23
ASUHAN KEPERAWATAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses kehidupannya ketika menghadapi krisis dan kecemasan akibat stressor. Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangat dinamis dari kehidupan seseorang. Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka dimana sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. Menyiapkan diri menjadi dewasa, karena menjadi dewasa adalah sebuah pilihan, maka tentunya harus direkayasa atau disiapkan. Tidak bisa dibiarkan alami. Karena memang menjadi dewasa dalam cara berpikir itu bukan kebetulan, tapi merupakan pilihan.

dewasa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jiwa

Citation preview

Page 1: dewasa

ASUHAN KEPERAWATAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses

kehidupannya ketika menghadapi krisis dan kecemasan akibat

stressor. Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa

merupakan suatu rentangan yang sangat dinamis dari

kehidupan seseorang.

Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya

kematangan jiwa mereka dimana sudah memiliki tanggung

jawab  serta sudah menyadari makna hidup. Menyiapkan diri

menjadi dewasa, karena menjadi dewasa adalah sebuah

pilihan, maka tentunya harus direkayasa atau disiapkan.

Tidak  bisa dibiarkan alami. Karena memang menjadi dewasa

dalam cara berpikir itu bukan kebetulan, tapi merupakan pilihan.

B.     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Jiwa”.

2.      Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Masa Dewasa.

Page 2: dewasa

3.      Untuk lebih memahami tentang Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Masa

Dewasa..

C.    Ruang Lingkup Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, ruang lingkup pembahasannya adalah

“Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Masa Dewasa”.

D.    Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode deskriptif dan

disesuaikan dengan literatur yang digunakan.

E.     Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun secara sistematis terdiri dari 3 bab yaitu sebagai

berikut:

BAB I        : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II       : Tinjauan teoritis, yang terdiri dari pengertian, masalah-masalah kesehatan pada

masa dewasa, masalah psikososial

BAB III     : Asuhan keperawatan psikososial pada masa dewasa yang terdiri dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, dan intervensi

BAB IV     : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 3: dewasa

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.    Pengetian

Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa

dimana usia sudah berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa

dewasa merupakan periode yang penuh tantangan,

penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana

mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia

memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa

mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa

penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di masyarakat, masa

merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal, masa

jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .

Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan

kemandirian. Menurut Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa

dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:

Page 4: dewasa

1.      Fase dewasa awal

          Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai

bekarya dan mulai melepaskan ketergantungan kepada orang

lain. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal

yaitu:

a.       mereka mendapat pengawasan dari orang tua

b.      mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan

hubungan  yang intim di luar

c.       mereka membentuk seperangkat nilai pribadi

d.      mereka mengembangkan rasa identitas pribadi

e.       mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja

2.      Fase Dewasa tengah

          Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap

mantap memilih teman hidup dan membangun keluarga.

Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya

untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap

realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga

diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif

terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa

mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat

dan melakukan hygiene yang baik.

a.       Teori-teori tentang masa dewasa tengah

Page 5: dewasa

1)      Teori Erikson

                        Menurut teori perkembangan Erikson, tugas

perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai

generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan

untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah

dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui

bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya.

Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi

stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan

pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan

masyarakat.

2)      Teori Havighurst

                        Teori perkembangan Havighurst telah diringkas

dalam tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah

(Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:

a)      Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa

b)      Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan

c)      Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia

d)     Mengembangkan aktivitas luang

Page 6: dewasa

e)      Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu

f)       Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia

pertengahan

g)      Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

b.      Tahap-tahap perkembangan

1)      Perkembangan fisiologis

                        Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-

65 tahun. Perubahan yang paling terlihat adalah rambut

beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar.

Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan,

tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan

ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada

periode ini.

2)      Perkembangan kognitif

                        Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah

jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah

dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa

dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan

Page 7: dewasa

untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau

perubahan pekerjaan.

3)      Perkembangan psikosial

                        Perubahan psikososial pada masa dewasa

tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan

anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan

atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan

stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan

dewasa.

3.      Fase dewasa akhir

          Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya

produktif, sukses-sukses berprestasi dan puncak dalam karier.

Sebagai patokan, pada masa ini dapat dicapai kalau status

pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.

Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:

a.       Menurunnya keadaan jasmaniah

b.      Perubahan susunan keluarga

c.       Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam

bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu

d.      Penurunan fungsi tubuh

Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi

bagi pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki

Page 8: dewasa

pensiun. Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya

biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada

perasaan down sindrom.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas

perkembangan  ini, individu mengalami PPS. Misalnya

penghalangnya adalah:

1.      Tingkat perkembangan yang mundur

2.      Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas

perkembangan

3.      Tidak ada motivasi

4.      Kesehatan yang buruk

5.      Cacat tubuh

6.      Tingkat kecerdasan yang rendah

7. Tingkat adaptasi yang jelek

8.      Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi

pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun.

Biasanya ada PPS ( Post Power  Sindrom) misalnya biasa

seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan

down sindromAdanya penyakit kronis

     Tingkat ketidakmampuan dan persepsi klien pada penyakit

dan ketidakmampuan menentukan sampai mana perubahan

gaya hidup akan terjadi.

Page 9: dewasa

9.      Tingkat kesejahteraan

     Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa

tengah. Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan

asuhan keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi

keefektifan intervensi keperawatan.

10.  Membentuk kebiasaan sehat yang positif

     Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa

dilakukan. Pola perilaku ini didorong oleh seringnya

pengulangan sehingga menjadi cara perilaku individu yang

biasa.

B. Masalah-masalah psikososial

1.      Ansietas

     Ansietas adalah fenomena maturasi kritis yang berhubungan

dengan perubahan, konflik, dan penegndalian lingkungan yang

diterima (Haber at al, 1992).

2.      Depresi

     Depresi adalah gangguan alam perasaan yang

dimanifestasikan dalam berbagai cara. Walaupun usia yang

paling banyak mengalami depresi adalah usia 24-25 tahun, tapi

juga biasa terjadi pada usia dewasa baya dan mungkin banyak

memiliki penyebab (Haber at al, 1992).

Page 10: dewasa

Dengan memahami usia/ masa, tahapan hukum dengan ciri-

ciri perilaku di masing-masing tahapan perkembangan perawat

sedini mungkin dapat mendeteksi secara dini langkah/ upaya

perawatan apa yang harus dilakukan sesuai dengan masa

tahapan perkembngan manusia. Bagi perawat pribadi teori

perkembangan manusia dapat dijadikan masukan pribadi

berada pada masa usia tahapan yang mana dirinya pada saat

ini maupun pada saat yang akan datang maupun waktu saat

sekarang ini ada perilaku khusus yang yang pernah dilalui.

Perawat perlu memahami, mempelajari teori-teori

perkembangan manusia atau individu karena tugas perawat

dalam merawat individu tentunya dari masa konsepsi yang

dialami individu, kehamilan, lahir sampai sakaratul maut.

Perkembangan manusia memiliki tahapan keluasan masa.

Masa kematangan sehingga dideteksi dini terhadap masa-masa

tertentu dihubungkan dengan teori

Page 11: dewasa

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PERKEMBANGAN

PSIKOSOSIAL

PADA MASA DEWASA

A.    Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui masalah

keperawatan yang terjadi pada klien secepat mungkin sesuai

dengan keadaan klien. Pengkajian dapat dilakukan dengan

beberapa cara yakini ; wawancara, observasi dan menuju

dokumen medik.

Pengkajian ini dilakukan denagan melibatkan keluaraga

sebagai orang terdekat yang mengetahui tentang masalah

kesehatan klien. Format pengkajian yang digunakan adalah

format pengkajan pada klien yang dikembangkan sesuia

dengan keberadaaan klien. Format pengkajian yang

dikembangkan minimal terdiri atas:

1. Data dasar

Page 12: dewasa

a.  Identitas

b.  Alamat

c.  Usia

d.  Pendidikan

e.  Pekerjaan

f.  Agama

g. Suku bangsa

2. Data biopsikososial spiritualkultural

3. Lingkungan

4. Status fungsional

5. Fasilitas penunjang kesehatan

6. Pemerikasaaan fisik

B.     Diagnosa Keperawatan

1.    Gangguan proses pikir berhubungan dengan ansietas

Tujuan: proses pikir pasien akan meningkat dengan terapi

ansietas

2.    Ketidak efektifan koping yang berhubungan dengan ansietas

Tujuan:  pasien akan meningkatkan mekanisme koping untuk

mengatasi ansietas.

3.    Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan ganti

karier/ pengunduran diri

Page 13: dewasa

Tujuan:  menghubungkan keuntungan-keuntungan dan kerugian-

kerugian dari pilihan-pilihan, menceritakan ketakutan dan

keprihatinan mengenai pilihan-pilihan dan respons dari orang

lain, dan membuat sebuah pilihan yang diketahui/diberitahu.

4.    Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan ketakutan

akan kegagalan seksual

Tujuan:  menceritakan kepedulian/ masalah mengenai fungsi seksual,

mengekspresikan peningkatan kepuasan dengan pola seksual,

mengidentifikasi stressor dalam kehidupan, melanjutkan

aktivitas seksual sebelumnya, dan melaporkan suatu keinginan

untuk melanjutkan aktivitas seksual.

C.     Intervensi

Dx 1 & 2

1.      Kaji pasien secara cermat untuk memastikan bahwa ansietas

pasien bukan gejala yang mendasari proses penyakit, seperti

nyeri atau hipoksia

2.      Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan

ketakutannya secara verbal

3.      Tanyakan pada pasien keterampilan koping yang biasa

berhasil digunakan untuk mengatasi stress sebelumnya

Page 14: dewasa

4.      Berikan obat antiansietas sesuai program dan perhatikan

efektifitasnya

5.      Tanyakan pada pasien obat apa yang sedang digunakan.

Gejala ansietas dapat diakibatkan penggunaan obat-obatan,

mencakup kafein, hormone tiroid, aminofilin, obat antidiabetik

oral, obat antiinflamasi nonsteroid, steroid, glikosida jantung,

dan inhibitor ambilan ulang serotonin selektif. Lebih baik

tanyakan pada dokter untuk mengganti dengan obat yang

menghasilkan lebih sedikit efek ansietas daripada menambah

obat-obatan lain hanya untuk mengatasi tanda dan gejala

ansietas

6.      Alkohol adalah cara yang biasa digunakan orang untuk

pengobatan ansietas, tetapi bukan cara yang baik tidak

berbahaya. Pastiakn untuk menanyakan pasien menegani

kebiasaannya menggunakan alkohol-jenis apa yang ia minum

(bir, anggur, wiski), kira-kira berapa banyak dalam sehari dan

sudah berapa lama.

Dx 3

1.      Menetapkan hubungan saling percaya dan berarti yang

meningkatkan saling pengertian dan perhatian.

Page 15: dewasa

2.      Memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang logis

a.       Bantu individu dalam mengenali apa masalah-masalahnya dan

dengan jelas mengidentifkasi keputusan yang harus dibuat

b.      Gali apa resiko terhadap apa yang timbul dari tidak membuat

keputusan

c.       Mintalah individu untuk membuat daftar dari semua alternatif

atau pilihan yang mungkin

d.      Bantu mengidentifikasi kemungkinan hasil dari berbagai

alternative

e.       Bantu individu untuk menghadapi ketakutan

f.       Benahi kesalahan informasi

g.      Bantu dalam mengevaluasi alternatif-alternatif berdasarkan

pada ancaman potensial atau actual terhadap keyakinan/ nilai-

nilai

h.      Beri dorongan pada individu untuk membuat keputusan

3.      Beri dorongan pada orang terdekat individu untuk terlibat

dalam keseluruhan proses pengambilan keputusan

4.      Bantu individu dalam proses menggali nilai-nilai dan hubungan

pribadi yang mungkin mempunyai dampak pada pengambilan

keputusan

5.      Dukung individu dalam membuat keputusan yang diketahui

meskipun kebutuhan konflik dengan nilai-nilainya sendiri

Page 16: dewasa

a.       Rundingkan pemuka agamanya sendiri

6.      Dengan aktif yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya

ditangan dia dan adalah menjadi haknya untuk melakukan

demikian

7.      Jangan biarkan orang lain untuk merusak rasa percaya

individu dalam pengambilan keputusannya sendiri

8.      Kolaborasikan dengan keluarga untuk mengklarifikasi proses

pengambilan keputusan

Dx 4

1.      Dapatkan riwayat seksual

a.       Pola seksual biasanya

b.      Kepuasan (individu, pasangan)

c.       Penegtahuan seksual

d.      Masalah-masalah (seksual, kesehatan)

e.       Harapan-harapan

f.       Suasana hati, tingkat energy

2.      Berikan dorongan untuk bertanya tentang seksualitas atau

fungsi seksual yang mungkin mengganggu pasien

3.      Gali hubungan pasien dengan pasangannya

4.      Jika stressor atau gaya hidup yang penuh stressor berdampak

negative terhadap fungsi:

Page 17: dewasa

a.       Bantu individu dalam memodifikasi gaya hidup untuk

mengurangi stress

b.      Dorong identifikasi stressor yang ada dalam kehidupan;

kelompokkan menurut individu sebagai dapat mengontrol dan

tidak dapat mengontrol:

1)      Dapat mengontrol

Keterbelakangan pribadi

Keterlibatan dalam aktivitas komunitas

2)      Tidak dapat mengontrol

Mengeluh

Penyakit anak perempuan

c.       Lakukan program latihan teratur untuk reduksi stress.

Lihat perilaku mencari bantuan kesehatan untuk intervensi

5.      Identifikasi pilihan metode untuk melampiaskan energ seksual

bila pasangan tidak ada atau tidak ada keinginan

a.       Gunakan masturbasi, jika dapat diterima individu

b.      Ajarkan keuntungan fisik dan psikologis tentang aktivitas fisik

teratur (sedikitnya 3 kali seminggu selama 30 menit

c.       Jika pasangan meninggal, gali kesempatan untuk bertemu dan

bersosialisasi dengan orang lain (sekolah malam, klub janda/

duda, kerja komunitas)

Page 18: dewasa

6.      Jika suatu perubahan atau kehilangan bagian tubuh

mempunyai dampak negtif terhadap fungsi:

a.       Kaji tahapan adaptasi dari individu dan pasangan terhadap

kehilangan (mengingkari, depresi, marah)

b.      Jelaskan kenormalan dari respon kelanjutan dari kehilangan

c.       Jelaskan kebutuhan untuk membagi perhatian dengan

pasangan

Page 19: dewasa

BAB IV

PENUTUP

A.    maupun Kesimpulan

Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses

kehidupannya ketika menghadapi krisis dan kecemasan akibat

stressor. Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa

merupakan suatu rentangan yang sangat dinamis dari

kehidupan seseorang.

            Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya

kematangan jiwa mereka dimana sudah memiliki tanggung

jawab  serta sudah menyadari makna hidup.Menyiapkan diri

menjadi dewasa, karena menjadi dewasa adalah sebuah

pilihan, maka tentunya harus direkayasa atau disiapkan.

Tidak  bisa dibiarkan alami. Karena memang menjadi dewasa

dalam cara berpikir itu bukan kebetulan, tapi merupakan pilihan.

B. Saran

Di dalam perkembangan dewasa terdapat berbagai masalah

yang apabila tidak diperhatikan maka akan berdampak buruk

pada perkembangan dewasa itu sendiri, sehingga sudah

seharusnya perkembangan pada dewasa itu dijadikan bahan

pikiran pada individu,keluarga masyarakat.

Page 20: dewasa

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1998. Diagnosa Keperawatan Edisi

6. Jakarta: EGC

Stockslager, Jaime L., 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2.

Jakarta: EGC