91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MASYARAKAT UNTUK TINGGAL DI LOKASI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Disusun oleh : SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : FEBRIA DWI PRATIWI F0108013 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

  • Upload
    vankiet

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

MASYARAKAT UNTUK TINGGAL

DI LOKASI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Disusun oleh :

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

FEBRIA DWI PRATIWI F0108013

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN MOTTO

§ Maju terus pantang mundur.

§ Hidup di dunia cuma sekali maka manfaatkan hidup dengan sebaik

mungkin.

§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju

keberhasilan dan sukses ( Suwito ).

§ Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT

beserta orang – orang yang sabar ( Qs. Al – Baqaroh ).

§ Manfaatkan waktu sebaik mungkin supaya kelak tidak ada suatu

penyesalan.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan

untuk :

1. Ayahku ( Alm ) dan Ibuku tersayang.

2. Kakakku tersayang.

3. Kakek dan Nenekku tersayang.

4. Teman – temanku KBSTTC dan Wog2girls.

5. Almamater.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah AWT atas

limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan permukiman”. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana

Strata S1 Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa selama

penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun berkat doa,

bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu secara khusus penulis

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Dr.Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta ;

2. Bapak Drs Supriyono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta ;

3. Bapak Malik Cahyadin, SE,M.Si selaku pembimbing skripsi yang selalu

memberi petunjuk dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini ;

4. Segenap Dosen dan seluruh Staf Kantor TU Program Strata Satu Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,

yang telah membantu proses pelaksanaan Pendidikan dan Penelitian ;

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Bapak Drs. Triprasetyo ( Alm ) Ibu Puji Hastuti dan Nurul Hastria selaku

Bapak,Ibu dan kakak penulis, yang telah mendukung penulis sampai saat

ini ;

6. Nyunyun, Dita, Friza, Wahyu, Ahong, Haidar, Bambang, Andi, Imam,

Shomad, Erika, Iren, Dina, Raras, Hendra dan teman-temanku semua

yang telah memberikan motivasi kepada penulis ;

Penulis menyadari tak ada gading yang tak retak, skripsi ini masih jauh

dari sempurna, kritik dan saran terhadap segala kekurangan yang ada, sangat

penulis harapkan dan penulis mengucapkan terima kasih, penulis berharap semoga

skripsi ini turut memberikan sumbangan manfaat betapapun kecilnya bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Surakarta,

Penulis

Febria Dwi Pratiwi NIM. F0108013

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN .............................................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ......................................................... iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B.Rumusan Masalah ................................................................................... 6

C.Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

D.Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II TELAAH PUSTAKA

A.Landasan Teori ........................................................................................ 9

B.Penelitian Sebelumnya ............................................................................ 34

C.Kerangka Pemikiran ................................................................................ 36

D.Hipotesis ................................................................................................. 38

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 39

B.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 39

C.Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 40

D.Definisi Operasional Variabel Peneliti ................................................... 41

E.Pengukuran Variabel ................................................................................ 43

F.Metode Analisis Data ............................................................................... 46

BAB IV PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Daerah Penelitian ...................................................... 50

B.Karakteristik Responden ......................................................................... 52

C.Analisis Data dan Pembahasan ............................................................... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ............................................................................................. 76

B.Saran ........................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 79

LAMPIRAN

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1 Luas wilayah,Jumlah Penduduk dan Banyaknya rumah .................................... 3

1.2 Proporsi Rumah Permanen,Semi Permanen dan Non Permanen ....................... 5

2.1 Jumlah Tipe – Tipe di Perumahan Wonorejo .................................................... 19

4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin yang Tinggal di Lokasi Perumahan

dan Permukiman ................................................................................................ 52

4.2 Responden Berdasarkan Usia yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan

Permukiman ....................................................................................................... 53

4.3 Responden Berdasarkan Status Pernikahan yang Tinggal di Lokasi

Perumahan dan Permukiman ............................................................................. 54

4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan

Permukiman ....................................................................................................... 55

4.5 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir yang Tinggal di Lokasi

Perumahan dan Permukiman .............................................................................. 56

4.6 Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan yang Tinggal di Lokasi

Perumahan dan Permukiman .............................................................................. 57

4.7 Distribusi Responden Menurut Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat

Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan .................................................................. 58

4.8 Distribusi Responden Menurut Skema Pembayaran dengan Keputusan

Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan ............................................... 59

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.9 Distribusi Responden Menurut Kondisi Lingkungan dengan Keputusan

Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan ............................................. 60

4.10 Distribusi Responden Menurut Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan ................................................................ 61

4.11.Distribusi Responden Menurut Kondisi Fasilitas dengan Keputusan

Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan ............................................. 62

4.12 Distribusi Responden Menurut Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat

Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman .............................................................. 63

4.13 Distribusi Responden Menurut Kondisi Lingkungan dengan Keputusan

Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman .......................................... 64

4.14 Distribusi Responden Menurut Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman .............................................................. 65

4.15.Distribusi Responden Menurut Kondisi Fasilitas dengan Keputusan

Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman .......................................... 66

4.16 Hasil Uji Chi-Square Seluruh Variabel dengan Keputusan Masyarakat Untuk

Tinggal di Lokasi Perumahan ........................................................................... 67

4.17 Hasil Uji Chi-Square Seluruh Variabel dengan Keputusan Masyarakat Untuk

Tinggal di Lokasi Permukiman ......................................................................... 72

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1 Kurva Permintaan ........................................................................................... 22

2.2 Proses Kehidupan Masyarakat ....................................................................... 30

2.3 Tahap Pengambilan Keputusan ...................................................................... 31

2.4 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................................... 37

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

FEBRIA DWI PRATIWI F0108013

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MASYARAKAT UNTUK TINGGAL

DI LOKASI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik masyarakat yang tinggal di lokasi perumahan dan permukiman, untuk mengetahui keterkaitan antara masing – masing variabel harga rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal dilokasi perumahan dan untuk mengetahui keterkaitan antara masing – masing variabel harga rumah, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal dilokasi permukiman. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dengan sampel sejumlah 100 responden yang tinggal di perumahan dan permukiman Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Karanganyar. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis chi- square. Karakteristik responden yang tinggal di perumahan dan permukiman menunjukkan lebih banyak responden yang berjenis kelamin laki – laki, dari segi usia responden paling banyak berusia 36 – 50 tahun, dari segi status pernikahan kebanyakan responden sudah menikah, dari segi pekerjaan responden yang tinggal diperumahan banyak yang bekerja sebagai pegawai swasta dan wiraswasta, sedangkan responden yang tinggal di permukiman banyak yang bekerja sebagai wiraswasta, dari segi pendidikan terakhir responden yang tinggal diperumahan dan permukiman banyak yang berpendidikan terakhir SMA, dari segi penghasilan perbulan responden yang tinggal di lokasi perumahan dan permukiman kebanyakan memiliki penghasilan sebesar Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 dan semua responden memiliki rumah sendiri. Menurut hasil SPSS 16.0 harga, skema pembayaran, aksesibilitas dan kondisi fasilitas memiliki keterkaitan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Kondisi lingkungan tidak memiliki keterkaitan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Harga, kondisi lingkungan dan kondisi fasilitas memiliki keterkaitan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman. Aksesibilitas tidak memiliki keterkaitan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

Kata Kunci : Keputusan Masyarakat, Perumahan, Permukiman dan Chi-Square

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Pasal 5 ayat (1) UU No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau

menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang

sehat, aman, serasi, dan teratur. Masyarakat saat ini mempunyai beberapa

pilihan dalam memiliki rumah. Pilihan tersebut adalah dengan cara

membangun sendiri atau dengan cara sewa, membeli secara tunai atau

angsuran, hibah atau dengan cara lain yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Eny (2009) menjelaskan hubungan antara domisili asal dengan pemilihan

tipe perumahan pada kelas perumahan sederhana, tipe perumahan dengan

jenis pekerjaan (dalam kelas perumahan sederhana), tipe perumahan dengan

luas kaveling (dalam kelas perumahan menengah), tipe perumahan dengan

alasan pindah ke perumahan (dalam kelas perumahan menengah). I Putu

(2007) menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat preferensi

adalah faktor lokasi, harga, sistem pembayaran, sarana prasarana dan desain

bangunan perumahan dan Nurul (2009) menjelaskan faktor – faktor yang

mempengaruhi keputusan masyarakat untuk memilih tinggal di kawasan

perumahan yaitu harga rumah, tipe rumah, status pekerjaan, pendidikan,

besaarnya penghasilan, sistem pembayaran yang dikredit, kenyamanan

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

lingkungan, kemudahan alat transportasi, tersedianya PDAM, tersedianya

listrik, terjaminnya keamanan dan tersedianya fasilitas lainnya. Berdasarkan

penelitian sebelumnya diatas tentang faktor – faktor yang mempengaruhi

keputusan masyarakat sehingga dijadikan acuan bagi peneliti untuk meneliti

faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk tinggal di

lokasi perumahan dan permukiman Wonorejo Kecamatan Gondangrejo

Karanganyar.

Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kecamatan yang meliputi 177

desa/kelurahan ( 15 kelurahan dan 162 desa). Desa/ Kel. tersebut terdiri dari

1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.876 RW dan 6.130 RT. Kecamatan Jumapolo

memiliki jumlah dusun terbesar yakni 102 dusun, sedangkan jumlah dusun

yang terkecil ada di kecamatan Jenawi sebesar 34. Jumlah Dukuh terbesar

dimiliki oleh karangpandan, kerjo, dan kecamatan Karanganyar, masing-

masing sebesar 197, 193, dan 191, sedangkan kecamatan yang memiliki

jumlah dukuh terkecil adalah Tawangmangu sebanyak 82. Jumlah RW

terbesar dimiliki oleh Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Kebakkramat

dan Jatipuro, masing – masing sebesar 164,159, 124 dan 124, sedangkan

jumlah RW terkecil adalah Kecamatan Jenawi, Tasikmadu, dan Kerjo,

masing – masing sebesar 60, 80 dan 92.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tabel 1.1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Banyaknya Rumah dirinci menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2009

NO Kecamatan

Luas Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Banyaknya Rumah Berdasarkan Jenisnya

Permanen (Unit)

Semi Permanen

(Unit)

Non Permanen

(Unit) 1 Jatipuro 40,36 38.243 7.396 157 796 2 Jatiyoso 67,16 40.536 8.587 0 38 3 Jumapolo 55,67 48.140 9.182 8.401 624 4 Jumantono 53,55 49.328 10.704 923 452 5 Matesih 26,27 46.565 9.265 384 124 6 Tawangmangu 70,03 45.532 8.875 891 631 7 Ngargoyoso 65,34 35.593 7.021 447 145 8 Karangpandan 34,11 43.596 7.296 1.512 393 9 Karanganyar 43,03 76.626 13.307 2.834 1.461 10 Tasikmadu 27,6 56.283 12.578 889 281 11 Jaten 25,55 70.993 18.435 216 15 12 Colomadu 15,64 61.434 14.977 412 280 13 Gondangrejo 56,8 69.264 7.890 2.448 7.435 14 Kebakkramat 36,46 59.447 12.654 1.089 329 15 Mojogedang 53,31 65.528 11.000 944 1.570 16 Kerjo 46,82 37.786 7.291 588 361 17 Jenawi 56,08 27.927 5.820 793 389 Jumlah 773,78 872.821 172.278 22.928 15.324

Sumber Data : BPS Kab. Karanganyar Tahun 2009

Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa penduduk Kabupaten

Karanganyar padat sehingga mendorong munculnya perumahan dan

permukiman baru. Jumlah Penduduk di Kabupaten Karanganyar berdasakan

registrasi tahun 2009 sebanyak 872.821 jiwa, terdiri dari laki-laki 433.840

jiwa dan perempuan 438.981 jiwa. Pertambahan penduduk sebanyak 7.241

jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,84 %. Kecamatan dengan

penduduk terbanyak adalah kecamatan Karanganyar, yaitu 76.626 jiwa (8,78

%), kemudian kecamatan Jaten, yaitu 70.993 jiwa (8,13 %), dan kecamatan

Gondangrejo, yaitu 69.264 jiwa (7,94 %). Kecamatan dengan jumlah

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

penduduk paling sedikit adalah kecamatan Jenawi, yaitu 27.927 jiwa (3,20

%), kemudian Kecamatan Ngargoyoso, yaitu 35.593 jiwa (4,08 %) dan

kecamatan Kerjo, yaitu 37.786 jiwa (4,33 %).

Banyaknya rumah di Kabupaten Karanganyar berdasarkan registrasi tahun

2009 adalah 201.969 unit. Rumah permanen 171.278 unit, semi permanen

15.367 unit, non permanen 15.324 unit. Pertambahan banyaknya rumah

sebanyak 1688 unit dibandingkan tahun 2008. Kecamatan dengan rumah

permanen, semi permanen dan non permanen terbanyak adalah Kecamatan

Jaten, yaitu 18.666 unit, kemudian Kecamatan Gondangrejo, yaitu 17.773

unit, dan Kecamatan Karanganyar, yaitu 17.602 unit. Kecamatan dengan

rumah permanen, semi permanen dan non permanen paling sedikit adalah

Kecamatan Kebakkramat, yaitu 4.072 unit, kemudian Kecamatan Jenawi,

yaitu 6.002 unit, dan Kecamatan Ngargoyoso, yaitu 7.613 unit.

Berdasarkan Tabel 1.2 dibawah dapat diketahui bahwa Kecamatan Jaten

memiliki proporsi rumah permanen paling besar yaitu 10,7%, Kecamatan

Colomadu dengan proporsi sebesar 8,69%, Kecamatan Karanganyar dengan

proporsi sebesar 7,72%, Kecamatan Kebakkramat dengan proporsi sebesar

7,35%, Kecamatan Tasikmadu dengan proporsi 7,30%, Kecamatan

Mojogedang dengan proporsi 6,39%, kemudian Kecamatan Jumantono,

Matesih, Jumapolo, Tawangmangu, Jatiyoso, Gondangrejo, Jatipuro,

Karangpandan, Kerjo Ngargoyoso dan Jenawi dengan proporsi sebesar

6,21%, 5,38%, 5,33%, 5,15%, 4,98%, 4,58%, 4,29%, 4,24%, 4,23%, 4,08%

dan 3,38%.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1.2. Proporsi Rumah Permanen, Semi Permanen dan Non Permanen

NO Kecamatan

Proporsi Rumah

Permanen (%)

Proporsi Rumah

Semi Permanen

(%)

Proporsi Rumah

Non Permanen

(%) 1 Jatipuro 4,29 0,68 5,19 2 Jatiyoso 4,98 0,00 0,25 3 Jumapolo 5,33 36,64 4,07 4 Jumantono 6,21 4,03 2,95 5 Matesih 5,38 1,67 0,81 6 Tawangmangu 5,15 3,89 4,12 7 Ngargoyoso 4,08 1,95 0,95 8 Karangpandan 4,24 6,59 2,56 9 Karanganyar 7,72 12,36 9,53 10 Tasikmadu 7,30 3,88 1,83 11 Jaten 10,70 0,94 0,10 12 Colomadu 8,69 1,80 1,83 13 Gondangrejo 4,58 10,68 48,52 14 Kebakkramat 7,35 4,75 2,15 15 Mojogedang 6,39 4,12 10,25 16 Kerjo 4,23 2,56 2,36 17 Jenawi 3,38 3,46 2,54 JUMLAH 100,0 100,00 100,00

Sumber Data : BPS Kab. Karanganyar Tahun 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa proporsi rumah semi

permanen terbesar adalah Kecamatan Jumapolo yaitu sebesar 36,64%.

Kecamatan Karanganyar dengan proporsi sebesar 12,36%. Kecamatan

Gondangrejo dengan proporsi sebesar 10,68%. Kecamatan Karangpandan

dengan proporsi sebesar 6,59%. Kecamatan Kebakkramat dengan proporsi

sebesar 4,75%. Kecamatan Mojogedang, Jumantono, Tawangmangu,

Tasikmadu, Jenawi, Kerjo, Ngargoyoso, Colomadu, Matesih, Jaten, Jatipuro

dan Jatiyoso dengan proporsi sebesar 4,12%, 4,03%, 3,89%, 3,88%, 3,46%,

2,56%, 1,95%, 1,80%, 1,67%, 0,94%, 0,68% dan 0%. Proporsi rumah non

permanen terbesar adalah Kecamatan Gondangrejo dengan proporsi sebesar

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

48,52%, Kecamatan Mojogedang dengan proporsi sebesar 10,25%,

Kecamatan Karanganyar dengan proporsi sebesar 9,53%, Kecamatan Jatipuro

dengan proporsi sebesar 5,19%, Kecamatan Tawangmangu dengan proporsi

sebesar 4,12%, Kemudian Kecamatan Jumapolo, Jumantono, Karangpandan,

Jenawi, Kerjo, Kebakkramat, Tasikmadu, Colomadu, Ngargoyoso, Matesih,

Jatiyoso dan Jaten dengan proporsi sebesar 4,07%, 2,95%, 2,56%, 2,54%,

2,36%, 2,15%, 1,83%, 1,83%, 0,95%, 0,81%, 0,25% dan 0,10%.

Penelitian ini akan menganalisis mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan

permukiman. Lokasi penelitian yaitu Perumahan dan Permukiman Wonorejo

Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Kecamatan Gondangrejo

memiliki Luas wilayah yang cukup besar dibandingkan kecamatan –

kecamatan yang lainnya yaitu sebesar 56,8 km2, memiliki jumlah penduduk

69.264 jiwa dan memiliki banyak jenis rumah baik permanen, semi permanen

dan non permanen sebesar 17.773 unit dengan proporsi 4,58% pada jenis

rumah permanen, 10,68% pada jenis rumah semi permanen, dan 48,52% pada

jenis rumah non permanen . Dengan melihat luas wilayah yang cukup

besar,jumlah penduduk yang banyak dan jumlah unit rumah yang besar

dijadikan alasan bagi peneliti untuk memilih lokasi tersebut untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa

masalah penelit sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik masyarakat yang tinggal di lokasi perumahan dan

permukiman?

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Apakah ada keterkaitan antara masing – masing variabel harga rumah,

skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas

dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan?

3. Apakah ada keterkaitan antara masing – masing variabel harga rumah,

kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat yang tinggal di lokasi

perumahan dan permukiman.

2. Untuk mengetahui keterkaitan antara masing – masing variabel harga

rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi

fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

3. Untuk mengetahui keterkaitan antara masing – masing variabel harga

rumah, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan

keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

D. Manfaat Penelitian

Dengan melaksanakan penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh manfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu ekonomi dan

dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain yang melakukan

penelitian serupa.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Manfaat Praktis :

a. Bagi Pemerintah

Dengan mengetahui faktor-faktor yang paling banyak mempengaruhi

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan permukiman maka

dapat dijadikan pemerintah untuk menambah peraturan adanya

fasilitas tambahan untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat di

perumahan dan permukiman.

b. Bagi Pengembang Perumahan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

pengembang dalam meningkatkan mutu dan kualitas perumahan.

c. Bagi Masyarakat

Memberikan gambaran dan penjelasan kepada masyarakat mengenai

hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam

memutuskan membeli rumah diperumahan dan permukiman.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi Perumahan dan Permukiman

Perumahan adalah tempat (ruang) dengan fungsi dominan untuk

tempat tinggal. Untuk pengertian secara lanjut, menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974 perumahan dapat diartikan dari

beberapa elemen dari perumahan, yaitu :

a. Shelter : perlindungan terhadap gangguan eksternal (alam dan

binatang).

b. House : struktur bangunan untuk bertempat tinggal.

c. Housing : perumahan, hal hal yang terkait dengan aktivitas bertempat

tinggal (membangun, menghuni).

d. Habitat : lingkungan kehidupan (tidak sebatas manusia).

Menurut pasal 1 ayat 3, permukiman adalah bagian dari lingkungan

hidup diluar kawasan lindung,baik yang berupa kawasan perkotaan

maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan

dan penghidupan.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Jenis Perumahan

Pada dasarnya perumahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Pembangunan perumahan oleh pemerintah

Proyek pembangunan permukiman termasuk didalamnya

pembangunan rumah, prasarana dasar seperti air bersih, jalan, sampah

dan drainase, fasilitas sosial dan lain-lain pada umumnya dijalankan

dengan model top down. Model pembangunan semacam ini didasari

oleh suatu pendekatan yang berorientasi pada penyediaan (supply side

oriented approach) atau pemerintah sebagai provider, dengan tujuan

menghasilkan rumah dan unsur-unsur permukiman lainnya sebagai

komoditas yang siap untuk dipasarkan secara luas sedangkan

keterlibatan komunitas hanya sebatas sebagai pembeli.

Dalam Metode seperti ini tidak mungkin menempatkan komunitas

sebagai pengambil keputusan. Padahal pihak yang paling

berkepentingan terhadap pembangunan ini adalah masyarakat sebagai

sasarannya. Dengan metode top down pembangunan perumahan,

pemerintah menghadapi permasalahan perumahan yang cukup berat

karena pada kenyataannya pemerintah hanya mampu memenuhi

kebutuhan rumah bagi penduduknya sekitar 10% selebihnya masyarakat

harus berupaya memenuhi kebutuhan rumahnya sendiri dan diharapkan

pemerintah mampu menciptakan iklim yang kondusif dalam mendorong

usaha tersebut (enabler).

Metode top down menempatkan komunitas sebagai salah satu

pelaku yang memimpin proses pengambilan keputusan dalam seluruh

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

proses manajemen mulai dari perencanaan pembangunan sampai

pemeliharaan bangunan fisik. Menurut Adib Adiputra, Ketua REI

Korwil Surakarta upaya untuk menegakkan metode ini telah dilakukan

melalui beberapa model seperti Cobild (Community based Initiatives on

Housing and Local Development), dan P2BPK (Pembanguan

Perumahan Bertumpu Pada Kelompok), KIP Comprehensive, CBD

(Community Based Housing Development).

Model-model pembangunan ini hendak melepaskan diri dari

kontroversi yang mempertentangkan pendekatan bottom up dengan top

down, melalui penerapan konsep partisipasi berbagai pelaku

pembangunan. Konsep ini diwujudkan dengan pembagian atau

pembedaan peran setiap pelaku pada tahapan proyek. Untuk

menerapkan model ini dibutuhkan suatu strategi yang mengatur posisi

dan peran dari berbagai pelaku.

Tahap pertama dalam penerapan model – model pembangunan di

atas dengan pembentukan kelompok atau pengorganisasian, kelompok

menjalani proses mengumpulkan, mengolah dan memetakan berbagai

informasi. Pelaksanaan model-model pembangunan diatas dapat

dilakukan dengan menggunakan suatu metode survei / perencanaan atau

dikenal dengan metode pembangunan perumahan PRA. Participatory

Rural Appraisal yaitu metode pengkajian desa/kampung secara

partisipatif. Pemakaian metode ini dapat dimulai dari perencanaan,

hingga pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi program

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pembangunan. PRA tidak saja diterapkan untuk masyarakat desa namun

dipakai juga untuk mengkaji masyarakat kota dan pinggiran.

b. Pembangunan perumahan secara swadaya

Pengertian perumahan swadaya adalah rumah atau perumahan

yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat baik secara

berkelompok maupun secara sendiri-sendiri. Perumahan swadaya

mempunyai kontribusi yang sangat signifikan dalam pembangunan

rumah secara nasional, diperkirakan mencapai 80 %. Bahkan Prof.

Johan Silas, seorang ahli ekonomi menyebutkan bahwa kontribusi

perumahan swadaya bisa mencapai 90 % selebihnya sekitar 10 - 20 %

dibangun oleh lembaga formal seperti pengembang baik swasta maupun

pemerintah ataupun yayasan.

Menurut hasil seminar di Dinas Kimtaru Jawa Tengah di Semarang 14

Maret 2006 tentang Persiapan Pelaksanaan Program Kredit Mikro

Perumahan Swadaya Bersubsidi diungkapkan bahwa pengertian

Perumahan Swadaya adalah:

1) “ Self Help Housing” yang berarti bahwa rumah bukan hanya

dilihat dari cara pembangunannya yang “Self built” namun lebih

jauh pada “user control” artinya bahwa keterlibatan penuh dari si

penghuni sangat dipentingkan.

2) Rumah bukan dianggap sebagai komoditi namun sebagai kata

kerja karena merupakan suatu proses atau kegiatan (Housing by

process rather than Housing by Product).

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) Yang membedakan dengan rumah formal adalah dalam hal

penggunaan tenaga kerja dalam pembangunan rumah yang lebih

pada“ sweat equity” (dengan keringat sendiri) ditambah dengan

bantuan tukang kalau diperlukan.

4) Bahan bangunan yang digunakan lebih berupa “Stockpiling” bahan

bangunan (bisa baru dan terutama bekas).

5) Sistem Pembiayaan terutama dengan menggunakan kredit mikro

untuk mendukung pembangunan rumah secara bertahap.

Dilihat dari fungsinya, rumah / perumahan swadaya lebih

mementingkan “use value” bukan “commercial value”artinya bahwa

rumah bukan sebagai bahan komoditas sehingga memungkinkan

menempati rumah yang belum selesai. Namun begitu, Kendala yang

dihadapi oleh perumahan swadaya adalah menyangkut relatif kurang

terpenuhiya persyaratan lokasi, kualitas rumah dan kualitas lingkungan,

terutama dukungan prasarana dan sarana. Perhatian baik pemerintah

daerah maupun pemerintah provinsi, kabupaten / kota selama ini masih

sangat terbatas dalam penanganan perumahan swadaya, umunya

berbasis pada proyek dan ad hoc. Proyek yang dilakukan berupa subsidi

pemerintah dalam membangun dan memperbaiki rumah dan

perumahan, baik berupa bahan bangunan rumah, maupun pinjaman

dana untuk membangun atau memperbaiki rumah dengan konsep

bergulir yang digulirkan dalam kelompok masyarakat.

Pada skala proyek, bantuan pemerintah sukses selama proyek

dilaksanakan, tetapi pembinaan pasca proyek umumnya tidak

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berkelanjutan sehingga terjadi kecenderungan kemunduran kualitas

lingkungan maupun rumah yang dibangun secara swadaya. Oleh karena

itu, pembinaan dan pengaturan perumahan swadaya perlu ditingkatkan,

terutama dalam konsep yang lebih menekankan peningkatan

pembangunan dan pengelolaan secara mandiri dan berkelanjutan. Skala

proyek pemberian subsidi pemerintah yang langsung membangun dan

memperbaiki rumah selama ini tidak mampu untuk membantu

percepatan pembangunan dan peningkatan kualitas perumahan

swadaya, karena keterbatasan kemampuan pemerintah untuk

memberikan subsidi kepada masyarakat. Pada hal langkah yang

mendesak dan sangat strategis adalah scaling up proses pembangunan

baru dan peningkatan kualitas perumahan swadaya (Dalam Nurul

Hastria, 2009). Langkah scaling up ini hanya mungkin jika melibatkan

semua potensi yang ada dan dimobilisasikan secara sinergis.

Pendekatan pembangunan perumahan swadaya umumnya tidak

langsung dapat mencapai hasil dalam waktu yang singkat karena

pembangunan rumah dan perumahan swadaya dilaksanakan secara

bertahap, sehingga yang dapat dilakukan adalah mempersingkat waktu

penyelesaian rumah maupun perumahan, dari yang umumnya 10 tahun

sekurang-kurang dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun dengan

memobilisasi potensi yang ada. Potensi peningkatan pendapatan

secara nasional cukup besar tersebar diberbagai departemen, badan

usaha dan swasta, tetapi belum disesuaikan dengan kegiatan atau upaya

untuk meningkatkan pembangunan dibidang perumahan. Dalam hal ini

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang diperlukan adalah memberikan informasi dan kemauan

(willingness) untuk bersinergi saling menguntungkan. Hal ini sejalan

dengan hasil dari Risalah Seminar Nasional ”Membangun

Keswadayaan Masyarakat Miskin untuk Menghuni Rumah yang

Layak” yang diselenggarakan di UNS atas kerjasama Kantor Menpera

dan UNS tanggal 2 - 3 Maret 2006, yaitu:

1) Membangun keswadayaan masyarakat untuk menghuni rumah

yang layak ditempuh dengan mensinergikan upaya pemberdayaan

ekonomi dengan upaya pembangunan rumah.

2) Di dalam membangun keswadayaan melibatkan stakeholders

(pemerintah, swasta, lembaga keuangan dan masyarakat).

3) Membangun keswadayaan memanfaatkan kearifan lokal baik

lembaga, pranata sosial, maupun bentuk dan bahan bangunan.

4) Dalam membangun keswadayaan masyarakat miskin untuk

menghuni rumah yang layak, diperlukan peningkatan kapasitas

masing-masing pelaku.

5) Perguruan tinggi dan lembaga penelitian diharapkan dapat

memberikan dukungan analisis ilmiah dan evaluasi dalam

merumuskan kebijakan dan operasionalisasi kebijakan.

6) Peran lebih dari pemerintah propinsi, kabupaten / kota dalam

memberikan dukungan dan mensinergikan berbagai upaya dan

pengendalian pelaksanaan pemberdayaan ekonomi dan

pembangunan rumah.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

7) Peran pemerintah propinsi, kabupaten dan kota adalah

memberikan jaminan hukum bermukim bagi masyarakat miskin.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan perumahan

rakyat tahun 2005-2009, mewujudkan Visi Pembangunan Perumahan

Rakyat secara bertahap dan sistematis, serta sejalan dengan Misi

Kementerian Negara Perumahan Rakyat maka kebijakan pembangunan

perumahan rakyat Tahun 2005-2009, arah kebijakan dan program,

diantaranya diarahkan pada:

1) Mengembangkan pembangunan perumahan dan permukiman yang

bertumpu pada keswadayaan masyarakat;

2) Meningkatkan fasilitasi dan upaya pemberdayaan masyarakat dalam

pemenuhan kebutuhan rumah yang layak;

3) Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam pembangunan

perumahan;

4) Meningkatkan kapasitas SDM dan pelaku pembangunan Perumahan

dan Permukiman;

Deputi Bidang Perumahan Swadaya merupakan salah satu Deputi

yang mempunyai peran besar di dalam pemberdayaan masyarakat dalam

pemenuhan kebutuhan perumahan secara mandiri dan swadaya.

Perumahan Swadaya diartikan sebagai rumah atau perumahan yang

dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat baik secara berkelompok

maupun secara individu. Pembinaan dan pengaturan perumahan swadaya

perlu ditingkatkan, terutama dalam konsep yang lebih menekankan

peningkatan pembangunan dan pengelolaan secara mandiri dan

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat perumahan untuk lebih

berpartisipasi dalam pembangunan rumah swadaya menjadi sangat

diperlukan, terutama karena keterbatasan subsidi pemerintah di bidang

perumahan maupun dalam pemberian kredit mikro. Peningkatan

kapasitas dan peran kelembagaan dan stakeholders dalam

pengembangan perumahan swadaya menjadi sangat diperlukan dan

merupakan salah satu kegiatan pokok di Deputi Bidang Perumahan

Swadaya.

Peran Perguruan Tinggi, LSM atau NGS (Non Government

Stakeholder) serta Pakar di bidang Perumahan menjadi sangat

diperlukan dalam mendorong pemenuhan kebutuhan perumahan secara

swadaya. Terutama di dalam perannya memfasilitasi, mendampingi

masyarakat dan memberdayakan masyarakat untuk bisa memahami

esensi perumahan dan lingkungan layak huni serta mampu

mengaplikasikan di dalam perencanaan dan permbangunan rumah dan

lingkungan mereka secara swadaya. dan berkelanjutan

3. Undang-Undang Tentang Perumahan dan Permukiman

Undang- undang yang mengatur tentang perumahan dan

permukiman adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 1992. Undang-undang ini berisi, antara lain :

a. Pengertian rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat

tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. (Pasal 1 ayat 1)

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Pengertian perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi

sebagai lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. (Pasal 1 ayat 2)

c. Pengertian permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar

kawasan lindung,baik yang berupa kawasan perkotaan maupun

perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung

perikehidupan dan penghidupan. (Pasal 1 ayat 3)

d. Pengertian prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik

lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat

berfungsi sebagaimana mestinya. (Pasal 1 ayat 4)

e. Pengertian sarana lingkungan adalah fasililas penunjang, yang

berfungsi untuk penyelenggaraan dan penqembangan kehidupan

ekonomi, sosial dan budaya. (Pasal 1 ayat 6)

f. Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan.

(Pasal 1 ayat 7)

g. Lingkungan siap bangun adalah sebidang tanah yang merupakan

bagian dari kawasan siap bangun ataupun berdiri sendiri yang telah

dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan

selain itu juga sesuai dengan persyaratan pembakuan tata

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan pelayanan

lingkungan untuk membangun kaveling tanah matang. (Pasal 1 ayat

8)

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

h. Penataan perumahan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah

sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka

peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat; mewujudkan

perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang

sehat, aman, serasi, dan teratur; memberi arah pada pertumbuhan

wilayah dan persebaran penduduk yang rasional dan menunjang

pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-bidang

lain. (Pasal 4)

4. Jumlah Rumah Tiap Tipe Perumahan

Berikut tabel tentang tipe – tipe rumah di perumahan Wonorejo :

Tabel 2.1. Jumlah Tiap Tipe di Perumahan Wonorejo

No Tipe Rumah

Jumlah Rumah

Penjualan Rumah Tunai

Penjualan Rumah Kredit

Jumlah Unit

1. Tipe 15 272 - 272 272 2. Tipe 18 846 - 846 846 3. Tipe 21 1.015 14 1.001 1.015 4. Tipe 36 586 10 576 586 5. Tipe 45 233 27 206 233 6. Tipe 54 58 15 43 58 7. Tipe 70 43 16 27 43 Jumlah 3053 82 2971 3053

Sumber : Perum – Perumnas Cabang Solo Tahun 2010

Dari Tabel 2.1 di atas dapat diketahui bahwa tipe perumahan yang

paling banyak dibangun oleh Perum – Perumnas adalah tipe 21

sejumlah 1.015 unit yang pembeliannya keseluruhan tipe 21 ini dengan

sistem kredit. Tipe yang paling sedikit dibangun adalah tipe 70 karena

tipe ini untuk orang – orang yang berpenghasilan tinggi karena harganya

pun lebih mahal daripada tipe 21. Pada tipe ini letaknya sangat stategis

karena berada di jalan utama perumahan.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

5. Teori Permintaan

a. Definisi Permintaan

Permintaan adalah merupakan keinginan yang didukung oleh daya

beli (uang) atau ketersediaan untuk membeli. Permintaan yang

didukung oleh daya beli disebut dengan permintaan efektif, sedangakn

permintaan yang tidak didukung oleh daya beli hanya berdasarkan

kebutuhan disebut permintaan absolut (Sudarsono 2005). Daya beli

seseorang tergantung atas dua unsur pokok yaitu pendapatan dan

harga barang.

Menurut Sugiarto (2002:34) teori permintaan menerangkan sifat

dari permintaan pembeli pada suatu komoditas (barang dan jasa) dan

juga menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga

harga serta pembentukan kurva permintaan.

b. Hukum Permintaan

Hukum permintaan secara sederhana dapat dirumuskan sebagai

berikut :

”Apabila keadaan lain tetap bersifat konstan, maka kuantitas atau

jumlah barang yang dibeli per unit (dalam suatu rentang waktu

tertentu) akan menjadi semakin besar apabila harga semakin rendah”.

(Bilas, 1994 : 9)

Menurut Mankiw (2000:77) menyatakan bahwa hukum

permintaan merupakan pernyataan dengan menganggap hal lainnya

sama atau konstan, dimana kuantitas yang diminta menurun ketika

harga suatu barang meningkat.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Beberapa penjelasan mengenai hukum permintaan diatas maka

terdapat hubungan antara permintaan suatu barang dengan harganya.

Permintaan dan harga mempunyai sifat keterkaitan yang negatif

disebabkan oleh :

1) Kenaikkan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain

yang dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami

kenaikkan harga.

2) Kenaikkan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli

barang menurun. Menurunnya pendapatan riil menybabkan para

pembeli mengurangi pembeliannya keberbagai jenis barang dan

terutama atas barang yang mengalami kenaikkan (Sadono Sukirno,

1996 : 77).

c. Kurva Permintaan

Hubungan antara barang yang diminta dan harga barang

digambarkan dalam suatu kurva yang disebut kurva permintaan.

Secara umum kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu

kurva yang menunjukkan jumlah barang yang diminta pada berbagai

tingkat harga tertentu. Kurva permintaan dapat digambarkan seperti

dibawah ini :

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

P

Q

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun

dari atas ke kanan bawah yang disebabkan oleh sifat perkaitan

diantara harga dan jumlah yang diminta yaitu sifat yang terbalik. Jika

variabel satu naik maka variabel yang lain akan turun.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Hukum permintaan yang menekankan perhatiannya pada pengaruh

harga terhadap jumlah barang yang diminta. Permintaan suatu barang

atau komoditas terutama dipengaruhi oleh harga barang atau

komoditas itu sendiri dengan asumsi faktor-faktor yang lain tidak

mengalami perubahan (cateris paribus). Perubahan permintaan suatu

komoditas dipengaruhi oleh beberapa faktor (Sugiarto dkk, 2002 : 37

– 49) antara lain :

1) Harga komoditas itu sendiri

Teori ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu komoditas

terutama dipengaruhi oleh harga komoditas itu sendiri dengan

asumsi faktor-faktor yang lain tidak mengalami perubahan (cateris

0 Q1 Q2 Q3

P1 P2 P3

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

paribus). Meskipun demikian bukan berarti kita mengabaikan

faktor-faktor yang lain. Dalam hukum permintaan dihipotesiskan

semakin rendah harga suatu komoditas maka semakin banyak

jumlah komoditas yang diminta dan sebaliknya. Hipotesis tersebut

didasarkan atas asumsi :

a) Bila harga suatu komoditas turun, orang akan mengurangi

pembelian komoditas lainnya dan akan menambah pembelian

atas komoditas yang harganya mengalami penurunan. Dengan

harga yang lebih rendah maka akan memungkinkan konsumen

lain yang sebelumnya tidak mampu untuk membeli komoditas

tersebut kemudian menjadi mampu untuk membelinya.

Penurunan harga suatu komoditas menyebabkan pendapatan

riil para pembeli meningkat yang akan mendorong konsumen

yang sudah membeli komoditas tersebut untuk membeli lagi

dalam jumlah yang lebih besar.

b) Bila harga suatu komoditas naik, maka konsumen akan

mencari komoditas lain untuk mengganti komoditas tersebut.

Pendapatan riil masyarakat menurun mengakibatkan para

pembeli mengurangi pembeliannya terhadap berbagai

komoditas terutama yang mengalami kenaikkan harga.

2) Harga komoditas lain yang berkaitan.

Pada dasarnya barang dibedakan menjadi barang pengganti

(subtitusi), barang pelengkap (komplementer) dan barang netral.

Dua barang dapat dikatakan saling mengganti apabila naiknya

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

harga salah satu komoditas akan mengakibatkan naiknya

permintaan komoditas lainnya. Kemudian barang pelengkap adalah

suatu komoditas yang selalu digunakan secara bersama-sama

dengan komoditas lainnya. Jika harga salah satu barang naik maka

akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap barang

lainnya. Jika harga salah satu barang naik akan mengakibatkan

penurunan permintaan terhadap barang lainnya. Barang netral

adalah barang yang sama sekali tidak mempunyai hubungan

dengan komoditas lainnya sehingga perubahan harga antar salah

satu barang tidak akan mempengaruhi permintaan barang yang

lainnya.

3) Pendapatan konsemen

Pendapatan konsumen merupakan faktor yang sangat penting

dalam menentukan pada permintaan atas berbagai jenis barang.

Atas dasar sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila

pendapatan berubah, berbagai jenis barang dapat dibedakan

menjadi empat golongan yaitu :

a) Barang inferior, yaitu barang yang banyak diminati oleh

masyarakat yang berpendapatan rendah. Jika pendapatan

seseorang rendah maka permintaan barang inferior tinggi.

Sebaliknya jika pendapatan seseorang bertambah maka

permintaan akan barang tersebut akan mengalami penurunan

karena konsumen akan membeli barang yang kualitasnya jauh

lebih baik.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b) Barang esensial, yaitu barang yang sangat penting artinya dalam

kehidupan sehari-hari. Barang esensial pada umumnya terdiri

dari barang kebutuhan pokok masyarakat. Secara umum

permintaan akan barang ini tidak akan banyak berubah dalam

hubungannya dengan perubahan pendapatan maupun harga.

c) Barang normal, yaitu barang yang mengalami kenaikan

permintaan seiring dengan naiknya pendapatan sekarang.

Sebaliknya jumlah permintaan berkurang bila pendapatan

konsumen, kemampuan dalam membeli barang akan meningkat

dan disamping itu juga memungkinkan konsumen untuk beralih

mengkonsumsi barang-barng yang lebih baik mutunya.

d) Barang mewah, yaitu jenis barang yang dibeli orang apabila

pendapatan mereka sudah relatif tinggi.

4) Selera

Selera atau cita rasa masyarakat mempengaruhi permintaan. Jika

selera konsumen terhadap suatu komoditas meningkat maka

permintaan komoditas tersebut akan meningkat, demikian pula bila

selera konsumenberkurang maka permintaan komoditas tersebut

akan menurun. Berkaitan dengan selera sebagai salah satu faktor

yang mempengaruhi permintaan akan suatu komoditas.

5) Jumlah Penduduk

Pertambahan jumlah penduduk biasanya diikutu dengan

perkembangan akan permintaan suatu komoditas karena dalam

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

komoditas tersebut akan lebih banyak orang yang membutuhkan

komoditas tertentu.

6) Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat

Perubahan distribusi pendapatan dalam masyarakat dapat

mempengaruhi corak permintaan terhadap berbagai jenis komoditas.

Bila konsentrasi pendapatan berada dikalangan atas, maka

permintaan akan komoditas mewah maupun sekunder akan

meningkat. Sebaliknya jika konsentrasi pendapatan bergesre pada

kelas bawah, maka permintaan komoditas yang dibutuhkan oleh

masyarakat kelas bawah akan meningkat dan permintaan akan

barang mewah mengalami penurunan.

7) Ramalan mengenai keadaan dimasa mendatang

Menurut Faried Wijaya (1989 : 99) permintaan akan suatu

komoditas dapat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang

diramalkan mengenai keadaan dimasa yang akan datang. Apabila

prospek suatu komoditas dimasa datang baik, maka permintaan

komoditas tersebut akan meningkat. Dan sebaliknya maka

permintaan akan komoditas tersebut akan turun.

Ceteris Paribus adalah sebuah istilah bahasa Latin yang diartikan

sebagai hal lainnya tetap. Istilah ini digunakan untuk mengingat bahwa

semua variabel selain variabel yang sedang diteliti diasumsikan konstan.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

6. Pengambilan Keputusan

a. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses dan berlangsung

dalam suatu sistem, walaupun merupakan suatu keputusan atau

keputusan pribadi sekalipun yang menyangkut suatu masalah pribadi

pula (Prajudi, 1982 : 33). Keputusan adalah pengakhiran daripada

proses pemikiran tentang apa yang dianggap sebagai “ masalah “,

sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan daripada yang

dikehendaki, direncanakan, atu dituju dengan menjatuhkan pilihan

pada salah satu alternatif pemecahannya.

Sistem dimana proses pengambilan keputusan ini berlangsung

terdiri atas berbagi unsur (elemen) atau bagian, dan masing – masing

merupakan suatu faktor yang ikut menentukan segala apa yang terjadi

atau akan terjadi. Unsur yang utama dan mungkin yang terpenting

didalam proses pengambilan keputusan adalah masalah atau problema

yang harus dihadapi dan menghendaki adanya keputusan dari

masyarakat.

Sesuatu hal merupakan masalah atau problema, dilihat dari segi

pengambilan keputusan bilamana masyarakat mempunyai tujuan yang

jelas dan tegas. Untuk mencapai tujuan tersebut masyarakat

melakukan rencana, secara tertulis maupun tidak, secara sederhana

maupun secara kompleks, sehingga masyarakat berkegiatan, berdaya

upaya, dengan memakai rencana – rencana tertentu sebagai sarana

pegangan.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Suatu bentuk penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan apa

yang masyarakat rencanakan, masyarakat perhitungkan, dan

sebagainya merupakan masalah bagi masyarakat, yang memerlukan

suatu keputusan dari masyarakat. Setiap proses pengambilan

keputusan berlangsung didalam suatu sistem. Masyarakat harus

belajar mengambil keputusan dan untuk itu mempelajari dan

memahami lingkungan dimana masyarakat tersedia. Bilamana

masyarakat akan hidup dan berbuat hal ini hanya semata – mata

karena dipaksa, didorong oleh keadaan sekitar masyarakat.

Seseorang mempunyai cita-cita, apalagi cita – cita yang luhur

maka seseorang akan menderita sakit lahir dan batin karenanya oleh

sebab seseorang dibawa kearah yang makin lama makin jauh dari cita

– cita, dan akhirnya cita – cita itu hanya menjadi impian belaka.

Keputusan yang masyarakat ambil dapat berada dalam berbagai

masalah kerangka pikiran dan daya upaya, tergantung dari sifat setiap

kedudukan masalah atau problema yang dihadapi dan harus ditangani.

Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dalam :

1) Kerangka Perorangan Pribadi, keputusan diambil menghadapi

masalah pribadi dan untuk tujuan pribadi.

2) Kerangka Perorangan Kelompok, keputusan diambil secara

perorangan terhadap masalah yang akan menyangkut kelompok

(misalnya kepala keluarga, kepala kelompok yang sedang

melakukan kegiatan bersama).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3) Kerangka Organisasi Perhimpunan, keputusan diambil oleh rapat

umum anggota (tata cara anggaran dasar) atau oleh pengurus (tata

cara anggaran rumah tangga).

4) Kerangka Organisasi Pemerintah, keputusan diambil menurut

ketentuan Undang – undang.

5) Kerangka Organisasi Administrasi Negara, keputusan administrasi

(beschiking) diambil menurut ketentuan – ketentuan peralatan

pemerintah.

6) Kerangka Operasioanal Militer, keputusan diambil untuk (a)

keperluan militer, (b) keperluan administrasi militer, (c) keperluan

manajemen militer, (d) keperluan non – militer oleh pejabat militer.

7) Kerangka Organisasi Niaga, keputusan diambil oleh : (1) Rapat

Umum Pemegang Saham, (2) Dewan Komisaris, (3) Dewan

Komisaris Bersama (Dewan) Direksi, (4) Dewan Direksi, (5)

Direktur, (6) Manajer.

8) Kerangka Organisasi Sosial, keputusan diambil oleh (a) Pengurus

Badan (Yayasan) Pengaruh, (b) Pengurus – pengurus Badan yang

diasuh.

9) Kerangka Organisasi Internasional, keputusan Kantor Besar

internasional, atau keputusan Kepala Perwakilan Organisasi

Internasional Setempat.

b. Fungsi Keputusan

Keputusan ini merupakan pangkal atau permulaan dari semua

macam aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

individual maupun secara berkelompok, secara institutional atau

organisasionil. Jadi, barang siapa menghendaki adanya aktivitas –

aktivitas yang tertentu, maka masyarakat harus mampu dan berani

mengambil keputusan – keputusannya yang bersangkutan dengan hal

itu, dengan keputusan setepat – tepatnya. Keputusan itu bersifat

futuristik artinya mengenai hari kemudian efeknya akan berlangsung

atau berguna dihari – hari yang akan datang. Padahal hari kemudian

itu hanya terdiri atas ketidakpastian – ketidakpastian. Para pemimpin

agama berkata, bahwa yang pasti di dunia ini hanyalah dua, yakni mati

dan hari kiamat.

Proses kehidupan manusia sehari – hari di dalam menghadapi dan

menanggapi masyarakat dan alam lingkungannya dapat dirumuskan

sederhana sebagai berikut :

Gambar 2.2. Proses Kehidupan Masyarakat

c. Kerangka Pengambilan Keputusan

Struktur dari sistem kerangka pengambilan keputusan tersebut

tergantung dari :

1) Posisi orang yang berwenang, berwajib, dan atau bertanggung

jawab untuk mengambil keputusan.

2) Problema atau masalh yang dihadapi dan harus ditangani atau

dipecahkan.

3) Situasi dimana dari pengambilan keputusan dan problema itu

berada.

Kognisi Motivasi Reaksi Tingkah Laku

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

d. Proses Pengambilan Keputusan

Banyak peranan atau faktor – faktor yang mempengaruhi

pengambilan pengambilan keputusan masyarakat baik faktor ekstern

maupun intern. Seseorang dapat memainkan suatu peranan yang

mungkin dapat dimainkan dalam sebuah pengambilan keputusan

masyarakat. Adapun pihak – pihak yang terlibat dalam unit

pengambilan keputusan masyarakat :

1) Initiator : yaitu orang yang pertama kali menyarankan atau

mempunyai pendapat untuk pengambilan keputusan dalam tinggal

di kawasan perumahan.

2) Influencer : yaitu orang yang memberi pengaruh keputusan akhir

dalam pengambilan keputusan.

3) Decider : yaitu orang yang mengambil keputusan.

4) User : yaitu orang yang menggunakan barang atau jasa yang sudah

dibeli.

Dengan mengetahui pelaku utama peranan yang mereka mainkan

akan membantu Perum – Perumnas untuk menyelaraskan keinginan

masyarakat. Diantara peranan – peranan tersebut yang paling penting

adalah peranan decider. Sebelum mengambil keputusan seseorang

akan melalui empat tahapan. Tahap – tahap tersebut sebagai berikut :

Gambar 2.3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Pengambilan Keputusan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1) Pengenalan Masalah

Pengenalan kebutuhan dan kegiatan ini ditujukan terutama

untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum

terpenuhi atau terpuaskan. Adanya kebutuhan yang belum

terpenuhi tersebut akan menyebabkan masyarakat memahami

adanya kebutuhan dan dapat segera memutuskan apakah kebutuhan

tersebut dapat ditunda atau tidak memenuhinya. Proses pengenalan

masalah adalah suatu proses yang komplek sebab, pertama karena

proses ini melibatkan banyak variabel seperti kepribadian, proses

belajar dan sebagainya. Kedua, proses penganalisaan kebutuhan

dan keinginan merupakan suatu proses yang lebih komplek dan

penganalisaan motivasi. Ketiga, proses ini melibatkan juga jumlah

perbandingan dan pembobotan yang komplek terhadap macam –

macam kebutuhan.

2) Pencarian Informasi

Masyarakat yang mulai tergugah minatnya mungkin akan

mencari atau tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika

dorongan masyarakat adalah kuat dan obyek yang dapat

memuaskan kebutuhan itu tersedia, masyarakat akan melakukan

pengambilan keputusan untuk meminjam uang. Jika tidak

kebutuhan masyarakat itu akan mengendap dalam ikatan

masyarakat. Masyarakat mungkin tidak berusaha untuk

memperoleh informasi yang lebih lanjut atau sangat aktif mencari

informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sumber – sumber informasi masyarakat terbagi menjadi empat

kelompok yaitu :

a) Sumber pribadi : yaitu keluarga, teman, tetangga dan

sebagainya.

b) Sumber niaga : yaitu iklan perjudian, pameran dan sebagainya.

c) Sumber umum : yaitu media massa, organisasi masyarakat.

d) Sumber pengalaman : pernah mengalami, pernah mengunjungi

dan sebagainya.

Sumber – sumber informasi ini memberikan pengaruh yang

relatif berbeda – beda sesuai dengan jenis produk dan ciri – ciri

pembeli. Pada umumnya masyarakat menerima sebagian besar

informasi tentang suatu produk dari sumber – sumber yang bersifat

niaga yakni sumber- sumber yang dikuasai oleh pemberi pinjaman

uang. Namun sebaliknya, penerima informasi yang paling efektif

cenderung dateng dari sumber-sumber pribadi. Setiap macam

sumber bisa melaksanakan fungsi yang berbeda dalam

mempengaruhi keputusan masyarakat. Informasi ini yang bersifat

niaga biasanya berfungsi pemberitahuan dan sumber pribadi

berfungsi sebagai suatu penilaian.

3) Penilaian alternatif

Setelah memperoleh informasi, masyarakat mengharapkan ada

pilihan terakhir. Agar dapat memilih diantara beberapa alternatif

merk yang tersedia.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

4) Pengambilan Keputusan

Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen

membentuk pilihan mereka diantara beberapa merk yang tergabung

dalam perangkat pilihan.

B. Penelitian Sebelumnya

Eny(2009) dengan judul “Kajian Hubungan antara Karakteristik

Konsumen dengan Pemilikan Tipe Perumahan( Studi Kasus Konsumen

Perumahan Kabupaten Karanganyar)” dengan metode Menggunakan

analisis data frekuensi dengan korelasi tabel silang, Uji indepedensi Chi

kuadrat, Uji kekuatan atau ke-eratan atau kekuatan hubungan antara dua

variabel. Analisa pengolahan data menggunakan bantuan program

komputer SPSS versi 13 (Stastical Product and Service Solution).

Pengujian indepedensi dan pengujian kekuatan hubungan antara dua

variabel maka didapatkan informasi bahwa terdapat hubungan antara

domisili asal dengan pemilihan tipe perumahan pada kelas perumahan

sederhana, tipe perumahan dengan jenis pekerjaan (dalam kelas

perumahan sederhana), tipe perumahan dengan luas kaveling (dalam kelas

perumahan menengah), tipe perumahan dengan alasan pindah ke

perumahan (dalam kelas perumahan menengah).

I Putu Dkk (2007) dengan judul “ Analisa Tingkat Preferensi Pegawai

Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Badung terhadap Perumahan

Menyongsong Puskem Baru”. Dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode Proportional Stratified Random Sampling dalam

pengambilan sampel dan wawancara dengan menggunakan kuisoner

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

kepada PNS Badung dalam pengumpulan data yang kemudian dianalisa

deskriptif, uji normalitas data, uji chi – square dan uji Konkordansi

Kendall’s. Analisis data menunjukkan bahwa tingkat preferensi PNS

Badung terhadap perumahan sangat tinggi yaitu 92% yang tidak memiliki

hambatan.Urutan faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat preferensi

adalah faktor lokasi, harga, sistem pembayaran, sarana prasarana dan

desain bangunan perumahan yang diharapkan PNS Badung adalah

disekitar lokasi Puspem Pemkab Badung kurang lebih 2 – 5 km memiliki

jaringan infrastruktur dan fasilitas sosial berupa balai untuk olahraga, tipe

bangunan 45m2, luas lahan 100 – 125 m2, non finishing, kisaran harga 76-

175 juta rupiah dengan sistem pembayaran kredit uang muka 20%-35%.

Nurul (2009) dengan judul “Analisis Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Untuk Memilih Tinggal di

Kawasan Perumahan (Studi Kasus Perumahan Mojosongo di Kota

Surakarta)”. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 100

responden yang diambil secara proportional stratified random sampling.

Metode penelitian yang digunakan adalah Uji Chi-Square dengan

keterkaitan antara harga rumah, tipe rumah, status pekerjaan, pendidikan,

besaarnya penghasilan, sistem pembayaran yang dikredit, kenyamanan

lingkungan, kemudahan alat transportasi, tersedianya PDAM, tersedianya

listrik, terjaminnya keamanan dan tersedianya fasilitas lainnya. dengan

keputusan masyarakat untuk memilih tinggal di kawasan perumahan

dengan rumah sangat sederhana, rumah sederhana dan rumah elit.

Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS 16.0 dengan tingkat

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

signifikansi 5 %. Hasil penelitian menunjukkan harga rumah, tipe rumah,

tersedianya air atau PDAM dan tersedianya listrik mempunyai keterkaitan

atau hubungan dengan keputusan masyarakat untuk memilih tinggal di

kawasan perumahan Mojosongo sedangkan lainnya tidak memiliki

keterkaitan atau hubungan dengan keputusan masyarakat untuk memilih

tinggal di kawasan perumahan ( Perumahan Mojosongo ). Tersedianya

listrik yang memiliki keterkaitan paling besar dengan keputusan

masyarakat untuk memilih tinggal di kawasan perumahan.

C. Kerangka Pemikiran

Suatu kerangka pemikiran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan

hingga tahap akhir, merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Kerangka pemikiran merupakan inti dari suatu penelitian yang

menuju pada suatu tujuan, yaitu memecahkan masalah yang diteliti.

Dibawah ini digambarkan kerangka pemukiran yang melandasi penelitian

yang dilakukan.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Gambar 2.4. Skema Kerangka Pemikiran

Dari gambar 2.4 di atas dapat diketahui bahwa adanya keterkaitan

antara kajian Teoritis, penelitian sebelumnya, data primer, analisis dan

kesimpulan dan saran disebutkan diatas memiliki keterkaitan dengan

keputusan masyarakat untuk tinggal di Lokasi perumahan dan

Permukiman (Perumahan dan Permukiman Wonorejo Kabupaten

Karanganyar).

Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Kajian Teoritis - Perumahan dan Permukiman - Permintaan - Pengambilan Keputusan

Penelitian Sebelumnya - Eny (2009) - I Putu Swihendra(2007) - Nurul Hastria(2009)

Data Primer A. Perumahan - X1 (Harga Rumah) - X2 (Skema Pembayaran) - X3 (Kondisi Lingkungan) - X4 (Aksesibilitas) - X5 (Kondisi Fasilitas) B. Permukiman - X1 (Harga rumah) - X2 (Kondisi Lingkungan) - X3 (Aksesibilitas) - X4 (Kondisi Fasilitas)

Analisis

- Deskriptif

- Chi Square

Kesimpulan dan Saran

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

D. Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesa yang diuji adalah :

1. Perumahan

a. Diduga ada keterkaitan antara harga rumah dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

b. Diduga ada keterkaitan antara skema pembayaran dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

c. Diduga ada keterkaitan antara kondisi lingkungan dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

d. Diduga ada keterkaitan antara aksesibilitas dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

e. Diduga ada keterkaitan antara kondisi fasilitas dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

2. Permukiman

a. Diduga ada keterkaitan antara harga rumah dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

b. Diduga ada keterkaitan antara kondisi lingkungan dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

c. Diduga ada keterkaitan antara aksesibilitas dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

d. Diduga ada keterkaitan antara kondisi fasilitas dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan analisis data primer mengenai judul Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di

Lokasi Perumahan dan Permukiman. Daerah penelitian ini adalah di

Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Ukuran Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan atau

individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan

Pangestu, 1993:107). Dalam penelitian ini sebagai populasinya seluruh

masyarakat yang tinggal di lokasi perumahan dan permukiman Wonorejo

Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Dalam

penelitian ini sampelnya adalah masyarakat di Perumahan dan

Permukiman Wonorejo yang tinggal di Lokasi perumahan dan

permukiman. Rumus slovin (Dalam Nurul Hastria, 2009) :

n = N 1 + N.(e x e )

n = jumlah sampel

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

N = jumlah populasi

e x e = frekuensi harapan yang ditentukan oleh peneliti sebesar 10 %

( e = 0,1 ).

Dari rumus Slovin di atas maka didapatkan hasil sebagai berikut :

n = 3488

1 + 3488(0,1 x 0,1 )

n = 97,213

Dari rumus slovin maka dapatkan jumlah sampel sebesar 97,213

responden yang dibulatkan menjadi 100 responden. Penelitian ini

merupakan survei dimana informasi yang dibutuhkan diperoleh dari

responden melalui kuisioner. Dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu Pengambilan

sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang

menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota

sampel yang diambil. Penelitian ini merupakan survei dimana informasi

yang dibutuhkan diperoleh dari responden melalui kuisoner. Dalam

penelitian ini sampel yang digunakan adalah 45 orang yang tinggal di

perumahan wonorejo dan 55 orang yang tinggal dipermukiman wonorejo.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya.

Kuisioner, yaitu sekumpulan pertanyaan tertulis yang disebarkan kepada

responden tetapi yang hanya menyangkut masalah-masalah yang berkaitan

dengan penelitian. Pertanyaan yang diajukan dan harus dijawab oleh

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

responden. Pencarian data dilaksanakan dengan skala Likert, dimana setiap

pertanyaan diberi alternatif jawaban sebanyak 5 jawaban yaitu :

Sangat setuju diberi nilai 5

Setuju diberi nilai 4

Ragu – ragu diberi nilai 3

Tidak setuju diberi nilai 2

Sangat tidak setuju diberi nilai 1

2. Sumber Data yang digunakan adalah melalui survei lapangan yang

dilakukan.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi dari masing – masing variabel dari penelitian ini, yaitu :

1. Perumahan, yaitu kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan

tempal tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana lingkungan.

2. Permukiman, yaitu bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung,

baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

3. a. Harga rumah diperumahan, yaitu preferensi responden terhadap aspek

harga rumah terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi

perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

b. Harga rumah dipermukiman, yaitu preferensi responden terhadap aspek

harga rumah terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi

permukiman dalam bentuk skala likert 1-5.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4. Skema pembayaran, yaitu preferensi responden terhadap aspek skema

pembayaran terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi

perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

5. a. Kondisi lingkungan perumahan, yaitu preferensi responden terhadap

aspek kondisi lingkungan terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal

di lokasi perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

b. Kondisi lingkungan permukiman, yaitu preferensi responden terhadap

aspek kondisi lingkungan terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal

di lokasi permukiman dalam bentuk skala likert 1-5.

6. a. Aksesibilitas diperumahan, yaitu preferensi responden terhadap aspek

aksesibilitas terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi

perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

b. Aksesibilitas dipermukiman, yaitu preferensi responden terhadap aspek

aksesibilitas terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi

permukiman dalam bentuk skala likert 1-5.

7. a. Kondisi fasilitas diperumahan, yaitu preferensi responden terhadap

aspek kondisi fasilitas terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di

lokasi perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

b. Kondisi fasilitas dipermukiman, yaitu preferensi responden terhadap

aspek kondisi fasilitas terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di

lokasi permukiman dalam bentuk skala likert 1-5.

8. Keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan

permukiman, yaitu keputusan masyarakat untuk memilih suatu tempat

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

tinggal diperumahan dan permukiman dengan berbagai pertimbangan

dalam bentuk skala likert 1-5.

E. Pengukuran Variabel

1. Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Laki – laki diberikan angka 1

b. Perempuan diberikan angka 2

2. Umur

Dalam penelitian ini berdasarkan umur dibagi menjadi 3, yaitu :

a. umur 20 – 35 tahun diberikan angka 1

b. umur 36 – 50 tahun diberikan angka 2

c. umur > 50 tahun diberikan angka 3

3. Status Pernikahan

Dalam penelitian ini berdasarkan status martial dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Menikah diberikan angka 1

b. Belum menikah diberikan angka 2

4. Pekerjaan

Dalam penelitian ini berdasarkan pekerjaan dibagi menjadi 5,yaitu :

a. PNS diberikan angka 1

b. TNI/POLRI diberikan angka 2

c. Pegawai Swasta diberikan angka 3

d. Wiraswasta diberikan angka 4

e. Lainnya diberikan angka 5

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

5. Pendidikan Terakhir

Dalam penelitian ini berdasarkan pendidikan terakhir dibagi menjadi

6,yaitu :

a. SD diberikan angka 1

b. SMP diberikan angka 2

c. SMA diberikan angka 3

d. Diploma diberikan angka 4

e. Sarjana diberikan angka 5

f. Lainnya diberikan angka 6

6. Penghasilan

Dalam penelitian ini berdasarkan penghasilan dibagi menjadi 5, yaitu :

a. Kurang dari Rp 500.000,00 diberikan angka 1

b. Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 diberikan angka 2

c. Rp 1.100.000,00 – Rp 1.500.000,00 diberikan angka 3

d. Rp 1.600.000,00 – Rp 2.000.000,00 diberikan angka 4

e. Lebih dari Rp 2.000.000,00 diberikan angka 5

7. Status Rumah

Dalam penelitian ini berdasarkan status rumah dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Rumah sendiri diberikan angka 1

b. Sewa / Kontrak diberikan angka 2

c. Lainnya diberikan angka 3

8. Total Harga Rumah

Dalam penelitian ini harga rumah dibagi menjadi 2 untuk lokasi

perumahan dan permukiman ,yaitu : (Nurul,2009)

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a. 1 – 10 = tidak murah

b. 11 – 21 = murah

9. Total Skema Pembayaran

Dalam penelitian ini skema pembayaran dibagi menjadi 2 untuk lokasi

perumahan dan permukiman, yaitu : (Nurul,2009)

a. 1 – 6 = tidak mudah

b. 7 – 12 = mudah

10. Total Kondisi Lingkungan

Dalam penelitian ini kondisi lingkungan dibagi menjadi 2 untuk lokasi

perumahan dan permukiman, yaitu : (Nurul,2009)

a. 1 – 7 = tidak baik

b. 8 – 15 = baik

11. Total Aksesibilitas

Dalam penelitian ini aksesibilitas dibagi menjadi 2 untuk lokasi

perumahan dan permukiman, yaitu : (Nurul,2009)

a. 1 – 9 = tidak strategis

b. 10 – 18 = strategis

12. Total Kondisi Fasilitas

Dalam penelitian ini kondisi fasilitas dibagi menjadi 2 untuk lokasi

perumahan dan permukiman,yaitu : (Nurul,2009)

a. 1 – 4 = tidak lengkap

b. 5 – 9 = lengkap

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

13. Total Keputusan Masyarakat

Dalam penelitian ini keputusan masyarakat dibagi menjadi 2 untuk lokasi

perumahan dan permukiman, yaitu: (Nurul,2009)

a. 1 – 9 = Rumah sederhana

b. 10 – 18 = Rumah mewah

Dalam penelitian ini keputusan

masyarakat dibagi menjadi 2 untuk lokasi perumahan dan permukiman,

yaitu: (Nurul,2009)

a. 1 – 7 = Rumah sederhana

b. 8 – 15 = Rumah mewah

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis data yang tidak dapat

dinominalkan dengan menggunakan angka – angka, melainkan disajikan

berupa keterangan, penjelasan dan pembahasan teori.

2. Analisis Uji Chi Square

Analisis ini diolah dengan menggunakan program SPSS. Analisis ini

yang memerlukan berbagai uji yaitu :

a. Analisis Uji Chi - Square

Uji Chi – Square digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan

keterkaitan antara masing - masing variabel harga rumah, skema

pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas

dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan

permukiman.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Langkah dalam uji independency dengan menggunakan metode

Chi – Square menurut Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo ( 1993 :

243 – 244 ) dengan urut – urutan sebagai berikut :

1) Menentukan formulasi nol hipotesis ( Ho ) dengan alternatif

hipotesis ( Ha ) :

Ho = P11 = P12 = P13 = .............................................= P1k

P21 = P22 = P 23 = ............................................= P2k

Pr1 = Pr2 = Pr3 = .............................................= Prk

Artinya bahwa tidak ada hubungan antara masing – masing

variabel harga rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan,

aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat

untuk tinggal di lokasi perumahan dan permukiman.

i. Menentukan level of signifikan sebesar 0,05 dengan derajat

kebebasan ( r – 1 ) (k – 1 ).

ii. Kriteria pengujian

Gambar III. Uji Hipotesis

Wilayah penerimaan Ha

Wilayah penolakan Ho

T-tab

Ho diterima apabila tab { alpha; ( r – 1 ) ( k – 1 ) } dan

Chi- Square hitung < Chi – Square tabel.

Ho ditolak apabila tab { alpha; ( r – 1 ) ( k – 1 ) } dan

Chi- Square hitung > Chi – Square tabel.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2) Perhitungan

keterangan :

= Chi- Square

Nij = Frekuensi pengamatan ( observasi ) dari baris ke 1 dari kolom

ke j.

eij = Frekuensi harapan dari baris 1 kolom ke j

i = 1,2,3,.....,r

j = 1,2,3,.....,r

3) Kesimpulan

Dengan membandingkan hasil perhitungan dalam langkah d

dengan kriteria pengujian dari langkah c diambil kesimpulan

apakah Ho diterima atau ditolak.

b. Langkah – langkah pengujian Chi-Square

1) Menentukan hipotesis alternatif

Ho = 0, artinya ada hubungan antara masing - masing variabel harga

rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan

kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di

lokasi perumahan dan permukiman.

Ha ¹ 0, artinya tidak ada hubungan antara masing - masing variabel

harga rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di

lokasi perumahan dan permukiman.

Menentukan level of significan ( x ) = 0,05

2) Kriteria pengujian =

Ho ditolak apabila Chi- Square Pearson hitung ( hit ) >

Ho diterima apabila Chi- Square Pearson hitung ( hit ) <

3) Nilai Asymp.Sig / Asymotic hitung

Menggunakan hasil pengolahan data menggunakan komputer

program SPSS diketahui Chi- Square Pearson hitung.

4) Kesimpulan

Dengan membandingkan hasil perhitungan dalam langkah d dengan

kriteria pengujian dari langkah c diambil kesimpulan apakah Ho

diterima atau ditolak.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Letak Geografis

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Sragen di sebelah utara,

Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo

di sebelah selatan dan Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali di sebelah

barat. Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka Kabupaten

Karanganyar terletak antara 0110 40” – 110 0 70” Bujur Timur dan 07 28”

- 7 0 46” Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter di atas

permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 22 0 – 31 0 .

Kelurahan Wonorejo merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan

Gondangrejo yang berbatasan sebelah utara dengan Desa Selokaton, Kota

Surakarta disebelah selatan, Kabupaten Boyolali disebelah barat dan Desa

Plesungan disebelah timur.

2. Curah Hujan dan Ketinggian Wilayah

Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten

Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun 2009 adalah 97 hari

dengan rata-rata curah hujan 2.601 mm, dimana curah hujan tertinggi

terjadi pada Bulan Januari dan terendah pada Bulan Juni, dan Oktober.

Rata –rata ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berada di atas

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

permukaan laut yakni sebesar 511 m, adapun wilayah terendah di

kabupaten karanganyar berada di kecamatan Jaten yang hanya 90 m dan

wilayah tertinggi berada di kecamatan tawangmangu yang mencapai 2000

m diatas permukaan laut. Kelurahan Wonorejo memiliki ketinggian tanah

dari permukaan laut sebesar 117 m.

3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha, yang

terdiri dari luas tanah sawah 22.465,11 Ha dan luas tanah kering 54.912,53

Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 12.922,74 Ha, non teknis

7.586,76 Ha, dan tidak berpengairan 1.955,61 Ha. Sementara itu luas tanah

untuk pekarangan/bangunan 21.197,69 Ha dan luas untuk tegalan/kebun

17.847,48 Ha. Di Kabupaten Karanganyar terdapat hutan negara seluas

9.729,50 Ha dan perkebunan seluas 3.251,50 Ha. Jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya luas Tanah sawah di kabupaten karanganyar

mengalami penyusutan sekitar 9,8 Ha. Sedangkan untuk luas tanah kering

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 9,8 Ha,

namun penggunaan tanah kering untuk tegalan/kebun sesungguhnya

mengalami penurunan yakni sebesar 15,92 Ha, dan peningkatan

penggunaan untuk pekarangan/ bangunan sebesar 25,72. Perubahan fungsi

penggunaan ini dapat dimaklumi seiring dengan pertumbuhan penduduk di

Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah Kelurahan Wonorejo adalah

409,6035 Ha. Jumlah penduduk di Kelurahan Wonorejo adalah 9.628 jiwa

dengan 3488 KK.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

B. Karakterisitik Responden yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan

Permukiman

Berikut ini akan dikemukakan karakteristik responden yang menjadi objek

dalam penelitian ini, yaitu masyarakat yang tinggal di perumahan dan

permukiman Wonorejo Karanganyar. Responden yang diambil sebagai sampel

adalah sebanyak 45 orang yang tinggal di lokasi perumahan dan 55 orang yang

tinggal di lokasi permukiman. Responden akan dibagi menjadi 7 kategori,

yaitu : Responden menurut jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan

terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan dan status rumah.

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di lokasi perumahan dan 55 orang yang tinggal di

lokasi permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran

tentang jenis kelamin dari masing-masing responden yang dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Jenis

Kelamin Jumlah di

perumahan (Orang)

Prosentase Jumlah di permukiman

(Orang)

Prosentase

Laki - laki 28 62,2 30 54,5 Perempuan 17 37,8 25 45,5

Jumlah 45 100 55 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden diperumahan maupun dipermukiman adalah laki laki dengan

jumlah sebesar 28 orang atau 62,2% yang tinggal di perumahan dan 30

orang atau 54,5% yang tinggal di permukiman. Jumlah perempuan sebesar

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

17 orang atau 37,8% yang tinggal di perumahan dan 25 orang atau 45,5%

yang tinggal di permukiman.

b. Responden Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di lokasi perumahan dan 55 orang yang tinggal di

lokasi permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran

tentang usia dari masing-masing responden yang dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Usia yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Usia Jumlah di

perumahan (Orang)

Prosentase Jumlah di permukiman

(Orang)

Prosentase

20 - 35 tahun 17 37,8 22 40 36 – 50 tahun 26 57,8 24 43,6

> 50 tahun 2 4,4 9 16,4 Jumlah 45 100 55 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

diperumahan dan permukiman berusia 36 - 50 tahun dengan jumlah sebesar

26 orang atau 57,8 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 24 orang atau

43,6% yang tinggal di lokasi permukiman. Responden terbesar selanjutnya

yaitu usia 20 – 35 tahun dengan jumlah 17 orang atau 37,8 % yang tinggal

di lokasi perumahan dan 22 orang atau 40% yang tinggal di lokasi

permukiman. Responden berusia lebih dari 50 tahun berjumlah 2 orang atau

4,4 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 9 orang atau 16,4% yang

tinggal di lokasi permukiman. Sebagian besar responden berusia antara 36 –

50 tahun dikarenakan usia tersebut adalah usia pasangan suami istri yang

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sudah layak menempati tempat tinggal mereka sendiri. Usia ini memiliki

penghasilan yang cukup untuk membeli rumah.

c. Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di lokasi perumahan dan 55 orang yang tinggal di

lokasi permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran

tentang status pernikahan dari masing-masing responden yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3. Responden Berdasarkan Status Pernikahan yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Status Pernikahan Jumlah di

perumahan (Orang)

Prosentase Jumlah di permukiman

(Orang)

Prosentase

Menikah 44 97,8 49 89,1 Belum/Tidak Menikah 1 2,2 6 10,9

Jumlah 45 100 55 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

diperumahan memiliki status pernikahan sudah menikah yaitu sebanyak 44

orang atau 97,8% yang tinggal di lokasi perumahan dan 49 orang atau

89,1% yang tinggal di lokasi permukiman. Belum menikah sebanyak 1

orang atau 2,2% yang tinggal di lokasi perumahan dan 6 orang atau 10,9%

yang tinggal di lokasi permukiman. Dengan demikian dapat disimpulkan

sebagian besar responden adalah yang telah menikah karena mereka ingin

tinggal di rumah sendiri untuk berumah tangga.

d. Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di perumahan dan 55 orang yang tinggal di

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran tentang

pekerjaan dari masing-masing responden yang dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.4. Responden Berdasarkan Pekerjaan yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Pekerjaan Jumlah di

perumahan (Orang)

Prosentase Jumlah di permukiman

(Orang)

Prosentase

PNS 4 8,9 3 5,5 TNI/POLRI 1 2,2 0 0 Pegawai Swasta 17 37,8 10 18,2 Wiraswasta 17 37,8 23 41,8 Lainnya 6 13,3 19 34,5

Jumlah 45 100 55 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta sebesar 17 orang atau 37,8%

,wiraswasta 17 orang atau 37,8% yang tinggal di perumahan dan 23 orang

atau 41,8% yang tinggal di lokasi permukiman. Lainnya sebesar 6 orang

atau 13,3% yang tinggal di lokasi perumahan dan 19 orang atau 34,5 yang

tinggal di lokasi permukiman. PNS sebesar 4 orang atau 8,9% yang tinggal

di lokasi perumahan dan 3 orang atau 5,5% yang tinggal di lokasi

permukiman. TNI?POLRI sebesar 1 orang yang tinggal di lokasi

perumahan. Dengan demikian diketahui bahwa mayoritas responden adalah

Wiraswasta dan pegawai swasta yang memiliki penghasilan cukup untuk

melakukan pembelian perumahan maupun permukiman Wonorejo.

e. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di perumahan dan 55 orang yang tinggal di

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran tentang

pendidikan terakhir dari masing-masing responden yang dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.5. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir yang Tinggal di lokasi Perumahan dan Permukiman

Pendidikan

Terakhir Jumlah di

perumahan (Orang)

Prosentase Jumlah di permukiman

(Orang)

Prosentase

SD 2 4,4 14 25,5 SMP 2 4,4 9 16,9 SMA 24 53,3 19 34,5 Diploma 8 17,8 3 5,5 Sarjana 9 20,0 6 10,9 Lainnya 0 0 4 7,3

Jumlah 45 100 55 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan terakhir SMA sebesar 24 orang atau 53,3% yang tinggal di

lokasi perumahan dan 19 orang atau 34,5% yang tinggal di lokasi

permukiman. Sarjana sebesar 9 orang atau 20% yang tinggal di lokasi

perumahan dan 6 orang atau 10,9% yang tinggal di permukiman. Diploma

sebesar 8 orang atau 17,8% yang tinggal di lokasi perumahan dan 3 orang

atau 5,5% yang tinggal di permukiman. SMP sebesar 2 orang atau 4,4%

yang tinggal di lokasi perumahan dan 9 orang atau 16,9% yang tinggal di

permukiman. SD sebesar 2 orang atau 4,4% yang tinggal di lokasi

perumahan dan 14 orang atau 25,5% yang tinggal di permukiman. Lainnya

sebesar 4 orang atau 7,3% yang tinggal di permukiman. Dengan demikian

diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir SMA karena

mereka adalah orang-orang yang memiliki pendidikan cukup tinggi

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sehingga memiliki kemampuan untuk bekerja dan memiliki penghasilan

untuk membeli rumah.

f. Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di perumahan dan 55 orang yang tinggal di

permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran tentang

penghasilan per bulan dari masing-masing responden yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6. Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Penghasilan per bulan Jumlah di

perumahan (Orang)

Prosentase Jumlah di permukiman

(orang) Kurang dari Rp 500.000,00 3 6,7 16 Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 16 35,6 26 Rp 1.100.000,00 – Rp 1.500.000,00 10 22,2 3 Rp 1.600.000,00 – Rp 2.000.000,00 4 8,9 4 Lebih dari Rp 2.000.000,00 12 26,7 6

Jumlah 45 100 55 Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpenghasilan sebesar Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 sebanyak 16

orang atau 35,6 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 26 orang yang

tinggal di lokasi permukiman. Lebih dari Rp 2.000.000,00 sebanyak 12

orang atau 26,7% yang tinggal di lokasi perumahan dan 16 orang yang

tinggal di lokasi permukiman. Rp 1.600.000,00 – Rp 2.000.000,00 sebanyak

4 orang atau 8,9 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 4 orang yang

tinggal di lokasi permukiman. Rp 1.100.000,00 – Rp 1.500.000,00 sebanyak

10 orang atau 22,2 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 3 orang yang

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

tinggal di lokasi permukiman. Penghasilan kurang dari Rp 500.000,00

sebanyak 3 orang atau 6,7 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 16 orang

yang tinggal di lokasi permukiman.

g. Responden Berdasarkan Status Rumah

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

100 orang yang tinggal di perumahan dan permukiman Wonorejo

Karanganyar dapat diperoleh karakteristik responden tentang status rumah

dari masing-masing responden yaitu tinggal dirumah mereka sendiri.

C. Analisis Data dan Pembahasan

Uji Chi – Square untuk menguji apakah sebuah sampel yang diambil

menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut

mengikuti suatu distribusi yang telah diterapkan. Oleh karena itu, uji ini sering

disebut uji keselarasan karena untuk menguji sampel apakah selaras dengan

salah satu distribusi teoritis. Namun prakteknya, uji ini tetap mengikuti prinsip

dasar uji Chi – Square, yaitu membandingkan antara frekuensi harapan dengan

frekuensi amatan.

1. Distribusi Responden di Perumahan

a. Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Harga rumah dengan

Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan Murah Tidak

Murah Total

Keputusan Masyarakat

RSD

RMW

Responden % Total

Responden % Total

3 5,5 %

28 25,5 %

5 2,5 %

9 11,5 %

8 8 % 37

37%

Total Responden % Total

31 31 %

14 14 %

45 45%

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden

telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.7

menunjukkan deskripsi mengenai harga rumah terhadap keputusan

masyarakat terdapat 3 responden ( 5,5 % ) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi perumahan di rumah sederhana dengan alasan harga

yang murah, 5 responden ( 2,5 % ) yang memiliki keputusan tinggal di

lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan harga yang tidak

murah, 28 responden ( 25,5 % ) yang memiliki keputusan tinggal di

lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan harga yang murah dan

terdapat 9 responden ( 11,5 % ) yang memiliki keputusan tinggal di

lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan harga yang tidak

murah.

b. Skema Pembayaran dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Skema Pembayaran dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Mudah Tidak

Mudah Total

Keputusan Masyarakat

RSD RMW

Responden % Total Responden % Total

4 6,4 %

32 29,6 %

4 1,6 %

5 7,4 %

8 8 % 37

37%

Total Responden % Total

36 36 %

9 9 %

45 45%

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden

telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.8

menunjukkan deskripsi mengenai skema pembayaran terhadap keputusan

masyarakat terdapat 4 responden (6,4 %) yang memiliki keputusan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan skema

pembayaran yang mudah, 4 responden (1,6 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan skema

pembayaran yang tidak mudah, 32 responden (29,6 %) yang memiliki

keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan

skema pembayaran yang mudah dan terdapat 5 responden (7,4 %) yang

memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan

alasan skema pembayaran yang tidak mudah.

c. Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Baik Tidak

Baik Total

Keputusan Masyarakat

RSD

RMW

Responden % Total

Responden % Total

4 5,7%

28 26,3 %

4 2,3 %

9 10,7 %

8 8 % 37

37%

Total Responden % Total

32 32 %

13 13 %

45 45%

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden

telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.9

menunjukkan deskripsi mengenai kondisi lingkungan terhadap keputusan

masyarakat terdapat 4 responden (5,7 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi

lingkungan yang baik, 4 responden (2,3 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi

lingkungan yang tidak baik, 28 responden (26,3 %) yang memiliki

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan

kondisi lingkungan yang baik dan terdapat 9 responden (10,7 %) yang

memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan

alasan kondisi lingkungan yang tidak baik.

d. Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.10. Distribusi Responden Menurut Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Strategis Tidak

Strategis Total

Keputusan Masyarakat

RSD

RMW

Responden % Total

Responden % Total

2 4,8 %

25 22,2 %

6 3,2 %

12 14,8 %

8 8 % 37

37%

Total Responden % Total

27 27%

18 18%

45 45%

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden

telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.10

menunjukkan deskripsi mengenai aksesibilitas terhadap keputusan

masyarakat terdapat 6 responden (3,2 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan

aksesibilitas yang tidak strategis, 2 responden (4,8 %) yang memiliki

keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan

aksesibilitas yang strategis, 12 responden (14,8 %) yang memiliki

keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan

aksesibilitas yang tidak strategis dan terdapat 25 responden (22,2 %)

yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah

dengan alasan aksesibilitas yang strategis.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

e. Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.11. Distribusi Responden Menurut Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Lengkap Tidak

Lengkap Total

Keputusan Masyarakat

RSD

RMW

Responden % Total

Responden % Total

2 4,6 %

24 21,4 %

6 3,4 %

13 15,6%

8 8 % 37

37%

Total Responden % Total

26 26 %

19 19 %

45 45%

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden

telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.11

menunjukkan deskripsi mengenai kondisi fasilitas terhadap keputusan

masyarakat terdapat 2 responden (6,4 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi

fasilitas yang lengkap, 6 responden (3,4 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi

fasilitas yang tidak lengkap, 24 responden (21,4 %) yang memiliki

keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan

kondisi fasilitas yang lengkap dan terdapat 13 responden (15,6 %) yang

memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan

alasan kondisi fasilitas yang tidak lengkap.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2. Distribusi Responden di Permukiman

a. Harga rumah dengan keputusan masyarakat

Tabel 4.12. Distribusi Responden Menurut Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

Murah Tidak

Murah Total

Keputusan Masyarakat

RSD

RMW

Responden % Total

Responden % Total

3 6,9 %

15 11,1 %

18 14,1 %

19 22,9 %

21 21 %

34 34 %

Total Responden % Total

18 18 %

37 37 %

55 55 %

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden

telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.12

menunjukkan deskripsi mengenai harga rumah terhadap keputusan

masyarakat terdapat 3 responden (6,9 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan harga

yang murah, 18 responden (14,1 %) yang memiliki keputusan tinggal di

lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan harga yang Tidak

murah, 15 responden (11,1 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi

permukiman dirumah mewah dengan alasan harga yang murah dan

terdapat 19 responden (22,9 %) yang memiliki keputusan tinggal di

lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan harga yang tidak

murah.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

b. Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.13. Distribusi Responden Menurut Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

Baik Tidak

Baik Total

Keputusan Masyarakat

RSD

RMW

Responden % Total

Responden % Total

7 12,2 %

25 19,8 %

14 8,8 %

9 14,2 %

21 21 %

34 34 %

Total Responden % Total

32 32 %

23 23 %

55 55 %

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden

telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.13

menunjukkan deskripsi mengenai kondisi lingkungan terhadap keputusan

masyarakat terdapat 7 responden (12,2 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan kondisi

lingkungan yang baik, 14 responden (8,8 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan kondisi

lingkungan yang tidak baik, 25 responden (19,8 %) yang memiliki

keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan

kondisi lingkungan yang baik dan terdapat 9 responden (14,2 %) yang

memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah

dengan alasan kondisi lingkungan yang tidak baik.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

c. Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.14. Distribusi Responden Menurut Aksesibiltas dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

Strategis Tidak

Strategis Total

Keputusan Masyarakat

RSD

RMW

Responden % Total

Responden % Total

13 14,9 %

26 24,1 %

8 6,1 %

8 9,9 %

21 21 %

34 34 %

Total Responden % Total

39 39 %

16 16 %

55 55 %

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden

telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.14

menunjukkan deskripsi mengenai aksesibilitas terhadap keputusan

masyarakat terdapat 13 responden (14,9 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan

aksesibilitas yang strategis, 8 responden (6,1 %) yang memiliki

keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan

alasan aksesibilitas yang tidak strategis, 26 responden (24,1 %) yang

memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah

dengan alasan aksesibilitas yang strategis dan terdapat 8 responden (9,9

%) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah

mewah dengan alasan aksesibilitas yang tidak strategis.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

d. Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.15. Distribusi Responden Menurut Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

Lengkap Tidak

Lengkap Total

Keputusan Masyarakat

RSD

RMW

Responden % Total

Responden % Total

8 12,6 %

25 20,4 %

13 8,4 %

9 13,6 %

21 21 %

34 37%

Total Responden % Total

33 33 %

22 22 %

55 55%

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden

telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.15

menunjukkan deskripsi mengenai kondisi fasilitas terhadap keputusan

masyarakat terdapat 8 responden (12,6 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan kondisi

fasilitas yang lengkap, 13 responden (8,4 %) yang memiliki keputusan

tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan kondisi

fasilitas yang tidak lengkap, 25 responden (20,4 %) yang memiliki

keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan

kondisi fasilitas yang lengkap dan terdapat 9 responden (13,6 %) yang

memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah

dengan alasan kondisi fasilitas yang tidak lengkap.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

D. Interpretasi Data dari Hasil Uji Chi – Square

Pengolahan data dengan menggunakan uji Chi – Square diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel. 4.16. Hasil Uji Chi-Square Seluruh Variabel dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

1. Pengujian Keterkaitan Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square

hitung variable model harga rumah sebesar 4,473. Oleh karena pada taraf

signifikasi 0,05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 4,473 lebih

besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi

Square Pearson hitung sebesar 0,034 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara keputusan masyarakat akan harga rumah dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Hal tersebut sejalan dengan

hukum permintaan yang menyatakan bahwa kuantitas jumlah yang diminta

menurun ketika harga suatu barang meningkat dengan menganggap hal

No Nama Variabel

Nilai Chi-

Square Hitung

Nilai Chi-

Square Tabel

Nilai Asymp.Sig. Chi-Square

Pearson Hitung

Nilai Asymp.Sig. Chi-Square

Pearson Tabel

Keterangan

1 Harga Rumah 4,473 3,841 0,034 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima

2 Skema Pembayaran

5,473 3,841 0,019 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima

3 Kondisi Lingkungan

2,111 3,841 0,146 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak

4 Aksesibilitas 4,966 3,841 0,026 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima

5 Kondisi Fasilitas

4,285 3,841 0,038 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

lainnya konstan (Mankiw:2000). Harga merupakan salah satu kondisi yang

mempengaruhi kuantitas barang yang dibeli oleh konsumen. Secara umum

harga yang murah akan menarik konsumen tetapi perlu juga

dipertimbangkan bahwa harga yang murah dapat memberikan kesan yang

negatif atau mutu yang rendah pada suatu barang. Dengan demikian harga

juga merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan seseorang dalam

pembelian rumah. .Responden kebanyakan berpenghasilan Rp 500.000,00

– Rp 1000.000,00 sehingga dengan penghasilan yang tidak besar tersebut

harga rumah menjadi pertimbangan bagi responden untuk tinggal di lokasi

perumahan tersebut. Harga rumah didukung dengan kesesuaian harga

dengan daya beli konsumen yang baik. Kesesuaian harga dengan daya beli

yang tepat akan dilirik oleh banyak konsumen dikarenakan harga

merupakan faktor yang sensitif akan minat beli konsumen. Dengan kata

lain, penerapan harga yang semakin baik dan sesuai akan meningkatkan

keputusan pembelian rumah.

2. Pengujian Keterkaitan Skema Pembayaran dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square

hitung variabel model skema pembayaran sebesar 5,473. Oleh karena pada

taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 5,473

lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841atau nilai Asymp.Sig. Chi

Square Pearson hitung sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara skema pembayaran dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di

lokasi perumahan. Suatu kemudahan dalam pembayaran yang ditawarkan

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

oleh Perumahan Wonorejo menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

konsumen dalam membeli dan tinggal di perumahan Wonorejo. Jangka

waktu kredit yang diberikan oleh Perumahan Wonorejo dipandang

konsumen sebagai sesuatu hal yang tepat disaat krisis seperti ini.

Keringanan yang diberikan kepada konsumen, seperti pemberian KPR

dengan bunga ringan juga menjadi pertimbangan bagi responden untuk

membeli dan tinggal di lokasi perumahan Wonorejo dengan melihat

besarnya penghasilan responden yang relatif rendah.

3. Pengujian Keterkaitan Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square

hitung variabel model skema pembayaran sebesar 2,111. Oleh karena pada

taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 2,111

lebih kecil dari dari Chi – Square tabel sebesar 3,841atau nilai Asymp.Sig.

Chi Square Pearson hitung sebesar 0,146 lebih besar dari 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara kondisi lingkungan dengan keputusan masyarakat untuk

tinggal di lokasi perumahan. Kondisi lingkungan perumahan Wonorejo

saat ini masih dalam kondisi yang kurang baik misalnya lingkungan

perumahan Wonorejo yang rawan banjir dikarenakan saluran air yang

kurang lebar, persediaan air bersih yang kurang di lingkungan perumahan

Wonorejo dan lingkungan perumahan yang tidak cukup aman karena tidak

ada penjagaan keamanan dan tidak rutinnya diadakan siskamling di

lingkungan tersebut maka masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut

menjadi kurang nyaman. Hal – hal tersebutlah yang menjadi kondisi

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

lingkungan di perumahan tidak menjadi pertimbangan responden untuk

tinggal di lokasi perumahan Wonorejo.

4. Pengujian Keterkaitan Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square

hitung variabel model aksesibilitas sebesar 4,966. Oleh karena pada taraf

signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 4,966 lebih

besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi

Square Pearson hitung sebesar 0,026 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara aksesibilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi

perumahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembeli untuk membeli

perumahan adalah letak perumahan tersebut atau lokasi. Dengan kesibukan

masyarakat dewasa ini tentu lokasi menjadi pertimbangan pembeli dalam

membeli rumah. Akses jalan yang cepat dan mudah, dekat dengan pusat

kota, transportasi mudah adalah salah satu contoh mengapa lokasi

perumahan penting. Lokasi perumahan mempengaruhi kenyamanan

seseorang dirumah. Lokasi rumah yang strategis memudahkan

penghuninya pergi ke tempat kerja, ke tempat hiburan, ke pusat

pendidikan, maupun ke pusat pembelanjaan. Secara umum konsumen

menyukai lokasi perumahan yang strategis dan nyaman. Perumahan

Wonorejo memiliki lokasi yang strategis yaitu cukup dekat dengan pusat

kota sehingga responden yang kebanyakan sudah bekerja menjadikan

aksesibilitas di perumahan Wonorejo sebagai salah satu pertimbangan

untuk tinggal di perumahan Wonorejo.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

5. Pengujian Keterkaitan Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square

hitung variabel model skema pembayaran sebesar 4,285. Oleh karena pada

taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 4,285

lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig.

Chi Square Pearson hitung sebesar 0,038 lebih kecil dari 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk

tinggal di lokasi perumahan. Seseorang membeli rumah biasanya tidak

hanya tertarik dari produk rumah itu sendiri melainkan lebih menekankan

pada fasilitas yang ada pada perumahan. Rumah dengan fasilitas yang

memadai lebih disukai oleh konsumen. Fasilitas ini meliputi ketersediaan,

listrik, jalan yang memadai, pusat pertokoan, jaringan telepon, tempat

beribadah, tempat olah raga, tempat pendidikan, keamanan, maupun

taman. Perumahan Wonorejo memiliki fasilitas yang lengkap didalamnya

sehingga responden menjadikan kondisi fasilitas sebagai salah satu

pertimbangan untuk tinggal di lokasi perumahan Wonorejo.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel. 4.17. Hasil Uji Chi-Square Seluruh Variabel dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

No Nama

Variabel Nilai Chi

Square Hitung

Nilai Chi

Square Tabel

Nilai Asymp.Sig. Chi-Square

Pearson Hitung

Nilai Asymp.Sig. Chi-Square

Pearson Tabel

Keterangan

1 Harga Rumah 5,247 3,841 0,022 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima

2 Kondisi Lingkungan

8,621 3,841 0,003 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak

3 Aksesibilitas 1,335 3,841 0,248 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak

4 Kondisi Fasilitas

6,792 3,841 0,009 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

1. Pengujian Keterkaitan Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square

hitung variable model harga rumah sebesar 5,247. Oleh karena pada taraf

signifikasi 0,05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 5,247 lebih

besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi

Square Pearson hitung sebesar 0,022 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara keputusan masyarakat akan harga rumah dengan keputusan

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Hal tersebut sejalan dengan

hukum permintaan yang menyatakan bahwa kuantitas jumlah yang diminta

menurun ketika harga suatu barang meningkat dengan menganggap hal

lainnya konstan (Mankiw:2000). Harga merupakan salah satu kondisi yang

mempengaruhi kuantitas barang yang dibeli oleh konsumen. Secara umum

harga yang murah akan menarik konsumen tetapi perlu juga

dipertimbangkan bahwa harga yang murah dapat memberikan kesan yang

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

negatif atau mutu yang rendah pada suatu barang. Dengan demikian harga

juga merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan seseorang dalam

pembelian rumah. .Responden kebanyakan berpenghasilan Rp 500.000,00

– Rp 1000.000,00 sehingga dengan penghasilan yang tidak besar tersebut

harga rumah menjadi pertimbangan bagi responden untuk tinggal di lokasi

permukiman Wonorejo. Harga rumah didukung dengan kesesuaian harga

dengan daya beli konsumen yang baik. Kesesuaian harga dengan daya beli

yang tepat akan dilirik oleh banyak konsumen dikarenakan harga

merupakan faktor yang sensitif akan minat beli konsumen. Dengan kata

lain, penerapan harga yang semakin baik dan sesuai akan meningkatkan

keputusan pembelian rumah.

2. Pengujian Keterkaitan Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square

hitung variabel model skema pembayaran sebesar 8,621. Oleh karena pada

taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 8,621

lebih besar dari dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai

Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,003 lebih besar dari 0,05

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan antara kondisi lingkungan dengan keputusan masyarakat

untuk tinggal di lokasi permukiman. Kondisi lingkungan dipermukiman

Wonorejo saat ini dalam kondisi yang baik misalnya udara dipermukiman

Wonorejo masih segar karena masih dalam lingkup pedesaan, persediaan

air bersih yang memadai karena masyarakat kebanyakan menggunakan

sumur dan lingkungan perumahan yang cukup aman karena rutinnya

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

diadakan siskamling di lingkungan tersebut dan lingkungannya cukup

tenang maka masyarakat yang tinggal di permukiman tersebut merasa

nyaman. Hal tersebut yang menjadi kondisi lingkungan di permukiman

Wonorejo menjadi pertimbangan responden untuk tinggal di lokasi

permukiman Wonorejo.

3. Pengujian Keterkaitan Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square

hitung variabel model aksesibilitas sebesar 1,335. Oleh karena pada taraf

signifikasi 0,05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 1,335 lebih

kecil dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi

Square Pearson hitung sebesar 0,248 lebih kecil dari 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara aksesibilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal

di lokasi permukiman. Aksesibilitas di permukiman Wonorejo dalam hal

akses jalan masih dalam keadaan yang kurang baik, banyak ruas jalan yang

masih rusak sehingga masyarakat yang tinggal di lokasi tersebut yang

hendak bepergian menjadi kurang lancar dan tidak nyaman sehingga

dengan melihat kondisi tersebut responden tidak mempertimbangkan

aksesibilitas sebagai salah satu faktor yang dipertimbangkan untuk tinggal

di lokasi permukiman tersebut,

4. Pengujian Keterkaitan Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square

hitung variabel model skema pembayaran sebesar 6,792. Oleh karena pada

taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 6,792

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig.

Chi Square Pearson hitung sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk

tinggal di lokasi perumahan. Seseorang membeli rumah biasanya tidak

hanya tertarik dari produk rumah itu sendiri melainkan lebih menekankan

pada fasilitas yang ada di permukiman tersebut. Rumah dengan fasilitas

yang memadai lebih disukai oleh konsumen. Fasilitas ini meliputi

ketersediaan listrik, jalan yang memadai, pusat pertokoan, jaringan

telepon, tempat beribadah, tempat olah raga, tempat pendidikan,

keamanan, maupun taman. Permukiman Wonorejo memiliki fasilitas yang

lengkap didalamnya sehingga responden menjadikan kondisi fasilitas

sebagai salah satu pertimbangan untuk tinggal di lokasi permukiman

Wonorejo.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada analisis dan pembahasan diperoleh

kesimpulan :

1. Karakteristik responden di perumahan dan permukiman menunjukkan lebih

banyak responden yang berjenis kelamin laki – laki, dari segi usia

responden paling banyak berusia 36 – 50 tahun, dari segi status pernikahan

kebanyakan responden sudah menikah, dari segi pekerjaan responden yang

tinggal diperumahan banyak yang bekerja sebagai pegawai swasta dan

wiraswasta, sedangkan responden yang tinggal di permukiman banyak yang

bekerja sebagai wiraswasta, dari segi pendidikan terakhir responden yang

tinggal diperumahan dan permukiman banyak yang berpendidikan terakhir

SMA, dari segi penghasilan perbulan responden yang tinggal di lokasi

perumahan dan permukiman kebanyakan memiliki penghasilan sebesar Rp

500.000,00 – Rp 1.000.000,00 dan semua responden memiliki rumah

sendiri.

2. Harga rumah, skema pembayaran, aksesibilitas dan kondisi fasilitas menjadi

bahan pertimbangan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Karena

adanya keterkaitan antara harga rumah, skema pembayaran, aksesibilitas

dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi

perumahan. Kondisi lingkungan tidak menjadi bahan pertimbangan

masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan karena tidak ada keterkaitan

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

antara kondisi lingkungan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di

lokasi perumahan. Hasil pengolahan SPSS dengan menggunakan Uji –

Square menunjukkan bahwa nilai keterkaitan yang paling tinggi terhadap

keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan adalah skema

pembayaran.

3. Harga rumah, kondisi lingkungan dan kondisi fasilitas menjadi bahan

pertimbangan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman karena

adanya keterkaitan antara harga rumah, kondisi lingkungan dan kondisi

fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

Aksesibilitas tidak menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk tinggal di

lokasi permukiman karena tidak ada keterkaitan antara aksesibilitas dengan

keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman. Nilai keterkaitan

yang paling tinggi terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di Lokasi

permukiman adalah kondisi lingkungan.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka

diajukan beberapa saran :

1. Pihak pengelola perumahan Wonorejo Karanganyar

Dilihat dari kesimpulan bahwa skema pembayaran menjadi faktor utama

yang dijadikan pertimbangan bagi masyarakat untuk tinggal di lokasi

perumahan sehingga Pengelola perumahan Wonorejo Karanganyar

sebaiknya lebih memberikan kemudahan pembayaran bagi masyarakat baik

yang membeli secara tunai ataupun kredit sehingga masyarakat lebih tertarik

untk memilih tinggal di lokasi perumahan Wonorejo. Dari segi fasilitas

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR ... file§ Kegagalan bukan berarti kehancuran melainkan jembatan untuk menuju keberhasilan dan sukses ( Suwito ). § Jadikanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

pihak pengelola perumahan wonorejo sebaiknya menambah fasilitas yang

saat ini belum tersedia di perumahan wonorejo, memperlebar saluran air dan

memperbaiki akses jalan yang sampai saat ini masih dalam keadaan rusak.

2. Pihak Pemerintah

Kondisi Lingkungan merupakan faktor paling dominan yang

mempengaruhi masyarakat untuk tinggal di permukiman, sehingga

pemerintah seharusnya lebih meningkatkan kondisi lingkungan di

permukiman.

3. Peneliti yang akan datang

a. Diharapkan penelitian yang akan datang, sampel yang digunakan lebih

banyak sehingga hasil dari analisis dari penelitian yang didapatkan akan

lebih akurat.

b. Melakukan penelitian dengan aspek yang sama dengan menambahkan

variabel yang menyangkut aspek tersebut untuk lebih mengetahui

variabel-variabel lain yang mempengaruhi keputusan konsumen, diluar

variabel yang telah diteliti penulis.