27

Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu
Page 2: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

Dewan Editor

Ketua

Dr. Keri Lestari, MSi, Apt. ([email protected]) (Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Indonesia)

Anggota

Prof. Dr. Henk-Jan Guchelaar ([email protected]) (Department of Clinical Pharmacy and Toxicology, Leiden University Medical Center, The Netherland) Prof. Dr. Maarten J. Postma ([email protected]) (Department of Pharmacoepidemiology and Pharmacoecomics, University of Groningen, The Netherland) Prof. Dr. Syed A. S. Sulaiman ([email protected]) (School of Pharmaceutical Science, Universiti Sains Malaysia, Malaysia) Prof. Debabrata Banerjee, Ph.D ([email protected]) (Rutgers, The State University of New Jersey, United States of America) Prof. Hiroshi Koyama, MD., PhD. ([email protected]) (Departement of Public Health, Gunma University Graduate School of Medicine, Japan) Dr. Ajeng Diantini, MSi., Apt ([email protected]) (Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Indonesia) Dr. Ahmad Muhtadi, MS, Apt. ([email protected]) (Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Indonesia) Prof. Dr. dr. med. Tri H. Achmad ([email protected]) (Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Indonesia) Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(K), M.Kes. ([email protected]) (Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Indonesia) Prof. Dr. Ida Parwati, dr., SpPK. ([email protected]) (Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Indonesia) Prof. Dr. Zulies Ikawati, Apt. ([email protected]) (Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia) Prof. Iwan Dwiprahasto, MD, MMedSc, PhD. ([email protected]) (Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Indonesia) Prof. Dr. Elin Y. Sukandar, Apt. ([email protected]) (Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Indonesia) Dr. Dyah A. Perwitasari, MSi., Apt. ([email protected]) (Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia) Ully A. Mulyani, MSi., Apt. ([email protected]) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) Dr. Dedy Almasdy, MSi., Apt. ([email protected]) (Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Indonesia)

Page 3: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

Volume 4, No. 3 (2015)

DOI : 10.15416/ijcp.2015.4.3

Daftar Artikel:

1. Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara dengan Terapi Kombinasi Florouracil, Doxorubicin,

dan Cyclofosfamide

Dewi D. Darwati

Emma Surahman

Rizky Abdulah

2. Pengaruh Pelayanan Kefarmasian Residensial terhadap Ketaatan dan Luaran Klinis Pasien

Hipertensi

Luh P.F Larasanty

Ni Made L. Meilinayanti

Ni Made P. Susanti

I Made A.G Wirasuta

3. Korelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping

pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2

Magdarita Riwu

Anas Subarnas

Keri Lestari

4. Pengaruh Pemberian Umpan Balik Tekanan Darah kepada Dokter terhadap Perubahan Biaya

Terapi Pasien Hipertensi

Rita Suhadi

Jarir At Thobari

Bambang Irawan

Iwan Dwiprahasto

5. Toksisitas Renal Uap Las pada Pekerja Industri Alat Berat

Mulyana

Nuri P. Adi

Meily Kurniawidjaja

Vani N. Pratami

Andi Wijaya

Irawan Yusuf

6. Peran Kepuasan Mutu Layanan Farmasi dalam Peningkatan Loyalitas Pasien di Rumah Sakit

Al Islam dan Santo Yusup Kota Bandung

Dea A. A. Kurniasih

Anas Subarnas

Henni Djuhaeni

Page 4: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

7. Monitoring Penggunaan Antibiotik dengan Metode ATC/DDD dan DU90% di RSUD

Abepura Jayapura, Indonesia

Hasrianna

Nurul Annisa

Tiana Milanda

Ivan S. Pradipta

Rizky Abdulah

8. Penggunaan Obat yang Berpotensi Tidak Tepat pada Populasi Geriatri di Kota Bandung

Rizky Abdulah

Melisa I. Barliana

Page 5: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

162

Pengaruh Pelayanan Kefarmasian Residensial terhadap Ketaatan dan

Luaran Klinis Pasien Hipertensi

Luh P. F Larasanty,1 Ni Made L. Meilinayanti,2 Ni Made P. Susanti,1 I Made A.G. Wirasuta1

1Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana Jimbaran, Bali, Indonesia2Program Studi Profesi Apoteker FMIPA Universitas Udayana Jimbaran, Bali, Indonesia

AbstrakPada era jaminan kesehatan nasional, salah satu target pelayanan kefarmasian residensial adalah pasien hipertensi yang masuk ke dalam kategori kelompok pasien rujuk balik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan kefarmasian residensial yang dilakukan apoteker terhadap ketaatan dan luaran klinis pasien hipertensi tanpa penyakit penyerta yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kotamadya Denpasar Bali. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan one group pre-post test design. Sebanyak 13 pasien yang memenuhi kriteria inklusi diberikan pelayanan kefarmasian residensial selama 16 kali kunjungan dalam kurun waktu tiga bulan. Skor hasil pengukuran dianalisis menggunakan regresi linier dan uji wilcoxon. Pelayanan kefarmasian residensial mampu !"#$#%&'(&'#)&"(''('#)*'+$"#),'-'!)*"#%%.#''#)/0'(1)*"#%'(.2'#),$"(1),'#)'&($3$('+)4+$&),'2$)($#%&'()baik menjadi tingkat ketaatan tinggi (p=0,001) serta dapat meningkatkan ketaatan pasien terhadap pembatasan konsumsi alkohol dan rokok dari tingkat baik menjadi sangat baik. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian dapat memberikan pengaruh dalam perbaikan luaran klinis pasien berupa penurunan tekanan darah sistolik (p=0,000). Pelayanan kefarmasian residensial memiliki pengaruh terhadap peningkatan &"(''('#)*'+$"#)("25','*)*"#%%.#''#)/0'(1)*"-'&+'#''#),$"(1)*"-'&+'#''#)'&($3$('+)4+$&1)+"2(')("25','*)pembatasan rokok dan konsumsi alkohol sehingga dapat memperbaiki luaran klinis pasien hipertensi.

Kata kunci: Hipertensi, ketaatan pasien, pelayanan kefarmasian residensial, tekanan darah

Impact of Pharmaceutical Home Care on Compliances and Clinical

Outcomes of Hypertensive Patients

AbstractIn the Indonesian health universal coverage system the hypertensive patients that grouped into the refer back patient treatment category, is one target of pharmaceutical home care. The aim of this study was to carried out the impact of pharmaceutical home care on patient compliances and clinical outcomes of hypertension without compeling indication out-patient on Wangaya General Hospital in the municipality of Denpasar Bali. Design research is an experimental study with one group pre-post test design. The thirteen patients who met the inclusion criteria will be given pharmaceutical home care services for 16 visits over three months period. The complianced levels were scored and statistical analyzed using linear regression and wilcoxon test. The pharmaceutical home care visit could increase the patients adherence to antihypertensive drug administration, increasing diet compliance, and adherence of physical exercise from good adherence to excellent adherence (p value=0,001), Pharmaceutical home care visit could increase patient compliance to restrictions of smoking and alcohol consumption from good adherence to very good adherence. The decreasing of the patient’s systolic blood pressure correlated to the pharmacist home 3$+$()6*)3'-."7818889:);5")*5'2!'<".($<'-)5/!")<'2")5'+)$#=."#<",)/#)5"'-(5)0"5'3$/2)/>)5?*"2("#+$3")patients and the patients concordance to take their medication and introduced better clinical outcome.

Keywords: Blood pressure, hypertension, patient compliances, pharmaceutical home care

Korespondensi: Luh Putu Febryana Larasanty,S.Farm.,M.Sc.,Apt., Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana Jimbaran, Bali, Indonesia, email: [email protected]

Artikel Penelitian

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, September 2015 Tersedia online pada:

Vol. 4 No. 3, hlm 162–174 http://ijcp.or.id

ISSN: 2252–6218 DOI: 10.15416/ijcp.2015.4.3.162

Naskah diterima: 14 Februari 2015, Diterima untuk diterbitkan: 5 Mei 2015, Diterbitkan: 1 September 2015

Page 6: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

163

Pendahuluan

Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan

salah satu faktor risiko utama dari stroke

iskemik, stroke perdarahan, gagal jantung,

infark miokard, gangguan ginjal kronik,

serta penyakit lainnya yang berkaitan dengan

gangguan pada vaskular dan ginjal. Kontrol

pada tekanan darah yang adekuat melalui

pemberian terapi antihipertensi merupakan

&.#<$).#(.&)!"#<"%'5)*2/%2"+$4('+)*"#?'&$()

hipertensi.1,2 Halangan yang terbesar dalam

pencapaian target kontrol pada tekanan darah

yang adekuat adalah tingkat ketaatan pasien

hipertensi yang rendah terhadap pengobatan.3

Diperkirakan sekitar 50% sampai dengan

80% pasien hipertensi tidak mengonsumsi

obat yang diresepkan sesuai anjuran. Hal ini

mengakibatkan pencapaian target tekanan

darah yang adekuat hanya mampu dicapai oleh

kurang dari separuh pasien hipertensi yang

memperoleh terapi obat.4 Salah satu upaya

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

ketaatan pasien terhadap pengobatan adalah

dengan melakukan kombinasi pada edukasi,

!/,$4&'+$)*',')+$&'*1),'#)+$+("!)*"-'?'#'#)

individual seperti pada kegiatan pelayanan

residensial (home care)5.

Pelayanan residensial yang dilakukan

oleh apoteker merupakan salah satu bentuk

pendampingan dan pelayanan kefarmasian

kepada pasien atas persetujuan pasien atau

keluarga yang dilakukan di tempat tinggal

pasien. Jenis pelayanan kefarmasian yang

dilakukan apoteker dalam kegiatan pelayanan

2"+$,"#+$'-),'*'()0"2.*')$,"#($4&'+$)&"(''('#)

pasien, konsultasi masalah obat, konsultasi

kesehatan secara umum, monitoring pada

pelaksanaan, efektivitas dan keamanan dari

obat, serta dokumentasi dari pelaksanaan

pelayanan kefarmasian di rumah.5 Kegiatan

pelayanan residensial merupakan salah satu

bagian terpadu sistem kesehatan di negara-

negara maju dan pelayanan kefarmasian yang

dilakukan oleh apoteker merupakan bagian

yang tidak terpisahkan di dalamnya.6

Di Indonesia, umumnya sangat jarang

apoteker di komunitas yang melaksanakan

kegiatan pelayanan kefarmasian residensial

walaupun sudah ada pedoman mengenai

pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang

telah dikeluarkan oleh Direktorat Bina

Farmasi Komunitas dan Klinis pada tahun

2008.5 Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa pelaksanaan pelayanan kefarmasian

residensial memberikan dampak yang positif

terhadap tingkat pengetahuan maupun luaran

klinik pada pasien diabetes melitus.7,8 Pasien

hipertensi merupakan salah satu target

potensial pelaksanaan pelayanan kefarmasian

residensial sehingga dilakukan penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana pengaruh pelayanan kefarmasian

residensial yang dilakukan apoteker terhadap

ketaatan dan luaran klinis pasien hipertensi

rawat jalan tanpa penyakit penyerta di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya,

Kotamadya Denpasar, Bali.

Metode

Pada penelitian ini menggunakan metode

eksperimental dengan prospektif follow up

study. Rancangan penelitian ini menggunakan

one group pre-post test design. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

November 2013. Populasi penelitian adalah

pasien hipertensi tanpa penyakit penyerta

yang menjalani rawat jalan di RSUD Wangaya

Kabupaten Denpasar Bali dengan peresepan

obat antihipertensi selama tiga bulan. Pasien

dengan hipertensi dalam populasi penelitian

ini adalah pasien dengan kondisi stabil yang

memperoleh resep obat antihipertensi selama

tiga bulan dalam bentuk resep dengan iter

(pengulangan) sebanyak dua kali.

Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu

pasien dengan diagnosis hipertensi tanpa

penyakit penyerta yang menjalani rawat jalan

di RSUD Wangaya dengan kriteria sebagai

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 7: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

164

berikut:

1. Usia 40–80 tahun: pasien usia 40–80

tahun merupakan kelompok yang rentan

mengalami hipertensi dengan puncak

insidensi pada rentang usia 60– 69 tahun.9

2. Rutin kontrol bulanan di RSUD Wangaya

namun memiliki riwayat tekanan darah

yang tidak terkontrol dengan baik: pasien

dengan usia 40–80 tahun kemudian dilihat

tingkat kunjungannya ke rumah sakit dan

data tekanan darah pasien. Pasien yang

masuk kriteria inklusi adalah pasien yang

rutin kontrol ke rumah sakit dan selalu

menebus obat antihipertensi setiap bulan,

namun data tekanan darah pasien selama

enam bulan terakhir tetap menunjukkan

=.&(.'+$) '('.) ($,'&) ("2&/#(2/-) ,"#%'#)

baik. Hal ini menunjukkan kemungkinan

ketidaktaatan pasien terhadap regimen

pengobatan yang diperolehnya.

Seluruh pasien yang memenuhi kriteria

inklusi tersebut serta telah menyetujui untuk

mengikuti pelaksaan pelayanan kefarmasian

residensial dijadikan target pada pelayanan

kefarmasian residensial dalam penelitian ini.

Sebelum pelaksanaan penelitian masing–

masing pasien diminta untuk mengisi lembar

persetujuan (informed consent) untuk bukti

tertulis kesepakatan bersama antara pasien

dan apoteker untuk pelaksanaan pelayanan

kefarmasian residensial.

Berdasarkan data registrasi yang diperoleh

di bagian rekam medis RSUD Wangaya pada

bulan maret 2013, diperoleh data rata–rata

jumlah kunjungan pasien hipertensi rawat

jalan tanpa penyakit penyerta yaitu 82 orang

pasien perbulan. Data rekam medis pasien

pada kunjungan bulan Januari sampai dengan

Maret dikumpulkan untuk melihat data

,"!/%2'4),'#)2$@'?'()("&'#'#),'2'5)*'+$"#:)

Terdapat 13 orang pasien yang memenuhi

kriteria inklusi serta bersedia untuk mengikuti

program pelayanan kefarmasian residensial

yang dilakukan selama kurun waktu tiga bulan.

Pelayanan kefarmasian yang dilakukan

dalam penelitian ini meliputi enam aspek

pelayanan, meliputi penilaian kemungkinan

!'+'-'5) *',') *"#%%.#''#) /0'(1) $,"#($4&'+$)

ketaatan, konsultasi masalah obat, konsultasi

kesehatan secara umum, monitoring terhadap

pelaksanaan, efektivitas dan keamanan pada

penggunaan obat, serta dokumentasi dari

pelaksanaan pelayanan kefarmasian di rumah.5

Pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang

dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan

tersebut dibagi menjadi 16 kali kunjungan.

Dua minggu pertama kunjungan merupakan

fase intensif, yaitu pasien diberikan pelayanan

kefarmasian setiap 3–4 hari dengan total

kunjungan empat kali dalam kurun waktu

dua minggu. Tahap selanjutnya adalah fase

maintenance dengan kunjungan dilakukan

seminggu sekali hingga akhir bulan ke-tiga.

Pada awal kunjungan, tiap-tiap kunjungan

dan pada akhir kunjungan akan dilakukan

pengukuran ketaatan pasien menggunakan

kuesioner serta pengukuran luaran klinis

pasien yaitu pengukuran tekanan darah

pasien (Gambar 1).

A. Kuesioner Ketaatan Pasien

Pernyataan pada kuesioner dikelompokan

!"#A',$) "!*'() &"-/!*/&1) ?'$(.) $,"#($4&'+$)

ketaatan penggunaan obat (enam pernyataan),

ketaatan menjalani diet (empat pernyataan),

&"(''('#),'-'!)!"#A'-'#$)'&($3$('+)4+$&)'('.)

olahraga (10 pernyataan), dan ketaatan dalam

pembatasan konsumsi rokok dan alkohol

(dua pernyataan). Kelompok ketaatan pada

pengobatan disusun berdasarkan pedoman

dari World Health Organization mengenai

penggunaan obat yang rasional, pedoman

pelayanan kefarmasian di rumah sakit, dan

pedoman pelayanan kefarmasian pada pasien

hipertensi yang berisi pernyataan mengenai

penggunaan obat harian oleh pasien meliputi

ketaatan terhadap aturan pakai, cara pakai,

penyimpanan, dan pengatasan lupa minum

obat.2,5

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 8: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

165

Pernyataan ketaatan pada diet disusun

berdasarkan dietary approach to stop

hypertension) 6BCDE91) '&($3$('+) 4+$&) '('.)

olahraga, serta ketaatan dalam pembatasan

mengonsumsi rokok dan alkohol disusun

0"2,'+'2&'#) !/,$4&'+$) %'?') 5$,.*) ,'-'!)

pedoman yang diterbitkan oleh The Seventh

Report of the Joint National Committee

on Prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Pressure.9,10

Masing-masing dari pernyataan kemudian

diberi skor 1 sampai dengan 5 menggunakan

skala likert. Nilai 1 mewakili nilai yang

paling rendah (tidak pernah) sedangkan

nilai 5 menunjukkan nilai yang paling tinggi

(selalu). Pernyataan dalam kuesioner telah

melalui uji validitas dan uji reabilitas pada

30 pasien yang termasuk pada populasi

penelitian namun bukan merupakan subjek

*"#"-$($'#:) F"-'-.$) *"25$(.#%'#) &/"4+$"#)

korelasi product moment, r hitung dari uji

Pearson, dan nilai r hitung Cronbach Alpa11,12

untuk masing-masing pernyataan, diperoleh

22 pernyataan yang valid dan reliabel dari

total 31 pernyataan yang diuji validitas dan

reabilitasnya.

Pengisian kuesioner pada saat penelitian

menggunakan sistem patient self report atau

questionaire dan pencatatan penggunaan

obat yang dilakukan oleh peneliti. Sistem

patient self report atau kuesioner merupakan

metode penilaian terhadap ketaatan pada

pasien yang telah lama dikembangkan untuk

menilai ketaatan pasien dalam mengonsumsi

/0'() ,'#) !"-'&.&'#) !/,$4&'+$) *',') %'?')

hidup yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.

Patient self report atau kuesioner merupakan

jenis metode yang sederhana dan mudah

namun secara effektif dapat menilai tingkat

ketaatan pasien.13–15 Metode ini kemudian

dikombinasikan dengan catatan penggunaan

obat oleh pasien yang diisi oleh pemberi

pelayanan kefarmasian residensial sebagai

3"2$4&'+$) ("25','*)*"#%$+$'#)&."+$/#"2)/-"5)

pasien. Catatan penggunaan obat berisi jumlah

obat yang diperoleh pasien setiap bulannya,

aturan pakai obat, jumlah obat yang telah

dikonsumsi pasien selama periode waktu

tertentu serta sisa obat. Catatan penggunaan

obat diisi oleh apoteker setiap kunjungan dan

dihitung untuk menyesuaikan dengan jawaban

yang diberikan oleh pasien pada kuesioner.

B. Pengukuran Luaran Klinis

Luaran klinis yang diukur adalah tekanan

darah pasien. Pengukuran tekanan darah

dilakukan menggunakan tensimeter dengan

merk OMRON®. Pasien dalam posisi duduk

dengan lengan yang diukur diposisikan

sejajar dengan jantung pasien. Pengukuran

tekanan darah sistol dan diastol dilakukan

sebanyak dua kali dengan jarak waktu antara

pengukuran pertama dan kedua 10–15 menit.

Nilai tekanan darah yang digunakan adalah

nilai rata-rata dari dua kali pengukuran

yang dilakukan. Nilai tekanan darah sistol

,'#) ,$'+(/-") &"!.,$'#) ,$&-'+$4&'+$&'#)

berdasarkan grade hipertensi menurut

pedoman dari The Seventh Report of the

Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of

High Blood Pressure.9

Skor hasil pengisian kuisioner ketaatan

dihitung nilai reratanya pada masing-masing

pasien untuk setiap kelompok pernyataan

6*"#%%.#''#) /0'(1) ,$"(1) '&($3$('+) 4+$&) '('.)

olahraga, serta pembatasan pada konsumsi

alkohol dan rokok) untuk setiap pertemuan.

G"2'(') ("2+"0.() &"!.,$'#) ,$&-'+$4&'+$&'#)

untuk menilai perubahan tingkat ketaatan

pasien selama proses pelayanan kefarmasian

residensial dilakukan (Tabel 1). Hasil penilaian

ketaatan pada pasien dengan menggunakan

kuesioner dan hasil pengukuran pada luaran

klinis pasien lalu dianalisis secara statistik

menggunakan regresi linier untuk melihat

pengaruh pemberian pelayanan kefarmasian

residensial terhadap perubahan pada ketaatan

dan perubahan tekanan darah pasien selama

proses pemberian pelayanan kefarmasian

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 9: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

166

residensial serta uji beda dengan uji Wilcoxon

untuk melihat pengaruh pemberian pelayanan

kefarmasian residensial terhadap perubahan

ketaatan dan tekanan darah pasien pada awal

dan akhir pelayanan kefarmasian residensial.

Hasil

B'(') ,"!/%2'4) ?'#%) ,$*"2/-"5) ,'2$) 2"&'!)

medis pasien, yaitu jenis kelamin, usia dan

data tekanan darah pasien dapat dilihat pada

Tabel 2. Terdapat tiga orang pasien dengan

data awal tekanan darah sebesar <140/90

mmHg, namun dimasukkan sebagai subjek

penelitian. Hal ini disebabkan karena pasien

memenuhi kriteria inklusi, yaitu hipertensi

yang tidak terkontrol dengan baik. Pada

bulan sebelumnya pasien memiliki riwayat

("&'#'#) ,'2'5) ?'#%) =.&(.'($>:) H'+$"#) ("-'5)

melakukan kontrol rutin bulanan ke rumah

sakit dan secara berkesinambungan menebus

obat antihipertensi sesuai dengan yang

diresepkan, ternyata belum mampu menjaga

stabilitas tekanan darah pada pasien tersebut

tetap di bawah 140/90 mmHg.

Berdasarkan hasil uji statistik terhadap

usia, jenis kelamin, dan data tekanan darah

awal diperoleh hasil bahwa tidak terdapat

*"20",''#) ?'#%) +$%#$4&'#) +"<'2') +('($+($&)

pada distribusi jenis kelamin, usia, maupun

data awal tekanan darah awal pasien sebelum

pasien mendapatkan pelayanan kefarmasian

residensial dengan nilai p berturut-turut yaitu

sebesar 0,782; 0,838, dan 0,095 (p>0,050).

Pelayanan kefarmasian pada fase intensif

adalah penilaian apakah ada kemungkinan

terjadinya permasalahan dalam penggunaan

/0'() ,'#) $,"#($4&'+$) '@'-) &"(''('#) *'+$"#)

terhadap terapi. Beberapa permasalahan yang

ditemukan dalam penggunaan obat jangka

panjang pada pasien hipertensi antara lain

berkaitan dengan aturan pakai yang tidak

jelas, kejenuhan pasien mengonsumsi obat,

lupa minum obat, merasa sudah sembuh,

pengetahuan pasien yang kurang mengenai

pentingnya pengobatan yang dilakukan

secara berkesinambungan serta kurangnya

pengetahuan pasien mengenai efek samping

obat. Permasalahan-permasalahan tersebut

,$$,"#($4&'+$) +"0'%'$) *"#?"0'0)?'#%)*'-$#%)

umum atas ketidaktaatan pasien hipertensi

terhadap pengobatan.17,18

Intervensi pelayanan kefarmasian yang

dilakukan untuk meningkatkan ketaatan

pada pasien hipertensi terhadap pengobatan

adalah melalui konseling berupa konsultasi

mengenai masalah obat dan kesehatan secara

umum yang melibatkan pasien dalam rencana

pengobatan dan jadwal penggunaan obat

serta edukasi pasien.5,17 Pasien dilibatkan

dalam desain rencana pengobatan misalnya

dalam penentuan jam minum obat sesuai

dengan aktivitas harian pasien sehingga

pasien merasa nyaman tanpa harus mengubah

instruksi pengobatan yang diberikan dokter.

Hal ini dilakukan pada hari pertama dan ke-2

dari kunjungan. Penyesuaian ini dilakukan

pada pertemuan ke-3 dan ke-4 sekaligus

memberikan edukasi dan konseling mengenai

permasalahan penggunaan obat oleh pasien.

Pada fase maintenance, konsultasi dan

edukasi diberikan kepada pasien mengenai

!"#$%&'&()*+&,"-&.%"/01)"/0&!0-2)"3&.$3""3"-&4"/0$-

Skor .%"/01)"/0&!0-2)"3&.$3""3"-&4"/0$-

1,00–1,80

1,81–2,60

2,61–3,40

3,41–4,20

4,20– 5,00

Rendah (Low)

Cukup (Fair)

Baik (Good)

Sangat Baik (Very Good)

Tinggi (Excellent)

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 10: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

167

!"#$%&5&6"3"&6$7*2+"1&4"/0$-&809$+3$-/0& :"-2&;$-<"%"-0&4+*2+"7&4$%":"-"-&.)$="+7"/0"-&

Residensial

6$7*2+"1&

Pasien

Jumlah

(%)p

Jenis Kelamin

Perempuan

Laki – laki

Usia (tahun)

40–50

51–60

61–70

71–80

Tekanan darah awal

TDS <140mmHg dan TDD <90 mmHg

TDS 140–159 mmHg atau TDD 90–99 mmHg

;BD)IJK8)!!E%)'('.);BB)IJ88)!!E%

7 (53,846)

6 (46,154)

2 (15,385)

4 (30,769)

4 (30,769)

3 (23,077)

3 (23,077)

8 (61,538)

2 (15,385)

0,782

(p>0,05)

0,838

(p>0,05)

0,092

(p>0,05)

Keterangan :

TDS= tekanan darah sistolik

TDD= tekanan darah diastolik

pengobatan, kondisi kesehatan pasien, diet,

'&($3$('+)4+$&),'#)/-'52'%'1)*"!0'('+'#)*',')

konsumsi rokok serta alkohol bagi pasien

yang merokok atau mengonsumsi alkohol.

Konsultasi dan edukasi ini dilakukan pada

minggu ke-3 sampai dengan minggu ke-

6. Pada minggu ke-7 sampai dengan akhir

penelitian ini dilakukan pengulangan edukasi

secara keseluruhan, monitoring pelaksanaan,

serta dokumentasi. Pada setiap pertemuan

selalu dilakukan penilaian terhadap efektivitas

pelayanan kefarmasian melalui pengukuran

tekanan darah pasien serta ketaatan pasien

menggunakan kuesioner.

A. Perubahan Ketaatan Pasien terhadap

Penggunaan Obat

Perubahan pada tingkat ketaatan penggunaan

obat antihipertensi pada pasien sepanjang

kegiatan pelayanan kefarmasian residensial

Tabel 3 Data Rerata Tingkat Ketaatan Pasien terhadap Penggunaan Obat, Pengaturan Diet, Olahraga serta Pembatasan Konsumsi Rokok dan Alkohol pada Fase Intensif dan

Fase Pemeliharaan

No. Kriteria

Tingkat Ketaatan

Nilai RAwal (Baseline)

Fase Intensif

Fase Pemeliharaan

1

2

3

4

Penggunaan obat

Pengaturan diet

Olahraga

Pembatasan konsumsi alkohol dan rokok

3,20 (Baik)

3,00 (Baik)

3,40 (Baik)

3,00 (Baik)

3,93 (Sangat Baik)

3,33 (Baik)

3,93 (Sangat Baik)

3,00 (Baik)

4,90 (Tinggi)

4,67 (Tinggi)

4,62 (Tinggi)

4,17 (Sangat Baik)

0,652 (0,500<R<0,750)

0,692 (0,500<R<0,750)

0,654 (0,500<R<0,750)

0,284 (0,250<R<0,500)

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 11: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

168

dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 3.

Terdapat perubahan pada tingkat ketaatan

pasien dalam penggunaan obat pada 13 orang

pasien selama proses pelayanan kefarmasian

dilakukan. Uji statistik dengan menggunakan

uji regresi linier memberikan nilai R=0,652

yang menunjukkan nilai korelasi kuat antara

kedua variabel.9 Hal ini menunjukkan bahwa

pelayanan kefarmasian residensial memiliki

pengaruh kuat terhadap peningkatan ketaatan

pada penggunaan obat antihipertensi pada

subjek penelitian. Hasil uji beda menggunakan

.A$)L$-</M/#)!"!0"2$&'#) #$-'$) +$%#$4&'#+$)

sebesar 0,001 (p<0,050). Terdapat perbedaan

?'#%) +$%#$4&'#) *',') &"(''('#) *'+$"#) ,'-'!)

penggunaan obat antihipertensi sebelum dan

sesudah dilakukannya pelayanan kefarmasian

residensial.

B. Perubahan Ketaatan Pasien terhadap

Pelaksanaan Diet dan Aktivitas Fisik atau

Olahraga

Hasil uji regresi linier terhadap perubahan

tingkat ketaatan dalam pelaksanaan diet

,'#) '&($3$('+) 4+$&) '('.) /-'52'%') *',')

pasien hipertensi yang diberikan pelayanan

kefarmasian residensial memberikan nilai R

=0,692 untuk pelaksanaan diet dan R=0,654

.#(.&) '&($3$('+) 4+$&) '('.) /-'52'%') 6;'0"-)

3). Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan

kefarmasian residensial memiliki pengaruh

kuat12 terhadap peningkatan ketaatan pasien

terhadap pelaksanaan diet dan juga aktivitas

4+$&)'('.)/-'52'%':);"2,'*'()*"20",''#)?'#%)

+$%#$4&'#)*',')($#%&'()&"(''('#)*'+$"#),'-'!)

*"-'&+'#''#),$"()6*78188J9),'#)'&($3$('+)4+$&)

atau olahraga (p=0,001) yang pada awalnya

pada tingkatan baik dan setelah dilakukannya

pelayanan kefarmasian residensial berada

pada tingkat ketaatan tinggi.

C. Perubahan Ketaatan Pasien terhadap

Pembatasan Konsumsi Alkohol dan Rokok

Terdapat dua orang pasien yang secara

rutin merokok dan mengonsumsi alkohol

secara insidensial. Gambar 2 menunjukkan

perubahan pada ketaatan pasien terhadap

pembatasan konsumsi alkohol dan rokok

selama dilakukannya pelayanan kefarmasian

residensial. Ketaatan pada pasien terhadap

pembatasan konsumsi alkohol dan rokok

!'+$5)0"2+$>'()=.&(.'($>)+"-'!')*"-'&+'#''#)

pelayanan kefarmasian dan peningkatan pada

ketaatan pasien untuk pembatasan konsumsi

alkohol dan rokok lebih rendah dibandingkan

perubahan tingkat ketaatan pasien terhadap

penggunaan obat, pelaksanaan diet, maupun

olahraga. Hasil uji regresi linier menghasilkan

nilai R=0,284 (0,250<R<0,500) yang berarti

korelasi cukup antara kedua variabel.12 Hal ini

menunjukkan bahwa pelayanan kefarmasian

residensial memiliki pengaruh yang cukup

terhadap perubahan tingkat ketaatan pasien

dalam pembatasan pengonsumsian alkohol

dan rokok.

D. Perubahan Luaran Klinis Pasien

Pengukuran terhadap luaran klinis dilakukan

Tabel 4 Data Rerata Tekanan Darah Pasien Sebelum Pelayanan Kefarmasian Residensial pada

Fase Intensif dan pada Fase Pemeliharaan Pelayanan Kefarmasian Residensial

No.Tekanan

Darah

Awal

(Baseline)

Fase

Intensif

Fase

PemeliharaanAkhir Selisih

(4)–(1)

Nilai R

1 2 3 4

1

2

Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

148,769

85,115

136,538

76,756

124,721

78,817

122,15

84,231

26,654

0,885

0,376

(0,250<R<0,500)

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 12: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

169

Gambar 1 Detail Kegiatan Pelayanan Kefarmasian Residensial

dengan mengukur tekanan darah pasien pada

setiap dilakukannya pertemuan pelayanan

kefarmasian residensial. Hasil pengukuran

tekanan darah sistolik dan diastolik pasien

dapat dilihat pada Tabel 4 sedangkan tren

perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik

selama dilakukannya pelayanan kefarmasian

residensial dapat dilihat pada Gambar 3.

Hasil dari uji regresi linier memberikan

nilai R=0,376 (0,250<R<0,500).12 Hal ini

menunjukkan bahwa pelayanan kefarmasian

residensial memiliki pengaruh yang cukup

terhadap perubahan tekanan darah pasien.

Hasil uji Wilcoxon terhadap data tekanan

darah sistolik pada pasien menghasilkan nilai

+$%#$4&'#+$)81888)6*N818O89)+",'#%&'#).#(.&)

tekanan darah diastolik pasien memberikan

#$-'$) +$%#$4&'#+$) +"0"+'2) 81P88) 6*Q818O89:)

Hal ini menunjukkan terdapat perubahan

+$%#$4&'#) +"<'2') +('($+($&) ("25','*) ("&'#'#)

darah sistolik pasien, namun tidak terdapat

*"2.0'5'#) +$%#$4&'#) *',') ("&'#'#) ,'2'5)

diastolik pasien.

Pembahasan

Hipertensi merupakan salah satu penyakit

kardiovaskular yang menjadi target dalam

pelaksanaan kegiatan pelayanan kefarmasian

residensial berdasarkan pedoman yang telah

dikeluarkan oleh Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik dengan tujuan untuk

menjamin ketaatan pasien dalam penggunaan

obat yang pada akhirnya dapat meningkatkan

keberhasilan terapi.5

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 13: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

170

Gambar 2 Perubahan Tingkat Ketaatan Pasien terhadap Penggunaan Obat, Pengaturan Diet,

Aktivitas Fisik atau Olahraga serta Pembatasan Konsumsi Alkohol dan Rokok Selama

Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Kefarmasian Residensial

pelayanan kefarmasian residensial yang

diberikan kepada 13 orang pasien mampu

memberikan korelasi yang kuat terhadap

peningkatan ketaatan pasien pada penggunaan

obat, pelaksanaan diet, dan pelaksanaan

'&($3$('+) 4+$&) '('.) /-'52'%'1) +"2(') <.&.*)

mampu meningkatkan ketaatan pasien pada

pembatasan alkohol dan rokok. Pelayanan

kefarmasian residensial merupakan bentuk

pelayanan kefarmasian yang komprehensif

dan dilakukan berkesinambungan disamping

pelayanan kefarmasian umum yang diberikan

di fasilitas kesehatan.5,19 Pelaksanaannya yang

dilakukan di rumah pasien akan meningkatkan

kenyamanan pasien sehingga pasien akan

lebih terbuka dalam penyampaian kendala

yang dialami oleh pasien dalam pengobatan

dan lebih bersifat individual sehingga dapat

langsung diterapkan oleh pasien.

Pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang

lebih komprehensif oleh apoteker baik berupa

edukasi tambahan, monitoring penggunaan

obat yang berkelanjutan, konsultasi obat, dan

pemberian informasi yang tertulis memiliki

*"#%'2.5) +$%#$4&'#) ("25','*) *"#$#%&'('#)

ketaatan pasien terhadap pengobatan dan

perbaikan gaya hidup pasien dibandingkan

dengan ketaatan pengobatan dan gaya hidup

pasien yang hanya memperoleh pelayanan

kefarmasian umum di fasilitas kesehatan.20–22

Penelitian oleh Wong et al:1)+"<'2')+*"+$4&)

menunjukkan bahwa pelaksanaan intervensi

baik berupa tambahan pemberian informasi

singkat oleh apoteker maupun pelaksanaan

konseling oleh apoteker yang dilaksanakan

di klinik keluarga dalam suatu komunitas

terbukti mampu meningkatkan ketaatan

pasien dari 0% menjadi 61,9% dalam kurun

waktu enam bulan intervensi.20 Hal ini

menunjukkan bahwa dengan memberikan

pelayanan kefarmasian yang komprehensif

diluar pelayanan kefarmasian umum yang

telah diperoleh pasien di fasilitas kesehatan

yang dilakukan dekat dengan lingkungan

komunitas atau tempat tinggal pasien dapat

membantu meningkatkan ketaatan pasien

hipertensi baik terhadap pengobatan maupun

perbaikan gaya hidup yang sesuai dengan

hasil yang diperoleh pada penelitian ini.

Peningkatan ketaatan pasien terhadap

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 14: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

171

Gambar 3 Perubahan Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Pasien Selama Kegiatan

Pelayanan Kefarmasian Residensial

pengobatan dan perbaikan pada gaya

hidup diharapkan mampu meningkatkan

luaran klinis pada pasien hipertensi yaitu

tercapainya target tekanan darah dan tetap

terkontrolnya target tekanan darah pasien

selama menjalani terapi.9 Hasil penelitian ini

menunjukkan terdapat korelasi yang cukup

antara pelaksanaan pelayanan kefarmasian

residensial terhadap penurunan kontrol pada

tekanan darah pasien. Penurunan tekanan

,'2'5) ?'#%) +$%#$4&'#) ("2A',$) *',') ("&'#'#)

darah sistolik dengan sebesar 26,654 mmHg.

Penurunan atau kontrol tekanan darah pada

pasien dengan hipertensi dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain pengaruh

dari obat, terapi nonfarmakologi, dan kondisi

+*"+$4&)*'+$"#:)H"#$#%&'('#)&"(''('#)*'+$"#)

terhadap pengobatan diasosiasikan dengan

terjadinya penurunan tekanan darah yang

+$%#$4&'#)*',')*'+$"#:23,24 Pemberian edukasi

mengenai pelaksanaan diet sesuai pedoman

dari dietary approach to stop hypertension

6BCDE91) +'2'#) !"#%"#'$) '&($3$('+) 4+$&)

atau olahraga yang harus dilakukan, serta

pembatasan konsumsi rokok dan alkohol yang

dilaksanakan dalam pelayanan kefarmasian

residensial merupakan bagian dari intervensi

nonfarmakologi9 dengan melaksanakan terapi

nonfarmakologi tersebut diperkirakan dapat

menyumbangkan penurunan tekanan darah

sistolik pasien sebesar 2–20 mmHg.9,10,24

Salah satu keterbatasan dalam penelitian

ini adalah belum dilakukannya kontrol yang

',"&.'() ("25','*) &/#,$+$) +*"+$4&) *'+$"#:)

R/#,$+$) +*"+$4&) *'+$"#) !"2.*'&'#) >'&(/2)

internal pada diri pasien yang mampu

memberikan efek terhadap perubahan

tekanan darah pasien.1,5,9 Usia, tingkat stres,

&/#,$+$)4+$&1),'#)&/#,$+$)*+$&/-/%$+)!'+$#%S

masing pasien dapat memberikan kontribusi

terhadap perubahan tekanan darah pasien.

Gambar 3 dan Tabel 4 menunjukkan tekanan

darah diastolik pasien masih mengalami

*"2.0'5'#) ?'#%) =.&(.'($>:) H"2.0'5'#)

terhadap tekanan darah diastolik umumnya

lebih dipengaruhi oleh faktor usia.25

Adanya faktor keluarga atau perawat pasien

(caregiver) juga dapat memberikan kontribusi

dalam peningkatan ketaatan pasien terhadap

pengobatan.26,27 Akan tetapi, korelasinya

belum dapat diukur dalam penelitian ini

sehingga dapat menjadi variabel pengacau

yang belum terkontrol. Keterbatasan

lainnya adalah jumlah subjek penelitian

yang sedikit dikarenakan akseptabilitas

pasien yang masih rendah terhadap

kegiatan pelayanan kefarmasian residensial.

Hasil penelitian tentang pengaruh

pelayanan kefarmasian residensial terhadap

ketaatan pada pasien dan luaran klinis

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 15: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

172

pasien hipertensi menunjukkan pelayanan

kefarmasian residensial yang dilakukan

apoteker berpengaruh terhadap peningkatan

ketaatan pasien dan perbaikan luaran

klinis pasien hipertensi. Hasil penelitian

ini menjadi dasar bagi apoteker untuk

melaksanakan praktik pelayanan kefarmasian

residensial bagi pasien yang memiliki

potensi ketidaktaatan yang besar. Diperlukan

penelitian lebih lanjut dengan kontrol yang

-"0$5) 0'$&) *',') &/#,$+$) +*"+$4&) *'+$"#)

sehingga meminimalkan bias dan variasi

antar individu. Selain itu, kegiatan pelayanan

kefarmasian residensial juga dapat dilakukan

dalam kurun waktu yang lebih panjang,

paling tidak selama 6 bulan untuk dapat

meningkatkan pengetahuan pasien terhadap

penyakit dan pengobatannya serta untuk

mencapai karakteristik self care behaviour.7

Simpulan

Hasil studi mengenai pelayanan kefarmasian

residensial pada 13 orang pasien hipertensi

rawat jalan tanpa penyakit penyerta selama

tiga bulan memberikan hasil baik. Pelayanan

kefarmasian residensial berpengaruh terhadap

peningkatan ketaatan pasien yaitu pada

penggunaan obat, pelaksanaan diet, aktivitas

4+$&)'('.)/-'52'%'1)+"2(')("25','*)*"!0'('+'#)

rokok dan alkohol. Pelayanan kefarmasian

residensial juga dapat memberikan efek

dalam menurunkan atau mengontrol tekanan

darah sistolik pada pasien hipertensi. Hasil

penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk

melaksanakan praktik pelayanan kefarmasian

residensial bagi apoteker dan dasar untuk

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

manfaat dari pelayanan kefarmasian

residensial dalam peningkatan ketaatan dan

perbaikan luaran klinis pada pasien hipertensi.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pasien yang bersedia ikut serta dalam

penelitian ini.

Daftar Pustaka

1. Alderson P, Dunsdon S, Gyton A,

Hill R, Kandaswamy P, McBride J.

Hypertension: clinical management of

primary hypertension in adults [diunduh

28 Oktober 2013]. Tersedia dari : http://

www.guidance.nice.org.uk/cg127.

2. Muchid A, Umar F, Budiarti LE, Satifa O,

Brata C, Bakhtiar L, et al. Pharmaceutical

care untuk penyakit hipertensi. Jakarta:

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan

Klinik-Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan; 2006.

3. Pratiwi D. Pengaruh konseling obat

terhadap kepatuhan pasien hipertensi di

poliklinik khusus RSUP dr. M. Djamil

Padang (tesis). Padang: Universitas

Andalas; 2011.

4. Izzat L. Antihypertensive concordance in

elderly patients. Midlife and Beyond GM

2 Journal. 2009;4:28–35.

5. Muchid A, Wurjati R, Chusun, Purnama

NR, Masrul, Gustanti E, et al. Pedoman

pelayanan kefarmasian di rumah (home

pharmacy care). Jakarta: Direktorat Bina

Farmasi Komunitas dan Klinik-Ditjen Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan; 2008.

6. Reidt S, Morgan J, Larson T, Blade

MA. The role of a pharmacist in a

home care team. Home Healthcare

Nurse. 2013;31(2):80–7. doi: 10.1097/

NHH.0b013e3182778f5f

7. Aditama L. Karakteristik dan kebutuhan

pasien diabetes mellitus tipe II di Apotek

Ubaya terhadap layanan residensial

(home care) serta pengaruh layanan

tersebut pada penatalaksanaan penyakit

diabetes mellitus (skripsi). Surabaya:

Universitas Surabaya; 2011.

8. Icwari NPWP, Wirasuta IMAG,

Susanti NMP. Akseptabilitas pelayanan

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 16: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

173

residensial kefarmasian pada pasien

diabetes melitus tipe II tanpa komplikasi.

Jurnal Farmasi Udayana. 2013;2(2):1–5.

9. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR,

Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al.

National high blood pressure educational

program: the seventh report of the joint

national committee on prevention,

detection, evaluation, and treatment of

high blood pressure. USA: National

Institute of Health; 2004.

10. Hikmat F, Appel LJ. Effect of the DASH

diet on blood pressure in patient with

and without metabolic syndrome: results

from the DASH trial. J Hum Hypertens.

2004;28:170–5. doi:10.1038/jhh.2013.52

11. Sugiyono. Metode penelitian pendidikan

pendekatan kuantitatif, kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta; 2011.

12. Gumilar I. Metode riset untuk bisnis dan

manajemen. Bandung: Utama Universitas

Widyatama; 2007.

13. Morisky DE, Green LW, Levine DM.

Concurrent and predictive validity of

a self-reported measure of medication

adherence. Med Care. 1986;24(1):67–74.

14. T'24-",)D1)U-$>>/2,)D1)V--$'++/#)W1)X'20"2)

N, Wilson A. Suitability of measure of

self-reported medication adherence for

routine clinical use: a systematic review.

BMC Med Res Methodology. 2011;11:49.

doi:10.1186/1471-2288-11-149

15. Morisky DE, Ang A, Krousel-Wood

M, Ward HJ. Predictive validity of a

medication adherence measure in an

outpatient setting. J Clin Hypertens.

2008;10(5):348– 54. doi: 10.1111/j.1751-

7176.2008.07572.x

16. Sarwono J. Statistik itu mudah: panduan

lengkap untuk belajar komputansi statistik

menggunakan SPSS 16. Yogyakarta:

Penerbit Universitas Atma Jaya; 2009.

17. Bittar N. Maintaining long-term control

of blood pressure: the role of improved

compliance. Clin Cardiol. 1995;18(3):

12–16. doi: 10.1002/clc.4960181504

18. Al-Mehza A, Al-Muhailije FA, Khalfan

MM, Al-Yahya AA. Drug compliance

among hypertensive patient: an area based

study. Eur J Gen Med. 2009;6(1):6–10.

19. University Hospital Southampton NHS

Foundation Trust. Homecare medicines

towards a vision for the future. England:

National Health Service; 2011.

20. Wong MCS, Liu KQL, Wang HHX, Lee

CLS, Kwan MWM, Lee KWS, et al.

Effectiveness of a pharmacist–led drug

counseling on enhancing antihypertensive

adherence and blood pressure control:

a randomized controlled trial. J Clin

Pharmacol. 2013;53(7):753–61. doi:

10.1002/jcph.101

21. Green BB, Cook AJ, Ralston JD,

Fishman PA, Catz SL, Carlson J, et al.

Effectiveness of home blood pressure

monitoring, web communication, and

pharmacist care on hypertension control:

a randomized controlled trial. JAMA.

2008; 299(24): 2857–67. doi: 10.1001/

jama.299.24.2857.

22. Lee JK, Grace KA, Taylor AJ. Effect of

a pharmacy care program on medication

adherence and persistence, blood

pressure, and low-density lipoprotein

cholesterol: a randomized controlled

trial. JAMA. 2006;296(21):2563–71.

doi:10.1001/jama.296.21.joc60162.

23. Bramley TJ, Gerbino PP, Nightengale

BS, Frech-Tamas F. Relationship of

blood pressure control to adherence

with antihypertensive monotherapy in

13 managed care organizations. JMCP.

2006;12(3):239–45.

24. Appel LJ, Brands MW, Daniels SR,

Karanja N, Elmer PJ, Sacks FM.

Dietary approaches to prevent and treat

5?*"2("#+$/#Y) ') +<$"#($4<) +('("!"#()

from the American Heart Association.

Hypertension. 2006;47:296–308. doi:

10.1161/01.HYP.0000202568.01167.B6

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 17: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

174

25. Franklin SS, Gustin W, Wong ND,

Larson MG, Weber MA, Kannel WB, et

al. Hemodinamic patterns of age-related

changes in blood pressure. Circulation.

1997;96(1):308–15. doi: 10.1161/01.

CIR.96.1.308

26. Goldberg A, Rickler KS. The role of

family caregivers for people with chronic

illness. RIMJ. 2011;94(2):41–2.

27. Brown MT, Bussell JK. Medication

adherence: WHO cares? Mayo Clin

Proc. 2011;86(4):304–14. doi: 10.4065/

mcp.2010.0575

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015

Page 18: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

!"#$%&'()*+,

!"(-./(,.#.(0&1"2343(-

0)-5

6)75(89:7)665;

<=>7!?><=@A(@@BAC!7

89:7)88)DE();

AFGAHF=@C

IDJ;(+D9E6

FCAK

+L!J!+65J(+D9E6G@@A<

!96LDJM,JDD0M!ENM-9LM,969M05:J?!E!EM-!J!8!E6?N,;0

OF@FN<PQ

Page 19: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu
Page 20: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu
Page 21: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu
Page 22: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu
Page 23: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu
Page 24: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu
Page 25: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

@HR8)7)-!J)6?()E;5S

@FR)E65JE56(8D9J+58

CR,9:-)+!6)DE8

@@R869;5E6(,!,5J8

@ <R

< @R

G @R

F @R

A @R

H @R

T @R

K @R

!"#$%&'()*+,DJ)U)E!-)6?(J5,DJ6

,J)7!J?(8D9J+58

VVVN4W1$N4'XN4$/NYZ[)4#&"4&# (8Z."W&

VVVN\W$&'ZN1")4#&"4&# (8Z."W&

8.1X$##&](#Z($U"Z.^8#.]&4# (,3^&"

#.4YY.'^/3"X3W$\#N_ $'&\NVZ"]^"&\\NWZX)4#&"4&# (8Z."W&

`3X3N`3X34&#VZ"%NWZX)4#&"4&# (8Z."W&

VVVN^3/ZNZ"Y)4#&"4&# (8Z."W&

`Z."43'N_"Z4#$&"\$4NZ"Y)4#&"4&# (8Z."W&

IZ4Ya(73"#$4(+N8Na(+3"X&4(LN7N(I.a(L3""2LNSN(I34Ya(L&.4Y(I$4Y(-$a(5"$W(7N6N(L.$a!.Y.\#$4&(6N(-3Xa(JZY&"(?NEN(+/.4Ya:&4`3X$4(LNPN(?$^a(34](;Z43'](5N(7Z"$\%2Nb!\\ZW$3#$Z4(1&#V&&4(#/&(K>$#&X(7Z"$\%2X&]$W3#$Z4(3]/&"&4W&(\W3'&(O77!8>KQ(\WZ"&

C @R

@= @R

@@ @R

@< @R

@G @R

@F @R

34](Y'2W3&X$W(WZ4#"Z'(3XZ4Y(+/$4&\&]$31&#&\(^3#$&4#\ba(6/&(*Z."43'(Z_(+'$4$W3',/3"X3WZ'ZY2a(<=@FN,.1'$W3# $Z4

U3''3Y/&"a(:&4`3X$4(;Na(,3.'(7.4#4&"aE3#/3'$&(7Z$\&a(*&442(*N(-$4a(34]()34(7NP"Z4$\/N(b!"&(#VZ(WZXXZ4'2(.\&](\&'_>"&^Z"#c.&\#$Z443$"&\(.\&_.'(_Z"($]&4#$_2$4Y34#$/2^&"#&4\$[&(X&]$W3#$Z4(4Z43]/&"&4W&dBba(*Z."43'(Z_(L2^&"#&4\$Z4a(<=@AN,.1'$W3# $Z4

-Z4]Z4a(UNN(bL2^&"#&4\$Z4(3"#&"$&''&a$4\.__$\34W&("&43'&(W/"Z4$c.&(&#(]$3'2\&baE&^/"Z'ZY$&(e(6/&"3^&.#$c.&a(<==T@=,.1'$W3# $Z4

8.1X$##&](#Z(73Wc.3"$&(94$[&"\$#28#.]&4# (,3^&"

8/$4a(8.%2Z.4a(L2.4`Z4Y(8Z4Ya(834Y>PVZ4D/a(P2.4Y(5Z1(+/Z$a(LZ(P$Xa(34](8.4X&&*34YN(b5__&W#(Z_(34#$/2^&"#&4\$[&(X&]$W3#$Z43]/&"&4W&(Z4(/Z\^$#3'$f3#$Z4(_Z"W3"]$Z[3\W.'3"(]$\&3\&(34](XZ"#3'$#2($4/2^&"#&4\$[&(^3#$&4#\ba(L2^&"#&4\$Z4J&\&3"W/a(<=@GN,.1'$W3# $Z4

8.1X$##&](#Z(94$[&"\$#2(Z_(:312'Z48#.]&4# (,3^&"

"&^Z\$#Z"2N.1323N3WN$])4#&"4&# (8Z."W&

Page 26: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

@A g@R

@H g@R

@T g@R

@K g@R

@C g@R

<= g@R

<@ g@R

<< g@R

<G g@R

:.'3`a(U"f&YZ"fN(b+ZX1$4$4Y(EZ4>,/3"X3WZ'ZY$W3'(6"&3#X&4#\(V$#/,/3"X3WZ#/&"3^$&\(_Z"(E&."Z'ZY$W3';$\Z"]&"\B(!(94$c.&()4#&"_3W&(Z_(#/&(:"3$4a;".Yhij;&[$W&a(34]()4#&''&W#.3'(,"Z^&"#2ba0"Z4#$&"\($4(E&."Z'ZY2a(<=@FN,.1'$W3# $Z4

8.1X$##&](#Z(-3."&3#&(L$Y/&"(5].W3#$Z4U"Z.^8#.]&4# (,3^&"

\&#313\"$=@N1'ZY\^Z#NWZX)4#&"4&# (8Z."W&

^3\W3N.434]N3WN$])4#&"4&# (8Z."W&

VVVN^ZYZ&NZ"Y)4#&"4&# (8Z."W&

]$Y$'$1N\.434>3X^&'N3WN$])4#&"4&# (8Z."W&

-34$\(-N(L$W%\N(b6/&(!^^'$W3#$Z4(Z_(J&XZ#&7Z4$#Z"$4Y(#Z()X^"Z[&(L&3'#/(D.#WZX&\(#Z(3J."3'(!"&3ba(6&'&X&]$W$4&(*Z."43'(34](&>L&3'#/a(=Kk<=k<==C,.1'$W3# $Z4

Z`\N.4.]N3WN$])4#&"4&# (8Z."W&

"&^Z\$#Z"2N.\.N3WN$])4#&"4&# (8Z."W&

<F g@R

<A g@R

<H g@R

<T g@R

<K g@R

<C g@R

G= g@R

G@ g@R

G< g@R

GG g@R

GF g@R

VVVN._@N$4_Z)4#&"4&# (8Z."W&

"&^Z\$#Z"2N.^$N&].)4#&"4&# (8Z."W&

l]X$\$N.4$X.\N3WN$])4#&"4&# (8Z."W&

8.1X$##&](#Z(+."#$4(94$[&"\$#2(Z_(6&W/4Z'ZY28#.]&4# (,3^&"

l3N2$XYNWZX)4#&"4&# (8Z."W&

$"`313"N1^\NYZN$])4#&"4&# (8Z."W&

#.#Z"$3'%.'$3/N1'ZY\^Z#NWZX)4#&"4&# (8Z."W&

VVVNY"ZV'$_&NWZX)4#&"4&# (8Z."W&

&^"$4#\N.42N3WN$])4#&"4&# (8Z."W&

$4\&3"W/N.4$1$N3WN$])4#&"4&# (8Z."W&

!Y.$3"a(,3#"$W$3(7Na(:'$W$&(*N(:3'$\3>JZW/3aU$\&''&(]&(+N(:"$#Za(I&''$4Y#Z4(:N(]3(8$'[3a7mn"W$Z(73W/3]Za(34](;$[3']Z(,N(-2"3Nb,/3"X3W&.#$W3'(W3"&($4(/2^&"#&4\$[&^3#$&4#\B(!(\2\#&X3#$W('$#&"3#."&("&[$&VbaJ&\&3"W/($4(8ZW$3'(34](!]X$4$\#"3#$[&

Page 27: Dewan Editor - repositori.unud.ac.id fileKorelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Magdarita Riwu

GA g@R

5S+-9;5(o9D658 D00

5S+-9;5:):-)DUJ!,L?

D00

5S+-9;5(7!6+L58 D00

,/3"X3W2a(<=@<N,.1'$W3# $Z4

UZ'f3"34]a(7a(p(:3/3]Z"34a(,(7$"X$"34a(883]&Y/$34>8/3"$_a(34](0(!f$f$N(b;$&#3"2^/2#ZW/&X$W3'($4]&l($\($4[&"\&'2(3\\ZW$3#&]V$#/(#/&(ZWW.""&4W&(Z_(/2^&"#&4\$Z4($4(3].'#\B3(G>2&3"(_Z''ZV>.^(O#/&(6&/"34(-$^$](34]U'.WZ\&(8#.]2Qba(5."Z^&34(*Z."43'(Z_+'$4$W3'(E.#"$#$Z4a(<=@FN,.1'$W3# $Z4