17
1 Dinamika Pemberdayaan Ekonomi dan Lingkungan Melalui Bank Sampah (Studi Pada Bank Sampah Tokojo) Eka Halfira Agustia (1), Imam Yudhi Prastya (2), Dian Prima Safitri (3) [email protected], [email protected] , [email protected] Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Bank sampah merupakan salah satu program pemerintah dalam mengatasi masalah sampah dengan memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah. Kabupaten Bintan terdapat 22 bank sampah yang aktif , Kelurahan Kijang Kota di Perumahan Tokojo terdapat bank sampah yang aktif beroprasi dan memiliki nasabah yang cukup banyak dibandikan dengan bank sampah lainnya. Tokojo merupakan salah satu tempat yang mendirikan bank sampah dalam upaya mengatasi masalah sampah dengan memberdayakan ekonomi dan lingkungan. Terdapat dinamika yang terjadi pada bank sampah di tokojo dikarenakan masyarakat terkadang lebih memilih untuk menjual sampah pada pengepul luar bukan di bank sampah, dikarenakan harganya lebih tinggi. pembuatan pupuk dan kerajinan hanya berjalan dalam waktu kurang dari satu tahun. Adapun Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bagaimana dinamika pemberdayaan ekonomi dan lingkungan di bank sampah perumahan Tokojo Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah dalam dimensi berbasis lokal perencanaan dan pelaksanaan bank sampah melibatkan masyarakat, namun pada daya saing bank sampah belum mampu bersaing. Dalam dimensi orientasi peningkatan kesejahteraan, bank sampah sudah mampu membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam skala kecil.Dalam dimensi berbasis kemitraan, bank sampah sudah bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan. Dalam dimensi holistik, bank sampah telah mampu mengelola sampah dengan konsep 3R walaupun tidak berjalan lancar. Dalam dimensi berkelanjutan bank smpah tokojo dapat memberkan dampak bagi ekonomi dan lingkungan. Kata kunci: Pemberdayaan, Pengelolaan, Bank Sampah PENDAHULUAN Permasalahan sampah bukan hanya terjadi di kota- kota besar saja, tapi masyarakat pedesaan dan perkampungan juga mengalami masalah sampah. Kabupaten Bintan

Dinamika Pemberdayaan Ekonomi dan Lingkungan Melalui Bank ...repository.umrah.ac.id/2084/1/jurnal sempurna (1).pdf1 Dinamika Pemberdayaan Ekonomi dan Lingkungan Melalui Bank Sampah

Embed Size (px)

Citation preview

1

Dinamika Pemberdayaan Ekonomi dan Lingkungan Melalui Bank Sampah

(Studi Pada Bank Sampah Tokojo)

Eka Halfira Agustia (1), Imam Yudhi Prastya (2), Dian Prima Safitri (3)

[email protected], [email protected] , [email protected]

Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Bank sampah merupakan salah satu program pemerintah dalam mengatasi masalah

sampah dengan memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah. Kabupaten

Bintan terdapat 22 bank sampah yang aktif , Kelurahan Kijang Kota di Perumahan

Tokojo terdapat bank sampah yang aktif beroprasi dan memiliki nasabah yang cukup

banyak dibandikan dengan bank sampah lainnya. Tokojo merupakan salah satu

tempat yang mendirikan bank sampah dalam upaya mengatasi masalah sampah

dengan memberdayakan ekonomi dan lingkungan. Terdapat dinamika yang terjadi

pada bank sampah di tokojo dikarenakan masyarakat terkadang lebih memilih untuk

menjual sampah pada pengepul luar bukan di bank sampah, dikarenakan harganya

lebih tinggi. pembuatan pupuk dan kerajinan hanya berjalan dalam waktu kurang dari

satu tahun. Adapun Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bagaimana dinamika

pemberdayaan ekonomi dan lingkungan di bank sampah perumahan Tokojo

Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah dalam dimensi berbasis lokal

perencanaan dan pelaksanaan bank sampah melibatkan masyarakat, namun pada daya

saing bank sampah belum mampu bersaing. Dalam dimensi orientasi peningkatan

kesejahteraan, bank sampah sudah mampu membantu memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam skala kecil.Dalam dimensi berbasis kemitraan, bank sampah sudah

bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan. Dalam dimensi

holistik, bank sampah telah mampu mengelola sampah dengan konsep 3R walaupun

tidak berjalan lancar. Dalam dimensi berkelanjutan bank smpah tokojo dapat

memberkan dampak bagi ekonomi dan lingkungan.

Kata kunci: Pemberdayaan, Pengelolaan, Bank Sampah

PENDAHULUAN

Permasalahan sampah bukan hanya terjadi di kota- kota besar saja, tapi masyarakat

pedesaan dan perkampungan juga mengalami masalah sampah. Kabupaten Bintan

2

juga merupakan salah satu daerah yang mengalami permasalahan sampah yang cukup

besar. Kecamatan Bintan Timur merupakan wilayah penyumbang sampah terbesar di

Kabupaten Bintan. Tercatat di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman

(DKPP) Bintan, sebanyak 76.303 ton sampah yang dihasilkan pertahunnya dari 10

kecamatan se Bintan, 40 % berasal dari kecamatan Bintan Timur.

Tabel 1.

Sampah Yang di Hasilkan Pertahun

No Kecamatan Jumlah Penduduk Sampah yang di

Hasilkan

1 Bintan Timur 40.346 jiwa 21.786 ton/ tahun

2 Bintan Utara 20.775 jiwa 11. 218 ton/ tahun

3 Teluk Sebong 15. 334 jiwa 8. 280 ton/ tahun

4 Seri Kuala Lobam 15. 305 jiwa 8. 264 ton/ tahun

5 Gunung Kijang 11. 658 jiwa 6. 295 ton/ tahun

6 Toapaya 10. 504 jiwa 5. 672 ton/ tahun

7 Teluk Bintan 10. 230 jiwa 5. 524 ton/ tahun

8 Bintan Pesisir 7. 616 jiwa 4. 112 ton/ tahun

9 Tambelan 4. 508 jiwa 2. 434 ton/ tahun

10 Mantang 4. 180 jiwa 2. 257 ton/ tahun

Sumber :(BatamPos.co.id/4 April 2016/akses:10 Desember 2017)

Dalam Undang- Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,

sudah menjadi tanggung jawab pemerintah termasuk masalah pembiayaannya.

Sedangkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor

13 tahun 2012 Pasal ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa, kegiatan Reduse, reuse, dan

recycle atau batasi sampah. Bank sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan

sampah yang dapat di daur ulang yang memilki nilai ekonomi. Proses dalam bank

3

sampah ini hampir sama dengan bank konvensional pada umumnya. Bedanya, jika

bisanya masyarakat menabung uang dapatnya uang, maka melalui bank sampah

masyarakat menabung sampah dapatnya uang

Sistem bank sampah mungkin salah satu upaya penanggulangan yang tepat dalam

mengatasi masalah beberapa daerah di Indonesia, sistem bank sampah sudah bisa

berjalan dan membawa kebaikan dan kemajuan bagi daerahnya sendiri. Saat ini

Kabupaten Bintan sudah terbentuk beberapa kelompok bank sampah yang berada di

beberapa Kecamatan. Masing-masing kelompok bank sampah itu telah melakukan

usaha daur ulang sampah masyarakat dan pemilahan.

Bank Sampah Bintan Timur (BSBT) Tokojo Merupakan salah satu bank

sampah yang ada di Kabupaten Bintan. ini di dirikan berdasarkan inisiatif dari salah

satu warga di Tokojo yang melihat kondisi lingkungan di sana sangat kotor dan

masyarakat membuang sampah sembarangan termasuk disungai sekitar. Bank sampah

Tokojo yang memiliki 5 orang pengurus bekerjasama dalam membangun bank

Sampah ini dan sudah beberapa kali terjadi pergantian anggota pengurus dikarenakan

adanya ketidak cocokan antara anggota. Naik turun jumlah nasabah juga terjadi di

bank sampah Tokojo, dikarenakan 40% masyarakat yang tinggal di Perumahan

Tokojo merupakan pendatang yang menyewa di sana.

Awal mula di dirinya bank sampah ini hanya memiliki nasabah tidak lebih

dari 20 nasabah. Dikarenakan sulitnya untuk mengajak masyarakat setempat untuk

mengumpulkan sampah. Karena masyarakat hanya mengira sampah hanya bertujuan

untuk membersihkan lingkungan dari sampah, dan sudah ada dari pihak kebersihan

4

yang akan menjemput sampah. Dari mulai dibangun sampai sekarang sampah yang

dibeli ditampung di gudang milik pengurus bank sampah Tokojo. Bank sampah

Tokojo di bentuk pada tahun 2013, pada tahun 2014 sudah masuk di penilaian

adipura. Namun baru dapat adipura pada tahun 2015,2016 dan terakhir 2017. Ada

beberapa poin yang dinilai, tapi nilai yang paling terendah itu di poin tempat.

Pengurus bank sampah sangat mengingikan di bangunnya tempat pemilahan.

Pemilahan sampah di lakukan di jalan, dan pada saat pemilahan itu jalan itu untuk

sementara tidak bisa dilalui oleh masyarakat yang berada di blok itu. Sebenarnya

sudah ada lahan hibah untuk mendirikan tempat pemilahan sampah dari tahun 2016.

dan dana untuk mendirikan tempat itu sudah ada, namun sampai saat ini belum ada

tindak lanjut untuk membangun tempat pemilahan.

Sampah dipilah menjadi dua bagian, yaitu sampah basah dan sampah kering.

sampah kering seperti kardus, kertas, botol- botol, plastik dipisahkan untuk di jual.

sisa sampah basah seperti nasi, sayur dipisahkan yang nantinya akan di ambil oleh

penjaga ternak. Sedangkan sisa dari siangan ikan, itu di simpah di dalam berkas yang

telah diberikan oleh pengurus bank sampah di gunakan untuk pupuk tanaman.

Awalnya ibu- ibu disana membuat kerajinan tangan dari plastik-plastik (sunlight,coffe

mix, white coffee dll) namun karena terlalu banyak diproduksi dan tidak ada tempat

untuk didistribusikan hanya gunakan sendiri akhirnya masyarakat tidak meneruskan

membuat kerajinan tangan. Masyarakat juga kecewa karena tidak ada perhatian dari

masyarakat, karena awalnya mendapat dana untuk membuat kerajinan. Tujuan

5

penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika pemberdayaan ekonomi dan

lingkungan melalui bank sampah (studi di bank sampah tokojo).

BAHAN DAN METODE

Pemberdayaan masyarakat umumnya dirancang dan dilaksanakan secara

komprehensif. Meminjam definisi Asian Development Bank (ADB), kegiatan

pembangunan termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dianggap komprehensif

jika menampilkan lima karakteristik: 1) berbasis lokal; 2) berorientasi pada

peningkatan kesejahteraan; 3) berbasis kemitraan; 4) secara holistik; dan 5)

berkelanjutan (Latama, Gunarto,el,al.,202:4). Berdasarkan langkah- lnagkah yang

dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat maka metode penelitian yang digunakan

dalam Penelitian ini yaitu menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Lokasi penelitian ini pada bank sampah perumahan tokojo, Kelurahan

Kijang Kota, KecamatanBintan Timur, Kabupaten Bintan. Dengan sumber data yang

digunkan yaitu data primer dan data sekunder, data primer yaitu Data pimer

merupakan data yang langsung diperoleh sendiri oleh perorangan secara langsung

dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat

berupa interview dan observasi. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan dan disatukan oleh studi- studi sebelumnya atau yang terbitkan oleh

berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan

arsip-arsip resmi. Serta informan dalam penelitian ini terdiri dari Dinas Lingkungan

Hidup Kabupaten Bintan Sebagia informan kunci, Ketua RT 05 Tokojo sebagai

tempat kedudukan bank sampah, Ketua RW 13 Tokojo sebagai turunan dari

6

kelurahan untuk memimpin masyarakat, pengurus bank sampah elaku eksekutor Bank

Sampah dalam pemberdayaan masyarakat, masyarakat yang menjadi nasabah bank

sampah sebagai rang yang menjalankan aktivitas dalam pengumpulan sampah sehari-

hari. Terdapat 3 teknik pengumpulan data yang pertama wawancara merupakan alat

rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh

sebelumnya, observasi yangterdiri dari data yang didapatkan selama penelitian, serta

dokumentasi yang berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang. Terakhir teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian

dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan. penyajian data dapat diartikan sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. dan terakhir adalah adalah penarikan

kesimpulan yaitu menyimpulkan dari temuan-temuan peneliti untuk dijadikan suatu

kesimpulan penelitian.

HASIL

Dalam aspek berbasis lokal dalam pemberdayaan ekonomi dan lingkungan

melalui bank sampah perencanaan dalam pendirian bank sampah melibatkan ide dari

masyarakat karena melihat kondisi lingkungan pada saat itu sangat kotor dan

pelaksanaan pendirian itu juga melibatakan masyarakat itu juga dapat dilihat dari

kepengurusan bank sampah sampah yang menjadi nasabah itu merupakan masyarakat

Tokojo itu sendiri. Pada daya saing antara bank sampah dan pengepul luar sampai

7

saat ini terdapat daya saing dikarenakan pengepul luar menawarkan harga yang lebih

tinggi dibandingkan dengan bank sampah. Dalam aspek orientasi peningkatan

kesejahteraan pendirian bank sampah merupakan salah satu tujuan untuk

mensejahterakan masyarakat dengan adanya bank sampah ini sudah mulai membantu

masyarakat menghasilkan penghasilan dari hasil menukar sampah di bank sampah,

yang bisa ditujar dengan uang, bisa ditabung atau ditukar dengan sembako. Aspek

kemitraan terdapat kerjasama antara bank sampah dan pemerintah dalam menjalankan

program bank sampah yang sesuai dengan kerja masing-masing dan terdapat akses

yang diberikan oleh pemerintah kepada bank sampah dalam pengelolaan bank

sampah yang berupa bantuan bangunan, mesin, kaisar(pickup roda tiga) dan

sebagainya. Aspek holistik yang bermakna mencakup semua aspek baik itu

pengumpulan, pengangkutan dan pengelolaan sampah itu dilakukan oleh pengurus

bank sampah dan masyarakat Tokojo. Terakhir aspek berkelanjutan, dengan adanya

bank sampah ini diharapkan memberikan keberlanjutan ekonomi, agar dengan adanya

bank sampah ini ekonomi masyarakat tokojo menjadi baik dan aspek sosial yaitu

dengan adanya bank sampah ini kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah

sembarangan mejadi berkurang dan dapat meberi dampak baik bagi lingkungan

Tokojo.

PEMBAHASAN

1. Berbasis Lokal

Pemberdayaan masyarakat berbasis lokal jika pelaksanaan dan

perencanaannya dilakukan pada lokasi setempat dan melibatkan sumber daya lokal

8

return tolocal resource dan hasilnya pun dinikmati oleh masyarakat lokal. Dengan

demikian, maka prinsip daya saing komparatif akan dilaksanakan sabagai dasar atau

langkah awal untuk mencapai daya saing yang kompetitif.

a) Perencanaan

Menurut Alder (1999) dalam Rustiadi (2008 h.339) menyatakan bahwa

perencanaan adalah suatu proses menetukan apa yang ingin dicapai dimasa yang

akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang ditetapkan untuk

mencapainya. Hasil penelitian dari, menurut Sutarno NS (2004: 109) perencanaan

diartikan sebagai perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan

dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana ,menyangkut tempat, oleh siapa

pelaku itu, atau pelaksana dan bagaimana tata cara mencapai suatu tujuan. Hal ini

berbanding lurus dengan kondisi di bank sampah Tokojo dapat dilihat dari struktur

kepengurusan bank sampah dimana didalamnya terdapat kepengurusan

pengelolaan sampah di perumahan Tokojo. Adapun yang dilakukan untuk

mencapai tujuan yaitu mensejahterakan masyarakat dan menjaga lingkungan dan

masyarakat Tokojo yang menjalankannya.

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan Menurut George R. Terry (1986) merupakan usaha menggerakan

anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan

berusaha utuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran angota-anggota perusahaan

tersebut oleh karena itu anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. hasil

penelitian oleh Purwanti dkk (2015), bahwa dalam operasional bank sampah ini

9

tentunya tidak dapat berjalan dengan baik apabila sepenuhnya dilaksanakan oleh

pemerintah daerah sehubungan dengan keterbatasan personil, sarana dan prasarana

dukungan anggaran dan lainnya. perencanaan pendirian bank sampah Tokojo juga

melibatkan ide masyarakat dan di dukung oleh pemerintah setempat.Walaupun ada

kendala dalam pelaksanaanya, tapi dari awal pendirian sampai sekarang bank sampah

masih terus berjalan. Pembentukan bank sampah ini juga bertujuan untuk

meningkatkan kreatifitas masyarakat dengan menggunakan barang-barang bekas

menjadi layak guna dan memberikan nilai ekonomis. Dan juga melaksanakan

program yang telah dibuat oleh pemerintah yang terdapat dalam undang-undang dan

peraturan pemerintah juga peraturan menteri tentang pengelolaan sampah.

c) Daya Saing Kompetitif

Pengertian daya saing adalah suatu keunggulan pembeda dari yang lain yang

terdiri dari comparative advantage (faktor keunggulan komperatif) dan

competitive advantage (faktor keunggulan kompetitif) (tambunan:2001).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 41 tahun 2007 tentang standart

proses daya saing adalah kemampuan untuk menghasilkan hasil yang lebih baik,

lebih cepat dan lebih bermakna. Kemampuan yang dimaksud adalah a)

kemampuan memperkokoh pangsa pasarnya, b) kemampuan menghubungkan

dengan lingkungannya c) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, 4)

kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan. Namun dari 4 indikator

daya saing (kemampuan) bank sampah belum semuanya tercapai, ini dapat dilihat

pada bank sampah tokojo belum mampu memperkokoh pasarnya sehingga masih

10

ada beberapa masyarakat yang lebih memilih menjual sampah pada pengepul luar

bukan di bank sampah.

Tabel 2

Perbandingan Harga Barang di Bank Sampah Tokojo

No Nama Barang Harga Nasabah Harga Jual Ke Pengepul

1 Kardus Rp. 800/kg Rp. 1000/kg

2 Ale-ale Rp. 800/kg Rp. 1000/kg

3 Ember Rp. 1500/kg Rp.1800/kg

4 Buku Rp. 500/kg Rp.600/kg

5 Tempat Telur Rp. 500/kg Rp.600/kg

6 Barang Padat Rp. 1500/kg Rp. 1700/kg

(Sumber: Pengurus Bank Sampah Tokojo)

2. Orientasi peningkatan Kesejahteraan

Menurut konsep Adams dalam penelitian Midawati (2012), mengartikan

bahwa pemberdayaan sebagai alat untuk membantu individu, kelompok dan

masyarakat supaya mereka mampu mengelola lingkungan dan mencapai tujuan

mereka, sehingga mampu bekerja dan membantu diri mereka dan orang lain untuk

memaksimalkan kualitas hidup. Kondisi di bank sampah Tokojo, memberikan

pengaruh ekonomi bagi masyarakat perumahan Tokojo. ini dapat di lihat dari hasil

penjualan bank sampah yang dialokasikan ibu rumahtangga untuk membeli pulsa

listrik, sembako, uang sekolah, menabung untuk lebaran dan lainnya. Walaupun

dalam skala kesejahteraan masih dalam memenuhi kebutuhan.

11

3. Berbasis Kemitraan

a) Mutualisasi antar lokal

Dalam penelitian Wuri Sulistiorini ddk (2015), menyatakan bahwa kerjasama

yang di bangun bukan hanya kepada Dinas Lingkungan Hidup selaku penanggung

jawab pelaksanan program bank sampah saja, tetapi juga harus melibatkan tetapi juga

Bappeda selaku koordinator perencanaan daerah, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

keuangan dan asset daerah selaku koordinator penyusun anggaran daerah, tim

anggaran pemerintah daerah selaku pembantu bupati dalam menyusun rancangan,

serta DPRD selaku legislator, ini tidak terjadi pada bank sampah tokojo, karena di

bank sampah tokojo hanya melibatkan Dinas Lingkungan Hidup saja sebagai

Pembina dan penanggungjawab.

Gambar 1

Skema kerjasama pemerintah dan masyarakat dalam bank sampah

Pemerintah (DLH) Kelurahan Kijang

Kota Masyarakat

Melakukan

Pembinanaan Berkala

Mengeluarkan

Surat Keputusan

(SK) sebagai

legitimasi

Menjalankan

Program

Terlaksananya program

pemerintah dalam upaya

memberdayakan masyarakat

dalam pengelolaan sampah

Masyarakat mendapatkan

penghasilan dengan

mengikuti program bank

sampah dan lingkungan

menjadi bersih

12

b) Membuka akses

Dari hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa akses yang di berikan

oleh pemerintah kepada pengurus bank sampah untuk lebih memudahkan program

bank sampah berupa bangunan, pickup (kaisar), timbangan, mesin, bangku dan

juga kursi. Berdasarkan undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah yang membahas tentang penyediaan sarana dan prasarana bagi bank

sampah dalam menjalankan program ini. Ini juga telah didapatkan oleh bank

sampah perumahan Tokojo, pada awalnya mereka mendapatkan bantuan berupa

pickup (kaisar), timbangan, kursi dan meja. Sedangkan bangunan tempat

pengumpulan dan pemilahan sampah belum ada. Tapi sekarang sudah di bangun

bangunan untuk pengumpulan dan pemilahan sampah di perumahan Tokojo,

mereka juga mendapatkan alat untuk penggilingan sampah dan alat komposter.

Tabel. 3

Daftar bantuan dari pemerintah untuk Bank Sampah Tokojo

No Nama Bantuan Jumlah

1 Gudang pemilahan dan Pengelolaan

sampah

1 buah

2 Pick up (kaisar) 1 buah

3 Timbangan 1 buah

4 Mesin Penggilingan dan Komposter 3 unit

5 Kursi dan Timbangan

(Sumber: DLH Kabupaten Bintan dan Pengurus Bank Sampah)

4. Holistik

13

Maksud dari mencakup semua aspek berarti masyarakat bisa mengelola semua

sumber daya yang ada. Ini juga terjadi pada bank sampah Tokojo, Dinas Kebersihan

sudah tidak datang mengambil sampah di perumahan sampah di kumpulkan dan

dipilah sendiri oleh masyarakat Tokojo, dan akan diambil oleh pengurus dengan

menggunakan pickup (kaisar) yang di berikan oleh pemerintah untuk bank sampah.

5. Berkelanjutan

a) Aspek Ekonomi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahbuban MS Tentang Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Bank Sampah (2016), menyatakan bahwa Pembangunan bank

sampah yang pada akhirnya berdampak pada ekonomi masyarakat seperti tersedianya

kesempatan kerja dan memanfaatkan sumber daya dan adanya pendapatan bagi

masyarakat selama adanya proses pembangunan. Seperti halnya yang terjadi pada

bank sampah yang memang tujuan terbentuknya bank sampah untuk mensejahterakan

masyarakat. Di bank sampah perumahan Tokojo dengan adanya bank sampah ini

masyarakat menjadi bisa bekerja dan berpenghasilan untuk membantu meningkatkan

ekonomi masyarakat dan masyarakat bisa menghasilkan pendapatan dengan

menabung sampah di bank sampah dan hasil penjualan bisa diambil untuk keperluan

sehari-hari dan juga bisa ditabungkan.

b) Aspek Sosial

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahbuban MS Tentang Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Bank Sampah (2016), menyatakan menurut Armour

sebagaimana dikutip oleh Sudharto P. Hadi untuk mengkaji dampak sosial

14

pembangunan maka harus diperhatikan cara hidup dan keikutsertaan dan partisipasi

masyarakat. Hal ini juga terjadi pada bank sampah Tokojo masyarakat ikut serta

berpartisipasi dalam pendirian dan pelaksanaan program bank sampah ini, pengurus

dan nasabah yaitu dari masyarakat perumahan tokojo sendiri yang berda di RW 13

yang terdiri dari RT 01 sampai 06. Dan juga mengubah cara hidup masyarakat

Tokojo yang dulunya membuang sampah sembarangan di jalan-jalan dan juga di

sungai yang ada di daerah perumahan kini tidak membuang sampah sembarangan

lagii bahkan sebagian besar dari masyarakat mengumpulkan sampah dan memiliah

sampah agar bernilai ekonomis.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian terhadap permasalahandinamika pemberdayaan

ekonomi dan lingkungan melalui bank sampah di perumahan tokojo, maka dapat di

sumpulkan bahwa dinamika yang terjadi dalam pemberdayaan ekonomi dan

lingkungan sudah mulai berjalan dengan baik, meskipun belum berjalan begutu

sempurna.Berikut kesimpulan dari beberapa indikator:

1. Berbasis Lokal, dalam dimensi perencanaan, untuk perencanaan pembentukan

bank sampah masyarakat telah memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan

dengan pendirian bank sampah ini, dan bekerjasana dengan pemerintah setempat

sebagai fasilitator dengan memberikan bantuan dan penyuluhan tentang bank

sampah dan melakukan pembinaan. Kemudian dalam dimensi pelaksanaan,Untuk

pelasanaan program bank sampah juga melibatkan masyarakat sebagai penghasil

sampah dan menjalankan program bank sampah. Walaupun pada awal

15

pembentukan terdapat kendala karena masyarakat tidak tau fungsi bank sampah

dan lebih memilih menjualnya pada pengepul luar.Sedangkan dalam daya saing

kompetitif, daya saing terajadi antara bak sampah dan pengepul dari luar,

dikarenakan pengepul luar membeli sampah dengan harga lebih tinggi dari harga

yang di beli oleh bank sampah ini. Tetapi bank sampah bekerja sama dengan Dinas

Lingkungan Hidup memberikan pengetahuan dan mengarahkan masyarakat untuk

menjul sampah di bank sampah.

2. Orientasi Peningkatan Kesejahteraan, dalam dimensi kesejahteraan masyarakat,

dengan adanya bank sampah ini, para ibu rumah tangga tidak hanya duduk diam

dirumah. Mereka dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dengan

menghasilkan pendapatan dengan penjualan sampah.

3. Berkelanjutan, dalam aspek Ekonomi, dengan adanya program bank sampah ini

masyarakat ditokojo merasa senang karena bisa menambah dan membantu

penghasilan dari penjualan sampah. Uang hasil penjualan sampah dapat ditabung,

di pergunakan untuk biaya anak sekolah dan menukarnya dengan sembako dan

juga pulsa listrik. sedangkan dalam aspek Sosial, dengan adanya bank sampah

kebiasaan masyaarakat tokojo yang pada mulanya membuang sampah

sembarangan kini mulai berkurang. Dan menjadikan lingkungan bersih, laut dan

sungai sekitaran perumahan tokojo juga menjadi bebas sampah.

DAFTAR PUSTAKA

Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung, Alfabeta

Awang, Azam. 2010. Implementasi Pemberdayaan Pemerintahan Desa . Jogjakarta.

Pustaka Pelajar

16

Badaruddin & nasution, M. Arief. 2005. Modal Sosial dan Pemberdayaan Komunitas

Nelayan (Isu-isu Kelautan dan Kemiskinan Hingga Bajak Laut) Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Hikma, Harry. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung :Humaniora

Utama Press. h. 3

Mardikanto, Totok dan Soebiato, Poerwoko. 2013. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Perspektif Kebijakan Publikcet II. Bandung: Alfabeta

Nasdian, Fredian Tonny. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta. Yayasan

Pustaaka Obor Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metodel Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat. 2013. Kencana Prenada Media Grup

Donna Asteriadan Heru Heruman Tahun 2015 denganjudul“Bank Sampah Sebagai

Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Tasikmalaya”

Anih Sri Suryani, Tahun 2014 dengan judul“Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas

Pengelolaan Sampah Studi Kasus Bank Sampah Malang”

Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Semarang.Universitas

Diponogoro

Khoirunnisa Nida. 2016. Analisis Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Di Daerah

Perbatasan Kabupaten Cirebon). Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

Mahyudin P. Rizqi. 2017. Kajian Permasalahan Pengelolaan Sampah dan Dampak

Lingkungan di Tempat Pemrosesan Akhir. Kalimantan Selatan. Universitas

Lambung Mangkurat

MitaNovinty, Tahun 2013 denagn judul “Dampak Program Bank Sampah Terhadap

Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai,

Kota Medan

Sofiyatul Muntazah tahun 2015 dengan judul “Pengelolaan Program Bank Sampah

Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Bank Sampah Bintang Mangrove

Kelurahan Gunung AnyarTambak Kecamatan Gunung Anyar Surabaya

17

Muslihuddin, tahun 2016 dengan judul“Perencanaan Strategis Sistem Informasi

Bank Sampah Masyarakat Banjarbaru

Hadhan Bachtiar, Imam Hanafi, Mochamad Rozikin Tahun dengan judul

“Pengembangan Bank Sampah Sebagai Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam

Pengelolaan Sampah (Studi Pada Koperasi Bank Sampah Malang)”

Wuri Sulistiyorini Purwanti, Sumartono, Bambang Santoso Haryono Tahun 2015

dengan judul “Perencanaan Bank Sampah dalam Rangka Pemberdayaan

Masyarakat di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang”

Agus Purbathin Hadi, dengan judul “Konsep Pemberdayaan, Partisipasi dan

Kelembagaan dalam Pembangunan”

Sri Widayanti dengan judul “pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan Teoritis”

Ade Octavia, Ida Masriani, Sry Rosita tahun 2016 dengan Judul “Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Optimalisasi Program Bank Sampah Dengan Bantuan

Teknis dan Manajemen Usaha Pada KSM Aneka Limbah dan KSM Maidanul

Ula Kota Jambi”

Andi Riansyah Tahun 2016 dengan judul“Evaluasi Pelaksanaan Program Bank

Sampah di Kota TanjungPinang Tahun 2012-2016”