105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING METODE QUESTION STUDENTS HAVE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: SIGIT CHOERI K7408149 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  • Upload
    leduong

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING

METODE QUESTION STUDENTS HAVE SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS X AKUNTANSI

SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

SIGIT CHOERI

K7408149

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING

METODE QUESTION STUDENTS HAVE SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X

AKUNTANSI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

2011/2012

Oleh:

SIGIT CHOERI

K7408149

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRAK

Sigit Choeri. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVELEARNING METODE QUESTION STUDENTS HAVE SEBAGAI UPAYAPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XAKUNTANSI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sebelas Maret. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajarakuntansi pada siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta denganmenerapkan model pembelajaran aktif metode Question Students Have.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitiandilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswakelas X Akuntansi Smk Kristen 1 Surakarta yang berjumlah 43 siswa. Sumberdata berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah denganobservasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahappersiapan tindakan, implementasi tindakan, observasi, dan refleksi. Prosespenelitian dilaksanakan dalam 2 siklus masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap,yakni perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interprestasi,analisis dan refleksi. Siklus I dan II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan modelpembelajaran aktif metode Question Students Have dapat meningkatkan keaktifansiswa dalam apersepsi, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keaktifansiswa dalam menjawab pertanyaan, dan prestasi siswa. Keaktifan siswa dalamapersepsi siklus I sebesar 53,49% dan siklus II sebesar 83,37%, mengalamipeningkatan sebesar 30,23%. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan padasiklus I sebesar 79,02% dan siklus II sebesar 93,02%, mengalami peningkatansebesar 14%. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan pada siklus I sebesar76,66% dan siklus II sebesar 88,37%, mengalami peningkatan sebesar 11,71%.Siswa yang mencapai nilai diatas 75 pada siklus I sebesar 72,09% dan siklus IIsebesar 83,73%, mengalami peningkatan sebesar 11,63%. Berdasarkan hasilpenelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran QuestionsStudents Have dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi SMKKristen 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Kata kunci: Question Students Have methode of Active Learning

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

ABSTRACT

Sigit Choeri. THE APLICATION OF QUESTION STUDENTS HAVEMETHOD OF ACTIVE LEARNING AS AN EFFORT TO IMPROVINGSTUDENTS ACHIEVEMENT FOR ACCOUNTING IN THE XACCOUNTING OF SMK KRISTEN 1 SURAKARTA THE SCHOOLYEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty SebelasMaret University.

The objective of the research is to improve students’ achievement foraccounting in the X Accounting of SMK Kristen 1 Surakarta by applying theQuestion Students Have of active learning.

This study belonged to a Classroom Action Research (CAR). Thisresearch was conducted in two cycles, each of which consisted of planning,acting, observing, and reflecting. The subject of research was the X Accountinggraders of SMK Kristen 1 Surakarta consisting of 43 students. The data sourcederived from teachers and students. Techniques of collecting data used were:observing, interview, test, and documentation. The procedure of research includedaction preparation, action implementation, observation, and reflection. Theprocess of research was conducted in 2 cycles, each of which consisting of 4stages: planning, acting, observing and interpreting, analysis and reflecting. CycleI and cycle II was carried out in three meetings.

The result of research shows that through the application of QuestionStudents Have of active learning can improve the students’ activity inapperception, students’ activity in asking question, students’ activity in answeringquestions, and students’ achievement from cycle I to cycle II. Student activity inapperception 53.49% for cycle I and 83.37% for the second cycle, an increase of30.23%. Students activity in asking questions 79.02% on the cycle I and 93.02%for the second cycle, an increase of 14%. Students activity in answering questions76.66% on the cycle I and 88.37% for the second cycle, an increase of 11.71%.Students who achieve a value above 75 on the cycle I 72.09% and 83.73% for thesecond cycle, an increase of 11.63%. Based on the research results can beconcluded that the application of Question Students Have method can improvestudent achievement for accounting in the X Accounting of SMK Kristen 1Surakarta the school year of 2011/2012.

Keywords: Question Students Have method of Active Learning

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

MOTTO

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’

(Q.S. Al Baqarah : 45)

Meraih kesuksesan perlu kesabaran dan keuletan. Orang yang sukses bukan tidak

pernah jatuh. Orang sukses adalah orang yang tidak pernah berfikir dirinya

kalah. Ketika ia jatuh (gagal) ia bangkit kembali, belajar dari kesalahannya,

bergerak maju menuju inovasi yang lebih baik

(Abu Al-Ghifani)

Aku merasakan kerendahan diriku disaat menuntut ilmu dan merasakan

terhormat ketika ilmuku dibutuhkan orang (menjadi pengajar)

(Ibnu Abbas)

Semua orang bisa berubah menjadi lebih baik jika dilandasi niat yang kuat dan

didukung kepercayaan dari orang lain

(Penulis)

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Ibu dan Bapak tercinta, yang slalu menyayangi, selalu mendukung, dan

selalu membimbingku dengan penuh kesabaran, serta tiada henti-hentinya

memberikan untaian do’a demi keberhasilanku. Tiada kata yang bisa

mengungkpkan jasamu, semuanya membuatku bangga memiliki kalian.

Pembimbingku, terima kasih banyak atas waktu dan bimbingan yang

diberikan selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai dengan lancar.

Mbak Wulan, Mbak Eka, Mas Arman, Rahmat,dan Rasya yang selalu

mendorong langkahku dengan perhatian dan selalu ada disampingku baik

disaat senang maupun susah.

Sahabat seperjuangan (Subroto, Yudha, Yusuf), semoga persahabatan kita

tetap terjalin.

Teman-teman kelas A’08 terima kasih atas kerja samanya selama ini, salam

damai dan sukses selalu.

Teman-teman FKIP Ekonomi UNS’08.

Almamaterku.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,

rahmat, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada

Rasulullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Metode Question Students

Have Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X

Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini

penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Wahyu Adi, M.pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus (BKK)

Akuntansi, yang teah memberikaan persetujuan dalam pelaksanaan penelitian

ini.

5. Dr. Susilaningsih, M.Bus, selaku Pembimbing I, terima kasih atas kesabaran

dalam memberikan bimbingan dan masukan selama penyusunan skripsi ini.

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

6. Drs. Sukirman,MM, selaku Pembimbing II, terima kasih atas bimbingan,

nasehat dan arahannya selama ini.

7. Drs. Siwi Widi Asmoro, M.Pd, selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta yang

telah meberikan ijin guna pengambilan data dalam penelitian ini.

8. Setia Pratiwi, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Akuntansi SMK Kristen 1

Surakarta yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penelitian.

9. Para siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta, yang telah

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Sri Sumaryari S.pd, M.pd, selaku Pembimbing Akademik beserta Bapak dan

Ibu dosen Pendidikan Ekonomi yang telah membimbing dan memberikan

ilmunya selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis hingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Sigit Choeri

NIM K7408149

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v

HALAMAN REVISI........................................................................................ vi

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... x

KATA PENGANTAR...................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka....................................................................... 11

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 31

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 31

D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 34

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... . 35

B. Subyek dan Obyek Penelitian................................................... . 36

C. Sumber Data ………………………………………….………. 37

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... . 37

E. Uji Validitas Data ..................................................................... . 40

F. Teknik Analisis Data ................................................................ . 41

G. Prosedur Penelitian …………………………….……………... 42

H. Indikator Kinerja Penelitian...................................................... .. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... . 48

B. Identifikasi

Masalah…………………………………………… 51

C. Deskripsi Hasil

Penelitian………………………………….…. 54

D. PEMBAHASAN .......................................................... 72

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan…………………. ...................................................... 80

B. Implikasi……………………… ............................................... 80

C. Saran ……………………. ....................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... . 85

LAMPIRAN…………………………………………………………………... 87

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran…………………………………. ….. 33

3.1 Model Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas…………………... 45

4.1 Grafik Hasil Penelitian…………………………………………… 75

4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa…………………………………. 76

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Ulangan Harian Pra Siklus……. 6

3.1 Rincian Waktu Penelitian……………………………………….. 36

3.2 Indikator Ketercapaian Belajar Siswa…………………………… 47

4.1 Presentase Capaian Siswa Pra Tindakan………………………… 54

4.2 Presentase Capaian Siswa Pada Siklus I…..…………………. 61

4.3 Hasil Tes Evaluasi Siklus I……………………………………… 62

4.4 Presentase Capaian Siswa Pada Siklus II……………………….. 71

4.5 Hasil Tes Evaluasi Siklus II…………………………………….. 71

4.6 Profil Hasil Penelitian Siklus I dan II………………………….. 74

4.7 Nilai Evaluasi Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II…………… 76

4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan II…………… 76

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman dan Hasil Wawancara Terhadap Siswa………………….. 87

2. Pedoman dan Hasil Wawancara Terhadap Guru Akuntansi……….. 89

3. Catatan Lapangan I (Pra Tindakan)……………………………….. 91

4. Lembar Observasi Pra Tindakan…………………………………... 92

5. Daftar Nilai Siswa Pra Tindakan………………………………….. 94

6. Silabus

Pembelajaran SMK Kristen 1 Surakata.............................. 96

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……………………… 97

8. Daftar Hadir Siswa Siklus I……………………………………….. 102

9. Catat

an Lapangan II (Siklus I)………………………………........ 104

10. Latihan

Soal Siklus I………………………………………………. 108

11. Kunci

Jawaban Latihan Soal Siklus I……………………………... . 109

12. S

oal Evaluasi Siklus I…………………………………………….... 110

13. Kunc

i Jawaban Soal Evaluasi Siklus I……………………………... 112

14. Lembar

Observasi Siklus I………………………………………… 114

15. Daftar

Nilai Evaluasi Siklus I……………………………………... 116

16. Renc

ana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II…………………….. 118

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

17. Daftar

Hadir Siswa Siklus II………………………………………. 123

18. Catatan

Lapangan III (Siklus II)…………………………………… 125

19. Latihan Soal Siklus II……………………………………………… 129

20. Kunci Jawaban Latihan Soal Siklus II……………………………... 131

21. Soal

Evaluasi Siklus II……………………………………………… 133

22. Kunc

i Jawaban Soal Evaluasi Siklus II……………………………. 135

23. Lemb

ar Observasi Siklus II………………………………………… 137

24. Daftar

Nilai Evaluasi Siklus II……………………………………… 139

25. Dokume

ntasi………………………………………………………... 141

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang Pendidikan

Nomor 20/2003, pasal 1 ayat 1). Berdasarkan isi pasal dalam Undang-Undang

tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan

yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara yang harus

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

selalu dilakukan suatu pembaharuan dan pengembangan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan nasional yang lebih baik. Pendidikan dikatakan baik apabila

pendidikan tersebut dapat menghasilkan peserta didik yang berdaya saing tinggi,

berkualitas, dan kreatif.

Pendidikan pada saat ini telah tereduksi menjadi pengajaran, dan

pengajaran kemudian menyempit menjadi kegiatan di kelas, sementara yang

terjadi di kelas tidak lebih dari kegiatan guru mengajar murid dengan target

kurikulum dan mengejar nilai ujian nasional semata (Silberman, 2009). Di dalam

pembelajaran yang demikian komunikasi di dalam kelas biasanya hanya

berlangsung satu arah yaitu dari guru kepada murid sehingga kreativitas dan

keaktifan siswa kurang mendapat perhatian dari para pendidik. Hal ini akan

berdampak pada rendahnya minat dan semangat siswa di dalam mengikuti

pembelajaran karena siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam proses belajar

mengajar di dalam kelas. Sebagai akibatnya adalah prestasi belajar siswa menjadi

rendah sehingga tujuan dari pendidikan itu sendiri tidak tercapai secara maksimal.

Kondisi yang demikian haruslah segera dirubah demi terciptanya mutu pendidikan

yang tinggi dan lulusan yang berkualitas.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut

suatu perhatian karena pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan

hidup umat manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu

diupayakan oleh pemerintah baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah

maupun di perguruan tinggi. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan

dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kurikulum, buku pelajaran, media belajar,

metode pengajaran, dan sistem evaluasi. Pembenahan di bidang kurikulum harus

dilaksanakan di segala bidang seperti sarana atau fasilitas kurikulum maupun

pendidik, pembenahan di bidang model pembelajaran selalu dilakukan yaitu

dengan mencari model pembelajaran yang tepat sesuai dengan bahan ajar, dan

media pembelajaran juga selalu dikembangkan untuk memperlancar kegiatan

pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi ajar.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Setiap jenjang pendidikan saat ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada: Permendiknas RI No. 22 Tahun

2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dan

Permendiknas RI No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk

satuan pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini menekankan adanya

keterlibatan aktif antara guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Dengan demikian, pendidikan di sekolah diharapkan tidak hanya berpusat pada

guru, tetapi harus ada interaksi antara siswa dan guru baik itu berupa penyampaian

tanggapan maupun pertanyaan. Hal ini sangat penting sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan siswa baik dalam penguasaan materi maupun keaktifan

dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk mewujudkan pendidikan

yang berkualitas, Hadi (2005: 26) menyatakan bahwa: “Pendidik dalam

menghadapi anak didik sehari-hari memerlukan sifat khusus, yang sangat penting,

dan yang wajib dimiliki oleh setiap pendidik yaitu rasa tanggung jawab dan

dedikasi, serta kecintaan, kebijaksanaan, dan kesabaran.”

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak

didik kedalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar

sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran yang baik hendaknya

memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar

sehingga pembelajaran akan menjadi lebih efektif. Namun, pada umumnya para

guru di sekolah-sekolah masih belum dapat memanfaatkan dan menggunakan

media secara tepat, serta belum seluruhnya mampu menerapkan model dan

metode pembelajaran inovatif yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan materi

yang diajarkan. Kondisi yang demikian akan menghambat terciptanya suatu

proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan karena siswa tidak diberi

tantangan untuk berfikir kreatif dan aktif di dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan kurangnya kreativitas dan keaktifan siswa di dalam kegiatan belajar

akan berdampak pula terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.

Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain dan

memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama antara satu dan lainnya. Oleh

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

karena itu, perlakuan dan perhatian guru terhadap siswa juga harus disesuaikan

dengan sikap dan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing anak. Hal ini

sangat penting dipahami oleh seorang pendidik agar tidak terjadi kesenjangan

yang terlalu tinggi antara siswa yang cerdas dengan siswa yang kurang cerdas,

sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi semua anak didik dari

yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham, serta dari

yang berperilaku kurang baik menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan keadaan

seperti tersebut diatas dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran

yang bervariasi dan yang melibatkan semua siswa di dalam kelas.

Kegiatan belajar mengajar yang dijumpai di kelas-kelas suatu sekolah

selama ini adalah kegiatan belajar mengajar yang masih berpusat pada guru

(teacher centered learning), yang meletakkan guru sebagai pemberi pengetahuan

bagi siswa dan cara penyampaian materinya cenderung masih didominasi dengan

metode ceramah. Penggunaan metode ceramah yang tidak dikombinasikan dengan

metode lain menyebabkan perhatian dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar menjadi rendah dan dengan dominasi metode tersebut akibatnya

adalah menjadikan siswa tidak aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Ketidakaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu faktor

yang dapat mengakibatkan siswa sulit memahami konsep suatu materi yang

disampaikan oleh guru. Sebagai akibatnya adalah prestasi belajar yang diperoleh

siswa kurang optimal sehingga tujuan pembelajaran itu sendiri tidak tercapai

secara maksimal. Meskipun demikian, bukan berarti metode ceramah tidak cocok

digunakan dalam proses pembelajaran, namun supaya prestasi belajar yang

diperoleh dapat menjadi lebih baik perlu dicoba pembelajaran yang menggunakan

metode ceramah dan dikombinasikan dengan model pembelajaran lain.

Dalam memilih model pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan

kondisi atau kemampuan peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif, afektif,

maupun psikomotorik karena tujuan penerapan suatu model pembelajaran pada

dasarnya adalah untuk memudahkan siswa dalam menyerap materi yang

disampaikan oleh guru dan menumbuhkan kreativitas dalam belajar. Dengan

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

penerapan model pembelajaran yang tepat, maka proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru menjadi lebih efektif dan efisien sehingga tujuan dari

pembelajaran itu sendiri dapat tercapai secara optimal. Selain itu, siswa juga akan

lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas apabila guru

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi mereka.

Penerapan model pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan

individual anak dan hanya didasarkan pada keinginan guru akan sulit untuk dapat

mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal.

Kondisi seperti inilah yang terjadi pada pembelajaran konvensional (ceramah)

yang sampai saat ini memang masih banyak digunakan oleh para pendidik.

Metode ceramah ini hanya efektif bagi anak didik yang memiliki kemampuan

dalam mendengar dan mengingat secara baik, namun bagi anak-anak yang tidak

memiliki kemampuan seperti itu akan mengalami kendala dalam menyerap materi

yang disampaikan guru. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini

adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang

kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Menyadari kenyataan

seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat

merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik tanpa mengabaikan

satu atau beberapa dari mereka. Strategi pembelajaran yang ditawarkan salah

satunya adalah strategi belajar aktif (active learning strategy).

Menurut Hamdani (2011: 26), “Strategi Pembelajaran Aktif (active

learning strategy) adalah salah satu cara atau strategi belajar mengajar yang

menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar seoptimal

mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan

efisien”. Pembelajaran aktif (active learning) pada dasarnya merupakan salah satu

bentuk atau jenis dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas

atau partisiasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berorientasi

pada aktivitas peserta didik mengandung pengertian bahwa sistem pembelajaran

menempatkan peserta didik sebagai subjek yang aktif dan telah memiliki kesiapan

untuk belajar. Dengan demikian, belajar diharapkan akan membawa suatu

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya

berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga dalam bentuk

kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan

penyesuaian diri.

Belajar adalah salah satu kegiatan yang membutuhkan motivasi,

khususnya dari peserta didik karena hal ini akan sangat mempengaruhi keseriusan

mereka dalam mengikuti pembelajaran. Sayangnya, motivasi tidak selalu muncul dari dalam

diri siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, hal ini tercermin dari proses

pembelajaran Akuntansi di kelas X SMK Kristen 1 Surakarta. Dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas siswa terlihat belum termotivasi untuk

mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga mereka tidak dapat

menyerap materi yang disampaikan dengan baik. Akibatnya, nilai yang diperoleh

siswa dalam ulangan harian masih banyak yang belum memenuhi standar KKM.

Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa yang menunjukkan bahwa

kemampuan siswa menyelesaikan soal ulangan masih rendah yaitu dari 43 siswa

di kelas X Akuntansi hanya 16 siswa (37%) yang memperoleh nilai minimal 75

sebagai standar kelulusan siswa.

Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran Akuntansi di kelas X

Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran

dalam kelas relatif masih rendah dan lebih banyak didominasi oleh guru. Di kelas

X Akuntansi siswa cenderung pasif, tidak berani mengungkapkan pendapat atau

pertanyaan, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih sangat

rendah. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang mendengarkan penjelasan

guru, bahkan ada siswa yang diam saja dan ada juga yang bermain-main sendiri

saat guru sedang menerangkan pelajaran. Akibatnya, prestasi belajar siswa bidang

studi Akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta kelas X Akuntansi tergolong masih

rendah. Hal tersebut ditandai dengan nilai rata-rata ulangan harian yang belum

mencapai batas ketuntasan minimal, seperti yang ditunjukan dalam tabel berikut:

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Ulangan Harian Mata PelajaranAkuntasi pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012 (Pra Siklus)

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Interval Frekuensi Persentase Kumulatif

4 – 27 1 2,32 %

27 – 50 3 6,97 %

51 – 74 23 53,48 %

75 – 98 16 37,20 %

Jumlah 43 100 %

Rata-rata Nilai 69,02

(Sumber: Pratiwi, 2012)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas X

jurusan Akuntansi masih tergolong rendah karena belum mencapai standar KKM

di SMK Kristen 1 Surakarta yang menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

sebesar 75. Dari tabel tersebut juga diperoleh bahwa nilai rata-rata ulangan harian

siswa di kelas X Akuntansi yang tuntas KKM tanpa remidi sebanyak 16 siswa dari

jumlah siswa 43 siswa, atau dengan persentase 37%, sedangkan siswa yang tidak

tuntas sebanyak 27 siswa dengan persentase 63,%. Dengan kondisi yang

demikian, maka pendidik harus mengupayakan peningkatan prestasi belajar siswa

agar dapat mencapai batas KKM yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai pembelajaran

Akuntansi yang dilakukan di kelas X SMK Kristen 1 Surakarta dapat disimpulkan

bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang

mengakibatkan prestasi belajar siswa tidak maksimal, yaitu:

1) Siswa kurang terlibat aktif baik secara individu maupun kelompok di dalam

proses pembelajaran, karena jalannya pembelajaran lebih banyak didominasi

oleh guru atau dengan kata lain masih bersifat teacher centered,

2) Siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran Akuntansi dikarenakan

guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif, sehingga dalam

pelaksanaan pembelajaran masih banyak siswa yang tidak memperhatikan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu model

pembelajaran yang menarik, menyenangkan, melibatkan siswa secara langsung di

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dalam kegiatan belajar, serta dapat menimbulkan kerjasama antar siswa dalam

sebuah kelompok agar tercipta minat dan perhatian siswa sehingga siswa dapat

aktif di dalamnya dan prestasi belajar siswapun dapat meningkat. Salah satu

model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan

tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran aktif dengan metode

Question Students Have. Melalui penerapan model pembelajaran ini diharapkan

akan membawa dampak positif bagi siswa khususnya dalam meningkatkan

keaktifan dalam pembelajaran sehingga pada akhirnya mereka dapat mencapai

prestasi belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

Penerapan model pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi peserta

didik dan materi yang akan diajarkan. Penerapan model pembelajaran yang tidak

tepat akan berdampak pada rendahnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar, sehingga siswa akan bersikap pasif dan tidak termotivasi untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi yang demikian mengakibatkan siswa

yang belum begitu jelas dengan apa yang disampaikan oleh guru merasa takut dan

kurang percaya diri untuk bertanya walaupun sebenarnya di dalam benak mereka

ada satu atau beberapa pertanyaan yang ingin disampaikan. Hal ini menjadikan

siswa yang tidak paham terhadap penjelasan guru, maka ia tidak akan

mendapatkan penjelasan kembali dari gurunya karena seorang guru tidak dapat

mengetahui materi apa yang harus dijelaskan kembali tanpa adanya pertanyaan

atau permintaan dari siswa. Oleh karena itu, guru mengharapkan partisipasi

khususnya dari siswa yang mengalami kesulitan dalam menyerap materi untuk

menyampaikan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahaminya.

Bertanya merupakan hal yang penting dalam pembelajaran karena

dengan bertanya guru dapat mengetahui suatu hal yang tidak dipahami oleh siswa.

Bagi sebagian orang, belajar akan lebih efektif dan bermanfaat bila dilakukan

dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Belajar dengan cara seperti ini

merupakan yang paling efektif dibanding gaya belajar yang lainnya karena dengan

bertanya maka siswa akan menjadi benar-benar paham tentang materi yang belum

dipahaminya (Susilo, 2006). Mengingat pentingnya bertanya bagi peserta didik,

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

guru harus mengusahakan segala cara agar siswa dapat bertanya baik secara lisan

maupun tulisan sebab hal ini akan berpengaruh besar terhadap proses

pembelajaran. Adapun cara yang lebih mudah dalam mengajukan pertanyaan

yaitu disampaikan secara lisan, akan tetapi mengingat banyaknya siswa yang

kurang berani mengungkapkan pertanyaan secara lisan, maka perlu diupayakan

strategi yang menuntut siswa untuk bertanya melalui tulisan.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat memunculkan pertanyaan-

pertanyaan dari siswa mengenai materi yang tidak atau kurang mereka pahami

adalah model pembelajaran question students have. Silberman (2009) menjelaskan

bahwa metode pembelajaran question students have merupakan cara yang mudah

untuk mempelajari keinginan, kebutuhan, dan harapan siswa terhadap materi

pelajaran yang disampaikan guru karena cara ini lebih memilih menggunakan

sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi melalui tulisan daripada

percakapan”. Model pembelajaran question students have mengharuskan siswa

untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran yang tidak

dipahami dalam bentuk lembaran-lembaran kertas kemudian memberikan

kesempatan kepada teman-teman yang lain untuk membaca pertanyaan yang telah

ada. Jika siswa ingin mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut, siswa dapat

memberikan tanda ceklis (√) yang berarti siswa tersebut juga mengalami kesulitan

di pertanyaan tersebut.

Penerapan metode pembelajaran question students have diharapkan dapat

menunjang kegiatan pembelajaran dan menyediakan situasi yang tepat agar

potensi siswa dapat berkembang sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul

“Penerapan model pembelajaran Active Learning metode Question Students

Have sebagai upaya peningkatan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X

Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Active Learning metode Question Students Have dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran

2011/2012?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah di atas. Adapun tujuan dari penelitian ini

yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X SMK Kristen

1 Surakarta melalui Pembelajaran Active Learning Metode Question Students

Have.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan inovasi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam

penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan

kondisi peserta didik.

b. Memberikan sumbangan untuk mendukung teori-teori di bidang pendidikan

tentang penggunaan model pembelajaran aktif dengan metode Question

Students Have .

c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang dapat dijadikan

dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru:

1. Memberikan alternatif kepada guru atau calon guru Akuntansi dalam

menentukan strategi, metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat

sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

2. Memberikan informasi kepada guru dan calon guru untuk lebih

menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3. Memberikan masukan bagi guru untuk menggunakan model-model

pembelajaran inovatif dalam penyampaian materi dan pengelolaan kelas

agar lebih efektif.

b. Bagi Siswa

Bila guru menerepkan metode Question Students Have maka dapat:

1. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan

oleh guru.

2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan

yang sejalan dengan meningkatnya pemahaman siswa akan materi yang

telah disampaikan oleh guru.

3. Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

di kelas.

c. Bagi peneliti:

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pendidikan.

2. Jika peneliti menjadi seorang guru nantinya, maka akan lebih mengetahui

efektifitas penerapan pembelajaran question student have.

d. Bagi Lembaga atau Sekolah:

1. Memberikan sumbangan pemikiran yang baik dalam usaha meningkatkan

kualitas pembelajaran di sekolah dan upaya meningkatkan prestasi

belajar siswa.

2. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran

question student have dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Model Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Abdillah dalam Aunurrahman (2009: 33) menyatakan bahwa

”belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam

perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh

tujuan tertentu”. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar apabila pada

dirinya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya dari yang tidak tahu

menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan dari yang belum baik

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menjadi baik. Perubahan tingkah laku tersebut biasanya berupa penguasaan

terhadap ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya atau penguasaan

terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap. Untuk menuju

perubahan tingkah laku tersebut, maka diperlukan tenaga pengajar yang

kompeten, ketersediaan media belajar yang mencukupi, dan penerapan

model pembelajaran yang sesuai.

Pendapat para ahli dalam mendefinisikan belajar beraneka ragam,

hal ini dikarenakan adanya perbedaan pandangan diantara satu situasi

belajar dengan situasi belajar lainnya. Witherington dalam Sukmadinata

(2009: 155), menyatakan bahwa: “belajar merupakan perubahan dalam

kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru

yang berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.

Sedangkan Wittaker dalam Soemanto (1998: 104) menyatakan bahwa:

“belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan

atau diubah melalui latihan atau pengalaman (learning may be defined as

the process by which behavior originates or is altered through training or

experience)”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali

baik dari sifat maupun jenisnya, oleh karena itu sudah tentu tidak semua

perubahan yang terjadi dalam diri sesorang merupakan perubahan dalam arti

belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek kematangan, pertumbuhan dan

perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Lebih

lanjut Slameto (1995) menyebutkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam

pengertian belajar adalah sebagai berikut:

1) Perubahan terjadi secara sadar,

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari dan

merasakan adanya perubahan dalam dirinya. Jadi, perubahan perubahan

yang terjadi dalam keadaan mabuk atau tidak sadar tidak termasuk

perubahan dalam pengertian belajar karena orang yang bersangkutan

tidak menyadari akan perubahan tersebut.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional,

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan. Sebagai contoh pada anak yang

sedang belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak

bisa menulis menjadi bisa. Perubahan tersebut akan berlangsung secara

terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan

sempurna, kemudian ia bisa menulis indah, bisa menulis lebih cepat, dan

seterusnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif,

Dalam proses belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan

tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Dengan demikian, semakin banyak usaha belajar yang dilakukan maka

akan semakin banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh.

Perubahan bersifat aktif mengandung arti bahwa perubahan itu tidak

terjadi dengan sendirinya melainkan karena adanya usaha dari individu

yang belajar.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara,

Ini berarti perubahan yang didapat dari proses belajar bersifat

menetap atau permanen. Misalnya kecakapan anak dalam memainkan

piano setelah ia belajar tidak akan hilang begitu saja melainkan akan

terus dimiliki bahkan akan terus berkembang apabila terus dipergunakan

atau dilatih.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah,

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada

tujuan yang akan dicapai. Misalnya saja seseorang yang akan belajar

komputer, maka ia akan menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai

dengan belajar komputer. Dengan demikian kegiatan belajar yang

dilakukan senantiasa terarah kepada tujuan yang telah ditetapkannya.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku,

Ini berarti bahwa jika seseorang belajar sesuatu, sebagai

hasilnya orang tersebut akan mengalami perubahan tingkah laku secara

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar sepeda, maka perubahan

yang paling tampak adalah ketrampilan naik sepeda tersebut. Akan tetapi

ia juga akan mengalami perubahan-perubahan yang lainnya seperti

pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis sepeda,

pemahaman terhadap alat-alat sepeda, pengetahuan tentang cara

memperbaiki sepeda, dan lain sebagainya.

Dalam upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip,

maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang

benar, Aunurrahman (2009:113) menyatakan prinsip-prinsip belajar dalam

proses pembelajaran yaitu:

1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinyasendiri, tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajartersebut untuknya.

2) Setiap murid belajar menurut tempo ( kecepatannya) sendiri.3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera

diberikan penguatan (reinforcement).4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran

akan memungkinkan murid belajar lebih berarti.5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari

sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar dan dapatmengingat lebih baik.Berhasil ataupun tidaknya siswa dalam belajar dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Syah (1995:

132) adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisijasmani dan rohani siswa.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungandi sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upayabelajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswauntuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai belajar tersebut diatas

dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku

dan aspek-aspek yang ada pada diri manusia untuk menjadi lebih baik, yang

dihasilkan dari adanya proses belajar yang berupa pengalaman-pengalaman

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dan interaksi-interaksi yang diperoleh dari lingkungan sekitar dimana

manusia itu berada. Belajar memainkan peranan yang sangat penting dalam

mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-

tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang

lebih dahulu maju karena belajar.

b. Pengertian Pembelajaran

Menurut Hamalik (2002: 57), “pembelajaran merupakan suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru),

material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang kelas,

audio visual), dan proses yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran”. Pendapat lain tentang pembelajaran dikemukakan oleh

Sagala (2006: 61), menyatakan bahwa: ”pembelajaran ialah membelajarkan

siswa dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, dan

pembelajaran merupakan penentu utama keberhasilan dari pendidikan”.

Sedangkan Miarso dalam Pribadi (2011) memaknai istilah pembelajaran

sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan

pelajar (learner centered). Istilah “pembelajaran” digunakan Miarso untuk

mengganti istilah “pengajaran” yang lebih bersifat sebagai aktivitas yang

berpusat pada guru. Oleh karenanya, kegiatan pembelajaran perlu dibedakan

dari kegiatan pengajaran.

Hakekat pembelajaran menurut Dimyati dan Mujiono (2002: 286)

adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan yang dimaksudkan untuk membelajarkan pebelajar,2) Program pembelajaran dirancang dan diimplementasikan sebagai

suatu sistem,3) Kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar

kepada pebelajar,4) Kegiatan yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan

pembelajaran,5) Kegiatan yang melibatkan komponen-komponen tujuan belajar, isi

pelajaran, sistem penyajian, dan sistem evaluasi dalam realisasinya.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Smith dan Ragan dalam Pribadi (2011) mengemukakan beberapa

indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan proses

pembelajaran, faktor-faktor tersebut adalah efektif, efisien, dan menarik.

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa

siswa mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan.

Sedangkan makna dari pembelajaran yang efisien adalah aktivitas atau

proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan waktu dan sumber

daya yang relatif sedikit. Selain itu, pembelajaran juga perlu diciptakan

menjadi peristiwa yang menarik agar mampu meningkatkan minat dan

motivasi belajar siswa. Pandangan lain tentang kriteria atau perspektif

pembelajaran yang berhasil dikemukakan oleh Hainich dkk dalam Pribadi

(2011). Mereka mengemukakan perspektif pembelajaran sukses terdiri atas

beberapa kriteria sebagai berikut:

1) Peran aktif siswa (active participation)

Proses belajar akan berlangsung efektif jika siswa teribat aktif

dalam tugas-tugas yang bermakna dan berinteraksi dengan materi

pelajaran secara intensif.

2) Latihan (practice)

Dengan latihan yang dilakukan dalam berbagai konteks dapat

memperbaiki tingkat daya ingat dan retensi. Latihan juga dapat

memperbaiki kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan

ketrampilan yang baru dipelajari.

3) Perbedaan individual (individual differences)

Setiap individu memiliki karakteristik tersendiri yang unik dan

yang membedakannya dari individu lain. Selain itu, setiap individu juga

memiliki potensi yang perlu dikembagkan secara optimal, dalam hal ini

tugas dan instruktur dari guru dapat mengembangkan potensi yang

dimiliki oleh individu seoptimal mungkin melalui proses pembelajaran

yang berkualitas.

4) Umpan balik (feedback)

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Umpan balik sangat diperlukan oleh siswa untuk mengetahui

kemampuan dirinya dalam mempelajari materi pelajaran dengan benar.

Umpan balik dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan tentang hasil

belajar yang dicapai siswa setelah menempuh aktivitas pembelajaran.

5) Konteks nyata (realistic context)

Siswa perlu untuk mempelajari materi pelajaran yang berisi

pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diterapkan dalam sebuah situasi

yang nyata. Siswa yang mengetahui kegunaan pengetahuan dan

ketrampilan yang dipelajari akan memiliki motivasi tinggi umtuk

mencapai tujuan pembelajaran.

6) Interaksi sosial (social interaction)

Interaksi sosial sangat diperlukan oleh siswa agar dapat

memperoleh dukungan sosial dalam belajar. Interaksi sosial yang

berkesinambungan dengan teman sejawat atau sesama siswa akan

memungkinkan siswa untuk melakukan konfirmasi terhadap pengetahuan

dan ketrampilan yang sedang dipelajari.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang ditujukan untuk

melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa ke arah yang lebih baik

untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan kata lain, pembelajaran

adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga

tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran juga

dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

c. Pengertian Model Pembelajaran

Secara umum pengertian model adalah tiruan dari benda atau

keadaan yang sesungguhnya sebagai gambaran atau contoh yang bermanfaat

dalam pemecahan masalah. Dengan demikian, model pembelajaran pada

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai

akhir yang disajikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan

kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari

penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Menurut

Trianto (2009: 22), ”Model pembelajaran adalah perencanaan atau pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain”. Selanjutnya Brady dalam Aunurrahman (2009:

146) mengemukakan bahwa: ”Model pembelajaran dapat diartikan sebagai

blue print yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam

mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran”. Untuk lebih memahami

model pembelajaran, selanjutnya Brady juga mengemukakan karakteristik

atau sifat dari model pembelajaran yaitu:

1) Model memberikan arah untuk persiapan dan implementasi kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu model pembelajaran lebih bermuatan

praktis implementatif dari pada bermuatan teori.

2) Meskipun terdapat beberapa jenis model yang berbeda, model-model

tersebut memiliki keterkaitan terlebih lagi pada implementasinya. Oleh

karea itu, guru harus menginterpretasikannya ke dalam perilaku mengajar

guna mewujudkan pembeajaran yang bermakna.

3) Tidak ada satupun model pembelajaran yang memiliki kedudukan lebih

penting dan lebih baik dari model yang lainnya karena tidak ada satu

model tunggal yang dapat merealisasikan berbagai jenis dan tingkatan

tujuan pembelajaran yang berbeda.

4) Pengetahuan guru mengenai berbagai model pembelajaran memiliki arti

yang sangat penting didalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas

pembelajaran. Dengan kata lain, keunggulan suatu model pembelajaran

hanya dapat dihasilkan apabila guru mampu mengadaptasikan atau

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

mengkombinasikan beberapa model sehingga menjadi lebih serasi dalam

mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik.

Dalam penerapan suatu model pembelajaran harus disesuaikan

dengan kondisi siswa dan materi yang diajarkan, jadi tidak ada model

pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran yang lain. Artinya,

setiap model dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi tujuan, rasional

yang mendasari, dan sistem pengelolaan serta pengaturan lingkungan yang

diberikan pada manualnya (Wasis dkk, 2002). Oleh karena itu, guru

hendaknya menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran

agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Dalam memilih

model pembelajaran, seorang guru juga harus mempertimbangkan segala hal

yang berkaitan dengan pembelajaran dimulai dari menganalisis karakteristik

tujuan yang akan dicapai, materi, siswa, lingkungan belajar (alat-alat, sarana

& prasarana, sumber belajar), serta kemampuan seorang guru dalam sistem

pengelolaan dan pengaturan lingkungan. Seorang guru harus dapat memilih

model yang dapat mengakomodasi karakteristik-karakteristik tersebut.

Tentu saja tidak semua karakteristik yang ada sesuai dengan spesifikasi

model, dalam hal ini guru hendaklah memilih karakteristik terpenting yang

harus diakomodasi atau menggunakan dua model secara bersamaan.

Aunurrahman (2011: 140) menyatakan bahwa: “Keberhasilan dari

proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan

model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas

keterlibatan siswa secara efektif di dalam suatu proses pembelajaran”. Agar

pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan diperoleh hasil yang baik,

maka model pembelajaran yang akan dipilih untuk diterapkan harus

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa di dalam kelas. Hal

tersebut dikarenakan setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik

dan tujuan yang berbeda-beda.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran merupakan suatu pola atau konsep yang berisikan

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dalam kelas agar kegiatan

pembelajaran tersebut dapat menyenangkan dan berjalan dengan lancar

seperti yang diharapkan. Suatu model pembelajaran mempunyai sistem

pengelolaan pada lingkungan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik

model pembelajaran dan kondisi siswa. Hal tersebut dikarenakan setiap

pendekatan model pembelajaran memberikan peran yang berbeda-beda

kepada siswa, ruang fisik, dan sistem sosial kelasnya.

d. Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Sudjana (1996) mendefinisikan pembelajaran aktif sebagai proses

belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan

emosional sehingga ia benar-benar berperan dan berpartisipasi aktif dalam

kegiatan belajar. Selanjutnya Sudjana juga menyebutkan ciri-ciri yang harus

tampak dalam pembelajaran aktif yaitu:

1) Situasi kelas menantang siswa untuk melakukan

kegiatan belajar secara bebas tetapi terkendali.

2) Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih

banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk

memecahkan masalah.

3) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber

belajar bagi siswa.

4) Kegiatan belajar siswa bervariasi, ada kegiatan yang

dilakukan secara bersama-sama, secara berkelompok, maupun individual

sesuai dengan yang diatur oleh guru secara sistematis dan terencana.

5) Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus

mencerminkan hubungan yang manusiawi bagaikan hubungan bapak dan

anak, bukan hubungan antara atasan dan bawahan. Dalam hal ini guru

menempatkan diri sebagai pembimbing semua siswa yang memerlukan

bantuan manakala mereka menghadapi permasalahan dalam beajar.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

6) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan

susunan yang mati, tetapi sewaktu-waktu diubah sesuai dengan

kebutuhan siswa.

7) Belajar tidak hanya diukur dari segi hasil yang

dicapai siswa, tetapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang

dilakukan siswa.

8) Adanya keberanian siswa dalam mengajukan

pendapatnya melalui pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang

disampaikan kepada guru maupun kepada siswa lainnya dalam

pemecahan masalah belajar.

9) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa,

terlepas dari benar atau salah pendapat yang mereka sampaikan.

Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran

yang dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap

tertuju pada proses pembelajaran. Beberapa penelitian membuktikan bahwa

perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu.

Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas

hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang

tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa

dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan

berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi

tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan

sekolah dan hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia

pendidikan kita karena anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan

indera pendengarannya dibandingkan visual sehingga apa yang dipelajari di

kelas tersebut cenderung mudah dilupakan.

Confucius dalam Silberman (2009: 1) menyatakan beberapa teori

yaitu: “apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, dan

apa yang saya lakukan saya paham”. Ketiga pernyataan ini menekankan

pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab

permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran yaitu tidak

tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran apabila

model pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat ceramah.

Silberman (2009) memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius di

atas menjadi apa yang disebutnya dengan belajar aktif (active learning),

yaitu:

1) Apa yang saya dengar saya lupa,

2) Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit,

3) Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan

beberapa teman lain, saya mulai paham,

4) Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan saya memperoleh

pengetahuan dan keterampilan,

5) Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.

Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk

memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon peserta didik dalam

pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi suatu hal yang

menyenangkan dan tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.

Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik

dapat membantu ingatan (memory) mereka sehingga mereka dapat

dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Dalam metode

active learning (belajar aktif), setiap materi pelajaran yang baru harus

dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada

sebelumnya sehingga siswa akan lebih mudah memahami.

Mulyasa (2004: 241) menyatakan bahwa: “Agar murid dapat

belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna

sedemikian rupa sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi

untuk belajar”. Selanjutnya Silberman (2001: 24) mengemukakan beberapa

hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru atau pendidik

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dalam menerapkan pembelajaran aktif agar tujuan dari pembelajaran dapat

dicapai yaitu:

1) Tujuan pembelajaran aktif harus ditegaskan dengan jelas. Harusdiingat bahwa tujuan pembelajaran aktif (Active Learning) adalahuntuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis dari siswa dankapasitas siswa untuk menggunakan kemampuan tersebut padamateri-materi pelajaran yang diberikan. Pembelajaran aktif tidaksemata-mata digunakan untuk menyampaikan informasi saja.

2) Siswa harus diberitahu apa yang akan dilakukan. Pada saat awalpertemuan siswa harus diberi penjelasan tentang apa yang akandilakukan sehingga siswa dapat mengerti apa yang diharapkandarinya selama proses pembelajaran. Tekankan penjelasan iniberulang-ulang sehingga mahasiswa memiliki kesadaran dankeinginan yang tinggi untuk berpartisipasi.

3) Memberikan pengarahan yang jelas dalam diskusi. Diskusi dalamkelas merupakan tanggungjawab pengajar untuk menjaganya dalamalur dan tempo yang baik..

4) Penciptaan iklim pembelajaran aktif. Iklim pembelajaran aktifharus dapat diciptakan oleh pengajar dengan berbagai cara sesuaidengan kondisi masing-masing siswa agar tujuan dari pembelajaranaktif itu sendiri dapat tercapai.

e. Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)

Bertanya adalah salah satu cara yang terbaik karena dengan adanya

pertanyaan dari siswa maka guru dapat mengetahui tentang apa yang belum

dipahami oleh siswa sehingga guru dapat mengulang kembali bagian-bagian

yang belum dipahami tersebut. Menurut Susilo (2006: 107) “Bagi sebagian

orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara

bermain dengan pertanyaan dan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan

akan semakin memberikan penjelasan terhadapnya”. Dengan mengacu pada

pernyataan tersebut, seorang guru harus mengusahakan segala cara agar

siswa bertanya baik secara lisan maupun tulisan sebab hal ini akan

berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran. Adapun cara yang lebih

mudah dalam mengajukan pertanyaan yaitu disampaikan secara lisan,

namun mengingat banyaknya siswa yang kurang berani mengungkapkan

pertanyaan secara lisan maka perlu diupayakan suatu metode yang menuntut

siswa untuk bertanya melalui tulisan, dan metode yang dapat digunakan

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

adalah dengan menerapkan metode Question Students Have (Pertanyaan

Peserta Didik).

Metode Question Students Have dapat diartikan sebagai pertanyaan

yang dimiliki siswa, pertanyaan ini bisa dalam bentuk soal maupun

masalah-masalah lain yang berhubungan dengan materi yang belum

dipahami. Menurut Silberman (2006: 91) ”metode Question Students Have

merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa

yang mereka butuhkan dan harapkan karena cara ini memanfaatkan teknik

yang mengundang partisipasi melalui penulisan bukannya pembicaraan“.

Selanjutnya Silberman (2006: 64) juga menjelaskan bahwa: “strategi ini

(Question Students Have) bisa menyemarakkan lingkungan belajar aktif

dengan memberi siswa kesempatan untuk bergerak secara fisik, berbagi

pendapat untuk mencapai sesuatu yang mereka banggakan”. Dari kutipan

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode Question Students Have

bisa membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi ini

mewajibkan siswa menuliskan pertanyaan berupa soal atau masalah lain

yang berhubung dengan materi yang belum dipahami dalam secarik kertas.

Silberman (2009: 73) mengungkapkan teknis pelaksanaan metode

pembelajaran Question Students Have sebagai berikut:

1) Bagikan kartu kosong kepada siswa2) Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka

miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedangdipelajari (jangan mencantumkan nama peserta didik). Contohnya,seorang peserta mungkin bertanya: “Bagaimana perbedaan AljabarII dengan Aljabar I?” atau “Akankah ada karangan/tugas akhiruntuk pelajaran ini?”

3) Putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Ketika kartu diedarkankepada peserta berikutnya, dia (pria/wanita) harus membacanyadan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisipertanyaan mengenai pembaca.

4) Saat kartu kembali kepada penulisnya, setiap peserta akan telahmemeriksa seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Poin inimengidentifikasi pertanyaan yang memperoleh suara terbanyak.Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan:a) Jawaban langsung atau jawaban yang berarti,b) Menunda pertanyaan sampai waktu yang tepat, atau

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c) Pertanyaan tersebut tidak menunjukkan suatu pertanyaan.5) panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela,

sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.6) Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan

yang mana anda mungkin menjawabnya di pertemuan berikutnya.Variasi yang dapat dilakukan oleh guru dalam menerapkan

metode Questions Students Have adalah sebagai berikut:1) Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat memberikan kartu

pada siswa, buatlah kelas menjadi beberapa kelompok dan lakukaninstruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpamenghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.

2) Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalahpeserta menulis harapan mereka dan atau mengenai kelas, topikyang akan anda bahas atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yangakan mereka amati.

3) Variasi dapat pula dilakukan dengan meminta peserta untukmemeriksa dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan olehkelompok tersebut, sehingga fase ini akan dapat mengidentifikasipertanyaan mana yang mendapat jawaban terbanyak, sebagaiindikasi penguasaan anak terhadap objek yang dipertanyakan.

Dalam penerapannya, metode Question Students Have memiliki

kelebihan dan kelemahan. Kelebihan penerapan metode Question Students

Have yaitu:

1) Siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena dilibatkan

secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Semua kesulitan siswa dalam belajar dapat diketahui oleh guru sehingga

guru dapat mencarikan pemecahan masalahnya.

3) Siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan guru.

4) Masing-masing siswa dapat memberikan jawaban dan koreksi terhadap

jawaban temannya.

5) Semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam menyampaikan

pertanyaan dan jawaban.

6) Penerapam metode Question Students Have dapat memberikan pelajaran

bagi siswa tentang pentingnya bertanya.

7) Memudahkan guru dalam melakukan kontrol terhadap kelas.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sedangkan kelemahan dari penerapan model pembelajaran aktif metode

Question Student Have yaitu:

1) Memerlukan banyak waktu dalam menerapkan metode Question Students

Have.

2) Siswa terbiasa bertanya melalui tulisan sehingga mental berkomunikasi

siswa tidak terasah dengan baik.

Dari berbagai gagasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode

Question Students Have (QSH) adalah suatu metode pembelajaran yang

mengharapkan keaktifan siswa untuk mengemukakan segala kesulitan yang

dihadapi ketika menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru

dalam bentuk pertanyaan. Hal ini sangat penting dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar siswa karena salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar

adalah penguasaan materi pelajaran yang tidak maksimal. Rendahnya

penguasaan materi selain disebabkan oleh minimnya perhatian siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar juga dikarenakan sikap dari mayoritas

siswa yang cenderung tidak aktif bertanya ketika mereka mengalami

kesulitan dalam memahami penjelasan guru. Keengganan siswa untuk

bertanya disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu siswa tidak

berani untuk mengajukan pertanyaan secara langsung kepada guru. Bagi

siswa yang mengalami kesulitan dan tidak mau bertanya maka akan

berakibat kepada rendahnya kemampuan mereka dalam menjawab soal-soal

evaluasi sehingga nilai yang diperoleh tidak maksimal. Dengan demikian,

maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang memungkinkan siswa

untuk mengajukan pertanyaan dalam bentuk tulisan.

Metode pembelajaran yang dapat memunculkan pertanyaan siswa

dengan mudah adalah metode Question Students Have karena metode ini

lebih memilih tulisan sebagai media penyampaian pertanyaan daripada

melalui lisan. Dengan menerapkan metode Question Students Have guru

akan mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa sehingga guru dapat segera

menjawab atau mengulang materi pelajaran yang belum dipahami siswa

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

sehingga penguasaan materi pelajaran oleh siswa akan lebih maksimal.

Dengan penguasaan materi pelajaran yang maksimal, maka kemampuan

siswa dalam mengerjakan sosal-soal evaluasi menjadi lebih baik sehingga

prestasi belajar para siswa pun dapat ditingkatkan.

2. Hakekat Prestasi Belajar

a. Pengertian dan Fungsi Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang

berarti “hasil usaha”. Arifin (2011) memaknai prestasi belajar sebagai suatu

masalah yang bersifat tujuan dalam kehidupan manusia, karena sepanjang

rentang kehidupannya manusia selalu menejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing. Selanjutnya Arifin (2011: 12) menyebutkan

beberapa fungsi utama dari prestasi belajar yaitu

1) Prestasi belajar berfungsi sebagai indikator kualitas dan kuantitaspengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Paraahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensikeingintahuan dan merupakan kebutuhan umum manusia”.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagipeserta didik dalam upaya untuk meningkatkan ilmu pengetahuandan tekhnologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback)dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatuinstitusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasibelajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatuinstitusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakanrelevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikatorekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapatdijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengankebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadifokus utama yang harus diperhatikan karena peserta didiklah yangdiharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

b. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Menurut Hamdani (2011: 138), “prestasi belajar adalah hasil

pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak pada periode tertentu”. Dengan demikian, prestasi belajar

siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi belajar yang dilaksanakan

setiap periode tertentu. Hasil dari evaluasi tersebut akan memperlihatkan

tinggi rendahnya prestasi belajar masing-masing siswa dan dapat juga

digunakan oleh pendidik untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran

yang telah dilaksanakan selama periode tertentu. Selanjutnya Hamdani

(2011) menggolongkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi prestasi

belajar menjadi dua bagian yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa,

faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

(a) Kecerdasan (Intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaiakan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Tingkat intelegensi akan sangat menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa, semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin

besar peluang untuk meraih prestasi yang tinggi.

(b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya akan sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Misalnya

apabila panca indra atau bagian tubuh tidak berfungsi dengan baik,

maka hal tersebut sedikit banyak akan memengaruhi seseorang

dalam meraih prestasi.

(c) Sikap

Sikap dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk bereaksi

terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan berbagai macam reaksi

seperti suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Setiap siswa harus

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

memiliki sikap positif (menerima) kepada sesama siswa ataupun

kepada gurunya karena sikap inilah yang akan menggerakannya

untuk belajar.

(d) Minat

Minat adalah suatu kecenderungan seseorang untuk selalu

memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat

juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan senang terhadap sesuatu

sehingga apabila seorang siswa mempunyai minat yang tinggi

terhadap suatu mata pelajaran, maka ia akan lebih mudah dan cepat

dalam mempelajarinya.

(e) Bakat

Bakat adaah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan pada masa yang akan

datang. Tumbuhnya keahlian tertentu pada diri seseorang sangatlah

ditentukan oleh bakat yang dimilikinya, bakat yang dimiliki siswa

juga akan memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang

pada bidang studi tertentu.

(f) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong orang untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Tinggi rendahnya motivasi

akan menentukan seberapa besar keinginan siswa untuk mencapai

tujuan sehingga akan berpengaruh terhadap kesungguhan belajarnya.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial

dan lingkungan non sosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial

adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas,

keluarga, dal lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan non

sosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, waktu belajar, media

belajar, dan lain sebagainya. Secara garis besar, faktor ekstern yang dapat

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

memengaruhi prestasi belajar seseorang adalah keadaan keluarga,

keadaan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar sangat penting untuk diketahui karena prestasi belajar tidak hanya

sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga

sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Disamping itu, prestasi

belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan

diagnosis , penempatan, atau bimbingan khusus terhadap peserta didik.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cronbach dalam Arifin (2011: 13)

yang menyatakan bahwa:

kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai umpanbalik bagi guru dalam mengajar,untuk keperluan diagnostik, untukkeperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untukkeperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isikurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah.

3. Hakekat Akuntansi

Menurut American Institute of Certified Public Accountans (AICPA)

dalam Slamet Sugiri (1992: 4) mendefinisikan Akuntansi sebagai: “Seni

mencatat, menggolongkan, dan meringkas transaksi dan kejadian yang bersifat

keuangan dengan cara yang dapat dimengerti dan dalam satuan uang, serta

menafsirkan hasil-hasilnya.” Dari definisi Akuntansi menurut AICPA tersebut,

Slamet Sugiri (1992: 4) menyatakan ada tiga aspek penting di dalam

Akuntansi, yaitu:

a. Akuntansi adalah suatu proses, yaitu proses pencatatan,penggolongan dan peringkasan transaksi. Yang dimaksud transaksikeuangan adalah kejadian dan peristiwa yang memengaruhi harta,utang, dan modal perusahaan (lembaga ekonomi).

b. Akuntansi memproses sebuah transaksi keuangan dengan cara yangmempunyai pola tertentu (bukan sembarang atau acak-acakan) danmenggunakan satuan uang sebagai alat pengukur.

c. Akuntansi tidak hanya sekedar proses pencatatan, penggolongan danperingkasan belaka, melainkan meliputi juga penafsiran terhadap hasildan proses-proses tersebut.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Menurut American Accounting Association (AAA) dalam Slamet

Sugiri (1992: 4), “akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan

melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penelitian dan

keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi

tersebut”. Definisi tersebut mengandung dua pengertian, yakni:

a. Kegiatan Akuntansi

Bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang terdiri dari identifikasi,

pengukuran, dan pelaporan informasi akuntansi.

b. Kegunaan Akuntansi

Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh Akuntansi diharapakan

berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan

usaha yang bersangkutan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi

adalah kegiatan pencatatan, penggolongan, pengukuran dan pelaporan transaksi

keuangan dengan cara tertentu. Ilmu akuntansi telah digunakan oleh semua

lembaga maupun perusahaan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi dan

melaporkan keadaan keuangan lembaga atau perusahaan tersebut. Dengan

demikian, akuntansi sangat penting untuk dipelajari oleh siswa sebagai bekal

apabila kelak mereka terjun ke dalam dunia kerja. Dengan belajar Akuntansi,

seseorang juga akan memperoleh ilmu untuk dapat mengatur keuangan

pribadinya sendiri sehingga ilmu akuntansi tidak hanya diperuntukkan bagi

sebuah korporat saja, tetapi bisa juga digunakan oleh perorangan, tidak

terkecuali anak sekolahan, pedagang, mahasiswa, dan ibu rumah tangga.

Akuntansi adalah ilmu terapan sehingga untuk mempelajarinya tidak

bisa dengan menggunakan metode hafalan, tetapi harus dengan pemahaman,

kejelian, dan ketelatenan. Akuntansi adalah pelajaran yang berurutan atau

berhubungan antara satu dan lainnya sehingga apabila siswa tidak mengerti di

bagian awal dia harus mau bertanya kepada guru maupun teman yang mengerti

karena apabila dibiarkan saja maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan

dalam mengikuti pelajaran akuntansi selanjutnya. Dengan alasan tersebut,

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

maka diperlukan model pembelajaran yang melibatkan peran siswa untuk aktif

dalam mengajukan pertanyaan apabila siswa tidak mengerti terhadap materi

yang disampaikan guru. Model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif

dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mengajukan pertanyaan

adalah metode pembelajaran aktif (Active Learning) metode Question Students

Have.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian terdahulu yang penulis pakai dalam referensi

penelitian ini adalah dilakukan oleh Nugroho Dwi Aristiawan (2009) dengan judul

“ Aplikasi model pembelajaran Question Students Have untuk meningkatkan

keaktifan bertanya dan menjawab pada pelajaran IPA Biologi siswa kelas VIIIC

SMP Negeri 1 Gatak tahun pelajaran 2008/2009’. Dalam penelitian tersebut

peneliti menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan siswa khususnya

dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari guru.

Penelitian mengenai Question Students Have juga pernah dilakukan oleh

Sri Nurhayati, Sudarmin, F. Widhi Mahatmanti, Fivi Dessy Khodijah dengan

jurnalnya yang berjudul “Kefektifan Pembelajaran Berbasis Question Students

Have Dengan Bantuan Chemo-Edutainment Media Key Relation Chart Terhadap

Hasil Belajar Siswa”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa

pembelajaran berbasis Question Student Have (QSH) dengan bantuan Chemo-

Edutainment (CET) media key relation chart efektif terhadap hasil belajar siswa

SMA pokok bahasan hidrokarbon dan minyak bumi. Hasil belajar siswa kelompok

eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu terletak pada

objek penelitian yang sama yaitu Model Pembelajaran Aktif metode Question

Students Have. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

adalah pada subjek penelitian ini yaitu siswa di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1

Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

C. Kerangka Berpikir

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Pada umumnya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas masih bersifat

teacher centered atau berpusat pada guru. Model pembelajaran yang seperti ini

akan mengakibatkan siswa kurang berpartisipasi aktif di dalam kegiatan belajar

mengajar yang kemudian mengakibatkan penguasaan terhadap materi yang

disampaikan oleh guru menjadi tidak maksimal. Akibat lebih jauh dari kondisi

tersebut adalah prestasi belajar siswa rendah. Hal inilah yang terjadi pada proses

pembelajaran di SMK Kristen 1 Surakarta kelas X Akuntansi tahun ajaran

2011/2012. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan suatu metode pembelajaran

yang dapat memunculkan minat dan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam hal ini

adalah model pembeajaran aktif (Active Learning).

Dalam proses pembelajaran setiap siswa memiliki kelebihan dan

kekurangan untuk menguasai materi. Ada siswa yang cepat, sedang bahkan

lambat dalam menyerap materi yang disampaikan. Biasanya tidak semua siswa

menangkap apa yang dijelaskan oleh guru dan karena itu guru mengharapkan

partisipasi siswa untuk berani dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi

yang belum dipahaminya. Hal ini sangat penting karena siswa adalah individu

yang paling mengetahui apa yang mereka butuhkan yang dalam hal ini adalah

tentang bagian dari penjelasan guru yang belum mereka pahami dengan baik.

Namun demikian, kebanyakan siswa masih belum berani secara aktif untuk

menyampaikan pertanyaan secara langsung walaupun sebenarnya mereka

menemukan kesulitan-kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan guru.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu metode

pembelajaran yang dapat memunculkan pertanyaan-pertanyaan dari siswa supaya

guru dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami. Metode yang sesuai

dengan kondisi tersebut adalah dengan menerapkan metode Question Students

Have, metode ini mewajibkan siswa menuliskan pertanyaan yang berhubungan

dengan materi yang belum dipahaminya dalam secarik kertas. Skema pemikiran

digambarkan melalui bagan berikut :

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Indikator kinerja ditargetkan 75% dari 43 siswa untuk pencapaian hasil

belajar di atas nilai batas kriteria ketuntasn minimal (KKM) yang berlaku di SMK

Kristen 1 Surakarta yaitu 75. Pencapaian target ini disesuaikan dengan teori

penilaian acuan patokan (PAP) yang dikemukakan oleh Sudjana (2008), bahwa

keberhasilan siswa dalam belajar dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya

dicapai, yang kriterianya berkisar 75-80 persen dari tujuan atau nilai yang

seharusnya dicapai. Keterbatasan waktu penelitianpun memengaruhi target

Kondisi Awal Pembelajaran biasa ( Teacher Centered)

Siklus 1

Tindakan

Siswa kurang berpartisipasi aktifsehingga hasil belajar rendah

Penerapan model pembelajaran AktifMetode Question Students Have

Siklus 2

Siklus ke-n

Siswa aktif dalam kegiatanpembelajaran dan 75 % siswa

memperoleh hasil belajar tuntas

Kondisi Akhir

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

keberhasilan. Berdasarkan kondisi tersebut maka target keberhasilan ditetapkan

75% untuk pencapaian hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka

perumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Penerapan model

pembelajaran Active Learning dengan metode Question Students Have dapat

meningkatkan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X SMK Kristen 1 Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012.”

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Kristen 1

Surakarta yang beralamat di Jl A. Yani 2 Surakarta. Adapun alasan dan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pertimbangan peneliti mengambil tempat penelitian tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Sekolah memberi ijin peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas X

SMK Kristen 1 Surakarta.

b. Terdapat permasalahan berupa masih rendahnya prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran Akuntansi.

c. Guru mata pelajaran Akuntansi belum pernah menerapkan jenis model

pembelajaran Question Students Have.

d. Data yang diperlukan dalam penelitian ini mudah diperoleh dari guru, yaitu

berupa daftar siswa dan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada ulangan

harian pertama di semester genap kelas X Jurusan Akuntansi tahun ajaran

2011/2012.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru

mata pelajaran akuntansi kelas X yaitu Ibu Setia Pratiwi, S.Pd., yang

membantu dalam pelaksanaan, observasi, dan refleksi selama penelitian

berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol

sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2012 sampai selesai.

Adapun kegiatan penelitian ini meliputi tahap persiapan pelaksanaan sampai

penyusunan laporan penelitian dengan rincian sebagai berikut:

Waktu

Kegiatan

Maret April Mei

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan

Pelaksanaan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Table 3.1 Rincian Waktu Penelitian

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1

Surakarta karena:

a. Terdapat permasalahan berupa masih rendahnya hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Akuntansi di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta.

b. Kelas X Akuntansi tidak digunakan sebagai subjek penelitian sejenis

sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang tentang

penerapan model Question Students Have pada waktu dan objek yang sama.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam

kelas selama penerapan model pembelajaran Active Learning dengan metode

Question Students Have yang meliputi:

a. Proses berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar dengan penerapan metode

Questions Students Have.

b. Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan

metode Question Students Have.

C. Sumber Data

Analisis Data

Penyusunan Laporan

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Arikunto (2007: 129) mengatakan bahwa: “Data yang baik adalah data

yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat”. Selain itu Arikunto (2007: 130)

juga mengatakan bahwa: “Untuk menetapkan sumber data dalam penelitian harus

dipikirkan dengan matang siapa/apa yang akan dijadikan sumber data”. Penelitian

tidak mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan di tempat yang

sudah ditentukan. Sumber data di dalam penelitian ada dua, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sesuai yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2009: 137), “Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada

pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung

diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumentasi”.

Sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang

diperoleh dari pelaksanaan post-test pada masing-masing tindakan, dan hasil

pengamatan terhadap sikap dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran.

Sedangkan sumber data sekunder berupa arsip sekolah mengenai nilai rata-rata

hasil ulangan harian kedua kelas X Akuntansi di semester genap, daftar nama

siswa di kelas yang diteliti, serta wawancara dengan guru dan siswa mengenai

kondisi awal siswa dan manfaat yang dapat diperoleh setelah dilaksanakannya

tindakan menggunakan model pembelajaran Active Learning dengan metode

Question Students Have.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan bagian yang sangat penting untuk memperoleh

data dan fakta mengenai kondisi objek yang diselidiki. Menurut Susilo (2009:

22), “Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas

dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara

objektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari

tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data”.

Observasi dapat dikelompokan menjadi beberapa bentuk sesuai dengan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sifatnya. Sukmadinata (2006: 54) menyebutkan beberapa bentuk observasi

adalah sebagai berikut:

a. Observasi LangsungYang dimaksud dengan observasi langsung adalah pengamatan

secara langsung pada objek yang diobservasikan, dalam arti bahwapengamatan tidak menggunakan “media-media transparan”.

b. Observasi BerstrukturPada observasi berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek dan

aktivitas apa yang akan diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuanpenelitian karena pada pengamatan peneliti telah terlebih dahulumempersiapkan materi pengamatan dan instrument yang akan digunakan.

c. Observasi Tidak BerstrukturObservasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa

menggunakan guide observasi. Dengan demikian pada observasi ini,pengamat harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatandalam mengamati suatu obyek.

d. Observasi EksperimentalObservasi ini dilakukan apabila peneliti ingin membuktikan

perbedaan-perbedaan obyek pengamatan dan tidak ingin terlibat dalamdinamika dan kompleksitas gejala atau situasi yang diselidiki.

e. Observasi PartisipasiObservasi partisipasi adalah pengumpulan data terhadap objek

pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalamsirkulasi kehidupan obyek pengamatan.

f. Observasi KelompokObservasi ini dilakukan secara kelompok terhadap suatu atau

beberapa objek sekaligus.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi langsung dan

berstruktur. Teknik observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang

diperoleh pada saat dilaksanakannya proses pembelajaran dan kegaitan belajar

mengajar. Peneliti menggunakan instrumen berupa lembar observasi untuk

mengetahui penerapan model pembelajaran aktif (active learning) dengan

metode pertanyaan peserta didik (question students have)

2. Wawancara

Menurut Sudjana (2008:68), “Sebagai alat penilaian, wawancara dapat

digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar”. Sudjana (2008:69) juga

menyebutkan ada dua jenis wawancara, yaitu:

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

a. Wawancara berstruktur, yaitu dimana kemungkinanjawaban telah disiapkan sehingga siswa tinggal mengategorikannyakepada alternatif jawaban yang telah dibuat.

b. Wawancara bebas, yaitu jawaban tidak perlu disiapkansehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya.

Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara bebas, dimana wawancara ini akan difokuskan pada guru mata

pelajaran Akuntansi dan siswa kelas X Akuntansi. Wawancara ini bertujuan

untuk memperoleh informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan

kesulitan-kesulitan yang dialami dalam pembelajaran, penentuan tindakan,

pelaksanaan proses pembelajaran, dan respon yang timbul sebagai akibat dari

tindakan yang dilakukan.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari

data mengenai hal-hal yang diperlukan yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan sebagainya. Metode

dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data awal

berupa rata-rata hasil ulangan harian pertama di semester genap dan UTS kelas

X SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Selain itu, metode ini juga

digunakan untuk memperoleh daftar nama-nama siswa yang akan diteliti,

sejarah SMK Kristen 1 Surakarta, dan data-data lain yang dibutuhkan dalam

penelitian.

4. Tes

Sudjana (2008: 35) menyatakan bahwa: “Tes pada umumnya

diberikan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil

belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan

tujuan pendidikan dan pengajaran”. Sudjana (2008: 35) juga menyebutkan ada

dua jenis tes, yaitu:

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

a. Tes uraian, yang terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan

uraian berstruktur.

b. Tes Objektif, yang terdiri dari beberapa bentuk, yakni pilihan

benar-salah, pilihan berganda, menjodohkan, dan isian pendek atau

melengkapi.

Metode Tes dalam penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk

mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa sebagai aspek kognitif

terhadap penguasaan materi siswa. Bentuk tes yang digunakan berupa tes

objektif sebanyak 2 soal isian yang dilakukan pada akhir pembelajaran.

E. Uji Validitas Data

Data yang terkumpul merupakan modal awal yang sangat penting dalam

sebuah penelitian, dari data tersebut dapat dilakukan analisis yang selanjutnya

digunakan sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu

pentingnya posisi data dalam penelitian, maka keabsahan data yang terkumpul

menjadi sangat penting. Data yang salah menghasilkan penarikan kesimpulan

yang salah, demikian pula sebaliknya, data yang sah atau valid akan menghasilkan

kesimpulan hasil penelitian yang benar. Bachri (2010) menjelaskan bahwa untuk

menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam

suatu penelitian, peneliti dapat menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu

yang lain di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu.

Menurut Patton dalam Puspita (2010) ada 4 macam triangulasi sebagai

teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:

1. Triangulasi data atau sumber

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara,

hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang

dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Triangulasi pengamat/peneliti

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan

data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai

pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil

pengumpulan data.

3. Triangulasi teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data

yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.

4. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat

wawancara dilakukan.

Dari beberapa teknik triangulasi tersebut, peneliti menggunakan teknik

triangulasi data atau sumber sebagai uji validitas data selama penelitian yang

diperoleh peneliti dari lembar pengamatan atau observasi, nilai ulangan di akhir

tiap siklusnya serta catatan hasil wawancara pada beberapa informan. Dari hasil

perbandingan antara tiga sumber tersebut, ketiganya menunjukkan hasil yang

sama, nilai hasil ulangan siswa meningkat di setiap siklusnya dan hasil wawancara

yang peneliti lakukan dengan guru dan siswa diketahui bahwa siswa merasa

penerapan metode Question Students Have membuat siswa menjadi lebih bisa

memahami materi sehingga saat ulangan dapat mengerjakan dengan baik dan hasil

ulangan siswa pun menjadi optimal. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara

yang peneliti lakukan dengan guru yang mengatakan bahwa dengan penerapan

pembelajaran aktif metode Question Students Have membuat siswa menjadi lebih

aktif selama proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa mengalami

peningkatan.

F. Teknik Analisis Data

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Data yang diperoleh dari pengumpulan data tersebut perlu dianalisis,

sedangkan untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data

sehingga data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini

dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa

yang diperoleh dari tes tertulis. Teknik analisis kuantitatif yang digunakan

adalah kuantitatif sederhana untuk mencari nilai tertinggi, nilai terendah dan

nilai rata-rata siswa. Untuk nilai tertinggi dan terendah dapat langsung

diketahui dari data nilai yang ada. Sedangkan untuk mencari nilai rata-rata

siswa didapatkan dengan membagi jumlah nilai dari seluruh siswa di suatu

kelas dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Nilai rata-

rata= Dengan teknik analisis ini akan diperoleh

keterangan mengenai sejauh manakah keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar.

2. Analisis Kualitatif

Teknik analisis kualitatif digunakan untuk memaparkan proses

penelitian secara detail serta memaparkan fakta-fakta yang terjadi dalam

bentuk catatan lapangan. Analisis data kualitatif ini diperoleh berdasarkan hasil

observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus, serta dengan membandingkan

kinerja murid dan guru dalam hasil pengamatan.

3. Analisis Komparatif

Teknik analisis komparatif digunakan untuk membandingkan antara

kondisi awal sebelum dilakukan tindakan dengan hasil yang diperoleh setelah

dilaksanakan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan seterusnya. Dengan

membandingkan kedua kondisi tersebut akan diperoleh informasi mengenai

perbedaan hasil antara sebelum dilaksanakan dan sesudah dilaksanakan

tindakan.

G. Prosedur Penelitian

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus

yaitu siklus I dan siklus II, dimana masing-masing siklus dilaksanakan dalam

beberapa tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

interprestasi, serta analisis dan refleksi secara umum yang dilakasanakan pada

masing-masing siklus. Adapun kegiatan dalam tahap-tahap pelaksanaan penelitian

tersebut sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. Setelah peneliti menemukan permasalahan yang timbul di dalam kelas,

peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan

permasalahan tersebut. Perencanaan tindakan tersebut meliputi model

pembelajaran yang akan diterapkan dan waktu pelaksanaannya.

b. Peneliti membuat kesepakatan dengan guru bidang studi Akuntansi untuk

menetapkan materi yang akan diajarkan pada setiap siklus.

c. Peneliti merancang program pembelajaran berupa silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kegiatan siswa (LKS), lembar

observasi pengamatan proses pembelajaran, pedoman wawancara dan soal-

soal test.

d. Merancang skenario penarapan metode Question Students Have.

e. Menyusun instrumen dan indikator ketercapaian.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan proses pembelajaran

sesuai dengan rancangan, strategi dan skenario pembelajaran yang telah

ditetapkan, sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat. Setiap siklus

dilaksanakan selama 2 kali pertemuan (4 x 45 menit), yang meliputi:

Pertemuan 1 (2 x 45 menit):

a. Guru membuka kelas dengan memberikan salam dan siswa menjawab salam

dari guru.

b. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

c. Guru menjelaskan materi pokok yang sedang dipelajari dengan metode

ceramah interaktif.

d. Guru memberikan contoh menyusun jurnal penyesuaian.

e. Guru memaparkan kepada siswa tentang pelaksanaan

metode Question Students Have yang akan dilaksanakan.

f. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok sesuai

deretan tempat duduk.

g. Guru membagikan selembar kertas kepada masing-

masing siswa sebagai media untuk menuliskan pertanyaan siswa.

h. Setelah selesai guru meyuruh siswa untuk memutar

kertas tersebut di dalam kelompok masing-masing searah jarum jam dan

mempersilahkan kepada penerima kertas untuk membaca pertanyaan dan

memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut apabila mengalami kesulitan,

begitu seterusnya sampai kertas tersebut sampai kepada pemiliknya.

i. Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan

kelompok lain dimulai dari yang memiliki tanda paling banyak dan

dilanjutkan sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda sedikit atau sampai

waktu habis. Guru melengkapi jawaban dari siswa.

j. Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan

apabila masih ada pertanyaan yang harus dijawab maka guru akan

melanjutkan menjawab pada pertemuan berikutnya.

k. Guru menutup pertemuan dengan salam.

Petemuan ke 2 (2 x 45 menit):

a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan siswa

menjawab.

b. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang

materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

c. Siswa bersama guru melanjutkan menjawab pertanyaan-

pertanyaan siswa yang belum terjawab pada pertemuan sebelumnya.

d. Siswa mengerjakan latihan soal

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

e. Guru memberikan pengumuman bahwa akan diadakan

ulangan harian pada pertemuan berikutnya untuk materi yang telah

dipelajari.

f. Guru menutup pelajaran dengan salam.

3. Pengamatan / Observasi

Pada tahapan ini peneliti mengadakan pemantauan apakah tindakan

yang telah dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam proses

pembelajaran di dalam kelas atau tidak. Observasi tersebut dilakukan dengan

mengamati proses pembelajaran mata pelajaran Akuntansi dengan menerapkan

model pembelajaran aktif (Active Learning) metode Question Students Have.

Hal-hal yang diobservasi meliputi :

a. Kondisi siswa saat berlangsungnya proses belajar mengajar

b. Prestasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur yaitu

dalam melaksanakan kegiatan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk

memperoleh data secara obyektif mengenai data lain yang tidak dapat terekam

melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama peneletian tindakan

berlangsung, reaksi dan petunjuk-petunjuk lain yang dapat digunakan sebagai

bahan menganalisis dan refleksi.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi mencakup analisis, interpretasi dan evaluasi atas

informasi yang diperoleh dari kegiatan pengamatan. Peneliti dan guru

mengadakan diskusi untuk menentukan hasil pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan dan kendala-kendala yang dihadapi. Setelah itu, dilakukan penarikan

kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga

dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan. Tahap-

tahap Refleksi dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 3.1 Model Pelaksanaan PTK (Suharsimi Arikunto, 2007: 16)

Prosedur penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan sebagai

berikut:

a. Siklus I

1) Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus I

2) Melaksanakan observasi terhadap tindakan kegiatan belajar mengajar

3) Membuat refleksi pada siklus I oleh peneliti dan guru

4) Melakukan evaluasi dan perbaikan

b. Siklus II

Apabila indikator hasil yang ditetapkan pada siklus I belum dapat

tercapai dengan baik, maka perlu dilakukan penyempurnaan, yaitu dengan

melakukan tindakan pembelajaran pada siklus II yang meliputi :

1) Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus II yang

mendasarkan pada perbaikan siklus I

2) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki

pada siklus I

Perencanaannn

Refleksi Pelaksanaannnnnnnn

Siklus I

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

?

Pengamatan

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3) Melaksanakan observasi terhadap tindakan kegiatan belajar mengajar

4) Melakukan evaluasi dan perbaikan.

H. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja yaitu suatu rumusan kinerja yang digunakan sebagai

acuan atau tolok ukur dalam menentukan ketercapaian tujuan, selain itu indikator

kinerja ini juga didasarkan pada teori yang mendukung dalam penelitian ini.

Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dikatakan berhasil apabila mencapai indikator

yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini

ditunjukan dalam table berikut ini:

Tabel 3.2 Indikator Ketercapaian Belajar Siswa

Aspek yang diukurPersentaseTarget Capaian

Cara mengukur

Keaktifan siswa dalam

Apersepsi

80 % Diamati saat Apersepsi

Keaktifan siswa dalam

mengajukan pertanyaan

80% Diamati saat pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi.

Keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan

75 % Diamati saat pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi.

Ketuntasan hasil belajar

(standar nilai 75)

75% Dihitung dari presentase jumlah siswa

yang mendapatkan nilai 75 ke atas.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SMK Kristen 1 Surakarta

SMK Kristen 1 Surakarta secara resmi berdiri pada tanggal 1 Agustus

1958. Berdirinya SMK Kristen 1 Surakarta bermula dari inisiatif beberapa

orang Kristen di Surakarta untuk mendirikan sekolah lanjutan menengah atas

kejuruan, dan di dalam musyawarah tersebut telah diputuskan untuk memilih

mendirikan sekolah lanjutan atas ekonomi. Keputusan tersebut diambil dengan

mempertimbangkan keadaan perekonomian masyarakat pada saat itu yang

masih sangat jauh dari kemakmuran sehingga beberapa orang Kristen tersebut

beserta masyarakat Surakarta merasa wajib untuk membantu pemerintah dalam

meningkatkan perekonomian nasional yang salah satunya dapat diupayakan

melalui pendidikan. Oleh karena itu, mereka merasa terpanggil untuk dapat

memberikan pendidikan yang layak kepada masyarakat khususnya di bidang

ekonomi dengan tujuan agar nantinya muncul ahli-ahli ekonomi yang dapat

memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dalam hal perekonomian.

Dengan berbagai alasan dan tujuan berdirinya SMK Kristen Surakarta dan

dengan adanya persetujuan dari pengurus Perhimpunan Pendidikan Kristen

Surakarta (PPKS) dan dari Kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi Jawa

Tengah yang ada di Semarang, maka pada tanggal 1 Agustus 1958 berdirilah

Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Kristen Surakarta yang pada saat

ini menjadi SMK Kristen Surakarta.

Pengelolaan SMEA Kristen Surakarta pada awal berdirinya berada di

bawah bimbingan Panitia yang diketuai oleh Bp. O. Rekso Darmojo dan staf,

sedangkan jalannya kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut diserahkan

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kepada Bp. Hartoyo selaku Kepala Sekolah yang dibantu oleh Bp. Sucipto,

B.A, yang bertugas mencari tenaga pengajar sekolah yang beralamat di Jalan

Bali No 142 Solo atau di SD Kristen Patihan. Mulai tahun 1968, tanggung

jawab panitia kepengurusan sekolah diserahkan sepenuhnya kepada pengurus

PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen Surakarta.

Pengurus kemudian mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata

Usaha yang digaji langsung oleh PPKS. Selain itu, pengurus juga diberi subsidi

sebagai honorarium guru tidak tetap dan kelebihan jam mengajar. Sejak tahun

1970, SMEA Kristen Surakarta telah memiliki gedung sendiri di Jalan

Monginsidi Nomor 2 Surakarta yang letaknya menyatu dengan SMP Kristen

Surakarta.

Berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41007/AA/07/1997,

pada tanggal 3 April 1997 nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi

SMK Kristen Surakarta dan memiliki 3 jurusan yaitu Akuntansi, Sekretaris dan

Penjualan. Surat keputusan tersebut juga berisi tentang perubahan nomor

status, perubahan nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK

Kristen 1 Surakarta. Pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah mengangkat Bp.

Kledi Sunyoto, S.Pd menjadi pelaksana harian kepala SMK Kristen 1 Surakarta

selama Ibu Dra. Kusminah selaku Kepala Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta

berhalangan hadir. Sampai saat ini yaitu pada tahun pelajaran 2011/2012 SMK

Kristen Surakarta telah memiliki 4 jurusan yaitu Akuntansi (Keuangan),

Administrasi Perkantoran, Penjualan (Tata Niaga), dan Multimedia sebagai

program/jurusan baru di SMK Kristen 1 Surakarta di bawah pimpinan/ Kepala

Sekolah Ibu Dra. Sri Haryanti M.M.

Sejak awal berdirinya sampai dengan tahun ini, SMK Kristen 1

Surakarta telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 6 kali yaitu:

1. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1964, Bapak S. Sucipto, BA.

2. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1969, Bapak Suparjo, BA.

3. Tahun 1970 sampai dengan 1974 Bapak Drs. Santosa Adi Kusumo.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 Bapak Bob Hadianto.

5. Tahun 1979 sampai dengan 1999 dipegang oleh Dra. Kusminah.

6. Tahun 1999 sampai tahun 2011 dijabat Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M

7. Tahun 2011 sampai dengan saat ini dijabat oleh Bapak Drs. Siwi Widi

Asmoro, M.Pd

2. Keadaan Lingkungan Belajar

SMK Kristen 1 Surakarta berlokasi di Jalan Ahmad Yani No. 2

Tegalharjo, Jebres, Surakarta. Keadaan lingkungan belajar siswa SMK Kristen

1 Surakarta pada umumnya sudah cukup baik dan kondusif. Hal ini terlihat dari

beberapa hal, antara lain:

a. Kebersihan

Kebersihan lingkungan sekolah di SMK Kristen 1 Surakarta sudah

cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas, halaman sekolah, ruang

guru, kantin sekolah, dan tempat parkir yang selalu bersih. Semua siswa

bertanggung jawab atas kebersihan di kelasnya masing-masing maupun

dalam menjaga kebersihan di seluruh lingkungan sekolah. Penjaga sekolah

bertanggung jawab pada kebersihan tempat-tempat umum seperti WC,

halaman sekolah, ruang guru, lapangan olahraga dan lain sebagainya.

b. Kerapian

Kerapian di SMK Kristen 1 Surakarta secara keseluruhan sudah

cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kondisi ruang kelas, ruang guru,

halaman, maupun tempat parkir yang sudah tertata rapi. Selain itu, fasilitas

dan kontruksi gedung telah memiliki sirkulasi udara dan penerangan yang

cukup. Formasi gedung SMK Kristen 1 Surakarta berbentuk “U” sehingga

bagian tengahnya dapat dipakai sebagai tempat upacara dan olahraga.

c. Keamanan

Kondisi keamanan di SMK Kristen 1 Surakarta sudah cukup baik

berkat adanya penjaga sekolah dan penjaga parkir. Selain itu, tidak jauh dari

lokasi sekolah juga terdapat pos jaga kepolisian sehingga secara langsung

dapat menambah rasa aman bagi siswa maupun guru.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

d. Kondisi Sekitar Sekolah

SMK Kristen 1 Surakarta memiliki lokasi yang sangat strategis

yakni berada di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau kendaraan umum.

Namun demikian, kondisi tersebut sekaligus membawa dampak yang

kurang baik yaitu karena lokasinya yang dekat dengan jalan raya, proses

belajar siswa sedikit terganggu oleh suara bising kendaraan.

3. Visi dan Misi

a. Visi Sekolah

”Mewujudkan lembaga pendidikan dan pelatihan berstandar nasional yang

menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, mandiri serta memiliki iman,

pengharapan dan kasih”.

b. Misi Sekolah

Misi SMK Kristen 1 Surakarta adalah:

1) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi

pada mutu.

2) Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan

pemasaran.

3) Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan

beriman.

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi

SMK Kristen 1 Surakarta

Sebelum melaksanakan proses penelitian di kelas, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk

mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada

tanggal 15 Febuari 2012 di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta. Hasil

dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1) Ditinjau dari Segi Siswa

a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Dalam pembelajaran akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta ini

didukung dengan buku paket Akuntansi yang telah dimiliki oleh masing-

masing siswa. Namun, sarana penunjang belajar siswa seperti buku

akuntansi yang terdapat dalam perpustakaan belum mampu memenuhi

kebutuhan informasi yang diperlukan oleh siswa (buku paket untuk mata

pelajaran Akuntansi kurang bervariasi). Selain itu, media pembelajaran yang

tersedia juga masih sangat terbatas, hal ini dapat dilihat dari inventaris kelas

seperti LCD dan kelengkapan kelas lainnya yang belum tersedia dengan

lengkap, keterbatasan literatur tersebut berdampak pada terhambatnya

proses belajar siswa.

b. Siswa mudah jenuh terhadap pelajaran akuntansi

Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dikarenakan

materi pelajaran yang kompleks dan metode pembelajaran yang diterapkan

oleh guru masih bersifat konvensional. Siswa terlihat dapat berkonsentrasi

pada awal pelajaran dimulai, namun setelah setengah jam kemudian siswa

sudah mulai bosan dan kehilangan konsentrasi belajar. Hal tersebut dapat

diatasi dengan melibatkan siswa untuk ikut aktif dalam kegiatan belajar

mengajar baik aktif dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab

pertanyaan.

c. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya

Menurut beberapa siswa, mata pelajaran akuntansi adalah pelajaran

yang tidak dapat mereka pelajari sendiri. Artinya, akuntansi bukan mata

pelajaran hafalan sehingga untuk dapat menguasainya siswa harus mampu

menguasai materi yang disampaikan oleh guru dengan baik dan harus mau

bertanya apabila siswa tidak paham terhadap penjelasan guru. Namun

demikian, sebagian besar siswa cenderung malu dan tidak mempunyai

keberanian untuk mengungkapkan pertanyaan maupun pendapatnya jika

diadakan sesi tanya jawab. Mereka lebih memilih diam dan tidak bertanya

meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta

guru untuk menjawab pertanyaan.

d. Prestasi belajar siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan

bahwa prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1

Surakarta masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas X Akuntansi SMK

Kristen 1 Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai

yang mereka peroleh adalah 69,02. Angka tersebut masih dibawah standar

KKM yaitu 75, dan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 29

siswa dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran akuntansi dasar

yang selama ini dilakukan belum berhasil. Hasil belajar yang tercermin dari

prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal.

e. Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan.

Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei

awal, bahwa sebagian besar siswa di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1

Surakarta didominasi oleh perempuan. Pada umumnya mereka lebih senang

belajar dengan serius tetapi santai, dalam artian mereka belajar dengan

serius tetapi dalam pembelajaran mereka menghendaki keleluasaan (tidak

ada paksaan/rileks). Menurut pendapat beberapa siswa, mereka akan mudah

dalam belajar apabila selama proses pembelajaran guru tidak mendikte

siswa dengan cara yang terlalu serius. Oleh karena itu, guru harus

menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif

dalam kegiatan belajar mengajar yang didasarkan atas kesadaran mereka

sendiri dan bukan atas dasar paksaan.

2) Ditinjau dari Segi Guru

a. Metode yang diterapkan guru masih konvensional

Ceramah merupakan metode yang sering diterapkan oleh guru

Akuntansi kelas X SMK Kristen 1 Surakarta dalam mengajar. Dengan

metode ceramah yang tidak dikombinasikan dengan metode lain membuat

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

siswa menjadi bosan sehingga perhatian dan konsentrasi siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar berkurang. Akibatnya, materi yang

dapat diserap oleh siswa menjadi tidak maksimal dan hal tersebut akan

berakibat terhadap rendahnya prestasi belajar siswa.

b. Tidak adanya reward yang diberikan guru kepada siswa

Dalam proses pembelajaran, guru jarang memberikan penghargaan

kepada siswa yang berprestasi. Semua siswa di kelas X Akuntansi SMK

Kristen 1 Surakarta mendapatkan perlakuan dan perhatian yang sama baik

siswa yang mendapatkan nilai rendah, sedang maupun tinggi. Semestinya,

siswa yang memiliki prestasi di bawah rata-rata diberikan perhatian yang

lebih sehingga dia lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi tindakan. Peneliti mengambil

hasil observasi yang dilakukan peneliti sebagai data awal untuk mengetahui

prestasi belajar siswa sebelum masuk pada siklus I. Adapun hasil observasi

tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.1 Persentase Capaian Siswa Pra Tindakan

IndikatorJumlahSiswa Persentase

1.Keaktifan siswa dalam apersepsiAktif 17 39,53%Tidak aktif 26 60,47%Jumlah 43 100%

2.Keaktifan siswa dalam bertanyaAktif 4 9,30%Tidak aktif 39 90,60%Jumlah 43 100%

3.Keaktifan siswa dalam menjawabAktif 5 11,62%Tidak Aktif 38 88,38%Jumlah 43 100%

4.Ketuntasan hasil belajarTuntas 16 37,20%

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tidak tuntas 27 62,80%Jumlah 43 100%

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran Akuntansi pada siklus pertama melalui model

pembelajaran aktif metode question students have adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari

Jumat, 23 Maret 2012. Peneliti bersama guru mendiskusikan rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, kemudian disepakati

bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan dilaksanakan selama

3 kali pertemuan yakni pada hari Selasa 27 Maret 2012, Rabu 28 Maret

2012, dan Jumat 30 Maret 2012. Tahap perencanaan tindakan pada siklus

pertama meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran Akuntansi

menggunakan metode question students have, skenario pembelajaran

tersebut sebagai berikut:

a) Pertemuan pertama

(1) Guru mengucapkan salam pembuka dan kemudian mengecek

kehadiran siswa.

(2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.

(3) Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang metode

question students have yang akan diterapkan disertai tujuan yang

ingin dicapai dalam pembelajaran.

(4) Guru sedikit mengulang materi pelajaran sebelumnya yang

masih berhubungan dengan materi yang akan dipelajari dengan

cara memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa.

(5) Guru menjelaskan materi jurnal penyesuaian disertai contoh

pengerjaannya dan siswa memperhatikan dengan seksama.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(6) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok sesuai deretan

tempat duduk.

(7) Guru membagikan selembar kertas kepada masing-masing siswa

sebagai media untuk menuliskan pertanyaan siswa.

(8) Setelah selesai, guru meyuruh siswa untuk memutar kertas

tersebut di dalam kelompok masing-masing searah jarum jam

dan mempersilahkan kepada penerima kertas untuk membaca

pertanyaan dan memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut

apabila mengalami kesulitan, begitu seterusnya sampai kertas

tersebut sampai kepada pemiliknya.

(9) Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan kelompok lain

dimulai dari yang memiliki tanda ceklis (√) paling banyak dan

dilanjutkan sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda ceklis (√)

sedikit atau sampai waktu habis. Guru melengkapi jawaban dari

siswa.

(10) Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan apabila

masih ada pertanyaan yang harus dijawab maka guru akan

melanjutkan menjawab pada pertemuan berikutnya.

(11) Guru menutup pertemuan dengan salam.

b) Pertemuan Kedua

(1) Guru mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan dengan

presensi siswa.

(2) Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi

yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

(3) Siswa dan guru melanjutkan menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang belum sempat terjawab pada pertemuan sebelumnya

sampai semua pertanyaan dapat terjawab.

(4) Siswa mengerjakan latihan soal dan guru membantu siswa yang

masih kesulitan.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

(5) Guru memberikan pengumuman bahwa akan diadakan ulangan

harian pada pertemuan berikutnya untuk materi yang telah

dipelajari.

(6) Guru menutup pertemuan dengan salam.

c) Pertemuan Ketiga ( Senin, 10 Mei 2010)

(1) Guru membuka pertemuan dengan salam kemudian mengabsen

siswa.

(2) Guru menjelaskan tentang tata tertib dalam mengikuti ulangan

harian

(3) Guru memberikan motivasi dan membangkitkan rasa percaya

diri siswa untuk dapat mengerjakan soal ulangan dengan teliti

dan jujur.

(4) Guru membagikan soal evaluasi berupa soal essay sebanyak 2

soal.

(5) Guru mengawasi dengan seksama agar dalam mengerjakan soal

siswa tidak bekerjasama dengan siswa lain sehingga nilai yang

dicapai siswa secara individu dapat mencerminkan peningkatan

atau penurunan tingkat ketuntasan prestasi belajar siswa.

(6) Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan

lembar jawab.

(7) Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa

karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik dan jujur.

(8) Guru memanfaatkan waktu yang masih ada untuk membahas

soal-soal ulangan sehingga siswa mengetahui jawaban atas soal-

soal tersebut.

(9) Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup

2. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi Jurnal Penyesuaian dengan metode question students have.

3. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

akhir siklus 1) yang mencerminkan prestasi belajar siswa. Instrumen

nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh

peneliti dengan mengamati keaktifan dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar dan prestasi belajar siswa.

a. Pelaksanaan Tindakan 1

Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan 3 kali pertemuan seperti yang

telah direncanakan, yaitu tanggal 27 Maret, 28 Maret, dan 30 Maret 2012 di

ruang kelas X Akuntansi. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit

sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pada pertemuan pertama,

guru menjelaskan konsep materi dan tanya jawab mengenai materi yang

belum dipahami siswa dengan metode question students have, pertemuan

kedua diisi dengan melanjutkan kegiatan pada pertemuan pertama dan

mengerjakan latihan soal, dan pertemuan ketiga diisi dengan evaluasi belajar

untuk siklus I.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama (Selasa, 27 Maret 2012)

(a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan

presensi terhadap siswa yang mengikuti pelajaran, selanjutnya guru

mengkondisikan kelas untuk menciptakan suasana yang kondusif

sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.

(b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran agar

siswa fokus dan konsentrasi terhadap materi yang akan dipelajari.

(c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi yang dipelajari

pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai Buku Besar sebagai

upaya untuk mengingatkan kembali dan agar siswa lebih memahami

alur dalam mengerjakan akuntansi.

(d) Guru melanjutkan dengan memaparkan materi jurnal penyesuaian,

kemudian guru mendemonstrasikan penyusunan jurnal penyesuaian.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

(e) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka

rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya

secara langsung, namun setelah siswa diminta untuk menuliskan

pertanyaan mereka dalam secarik kertas ternyata banyak siswa yang

belum memahami penjelasan dari guru dan mereka menuliskan hal-

hal yang belum dipahami sehingga guru mengetahui kesulitan siswa.

(f) Guru memberikan gambaran tentang metode question students have.

(g) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok sesuai deretan tempat

duduk untuk memudahkan penerapan metode question students

have.

(h) Guru menyuruh siswa untuk memutar kertas yang berisi pertanyaan

dari masing-masing siswa di dalam kelompok yang telah dibentuk

searah jarum jam dan mempersilahkan kepada penerima kertas untuk

membaca pertanyaan dan memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut

apabila mengalami kesulitan, begitu seterusnya sampai kertas

tersebut sampai kembali kepada pemiliknya.

(i) Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan kelompok lain

dimulai dari yang memiliki tanda (√) paling banyak dan dilanjutkan

sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda (√) sedikit atau sampai

waktu habis, guru melengkapi jawaban dari siswa.

(j) Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan apabila masih ada

pertanyaan yang harus dijawab maka guru melanjutkan menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut pada pertemuan berikutnya.

(k) Guru menutup pertemuan dengan salam.

2) Pertemuan Kedua ( Rabu, 28 Maret 2012)

(a) Guru mengawali pertemuan dengan salam, dan dilanjutkan dengan

mengecek kehadiran siswa.

(b) Guru memberikan motivasi kepada semua siswa sebelum memulai

pelajaran agar siswa fokus dan konsentrasi terhadap materi yang

akan dipelajari.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

(c) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam

pembelajaran.

(d) Guru membacakan pertanyaan yang belum sempat dijawab pada

pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjawab, guru melengkapi apabila jawaban dari siswa

kurang tepat.

(e) Setelah semua selesai, siswa mengerjakan latihan soal dan guru

memandu siswa yang masih kesulitan.

(f) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa akan diadakan tes

evaluasi pada pertemuan yang akan datang.

(g) Guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.

3) Pertemuan Ketiga ( Jumat, 30 Maret 2012)

(a) Guru membuka pertemuan dengan salam, kemudian mengabsen

siswa.

(b) Guru menjelaskan tentang tata tertib dalam mengikuti ulangan harian

(c) Guru memberikan motivasi dan membangkitkan rasa percaya diri

siswa untuk dapat mengerjakan soal ulangan dengan teliti dan jujur.

(d) Guru membagikan soal evaluasi berupa soal essay sebanyak 2 soal.

(e) Guru mengawasi dengan seksama agar dalam mengerjakan soal

siswa tidak bekerjasama dengan siswa lain sehingga nilai yang

dicapai siswa secara individu dapat mencerminkan peningkatan atau

penurunan tingkat ketuntasan prestasi belajar siswa.

(f) Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan

lembar jawab.

(g) Guru memanfaatkan waktu yang masih ada untuk membahas soal-

soal ulangan sehingga siswa mengetahui jawaban soal-soal tersebut.

(h) Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup

b. Observasi dan Interpretasi

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Dalam mengamati proses pembelajaran Akuntansi di kelas X

Akuntansi dengan menggunakan metode question students have, peneliti

mengambil posisi di dalam kelas sebab guru menginginkan agar peneliti

dapat secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar akuntansi

dan memudahkan apabila guru membutuhkan bantuan dalam menerapkan

metode question students have. Pada pertemuan pertama yaitu hari Rabu 27

Maret 2012, guru menjelaskan tentang metode question students have dan

kemudian menerapkannya. Pada pertemuan kedua hari Rabu 28 Maret 2012,

guru dan siswa melanjutkan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya

dengan penerapan metode question students have dilanjutkan dengan latihan

mengerjakan soal. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses

pembelajaran Akuntansi dengan metode question students have telah

dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar Akuntansi di kelas X, diperoleh gambaran tentang pencapaian

prestasi belajar siswa untuk materi jurnal penyesuaian selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi di dalam kelas sebesar

53,49% atau 23 siswa, sedangkan 46,51% atau 20 siswa lainnya masih

belum dapat memusatkan perhatian pada penjelasan yang disampaikan

guru.

2) Setelah diterapkan metode question students have, siswa yang aktif

mengajukan pertanyaan sebesar 79,06% atau 34 siswa dan 20,94% atau 9

siswa tidak aktif dalam mengajukan pertanyaan.

3) Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan sebesar 76,66% atau 33

siswa dan 23,33% atau 10 siswa sama sekali tidak mau mencoba untuk

menjawab pertanyaan.

4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa

siswa yang sudah tuntas mengerjakan soal jurnal penyesuaian dan

mendapatkan nilai 75 ke atas sebesar 72,09% atau 31 siswa, sedangkan

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

27,90% atau 12 siswa lainnya belum tuntas dalam menyelesaikan soal

yang diberikan. Dengan demikian, target ketuntasan belajar dimana 75%

siswa diharapkan dapat memperoleh nilai diatas KKM yaitu sebesar 75

tidak tercapai sehingga diperlukan pembelajaran lebih lanjut di siklus II.

Prestasi belajar siswa pada siklus I ditunjukkan dengan tabel

dibawah ini:

Tabel 4.2 Persentase Capaian Siswa Pada Siklus I

IndikatorJumlahSiswa Persentase

1.Keaktifan siswa dalam apersepsiAktif 23 53,49%Tidak aktif 20 46,51%Jumlah 43 100%

2.Keaktifan siswa dalam bertanyaAktif 34 79,02%Tidak aktif 9 20,98%Jumlah 43 100%

3.Keaktifan siswa dalam menjawabAktif 33 76,66%Tidak Aktif 10 23,33%Jumlah 43 100%

4.Ketuntasan hasil belajarTuntas 31 72,09%Tidak tuntas 12 27,91%Jumlah 43 100%

Tabel 4.3 Hasil Tes Evaluasi Siklus I

Nilai Jumlah siswa Persentase

> 95

85-94

75-84

65-74

55-64

< 54

2

8

21

6

4

2

4,65

18,60

48,83

13,95

9,30

4,65

Jumlah 43 100

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:

(a) Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang metode

question students have sehingga masih ada siswa yang mengalami

kebingungan dalam mengikutinya.

(b) Guru terlalu cepat pada saat mendemonstrasikan pengerjaan soal

sehingga sulit untuk diikuti siswa.

(c) Saat siswa mengerjakan latihan soal, guru tidak dapat menjangkau

semua siswa untuk dimonitoring pekerjaannya dikarenakan jumlah

siswa di dalam kelas tersebut terlalu banyak.

(d) Guru tidak memberikan penghargaan (reward) kepada siswa yang

mampu menyelesaikan soal evaluasi dengan benar dan jujur

sehingga siswa kurang termotivasi untuk menjadi yang terbaik.

2) Dari segi siswa, ditemukan beberapa kekurangan pada siklus 1 yaitu

sebagai berikut:

(a) Terdapat beberapa siswa yang tidak mau memperhatikan disaat guru

sedang mengajar dan cenderung mengganggu teman-temannya.

(b) Beberapa siswa terlihat acuh terhadap pelajaran dan metode baru

yang diterapkan oleh guru.

(c) Kurangnya kepedulian siswa terhadap penguasaan materi sehingga

masih ada beberapa siswa yang tidak mau mengajukan pertanyaan

walaupun sebenarnya mereka tidak memahami materi.

(d) Sebagian besar siswa masih belum berani untuk berperan aktif dalam

menjawab pertanyaan, siswa baru mau menjawab setelah ditunjuk

oleh guru.

(e) Ketrampilan berkomunikasi siswa di depan kelas seperti pada saat

menjawab pertanyaan masih kurang. Guru sebaiknya memberikan

masukan bagaimana berkomunikasi dengan baik.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi

yang dapat dilakukan adalah :

1) Guru harus lebih jelas dalam menjelaskan metode pembelajaran yang

akan diterapkan baik itu tujuan maupun teknis pelaksanaanya sehingga

semua siswa dapat mengerti peran seperti apa yang harus mereka

lakukan.

2) Guru harus lebih jelas dan pelan-pelan ketika sedang memberikan contoh

mengerjakan soal sehingga dapat diikuti oleh semua siswa baik siswa

yang memiliki kemampuan baik dalam menangkap penjelasan guru

maupun siswa yang kurang baik dalam menangkap penjelasan guru.

3) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring yang merata

kepada semua siswa, selain sebagai pengawasan juga agar tidak ada

siswa yang merasa kurang diperhatikan.

4) Sebaiknya guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa

agar siswa tidak merasa tertekan dan dapat lebih bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran.

5) Guru sebaiknya memberikan penghargaan kepada siswa yang telah

mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan nilai yang

optimal pada saat tes evaluasi. Hal ini bertujuan untuk memacu semangat

setiap siswa untuk bersaing secara sehat agar dapat menjadi yang terbaik

di kelas tersebut.

2. Siklus II

Penerapan pembelajaran Akuntansi pada siklus II melalui model

pembelajaran aktif metode question students have adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari

Senin, 2 April 2012 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Peneliti

bersama guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

dalam penelitian ini, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni 2 kali pertemuan

untuk pembelajaran pada hari Selasa 3 April 2012 dan Rabu 4 April 2012,

dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi yaitu pada hari Jumat, 6 April 2012.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus kedua meliputi kegiatan sebagai

berikut:

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran Akuntansi

menggunakan metode question students have, skenario pembelajaran

tersebut sebagai berikut:

(a)Pertemuan pertama

1. Guru membuka pertemuan dengan salam, kemudian mengecek

kehadiran siswa.

2. Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa dengan mengecek kesiapan siswa

maupun kelas.

3. Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang metode

question students have yang akan diterapkan disertai tujuan yang

ingin dicapai dalam pembelajaran.

4. Guru sedikit mengulang materi pelajaran sebelumnya yang masih

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari dengan cara

memberikan pertanyaan kepada siswa agar guru mengetahui

seberapa jauh pemahaman siswa.

5. Guru menjelaskan materi tentang kertas kerja disertai contoh

pengerjaannya dan siswa memperhatikan dengan seksama.

6. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok sesuai deretan

tempat duduk.

7. Guru membagikan selembar kertas kepada masing-masing siswa

sebagai media untuk menuliskan pertanyaan siswa.

8. Setelah selesai, guru meyuruh siswa untuk memutar kertas di dalam

kelompok masing-masing searah jarum jam dan mempersilahkan

kepada siswa penerima kertas untuk membaca pertanyaan dan

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut apabila mengalami

kesulitan, begitu seterusnya sampai kertas tersebut sampai kepada

pemiliknya.

9. Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan kelompok lain

dimulai dari yang memiliki tanda ceklis (√) paling banyak dan

dilanjutkan sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda ceklis (√)

sedikit atau sampai waktu habis. Guru melengkapi jawaban dari

siswa.

10.Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan apabila masih

ada pertanyaan yang harus dijawab maka guru akan melanjutkan

menjawab pada pertemuan berikutnya.

11.Guru menutup pertemuan dengan salam.

(b)Pertemuan Kedua

1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi siswa.

2. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi

yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

3. Siswa bersama guru Akuntansi melanjutkan menjawab pertanyaan-

pertanyaan siswa yang belum sempat terjawab pada pertemuan

sebelumnya.

4. Siswa mengerjakan latihan soal dan guru membantu siswa yang

masih kesulitan.

5. Guru memberikan pengumuman bahwa akan diadakan ulangan

harian pada pertemuan berikutnya untuk materi yang telah

dipelajari.

6. Guru menutup pertemuan dengan salam.

(c)Pertemuan Ketiga

1. Guru membuka pertemuan dengan salam kemudian mengecek

kehadiran siswa.

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Guru menjelaskan tentang tata tertib dalam mengikuti ulangan

harian.

3. Guru memberikan motivasi dan membangkitkan rasa percaya diri

siswa untuk dapat mengerjakan soal ulangan dengan teliti dan

mandiri.

4. Guru membagikan soal evaluasi berupa soal essay sebanyak 2 soal.

5. Guru mengawasi dengan seksama agar dalam mengerjakan soal

siswa tidak saling bekerjasama sehingga nilai yang dicapai siswa

secara individu dapat mencerminkan peningkatan atau penurunan

tingkat ketuntasan prestasi belajar siswa.

6. Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan

lembar jawab.

7. Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa

karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik dan jujur.

8. Guru memanfaatkan waktu yang masih ada untuk membahas soal-

soal ulangan sehingga siswa mengetahui jawaban atas soal-soal

tersebut.

9. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

Jurnal Penyesuaian dengan metode question students have.

3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir

siklus 2) yang mencerminkan prestasi belajar siswa. Instrumen nontes

dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti

dengan mengamati keaktifan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan 3 kali pertemuan seperti

yang telah direncanakan, yaitu tanggal 3 April, 4 April, dan 6 April 2012 di

ruang kelas X Akuntansi. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pada pertemuan pertama,

guru menjelaskan konsep materi dengan menerapkan metode question

students have. Pertemuan kedua diisi dengan melanjutkan pembelajaran

pertemuan sebelumnya dan dilanjutkan dengan mengerjakan latihan soal,

dan pertemuan ketiga diisi dengan evaluasi belajar untuk siklus II.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama (Selasa, 3 April 2012)

(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, kemudian

melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, kemudian guru

mengkondisikan kelas untuk menciptakan suasana yang kondusif

sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.

(b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran agar

siswa fokus dan konsentrasi terhadap materi yang akan dipelajari.

(c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi yang dipelajari

pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai jurnal penyesuaian

sebagai upaya untuk mengingatkan kembali dan agar siswa lebih

memahami alur dalam mengerjakan akuntansi secara keseluruhan.

(d) Guru melanjutkan pembelajaran dengan memaparkan materi kertas

kerja, kemudian guru mendemonstrasikan penyusunan kertas kerja.

(e) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka

rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya

secara langsung, namun setelah siswa diminta untuk menuliskan

pertanyaan mereka dalam secarik kertas ternyata banyak siswa yang

belum memahami penjelasan dari guru dan mereka menuliskan hal-

hal yang belum dipahami sehingga guru mengetahui kesulitan siswa

dan bisa memberikan jawaban atas permasalahan siswa tersebut.

(f) Guru memberikan gambaran tentang metode question students have.

(g) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok sesuai deretan tempat

duduk untuk memudahkan penerapan metode question students

have.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

(h) Guru meyuruh siswa untuk memutar kertas yang berisi pertanyaan

dari masing-masing siswa di dalam kelompok yang telah dibentuk

searah jarum jam dan mempersilahkan kepada penerima kertas untuk

membaca pertanyaan dan memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut

apabila mengalami kesulitan, begitu seterusnya sampai kertas

tersebut sampai kembali kepada pemiliknya.

(i) Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan kelompok lain

dimulai dari yang memiliki tanda (√) paling banyak dan dilanjutkan

sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda (√) sedikit atau sampai

waktu habis, guru melengkapi jawaban dari siswa.

(j) Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan apabila masih ada

pertanyaan yang harus dijawab maka guru melanjutkan menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut pada pertemuan berikutnya.

(k) Guru menutup pertemuan dengan salam.

2) Pertemuan Kedua (Rabu, 4 April 2012)

(a) Guru mengawali pertemuan dengan salam, dan dilanjutkan dengan

mengecek kehadiran siswa.

(b) Guru memberikan motivasi kepada semua siswa sebelum memulai

pelajaran agar siswa fokus dan konsentrasi terhadap materi yang

akan dipelajari.

(c) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam

pembelajaran.

(d) Guru membacakan pertanyaan yang belum sempat dijawab pada

pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjawab, guru melengkapi apabila jawaban dari siswa

kurang tepat.

(e) Setelah semua semua pertanyaan terjawab, pembelajaran dilanjutkan

dengan mengerjakan latihan soal dan guru memandu siswa yang

masih kesulitan.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(f) Sebelum mengakhiri pertemuan, guru memberikan informasi kepada

siswa bahwa akan diadakan tes evaluasi pada pertemuan berikutnya.

(g) Guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.

3) Pertemuan Ketiga (Jumat, 6 April 2012)

(a) Guru membuka pertemuan dengan salam kemudian mengabsen

siswa.

(b) Guru menjelaskan tentang tata tertib dalam mengikuti ulangan harian

(c) Guru memberikan motivasi dan membangkitkan rasa percaya diri

siswa untuk dapat mengerjakan soal ulangan dengan teliti dan jujur.

(d) Guru membagikan soal evaluasi berupa soal essay sebanyak 2 soal.

(e) Guru mengawasi dengan seksama agar dalam mengerjakan soal

siswa tidak bekerjasama dengan siswa lain sehingga nilai yang

dicapai siswa secara individu dapat mencerminkan peningkatan atau

penurunan tingkat ketuntasan prestasi belajar siswa.

(f) Setelah waktu habis, guru mengumpulkan lembar jawab.

(g) Guru memanfaatkan waktu yang masih ada untuk membahas soal-

soal ulangan sehingga siswa mengetahui jawabannya.

(h) Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Dalam mengamati proses pembelajaran Akuntansi di kelas X

Akuntansi dengan menggunakan metode question students have, peneliti

mengambil posisi di dalam kelas sebab guru menginginkan agar peneliti

dapat secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar akuntansi

dan memudahkan apabila guru membutuhkan bantuan dalam menerapkan

metode question students have. Pada pertemuan pertama yaitu hari Selasa 3

April 2012 guru menjelaskan tentang metode question students have dan

kemudian mempraktekannya. Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu 4 April

2012, kegiatan belajar mengajar diisi dengan melanjutkan pembelajaran

pada pertemuan sebelumnya dengan metode question students have dan

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

mengerjakan latihan soal. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya

proses pembelajaran Akuntansi dengan metode question students have telah

dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar Akuntansi di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta, dapat

diperoleh gambaran tentang pencapaian prestasi belajar siswa untuk materi

Kertas Kerja selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai

berikut:

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 83,72% atau 36

siswa, sedangkan 16,28% atau sebanyak 7 siswa lainnya masih belum

dapat memusatkan perhatian pada penjelasan yang disampaikan guru.

2) Setelah diterapkan metode question students have, siswa yang aktif

mengajukan pertanyaan sebesar 93,02% atau 40 siswa, sedngkan 6,98%

atau sebanyak 3 siswa lainnya merasa sudah memahami penjelasan guru

dengan sepenuhnya sehingga tidak perlu bertanya kembali.

3) Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan sebesar 88,37% atau 38

siswa, sedangkan 11,63% sisanya atau sebanyak 5 siswa sama sekali

tidak mau mencoba menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari

sesama siswa.

4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus II dapat diidentifikasi bahwa

siswa yang sudah tuntas mengerjakan soal Kertas Kerja dan mendapatkan

nilai 75 ke atas sebesar 83,72% atau 36 siswa, sedangkan 16,28% atau 7

siswa lainnya belum tuntas dalam menyelesaikan soal yang diberikan.

Siswa yang belum tuntas tersebut pada umumnya dikarenakan mereka

kurang teliti dalam mengerjakan soal.

Untuk lebih jelasnya, prestasi belajar siswa yang dinilai dari

beberapa indikator pada siklus I ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Persentase Capaian Siswa Pada Siklus II

IndikatorJumlahSiswa Persentase

1.Keaktifan siswa dalam apersepsi

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Aktif 36 83,72%Tidak aktif 7 16,28%Jumlah 43 100%

2.Keaktifan siswa dalam bertanyaAktif 40 93,02%Tidak aktif 3 6,98%Jumlah 43 100%

3.Keaktifan siswa dalam menjawabAktif 38 88,37%Tidak Aktif 5 11,63%Jumlah 43 100%

4.Ketuntasan hasil belajarTuntas 36 83,72%Tidak tuntas 7 16,28%Jumlah 43 100%

Tabel 4.5 Hasil Tes Evaluasi Siklus II

Nilai Jumlah siswa Persentase

> 95

85-94

75-84

65-74

55-64

< 54

5

6

25

3

1

3

11,62

13,95

58,13

6,97

2,32

6,97

Jumlah 43 100

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus

II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Masih ada beberapa siswa yang tidak aktif untuk mencoba menjawab

pertanyaan, hal ini dikarenakan kurangnya motivasi dari guru dan adanya

pembiaran kepada siswa yang tidak mau mencoba menjawab pertanyaan.

2) Masih ada sebagian kecil siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sudah

mencapai 36 siswa (83,72%) sehingga hasil tersebut sudah memenuhi

target yang hendak dicapai yaitu 75% siswa memperoleh nilai diatas

batas KKM (75).

Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan

analisis yang telah dilakukan adalah :

1) Guru harus lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif sehingga seluruh siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

2) Guru harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan langsung

terhadap anak yang tidak mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan

terkesan semaunya sendiri ketika di dalam kelas sehingga anak tersebut

dapat merubah sikapnya.

3) Guru harus memberikan motivasi, stimulus/umpan yang lebih intens

daripada sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan setiap siswa

dalam hal mengungkapkan pendapat.

D. Pembahasan

Penerapan metode question students have pada pembelajaran Akuntansi

di kelas X SMK Kristen 1 Surakarta membawa dampak positif terhadap proses

dan hasil kegiatan pembelajaran. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih

memahami materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dan

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif

dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan, dan hasil belajar

siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pelaksanaan

tindakan siklus I dan siklus II yang menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran aktif dengan metode question students have dapat meningkatkan

prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi, baik dari ketuntasan hasil

belajar siswa maupun dari segi keaktifan dalam mengajukan dan menjawab

pertanyaan.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada

siklus I dengan materi Jurnal Penyesuaian, masih terdapat beberapa kekurangan

dan kelemahan diantaranya sebagian siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti

pembelajaran akuntansi dan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM masih

dibawah angka 75% sehingga belum memenuhi target yang ditentukan. Oleh

karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II

dengan materi Kertas Kerja untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam

pembelajaran akuntansi pada siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara

dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan

metode question students haves karena dengan metode tersebut siswa merasa

lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru. Dengan penerapan

metode question students have, siswa diberi kesempatan untuk mengajukan

pertanyaan dengan cara yang lebih mudah sehingga tidak ada lagi alasan takut

atau malu untuk bertanya tentang materi yang mereka anggap belum jelas. Selain

itu, siswa juga diajak untuk berpartisipasi secara aktif dalam menjawab

pertanyaan baik yang berasal dari sesama siswa maupun dari guru sehingga

mental dan kemampuan siswa dalam menguasai materi dapat terbentuk secara

bersamaan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran akuntansi

pada siklus II, dapat dilihat bahwa kualitas pembelajaran baik dari segi hasil

maupun prosesnya sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I. Dari segi

keaktifan siswa dalam apersepsi (penyampaian materi) menunjukkan peningkatan

yaitu dari 53,49% pada siklus I menjadi 83,72% pada siklus II, keaktifan siswa

dalam mengajukan pertanyaan juga meningkat dari 79,02% pada siklus I menjadi

93,02% pada siklus II, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan meningkat

dari 76,66% pada siklus I menjadi 88,37% pada siklus II, dan siswa yang berhasil

mencapai batas ketuntasan minimal juga meningkat dari 72,09% atau sebanyak

31 siswa pada siklus I menjadi 83,72 % atau sebanyak 36 siswa pada siklus II.

Meskipun penerapan metode question students have telah terbukti dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa secara segnifikan, namun guru harus tetap

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

memberikan motivasi dan pendekatan kepada semua siswa khususnya bagi siswa

yang masih belum memperoleh prestasi sesuai dengan standar yang ditentukan

sehingga nantinya semua siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik dan

merata.

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaran aktif metode question students dapat

meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1

Surakarta, baik dari segi keaktifan dalam menerima materi dari guru, keaktifan

dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, maupun dilihat dari ketuntasan

hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 4.6 Profil Hasil Penelitian Siklus I dan II

IndikatorSiklus I Siklus II

JumlahSiswa

Persentase JumlahSiswa

Persentase

1. Keaktifan siswa dalamapersepsiAktif 23 53,49% 36 83,72%Tidak aktif 20 46,51% 7 16,28%Jumlah 43 100% 43 100%

2. Keaktifan siswa dalammengajukan pertanyaanAktif 34 79,02% 40 93,02%Tidak aktif 9 20,98% 3 6,98%Jumlah 43 100% 43 100%

3. Keaktifan siswa dalammenjawab pertanyaanAktif 33 76,66% 38 88,37%Tidak Aktif 10 23,33% 5 11,63%Jumlah 43 100% 43 100%

4. Ketuntasan hasil belajarTuntas 31 72,09% 36 83,72%Tidak tuntas 12 27,91% 7 16,28%

Jumlah 43 100% 36 100%(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Peningkatan prestasi mata pelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat

pada grafik berikut ini :

Gambar 4.1 Grafik hasil penelitian

Dari gambar 4.1 diatas dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi belajar

siswa dari siklus I ke siklus II baik dari segi keaktifan dalam apersepsi, bertanya,

menjawab, maupun peningkatan prestasi belajar dari segi ketuntasan hasil belajar.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dari segi keaktifan siswa dalam

apersepsi (penyampaian materi) menunjukkan peningkatan yaitu dari 53,49%

pada siklus I menjadi 83,72% pada siklus II, keaktifan siswa dalam mengajukan

pertanyaan juga meningkat dari 79,02% pada siklus I menjadi 93,02% pada siklus

II, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan meningkat dari 76,66% pada

siklus I menjadi 88,37% pada siklus II, dan siswa yang berhasil mencapai batas

ketuntasan minimal juga meningkat dari 72,09% atau sebanyak 31 siswa pada

siklus I menjadi 83,72 % atau sebanyak 36 siswa pada siklus II. Adapun rincian

peningkatan hasil tes evaluasi siswa kelas X Akuntansi dari sebelum diterapkan

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

metode pembelajaran question students have, hasil tes evaluasi siklus I, dan hasil

tes evaluasi siklus II ditunjukan oleh tabel dan bagan sebagai berikut:

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 4.7 Nilai Evaluasi Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Interval KKMPra Tindakan Siklus I Siklus II

JumlahSiswa

PersentaseJumlahSiswa

PersentaseJumlahSiswa

Persentase

> 95 - 2 4,65 5 11,62

85-94 3 6,97 7 16,27 6 13,95

75-84 13 30,23 21 48,83 25 58,13

65-74 17 39,53 7 16,27 3 6,97

55-64 6 13,95 4 9,30 - -

< 54 4 9,30 2 4,65 4 9,30

Jumlah 43 100% 43 100% 43 100%(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan II

Aspek yang diukurPersentase

targetcapaian

Siklus I Siklus IIJumlahSiswa

PersentaseJumlahSiswa

Persentase

Ketuntasan hasilbelajar siswa

75% 31 72,09% 36 83,72%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan gambar 4.2 diatas diketahui bahwa prestasi belajar siswa

yang dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus

I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang dinyatakan tuntas, yaitu diatas KKM

sebesar 75 mencapai 72,09% atau dengan jumlah 31 siswa dari 43 siswa.

Sedangkan pada siklus II siswa yang dinyatakan tuntas meningkat menjadi

83,72% atau sebanyak 36 siswa. Penerapan model pembelajaran aktif metode

question students have terbukti berdampak positif terhadap proses dan hasil

belajar dalam kegiatan pembelajaran akuntansi. Hal tersebut dapat dilihat dari

siswa yang lebih mudah memahami dan menguasai materi akuntansi, serta siswa

menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

akuntansi.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: tahap perencanaan tindakan,

tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan interprestasi, serta tahap analisis

dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survai awal untuk

mengetahui kondisi yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta. Berdasarkan hasil

survai tersebut, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar siswa akuntansi

pada kelas X Akuntansi masih belum optimal. Oleh karena itu, peneliti

mengadakan diskusi dengan guru mata pelajaran akuntansi untuk mencari

solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan

model pembelajaran aktif metode question students have (QSH). Setelah

berdiskusi dengan guru mata pelajaran akuntansi, selanjutnya peneliti bersama

guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap

dengan skenario pembelajaran. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan

guru mata pelajaran akuntansi, maka diputuskan materi pada pelaksanaan

tindakan siklus I adalah materi jurnal penyesuaian. Dalam penelitian ini

peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran, dan siklus I tersebut

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Penerapan model pembelajaran aktif

metode question students have pada siklus I berjalan cukup lancar, walaupun

belum seutuhnya berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan.

2. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada siklus I

masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan yaitu, masih terdapat

beberapa siswa yang masih pasif dan kurang antusias dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru kurang menguasai kelas dan kurangnya

kontrol guru sehingga masih terdapat beberapa siswa yang ramai dan masih

bingung dalam mengikuti penerapan metode question students have.

3. Prestasi belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan apabila

dibandingkan dengan prestasi belajar siswa sebelum diterapkannya model

pembelajaran aktif metode question students have, akan tetapi peneliti ingin

menerapkan lagi model pembelajar question students have agar prestasi belajar

siswa yang dilihat dari keaktifan dan ketuntasan hasil belajar dapat lebih

optimal lagi. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana

pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam

pembelajaran akuntansi pada siklus I.

4. Materi pembelajaran pada siklus II adalah Kertas Kerja. Secara umum,

penerapan model pembelajaran aktif metode question students have pada siklus

II berjalan lebih baik dibandingkan yang diterapkan pada siklus I. Berdasarkan

hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus II siswa terlihat

semakin aktif dan lebih dapat memahami bagaimana pelaksanaan model

pembelajaran aktif metode question students have sehingga kelemahan dan

kekurangan pada siklus I dapat teratasi pada siklus II.

5. Berdasarkan kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap siswa, dapat

diketahui bahwa siswa merasa lebih dapat memahami dan menguasai materi

pelajaran dengan diterapkannya model pembelajaran aktif metode question

students have pada kegiatan pembelajaran, siswa juga mengungkapkan bahwa

prestasi belajar mereka mengalami peningkatan. Hasil wawancara yang

dilakukan terhadap guru diperoleh keterangan bahwa partisipasi siswa dalam

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

proses pembelajaran akuntansi mengalami peningkatan sehingga berdampak

terhadap prestasi belajar akuntansi siswa yang mengalami peningkatan.

6. Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa guru

berhasil menerapkan metode pembelajaran question students have dalam

pembelajaran akuntansi. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan

prestasi belajar akuntansi siswa yang dilihat dari keaktifan siswa serta

ketuntasan hasil belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan

menerapkan metode question students have ini dapat dilihat dari indikator-

indikator sebagai berikut:

a. Siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga

suasana belajar menjadi lebih kondusif..

b. Siswa dapat mengajukan pertanyaan secara tertulis sehingga bagi siswa

yang tidak berani mengajukan pertanyaan secara langsung tetap akan

mendapatkan penjelasan atas kesulitan atau pertanyaan yang ia ajukan.

c. Penerapan metode pembelajaran question students have mempermudah

siswa dalam memahami dan menguasai materi yang dipelajari sehingga

pembelajaran menjadi lebih efektif.

d. Penerapan metode pembelajaran question students have dapat membantu

guru dalam mengetahui materi yang belum dipahami oleh siswa sehingga

guru dapat mengulang kembali bagian-bagian materi yang belum dikuasai

siswa tersebut.

e. Penerapan metode question students have dalam proses belajar mengajar

dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa.

7. Dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam dua siklus tersebut dapat

dikatakan berhasil, akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan atau

kendala yang dijumpai, diantaranya:

a. Guru merasa kesulitan dalam mengatur pengalokasian waktu, karena dalam

penerapan model ini membutuhkan waktu yang relatif lama.

b. Terbatasnya fasilitas yang ada di sekolah sedikit banyak dapat menghambat

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 82

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran aktif

metode Question Students Have dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi

siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta. Peningkatan prestasi belajar

tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

1. Siswa semakin aktif dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar di kelas setelah diterapkan metode Question Students Have.

2. Siswa semakin aktif dalam mengajukan pertanyaan selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan

keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran

sebesar 14%, yaitu dari 79,02% pada siklus I menjadi 93,02% pada siklus II.

3. Siswa semakin aktif dalam menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan

keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran

sebesar 11,71%, yaitu dari 76,66% pada siklus I menjadi 88,37% di siklus II.

4. Siswa mampu memahami dan menguasai materi dengan baik, hal tersebut

dapat dilihat dari jumlah siswa yang berhasil memperoleh nilai diatas KKM

dalam tes evaluasi mengalami peningkatan sebanyak 11,63%, yaitu dari

72,09% siswa pada siklus I, menjadi 83,73% siswa pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dikaji implikasinya baik

implikasi teoritis maupun implikasi praktis yaitu sebagai berikut :

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

1. Implikasi Teoretis

Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa penerapan

metode pembelajaran Question Students Have dapat meningkatkan prestasi

belajar akuntansi bagi siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta.

Peningkatan prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari segi proses maupun

prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dari segi proses dapat dilihat dari

keaktifan siswa dalam memperhatikan materi yang disampaikan guru dan

keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan,

sedangkan dari hasil dapat diketahui dari ketuntasan hasil belajar siswa. Dalam

penelitian ini juga diketahui bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain,

faktor-faktor tersebut bisa berasal dari pihak siswa maupun guru. Faktor yang

berasal dari siswa antara lain minat dan antusias belajar siswa serta keaktifan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sedangkan faktor yang berasal

dari guru antara lain adalah kemampuan guru dalam mengembangkan dan

menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan

metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat

proses pembelajaran berlangsung, dan kemampuan guru dalam meningkatkan

partisipasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

Simpulan hasil penelitian ini mendukung teori dari Susilo (2006: 107)

yang menyatakan bahwa “Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan

bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan dan

dengan membuat pertanyaan-pertanyaan maka akan semakin memberikan

penjelasan terhadapnya”. Hasil penelitian ini juga mendukung teori dari

Silberman (2006: 91) yang menyatakan bahwa ”metode Question Students

Have merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa

yang mereka butuhkan dan harapkan karena cara ini memanfaatkan teknik

yang mengundang partisipasi melalui penulisan bukannya pembicaraan“.

Selanjutnya Silberman (2006: 64) juga menjelaskan bahwa: “strategi ini

(Question Students Have) bisa menyemarakkan lingkungan belajar aktif

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dengan memberi siswa kesempatan untuk bergerak secara fisik, berbagi

pendapat untuk mencapai sesuatu yang mereka banggakan”.

Simpulan hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh Nugroho Dwi Aristiawan (2009) dengan judul “Aplikasi

model pembelajaran Question Students Have untuk meningkatkan keaktifan

bertanya dan menjawab pada pelajaran IPA Biologi siswa kelas VIIIC SMP

Negeri 1 Gatak tahun pelajaran 2008/2009’. Dalam penelitian tersebut

peneliti menyimpulkan bahwa penerapan metode Question Students Have

dapat meningkatan keaktifan siswa khususnya dalam mengajukan pertanyaan

maupun menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, simpulan dalam penelitian

ini juga mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Nurhayati,

Sudarmin, F. Widhi Mahatmanti, Fivi Dessy Khodijah dengan jurnalnya yang

berjudul “Keefektifan Pembelajaran Berbasis Question Students Have Dengan

Bantuan Chemo-Edutainment Media Key Relation Chart Terhadap Hasil

Belajar Siswa”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pembelajaran

berbasis Question Student Have (QSH) dengan bantuan Chemo-Edutainment

(CET) media key relation chart efektif terhadap hasil belajar siswa SMA

pokok bahasan hidrokarbon dan minyak bumi, hasil belajar siswa kelompok

eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penerapan model

pembelajaran Question Students Have dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Terlihat saat guru belum menerapkan model pembelajaran Question

Students Have siswa masih kurang aktif, baik dari segi perhatian maupun

dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini menyebabkan siswa sulit

untuk memahami materi yang disampaikan sehingga hasil belajar yang

diperoleh siswa belum optimal. Akan tetapi setelah guru menerapkan model

pembelajaran Question Students Have ini siswa menjadi lebih aktif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa lebih mudah memahami materi yang

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

diberikan oleh guru dan hasil belajar siswa meningkat. Dengan demikian,

model pembelajaran Question Students Have dapat dipertimbangkan oleh guru

sebagai salah satu teknik pembelajaran untuk mengajarkan mata pelajaran

akuntansi maupun mata pelajaran lain yang memiliki karakteristik sejenis.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, seorang guru sebaiknya mampu

menciptakan suasana kelas yang kondusif dan nyaman, serta mampu

memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat dan antusias dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

b. Guru hendaknya memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat

memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

c. Bagi guru yang belum menerapkan model pembelajaran aktif metode

Question Students Have, mereka bisa menerapkan metode ini untuk

pembelajaran mata pelajaran akuntansi maupun mata pelajaran lain yang

memiliki karakteristik yang sesuai dengan model ini karena model

pembelajaran ini telah terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan

penguasaan siswa terhadap materi sehingga prestasi belajar siswa dapat

meningkat.

d. Hendaknya guru selalu berusaha meningkatkan kemampuannya dalam

mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas,

sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan

peningkatan kemampuan yang dimilikinya. .

e. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus ditingkatkan

sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat

lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

2. Bagi Siswa

a. Dengan adanya penerapan model pembelajaran aktif metode Question

Students Have, sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh setiap siswa

untuk lebih aktif dalam menyampaikan pertanyaan atau permasalahan

yang dihadapinya sehingga guru dan teman lainnya dapat membantu

memecahkan permasalahan tersebut.

b. Siswa hendaknya lebih meningkatkan kemampuan dalam menjawab setiap

pertanyaan yang ditujukan padanya..

c. Siswa hendaknya lebih memotivasi diri agar lebih bersungguh-sungguh

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

d. Hendaknya dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru

maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.

e. Siswa hendaknya memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana

hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang mencukupi

sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik.

b. Perlu adanya sosialisasi dari sekolah tentang penerapan berbagai model

pembelajaran kepada guru, agar guru dapat menguasai dan menerapkannya

di dalam kelas sehingga pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

c. Sekolah hendaknya ikut mendorong dan memotivasi guru untuk selalu

mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng merangsang siswa

untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.