 52 19

3 2010 96.721 20.856 82.875 20.724 5.014 643 2.703 1.164 2.747 1.380 803 204 0 0

4 2011 250.836 53.127 22.644 1.441 2.229 154 222 29 2.458 419 1.365 0 1 0

5 2012 282.795 47.573 21.686 1.508 1.546 130 161 0 131 93 5 4 1 0

Rerata 236.357 48.859 58.954 7.884 4.618 625 2.889 281 1.822 423 436 42 11 4

6 2013 50.342 4.067 11.731 365 123 10 151 0 8 0 1 0 2 0

7 2014 216.345 35.423 20.581 2.306 4.969 395 353 18 6 0 434 0 101 0

No Tahun

Banjir

Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Laporan Kinerja Tahun 2014 78

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan La

mpi

ran

18

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

1Pe

mer

inta

h Ac

eh14

.774

2.

018

16

.172

5.

343

24

.364

6.

756

39

.574

9.

933

52

.460

23

.210

4.

800

33

1

17

.342

1.

890

27

.044

6.

100

5.

114

50

2

65

.934

6.

389

2Su

mat

era

Utar

a5.

478

1.

117

8.

638

61

8

10

.396

1.

330

18

.581

3.

879

9.

987

1.

165

6.

382

-

1.45

8

122

6.63

1

395

4.55

0

-

12

.878

28

2

3Su

mat

era

Bara

t2.

952

77

1

2.

079

56

8

1.

365

47

1

3.

276

45

7

2.

314

35

1

83

5

5

4.11

2

735

361

7

37

3

6

6.21

0

1.09

3

4Ri

au3.

338

15

0

6.

498

1.

454

2.

262

89

6.

532

1.

181

4.

497

1.

384

-

-

4.

932

1.

579

1.

046

65

9

70

2

83

4.

633

19

5Ja

mbi

7.99

0

4.57

6

1.82

8

404

5.94

2

687

10.0

36

2.66

7

4.32

1

905

1.10

3

10

9.22

6

1.23

4

8.02

6

1.29

0

138

-

5.

161

38

5

6Su

mat

era

Sela

tan

21.8

29

11.4

63

7.60

1

1.01

3

5.03

3

785

13.3

12

1.74

0

27.2

29

4.55

8

85

71

20.9

13

1.67

3

6.85

2

463

-

-

701

15

7Be

ngku

lu27

3

-

72

28

61

30

382

117

46

-

-

-

1.

546

28

26

6

15

-

-

10

-

8La

mpu

ng27

.857

12

.985

1.

852

28

4

5.

274

2.

752

17

.507

5.

289

8.

625

4.

709

3

3

25

.090

8.

469

20

.926

6.

639

2.

783

14

2.

667

13

8

9Ke

pula

uan

Bang

ka B

elitu

ng-

-

-

-

-

-

-

-

29

0

-

-

-

-

-

-

-

-

-

61

-

10Ke

pula

uan

Riau

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11DK

I. Ja

karta

-

-

-

-

-

-

121

77

263

140

178

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12Ja

wa B

arat

27.8

28

7.80

7

15.6

14

1.21

7

15.8

90

662

39.5

29

4.99

6

96.0

04

51.6

47

1.06

7

-

51

.934

14

.855

76

.263

3.

642

8.

997

16

8

12

.995

1.

770

13Ja

wa T

enga

h42

.625

9.

684

27

.250

7.

505

12

.791

1.

527

43

.789

13

.310

60

.514

33

.792

1.

956

-

10.2

96

811

45.7

77

11.5

95

3.14

5

224

13.5

07

3.45

5

14DI

. Yog

yaka

rta15

9

20

2.

248

13

9

1.

219

13

8

91

1

72

17

8

24

3.

540

1.

646

56

2

73

2.

593

15

3

39

0

57

1.

077

11

1

15Ja

wa T

imur

58.8

06

9.65

4

24.0

29

5.83

2

18.7

26

5.12

8

54.9

62

12.0

17

16.1

79

5.26

3

409

-

9.

078

1.

372

16

.803

1.

551

8.

727

1.

806

8.

082

72

7

16Ba

nten

3.89

8

203

10.5

99

409

18.2

73

2.62

8

30.4

11

8.45

4

16.5

72

5.78

9

1.07

1

-

3.

436

72

2

40

.831

12

.353

18

8

11

4

94

1

30

2

17Ba

li4

-

19

16

10

7

19

44

7

-

-

362

-

11

1

-

664

160

182

-

1.

720

67

18Nu

sa T

engg

ara

Bara

t1.

017

79

1.

771

76

1

10

.075

2.

137

4.

547

1.

912

4.

207

35

0

52

.644

10

.155

1.

093

21

2

5.

062

40

4

5.

242

18

0

12

.711

55

7

19Nu

sa T

engg

ara

Tim

ur14

6

37

1.

060

48

0

63

4

9

1.02

6

676

37

24

5.49

6

4.59

0

315

289

54

36

799

4

5.

840

82

2

20Ka

liman

tan

Bara

t3.

302

57

11

.443

81

3

2.

293

1.

154

15

.056

31

7

20

2

98

90

3

32

2.

544

12

12

9

-

1.83

0

-

19

.975

9.

161

21Ka

liman

tan

Teng

ah6.

248

4.

031

74

62

6.

893

2.

715

4.

011

61

3

1.

719

15

71

16

1.

310

21

2

80

-

1.02

8

31

5.94

1

506

22Ka

liman

tan

Sela

tan

20.8

42

4.89

2

8.14

9

907

6.55

4

1.55

8

17.6

29

2

10

.049

1.

722

65

-

5.18

0

305

5.01

8

162

5

-

2.40

3

598

23Ka

liman

tan

Tim

ur2.

931

67

1

1.

694

27

7

1.

205

38

8

2.

123

50

2

1.

750

65

9

-

-

1.

317

36

5

1.

332

16

6

58

-

505

52

24Su

lawe

si Ut

ara

-

-

159

14

-

-

127

27

384

29

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

25Su

lawe

si Te

ngah

857

122

1.10

4

33

877

314

123

16

4.87

1

215

3.00

2

168

-

-

-

-

9

-

106

9

26Su

lawe

si Se

lata

n47

.239

18

.930

18

.733

81

5

23

.912

8.

258

66

.410

19

.029

15

.066

4.

925

27

1

66

-

-

57

3

79

19

9

65

4.

615

1.

263

27Su

lawe

si Te

ngga

ra1.

074

19

1

16

5

49

2.

063

75

6

15

.939

91

4

33

6

74

6.

717

1.

243

70

.842

16

.036

13

.951

89

7

4.

214

34

6

18

.769

2.

910

28G

oron

talo

5.10

9

3.77

5

613

342

393

198

2.28

4

12

244

-

-

-

6.

687

1.

501

1.

701

53

6

71

2

11

9

5.

716

3.

099

29Su

lawe

si Ba

rat

563

105

-

-

658

294

-

-

-

-

5.65

0

2.52

0

-

-

3

-

3

-

1.11

4

351

30M

aluk

u67

1

59

2

-

-

60

2

84

53

5

33

20

-

111

-

1.

512

63

2

74

6

26

9

-

-

99

10

31M

aluk

u Ut

ara

-

-

-

-

-

-

37

18

16

-

-

-

-

-

64

4

-

-

1.33

9

1.31

9

32Iri

an J

aya

Bara

t-

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

54

9

15

33Pa

pua

-

-

-

-

-

-

149

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

91

-

Jum

lah

307.

810

93.9

29

169.

464

29.3

83

177.

861

40.8

66

408.

962

88.2

65

338.

378

141.

045

-

-

-

-

-

-

953

349

-

-

2014

2013

KEKE

RING

AN

2010

2011

2012

2013

2014

LUAS

BAN

JIR

& KE

KERI

NGAN

PAD

A TA

NAM

AN P

ADI D

I IND

ONE

SIA

TAHU

N 20

10-2

014

2011

2012

2010

BANJ

IR

NoPr

ovin

si

Laporan Kinerja Tahun 2014 79

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lam

pira

n 19

Ha

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

1Pe

mer

inta

h Ac

eh1.

019

45

998

44

35

4

24

6

91

3

17

5

2.

019

51

8

-

-

19

1

192

35

362

-

1.

232

-

2Su

mat

era

Uta

ra9.

513

2.

025

2.

173

1.

443

1.

373

1.

087

52

1

78

393

92

10

.681

2.

160

2.

286

12

88

5

2.09

5

-

2.

762

-

3Su

mat

era

Bara

t63

2

24

1

2.

421

1.

782

16

9

64

444

167

135

10

54

6

19

9

79

13

10

2

27

-

-

66

16

4R

i a

u49

30

23

4

17

4

47

7

108

21

92

15

15

6

7

10

3

-

-

26

-

2

-

5J

a m

b i

4.86

8

3.78

7

286

73

46

25

10

0

49

150

74

-

-

1

-

32

17

-

-

38

-

6Su

mat

era

Sela

tan

173

58

3

-

38

-

152

25

20

8

34

-

-

13

5

86

1

97

-

-

2

-

7Be

ngku

lu11

3

-

-

-

-

5

-

-

-

-

-

758

346

-

-

-

-

-

-

8La

mpu

ng

2.03

1

990

50

50

1.27

7

65

38

8

51

26

5

36

0

-

6.57

1

273

4.82

0

511

364

-

16

0

6

9Ke

p. B

angk

a Be

litun

g-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10Ke

p. R

iau

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11D

KI J

akar

ta-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12Ja

wa

Bara

t43

-

38

20

2

1

-

-

-

-

63

-

24

7

2

8

-

-

-

-

-

13Ja

wa

Teng

ah7.

546

2.

665

1.

066

15

1

45

1

21

444

125

1.05

7

335

-

-

6.71

5

213

10.0

37

119

5.86

5

-

1.

987

4

14D

I Yog

yaka

rta26

8

18

2

6

6

-

-

-

-

-

-

-

-

10

8

-

-

-

11

-

96

-

15Ja

wa

Tim

ur8.

919

4.

823

1.

359

1.

098

49

5

10

7

4.

449

1.

930

53

0

44

4

-

-

3.

527

38

5

1.

014

10

7

1.

170

21

2

69

4

36

9

16Ba

nten

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

17B

a l i

-

-

735

-

-

-

-

-

-

-

-

-

765

-

55

9

-

-

-

89

32

18N

usa

Teng

gara

Bar

at23

6

13

2

-

-

41

3

13

1

50

8

12

9

1.

160

6

27

.513

9.

710

29

-

2.80

8

390

667

23

1.13

3

1

19N

usa

Teng

gara

Tim

ur-

-

63

62

1.

665

39

1.52

5

1.32

6

94

45

36.2

79

5.80

3

34

-

14

0

-

1.14

8

130

5.21

3

45

20Ka

liman

tan

Bara

t20

-

3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

20

-

-

-

8

-

-

-

21Ka

liman

tan

Teng

ah72

57

-

-

13

12

4

4

-

-

-

-

34

-

26

-

-

-

1

-

22Ka

liman

tan

Sela

tan

104

3

41

5

38

3

517

-

45

11

1

-

549

-

54

-

6

-

56

-

23Ka

liman

tan

Tim

ur61

11

-

-

-

-

-

-

-

-

17

-

20

-

36

-

-

-

22

15

24Su

law

esi U

tara

-

-

-

-

-

-

1

0

28

14

13

-

-

-

-

-

9

-

84

-

25Su

law

esi T

enga

h97

-

-

-

-

-

23

3

21

7

99

99

-

-

-

-

-

-

1.15

1

252

26Su

law

esi S

elat

an4.

112

2.

251

5.

719

2.

279

5.

234

97

7

7.

094

3.

682

4.

735

1.

692

1.

476

21

8

81

1

18

8

89

7

20

0

-

-

17

7

28

27Su

law

esi T

engg

ara

16

-

-

-

6

2

39

0

33

0

-

-

14

7

1

-

-

-

-

-

-

-

28G

oron

talo

645

447

1.26

2

858

40

40

508

40

-

-

5.

651

2.

521

43

-

13

-

-

-

5.

602

1.

539

29Su

law

esi B

arat

-

-

5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5

-

-

-

-

-

-

-

30M

a l

u k

u28

28

-

-

3

2

-

-

-

-

1

-

-

-

1

-

-

-

-

-

31M

aluk

u U

tara

-

-

-

-

-

-

2

2

-

-

5

-

-

-

-

-

2

-

13

-

32Pa

pua

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

-

33Pa

pua

-

-

-

-

-

-

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Jum

lah

40.4

63

17

.778

16.4

62

8.

045

11

.661

2.82

8

18.0

97

8.

136

10

.693

3.30

0

82.8

75

20.7

24

22.6

44

1.44

1

21.6

86

1.50

8

11.7

31

365

20.5

81

2.30

6

LUA

S B

AN

JIR

& K

EKER

ING

AN

PA

DA

TA

NA

MA

N J

AG

UN

G D

I IN

DO

NES

IA

TAH

UN

201

0-20

14

KEK

ERIN

GA

N

2010

2011

2012

2013

2014

Prov

insi

No

BA

NJI

R

2010

2011

2012

2014

2013

Laporan Kinerja Tahun 2014 80

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lam

pira

n 20

Ha

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

1Pe

mer

inta

h Ac

eh23

0

54

1.

513

379

94

2

411

21

1

74

2.

259

1.16

4

2

-

11

6

5

341

40

4

-

832

55

2Su

mat

era

Uta

ra87

44

5.

025

3.00

1

47

12

73

6

282

19

4

140

38

-

-

-

-

-

-

-

87

-

3Su

mat

era

Bara

t-

-

9

9

0

0

-

-

3

0

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4R

i a

u35

15

22

3

159

10

-

425

38

6

109

27

-

-

-

-

94

-

51

-

175

56

5J

a m

b i

330

22

3

11

11

26

11

60

48

172

89

-

-

15

-

25

2

-

-

63

2

6Su

mat

era

Sela

tan

-

-

-

-

-

-

19

19

-

-

-

-

-

-

74

-

-

-

27

0

15

7Be

ngku

lu-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8La

mpu

ng

15

3

-

-

-

-

-

-

5

5

-

-

-

-

46

-

-

-

165

-

9Ke

p. B

angk

a Be

litun

g-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10Ke

p. R

iau

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11D

KI J

akar

ta-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12Ja

wa

Bara

t35

9

95

15

3

-

-

22

6

30

-

-

-

-

1.

383

3

-

-

-

-

-

-

13Ja

wa

Teng

ah8.

738

6.82

8

15

8

32

21

2

76

7

2

40

6

319

-

-

15

0

10

29

9

-

37

10

432

9

14D

I Yog

yaka

rta64

9

557

-

-

-

-

52

14

-

-

-

-

91

11

8

-

25

-

-

-

15Ja

wa

Tim

ur4.

715

3.30

3

27

1

15

-

-

22

5

1

45

38

-

-

88

28

12

9

-

-

-

60

-

16Ba

nten

-

-

-

-

-

-

-

-

21

8

-

-

-

-

-

-

-

-

10

8

17B

a l i

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

18N

usa

Teng

gara

Bar

at1.

341

474

60

60

96

93

78

1

685

-

-

4.

905

57

4

26

6

60

27

2

88

-

-

2.

354

29

19N

usa

Teng

gara

Tim

ur-

-

12

5

15

-

-

-

-

-

-

68

68

-

-

-

-

-

-

-

-

20Ka

liman

tan

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

44

30

-

-

-

-

-

-

21Ka

liman

tan

Teng

ah26

23

-

-

30

-

40

10

-

-

-

-

0

-

-

-

-

-

59

50

22Ka

liman

tan

Sela

tan

12

-

1

1

2

-

14

-

59

46

-

-

50

7

9

-

3

-

111

2

23Ka

liman

tan

Tim

ur-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

24Su

law

esi U

tara

-

-

-

-

-

-

-

-

28

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

-

25Su

law

esi T

enga

h-

-

-

-

-

-

-

-

40

35

-

-

-

-

-

-

-

-

44

44

26Su

law

esi S

elat

an17

2

85

23

8

41

1.

207

815

1.

542

226

17

9

156

-

-

11

-

249

-

-

-

-

-

27Su

law

esi T

engg

ara

221

7

-

-

-

-

12

12

5

5

-

-

15

-

-

-

-

-

306

125

28G

oron

talo

5

3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

29Su

law

esi B

arat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30M

a l

u k

u66

66

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

31M

aluk

u U

tara

-

-

-

-

-

-

2

2

-

-

-

-

-

-

-

-

3

-

-

-

32Pa

pua

Bara

t11

2

26

26

15

-

-

-

-

-

1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

33Pa

pua

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Jum

lah

17.0

12

11

.782

7.

674

3.75

1

2.

396

1.34

4

5.

112

1.79

0

3.

523

2.03

1

5.

014

64

3

2.

229

15

4

1.

546

13

0

12

3

10

4.

969

39

5

Prov

insi

No

BA

NJI

R

LUA

S B

AN

JIR

& K

EKER

ING

AN

PA

DA

TA

NA

MA

N K

EDEL

AI D

I IN

DO

NES

IA

TAH

UN

201

0-20

14

2013

2014

2011

2012

2010

KEK

ERIN

GA

N

2010

2011

2012

2013

2014

Laporan Kinerja Tahun 2014 81

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lam

pira

n 21

Ha

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

1Pe

mer

inta

h Ac

eh54

085

350

015

8

29

66

3

-

-

-

-

44

-

11

-

-

-

2Su

mat

era

Uta

ra-

-

9

1

27

2

2

2

54

12

-

-

-

-

-

-

-

-

27

-

3Su

mat

era

Bara

t12

5

81

65

4

4

59

4

4

2

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4R

i a

u5

1

17

1

4

1

14

13

6

3

-

-

10

-

-

-

63

-

-

-

5J

a m

b i

5

-

1

-

29

8

5

1

34

13

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6Su

mat

era

Sela

tan

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

-

-

-

-

15

-

-

-

-

-

7Be

ngku

lu3

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8La

mpu

ng

22

20

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

9Ke

p. B

angk

a Be

litun

g-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

10Ke

p. R

iau

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11D

KI J

akar

ta-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12Ja

wa

Bara

t22

21

5

5

5

5

-

-

-

-

-

-

9

-

-

-

-

-

-

-

13Ja

wa

Teng

ah52

4

91

59

0

8

5

1

79

13

43

1

-

-

14

-

87

-

13

-

1

-

14D

I Yog

yaka

rta54

38

3

3

-

-

2

2

-

-

-

-

35

-

-

-

42

-

18

2

11

15Ja

wa

Tim

ur-

-

-

-

-

-

-

-

32

-

-

-

-

-

-

-

-

-

53

-

16Ba

nten

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

17B

a l i

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

64

5

18N

usa

Teng

gara

Bar

at18

2

86

35

17

7

7

7

5

-

-

1.

240

10

4

12

9

28

15

-

19

-

19

-

19N

usa

Teng

gara

Tim

ur-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1.

462

1.

060

-

-

-

-

-

-

-

-

20Ka

liman

tan

Bara

t-

-

3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

24

-

-

-

-

-

-

-

21Ka

liman

tan

Teng

ah-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

22Ka

liman

tan

Sela

tan

21

-

1

1

3

-

28

10

-

-

-

-

1

1

-

-

2

-

1

-

23Ka

liman

tan

Tim

ur-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3

2

24Su

law

esi U

tara

-

-

-

-

-

-

-

-

5

3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

25Su

law

esi T

enga

h-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

26Su

law

esi S

elat

an-

-

13

3

10

-

-

32

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

27Su

law

esi T

engg

ara

-

-

-

-

-

-

50

50

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

28G

oron

talo

-

-

-

-

-

-

5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

29Su

law

esi B

arat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30M

a l

u k

u25

20

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

31M

aluk

u U

tara

-

-

-

-

-

-

4

4

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

2

-

32Pa

pua

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

33Pa

pua

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Jum

lah

929

28

4

963

14

6

84

29

445

13

3

243

37

2.70

3

1.16

4

222

29

161

-

15

1

-

353

18

LUA

S B

AN

JIR

& K

EKER

ING

AN

PA

DA

TA

NA

MA

N K

AC

AN

G T

AN

AH

DI I

ND

ON

ESIA

TAH

UN

201

0-20

14

No

Prov

insi

KEK

ERIN

GA

N

2010

2011

2012

2013

2014

BA

NJI

R

2012

2011

2010

2013

2014

Laporan Kinerja Tahun 2014 82

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lam

pira

n 22

Ha

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

1Pe

mer

inta

h Ac

eh0

00

00

06

2

1

-

-

-

-

-

12

2

-

-

-

-

2Su

mat

era

Uta

ra49

30

18

9

145

25

-

12

0

75

1

-

40

-

40

-

-

-

-

-

-

-

3Su

mat

era

Bara

t-

-

5

5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4R

i a

u3

1

7

7

5

3

2

2

2

1

-

-

2

-

-

-

-

-

-

-

5J

a m

b i

-

-

-

-

2

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6Su

mat

era

Sela

tan

-

-

-

-

-

-

16

10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

7Be

ngku

lu-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8La

mpu

ng

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

9Ke

p. B

angk

a Be

litun

g-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10Ke

p. R

iau

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11D

KI J

akar

ta-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12Ja

wa

Bara

t30

7

-

-

22

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4

-

-

-

13Ja

wa

Teng

ah18

.096

10.1

07

1

-

28

-

99

-

-

-

-

-

16

-

11

4

86

4

-

-

-

14D

I Yog

yaka

rta-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

15Ja

wa

Tim

ur-

-

55

51

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5

-

16Ba

nten

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

17B

a l i

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

18N

usa

Teng

gara

Bar

at11

-

-

-

3

1

-

-

-

-

1.67

0

343

1.70

2

343

-

-

-

-

-

-

19N

usa

Teng

gara

Tim

ur17

1

-

-

-

1

-

509

11

2

-

-

1.

037

1.

037

69

8

76

-

-

-

-

-

-

20Ka

liman

tan

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

21Ka

liman

tan

Teng

ah-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

22Ka

liman

tan

Sela

tan

13

5

-

-

2

-

5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

23Ka

liman

tan

Tim

ur-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

24Su

law

esi U

tara

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

25Su

law

esi T

enga

h-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

26Su

law

esi S

elat

an1.

517

1.16

7

1.

379

829

33

33

34

32

32

32

-

-

-

-

5

5

-

-

-

-

27Su

law

esi T

engg

ara

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

28G

oron

talo

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

29Su

law

esi B

arat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30M

a l

u k

u18

18

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

31M

aluk

u U

tara

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

32Pa

pua

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

33Pa

pua

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Jum

lah

19.9

08

11

.335

1.

636

1.03

7

12

1

39

791

23

3

36

33

2.

747

1.

380

2.

458

41

9

13

1

93

8

-

6

-

LUA

S B

AN

JIR

& K

EKER

ING

AN

PA

DA

TA

NA

MA

N K

AC

AN

G H

IJA

U D

I IN

DO

NES

IA

TAH

UN

201

0-20

14

KEK

ERIN

GA

N

2010

2011

2012

2013

2014

No

Prov

insi

2013

2014

2010

2011

2012

BA

NJI

R

Laporan Kinerja Tahun 2014 83

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lam

pira

n 23

Ha

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

1Pe

mer

inta

h Ac

eh0

00

00

010

-

16

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2Su

mat

era

Uta

ra0

025

218

030

14

18

14

-

-

-

-

-

-

-

-

37

-

3Su

mat

era

Bara

t6

2

21

20

2

1

2

2

1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4R

iau

129

11

46

44

12

6

24

11

91

62

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5Ja

mbi

-

-

-

-

5

1

39

3

3

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6Su

mat

era

Sela

tan

-

-

-

-

-

-

-

-

2

2

-

-

-

-

2

2

-

-

-

-

7Be

ngku

lu-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8La

mpu

ng70

14

75

18

-

-

2

-

117

40

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

9Ke

pula

uan

Bang

ka B

elitu

ng-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10Ke

pula

uan

Ria

u-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11D

KI. J

akar

ta-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12Ja

wa

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

13Ja

wa

Teng

ah-

-

-

-

-

-

3

-

1

1

-

-

1.10

7

-

-

-

-

-

-

-

14D

I. Yo

gyak

arta

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

253

-

25

3

-

-

-

-

-

-

-

15Ja

wa

Tim

ur-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

16Ba

nten

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

17Ba

li-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

18N

usa

Teng

gara

Bar

at-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

19N

usa

Teng

gara

Tim

ur-

-

2

2

15

9

-

275

21

9

6

1

543

204

-

-

-

-

-

-

395

-

20Ka

liman

tan

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

21Ka

liman

tan

Teng

ah32

14

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5

-

-

-

-

-

-

-

22Ka

liman

tan

Sela

tan

-

-

-

-

-

-

-

-

5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

23Ka

liman

tan

Tim

ur25

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

24Su

law

esi U

tara

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

-

25Su

law

esi T

enga

h-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

26Su

law

esi S

elat

an-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

27Su

law

esi T

engg

ara

-

-

6

4

-

-

10

10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

28G

oron

talo

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

29Su

law

esi B

arat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

-

30M

aluk

u41

-

-

-

8

5

-

-

-

-

7

-

-

-

3

2

-

-

-

-

31M

aluk

u U

tara

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

32Iri

an J

aya

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

33Pa

pua

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Jum

lah

303

43

175

90

204

13

395

25

9

259

12

3

803

204

1.36

5

-

5

4

1

-

43

4

-

LUA

S B

AN

JIR

& K

EKER

ING

AN

PA

DA

TA

NA

MA

N U

BI K

AYU

DI I

ND

ON

ESIA

TAH

UN

201

0-20

14

KEK

ERIN

GA

N

2010

2011

2012

2013

2014

2013

2014

2010

2011

2012

BAN

JIR

Prov

insi

No

Laporan Kinerja Tahun 2014 84

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lam

pira

n 24

Ha

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

Terk

ena

Puso

1Pe

mer

inta

h Ac

eh-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2Su

mat

era

Uta

ra-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

100

-

3Su

mat

era

Bara

t-

-

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

4R

iau

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5Ja

mbi

-

-

4

3

-

-

-

-

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6Su

mat

era

Sela

tan

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

7Be

ngku

lu-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8La

mpu

ng-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

9Ke

pula

uan

Bang

ka B

elitu

ng-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10Ke

pula

uan

Ria

u-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11D

KI. J

akar

ta-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12Ja

wa

Bara

t13

5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

-

-

-

13Ja

wa

Teng

ah-

-

-

-

-

-

-

-

10

9

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

14D

I. Yo

gyak

arta

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

15Ja

wa

Tim

ur-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

16Ba

nten

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

17Ba

li-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

18N

usa

Teng

gara

Bar

at-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

19N

usa

Teng

gara

Tim

ur10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

20Ka

liman

tan

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

21Ka

liman

tan

Teng

ah-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

22Ka

liman

tan

Sela

tan

9

1

3

1

1

-

11

-

3

-

-

-

-

-

-

-

2

-

-

-

23Ka

liman

tan

Tim

ur-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

24Su

law

esi U

tara

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

25Su

law

esi T

enga

h-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

26Su

law

esi S

elat

an-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

27Su

law

esi T

engg

ara

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

28G

oron

talo

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

29Su

law

esi B

arat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30M

aluk

u10

10

-

-

4

2

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

-

31M

aluk

u U

tara

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

32Iri

an J

aya

Bara

t-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

33Pa

pua

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Jum

lah

528

0

729

5

538

0

536

0

607

-

-

-

1

-

1

-

2

-

101

-

LUAS

BAN

JIR

& K

EKER

ING

AN P

ADA

TAN

AMAN

UB

I JAL

AR

DI I

ND

ON

ESIA

TAH

UN

201

0-20

14

KEK

ERIN

GAN

2010

2011

2012

2013

2014

BAN

JIR

Prov

insi

No

2010

2011

2012

2013

2013

Laporan Kinerja Tahun 2014 85

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Lampiran 25.

LUAS PENGENDALIAN PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA

TAHUN 2013 DAN 2014

(ha)

1 Padi 1.046.359 1.315.308

2 Jagung 21.370 30.659

3 Kedelai 3.881 15.375

4 Kacang Tanah 1.291 2.981

5 Kacang Hijau 366 1.516

6 Ubi Kayu 1.044 3.162

7 Ubi Jalar 227 1.071

1.074.538 1.370.073Indonesia

2013 2014No. KOMODITAS

Laporan Kinerja Tahun 2014 1

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan