142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL SKRIPSI Oleh : NOVIANA SARI K1508043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL

SKRIPSI

Oleh :

NOVIANA SARI

K1508043

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Noviana Sari

Nim : K1508043

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Teknik Kejuruan/Pendidikan Teknik

Bangunan

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH

TINGGAL ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,

sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Noviana Sari

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL

Oleh :

NOVIANA SARI

K1508043

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan

Pendidikan Teknik Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Chundakus Habsya, M. Ars Budi Siswanto, S. Pd, M. Ars

NIP.19570414 198603 1 002 NIP. 19720205200501 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 12 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sutrisno, M.T, M. Pd

Sekretaris : Drs. Bambang Sulistyo Budhi

Anggota I : Ir. Chundakus Habsya, M. Ars

Anggota II : Budi Siswanto, S. Pd, M. Ars

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. Rer. Nat. Sajidan, M. Si

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi pencahayaan alami di tipe perumahan kecil dan menengah, mengetahui bahwa sistem bukaan yang baik menghasilkan pencahayaan alami yang nyaman, mengetahui bahwa vegetasi berpengaruh terhadap pencahayaan alami dalam ruangan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif-deskriptif. Penelitian di laksanakan di tiga lokasi perumahan yaitu Perumahan Griya Prima Klaten, Perumahan Cipta Griya Bersinar Klaten, dan Perumahan Pesona Sawahan Boyolali. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive. Jumlah sampel ada 18 rumah, yang terdiri dari 7 rumah di Perumahan Griya Prima Klaten, 8 rumah di Perumahan Cipta Griya Bersinar Klaten, dan 3 rumah di Pesona Sawahan Boyolali. Teknik pengumpulan data dengan pengukuran menggunakan alat, angket, dan dokumentasi. Alat yang digunakan pengukuran dalam penelitian ini adalah light meter dan humidity. Light meter untuk mengukur intensitas cahaya sedangkan humidity untuk mengukur suhu udara dan kelembaban. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 66,45 % pencahayaan alami di obyek penelitian kurang memenuhi persyaratan, bukaan berpengaruh terhadap cahaya matahari yang masuk dalam ruangan, dan adanya vegetasi dapat mempengaruhi pencahayaan alami dalam ruangan. Ditemukan faktor-faktor lain, selain bukaan dan vegetasi yang menyebabkan pencahayaan alami di obyek penelitian kurang baik yaitu teras yang lebar, rumah berhubungan langsung dengan bangunan sekitar, dan pengembangan rumah yang kurang memperhatikan segi pencahayaan alami.

Simpulan penelitian ini adalah 66,45 % pencahayaan di obyek penelitian kurang memenuhi persyaratan, sistem bukaan yang baik akan menghasilkan pencahayaan alami yang nyaman, vegetasi berpengaruh terhadap terhadap pencahayaan alami dalam ruangan.

Kata Kunci : pencahayaan alami, bukaan, vegetasi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Cukuplah Allah yang menjadi Penolongku di setiap Kesulitan, Penentram Jiwa

disaat Kecemasan, Pelindungku disaat Ketakutan, Penguatku disaat Goncangan

Masalah menghantam.

“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai dengan satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan

yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”

(QS. Al Insyirah (94) : 5-8)

“Kejarlah akheratmu, maka dunia akan mengikutimu”

Aku stres tetapi aku tidak trauma oleh ketakutan. Aku masih mampu belajar! Aku

masih mampu berjuang! Aku akan bertahan hidup dan aku akan mewujudkanmu,

Impianku!

Tak terhitung orang mengatakan bahwa ini tak bisa dilakukan atau itu tampaknya

akan gagal. Keberanianku akan menentang itu.

Jangan rendahkan tujuanmu sampai ke level kemampuanmu. Justru, naikkan

kemampuanmu sampai ke level tujuanmu.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Dari hati yang tulus, terbingkai rasa syukur pada Allah- Rabb semesta alam, Ku

persembahkan karya ini untuk :

Ibu dan Ayah

Berkat iringan doa yang selalu Ibu dan Ayah lantunkan untuk Ananda, rahmat

Allah selalu menyertai Ananda, hingga Ananda bisa bertahan menghadapi setiap

episode hidup. Terima kasih pula untuk setiap doa, cucuran keringat, letih, dan

rintihan tangisan Ibu dan Ayah di setiap sepertiga malam demi Ananda.

Adik-Adikku Tersayang :

Lylya Octaviani dan Yulia Ambar Wati. Terima kasih atas bantuan,

persaudaraan, dan letupan semangat kalian selama ini.

Kedua Dosen Pembimbingku :

Pak Chun dan Pak Budi. Dengan segenap hormat, Ku ucapkan terima kasih atas

bantuan, arahan, bimbingan, dan kesabaran selama proses bimbingan skripsi.

Sungguh bersyukur mendapat pembimbing seperti beliau-beliau. Dosen

pembimbing bagaikan pelita ilmu dalam kegelapan kebodohan.

Teman-Teman Kos Arum, Sidomulyo, Makam Haji

Norma, Fitroh, Anis, Mbak Muji, Tika, Anita, Hani, dll, yang tak bisa ku sebutkan

namanya satu per satu. Tiada teman yang sebaik kalian hingga ku merasa

bagaikan keluarga dalam balutan ukhuwah islamiyah. Terima kasih atas bantuan,

motivasi, dan kebersamaan selama ini.

Teman-Teman Seperjuangan, PTB 2008

Terima kasih atas kerjasama, diskusi, dan semangat yang kalian percikkan

padaku hingga ku termotivasi untuk berlari bersama kalian menuju gerbang

kesuksesan. Semoga perpisahan tidak memutuskan tali persaudaraan kita.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang diharapkan. Skripsi ini

berjudul “PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL”

Dalam menyusun skripsi ini penulis mendapat bantuan dari banyak pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Drs. Sutrisno, S.T, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan

Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Ida Nugroho Saputro, ST. M.Eng selaku Ketua Program Pendidikan

Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Abdul Haris Setyawan, S.Pd., M.Pd selaku Koordinator Skripsi

Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ir. Chundakus Habsya, M.Ars selaku Dosen pembimbing I, yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi.

6. Budi Siswanto, S.Pd, M.Ars selaku Dosen pembimbing II, yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi.

7. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan angkatan tahun

2008.

8. Semua pihak yang ikut membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih

belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk melengkapi kekurangan skripsi ini.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai

acuan pelaksanaan penelitian dan semua pihak yang memerlukannya

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Judul Halaman

HALAMAN JUDUL . ............................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN.................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN....................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK............................................................................ vi

HALAMAN MOTTO................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. viii

KATA PENGANTAR. .............................................................................. ix

DAFTAR ISI. ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................. .......................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................... .......................................... 2

C. Pembatasan Masalah...................... .......................................... 3

D. Perumusan Masalah....................... .......................................... 3

E. Tujuan Penelitian........................... .......................................... 3

F. Manfaat Penelitian......................... .......................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................... .......................................... 5

1. Rumah dan Perumahan.............. .......................................... 5

2. Pencahayaan Alami................... .......................................... 16

3. Syarat Pencahayaan Alami yang Nyaman............................. 19

4. Kenyamanan ............................ .......................................... 21

B. Penelitian yang Relevan ................ .......................................... 23

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Kerangka Berfikir.......................... .......................................... 25

D. Hipotesis ....................................... .......................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........ .......................................... 28

1. Tempat Penelitian ..................... .......................................... 29

2. Waktu Penelitian....................... .......................................... 33

B. Rancangan Penelitian .................... .......................................... 33

1. Studi Penelitian ......................... .......................................... 33

2. Tahap Penelitian........................ .......................................... 34

C. Populasi dan Sampel...................... .......................................... 36

1. Populasi .................................... .......................................... 36

2. Sampel ...................................... .......................................... 36

D. Teknik Pengambilan Sampel ......... .......................................... 37

E. Pengumpulan Data ........................ .......................................... 38

1. Sumber Data ............................ .......................................... 38

2. Teknik Mendapatkan Data......... .......................................... 38

F. Validasi Instrumen Penelitian ........ .......................................... 41

G. Analisis Data ................................. .......................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ............................... .......................................... 45

B. Pengujian Persyaratan Analisis ...... .......................................... 53

C. Pengujian Hipotesis ....................... .......................................... 54

1. Pengujian Hipotesis 1 .............. .......................................... 54

2. Pengujian Hipotesis 2 .............. .......................................... 54

3. Pengujian Hipotesis 3 .............. .......................................... 107

D. Pembahasan Hasil Analisis Data.... .......................................... 117

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ....................................... .......................................... 124

B. Implikasi ....................................... .......................................... 125

C. Saran ............................................. .......................................... 126

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR PUSTAKA ..................................... .......................................... 127

LAMPIRAN ................................................... ..........................................

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Denah Rumah Tipe 36......................................................................... 7

2.2. Tampak Depan Rumah Tipe 36 ........................................................... 8

2.3. Denah Rumah Tipe 45......................................................................... 9

2.4. Tampak Depan Rumah Tipe 45........................................................... 9

2.5. Denah Rumah Tipe 54......................................................................... 10

2.6. Tampak Depan dan Perspektif Rumah Tipe 54.................................... 11

2.7. Denah Rumah Tipe 60......................................................................... 12

2.8. Perspektif Rumah Tipe 60 ................................................................... 12

2.9. Denah Rumah Tipe 70......................................................................... 13

2.10. Perspektif Rumah Tipe 70 ................................................................. 14

2.11. Terang Langsung .............................................................................. 16

2.12. Terang Tidak Langsung..................................................................... 17

2.13. Sudut Sinar Datang ........................................................................... 17

2.14. Pemantulan Cahaya Di Permukaan Benda ......................................... 18

2.15. Vegetasi sebagai kontrol radiasi ........................................................ 21

2.16. Diagram Kerangka Berfikir ............................................................... 26

3.1. Peta Lokasi Sawahan, Ngemplak, Boyolali ........................................ 28

3.2. Site Plan Perumahan Pesona Sawahan................................................ 29

3.3. Peta Lokasi BelangWetan, KlatenUtara, Klaten.................................. 29

3.4. Site Plan Perumahan Griya Prima....................................................... 30

3.5. Peta Lokasi Kalikotes, Kalikotes, Klaten............................................ 31

3.6. Site Plan Perumahan Cipta Griya Bersinar ......................................... 32

3.7. Diagram Alur Penelitian..................................................................... 35

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Penelitan Relevan ............................................................................... 23

3.1. Alokasi Waktu Kegiatan Penelitian ..................................................... 33

3.2. Daftar Populasi ................................................................................... 36

3.3. IESNA Recommended Iluminance Value ............................................. 39

3.4. Kisi-Kisi Angket ................................................................................. 41

3.5. Rumusan Hipotesis 1........................................................................... 43

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Data Mentah ..........................................................................................................

Data Angket...........................................................................................................

Output Uji Validitas Instrumen ..............................................................................

Output Uji Reabilitas Instrumen.............................................................................

Tabel Analisa Hipotesis Pertama............................................................................

Angket...................................................................................................................

Dokumentasi Penelitian .........................................................................................

Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ...........................................................

Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi.............................

Surat Permohonan Izin Observasi ..........................................................................

Surat Permohonan Izin Penelitian ..........................................................................

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cahaya mutlak diperlukan dalam ruangan. Pencahayaan mempunyai

beberapa fungsi, antara lain memberikan rasa nyaman bagi orang-orang di

dalamnya, menciptakan efek-efek tertentu, serta mempengaruhi kesehatan mata.

Berdasarkan sumber cahayanya, pencahayaan terdiri dari dua jenis yaitu

pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami merupakan

pencahayaan yang berasal dari sumber matahari baik secara langsung maupun

tidak langsung. Sedangkan pencahayaan buatan sering disebut pencahayaan

elektrik karena bersumber dari lampu. Pada penelitian ini, akan memfokuskan

pada pencahayaan alami.

Perumahan merupakan lingkungan pemukiman yang padat. Letak

bangunan yang berderet dan saling berhimpitan satu sama lain mengakibatkan

minimalnya bukaan yang tersedia. Bukaan hanya ada pada posisi depan saja

sehingga cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan tidak bisa maksimal.

Sistem pencahayaan yang buruk tersebut menyebabkan suasana ruangan menjadi

gelap. Hal ini akan berdampak pada kenyamanan visual dan termal. Dampak pada

kenyamanan visual menyebabkan penglihatan menjadi tidak jelas, sedangkan

dampak pada kenyamanan termal menyebabkan kelembaban dan suhu udara

menjadi tidak nyaman. Selain itu, suasana gelap juga akan menuntut penggunaan

lampu saat siang hari. Penggunaan lampu yang berlebihan akan meningkatkan

konsumsi energi listrik sehingga biaya pemakaian lisrik juga akan meningkat.

Dengan demikian perlu sistem pencahayaan yang hemat energi dengan

memanfaatkan cahaya alami semaksimal mungkin. “Permintaan akan energi

listrik terbesar dapat ditekan hingga 40 % dengan mempergunakan pencahayaan

alami secara baik” (Lechner, 2007: 415).

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Cahaya alami yang nyaman harus sesuai dengan persyaratan kenyamanan

visual dan termal. Sebagian besar desain rumah di beberapa perumahan kurang

memperhatikan aspek pencahayaan alami sehingga persyaratan kenyamanan

visual dan termal tidak terpenuhi. Kedua kenyamanan tersebut berhubungan erat

dengan sistem bukaan dan vegetasi. Syarat-syarat bukaan yang harus dipenuhi

untuk menghasilkan pencahayaan yang nyaman adalah luasan dan arahnya.

Vegetasi dapat mengurangi cahaya matahari yang masuk ke ruangan dan dapat

menurunkan suhu udara. Tapi, saat ini masih banyak perancangan dan

pengembangan rumah kurang memperhatikan persyaratan pencahayaan yang

nyaman.

Oleh karena itu, penulis merancang sebuah penelitian tentang pencahayaan

alami di lokasi perumahan kemudian ditinjau berdasarkan syarat-syarat

pencahayaan alami yang nyaman. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan

dalam perancangan dan pengembangan rumah dengan memperhatikan

pencahayaan alami yang nyaman.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat mengidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Sebagian besar desain rumah di perumahan kurang memperhatikan aspek

pencahayaan alami.

2. Pencahayaan alami yang kurang memenuhi persyaratan menyebabkan

ruangan menjadi gelap.

3. Ruangan yang gelap menyebabkan meningkatnya penggunaan listrik pada

siang hari.

4. Penggunaan listrik yang berlebihan meningkatkan biaya pemakaian listrik.

5. Perancangan dan pengembangan rumah yang kurang memperhatikan

persyaratan pencahayaan menyebabkan ketidaknyamanan.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah agar masalah yang dikaji dalam

penelitian ini menjadi terarah, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Pencahayaan yang diukur adalah pencahayaan alami.

2. Penelitian dilaksanakan pada lokasi, tipe perumahan, dan ruang-ruang

yang ditentukan sebagai obyek penelitian seperti yang diuraikan dalam

metode penelitian.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencahayaan alami akan ditinjau yaitu

mengenai bukaan dan vegetasi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah,

maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah pencahayaan alami di lokasi penelitian memenuhi syarat

pencahayaan yang nyaman?

2. Apakah sistem bukaan yang baik akan menghasilkan pencahayaan alami

yang nyaman?

3. Apakah vegetasi berpengaruh pada pencahayaan alami dalam ruangan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan pembatasan masalah di atas maka

tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi pencahayaan alami di lokasi penelitian.

2. Mengetahui bukaan yang baik akan menghasilkan pencahayaan alami

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang nyaman.

3. Mengetahui vegetasi yang berpengaruh terhadap pencahayaan alami dalam

ruangan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat dan solusi terhadap

permasalahan penelitian baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan tentang pencahayaan alami dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

b. Menjadi referensi untuk penelitian lain yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi acuan bagi pemilik rumah dalam mendesain ulang dan

mengembangkan rumahnya.

b. Menjadi acuan bagi developer dalam mendesain perumahan

berikutnya.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Rumah dan Perumahan

Ada beberapa pengertian mengenai rumah dan perumahan. Menurut Intan

Sari Zaitun Rahma (2010) pengertian properti perumahan adalah tanah kosong

atau sebidang tanah yang dikembangkan, digunakan, atau disediakan untuk tempat

kediaman, seperti single family houses, apartemen, rumah susun.

Berdasarkan Undang-Undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman

a. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian

dan sarana pembinaan keluarga.

b. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana lingkungan.

c. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,

baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.

Menurut Intan Sari Zaitun Rahma (2010), residental properti dibagi

menjadi single family residental dan multy family residental . Properti perumahan

bisa dikategorikan kepada beberapa jenis:

a. Rumah tinggal, dapat dibedakan menjadi rumah elit, rumah menengah,

rumah sederhana, dan rumah murah.

b. Flat, dapat dibedakan menjadi rumah susun, apartemen, dan

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kondominium.

Menurut Intan Sari Zaitun Rahma (2010), rumah memiliki dua arti penting

yaitu :

a. Rumah sebagai kata benda, menunjukkan bahwa tempat tinggal (rumah

dan tanah sebagai komoditi).

b. Rumah sebagai kata kerja, menunjukkan suatu proses dan aktivitas

manusia yang terjadi dalam pembangunan, pengembangan maupun sampai

proses penghuninya.

Menurut SKB Menteri Dalam Negeri, Menteri PU, Menteri Perumahan

Rakyat tahun 1992, properti perumahan dapat dikategorikan menjadi beberapa

jenis, yaitu :

a. Rumah sederhana adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas

kaveling antara 54 m² sampai 200 m² dan biaya pembangunan per m² tidak

melebihi dari harga satuan per m² tertinggi untuk pembangunan

perumahan dinas pemerintah kelas C yang berlaku.

b. Rumah menengah adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas

kaveling antara 200 m² sampai 600 m² dan atau biaya pembangunan per

m² antara harga satuan per m² tertinggi untuk pembangunan perumahan

dinas pemerintah kelas C sampai A yang berlaku.

c. Rumah mewah adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas

kaveling antara 600 m² sampai dengan 2000 m² dan atau biaya

pembangunan per m² di atas harga satuan per m² tertinggi untuk

pembangunan perumahan dinas kelas A yang berlaku.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa

pengertian rumah adalah tempat tinggal dengan lingkungan tertentu yang terdiri

dari berbagai jenis dan tipe, berfungsi sebagai sarana pembinaan keluarga.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Menurut Suparno Sastro (2004 : 23 - 105), tipe perumahan dibagi menjadi:

a. Perumahan tipe kecil, antara lain : 36, 45, 54

1) Rumah tinggal Tipe 36

Rumah tinggal tipe ini sangat minim perlengkapan ruangnya, tetapi

sangat cocok untuk keluarga kecil yang hanya mempunyai satu atau dua

anak. Bila ditinjau dari sisi daya beli, rumah tipe ini memang lebih

terjangkau daripada tipe yang lebih besar seperti tipe 45, tipe 54, dan

sebagainya.

Apabila mempunyai luasan tanah yang masih cukup luas dengan

mendirikan rumah tipe 36 ini, pemilik masih banyak pilihan untuk bisa

mengembangkan rumah dengan bentuk dan luas sesuai keinginan. Namun,

apabila luasan tanah yang tersedia sangat terbatas (terletak pada lokasi

perumahan), pemilik harus memperhitungkan seefisien mungkin

penggunaan dan penataan ruang pada rumah tipe ini. Pada umumnya,

rumah tipe 36 mempunyai dua ruang tidur, ruang makan, ruang tamu, dan

kamar mandi.

Gambar 2.1. Denah Rumah Tipe 36

Sumber : (Sastro, 2004 : 23)

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Gambar 2.2. Tampak Depan Rumah Tipe 36

Sumber : (Sastro, 2004 : 24)

2) Rumah tipe 45

Rumah tipe 45 memang termasuk dalam kategori bangunan yang

kecil, akan tetapi sudah lebih longgar penataan ruangnya bila dibanding

dengan tipe dibawahnya. Dengan menempatkan dua ruang tidur (ruang

tidur utama dan ruang tidur anak) di sekeliling ruang keluarga dan ruang

makan, akan diperoleh kesatuan tatanan ruang yang terpadu dan harmonis

serta berkesan longgar.

Pada satu sisi, rumah dengan tipe 45 memang tidak terlalu besar.

Namun pada sisi lain, pemilik bisa mendapatkan suasana keakraban yang

lebih dalam karena setiap saat semua anggota keluarga bisa berkumpul di

ruang makan dan ruang keluarga dengan santai sehingga menjadi dekat

satu dengan yang lain. Pada umumnya rumah tipe ini terdiri dari satu

kamar tidur utama, satu kamar tidur anak, ruang tamu, ruang keluarga,

dapur, tempat cuci, dan kamar mandi.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Gambar 2.3. Denah Rumah Tipe 45

Sumber : (Sastro, 2004 : 25)

Gambar 2.4. Tampak Depan Rumah Tipe 45

Sumber : (Sastro, 2004 : 26)

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3) Rumah tinggal tipe 54

Ukuran 54 memang belum termasuk ukuran yang bisa disebut

besar, namun sebenarnya ukuran ini sudah cukup luas bagi sebuah

keluarga kecil yang ingin mempunyai sarana papan untuk kelangsungan

hidupnya.

Rumah tinggal tipe 54 merupakan jenis tipe yang banyak disukai

dan masih sangat terjangkau harganya. Selain itu, apabila pemilik

memiliki rumah tipe ini dengan cara KPR, banyak sekali layanan yang

bisa dijumpai pada bank-bank swasta karena biasanya developer

(pengembang) memang bekerja sama dengan bank dalam hal pendanaan

dan pemasaran produk perumahan tersebut. Pada umumnya, rumah tipe ini

terdiri dari dua kamar tidur utama, ruang tamu, ruang makan, ruang

keluarga, dapur, dan kamar mandi.

Gambar 2.5. Denah Rumah Tipe 54

Sumber : (Sastro, 2004 : 27)

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Gambar 2.6. Tampak Depan Rumah Tipe 54

Sumber : (Sastro, 2004 : 28)

b. Perumahan tipe sedang dan menengah, antara lain : 60, 70, 74, 110, 116,

120

1) Rumah tinggal tipe 60

Pada rumah tipe ini, cukup banyak kebutuhan ruang yang bisa

dimasukkan. Meskipun demikian, pemilik tetap harus memperhatikan pola

tatanan ruang dan sirkulasi dalam bangunan tersebut. Pola tatanan ruang

dan pengaturan sirkulasi yang buruk akan berkesan sesak dan tidak

nyaman karena crossing (benturan) yang terjadi antara sesama pengguna

ruang.

Apabila rumah tinggal tipe ini terletak di tepi persimpangan jalan

(mempunyai dua muka) maka akan semakin menambah nilai estetis

bangunan. Di samping itu, pemilik dapat leluasa mengekspos bentuk

(fasad) bangunan dengan memanfaatkan dua sisi bangunan dalam

penataan ruang-ruang di dalamnya serta membuat jalan masuk melalui dua

sisi pula. Pada umumnya rumah tinggal tipe ini terdiri dari tiga ruang tidur,

ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Gambar 2.7. Denah Rumah Tipe 60

Sumber : (Sastro, 2004 : 29)

Gambar 2.8. Perspektif Rumah Tipe 60

Sumber : (Sastro, 2004 : 30)

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Rumah tinggal tipe 70

Penggunaan lahan secara efisien dan sesuai tuntutan fungsi

bangunan serta kegiatan yang akan diwadahi dalam rumah, maka tipe 70

merupakan tawaran sebuah tipe yang cukup besar untuk sebuah keluarga

kecil (orang tua dan dua orang anak).

Penataan ruang adalah penempatan ruang sesuai fungsi dan jenis

kegiatan yang terjadi di dalamnya, misalnya ruang tamu bisa diletakkan di

belakang teras, ruang keluarga, dan rumah makan diletakkan di belakang

ruang tamu, ruang tidur utama maupun ruang tidur anak harus diletakkan

pada bagian yang tidak bising sehingga akan terasa nyaman saat

digunakan untuk istirahat. Pada umumnya, rumah tipe ini terdiri dari satu

kamar tidur utama, dua kamar tidur anak, ruang keluarga, ruang tamu,

dapur, garasi, dan kamar mandi.

Gambar 2.9. Denah Rumah Tipe 70

Sumber : (Sastro, 2004 : 31)

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gambar 2.10. Perspektif Rumah Tipe 70

Sumber : (Sastro, 2004 : 32)

3) Rumah tinggal tipe 74

Rumah tinggal tipe 74 ke atas biasanya bisa menampung sejumlah

ruang yang dibutuhkan oleh keluarga dengan jumlah anggota lebih dari 5

orang. Setidaknya, dalam rumah tersebut bisa dibuat minimal tiga ruang

tidur dan satu ruang tidur pembantu.

Selain itu, bila ditinjau dari segi luasan, luas 74 cukup terasa

lapang apabila digunakan oleh penghuninya. Dengan dihadirkannya ruang

makan dan ruang tengah di tengah ruang-ruang yang lain, meskipun rumah

ini lebih besar, tetap akan memberikan kesan akrab terhadap sesama

anggota keluarga.

Rumah tipe 74 juga memungkinkan untuk dibuat ruang tidur

pembantu beserta kamar mandi dan wc karena biasanya semakin luas

sebuah bangunan, akan semakin sulit pula yang tatannya. Selain itu,

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

biasanya sebuah keluarga yang tidak tergolong kecil memang

membutuhkan pembantu melakukan tugas-tugas rumah tangganya.

c. Perumahan tipe besar dan mewah, antara lain : 150, 255, 264, 277, 278,

300, 300, 308, 315, 422

Sebuah bangunan rumah tinggal yang mempunyai luas lebih dari

150 m², pasti mempunyai jumlah ruang yang banyak dengan luasan setiap

ruang yang lebih besar, begitupun ruang sirkulasinya. Unsur-unsur

kesatuan dan keseimbangan aksesibilitas pencapaian dalam setiap ruang

yang dihadirkan dalam rumah tersebut harus dipertimbangkan dengan baik

agar tidak menimbulkan kesenjangan dalam pemakaian oleh penghuninya.

Penataan ruang dalam sebuah rumah yang besar dan mempunyai

banyak ruang membutuhkan pertimbangan lebih kompleks. Untuk itu, agar

di dalam rumah tersebut bisa tercipta rasa nyaman, tenang, lapang, terang,

ruang-ruang tersebut harus ditata sesuai hakikat fungsi masing-masing.

Terlebih lagi, ruang-ruang tersebut bersifat umum dan lebih bising bila

dibandingkan dengan ruang-ruang yang lain seperti ruang tidur, kamar

mandi, ruang kerja, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa tipe

perumahan dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Perumahan tipe kecil, antara lain tipe 36, 45, 54.

2. Perumahan tipe sedang dan menengah, antara lain tipe 60, 70, 74, 110,

116, 120

d. Perumahan tipe besar dan mewah, antara lain tipe 150, 255, 264, 277, 278,

300, 300, 308, 315, 422

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Pencahayaan Alami

a. Definisi Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang bersumber dari cahaya

matahari. Pencahayaan alami yang baik sekitar jam 08.00 sampai dengan jam

16.00 waktu setempat, terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke dalam

ruangan (Suwantoro, 2006 : 1). Pencahayaan alami memberi manfaat visual,

thermal, dan psikologis selain kegunaan praktis berupa pengurangan energi untuk

pencahayaan buatan. Intensitas sinar matahari berubah sesuai dengan waktu,

musim dan lokasi. Sinar matahari dapat dibaurkan oleh awan, kabut, uap air, dan

dipantulkan dari tanah atau permukaan lain yang berada di sekitar bangunan.

b. Terang Alami

1) Terang langsung

Gambar 2.11. Terang Langsung

Sumber : (Handout Fisika Bangunan FPTK UPI, 2010)

Keterangan : 1. Cahaya langsung dari matahari pada bidang kerja.

2. Cahaya pantulan dari benda-benda sekitar.

3. Cahaya pantulan dari halaman, yang untuk kedua

kalinya dipantulkan oleh langit-langit dan dinding ke

arah bidang kerja.

4. Cahaya yang jatuh di lantai dan dipantulkan lagi

oleh langit-langit.

2) Terang tidak langsung yaitu sebagai cahaya matahari

dipantulkan oleh awan-awan serta benda-benda yang berada di

sekitar kita.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gambar 2.12. Terang Tidak Langsung

Sumber : (Handout Fisika Bangunan FPTK UPI, 2010)

c. Pemantulan Cahaya Matahari

1) Tingkat terang pantulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat terang pantulan :

- Sudut datang sinar

Semakin besar sudut datang sinar, semakin lemah sinar yang

dipantulkan dibandingkan dengan jika sinar tersebut jatuh tegak

lurus pada bidang pantul.

Gambar 2.13. Sudut Sinar Datang

Sumber : (Hajar Suwantoro, 2006)

- Tekstur permukaan benda

Benda yang permukaannya kasar akan memantulkan cahaya ke

segala arah dengan tidak merata, jadi tingkat terang pantulannya

cenderung lebih kecil dibanding bidang pantulan yang halus.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Gambar 2.14. Pemantulan Cahaya Di Permukaan Benda

Sumber : (Hajar Suwantoro, 2006)

- Warna cahaya dan warna bidang

Warna cahaya dan warna bidang juga menentukan tingkat terang

pantulan. Misalnya, warna biru jatuh pada bidang warna yang

gelap seperti hijau, maka sinar tersebut akan dipantulkan dengan

intensitas yang kecil.

- Keadaan udara pada saat itu

Semakin bersih udara dari partikel-partikel debu dan asap, maka

sinar yang terkena cahaya semakin terang karena tidak terhalang

oleh partikel-partikel tersebut.

- Jarak antara sumber cahaya dan bidang pantul

Semakin jauh sumber cahaya dari bidang pantul, maka semakin

lemah kekuatan iluminansi cahaya yang dipantulkan, atau dapat

dikatakan, kekuatan iluminansi berbanding terbalik dengan kuadrat

jarak sumber cahaya dengan bidang pantul.

2) Bidang pantul dengan pencahayaan ruang

Bidang langit merupakan bidang paling berperan dalam

memantulkan cahaya dari luar. Pada urutan kedua adalah bidang

dinding belakang (terhadap arah datangnya sinar), lalu bidang dinding

samping dan terakhir adalah bidang lantai. Dari pernyataan tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan warna yang tepat adalah :

Untuk bidang langit-langit sebaiknya warna ringan.

Untuk bidang lantai dapat dipergunakan warna gelap.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3. Syarat Pencahayaan Alami yang Nyaman

a. Bukaan

1) Fungsi bukaan

a) Untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk supaya tidak terlalu

berlebihan tetapi juga mencukupi kebutuhan cahaya dalam sebuah

ruangan.

b) Menambah fungsi dari segi estetika pada ruang dan bangunan.

2) Luasan Bukaan

Luasan bukaan ideal untuk mendapatkan pencahayaan alami yang nyaman

adalah 10-20 % dari luas lantai.

3) Arah bukaan terhadap mata angin

a) Indonesia terletak di daerah tropis, menyebabkan intensitas matahari

cukup tinggi sehingga fasad yang terbuka sebaiknya menghadap ke

selatan atau ke utara. Hal ini dimaksudkan untuk meniadakan radiasi

langsung dari cahaya matahari pada pagi dan sore hari.

b) Bukaan pada sisi timur untuk memasukkan cahaya pagi dan bukaan

pada sisi barat berpotensi menciptakan panas karena cahaya matahari

sore, yang jika masuk ke dalam rumah membutuhkan waktu cukup lama

untuk hilang.

c) Jika memang terpaksa bukaan menghadap barat, radiasi cahaya

matahari langsung dapat dikurangi dengan adanya tirai, jalusi atau kisi-

kisi, overstek, dan kanopi.

b. Vegetasi

Menurut Mohammad Pranoto S (2008), potensi vegetasi dalam

menentukan kondisi mikroklimatik yaitu:

1) Sebagai kontrol radiasi sinar matahari

2) Sebagai kontrol angin

3) Sebagai kontrol kelembaban dan temperatur

Vegetasi mampu menyerap radiasi yang mengenainya lebih dari 90 % ,

mereduksi kecepatan angin dalam suatu area ± 10 % dibandingkan aliran pada

area terbuka, serta dapat pula meningkatkan kecepatan angin dan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

mengarahkannya, mereduksi suhu udara pada siang hari sekitar 15° F, dan kondisi

tertentu dapat meningkatkan suhu udara di malam hari, dimana hal ini sangat

diinginkan di beberapa jenis iklim, yaitu di daerah beriklim moderat dan iklim

dingin.

Beberapa prinsip pemilihan vegetasi menurut Mohammad Pranoto S

(2008) adalah sebagai berikut :

1) Vegetasi dapat mereduksi akumulasi salju dipermukaan tanah, atau

sebagai perisai radiasi sinar matahari.

2) Vegetasi khususnya dengan daun jarum, dapat digunakan untuk

menangkap kabut, serta dapat meningkatkan pencapaian sinar matahari

pada permukaan tanah.

3) Pepohonan yang berdaun rontok dapat menyaring direct sunlight selama

musim panas, sehingga mereduksi beban pendinginan (cooling load)

bangunan. Sebaliknya, pada musim dingin, menyaring sinar sehingga

mereduksi beban pemanasan (heating load) pada bangunan.

4) Area hijau dapat menjadi lebih dingin pada siang hari, dan biasanya sedikit

melepas panas pada malam hari.

Untuk menciptakan kondisi yang nyaman dalam suatu bangunan, perlu

dilakukan pengendalian atau kontrol radiasi sinar matahari baik yang diserap

ataupun yang dipantulkan kembali ke atmosfer. Pada dasarnya peran vegetasi

dalam kontrol radiasi ini adalah pantulan dengan :

1) Mengendalikan efek radiasi melalui filtrasi sinar matahari (direct

radiation)

2) Kontrol permukaan tanah (ground surface)

3) Kontrol re-radiasi

4) Menghalangi (obstruction)

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Gambar 2.15. Vegetasi sebagai kontrol radiasi

Sumber : (Mohammad Pranoto S , 2008)

4) Kenyamanan

Kenyamanan adalah bagian dari salah satu sasaran karya arsitektur.

Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan kenyamanan fisik.

a. Kenyamanan psikis yaitu kenyamanan kejiwaan (rasa aman, tenang,

gembira, dll) yang terukur secara subyektif (kualitatif).

b. Kenyamanan fisik dapat terukur secara obyektif (kuantitatif), yang

meliputi kenyamanan spasial, visual, auditorial dan termal.

Kenyamanan termal merupakan salah satu unsur kenyamanan yang sangat

penting, karena menyangkut kondisi suhu ruangan yang nyaman. Untuk

menyelenggarakan aktivitasnya di dalam ruang agar terlaksana secara baik,

manusia memerlukan kondisi fisik tertentu di sekitarnya yang dianggap nyaman.

Salah satu persyaratan kondisi fisik yang nyaman adalah suhu nyaman, yaitu suhu

kondisi termal udara di dalam ruang yang tidak mengganggu tubuhnya.

Suhu udara merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kondisi

nyaman (termal) manusia. Suhu tubuh manusia naik ketika suhu ruang dinaikkan

sekitar 21ºC. Kenaikan lebih lanjut pada suhu ruang tidak menyebabkan suhu

kulit naik, namun menyebabkan kulit berkeringat. Pada suhu ruang sekitar 20ºC

suhu nyaman untuk kulit tercapai. Selain suhu udara, suhu radiasi matahari dari

sekeliling permukaan (plafon, dinding, pintu, jendela dan lantai) juga ikut

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

mempengaruhi kenyamanan ruang. Sementara itu, pengaruh kelembaban udara

pada kenyamanan ruang tidak sebesar pengaruh suhu udara. Faktor kecepatan

udara juga mempengaruhi kenyamanan termal, dimana semakin besar kecepatan

udara akan berpengaruh terhadap semakin rendahnya suhu kulit manusia.

Menurut Lippsmeir (1994) batas-batas kenyamanan untuk kondisi

khatulistiwa adalah pada kisaran suhu udara 22,5ºC - 29ºC dengan kelembaban

udara 20 – 50%. Selanjutnya dijelaskan bahwa nilai kenyamanan tersebut harus

dipertimbangkan dengan kemungkinan kombinasi antara radiasi panas, suhu

udara, kelembaban udara dan kecepatan udara. Penyelesaian yang dicapai

menghasilkan suhu efektif (TE). Suhu efektif ini diperoleh dengan percobaan-

percobaan yang mencakup suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan udara.

Menurut penyelidikan, batas-batas kenyamanan untuk kondisi khatulistiwa adalah

19ºTE (batas bawah) - 26ºTE (batas atas). Pada suhu 26ºTE, banyak manusia

mulai berkeringat. Sementara itu kemampuan kerja manusia mulai menurun pada

suhu 26,5ºTE - 30ºTE. Kondisi lingkungan mulai sulit bagi manusia pada suhu

33,5ºTE – 35,5ºTE dan tidak memungkinkan lagi pada suhu 35ºTE - 36ºTE.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Penelitian Relevan

Berapa penelitian yang relevan dan dijadikan referensi pada penelitian ini adalah

Tabel 2.1. Penelitian Relevan

NoJenis Penelitian /

Tahun /

Penulis/Instansi

Judul

Penelitian

Tujuan

Penelitian

Kesimpulan

1. Jurnal / 2004 /

Basaria

Talarosha/Univer

sitas Sumatra

Utara

Penerangan

Alami dan

Bukaan

Bangunan

1. Untuk mengetahui

seberapa besar

terang cahaya alami

dalam suatu ruangan.

2. Untuk mengetahui

pengaruh tingkat

penerangan yang

dibutuhkan dalam

suatu ruangan

terhadap bentuk dan

perletakan bukaan.

Dengan mengetahui

tingkat penerangan

yang dibutuhkan suatu

ruang sesuai dengan

fungsinya maka kita

dapat menentukan luas

bukaan yang

dibutuhkan

2. Jurnal / 2006 /

Hajar Suwantoro,

S.T/ Universitas

Sumatra Utara

Pencahayaan

Alami pada

Ruang

Kuliah

Labtex IX B

Jurusan

Teknik

Arsitektur

ITB

1. Membandingkan

hasil pengukuran

kekuatan cahaya

(iluminasi) alami

dengan metode

perhitungan manual

(pengukuran dimensi

bukaan) dan metode

pengukuran dengan

lux meter.

Dalam merencanakan

suatu bangunan,

terutama ruang kelas

dimana pencahayaan

menjadi hal yang

penting, faktor-faktor

yang didapat dari hasil

analisa pengukuran

kekuatan cahaya alami

haruslah menjadi

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Mengetahui tingkat

kekuatan

pencahayaan alami

yang ditimbulkan

oleh cahaya matahari

atau cahaya terang

langit pada ruang

kuliah.

perhatian utama.

3. Tesis / 2008 /

Ferry Anderson

Sihombing/

Universitas

Sumatra Utara

Studi

Pemanfaatan

Pencahayaan

Alami Pada

Beberapa

Rancangan

Ruang Kelas

Perguruan

Tinggi di

Medan

1. Mengetahui

pengaruh letak

bukaan

pencahayaan alami

terhadap kualitas

pencahayaan ruang

kelas.

2. Mengetahui

kondisi intensitas

di ruang kelas.

1. Ruang Kelas yang

memenuhi

Persyaratan

Pencahayaan Alami

adalah Ruang Kelas

4.3. Universitas

MEDAN AREA.

2. Ruang Kelas L.4.7.

pada Universitas

HKBP

NOMENSEN dan

Ruang Kelas 1.2.

Universitas

PEMBINAAN

MASYARAKAT

INDONESIA

kurang memenuhi

persyaratan

pencahayaan alami.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian pada kajian pustaka maka dapat disimpulkan kerangka

berfikir sebagai berikut :

Perumahan merupakan lingkungan pemukiman yang padat. Letak

bangunan yang berderet dan saling berhimpitan satu sama lain mengakibatkan

minimalnya bukaan yang tersedia. Bukaan hanya ada pada posisi depan saja

sehingga cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan tidak bisa maksimal.

Sistem pencahayaan yang buruk tersebut menyebabkan suasana ruangan menjadi

gelap. Hal ini akan mengganggu kenyamanan visual dan termal. Selain itu,

suasana gelap juga akan menuntut penggunaan lampu saat siang hari. Penggunaan

lampu yang berlebihan akan meningkatkan konsumsi energi listrik sehingga biaya

pemakaian lisrik juga akan meningkat. Salah satu solusi dalam masalah ini adalah

pengoptimalan cahaya alami. Oleh karena itu, perlu suatu penelitian untuk

mengetahui kondisi pencahayaan alami dalam suatu rumah. Dalam penelitian ini,

peneliti mengambil beberapa sampel di perumahan tipe kecil dan menengah, baik

yang masih standar maupun yang sudah pengembangan.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data hasil pengukuran

fisik (menggunakan alat) dan data hasil pengukuran adaptif (menggunakan

angket). Data hasil pengukuran fisik diperoleh melalui pengukuran dengan alat

light meter dan humidity. Light meter digunakan untuk mengukur besarnya cahaya

yang masuk dalam ruangan, sedangkan humidity digunakan untuk mengukur suhu

dan kelembaban udara. Data hasil pengukuran light meter dianalisis berdasarkan

syarat pencahayaan yang direkomendasikan dari IESNA. Hasil analisis tersebut

ditinjau penyebabnya dari segi bukaan dan vegetasi. Sedangkan data hasil

pengukuran humidity dianalisis berdasarkan syarat suhu udara dan kelembaban

udara yang nyaman dari SNI. Kenyamanan menurut persepsi penghuni rumah

dapat diketahui dari hasil pengukuran dengan angket. Berdasarkan hasil analisis

data pengukuran fisik (light meter dan humidity) dan adaptif (angket), maka

didapat kesimpulan penelitian.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gambar 2.16. Diagram Kerangka Berfikir

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

D. Hipotesis

1. Pencahayaan alami di obyek penelitian kurang memenuhi persyaratan

pencahayaan yang nyaman.

2. Sistem bukaan yang baik menghasilkan pencahayaan alami yang nyaman.

3. Vegetasi berpengaruh pada pencahayaan alami dalam ruangan.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dibeberapa perumahan sebagai berikut :

a. Perumahan Pesona Sawahan yang beralamat di Sawahan, Ngemplak,

Boyolali.

b. Perumahan Griya Prima Timur yang beralamat di Belang Wetan, Klaten

Utara, Klaten.

c. Perumahan Cipta Griya Bersinar yang beralamat di Kalikotes, Kalikotes

,Klaten.

Gambar 3.1. Peta Lokasi, Sawahan, Ngemplak, Boyolali

Sumber : Google Map

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar 3.2. Site Plan Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali

Sumber : survey lapangan

Gambar 3.3. Peta Lokasi Belang Wetan, Klaten Utara, Klaten

Sumber : Google Map

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 3.4. Site Plan Perumahan Griya Prima Timur, Klaten

Sumber : PT. Inti Griya Prima Sakti

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 3.5. Peta Lokasi Kalikotes, Kalikotes, Klaten

Sumber : Google Map

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Gambar 3.6. Site Plan Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten

Sumber : www.rumahjogja.com

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret tahun 2012. Berikut ini tabel

alokasi waktu kegiatan penelitian yang penulis rencanakan :

Tabel 3.1. Alokasi Waktu Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2012

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1. Pengajuan Judul

2. Pembuatan

Proposal

3. Seminar Proposal

4. Revisi Proposal

5. Perijinan

Penelitian

6. Pelaksanaan

Penelitian

7. Analisis Data

8. Penulisan Laporan

B. Rancangan Penelitian

1. Studi Penelitian

Pada tahap ini dilakukan pencarian literatur, bahan, referensi buku, dan

sumber lain yang mempunyai hubungan dengan hal yang akan dibahas oleh

peneliti. Adapun materi yang perlu dipersiapkan antara lain tentang :

a. Perumahan

b. Persyaratan pencahayaan yang direkomendasikan

c. Persyaratan suhu dan kelembaban yang nyaman

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencahayaan alami

e. Pedoman penulisan skripsi 2012

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

f. Teori fisika bangunan tentang pencahayaan alami

g. Jurnal-jurnal penelitian yang relevan

2. Tahap Penelitian

Tahapan penelitian dijelaskan sebagai berikut :

a. Tahap Pertama

Tahap pertama disebut tahap survey. Pada tahap ini, peneliti melakukan

survey ke beberapa perumahan sebagai pertimbangan dalam memilih obyek

penelitian.

b. Tahap Kedua

Tahap ini disebut tahap penentuan keputusan. Setelah peneliti melakukan

survey di beberapa lokasi perumahan, peneliti memutuskan mengambil obyek

penelitian yang berlokasi di :

1) Perumahan Pesona Sawahan yang beralamat di Sawahan, Ngemplak,

Boyolali.

2) Perumahan Griya Prima Timur yang beralamat di Belang Wetan,

Klaten Utara, Klaten.

3) Perumahan Cipta Griya Bersinar yang beralamat di Kalikotes,

Kalikotes, Klaten.

c. Tahap Ketiga

Tahap ketiga disebut tahap penelitian. Pada tahap ini peneliti mengambil data

langsung dari lapangan dengan cara pengukuran fisik (menggunakan alat),

pengukuran adaptif (menggunakan angket), dan pengamatan kondisi rumah.

Adapun jenis kegiatan penelitian secara rinci adalah sebagai berikut:

1) Pengukuran fisik dengan alat pengukur pencahayaan yaitu light meter

merk Lutron LX-107.

2) Pengukuran fisik dengan alat pengukur suhu dan kelembaban yaitu

humidity merk Lutron HT-3003.

3) Pengukuran adaptif dengan angket.

4) Menggambar sketsa denah rumah.

5) Mencatat luas bukaan, arah arah bukaan, dan vegetasi.

6) Dokumentasi.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

d. Tahap Keempat

Tahap ini disebut sebagai tahap analisis data. Data hasil pengukuran,

kemudian dianalisis dengan teknik statistik diskriptif.

e. Tahap Kelima

Tahap ini disebut penentuan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

Kesimpulan ini berdasarkan dari analisis data pada tahap sebelumnya, sebagai

jawaban dari hipotesis yang telah dirumuskan.

Gambar 3.7. Diagram Alur Penelitian

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:80), pengertian populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik yang tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah rumah

tinggal tipe kecil dan menengah. Berikut ini di sajikan daftar jumlah populasi dari

masing-masing lokasi perumahan :

Tabel 3.2. Daftar Populasi

No. Nama

Perumahan

Jumlah Rumah per Tipe Jumlah

1. Pesona

Sawahan

Tipe

21

Tipe

30

Tipe

36

Tipe

45

52

36 7 5 4

2. Griya Prima

Timur

Tipe

21

Tipe

27

Tipe

36

Tipe

45

Tipe

54

Tipe

70 300

143 37 63 27 23 7

3. Cipta Griya

Bersinar

Tipe

21

Tipe

29

Tipe

36

Tipe

45

Tipe

70 340

33 58 215 23 11

Sumber : Survey Lapangan

2. Sampel

Sampel yaitu sebagian dari populasi yang sifat dan cirinya akan diselidiki

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 18 rumah tinggal tipe kecil dan menengah.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

D. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

diperlukan suatu teknik pengambilan sampel yang tepat. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan atau purposive sample.

Menurut Suharsimi Arikuntoro, sampel bertujuan atau purposive sample

dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random,

atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan

karena adanya keterbatasan tenaga sehingga tidak dapat mengambil sampel yang

besar. Jumlah keseluruhan sampel ada 18 sampel yang tersebar ditiga lokasi

perumahan. Kriteria pengambilan sampel tersebut berdasarkan tipe rumah dan

arah bangunan terhadap mata angin, yaitu sebagai berikut :

1. Pengambilan sampel menyesuaikan dengan kondisi di obyek penelitian.

2. Tiap satu tipe rumah dan satu arah bangunan diambil satu sampel.

a. Perumahan Griya Prima Timur, Klaten berjumlah 7 sampel

1) Tipe 54+ menghadap timur laut

2) Tipe 36+ menghadap selatan

3) Tipe 54 menghadap timur

4) Tipe 21+ menghadap barat

5) Tipe 45 menghadap barat daya

6) Tipe 21 menghadap barat

7) Tipe 70 menghadap barat

b. Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten berjumlah 8 sampel

1) Tipe 29+ menghadap selatan

2) Tipe 36+ menghadap selatan

3) Tipe 36+ menghadap timur

4) Tipe 36 menghadap barat

5) Tipe 36+ menghadap utara

6) Tipe 45 menghadap selatan

7) Tipe 70 menghadap timur

8) Tipe 29 menghadap utara

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

c. Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali berjumlah 3 sampel

1) Tipe 21+ menghadap selatan

2) Tipe 36+ menghadap selatan

3) Tipe 45+ menghadap selatan

E. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam pelaksanaan penelitian ini dikelompokan menjadi dua

macam yaitu :

a Data Primer adalah data yang difungsikan sebagai data utama yang

diperoleh secara langsung.

b Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi dan informasi

penunjang yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.

Data yang dipergunakan untuk analisis hasil penelitian adalah data primer,

sedangkan data sekunder dipergunakan untuk menunjang analisis data.

2. Teknik Mendapatkan Data

Teknik mendapatkan data dalam penelitian ini ada tiga cara, yaitu :

a. Pengukuran dengan Light Meter

Pengukuran ini dilakukan pada ruang-ruang yang telah ditentukan yaitu

ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, dan dapur dengan menggunakan alat

pengukur internsitas cahaya yaitu light meter pada pusat kegiatan. Data hasil

pengukuran dikatakan memenuhi syarat pencahayaan yang nyaman jika sesuai

dengan standar pencahayaan yang direkomendasikan oleh IESNA (Illuminating

Engineering Society of North America) pada tabel dibawah ini :

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 3.3. IESNA Recommended Illuminance Value

Illuminance

category

Ranges of illuminance

maintained in service

Lux (fc)

Type of activity

General illuminance throughout room :

A 20-30-50

(2-3-5)

Public spaces with dark surroundings

B 50-75-100

(5-7.5-10)

Simple orientation for short temporary

visits.

C 100-150-200

(10-15-20)

Working spaces where visual tasks are

only occasionally performed.

(Sumber : Egan & Olgyay, 2002 : 34)

b. Pengukuran dengan Humidity

Pengukuran ini dilakukan pada ruang-ruang yang telah ditentukan yaitu

ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, dan dapur dengan menggunakan alat

pengukur suhu dan kelembaban udara yaitu humidity pada pusat kegiatan. Data

hasil pengukuran dikatakan memenuhi syarat suhu dan kelembaban yang nyaman

jika sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh SNI 03-6572-2001

tentang Tata Cara Sistem Perancangan Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada

Bangunan Gedung yaitu :

1) Suhu udara nyaman adalah 20,5º C – 27,1º C

2) Kelembaban udara nyaman adalah 40 % - 50 %

c. Pengukuran dengan kuesioner atau Angket

Sugiyono (2009:142) menyatakan bahwa angket atau kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Arikunto (2006:128) menyatakan bahwa angket atau kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang ia ketahui.

Jenis kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang pilihan jawabannya sudah disediakan oleh

peneliti, sehingga membantu responden untuk menjawab dengan cepat.

Pemberian skor tiap item pertanyaan menurut skala Likert dalam Sugiyono

(2009:93) yaitu sebagai berikut :

1) Skor 5 untuk alternatif jawaban sangat nyaman.

2) Skor 4 untuk alternatif jawaban nyaman.

3) Skor 3 untuk alternatif jawaban cukup nyaman.

4) Skor 2 untuk alternatif jawaban tidak nyaman.

5) Skor 1 untuk alternatif jawaban sangat tidak nyaman.

Angket sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, disebar pada

beberapa responden yang berada di Perumahan Griya Prima Barat, Klaten untuk

diuji validitas dan reabilitasnya. Setelah angket memenuhi syarat validitas dan

reabilitas, maka angket siap digunakan pada lokasi penelitian sebenarnya yaitu

Perumahan Griya Prima Timur Klaten, Perumahan Cipta Griya Bersinar Klaten,

dan Pesona Sawaha Boyolali.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berikut ini kisi-kisi angket yang akan dipakai sebagai instrumen penelitian :

Tabel 3.4. Tabel Kisi-Kisi Angket

No Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

1. Kenyamanan

visual

- Nyaman dengan silau

matahari.

- Nyaman melihat

benda-benda sekitar.

- Nyaman saat

beraktivitas.

1, 6, 11,16

4,8,14,15,19,20

3,5,9,10,13,18

4

6

6

2. Kenyamanan

termal

- Nyaman terhadap

suhu udara

2,7,12,17 4

Jumlah 20

F. Validasi Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur.

Uji validitas akan dilakukan dengan menggunakan metode korelasi person

yang dalam program SPSS 19 yaitu mengkorelasikan setiap pertanyaan dengan

nilai total pertanyaan. Selanjutnya nilai signifikansi korelasi dapat diketahui

melalui r tabel dengan taraf kesalahan 5 %.

Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika r hitung > r tabel, maka ítem pertanyaan berkorelasi signifikan

terhadap skor total (dinyatakan valid).

b. Jika r hitung < r tabel, maka ítem pertanyan tidak berkorelasi signifikan

terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Ítem pertanyaan dinyatakan valid berarti layak untuk digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian, sedangkan ítem pertanyaan dinyatakan tidak valid

berarti tidak bisa digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

2. Uji Reabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono, reliabel berarti instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Uji reabilitas akan dilakukan dengan metode alpha cronbach dalam program

SPSS 19 dengan taraf kesalahan 5 %

Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika α > r tabel, maka ítem pertanyaan dinyatakan reliabel.

b. Jika α < r tabel, maka ítem pertanyan dinyatakan tidak reliabel.

G. Analisis Data

Data-data diperoleh dari hasil pengukuran, akan digunakan sebagai

bahan masukan dalam analisa data. Analisa data adalah cara untuk mengolah

angka, menguji hipotesis, dan untuk memperoleh kesimpulan.

1. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama adalah pencahayaan alami di obyek penelitian kurang

memenuhi persyaratan yang nyaman. Hipotesis ini akan di uji dengan statistik

deskriptif.

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan

atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010: 29). Penyajian data hasil pengukuran,

akan disajikan dalam bentuk tabel yaitu tabel hasil pengukuran fisik

(menggunakan light meter dan humidity) dan tabel pengukuran adaptif

(menggunakan angket).

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a. Hipotesis

Ho = pencahayaan memenuhi standar

Ha = pencahayaan tidak memenuhi standar

b. Rumusan Hipotesis

Tabel 3.5. Rumusan Hipotesis 1

Fungsi

Ruangan

Standar

Pencahayaan

( Lux )

Rumusan Hipotesis

Ruang Tamu 50-75-100 Ho : μ= 50-75-100, maka Ho

diterima

Ho : μ ≠ 50-75-100, maka Ho

ditolak

Ruang Makan 50-75-100 Ho : μ = 50-75-100, maka Ho

diterima

Ho : μ ≠ 50-75-100, maka Ho

ditolak

Kamar Tidur 20-30-50 Ho : μ = 20-30-50, maka Ho

diterima

Ho : μ ≠ 20-30-50, maka Ho

ditolak

Dapur 100-150-200 Ho : μ = 100-150-200, maka Ho

diterima

Ho : μ ≠ 100-150-200, maka Ho

ditolak

2. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua adalah sistem bukaan yang baik akan menghasilkan

pencahayaan alami yang nyaman. Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan

analisis diskriptif. Data hasil pengukuran dengan light meter dianalisis

berdasarkan syarat bukaan yang baik, yaitu :

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a. Luasan

Luasan bukaan ideal untuk mendapatkan pencahayaan alami yang nyaman

adalah 10-20 % dari luas lantai.

b. Arah bukaan terhadap mata angin

Arah bukaan idealnya yang paling baik adalah menghadap selatan dan utara. Hal

ini dimaksudkan untuk meniadakan radiasi langsung saat pagi dan sore hari.

Namun, jika terpaksa menghadap barat atau timur, radiasi matahari bisa dihindari

dengan rekayasa desain.

3. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga adalah vegetasi berpengaruh pada pencahayaan alami

dalam ruangan. Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis deskriptif. Data

hasil pengukuran dengan light meter akan dianalisis berdasarkan pertimbangan

vegetasi, yaitu :

a. Tinggi rendahnya pohon berpengaruh pada pencahayaan alami yang

masuk ke dalam ruangan.

b. Jarak pohon dengan rumah berpengaruh pada pencahayaan alami yang

masuk ke dalam ruangan.

c. Lebar tajuk pohon berpengaruh pada pencahayaan alami yang masuk ke

dalam ruangan.

d. Kerapatan daun berpengaruh pada pencahayaan alami yang masuk ke

dalam ruangan.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Data Hasil Pengukuran

a. Data Pengukuran Fisik

Pengukuran fisik adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur. Data

hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran I. Adapun data hasil pengukuran

fisik ada 2 macam, yaitu :

1) Data hasil pengukuran pencahayaan dengan alat light meter.

2) Data hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara dengan humidity.

b. Data Hasil Pengukuran Adaptif

Pengukuran adaptif adalah pengukuran dengan menggunakan angket atau

kuesioner. Data hasil pengukuran adaptif dapat dilihat pada lampiran II.

2. Data Lokasi Penelitian

a. Data Umum

1) Perumahan Griya Prima Timur

a) Nama developer : PT. Inti Griya Prima Sakti

b) Lokasi Perumahan : Belang Wetan, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah

c) Batasan-batasan kawasan

Utara : Permukiman

Selatan : Permukiman

Barat : Permukiman

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Timur : Persawahan

2) Perumahan Cipta Griya Bersinar

a) Nama developer : CV. Cipta Griya Propertindo

b) Lokasi Perumahan : Kalikotes, Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah

c) Batasan-batasan kawasan

Utara : Persawahan

Selatan : Permukiman

Barat : Persawahan

Timur : Persawahan

3) Perumahan Pesona Sawahan

a) Lokasi Perumahan : Sawahan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah

b) Batasan-batasan kawasan

Utara : Persawahan

Selatan : Persawahan

Barat : Persawahan

Timur : Permukiman

b. Data Khusus

Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi penelitian dan setiap lokasi

penelitian diambil beberapa sampel rumah. Berikut ini sketsa masing-masing

sampel sebagai berikut :

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

a. Perumahan Griya Prima, Klaten

1) Tipe 54+ Menghadap Timur Laut

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

3) Tipe 54 Menghadap Timur

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4) Tipe 21+ Menghadap Barat

5) Tipe 45 Menghadap Barat Daya

6) Tipe 21 Menghadap Barat

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

7) Tipe 70 Menghadap Barat

b. Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten

1) Tipe 29+ Menghadap Selatan

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

3) Tipe 36+ Menghadap Timur

4) Tipe 36 Menghadap Barat

5) Tipe 36+ Menghadap Utara

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

6) Tipe 45 Menghadap Selatan

7) Tipe 70 Menghadap Timur

8) Tipe 29 Menghadap Utara

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

c. Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali

1) Tipe 21+ Menghadap Selatan

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

3) Tipe 45+ Menghadap Selatan

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

B. Pengujian Persyaratan Analitis

1. Uji Validitas Angket

Uji validitas angket digunakan untuk mengetahui status valid atau tidaknya

tiap butir pertanyaan dalam angket. Jika butir pertanyaan dinyatakan tidak valid,

berarti butir pertanyaan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai instrumen

pengukuran dalam penelitian.

Metode keputusan untuk uji validitas angket dalam SPSS 19 yaitu :

a. Jika r hitung > r tabel, maka ítem pertanyaan berkorelasi signifikan

terhadap skor total (dinyatakan valid).

b. Jika r hitung < r tabel, maka ítem pertanyan tidak berkorelasi signifikan

terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Pada tabel output uji validitas instrumen (lampiran III), dapat disimpulkan

sebagai berikut :

Berdasarkan output ada 10 item pertanyaan yang tidak valid dan 20

pertanyaan yang valid. Item pertanyaan yang valid memenuhi syarat r hitung > r

tabel berarti item-item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total. Maka,

item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian berjumlah 20 item. Nilai r tabel

dicari pada kolom taraf kesalahan 0,05 dan jumlah data (n) = 18, maka didapat

nilai r tabel adalah 0,468.

a. Uji Reliabilitas Angket

Uji reliabilitas angket digunakan untuk mengetahui status reliabel atau

tidaknya tiap butir pertanyaan dalam angket. Jika butir pertanyaan dinyatakan

tidak reliabel, berarti butir pertanyaan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai

instrumen pengukuran dalam penelitian.

Metode keputusan untuk uji reliabilitas angket dalam SPSS 19 yaitu :

a. Jika α > r tabel, maka ítem pertanyaan dinyatakan reliabel.

b. Jika α < r tabel, maka ítem pertanyan dinyatakan tidak reliabel.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pada tabel output uji reliabilitas instrumen (lampiran IV), dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil output didapat nilai alpha sebesar 0,920, nilai ini kemudian

dibandingkan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel dicari pada kolom taraf kesalahan

0,05 dan jumlah data (n) = 18, maka didapat r tabel adalah 0,468. Oleh karena

nilai r hitung = 0,920 > r tabel = 0,468 maka dapat disimpulkan bahwa item-item

tersebut reliabel.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan bahwa pencahayaan alami di obyek

penelitian belum memenuhi persyaratan yang nyaman. Hipotesis ini di uji dengan

menggunakan teknik analisis diskriptif. Teknik pengujian ini menyajikan data

hasil pengukuran pencahayaan alami dalam bentuk tabel dan dianalisis

berdasarkan standar pencahayaan alami yang nyaman. Hasil pengujian hipotesis

pertama terdapat pada lampiran V.

2. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa sistem bukaan yang baik akan

menghasilkan pencahayaan alami yang nyaman. Hipotesis ini diuji dengan

menggunakan analisis diskriptif. Berdasarkan kajian teori, syarat bukaan yang

menghasilkan pencahayaan alami yang nyaman adalah sebagai berikut :

a. Luas Bukaan

Luasan bukaan ideal untuk mendapatkan pencahayaan alami yang nyaman

adalah 10-20 % dari luas lantai.

b. Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan yang paling baik adalah menghadap utara atau selatan karena

dapat menghindari radiasi sinar matahari. Jika memang terpaksa bukaan

menghadap barat atau timur, radiasi cahaya matahari langsung dapat dikurangi

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dengan adanya tirai, jalusi atau kisi-kisi, overstek, dan kanopi.

Berdasarkan kajian teori diatas, maka data hasil penelitian ini dapat

dianalisis sebagai berikut :

a. Perumahan Griya Prima Timur, Klaten

1. Tipe 54+ Menghadap Timur Laut

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing-

masing jenis bukaan tersebut berjumlah 2. Jendela berukuran ± 60 cm x

120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 30 cm.

Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur laut sehingga tidak terkena radiasi

matahari secara langsung.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan terhindar dari

radiasi matahari secara langsung. Namun hasil pengukuran dengan light

meter menunjukkan bahwa pencahayaan tidak memenuhi syarat. Hal ini

disebabkan karena adanya teras yang cukup lebar yaitu ± 3 meter dan arah

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

bukaan yang tidak terkena radiasi matahari secara langsung sehingga

cahaya yang masuk berupa pantulan. Kondisi seperti ini menyebabkan

kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal

menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 70 % .

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini terdapat satu jendela dengan ukuran ± 60 cm x 120 cm.

Luas bukaan = 60 cm x 120 cm = 7.200 cm²

Luas lantai = 400 cm x 400 cm = 160.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 4,5 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur laut sehingga tidak terkena radiasi

matahari secara langsung.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan tidak terkena

radiasi matahari secara langsung sehingga hasil pengukuran dengan light

meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena luas bukaan yang

tidak memenuhi syarat dan adanya perluasan bangunan (warung) di

depannya. Kondisi seperti ini menyebabkan kenyamanan visual kurang

baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan

kelembaban udara 75 %.

c) Ruang Tidur 2

Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela maupun bovenlight.

Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di ruang ini saat

siang hari, harus menyalakan lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan disekitarnya dan

bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya

bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atap

(skylight). Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 34° C

dan kelembaban udara 78 %.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

d) Ruang Makan

Di ruang makan tidak ada jendela, tapi mendapat pantulan dari jendela

yang berada di ruang tamu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan disekitarnya dan

bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya

bukaan pada dinding, tapi memungkinkan adanya bukaan di atap

(skylight). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang

baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan

kelembaban udara 75 %.

e) Dapur

Di dapur tidak ada bukaan. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika

beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada ketiga sisi dinding, tapi masih memungkinkan adanya

bukaan pada satu sisi dinding yaitu dinding yang berbatasan dengan ruang

terbuka (tempat jemuran). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu

udara 33° C dan kelembaban udara 77 %.

2. Tipe 36+ Menghadap Selatan

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight.

Masing-masing jenis bukaan tersebut berjumlah 6 buah. Jendela

berukuran ± 60 cm x 120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 40 cm.

Luas bukaan = (6 x (60x120) cm) + (6 x (60x30) cm) = 54.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 500 cm = 150.000 cm²

Perbandingan= x 100 % = 36 % ( melebihi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga tidak terkena radiasi

matahari secara langsung.

Analisis :

Luas bukaan melebihi syarat dan arah bukaan tidak terkena radiasi

matahari secara langsung. Berdasarkan teori yang ada, seharusnya cahaya

yang masuk juga melebihi syarat, tapi hasil pengukuran dengan light

meter memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena ada vegetasi di depan

bukaan dan adanya dinding penghalang di teras. Kondisi ini

menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal

menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 77 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada skylight yang berupa genteng kaca dan masing-

masing berdimensi ± 60 cm x 20 cm, berada di sudut ruangan.

Luas bukaan = 60 cm x 20 cm = 1.200 cm²

Luas Lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,6 % ( tidak memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi untuk

menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, tapi hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena

adanya luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal

menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 78 %.

c) Ruang Tidur 2

Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun

skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di

ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di

atap (skylight). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

30° C dan kelembaban udara 78 %.

d) Ruang Makan.

1) Luas Bukaan ( ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan )

Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran

masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan ( ditinjau dari sistem pencahayaan setempat )

Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 150 cm x 100 cm = 15.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat pencahayaan yang tinggi, tapi hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (jika ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena kurangnya luas bukaan. Tapi,

jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, pengukuran dengan light

meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

visual baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal

menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 80 %.

e) Dapur

1) Luas Bukaan ( ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan masing-

masing berukuran sekitar 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat

kegiatan.

Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,6 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan ( ditinjau dari pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 200 cm x 100 cm = 20.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

untuk menghasilkan tingkat pencahayaan yang tinggi, dan hasil

pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari

pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena luas bukaan

kurang. Tapi jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil

pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

kelembaban udara 80 %.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3. Tipe 54 Menghadap Timur

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing-

masing jenis bukaan tersebut berjumlah 2 buah. Jendela berukuran ± 60

cm x 120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 40 cm.

Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan alami

dalam ruangan paling terang saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan

terang paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran dengan light

meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31°

C dan kelembaban udara 71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa dua jendela dan dua bovenlight.

Masing-masing jendela berdimensi ± 60 cm x 120 cm dan bovenlight

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

berdimensi ± 60 cm x 30 cm.

Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 400 cm x 400 cm = 160.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 11,25 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan alami

dalam ruangan paling terang saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat, arah bukaan menghasilkan tingkat

penerangan paling tinggi saat pagi hari, tapi hasil pengukuran dengan light

meter tidak memenuhi syarat (terlalu silau). Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal

menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara 70 %.

c) Ruang Tidur 2

Di ruang ini tidak ada bukaan. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga

jika beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di

atap (skylight). Hal ini menyebabkan pengukuran dengan light meter tidak

memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan

kelembaban udara 80 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan ( ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan )

Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran

masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Perbandingan = x 100 % = 3,2 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan ( ditinjau dari sistem pencahayaan setempat )

Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 150 cm x 90 cm = 13.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 17,7 % ( memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, tapi hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini disebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara

80 %.

e) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan ke seluruh ruangan)

Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran ±

30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 3,2 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 150 cm x 70 cm = 10.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 22,8 % ( melebihi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, sehingga hasil pengukuran

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

dengan light meter melebihi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang berlebihan (silau) pada pusat kegiatan.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan

kelembaban udara 80 %.

4. Tipe 21+ Menghadap Barat

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing-

masing jenis bukaan tersebut berjumlah dua. Jendela berukuran ± 60 cm x

120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 30 cm.

Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan alami

dalam ruangan paling terang saat sore hari.

Analisis :

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Luas bukaan memenuhi syarat, arah bukaan menghasilkan tingkat

penerangan paling tinggi saat sore hari, tapi hasil pengukuran dengan light

meter tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan adanya teras yang

cukup lebar ± 3 meter. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu

udara 32° C dan kelembaban udara 73 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi ± 60

cm x 120 cm.

Luas bukaan = 60 cm x120 cm = 7.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % (tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan alami

dalam ruangan paling terang saat sore hari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, arah bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, dan hasil

pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang

ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

76 %.

c) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Di ruang makan ada skylight berupa dua genteng kaca dengan ukuran

masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di sebelah utara ruang

makan.

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,3 % ( tidak memenuhi syarat)

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2) Luas bukaan (ditinjau dari pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 150 cm x 90 cm = 13.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8,8 % ( tidak memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, dan hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (baik ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan maupun sistem pencahayaan setempat). Hal ini

disebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual yang kurang baik pada pusat kegiatan.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

kelembaban udara 75 %.

d) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Di dapur ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran masing-

masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 3,84 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 200 cm x 60 cm = 12.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % (memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, dan hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara

80 %.

5. Tipe 45 Menghadap Barat Daya

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing-

masing jenis bukaan tersebut berjumlah dua. Jendela berukuran ± 60 cm x

120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 30 cm.

Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 250 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat daya sehingga radiasi matahari langsung

dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat, arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter

tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena adanya vegetasi di

depan bukaan. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

32° C dan kelembaban udara 72 %.

b) Ruang Tidur 1

Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun

skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di

ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di

atas. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

kelembaban udara 75 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu buah jendela dan satu

bovenlight. Masing-masing jendela berdimensi ± 60 cm x 120 cm dan

bovenlight berdimensi ± 60 cm x 30 cm.

Luas bukaan = (60x120) cm + (60x30) cm = 9.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat daya sehingga radiasi sinar matahari

dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat, arah bukaan dapat menghindarkan

radiasi matahari secara langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter

tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena ada vegetasi di depan

bukaan. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang

baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

kelembaban udara 76 %.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayan seluruh ruangan)

Di ruang makan skylight bukaan berupa satu genteng kaca dengan ukuran

± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 30 cm x 20 cm = 600 cm²

Luas lantai = 250 cm x 500 cm = 125.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 0,48 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 30 cm x 20 cm = 600 cm²

Luas lantai = 150 cm x 100 cm = 15.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 4 % ( tidak memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan baik, dan hasil

pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (ditinjau dari

pencahayaan seluruh ruangan maupun sistem pencahayaan setempat). Hal

ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual yang tidak baik. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

76 %.

e) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan dalam satu ruangan)

Di ruang makan ada skylight berupa dua genteng kaca dengan ukuran ± 30

cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 30 x 20 cm = 600 cm²

Luas lantai = 250 cm x 200 cm = 50.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,2 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 30 x 20 cm = 600 cm²

Luas lantai = 100 cm x 60 cm = 6.000 cm²

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Perbandingan = x 100 % = 10 % (memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan tinggi, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

73 %.

6. Tipe 21 Menghadap Barat

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing-

masing jenis bukaan tersebut berjumlah tiga. Jendela berukuran ± 60 cm x

90 cm dan bovenlight ± 60 cm x 20 cm.

Luas bukaan = (3 x (60x90) cm) + (3 x (60x20) cm) = 19.800 cm²

Luas lantai = 600 cm x 300 cm = 180.000 cm²

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Perbandingan = x 100 % = 11 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat tingkat pencahayaan paling terang

adalah saat sore hari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat, bukaan menghasilkan tingkat

penerangan paling tinggi saat sore hari, sehingga hasil pengukuran dengan

light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan

suhu udara 30° C dan kelembaban udara 70 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan untuk satu ruangan)

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu bovenlight yang berdimensi 60

cm x 30 cm.

Luas bukaan = 60 cm x 30 cm = 1.800 cm²

Luas Lantai = 250 cm x 300 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,4 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan yang

paling terang adalah saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan

tingkat penerangan tertinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena luas

bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

32° C dan kelembaban udara 72 %.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

c) Dapur

1) Luas Bukaan

Di ruang makan ada bukaan berupa dua buah jendela dengan ukuran

sekitar 60 cm x 90 cm dan dua bovenlight dengan ukuran sekitar 60 cm x

20 cm.

Luas bukaan = (2x(60 cm x 90)cm) + (2 x(60x20)cm) = 13.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 17,6% ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling

baik adalah saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan

tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan

suhu udara 30° C dan kelembaban udara 70 %.

7. Tipe 70 Menghadap Barat

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua buah jendela. Masing-masing jendela berukuran

sekitar 30 cm x150 cm.

Luas bukaan = 2 x (30x150) cm = 9.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan alami

dalam ruangan paling terang saat sore hari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan

tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, tapi hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan adanya

vegetasi di depan bukaan. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu

udara 32° C dan kelembaban udara 72 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi ± 60

cm x 120 cm.

Luas bukaan = 60 cm x 120 cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 400 cm x 400 cm = 160.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 0,75 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan alami

dalam ruangan paling terang saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan terhadap mata angin

baik, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal

ini dikarenakan luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal

menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 75 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa dua jendela. Masing-masing jendela

berdimensi 60 cm x 120 cm.

Luas bukaan = 2 x (60 x 120) cm = 14.400 cm²

Luas lantai = 400 cm x 400 cm = 160.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 9 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan alami

dalam ruangan paling terang saat sore hari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, arah bukaan menghasilkan

tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena luas

bukaaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

31° C dan kelembaban udara 71 %.

d) Ruang Makan

Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun

skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di

ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu atau membuka pintu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di

atap (skylight). Hal ini menyebabkan pengukuran dengan light meter tidak

memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kelembaban udara 7 7 %.

e) Dapur

Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun

skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di

ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di

atas. Hal ini menyebabkan pengukuran dengan light meter tidak memenuhi

syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

kelembaban udara 77 %.

b. Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten

1) Tipe 29+ Menghadap Selatan

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada bukaan berupa dua jendela dengan ukuran sekitar 30

cm x 150 cm.

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 150) cm = 9.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 500 cm = 150.000 cm²

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Perbandingan = x 100 % = 6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat

menghidari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena luas

bukaaan kurang, teras yang lebar (± 3 meter), dan pintu gerbang yang

tinggi (± 2 meter). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

32° C dan kelembaban udara 77 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang ini ada bukaan berupa dua jendela dengan ukuran sekitar 60 cm x

120 cm.

Luas bukaan = 2 x (60 cm x 120) cm = 14.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light

meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31°

C dan kelembaban udara 71 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan

Di ruang ini ada bukaan berupa satu jendela dengan ukuran ± 30x150 cm.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Luas bukaan = (30 cm x 150) cm = 4.500 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan. Adanya jendela ini tidak bermanfaat

karena di depannya sudah ada bangunan baru yaitu ruang tidur 1.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, tapi pengukuran dengan light meter tidak

memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena luas bukaaan kurang dan

adanya bangunan tambahan di depannya (ruang tidur 1). Kondisi di ruang

ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

72 %.

d) Ruang Tidur 3

Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun

skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di

ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di

atap (skylight). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

31° C dan kelembaban udara 73 %.

e) Ruang Makan

1) Luas Bukaan

Di ruang makan tidak ada bukaan, tapi mendapat pantulan cahaya dari

pintu warung yang selalu terbuka. Pintu ini dianggap sebagai bukaan

karena sepanjang hari (dari pagi sampai malam) selalu terbuka.

Luas bukaan = (200 cm x 180) cm = 36.000 cm²

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Luas lantai = 400 cm x 300 cm = 120.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 30 % ( melebihi syarat)

Analisis :

Luas bukaan melebihi syarat dan arah bukaan terhadap mata angin

baik, sehingga hasil pengukuran dengan light meter melebihi syarat.

Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik (silau).

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 34° C dan

kelembaban udara 70 %.

f) Dapur

Di dapur tidak ada bukaan, tapi mendapat pantulan cahaya dari warung.

Analisis :

Adanya pantulan cahaya dari arah pintu warung, maka

menyebabkan kondisi dapur sedikit terang. Tapi, hasil pengukuran dengan

light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena cahaya

yang masuk ke dapur hanya pantulan saja, sehingga tidak seterang bila

pencahayaan langsung dari bukaan. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal

menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 80 %.

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu dua jendela yang berukuran

sekitar 60 cm x120 cm dan dua bovenlight yang berukuran sekitar 60 cm x

30 cm.

Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 500 cm = 150.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga dapat menghindari radiasi

matahari secara langsung.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan terhadap mata

angin baik, sehinga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi

syarat. Hal ini disebabkan adanya teras yang lebar (± 3 meter). Kondisi di

ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara

77 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm

x 120 cm.

Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke utara (mengarah ke indoor).

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi

untuk menghindari radiasi matahari langsung, tapi hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan luas

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

bukaan yang kurang dan adanya perluasan bangunan di depan bukaan

(dapur). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang

baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan

kelembaban udara 77 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm

x 120 cm.

Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, arah bukaan dapat

menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan luas

bukaan yang kurang dan adanya peneduh car port di depan bukaan.

Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

kelembaban udara 78 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan dalam satu ruangan)

Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran

masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,7 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm²

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Luas lantai = 150 cm x 100 cm = 15.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan baik, tapi hasil

pengukuran dengan light meter memenuhi syarat (bila ditinjau dari

pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas

bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil

pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan

kelembaban udara 80 %.

e) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan dalam satu ruangan)

Di ruang makan ada skylight berupa dua genteng kaca dengan ukuran ±

30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 100 cm = 30.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 100 cm x 60 cm = 6.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % (memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan tertinggi, tapi hasil pengukuran dengan

light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh

ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi,

jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan

light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara

80 %.

3) Tipe 36+ Menghadap Timur

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jendela yang masing-masing berukuran sekitar 60

cm x 120 cm.

Luas bukaan = 2 x (60x120) cm = 14.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 400 cm = 120.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling

terang adalah saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan

tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan

suhu udara 33° C dan kelembaban udara 72 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

x 120 cm.

Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling

terang adalah saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan

tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal

menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 72 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm

x 120 cm.

Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat

menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi tidak syarat. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan

termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 73 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan untuk satu ruangan)

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran

masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,7 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 150 cm x 100 cm = 15.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % (memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, tapi hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

80 %.

e) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan untuk satu ruangan)

Di ruang makan ada skylight berupa dua genteng kaca dengan ukuran

masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan.

Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 250 cm x 200 cm = 50.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,4 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 150 cm x 60 cm = 9.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % (memenuhi syarat)

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi,sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

80 %.

4) Tipe 36 Menghadap Barat

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jendela yang berukuran sekitar 60 cm x 120 cm

Luas bukaan = 2 x (60x120) cm= 14.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 400 cm = 120.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat sehingga pencahayaan paling terang

adalah saat sore hari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan terhadap

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

berpotensi menghasilkan tingkat penerangan tertinggi saat sore hari,

sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat (saat siang

dan sore hari). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

31° C dan kelembaban udara 72 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada skylight berupa dua genteng kaca yang masing-

masing ± berdimensi 30 cm x 20 cm, berada di sudut ruangan.

Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,7 % ( tidak memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan tertinggi, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena luas

bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

31° C dan kelembaban udara 70 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm

x 120 cm.

Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 9,6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan paling

terang adalah saat sore hari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, sehingga

hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini

disebabkan karena luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal

menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 75 %.

d) Ruang Makan

Ruang makan berada di tempat terbuka yaitu teras belakang.

Analisis :

Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang

berlebihan (silau). Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu

udara 30° C dan kelembaban udara 68 %.

e) Dapur

Ruang makan berada di tempat terbuka yaitu teras belakang.

Analisis :

Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang

berlebihan (silau). Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu

udara 30° C dan kelembaban udara 68 %.

5) Tipe 36+ Menghadap Utara

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu dua jendela yang berukuran

sekitar 60 cm x 120 cm dan dua bovenlight yang berukuran 60 cm x 30

cm.

Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak

memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan adanya teras yang lebar ± 5 meter,

adanya pagar yang tinggi (± 1,7 meter), dan adanya vegetasi di depan

rumah. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang

baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

kelembaban udara 77 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada dua jenis bukaan yaitu dua jendela yang berdimensi

60 cm x 120 cm dan dua bovenlight yang berdimensi 30 cm x 60 cm.

Luas bukaan = (2 x (60 x 120)cm) + (2 x (30 x 60)cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 24 % (melebihi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Analisis :

Luas bukaan melebihi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter

tidak memenuhi syarat. Hal ini di karenakan adanya teras yang lebar ± 3

meter, adanya pagar yang tinggi (± 1,7 meter) dan adanya vegetasi di

depan rumah. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

32° C dan kelembaban udara 78 %.

c) Ruang Tidur 2

Di ini tidak ada bukaan sehingga saat siang hari harus menyalakan lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di

atap (skylight). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

31° C dan kelembaban udara 78 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan

Di ruang makan ada dua jenis bukaan yaitu satu jendela dengan ukuran

sekitar 60 cm x 120 cm dan satu bovenlight dengan ukuran 60 cm x 30 cm.

Luas bukaan = (60 cm x 120) cm + (60 cm x 30) cm = 9.000 cm²

Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 14,4 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter

tidak memenuhi syarat. Hal ini di karenakan adanya teras yang lebar ± 3

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

meter, adanya pagar yang tinggi (± 1,7 meter), dan adanya vegetasi di

depan rumah. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual

kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

31° C dan kelembaban udara 77 %.

e) Dapur

1) Luas Bukaan

Di ruang makan ada bukaan berupa dua jendela yang berukuran 60 cm x

120 cm.

Luas bukaan = 2 x (60 x 120)cm = 14.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan paling

terang adalah saat sore hari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, dan hasil

pengukuran dengan light meter memenuhi syarat (saat sore hari). Di

sebelah barat dapur masih terdapat lahan kosong, sehingga cahaya

matahari masih dapat masuk ke dapur. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan

suhu udara 30° C dan kelembaban udara 70 %.

6) Tipe 45 Menghadap Selatan

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada bukaan yaitu dua jendela yang berukuran sekitar 30 cm

x 150 cm.

Luas bukaan = 2 x (30 x 150) cm= 9.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light

meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

C dan kelembaban udara 71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada dua jendela yang berdimensi 60 cm x 120 cm.

Luas bukaan =2 x (60 x 120)cm = 14.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light

meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

C dan kelembaban udara 71 %.

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada satu jendela yang berdimensi 60 cm x 120 cm.

Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi

dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil

pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang

ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara

72 %.

d) Ruang Makan

Di ruang makan tidak ada bukaan sehingga suasana ruangan sangat gelap

dan harus menggunakan penerangan lampu saat siang hari.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada ketiga sisi dindingnya, tapi masih memungkinkan

adanya bukaan pada atap atau pada sisi dinding sebelah selatan. Kondisi di

ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

73 %.

e) Dapur

Dapur berada di area outdoor yaitu di teras belakang.

Analisis :

Kondisi di ruang ini menyebabkan hasil pengukuran dengan light

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

meter melebihi syarat dan menghasilkan kenyamanan visual yang

berlebihan (silau). Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu

udara 30° C dan kelembaban udara 68 %.

7) Tipe 70 Menghadap Timur

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu dua jendela yang berukuran

sekitar 60 cm x 120 cm dan dua bovenlight yang berukuran 60 cm x 30

cm.

Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 600 cm = 240.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 7,5 % ( tidak memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling

terang adalah saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, tapi hasil

pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di

karenakan adanya teras ± 2,5 meter dan adanya vegetasi di depan bukaan.

Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

kelembaban udara 71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa dua bovenlight yang masing-masing

berdimensi 30 cm x 60 cm.

Luas bukaan = 2 x (30 x 60) cm = 3.600 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 4 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling

terang adalah saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga

hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di

ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

72 %.

c) Ruang Tidur 2

Di ruang ini tidak ada bukaan sehingga saat siang hari harus menyalakan

lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan

adanya bukaan pada semua sisi dindingnya, tapi masih memungkinkan

adanya bukaan pada atap. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu

udara 33° C dan kelembaban udara 72 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan dalam satu ruangan)

Di ruang makan terdapat skylight yaitu empat genteng kaca dengan ukuran

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

30 cm x 20 cm.

Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 3,84 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm²

Luas lantai = 150 cm x 100 cm = 15.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % (tidak memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, tapi hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

80 %.

e) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Di ruang makan terdapat bukaan yaitu dengan ukuran 60 cm x 20 cm.

Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas Lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,6 % ( tidak memenuhi syarat )

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas Lantai = 150 cm x 60 cm = 9.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % (memenuhi syarat )

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan baik, tapi hasil

pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari

pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas

bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil

pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan

kelembaban udara 80 %.

8) Tipe 29 Menghadap Utara

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu dua jendela yang berukuran

sekitar 60 cm x 120 cm dan dua bovenlight yang berukuran 60 cm x 30

cm.

Luas bukaan = (2x(60x120)cm) + (2x(60x30)cm) = 18.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 500 cm = 150.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light

meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

C dan kelembaban udara 72 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada skylight berupa dua jendela yang masing-masing

berdimensi 60 cm x 120 cm.

Luas bukaan = 2 x (60 x 120) cm = 14.400 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 19,2 % (memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light

meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

C dan kelembaban udara 71 %.

c) Ruang Tidur 2

Di ruang ini tidak ada bukaan sehingga saat siang hari harus menyalakan

lampu.

Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya

dan bangunan tetangga. Hal ini menyebabkan hasil pengukuran dengan

light meter tidak memenuhi syarat. Posisi ruang seperti ini tidak

memungkinkan adanya bukaan pada semua sisi dindingnya, tapi masih

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

memungkinkan adanya bukaan pada atap (skylight). Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan

termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 74 %.

d) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau berdasarkan pencahayaan seluruh ruangan)

Di ruang makan terdapat skylight yaitu genteng dengan ukuran 60 cm x 20

cm.

Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,92 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau berdasarkan sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 150 cm x 60 cm = 9.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % (memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilan tingkat penerangan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

80 %.

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

c. Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali

1) Tipe 21+ Menghadap Selatan

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu satu jendela yang berukuran

sekitar 30 cm x 150 cm.

Luas bukaan = (60 x 30) cm = 1800 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,4 % ( tidak memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung bisa dihindari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat

menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal in dikarenakan luas bukaan

yang kurang dan adanya teras yang cukup lebar ± 2,5 meter. Kondisi di

ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Di ruang tidur ini ada bukaan satu jendela yang berdimensi 30 cm x 60

cm.

Luas bukaan = (30 x 60) cm = 1.800 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,4 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung bisa dihindari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat

menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena

luasan bukaan kurang dan adanya teras yang cukup lebar ± 2,5 meter.

Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan

kelembaban udara 73 %.

c) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Di ruang makan terdapat skylight berupa genteng kaca dengan ukuran 60

cm x 20 cm.

Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,92 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 120 cm x 100 cm = 12.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % ( memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara

80 %.

d) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Di ruang makan terdapat skylight berupa empat genteng kaca dengan

ukuran masing-masing ± 30 cm x 20 cm.

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 250 cm x 300 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,6 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 150 cm x 60 cm = 9000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % (memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan

light meter adalah melebihi syarat (silau). Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual yang kurang baik pada pusat kegiatan.

Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 33° C dan

kelembaban udara 80 %.

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu ada dua bukaan yaitu jendela yang berukuran sekitar 40 cm

x 150 cm.

Luas bukaan = 2 x (40 x 150) cm = 12.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung bisa dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light

meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan

visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

C dan kelembaban udara 71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan satu jendela yang berdimensi 60 x 120 cm.

Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Perbandingan = x 100 % = 9,6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung bisa dihindari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat

menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan

termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 72 %.

c) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Di ruang makan terdapat bukaan yaitu dua genteng kaca dengan masing-

masing berukuran 30 cm x 20 cm.

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,92 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas Lantai = 150 cm x 90 cm = 13.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8,8 % ( tidak memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat,

hasil pengukuran dengan light meter juga kurang memenuhi syarat. Hal ini

di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual yang kurang baik, baik di seluruh

ruangan maupun pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara 80 %.

d) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Di ruang makan terdapat skylight berupa 2 genteng kaca dengan ukuran

masing-masing ± 30 cm x 20 cm.

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,92 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas Lantai = 150 cm x 60 cm = 9.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % (memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang.

Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara

80 %.

3) Tipe 45+ Menghadap Selatan

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan

Di ruang tamu bukaan yaitu dua jendela yang berdimensi sekitar 30 cm x

150 cm.

Luas bukaan = 2x (30 x 150) cm = 9.000 cm²

Luas lantai = 300 cm x 400 cm = 120.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 7,5 % ( tidak memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan dan ke timur.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat

menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan

termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa dua jendela yang masing-masing

berdimensi 30 cm x 150 cm.

Luas bukaan = 2 x (30 x 150) cm = 9.000 cm²

Luas Lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % (memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat

menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan

suhu udara 30° C dan kelembaban udara 71 %.

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan

Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm

x 120 cm.

Luas bukaan = 60 cm x 120 cm = 7.200 cm²

Luas Lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 9,6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling

tinggi adalah saat pagi hari.

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan

tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran

dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini

menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan

termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 72 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan)

Di ruang makan terdapat skylight berupa genteng kaca dengan ukuran

masing-masing ± 30 cm x 20 cm.

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,33 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai = 150 cm x 90 cm = 13.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8,8 % ( tidak memenuhi syarat)

Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi

menghasilkan tingkat peneragan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan

seluruh ruangan). Jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil

pengukuran dengan light meter juga tidak memenuhi syarat. Hal ini

disebabkan karena luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual kurang baik, baik pada seluruh ruangan maupun pada

pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara

32° C dan kelembaban udara 74 %.

e) Dapur

1) Luas Bukaan

Di ruang makan terdapat bukaan yaitu dua jendela yang masing-masing

berdimensi 30 cm x 150 cm.

Luas bukaan = 2 x (30 cm x 150) cm = 9.000 cm²

Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 14,4 % (memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin

Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara

langsung dapat dihindari.

Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari

radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light

meter juga memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan

kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan

suhu udara 30° C dan kelembaban udara 80 %.

3. Uji Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa vegetasi berpengaruh pada

pencahayaan alami dalam ruangan. Hipotesis ini di uji dengan menggunakan

analisis diskriptif.

Berdasarkan kajian teori, vegetasi berfungsi untuk mengendalikan efek

radiasi sinar matahari, menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan,

serta mengontrol temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan.

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Maka, data hasil penelitan ini dianalisa berdasarkan kajian teori di atas :

a. Perumahan Griya Prima Timur, Klaten

1) Tipe 54+ Menghadap Timur Laut

a) Tinggi pohon = 2,7 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 3 meter

c) Lebar tajuk pohon = 1,5 meter

d) Kerapatan daun = rapat

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk

karena tingginya melebihi dinding rumah dan rimbunan daun berada

sekitar 0,5 meter dari pucuk pohon.

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

a) Tinggi pohon = 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 30 cm

c) Lebar tajuk pohon = 1 meter

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

d) Kerapatan daun = tidak rapat

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk

karena tingginya melebihi dinding rumah dan rimbunan daun berada

sekitar 1 meter dari pucuk pohon.

3) Tipe 54 Menghadap Timur

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

4) Tipe 21+ Menghadap Barat

a) Tinggi pohon = 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 3 meter

c) Lebar tajuk pohon = 2 meter

d) Kerapatan daun = rapat

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk

karena tingginya melebihi dinding rumah dan rimbunan daun berada

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

sekitar 1 meter dari pucuk pohon.

5) Tipe 45 Menghadap Barat Daya

a) Tinggi pohon = 2,5 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 3 meter

c) Lebar tajuk pohon = 2 meter

d) Kerapatan daun = rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk karena

tinggi pohon yang sebanding dengan tinggi dinding dan rimbunan daun

berada tepat di depan jendela.

6) Tipe 21 Menghadap Barat

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

7) Tipe 70 Menghadap Barat

a) Tinggi pohon = 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 3 meter

c) Lebar tajuk pohon = 2 meter

d) Kerapatan daun = rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk karena

ada dua pohon besar yang rimbun di daerah depan bukaan.

b. Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten

1) Tipe 29+ Menghadap Selatan

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

a) Tinggi pohon = 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 3,5 meter

c) Lebar tajuk pohon = 2 meter

d) Kerapatan daun = tidak rapat

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk

karena tingginya melebihi dinding rumah dan rimbunan daun berada

sekitar 1 meter dari pucuk pohon.

3) Tipe 36+ Menghadap Timur

a) Tinggi pohon = 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 4 meter

c) Lebar tajuk pohon = 2 meter

d) Kerapatan daun = rapat

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Analisis : adanya vegetasi ini seharusnya dapat mempengaruhi cahaya

yang masuk karena tinggi pohon yang sebanding dengan tinggi

dinding dan kerimbunan daunnya lebat. Tapi, vegetasi ini tidak

berfungsi karena letaknya tidak berada di depan bukaan.

4) Tipe 36 Menghadap Barat

a) Tinggi pohon = 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 3,5 meter

c) Lebar tajuk pohon = 2 meter

d) Kerapatan daun = rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk karena

pohonnya cukup tinggi dan rimbun.

5) Tipe 36+ Menghadap Utara

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

a) Tinggi pohon = 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 3,5 meter

c) Lebar tajuk pohon = 2 meter

d) Kerapatan daun = rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk

karena pohonnya cukup tinggi dan rimbun.

6) Tipe 45 Menghadap Selatan

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

7) Tipe 70 Menghadap Timur

a) Tinggi pohon = 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 4 meter

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

c) Lebar tajuk pohon = 2 meter

d) Kerapatan daun = rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk

karena pohonnya cukup tinggi dan rimbun.

8) Tipe 29 Menghadap Utara

a) Tinggi pohon = 2 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 1 meter

c) Lebar tajuk pohon = 1 meter

d) Kerapatan daun = rapat

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk

karena pohonnya pendek dan rimbunan daunnya tidak lebat.

c. Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali

1) Tipe 21+ Menghadap Selatan

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

3) Tipe 45+ Menghadap Selatan

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Perumahan Griya Prima Timur, Klaten

a. Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis data pengukuran light meter (lampiran V),

pengukuran humidity (lampiran V), dan pengukuran dengan angket (Lampiran II)

di Perumahan Griya Prima Timur, Klaten maka dapat ditabelkan sebagai berikut :

Keterangan : V = Memenuhi syarat

X = Tidak memenuhi syarat

No. Tipe

Rumah

Orientasi

Bangunan

Ruang Pengukuran

Light Meter

Pengukuran

Humidity

Pengukuran

Angket

1. 54 + Timur Laut R. Tamu X X Nyaman

R. Tidur 1 X X Tidak Nyaman

R. Tidur 2 X X Tidak Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur X X Tidak Nyaman

2. 36 + Selatan R. Tamu V X Nyaman

R. Tidur 1 X X Tidak Nyaman

R. Tidur 2 X X Tidak Nyaman

R. Makan V X Nyaman

Dapur X X Nyaman

3. 54 Timur R. Tamu V X Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Tidur 2 X X Tidak Nyaman

R. Makan V X Nyaman

Dapur X X Nyaman

4. 21 + Barat R. Tamu X X Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur V X Nyaman

5. 45 Barat Daya R. Tamu X X Tidak Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Tidur 2 X X Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur V X Nyaman

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kondisi pencahayaan

alami di Perumahan Griya Prima Timur, Klaten adalah sebagai berikut :

1) Ruang tamu sebesar 42,9 % memenuhi persyaratan dan 57,1 % tidak

memenuhi persyaratan.

2) Ruang tidur sebesar 0 % memenuhi persyaratan dan 100 % tidak

memenuhi persyaratan.

3) Ruang makan sebesar 28,6 % memenuhi persyaratan dan 71,4 % tidak

memenuhi persyaratan.

4) Dapur sebesar 42,9 % memenuhi persyaratan dan 57,1 % tidak

memenuhi persyaratan.

Suhu dan kelembaban udara di semua rumah tidak memenuhi persyaratan.

Tapi, hasil análisis angket (lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 %

responden memilih jawaban “nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup

nyaman” dengan kondisi pencahayaan di sampel rumah yang diteliti.

b. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya

syarat pencahayaan alami dalam ruangan adalah sebagai berikut :

1) Luas bukaan kurang.

2) Vegetasi yang menghalangi cahaya matahari yang masuk dalam ruangan.

3) Lebar teras yang panjang.

4) Berhubungan langsung dengan bangunan sekitarnya.

5) Pengembangan rumah yang kurang memperhatikan pencahayaan alami.

6. 21 Barat R. Tamu V X Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur V X Nyaman

7. 70 Barat R. Tamu X X Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Tidur 2 X X Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur X X Nyaman

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Pencahayaan alami yang tidak memenuhi syarat menyebabkan suhu udara

dan kelembaban udara menjadi tidak nyaman. Tapi, hasil análisis angket

(lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden memilih jawaban

“nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman” dengan kondisi

pencahayaan di sampel rumah yang diteliti. Hal ini karena adanya faktor

kebiasaan.

2. Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten

a. Analisa Data

Berdasarkan hasil analisis data pengukuran light meter (lampiran V),

pengukuran humidity (lampiran V), dan pengukuran angket (lampiran II) di

Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten maka dapat ditabelkan sebagai berikut :

Keterangan : V = Memenuhi syarat

X = Tidak memenuhi syarat

No. Tipe

Rumah

Orientasi

Bangunan

Ruang Pengukuran

Pencahayaan

Alami

Pengukuran

Kenyamanan

Termal

Pengukuran

Angket

1. 29 + Timur Laut R. Tamu X X Nyaman

R. Tidur 1 V X Nyaman

R. Tidur 2 X X Nyaman

R. Tidur 3 X X Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur X X Nyaman

2. 36 + Selatan R. Tamu X X Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Tidur 2 X X Nyaman

R. Makan V X Nyaman

Dapur V X Nyaman

3. 36+ Timur R. Tamu V X Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Tidur 2 X X Nyaman

R. Makan V X Nyaman

Dapur V X Nyaman

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

4. 36 Barat R. Tamu V X Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Tidur 2 X X Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur X X Nyaman

5. 36+ Utara R. Tamu X X Tidak

Nyaman

R. Tidur 1 X X Tidak

Nyaman

R. Tidur 2 X X Tidak

Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur X X Tidak

Nyaman

6. 45 Selatan R. Tamu V X Nyaman

R. Tidur 1 V X Nyaman

R. Tidur 2 X X Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur X X Nyaman

7. 70 Timur R. Tamu X X Tidak

Nyaman

R. Tidur 1 X X Tidak

Nyaman

R. Tidur 2 X X Tidak

Nyaman

R. Makan V X Tidak

Nyaman

Dapur V X Nyaman

8. 29 Utara R. Tamu V X Tidak

Nyaman

R. Tidur 1 V X Tidak

Nyaman

R. Tidur 2 X X Tidak

Nyaman

Dapur V X Tidak

Nyaman

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kondisi pencahayaan

alami di Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten adalah sebagai berikut :

1) Ruang tamu sebesar 50 % memenuhi persyaratan dan 50 % tidak

memenuhi persyaratan.

2) Ruang tidur sebesar 18,8 % memenuhi persyaratan dan 81,2 % tidak

memenuhi persyaratan.

3) Ruang makan sebesar 25 % memenuhi persyaratan dan 75 % tidak

memenuhi persyaratan.

4) Dapur sebesar 37,5 % memenuhi persyaratan dan 62,5 % tidak memenuhi

persyaratan.

Suhu dan kelembaban udara di semua rumah tidak memenuhi syarat. Tapi,

hasil análisis angket (lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden

memilih jawaban “nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman”

dengan kondisi pencahayaan di sampel rumah yang diteliti.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya

syarat pencahayaan alami dalam ruangan adalah sebagai berikut :

1) Luas bukaan kurang.

2) Vegetasi yang menghalangi cahaya matahari yang masuk dalam ruangan.

3) Lebar teras yang panjang.

4) Berhubungan langsung dengan bangunan sekitarnya.

5) Pengembangan rumah yang kurang memperhatikan pencahayaan alami.

Di lokasi perumahan ini, ada juga beberapa ruang yang menerima

pencahayaan alami yang berlebihan, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan di

mata (silau). Hal ini disebabkan oleh :

1) Desain ruangan adalah outdoor sehingga tidak ada dinding yang

menghalangi cahaya matahari.

2) Posisi ruangan berada di depan pintu lebar yang selalu terbuka dari pagi

sampai malam hari.

Pencahayaan alami yang tidak memenuhi syarat menyebabkan suhu udara

dan kelembaban udara menjadi tidak nyaman. Tapi, hasil análisis angket

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

(lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden memilih jawaban

“nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman” dengan kondisi

pencahayaan di sampel rumah yang diteliti. Hal ini karena adanya faktor

kebiasaan.

3. Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali

a. Analisa Data

Berdasarkan hasil analisis data pengukuran light meter (lampiran V),

pengukuran humidity (lampiran V), dan pengukuran angket (lampiran II) di

Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali maka dapat ditabelkan sebagai berikut :

Keterangan : V = Memenuhi syarat

X = Tidak memenuhi syarat

No. Tipe

Rumah

Orientasi

Bangunan

Ruang Pengukuran

Pencahayaan

Alami

Pengukuran

Kenyaman

Thermal

Pengukuran

Angket

1. 21 + Selatan R. Tamu X X Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Makan V X Nyaman

Dapur X X Nyaman

2. 36 + Selatan R. Tamu V X Nyaman

R. Tidur 1 X X Nyaman

R. Makan X X Tidak

Nyaman

Dapur V X Tidak

Nyaman

3. 45+ Selatan R. Tamu X X Nyaman

R. Tidur 1 V X Tidak

Nyaman

R. Tidur 2 X X Tidak

Nyaman

R. Makan X X Nyaman

Dapur V X Nyaman

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kondisi pencahayaan

alami di Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali adalah sebagai berikut :

1) Ruang tamu sebesar 33,3 % memenuhi persyaratan dan 66,7 % tidak

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

memenuhi persyaratan.

2) Ruang tidur sebesar 25 % memenuhi persyaratan dan 75 % tidak

memenuhi persyaratan.

3) Ruang makan sebesar 33,3 % memenuhi persyaratan dan 66,7 % tidak

memenuhi persyaratan.

4) Dapur sebesar 66,7 % memenuhi persyaratan dan 33,3 % tidak memenuhi

persyaratan.

Suhu dan kelembaban udara juga tidak memenuhi syarat. Tapi, hasil

análisis angket (lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden

memilih jawaban “nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman”

dengan kondisi pencahayaan di sampel rumah yang diteliti.

b. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya

syarat pencahayaan alami dalam ruangan adalah sebagai berikut :

1) Luas bukaan kurang.

2) Vegetasi yang menghalangi cahaya matahari yang masuk dalam ruangan.

3) Lebar teras yang panjang.

4) Berhubungan langsung dengan bangunan sekitarnya.

5) Pengembangan rumah yang kurang memperhatikan pencahayaan alami.

Pencahayaan alami yang tidak memenuhi syarat menyebabkan suhu udara

dan kelembaban udara menjadi tidak nyaman. Tapi, hasil análisis angket

(lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden memilih jawaban

“nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman” dengan kondisi

pencahayaan di sampel rumah yang diteliti. Hal ini karena adanya faktor

kebiasaan.

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kondisi pencahayaan alami di tiga lokasi penelitian adalah sebagai berikut :

a. Ruang tamu, sebesar 44,4 % memenuhi persyaratan dan 55,6 % tidak

memenuhi persyaratan.

b. Ruang tidur, sebesar 12,1 % memenuhi persyaratan dan 87,9 % tidak

memenuhi persyaratan.

c. Ruang makan, sebesar 33,3 % memenuhi persyaratan dan 66,7 % tidak

memenuhi persyaratan.

d. Dapur, sebesar 44,4 % memenuhi persyaratan dan 55,6 % tidak memenuhi

persyaratan.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Luas bukaan kurang memenuhi syarat 10 – 20 % dari luas lantai.

b. Vegetasi yang menghalangi cahaya matahari yang masuk dalam ruangan.

c. Lebar teras yang panjang.

d. Berhubungan langsung dengan bangunan sekitarnya.

e. Desain dan pengembangan rumah kurang memperhatikan pencahayaan

alami.

Pencahayaan alami tidak memenuhi syarat menyebabkan suhu dan

kelembaban udara tidak nyaman. Tapi, sebagian besar responden merasa

nyaman dengan kondisi pencahayaan tersebut karena adanya faktor

kebiasaaan.

2. Bukaan yang memenuhi syarat menghasilkan pencahayaan alami yang

nyaman.

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

a. Luas bukaan memenuhi syarat 10-20 % dari luas lantai menghasilkan

pencahayaan alami yang nyaman.

b. Luas bukaan memenuhi syarat 10-20 % dari luas lantai, tapi ada faktor-

faktor yang menghalangi masuknya cahaya alami maka menghasilkan

pencahayaan alami menjadi tidak nyaman.

3. Vegetasi mempengaruhi pencahayaan alami dalam ruangan.

Tidak semua vegetasi mempengaruhi pencahayaan alami dalam

ruangan. Vegetasi yang bisa mempengaruhi pencahayaan alami dalam ruangan

adalah vegetasi yang tingginya hampir sama dengan ketinggian bukaan, jarak

vegetasi dekat dengan bukaan, lebar tajuk lebar, dan kerapatan daun rimbun.

Jika kondisi pencahayaan alami dalam ruangan melebihi persyaratan, vegetasi

bermanfaat untuk mengurangi cahaya alami yang masuk. Tapi, jika kondisi

pencahayaan alami dalam ruangan kurang memenuhi syarat, adanya vegetasi

menjadikan kenyamanan dalam ruangan semakin buruk.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian, maka menimbulkan implikasi sebagai

berikut :

1. Dampak Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak teoritis sebagai

berikut :

a. Memberikan wacana kepada masyarakat bahwa sebesar 66,45 % sampel di

perumahan Griya Prima Timur Klaten, Cipta Griya Bersinar, dan Pesona

Sawahan Boyolali kurang memenuhi syarat pencahayaan yang nyaman.

b. Menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang relevan.

2. Dampak Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh :

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi ABSTRAK Noviana Sari. PENCAHAYAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

a. Pemilik rumah dalam mendesain ulang dan mengembangkan rumahnya

memenuhi syarat luasan bukaan sebesar 10-20 % dari luas lantai dan

memilih arah bukaan yang menghindari radiasi sinar matahari yaitu selatan

atau utara. Jika memang terpaksa menghadap barat atau timur, radiasi

sinar matahari dapat dikurangi dengan adanya vegetasi.

b. Developer dalam mendesain proyek perumahan selanjutnya memenuhi

syarat luasan bukaan sebesar 10-20 % dari luas lantai dan memilih arah

bukaan yang menghindari radiasi sinar matahari yaitu selatan atau utara.

Jika memang terpaksa menghadap barat atau timur, radiasi sinar matahari

dapat dikurangi dengan adanya vegetasi.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran

sebagai berikut :

1. Pemilik rumah sebaiknya dalam mendesain ulang dan mengembangkan

rumahnya memenuhi syarat luasan bukaan sebesar 10-20 % dari luas lantai

dan memilih arah bukaan yang menghindari radiasi sinar matahari yaitu

selatan atau utara. Jika memang terpaksa menghadap barat atau timur,

radiasi sinar matahari dapat dikurangi dengan adanya vegetasi, tirai, jalusi,

kisi-kisi, overstek, dan kanopi. Di ruang-ruang yang tidak memungkinkan

adanya bukaan berupa jendela, dapat diganti dengan skylight.

2. Developer sebaiknya dalam mendesain proyek perumahan selanjutnya

memenuhi syarat luasan bukaan sebesar 10-20 % dari luas lantai dan

memilih arah bukaan yang menghindari radiasi sinar matahari yaitu selatan

atau utara. Jika memang terpaksa menghadap barat atau timur, radiasi

sinar matahari dapat dikurangi dengan adanya vegetasi, tirai, jalusi, kisi-

kisi, overstek, dan kanopi. Di ruang-ruang yang tidak memungkinkan

adanya bukaan berupa jendela, dapat diganti dengan skylight.