159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO SEHAT 2010 (Studi Evaluasi Kualitatif Tentang Implementasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Untuk Tatanan Rumah Tangga Warga Bantaran Kalianyar Menuju Solo Sehat 2010) Disusun Oleh : Nama : Ipho Adhita Wahanani NIM : D0306044 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

MENUJU SOLO SEHAT 2010

(Studi Evaluasi Kualitatif Tentang Implementasi Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) Untuk Tatanan Rumah Tangga Warga Bantaran

Kalianyar Menuju Solo Sehat 2010)

Disusun Oleh :

Nama : Ipho Adhita Wahanani

NIM : D0306044

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Sosiologi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS)

MENUJU SOLO SEHAT 2010

(Studi Evaluasi Kualitatif Tentang Implementasi Program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) Untuk Tatanan Rumah Tangga Warga Bantaran Kalianyar

Menuju Solo Sehat 2010)

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan siap diuji oleh Dewan Penguji

Skripsi

Pada Jurusan Ilmu Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing Skripsi

Siti Zunariyah, S.Sos, M.Si NIP. 197707192008012016

Page 3: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diterima dan Disahkan Oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Tanggal : Oktober 2010

Panitia Penguji Skrisi :

1. Prof. Dr. RB. Soemanto, MA ( )

NIP. 19470914 197603 1 001 Ketua 2. Dra. Hj. Trisni Utami, M.Si ( )

NIP.19631014 198803 2 001 Sekretaris 3. Siti Zunariyah, S.Sos, M.Si ( )

NIP. 197707192008012016 Penguji

Mengetahui

Dekan FISIP UNS

Drs. H. Supriyadi, SN., SU

NIP. 19530128 198103 1001

Page 4: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Maka eratkanlah pegangan tanganmu pada tali Allah yang akan

melindungimu karena sesungguhnya tali Allah itu pengaman yang

dapat dipercaya manakala semua pengaman tidak dapat diandalkan”

(Dr. ‘Aidin bin ‘Abdullah Al-Qarni : 145 : 2004)

Kamu tidak akan disedihkan tanpa disiapkan kebahagiaan, juga

tidak akan digalaukan tanpa dibangunkan kedamaian, dan kamu

tidak mungkin direndahkan tanpa disusunkan derajat yang tinggi

(Mario Teguh)

Page 5: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

v Allah SWT

v Ayah (Almarhum) dan Ibu

tercinta

v Adikku, Nenek, serta

Keluarga Besar Atmadja

v Mas Farid

Page 6: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala

berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS) MENUJU SOLO SEHAT 2010 (Studi Evaluasi Kualitatif Tentang

Implementasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Untuk Tatanan

Rumah Tangga Warga Bantaran Kalianyar Menuju Solo Sehat 2010).

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak mudah

dan tidak terlepas dari campurtangan, bimbingan, arahan, bantuan, motivasi dan

saran-saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Drs. Supriyadi, SN. SU. selaku Dekan FISIP UNS.

2. Siti Zunariyah, S.sos, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

telah memberikan bimbingannya berupa masukan-masukan dan arahan

serta memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini

hingga dapat terselesaikan.

3. Dra. Suyatmi, M.S. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingannya kepada penulis dalam menyelesaikan studi di FISIP UNS.

4. Dra. Hj. Trisni Utami, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi dan segenap

Dosen Jurusan Sosiologi FISIP UNS yang telah memberikan arahan dan

membekali ilmu pengetahuan selama penulis menempuh studi di FISIP

UNS.

Page 7: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Ayah (Almarhum) dan Ibuku tercinta untuk doa restu dan kasih sayang

yang telah diberikan. Adikku Lila, Kakakku Bogie (Almarhum), Nenek,

Tante Mimit, Om Didik, Om Sus serta semua keluarga besar Atmadja

yang telah memberikan semangat dan motivasinya untuk menyelesaikan

skripsi ini.

6. Muhammad Faried Darmawan. Terima kasih atas kasih sayang, dukungan,

semangat dan motivasinya. Banyak hal yang kamu ajarkan padaku selama

ini, semoga selalu mendampingiku.

7. Seluruh Informan dalam penelitian yaitu warga bantaran Kalianyar,

khususnya Kampung Sabrang Lor RT 05 RW 08 Kelurahan Mojosongo,

Pihak dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, serta Kader Posyandu

Anggrek.

8. Fita Itonk. Terima kasih atas kesetiaan, kebersamaan motivasi dan serta

semangatnya. Persahabatan kita sangat berarti buatku.

9. Teman-teman Kos MP2 beserta Alumni, Eka, Puji, Tia, Nana, Ervin, Fitri,

Ajeng, Ira, Ema, Ijah, Akmal, Deni, Iyo. Terima kasih atas

kebersamaannya.

10. Teman-teman Sosiologi, terutama angkatan 2006 Vita, Fita, Indah, Indra,

Tegar, Dito. Angkatan 2005 Sukro, Penyol, Pak Ndut, Bram dan semua

teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu,

terimakasih atas bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat

Page 8: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata, penulis kata,

penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dengan

sebaik-baiknya bagi semua pihak.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis,

Ipho Adhita Wahanani

Page 9: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xii

ABSTRAK ......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

C. Tujuan .......................................................................................... 7

D. Manfaat ........................................................................................ 7

E. Konsep dan Kerangka Pemikiran ................................................ 8

F. Landasan Teori ............................................................................ 19

G. Penelitian Terdahulu .................................................................... 32

Page 10: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

H. Definisi Konseptual ..................................................................... 37

I. Metode Penelitian ........................................................................ 38

1. Lokasi Penelitian ................................................................... 38

2. Jenis Penelitian ...................................................................... 39

3. Teknik Penganmbilan Sampel ............................................... 40

4. Sumbe Data ............................................................................ 41

5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 42

6. Analisis Data .......................................................................... 44

7. Validitas Data ........................................................................ 45

BAB II DESKRIPSI LOKASI ...................................................................... 47

A. Gambaran Umum ........................................................................ 47

1. Kota Surakarta ....................................................................... 47

2. Kecamatan Jebres .................................................................. 50

3. Profil Kelurahan Mojosongo ................................................. 51

a. Kondisi Geografis ............................................................. 51

b. Kondisi Demografis ......................................................... 52

c. Sarana Prasarana ............................................................... 55

B. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan Kota

Surakarta ....................................................................................... 58

C. Pengertian dan Sasaran ................................................................. 61

D. Kondisi Bantaran Kalianyar ........................................................ 63

Page 11: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ........................................... 68

A. Identitas Informan ........................................................................ 68

B. Implementasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) pada Tatanan Rumahtangga ........................................... 70

1.Petunjuk Pelaksanaan Program PHBS ..................................... 72

2.Tahap Pelaksanaan Program PHBS .......................................... 76

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ............................... 103

D. Evaluasi Implementasi Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumahtangga ................................. 126

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 140

A. Kesimpulan .................................................................................. 140

B. Saran ............................................................................................ 143

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Surakarta .......................................................... 49

Tabel 2.2 Komposisi Penduduk Dalam Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin ...................................................................................................... 53

Tabel 2.3 Komposisi penduduk menurut Mata Pencaharian ........................... 54

Tabel 2.5 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ..................................... 55

Tabel 2.6 Sarana Pendidikan ........................................................................... 56

Tabel 2.7 Sarana Kesehatan ............................................................................ 57

Tabel 3.1 Data PHBS Warga Bantaran Kalianyar RT 05 RW 08,

Kampung Sabrang Lor, Kelurahan Mojosongo .............................. 81

Tabel 3.2 Nilai Indeks Potensi Keluarga Sehat (IPKS) Warga Bantaran

Kalianyar RT 05 RW 08, Kampung Sabrang Lor, Kelurahan

Mojosongo ....................................................................................... 83

Page 13: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Pengelolaan Manajemen Program PHBS ..................................... 71

Page 14: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK Ipho Adhita Wahanani, Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menuju Solo Sehat 2010, Skripsi, Surakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober, 2010. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia Sehat 2010. Visi Depkes RI tentang Indonesia Sehat 2010 merupakan pijakan awal bagi setiap kabupaten/kota untuk menjalankan visi tersebut di tiap wilayahnya masing-masing. Salah satunya adalah kota Surakarta dengan visinya yaitu Solo Sehat 2010. Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Surakarta (DKK) menuju Solo Sehat 2010 adalah mulai diberlakukannya paradigma sehat yaitu perpindahan paradigma sakit yang selama ini dianut oleh masyarakat. Upaya untuk merubah paradigma masyarakat tersebut salah satunya dengan digalakkan pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Tujuan dari penelitian dalam studi ini adalah untuk mengetahui Impementasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) warga bantaran Kalianyar untuk mencapai Solo Sehat 2010 yang sesuai dengan indikator PHBS tatanan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi kualitatif. Dengan observasi yaitu pengamatan langsung yang dilakukan peneliti di lokasi, wawancara yang dilakukan dengan pedoman wawancara. Informan adalah warga bantaran Kalianyar, pihak dari Dinas Kesehatan serta Kader Posyandu Anggrek. Informan ditentukan berdasarkan purpossive sampling atau sampel bertujuan. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan model analisa interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga komponen utama diantaranya adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diuji melalui trianggulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : Pertama, pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini melibatkan petugas-petugas kesehatan yang meliputi petugas puskesmas, kelurahan, petugas posyandu serta ibu-ibu PKK sebagai pelaksana program. Kedua, pelaksana program tersebut mendapatkan pembekalan berupa pelatihan, seminar, lokakarya serta diskusi yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan yang selanjutnya mereka akan memberikan sosialisasi, pemahaman, keteladanan serta dukungan kepada masyarakat untuk mau menerapkan perilaku kesehatan yang sesuai dengan keenambelas indicator PHBS tatanan rumahtangga. Ketiga, program ini belum bisa dikatakan berhasil karena standar nilai keberhasilan dari Dinas Kesehatan adalah berdasarkan nilai IPKS yaitu Sehat Utama dan Paripurna sebanyak 65%

Page 15: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRACT

Ipho Adhita Wahanani, Program Behavior Clean and Healthy (PHBS) Towards Healthy Solo 2010, Thesis, Surakarta: Faculty of Social and Political Sciences, University of Surakarta Eleven March, October, 2010.

Health is a fundamental human right and is one of the factors that determine the quality of human resources. Therefore, health should be maintained and improved quality. To achieve this goal, the government has launched the Healthy Indonesia 2010 vision. MOH vision of Healthy Indonesia 2010 was a first step for each district to carry out that vision in each area respectively. One is the city of Surakarta Solo with his vision of Healthy 2010. One of the efforts the City Health Office of Surakarta (DKK) towards Healthy Solo 2010 is the entry into force of the health paradigm is the paradigm shift that had been sick embraced by the community. Efforts to change the paradigm of community is one of them with the intensified implementation of the program Clean And Healthy Lifestyle. The aim of the research in this study is to determine Impementasi Program Behavior Clean and Healthy (PHBS) resident banks to reach Solo Kalianyar Healthy 2010 in accordance with indicators PHBS household order.

This study used qualitative methods of evaluation. With the observation of direct observations conducted by researchers at the site, interviews conducted with the guidance interview. The informant is a citizen Kalianyar banks, the Departments of Health and Kader Posyandu Orchid. Informants are determined based on sampling or sample purpossive aims. Analysis of the data in this study using the model of interactive analysis. This interactive model consists of three main components such as data reduction, data and conclusion. The validity was tested through triangulation of data sources. Based on research results can be summarized as follows: First, the implementation of the program Clean and Healthy Behavior involve officers of health that includes health center staff, village, neighborhood health center staff and the PKK as an implementer of the program. Second, implementing the program get a debriefing form of training, seminars, workshops and discussions held by the Public Health Service which in turn they will provide socialization, understanding, modeling and support to people to want to apply health behavior according to the order of the sixteen indicators PHBS household. Third, this program can not be said to succeed because the standard value of the success of the Public Health Service is based on the value that is healthy IPKS President and the Plenary as much as 65%.

Page 16: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor

yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu

dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut,

pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia Sehat 2010. Visi Indonesia Sehat

2010 yang telah diterapkan Departemen Kesehatan merupakan visi yang ideal

tentang gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yaitu kehidupan

masyarakat Indonesia yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan dengan

perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republic Indonesia

(Depkes RI. 2006).

Hal tersebut dipertegas lagi dengan tujuan pembangunan kesehatan

menuju sehat 2010, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar dapat terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Lingkungan sehat yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi

terwujudnya keadaan sehat. Adapun ciri khas lingkungan sehat, yaitu :

1. Lingkungan yang terbebas dari polusi, tersedianya air bersih

Page 17: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2. Sanitasi lingkungan yang memadai

3. Pemukiman yang sehat

4. Perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan

5. Serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong

menolong.

Dari segi perilaku sehat, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang

diharapkan adalah perilaku yang bersifat produktif memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman

penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010 didukung dengan telah ditetapkannya

Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Salah satu subsistem dari SKN adalah

subsistem pemberdayaan masyarakat. Selain itu, kebijakan nasional promosi

kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan Visi

Nasional serta program dari Pusat Promosi Kesehatan yaitu :”Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat 2010 (PHBS 2010)”.

Melalui visi ini pembangunan kesehatan dilansaskan kepada paradigma

sehat, yang ini pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi

manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa dan kesehatan menjadi titik sentral

pembangunan nasional. Paradigma ini yang akan mengarahkan pembangunan

kesehatan untuk lebih mengutamakan upaya-upaya peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan pemnyakit atau pencegahan kesehatan (preventif), dengan

Page 18: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tanpa mengessampingkan upaya-upaya penanggulangan atau penyembuhan

penyakit (kuratif) serta pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat sendiri

bertujuan untuk memberdayakan setiap individu agar sadar, mau dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan tujuan memelihara dan

meningkatkan kualitas kesehatannya. Selain itu bermanfaat pula untuk mencegah

terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan

aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Sehingga bertambah juga tingkat

pengetahuan seseorang tentang sehat-sakit. Sedangkan masalah yang dihadapi

dalam pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan sehat adalah kemitraan atau

dukungan lintas sector yang rendah, kemampuan teknis petugas rendah, mutasi

petugas terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi, indicator

PHBS skala nasional.

Sesuai dengan salah satu dari Grand Strategy Depkes RI yaitu bahwa

pembangunan kesehatan harus lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif

tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Visi Depkes RI tentang

Indonesia Sehat 2010 merupakan pijakan awal bagi setiap kabupaten/kota untuk

menjalankan visi tersebut di tiap wilayahnya masing-masing. Salah satunya

adalah kota Surakarta dengan visinya yaitu Solo Sehat 2010. dalam mewujudkan

visi tersebut telah ditetapkan misi pembangunan yaitu menggerakkan

pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian

Page 19: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan

meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan diperlukan

perilaku hidup bersih dan sehat dari masyarakat.

Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Surakarta (DKK)

menuju Solo Sehat 2010 adalah mulai diberlakukannya paradigma sehat yaitu

perpindahan paradigma sakit yang selama ini dianut oleh masyarakat. Dimana

paradigma sakit selama ini masyarakat beranggapan bahwa apabila sakit,

masyarakat miskin dapat berobat dengan mudah dan murah. Namun dalam

paradigma sehat ini pemerintah ingin mengubah pola pikir masyarakat tersebut,

agar tidak lagi berfikir untuk berobat, namun berfikir untuk berperilaku hidup

sehat dan tidak sakit. Upaya untuk merubah paradigma masyarakat tersebut salah

satunya dengan digalakkan pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih Dan

Sehat. Upaya peningkatan perilaku sehat dirumah tangga belum menunjukkan

hasil yang optimal. Hal ini antara lain dapat dilihat dari data hasil Survey Sosial

Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2004 menunjukkan bahwa Indonesia

sebesar 35% masyarakat merokok dalam rumah ketika bersama anggota keluarga

yang lain. Perokok laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan (65% banding

45%). Sebanyak 82% penduduk 15 tahun keatas kurang melakukan aktifitas fisik

Page 20: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

atau olahraga, dengan kategori (75%) kurang bergerak dan (9%) tidak terbiasa

melakukan aktifitas fisik. Berdasarkan hasil pendataan untuk PHBS tatanan

rumah tangga Provinsi Jawa Tengah 73% belum menjadi peserta dana sehat dan

sebesar 68% keluarga belum bebas rokok (Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun

2006).

Berdasarkan data-data tersebut diatas, maka peneliti memfokuskan

penelitian ini pada pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

khususnya dalam tatanan rumah tangga masyarakat yang tinggal disekitar

bantaran Kalianyar untuk mengetahui perilakunya untuk mewujudkan hidup

bersih dan sehat serta mewujudkan Visi Solo Sehat 2010. Rumah tangga atau

keluarga merupakan langkah dan sarana awal bagi seseorang untuk menerapkan

pola perilaku tersebut. Selama ini, bantaran selalu identik dengan kekumuhan dan

padat penduduk. Pilihan masyarakat untuk bermukim di sekitar bantaran sungai

tak terlepas dari air sebagai kebutuhan hidup manusia. Akan tetapi, terlepas dari

kebutuhan tersebut, perilaku masyarakat didaerah bantaran itupun belum

menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya masyarakat masih

membuang sampah disungai tepatnya dibelakang rumah mereka. Hal tersebut

akan berakibat tercemarnya air sungai dan apabila dikonsumsi akan menimbulkan

berbagai macam penyakit. Sehingga menjadikan penurunan kualitas kesehatan

masyarakat yang tinggal disekitar bantaran sungai tersebut akibat penyalahgunaan

fungsi bantaran sungai.

Page 21: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Berangkat dari argumentasi tersebut, dengan mengingat dari dampak

perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya

untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, khususnya untuk

masyarakat yang tinggal disekitar bantaran Kalianyar. Upaya tersebut salah

satunya termasuk dalam pelaksanaan Program PHBS, yaitu dengan memberikan

pelatihan atau penyuluhan kepada petugas kesehatan seperti petugas Puskesmas,

Posyandu, PKK dan lain-lain. Penyuluhan kepada petugas kesehatan tersebut

dilakukan oleh pembuat kebijakan yaitu Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Setelah

mendapatkan penyuluhan, selanjutnya, petugas kesehatan tersebut melakukan

sosialisasi kepada masyarakat mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan

kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan upaya yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kota Surakarta dengan mulai diberlakukannya perubahan paradigma

sakit ke paradigma sehat. Dimana paradigma sakit, masyarakat berfikir bahwa

masyarakat miskin apabila sakit dapat berobat dengan murah dan mudah. Namun

dalam paradigma sehat ini pemerintah ingin mengubah pola pikir masyarakat

tersebut, agar tidak lagi berfikir untuk berobat, namun berfikir untuk berperilaku

hidup sehat dan tidak sakit. Agar selanjutnya dapat diketahui bagaimana

pelaksanaan program tersebut agar visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta Menuju

Solo Sehat 2010 tersebut dapat tercapai.

Page 22: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. PERUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka batasan dalam penelitian ini

adalah : Bagaimana Impementasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) warga bantaran Kalianyar untuk mencapai Solo Sehat 2010 yang sesuai

dengan indikator PHBS tatanan rumah tangga ?

C. TUJUAN

Sesuai perumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian dalam

studi ini adalah untuk mengetahui Impementasi Program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) warga bantaran Kalianyar untuk mencapai Solo Sehat 2010

yang sesuai dengan indikator PHBS tatanan rumah tangga.

D. MANFAAT

1. Manfaat teoritis

Penelitian diharapkan mampu menjadi pijakan bagi penelitian

berikutnya agar dapat dikaji lebih mendalam.

2. Manfaat praktis

Dapat memberikan gambaran yang obyektif dan nyata tentang

Impementasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) warga

bantaran Kalianyar untuk mencapai Solo Sehat 2010 yang sesuai dengan

indikator PHBS tatanan rumah tangga

Page 23: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

E. KONSEP DAN KERANGKA PEMIKIRAN

e.1 Konsep Yang Digunakan

Penelitian Evaluasi merupakan aspek penting dari penelitian sosial

terutama yang diarahkan pada evaluasi social action program yang disebut juga

perubahan sosial yang direncanakan. Program-program yang direncanakan untuk

memeperbaiki kehidupan manusia misalnya bidang pendidikan, bidang kesehatan

dan lain-lain. Berdasarkan hal diatas maka dalam penelitian ini akan membahas

serangkaian kajian yang berkaitan dengan Evaluasi Pelaksanaan Program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga Warga Bantaran

Kalianyar Menuju Solo Sehat 2010

Menurut Herbert H. Hyman penelitian evaluasi adalah prosedur penemuan

fakta tentang aksi-aksi social yang direncanakan. Dari definisi tersebut

didalamnya mencakup 2 substansi yaitu, aspek konseptual : yaitu adanya

hubungan aktifitas dengan tujuan yang diinginkan, serta aspek metodologis yeitu

bagaimana mengukur akibat atau dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas

program.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi mengandung

pengertian:

1. sudut spesifikasi obyeknya berarti menilai hasil berbagai macam program

yang dilaksanakan pemerintah berkaitan dengan problem yang dihadapi

masyarakat.

Page 24: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. sudut teknik penilaian merupakan cara untuk mengumpulkan data yang

diperlukan untuk menilai hasil dari program pemerintah tadi.

3. sudut analisisnya akan dapat menunjukkan hasil akhir (kesimpulan) dari

kegiatan menilai program pemerintah tersebut, apakh efektif atau tidak,

mempunyai dampak positif lebih daripada negatifnya atau sebaliknya.

M. T. Feurstein (1986 : 8) menyatakan bahwa hasil evaluasi berarti

membantu mereka yang terlibat dalam banyak jenis program pengembangan

untuk menafsir nilai pekerjaan yang sedang mereka lakukan. Menurut Feurstein

ada 10 alasan pokok melakukan evaluasi yaitu:

1. Keberhasilan : untuk mengetahui apa yang telah dicapai

2. mengukur kemajuan : apakah sesuai dengan sasaran program

3. Memperbaiki monitoring : agar manajemennya lebih baik

4. Mengetahui apakah sudah efektif : perubahanm apakah yang

ditimbulkan oleh program

5. Identifikasi kekuatan dan kelemahan : untuk memperkuat program

6. Keuntungan biaya : apakah biayanya masuk akal

7. Mengumpulkan informasi : untuk merencanakan dan mengelola

aktifitas program secara lebih baik.

8. Berbagai pengalaman : mencegah orang lain tidak melakukab

kesalahan yang sama untuk mendorong mereka agar menggunakan

metode yang sama.

Page 25: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

9. Meningkatkan efektivitas ; agar lebih memberi dampak

10. Memungkinkan perencanaan yang lebih baik : agar sesuai dengan

kebutuhan orang banyak khususnya masyarakat tingkat bawah.

M. T. Feurstein memberikan sembilan indikator yang digunakan untuk

menilai keserhasilan suatu program yaitu :

1. Availabilitas : indikator yang menunjukkan apakah sesuatu itu ada dan

tersedia

2. Relevansi : indikator yang menunjukkan seberapa jauh sesuatu hal dapat

dikatakan relevan atau tepat

3. Accesabilitas ; indikator yang menunjukkan apakah sesuatu itu benar-

benar dapat terjangkau oleh mereka yang memerlukan

4. Kebergunaan : indikator yang menunjukkan sejauh mana sesuatu yang

telah disediakan dipakai untuk tujuan semula

5. Ketercakupan : indikator yang menunjukkan apakah proporsi mereka yang

memerlukan sesuatu itu dapat menerimanya

6. Kualitas : indikator yang menunjukkan kualitas atau standar tertentu

7. Usaha : indikator yang menunjukkan apa dan berapa banyak yang

diinvestasikan untuk mencapai sasaran

8. Efisiensi : indikator yang menunjukkan apakah sumber daya dan aktifitas

telah dimanfaatkan dengan cara yang terbaik

9. Hasil : Merupakan hasil akhir dari pelaksanaan program

Page 26: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pada intinya evaluasi merupakan proses penilaian untuk mengukur

performance dan hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target yang telah

ditentukan sebelumnya, yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pelaksanaan program dimasa mendatang.

Evaluasi terhadap pelaksanaan suatu program dilakukan untuk mengetahui

proses kerja dari pelaksanaan program, apakah program yang dilaksanakan sesuai

dengan petunjuk pelaksanaan program yang telah ditetapkan, dan untuk

mengetahui sejauh mana program yang telah dilaksanakan berhasil memberikan

dampak atau manfaat bagi kelompok sasaran dari program tersebut.

e.2 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

e.2.1 Pengertian

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat

dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan

pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan sikap, perilaku melalui pendekatan

pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat agar mengenali dan

mengatasi masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan

tempat ibadah, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka

menjaga, memelihara dan meningkatkan. PHBS merupakan wujud keberadaan

masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih

dan sehat.

Page 27: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

e.2.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaaan program PHBS adalah untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat baik tatanan rumah

tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah.

e.2.3 Tatanan

Program PHBS dapat dilakukan berbagai tatanan, seperti tatanan rumah

tangga, tempat ibadah, instansi pendidikan, warung makan, pasar dan sebagainya.

Khusus untuk Provinsi Jawa Tengah memfokuskan pada 3 jenis tatanan yaitu

tatanan rumah tangga, tatanan instansi pendidikan dan tatanan tempat ibadah.

Pemilihan pada tiga jenis tatanan tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa

ketiga tatanan tersebut mempunyai daya ungkit yang besar dalam pencapaian

derajat kesehatan

1. Tatanan Rumah Tangga

Rumah tangga adalah wahana atau wadah dimana orang tua (bapak

dan ibu) dan anak serta anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan

kehidupan sehari-hari. Bertolak dari pengertian di atas sehingga PHBS

ditatanan rumah tangga adalah suatu upaya yang dilaksanakan untuk

memberdayakan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam

berperilaku hidup bersih dan sehat.

2. Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan adalah tempat diselenggarakannya proses belajar

Page 28: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan

dari para guru atau pengajar kepada anak didiknya. PHBS di institusi

pendidikan berarti suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan

meningkatkan kemampuan pengajar maupun anak didiknya dalam

berperilaku hidup bersih dan sehat. Institusi pendidikan yang dimaksud

adalah tingkat SD atau MI, SLTP atau MTS-SLTA atau MA.

3. Tempat Ibadah

Tempat ibadah adalah sarana yang digunakan untuk kegiatan

keagamaan atau ibadah bagi masyarakat sesuai dengan agama yang dianut.

PHBS ditempat ibadah adalah merupakan suatu upaya yang dilakukan

untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan pengurus maupun

pengunjung dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.

e.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

e.3.1 Pengertian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian rumah dan PHBS

tatanan rumah tangga, untuk penjelasan lebih rinci sebagai berikut:

e.3.1.1 Rumah

1) Keputusan Menteri Kesehatan RI. NO.829/MENKES/SK/VII/1999 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan

sarana pembinaan keluarga dalam.

2) UU NO.4 Tahun 1992 rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai

Page 29: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

e.3.1.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan

kemampuan untuk berperilaku bersih dan sehat

e.3.2 Tujuan

Adapun tujuan pelaksanaan program PHBS di tatanan rumah tangga

adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota keluarga di

tatanan rumah tangga terhadap program kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan

lingkungan, gaya hidup sehat dan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat.

Menjelaskan tujuan khusus dari program PHBS adalah meningkatkan

pengetahuan dan kemauan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS dan

agar anggota rumah tangga berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat

e.3.3 Manfaat

Manfaat dilaksanakanya program PHBS ini adalah:

1. Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak

mudah sakit.

2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktifitas kerja anggota

rumah tangga.

3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya

kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi lain seperti pendidikan

Page 30: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dan usaha lain.

4. Guna meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.

5. Sebagai salah satu indikator keberhasilan pemerintah kabupaten atau kota

dalam bidang pembangunan kesehatan.

6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

e.4 Indikator PHBS

e.4.1 Indikator

Indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan

atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian

Persyaratan indikator yaitu:

1. Sahih dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya diukur oleh indikator

tersebut,

2. Obyektif harus memberikan hasil walaupun dipakai orang yang berbeda

pada waktu yang berbeda,

3. Sensitif dapat mengukur perubahan sekecil apapun,

4. Spesifik dapat mengukur perubahan situasi yang dimaksud

e.4.2 Indikator PHBS

Mengacu pada pengertian pada perilaku sehat indikator ditetapkan pada

area atau wilayah yaitu:

a. Indikator Nasional

Indikator nasional terdiri dari 3 indikator yaitu:

Page 31: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1. presentase penduduk tidak merokok

2. persentase penduduk yang memakan sayuran dan buah-buahan

3. persentase penduduk melakukan aktifitas olahraga

b. Indikator Lokal Spesifik

Indikator lokal spesifik yaitu indikator nasional ditambah indikator local

spesifik masing-masing daerah sesuai dengan situasi dan kondisi daerah. Ada 16

indikator yang dapat digunakan untuk perilaku sehat adalah sebagai berikut:

1. Ibu hamil memeriksakan kehamilan.

2. Ibu melahirkan ditolong tenaga kesehatan.

3. Pasangan usia subur memakai alat kontrasepsi (KB).

4. Bayi ditimbang.

5. Penduduk sarapan pagi sebelum melaksanakan aktivitas.

6. Bayi diimunisasi lengkap.

7. Penduduk minum air bersih yang dimasak.

8. Penduduk menggunakan jamban sehat.

9. Penduduk mencuci tangan pakai sabun.

10. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.

11. Penduduk tidak menggunakan NAPZA.

12. Penduduk mempunyai askes atau tabungan atau emas atau uang.

13. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).

Page 32: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

14. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala untuk mengukur

hipertensi.

15. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan

Papsmear.

16. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas

masalah kesehatan yang ada di daerah.

e.4.3 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

Indikator PHBS tatanan rumah tangga yaitu suatu alat ukur atau suatu

petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk menilai keadaan atau

permasalahan kesehatan rumah tangga. Indikator PHBS tatanan rumah tangga

diarahkan pada aspek program prioritas yaitu: kesehatan ibu dan anak, gizi,

kesehatan lingkungan, gaya hidup dan upaya kesehatan masyarakat. Indikator

lokal Jawa Tengah menggunakan 10 indikator nasional ditambah dengan 6

indikator lokal menurut yaitu :

1. Persalinan dengan tenaga kesehatan.

2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi.

3. Penimbangan balita.

4. Mengkonsumsi beraneka ragam makanan dalam jumlah yang

seimbang.

5. Memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

6. Menggunakan jamban sehat.

Page 33: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

7. Membuang sampah pada tempatnya.

8. Setiap anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9

meter persegi.

9. Lantai rumah kedap air.

10. Anggota rumah tangga berumur 10 tahuan keatas melakukan

olahraga atau aktifitas fisik 30 menit per hari, dilakukan 3-5 kali per

minggu.

11. Anggota keluarga tidak merokok.

12. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.

13. Menggosok gigi minimal 2 kali sehari.

14. Tidak minum Miras dan tidak menyalahgunakan narkoba.

15. Menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

16. Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) minimal

seminggu sekali.

Berdasarkan indikator tersebut dapat ditentukan klasifikasi PHBS yang

ditunjukkan melalui nilai Indeks Potensi Keluarga Sehat (IPKS) yaitu:

1. Sehat pratama (warna merah) : indikator rumah tangga yang

memenuhi antara 0-5.

2. Sehat madya (warna kuning) : indikator rumah tangga yang

memenuhi antara 6- 10.

3. Sehat utama (warna hijau) : indikator rumah tangga yang memenuhi

Page 34: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

antara 11- 15.

4. Sehat paripurna (warna biru) : apabila indikator rumah tangga

mempunyai nilai 16.

F. LANDASAN TEORI

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sosiologis dimana dalam

sosiologi yang menjadi obyek utamanya adalah masyarakat, dengan melihat dari

sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia

dalam masyarakat. Dalam penelitian ini digunakan paradigma yang berlaku dalam

ilmu sosiologi. Paradigma merupakan hal yang sangat penting dalam ilmu

pngetahuan karena paradigma merupakan kesatuan konsensus yang terluas.

Secara lebih jelas, George Ritzer merumuskan paradigma sebagai berikut,

“Pandangan dasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang

mestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan (dicipline).

Selanjutnya Ritzer membagi paradigma menjadi 3 yaitu paradigma fakta

sosial, paradigma definisi sosial dan paradigma perilaku sosial. Sedangkan

paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah paradigma perilaku sosial.

Ada dua teori yang termasuk ke dalam paradigma perilaku sosial yaitu :

1) Behaviour Sociology;

2) Teori Exchange.

Page 35: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berkaitan dengan ini, perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat bantaran

sungai adalah bagian dari behavioral sociology.

Paradigma perilaku Sosial memusatkan perhatiannya kepada antar

hubungan antara individu dan lingkungannya yang terdiri atas bermacam-macam

obyek sosial dan non sosial. Pokok persoalannya adalah tingkah laku individu

yang berlangsung dalam hubungannnya dengan faktor lingkungan yang

menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang

menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku.

Teori ini dikembangkan oleh Burrhus Frederic Skinner yang lahir 20

Maret 1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Skinner mengadakan

pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Teori ini biasa juga

disebut Teori belajar dalam Ilmu Psikologi. Konsep dasar dari teori ini adalah

penguat / ganjaran (reward). Teori ini lebih menitikberatkan pada tingkah laku

aktor dan lingkungan.

Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia

mengeluarkan respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguatan

atas hal itu, dia akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia

berespon pada situasi yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang

terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.

Manusia pada dasaranya tidak mencari keuntungan maksimal, tapi

Page 36: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

senantiasa ingin mendapatkan keuntungan dari interaksi tersebut. Manusia tidak

bertindak secara rasional sepenuhnya, tapi senantiasa berfikir untung rugi pada

saat berinteraksi walau manusia tidak memiliki info yang cukup untuk

mengembangkan alternatif, tapi dapat menggunakan info yang terbatas tersebut

untuk mengembangkan alternatif guna memperhitungkan untung rugi.

Manusia terbatas, tapi dapat berkompetisi untuk mendapat keuntungan.

Walau manusia senantiasa berusaha mendapat keuntungan dari hasil interaksi,

tapi mereka dibatasi oleh sumber-sumber yang tersedia. Manusia berusaha

memperoleh wujud materi tapi mereka melibatkan dan menghasilkan sesuatu

yang non materi (benci, suka, dll).

Ada 5 bentuk Perilaku Sosial yaitu :

a. Proposisi keberhasilan

Jika tindakannya sering mendapatkan ganjaran, maka semakin sering

dilakukan

b. Proposisi stimulus

Jika stimulus merupakan kondisi dimana seseorang mendapatkan

ganjaran, maka semakin besar kemungkinan untuk mengulangi seperti

pada waktu lalu

c. Proposisi nilai

Page 37: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Semakin bermanfaat maka semakin sering kemungkinan tindakan tersebut

diulangi

d. Proposisi kejenuhan kerugian

Semakin sering seseorang mendapatkan ganjaran yang isitimewa, maka

bagian yang lebih mendalam dari ganjaran tersebut mejadi kurang

bermakna bagi orang lain

e. Proposisi persetujuan dan perlawanan

Jika tidak mendapat ganjaran atau hukuman yang tidak diharapkan, ia

akan marah dan semakin besar kemungkinan orang tersebut akan

melakukan perlawanan dan hasil tingkah lakunya makin berharga bagi

dirinya. Jika dapat ganjaran atau lebih, maka akan menunjukan tingkah

laku persetujuan. Dan hasil tingkah lakunya semakin berharga baginya

f.1 Asumsi Dasar

1. Behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu)

2. Behavior can be predicted (perilaku dapat diramalkan)

3. Behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol)

Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner unsur yang terpenting

dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman

(punishment). Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan

Page 38: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman

(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu

perilaku. Penguatan boleh jadi kompleks. Skinner membagi penguatan ini

menjadi dua bagian:

1. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi

respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung

(rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah

(permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala

untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau

penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).

2. Penguatan negatif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi

respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang

merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif

antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas

tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening

berkerut, muka kecewa dll).

Berdasarkan Skiner pembentukan perilaku pada masyarakat dibedakan

menjadi 2 respon yaitu:

1. Respondent respons yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-

rangsangan tertentu, perangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli,

Page 39: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

2. Operant respons adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh

perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli, atau

reirforcer, karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat perilaku

yang telah dilakukan.

Hal ini didasari pada asumsi-asumsi berikut:

1. Belajar itu adalah tingkah laku.

2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan

adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi

lingkungan.

3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya

dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya

di definisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi

yang di kontrol secara seksama.

4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya

sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya

tingkah laku.

Menurut Skinner, bahwa proses pembentukan dan perubahan perilaku

masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam individu

dan dari luar individu yaitu:

Page 40: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1) Faktor dari dalam individu, berupa karakteristik orang yang bersangkutan,

yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional,

jenis kelamin dan sebagainya.

2) Faktor dari luar individu, berupa lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,

budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering

merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

perilaku sehubungan dengan kesehatan menurut Eunike R. Rustiana (2005:75)

antara lain faktor–faktor umum dalam perilaku kesehatan, beberapa faktor umum

yang memepengaruhi perilaku kesehatan seseorang yaitu:

1. Keturunan,

2. Belajar dengan operan conditing dengan tipe seperti penguatan,

pemadaman dan hukuman,

3. Belajar dengan meniru,

4. Status emosional seseorang,

5. gejala kesakitan yang dirasakan seseorang,

6. Kognitif.

Dalam berbicara mengenai perilaku sosial, Skinner tidak membahas

mengenai personality traits atau karakteristik yang dimiliki seseorang. Bagi

Skinner, deskripsi kepribadian direduksi dalam kelompok atau respon spesifik

yang cenderung diasosiasikan dalam situasi tertentu.

Page 41: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

f.2 Perilaku Kesehatan

Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3

kelompok:

1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,

serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.

c. Perilaku gizi (makanan dan minuman).

2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita

dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri

(self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain yaitu Becker membuat klasifikasi

lain tentang perilaku kesehatan ini.

a. Perilaku hidup sehat.

Page 42: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan

seseorang untuk mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini

mencakup antar lain :

1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). menu seimbang di

sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan

tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas

mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima

sempurna.

2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan), dan

kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk

olahraga. dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia,

dan status sesehatan yang bersangkutan.

3. Tidak merokok. merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan

berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini,

khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya.

4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minuman keras

dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya

lainnya) juga cenderung meningkat.

5. Istirahat cukup. dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan

untuk penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan orang untuk

Page 43: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. hal ini

dapat juga membahayakan kesehatan.

6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya

bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari

tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan

stres akan meningkat pada setiap orang. stres tidak dapat kita hindari,

maka yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan,

kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-

kegiatan yang positif.

7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya :

tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri

kita dengan lingkungan, dan sebagainya

Kemampuan berfikir seseorang adalah sebagai penentu dalam menentukan

pilihan. Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan

dan perubahan perilaku, karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari

pendidikan kesehatan. Perubahan perilaku kesehatan merupakan tujuan

pendidikan kesehatan. Berdasarkan teori dari Lawrence Green perilaku

dipengaruhi 4 faktor yaitu:

b. Faktor Pemudah, factor pemicu terhadap perilaku yang menjadi dasar

atau motivasi bagi perilaku. Misalnya pengetahuan, sikap, keyakinan

Page 44: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dan nilai yang dimiliki oleh seseorang. Contoh seseorang tidak merokok

karena mereka yakin bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan.

c. Faktor Pemungkin, factor pemicu terhadap perilaku yang

memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk

didalamnya ketrampilan petugas kesehatan, ketersediaan sumber daya

dan komitmen masyarakat atau pemerintah terhadap kesehatan.

d. Faktor Penguat, factor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak. Factor ini terwujud dalam bentuk

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang

merupakan kelompok yang dipercaya oleh masyarakat

e. Faktor Lingkungan, adalah segala factor baik fisik, biologis maupun

social budaya yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi

derajat kesehatan

Dr. M.a. Suleiman dalam jurnalnya yang berjudul “The Influence Of

Environmental Factors On The Adolescent’s” Health menjelaskan tentang :

To understand how people participate in health maintenance, comprehensive information is needed on how people think and act in relation to health, including details of their beliefs, attitudes, knowledge and awareness of health matters. It has been suggested that the individual strives to maintain a healthy balance and an equilibrium achievement by reducing health risks and improving healthy resources, including health potential. Health is influenced by a variety of external factors based on the complex interactions between the individual and his immediate environment. Numerous among these are social, psychological and environmental factors.

Page 45: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

The social environment role in the adolescents’ capacity to maintain and promote their health and to prevent diseases.

(Untuk memahami bagaimana orang-orang berpartisipasi dalam

pemeliharaan kesehatan, diperlukan informasi yang komprehensif tentang

bagaimana orang berpikir dan bertindak dalam hubungannya dengan kesehatan,

termasuk rincian dari keyakinan mereka, sikap, pengetahuan dan kesadaran akan

masalah-masalah kesehatan. Telah diusulkan bahwa individu berusaha untuk

menjaga keseimbangan yang sehat dan pencapaian ekuilibrium dengan

mengurangi risiko kesehatan dan meningkatkan sumber daya yang sehat,

termasuk kesehatan potensial. Kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor

eksternal yang didasarkan pada interaksi yang kompleks antara individu dan

lingkungan. Banyak di antaranya adalah sosial, psikologis dan faktor lingkungan.

Lingkungan sosial memainkan peran penentu untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan mereka dan untuk mencegah penyakit)

f.3 Perilaku Sakit

Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya

terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan

penyakit dan sebagainya, dsb. Perilaku ini mencakup:

a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

b. Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan

penyakit yang layak.

Page 46: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

c. Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan

kesehatan).

Berdasarkan teori-teori diatas, maka penelitian ini memfokuskan pada

dampak atas pelaksanaan program perilaku masyarakat yang hidup bersih dan

sehat agar dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perilaku

masyarakat yang diharapkan di kota Surakarta, khususnya masyarakat yang

tinggal di bantaran Sungai Kalianyar adalah perilaku-perilaku yang berkaitan

dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatikan

kesehatannya sesuai dengan upaya preventif yang ditekankan pemerintah kota

surakarta tanpa mengabaikan usaha kuratif dan rehabilitatif. Hal ini dilakukan

mengingat masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai identik dengan kumuh

dan mayoritas penduduknya berasal dari masyarakat kalangan bawah dimana

untuk menjangkau layanan kesehatan, sebagian masyarakat masih mengeluh

dengan mahalnya biaya pengobatan saat ini, oleh karena itu untuk mencegah

terjadinya penyakit dan angka KLB (Kejadian Luar Biasa), masyarakat harus

lebih menekankan kepada usaha preventive atau upaya pencegahan. Perilaku

masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Kalianyar akan dilihat berdasarkan

indikator-indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga dimana indikator tersebut akan digunakan untuk mengukur derajat

kesehatan untuk tercapainya Visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu Menuju

Solo Sehat 2010.

Page 47: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

G. PENELITIAN TERDAHULU

Untuk pertimbangan dalam penelitian ini, maka akan di jelaskan beberapa

penelitian terdahulu tentang perilaku kesehatan. Salah satunya adalah penelitian

tentang Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Dengan Terapan

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Desa Dempet

Kabupaten Demak. Penelitian ini dilakukan oleh Siti Nurhamidah pada tahun

2007. Penelitian ini merupakan explanatory survey dan bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan

perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Desa Dempet,

Kabupaten Demak. Hasil dari penelitian ini menggambarkan sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan sedang mengenai PHBS, namun dalam

terapan PHBS, responden masih berada ditingkat Sehat pratama (warna merah) :

indikator rumah tangga yang memenuhi antara 0-5. Hasil dari penelitian

menunjukkan 37,7% responden dengan tingkat pengetahuan rendah dengan

terapan PHBS diringkat pratama. Selanjutnya 45,3% responden dengan tingkat

pengetahuan sedang dengan terapan PHBS ditingkat pratama. Responden dengan

tingkat pengetahuan tinggi dengan terapan PHBS ditingkat pratama dalam persen

sebesar 17,0%. Responden dengan tingkat pengetahuan rendah dengan terapan

PHBS ditingkat madya dalam persen sebesar 31,6%. Selanjutnya menunjukkan

52,6% responden dengan tingkat madya. Responden dengan pengetahuan tinggi

dengan terapan PHBS ditingkat madya dalam persen sebesar 15,8%. Analisa dari

Page 48: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS tatanan rumah tangga di

Desa Dempet, Kabupaten Demak. Hal tersebut menunjukkan bahwa sedikit ibu

rumah tangga yang mempunyai pengetahuan tinggi namun tidak diterapkan pada

perilaku kesehatan sehari-hari. Pernyataan tersebut didukung dengan indikator

klasifikasi PHBS ditunjukkan melalui nilai indeks potensi keluarga sehat (IPKS)

yaitu sehat pratama dan sehat madya.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Imanda Amalia pada tahun 2009

tentang hubungan antara pendidikan, pendapatan dan perilaku hidup bersih dan

sehat pada pedagang hidangan istimewa kampong (HIK) di pasar Kliwon dan

Jebres Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik

dan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan, pendapatan dan

perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang hidangan istimewa kampong

(HIK) di pasar Kliwon dan Jebres Kota Surakarta. Hasil dari penelitian ini adalah

proporsi PHBS berdasarkan tingkat pendidikan yaitu pedagang HIK

berpendidikan SLTP/SMA memiliki PHBS lebih baik daripada pedagang HIK

berpendidikan SD/tak sekolah. Proporsi tersebut menunjukkan adanya hubungan

sangat signifikan antara tingkat pendidikan dengan PHBS. Tingkat pendidikan

pedagang HIK sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku

hidup bersih dan sehat. Tingkat pendidikan pedagang HIK yang rendah akan

Page 49: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

mempengaruhi pedagang HIK dalam memeperoleh dan mencerna informasi untuk

kemudian menentukan pilihan dalam menerapkan hidup sehat. Sedangkan tingkat

pendapatan pedagang HIK juga sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap

menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Pedagang HIK yang belum dapat

mencukupi kebutuhan sehari-hari juga mengakibatkan pedagang HIK lebih

berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup daripada pengobatan penyakit dan

pencegahan penyakit berupa PHBS baik dirumah maupun ditempat kerja.

Dalam usaha untuk mencapai Solo Sehat 2010, maka perlu juga dilihat

penelitian Takehito Takano dan Keiko Nakamura dalam jurnalnya yang berjudul

“Participatory research to enhance vision sharing for Healthy Town initiatives in

Japan”. Jurnal tersebut menjelaskan tentang :

This is of participatory research project conducted by the Tokyo Citizen’s Council for Health Promotions to enchance vision sharing, there by aiding the implementation of healthy town initiative. The Citizen’s Cuoncil conducted a survey to elucidate citizen interest and expectations regarding healthy town. The project had three stage: (i) a survey; (ii) dissemination of the result; and (iii) evaluation of the impact of the survey’s finding. The survey was conducted among ordinary citizen’s council. Responses from 476 ordinary citizen, 400 community group members, 316 health promotion practicioner and 387 members of the citizen’s council were received and analyzed. Major criteria that respondent required of a healthy town were : adequate sports facilites and walking/jogging trails (44,5%); easy access for senior citizens, small children and people with disabilities (42,2%); and parks, clean rivers and natural features (33,1%). Prioritized criteria given by specific respondent garoup were (i) a town with little crime and few traffict accident (ordinary citizen :37,2%) and (ii) a town were people help aech other (health promotion practicioners :36,7%; members of the citizen council: 31,5%). Factor analysis revealed that the following three dimensions : (i) helath conducine physical living environment ; (ii) social

Page 50: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

network and mutual help; and (iii) social discipline/rules and good access to services. The research result were disseminated to the general public, community groups and members of the Citizen’s Council. The result substantiated citizen views, which were then incorporated into plants toward realizing Healthy Town initiative. This research effort generated a vision of the creation of healthy town by the participation of citizen in a megacity.

(Penelitian ini merupakan penelitian partisipatif yang dilakukan oleh

Dewan Warga Negara Tokyo untuk mempromosikan kesehatan dalam rangka

meningkatkan berbagi visi untuk membantu pelaksanaan inisiatif Kota Sehat.

Dewan Warga Negara melakukan survei untuk menjelaskan kepentingan dan

harapan warga mengenai Kota Sehat. Proyek ini memiliki tiga tahap: (i) survei;

(ii) penyebaran hasil; dan (iii) evaluasi dampak dari temuan survei. Survey

dilakukan antara warga negara biasa, anggota kelompok masyarakat, kelompok

promosi kesehatan dan anggota Dewan Warga Negara. Tanggapan dari 476 warga

negara biasa, 400 anggota kelompok masyarakat, 316 kelompok promosi

kesehatan dan 387 anggota Dewan Warga Negara diterima dan dianalisis. Kriteria

yang dituntut untuk mencapai Kota Sehat 2010 adalah sebagai berikut: fasilitas

olah raga yang memadai dan aktifitas jogging (44,5%); kemudahan akses bagi

warga negara senior, anak-anak kecil dan para penderita cacat (42,2%),

membersihkan sungai dan fitur alam lainnya (33.1%). Kriteria prioritas yang

diberikan oleh kelompok-kelompok responden tertentu adalah : (i) kota dengan

beberapa sedikit kejahatan dan kecelakaan lalu lintas (warga negara biasa: 37,2%)

Page 51: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dan (ii) sebuah kota di mana orang membantu satu sama lain (kelompok promosi

kesehatan : 36.7%; anggota Dewan: 31,5%). Analisis faktor menunjukkan bahwa

struktur pandangan mengenai kriteria warga negara untuk menuju Kota Sehat

memiliki tiga dimensi berikut: (i) kesehatan fisik lingkungan hidup yang

kondusif, (ii) jaringan sosial dan saling membantu, dan (iii) masyarakat disiplin

terhadap peraturan dan akses yang baik ke layanan. Hasil-hasil penelitian

disebarluaskan kepada masyarakat umum, kelompok masyarakat dan anggota

Dewan Warga Negara. Hasil tinjauan didukung oleh warga, yang kemudian

dimasukkan ke dalam rencana menuju inisiatif mewujudkan Kota Sehat. Upaya

penelitian ini menghasilkan visi penciptaan Kota Sehat oleh partisipasi warga

dalam kota besar).

Berdasarkan penjelasan mengenai penelitian tentang perilaku kesehatan

yang terdahulu, maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian kali ini berbeda

dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian ini lebih memfokuskan pada

Evaluasi Impementasi Program Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada

masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran kalianyar sesuai dengan indikator

PHBS pada tatanan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan Visi yang dicetuskan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta

yaitu “Menuju Solo Sehat 2010”.

Page 52: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

H. DEFINISI KONSEPTUAL

1. Perilaku

Menurut ensiklopedi Amerika bahwa perilaku diartikan sebagai

suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungan. Hal ini berarti

bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan, dengan demikian

suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi perilaku tertentu

2. Perilaku Sehat

Adalah pengetahuan, sikap dan tidakan proaktif untuk memelihara

dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman

penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat

(Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan (2002 : 3)).

3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan

mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat. (Departemen

Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan (2002 : 4).

4. Tatanan Rumah Tangga

Rumah tangga adalah wahana atau wadah dimana orang tua (bapak

dan ibu) dan anak serta anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan

kehidupan sehari-hari.

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

Page 53: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya pemberdayaan dan

peningkatan kemampuan untuk berperilaku bersih dan sehat.

I. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Bantaran Kalianyar, Kampung Sabrang

Lor RT 05 RW 08, Kelurahan Mojosongo. Alasannya pemilihan lokasi tersebut

adalah :

1. Lokasi merupakan salah satu tempat atau daerah di wilayah

Surakarta dimana program PHBS itu dilakukan.

2. Lokasi tersebut adalah tempat berkumpulnya warga dari

kalangan menengah ke bawah yang mayoritas penduduknya

kurang dapat menjangkau layanan kesehatan, sehingga untuk

meminimalisir terjadinya penyakit, warganya harus dapat

membiasakan hidup bersih dan sehat sebagai upaya dan

preventif dalam rangka menuju Solo Sehat 2010.

3. Bantaran Sungai identik dengan kekumuhan, jadi perlu dikaji

bagaimana perilaku masyarakat sekitarnya untuk menjaga

kesehatan keluarga maupun lingkungannya.

Page 54: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, dimana

penelitian ini menggunakan metode evaluasi kualitatif yaitu penelitian

terhadap program yang sudah atau sedang berjalan dimana bertujuan untuk

mengukur akibat dan dampak dari suatu program sebagai landasan bagi

penyusunan kebijaksanaan dan rancangan program yang akan datang. Proses

evaluasi dimaksudkan untuk menguraikan dan memahami dinamika internal

berjalannya suatu program. (Michael Quinn Patton, 2006: 30).

Penelitian ini merupakan evaluasi implementasi suatu program yaitu

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tujuannya adalah untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan program PHBS tersebut.

Penulis dalam penelitian ini menggunakan indikator-indikator untuk

mengetahui seberapa tingkat keberhasilan program yang penulis evaluasi.

Sebuah indikator merupakan sebuah petunjuk atau tanda. Indikator-indikator

menunjukkan kemajuan yang telah dicapai dan membantu dalam mengukur

perubahan. Indikator-indikator yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Availabilitas : indikator yang menunjukkan apakah sesuatu itu ada dan

tersedia

2. Relevansi : indikator yang menunjukkan seberapa jauh sesuatu hal dapat

Page 55: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dikatakan relevan atau tepat

3. Accesabilitas ; indikator yang menunjukkan apakah sesuatu itu benar-

benar dapat terjangkau oleh mereka yang memerlukan

4. Kebergunaan : indikator yang menunjukkan sejauh mana sesuatu yang

telah disediakan dipakai untuk tujuan semula

5. Ketercakupan : indikator yang menunjukkan apakah proporsi mereka yang

memerlukan sesuatu itu dapat menerimanya

6. Kualitas : indikator yang menunjukkan kualitas atau standar tertentu

7. Usaha : indikator yang menunjukkan apa dan berapa banyak yang

diinvestasikan untuk mencapai sasaran

8. Efisiensi : indikator yang menunjukkan apakah sumber daya dan aktifitas

telah dimanfaatkan dengan cara yang terbaik

9. Hasil : merupakan hasil akhir dari pelaksanaan program.

C. Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang

memiliki spesifikasi atau ciri-ciri tertentu dan populasi survei adalah

kumpulan unsur-unsur yang dipilih secara nyata dari sampel survei.

Berkaitan dengan penelitian ini maka yang menjadi populasinya adalah

Page 56: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

warga masyarakat yang tinggal disekitar Bantaran Kalianyar.

2. Sampling

Besarnya sampel tidak ditentukan berdasarkan ketentuan mutlak,

tetapi disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Jumlah sampel tidak harus

mewakili populasi, dimana peneliti menggunakan pertimbangan

berdasarkan konsep teoritis serta karakteristik empiris.

3. Teknik pengambilan sampel

Dalam penelitian ini bersifat purpossive sampling, yaitu

pengambilan sampel yang sesuai dengan maksud dan tujuan peneliti.

Pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan

kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini mewakili karakteristik dari masyarakat yaitu dari tingkat

pendidikan dan pekerjaan serta penghasilan.

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data ini diperoleh dari wawancara kepada warga yang tinggal

disekitar Bantaran Kalianyar tentang pola Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat sesuai dengan indikator PHBS tatanan rumah tangga

2. Data Sekunder

Diperoleh melalui buku kesehatan maupun data Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Posyandu setempat, Buku

Page 57: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat, Dinas

Kesehatan Kota Surakarta (DKK), Badan Pemberdayaan Masyarakat

(BAPERMAS) kota Surakarta maupun literatur lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan kualitatif terhadap sumber data

yang digunakan, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah :

1. Wawancara

Teknik wawancara ini dilakukan dengan struktur yang tidak ketat atau

informal guna menanyakan pendapat informan dan responden tentang

kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka menuju

Solo Sehat 2010.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan perorangan atau

per keluarga/tatanan rumah tangga selaku sumber informasi kunci, melalui

serangkaian tanya jawab yang bersifat terbuka dan mendalam. Dalam

wawancara ini :

v Pewawancara adalah seseorang yang menggali informasi

secara mendalam sesuai dengan tujuannya

v Sumber informasi kunci adalah warga yang dipandang

memenuhi kriteria batasan masalah peneliti

v Tanya jawab dilakukan secara terbuka dan mendalam

Page 58: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Pedoman wawancara (Interview Guide)

Teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar pertanyaan

yang sudah dipersiapkan sebelumnya secara sistematis sehingga dapat

berfungsi sebagai pedoman wawancara. Interview guide dalam penelitian

ini bersifat fleksibel artinya pertanyaan yang diajukan kepada informan

akan berkembang dan tidak hanya terpancang pada daftar pertanyaan,

karena sifat dari penelitian kualitatif yaitu semakin banyak informasi yang

diperoleh maka akan semakin valid data yang diperoleh dalam penelitian

ini.

3. Observasi Langsung

Yaitu merupakan pengamatan perilaku yang relefan dengan kondisi

lingkungan yang tersedia di lokasi penelitian (HB Sutopo, 1998). Menurut

Koentjoroningrat observasi merupakan pengamatan langsung terhadap

obyek penelitian. Teknik ini biasanya diartikan sebagai pengamatan dari

system fenomena yang diselidiki, dimana observasi dalam penelitian ini

dilakukan dengan observasi langsung yaitu suatu cara pengumpulan data

yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatan gejala-gejala yang

tampak pada obyek penelitian, pelaksanaannya langsung dimana suatu

peristiwa terjadi. Adapun sistem yang dilakukan pada observasi langsung

adalah Non Participation Obervation dimana kedudukan peneliti hanya

sebagai pengamat bukan anggota penuh dari obyek yang diteliti.

Page 59: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Kegiatan observasi dalam penelitian ini meliputi observasi terhadap

kegiatan sehari-hari warga Bantaran Kalianyar yang sesuai dengan

indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah

Tangga.

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar

sehingga dapat diketemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti disampaikan oleh data. Sesuai dengan judul penelitian, maka

pnelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif yang terdiri

dari tiga komponen analisis, yaitu : reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan. Reduksi

data dilakukan selama proses penelitian ini berlangsung yang dimulai

sebelum pengumpulan data dilakukan. Data reduksi dimulai sejak peneliti

mengambil keputusan dalam memilih kasus, pertanyaan yang akan

diajukan dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan kegiatan merakit informasi atau

mengorganisasikan data serta menyajikan dalam bentuk tabel berupa data

Page 60: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

statistik sederhana dan selanjunya diinterpretasikan serta evaluasi dalam

bentuk cerita agar dapat diambil suatu kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Menarik kesimpulan dari keseluruhan data yang diperoleh dari

hasil melakukan penelitian terhadap objek penelitian.

G. Validitas Data

Validitas data yang dimaksudkan adalah sebagai pembuktian

bahwa data yang diperileh peneliti sesuai dengan apa yang terjadi di

lapangan. Untuk menguji data yang telah terkumpul, peneliti menggunakan

teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data atau sebagai

pembanding terhadap data. Teknik triangulasi yang digunakan adalah

triangulasi sumber, dimana data tidak hanya diambil dari satu sumber saja

tetapi dari beberapa sumber.

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan: (1) Membandingkan

data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. (2) Membandingkan

apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan

secara pribadi. (3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang

tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. (4)

Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

Page 61: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pendapat dan pandangan orang. (5) Membandingkan hasil wawancara

dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini yang

digunakan untuk mengecek keabsahan data adalah dengan cara

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen, yaitu data

PHBS Kota Surakarta maupun data PHBS di Posyandu setempat.

Page 62: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH

A. Gambaran Umum

1. Kota Surakarta

Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan “Kota Solo”

secara umum memang dataran rendah dan berada diantara pertemuan

Sungai Pepe, Sungar Anyar, Sungai Jenes yang kesemuanya bermuara

di Sungai Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian kurang lebih

92 meter di atas permukaan air laut dan terletak antara 110°45’15”-

110°45’35” Bujur Timur, 70°36’00”-70°56’00” Lintang Selatan. Kota

Surakarta terletak di Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah bagian

selatan dan merupakan daerah perhubungan antara propinsi Jawa

Tengah – Jawa Timur dan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

dengan keadaan mobilitas masyarakat yang tinggi.

Berbicara tentang letak daerah Surakarta, sebenarnya kota

ini sangat strategis. Hal ini dikarenakan kota Surakarta sendiri

merupakan jalur utama transportasi ke beberapa kota besar di Pulau

Jawa. Kota – kota tersebut antara lain adalah Semarang, Yogyakarta

Page 63: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dan Surabaya. Karena kota Surakarta yang strategis maka

perkembangan kota ini memicu kegiatan ekonomi di berbagai sudut

kota kecil disekitar wilayahnya antara lain Boyolali, Klaten, Sragen,

Sukoharjo, Karanganyar dan Wonogiri. Kotamadya Surakarta dibatasi

oleh :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo

dan Kabupaten Karangnanyar

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo

dan Kabupaten Karanganyar

Dengan 51 Kelurahan, 595 RW dan 2.669 RT yang bergabung

dalam 5 Kecamatan yaitu : Kecamatan Banjarsari 33% dari luas

wilayah secara keseluruhan, Kecamatan Jebres 29%, Kecamatan

Laweyan 20%, Kecamatan Pasar Kliwon 11% dan Kecamatan

Serengan 7%. Kelima Kecamatan dan 51 Kelurahan tersebut adalah :

a. Kecamatan Laweyan : Pajang, Laweyan, Bumi, Panularan,

Penumping, Sriwedari, Purwosari, Sondakan, Kerten, Jajar

dan Karangasem.

Page 64: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b. Kecamatan Serengan : Danukusuman, Serengan, Tipes,

Kratonan, Jayengan dan Kemlayan

c. Kecamatan Pasar Kliwon : Joyontakan, Semanggi, Pasar

Kliwon, Gajahan, Baluwarti, Kampung Baru, KedungLumbu,

Sangkrah, dan Kauman.

d. Kecamatan Jebres : Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan,

Sudiroprajan, Gandekan, Kampung Sewu, Pucang Sawit,

Jagalan, Purwodiningratan, Tegalharjo, Jebres, Mojosongo.

e. Kecamatan Banjarsari : Kadipiro, Nusukan, Gilingan,

Stabelan, Kestalan, Keprabon, Timuran, Ketelan,

Punggawan, Mangkubumen, Manahan, Sumber dan

Banyuanyar.

Untuk lebih jelasnya perhatikan table dibawah ini :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kota Surakarta

No Kecamatan Luas Wilayah (km2)

1 Laweyan 8,64

2 Serengan 3,19

3 Pasar Kliwon 4,82

4 Jebres 12,58

5 Banjarsari 14,81

TOTAL 44,04

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta

Page 65: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Data kependudukan menurut catatan Surakarta dalam angka tahun

2007 adalah ; berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007

penduduk kota Surakarta mencapai 515.372 jiwa, dengan kepadatan

penduduk rata-rata 12.827 jiwa/km2. dari luasan wilayah kota Surakarta

yang hanya 44,04 km2 menunjukkan bahwa kota ini merupakan kota yang

padat penduduk.

Untuk dibidang kesehatan, kota Surakarta nampaknya sudah

mengalami peningkatan. Derajad kesehatan penduduk merupakan salah

satu indikator kualitas SDM. Indikator utama derajad kesehatan penduduk

adalah angka harapan hidup, angka kematian bayi lahir (AKB) dan angka

kematian ibu melahirkan (AKI). Angka rata-rata harapan hidup 65 tahun

bagi pria dan 67 tahun bagi wanita. Angka kematian bayi lahir (AKB) 5,42

per seribu kelahiran dan angka kematian ibu melahirkan (AKI) 0,43 per

seribu kelahiran. Selain itu status gizi baik telah mencapai 91,8 %.

Meningkatnya angka harapan hidup serta rendahnya AKB dan AKI

tersebut mencerminkan keberhasilan program kesehatan dan gizi daerah.

Kondisi ini sangat kondusif bagi kelangsungan pembangunan pada era

otonomi daerah.

2. Kecamatan Jebres

Secara umum, Kecamatan Jebres berada di pinggiran Kota

Surakarta tepatnya di daerah paling timur. Kecamatan ini mempunyai

Page 66: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

luas wilayah 29% dari total keseluruhan luas wilayah kota surakarta.

Kecamatan Jebres ini berjarak sekitar 5 Km dari pusat Kota Surakarta.

Salah satu kelurahan di kecamatan Jebres adalah Kelurahan

Mojosongo, dan di kelurahan inilah penelitian ini dilakukan.

3. Profil Kelurahan Mojosongo

a. Kondisi Geografis

i. Letak Daerah Kelurahan Mojosongo

Kelurahan Mojosongo berada di ketinggian 80-130

dpl (diatas permukaan air laut) dengan letak geografis 100

BT-111 BT. Kelurahan ini beriklim tropis dengan

temperature kurang lebih 26,8° C. karena kelurahan

Mojosongo merupakan daerah perkotaan, maka lahan

pertaniannya tidak ada. Kelurahan ini merupakan daerah

jasa dan perdagangan serta membudayakan peran dan

fungsi hukum.

ii. Batas Daerah Kelurahan Mojosongo

Kelurahan Mojosongo merupakan salah satu

kelurahan yang berada di Kecamatan Jebres. Dengan batas-

batas wilayahnya sebagai berikut :

Ø Sebelah Utara : Kelurahan Plesungan Kecamatan

Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar

Page 67: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Ø Sebelah Timur : Kelurahan Plesungan Kecamatan

Gondangrejo, Kabeupaten Karanganyar

Ø Sebelah Selatan : Kelurahan Jebres dan Kelurahan

Tegalharjo

Ø Sebelah Barat : Kelurahan Nusukan dan Kelurahan

Kadipiro

b. Kondisi Demografis

i. Jumlah Penduduk

Di Kelurahan Mojosongo terdapat sebanyak 11.145

kepala keluarga dengan jumlah penduduk secara

keseluruhan sebanyak 45.080 jiwa. Jumlah penduduk laki-

laki sebanyak 22.447 jiwa dan penduduk perempuan

sebanyak 22.633 jiwa. Dapat dilihat bahwa antara jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan selisihnya hanya sedikit,

yaitu hanya sebesar 186 jiwa. Bisa dikatakan jumlah

penduduk antara laki-laki dan perempuan di Kelurahan

Mojosongo hampir seimbang.

ii. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk di Kelurahan Mojosongo

terdiri dari kelompok menurut umur dan jenis kelamin,

mata pencaharian, banyaknya pemeluk agama, dan

Page 68: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

berdasarkan tingkat pendidikan.

Dalam tabel komposisi penduduk berdasarkan

kelompok umur dan jenis kelamin, disitu terlihat bahwa

jumlah antara penduduk laki-laki dan perempuan selisihnya

hanya sedikit yaitu sebanyak 186 orang. Bisa dikatakan

antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir

seimbang. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel-tabel

dibawah ini :

Tabel 2.2

Penduduk Dalam Kelompok umur dan Jenis Kelamin

Kel. Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

0-4 4,938 5,010 9,948

5-9 2,049 2,191 4,240

10-14 1,860 1,917 3,777

15-19 1,901 2,010 3,911

20-24 1,815 2,165 3,980

25-29 2,417 2,392 4,809

30-39 2,566 2,549 5,115

40-49 1,818 1,945 3763

50-59 1,711 1,539 3,250

60- 1,372 915 2,287

Jumlah 22,447 22,633 45,080

Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010

Page 69: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Mata pencaharian merupakan faktor penentu tingkat

kemakmuran masyarakat karena dari mata pencaharian itulah,

seseorang mendapatkan pengahasilan untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya. Besar kecilnya pendapatan seseorang juga akan

mempengaruhi seseorang untuk dapat menjangkau berbagai layanan

yang ada, termasuk layanan kesehatan seperti puskesmas maupun

rumah sakit yang ada di daerah tersebut. Komposisi penduduk

kelurahan Mojosongo menurut mata pencaharian dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini :

Tabel 2.3

Mata Pencaharian

(bagi umur 10 tahun keatas)

No Pekerjaan Jumlah

1 Petani Sendiri 84

2 Buruh Tani 0

3 Nelayan 0

4 Pengusaha 351

5 Buruh Industri 4,889

6 Buruh Bangunan 7,499

7 Pedagang 677

8 Pengangkutan 357

9 PNS/ABRI 4,497

10 Pensiunan 1,072

11 Lain-lain 11,430

Jumlah 30,856

Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010

Page 70: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pendidikan merupakan indikator kualitas sumber daya

manusia suatu daerah, kemungkinan juga akan mempengaruhi

perilaku seseorang dalam bermasyarakat termasuk dalam perilaku

kesehatan. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat

kesejahteraan masyarakat. Komposisi penduduk kelurahan Mojosongo

menurut tingkat pendidikan dapat dilihat dalah tabel dibawah ini :

Tabel 2.5

Penduduk Menurut Pendidikan

(bagi umur 5 tahun keatas)

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tamat akd/PT 2,512

2 Tamat SLTA 4,746

3 Tamat SLTP 5,720

4 Tamat SD 5,345

5 Tidak Tamat SD 5954

6 Belum Tamat SD 4,872

7 Tidak Sekolah 5,937

Jumlah 35,086

Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010

c. Sarana Prasarana

Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka

diberbagai daerah didirikan lembaga pendidikan baik formal maupun

non formal.

Page 71: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan

oleh sekolah negeri maupun swasta secara teratur, bertingkat dan

mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Sedangkan pendidikan

non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh badan-badan

maupun swasta secara teratur dalam waktu yang relative singkat yang

lebih menekankan kepada kecakapan dan ketrampilan tertentu, tetapi

tidak mengikuti peraturan-peraturan ketat seperti pendidikan formal.

Sarana pendidikan di kelurahan Mojosongo dapat dilihat dalam table

dibawah ini :

Tabel 2.6

Sarana Pendidikan

No Tingkatan Jumlah

1 TK 22

2 SD 17

3 SLTP Umum 1

4 SLTP Kejuruan -

5 SLTA Umum 1

6 SLTA Kejuruan 1

7 Akdm/PT 1

8 Kursus-kursus 2

9 Madrasah -

Jumlah 45

Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010

Page 72: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan

salah satu factor yang menentukan kualitas sumber daya manusia

untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Oleh

karena itu, kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.

Untuk menunjang itu semua maka pemerintah menyediakan sarana

kesehatan disetiap daerah agar dapat di akses oleh seluruh masyarakat.

Sarana kesehatan dikelurahan Mojosongo dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini :

Tabel 2.7

Sarana Kesehatan

N0 Sarana Jumlah

1 Rumah Sakit 1

2 RS Bersalin 1

3 BKIA/Pos Kesehatan/Klinik 1

4 Puskesmas 3

5 Dokter 23

6 Perawat 35

7 Bidan 14

8 Dukun Bayi 1

9 Jamban 157

10 Posyandu Balita 43

11 Posyandu Lansia 22

Jumlah 304

Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010

Page 73: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

B. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan Kota Surakarta

1. Visi Promosi Kesehatan

Visi Promosi kesehatan sesuai Keputusan Menteri RI No

1193/Menkes/SK/X/2004 adalah “Perilaku Hidup Bersih dan

Sehatn 2010” atau “PHBS 2010”. Yang dimaksud dengan PHBS

2010 adalah keadaan dimana individu dalam rumahtangga

(keluarga) masyarakat indonesia telah melaksanakan perilaku

hidup bersih dan sehat dalam rangka :

a. mencegah timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lainnya’

b. menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan lainnya, dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan

c. memanfaatkan pelayanan kesehatan

d. mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat.

2. Misi Promosi Kesehatan

a. Memberdayakan individu, keluarga dan kelompok dalam

masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga

maupun melalui pengorganisasian masyarakat

Page 74: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

b. Membina suasana maupun lingkungan yang kondusif bagi

terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat

c. Mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu

kebijakan serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam

rangka :

- mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan

perudangan yang berwawasan kesehatan

- mengintegrasikan promosi kesehatan khususnya

pemberdayaan masyarakat dalam program kesehatan

- meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat

dan daerah, serta antara pemerintah dan masyarakat

(termasuk LSM) dan dunia usaha

- meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan

pada khsusunya dan bidang kesehatan pada umumnya

3. Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan

a. Individu dan Keluarga

1. Memperoleh informasi kesehatan dari berbagai saluran,

baik secara langsung maupun melalui media massa

2. Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk

memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya

3. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, menuju

Page 75: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

keluarga atau rumahtangga sehat

4. Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader

kesehatan bagi keluarga

5. Berperan aktif dalam upaya /kegiatan kesehatan

b. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat

kerja dan tempat umum

1. masing-masing tatanan mengembangkan kader kesehatan

2. mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya

kawasan sehatn

c. Organisasi masyarakat/Organisasi profesi/LSM dan

media massa

1. menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat

masyarakat

2. bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat

3. menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung

perubahan perilaku sehat

d. Program/petugas kesehatan

1. melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan

kegiatan kesehatan

2. mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat

dimasyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu,

Page 76: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

keluarga, atau kelompok yang menjadi klien

3. meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan

pelayanan kesehatan yang memberikan kepuasan pada

masyarakat

e. Lembaga pemerintah/politisi/swasta

1. peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam

mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat

2. membuat kebijakan dan peraturan perundangan dengan

memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan

C. Pengertian dan Sasaran

1. Beberapa Pengertian

a. Promosi Kesehatan

Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar

mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan

kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya

setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan

b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

Page 77: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan pendidikan untuk

meningkatkan pengetahuan sikap, perilaku melalui pendekatan

pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat agar

mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam tatanan rumah

tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah, agar dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatan

c. Rumah tangga

Adalah wahana atau wadah dimana keluarga yang terdiri dari

bapak, ibu dan anak-anaknya melaksanakan kehidupan sehari-

hari

d. PHBS Tatanan Rumahtangga

Suatu upaya yang dilaksanakan untuk memberdayakan anggota

rumahtangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah

resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman

penyakit serta berperan aktif dalam gerakan masyarakat

2. Sasaran Intervensi Tatanan Rumah Tangga

Sasaran pelaksanaan program PHBS adalah seluruh warga

masyarakat di kota Surakarta diberbagai tatanan. Sedangkan untuk

Page 78: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yang secara

keseluruhan terbagi dalam :

1. sasaran primer : adalah sasaran utama dalam rumah tangga

yang akan dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang

bermasalah (individu dalam keluarga yang bermasalah)

2. sasaran sekunder : adalah sasaran yang dapat mempengaruhi

individu dalam keluarga yang bermasalah misalnya kepala

keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama,

tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait.

3. Sasaran tersier : sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur

pembant dalam menunjang atau mendukung pendanaan,

kebijakan dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan kegiatan

PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas,

guru dan tokoh masyarakat

D. Kondisi Bantaran Kalianyar

Saat ini Indonesia hidup dalam segitiga krisis dalam konsep

lingkungan, yaitu kelebihan penduduk, pengurasan sumber daya alam dan

pencemaran lingkungan. Ketiga sudut segitiga krisis itu akan saling

mempengaruhi. Dalam hal kehidupannya, manusia membutuhkan

sandang, pangan dan papan sebagai kebutuhan primer. Namun karena

Page 79: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kebutuhan papan yang meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi

penduduk, maka bantaran sungaipun tak luput adari serbuan orang untuk

membuat rumah, termasuk di bantaran Kalianyar. Sebenarnya daerah

bantaran sungai merupakan kawasan green belt, namun kondisi ini tidak

terpikirkan oleh masyarakat mengingat keterbatasan lahan dan kebutuhan

akan papan yang murah. Sungai adalah salah satu dari dua tempat yang

menjadi pusat peradaban manusia selain pantai (wilayah perairan laut).

Pilihan manusia untuk bermukim di wilayah sungai tak terlepas dari air

sebagai kebutuhan hidup manusia. Wilayah yang subur di sekitar sungai

juga memungkinkan manusia untuk memulai kehidupannya dari dasar,

bisa melalui bertani atau berlayar.

Akibat meningkatnya penduduk yang tinggal di sekitar bantaran

Kalianyar menyebabkan pencemaran sungai tersebut juga meningkat,

khususnya pencemaran limbah rumah tangga. Hampir semua kota yang

dilalui sungai dan tidak ada industrinya maka pencemaran sungainya

berasal dari limbah rumah tangga. Disisi lain faktor krisis ekonomi ikut

berpengaruh terhadap kualitas lingkungan dan sumber daya manusianya.

Karena krisis ekonomi menurunkan kemampuan daya beli penduduk,

sehingga ikut memperbesar kekumuhan suatu kawasan. Dengan

meningkatnya penduduk, secara otomatis meningkat juga lahan di

bantaran yang digunakan untuk membangun rumah. Hal tersebut akan

Page 80: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

mempengaruhi kekuatan lahan/tanah di bantaran Kalianyar. Akan tetapi

pemerintah Kota Surakarta mengantisipasi kekuatan lahan atau tanah

Bantaran Kalianyar dengan cara membangun talut terutama di depan

Terminal Tirtonadi dan di dekat Taman Sekartaji. Pengerjaan talut atau

beton penahan ini, merupakan bentuk kerjasama antara Departemen

Pekerjaan Umum Surakarta dengan Pemerintah kota Surakarta, sebagai

langkah untuk membangun kota Solo agar terhindar dari bencana tanah

longsor dan banjir, terutama wilayah yang dialiri kali Anyar seperti daerah

Mojosongo. Namun rencananya saat ini, pengerjaan talut tersebut akan

diperlebar sampai dengan wilayah Pedaringan.

Selain itu kondisi krisis yang berkepanjangan membuat alokasi

dana untuk kesehatan menjadi tidak memadai. Alokasi dana/anggaran

rumah tangga sebagian besar kini lebih banyak dialokasikan kepada

kebutuhan pangan, apapun wujudnya, soal gizi dan kesehatan nomor

sekian. Begitupun dengan penduduk dibantaran Kalianyar, khususnya

ditempat dimana penelitian ini akan dilakukan. Banyak warga yang berada

dibawah garis kemiskinan dengan bangunan rumah yang kurang memadai

dan lingkungan yang kumuh. Akibatnya kesehatan seolah-olah menjadi

barang mahal yang sulit diraih, kesehatan belum merupakan kebutuhan

vital. Urusan kesehatan baru diperhatikan jika mulai muncul gejala yang

sudah akut. Dalam hal ini, dari tinjauan tersebut serta dengan melihat

Page 81: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

kondisi yang ada di bantaran kali, nampaknya penduduk di sekitarnya

Kalianyar dapat dibagi dalam dua golongan. Golongan pertama adalah

mereka yang menyadari keberadaan sungai, fungsi sungai dan fungsi

sanitasi lingkungan. Golongan kedua adalah mereka yang acuh tak acuh

atau tak mau tahu dengan kondisi sungai dan lingkungannya.

Daerah yang diteliti oleh peneliti merupakan daerah yang berada

Kelurahan Mojosongo. Kelurahan Mojosongo merupakan kelurahan yang

paling luas wilayahnya dan dialiri 2 sungai besar yaitu Kalianyar dan

Sungai Kedungjumbleng. Kalianyar merupakan sungai yang melintasi

kawasan pinngiran kelurahan tersebut. Salah satu daerah yang akan diteliti

merupakan bagian dari kelurahan Mojosongo tersebut yaitu di bantaran

Kalianyar tepatnya di kampong Sabrang Lor RT 05 RW 08. Daerah

tersebut sebagian wilayahnya berada di bantaran Kalianyar. Akan tetapi

pembangunan talut oleh pemerintah kota Surakarta belum mencapai

daerah tersebut sehingga daerah tersebut masih terlihat kumuh dan

lahan/tanah yang ditempati warga belum terlalu kuat, jadi sewaktu-waktu

bencana tanah longsor dapat terjadi. Selain itu masih bayak terlihat

aktifitas warga disekitar bantaran Kalianyar, misalnya mandi di sungai

tersebut masih dilakukan beberapa warga, karena kebiasaan mandi di

sungai itu memang mudah, tinggal menceburkan diri karena airnya sangat

Page 82: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

berlimpah. Namun mandi di sungai tentu mempunyai resiko negatif karena

banyak sungai yang sudah terkontaminasi beragam limbah rumah tangga

seperti sampah, tinja dan bahan beracun dan berbahaya lainnya. Selain hal

tersebut, masyarakat yang tinggal dibantaran Kalianyar biasanya terlihat

membuang sampah di belakang rumah mereka, tepatnya di Kalinyar. Juga

kebiasaan buruk membuang sampah ke sungai selama berpuluh puluh

tahun itu bukan tidak menimbulkan persoalan. Air sungai menjadi kotor

dan rawan terjadi penyumbatan saluran yang beresiko terjadinya banjir.

Pemandangan tersebut tak urung menjadi masalah bagi kebersihan air

yang notabene mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Namun masih

banyak warga yang berpendapat bahwa mereka sudah bertahun tahun

membuang sampah ke sungai, tapi tidak terjadi masalah apa-apa. Padahal

kalau ditilik lebih jauh lagi, buangan sampah sembarangan ini selanjutnya

menutupi saluran air rumah tangga maupun kali atau sungai sehingga

ketika hujan turun, banjirpun datang. Perilaku buruk ini menjadi lebih

dahsyat lagi dengan terbatasnya areal pembuangan sampah sehingga

saluran air kemudian dijadikan tempat pembuangan akhir sampah rumah

tangga atau industri.

Page 83: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini merupakan pemaparan hasil dan analisis data dari penelitian di

Bantaran Kalianyar tentang dampak dari pelaksanaan Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) serta evaluasi implementasi dari program tersebut.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode evaluasi kualitatif terhadap

program yang sudah atau sedang berjalan dimana bertujuan untuk mengevaluasi

sejauh mana implementasi sebuah program sebagai landasan bagi penyusunan

kebijaksanaan dan rancangan program yang akan datang. Sampel dari penelitian

ini berjumlah 10 informan dari warga Bantaran Kalianyar. Penelitian evaluasi ini

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program tersebut, sehingga

nantinya akan dapat diketahui apakah masyarakat bantaran Kalianyar tersebut

telah mampu menerapkan perilaku sehat untuk mencapai Solo Sehat 2010 atau

belum.

A. Identitas Informan

Dari pengungkapan identitas informan memperlihatkan ciri-ciri mereka

seperti umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Tingkat pendidikan

seseorang tentunya akan mempengaruhi perilaku kesehatan dalam kehidupan

sehari-hari karena berhubungan langsung dengan pengetahuan dan pengalaman

seseorang tentang kesehatan itu sendiri. Sedangkan jenis pekerjaan akan

Page 84: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

mempengaruhi pula pada tingkat pengahasilan seseorang, dimana tingkat

ekonomi penting bagi seseorang untuk mengakses pelayanan kesehatan

khususnya. Pengungkapan tersebut diharapkan dapat memperlihatkan gambaran

umum dari para informan serta dapat digunakan untuk menjelaskan bagian analisa

selanjutnya.

1. Umur

Disini dari 10 informan yang diteliti terdapat 4 informan yang

berumur antara 30-40 tahun, 5 informan berumur antara 40-50 tahun

dan I informan yang berumur 63 tahun.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap pola

perilaku dalam kehidupan sehari-hari, khususnya perilaku

kesehatan. Dari 10 informan, terdapat 2 informan yang telah

mendapatkan gelar sarjana, 6 informan tamatan SLTA, dan 2

informan tamatan sekolah dasar.

3. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga memperngaruhi tingkat penghasilan,

dimana tingkat penghasilan seseorang akan berpengaruh terhadap

mampu tidaknya seseorang untuk menjangkau layanan kesehatan.

Dari 10 informan terdapat 3 informan bekerja sebagai PNS, 4

informan wiraswasta, dan 3 informan sebagai ibu rumah tangga.

Page 85: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Dari keterangan diatas, dari 10 informan yang ada, secara umum

kesepuluh informan lainnya merupakan masyarakat yang tinggal di bantaran

Kalianyar. Dengan 5 informan yang memiliki tempat tinggal tepat di bantaran

kalianyar atau diatas sungai dan 5 informan lagi bertempat tinggal di seberang

bantaran sungai tersebut. Dengan penjelasan tersebut, nantinya akan dapat dilihat

sedikit perbedaan perilaku masyarakatnya dari masing-masing indikator tatanan

rumah tangga. Adanya perbedaan tersebut dapat dikarenakan oleh pengetahuan,

lokasi (jauh dekatnya dengan sungai) maupun motivasi dari setiap informan atau

rumah tangga.

B. Implementasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

pada Tatanan Rumahtangga

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini merupakan upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan pendidikan untuk meningkatkan

pengetahuan sikap, perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan

pemberdayaan masyarakat agar mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam

tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah, agar dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan

meningkatkan. PHBS merupakan wujud keberadaan masyarakat yang sadar, mau

dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Page 86: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), di tiap

tatanan, diperlukan pengelolaan manajemen pelaksanaan program PHBS melalui

tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan

pemantauan dan penilaian. Selanjutnya kembali lagi ke proses semula. Untuk

lebih jelasnya digambarkan dalam bagan berikut ini:

Diagram 3.1

Pengelolaan Manajemen Program PHBS

Pengkajian

Pemantauan Penilaian

Perencanaan

Penggerakan Pelaksanaan

Pengkajian

PROMOSI KESEHATAN

PENYULUHAN KESEHATAN

- KEBIJAKAN - PERATURAN - ORGANISASI

FAKTOR PEMUNGKINAN

FAKTOR PEMUDAHAN

FAKTOR PENGUAT

FAKTOR PERILAKU DAN GAYA HIDUP

FAKTOR LINGKUNGAN

DERAJAT KESEHATAN

KUALITAS

HIDUP

Penindaklanjutan

Page 87: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

1. Petunjuk Pelaksanaan Program PHBS

Penggerakan pelaksanaan adalah upaya yang dilakukan sesuai dengan

rencana yang telah dibuat. Dalam melaksanakan kegiatan sebaiknya

memanfaatkan system kerja yang sudah ada di wilayah kerja, dan masing-masing

pelaksana hendaknya :

a. bertanggungjawab sesuai POA (Plan Of Action) yang telah disepakati

b. tetap mengadakan koordinasi dengan menyesuaikan system pembinaan

lintas program dan lintas sector yang sudah ada

c. melaksanakan strategi advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat

sehingga tercipta suasana yang kondusif dalam melaksanakan

intervensi PHBS.

Stategi dan langkah-langkah agar kegiatan PHBS dapat berhasil dengan

baik dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Advokasi (Pendekatan pada para pengambil keputusan)

Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para

kepala keluarga/bapak/ibu/kakek/nenek. Tujuannya agar para

pengambil keputusan ditingkat keluarga/rumahtangga dapat

meneladani dalam berperilaku sehat, memberikan dukungan,

kemudahan, pengayoman dan bimbingan kepada anggota keluarga dan

lingkungan sekitarnya.

Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau

Page 88: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

pengambil keputusan, seperti kepala Puskesmas, pejabat ditingkat

Kabupaten/Kota, yang secara fungsional maupun structural Pembina

program kesehatan diwilayahnya. Tujuannya adalah agar para

pimpinan atau pengambilan keputusan mengupayakan kebijakan,

program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya

peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan

keteladanan.

Langkah-langkah advokasi :

1. tentukan sasaran yang akan di advokasi, baik sasaran primer,

sekunder dan tersier

2. siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS tatanan

rumah tangga

3. Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi

4. Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan

teknik dan metode yang tepat

5. Simpulkan dan sepakati hasil advokasi

6. Buat ringkasan eksekutif dan sebar luaskan kepada sasaran.

b. Mengembangkan Dukungan Suasana

Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para

kepala keluarga/bapak/ibu/kakek/nenek. Tujuannya adalah agar

Page 89: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang

mendukung dilaksanakannya PHBS dilingkungan keluarga. Caranya

antara lain melalui anjuran untuk selalu datang ke posyandu,

mengingatkan anggota keluarga untuk tidak merokok didekat ibu

hamil dan balita.

Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran

sekunder, seperti petugas kesehatan, kader, lintas sector, lintas

program, LSM, yang peduli kesehatan, para pembuat opini dan media

massa. Tujuannya adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan

atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya PHBS.

Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok, lokakarya, seminar,

studi banding, pelatihan, dan sebagainya.

Langkah-langkah pengembangan dukungan suasana :

1. menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan

suasana

2. mengupayakan dukungan pimpinan, program, sector terkait pada

tiap tatanan dalam bentuk adanya komitmen dan dukungan sumber

daya

3. mengembangkan metode dan teknik dan media yang telah diuji coba

dan disempurnakan

4. membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan

Page 90: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

c. Gerakan Masyarakat

Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada

anggota keluarga seperti bapak, ibu yang mempunyai tanggungjawab

social untuk lingkungannya dengan cara menjadi kader Posyandu, aktif

di LSM pedulu kesehatan, dan lain-lain. Tujuannya agar kelompok

sasaran meningkat pengetahuannya, kesadaran maupun

kemampuannya sehingga dapat berperilaku sehat. Caranya dengan

penyuluhan perorangan, kelompok, membuat gerakan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat.

Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada sasaran primer,

meliputi pimpinan puskesmas, kepada dinas kesehatan, pemuka

masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi petugas

untuk membantu masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dibidang

kesehatan. Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok,

lokakarya, seminar, studi banding, pelatihan, dan lain-lain.

Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat adalah :

1. peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiatan

pembinaan

2. menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan

pemberdayaan seperti pelatihan, pengembangan media komunikasi

untuk penyuluhan individu, kelompok dan masa. Lomba, sarasehan

Page 91: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

dan lokakarya

3. mengupayakan dukungan pimpinan, program, sector terkait pada

tiap tatanan dalam bentuk komitmen dan sumber daya

4. mengembangkan metode dan teknik dan media yang telah di uji

coba dan disempurnakan

5. membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama

dengan lintas program dan lintas sector pada tatanan terkait

6. menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis.

2. Tahap Pelaksanaan Program PHBS

Program PHBS dapat dilakukan berbagai tatanan, seperti tatanan rumah

tangga, tempat ibadah, instansi pendidikan, warung makan, pasar dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada tatanan rumahtangga.

Rumah tangga adalah wahana atau wadah dimana orang tua (bapak dan ibu) dan

anak serta anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari.

Bertolak dari pengertian di atas sehingga PHBS ditatanan rumah tangga adalah

suatu upaya yang dilaksanakan untuk memberdayakan dan meningkatkan

kemampuan keluarga dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Sesuai dengan

petunjuk pelaksanaan program PHBS, untuk menerapkan perilaku tersebut

diperlukan adanya pengarahan atapun penyuluhan dari petugas terlatih. Hal

tersebut merupakan salah satu bentuk pelaksanaan program PHBS. Pembuat

Page 92: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

kebijakan memberikan semacam pelatihan atau penyuluhan kepada para petugas

kesehatan seperti kader posyandu, petugas puskesmas, kader PKK dan lain-lain.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pihak dari Dinas Kesehatan yaitu :

“dengan memberikan pelatihan kepada petugas posyandu, puskesmas, PKK. Pelatihan tersebut bentuknya sosialisasi, lokakarya, seminar serta pembelajaran tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan baik diri maupun lingkungan. Hasil dari pelatihan tersebut nantinya akan disampaikan dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat luas, dengan tujuan untuk mendidik dan memotivasi masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. selanjutnya akan dilakukan pendataan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tanggga dengan mengisi blangko PHBS yang telah disediakan oleh pembuat kebijakan”

Penuturan dari pihak Dinas Kesehatan Kota Suarakarta tersebut dikuatkan

oleh pelaksana program PHBS tatanan rumahtangga yaitu salah satu kader

posyandu di RT 05 yaitu :

”kalau saya yang merupakan perwakilan kader posyandu dari RT 05 mendapatkan pelatihan atau penyuluhan dari Dinas Kesehatan, Akademi Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Ibu-ibu PKK, dan juga dari pak RW” (wawancara tanggal 12 Mei 2010)

Penuturan tersebut menjelaskan bahwa bukan hanya dari pembuat

kebijakan saja yang memberikan penyuluhan kepada petugas terlatih. Akan tetapi

dari petugas kesehatan seperti dari fakultas Kedokteran maupun dari akademi

kebidanan. Bentuk penyuluhan atau pelatihan tersebut berupa sosialisasi dari

pembuat kebijakan mengenai aspek kesehatan yang berhubungan dengan

diluncurkannya program PHBS seperti penjabaran atau penjelasan dari masing-

Page 93: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

masing indikator PHBS tatanan rumah tangga. Bentuk penyuluhan dan pelatihan

tersebut dipertegas lagi oleh kader posyandu seperti berikut ini :

“Penyuluhan tersebut berupa sosialisasi atau pengarahan mengenai kesehatan, pemberantasan sarang nyamuk, kebersihan, dan lain-lain sejenisnya. Selain itu juga dikasih petunjuk untuk mengisi blangko data PHBS yang digunakan untuk pendataan perubahan perilaku masyarakat setelah mendapatkan pengarahan dan sosialisasi dari petugas terlatih. Kajian-kajian seperti itu sering dilakukan oleh pembuat kebijakan, kalau saya sudah pernah mengikuti sebanyak 3 kali, karena saya termasuk orang baru di posyandu, tetapi saya selalu aktif untuk hal-hal seperti itu” (wawancara tanggal 12 Mei 2010)

Setelah mendapatkan penyuluhan dari pembuat kebijakan yaitu Dinas

Kesehatan Kota Surakarta, kemudian langkah selanjutnya adalah para kader

posyandu mensosialisasikan hasil penyuluhan kepada masyarakat luas.

Masyarakat diberi pengarahan tentang program PHBS dan penjelasan masing-

masing indikator. Setiap RT di Kelurahan Mojosongo mempunyai wakil sendiri

untuk pelaksanaan sosialisasi tersebut. seperti wakil di RT 05 berikut ini :

“iya, saya hanya melakukan sosialisasi khusus di RT 05, karena saya merupakan kader perwakilan dari RT tersebut. untuk RT lain sudah ada wakilnya sendiri biasanya” (wawancara i tanggal 12 Mei 2010)

Sedangkan bentuk sosialisasinya adalah sebagai berikut :

“kita sebagai kader posyandu berkewajiban untuk mensosialisasikan apa yang telah kita dapatkan selama penyuluhan. Sosialisasi tersebut saya lakukan door to door, kepada kepala rumah tangga juga. Contohnya, Apabila ada ibu yang jarang datang ke posyandu untuk menimbang anaknya, saya arahkan atau saya anjurkan untuk rutin

Page 94: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

datang ke posyandu setiap bulannya. Apabila ada anak yang berat badan turun atau kekurangan asupan gizi saya juga menganjurkan untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Kunjungan saya tersebut juga sebenarnya untuk mengetahui perkembangan anak khususnya. Akan tetapi bukan itu saja fokusnya, petugas terlatih juga berkewajiban memberikan pengarahan dan pengertian tentang usaha untuk memelihara kesehatan diri maupun lingkungan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan indikator PHBS tatanan rumah tangga tersebut. Selain memberikan sosialisasi tersebut, saya juga sekaligus melakukan pendataan PHBS dan untuk mengetahui kebiasaan sehari-harinya” (wawancara tanggal 12 Mei 2010)

Pengarahan dari kader posyandu sebagai petugas terlatih secara door to

door tersebut secara tidak langsung memberikan efek atau perubahan terhadap

perilaku kesehatan masyarakat. Masyarakat yang semula merasa tidak peduli

dengan hal tersebut sedikit demi sedikit mulai mengerti akan tujuan dari

pengarahan yang dilakukan oleh kader posyandu. Hal tersebut dikuatkan oleh

pernyataan dari kader itu sendiri yaitu :

“saya melihat ada perubahan setelah ada sosialisasi dan pengarahan tentang kesehatan itu, untuk ibu yang jarang datang ke posyandu, setelah mendapatkan pengarahan jadi sering/rutin datang keposyandu untuk menimbang anaknya dan imunisasi. Pemberian makanan tambahan kepada anak juga sepertinya benar-benar dilakukan, terbukti dengan kesehatan dan berat badan anak menjadi meningkat. Begitupun untuk hal yang lain,seperti perilaku kesehariannya juga sedikit demi sedikit menunjukkan perbahan positif.seperti menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih. Walaupun tidak semua perilaku juga berubah, akan tetapi saya melihat pengarahan tersebut ada manfaatnya. Setiap orang kan berbeda, kadang juga ada yang tidak terlalu peduli dengan hal-hal seperti ini mbak” (wawancara tanggal 12 Mei 2010)

Page 95: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Dengan pelaksanaan program PHBS tersebut, diharapkan akan terjadi

perubahan perilaku masyarakat. Selain perilaku,salah satu upaya yang dilakukan

Dinas Kesehatan Kota Surakarta (DKK) menuju Solo Sehat 2010 adalah mulai

diberlakukannya paradigma sehat yaitu perpindahan paradigma sakit yang selama

ini dianut oleh masyarakat. Dimana paradigma sakit selama ini masyarakat

beranggapan bahwa apabila sakit, masyarakat miskin dapat berobat dengan

mudah dan murah. Namun dalam paradigma sehat ini pemerintah ingin mengubah

pola pikir masyarakat tersebut, agar tidak lagi berfikir untuk berobat, namun

berfikir untuk berperilaku hidup sehat dan tidak sakit. Dengan terlaksananya

program PHBS tersebut, selanjutnya akan dilakukan pendataan masing indikator

pada tatanan rumah tangga. Pendataan masing-masing indicator PHBS tatanan

rumah tangga merupakan tahap penilaian yang selanjutnya dapat dirumuskan

apakah program tersebut berjalan baik atau tidak. Untuk dapat dikatakan berhasil,

pembuat kebijakan mempunyai standart nilai, seperti ungkapan dari Dinas

Kesehatan yaitu :

“Harapan dari kita khususnya Dinas Kesehatan Kota Surakarta, standar nilai IPKS yang diharapkan dari keseluruhan masyarakat adalah adalah Sehat Utama dan Paripurna sebanyak 65%. Dengan begitu program ini sudah bisa dikatakan berhasil mencapai Solo Sehat 2010……………”

Sedangkan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan program, Dinas

Kesehatan berupaya menggalakkan berbagai kegiatan agar pelaksanaannya lebih

Page 96: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

memberikan dampak. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari salah satu

pihak dari Dinas Kesehatan yaitu :

“pelatihan-pelatihan, seminar, diskusi lebih sering diadakan, sosialisasi dengan membuat selebaran juga sudah dilakukan. Akan tetapi semuanya memang kembali kepada kesadaran dan kemauan dari masing-masing individu untuk mau menerapkan perilaku-perilaku yang diharapkan. Ilmu itu memang mahal untuk didapatkan, jadi memang pengetahuan dari setiap orang memang harus benar-benar digali lebih dalam lagi.”

Dari serangkaian kegiatan dan penyuluhan kepada pelaksana program,

PHBS, maka dibawah ini akan dikemukakan dalam bentuk tabel bagaimana hasil

akhir program perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang sesuai dengan

indikator PHBS tatanan rumahtangga. Lihatlah tabel dibawah ini :

Tabel 3.1

Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari 10 informan

Warga Bantaran Kalianyat RT 05 Rw 08, Kampung Sabrang Lor,

Kelurahan Mojosongo

No Indikator Prosentase Harapan Dinas

1 Persalinan dengan menggunakan

tenaga kesehatan 100% 90%

2 Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 100% 80%

3 Penimbangan Balita 100% 100%

4 Mengkonsumsi makanan dalam

jumlah seimbang 30% 90%

5 Memanfaatkan air bersih 90% 80%

Page 97: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

6 Menggunakan Jamban Sehat 80% 80%

7 Membuang sampah pada tempatnya 60% 80%

8 Setiap anggota rumah tangga

menempati ruangan minimal 9 m2 100% 80%

9 Lantai rumah kedap air 70% 80%

10 Anggota rumah tangga berumur 10 th

ke atas melakukan olahraga 20%

11 Anggota keluarga tidak merokok 90% 90%

12 Mencuci tangan sebelum makan dan

setelah buang air besar 80% 90%

13 Menggosok gigi minimal 2x sehari 100% 90%

14 Tidak minum Miras dan tidak

menyalahgunakan narkoba 100% 80%

15 Menjadi peserta Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan (JPK) 60% 70%

16 Melakukan Pemberantasan Sarang

Nyamuk minimal seminggu sekali 10% 60%

Berdasarkan indikator diatas tersebut dapat ditentukan klasifikasi PHBS

tatanan rumah tangga yang ditunjukkan melalui nilai Indeks Potensi Keluarga

Sehat (IPKS) yaitu:

1. Sehat pratama (warna merah) : indikator rumah tangga yang memenuhi

antara 0-5.

2. Sehat madya (warna kuning) : indikator rumah tangga yang memenuhi

Page 98: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

antara 6- 10.

3. Sehat utama (warna hijau) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara

11- 15.

4. Sehat paripurna (warna biru) : apabila indikator rumah tangga mempunyai

nilai 16.

Berdasarkan data temuan diatas, maka nilai Indeks Potensi Keluarga Sehat

(IPKS) tiap rumah tangga informan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Nilai Indeks Potensi Keluarga Sehat (IPKS)

Warga Bantaran Kalianyat RT 05 Rw 08, Kampung Sabrang Lor,

Kelurahan Mojosongo

Informan Nilai IPKS

I Sehat madya

II Sehat madya

III Sehat utama

IV Sehat utama

V Sehat madya

VI Sehat utama

VII Sehat utama

VIII Sehat madya

IX Sehat utama

X Sehat utama

Page 99: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Nilai diatas didasarkan pada hasil temuan dengan bermacam-macam

perilaku serta alasan yang dikemukakan oleh para informan seperti berikut ini :

Indikator pertama yaitu pertolongan persalinan dengan menggunakan

tenaga kesehatan. Pertolongan persalinan yang tidak aman dan sehat oleh tenaga

yang tidak profesional dapat meningkatkan resiko komplikasi kehamilan dan

persalinan berupa kematian ibu dan atau kematian bayi. Jika kondisi ini dibiarkan

pada akhirnya akan menimbulkan korban akibat pertolongan yang salah.

Masyarakat terutama ibu-ibu seharusnya memiliki sikap berupa keyakinan

terhadap pertolongan persalinan sehat yang ditangani oleh tenaga

kesehatan/bidan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 100% informan melakukan

persalinan dengan tenaga kesehatan seperti bidan dan dokter. Hal tersebut

dikarenakan faktor keselamatan diwaktu persalinan. Mereka lebih

mempercayakan proses persalinan pada petugas kesehatan yang terampil dan

memiliki pengetahuan serta keahlian dalam menangani hal tersebut.

Indikator kedua yaitu pemberian ASI Eksklusif. ASI eksklusif adalah

pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur

nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI

eksklusif ini. Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian

ASI dihentikan. Seiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI

tetap dilakukan, sebaiknya menyusui 2 tahun menurut rekomendasi WHO. Hasil

Page 100: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

temuan menunjukkan bahwa pemberian ASI Ekslusif pada balita dilakukan oleh

100% responden. Mayoritas responden berpendapat bahwa pemberian ASI

Eksklusif pada balita memang merupakan suatu anjuran dari bidan atau orang

yang dipercaya untuk menunjang perkembangan serta pertumbuhan anak. Seperti

yang diungkapkan oleh salah satu informan yaitu :

“saya sudah tidak punya balita mbak. Tapi dulunya itu ya saya kasih ASI eksklusif selama 6 bulan. Selain murah, itu juga dianjurkan oleh rosul untuk kecerdasan anak. Susu formula itu setelah umur 6 bulan, tapi ASI nya juga masih jalan sampai 6 tahun.” (wawancara tanggal 5 april 2010)

Hal senada diungkapkan oleh informan lain yaitu :

“saya tidak punya balita, akan tetapi dulu anak saya juga saya kasih ASI eksklusif selama 6 bulan. Untuk ketahanan dan pertumbuhan anak. Selain itu setelah pemberian ASI Eksklusif Saya juga kasih susu formula” (wawancara tanggal 15 april 2010)

Pernyataan kedua informan diatas merupakan salah satu bukti bahwa

pemberian ASI Eksklusif sangatlah penting untuk diberikan demi kesehatan dan

juga kecerdasan anak, akan tetapi setelah pemberian ASI Eksklusif selama 6

bulan bukan berarti pemberian ASI berhenti pada bulan keenam itu. Hal tersebut

tetap dilanjutkan sampai beberapa tahun kedepan dan juga selain ASI biasanya

ditunjang juga oleh susu formula dan makanan tambahan bayi.

Indikator ketiga yaitu penimbangan balita. Posyandu merupakan salah

satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola

dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan

Page 101: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar,

salah satunya adalah pelayanan penimbangan untuk balita. Hasil peneiltian

menunjukkan bahwa 100% informan menyatakan selalu menimbangkan anak

mereka selama satu bulan sekali, biasanya diposyandu setempat ataupun dirumah

sakit. Hal tersebut mereka lakukan setiap bulannya untuk mengetahui

pertumbuhan badan sang buah hati.

Dalam perilaku kesehatan, perilaku pemeliharaan kesehatan (health

maintenance) adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :

1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.

3. Perilaku gizi (makanan dan minuman).

Perilaku Gizi (makanan dan minuman) termasuk dalam Indikator keempat yaitu

Sarapan/Mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang seimbang. Gizi seimbang

merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang

diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya).

Keanekaragaman makanan juga harus diperhatikan karena pada dasarnya setiap jenis

makanan tertentu tidak mengandung semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh

Page 102: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

sehingga perlu beberapa makanan lain untuk mendapatkan komposisi makanan sesuai

yang dianjurkan. Oleh karena makanan yang beraneka ragam yang mengandung protein,

lemak, karbohidrat serta beberapa mineral lain yang dibutuhkan tubuh dari beragam jenis

makanan yang dikonsumsi setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku

tersebut hanya diterapkan oleh 30% atau 3 orang informan. Seperti penuturan salah satu

informan yaitu :

“jam 6 pagi pasti sudah tersedia sarapan mbak. Kalau saya tiap hari pake daging, yang pasti itu susu dan buah harus ada. Biasanya sesuai selera mbak. Kalau menu itu ya menurut saya sdah memenuhi gizi seimbang” (wawancara tanggal 13 april 2010)

Sedangkan 70% atau 7 informan lainnya belum dapat menerapkannya.

Selain kurangnya pengetahuan akan gizi seimbang, mereka juga terbentur

masalah ekonomi/keuangan. Makanan yang mereka konsumsi sehari-hari

biasanya masakan yang praktis dan murah seperti tempe, tahu atau mie goreng.

Sedangkan asupan gizi lainnya seperti sayur, buah dan susu belum terpenuhi.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan yaitu :

“tiap hari keluarga saya sarapan mbak. Biasanya sih Cuma pake tempe tahu, mie goreng, menurut saya itu sudah bergizi. Itu yang murah sih mbak dan lebih praktis buat anak-anak. Saya ga tau tu mbak gizi seimbang, yang saya tahu gizi seimbang tu ya makanan bergizi.” (wawancara, tanggal 6 april 2010)

Hal yang sama diungkapkan oleh informan lain :

“tiap hari sarapan mbak, tapi lauknya ga tentu. Lebih seringnya tahu sama tempe. Lha yang murah ya itu. Tapi menurut saya itu kurang

Page 103: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

bergizi sebenarnya. Saya kurang tahu masalah gizi seimbang atau empat sehat lima sempurna tu mbak.” (wawancara tanggal 5 april 2010)

Menurut Burrhus Frederic Skinner, perilaku sosial memusatkan

perhatiannya kepada antar hubungan antara individu dan lingkungannya yang

terdiri atas bermacam-macam obyek sosial dan non sosial. Pokok persoalannya

adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor

lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor

lingkungan yang menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku. Sedangkan

perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan,

baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan

tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979)

membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini. Salah satunya adalah

Perilaku hidup sehat yaitu perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya

Dalam hal ini perilaku masyarakat yang berhubungan langsung dengan

kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan diantaranya adalah

sanitasi berupa penggunaan air bersih, jamban dan persampahan. Perilaku tersebut

akan dijelaskan pada masing-masing indikator. Indikator kelima adalah

penggunaan air bersih. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air

yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau

Page 104: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah

mencuci, mandi, memasak, dan minum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemanfaatan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari sebesar 90% atau sebanyak 9

informan yang menerapkannya. Untuk kesehariannya mereka biasa menggunakan

air sumur atau PDAM untuk mencuci dan mandi, sedangkan untuk air minum

biasanya juga dari air sumur tetapi dimasak terlebih dahulu. Selain itu ada juga

responden yang menggunakan air gallon untuk minum, seperti yang diungkapkan

oleh informan yaitu :

“kalau minum saya pake air gallon, tapi kalau nyuci dan mandi saya pake air sumur tapi saya suling biar bersih. Sumurnya ada dibelakang rumah, jadi dekat aksesnya” (wawancara tanggal 8 april 2010)

Hal serupa diungkapkan oleh informan lain yaitu :

“Saya pake air gallon kalau minum, tapi untuk mandi dan nyuci saya pake PDAM” (wawancara tanggal 8 april 2010)

Untuk indikator yang keenam yaitu penggunaan jamban sehat, Jamban

yang memenuhi syarat kesehatan atau syarat sanitasi adalah sebagai berikut :

1. Kotoran tidak dapat dijangkau oleh binatang penular penyakit, seperti :

Kecoa, tikus, lalat dll.

2. Tidak menimbulkan bau

3. Kotoran ditempatkan disuatu tempat, tidak menyebar ke mana mana

Page 105: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

4. Tidak mencemari sumber air bersih

5. Tidak menggangu pemandangan/estetika

6. Aman digunakan

Bila rumah yang memiliki jamban melebihi 80% dari jumlah rumah yang

ada, berarti wilayah tersebut termasuk wilayah yang cukup baik dalam hal

pembuangan kotoran manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak

80% informan sudah memiliki sendiri dan menggunakannya. Mayoritas

responden memiliki jamban keluarga dan dibersihkan setiap saat. Akan tetapi bagi

rumah yang belum memiliki jamban, sudah dipastikan bahwa mereka itu

mamanfatkan sungai, kebun, kolam, atau tempat lainnya untuk buang air besar

(BAB) seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan yaitu :

“Saya ga punya WC mbak, kalau buang hajat saya dan keluarga ya ke sungai belakang rumah. Gak ada biaya mbak buat bikin WC” (wawancara tanggal 6 april 2010)

Hal yang sama diungkapkan oleh informan lain :

“dirumah dalem (saya)ga ada WC mbak, biasanya kalau mau buang hajat ya di sungai belakang rumah itu, deket kox, pas belakang rumah dalem (saya)” (wawancara tanggal 6 april 2010)

Penuturan dari kedua informan merupakan bukti bahwa kawasan bantaran

sungai identik dengan kumuh dan pencemaran. Dengan perilaku tersebut,

kawasan sungai atau air sungai itu sendiri akan semakin tercemar.

Indikator ketujuh yaitu membuang sampah pada tempatnya, Tempat

Page 106: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

sampah adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara, yang

biasanya terbuat dari logam atau plastic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebanyak 60% atau sebanyak 6 informan telah menerapkan perilaku tersebut.

Didalam rumah telah tersedia tempat sampah, dan setelah sampah penuh,

langsung dibakar atau dibuang langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Seperti penuturan informan dibawah ini :

“ada didalam rumah, tiap hari sampahnya kalau penuh langsung dibuang ke TPA sama suami saya. Ga da pemilahan sampah, langsung dibuang begitu saja” (wawancara tanggal 13 april 2010)

Hal serupa diungkapkan oleh informan lain yaitu :

“dalam rumah ada tempat sampah, kalau sudah penuh semua saya buang langsung di TPA tiap 4 hari sekali, itupun gak ada pemilahan organic maupun non organic” (wawancara tanggal 8 april 2010)

Sedangkan 40% atau 4 informan lainnya belum dapat menerapkan

perilaku tersebut. Hal itu terbukti dengan penuturan salah satu informan yaitu:

“tempat sampah ga ada mbak. Sampahnya dibuang asal gitu, dibelakang atau didepan rumah, kalau sudah kotor ya disapu trus di buang dibelakang rumah atau kesungai. Saya ga tau sampah organic tu apa, ga terlalu memperhatikan mbak” (wawancara tanggal 6 april 2010)

Hal yang sama diungkapkan oleh informan lain :

“tempat saya ga ada tempat sampah mbak, biasanya buangnya langsung ke sungai. Tiap hari ya kesitu. Saya gak tau tu mbak tentang pemilahan sampah, jadi saya ga pernah melakukannya” (wawancara anggal 5 april 2010)

Page 107: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Penuturan kedua informan diatas sama halnya dengan penuturan kedua

informan lain yang tidak menerapkan perilaku tersebut. membuang sampah ke

sungai sepertinya sudah menjadi hal yang biasa bagi warga yang tinggal

dibantaran sungai. Mereka tidak berfikir bahwa perilaku tersebut akan

menimbulkan banyak masalah, misalnya, tercemarnya air sungai dan ketika

terjadi penumpukan sampah, akan menghalangi aliran air yang nantinya akan

menyebabkan banjir.

Indikator kedelapan yaitu Setiap anggota rumah tangga menempati

ruangan rumah minimal 9 meter persegi. Perencanaan ruang adalah hal yang tidak

boleh diabaikan dalam merencanakan ruangan-ruangan dalam sebuah rumah.

Tidak ada standar patokan yang baku tentang bagaimana menata ruangan, karena

setiap bangunan rumah pasti memiliki karakteristik aktivitas yang berbeda-beda.

Patokan yang ada adalah ukuran-ukuran baku tentang luasan minimum ruang

yang diperlukan untuk aktivitas manusia. Hal tersebut harus dilakukan mengingat

kebutuhan udara akan manusia sangatlah penting dalam hal kesehatan. Hasil

penelitian menyatakan bahwa 100% informan memiliki rumah dengan ukuran

yang sesuai dengan standar minimum ukuran sebuah rumah yang harus ditempati

oleh setiap anggota rumah tangga.

Indikator kesembilan yaitu lantai yang kedap air. Sebanyak 70% atau 7

informan mengungkapkan bahwa rumah yang mereka tempati, lantainya

merupakan lantai yang kedap air, biasanya terbuat dari keramik atau mester.

Page 108: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Sedangkan 30% atau 3 informan lainnya mengungkapkan bahwa rumah yang

mereka tempati lantainya masih berupa tanah atau mester tetapi hanya sebagian

ruangan saja. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan yaitu :

“ini lantainya dimester mbak, tapi Cuma ruangan depan saja, yang belakang sana masih berupa tanah mbak” (wawancara tanggal 6 april 2010)

Hal yang sama diungkapkan oleh informan lain :

“rumah dalem ya kayak gini, keramik lantainya tapi Cuma ruang tamu saja, yang lainnya masih tanah mbak, Cuma gini mbak kondisinya” (wawancara tanggal 6 april 2010)

Penuturan dari kedua informan diatas sama halnya dengan informan V

yaitu rumah yang mereka tempati lantainya masih berupa tanah, kalaupun mester

itu hanya sebagian ruangan saja, dan biasanya hanya ruangan depan atau ruang

tamu serta teras.

Indikator kesepuluh adalah melakukan aktifitas olahraga. Makanan yang

kita makan harus seimbang dengan kegiatan/aktivitas fisik kita, bila aktivitas kita

hanya duduk-duduk atau jarang sekali melakukan aktivitas yang berat padahal

makanan yang kita makan banyak mengandung kalori, hasilnya kelebihan energi

ini akan disimpan sebagai cadangan lemak dan bila cadangan lemak semakin

menumpuk akan mengakibatkan tubuh menjadi kegemukan (overweight)

kemudian akan menjadi obesitas. Dari hasil penelitian dapat dilihat Anggota

Page 109: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

rumah tangga berumur 10 tahuan keatas melakukan olahraga atau aktifitas fisik

30 menit per hari, dilakukan 3-5 kali per minggu hanya dilakukan oleh 20%

informan atau sebesar 2 informan saja. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu

informan yaitu :

“saya dan suami saya suka jalan sehat, bisa bikin badan segar, biasanya dilakukan 4 kali dalam seminggu” (wawancara tanggal 14 april 2010)

Hal serupa diungkapkan oleh informan lain berikut ini : “kalau anak saya hobinya futsal setiap hari, nah saya seminggu tiga kali pasti senam sama teman saya, biar badan sehat” (wawancara tanggal 8 april 2010)

Sedangkan 80% atau 8 informan lainnya menyatakan bahwa mereka

jarang melakukan aktivitas tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu

informan yaitu :

“olahraga pernah sih mbak, biasanya jalan-jalan pagi, tapi jarang banget,kadang-kadang sebulan sekali. Lari atau jalan-jalan itu kan olahraga ringan mbak. Suami saya juga ga pernah, apalagi anak saya juga masih kecil-kecil” (wawancara tanggal 6 april 2010)

Hal serupa diungkapkan oleh informan lain :

“ga ada yang olahraga mbak, tidak begitu memperhatikan” (wawancara tanggal 13 april 2010)

Penuturan dari kedua informan diatas menunjukkan bahwa aktifitas

olahraga yang begitu penting tidak mendapat perhatian dari sebagian masyarakat.

Page 110: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Hal tersebut bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan

pentingnya olahraga dan juga kesibukan dari setiap individu.

Indikator kesebelas yaitu anggota keluarga tidak merokok. Merokok

dapat mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak

penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok,

tetapi juga bagi orang disekitarnya. Sudah seharusnya upaya menghentikan

kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan

masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi

muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika,

usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 90% atau informan telah

menerapkan perilaku tidak merokok dalam kehidupan sehari-hari. Mereka

menerapkan ajaran atau tuntunan dari agama yang mereka yakini. Selain

membahayakan kesehatan seperti gangguan nafas dan penyakit jantung, mereka

juga menyatakan bahwa perilaku tidak merokok dalam keluarga memang sudah

menjadi kesadaran dari setiap diri masing-masing anggota keluarga, seperti yang

disampaikan oleh informan yaitu :

“alhamdulillah ga ada yang merokok mbak, itu semua kesadaran diri masing-masing mbak, tidak baik buat kesehatan. Merokok itu kan bahaya mbak buat paru-paru” (wawancara tanggal 5 april 2010)

Page 111: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Dan juga penuturan dari informan lain :

“tidak ada yang merokok mbak disini, karena kesadaran. Bahaya nya itu kan bias mengganggu pernafasan, kanker, bahaya buat ibu hamil” (wawancara tanggal 13 april 2010)

Indikator keduabelas yaitu mencuci tangan dengan sabun sebelum

makan dan setelah buang air besar. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah

satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan

air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai

kuman. Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini

terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci

tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya

menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci

tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang

menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya

melepasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 80% atau 8 informan

sudah menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aktifitas yang mengharuskan

mereka mencuci tangan dengan sabun biasanya setelah memasak, bersih-bersih

rumah, dan sehabis pulang dari kerja. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan

sehari-hari bagi sebagian besar kalangan masyarakat sebagai upaya untuk

menjaga kesehatan. Sedangkan 20% lainnya atau sebanyak 2 informan tidak

menerapkan perilaku tersebut, tidak ada alasan khusus mengapa mereka tidak

Page 112: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

menerapkannya, karena pengetahuan mereka akan mencuci tangan yaitu hanya

dengan menggunakan air, tidak harus memakai sabun.

Indikator ketigabelas yaitu menggosok gigi minimal 2 kali sehari.

Perawatan gigi adalah upaya yang dilakukan agar gigi tetap sehat dan dapat

menjalankan fungsinya. Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa adanya

lubang. Namun tidak hanya itu, gigi yang sehat juga akan memancarkan energi

positif sehingga si pemiliknya menjadi sangat menarik dan merasa nyaman. Hasil

dari penelitian menunjukkan bahwa perilaku tersebut sudah diterapkan oleh 100%

informan yang ada. Mereka mengutarakan beberapa alasan mereka untuk

menerapkan perilaku tersebut, diantaranya agar tidak bau mulut, untuk merawat

gigi yang sudah rusak, giginya menjadi bersih dan ketika menggosok gigi

sebelum tidur, selanjutnya tidurpun akan terasa nyaman.

Indikator keempatbelas yaitu tidak minum miras dan tidak

menyalahgunakan narkoba. Penyebaran narkoba dan miras saat ini sudah sangat

mewabah dalam masyarakat. Penyebarannya tidak lagi mengenal status sosial

ekonomi serta usia. Narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) serta miras

adalah jenis obat dan minuman yang mempunyai efek tertentu sehingga

berbahaya jika dikonsumsi secara sembarangan, karena itu penggunaannya harus

dikontrol oleh dokter. Korban dari narkoba dan miras tidak lagi mengenal batasan

umur dan status sosial ekonomi. Tua, muda bahkan anak yang baru menginjak

remaja sudah banyak yang terjerat atau menjadi pemakai narkoba dan miras.

Page 113: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Kebanyakan pecandu terdiri dari kaum remaja, baik mereka di kota maupun di

desa, yang berasal dari keluarga kaya maupun miskin, berpendidikan tinggi

maupun biasa-biasa saja. Untuk hasil penelitian kali ini hasilnya perilaku tersebut

sudah diterapkan oleh 100% informan. Mereka menerapkan perilaku tersebut

karena sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama yang mereka yakini, selain itu

mereka juga tau akan bahaya akan minuman keras dan narkoba, selain dapat

merusak kesehatan, juga dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Dalam batasan perilaku kesehatan, terdapat perilaku pencarian dan

penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan yang menyangkut upaya

atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau

perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari

pengobatan ke luar negeri. Bentuk pencarian atau penggunaan system atau

fasilitas pelayanan kesehatan juga tercermin dalam perilaku masyarakat untuk

dapat mengakses pelayanan kesehatan. Hal tersebut termasuk dalam Indikator

kelimabelas yaitu menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

JPK/JPKM juga merupakan cara pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan

sebagai suatu usaha bersama guna mengefektifitaskan dan mengefisienkan

pembiayaan kesehatan. Jadi, pengembangan JPKM sejalan dengan kebijakan

untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya penyelenggaraan

pemeliharaan kesehatan dengan lebih memusatakan peran pemerintah untuk

mengatur, membina dan menciptakan iklim yang semakin mendorong

Page 114: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

peningkatan peran serta masyarakat itu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

yang menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) adalah sebesar 60%

informan atau hanya sebesar 6 orang saja. Mereka menyatakan bahwa kepesertaan

mereka dalam jaminan pemeliharaan kesehatan mayoritas berupa Askes (Asuransi

Kesehatan). Sosialisasi mereka dapatkan sebagian besar dari ketua RT setempat,

dari tetangga, atau yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) mendapatkan

informasi dari kantor tempat mereka bekerja, seperti yang diungkapkan oleh

salah satu informan yaitu :

“keluarga saya memakai Askes, saya kan juga pegawai negeri, tahunya dari kantor. Itupun ngurusnya juga cepet banget” (wawancara tanggal 14 april 2010)

Hal serupa diungkapkan oleh informan lain :

“berhubung saya PNS jadi saya pake Askes, tahunya dari kantor, cepet mbak ngurusnya, satu hari langsung jadi” (wawancara tanggal 8 april 2010)

Penuturan kedua informan diatas juga mengungkapkan tentang proses

pembuatan kartu peserta. Mereka menyatakan bahwa untuk mengakses pelayanan

kesehatan tersebut tidak memakan waktu yang lama, bahkan hanya dalam waktu

satu hari sudah jadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah sudah cepat

tanggap akan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang notabene

sangatlah penting apalagi untuk masyarakat dari kalangan bawah. Akan tetapi dari

hasil penelitian juga didapatkan 40% atau sebanyak 4 informan belum menjadi

Page 115: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

peserta jaminan pemeliharaan kesehatan. Faktor yang menyebabkannya adalah

kurangnya pengetahuan serta informasi dari RT setempat, dan juga sebagian dari

mereka merupakan masyarakat dari kalangan masyarakat atas yang mampu

membiayai pengobatan sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu

informan :

“keluarga ga ada yang dapat jaminan kesehatan mbak, dalem aja ga tahu ada fasilitas seperti itu, ga ada sosialisasi dari RT” (wawancara tanggal 6 april 2010)

Selain itu juga penuturan dari informan lain yaitu :

“keluarga saya ndak pake JPK mbak, tahu sih ada fasililitas tersebut, tapi tidak terlalu memperdulikan” (wawancara tanggal 8 april 2010)

Indikator keenambelas atau terakhir adalah Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN). Ini merupakan salah satu upaya yang digalakkan oleh pemerintah

untuk memberantas berbagai penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, seperti

Deman Berdarah Dengue. Hasil penelitian di kelurahan Mojosongo menunjukkan

bahwa upaya tersebut hanya 10% informan atau 1 orang saja yang menerapkan

dalam kehidupan rumahtangganya. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu

informan yaitu :

“banyak nyamuk, tiap hari pake baygon semprot itu. Kalau fogging sendiri tiap bulan itu 2 kali. Dari pemerintah juga pernah tapi jarang, seminggu sekali rumah saya dibersihkan secara keseluruhan” (wawancara tanggal 13 april 2010)

Sedangkan 90% informan mengungkapkan bahwa mereka tidak terlalu

Page 116: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

mempedulikan akan keberadaan sarang nyamuk yang merupakan sumber

penyebab penyakit. Hal tesebut seperti yang diungkapkan oleh salah satu

informan yaitu:

“rumah saya nyamuknya banyak banget mbak, biasanya kalau banyak nyamuk dikasih obat nyamuk bakar atau lotion. Jarang mbak kalau nguras bak kamar mandi, lha saya ga tau kalau itu jadi sarang nyamuk. Kalau fogging pernah tapi sudah lama banget, dari pemerintah” (wawancara tanggal 5 april 2010)

Hal senada diungkapkan oleh informan lain :

“banyak nyamuk, biasanya pake obat nyamuk bakar dan selimut. Rumah saya ga pernah di fogging, yang pernah itu orang yang kena DB, itupun dari pemerintah. Tidak terlalu gagas sarang nyamuk, keluarga saya sejah ini sehat-sehat saja” (wawancara tanggal 5 april 2010)

Dengan banyaknya nyamuk, mereka hanya mengatasi hal tersebut dengan

menggunakan obat nyamuk bakar ataupun lotion. Upaya fogging dari

pemerintahpun pernah dilakukan, akan tetapi sangat jarang dan tidak dilakukan

dengan merata. Seperti yang diungkapkan oleh informan yaitu :

“banyak nyamuk, biasanya pake obat nyamuk bakar dan selimut. Rumah saya ga pernah di fogging, yang pernah itu orang yang kena DB, itupun dari pemerintah. Tidak terlalu gagas sarang nyamuk, keluarga saya sejah ini sehat-sehat saja” (wawancara tanggal 5 april 2010)

Hal tersebut sama halnya dengan yang diungkapkan oleh informan lain :

“banyak nyamuk juga mbak dirumah saya, biasanya pake baygon semprot itu. Foggingpun ga pernah ada dari pemerintah, yang saya lakukan biasanya nguras kamar mandi, selain itu tidak pernah” (wawancara tanggal 14 april 2010)

Page 117: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Penuturan kedua informan diatas dapat disimpulkan bahwa upaya

pemeritah untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk belum merata untuk

wilayah RT 05, padahal sebagian warga yang tinggal diwilayah tersebut telah

mendapatkan fogging dari pemerintah walaupun jarang. Upaya pemberantasan

juga dilakukan hanya pada rumah yang anggota keluarganya pernah menderita

penyakit seperti Demam Berdarah dan sebagainya.

Dalam pelaksanaan program PHBS ini, cara yang lebih banyak digunakan

adalah dengan memberikan informasi dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan. Dengan cara

memberikan informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara-cara mencegah

penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan, pengetahuan, sikap dan perilaku

kesehatan dalam diri individu/kelompok sasaran yang berdasarkan atas kesadaran

dan kemauan individu yang bersangkutan. Perubahan perilaku melalui pemberian

informasi ini memang memakan waktu yang lama, sebab tidak sekedar

melibatkan perubahan gerakan, melainkan menyangkut pula perubahan persepsi

tentang konsep-konsep kesehatan dan perubahan sikap terhadap tindakan yang

dianjurkan. Sekalipun lama, hasil atau perubahan yang dicapai ternyata lebih lama

dan tidak tergantung dari ketatnya pengawasan, karena individu merasakan

sendiri adanya kebutuhan untuk berperilaku sehat. (Solita Sarwono, 1997, hal

56).

Dengan melihat uraian-uraian diatas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan

Page 118: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

program PHBS belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Mungkin

membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk merubah perilaku masyarakat.

Standar nilai IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat) yang diharapkan dari

keseluruhan masyarakat adalah adalah Sehat Utama dan Paripurna sebanyak 65%.

Dengan begitu program ini sudah bisa dikatakan berhasil mencapai Solo Sehat

2010. Namun dari hasil penelitian dengan jumlah informan masyarakat sebanyak

10, didapatkan sehat utama sebanyak 60% dan sehat madya sebanyak 40%.

Dengan begitu, pelaksanaan program PHBS yang digalakkan oleh Kantor Pusat

Promosi Kesehatan belum berhasil memberikan perubahan bagi perilaku

kesehatan masyarakatnya.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Kemampuan berfikir seseorang adalah sebagai penentu dalam menentukan

pilihan. Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan

dan perubahan perilaku, karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari

pendidikan kesehatan. Berdasarkan teori dari Lawrence Green perilaku

dipengaruhi 4 faktor yaitu :

a. Faktor Pemudah, faktor pemicu terhadap perilaku yang menjadi dasar atau

motivasi bagi perilaku. Misalnya pengetahuan, sikap, keyakinan dan nilai

yang dimiliki oleh seseorang. Dari keenambelas indikator PHBS tatanan

rumah tangga, akan dibagi menjadi 4 aspek program prioritas yaitu Gizi

dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Lingkungan, Perilaku, dan Kesehatan

Page 119: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Masyarakat.

1. Gizi dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Persalinan dengan

tenaga kesehatan, Pemberian ASI eksklusif pada bayi, Penimbangan

balita, dan Mengkonsumsi beraneka ragam makanan dalam jumlah

yang seimbang. Untuk aspek Gizi dan KIA ini, masyarakat bantaran

Kalianyar menerapkan keempat indikator tersebut karena mereka

memiliki pengetahuan dan keyakinan untuk menerapkan perilaku

kesehatan tersebut. Masyarakat mempunyai keyakinan atau

kepercayaan yaitu sikap untuk menerima suatu pernyataan atau

pendirian. Tidak jarang pula kepercayaan seperti itu ditumbuhkan oleh

pihak yang berwenang atau memiliki ketrampilan serta pengetahuan

yang disebarluaskan ke anggota masyarakat yang lain seperti petugas

kesehatan (Solita Sarwono, 1997 : 14). Disini, petugas kesehatan

sangat berperan terhadap perubahan perilaku masyarakat. Anjuran

petugas kesehatan seperti pemberian ASI Eksklusif, Penimbangan

balita, Persalinan dengan menggunakan tenaga kesehatan serta

mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang seimbang merupakan

faktor pendorong atau motivasi bagi masyarakat untuk menerapkan

perilaku tersebut. Masyarakat mempunyai keyakinan kepada petugas

kesehatan, karena mereka mengerti bahwa petugas kesehatan

Page 120: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

merupakan petugas terampil dan terlatih untuk bergerak dibidang

kesehatan. Penerapan perilaku tersebut diatas juga terbangun dari hasil

interaksi antara seseorang dengan masyarakat atau lingkungan sekitar,

termasuk antara masyarakat dengan petugas posyandu khususnya RT

05 RW 08 dan juga antara satu orang dengan orang lainnya. Banyak

diantara warga atau informan yang memiliki balita, sehingga antara

satu dengan yang lain saling bertukar pengalaman, misalnya dalam

pemberian ASI Eksklusif kepada balita atau persalinan dengan

menggunakan tenaga kesehatan. Untuk penimbangan balita, penerapan

perilaku tersebut sudah terbentuk dan terpola dalam masyarakat karena

sudah seperti kewajiban bagi para ibu untuk menimbangkan balitanya

untuk mengetahui perkembangan anak secara rutin. Seperti pernyataan

petugas Posyandu bahwa petugas kesehatan berupaya memberikan

dorongan dengan imbalan materi maupun non materi. Misalnya,

dengan memberikan pengertian bahwa jika balita diberi ASI Eksklusif

dan ditimbang setiap bulannya maka balita akan tumbuh sehat

(imbalan non materi).

2. Kesehatan Lingkungan

Indikator yang termasuk dalam aspek kesehatan lingkungan adalah

memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari., menggunakan

jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, Setiap anggota

Page 121: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9 meter persegi, dan

Lantai rumah kedap air. Perilaku kesehatan lingkungan adalah

bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik

mapun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhi kesehatannya. Dengan kata lain, bagaimana seseorang

mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya

sendiri, keluarga atau masyarakat (Soekidjo Notoatmojo, 2003 : 118).

Dari hasil penelitian pada masyarakat bantaran Kalianyar, kesehatan

lingkungan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan

masyarakatnya, terlebih masyarakatnya tinggal dibantaran yang

identik dengan kekumuhan. Pengetahuan masyarakat akan pentingnya

menjaga kesehatan lingkungan sekitar merupakan faktor pemicu atau

antiseden yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Seperti

pengetahuan untuk memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-

hari., menggunakan jamban sehat, dan membuang sampah pada

tempatnya. Walaupun mayoritas masyarakat bantaran Kalianyar telah

menerapkan atau berusaha menjaga kesehatan lingkungannya, akan

tetapi masih ada sebagian warga yang belum menerapkan perilaku

tersebut.

Menurut Skinner, Perilaku Sosial memusatkan perhatiannya

kepada antar hubungan antara individu dan lingkungannya yang terdiri

Page 122: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

atas bermacam-macam obyek sosial dan non sosial. Pokok

persoalannya adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam

hubungannnya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-

akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan

perubahan terhadap tingkah laku. Sepertinya faktor lingkungan yaitu

keberadaan sungai juga menjadi motivasi bagi sebagian warga untuk

melakukan berbagai aktifitas disana, seperti mencuci, buang air besar,

serta membuang sampah. Masyarakat tidak menyadari bahwa perilaku

tersebut akan menimbulkan masalah nantinya, seperti tercemarnya air

sungai dan ancaman banjir pada musim penghujan. Dapat dikatakan

bahwa lingkungan juga dapat mempengaruhi atau merubah perilaku

seseorang. Disini, pengetahuan dan sikap masyarakat akan pentingnya

menjaga kesehatan lingkungan perlu ditingkatkan lagi, dimana

lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.

3. Perilaku

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Anggota rumahtangga

berumur 10 tahuan keatas melakukan olahraga atau aktifitas fisik 30

menit per hari dilakukan 3-5 kali per minggu, Anggota keluarga tidak

merokok, Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar,

Menggosok gigi minimal 2 kali sehari, serta Tidak minum Miras dan

tidak menyalahgunakan narkoba. Untuk perilaku olahraga, mencuci

Page 123: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

tangan dengan menggunakan sabun serta menggosok gigi minimal 2

kali sehari diterapkan oleh masyarakat karena pengetahuan mereka

untuk menjaga serta memelihara kebersihan diri sendiri merupakan

faktor terpenting untuk meningkatkan kesehatan serta menjaga diri

dari ancaman berbagai penyakit. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa

masyarakat mempunyai keyakinan atau kepercayaan yaitu sikap untuk

menerima suatu pernyataan atau pendirian. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa jika orang percaya bahwa merokok dapat

menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, maka dianggapnya hal

itu benar, terlepas dari dia suka atau tidak suka merokok, oleh karena

itu masyarakat akan berusaha untuk menghindarinya. Akan tetapi ada

juga informan yang merokok karena sudah menjadi hobi dan juga

dijadikan teman bersantai. Seperti pendapat dari salah satu pihak dari

pembuat kebijakan bahwa perilaku merokok berasal dari teman dekat,

khususnya dengan jenis kelamin sama. Sebagai makhluk sosial,

manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubugan dengan

orang lain atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan sosial.

Dengan adanya dorongan sosial tersebut, manusia akan mencari orang

lain untuk mengadakan interaksi. Di dalam interaksi sosial, individu

akan menyesuaikan diri dengan yang lain atau sebaliknya, sehingga

perilaku individu tidak dapat lepas dari lingkungan sosialnya. Untuk

Page 124: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

itu, sangat sulit untuk merubah perilaku yang sudah mendarah daging

dan bisa dikatakan kecanduan. Selain itu, penerapan perilaku tidak

mengkonsumsi minuman keras serta narkotika karena masyarakat

memiliki keyakinan bahwa perilaku tersebut tidak dianjurkan dalam

ajaran agama, mengganggu kesehatan, dan juga perilaku tersebut

merupakan perilaku negative yang akan berdampak pada citra

seseorang dimasyarakat seperti gunjingan, celaan, dan lain-lain. Disini

dapat kita lihat bahwa faktor sosial juga dapat mempengaruhi perilaku

seseorang. Dapat kita ketahui juga bahwa masyarakat telah mengalami

perubahan atau peningkatan perilaku dari indicator-indikator diatas,

dan perubahan perilaku tersebut terjadi melalui 3 tahap yaitu

pengalaman, sikap dan tindakan. Sebelum seseorang mengalami

perubahan perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa manfaat dan arti

perilaku tersebut bagi dirinya sendiri atau masyarakat. Selanjutnya,

seseorang akan menilai obyek atau stimulus dalam bentuk sikap

(pendapat) dan selanjutnya akan mempraktekkan apa yang ia ketahui

atau disikapinya (dinilai baik).

4. Kesehatan Masyarakat

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Menjadi peserta

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Melakukan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) minimal seminggu sekali. Dari

Page 125: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

hasil penelitian didapatkan bahwa 60% masyarakat telah menjadi

peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang berupa Askes

(Asuransi Kesehatan). Informasi pelayanan tersebut mereka dapatkan

dari RT setempat serta dari kantor tempat mereka bekerja. Hal tersebut

terkait dengan sikap masyarakat dalam hal pencarian dan penggunaan

system atau fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya dengan cara

menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) seperti Askes

dan Jamkesmas. Sedangkan melakukan pemberantasan sarang nyamuk

merupakan wujud perilaku pemeliharaan kesehatan, dimana terbentuk

dari pengetahuan masyarakat bahwa untuk menghindari ancaman

penyakit Demam Berdarah, masyarakat perlu untuk menerapkan

perilaku tersebut. Selain itu, untuk menghindari ancaman penyakit

tersebut, masyarakat juga memiliki sikap untuk mencari informasi

fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemberantasan sarang nyamuk

dengan menggunakan fogging. Akan tetapi hal tersebut belum

dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat bantaran Kalianyar. Salah

satunya disebabkan oleh kurangnya sosialisasi petugas kesehatan

bahwa sebenarnya fogging dapat diakses oleh semua lapisan

masyarakat. Masih banyak warga yang beranggapan bahwa fogging

hanya diperuntukkan bagi warga atau lingkungan yang pernah dilanda

wabah penyakit demam berdarah, dan fogging dapat dilakukan atas

Page 126: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

perintah dari petugas kesehatan.

b. Faktor Pemungkin, factor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan

suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk didalamnya ketrampilan

petugas kesehatan, ketersediaan sumber daya dan komitmen masyarakat

atau pemerintah terhadap kesehatan.

1. Gizi dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Persalinan dengan

tenaga kesehatan, Pemberian ASI eksklusif pada bayi, Penimbangan

balita, dan Mengkonsumsi beraneka ragam makanan dalam jumlah

yang seimbang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terlaksananya

indikator persalinan dengan menggunakan tenaga kesehatan,

pemberian ASI Eksklusif serta penimbangan balita dikarenakan

ketersediaan sumber saya yaitu petugas kesehatan serta ketrampilan

dibidang kesehatan yang dimiliki oleh petugas kesehatan sehingga

memunculkan keyakinan serta kepercayaan masyarakat terhadap

petugas kesehatan dan akhirnya memotivasi masyarakat untuk

menerapkan perilaku tersebut. Salah satu dari petugas kesehatan

berpendapat bahwa sikap atau tindakan yang dilakukan oleh para

petugas kesehatan, akan mendorong masyarakat untuk berperilaku

yang sama. Hal tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan

untuk mendorong masyarakat agar berperilaku sehat. Misalnya,

Page 127: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

petugas posyandu menerapkan perilaku mencuci tangan dengan

menggunakan sabun, tidak merokok, serta menjadi peserta JPK.

Dengan begitu, masyarakat sedikit demi sedikit akan melakukan hal

yang sama dalam meningkatkan kesehatan, baik diri, keluarga maupun

masyarakat. Keteladanan dari petugas kesehatan tersebut juga dapat

mempengaruhi perubahan perilaku pada masyarakat.

2. Kesehatan Lingkungan

Indikator yang termasuk dalam aspek kesehatan lingkungan adalah

memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari., menggunakan

jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, Setiap anggota

rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9 meter persegi, dan

Lantai rumah kedap air. Untuk menjaga kesehatan diri, diperlukan

upaya dari masyarakat untuk memelihara serta meningkatkan

kesehatan lingkungan sekitarnya karena lingkungan sangat

berpengaruh terhadap derajat kesehatan seseorang. Air bersih, jamban

sehat, membuang sampah pada tempatnya serta kesehatan tempat

tinggal merupakan aspek penting untuk dijaga kebersihannya. Dari

hasil penelitian terlihat bahwa indikator-indikator diatas telah

diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, walaupun

masih ada sebagian warga yang masih memanfaatkan sungai untuk

sebagian aktifitas seperti buang hajat dan membuang sampah. Apalagi

Page 128: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, khusunya bantaran

Kalianyar. Untuk beberapa aktifitas, bantaran sungai memang sangat

bermanfaat keberadaannya, selain untuk hal yang positif, bantaran

sungai juga tidak luput dari sasaran warga untuk melakukan aktifitas

yang sebenarnya sangat merugikan, seperti dijelaskan diatas. Akan

tetapi berdasarkan penjelasan dari salah satu pihak dari dinas

kesehatan bahwa dari pihak pembuat kebijakan telah mengantisipasi

hal tersebut dengan mendirikan WC umum yang dapat digunakan

untuk masyarakat umum, akan tetapi kebersihan dan perawatan WC

tersebut juga tidak mudah. Diperlukan kesadaran dan kemauan dari

masyarakat untuk dapat menjaga dan memelihara keberadaannya.

Untuk itu dibutuhkan komitmen dari masyarakat terhadap kesehatan

untuk mewujudkan dan meningkatkan perilaku kesehatan.

3. Perilaku

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Anggota rumahtangga

berumur 10 tahuan keatas melakukan olahraga atau aktifitas fisik 30

menit per hari dilakukan 3-5 kali per minggu, Anggota keluarga tidak

merokok, Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar,

Menggosok gigi minimal 2 kali sehari, serta Tidak minum Miras dan

tidak menyalahgunakan narkoba. Dari hasil penelitian di bantaran

Kalianyar, indikator perilaku ini telah diterapkan oleh masyarakat

Page 129: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

kecuali aktifitas olahraga/fisik yang masih jarang dilakukan oleh

masyarakat. Masyarakat merasa bahwa indikator itu penting untuk

dilakukan, mengingat bahwa dampak yang ditimbulkan juga cukup

besar. Hal tersebut merupakan komitmen dari masyarakat terhadap

kesehatan baik kesehatan diri, keluarga maupun lingkungan.

Sedangkan aktifitas olahraga tidak mendapat perhatian lebih dari

masyarakat karena kurangnya kepedulian dan pemahaman akan

manfaat dari aktifitas tersebut. Mereka hanya menganggap aktifitas

tersebut layak dilakukan oleh orang-orang yang punya banyak waktu

dan materi, yang tidak perlu terbebani akan kebutuhan rumahtangga

karena semuanya sudah tercukupi. Selain itu, lingkungan sosial

berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan perhatian individu pada

beberapa aktifitas seperti olahraga tersebut. Seperti pendapat dari

(Wityanti, 2003) yang dikutip oleh (Sarafino, 2003 : 14) bahwa

seseorang akan memiliki dorongan untuk mengadakan interaksi

dengan seorang yang lain, sehingga dalam interaksi tersebut, seseorang

akan dapat menyesuaikan diri dengan yang lain atau sebaliknya.

Sehingga perilaku individu tidak dapat lepas dari lingkungan

sosialnya. Karena banyak warga yang tidak melakukan aktifitas

olahraga tersebut, maka warga yang lainnya pun enggan untuk

melaksanakannya. Hanya beberapa saja yang menerapkan perilaku

Page 130: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

tersebut karena mengikuti kelompok senam diluar wilayah tersebut.

4. Kesehatan Masyarakat

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Menjadi peserta

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Melakukan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) minimal seminggu sekali. Dari

hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat masyarakat yang

tidak menjadi peserta dari Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, padahal

fasilitas tersebut dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.

Pemerintah menyediakan fasilitas pelayanan tersebut untuk

mempermudah masyarakat dalam menjangkau pelayanan

kesehatan/berobat. Akan tetapi, masyarakat menegaskan bahwa

kurangnya informasi dan sumber daya untuk mensosialisasikan adanya

fasilitas tersebut menjadi penyebab masyarakat tidak menjadi peserta

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan tersebut. Selain factor tersebut,

masih ada factor lain yang menyebabkan warga tidak menjadi peserta

dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Seperti yang diungkapkan

oleh salah satu pihak dari Dinas Kesehatan bahwa, tingkat ekonomi

seseorang juga memperngaruhi penerapan perilaku tersebut. Bagi

warga dari kalangan menengah keatas, mereka merasa tidak perlu

menjadi peserta JPK karena mereka sudah merasa mampu untuk

menjangkau pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk indikator

Page 131: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

pemberantasan sarang nyamuk, perlu adanya komitmen dari

pemerintah terhadap kesehatan masyarakat, agar fasilitas tersebut

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, tidak hanya warga

yang pernah menderita Demam Berdarah saja yang mendapatkan

pelayanan tersebut. Masyarakat lain juga perlu mendapatkan

pelayanan tersebut untuk upaya pencegahan (preventif).

c. Faktor Penguat, factor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak. Factor ini terwujud dalam bentuk sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan

kelompok yang dipercaya oleh masyarakat.

1. Gizi dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Persalinan dengan

tenaga kesehatan, Pemberian ASI eksklusif pada bayi, Penimbangan

balita, dan Mengkonsumsi beraneka ragam makanan dalam jumlah

yang seimbang. Dari hasil penelitian, indikator-indikator diatas

merupakan anjuran dari pembuat kebijakan agar dilakukan oleh

seluruh masyarakat dalam rangka memelihara kesehatan diri dan

keluarga. Pembuat kebijakan memberi penyuluhan kepada masyarakat

tentang persalinan, pemberian ASI Eksklusif, penimbangan balita serta

konsumsi makanan dalam jumlah yang seimbang serta memberi

keteladanan bagaimana menerapkan perilaku tersebut. Seperti

Page 132: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

penyuluhan tentang cara pemberian ASI Eksklusif, persalinan,

penimbangan balita yang dilakukan oleh petugas posyandu agar

masyarakat memahami dan mau menerapkannya. Selain dilakukannya

penyuluhan kepada masyarakat luas, petugas kesehatan juga

memberikan contoh perilaku kesehatan kepada masyarakat, agar

masyarakat mau mencontoh perilaku petugas kesehatan sebagai

kelompok yang dipercaya oleh masyarakat. Salah satu petugas

posyandu RT 05 RW 08 mengatakan bahwa dalam aspek KIA dan

Gizi ini, walaupun banyak petugas kesehatan seperti petugas posyandu

yang sudah tidak memiliki balita, mereka tetap berbagi pengalaman

dengan masyarakat tentang penerapan perilaku-perilaku diatas.

Dengan begitu, masyarakat akan semakin terdorong dan termotivasi

untuk meniru dan menerapkan perilaku tersebut.

2. Kesehatan Lingkungan

Indikator yang termasuk dalam aspek kesehatan lingkungan adalah

memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari, menggunakan

jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, Setiap anggota

rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9 meter persegi, dan

Lantai rumah kedap air. Dalam hal ini, petugas kesehatan memberikan

pemahaman tentang penggunaan jamban sehat, serta pembuangan

sampah. Sejauh ini, warga bantaran Kalianyar 80% telah memiliki

Page 133: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

jamban keluarga dan sudah tergolong sehat. Akan tetapi masih ada

juga sebagian warga yang tidak memiliki WC dan membuang hajat di

sungai. Apabila masih ada warga yang tidak menggunakan jamban

sehat atau buang hajat disungai, pemerintah harus memberikan solusi

dengan membangun WC umum. Petugas kesehatan juga telah menegur

apabila ada warga yang masih membuang sampah di sungai belakang

rumah mereka. Akan tetapi, masih banyak warga yang mengabaikan

teguran tersebut, terbukti dengan masih menumpuknya sampah

dipinggiran bantaran Kalianyar. Dengan begitu, penyuluhan maupun

teguran dari petugas kesehatan belum dapat membawa perubahan

yang nyata bagi perilaku kesehatan masyarakat khsusunya masyarakat

bantaran Kalianyar. Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat

terjadi melalui proses belajar. Dengan mengalami akibat dari perilaku

seorang itu sendiri, misal dengan membuang sampah sembarangan

yang mengakibatkan banjir, maka orang tersebut akan mampu belajar

dari perilakunya yang terdahulu dan akan merubah serta memperbaiki

perilaku yang selanjutnya.

3. Perilaku

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Anggota rumahtangga

berumur 10 tahuan keatas melakukan olahraga atau aktifitas fisik 30

menit per hari dilakukan 3-5 kali per minggu, Anggota keluarga tidak

Page 134: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

merokok, Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar,

Menggosok gigi minimal 2 kali sehari, serta Tidak minum Miras dan

tidak menyalahgunakan narkoba. Dari hasil penelitian, didapatkan

bahwa untuk penerapan dari indikator diatas diperlukan pemahaman

yang lebih akan pentingnya menerapkan perilaku kesehatan diri. Dari

beberapa indikator perilaku diatas, yang paling tidak mendapatkan

perhatian lebih dari masyarakat adalah aktifitas olahraga. Bagi mereka,

hal tersebut tidaklah penting untuk dilakukan. Melakukan pekerjaan

rumah sehari-hari sudah cukup melelahkan menurut pandangan

sebagian masyarakat bantaran Kalianyar. Padahal setiap bulannya ada

senam yang diadakan oleh posyandu maupun PKK, dengan tujuan agar

ibu-ibu ikut serta dalam aktifitas tersebut, akan tetapi kembali kepada

kesadaran masing-masing individu untuk mau menerapkannya.

Sedangkan indikator lainnya telah diterapkan oleh sebagian besar

masyarakat. Tidak ada penyuluhan khusus untuk mendorong

masyarakat agar menerapkan indikator perilaku tidak merokok,

mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menggosok gigi serta

tidak menyalahgunakan narkoba. Perilaku tersebut sudah terbentuk

dari saat mereka kecil hingga sekarang. Kelompok pergaulan juga

memperngaruhi perilaku seseorang. Lingkungan pergaulan dapat

disebut juga sebagai anggota kelompok acuan. Perilaku seseorang

Page 135: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Seperti indicator yang masuk

dalam aspek perilaku, sebagian besar memang diperngaruhi oleh

lingkungan pergaulan. Seperti perilaku tidak merokok, tidak

mengkonsumsi miras dan narkotika, melakukan aktifitas olahraga, dsb.

4. Kesehatan Masyarakat

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Menjadi peserta

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Melakukan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) minimal seminggu sekali.

Dalam hal ini, kedua indikator kesehatan masyarakat diatas merupakan

sikap pemerintah dalam bentuk penyediaan sarana kesehatan oleh yang

dapat dijangkau oleh masyarakat. Dari hasil penelitian, didapatkan

bahwa penyediaan sarana kesehatan oleh pemerintah khususnya Dinas

Kesehatan Kota Surakarta sebagian besar telah dapat dijangkau oleh

masyarakat luas. Sebanyak 60% masyarakat telah menjadi peserta dari

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dalam rangka pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan, Sedangkan masyarakat yang tidak menjadi

peserta dari fasilitas pelayanan kesehatan tersebut disebabkan oleh

kurangnya informasi maupun ketidakpedulian dari masyarakat itu

sendiri. Padahal, semua petugas kesehatan seperti kader posyandu

telah menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Sedangkan

untuk indikator pemberantasan sarang nyamuk, pemerintah telah

Page 136: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

menyediakan sarana fogging yang juga dapat diakses oleh masyarakat.

Akan tetapi sejauh ini, fasilitas tersebut hanya digunakan untuk

pelayanan bagi masyarakat atau daerah yang pernah mengalami kasus

penyakit seperti demam berdarah, dan itupun sangat jarang dilakukan.

Dengan begitu, pemerintah kurang menunjukkan atau memberikan

dukungan terhadap penyediaan maupun penggunaan fasilitas ini.

Penyediaan fasilitas kesehatan apabila tidak diikuti dengan himbauan,

dukungan maupun peraturan tidak akan berjalan dengan baik.

d. Faktor Lingkungan, adalah segala factor baik fisik, biologis maupun social

budaya yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat

kesehatan.

1. Gizi dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Persalinan dengan

menggunakan tenaga kesehatan, Pemberian ASI eksklusif pada bayi,

Penimbangan balita, dan Mengkonsumsi beraneka ragam makanan

dalam jumlah yang seimbang. Indikator-indikator ini merupakan

upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan diri, keluarga

maupun masyarakat. Dari hasil penelitian, indikator persalinan dengan

menggunakan tenaga kesehatan merupakan upaya masyarakat untuk

menjaga keselamatan diri serta bayinya, karena mereka percaya bahwa

petugas tersebut memiliki ketrampilan di bidangnya. Ada juga warga

Page 137: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

yang memiliki keluhan khusus atau trauma dengan persalinan

sebelumnya, sehingga mereka lebih memilih petugas kesehatan yang

terampil karena kesehatan dan keselamatan akan lebih terjamin. Sama

halnya dengan indikator pemberian ASI Eksklusif , konsumsi makanan

dalam jumlah yang seimbang dan penimbangan balita, bahwa

masyarakat menerapkan perilaku kesehatan tersebut demi memelihara

kesehatan diri, keluarga maupun masyarakat. Selain itu, penerapan

perilaku-perilaku diatas juga merupakan hasil adopsi (perubahan)

perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang selanjutnya akan

berubah menjadi sikap (penilaian) dan tindakan. Seperti ibu-ibu

memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya serta melakukan

penimbangan balita karena mereka tahu manfaat dari perilaku tersebut,

sehingga kecenderungan perilaku tersebut akan bersifat

tetap/langgeng. Dari pengetahuan tersebut, akan berkembang menjadi

sikap (penilaian) dari seseorang dan selanjutnya akan dipraktekkan apa

yang menurutnya baik dan pantas untuk ditiru. Selain upaya untuk

memelihara kesehatan diri, perilaku memberikan ASI Eksklusif,

penimbangan balita, persalinan dengan menggunakan tenaga

kesehatan merupakan perilaku yang dilakukan dari hasil interaksi

antara petugas kesehatan dan masyarakat. Perilaku tersebut terbangun

dari adanya anjuran, sosialisasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan

Page 138: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Seperti penjelasan yang

diberikan oleh petugas posyandu bahwa pembuat kebijakan berupaya

untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar berperilaku

sehat.

2. Kesehatan Lingkungan

Indikator yang termasuk dalam aspek kesehatan lingkungan adalah

memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari, menggunakan

jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, setiap anggota

rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9 meter persegi,

dan lantai rumah kedap air. Indikator dalam aspek kesehatan

lingkungan dipengaruhi oleh faktor lingkungan itu sendiri. Lingkungan

langsung berpengaruh terhadap derajat kesehatan seseorang. Dari hasil

penelitian perilaku pemanfaatan air bersih, jamban sehat, membuang

sampah pada tempatnya, ventilasi yang cukup serta lantai rumah kedap

air merupakan upaya pemeliharaan lingkungan sekitar untuk

menunjang peningkatan kesehatan. Indikator tersebut telah diterapkan

oleh sebagian besar masyarakat, akan tetapi masih ada warga yang

tidak memiliki jamban keluarga dan memanfaatkan sungai untuk

membuang hajat. Hal tersebut juga merupakan pengaruh dari lokasi

sungai yang memungkinkan warga melakukan perilaku tersebut.

Faktor lokasi juga mempengaruhi perilaku seseorang. Perilaku seperti

Page 139: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

itu belum menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran untuk

menjaga dan memelihara lingkungan sekitar. Walaupun keberadaan

sungai memungkinkan masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas,

akan tetapi masyarakat bantaran jarang sekali memanfaatkan air sungai

untuk mandi, mencuci, dan minum. Mereka memiliki akses sendiri

untuk mendapatkan air bersih dengan menggunakan sanyo atau

memiliki sumur sendiri.

3. Perilaku

Indikator yang termasuk didalamnya adalah anggota rumahtangga

berumur 10 tahuan keatas melakukan olahraga atau aktifitas fisik 30

menit per hari dilakukan 3-5 kali per minggu, anggota keluarga tidak

merokok, mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar,

menggosok gigi minimal 2 kali sehari, serta tidak minum miras dan

tidak menyalahgunakan narkoba. Dari hasil penelitian, kesadaran

masyarakat untuk menjaga kesehatan fisik menyebabkan masyarakat

menerapkan perilaku seperti tidak merokok, mencuci tangan,

menggosok gigi, serta tidak mengkonsumsi miras serta narkoba. Selain

itu, larangan agama untuk mengkonsumsi minuman keras serta

narkoba juga menjadi faktor pendorong bagi masyarakat, karena jika

masyarakat menerapakan perilaku tersebut akan ada dampak sosial

dari kehidupan masyarakat berupa gunjingan, celaan, dan lain-lain.

Page 140: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Untuk itu, dapat dikatakan bahwa faktor sosial dari masyarakat juga

dapat menimbulkan perubahan pada perilaku seseorang, khususnya

disini adalah perilaku kesehatan.

4. Kesehatan Masyarakat

Indikator yang termasuk didalamnya adalah Menjadi peserta

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Melakukan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) minimal seminggu sekali. Dari

hasil penelitian, indikator kesehatan masyarakat yang berupa menjadi

peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat diperngaruhi oleh faktor

ekonomi dan sosial. Tingkat pendapatan seseorang sangat menentukan

apakah orang tersebut dapat menjangkau berbagai pelayanan khsusnya

disini adalah pelayanan kesehatan. Bagi masyarakat miskin yang

masih memiliki kendala dalam menjangkau pelayanan

kesehatan/berobat seperti kekurangan biaya, pemerintah menyediakan

fasilitas kesehatan berupa JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan)

yang berupa askes dan jamkesmas. Fasilitas tersebut akan memberikan

kemudahan bagi masyarakat khususnya masyarakat kalangan bawah

dalam upaya pencarian pelayanan kesehatan. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa dari informan yang berasal dari kalangan

menengah keatas, mereka tidak menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan karena mereka sudah merasa mampu untuk menjangkau

Page 141: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

pelayanan kesehatan tanpa harus menjadi peserta Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan tersebut. Dengan begitu, faktor ekonomi juga

memperngaruhi perilaku masyarakat dalam menentukan pencarian

pelayanan kesehatan.

D. Evaluasi Implementasi Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga

Penelitian ini merupakan evaluasi kualitatif yaitu penelitian terhadap

program yang sudah atau sedang berjalan dimana bertujuan untuk mengukur

akibat dan dampak dari suatu program sebagai landasan bagi penyusunan

kebijaksanaan dan rancangan program yang akan datang. Proses evaluasi

dimaksudkan untuk menguraikan dan memahami dinamika internal berjalannya

suatu program. (Michael Quinn Patton, 2006: 30).

Sedangkan menurut Herbert H. Hyman penelitian evaluasi adalah

prosedur penemuan fakta tentang aksi-aksi social yang direncanakan. Dari definisi

tersebut didalamnya mencakup 2 substansi yaitu, aspek konseptual : yaitu adanya

hubungan aktifitas dengan tujuan yang diinginkan, serta aspek metodologis yeitu

bagaimana mengukur akibat atau dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas

program.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi mengandung

pengertian:

Page 142: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

1. dari sudut spesifikasi obyeknya berarti menilai hasil berbagai macam

program yang dilaksanakan pemerintah berkaitan dengan problem yang

dihadapi masyarakat.

2. dari sudut teknik penilaian merupakan cara untuk mengumpulkan data

yang diperlukan untuk menilai hasil dari program pemerintah tadi.

3. dari sudut analisisnya akan dapat menunjukkan hasil akhir (kesimpulan)

dari kegiatan menilai program pemerintah tersebut, apakh efektif atau

tidak, mempunyai dampak positif lebih daripada negatifnya atau

sebaliknya.

M. T. Feurstein (1986 : 8) menyatakan bahwa hasil evaluasi berarti

membantu mereka yang terlibat dalam banyak jenis program pengembangan

untuk menafsir nilai pekerjaan yang sedang mereka lakukan. Dalam Penelitian ini

untuk melihat keberhasilan dari suatu program yang telah dicanangkan dan

dilaksanakan, peneliti menggunakan indicator yang diungkapkan oleh M.T

Feurstein yang mencakup 9 indikator untuk menilai efektivitas terhadap

pelaksanaan suatu program yaitu antara lain :

1. Availabilitas yaitu aspek itu sesuatu itu ada dan tersedia

Yang dimaksudkan disini adalah lokasi yang dijadikan sebagai tempat

untuk pelaksanaan program dan juga alokasi dana dari pemerintah

serta sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program.

Kelurahan Mojosongo khususnya bantaran Kalianyar yaitu Kampung

Page 143: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Sabrang Lor RT 05 RW 08 merupakan salah satu wilayah di kota

Surakarta dimana program PHBS pada tatanan rumah tangga

dilaksanakan. Sedangkan dana yang dialokasikan untuk pelaksanaan

program ini masih sangat terbatas, standar biaya pelaksanaan program

PHBS ini juga disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing

sehingga pelaksanaannya belum dapat maksimal. Untuk wilayah Kota

Surakarta, menurut pelaksana program dana yang dialokasikan untuk

pelaksanaan program PHBS tatanan rumah tangga juga masih sangat

minim yaitu sebesar Rp 43.793.000,00. Dana tersebut apabila

digunakan untuk pelaksanaan program dengan sasaran seluruh

masyarakat kota Surakarta sangat tidak mencukupi. Untuk pencapaian

keberhasilan dan hasil yang maksimal, diperlukan perencanaan

financial yang matang agar semua tepat sasaran.

2. Relevansi yaitu seberapa jauh sesuatu hal dapat dikatakan relevan

dengan tujuan diadakannya program.

Tujuan pelaksanaan program PHBS di tatanan rumah tangga adalah

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota keluarga

di tatanan rumah tangga terhadap program kesehatan ibu dan anak,

gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup sehat dan jaminan pelayanan

kesehatan masyarakat. Program PHBS juga diarahkan untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

Page 144: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka

jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan pendidikan

untuk meningkatkan pengetahuan sikap, perilaku agar dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara

dan meningkatkan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Akan tetapi, tujuan itu tidak akan berjalan dengan

baik dan sesuai rencana tanpa adanya kerja sama yang baik antara

pelaksana program dan masyarakat sebagai sasaran program. Kemauan

dan kesadaran dari masyarakat juga sangat mempengaruhi

keberhasilan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk

mencapai Solo Sehat 2010. Sejauh ini, menurut pemerintah,

masyarakat keseluruhan khususnya bantaran Kalianyar belum

memiliki kesadaran yang kuat untuk menerapkan perilaku hidup bersih

dan sehat, sehingga diperlukan usaha yang lebih dari pelaksana

program untuk meningkatkan pemahaman terhadap masyarakat. Hal

tersebut sesuai dengan salah satu alasan diluncurkannya program ini

yaitu untuk mengubah paradigma masyarakat dari paradigma sakit

menjadi paradigma sehat. Dimana paradigma sakit selama ini

masyarakat berfikir bahwa apabila sakit, masyarakat miskin dapat

berobat dengan gratis dan mudah, akan tetapi pemerintah ingin

mengubah pola pikir tersebut agar masyarakat tidak berfikit untuk

Page 145: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

berobat, akan tetapi berusaha untuk berperilaku sehat dan tidak sakit.

3. Aksesabilitas yaitu aspek sesuatu yang ada benar-benar terjangkau

oleh mereka yang memerlukan.

Sasaran dari program PHBS adalah seluruh masyarakat yang tinggal

diwilayah kota Surakarta. Sedangkan penelitian ini memfokuskan pada

wilayah bantaran Kalianyar, Kampung Sabrang Lor RT 05 RW 08.

Masyarakat dari semua kalangan, yaitu dari kalangan atas sampai

kalangan bawah dituntut kemauan dam kesadarannya untuk

menerapkan perilaku kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Para

petugas kesehatan berusaha memberikan pengarahan, penyuluhan serta

keteladanan bagi seluruh masyarakat melalui sosialisasi secara door to

door kepada anggota keluarga. Masyarakat dapat memperoleh

berbagai informasi tentang kesehatan melalui sosialisasi tersebut.

Pelaksanaan program PHBS ini juga untuk meningkatkan pengetahuan

dan kemauan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS dan agar

anggota rumah tangga berperan aktif dalam gerakan PHBS di

masyarakat.

4. Kebergunaan yaitu sejauh mana sesuatu yang telah dimanfaatkan

untuk mencapai tujuan.

Tujuan pelaksanaan program PHBS di tatanan rumah tangga adalah

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota keluarga

Page 146: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

di tatanan rumah tangga terhadap program kesehatan ibu dan anak,

gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup sehat dan jaminan pelayanan

kesehatan masyarakat. Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program

PHBS, program ini kurang dilaksanakan dengan baik sesui rencana

yaitu berupa pembekalan pengetahuan, sosialisasi kepada masyarakat

serta pendataan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah

tangga dengan mengisi blangko yang telah disediakan. Pada petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk teknis, terdapat upaya pemberdayaan

masyarakat yang berupa advokasi, bina suasana dan gerakan

masyarakat. Akan tetapi hal tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan,

pernyataan tersebut disetujui oleh pembuat kebijakan maupun

pelaksana kegiatan. Sangat sulit untuk memanfaatkan sumber daya

yang ada, dengan berbagai keterbatasan termasuk keterbatasan biaya.

Akan tetapi, sarana dan prasarana yang ada juga telah dimanfaatkan

untuk mendukung pelaksanaan program PHBS tersebut, misal ATK

dan blangko pengisian PHBS. Menurut pendapat dari salah satu kader

posyandu, sebenarnya pelaksanaan program ini kurang maksimal dan

kurang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.

Untuk itu, kedepannya diharapkan dari pembuat kebijakan serta

pelaksana kegiatan lebih konsisten dalam menjalankan suatu program.

5. Ketercakupan yaitu aspek program yang sudah mencakup dari

Page 147: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

masyarakat yang menjadi sasaran program.

Program PHBS ini diperuntukkan bagi seluruh masyarakat di wilayah

Kota Surakarta dan dikhususkan pada tatanan rumah tangga. Dari

jumlah indikator perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga

yang berjumlah 16, akan di bagi menjadi 4 aspek program prioritas

yaitu :

- Gizi dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

- Kesehatan Lingkungan

- Perilaku

- Kesehatan Masyarakat

Menurut pembuat kebijakan, keempat aspek program prioritas tersebut

sudah mampu mencakup segala kebutuhan dan permasalahan pada

tatanan rumah tangga. Akan tetapi, dengan melihat hasil dari

pelaksanaan program, pemerintah ingin lebih meningkatkan

pengetahuan masyarakat agar mereka mampu mengenali sendiri

permasalahan dalam rumahtangga yang selanjutnya hal tersebut bisa

menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah.

6. Kualitas yaitu menunjukkan kualitas atau standar tertentu yang ingin

dicapai.

Pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini melibatkan

petugas-petugas kesehatan yang meliputi petugas puskesmas,

Page 148: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

kelurahan, petugas posyandu serta ibu-ibu PKK. Berbicara kualitas tak

lepas dari kinerja dimana ukuran pas dan tepat apabila sesuatu itu

dikerjakan oleh ahlinya. Pelaksana program PHBS di Kampung

Sabrang Lor RT 05 RW 08 adalah para petugas poyandu Anggrek.

Peran petugas kesehatan tersebut bisa meningkatkan kualitas

pelaksanaan program PHBS khususnya pada tatanan rumah tangga.

Dalam pelaksanaannya, pelaksana program juga harus meningkatkan

pelaksanaan program dengan dukungan dari berbagai pihak,

khususnya kerjasama dari masyarakat untuk mengenali dan mengatasi

masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga dan agar dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara

dan meningkatkan kesehatan diri maupun keluarga.

7. Usaha yaitu menunjukkan apa dan berapa banyak yang diinvestasikan

dalam pelaksanaan program untuk mencapai tujuan

Dalam proses pelaksanaan program PHBS hingga saat ini berbagai

usaha terus digalakkan oleh pemerintah khususnya Dinas Kesehatan

kepada masyarakat maupun pelaksana program. Berbagai usaha yang

telah dilakukan antara lain pelatihan-pelatihan kepada pelaksana

program lebih sering diadakan, sosialisasi dengan membuat selebaran

juga sudah dilakukan, juga penjelasan kepada masyarakat tentang

bahaya dari tidak berperilaku sehat dan juga keuntungannya melalui

Page 149: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

film, video, foto maupun gambar. Akan tetapi semuanya memang

kembali kepada kesadaran dan kemauan dari masing-masing individu

untuk mau menerapkan perilaku-perilaku yang diharapkan.

8. Efisiensi yaitu merupakan aspek sumber daya dan aktifitas telah

dimanfaatkan dengan baik.

Berdasarkan penjelasan dari pembuat kebijakan, pengkajian sumber

daya yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan program PHBS

disini antara lain :

Ø Kajian tenaga pelaksana PHBS, secara kuantitas (jumlah) dan

pelatihan yang pernah diikuti oleh lintas program maupun lintas

sektor

Ø Penjajagan jenis media dan sarana yang dibutuhkan dalam jumlah

dan sumbernya seperti penyediaan ATK untuk pencatatan dan

pelaporan.

Dalam hal pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan sehat,

sumber daya yang terlibat didalamnya diantaranya adalah petugas

puskesmas, kader posyandu, aparat kelurahan, RT maupun RW

setempat serta ibu-ibu yang tergabung dalam PKK. Mereka merupakan

orang-orang yang dipercaya sebagai wakil dari kalangan masyarakat

untuk mendapatkan kajian dari pembuat kebijakan yaitu Dinas

Kesehatan Kota Surakarta berupa pelatihan dan sosialisasi dari

Page 150: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

pemerintah. Selanjutnya, apa yang mereka dapatkan dari kajian-kajian

tersebut nantinya harus mereka sampaikan dalam bentuk pengarahan

dan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang apa saja yang mereka

dapatkan terkait dengan kesehatan baik kesehatan diri maupun

lingkungan sekitarnya. Pelaksana program perilaku bersih dan sehat

merupakan sumber daya yang terlatih dengan pembekalan melalui

beberapa kegiatan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan

komitmen pengelola program. Sedangkan sarana lain yang digunakan

berupa ATK atau blangko pendataan PHBS tatangan rumah tangga

yang digunakan untuk mencatat perilaku keseharian masyarakat.

Blangko tersebut akan ditempel didepan rumah masing-masing kepala

keluarga. Diperlukan kerjasama yang baik antara pelaksana program

agar program ini dapat terlaksana dengan baik dan tertib.

9. Hasil : merupakan hasil akhir dari pelaksanaan program.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan salah satu

program yang digalakkan oleh Kantor Pusat Promosi Kesehatan yang

merupakan bagian dari Departemen Kesehatan dengan tujuan untuk

memberdayakan setiap individu agar sadar, mau dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan tujuan

memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya. Selain itu

bermanfaat pula untuk mencegah terjadinya penyakit dan melindungi

Page 151: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

diri dari ancaman penyakit. Program tersebut bertujuan juga untuk

menambah tingkat pengetahuan seseorang tentang sehat-sakit.

Dengan adanya sosialisasi dan pengarahan tersebut, dapat dilihat

bahwa ada perubahan yang terjadi dalam perilaku masyarakat dalam

kesehariannya. Dalam aspek Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),

masyarakat dalam hal ini khususnya ibu-ibu mulai memperhatian hal

tersebut. Dengan adanya pengarahan dari kader posyandu, para ibu

mulai rutin dan tertib membawa anak mereka ke posyandu setiap

bulannya untuk menimbang dan imunisasi dengan tujuan untuk

mengetahui perkembangan anak. Hal-hal lain seperti gaya hidup dan

perilaku kesehatan juga mulai menampakkan perubahan, ditandai

dengan berkurangnya perilaku merokok, mengkonsumsi minuman

keras serta narkotika.

Terlepas dari keberhasilan diatas, terdapat pula kekurangan dalam

upaya pelaksanaan program PHBS tersebut. Untuk aspek kesehatan

lingkungan seperti penggunaan jamban sehat dan pembuangan sampah

masih menjadi masalah yang perlu dipecahkan bagi pembuat

kebijakan. Hal tersebut dikarenakan perilaku masyarakat bantaran

sungai yang masih belum bisa dikatakan sehat, terbukti dengan masih

banyaknya warga yang membuang sampah disungai dan masih ada

sebagian warga yang membuang hajat disungai, tepatnya dibelakang

Page 152: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

rumah mereka. Perilaku tersebut sangat berpotensi untuk menimbulkan

pencemaran lingkungan sekitar yang langsung berhubungan dan

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Selain hal diatas, aspek kesehatan masyarakat juga masih perlu

ditingkatkan untuk mencapai keberhasilan. Yang termasuk didalamnya

adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan kepesertaan dalam

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Untuk PSN, masih kurangnya

perhatian dan kepedulian masyarakat masih perlu diperhatikan. Selain

itu, Pelayanan yang disediakan pemerintah kota Surakarta dalam hal

kesehatan seperti Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dapat dlihat

bahwa belum semua lapisan masyarakat dapat mengakses pelayanan

kesehatan tersebut. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan masyarakat

akan adanya pelayanan tersebut masih sangat kurang. Oleh karena itu

diperlukan sosialisasi yang lebih untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat akan pentingnya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

khususnya bagi masyarakat miskin.

Melihat uraian diatas, program ini belum bisa dikatakan berhasil

mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Dari hasil penelitian,

didapatkan bahwa dari informan yang berjumlah 10, hanya sebesar

60% yang masuk kategori Sehat Utama, sedangkan 40% masuk dalam

kategori Sehat Madya. Sedangkan, harapan dari Dinas Kesehatan Kota

Page 153: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Surakarta, standar nilai IPKS yang diharapkan dari keseluruhan

masyarakat adalah adalah Sehat Utama dan Paripurna sebanyak 65%.

Dengan begitu program ini sudah bisa dikatakan berhasil mencapai

Solo Sehat 2010. Untuk itu, dari hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan program PHBS untuk mencapai Solo Sehat 2010

diwilayah bantaran Kalianyar khususnya Kampung Sabrang Lor RT 05

RW 08 ini belum maksimal. Untuk mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya, diperlukan kesadaran masyarakat untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat dalam upaya memeliharan kesehatan diri

maupun lingkungan. Hal tersebut belum atau masih kurang tecermin

dalam perilaku keseharian masyarakat bantaran Kalianyar. Masih

banyak aspek yang perlu ditingkatkan, baik pemahaman maupun

sarana yang telah disediakan. Selain hal tersebut, hal yang perlu

ditingkatkan adalah aspek partisipasi masyarakatnya. Masyarakat juga

perlu diajak serta mengidentifikasi dan membahas masalah kesehatan

serta mencari alternatif pemecahan masalah-masalah itu. Artinya,

masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi dari petugas

kesehatan, melainkan ikut aktif mencari masalah kesehatan yang

dirasakan penduduk, memikirkan jalan keluarnya, mencari sumber

daya yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah-masalah

tersebut, serta ikut dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan. Dengan

Page 154: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

begitu, akan memperluas dan memperdalam pemahaman masyarakat

tentang kesehatan dan mereka merasa ikut merencanakan suatu

kegiatan kesehatan sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tersebut

mereka lebih termotivasi untuk berperan serta.

Perlu juga dari pihak pembuat kebijakan serta petugas terlatih

menanamkan kesadaran dan motivasi kepada masyarakat. Dalam hal

ini individu, kelompok, maupun masyarakat, diberi pengertian yang

benar tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka baik

secara langsung ataupun tidak langsung, yaitu misalnya melalui film,

slide, photo, gambar, atau cerita, bagaimana bahayanya perilaku yang

tidak sehat, dan apa untungnya kalau berperilaku sehat. Hal ini

diharapkan akan bisa membangkitkan keinginan mereka untuk

berperilaku hidup sehat Selanjutnya berkali-kali disampaikan ataupun

ditunjukkan kepada mereka bahwa telah makin banyak orang yang

berperilaku sehat tersebut dan sekaligus ditunjukkan atau disampaikan

pula keuntungan-keuntungannya, hingga mereka akan tergerak untuk

berperilaku sehat.

Page 155: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu factor

yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu

dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut,

pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia Sehat 2010. Visi Indonesia Sehat

2010 yang telah diterapkan Departemen Kesehatan merupakan visi yang ideal

tentang gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yaitu kehidupan

masyarakat Indonesia yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan dengan

perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010 didukung dengan telah ditetapkannya

Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Salah satu subsistem dari SKN adalah

subsistem pemberdayaan masyarakat. Selain itu, kebijakan nasional promosi

kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan Visi

Nasional Promosi Kesehatan yaitu :”Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010

(PHBS 2010)”.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan upaya untuk

Page 156: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan pendidikan untuk meningkatkan

pengetahuan sikap, perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan

pemberdayaan masyarakat agar mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam

tatanan rumah tangga agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka

menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. PHBS merupakan wujud

keberadaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan perilaku

hidup bersih dan sehat.

Pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini melibatkan

petugas-petugas kesehatan yang meliputi petugas puskesmas, kelurahan, petugas

posyandu serta ibu-ibu PKK sebagai pelaksana program. Pelaksana program

tersebut mendapatkan pembekalan berupa pelatihan, seminar, lokakarya serta

diskusi yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan yang selanjutnya mereka

akan memberikan sosialisasi, pemahaman, keteladanan serta dukungan kepada

masyarakat untuk mau menerapkan perilaku kesehatan yang sesuai dengan

keenambelas indicator PHBS tatanan rumahtangga. Serangkaian kegiatan

pembekalan tersebut dilakukan agar kelompok pelaksana ini dapat

mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta memotivasi petugas untuk

membantu masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.

Page 157: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Untuk wilayah bantaran Kalianyar, khususnya Kampung Sabrang Lor RT 05 RW

08, sosialisasi kepada masyarakat khsususnya kepada kepala rumah tangga

tersebut dilakukan oleh kader Posyandu setempat. Sedangkan sosialisasi yang

dilakukan oleh kader Posyandu tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman

dan keteladanan kepada masyarakat agar mereka sadar, mampu dan mau untuk

menerapkan perilaku kesehatan.

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa dari informan yang berjumlah 10,

hanya sebesar 60% yang masuk kategori Sehat Utama, sedangkan 40% masuk

dalam kategori Sehat Madya. Sedangkan, harapan dari Dinas Kesehatan Kota

Surakarta, standar nilai IPKS yang diharapkan dari keseluruhan masyarakat

adalah adalah Sehat Utama dan Paripurna sebanyak 65%. Dengan begitu program

ini sudah bisa dikatakan berhasil mencapai Solo Sehat 2010. Untuk itu, dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program PHBS untuk mencapai

Solo Sehat 2010 diwilayah bantaran Kalianyar khususnya Kampung Sabrang Lor

RT 05 RW 08 ini belum maksimal. Ada beberapa hal yang masih perlu

ditingkatkan, misalnya aspek partisipasi masyarakatnya. Masyarakat juga perlu

diajak serta mengidentifikasi dan membahas masalah kesehatan serta mencari

alternatif pemecahan masalah-masalah itu. Artinya, masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi dari petugas kesehatan, melainkan ikut aktif mencari masalah

kesehatan yang dirasakan penduduk, memikirkan jalan keluarnya, mencari

sumber daya yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah-masalah

Page 158: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

tersebut, serta ikut dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan. Dengan begitu, akan

memperluas dan memperdalam pemahaman masyarakat tentang kesehatan dan

mereka merasa ikut merencanakan suatu kegiatan kesehatan sehingga dalam

pelaksanaan kegiatan tersebut mereka lebih termotivasi untuk berperan serta.

B. SARAN

1. Untuk Kalangan Akademisi

a. Semoga penelitian ini dapat menggugah kita semua akan pentingnya

peran evaluasi dalam berbagai program yang berlangsung terutama

program yang menyangkut tentang kebijakan public yang menyangkut

kehidupan orang banyak, walaupun hasil penelitian ini masih jauh dari

sempurna.

b. Tidak ada lagi perbedaan baik buruk apa itu Penelitian Murni,

Penelitian Terapan, apa itu Kuantitaif, Kualitatif, Evaluasi dan apapun

juga itu semua hanyalah sebuah cara atau metode untuk menuju hasil

dalam penelitian.

2. Untuk Pemerintah khususnya Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Pelaksanaan program PHBS seharusnya tidak hanya dari pelaksana

kegiatan yang memberikan informasi dan sosialisasi kepada tiap tatanan

rumah tangga dan masyarakat, akan tetapi pemerintah juga harus berusaha

mengajak masyarakat untuk ikut serta mengidentifikasi dan membahas

Page 159: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/6200/1/176501811201108431.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

masalah kesehatan serta mencari alternatif pemecahan masalah-masalah

itu. Sehingga pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan juga

semakin bertambah.

3. Untuk Pelaksana Program, khusunya Kader Posyandu. Pendekatan kepada

tiap-tiap anggota keluarga lebih ditingkatkan lagi mengingat perilaku dari

masyarakat bantaran Kalianyar masih kurang mencerminkan perilaku

yang sehat. Pendekatan yang dilakukan harus sesuai dengan petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk teknis yang ada yaitu pemberdayaan masyarakat

melalui advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat. Pemahaman

mereka akan kesehatan baik kesehatan diri maupun lingkungan perlu

ditingkatkan.

4. Untuk Informan, perlu disadari bahwa untuk menjaga kesehatan baik diri,

keluarga maupun lingkungan sekitar, faktor kesadaran dari diri sendiri

merupakan faktor yang paling penting untuk menjaga serta

meningkatkannya. Hal tersebut merupakan salah satu upaya pencegahan

(preventif).