23
TIK: Mahasiswa dapat memilih kata yang tepat dalam menyusun kalimat

Diksi Dan Logika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

slide kuliah bahasa indonesia

Citation preview

TIK: Mahasiswa dapat memilih kata yang tepat dalam

menyusun kalimat

Dua syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan kata:

1. Ketepatan: kemampuan kata mewakili gagasan dengan tepat, contoh: pemakaian kata memakai dan menggunakan dalam kalimat di bawah ini:

Ana memakai baju baru.

Ana menggunakan pensil dalam menulis.

2. Kesesuaian: pemakaian kata yang cocok dengan situasi kebahasaan tersebut, contoh: kata dapat dan kata bisa.

Mahasiswa bisa mengerjakan soal UTS dengan cepat dan tepat. (bahasa lisan)

Mahasiswa dapat mengerjakan soal UTS dengan cepat dan tepat. (bahasa tulisan)

Ada Sembilan hal yang harus diperhatikan 1. Makna Denotasi dan konotasi

2. Bedakan kata-kata bersinonim

3. Hindari kata-kata ciptaan sendiri

4. Hati-hati pemakaian istilah dan akhiran asing

5. Bedakan kata umum dan kata khusus

6. Perhatikan perubahan makna kata

7. Perhatikan nilai-nilai sosial

8. Hindari penggunaan kata-kata klise

9. Hindari pemakaian kata nonbaku

1. Makna Denotasi dan Konotasi Makna Denotasi: makna sebenarnya

Makna konotasi: sebuah kata memiliki arti lebih dari satu. :

1. amplop: selain berarti positif (sampul surat) juga berarti negatif (suap)

2. jatuh: berarti positif (mengalami kecelakaan) juga berarti negatif (kehilangan jabatan)

2. Bedakan kata-kata bersinonim

Perhatikan pemakaian kata mengandung, hamil, bunting dalam kalimat di bawah ini:

Ibu telah mengandung kita selama sembilan bulan.

Ibu saya sedang hamil tujuh bulan.

Sapi saya sudah bunting.

Apakah ketiga kata tersebut dapat saling menggantikan?

3. Hindari kata-kata ciptaan sendiri Kata-kata yang dipakai dalam

kalimat adalah kata yang sudah dibakukan. Namun, kalau menggunakan kata ciptaan sendiri, perlu menggunakan tanda petik dua.

4. Hati-hati pemakaian istilah dan akhiran asing

Pemakaian akhiran asing perlu dicermati karena imbuhan asing memiliki arti tertentu pula, contoh: demokrasi, demokratisasi, demokratis, demokrat

5. Bedakan kata umum dan kata khusus Kata umum biasanya digunakan dalam

kehidupan sehari-hari dan dimengerti oleh semua orang

Kata khsusus biasanya digunakan dalam bidang ilmu tertentu dan dapat dilihat di glosarium istilah

Contoh:

makanan pakan

sampah limbah

6. Perhatikan perubahan makna kata

Kata mengalami perluasan dan penyempitan makna.

7. Perhatikan nilai-nilai sosial

Dalam bahasa Indonesia, kita harus memerhatikan norma-norma yang ada.

Perhatikan pemakaian kata dia dan beliau dalam kalimat di bawah ini

Bapak Widjoyo Nitisastro telah meninggal dan saya sangat merasa kehilangan beliau.

Alisa adalah teman saya dan dia sangat rajin.

8.Hindari penggunaan kata-kata klise Dalam penulisan karya ilmiah, tidak

diperkenankan menggunakan kata-kata klise, seperti dalam kata pengantar dan manfaat tulisan. Contoh:

Mudah-mudahan penelitian ini berguna bagi kita semua.

Mudah-mudahan penemuan ini dapat bermanfaat bagi bidang ilmu.

9.Hindari pemakaian kata nonbaku

Kata nonbaku hanya digunakan dalam bahasa lisan tidak dalam bahasa tulisan,

Penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta (evidensi) untuk menarik kesimpulan

Unsur penalaran fakta dan proposisi.

Fakta : sesuatu yang benar-benar terjadi atau ada.

Proposisi : pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau

ditolak karena kesalahannya.

l generalisasi

analogi

hub kausal

induktif

Proses

Penalaran

silogisme

deduktif

entimen

Induktif (khusus – umum)

Generalisasi (menarik kesimpulan umum

Contoh

Besi dipanaskan volumenya memuai.

Tembaga dipanaskan memuai.

Kuningan dipanaskan memuai.

Platina dipanaskan memuai.

Jadi, logam memuai bila dipanaskan.

Analogi : menarik kesimpulan atas kebenaran suatu gejala berdasarkan gejala khusus lainnya yang peranannya sangat esensial.

Hubungan kausal (lihat diktat)

Deduktif (umum – khusus)

● Silogisme terjadi dari tiga proposisi (premis mayor, premis minor, dan konklusi)

Contoh

P.myr : Semua mahasiswa IPB cerdas.

P.mnr : Keisa mahasiswa IPB.

Konklusi : Keisa cerdas.

● Entimen : silogisme yang tidak memiliki premis mayor karena premis mayor sudah diketahui umum.

Contoh

Keisa harus tinggal di asrama karena ia seorang mahasiswa TPB, IPB.

Kalimat yang baik tidak boleh

mengandung makna ganda atau

ketaksaan.

☹ Perhatikan kalimat-kalimat berikut

1. Mahasiswa yang memecahkan

cawan kaca harap segera diganti.

2. Semua gelas pecah dipukul batu

8. Logika

3. Bapak rektor baru menasihati kami

untuk rajin belajar.

4. Siswa yang menyontek akan mendapat hukuman penjara di Banglades.

5. Masyarakat sekitar Situ Gintung membutuhkan bantuan dari masya-

rakat luas yang baru saja mendapat musibah gempa bumi.

TERIMA KASIH