Upload
doankhanh
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Dinamika Magnetofluida Abelian dan
non-Abelian dengan
Lagrangian Gauge
Tugas Akhir
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains
Andrias Fajarudin
0304027021
Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
Depok
2008
Lembar Persetujuan
Judul Skripsi : Dinamika Magnetofluida dengan Lagrangian Gauge
Nama : Andrias Fajarudin
NPM : 0304027021
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui
Depok, Februari 2008
Mengesahkan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. L. T. Handoko Dr. Terry Mart
Penguji I Penguji II
Dr. Imam Fachruddin Dr. Agus Salam
Mengetahui,
Ketua Program Peminatan Fisika Nuklir dan Partikel
Dr. Terry Mart
Kata Pengantar
Teori Gauge pada fisika partikel merupakan formalisme matematik yang digu-
nakan untuk menjelaskan unifikasi antar medan. Teori yang telah ada adalah
model standar yang mengunifikasi elektromagnetisme, gaya lemah, dan gaya ku-
at. Untuk menjelaskan unifikasi ketiga gaya fundamental ini digunakan simetri
grup SU(3) ⊗ SU(2) ⊗ U(1). Ide unifikasi medan-medan melalui teori gauge
ini memotivasi saya untuk menyusun model magnetofluida standar seperti pada
magnetohidrodinamika.
Hasil eksperimen pada BNL ( Brookhaven National Laboratory ) dengan meng-
gunakan RHIC ( Relativistic Heavy Ion Collider ) menunjukkan bahwa gluon
dan quark tidak membentuk materi hadron pada temperatur yang sangat tinggi,
tetapi membentuk fase baru yaitu plasma quark-gluon[2, 5]. Hasil yang dia-
mati menunjukkan bahwa plasma Quark-gluon memiliki kerapatan tinggi, tetapi
mengalir dengan nilai viskositas yang sangat kecil seperti fluida ideal, sehingga
memenuhi hukum dasar Hidrodinamika. Untuk itulah model magnetofluida yang
saya susun akan diperluas untuk kasus medan fluida non-Abelian sehingga relevan
untuk sistem quark-gluon plasma. Terdapat model lain yang menjelaskan sistem
QGP, yaitu dengan model hybridmagnetofluid unification[2]. Model yang saya
buat ini sekaligus mengkoreksi model yang telah ada ini dalam hal suku kinetik
pada lagrangian. Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini baik secara langsung
maupun tidak langsung, antara lain:
1. Allah.SWT sang pemilik semesta atas segala rahmat, rejeki, dan karunia-
NYA.
2. Abah, mamah, dan lia yang menjadi sumber semangat saya untuk terus
ii
berjuang. Terimakasih untuk Abah dan mamah atas pelajaran hidupnya
selama ini, saya yakin suatu saat nanti keadaan kita akan lebih baik seperti
dulu lagi...
3. Special thanks, Terimakasih sebesar-besarnya kepada Dewi Kusumaningrum,
saya tidak akan sampai di tahap ini tanpa semua bantuan, semangat, mo-
tivasi, dan perhatian dari kamu.
4. Herman Saheruddin selaku kakak, thanks telah menularkan kecanduan fisi-
ka pada saya.
5. Dr. L.T. Handoko selaku pembimbing I yang telah membimbing penulis
mulai dari awal diskusi hingga penyelesaian tugas akhir ini serta atas ide-ide
yang brilian dan motivasi hidup yang membuat saya menjadi lebih optimis
dan yakin untuk tetap dalam bidang fisika partikel.
6. Dr. Terry Mart selaku pembimbing II dan ketua peminatan Fisika Nuklir
dan Partikel atas bimbingan dan dukungan yang diberikan baik itu selama
kuliah maupun pengerjaan tugas akhir ini.
7. Dr. Imam Fachrudin, Dr. Agus Salam dan Dr. Budhy Kurniawan selaku
penguji I,II dan ketua sidang.
8. Rekan-rekan di Lab Teori : Sandi ( Mr. Jomblo ) thanks atas kebaikan-
nya selama ini, Andhika Oxalion, Ryky, Beriya, Popo, Hans, Pak Ayung (
thanks atas cerita pengalaman hidupnya), Pak Sulaiman .
9. Teman-teman fisika angkatan 2004 dan teman-teman di salemba group.
Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena keterba-
tasan pengetahuan saya, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi perkembangan riset di Fisika UI.
Depok, Februari 2008
Andrias Fajarudin
iii
Abstrak
Dibangun Sebuah lagrangian untuk menyatukan interaksi elektromagnetik dan
dinamika fluida. Lagrangian ini memiliki simetri terhadap transformasi gauge
lokal U(1)FD⊗U(1)G dan G(n)FD⊗G(n)G. Dari lagrangian ini kita akan menu-
runkan seluruh persamaan gerak untuk seluruh medan dan rapat energi sistem
magnetofluida yang akan diaplikasikan untuk plasma quark-gluon.
Kata kunci: Transformasi gauge lokal, Plasma quark-gluon
viii+32 hlm.; lamp.
Daftar Acuan: 10(1945-2008)
Abstract
A lagrangian for unifies elektromagnetic interaction and fluid dynamics is de-
veloped. The lagrangian have a symmetry under local gauge transformation
U(1)FD ⊗ U(1)EM and G(n)FD ⊗G(n)G. From this lagrangian we will derive all
the equation of motion of field and the energy density of magnetofluid system
which will be applied for quark-gluon plasma.
Keywords: Local gauge transformation, Quark-gluon plasma
viii+32 pp.; appendices.
References: 13(1945-2008)
Daftar Isi
Kata Pengantar ii
Abstrak iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar vii
1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.4 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2 Magnetohidrodinamika 4
2.1 Persamaan Gerak Plasma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2 Quark dan Plasma Quark-Gluon . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
3 Unifikasi Magnetofluida dengan prinsip Gauge 9
3.1 Unifikasi Magnetofluida dengan TeoriGauge Abelian . . . . . . . 9
3.2 Persamaan Maxwell Magnetofluida . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
3.3 Persamaan Gerak Magnetofluida untuk limit non-Relativistik . . . 16
3.4 Model Magnetofluida dengan medan gauge non-Abelian . . . . . . 17
3.5 Persamaan Gerak Magnetofluida non-Abelian untuk limit non-
Relatisvistik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
3.6 Aplikasi Unifikasi Magnetofluida non-Abelian pada Plasma Quark-
Gluon . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
v
4 Perhitungan Energi Magnetofluida berbasis Teori Gauge 25
4.1 Energi Plasma non-Abelian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25
4.2 Energi density QGP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
5 Hasil dan Pembahasan 30
6 Kesimpulan 34
A Mekanika Kuantum Relativistik 35
A.1 Aljabar Dirac . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
A.2 Natural Units . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
B Analisis Tensor 39
B.1 Transformasi Koordinat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39
B.2 Vektor-Vektor Kontravarian dan Kovarian . . . . . . . . . . . . . 39
B.3 Tensor-Tensor Kontravarian, Kovarian dan Tensor campuran . . . 40
B.4 Tensor Simetrik dan Asimetrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
Daftar Acuan 42
vi
Daftar Gambar
2.1 Quark dan Gluon pada Hadron. Quark terikat bersama dengan
quark lainnya (confined) dengan kondisi colour-netral membentuk
hadron . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.2 Quark dan Gluon pada plasma Quark-Gluon. Quark tidak beri-
katan membentuk hadron tetapi bergerak bebas pada fireball (de-
confined). Fireball terbentuk pada temperatur diatas 100 MeV,
atau sekitar 1013K . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
5.1 H= rapat energi QGP, Hg= rapat energi gluon, ρq = 1, Jq =
1, αs = 1, φ = 0.8 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
vii
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hasil eksperimen tumbukan relativistik antara ion-ion berat pada energi ting-
gi dengan RHIC pada BNL menunjukkan bahwa pada temperatur yang sangat
tinggi quark tidak lagi berikatan membentuk materi hadron tetapi membentuk
fase baru dari materi yaitu plasma. Plasma yang terbentuk berupa fireball yang
terdiri dari gluon dan quark yang memiliki muatan non-Abelian yaitu warna (co-
lour). Hal ini lah yang memotivasi saya untuk menyusun teori magnetofluida
non-Abelian (diawali dengan teori magnetofluida dengan muatan abelian) yang
ekuivalen dengan model standar yaitu Magnetohydrodynamics . Terdapat model
yang mendeskripsikan fluida relativistik bertemperatur tinggi dengan menghibri-
disasi medan elektromagnet dan medan fluida. Unifikasi kedua medan dinyatakan
dengan effective field strength tensor, Mµν ≡ Fµν +m/qSµν dimana Fµν dan Sµν
merupakan tensor kuat medan dari medan elektromagnetik dan medan fluida.
Metode ini telah dikembangkan untuk kasus non-Abelian. Pada skripsi ini saya
bertujuan membuat model yang sama tapi dengan metode yang berbeda yaitu
dengan pendekatan Lagrangian yang memiliki simetri gauge. Metode ini meng-
koreksi model unifikasi yang telah ada[2, 5] pada aspek:
• Dari sudut pandang teori medan, fluida dan medan gauge lainnya meru-
pakan medan yang berbeda, sehingga harus memiliki suku kinetik yang
berbeda pada lagrangian. Sedangkan pada model hybridmagnetofluid uni-
fication, akan terdapat suku kinetik pada lagrangian yaitu MµνMµν yang
di dalamnya mengandung dua medan berbeda.
1
1.2 Perumusan Masalah
Terdapat suatu model yang menjelaskan sistem magnetofluida, model ini meng-
gabungkan 2 medan yang berbeda melalui effective strength tensor. Kelemahan
model ini adalah menggabungkan dua medan yang berbeda ( medan fluida dan
medan gauge ) dalam suku kinetik yang sama pada lagrangian. Padahal pada
segi pandang teori medan hal ini tidak boleh terjadi. Untuk itu dibuat model
lain yang menggunakan pendekatan lagrangian dengan menyertakan simetri ga-
uge. Simetri gauge dikerjakan pada setiap medan fluida dan medan gauge lain
yang berinteraksi dengan medan fluida. Analog dengan teori unifikasi pada fisika
partikel maka model unifikasi magnetofluida disusun berdasarkan :
• Fluida Abelian berinteraksi dengan medan elektromagnetik dengan simetri
U(1)F ⊗ U(1)G.
• Fluida non-Abelian berinteraksi kuat dengan medan gauge non-Abelian de-
ngan simetri G(n)F ⊗G(n)G
• Fluida non-Abelian berinteraksi dengan medan elektromagnetik dengan si-
metri G(n)F ⊗ U(1)G
Dengan simetri gauge ini maka akan didapatkan lagrangian total yang suku-
sukunya menjelaskan interaksi antara materi, medan fluida dan medan gauge
yang lain. Dari lagrangian ini akan diturunkan persamaan gerak untuk mate-
ri dan medan fluida yang berinteraksi dengan medan gauge. Pada limit non-
relativistik maka akan didapatkan persamaan gerak klasik untuk medan fluida.
Selanjutnya akan dikaji konsekuensi-konsekuensi fisis dari model ini.
1.3 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat teoritik. Teori yang digunakan ialah teori unifikasi dengan
pendekatan lagrangian. Dengan mengerjakan simetri gauge pada masing-masing
medan maka akan didapatkan lagrangian total dengan suku-suku interaksi antara
medan fluida dan medan gauge. Dengan lagrangian ini akan disusun persamaan
2
gerak medan fluida relativistik dan untuk limit non-relativistik . Setelah itu dapat
dihitung besaran-besaran fisis yang merupakan konsekuensi dari model ini.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun teori magnetofluida sekaligus mengko-
reksi teori yang sudah ada. Dengan model ini maka akan diturunkan persamaan
gerak medan fluida relativistik dan non-relativistik. Besaran fisis seperti energi,
entropi, fungsi partisi, tekanan, dan besaran-besaran lainnya juga akan dikaji.
3
Bab 2
Magnetohidrodinamika
Pada bab ini akan dibahas secara umum persamaan gerak dari plasma yang
dinyatakan oleh persamaan momen dan secara singkat tentang quark dan plasma
quark-gluon.
2.1 Persamaan Gerak Plasma
Plasma didefinisikan sebagai gas yang terdiri dari partikel-partikel bermuatan lis-
trik yang bergerak bebas yaitu elektron dan ion. Plasma terbentuk pada tempera-
tur tinggi ketika elektron-elektron terpisah dari atom netral. Plasma merupakan
fase keempat dari materi karena memiliki sifat yang berbeda dengan zat padat,
dan fluida ( zat cair dan gas ). Magnetohidrodinamika merupakan cabang ilmu
fisika yang mempelajari interaksi antara plasma dengan medan elektromagnetik.
Persamaan magnetohidrodinamika dinyatakan dengan persamaan momen yang
diturunkan dari persamaan Boltzmann-Vlasov [10]. Untuk plasma yang terdiri
dari satu spesies persamaan momennya didefinisikan :
∂n
∂t+ ∇ · (~un) = 0 (2.1)
dan
ρ
(
∂~u
∂t+ (~u · ∇)~u
)
= ρq ~E +~j × ~B −3∑
j=1
∂pij∂xj
(2.2)
dimana n, ρ, dan ρq adalah rapat partikel, rapat massa, dan rapat muatan. ~u
adalah kecepatan fluida rata-rata dan ~j adalah rapat arus. ~E dan ~B adalah
medan elektromagnetik total yaitu dari sumber luar dan dari sumber ρq dan
4
~j. Suku terakhir pada persamaan kedua adalah tensor gradien tekanan, dimana
untuk kasus fluida homogen dan isotropik [9] berbentuk :
−
3∑
j=1
∂pij∂xj
=−∂p
∂xi+η
3
∂∇ · ~u
∂i+ η∇2ui (2.3)
dimana p adalah tekanan skalar, ~u adalah kecepatan medan dan η adalah koefisien
viskositas. Dengan menganggap fluida inkompresibel maka ∇ · ~u = 0 sehingga
persamaan gerak fluidanya menjadi :
∂~u
∂t+ (~u · ∇)~u =
1
ρ
(
ρq ~E +~j × ~B −∇p− η∇2~u)
(2.4)
Untuk plasma yang terdiri dari dua spesies, misalkan ion dan elektron maka
persamaan momen dinyatakan dengan :
∂ne∂t
+ ∇ · (ne ~ue) = 0 (2.5)
∂nI∂t
+ ∇ · (nI ~uI) = 0 (2.6)
yang merupakan persamaan kekekalan jumlah partikel, dimana elektron bermu-
atan -q bermassa m dan ion bermuatan q bermassa M. Dengan mengabaikan
koefisien viskositas maka persamaan gerak masing-masing fluida dapat dituliskan
:∂ ~ue∂t
+ (~ue · ∇)~ue =1
mne
(
−qne ~E − qne ~ue × ~B −∇pe
)
(2.7)
∂ ~uI∂t
+ ( ~uI · ∇) ~uI =1
MnI
(
qnI ~E + qnI ~uI × ~B −∇pI
)
(2.8)
medan elektromagnetik ~E dan ~B ditentukan dari persamaan maxwell dengan
rapat muatan ρq dan rapat arus ~j diyatakan dengan :
ρq = q(nI − ne) (2.9)
~j = q(nI ~uI − ne ~ue) (2.10)
2.2 Quark dan Plasma Quark-Gluon
Quark
Quark merupakan partikel fundamental penyusun materi. Di alam, quark tidak
5
pernah teramati sebagai partikel bebas tetapi selalu terikat bersama dengan qu-
ark yang lain atau dengan antiquark melalui suatu potensial pengikat membentuk
suatu materi yang disebut Hadron. Terdapat dua kombinasi quark yaitu Baryon
dengan kombinasi 3 quark QQQ yaitu proton, netron dan Meson dengan kombi-
nasi QQ yaitu meson. Terdapat 6 jenis quark yaitu u (up), d (down), c (charm),
s (strange), t (top), dan b (bottom). Untuk mematuhi larangan pauli [3], maka
harus terdapat bilangan kuantum tambahan yaitu warna.
Muatan warna pada quark dibedakan menjadi 3 yaitu, r (red), g (green), dan b
(blue), sedangkan anti-quark membawa anti-warna. Seperti halnya interaksi elek-
tromagnetik, interaksi kuat antar quark juga dimediasi oleh suatu partikel boson,
partikel ini disebut gluon yang masing-masing memiliki warna dan anti-warna.
State yang mungkin dari gluon adalah :
rb, rg, bg, br, gr, gb, 1√2(rr − bb), 1√
6(rr + bb− 2gg), 1√
3(rr + gg + bb)
Berbeda dengan foton yang tidak memiliki muatan, gluon memiliki muatan war-
na sehingga dapat berinteraksi secara kuat dengan sesama gluon. Karena adanya
interaksi kuat antar gluon ini maka seperti halnya kombinasi quark pada hadron,
gluon dapat juga membentuk kombinasi colour singlet, GG dan GGG. Gluon da-
lam kondisi ini disebut Glueball .
Plasma Quark-Gluon
Plasma quark-gluon terbentuk pada tumbukan ultrarelativistik antar ion berat
seperti ion Au atau ion Sn dalam relativistic heavy ion collider di Brokhave na-
tional laboratory. Plasma quark-gluon adalah fase dari Quantum Cromodynamics
(QCD) yang muncul pada suhu dan kerapatan yang sangat tinggi (dalam orde
Tc = 170 MeV, atau sekitar 1013 K). Plasma quark-gluon terdiri dari quark dan
gluon seperti halnya pada hadron. Perbedaan kedua fase QCD ini adalah sebagai
berikut : pada hadron setiap quark dalam keadaan terikat dengan quark lain
atau dengan anti-quark (confined). Sedangkan pada plasma quark-gluon quark
dan anti quark tidak terikat membentuk hadron (de-confined) dan bergerak be-
bas pada suatu volume bersuhu tinggi yang disebut fireball.
Kenapa disebut plasma ?
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa plasma adalah fluida yang terdiri dari partikel-
partikel bermuatan listrik yang saling berinteraksi satu sama lain dan bergerak
6
bebas di seluruh volume fluida. Pada plasma quark-gluon, quark dan gluon me-
miliki muatan yaitu warna, dan dapat bergerak bebas di seluruh volume fireball.
Perbedaan keduanya adalah muatan quark merupakan muatan non-Abelian se-
dangkan muatan listrik merupakan muatan abelian.
7
Gambar 2.1: Quark dan Gluon pada Hadron. Quark terikat bersama denganquark lainnya (confined) dengan kondisi colour-netral membentuk hadron
Gambar 2.2: Quark dan Gluon pada plasma Quark-Gluon. Quark tidak berikatanmembentuk hadron tetapi bergerak bebas pada fireball (deconfined). Fireball
terbentuk pada temperatur diatas 100 MeV, atau sekitar 1013K.8
Bab 3
Unifikasi Magnetofluida dengan
prinsip Gauge
Pada bab ini dijelaskan unifikasi antara medan fluida dan elektromagnetik untuk
kasus Abelian dan non-Abelian dengan menggunakan teori gauge. Dari unifi-
kasi ini kita akan menurunkan persamaan gerak medan fluida yang berinteraksi
dengan materi dan medan elektromagnetik dalam limit non-relativistik seperti
persamaan gerak pada plasma. Unifikasi dilakukan pada medan fluida Abe-
lian dan diperluas untuk medan fluida non-Abelian. Prosedur yang dilakuk-
an untuk menyatukan kedua interaksi adalah dengan mengerjakan simetri grup
U(1)FD ⊗ U(1)G dan G(n)FD ⊗G(n)G pada medan materi (boson dan fermion).
3.1 Unifikasi Magnetofluida dengan TeoriGauge
Abelian
Pada fisika partikel teori unifikasi dilakukan dengan menggunakan prinsip perta-
ma ( first principle) yaitu dengan menggunakan pendekatan Lagrangian. Prose-
durnya adalah melakukan transformasi oleh grup tertentu pada medan materi.
Lagrangian dari materi harus invarian terhadap transformasi ini, sebagai konse-
kuensinya maka pada lagrangian akan muncul suku-suku baru yang menunjukkan
interaksi antara materi dengan medan gauge atau interaksi antara sesama medan
gauge.
9
Lagrangian density Medan boson
Lagrangian density untuk medan boson dinyatakan dengan :
L = ∂µΦ∂µΦ∗ −m2Φ∗Φ (3.1)
Untuk mengunifikasi medan materi dan medan gauge maka dikerjakan transfor-
masi gauge lokal : U(1)FD ⊗ U(1)G : pada medan materi. Lagrangian materi
harus invarian terhadap transformasi ini :
Φ (x) → U (x)F Φ (x)
Φ′ (x) → U (x)EM Φ′ (x)
dimana :
U (x)F = e−iα(x)
U (x)EM = e−iβ(x)
dengan α (x) dan β (x) merupakan sembarang fungsi real . Untuk kasus infinite-
simal transformation e−iα(x) ≈ (1−iα (x)). Pada kasus transformasi gauge global
∂µΦ (x) ditransformasikan seperti Φ (x) , tetapi bila dikerjakan transformasi ga-
uge lokal maka akan terdapat suku-suku tambahan :
δΦ = −i (α + β)Φ (3.2)
δΦ∗ = i (α + β)Φ∗ (3.3)
δ∂µΦ = −i∂µαΦ − i∂µβΦ − i (α + β) ∂µΦ (3.4)
δ∂µΦ∗ = i∂µαΦ∗ + i∂µβΦ∗ + i (α + β) ∂µΦ∗ (3.5)
Karena terdapat suku tambahan pada bentuk derivatif maka lagrangian L (Φ, ∂µΦ)
menjadi tidak invarian terhadap transformasi gauge lokal. Untuk mengatasi hal
ini kita harus menyusun bentuk derivatif yang memiliki sifat transformasi seperti
Φ(x).
δL =∂L
∂ΦδΦ +
∂L
∂Φ∗ δΦ∗ +
∂L
∂ (∂µΦ)δ (∂µΦ) +
∂L
∂ (∂µΦ∗)δ (∂µΦ∗) (3.6)
δL = (∂µα + ∂µβ) i (Φ∗∂µΦ − Φ∂µΦ∗) (3.7)
δL = (∂µα + ∂µβ)Jµ (3.8)
10
dimana Jµ adalah vektor arus empat materi.
Untuk membuat lagrangian invarian terhadap transformasi gauge, maka kita ha-
rus menambah beberapa suku pada lagrangian density.
• L1 = − (eAµ + gBµ) Jµ
dimana Aµ dan Bµ merupakan medan gauge ( medan elektromagnetik dan
medan fluida ) yang ditransformasikan oleh transformasi gauge sebagai :
Aµ (x) −→ Aµ (x) +1
e∂µα
Bµ (x) −→ Bµ (x) +1
g∂µβ
dengan e dan g merupakan konstanta kopling yang menentukan kekuatan
interaksi antara medan materi dengan medan gauge. Dengan tambahan
suku ini maka akan didapatkan :
δL1 = − (∂µα + ∂µβ)Jµ − (eAµ + gBµ) δJµ
δL + δL1 = − (eAµ + gBµ) δJµ (3.9)
δJµ = 2Φ∗Φ (∂µα + ∂µβ)
δL + δL1 = −2Φ∗Φ (eAµ∂µα + eAµ∂
µβ + gBµ∂µα+ gBµ∂
µβ)
Suku kedua yang harus ditambahkan adalah :
• L2 = (e2AµAµ + g2BµB
µ + 2egAµBµ) Φ∗Φ
δL2 = (2eAµ∂µ + 2gBµ∂
µ + 2gBµ∂µ + 2eAµ∂
µ) Φ∗Φ (3.10)
Jadi kita dapatkan : δL + δL1 + δL2 = 0
L = ∂µΦ∂µΦ∗ −m2Φ∗Φ − (eAµ + gBµ) J
µ
+(
e2AµAµ + g2BµB
µ + 2egAµBµ)
Φ∗Φ
agar memiliki arti fisis maka harus ditambahkan bentuk yang mengandung kua-
dratik dari ∂νAµ dan ∂νBµ sebagai suku kinetik dari medan gauge. Bentuk skalar
11
yang memenuhi dan invarian terhadap transformasi gauge ataupun Lorentz ada-
lah sebanding dengan F µνFµν dan SµνSµν . Dengan :
F µν (x) = ∂µAν − ∂νAµ (3.11)
Sµν (x) = ∂µBν − ∂νBµ (3.12)
merupakan tensor kuat medan (field strength tensor).
Kita telah mendapatkan Lagrangian density total yang invarian terhadap tran-
sformasi gauge lokal :
Ltotal = ∂µΦ∂µΦ∗ −m2Φ∗Φ − (eAµ + gBµ)J
µ
+(
e2AµAµ + g2BµB
µ + 2egAµBµ)
Φ∗Φ
−1
4F µνFµν −
1
4SµνSµν (3.13)
Suku-suku pada lagrangian ini menyatakan interaksi dari masing-masing medan.
Untuk mendapatkan bentuk derivatif yang kovarian terhadap transformasi maka
kita definisikan derivatif kovarian :
DµΦ = ∂µΦ + ieAµΦ + igBµΦ (3.14)
sehingga : DµΦ (x) −→ U (x)DµΦ (x) dengan derivatif kovarian maka La-
grangian density total dapat dituliskan :
Ltotal = DµΦDµΦ∗ −m2Φ∗Φ −
1
4F µνFµν −
1
4SµνSµν (3.15)
Persamaan Gerak
Berdasarkan prinsip aksi minimum δS = 0, dengan S =∫
d4xL dapat dipe-
roleh persamaan Euler - Lagrange :
∂µ∂L
∂ (∂µΦ)−∂L
∂Φ= 0 (3.16)
dengan Φ adalah sembarang medan.
• Persamaan Gerak Medan Boson
dengan subtitusi Lagrangian density total ke persamaan ( 3.16 ) dan Φ = Φ∗
maka akan didapat persamaan gerak :
(
∂µ∂µ + 2ieAµ∂µ + 2igBµ∂µ + ie∂µA
µ + ig∂µBµ +m2
)
Φ
−(
e2AµAµ + g2BµB
µ + 2egAµBµ)
Φ = 0 (3.17)
12
• Persamaan Gerak Medan Elektromagnetik
Persamaan gerak Medan elektromagnetik didapatkan dengan mensubtitusi persa-
maan ( 3.13 ) ke dalam persamaan ( 3.16 ) dengan Φ = Aν , maka akan didapatkan
:
∂µFµν = ie (Φ∗∂ν − Φ∂νΦ∗) −
(
2e2Aν + 2egBν)
Φ∗Φ
Dengan menggunakan derivatif kovarian maka bentuk di atas dapat dituliskan :
∂µFµν = eJ ν (3.18)
dengan : J = i (Φ∗DνΦ − ΦDνΦ∗)
Persamaan di atas analog dengan persamaan Maxwell inhomogen pada elek-
trodinamika klasik. Persamaan diatas juga menjelaskan bahwa medan elektro-
magnetik digenerasi oleh interaksi kedua partikel yang memiliki muatan e, tanpa
kehadiran partikel maka medan elektromagnetik tidak akan muncul. Karena sifat
F µν yang antisimetrik maka akan diperoleh :
∂µJµ = 0 (3.19)
yang berarti J merupakan besaran yang kekal bila terdapat medan elektromag-
netik.
• Persamaan Gerak Medan Fluida
Dengan cara yang sama kita dapat menurunkan persamaan gerak fluida yang
analog dengan persamaan skalar Maxwell.
∂µSµν = gJ ν (3.20)
dan J = (ρ,J) Vektor-vektor yang ekuivalen dengan medan listrik dan medan
magnetik adalah vektor R dan vektor Q.
Sio = Qi (3.21)
Sij = −εijkRk (3.22)
dan :
Q = −
(
~B
∂t+ ∇Bo
)
(3.23)
R = ∇× ~B (3.24)
13
Lagrangian density Medan Fermion
Lagrangian untuk medan fermion adalah :
L = −i∂µψγµψ −mψψ (3.25)
dimana ψ adalah vektor 4 × 1 γµ adalah matrix 4 × 4 , γµ = (β, β~α), matrix ~α
dan ~β didefinisikan :
~α =
(
0 ~σ~σ 0
)
, ~β =
(
I 00 −I
)
(3.26)
I adalah matrix satuan 2 × 2 dan σ adalah matriks Pauli :
~σ1 =
(
0 11 0
)
, ~σ2 =
(
0 −ii 0
)
, ~σ3 =
(
1 00 −1
)
(3.27)
Prosedur yang sama kita lakukan seperti pada materi boson yaitu mengerjak-
an transformasi gauge lokal pada lagrangian density, maka kita akan memperoleh:
δψ = −i (α + β)
δψ = i (α + β)
δ∂µψ = i (α + β) ∂µψ + i (∂µα + ∂µβ)
δL =∂L
∂ψδψ + δψ
∂L
∂ψ+ δ
(
∂µψ) ∂L
∂(
∂µψ) (3.28)
Lagrangian ini tidak invarian terhadap transformasi gauge lokal karena ada tam-
bahan suku δL = (∂µα + ∂µβ)Jµ dimana Jµ = ψγµψ merupakan vektor arus
empat untuk medan fermion. Untuk itu harus ditambahkan suku :
• L1 = − (eAµ + gBµ) Jµ
δL1 = − (∂µα + ∂µβ)Jµ − (eAµ + gBµ) δJµ
δL + δL1 = − (eAµ + gBµ) δJµ (3.29)
Karena pada vektor arus empatnya tidak mengandung bentuk derifatif maka
vektor arus empat ini invarian terhadap transformasi gauge lokal, atau δJµ = 0.
14
Dengan penambahan suku kinetik dari kedua medan gauge maka akan didapatkan
lagrangian density total untuk medan fermion :
L = −i∂µψγµψ −mψψ − (eAµ + gBµ) ψγ
µψ −1
4F µνFµν −
1
4SµνSµν (3.30)
Derifatif kovariannya dituliskan :
Dµψ = (∂µ + ieAµ + igBµ)ψ (3.31)
dalam bentuk derifatif kovarian lagrangian totalnya dapat dituliskan :
L = −iDµψγµψ −mψψ −
1
4FµνF
µν −1
4SµνSµν (3.32)
perbedaan utama dengan lagrangian density medan boson adalah tidak adanya
suku interaksi antara medan elektromagnetik dengan medan fluida.
Persamaan Gerak
Dengan mensubtitusi Lagrangian ke persamaan Euler-Lagrange maka kita
akan memperoleh persamaan gerak untuk masing-masing medan adalah:
[i∂/− (eA/+ gB/) −m]ψ = 0 (3.33)
∂µFµν = eJν (3.34)
∂µSµν = gJν (3.35)
3.2 Persamaan Maxwell Magnetofluida
Dari persamaan ( 3.23 ) dan ( 3.24 ) didapatkan :
∇.R = 0 (3.36)
∇× Q = −∂R
∂t(3.37)
dari persamaan arus kovarian, jν = gJ ν dan persamaan gerak magnetofluidanya
ambil ν = 0 akan didapatkan :
∂1S10 + ∂2S
20 + ∂3S30 = ρ
sehingga :
∇.Q = ρ (3.38)
15
bila kita ambil ν = 1 :
∂0S01 + ∂2S
21 + ∂3S31 = j1
−∂Q1
∂t+∂R3
∂x2
−∂R2
x3
= j1
Persamaan Maxwell yang keempat adalah :
∇× R −∂Q
∂t= j (3.39)
3.3 Persamaan Gerak Magnetofluida untuk li-
mit non-Relativistik
Dari persamaan gerak untuk magnetofluida ∂µSµν = gJν dengan arus kovarian
: Jν = i (Φ∗DνΦ − ΦDνΦ∗) untuk materi boson dan Jν = ψγµψ untuk fermion,
akan didapatkan :
∂oSoν + ∂iS
iν = gJν
untuk ν = j akan diperoleh :
∂oSoj + ∂iS
ij = gJ j
∂oSoj + ∂i
(
∂iBj − ∂jBi)
= gJ j
medan fluida yang digunakan berbentuk :
Bi = φU i (3.40)
φ adalah besaran pelengkap dimensi yang merepresentasikan distribusi fluida pa-
da sistem dan hanya bergantung oleh temperature , Soj = −Qj =(
∂φ~U
∂t+ ∇φγ
)
dan U i = γvi. Dimana untuk plasma relativistik : φ ≃ 1 + 52Tm
[5]. Nilai γ :
γ ≃ 1 + v2
2. Dalam bentuk vektor persamaan diatas dapat dituliskan :
−∂o ~Q−∇2 ~B + ∇(
∇. ~B)
= g ~J
Dengan menggunakan identitas vektor : ∇×(
∇× ~B)
= ∇(
∇. ~B)
−∇2 ~B
−∂o ~Q+ ∇×(
∇× ~B)
= g ~J
∂
∂t
(
∂δ~U
∂t+ ∇φγ
)
+ ∇× ~R = g ~J
∂
∂t
(
φ∂~U
∂t+ ∇φγ
)
= g ~J −∇× ~R
16
Untuk kasus non-relativistik nilai γ → 1 dan φ → 1, kecuali pada suku ∇φγ.,
kita akan dapatkan :
∇φγ = ∇
[
v2
2+
5
2
T
m
]
∂
∂t
[
∂~v
∂t+ ∇
[
v2
2+
5
2
T
m
]]
= g ~J −∇× ~ω
dengan ~ω = ∇× ~v adalah vortisitas.
∂
∂t
[
∂~v
∂t+ ∇
v2
2+ ∇
5
2
T
m
]
= g ~J −∇× ~ω
∂~v
∂t+ ∇
v2
2+ ∇
5
2
T
m=
∫
(
g ~J −∇× ~ω)
dt
dengan menggunakan identitas vektor : 12∇v2 = (~v.∇) + ~v × (∇× ~v) kita akan
mendapatkan :
∂~v
∂t+ (~v.∇)~v + ~v × ~ω + ∇
5
2
T
m=
∫
(
g ~J −∇× ~ω)
dt (3.41)
untuk kasus fluida irotasional ∇× ~v = 0 maka akan diperoleh :
∂~v
∂t+ (~v.∇)~v + ∇
5
2
T
m= g ~J (3.42)
dengan : ~J =∫
~Jdt
Bila dianggap T tetap, maka kita akan mendapatkan 2 persamaan gerak magne-
tofluida yang ekuivalen dengan persamaan gerak plasma pada persamaan (2.1)
dan (2.2) :∂J o
∂t+ ∇ ~J = 0 (3.43)
∂~v
∂t+ (~v.∇)~v = g ~J (3.44)
3.4 Model Magnetofluida dengan medan gauge
non-Abelian
Secara umum lagrangian density dari materi dapat dinyatakan dengan :
L = (∂µΦ)† ∂µΦ +1
2mΦΦ†Φ + iψ (γµ∂
µ −mψ)ψ + V (Φ) (3.45)
dengan V (Φ) adalah potensial, misalkan pada teori Φ4, V (Φ) = 14λ(
Φ†Φ)2
dan
γµ adalah matriks Dirac.
17
Interaksi antara fluida non-Abelian dengan medan gauge non-Abelian dinya-
takan dengan transformasi gauge lokal : G (n)F ⊗ G (n)G. Maka medan materi
akan ditransformasikan sebagai :
Φ → Φ′ = exp [−i (α + β)] Φ (3.46)
ψ → ψ′ = exp [−i (α+ β)]ψ (3.47)
dengan : α = αaTa dan β = βaTa. Medan materi merupakan multiplet n × 1
dengan jumlah elemen n untuk grup Lie dengan dimensi n seperti SU(n), O(n+1)
dll. Ta adalah generator dari grup Lie yang merupakan matriks Hermitian dan
traceless T †a = Ta dan TrTa = 0. Generator-generator ini memenuhi relasi komu-
tasi tertutup :
[Ta, Tb] = iCabcTc (3.48)
dengan Cabc adalah konstanta struktur antisimetrik dengan Cabc = −Cbac. Jumlah
generator dan medan gauge ditentukan oleh dimensi dari grup. Untuk grup SU(n)
atau O(n + 1) memiliki generator sebanyak n2 − 1 dan index a = 1, 2, ....n2 −
1. Lagrangian yang invarian terhadap transformasi gauge lokal diatas dapat
diperoleh dengan memasukkan suku yang mengandung medan gauge Aµa dan
medan fluida non-Abelian Bµa dengan sifat transformasi :
Aµa → A′µa ≡ Aµa +
1
gG∂µαa + CabcαbAµc (3.49)
Bµa → B′µa ≡ Bµa +
1
gF∂µβa + CabcβbBµc (3.50)
dengan gF adalah muatan untuk fluida dan gG adalah muatan gauge. Secara
umum lagrangian density materi yang invarian terhadap simetri gauge adalah :
L = Lmateri + Lkinetik + Linteraksi (3.51)
dengan :
Lkinetik = −1
4SµνaS
µνa −
1
4FµνaF
µνa
Sµνa = ∂µBνa − ∂νBµ
a + gFCabcBµbB
νc
F µνa = ∂µAνa − ∂νAµa + gGCabcA
µbA
νc
Sedangkan suku-suku interaksi pada Lagrangian density nya adalah :
18
• untuk Boson :
Lint = −gFBµaJµaF − gGAµaJ
µaG + g2
GAµaAµbΦ
†TaGTbGΦ +
g2FB
µaBµbΦ
†TaFTbFΦ + gFgGAµaBµbΦ
† (TaGTbF + TbFTaG)Φ
• untuk fermion :
Lint = −gFBµaJµaF − gGAµaJ
µaG (3.52)
dengan Jµa adalah arus materi untuk materi boson dan fermion.
dimana untuk boson dan fermion :
Jµaboson = −i(
∂µΦ†TaXΦ − Φ†TaX∂µΦ
)
Jµafermion = ψγµTaXψ
dengan : X = F,G dan ψ = ψ†γo. Untuk kasus simetri SUF (n) ⊗ SUG(n) atau
OF (n+ 1)⊗OG(n+ 1), maka TFa = TGa contohnya untuk kasus SU(2)⊗ SU(2)
maka : TFa = TGa = τa2
dimana τa adalah matriks pauli, untuk kasus SU(n)F ⊗
U(1)G generator kedua grup adalah : TaG = 1, TaF = τa2
dengan τa adalah matriks
pauli dan a = 1, 2, 3 untuk n = 2 atau untuk n = 3, TaF = λa
2dengan λa adalah
matriks Gellman dan a = 1, 2....8. Lagrangian density untuk materi dapat juga
ditulis dalam bentuk derifatif kovarian sebagai :
L = (DµΦ)†DµΦ + ψ (iγµDµ −m)ψ −1
4SµνaS
µνa −
1
4FµνaF
µνa + V (Φ) (3.53)
derifatif kovariannya adalah :
DµΦ = ∂µΦ + igGAµbTbGΦ + igFBµbTbFΦ (3.54)
Dengan Lagrangian density total ini maka kita akan dapat mempelajari dinamika
fluida non-Abelian beserta interaksinya dengan medan gauge non-Abelian.
Persamaan Gerak Magnetofluida
Persamaan gerak medan magnetofluida dapat diperoleh dari persamaan Euler-
Lagrange dalam bentuk medan Bνa :
∂µ∂L
∂ (∂µBνa)−
∂L
∂Bνa
= 0
19
Dengan mensubtitusi Lagrangian density total ke persamaan Euler-Lagrange
di atas maka akan didapatkan persamaan gerak :
DµSµν = gFJ
νF (3.55)
dengan : Sµν = Sµνa Ta dan J νF = J ν
FTa
Dµ adalah derifatif kovarian non-Abelian diperumum yang dapat dinyatakan de-
ngan representasi adjoint :
Dµ = ∂µ + igG [Aµ, ..] + igF [Bµ, ..] (3.56)
Arus kovarian dari materi boson dan fermion didefinisikan sebagai :
J νa = −i[(DνΦ)† TaFΦ − Φ†TaFD
νΦ] (3.57)
J νa = ψγνTaFψ (3.58)
3.5 Persamaan Gerak Magnetofluida non-Abelian
untuk limit non-Relatisvistik
Dari persamaan (3.55) dan dengan menggunakan kovarian derifatif (3.56), dan
untuk ν = j maka akan didapatkan :
∂µSµνa − gGCabcAµbS
µνc − gFCabcBµbS
µνc = gFJ
νa (3.59)
∂oSoja +∂iS
ija = gF
(
J ja + CabcBobS
ojc + CabcBibS
ija +
gGgFCabcAobS
ojc +
gGgFCabcAibS
ijc
)
didefinisikan medan ~Qa dan ~Ra :
Qk = Sko (3.60)
Rk = −1
2εkijSij (3.61)
Sij = εijkRk (3.62)
dalam bentuk Bµ =(
Bo, ~B)
:
~Qa = −∇Boa −
∂ ~Ba
∂t− gFCabc ~BbB
oc (3.63)
~Ra = ∇× ~Ba +1
2gFCabc ~Bb × ~Bc (3.64)
20
medan fluida didefinisikan sebagai :
Bµa =
(
φγa, φ~Ua
)
(3.65)
U ia adalah kecepatan relativistik dari medan fluida (U i
a = γavia) dan γa ≡ (1 −
v2a)
− 1
2 adalah faktor relativistik, sedangkan ~va adalah kecepatan spasial. Besaran
φ adalah medan tambahan berdimensi 1 yang ditambahkan untuk melengkapi
dimensi dan merepresentasikan distribusi dari fluida pada sistem, dan hanya ber-
gantung pada temperatur [5]. Indeks a,b,c menunjukkan aliran fluida pada ruang
internal. Model fluida yang dibuat dinyatakan oleh suku kinematik dan fungsi
distribusi yang terpisah.
dalam bentuk vektor persamaan geraknya dapat dituliskan :
−∂ ~Qa
∂t+∇× ~Ra = gF ( ~Ja−CabcBob
~Qc+Cabc ~Bb× ~Rc−gGgFCabcAob ~Qc+
gGgFCabc ~Ab× ~Rc)
dengan mensubtitusi medan ~Q dan ~R :
∂
∂t(∂ ~Ba
∂t+ ∇Bo
a + gFCabc ~BbBoc ) + ∇× (∇× ~Ba +
1
2gFCabc ~Bb × ~Bc) = (3.66)
gF ( ~Ja + CabcBob(∇Boc +
∂ ~Bc
∂t+ gFCclm ~BlB
om) +
Cabc ~Bb × (∇× ~Bc +1
2gFCclm ~Bl × ~Bm) +
gGgFCabcAob(∇B
oc +
∂ ~Bc
∂t+ gFCclm ~BlB
om) +
gGgFCabc ~Ab × (∇× ~Bc +
1
2gFCclm ~Bl × ~Bm))
Dengan mensubtitusi medan fluida pada ( 3.65 ) dan pada limit non-relativistik
nilai γ → 1, φ → 1, kecuali pada suku :∇φγa = ∇[
v2a2
+ φ]
maka kita akan da-
patkan bentuk vektor dari persamaan gerak non-relativistik Magnetofluida non-
Abelian :
∂
∂t
(
∂~va∂t
+∇v2
a
2+ ∇φ+ gFCabc~vb
)
+ ∇× (∇× ~va +1
2gFCabc~vb × ~vc) =
gF ( ~Ja + Cabc(∇v2
c
2+ ∇φ+
∂~vc∂t
+ gFCclm~vl) +
Cabc~vb × (∇× ~vc +1
2gFCclm~vl × ~vm) +
gGgFCabcAob(
∇v2c
2+ ∇φ+
∂~vc∂t
+ gFCclm~vl) +gGgFCabc ~Ab × (∇× ~vc +
1
2gFCclm~vl × ~vm))
21
dengan identitas vector : 12∇v2
a = (~va.∇)~va+~va×(∇× ~va) kita akan dapatkan
:
∂
∂t
(
∂~va∂t
+ (~va · ∇)~va + ~va × ~ωa + ∇φ+ gFCabc~vb
)
+ (3.67)
∇× ~ωa = gF
[
~Ja + ~Fa
]
dengan vektor ~Fa adalah :
~Fa = Cabc[((~vc · ∇)~vc + ~vc × ωc + ∇φ+∂~vc∂tgFCclm~vl) + ~vb × (~ωc +
1
2gFCclm~vl × ~vm) +
gGgFAob((~vc · ∇)~vc + ~vc × ωc + ∇φ+
∂~vc∂t
+
gFCclm~vl) +gGgF
~Ab × (~ωc +1
2gFCclm~vl × ~vm −
1
2∇× (~vb × ~vc))]
dimana : ~ωa = ∇× ~va adalah vortisitas. Untuk fluida irotasional ~ωa = 0, ~ωc = 0
, sehingga persamaan gerak magnetofluida non-Abelian menjadi :
∂~va∂t
+ (~va · ∇)~va + ∇φ+ gFCabc~vb = gF
∫
dt[
~J + ~Fa|irotasional
]
(3.68)
Persamaan (3.68) yang telah kita dapatkan adalah persamaan umum untuk
fluida relativistik tak berotasi. Arus ~Ja muncul akibat adanya materi yang dike-
lilingi dan berinteraksi dengan fluida, sedangkan ~Fa merupakan kontribusi dari
interaksi antar medan fluida atau interaksi medan fluida dengan medan gauge
(Aµa). Jadi lagrangian pada persamaan (3.53) dengan medan fluida yang memi-
liki bentuk seperti persamaan (3.65) dapat mendeskripsikan sistem umum yang
terdiri dari fluida relativistik yang berinteraksi dengan medan gauge dan materi.
Untuk kasus non-Abelian maka semua konstanta struktur bernilai nol, dan
indeks internal a,b,c dapat dihilangkan. Sehingga untuk kasus non-Abelian nilai
~Fa = 0 dan persamaan geraknya menjadi :
∂~v
∂t+ (~v.∇)~v + ∇φ = gF
∫
dt ~J (3.69)
seperti pada persamaan (3.42) yang telah kita dapatkan.
3.6 Aplikasi Unifikasi Magnetofluida non-Abelian
pada Plasma Quark-Gluon
Plasma quark-gluon terdiri dari quark-dan anti quark yang berinteraksi dengan
gluon-gluon dan medan elektromagnetik. Lagrangian sistem ini dinyatakan de-
22
ngan simetri gauge SU(3)F ⊗ U(1)G :
L = iQf∂/Qf −mfQfQf −1
4Sµνa Sµνa −
1
4F µνFµν − gFJµaQB
µa − qjµA
µ (3.70)
dimana gG diganti dengan q yang merupakan muatan quark. indeks f menunjukk-
an index flavor dari quark yaitu u,d,c,s,t,b. Generator TFa merupakan matriks
Gell-Mann yang dinyatakan dengan representasi fundamental λa
2(a = 1, 2, 3.....8)
dengan normalisasi :
Tr(λaλb) = 2δab (3.71)
Persamaan gerak yang diperoleh dari lagrangian QCD di atas adalah :
DµFµν = gFJ
µQ (3.72)
atau dapat dituliskan :
∂µF µνa = gFJ
µaQ + gFJ
µaG (3.73)
dengan JµaQ = Qγµ λa
2Q merupakan matrix arus dari materi quark, sedangkan JµaG
adalah arus dari gluon.
JµaG = CabcBµbSµνc (3.74)
dengan JµFa = Qγµ λa
2Q dan JµG = QγµQ.
Bentuk non-linier pada (3.74) dalam persamaan (3.73) menunjukkan bahwa
medan gluon bertindak sebagai sumber, atau dengan kata lain quanta dari medan
gluon membawa muatan warna tersendiri sehingga tanpa adanya materi dapat
menjadi sumber bagi medannya sendiri.
Secara makroskopik model ini menggambarkan sistem yang terdiri dari fluida
non-Abelian yang disusun oleh sekumpulan gluon ( gluon cloud ) dengan kera-
patan yang besar dan mengelilingi materi ( quark dan anti-quark ) dalam medan
elektromagnetik. Model ini menjelaskan hasil eksperimen dari PHENIX collabo-
ration pada BNL menggunakan RHIC yang menyatakan quark-gluon pada fireball
bersifat seperti fluida. Model ini sangat berbeda dengan model hybridmagneto-
fluid [2, 5] yang memodelkan QGP sebagai aliran fluida yang disusun oleh quark
dan anti-quark yang berinteraksi dengan medan gluon.
Komponen spasial arus fermion adalah : ~Ja = Q~γ λa
2Q. Dengan persamaan ( 3.73
) persamaan gerak relativistik QGP adalah :
∂(φγa~va)
∂t+ ∇(φγa) + gFCabcφ
2γbγc~vb = gF
∫
dt[ ~J + ~Fa] (3.75)
23
Nilai gF ditentukan oleh nilai fine structure dari interaksi kuat g2F = 4παs, di-
mana nilai αs bergantung dengan skala energi yang dipakai, contohnya pada T=
200 MeV maka nilai αs diantara 0,2 dan 0,5 dengan gF = 1, 5−2, 5. Berdasarkan
hasil eksperimen QGP memiliki kerapatan besar dan viskositas kecil seperti fluida
ideal ( ωa = 0 ). Jika kita lihat pada lagrangian QGP, fluida yang disusun oleh
gluon tidak berinteraksi dengan medan elektromagnetik, tetapi quark dan anti-
quark berinteraksi dengan medan elektromagnetik dinyatakan oleh suku terakhir
pada lagrangian.
Pada persamaan gerak ( 3.75 ), kontribusi medan elektromagnetik terdapat pada
~Fa yang dinyatakan dengan faktor q
gF
≈√
ααs
≈ O(10−1), dimana nilai muat-
an quark ekuivalen dengan muatan listrik e =√
α4π
. Jadi dapat disimpulkan
kontribusi gaya elektromagnetik sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
24
Bab 4
Perhitungan Energi
Magnetofluida berbasis Teori
Gauge
Pada bab ini kita akan menurunkan tensor energi-momentum untuk kasus umum
yaitu dari lagrangian dengan medan non-Abelian. Dengan tensor energi-momentum
tersebut kita dapat memperoleh energi total dan momentum dari sistem magne-
tofluida.
Tensor energi-momentum dapat diperoleh dari prinsip variasi, yaitu dari variasi
aksi :
δS =
∫
R
[
∂L
∂Φ− ∂µ
[
∂L
∂(∂µΦ)
]]
δΦd4x+
∫
∂R
[
∂L
∂(∂µΦ)[δΦ + [∂ν ] δx
v] −
[
∂L
∂(∂µΦ)∂ν − δµνLδx
ν
]]
Suku pertama pada suku integral permukaan merupakan variasi total dari Φ (δΦ),
sedangkan suku kedua didefinisikan sebagai tensor energi-momentum θµν :
θµν =∂L
∂ (∂µΦ)∂νΦ − δµνL (4.1)
atau :
θµν =∂L
∂ (∂µΦ)∂νΦ − gµνL (4.2)
4.1 Energi Plasma non-Abelian
Materi boson
Lagrangian umum dari materi boson dengan interaksi medan gauge dan medan
25
fluida non-Abelian adalah :
L = (DµΦ)†DµΦ −1
4SαβaS
αβa −
1
4FαβaF
αβa − V (Φ) (4.3)
dengan mensubtitusi lagrangian ini ke (4.3) akan didapatkan :
θµν = (∂µΦ)† ∂νΦ+(∂νΦ)† ∂µΦ−gFBµaJ
νaF−gGA
µaJ
µaG−S
oak∂
oBka−F
µak∂
νAka−gµνL
(4.4)
Energi dari sistem adalah komponen ke-00 :
θoo = (∂oΦ)† ∂oΦ + (∂oΦ)† ∂oΦ − gFBoaJ
oaF − gGA
oaJ
oaG − Soak∂
oBka − F o
ak∂oAka −L
sehingga :
θoo = (∂oΦ)† ∂oΦ + igFBoa
(
∂oΦ†TaΦ − Φ†Ta∂oΦ)
+ igGAoa
(
∂oΦ†TaΦ − Φ†Ta∂oΦ)
+ gGAoaJoa +
gFBoaJoa − g2
GAoaAobΦ
†TaTbΦ − g2FB
oaBobΦ
†TaTbΦ − gFgGAaoBobΦ
† (TaTb + TbTa) Φ +
(DiΦ)† (DiΦ) + V (Φ) − F oi ∂
oAia − Soi ∂oBi
a +1
4FαβaF
αβa +
1
4SαβaS
αβa
dengan :
Di = ∂i − igGAiaTaG − igFB
iaTaF (4.5)
bila suku-sukunya dipisahkan :
θoomateri+interaksi = (∂oΦ)† ∂oΦ + igGAoa∂oΦ
†TaΦ − igGAoaΦ
†Ta∂oΦ − igGAoa∂oΦ†TaΦ +
igGAoaΦ†Ta∂oΦ + igFB
oa∂oΦ
†TaΦ − igFBoaΦ
†Ta∂oΦ − igFBoa∂oΦ†TaΦ +
igFBoaΦ†Ta∂oΦ − g2
GAoaAobΦ
†TaTbΦ − g2FB
oaBobΦ
†TaTbΦ −
gFgGAoaBobΦ
† (TaTb + TbTa)Φ + (DiΦ)† (DiΦ) + V (Φ)
dengan menambahkan suku-suku berikut pada persamaan diatas maka bentuk
diatas dapat dituliskan dalam bentuk kovarian derifatif :
g2GA
oaAobΦ
†TaTbΦ − g2GA
oaAobΦ
†TaTbΦ
+g2FB
oaBobΦ
†TaTbΦ − g2FB
oaBobΦ
†TaTbΦ
+gFgGAoaBobΦ
† (TaTb + TbTa) Φ − gF gGAoaBobΦ
† (TaTb + TbTa) Φ
maka suku θoomateri+interaksi dapat dituliskan sebagai :
θoomateri+interaksi = DoΦ†DoΦ + igGAoa(
Φ†TaDoΦ −DoΦ†TaΦ
)
+
igFBoa
(
Φ†TaDoΦ −DoΦ†TaΦ
)
+ (DiΦ)† (DiΦ)
26
atau :
θoomateri+interaksi = DoΦ†DoΦ + gGAoaJoa + gFBoaJ
oa + (DiΦ)† (DiΦ) (4.6)
suku untuk medan gauge dan fluidanya adalah :
θgauge+fluida = −F oi ∂
oAia +1
4FαβaF
αβa − Soi ∂
oBia +
1
4SαβaS
αβa
= − ~Ea ·∂ ~Aa∂t
+1
2
(
Ba · Ba − ~Ea · ~Ea
)
− ~Qa ·∂ ~Ba
∂t+
1
2
(
Ra · Ra − ~Qa · ~Qa
)
dengan Ba adalah medan magnet non-Abelian.
dari persamaan (3.60) :
−~Qa ·∂ ~Ba
∂t= ~Qa ·
(
Qa + ∇Boa + gFCabc ~BbB
oc
)
= ~Qa · ~Qa + ∇ ·(
~QaBoa
)
−(
∇ · ~Qa
)
Boa + gFCabc
(
~Qa · ~Bb
)
Boc
komponen-00 dari tensor energi-momentum dapat dinyatakan :
θoo = (DoΦ)†DoΦ +(
~DΦ)†
·(
~DΦ)
+1
2
(
Ba · Ba + ~Ea · ~Ea
)
+ (4.7)
1
2
(
Ra · Ra + ~Qa · ~Qa
)
+ V (Φ) +X
dengan :
X = ∇ ·(
~EaAoa
)
−(
∇ · ~Ea
)
Aoa + gGCabc
(
~Ea · ~Ab
)
Aoc + ∇ ·(
~QaBoa
)
−(
∇ · ~Qa
)
Boa
+gFCabc
(
~Qa · ~Bb
)
Boc + gGAoaJ
oa + gFBoaJ
oa
dari persamaan gerak :
∇ · ~Ea + gGCabc ~Ab · ~Ec = gGJoa (4.8)
∇ · ~Qa + gFCabc ~Bb · ~Qc = gFJoa (4.9)
bila kita subtitusi ke dalam X maka suku-sukunya saling meniadakan kecuali suku
berikut :
X = ∇ ·(
~EaAoa
)
+ ∇ ·(
~QaBoa
)
Dengan memilih gauge yang menyatakan Aoa = 0 dan Boa = 0 ketika tidak ada
medan materi, maka integral X terhadap seluruh ruang dapat diabaikan, sehingga
27
kita akan mendapatkan hamiltonian density yang invarian terhadap transformasi
gauge lokal :
H =
∫
dVH
dimana :
H = (DoΦ)†DoΦ + ( ~DΦ)† · ( ~DΦ) +1
2(Ba · Ba + ~Ea · ~Ea) + (4.10)
1
2(~Ra · ~Ra + ~Qa · ~Qa) + V (Φ)
Dengan : ~D = ∇− igG ~AaTaG − igF ~BaTaF
Materi Fermion
Lagrangian density untuk fermion yang berinteraksi dengan medan fluida dan
medan gauge non-Abelian secara umum dapat dinyatakan sebagai :
L = iψγµDµψ −mψψ −1
4F αβa Faαβ −
1
4SαβaS
αβa (4.11)
Energi-momentum tensornya berbentuk :
θµν = iψγµ∂νψ − F µak∂
νAka − Sµak∂νBk
a − gµνL (4.12)
komponen ke-00 merupakan Hamiltonian dari sistem dapat dihitung dengan cara
yang sama seperti kasus pada boson, kita akan dapatkan :
H = −iψβ~α · ~Dψ +mψψ +1
2(Ba · Ba + ~Ea · ~Ea) +
1
2(~Ra · ~Ra + ~Qa · ~Qa) (4.13)
4.2 Energi density QGP
Sistem magnetofluida quark-gluon terdiri dari quark dan anti-quark yang berin-
teraksi dengan gluon. Secara umum rapat energinya dinyatakan dengan :
H = Hquark + Hinteraksi + Hgluon (4.14)
dimana energi quark dinyatakan dengan :
Hquark = −iQβ~α · ~∂Q+mQQQ
Suku energi interaksi dan energi gluon tergantung oleh kecepatan gluon. Pada
kecepatan gluon yang tinggi suku energi quark memiliki kontribusi yang kecil
28
pada energi sistem sehingga dapat diabaikan. Pada kecepatan gluon yang tinggi
akan terbentuk QGP, sehingga rapat energi sistem QGP adalah :
H = gFJµaBµa +
1
2(~Ra · ~Ra + ~Qa · ~Qa) (4.15)
Energi total QGP adalah H =∫
dVH , dimana V adalah volume dari fireball.
dengan kondisi ~ωa = 0 , maka ~Ra dan ~Qa didefinisikan :
~Ra =1
2gFCabcφ
2γbγc~vb × ~vc
~Qa = −∇(φγa) − φγa∂~va∂t
− gFCabcφ2γbγc~vb
suku pertama merupakan energi interaksi antara quark dan gluon sedangkan suku
kedua merupakan energi dari gluon. Jµa adalah arus empat non-Abelian materi
yang dapat dinyatakan dengan :
Jµa = Qγµλa2Q (4.16)
sehingga :
H = gFφ(ρq − ~va · ~Ja) +1
2(~Ra · ~Ra + ~Qa · ~Qa) (4.17)
dengan a = 1, ....8. Kita asumsikan quark dan gluon mengalir hanya pada sumbu
z dengan kecepatan konstan pada fireball, ~va = (0, 0, va) dan ~Ja = (0, 0, Ja).
Dengan asumsi ini, nilai ~Ra, suku pertama, dan suku kedua dari ~Qa pada suku
energi gluon dapat diabaikan.
29
Bab 5
Hasil dan Pembahasan
Telah dibuat model yang menerangkan sistem fluida dengan materi di dalam-
nya dan berinteraksi dengan medan gauge Abelian dan non-Abelian berdasarkan
prisnsip gauge. Prinsip yang digunakan adalah mengerjakan simetri gauge pada
materi ( boson dan fermion ). Untuk simetri gauge Abelian telah didapatkan
lagrangian density yang invarian terhadap transformasi gauge lokal yaitu :
L = Lboson−(eAµ+gBµ)Jµ+(e2AµA
µ+g2BµBµ+2egAµB
µ)Φ∗Φ−1
4FµνF
µν−1
4SµνS
µν
dan
L = Lfermion − (eAµ + gBµ)ψγµψ −
1
4FµνF
µν −1
4SµνS
µν
Suku-suku pada lagrangian di atas merepresentasikan interaksi-interaksi yang ter-
jadi antar medan. Pada suku ketiga terlihat bahwa terjadi interaksi antara materi
dengan medan fluida dan medan gauge. Pada suku keempat untuk lagrangian
boson terdapat suku interaksi antara medan fluida 3, medan gauge dan materi
yang dinyatakan dengan 2egAµBµΦ∗Φ. Suku ini tidak muncul pada lagrangian
fermion yang menunjukkan bahwa untuk sistem fluida dengan materi fermion
yang berada dalam medan gauge, interaksi antara medan fluida dan medan gau-
ge tidak terjadi.
Untuk simetri gauge non-Abelian telah diperoleh :
L = Lboson − gFBµaJµaF − gGAµaJ
µaG + g2
GAµaAµbΦ
†TaGTbGΦ + g2FB
µaBµbΦ
†TaFTbFΦ +
gFgGAµaBµbΦ
† (TaGTbF + TbFTaG)Φ −1
4SµνaS
µνa −
1
4FµνaF
µνa + V (Φ)
dan
L = Lfermion − gFBµaJµaF − gGAµaJ
µaG −
1
4SµνaS
µνa −
1
4FµνaF
µνa + V (Φ)
30
dengan mensubtitusi lagrangian di atas pada persamaan Euler-Lagrange maka
akan diperoleh persamaan gerak untuk masing-masing medan. Dengan persama-
an medan fluidanya adalah :
∂µSµν = gJν Abelian
atau :
DµSµν = gFJ
νF non-Abelian
bila Bµa dipandang sebagai medan fluida yang mewakili sekumpulan fluida untuk
setiap a, maka kita memiliki sistem multifluida dengan persamaan gerak seperti
di atas. Analog dengan kasus Abelian, interaksi antara medan fluida, materi
dan medan gauge hanya terdapat pada lagrangian medan boson yaitu pada suku
gFgGAµaBµbΦ
† (TaGTbF + TbFTaG)Φ.
interaksi antara medan fluida ditunjukkan pada suku pure gauge yaitu :
L = −1
4SµνaS
µνa
sebab di dalam Sµa terdapat suku −gFCabcBµbBµc.
Dari persamaan gerak fluida Abelian dapat diperoleh persamaan Maxwell untuk
medan fluida yaitu :
∇ · ~R = 0
∇× ~Q = −∂ ~R
∂t∇ · ~Q = ρ
∇× ~R−∂ ~Q
∂t= ~j
pada persamaan gerak fluida, bila Jν = 0 maka ∂µSµν = 0, dengan kata lain
∇ · Q = 0 dan ∇ × R − ∂Q
∂t= 0 yang berarti tidak terdapat sumber untuk
fluida bila tidak terdapat materi. Sedangkan pada kasus non-Abelian , untuk
Jν = 0 ( tanpa adanya materi ) akan didapatkan ∂µSµνa = gGCabcAµbS
µνc +
gFCabcBµbSµνc yang merepresentasikan Sµνa berperan sebagai sumber untuk medan
fluida itu sendiri. Hal ini disebabkan karena pada kasus Abelian medan Sµν
tidak membawa ”muatan” sehingga tidak bisa menjadi sumber bagi medannya
sendiri, sedangkan pada kasus non-Abelian medan Sµνa memiliki muatan non-
Abelian yang dapat berperan sebagai sumber untuk medan fluida itu sendiri
31
sehingga dimungkinkan adanya self interaction antar medan gauge. Hal ini mirip
dengan kasus pada relativitas umum dimana medan gravitasi membawa energi
yang sebanding dengan massa sehingga dapat berperan sebagai sumber gravitasi.
Dari persamaan gerak fluida non-Abelian dapat diturunkan persamaan gerak
umum sistem magnetofluida yaitu :
∂(γa~va)
∂t+ ∇(φγa) + gFCabcφ
2γbγc~vb = gF
∫
dt[ ~J + ~Fa] (relativistik)
atau
∂~va∂t
+ (~va · ∇)~va + gFCabc~vb = gF
∫
dt[ ~J + ~Fa] (non-relativistik)
Bentuk persamaan di atas mirip dengan persamaan gerak plasma, sehingga da-
pat disimpulkan bahwa persamaan di atas relevan terhadap plasma yang dibentuk
oleh quark dan gluon. Pada QGP medan fluida disusun oleh medan gluon dengan
materi di dalamnya adalah quark dan anti-quark yang berinteraksi dengan med-
an elektromagnetik. Untuk sistem plasma dengan medan fluida Abelian, semua
konstanta struktur bernilai nol dan nilai ~Fa = 0.
Dari lagrangian ini kita juga dapat menghitung energi total dari sistem QGP
yang dinyatakan dalam persamaan (4.17). Asumsi yang dibuat adalah kecepatan
gluon dan arus quark dianggap hanya pada sumbu z. Grafik dibawah ini me-
nunjukkan variasi nilai perbandingan energy density total QGP (4.17) dengan
energy density gluon terhadap kecepatan gluon v2. Nilai kecepatan gluon ( ke-
cuali untuk v2 ) dan arus quark untuk semua indeks diasumsikan konstan yaitu
: v1 = v3... = v8 = 0.8c dan Jq = 1. Dari grafik dapat dilihat bahwa pada
nilai kecepatan gluon rendah energi sistem magnetofluida didominasi oleh suku
interaksi quark dan gluon, hal ini dapat diinterpretasikan karena pada nilai-nilai
kecepatan ini quark dan gluon masih terikat sebagai hadron. Pada kecepatan
gluon tinggi energi sistem magnetofluida didominasi oleh energi gluon. Ketika
kecepatan gluon menjadi sangat tinggi quark dan gluon menjadi deconfined dan
akan membentuk QGP yang disusun oleh awan gluon dengan materi quark dan
anti quark.
32
Bab 6
Kesimpulan
Telah ditunjukkan bahwa dengan prinsip gauge dapat disusun sebuah lagrangian
yang invariant terhadap transformasi gauge lokal. Sebagai konsekuensinya, pada
lagrangian ini muncul suku-suku baru yang menyatakan interaksi atara medan
fluida, materi, dan medan elektromagnetik. Dari lagrangian ini dapat diperoleh
persamaan gerak plasma untuk medan fluida Abelian dan non-Abelian. Persa-
maan ini digunakan untuk menjelaskan dinamika plasma quark-gluon ( QGP )
yang dihasilkan pada eksperimen tumbukan ion berat. Dari nilai energi sistem
magnetofluida quark-gluon yang telah dihitung dapat ditunjukkan bahwa pada
nilai kecepatan gluon yang rendah, energi sistem didominasi oleh energi interaksi
antara quark dan gluon. Hal ini disebabkan karena pada nilai kecepatan gluon
yang rendah sistem quark-gluon masih membentuk hadron. Sedangkan pada ni-
lai kecepatan gluon yang tinggi energi sistem didominasi oleh energi gluon yang
menunjukkan terbentuknya fase baru yaitu plasma quark-gluon.
Model yang dibuat mendeskripsikan QGP sebagai aliran fluida gluon dengan
materi quark dan anti-quark yang berinteraksi dengan medan elektromagnetik.
Model ini mengkoreksi model QGP yang sudah ada yang menyebutkan bahwa
aliran fluida dibentuk oleh quark dan anti quark yang berinteraksi dengan med-
an gluon.
34
Lampiran A
Mekanika Kuantum Relativistik
A.1 Aljabar Dirac
Dalam mekanika kuantum relativistik, ruang dan waktu dinyatakan dalam vektor
empat sebagai berikut
xµ ≡ (x0, x1, x2, x3) ≡ (t,x) ≡ (t, x, y, z), (A.1)
disebut vektor empat kontravarian, dan vektor empat kovariannya berbentuk
xµ ≡ (x0, x1, x2, x3) ≡ (t,−x) ≡ (t,−x,−y,−z).
= gµνxν , (A.2)
dimana gµν adalah matriks transformasi
gµν =
1 0 0 00 −1 0 00 0 −1 00 0 0 −1
(A.3)
Operator differensial
∂µ =∂
∂xµ= (∂0, ∂1, ∂2, ∂3) =
(
∂
∂t,∂
∂x,∂
∂y,∂
∂z
)
=
(
∂
∂t,∇
)
(A.4)
∂µ = gµν∂ν =
(
∂
∂t,−∇
)
(A.5)
Vektor-4 energi-momentum
pµ ≡ (p0, p1, p2, p3) ≡ (E,p), pµ ≡ (p0, p1, p2, p3) ≡ (E,p) (A.6)
35
di mana berlaku relasi
pµpµ ≡ p2 = pµgµνpν = E2 − p · p = m2. (A.7)
Matriks Dirac yang digunakan adalah:
γµ ≡ (γ0, γi), γ0† = γ0 γµ = γ0㵆γ0. (A.8)
memiliki representasi matriks
γ0 = γ0 =
1 0 0 00 1 0 00 0 −1 00 0 0 −1
, γi =
(
0 σi
−σi 0
)
. (A.9)
di mana ketiga matriks Pauli, σi dinyatakan oleh
σ1 =
(
0 11 0
)
, σ2 =
(
0 −ii 0
)
, σ3 =
(
1 00 −1
)
, (A.10)
yang memenuhi hubungan antikomutatif
{
σi, σj}
≡ σiσj + σjσi = 2δij , (A.11)
dan hubungan komutatif
[
σi, σj]
≡ σiσj − σjσi = 2iǫijkσk , (A.12)
di mana ǫijk merupakan bentuk nonkovarian tensor antisimetrik Levi-Civita yang
didefinisikan kemudian pada Pers. (A.18).
Matriks Dirac γ memenuhi hubungan antikomutatif berikut
{γµ, γν} ≡ γµγν + γνγµ = 2gµν , (A.13)
dan hubungan komutatif
[γµ, γν ] ≡ γµγν − γνγµ ≡ −2iσµν , (A.14)
Pada hubungan ini
σij =
(
σk 00 σk
)
dan σ0i = i
(
0 σi
σi 0
)
. (A.15)
36
Kombinasi lainnya yang berguna adalah
γ5 ≡ iγ0γ1γ2γ3 = γ5 = 124iǫµνρσγ
µγνγργσ =
(
0 11 0
)
, (A.16)
γ5γσ = −γσγ5 = 16iǫµνρσγ
µγνγρ, (A.17)
tensor antisimetrik Levi-Civita didefinisikan sebagai
ǫµνρσ =
+1 untuk permutasi siklik−1 untuk permutasi anti − siklik
0 jika ada dua atau lebih indeks yang sama. (A.18)
Persamaan Klein-Gordon:
(� +m2)Φ = 0, � ≡ ∂µ∂ν . (A.19)
Persamaan Dirac:
(i∂/−m)Ψ = 0 dimana a/ = aµγµ. (A.20)
Di dalam ruang momentum
(p/−m)u(p, s) = 0 , (A.21)
(p+m)v(p, s) = 0 , (A.22)
dimana u(p, s) dan v(p, s) adalah spinor-spinor Dirac. Hubungan kelengkapan
spinor Dirac
∑
s=1,2
= u(s)(p, s)u(s)(p, s) = (p/+m) (A.23)
∑
s=1,2
= v(s)(p, s)v(s)(p, s) = (p/−m) (A.24)
A.2 Natural Units
Pada fisika partikel, untuk menyederhanakan perhitungan biasanya digunakan
sistem satuan yang disebut Natural Units. Dimana pada sistem ini nilai konstanta
c dan ~ diambil sama dengan satu :
~ = c = 1 (A.25)
Hal ini memudahkan kita dalam perhitungan, sebab faktor ~ dan c sangat
sering muncul pada perhitungan. Tetapi pada hasil akhir kita harus merubah
37
besaran yang kita dapat dalam sistem satuan yang sebenarnya.
Sekarang kita akan melihat implikasi dari pemilihan nilai ~ dan c ini :
• c = 1
Pada sistem satuan MKS, c memiliki nilai :
c ≃ 3 · 108m/s (A.26)
dengan memilih nilai c = 1 sedangkan kecepatan memiliki dimensi :
[c] = [L][T ]−1 (A.27)
kita akan mendapatkan satuan panjang akan sama dengan satuan waktu.
Jadi, panjang dan waktu akan memiliki dimensi yang sama :
[L] = [T ]
dengan cara yang sama, dari hubungan energi- momentum pada relativitas
khusus :
E2 = p2c2 +m2c4 (A.28)
kita dapat melihat bahwa pemilihan nilai c = 1 akan menyebabkan energi,
massa, dan momentum memiliki dimensi yang sama. Satuan momentum
yang biasa kita gunakan adalahMev/c atauGev/c dan massa yaituMev/c2
atau Gev/c2 akan menjadi Mev atau Gev ketika c = 1.
• ~ = 1
nilai dari konstanta Planck adalah :
~ = 6, 6 · 10−22Mevs (A.29)
dimensi dari ~ adalah energi-waktu, sehingga :
[~] = [M ][L]2[T ]−1 (A.30)
dengan mengambil nilai ~ = 1 maka kita akan mendapatkan hubungan
antara [M], [L], dan [T]. Karena dimensi [L] dan [T] sama, maka :
[M ] = [L]−1 = [T ]−1 (A.31)
38
Lampiran B
Analisis Tensor
Hukum-hukum fisika haruslah tidak bergantung pada sistem koordinat yang di-
pergunakan untuk menyatakan dalam bentuk matematik, apabila hukum-hukum
ini berlaku. Studi terhadap konsekuensi-konsekuensi dari persyaratan ini menju-
rus pada analisis tensor yang memainkan peranan penting dalam teori relativitas
umum, mekanika, teori elektromagnetik, dan teori medan kuantum.
B.1 Transformasi Koordinat
Misalkan (x1, x2, .........xN ) dan (x′1, x′2, .........x′N ) adalah koordinat-koordinat se-
buah titik dalam dua buah kerangka acuan yang berbeda. Maka, transformasi
koordinat dari kerangka acuan yang satu ke yang lainnya dinyatakan dengan :
x′k = x′k(x1, x2, .......xN ) (B.1)
xk = xk(x′1, x′2, .......x′N ) (B.2)
B.2 Vektor-Vektor Kontravarian dan Kovarian
Jika N buah besaranA1, A2, ......AN dalam sebuah sistem koordinat (x1, x2, .........xN )
berhubungan dengan N buah besaran-besaran lainnya A′1, A′2, ......A′N pada sis-
tem koordinat yang lain (x′1, x′2, .........x′N ) melalui persamaan transformasi :
A′p =∂xp
∂x′qAq (B.3)
p = 1, 2, ........N
39
dengan indeks berulang adalah penjumlahan indeks tersebut dari 1, 2, ........N ,
maka besaran-besaran ini disebut komponen dari vektor kontravarian atau ten-
sor kontravarian rank satu.
jika N buah besaranA1, A2, ....., AN dalam sebuah sistem koordinat (x1, x2, .........xN )
berhubungan dengan N buah besaran lainnya A′1, A
′2, ....., A
′N dalam sistem koo-
rdinat (x′1, x′2, .........x′N ) melalui persamaan transformasi :
A′p =
∂xq
∂x′pAq (B.4)
maka besaran-besaran ini disebut komponen-komponen dari vektor kovarian atau
tensor kovarian rank dua.
B.3 Tensor-Tensor Kontravarian, Kovarian dan
Tensor campuran
JikaN2 buah besaran-besaranAqs dalam sebuah sistem koordinat (x1, x2, .........xN )
berhubungan dengan N2 buah besaran-besaran yang lainnya A′pr dalam sistem
koordinat (x′1, x′2, .........x′N ) melalui persamaan transformasi :
A′pr =∂x′p
∂xq∂x′r
∂xsAqs (B.5)
maka besaran-besaran ini disebut komponen-komponen kontravarian dari sebuah
tensor rank dua.
N2 buah besaran Aqs disebut komponen-komponen kovarian dari sebuah tensor
rank dua jika :
A′pr =
∂xq
∂x′p∂xs
∂x′rAqs (B.6)
begitu pula N2 buah besaran Aqs disebut komponen-komponen dari sebuah tensor
campuran rank dua jika :
A′pr =
∂x′p
∂xq∂xs
∂x′rAqs (B.7)
contoh yang biasa kita temui adalah delta kronecker δjk.
B.4 Tensor Simetrik dan Asimetrik
Sebuah tensor dikatakan simetrik terhadap kedua indeks kontravarian atau ko-
variannya jika komponen-komponennya tetap tidak berubah dalam mempertu-
40
karkan kedua indeks tersebut. Jadi jika Amprqs = Apmrqs maka tensornya simetrik
dalam m dan p. Sebuah tensor disebut antisimetrik terhadap kedua indeks kon-
travarian atau kovariannya jika komponen-komponennya berubah tanda dalam
mempertukarkan kedua indeks tersebut. Jadi jika Amprqs = −Apmrqs maka tensornya
anti simetrik dalam m dan p.
41
Daftar Acuan
[1] A. Fajarudin, A. Sulaiman, T.P. Djun, and L.T. Handoko.
Magnetofluid Unification in the Yang-Mills Lagrangian.
arXiv:physics.0508219v3.(2008).
[2] B.A. Bambah, S.M. Mahajan and C. Mukku. Yang-Mills magnetofluid
unification. Phys.Rev. Lett. 97, 072301 (2006).
[3] Donald. H.Perkins. Introduction to High Energy physics. World Scien-
tific. 1992.
[4] Ryder, L.H. Quantum Field Theory. Cambridge University Press. (1996).
[5] S.M. Mahajan. Temperature-Transformed “Minimal coupling“:
Magnetofluid unification.90,0335001 (2003)
[6] T.Muta. Foundation of Quantum Chromodynamics. World scientific,
singapore.1987
[7] Markus. H.Thoma.The Quark-Gluon Plasma Liquid. arXiv:Physics,hep-
ph/040921v2.2004
[8] Halzen and Martin.Quarks and Leptons: An Introductory Course in
Modern Particle Physics.1984
[9] Horace, Lamb. Hydrodynamics. Dover Publication,Inc.1945
[10] Solomon Gartenhaus. Element of Plasma Physics. Holt,Rinehart and
Wiston.1964
[11] Letessier, J and Rafel,J. Hadron and Quark Gluon Plasma. Cambridge
University Press. 2002.
42