Upload
irvan-sii-coffee
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 Dilema Ruu Kuhp Tentang Santet
1/2
DILEMA RUU KUHP TENTANG SANTET
Istilah santet dalam Bahasa Jawa sering disebut juga dengan tenung /
teluh. Yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara bahasa tenung
berarti kepandaian mengetahui sesuatu yang gaib, atau juga bisa diartikan ilmu
hitam untuk mencelakakan orang. Menurut politikus yang juga tokoh
supranatural, Permadi, santet itu sendiri terdiri atas dua bagian. Yakni black
magic, yang ingin membunuh dan white yang ingin menolong.
Kejahatan santet di Indonesia akhir-akhir ini kembali mencuat dan ramai
bicarakan, terlebih di media masa. Padahal santet itu sendiri sudah lama ada dan
terjadi. Namun semenjak sering tayangnya kasus Adi Bing Slamet versus Eyang
Subur di infotainment baru-baru ini, membuat santet kembali ramai
diperbincangkan. Aktifitas santet baik dari pelaku santet atau penyantet dankorban santet memang sulit dipercaya oleh akal pikiran yang rasional. Oleh sebab
itu sangat sulit untuk membuktikan kebenarannya.
Rancangan Undang-undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana
mengenai santet kembali di uji. Terbukti oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat
komisi III yang akan melakukan study banding ke Belanda demi membahas santet
yang akan di rumuskan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Namun
demikian banyak pro dan kontra mengenai study banding ini. Bahkan lebih dari
itu pro dan kontra juga sampai pada penting atau tidaknya membahas RUU KUHP
terkait santet. Mantan pimpinan KPK, Chandra M Hamzah menilai perdebatan
pasal santet di rancangan KUHP tidak sehat. Secara tegas, dia mengagumi
Belanda yang tidak memasukkan pasal santet dalam KUHP nya dan yang
diterapkan di Indonesia.
Kedudukan santet dalam fakta pembuktian memang sulit di buktikan. Soal
barang bukti oleh korban santet seperti paku, kawat, batu dan lain sebagainya
memang ada. Namun bagaimanakah membuktikan pelakunya memang benar si
A.Terlalu dini jika sebuah sangkaan di jatuhkan pada seseorang misalnya si A.
Terlebih lagi di Indonesia berlaku azas pra duga tak bersalah. Ini menempatkan
santet yang menjadi dilematis dimata hukum.
RUU KUHP tentang santet bukan UU santet. Dimyati natakusumah
anggota komisi III DPR RI mengatakan bahwa RUU KUHP santet bukan berisi
tentang santet karena tidak ada istilah santet didalamnya melainkan tindak pidanapenipuan khusus. Ia menjelaskan bahwa RUU KUHP ini berfungsi sebagai delik
aduan. Misalnya ada orang yang tertipu oleh orang lain yang mengaku dukun, lalu
orang tersebut diperas dan ditipu, Kemudian orang itu mengadukan orang lain
tersebut. Itulah yang ada dalam RUU KUHP tentang santet. Menurutnya RUU
KUHP ini juga membantu masyarakat yang menjadi korban penipuan dukun
santet. Serta membantu orang-orang yang difitnah sebagai dukun santet yang
akhirnya dihakimi masa.
Melihat fakta yang ada mengenai santet, saya memandang bahwa kasus
santet akan berada pada kedudukan yang dilematis dimata hukum. Karena
memang sulit untuk membuktikkan pelaku santet namun juga melihat kenyataan
yang terjadi bahwa santet itu saya yakini ada dan terjadi di Indonesia. Dan bahwa
http://www.tribunnews.com/tag/santethttp://www.tribunnews.com/tag/santet7/30/2019 Dilema Ruu Kuhp Tentang Santet
2/2
pemerintah juga sudah tanggap atas kasus santet dengan RUU KUHPnya menjadi
titik dimana menurut saya pemerintah mencoba untuk menjadi penengah antara
pro dan kontra soal santet.
NAMA : IRFAN ZIDNY
NPM : 0620061711 / Semester IV
KELAS : S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia / SORE