52
UNIVERSITAS INDONESIA RANCANG BANGUN MODEL SIMULATOR TEKNIK PENANGGULANGAN GENANGAN AIR (BANJIR) DI AREA BAWAH JALAN LAYANG (FLYOVER) SKRIPSI ILMA AINUR RIZA 0806365936 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM SARJANA EKSTENSI DEPOK DESEMBER 2010

digital_20249299-R231085

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zzzz

Citation preview

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    RANCANG BANGUN MODEL SIMULATOR

    TEKNIK PENANGGULANGAN GENANGAN AIR (BANJIR)

    DI AREA BAWAH JALAN LAYANG (FLYOVER)

    SKRIPSI

    ILMA AINUR RIZA

    0806365936

    FAKULTAS TEKNIK

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI

    DEPOK

    DESEMBER 2010

    egiStempel

  • ii

    UNIVERSITAS INDONESIA

    RANCANG BANGUN MODEL SIMULATOR

    TEKNIK PENANGGULANGAN GENANGAN AIR (BANJIR)

    DI AREA BAWAH JALAN LAYANG (FLYOVER)

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik

    ILMA AINUR RIZA

    0806365936

    FAKULTAS TEKNIK

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI

    DEPOK

    DESEMBER 2010

  • iii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

    Dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

    Telah saya nyatakan dengan benar

    Nama : Ilma Ainur Riza

    NPM : 0806365936

    Tanda Tangan :

    Tanggal : 17 Desember 2010

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • iv

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi ini diajukan oleh :

    Nama : Ilma Ainur Riza

    NPM : 0806365936

    Program Studi : Teknik Elektro

    Judul Skripsi : Rancang Bangun Model Simulator Teknik Penanggulangan

    Genangan Air (Banjir) Di Area Bawah Jalan Layang

    (Flyover)

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

    sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

    Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

    Universitas Indonesia

    DEWAN PENGUJI

    Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M K, MT. (...........................)

    Penguji : Aji Nur Widyanto ST, MT. (......................................)

    Penguji : Ir. Amien Rahardjo MT. (......................................)

    Ditetapkan di : Depok

    Tanggal : 5 Januari 2011

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • v

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikannya seminar

    ini.

    Penulisan seminar ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

    mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan Elektro pada Fakultas Teknik Universitas

    Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

    pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan seminar ini. Oleh karena

    itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

    (1) Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M K. MT, selaku dosen pembimbing dalam

    menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini;

    (2) Aji Nur Widyanto ST, MT. dan Ir. Amien Rahardjo MT., selaku dewan

    penguji yang banyak memberi masukan dan arahan untuk lebih sempurnanya

    Skripsi ini;

    (3) Kedua orang tua, adik-adik, dan semua keluarga penulis yang telah

    memberikan bantuan dukungan moral dan material; dan

    (4) Sahabat-sahabatku semua yang telah banyak membantu dengan ide dan tenaga

    dalam menyelesaikan Skripsi ini.

    Akhir kata, Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak

    yang telah banyak membantu. Semoga seminar ini membawa manfaat bagi

    pengembangan ilmu.

    Depok, 17 Desember 2010

    Penulis

    Ilma Ainur Riza

    NPM. 0806365936

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • vi

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

    bawah ini:

    Nama : Ilma Ainur Riza

    NPM : 0806365936

    Program studi : Teknik Elektro

    Departemen : Teknik Elektro

    Fakultas : Teknik

    Jenis Karya : Skripsi

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

    Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneklusof (Non-exclusive Royalty-

    Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

    Rancang Bangun Model Simulator Teknik Penanggulangan Genangan Air

    (Banjir) Di Area Bawah Jembatan Layang (Flyover)

    beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

    Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalih

    media/format, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan

    mempublikasikan skripsi saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap

    mencantumkan nama saya sebagai pemilik Hak Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Depok

    Pada tanggal : 17 Desember 2010

    Yang menyatakan

    ( Ilma Ainur Riza )

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • vii

    ABSTRAK

    Nama : Ilma Ainur Riza

    Program Studi : Teknik Elektro

    Judul : RANCANG BANGUN MODEL SIMULATOR TEKNIK

    PENANGGULANGAN GENANGAN AIR (BANJIR) DI

    AREA BAWAH JALAN LAYANG (FLYOVER)

    Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan membuat rancang bangun

    model simulator teknik penanggulangan genangan air (banjir) di area bawah jalan

    layang (flyover) dengan menggunakan PLC OMRON SYSMAC CPM2A sebagai

    pengendali sistem otomatisnya. Sistem otomatis ini digunakan untuk

    mengendalikan kerja dua buah pompa air. Limpahan air hujan yang terkumpul di

    reservoir sebagian akan dipompakan ke sebuah tendon penampung air. Air tendon

    tersebut digunakan untuk menyemprot jalan raya pada saat suhu mencapai nilai

    tertentu. Selain dua pompa tersebut, sistem juga mengendalikan sebuah solenoid

    valve membuka dan menutup saluran air untuk menyiram taman. Sensor hujan

    sebagai penanda bahwa lingkungan sedang terjadi hujan. Dimana inputan ini

    memberi sinyal ke PLC untuk mengendalikan kerja pompa penyemprot jalan dan

    valve penyiram taman. Water Level Control (WLC) digunakan sebagai inputan

    tinggi permukaan air pada reservoir dan tendon. Logika high dan low dari sensor

    ini digunakan PLC sebagai inputan pengendalian ON-OFF pompa. Sensor suhu

    yang digunakan adalah thermocouple yang dipadukan dengan Temperature

    Controller sehingga dihasilkan logika 1 atau 0 sebagai inputan PLC. Saat sistem

    dijalankan, timer harian akan bekerja secara otomatis. Pewaktu ini digunakan

    sebagai pengendali rutin waktu penyiraman taman. Dari percobaan terhadap alat

    didapatkan kesimpulan bahwa waktu rata-rata pengisian adalah 2,99 detik

    sedangkan waktu pengosongan adalah 5,5 detik oleh valve dan 3,73 detik oleh

    pompa penyiram jalan.

    KATA KUNCI : PLC, Genangan Air, Banjir, Penanggulangan Banjir, Reservoir,

    Penyiram Taman, Penyiram Jalan.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • viii

    ABSTRACT

    Name : Ilma Ainur Riza

    Study Program : Electrical Engeneering

    Title : MODEL DESIGN OF SIMULATOR OF A TACHNIQUE

    OF PUDDLE PREVENTION (FLOODING) IN THE

    UNDER FLYOVER AREA

    This thesis aims to design and create model design of simulator of a

    technique of puddle prevention (flooding) in the under overpass area using

    OMRON PLC SYSMAC CPM2A as automatic control system. The automated

    system is used to control two water pumps. Overflow of rain water collected in the

    reservoir will be pumped into a tendon. Water collected in the tendon is used to

    spray the highway when the temperature reaches a certain value. In addition to

    these two pumps, the system also controls a solenoid valve opened and closed the

    canal water for watering gardens. Rain sensor is used as signifying that the

    environment is going to rain. Where this input signal to the PLC to control the

    road pump and valves. Water Level Control (WLC) is used as input of water level

    of reservoir and tendon. The logic high and low of this sensor is used as input

    PLC ON-OFF control of the pump and the valve. Thermocouple sensors used are

    combined with the Temperature Controller so that the resulting logic 1 or 0 as the

    input of the PLC. When the system starts up, daily timer will work

    automatically. The timer is used as a routine control of time watering the garden.

    From the experiments gotten conclusion that the system need 2.99 second for

    filling process by storage pump and need 5.5 second to discharge process by valve

    and need 3.73 second by road sprinkler pump.

    KEYWORDS: PLC, Puddle Water, Flood, Flood Control, Reservoir, Park

    Sprinklers, Road Sprinklers.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman Sampul ............................................................................................................. i

    Halaman Judul ................................................................................................................. ii

    Halaman Pernyataan Orisinalitas .................................................................................... iii

    Halaman Pengesahan ...................................................................................................... iv

    Ucapan Terima Kasih ...................................................................................................... v

    Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk

    Kepentingan Akademis ................................................................................................... vi

    Abstrak ............................................................................................................................ vii

    Daftar Isi.......................................................................................................................... ix

    Daftar Gambar ................................................................................................................. xi

    Daftar Tabel .................................................................................................................... xii

    BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................... 4

    1.3. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5

    1.4. Tujuan .......................................................................................................... 5

    1.5. Metodologi Penelitian .................................................................................. 6

    1.6. Sistematika Penulisan .................................................................................. 6

    BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................................... 7

    2.1. Programmable Logic Controller (PLC) ...................................................... 7

    2.1.1. Prinsip Kerja PLC..................................................................... .......... 9

    2.1.2. Bahasa Pemrograman PLC............................................................. .... 12

    2.1.3. PLC Omron CPM2A..................................................................... ...... 13

    2.2. CX-Programmer Software ........................................................................... 14

    2.3. Selenoid Valve .............................................................................................. 15

    2.4. Pompa Air .................................................................................................... 17

    2.5. Sensor ........................................................................................................... 18

    2.5.1. Limit Switch..................................................................... .................... 18

    2.5.2. Temperature Controller................................................................. ..... 18

    2.5.3. Water Level Controller (WLC)............................................................ 19

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • x

    BAB 3 PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM ........................................ 21

    3.1. Cara Kerja Sistem ........................................................................................ 21

    3.2. Perancangan Perangkat Lunak (Software) ................................................... 22

    3.2.1. Block Diagram Sistem ........................................................................ 22

    3.2.2. Alokasi Input dan Output .................................................................... 22

    3.2.3. Membuat Ledder Diagram dengan CX-Programmer ......................... 23

    3.3 Perancangan Alat Simulasi ........................................................................... 26

    3.3.1. Alat dan Bahan .................................................................................... 26

    3.3.2. Proses Pembuatan Alat Simulasi ......................................................... 28

    BAB 4 PENGUJIAN SISTEM ..................................................................................... 33

    4.1. Pengujian Sensor .......................................................................................... 33

    4.1.1. Sensor Level Air pada Reservoir ........................................................ 33

    4.1.2. Sensor Level Air pada Tandon ............................................................ 34

    4.2. Pengujian Pompa .......................................................................................... 35

    4.2.1. Kondisi Pengisian ............................................................................... 35

    4.2.2. Kondisi Pengosongan .......................................................................... 36

    BAB 5 KESIMPULAN ................................................................................................. 38

    DAFTAR REFERENSI ................................................................................................ 39

    LAMPIRAN ................................................................................................................... 40

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Blok Diagram PLC .................................................................................. 9

    Gambar 2.2 Blok Diagram CPU Pada PLC ..................... ......................................... 10

    Gambar 2.3 Ilustrasi dari PLC Scanning............. ........................................................ 12

    Gambar 2.4 Contoh Ledder Diagram.......................................................................... 13

    Gambar 2.5 PLC OMRON CPM2A ............................................................................... 13

    Gambar 2.6 Konfigurasi Solenoid Valve ..................................................................... 16

    Gambar 2.7 Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal ................................................... 17

    Gambar 2.8 Limit Switch ............................................................................................. 18

    Gambar 2.9 Thermocouple .......................................................................................... 19

    Gambar 2.10 E5CN OMRON Temperature Controller................................................. 19

    Gambar 2.11 Water Level Control(WLC) ..................................................................... 20

    Gambar 3.1 Flow Chart Sistem ................................................................................... 21

    Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem .............................................................................. 22

    Gambar 3.3 Ledder Diagram peng-update Fungsi Kalender ...................................... 24

    Gambar 3.4 Ledder Diagram Kendali Valve Penyiram Taman (V1).......................... 24

    Gambar 3.5 Ledder Diagram Sensor Level Air .......................................................... 25

    Gambar 3.6 Ledder Diagram Kendali Pompa Pengisi Tandon (M1) ......................... 25

    Gambar 3.7 Ledder Diagram Kendali Pompa Penyiram Jalan (M2) .......................... 26

    Gambar 3.8 Alat Simulasi ........................................................................................... 29

    Gambar 3.9 Wiring Diagram Sistem ........................................................................... 29

    Gambar 3.10 CX-Programmer pada Start Menu ........................................................... 30

    Gambar 3.11 Tampilan Awal CX-Programmer ............................................................ 30

    Gambar 3.12 Tampilan Ledder Diagram Program ....................................................... 31

    Gambar 3.13 Tampilan Transfer To PLC ..................................................................... 31

    Gambar 3.14 Tampilan Download Options .................................................................. 32

    Gambar 3.15 Tampilan Peringatan Perubahan Program PLC ....................................... 32

    Gambar 3.16 Tampilan Download Succesful................................................................ 32

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Data Alih Fungsi Lahan DAS Ciliwung ........................................................... 1

    Tabel 1.2 Data Perubahan Paramater Hidrologi Banjir .................................................... 2

    Tabel 1.3 Panduan Umum Volume Sumur Resapan per Lahan Tertutup ......................... 3

    Tabel 2.1 Indikator Lampu PLC OMRON CPM2A ......................................................... 14

    Tabel 2.2 System Requirments .......................................................................................... 15

    Tabel 3.1 Daftar Alamat Masukan PLC ............................................................................ 22

    Tabel 3.2 Daftar Alamat Keluaran PLC ............................................................................ 23

    Tabel 3.3 Daftar Alat dan Bahan....................................................................................... 26

    Tabel 4.1 Pengujian Respon Sensor Level Air pada Reservoir ........................................ 33

    Tabel 4.2 Pengujian Respon Sensor Level Air pada Tandon ........................................... 34

    Tabel 4.3 Pengujian Pompa Kondisi Pengisian ............................................................... 35

    Tabel 4.4 Pengujian Pompa dan Valve Kondisi Pengosongan ........................................ 36

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 1 Universitas Indonesia

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Banjir, permasalahan yang tak kunjung lepas dari Jakarta, dan malah

    dalam perkembangannya, intensitas, frekuensi dan distribusi banjir terus

    mengalami peningkatan. Tercatat banjir besar yang pernah terjadi di Jakarta

    adalah pada 1621, 1654, 1918, 1942, 1976, 1996, 2002, dan 2007.

    Salah satu faktor utama meningkatnya banjir di Jakarta, menurut Peneliti

    Utama Bidang Hidrologi dan Pengelolaan DAS di Pusat Teknologi Sumberdaya

    Lahan, Wilayah dan Mitigrasi BPPT Sutopo Purwa Nugroho, adalah pengalihan

    fungsi lahan dan resapan air menjadi lahan terbangun, dengan Intensitas

    Pemanfaaatan Lahan (IPH) mencapai 90,33% pada tahun 2009.

    Adanya pengalihan fungsi lahan dan resapan menjadi lahan terbangun

    yang kebanyakan dari beton menyebabkan makin banyaknya limpasan air hujan

    seiring meningkatnya curah hujan.

    Tabel 1.1 Data Alih Fungsi Lahan DAS Ciliwung

    Berdasarkan data statistik, curah hujan rata-rata di Indonesia adalah 2779

    mm pertahun. Misalkan untuk di Jakarta curah hujan sekitar 2500 mm per tahun,

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 2

    Universitas Indonesia

    dengan jumlah hari hujan 180 hari/tahun. Jika dihitung secara sederhana maka

    intensitas huajn rata-raata adalah 2500/180 mm/hari-hujan sama dengan 13,88

    mm/hari-hujan atau sama dengan 0,01388 m/hari-hujan. Jika terdapat tahan seluas

    100 m2tertutup banguna beton, maka jumlah limpasan yang terjadi dapat dihitung

    dengan rumus : Q = C I A diman C : coefisien run off, I : intensitas hujan(m), A :

    luas lahan (m2). Jika koefisien run off untuk bangunan dan beton adalah 0,95,

    maka jumlah air hujan yang menjadi limpasan adalah sebesar 0,95 x 0,01388 x

    100 sama dengan 1,318 m3 tiap hari-hujan.

    Seharusnya, bencana banjir sudah bisa teratasi dengan adanya 13 sungai

    yang melewati Jakarta, seperti sungai Angke, Buaran, Cakung, Cipinang, Grogol,

    Jati Kramat, Kalibaru Barat, Kalibaru Timur, Krukut, Mookervart, Pasanggrahan,

    dan Sunter, dan 3 kanal buatan seperti Banjir Kanal Bara (BKB), Banjir Kanal

    Timur (BKT), dan Sistem Drainase Cengkareng. Tetapi kenyataanya bahwa

    kemampuan mengatuskan debit air dari sungai dan kanal yang ada sangat jauh

    dari rencana, yakni hanya kisaran 17% hingga 80%.

    Tabel 1.2 Data Perubahan Parameter Hidrologi Banjir

    Dalam kaitannya dengan kelancaran berlalu-lintas, banjir atau genangan

    air merupakan faktor yang makin memperparah tingkat kemacetan. Tengok saja

    daerah-daerah seperti jalan Yosudarso, jalan A. Yani, Kemanggisan, jalan

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 3

    Universitas Indonesia

    Pramuka, dan underpass Cawang, merupakan beberapa jalur yang biasa banjir

    saat hujan turun. Kemacetan parah akibat banjir yang terbaru adalah pada 25

    Oktober 2010. Banjir ini hampir terjadi di seluruh jalan-jalan protocol ibukota,

    seperti di jalan Gatot Subroto yang menyebabkan kepadatan lalu-lintas dari arah

    Semanggi, Rasuna Said, dan Senopati. Kemacetan juga terjadi dari arah Otista,

    Dewi Sartika, dan Pancoran karena terjadi banjir di depan gedung Wika dan

    underpass Cawang. Begitu pula kemacetan di jalan TB Simatupang juga karena

    genangan air.

    Untuk mengatasi banjir Jakarta, lanjut Sutopo, perlu dilakukan dengan 2

    upaya mendasar, yaitu, upaya strukturan dan nonstructural. Upaya struktural

    meliputi mencegah meluapnya banjir hingga ketinggian tertentu dengan tanggul,

    merendahkan elevasi muka banjir dengan normalisasi, sudetan, banjir kanal,

    interkoneksi, memperkecil debit banjir dengan waduk, waduk retensi banjir, situ,

    mengurangi genangan dengan polder, pompa dan sistem drainase. Upaya

    nonstructural meliputi pengadaan prakiraan dan system peringatan dini banjir,

    relokasi penduduk di bantaran sungai, pengelolaan dataran banjir, penataan ruang

    dan reboisasi, juga upaya konservasi tanah dan air, sumur resapan, biopori, dan

    sumur injeksi.

    Salah satu upaya pemerintah dalam hal ini adalah menetapkan suatu

    peraturan, yang terangkum dalam Peraturan Gubernur (PERGUB) DKI Jakarta

    Nomor 68 Tahun 2005. Dalam PERGUB tersebut dijelaskan bahwa adanya aturan

    mengenai jumlah volume sumur resapan yang harus dibuat disesuaikan dengan

    luas bangunan atau lahan yang tertutup. Salah satu panduan besar volume sumur

    resapan yang harus dibuat secara sederhana dapat dilihat dalam tabel berikut:

    Tabel 1.3 Panduan Umum Volume Sumur Resapan per Lahan Tertutup

    No. Luas Penampang Bangunan (m2)

    Volume (m3)

    1 < 50 2

    2 51-99 4

    3 100-149 6

    4 150-199 8

    5 200-299 12

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 4

    Universitas Indonesia

    6 300-399 16

    7 400-499 20

    8 500-599 24

    9 600-699 28

    10 700-799 32

    11 800-899 36

    12 900-999 40

    dst

    Diilhami oleh permasalahan di atas, maka dibuatlah sistem

    penanggulangan banjir dengan reservoir sebagai tempat menampung air hujan

    dengan cepat di area bawah flyover sehingga genangan tidak terjadi. Air yang

    terkumpul nantinya bisa digunakan menyirami taman, jalan, kebutuhan sehari-hari

    dan pemadaman api kebakaran. Beberapa hal yg dianggap sebagai rutinitas harian,

    seperti menyirami taman dan jalan, akan dikontrol secara otomatis dengan PLC.

    Skripsi ini bertujuan membuat sebuah rancang bangun model simulator teknik

    penanggulangan genangan air (banjir) di area bawah jalan layang (flyover) dan

    sebagai wujud kontribusi terhadap upaya penanggulangan banjir khususnya di

    Jakarta.

    1.2. Perumusan Masalah

    Masalah yang akan dibahas pada skripsi ini yaitu bagaimana merancang sebuah

    simulasi sistem penanggulangan genangan air (banjir) di area bawah jalan layang

    (flyover) dengan menggunakan sistem otomatis, yang diterapkan pada PLC OMRON

    SYSMAC CPM2A yang diaplikasikan pada sebuah master plant Panduan Rancang Kota

    Koridor Satrio, Dinas Tata Kota Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sistem yang

    dibuat dalam skripsi ini meliputi kontrol PLC dan plant. Sedangkan plant sendiri,

    merupakan simulasi dari master plant tata ruang kota.

    Tersendatnya aliran air pada musim penghujan yang mengakibatkan genangan

    air merupakan permasalahan yang mengilhami pembuatan sistem ini. Fakta mengenai

    kurangnya daerah resapan air, kurang maksimalnya fungsi sungai, got, dan KBT, dan

    merosotnya volume air tanah juga merupakan hal-hal yang dicoba untuk ditanggulangi.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 5

    Universitas Indonesia

    Dengan implementasi sistem ini maka diharapkan diperoleh berbagai

    keuntungan antara lain:

    1. Tidak ada lagi genangan air.

    2. Adanya ketersediaan air bersih di area umum.

    3. Pemanfaatan lahan kosong.

    1.3. Pembatasan Masalah

    Pada skripsi ini, hal-hal yang membatasi pembuatan sistem yaitu :

    1. Simulator yang digunakan berupa plant simulator sederhana.

    2. Sistem program pengendali simulator menggunakan PLC

    OMRON SYSMAC CPM2A .

    3. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat software adalah CX-

    Programmer.

    4. Konstruksi dan dimensi jalan layang (flyover) dan system riil tidak dibahas.

    5. Ragam ide-ide lain, seperti penambahan sensor intensitas hujan,

    penambahan program untuk back-up kendali pengaturan lalu-lintas dan

    keamanan, dan upgrade sistem menjadi berbasis SCADA, tidak dibahas dan

    bias sebagai acuan dalam pengembangan simulator ini.

    1.4. Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah merancang dan membuat

    rancang bangun model simulator teknik penanggulangan genangan air (banjir) di area

    bawah jalan layang (flyover) dengan penggunakan PLC sebagai alat kontrol pengendali

    kerja pompa, valve dan sensor.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 6

    Universitas Indonesia

    1.5. Metodelogi Penelitian

    Metodologi penelitian pada skripsi diantaranya yaitu :

    1. Studi Literatur

    a. Mempelajari komponen-komponen yang akan digunakan untuk

    membuat simulasi plant.

    b. Mempelajari PLC OMRON CPM1A.

    2. Merancang simulasi plant yang akan dibuat.

    3. Membuat simulasi plant.

    4. Membuat program PLC, menggunakan CX Programmer.

    1.6. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari bab-bab yang memuat

    beberapa sub-bab. Untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman maka laporan

    seminar ini dibagi menjadi beberapa bab. Pada bab satu terdapat Pendahuluan,

    berisi latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan penulisan, deskripsi

    singkat, metode penulisan dan sistematika penulisan dari penelitian ini. Bab dua,

    yaitu Landasan Teori, yang berisi landasan-landasan teori sebagai hasil dari studi

    literatur yang berhubungan dalam perancangan serta pembuatan program

    (software). Bab tiga mengenai Perancangan dan Cara Kerja Sistem, dimana akan

    dijelaskan secara keseluruhan sistem kerja dari semua perangkat plant dan

    program (software) yang dibuat. Bab empat adalah Pengujian dan Analisa Sistem

    yang menjelaskan tentang pengujian dan analisa system yang dibuat. Dan yang

    terakhir bab lima yaitu Penutup yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari studi

    literature dan perancangan sistem yang telah dilakukan.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 7

    Universitas Indonesia

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Programmable Logic Controller (PLC)

    Programmable Logic Controller, atau biasa disebut programmable

    controller atau PLC, adalah sebuah komputer yang dirancang untuk mengontrol

    suatu proses atau mesin. PLC mempunyai kemampuan untuk:

    1. Tipe Kontrol Urutan (Sekuens):

    a. Pengganti Relay Kontrol Logic Konvensional termasuk Timer/Counter.

    b. Pengganti Pengontrol card PCB.

    c. Sebagai mesin Kontrol Auto/Semi Auto/Manual dan proses-proses.

    2. Untuk Tipe Kontrol Canggih:

    a. Operasi Aritmatik.

    b. Penanganan Informasi.

    c. Kontrol Analog (Suhu, Tekanan, dll).

    d. PID Control (Proportional-Integral-Derivatif)

    e. Kontrol Servo Motor dan Stepper Motor.

    3. Untuk Tipe Kontrol Pengawasan :

    a. Proses monitor, alarm dan diagnosa kesalahan.

    b. Antarmuka dengan komputer (RS232C/RS 422) dan Printer/ASCII.

    c. Jaringan kerja Otomatisasi Pabrik.

    d. Local Area Network dan Wide Area Network.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 8

    Universitas Indonesia

    e. FA (Factory Automation), FMS (Factory Management System), CIM

    (Computer Integration Management), dll.

    PLC dipakai sebagai pengganti sistem control konvensional seperti relay.

    Keuntungan dari penggunaan PLC dalam otomatisasi adalah:

    1. Waktu implementasi proyek dipersingkat.

    2. Modivikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan.

    3. Biaya pembuatan system control dapat dikalkulasi dengan akurat.

    4. Perancangan dengan mudah diubah dengan software.

    5. Aplikasi control yang luas.

    6. Keandalan tinggi.

    7. Maintenance yang mudah.

    8. Perangkat kontroler standar.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 9

    Universitas Indonesia

    Gambar 2.1 Blok Diagram PLC

    2.1.1. Prinsip kerja PLC

    Secara umum, PLC disusun oleh dua komponen utama, yaitu :

    1. Central Processing Unit (CPU)

    2. Sistem antarmuka Input / Output

    Unit processor atau Central Processing Unit (CPU) adalah unit yang

    berisi mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 10

    Universitas Indonesia

    melaksanakan pengontrolan, sesuai dengan program yang disimpan di dalam

    memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai

    sinyal-sinyal kontrol ke interface output.

    Fungsi dari CPU adalah mengatur semua proses yang terjadi di PLC. Ada

    tiga komponen utama penyusun CPU ini.

    1. Processor

    2. Memory

    3. Power Supply

    Gambar 2.2 Blok Diagram CPU Pada PLC

    Processor adalah perangkat pemrograman dipergunakan untuk

    memasukan program yang dibutuhkan ke dalam memori. PLC sekarang

    kebanyakn sudah menggunakan program melalui software untuk memasukan

    program yang dibuat ke dalam PLC.

    Power Supply adalah unit catu daya diperlukan untuk mengkonversi

    tegangan AC sumber menjadi tegangan rendah DC (5V dan 24 V) yang

    dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian di dalam modul-modul

    antarmuka input dan output

    Memory adalah unit memori adalah tempat program yang digunakan untuk

    melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan oleh mikroprosesor disimpan.

    Terdapat beberapa elemen memori di dalam sistem PLC:

    1. Read-Only Memory (ROM) adalah memori non-volatile yang hanya bisa

    diprogram sekali saja. Memori jenis ini tidak fleksibel dan kurang popular.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 11

    Universitas Indonesia

    2. Random Access Memory (RAM) adalah memori yang bisa di gunakan

    untuk menyimpan program dari user dan data-data tertentu. Data-data

    yang tersimpan di memori ini akan hilang bila sumber tenaganya diambil.

    3. Erasable Programmable Read Only Memory (EPROM) adalah memori

    yang dapat menyimpan data sama halnya dengan ROM. Data-data yang

    tersimpan di memori ini dapat dihapus dengan menambahkan sinar

    ultraviolet. Untuk memrogram ulang memori ini dibutuhkan sebuah

    perangkat PROM writer.

    4. Electrically Erasable Programmable Read Only Memory (EEPROM)

    adalah memori yang mengkombinasikan akses fleksibilitas dari RAM dan

    non-volatile ROM jadi satu. Data-data yang diisikan ke memori ini dapat

    dihapus dan diprogram ulang secara elektrik. Tetapi memori ini

    mempunyai siklus tulis dan hapus yang terbatas.

    Sistem antarmuka Input / Output adalah struktur masukan dan keluaran

    yang terdapat dalam PLC dan menyebabkan PLC tersebut bekerja atau

    menjalankan instruksi programnya, dimana dia berfungsi untuk menghubungkan

    antara bagian input seperti saklar dengan CPU dan antara CPU dengan output

    seperti motor.

    Selama prosesnya, CPU melakukan tiga operasi utama: (1) Membaca data

    masukan via modul input, (2) Mengeksekusi program yang tersimpan di memori

    PLC, (3) Meng-update data pada modul output. Ketiga proses tersebut dinamakan

    Scanning.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 12

    Universitas Indonesia

    Gambar 2.3 Ilustrasi dari PLC Scanning

    2.1.2. Bahasa Pemrograman PLC

    Ada beberapa bahasa pemrograman yang bisa digunakan untuk

    memprogra PLC, disesuaikan dengan kemampuan programmer, ketersediaan alat

    (compiler), dan kekomplekan sistem. Berikut ini bahasa pemrograman yang biasa

    dipakai :

    1. Ladder Logic Diagrams: PLC yang pertama telah diprogramkan dengan suatu

    teknik yang telah didasarkan pada pemasangan relay menggunakan kabel

    menurut skematiknya. Kata ladder digunakan karena tampilan diagramnya

    yang menyerupai tangga, sedangkan kata logic dipakai karena fungsi

    pengambilan keputusannya menyerupai sebuah relai. Gambar 2.1 adalah contoh

    sebuah ladder diagrams. Dua garis vertikal (ladder) yang diberi label L1 dan L2

    merepresentasikan beda potensial antara dua tegangan yang mensuplai

    rangkian. Berbagai komponen yang digunakan dalam rangkaian diletakkan pada

    garis horisontal (rung) antara L1 dan L2. Komponen-komponen input terletak

    bagian kiri dari rung, dan komponen output diletakkan dibagian kanan dari rung.

    Sebuah ladder harus memiliki empat elemen: sumber (power source), perangkat

    input (mis: switch), perangkat beban sebagai output (mis: lampu atau motor),

    jalur penghubung input dan output (interconnecting wires).

    Gambar 2.4 Contoh Ladder Diagram

    2. Instruksi Mnemonic: ada cara lain untuk memprogram PLC. Salah satu teknik

    yang paling awal adalah melibatkan instruksi mnemonic. Instruksi ini dapat

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 13

    Universitas Indonesia

    diperoleh secara langsung dari diagram ladder logic dan masuk ke PLC melalui

    suatu terminal program sederhana.

    3. Sequential Function Charts (SFC): SFC telah dikembangkan untuk mengatasi

    pemrograman yang lebih mengedepankan sistem. Ini serupa dengan flowchart,

    tetapi jauh lebih kuat.

    4. Structured Text (ST): pemrograman telah dikembangkan sebagai bahasa

    program lebih modern. Hal ini adalah serupa ke bahasa program seperti BASIC

    atau PASCAL.

    2.1.3. PLC Omron CPM2A

    Gambar 2.5 PLC OMRON CPM2A

    Tegangan supply yang dibutuhkan adalah 100 240 VAC, 50/60Hz atau

    24VDC. Range tegangan operasional OMRON CPM2A adalah 85 264 untuk

    tegangan AC dan 20.4 26.4V untuk tegangan DC.

    Tabel 2.1 Indikator Lampu PLC OMRON CPM2A

    Indikator Status Keterangan

    PWR (hijau)

    ON Catu daya disalurkan ke PLC OFF Catu daya tidak disalurkan ke PLC

    RUN (hijau)

    ON PLC dalam kondisi kerja RUN atau MONITOR

    OFF PLC dalam kondisi mode PROGRAM atau muncul kesalahan yang fatal

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 14

    Universitas Indonesia

    COMM (kuning)

    Kedip Data sedang dikirim melalui port pheriperal atau RS-232C

    OFF Tidak ada proses pengiriman data melalu port periferal atau RS-232C

    ERR/ALM (merah)

    ON Muncul suatu kesalahan fatal (operasi PLC berhenti) Kedip Muncul suatu kesalahan tak fatal OFF Operasi berjalan dengan normal

    2.2. CX-Programmer Software

    CX-Programmer adalah sebuah software untuk memprogram PLC dalam

    menguji, membuat dan memperbaiki program PLC Omron. Software ini menyediakan

    fasilitas yang mendukung perangkat PLC, informasi alamat dan untuk komunikasi antara

    PLC OMRON dengan jaringan (network).

    Berikut System Requirments yang dibutuhkan agar sebuah PC agar software

    dapat bekerja optimal:

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 15

    Universitas Indonesia

    Tabel 2.2 System Requirments

    2.3. Solenoid Valve

    Solenoid valve adalah sebuah komponen electromechanical yang

    digunakan untuk membuka maupun menutup aliran baik berupa cairan maupun

    gas. Berikut adalah gambar konfigurasi umum sebuah selonoid valve:

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 16

    Universitas Indonesia

    1. Valve body

    2. Inlet Port

    3. Outlet Port

    4. Coil / Solenoid

    5. Coil Windings

    6. Lead Wires

    7. Pluger

    8. Spring

    9. Orifice

    Gambar 2.6 Konfigurasi Solenoid Valve

    Prinsip kerja solenoid valve hampir sama dengan relay. Jika pada relay

    medan magnet pada kumparan digunakan untuk menggerakkan kontaktor, namun

    pada solenoid valve medan magnet yang ditimbulkan digunakan untuk

    menggerakkan katup / klep sehingga berfungsi sebagai kran air.

    Gambar 2.6 menjelaskan bahwa media yang dikontrol (air atau udara) oleh

    solenoid valve masuk melalui port inlet (2). Media mengalir melalui lubang

    orifice (9) sebelum melanjutkan ke port outlet (3). Lubang ini ditutup dan dibuka

    oleh plunger (7). Model solenoid valve yang digambarkan di atas adalah tipe

    Normally Closed (NC). Biasanya tipe ini menggunakan pegas (8) untuk menekan

    ujung plunger agar lubang orifice tertutup rapat, sampai plunger diangkat oleh

    medan elektromagnetik yang diciptakan oleh koil.

    2.4. Pompa Air

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 17

    Universitas Indonesia

    Pompa memiliki dua kegunaan utama:

    1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari

    aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air).

    2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau

    pelumas yang melewati mesin-mesin dan peralatan).

    Ada dua komponen utama dalam sebuah pompa, yaitu:

    1. Pompa.

    2. Mesin penggerak (motor listrik, mesin diesel atau sistim udara).

    Salah satu pompa yang biasa dipakai secara luas adalah pompa sentrifugal.

    Gambar 2.7 memperlihatkan bagaimana pompa jenis ini beroperasi:

    1. Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir.

    2. Baling-baling impeller meneruskan energi kinetic ke cairan, sehingga

    menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeller pada

    kecepatan tinggi.

    3. Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin

    digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner

    mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.

    Gambar 2.7 Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal

    2.5 Sensor

    2.5.1. Limit Switch

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 18

    Universitas Indonesia

    Limit switch atau saklar batas merupakan saklar yang dapat dioperasikan

    secara otomatis ataupun manual. Saklar ini mempunyai fungsi yang sama seperti

    saklar biasa yaitu mempunyai kontak NO (Normaly Open) dan NC (Normally

    Close). Limit switch bekerja jika ada benda yang menekan lengannya, sehingga

    kedudukan kontak NO menjadi NC dan kontak NC menjadi NO. Jika benda sudah

    tidak menekan, lengan dari limit switch kembali ke posisi semula, demilian

    puladengan kedudukan kontak-kontaknya.

    Gambar 2.8 Limit Switch

    2.5.2. Temperature Controller

    Temperature controller atau pengontrol suhu digunakan untuk mengontrol

    suhu dengan tanpa melibatkan penambahan operator. Pengontrol menerima sensor

    suhu dari thermocouple atau RTD sebagai input, dan membandingkan suhu riil

    dengan suhu kontrol yang dikehendaki, atau titik penyetelan, dan menyediakan

    output pada elemen kontrol.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 19

    Universitas Indonesia

    Gambar 2.9 Thermocouple

    Pada gambar 2.10 ditunjukkan sebuah panel kontrol dari sebuah

    temperature controller. Unit tersebut menampilkan kedua perangkat dan proses

    suhu serta menyediakan sinyal control output yang akurat untuk mempertahankan

    proses pada titik kontrol yang dikehendaki.

    Gambar 2.10 E5CN OMRON Themperature Controller

    2.5.3. Water Level Control (WLC)

    Fungsi Water Lever Control (WLC) adalah untuk mengetahui tinggi / level

    air pada suatu wadah (tanki/bak penampungan). Pada gambar 2.11 diberikan

    sebuah contoh penggunaan WLC untuk menyalakan dan mematikan pompa.

    Sinyal untuk menghidupkan pompa akan aktif saat air yang ada didalam tangki

    mencapai batas Low Level dan sinyal untuk mematikan pompa aktif saat air

    mencapai batas High Level.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 20

    Universitas Indonesia

    Gambar 2.11 Waler Level Control (WLC)

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 21

    Universitas Indonesia

    BAB III

    PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM

    3.1. Cara Kerja Sistem

    Simulator digunakan untuk mendiskripsikan cara kerja teknik penanggulangan

    genangan air (banjir) di area bawah jalan layang. Kendali otomatis sistem tersebut

    adalah dengan menggunakan Programmable Logic Controller (PLC).

    Berikut adalah diagram alir (flow chart) kendali sistem:

    HUJAN?

    RESERVOIR PENUH?

    TANDON PENUH?

    POMPA PENGISIAN TANDON ON

    POMPA PENGISIAN TANDON OFF

    STATUS : MENUNGGU

    07.00 08.00 ?

    STATUS : MENUNGGU

    15.00 16.00 ?

    VALVE PENYIRAM TAMAN ON

    TANDON KOSONG?

    SUHU > 38'C

    POMPA PENYIRAM JALAN ON

    POMPA PENGISIAN TANDON ON

    TANDON PENUH?

    RESERVOIR KOSONG?

    Y

    T

    Y

    T

    Y

    T

    Y

    T

    Y

    Y

    Y

    Y

    T

    Y

    Keterangan:Y = YaT = Tidak

    Gambar 3.1 Flow Chart sistem

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 22

    Universitas Indonesia

    3.2. Perancangan Perangkat Lunak (Software)

    3.2.1. Block Diagram Sistem

    LS3

    LS2b

    LS2a

    LS1b

    LS1a

    TS Rangkaian Software

    Rangkaian Input Programmable

    Controller

    M1

    M2

    V1

    Rangkaian Output

    Gambar 3.2 Block Diagram sistem

    3.2.2. Alokasi Input dan Output.

    Berikut ini adalah daftar input dan output PLC yang ditunjukkan pada tabel 3.1

    dan tabel 3.2

    Tabel 3.1 Daftar alamat masukan PLC

    Alamat Kode Input Keterangan

    00.00 LS1a Sensor batas atas reservoir (reservoir penuh).

    00.01 LS1b Sensor batas bawah reservoir (reservoir

    kosong).

    00.02 LS2a Sensor batas atas tandon (tandon penuh).

    00.03 LS2b Sensor batas bawah tandon (tandon kosong).

    00.04 LS3 Sensor penanda hujan turun.

    00.05 TS Sensor suhu dikontrol oleh Temperature

    Controller

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 23

    Universitas Indonesia

    Tabel 3.2 Daftar alamat keluaran PLC

    Alamat Kode Output Keterangan

    10.00 M1 Pompa pengisi tandon

    10.01 M2 Pompa penyiram jalam

    10.02 V1 Valve penyiram taman

    3.2.3. Membuat Ladder Diagram dengan CX-Programmer.

    Pembuatan ledder diagram didasarkan pada urutan kerja sistem seperti pada

    flow chart. Selain itu untuk kemudahan dalam pembuatannya, penulis membaginya

    dalam tiga bagian yang disesuaikan dengan kinerja output-nya, dalam hal ini adalah

    valve penyiram taman (V1), pompa pengisi tendon (M1), dan pompa penyiram jalan

    (M2).

    Valve penyiram taman (V1) akan aktif tiap pagi (07.00 08.00) dan tiap sore

    (15.00 16.00).

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 24

    Universitas Indonesia

    Gambar 3.3 Ledder Diagram peng-update fungsi kalender

    Untuk itu digunakan fungsi kalender yang tersimpan di memori PLC (alamat

    AR19) untuk mengontrolnya. Isi alamat AR19 (P_Hour_Date) di-update disesuaikan

    dengan waktu yang ada pada komputer programmer pada waktu memrogram. Data

    tersebut kemudian di-copy dengan perintah MOVD ke dalam memori DM0. Dengan

    perintah CMP, data tersebut kemudian dibandingkan dengan suatu nilai tertentu, angka

    8 (alamat 21.01) untuk jam 8 dan 15 (alamat 21.07) untuk jam 15. Saaat data pada DM0

    sama dengan nilai yang ditentukan, maka valve V1 ON sebagaimana pada gambar 3.5

    berikut ini.

    Gambar 3.4 Ledder Diagram kendali valve penyiram taman (V1)

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 25

    Universitas Indonesia

    Valve penyiram taman tidak hanya dikontrol oleh pewaktu rutin saja, tetapi juga

    oleh sensor hujan (LS3) dan sensor tendon kosong (LS2b).

    Pompa pengisi tendon (M1) aktif dipengaruhi oleh sensor reservoir penuh (LS1a)

    atau sensor tendon kosong (LS2b). Dua sensor ini dalam program didesain agar hanya

    membentuk satu pulsa. Instruksi DIFU digunakan pada LS1a karena sensor ini normally

    open (NO) sedangkan instruksi DIFD digunakan pada LS2a karena sensor ini normally

    close (NC).

    Gambar 3.5 Ledder Diagram Sensor level air

    Karena hanya berbentuk pulsa, maka diperlukan self holding agar pompa bias

    terus nyala sebelum dinon-aktifkan. Untuk menon-aktifkan digunakan sensor reservoir

    kosong (LS1b) atau sensor tendon penuh (LS2a).

    Gambar 3.6 Ledder Diagram kendali pompa pengisi tendon (M1)

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 26

    Universitas Indonesia

    Pompa penyiram jalan (M2) akan aktif jika suhu mencapai lebih dari 38 0C. Self

    holding dipakai untuk mempertahankan status ON sampai dengan waktu yang

    ditentukan oleh TIM13. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi suhu yang acap kali

    berubah-ubah, agar pompa bias bekerja dengan konstan. Selain itu, pompa ini juga akan

    dinon-aktifkan oleh sensor tendon kosong (LS2a) dan sensor hujan (LS3).

    Gambar 3.7 Ledder Diagram kendali pompa penyiram jalan (M2)

    3.3. Perancangan Alat Simulasi

    3.3.1. Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang dipakai dalam pembuatan simulasi dapat dilihat dalam

    tabel di bawah ini:

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 27

    Universitas Indonesia

    Tabel 3.3 Daftar Alat dan Bahan

    No. Alat dan Bahan Spesifikasi Jumlah

    1 Gergaji besi - 1 buah

    2 Mesin bor besi - 1 set

    3 Obeng set - 1 set

    4 Tang kombinasi - 1 buah

    5 Tang potong - 1 buah

    6 Tang pengupas kabel - 1 buah

    7 Tang krimping skun - 1 buah

    8 Cutter - 1 buah

    9 Pemotong kaca - 1 buah

    10 Gunting - 1 buah

    11 Penggaris siku - 1 buah

    12 Palu - 1 buah

    13 Solder - 1 buah

    14 Meteran 3 meter 1 buah

    15 Multimeter SANWA YX360TRF 1 buah

    16 Siku (alumunium) 20x20 mm 12 meter

    17 Kaca 3 mm 1 lembar

    18 Akrilik 1 mm 1 lembar

    19 Lembaran alumunium - 1 lembar

    20 Mur 3x15 50 buah

    21 Baut - 50 buah

    22 Pompa akuarium GANGA GA800 2 buah

    23 Solenoid valve 0-10 kg/cm2 1 buah

    24 Lampu 220VAC 3 buah

    25 Temperature Controller OMRON E5CN-Q2TC 1 buah

    26 Thermocouple - 1 buah

    27 PLC OMRON CPM2A 1 buah

    28 PLC Programming Cable USB-CIF02 1 buah

    29 Fuse 2A 1 buah

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 28

    Universitas Indonesia

    30 Timah solder - 1 roll

    31 Panel 25x25 1 buah

    32 Terminal kabel - 1 set

    33 Skun kabel 1,25-3YS 100 buah

    34 Kabel NYAF 0,75mm 30 meter

    35 Pipa 1/2" 1 meter

    36 Selang 1/2" 3 meter

    37 PG 13,5 2 buah

    38 Limit switch - 1 buah

    3.3.2. Proses Pembuatan Alat Simulasi

    Pembuatan simulasi teknik penanggulangan genangan air (banjir) di area bawah

    jalan layang (flyover) dirancang untuk pengoperasian alat secara otomatis. Proses

    pembuatannya dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

    1. Membuat rangkaian mekanik simulasi. Rancangan simulasinya ditunjukkan pada

    gambar berikut :

    TAMPAK DEPAN TAMPAK BELAKANG

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 29

    Universitas Indonesia

    TAMPAK ISOMETRI

    Gambar 3.8 Alat Simulasi

    2. Membuat rangkaian elektrik simulasi sesuai dengan wiring diagram berikut :

    Gambar 3.9 Wiring Diagram Sistem

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 30

    Universitas Indonesia

    3. Memasukkan program yang telah dibuat dengan CX-Programmer ke memori

    PLC dengan cara:

    a. Menjalankan program CX-Programmer

    Gambar 3.10 CX-Programmer pada Start Menu

    b. Klik icon CX-Programmer maka akan terbuka jendela seperti

    berikut:

    Gambar 3.11 Tampilan awal program CX-Programmer

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 31

    Universitas Indonesia

    c. Buka file program yang telah dibuat.

    Gambar 3.12 Tampilan Ledder Diagram program

    d. Pilih Transfer To PLC pada Menu PLC

    Gambar 3.13 Tampilan Transfer To PLC

    e. Klik OK setelah melakukan melakukan konfigurasi seperti berikut:

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 32

    Universitas Indonesia

    Gambar 3.14 Tampilan Download Options

    f. Klik Yes pada pop-up berikut:

    Gambar 3.15 Tampilan Peringatan perubahan program PLC

    g. Program sukses di-download ke PLC

    Gambar 3.16 Tampilan Download succesful

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 33

    Universitas Indonesia

    BAB IV

    PENGUJIAN SISTEM

    4.1. Pengujian Sensor

    4.1.1. Sensor Level Air pada Reservoir

    Pengujian dilakukan dengan memasukkan air secara manual sampai sensor

    reservoir penuh (LS1a) aktif. Air pada reservoir kemudian dikosongkan dengan

    pipa diameter 5mm sampai mencapai sensor reservoir kosong (LS1b). Waktu

    yang dibutuhkan untuk pengosongan tersebut dicatat dan disajikan dalam tabel

    berikut:

    Tabel 4.1 Pengujian Respon Sensor Level Air pada Reservoir

    No.

    Lama Waktu Uji

    (menit : detik ) Keterangan

    1 04 : 59,67

    Pengosongan dengan pipa 5mm (tanpa

    menggunakan pompa atau valve) untuk

    mendapat aliran yang konstan.

    2 04 : 57,03

    3 04 : 54,99

    4 04 : 53,69

    5 04 : 53,57

    6 04 : 50,93

    7 04 : 50,13

    8 04 : 48,83

    9 04 : 47,24

    10 04 : 43,66

    Rata-rata 04 : 51,97

    Pada tabel 4.1 di atas terlihat suatu nilai waktu uji yang makin pendek.

    Data lain yang bisa diambil adalah pada saat sensor penuh LS1a aktif, tegangan

    pada pin 00.00 PLC adalah 9Vdc dan tegangan yang sama akan terukur juga pada

    pin 00.01 PLC pada saat LS1b aktif.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 34

    Universitas Indonesia

    Dengan beracu pada data dan perlakuan uji, dapat diketahui bahwa

    kecepatan sensor untuk mengaktifkan/memberi input pada PLC semakin cepat.

    Dengan perlakuan uji yang sama akan didapatkan kecepatan perpindahan volume

    air/debit air yang sama pula pada setiap percobaan. Ada dua kemungkinan

    penyebab terjadinya penyempitan waktu antara aktifnya LS1a dan aktifnya LS1b,

    yaitu (1) makin pendeknya jarak antara LS1a dengan LS1b, (2) kesensitifan yang

    meningakat pada sensor LS1a dan LS1b, (3) berkurangnya volume air.

    4.1.2. Sensor Level Air pada Tandon

    Sensor tandon kosong (LS2b) meng-ON-kan pompa M1 saat tegangan

    pada input (pin 00.03) sebesar 9Vdc dan kemudian pompa OFF saat sensor tandon

    penuh (LS2a) aktif, tegangan terukur pada pin 00.02 adalah 9Vdc. Air pada

    tendon tersebut dikosongkan dengan pipa diameter 5mm sampai mencapai LS2b.

    Untuk mengetahui respon sensor level air, waktu mulai tendon keadaan penuh

    (LS2a aktif) sampai keadaan kosong (LS2b aktif) disajikan dalam tabel berikut:

    Tabel 4.2 Pengujian Respon Sensor Level Air pada Tandon

    No.

    Lama Waktu Uji

    ( detik ) Keterangan

    1 33,99

    Pengosongan dengan pipa 5mm (tanpa

    menggunakan pompa atau valve) untuk

    mendapat aliran yang konstan.

    2 33,83

    3 33,64

    4 33,62

    5 33,23

    6 32,97

    7 32,65

    8 31,46

    9 31,75

    10 31,62

    Rata-rata 32,88

    Dengan beracu pada data dan perlakuan uji, dapat diketahui bahwa

    kecepatan sensor untuk mengaktifkan/memberi input pada PLC semakin cepat.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 35

    Universitas Indonesia

    Dengan perlakuan uji yang sama akan didapatkan kecepatan perpindahan volume

    air/debit air yang sama pula pada setiap percobaan. Ada beberapa kemungkinan

    penyebab terjadinya penyempitan waktu antara aktifnya LS2a dan aktifnya LS2b,

    yaitu (1) makin pendeknya jarak antara LS2a dengan LS2b, (2) kesensitifan yang

    meningakat pada sensor LS2a dan LS2a, (3) berkurangnya volume air.

    4.2. Pengujian Pompa

    Untuk memudahkan dalam pengujian unjuk kerja ini, pengujian dibagi

    atas 2 kondisi, yaitu kondisi pengosongan dan kondisi pengisian. Pada Kondisi

    pengisian, komponen yang aktif adalah pompa pengisi tendon (M1), sedangkan

    pada kondisi pengosongan komponen yang aktif adalah pompa penyiram taman

    (M2) dan solenoid valve (V1).

    4.2.1. Kondisi Pengisian

    Tabel 4.3 Pengujian Pompa Kondisi Pengisian

    No.

    Lama Waktu

    Pengisian Tandon

    ( detik ) Keterangan

    1 2,93

    Pengosongan dengan pipa 5mm (tanpa

    menggunakan pompa atau valve) untuk mendapat

    aliran yang konstan.

    2 2,73

    3 2,88

    4 2,93

    5 2,97

    6 3,02

    7 3,04

    8 3,13

    9 3,17

    10 3,05

    Rata-rata 2,99

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 36

    Universitas Indonesia

    Data menunjukkan bahwa waktu pengisian mengindikasikan

    kecenderungan semakin lama. Hal ini menunjukkan bahwa pompa akan semakin

    menurun efisiensinya seiring lama waktu pemakaian. Data yang ditunjukkan di

    atas sebenarnya kurang memenuhi syarat pengujian pompa, alasannya adalah

    masih adanya campur tangan sensor LS1a dan LS2a pada pengujiannya, yang

    jelas-jelas dua sensor tersebut juga mengalami error pada pengujiannya.

    4.2.2. Kondisi Pengosongan

    Tabel 4.4 Pengujian Pompa dan Valve Kondisi Pengosongan

    No.

    Lama Waktu

    Pengosongan Tandon

    (s) Keterangan

    1 5,93

    Pengosongan oleh valve penyram taman

    (V1) dan dengan menggunakan

    pewaktu harian untuk mengontrol dan sensor reservoir

    kosong (LS1b) untuk batas kerjanya.

    2 5,70

    3 5,90

    4 5,90

    5 5,80

    6 5,90

    7 5,90

    8 5,80

    9 6,10 10 5,90

    Rata-rata 5,55 11 3,73

    Pengosongan oleh pompa penyiram jalan (M2) dan

    dengan menggunakan temperature

    controller (TS) untuk mengontrol dan sensor reservoir

    kosong (LS1b) untuk batas

    12 3,67 13 3,93 14 3,64 15 3,74 16 3,79 17 3,78 18 3,73 19 3,68 20 3,63

    Rata-rata 3,73

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 37

    Universitas Indonesia

    Data menunjukkan bahwa waktu pengosongan tidak mengindikasikan

    kecenderungan semakin lama atau makin sebentar. Belum ada hal yang bias

    disimpulkan di sini, nilai yang berubah-ubah adalah salah satu penyebabnya. Hal

    tersebut terjadi karena masih adanya campur tangan sensor LS1b pada

    pengujiannya, yang jelas-jelas sensor tersebut juga mengalami error pada

    pengujiannya.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 38

    Universitas Indonesia

    BAB V

    KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari Pembuatan skripsi Simulasi teknik

    penanggulangan genangan air (banjir) di area bawah jalan layang (flyover) adalah

    :

    1. Waktu rata-rata yang pada saat pengisian adalah 2,99 detik sedangkan

    waktu pengosongan adalah 5,5 detik oleh valve dan 3,73 detik oleh

    pompa penyiram jalan.

    2. Kelemahan dari simulator ini adalah tidak adanya check-valve pada

    setiap pompa sehingga terjadi back-water dan kebocoran

    penampungan. Dua hal tersebut menyebabkan variasi nilai pada

    pengukuran sensor.

    3. Kelebihan dari simulator ini adalah mempunyai tingkat stabilitas yang

    baik. Selain itu, simulator juga mampu memberikan sinyal peringatan

    jika terjadi penurunan performa.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 39

    Universitas Indonesia

    DAFTAR REFERENSI

    [1] Datasheet PLC Omron CPM2A

    [2] Eko Putra, Agfian. PLC Konsep, Pemrograman dan Aplikasi. Yogyakarta:

    Penerbit Gava Media, 2007.

    [3] Setiawan, Iwan. Programmable Logic Control (PLC) dan Teknik

    Perancangan Sistem Kontrol. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2006.

    [4] Petruzella, Frank D. Elektronik Industri. Yogyakarta: Penerbit ANDI,

    2001.

    [5] Sujatmoko, MN. Dasar-dasar control Komponen dan Sysmac. Indonesia:

    Penerbit PT. Omron Manufacturing, 2000.

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

  • 40

    Universitas Indonesia

    Rancang bangun..., Ilma Ainur Riza, FT UI, 2010

    CoverAbstractListChapter 1Chapter 2Chapter 3Chapter 4ConclusionReferencesAppendices