26
Laporan Kasus Diare Akut Pada An.MR Usia 1 Tahun 2 Bulan Disusun Oleh: Deviana (408148044) Pembimbing: dr. Abdul Hakam, Msi.Med.,Sp.A. KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT ANAK RUMAH SAKIT UMUM KUDUS PERIODE 22 Juni 2015 – 29 Agustus 2015

Deviana - Case

  • Upload
    ryan

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

k

Citation preview

Page 1: Deviana - Case

Laporan Kasus Diare Akut

Pada An.MR Usia 1 Tahun 2 Bulan

Disusun Oleh: Deviana (408148044)

Pembimbing: dr. Abdul Hakam, Msi.Med.,Sp.A.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT ANAK

RUMAH SAKIT UMUM KUDUS

PERIODE 22 Juni 2015 – 29 Agustus 2015

Page 2: Deviana - Case

DAFTAR ISI

Daftar Isi………………………………………………………………………………………..2

BAB I. Data Pasien………………………………………………………………………...…..3

I.1. Identitas Pasien dan Data Klinis Saat Dirawat……………………………………………..3

I.2. Pemeriksaan Fisik………………………………………………………………………….5

I.3. PemeriksaanLaboratorium……………………………………………….………………...8

I.4. Diagnosa…………………………………………………………………..……………..…9

I.5. Penatalaksanaan……………………………………………………………...……….....…9

I.6. Prognosis………………………………………………………………………………….10

BAB II. Pembahasan…..………………………………………………………………….…..10

II.1. Definisi dan Klasifikasi Diare……………………………………….…………………..10

II.2. Cara Penularan dan Faktor Resiko……...………………………………………...……..11

II.3. Etiologi………………...…………………………………………………………….…..11

II.4. Patofisiologi……………………………………………………………………………..12

II.5. Diagnosis………………………………………………………………………………..14

II.6. Terapi……………………………………………………………………………………16

2

Page 3: Deviana - Case

BAB I

I.1. Identitas Pasien & Data Klinis saat dirawat

Nama : An. MR

Umur : 1 tahun 2 bulan

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Hadipolo 03/04, JKL - Kudus

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Dirawat di : Bougenville 2

Tanggal masuk : 01 Juli 2015 pukul 22.20

Tanggal kasus diberikan : 02 Juli 2015

Tanggal anamnesis dan pemeriksaan : 02 Juli 2015 – 04 Juli 2015

Tanggal pulang : 04 Juli 2015

ALLOANAMNESIS dari orang tua pasien

Keluhan Utama:

Diare

Riwayat Perjalanan Penyakit:

Orang tua pasien mengeluhkan adanya BAB cair yang disertai lendir sebanyak 5 kali

sudah 2 hari sejak pasien datang ke IGD. BAB cair, berwarna kuning kehitaman, tidak ada

darah, dan masih terdapat ampas. Pasien masih bisa BAK namun hanya sedikit. Orang tua

pasien mengakui adanya muntah setiap kali pasien makan dan minum. Selain itu orang tua

pasien juga mengatakan bahwa pasien juga mengalami batuk, pilek, serta demam. Namun

suhu tubuh pasien selama di rumah tidak diukur.

Dari pengakuan orang tuanya, pasien sebelumnya belum diberikan obat sama sekali.

Pasien dibawa ke IGD karena kuatir diarenya sudah 2 hari.

Riwayat makan berupa makanan keluarga (nasi, sayur, dan lauk) dalam porsi sedang

2–3 kali sehari. Sampai saat ini pasien masih mendapat ASI.

3

Page 4: Deviana - Case

Riwayat Penyakit Dahulu :

Ibu pasien menyangkal adanya riwayat asma dan atau alergi pada anaknya, maupun riwayat

penyakit lainnya.

Riwayat keluarga :

Disangkal

Riwayat pengobatan :

Pasien belum berobat sama sekali.

Riwayat sosial dan kebiasaan :

Anak sering jajan makanan dan minuman di pinggir jalan.

Riwayat imunisasi:

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien mendapat imunisasi lengkap yang diberikan di

puskesmas. Namun sang Ibu tidak dapat memberikan bukti berupa data riwayat imunisasi

pasien, dengan alasan tidak dibawa.

Riwayat Kehamilan Ibu

Perawatan antenatal

o Kontrol secara teratur ke bidan (1 kali dalam 1 bulan)

o Tidak ada masalah selama kehamilan dan janin di dalam kandungan dinyatakan sehat.

Penyakit selama kehamilan

o Ibu menyangkal pernah sakit selama masa kehamilan.

Obat-obatan yang diminum

4

Page 5: Deviana - Case

o Ibu pasien mendapatkan vitamin dan zat besi setiap kali melakukan pemeriksaan

kehamilan

Riwayat Persalinan :

Pasien lahir secara SC dengan indikasi letak janin sungsang, dengan usia kehamilan 38

minggu, BBL : 2900 gram dan Panjang Badan : 47cm. Namun untuk ukuran lingkar kepala,

dan lingkar dadanya Ibu pasien tidak ingat. Untuk kelainan selama kehamilan dan persalinan

disangkal.

I. 2. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal / Jam

Pemeriksaan

02 Juli 2015

13.30 WIB

03 Juli 2015

07.30 WIB

04 Juli 2015

07.30 WIB

Pemeriksaan Umum Keadaan Umum :baik

Kesadaran :compos mentis

Keadaan Umum :baik

Kesadaran :compos mentis

Keadaan Umum :baik

Kesadaran :compos mentis

Tanda-tanda Vital Laju nadi : 107x / mnt,

teratur, cukup, penuh

Laju napas : 24 x /menit

Suhu tubuh : 36.7o

C

Laju nadi : 107x / mnt,

teratur, cukup, penuh

Laju napas : 24 x /menit

Suhu tubuh : 36.7oC

Laju nadi : 107x / mnt,

teratur, cukup, penuh

Laju napas : 24 x /menit

Suhu tubuh : 36.7oC

Data Antropometri

Berat badan : 8.2 kg

Tinggi badan : 74 cm

IMT : 8.2 / (0.74 x 0.74) = 14,97

BB/TB %= BB aktual x 100% BB baku untuk TB actual

= 8.2 x100% 10.2

5

Page 6: Deviana - Case

= 80.39% (Gizi Cukup/ MEP ringan)

Indeks Status Gizi Batas

BB/U Sangat Gemuk (obese) >120 %

Gemuk (overweight) 110 – 120 %

Normal (Normoweight) 80 -110 %

Kurus (wasted) 60 -80 %

Sangat Kurus (severe wasted) <60 %

TB/U Perawakan Tinggi (tall) >110 %

Perawakan Normal (nomal height) 90 – 110 %

Perawakan Pendek (stunted) 85 – 90 %

Sangat Pendek (severe stunted) <85 %

BB/TB Gizi lebih 110 – 120 %

Gizi Baik 90 – 110 %

Gizi Cukup (MEP ringan) 80 – 90 %

Gizi kurang (MEP sedang) 70 – 80 %

Gizi buruk (MEP berat) <70 %

Pemeriksaan Sistematis Hasil Pemeriksaan

Kepala

Bentuk dan ukuran Normosefali

Ubun-ubun besar Sudah menutup

Rambut Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Mata Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik,

mata tidak cekung, pupil isokor dengan

6

Page 7: Deviana - Case

diameter 3mm/3mm, reflex cahaya langsung

dan tidak langsung +/+,

Telinga Serumen +/+, Sekret -/-

Hidung Sekret -/-, napas cuping hidung (-), mukosa

hidung warna merah muda

Mulut

Bibir Basah

Lidah Tidak kotor

Tonsil T1/T1, tidak hiperemis

Faring Tidak hiperemis

Leher Tidak teraba pembesaran KGB

Thorax

Inspeksi Simetris saat inspirasi dan ekspirasi,retraksi

suprasternal (-), retraksi interkostal (-),

retraksi epigastrium (-) ictus cordis tidak

terlihat

Palpasi Gerakan napas teraba simetris saat inspirasi

dan ekspirasi, Ictus cordis teraba di sela iga

IV linea midklavikularis sinistra

Perkusi Sonor pada lapangan paru

Batas-batas jantung :

Batas atas : ICS III linea parastrenalis sinistra

Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS V linea midklavikula sinistra

Auskultasi

o Bunyinapas Bunyi nafas bronkovesikuler, ronki -/-,

wheezing -/-

o Bunyijantung Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-),

gallop (-)

Abdomen

Inspeksi Tampak datar

Palpasi Supel, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi Timpani pada semua kuadran

Auskultasi Bising usus (+) Frekuensi 5-6x/ menit

7

Page 8: Deviana - Case

Anggota gerak Akral hangat, capillary refill time< 2 detik,

edema(-), sianosis(-)

Kulit Turgor baik, kulit tidak kering, sianosis (-),

warna kulit kuning langsat

Pemeriksaan Neurologis

Refleks fisiologis :

Refleks tendon biseps +N/+N Refleks tendon triceps +N/+N Refleks tendon achilles +N/+N Refleks patella +N/+N

Refleks patologis

Refleks Babinski -/- Refleks Oppenheim -/- Refleks Chaddock -/- Refleks Hoffman Tromner -/-

I.3. Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 2 Juli 2015)

Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 12.6 g/dL 11,5-13,5 g/dL

Eritrosit 5.07 jt/ul 3,9-5,9 jt/ul

Hematokrit 39.7% 34-40 %

Trombosit 3613/ul 150-4003/ul

Leukosit 9.73 /ul 6,0-17,03/ul

Netrofil 47.9 50-70

Limfosit 13,1 25-40

Monosit 2,6 2-8

Eosinofil *000 2-4

Basofil *000 0-1

MCH 24,8 pg 27,0-31,0pg

MCHC 32,1 g/dL 33,0-37,0 g/dL

MCV 77,0 fL 79,0-99,0fL

8

Page 9: Deviana - Case

S.typhi O Negatif Negatif

S.typhi H 1/80 Negatif

S.paratyphi AH Negatif Negatif

S.paratyphi BH 1/80 Negatif

I.4.DIAGNOSA

DIAGNOSA BANDING

Diare akut

Diare akut bakterialis

Diare akut viralis

DIAGNOSIS KERJA

Diare akut dengan dehidrasi ringan

I.5.PENATALAKSANAAN

Inf. RL 16 tpm (mikro)

Zinc tab 1x1

Probiotik L-Bio 1x1

Inj. Ranitidin 3x1/2 amp

Antipiretik

Paracetamol, Dosis : 10 - 15 mg/kgBB (3-4x/ hari)

TINDAK LANJUT

Edukasi ibu :

Mengusahakan penyediaan makanan dan minuman yang diolah secara bersih,

serta alat makan dan minum yang bersih (contohnya botol susu).

Menghindari anak dari memasukkan benda-benda yang kotor ke dalam mulut.

Memberikan makanan bergizi sesuai dengan kebutuhan anak.

9

Page 10: Deviana - Case

I.6. PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad functionam : bonam

Ad sanationam : bonam

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Definisi dan Klasifikasi

Diare atau penyakit diare (diarrheal disease) berasal dari kata diarroia (bahasa

Yunani) yang berarti mengalir terus (to flow through), merupakan keadaan abnormal

pengeluaran tinja yang terlalu sering.

Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak ≥3 kali sehari, yang disertai dengan

perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.

Terdapat beberapa pembagian diare:

1.Berdasarkan lamanya diare:

a.Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.

b.Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan kehilangan

berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) selama masa diare

tersebut.

2.Berdasarkan mekanisme patofisiologik:

a.Diare sekresi (secretory diarrhea)

b.Diare osmotic (osmotic diarrhea)

II. 2. Cara Penularan dan Faktor Resiko

10

Page 11: Deviana - Case

Cara penularan diare umumnya adalah secara fekal-oral. Dimana hal ini dapat terjadi secara

langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya melalui kontak langsung dari

tangan ke mulut atau pun makanan minuman dan benda-benda lain yang berkemungkinan

untuk masuk ke dalam mulut. Secara tidak langsung berarti melalui perantara, dimana

kebanyakan diperantarai oleh lalat at ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger)

Faktor resiko terjangkitnya penyakit diare dapat dikarenakan oleh berbagai hal. Yang

pertama, tidak diberikannya ASI secara penuh sampai sekurang-kurangnya usia anak 6 bulan.

Sebagaimana telah diketahui besarnya manfaat ASI terhadap pertumbuhan dan

perkembangan, serta ketahanan tubuh anak terhadap berbagai macam penyakit. Kedua,

kurangnya kebersihan air dan lingkungan. Tersedianya air bersih dan sarana MCK yang

bersih sangatlah penting dalam rangka menunjang kebersihan dan kesehatan. Lingkungan

yang bersih juga secara langsung sangat penting dalam mencegahnya terjadinya penularan

penyakit. Ketiga, tersedianya makanan yang higienis. Kebersihan makanan penting

diperhatikan mulai dari cara penyiapan, pengolahan, penyimpanan, sampai dengan cara

penyapihan.

II. 3. Etiologi

Penyebab diare dapat berupa diare infeksi dan diare non-infeksi. Diare infeksi

umumnya disebabkanoleh bakteri, virus, dan parasit. Yang berdasarkan patogenesisnya

terbagi lagi menjadi enteropatogen yang menyebabkan diare non-inflammatory dengan

memproduksi enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel villi usus oleh virus, perlekatan oleh

parasit dan bakteri. Dan diare inflammatory yang disebabkan oleh invasi secara langsung

oleh bakteri atau oleh sitotoksin yang diproduksi oleh bakteri tersebut.

Golongan

Bakteri

1. Aeromonas

2. Bacillus cereus

3. Campylobacter jejuni

4. Clostridium perfringens

5. Clostridium defficile

6. Ecsherichia coli

7. Plesiomonas shigeloides

8. Salmonella

9. Shigella

10. Staphylococcus aureus

11. Vibrio cholera

12. Vibrio parahaemolyticus

13. Yersinia enterocolitica

Golongan

Virus

1. Astrovirus

2. Calcivirus (Norovirus, Sapovirus)

5. Rotavirus

6. Norwalk virus

11

Page 12: Deviana - Case

3. Enteric adenovirus

4. Coronavirus

7. Herpes simplex virus*

8. Cytomegalovirus*

Golongan

Parasit

1. Balantidium coli

2. Blastocystis homonis

3. Cryptosporodium parvum

4. Entamoeba hystolytica

5. Giardia lamblia

6. Isospora belli

7. Strongyloides stercoralis

8. Trichuris trichiura

Penyebab diare non-infeksi pada anak dapat berupa :

Kesulitas makan

Defek anatomis

o Malrotasi

o Penyakit Hirchsprung

o Short Bowel Syndrome

o Atrofi Mikrovilli

o Stricture

Malabsorpsi

o Defisiensi disakaridase

o Malabsorpsi glukosa-galaktosa

o Cystic fibrosis

o Cholestosis

o Penyakit Celiac

Endokrinopati

o Thyrotoksikosis

o Penyakit Addison

o Sindroma Adrenogenital

Keracunan makanan

o Logam berat

o Mushrooms

Neoplasma

o Neuroblastoma

o Phaechromocytoma

o Sindroma Zollinger Ellison

Lain-lain

o Infeksi non-gastrointestinal

o Alergi susu sapi

o Penyakit Crohn

o Defisiensi imun

o Colitis ulserosa

o Gangguan motilitas usus

o Pellagra

II. 4. Patofisiologi

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi/patomekanisme dibawah ini:

1.Diare sekretorik

Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus,

menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare

dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun

dilakukan puasa makan/minum (Simadibrata, 2006).

12

Page 13: Deviana - Case

2.Diare osmotik

Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus

yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik (antara lain MgSO4,

Mg(OH)2), malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal pada

defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa (Simadibrata, 2006).

3.Malabsorpsi asam empedu dan lemak

Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi micelle empedu dan

penyakit-penyakit saluran bilier dan hati (Simadibrata, 2006).

4.Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit

Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif NA+K+ATPase di

enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang abnormal (Simadibrata, 2006).

5.Motilitas dan waktu transit usus yang abnormal

Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga

menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Penyebabnya antara lain:

diabetes mellitus, pasca vagotomi, hipertiroid (Simadibrata, 2006).

6.Gangguan permeabilitas usus

Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal disebabkan adanya

kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus (Simadibrata, 2006).

7.Diare inflamasi

Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare pada beberapa keadaan. Akibat

kehilangan sel epitel dan kerusakan tight junction, tekanan hidrostatik dalam pembuluh

darah dan limfatik menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein dan seringkali sel darah merah

dan sel darah putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare akibat inflamasi iniberhubungan

dengan tipe diare lain seperti diare osmotik dan diare sekretorik (Juffrie, 2010).

8.Diare infeksi

Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut kelainan usus, diare

oleh bakteri dibagi atas non-invasif dan invasif (merusak mukosa). Bakteri non-invasif

13

Page 14: Deviana - Case

menyebabkan diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut (Simadibrata,

2006).

II. 5. Diagnosis

1.Anamnesis

Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung penyebab

penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari 15 hari. Diare karena penyakit

usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering berhubungan dengan malabsorpsi

dan dehidrasi sering didapatkan. Diare karena kelainan kolon seringkali berhubungan dengan

tinja berjumlah kecil tetapi sering, bercampur darah dan ada sensasi ingin ke belakang. Pasien

dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas, yaitu mual, muntah, nyeri abdomen,

demam, dan tinja yang sering, malabsorptif, atau berdarah tergantung bakteri patogen yang

spesifik. Secara umum, pathogen usus halus tidak invasif, dan patogen ileokolon lebih

mengarah ke invasif. Muntah yang mulai beberapa jam dari masuknya makanan

mengarahkan kita pada keracunan makanan karena toksin yang dihasilkan (Simadibrata,

2006).

2.Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut

jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama

14

Page 15: Deviana - Case

dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya:

ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidaknya air mata,

bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah (Juffrie, 2010).

Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus

yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena

perfusi dan capillary refilldapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi (Juffrie, 2010).

Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara: obyektif yaitu dengan

membandingkan berat badan sebelum dan selama diare. Subyektif dengan menggunakan

kriteria WHO, Skor Maurice King, dan lain-lain (Juffrie, 2010).

3.Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut umumnya tidak diperlukan, Hanya

pada keadaan tertentu mungkin diperlukan, misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau

ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat (Juffrie,

2010).

Pemeriksaan tinja baik makroskopik maupun mikroskopik dapat dilakukan untuk

menentukan diagnosa yang pasti. Secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja,

15

Page 16: Deviana - Case

ada tidaknya darah, lender, pus, lemak, dan lain-lain. Pemeriksaan mikroskopik melihat ada

tidaknya leukosit, eritrosit, telur cacing, parasit, bakteri, dan lain-lain (Hadi, 2002).

II. 6. Terapi

Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE

(Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia

denganrekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi

memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan

mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.

Adapun program LINTAS DIARE yaitu:

1.Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah

2.Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

3.Teruskan pemberian ASI dan Makanan

4.Antibiotik Selektif

5.Nasihat kepada orang tua/pengasuh

1.Oralit

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga

dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah

tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah

oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan

muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan

yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk

mendapat pertolongan cairan melalui infus.

Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).

a.Diare tanpa dehidrasi

Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret

Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret

Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret

b.Diare dengan dehidrasi ringan sedang

Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya

16

Page 17: Deviana - Case

diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.

c.Diare dengan dehidrasi berat

Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di

infus.

(Kemenkes RI, 2011)

Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan cara

1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh dilakukan.

Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu

selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit.

Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai dengan diare berhenti (Juffrie, 2010).

2.Zinc

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat

menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini

meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan

dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama

kejadian diare

(Kemenkes RI, 2011).

Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare,

mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan

kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak diare

harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.

Dosis pemberian Zinc pada balita:

17

Page 18: Deviana - Case

a.Umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari

b.Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara pemberian tablet

zinc :

Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak

diare (Kemenkes RI, 2011).

3.Pemberian ASI/makanan

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita

terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat

badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu

formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi

yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan

diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan

ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan (Kemenkes RI,

2011).

4.Pemberian antibiotika hanya atas indikasi

Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada

balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare

dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera (Kemenkes RI, 2011).

Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena

terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-

obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian

besar menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa

digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia) (Kemenkes RI, 2011).

5.Pemberian Nasihat

Menurut Kemenkes RI (2011), ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan

balita harus diberi nasehat tentang:

1.Cara memberikan cairan dan obat di rumah

18

Page 19: Deviana - Case

2.Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :

a.Diare lebih sering

b.Muntah berulang

c.Sangat haus

d.Makan/minum sedikit

e.Timbul demam

f.Tinja berdarah

g.Tidak membaik dalam 3 hari.

19