Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DETERMINAN PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI
KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Fauziyyah Dian Larasati
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRACT
DETERMINAN FOR TRADITIONAL MARKET INCOME IN KOTABANDAR LAMPUNG
By
Fauziyyah Dian Larasati
The purpose of this research is to knew conditions, potentials, obstacles,and formulation of the strategy on a traditional market structuring model policywhich located in Pasar Bawah. This is a primary study where researchers conducta survey directly at Pasar Bawah by distributing questionnaires consist ofquestions and interviews. The number of respondents was determined using theSlovin formula and obtained 65 respondents from 191 traders. The results of thestudy indicated that the condition of the market did not receive renewalmaintenance. Moreover, the facilities in the market also need to be improved.While the results of cross tabulation analysis showed that the level of merchanteducation were dominated by high school / vocational level, it was about 49traders out of a total of 65 traders surveyed. As many as 25 respondent or 38.46percent of traders have low income category (less than Rp.500,000) and as manyas 40 respondent or 61.54 percent of traders have high income category (morethan R.p500,000). The income of traders in Pasar Bawah could be increased if thelocation was strategic and the public transportation was accessable. While theincome of traders can decrease due to the existence of modern markets and thechanges in people's lifestyle.
Keywords: Crosstab Analysis, Education , Lifestyle, Revenue, Trading Location,Working Hours.
ABSTRAK
DETERMINAN PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DIKOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Fauziyyah Dian Larasati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi, potensi dan hambatan,serta rumusan strategi kebijakan model penataan pasar tradisional di Pasar Bawah.Penelitian ini adalah penelitian primer dimana peneliti melakukan survei secaralangsung di Pasar Bawah dengan menyebarkan angket pertanyaan dan wawancarapenelitian. Jumlah responden ditentukan menggunakan rumus Slovin dandiperoleh 65 redponden dari 191 pedagang. Hasil penelitian menunjukkan bahwakondisi pasar tidak mendapat pembaharuan bangunan, fasilitas dalam pasar jugaperlu ditingkatkan kembali. Sedangkan hasil analisis tabulasi silang, dari Tingkatpendidikan pedagang didominasi oleh jenjang SMA/SMK yaitu sebanyak 49pedagang dari total 65 pedagang yang disurvei. Dari total 65 pedagang yangdisurvei sebanyak 25 atau 38,46 persen pendapatan pedagang dalam kategorirendah (kurang dari Rp.500.000) dan sebanyak 40 atau 61,54 persen pedagangdengan pendapatan tinggi (lebih dari Rp.500.000). Pendapatan pedagang di PasarBawah dapat ditingkatkan diantaranya jika lokasi berdagang strategis dan adanyaakses angkutan umum. Sedangkan pendapatan pedagang dapat mengalamipenurunan karena keberadaan pasar modern dan perubahan pola hidupmasyarakat.
Kata Kunci: Analisis Crosstab, Jam Kerja, Lokasi Berdagang, Pendapatan,Pendidikan, Pola Hidup.
DETERMINAN PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI
KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Fauziyyah Dian Larasati
(Skripsi)
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Fauziyyah Dian Larasati yang lahir di Bukit Kemuning pada
tanggal 16 Mei 1995, merupakan putri pertama dari pasangan Bapak Ir. Hi.
Bambang Yulianto dan Ibu Hj. Sri Wahyuni. Penulis memulai pendidikan di TK
Muslimin Bukit Kemuning dan melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar SDN 01
Bukit Kemuning Lampung Utara tamat pada tahun 2007. Semasa SD penulis aktif
dalam kegiatan Gerak Jalan dan Pramuka kemudia penulis melanjutkan
pendidikan di SMPN 01 Bukit Kemuning Lampung Utara, selesai pada tahun
2010 dan aktif dalam bidang Drumband sebagai Mayoret dan dalam bidang OSIS.
Selanjutnya pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di Yayasan Pondok
Pesantren Walisongo Kotabumi Lampung Utara dan aktif pada ekstrakulikuler
Drumband dan menyelesaikan pendidikan di Yayasan Pondok Pesantren
Futuhiyah Bukit Kemuning Lampung Utara. Pada tahun 2013, diterima sebagai
mahasiswi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN). Selama perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan Himpunan
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (HIMEPA). Selanjutnya penulis mengikuti
kegiatan kuliah kunjung lapangan (KKL) bersama angkatan 2013 Ekonomi
Pembangunan. Pada tahun 2017 penulis mengikuti kegiatan kuliah kerja nyata
(KKN), di Desa Putra Lempuyang Kabupaten Lampung Tengah.
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada :
Kedua orang tua yang sangat saya sayangi, Bapak Ir. Hi. Bambang Yulianto dan
Ibu Hj. Sri Wahyuni yang selalu mendo’akan, mencintai, menyayangi dan
memberikan semangat serta bimbingan yang sangat tulus saya merasa lelah dan
kesulitan. Terimakasih untuk semua perjuangan yang Bapak dan Ibu berikan,
untuk kesabaran, pengertian, motivasi dan kepercayaan yang begitu besar dalam
mendukung semua yang saya kerjakan.
Terimakasih kepada eang bung tercinta Agus Supardi, B.A &eang Siti Mursidah
(Alm) serta Hi. Salamin dan eang uti Hj. Zainiah yang telah memberikan do’a dan
semangatnya. Adik – adik tercinta Bentar Luqman Nurfalaq dan Rosa Adzqiyah
Hidayah yang selalu membantu dan menghibur serta mendengarkan keluh
kesahku selama mengerjkan karya ini.
Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
MOTO
“Dan Allah bersama orang – orang yang sabar”
(QS. Al – Anfal Ayat: 66)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Asy – Syarh Ayat: 5 – 6)
“Dan balaslah kejahatan itu dengan kebaikan”
(QS. Ar – Ra’d Ayat: 22)
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji Syukur Penulis ucapakan kepada Allah SWT,
atas rahmat dan karunia – Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Determinan Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Bandar
Lampung”.
Adapun maksud dalam penulisan skripsi ini adalah guna melengkapi dan
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S1) Ekonomi, pada
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sehigga pada kesempatan ini dengan kerendahan
hati penulis mengucapkan terimakasih setulus – tulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. dan Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. sebagai
Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, memberikan ilmu, semangat, arahan, serta saran dalam penyusunan
skripsi penulis.
4. Bapak Muhidin Sirat, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik selama
penulis menyelesaikan masa pendidikan.
5. Seluruh Bapak Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama
proses perkuliahan hingga selesai.
6. Staf Ekonomi Pembangunan dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Orang tuaku tercinta, Bapak Hi. Ir. Bambang Yolianto dan Ibu Hj. Sri
Wahyuni atas semua do’a dan kasih sayang serta perjuangan yang selalu
diberikan untukku.
8. Adik – adikku tersayang, Bentar Luqman Nurfalaq dan Rosa Adzqiyah
Hidayah yang selalu memberikan semangat dan memberikan keluh kesahku.
9. Keluarga Besar Bapak Hi. Salamin (Alm) dan Bapak Agus Supardi yang
selalu memberikan do’a dan semangat serta dukungan untuk segera wisuda.
10. Sepupuku tersayang Rika Paramitha, yang memberi semangat dan dukungan
agar segera wisuda.
11. Penyemangat ku Wisnu Yoga Permana yang selalu menemani dan
mendengarkan keluh kesah selama penyusunan skripsi ini.
12. Sahabat – sahabatku tersayang yang selalu menemaniku di kampus, Elis
Setyowati, Norma Fristyazika N, Putrisia Ibrayus Edi, Shelya Oktaviani,
Fadeli Yusuf Afif, selalu mendengarkan curhat, menasehati, menemani, dan
menghibur penulis selama 10 tahun terakhir.
13. Sahabat ku Catur Setia Pratiwi, Asih Rohimah, Dewi, Ellin,Amel, dan Desi
tetap selalu menemani dan mendengar keluh kesah selama penulisan skripsi.
14. Adikku tercinta Sarah Mega Hardiyanti S.E, tetap ada di awal hingga akhir
penyusunan skripsiku, menemani, memotivasi, serta mendengarkan keluh
kesah dalam penulisan ini.
15. Adik tingkatku, Eno, Bellia, Nisa, Ade yang setia menemani perkuliahanku
samapi penyusunan skripsi ini selesai.
16. Sahabat kecilku, Eci, Memey, Intan dan Ayu yang telah menyemangati
penyusunan skripsi ini hingga selesai.
17. Rara Qori Archela, A.Md, Gz yang telah menemani kemanapun penulis pergi
dan memberi nasihat, mendengarkan keluh kesah serta memberikan motivasi
untuk penyelesaian penulisan skripsi ini.
18. Teman – teman Ekonomi Pembangunan Angkatan Tahun 2013 yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang telah menemani dan saling
memberikan dukungan satu sama lain, terimakasih telah menjadi bagian
dalam cerita suka dan duka selama perkuliahan.
19. Sahabat – sahabat Kuliah Kerja Nyata, Isma, Devara, Icha, Bayu, dan Roy,
terimakasih untuk kebersamaannya dalam menjalankan program kerja serta
kegiatan lainnya selama 40 hari di Desa Putra Lempuyan.
20. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan
yang telah diberikan dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bandar Lampung, Desember 2018
Penulis,
Fauziyyah Dian Larasati
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................... iDAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iiDAFTAR TABEL................................................................................................. iiiDAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1B. Rumusan Masalah .........................................................................................10C. Tujuan Penelitian .........................................................................................11D. Manfaat Penelitian .........................................................................................11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis ............................................................................................ 121. Pendapatan.................................................................................................. 122. Pasar ........................................................................................................... 173. Fungsi Pasar ............................................................................................... 184. Struktur Pasar ............................................................................................. 185. Pasar Tradisional ........................................................................................ 206. Pasar Modern.............................................................................................. 227. Penggolongan Pasar ................................................................................... 238. Tipe Tempat Berjualan di Pasar ................................................................. 249. Fasilitas Dan Utilitas Pasar......................................................................... 2510. Modal........................................................................................................ 2511. Usia........................................................................................................... 2712. Jenis Barang Dagangan ............................................................................ 2713. Pendidikan ................................................................................................ 28
B. Peneliti Terdahulu .......................................................................................... 29C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 30
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................33B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ....................................................34C. Metode Survei ................................................................................................36D. Metode Analisis Data .....................................................................................36E. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) ..............................................................37
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil
1.Deskripsi Umum Pasar Bawah Kota Bandar Lampung ..............................402.Deskripsi Umum Kondisi Pasar ..................................................................413.Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)............................................................45
V. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan.................................................................................................542. Saran...........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.Kerangka Pemikiran.........................................................................................322.Tingkat Pendidikan Pedagang..........................................................................423.Jenis Kelamin Pedagang .................................................................................424.Rata-rata Omset per hari ..................................................................................435.Waktu Berdagang.............................................................................................446.Jenis Barang Dagangan ....................................................................................45
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nama dan Lokasi Pasar di Kota Bandar Lampung ......................................72. Jumlah Pedagang di Pasar Bawah dan Jenis Barang Dagangan .................93. Penelitian Terdahulu ....................................................................................294. Penarikan Sampel.........................................................................................355. Faktor Utama dan Pendukung......................................................................386. Hasil Crosstab Pendapatan dan Pendidikan.................................................457. Hasil Crosstab Pendapatan dan Lokasi Berdagang .....................................468. Hasil Crosstab Pendapatan dan Peran Pemerintah ......................................479. Hasil Crosstab Pendapatan dan Fasilitas .....................................................4710. Hasil Crosstab Pendapatan dan Keberadaan Pasar Modern ........................4911. Hasil Crosstab Pendapatan dan Pola Hidup.................................................5012. Hasil Crosstab Pendapatan dan Kondisi Perekonomian
Masyarakat ...................................................................................................5113. Hasil Crosstab Pendapatan dan Kondisi Pasar ............................................5214. Hasil Crosstab Pendapatan dan Pembuangan Sampah ................................5215. Hasil Crosstab Pendapatan dan Keamanan Konsumen ...............................53
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli yang tidak selalu
memerlukan lokasi fisik dan bisa berunjuk kesuatu negara tempat suatu barang
tersebut dipasarkan atau dijual. Pasar menurut karakteristiknya dibagi menjadi 4,
yaitu, pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan,
monopolistik, pasar oligopoli, pasar merupakan kumpulan seluruh pembeli dan
potensial atas tawaran pasar tertentu (Kotler, 2005:157). Ukuran pasar tergantung
pada jumlah pembeli yang mungkin ada atas tawaran pasar tertentu. Sesuai
dengan perkembangannya dikenal dengan pasar tradisional maupun pasar modern.
Secara garis besar sektor dalam perekonomian dapat di bagi menjadi tiga sektor,
antara lain sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Sektor primer
merupakan sektor yang menyediakan bahan baku dan sektor sekunder merupakan
sektor yang mengelola bahan baku menjadi barang jadi, yang selanjutnya sektor
tersier adalah sektor yang berfungsi mendistribusikan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sektor sekunder. Kegiatan mendistribusikan barang dan jasa
dilakukan oleh produsen, distributor, agen dan pedagang. Pedagang
mendistribusikan barang dan jasa langsung ke konsumen dan pada umumnya
kegiatan pendistribusian dilakukan di pasar. (Anindito, 2002)
2
Pasar tradisional biasanya menampung banyak penjual, dilaksanakan dengan
manajemen tanpa perangkat teknologi modern dan mereka lebih memiliki
golongan pedagang menengah kebawah dan tersebar, baik di kampung-kampung
kota-kota kecil dan kota-kota besar dengan masa operasi rata-rata dari subuh
sampai siang atau sore hari. Sedangkan pasar modern adalah pasar yang
menggunakan teknologi modern, konsumennya dan pedagang dari golongan
menengah keatas, harga yang ditawarkan tetap dan sistem pelayanannya sendiri.
(Mayasari, 2009)
Secara garis besar sektor dalam perekonomian dapat di bagi menjadi tiga sektor,
antara lain sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Sektor primer
merupakan sektor yang menyediakan bahan baku dan sektor sekunder merupakan
sektor yang mengelola bahan baku menjadi barang jadi, yang selanjutnya sektor
tersier adalah sektor yang berfungsi mendistribusikan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sektor sekunder. Kegiatan mendistribusikan barang dan jasa
dilakukan oleh produsen, distributor, agen dan pedagang. Pedagang
mendistribusikan barang dan jasa langsung ke konsumen dan pada umumnya
kegiatan pendistribusian dilakukan di pasar (Anindito, 2002).
Peraturan Presiden (Perpres) No 112 Tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan
pasar tradisional, pusat perbelanjaan, serta toko modern (biasa disebut perpres
pasar modern, bahwa dengan semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran,
dalam skala kecil dan menengah, usaha perdagangan eceran modern dalam skala
besar, maka pasar tradisional perlu diberdayakan agar dapat tumbuh dan
berkembang serasi, saling memerlukan, saling memperkuat serta saling
3
menguntungkan, untuk membina pengembangan industri dan perdagangan barang
dalam negeri serta kelancaran distribusi barang, perlu memberikan pedoman bagi
penyelenggaraan pasar tradisional.
Seiring dengan perkembangan waktu, adanya modernisasi dan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat, banyak masyarakat yang berbelanja di pasar modern
dan mulai enggan berbelanja di pasar tradisional (kecuali untuk produk-produk
yang tidak ada di supermarket). Tidak sedikit konsumen yang merubah perilaku
belanjanya dari pasar tradisional pindah, mencari alternatif ke pasar modern. Hal
ini wajar karena kondisi pasar tradisional selalu identik dengan becek, tidak
teratur, kurang nyaman. Namun harga tetap menjadi pilihan bagi masyarakat
untuk tetap bertahan melakukan aktifitas jual beli di pasar tradisional.
Menurut (Schiffman dan Kanuk, 2000), perilaku konsumen adalah proses yang
dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide, kemudian diharapkan bisa
memenuhi kebutuhannya. Faktor-faktor yang menjadi penentu keputusan pada
seseorang datangnya tidak hanya dari pengaruh eksternal saja namun, meliputi
pengaruh keluarga, kelompok yang dijadikan acuan, dan budaya, akan tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor internal konsumen yaitu pengaruh pribadi dan pengaruh
psikologis konsumen (Christina, 2008).
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunan
biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, Loss dan dasaran terbuka yang dibuka
4
oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Sedangkan Pasar modern adalah
pasar yang penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh
pramuniaga (Kotler, 2001).
Berkembangnya pusat perbelanjaan modern memengaruhi eksistensi keberadaan
pasar tradisional skala kecil dan menengah khususnya di wilayah perkotaan. Di
Indonesia, terdapat sekitar 24 ribu pasar dan telah membuka lapangan kerja 12
juta sebagai pedagang. Hilangnya keberadaan pasar tradisional yang telah menjadi
penghubung perekonomian perdesaan dan perkotaan juga berimplikasi pada
hilangnya lapangan pekerjaan. Keberadaan pasar-pasar modern menyebabkan
berkurangnya 60 persen pengunjung pasar tradisional, belum lagi masalah
modernisasi pasar oleh swasta secara tidak langsung menggeser pedagang lama.
Munculnya hypermarket dinilai tidak konsekuen menjalankan peraturan
pemerintah yang mengharuskan adanya pembinaan pada pedagang pasar
tradisional, ditambah persaingan yang tidak seimbang dimana pertumbuhan pasar
tradisional hanya 5 persen sedangkan pertumbuhan hypermarket mencapai 16
persen. Sumbangan retribusi pasar tradisional terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) juga masih sangat kecil (Indonesia Design Power, 2010).
Begitu pula dengan masih rendahnya kualitas sumber daya dalam pengelolaan
pasar tradisional menyebabkan tata kelola pasar kurang optimal. Kondisi tersebut
mendorong Pemerintah Daerah melakukan serangkaian peraturan dalam
5
mensinergikan keberadaan pasar tradisional dan modern melalui revitalisasi pasar
tradisional tanpa membatasi pertumbuhan pasar modern.
Keberadaan pasar tradisional bila dibandingkan dengan pasar modern masih
memiliki kekurangan. Beberapa kondisi tersebut antara lain adalah lokasi yang
terkadang menyebabkan kemacetan arus lalu lintas, kumuh, kurang tertata,
terbatasnya ruang pada lapak yang sempit, kurangnya tempat sampah, terlalu
banyaknya pedagang pinggir jalan, lemahnya pengelolaan, dan fasilitas
penyimpanan dengan infrastruktur pasar yang tidak memadai (Mahendra, 2008).
Kondisi ini menyebabkan rasa tidak nyaman pengunjung yang akan berbelanja di
pasar tradisional. Namun disisi lain, keberadaan pasar tradisional masih memiliki
peran dan potensi yang cukup signifikan dalam perekonomian masyarakat,
mengingat bahwa sebagaian besar masyarakat masih mengandalkan perdagangan
melalui pasar tradisional.
“Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang membedakan seseorang yang
menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus terhadap
lingkungannya.”Kepribadian biasanya dideskripsikan berdasarkan sifat-sifat
seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan beradaptasi, dan agresifitas. Hal
ini tidak terlepas dari pola perilaku belanja pelanggan yang sedikit demi sedikit
berubah sehingga perlu direspons secara aktif oleh peritel untuk dapat
mempertahankan keberlanjutan usahanya (Kotler, Amstrong, 2003).
Dalam hal ini pelanggan sangat memperhatikan hal-hal yang terkait dengan nilai
tambah terhadap kenyamanan mereka dalam melakukan aktivitas belanja
mengingat berubahnya pandangan bahwa belanja adalah merupakan aktivitas
6
rekreasi, maupun pemenuhan keanekaragaman kebutuhan mereka dalam satu
lokasi. Akan tetapi merosotnya eksistensi pasar tradisional bukan sepenuhnya
akibat adanya pasar modern, hal ini karena banyak faktor-faktor lain yang
membuat konsumen lebih tertarik berbelanja di pasar modern, namun tetap pada
dasarnya, pasar modern maupun pasar tradisional memiliki kelebihan dan
kekurang masing-masing.
Kota Bandar Lampung adalah salah satu bagian dari kota di Indonesia sekaligus
ibukota dari kota terbesar di Provinsi Lampung. Bandar Lampung juga merupakan
kota terbesar dan terpadat ketiga di Pulau Sumatera setelah Medan dan Palembang
menurut jumlah penduduk, serta termasuk salah satu kota besar di Indonesia dan
Kota terpadat di luar pulau Jawa. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang
utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta,
memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian
logistik dari Jawa menuju ke Sumatera maupun sebaliknya saat ini kota Bandar
Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di provinsi
Lampung. (Kota Bandar Lampung Dalam Angka 2016, BPS).
Pada umumnya para pedagang pasar di Kota Bandar Lampung khususnya sebagai
ibu kota dari Kota Lampung, memiliki peluang besar dalam industri perdagangan.
Sebagai daerah yang semakin berkembang, Bandar Lampung memiliki sarana
pasar yang tersebar di kecamatan yang ada, baik pasar modern maupun pasar
tradisional. Seperti pada Tabel 1, beberapa nama dan lokasi pasar yang tersebar di
Kota Bandar Lampung yang tersebar di berbagai kecamatan, untuk melengkapi
dan menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat, pada umumnya
7
para pedagang di pasar tradisional terdiri dari banyak pedagang untuk satu
komoditi dan tidak bersifat monopoli, sehingga persaingan diantara para pedagang
dalam menentukkan harga tergantung dari margin yang mereka inginkan atas
komoditi tersebut.
Tabel 1. Nama dan Lokasi Pasar di Kota Bandar Lampung, 2017Nama Pasar Lokasi
1. Pasar Bawah Jl. Pemuda, Tanjung Karang Pusat
2. Pasar Tugu Jl. Hayam Wuruk, Tanjung Karang Timur
3. Pasar Way Halim Jl. Rajabasa Raya, Kedaton
4. Pasar Baru/ SMEP Jl. Batu Sangkar, Tanjung Karang Pusat
5. Pasar Pasir Gintung Jl. Pisang, Tanjung Karang Pusat
6. Pasar Tamin Jl. Tamin, Tanjung Karang Pusat
7. Pasar Gudang Lelang Jl. Ikan Bawal, Teluk Betung Selatan
8. Pasar Cimeng Jl. Hasyim Ashari, Teluk Betung Selatan
9. Pasar Ambon Jl. RE. Martadinata, Teluk Betung Selatan
10. Pasar Kangkung Jl. Hasanuddin,Teluk Betung Selatan
11. Pasar Panjang Jl. Yos Sudarso, Panjang
12. Pasar Tani Jl. Melati, Kemiling
13. Pasar Terminal Kemiling Jl.Imam Bonjol, Kemiling
14. Pasar Bambu Kuning Jl. Bukit Tinggi, Tanjung Karang Pusat
15. Pasar Way Kandis Jl. Ratu Dibalau, Tanjung Senang
16. Pasar Rajabasa Jl. Kapten Abdul Haq, Rajabasa
17. Pasar Korpri Perum. Korpri, Sukarame
19. Pasar Koga Jl. Teuku Umar, Kedaton
20. Pasar Perum Batara Unila Jl. Kapten Abdul Haq
21. Pasar Tempel Way Halim Lingkungan IV Perum Way Halim
22. Pasar Labuhan Dalam Jl. Ki Madja, Kedaton
23. Pasar Tempel Immanuel Jl. Untung Surapati, Sukarame
24. Pasar Tempel Gotong Royong Jl. Wolter Monginsidi
25. Pasar Tempel Besi Tua Jl. Sukarno Hatta
26. Pasar Tempel Terminal Raja basa Jl. Kapten Abdul Haq, Rajabasa
27. Pasar tempel Way Dadi Jl. Pembangunan, Sukarame
28. Pasar Tempel Way Kandis Jl. Ratu Dibalau, Tanjung Senang
29. Pasar Tempel Pulau Damar Jl. Pulau Damar, Sukarame
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung,2017
Daftar nama-nama pasar yang berada di Kota Bandar Lampung Pasar Bawah
menjadi, pasar yang di teliti dalam penelitian ini, karena letaknya yang berada di
8
pusat kota, Pasar Bawah juga merupakan pasar yang memiliki barang bekas yang
layak pakai yaitu berbagai jenis seperti buku-buku, sepatu, sandal dan pakaian
dengan harga murah, selain itu di Pasar Bawah juga memiliki lokasi terminal
yang di jadikan sebagai pusat transportasi umum.
Selain itu pasar tradisional ini memiliki berbagai macam pilihan barang-barang
grosir untuk memuaskan wisata belanja bagi masyarakat yang datang ke Kota
Bandar Lampung, pendatang yang datang dari berbagai daerah berbelanja untuk
memenuhi stok kebutuhan berjualan di daerah mereka. Barang yang
diperjualbelikan di Pasar Bawah memiliki dominasi pilihan yang beranekaragam
selain itu juga Pasar Bawah juga adalah pasar tradisional yang merangkap
sebagai tempat yang memiliki terminal sebagai pilihan masyarakat untuk
mempermudah akses berbelanja.
Untuk memperjelas karakteristik jenis barang dagangan yang disediakan oleh
pedagang untuk masyarakat di Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Kota Bandar
Lampung dapat dilihat dari tempat berdagang dan berbagai jenis barang dagangan
yang diperjualbelikan oleh pedagang di Pasar Bawah pada Tabel 2.
9
Tabel 2. Jumlah Pedagang di Pasar Bawah dan Jenis Barang Dagangan.TempatBerdagang
Jenis Barang Dagangan Jumlah
Loss Hamparan Sembako/Rokok/Gilingan tepung 6Pecah belah/Kelontongan 2Daging/Ayam/Ikan basah/Ikan asin 17Sayuran (mentah/matang)/Tempe/Kembang 14Pisang/Kopi 3Sandal 1
Toko Aksesoris/Aksesoris tas/Stiker 14Kostum olahraga/Jaket/Topi 4Tas/Boneka 12Pestisida/ACC fool 2
Kios Baju (pria/sekolah/muslim) 10HP/Aksesoris jam/Bayi retro 3Topi/Tas wanita/Kosmetik 5Buku /Buku pelajaran) 6Sembako/Ciki/Kelontongan/Perbotan/PecahBelah
8
Ayam bakar/Bumbu/Kelapa parut/Tepung beras 8Sayur/Tempe/Telor/Nasi/Kopi 5Sepatu(pria/wanita)/Sandal/Kaos Kaki 10
PKL Sepatu(pria/wanita)/Sandal/Sofenir 23Tas(pria/wanita/sekolah)/Dompet/Kacamata/ACC
13
Baju/Baju pria/Boneka 4Makanan/Nasi/Bakso malang/Kopi/Rokok 9VCD/DVD/Kaset/Konter/Alat Pancing 12
Jumlah Pedagang Pasar 191Sumber : Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung,2017 (Diolah)
Pasar Bawah sendiri memiliki jenis dagangan yang diperjualbelikan beraneka
ragam diambil dari 4 tempat yaitu Loss hamparan, kios toko dan PKL. Data
pedagang yang berada di Loss hamparan adalah sebanyak 43 pedagang, lalu
pedagang di toko memiliki jumlah pedagang sebanyak 32 pedagang, selanjutnya
pedagang yang berada di kios memiliki 55 pedagang dan yang terakhir PKL yang
memiliki jumlah 61 pedagang. Pada keseluruhan pedagang Pasar Bawah yang
10
tersebar memiliki jumlah pedagang sebanyak 191 orang dengan karakteristik jenis
dagangan yang beraneka ragam yang dapat diakses oleh konsumen yang berada
khusus nya di Kota Bandar Lampung dan juga daerah lainnya.
Melihat latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti
karakteristik pedagang di Pasar Bawah. Untuk dapat berkembang pedagang harus
mempunyai sikap mental wirausaha yang kuat, artinya pedagang harus
mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidup. Jenis
barang yang bervariasi diperjualbelikan menjadi pilihan konsumen untuk
berbelanja ketersediaan barang yang dijual di pasar pengertian produk menurut
(Kotler, 2009) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
B. Rumusan Masalah
Eksistensi keberadaan pasar tradisional mengalami pergeseran dengan semakin
berkembangnya pasar modern. Salah satu faktor yang menjadi penyebab
menurunnya minat konsumen untuk berbelanja di pasar tradisional adalah
pengelolaan yang masih kurang tertata utamanya pelayanan kenyamanan dalam
berbelanja. Kondisi tersebut mendorong pemerintah daerah melakukan
serangkaian peraturan dalam mensinergikan keberadaan pasar tradisional dan
modern. Maka beberapa rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum kondisi pasar tradisional di Pasar Bawah
Kecamatan Tanjung Karang Pusat?
11
2. Bagaimanakah hubungan antara variabel yang menentukan pendapatan di
pasar tradisional menurut persepsi pedagang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui gambaran umum kondisi pasar tradisional di Pasar Bawah
Kecamatan Tanjung Karang Pusat.
2. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang menentukan pendapatan di
pasar tradisional menurut persepsi pedagang.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai input bagi pemerintah, pihak swasta maupun pihak terkait lainnya
mengenai karakteristik pedagang pasar tradisional bawah di Kota Bandar
Lampung.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi pada penelitian yang relevan dan bagi
pihak – pihak yang berkepentingan.
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
bagi penulis, hasil penelitian ini akan menambah pengalaman keterampilan dan
pengetahuan dalam melaksanakan penelitian sekaligus merupakan suatu latihan
penulisan ilmiah dalam menyelesaikan studi di perguruan tinggi.
12
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pendapatan
a. Definisi Pendapatan
Pendapatan adalah sejumlah penghasilan yang diperoleh masyarakat atas prestasi
kerjanya dalam periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan
(Sukirno, 2006). Rahardja dan Manurung (2001) mengemukakan pendapatan
adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah
tangga dalam periode tertentu. Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pendapatan merupakan penghasilan yang diterima oleh
masyarakat berdasarkan kinerjanya, baik pendapatan uang maupun bukan uang
selama periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan.
Mankiw (2011) menyebutkan bahwa pendapatan dirumuskan sebagai hasil
perkalian antara jumlah unit yang terjual dengan harga per unit. Apabila
dirumuskan secara matematis maka hasilnya adalah:
TR = P x Q
Dimana:TR = Total RevenueP = PriceQ = Quantity
13
Dengan demikian pendapatan penjual diperoleh dari seberapa banyak jumlah
barang yang terjual dengan harga yang telah disepakati antara penjual dan
pembeli. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan
pedagang pasar adalah pendapatan yang diterima atas jumlah barang yang terjual
dikalikan dengan harga per unit barang tersebut menurut jenis-jenis dagangannya.
b. Jenis-Jenis Pendapatan
Rahardja dan Manurung (2001) membagi pendapatan menjadi tiga bentuk, yaitu:
1. Pendapatan ekonomi
Pendapatan ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh seseorang atau keluarga
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanpa mengurangi atau menambah
asset bersih. Pendapatan ekonomi meliputi upah, gaji, pendapatan bunga deposito,
pendapatan transfer dan lain-lain.
2. Pendapatan uang
Pendapatan uang adalah sejumlah uang yang diperoleh seseorang atau keluarga
pada suatu periode sebagai balas jasa terhadap faktor produksi yang diberikan.
Misalnya sewa bangunan, sewa rumah, dan lain sebagainya.
3. Pendapatan personal
Pendapatan personal adalah bagian dari pendapatan nasional sebagai hak individu-
individu dalam perekonomian, yang merupakan balas jasa terhadap keikutsertaan
individu dalam suatu proses produksi.
Menurut cara perolehannya, pendapatan dibedakan menjadi 2 (Tohar, 2003):
1. Pendapatan kotor, yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi dengan
pengeluaran biaya-biaya.
14
2. Pendapatan bersih, yaitu pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi dengan
pengeluaran biaya-biaya.
c. Sumber-Sumber Pendapatan
Rahardja dan manurung (2001) menyebutkan bahwa terdapat tiga sumber
pendapatan keluarga, yaitu:
1. Gaji dan upah
Pendapatan dari gaji dan upah merupakan pendapatan sebagai balas jasa yang
diterima seseorang atas kesediaannya menjadi tenaga kerja pada suatu organisasi.
2. Asset produktif
Pendapatan dari asset produktif adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang
atas asset yang memberikan pemasukan sebagai balas jasa atas penggunaannya.
3. Pendapatan dari pemerintah
Pendapatan dari pemerintah merupakan penghasilan yang diperoleh seseorang
bukan sebagai balas jasa atas input yang diberikan.
d. Tingkat Pendapatan
Friedman (2004) tingkat penghasilan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Penghasilah tipe kelas atas adalah masyarakat dengan penghasilan lebih dari
Rp.500.000.
2. Penghasilah tipe kelas bawah adalah masyarakat dengan penghasilan kurang
dari Rp.500.000.
Ariyani dan Purwantini (2006) menyebutkan bahwa tingkat pendapatan seseorang
digolongkan menjadi 4 golongan yaitu:
15
1. Golongan yang berpenghasilan rendah (low income group), yaitu pendapatan
rata-rata Rp 150.000.
2. Golongan yang berpenghasilan sedang (moderate income group), yaitu
pendapatan rata-rata antara Rp. 150.000 – Rp 450.000 per bulan.
3. Golongan berpenghasilan menengah (middle income group), yaitu pendapatan
rata-rata antara Rp 450.000 – 900.000.
4. Golongan yang berpenghasilan tinggi (high income group), yaitu rata-rata
pendapatan perbulan lebih dari Rp. 900.000
Tingkatan penghasilan menurut Badan Pusat Statistik tahun 2012 adalah:
1. Golongan atas, yaitu pendapatan rata-rata antara Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000
per bulan.
2. Golongan menengah, yaitu pendapatan rata-rata antara Rp 1.500.000 – Rp
2.500.000.
3. Golongan bawah, yaitu pendapatan rata-rata kurang dari Rp 1.500.000 per
bulan.
e. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan
Swastha (2008) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi
pendapatan penjual, yaitu:
1. Kemampuan pedagang, yaitu mampu tidaknya seorang pedagang dalam
memengaruhi pembeli untuk membeli barang dagangannya dan mendapatkan
penghasilan yang diharapkan.
16
2. Kondisi pasar. Kondisi pasar berhubungan dengan keadaan pasar, jenis pasar,
kelompok pembeli di pasar tersebut, lokasi berdagang, frekuensi pembeli dan
selera pembeli dalam pasar tersebut.
3. Modal. Setiap usaha memerlukan modal yang digunakan untuk operasional
usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimal. Dalam kegiatan
penjualan, semakin banyak jumlah barang yang dijual maka keuntungan akan
semakin tinggi. Apabila ingin meningkatkan jumlah barang yang dijual maka
pedagang harus membeli barang dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu
diperlukan tambahan modal untuk membeli baragang dagangan tersebut
sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
4. Kondisi organisasi usaha. Semakin besar usaha dagang akan memiliki
frekuensi penjualan yang juga semakin tinggi, sehingga keuntungan akan
semakin besar.
5. Faktor lain, misalnya periklanan dan kemasan produk yang dapat memengaruhi
pendapatan penjual.
Artaman (2015) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
pendapatan pedagang antara lain:
1. Lama usaha
Lama usaha memegang peranan penting dalam usaha penjualan. Lama usaha
berkaitan dengan banyak sedikitnya pengalaman yang diperoleh pedagang dalam
berjualan. Semakin lama pedagang menjalani usahanya akan meningkatkan
produktivitasnya sehingga dapat menambah efisiensi dan menekan biaya
produksi, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan. Selain itu, semakin
17
lama usaha seseorang dalam berdagang akan meningkatkan pengetahuan
pedagang mengenai selera atau minat pembeli dan menambah relasi bisnis serta
pelanggan sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
2. Lokasi berdagang
Lokasi berdagang merupakan salah satu strategi dalam perdagangan. Lokasi
berdagang yang saling berdekatan dengan pesaing, mendorong pedagang untuk
melakukan strategi kompetisi.
3. Jam kerja
Jam kerja berkaitan dengan teori penawaran tenaga kerja, yaitu tentang kesediaan
individu dalam bekerja dengan harapan akan memperoleh pendapatan atau tidak
bekerja dengan konsekuensi tidak memperoleh penghasilan yang seharusnya
diperoleh.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang memengaruhi pendapatan penjual pasar adalah kemampuan pedagang,
kondisi pasar, modal usaha, kondisi organisasi, lama usaha, lokasi berdagang dan
jam kerja.
2. Pasar
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial
orang-orang dengan imbalan uang. Dalam ilmu ekonomi, konsep pasar adalah
setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis
barang, jasa dan informasi (www.wikipedia.com)
18
3. Fungsi Pasar
Pasar memiliki dua fungsi pokok dan fungsi pada skala kecil yaitu:
1. Fungsi pokok adalah sebagai sarana pelayanan dan penyediaan kebutuhan
sehari-hari bagi masyarakat dan sebagai sumber pendapatan daerah yang
diperoleh dari jasa pelayanan dan perpasaran serta merupakan sarana distribusi
perekonomian yang dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa dan
pencipta kesempatan kerja.
2. Fungsi pada skala kecil adalah sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli
untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing baik untuk kebutuhan yang
bersifat konsumtif maupun jasa. (Qoriah, 2014).
4. Struktur Pasar
Struktur Pasar menurut Undang-Undang No 5 tahun 1995 adalah keadaan pasar
yang memberi petunjuk tentang aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap
perilaku usaha dan kinerja pasar. Aspek-aspek yang menentukan struktur pasar
yaitu jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman
produk, sistem distribusi dan penguasaan market power. Di dalam teori ekonomi
makro terdapat empat bentuk struktur pasar yaitu Pasar persaingan Sempurna,
pasar persaingan monopoli, pasar persaingan oligopoli dan pasar persaingan
monopolistik. Perbedaannya terdapat pada tingkat kekuatan pasar pada masing-
masing struktur pasar.
a. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna adalah pasar di mana
persaingannya berada di level yang paling besar. Ekonom Neo-klasik
19
berpendapat bahwa pasar persaingan sempurna akan menghasilkan hasil
terbaik bagi konsumen, dan masyarakat.
b. Pasar Persaingan tidak Sempurna
Pasar Monopoli
Pasar dikatakan monopoli ketika hanya terdapat satu produsen tanpa adanya
pesaing baik langsung maupun tidak langsung. Kuncoro dan Suhardjono
(2007) mengatakan dalam pasar perbankan bentuk demikian hanya berada
di daerah terpencil.
Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah struktur pasar di mana ada beberapa pelaku pasar yang
mendominasi. Ketika pasar dibagi ke beberapa perusahaan, maka dapat
dikatakan pasar akan sangat terkonsentrasi. Meskipun hanya sedikit
perusahaan yang mendominasi, akan ada kemungkinan bahwa banyak
perusahaan kecil juga dapat beroperasi di pasar (Wihana, 1994: 7).
Pasar Persaingan Monopolistik
Struktur pasar monopolistik pada dasarnya sama dengan yang terdapat pada
struktur pasar persaingan murni, hanya saja pada struktur pasar persaingan
monopolistik diperkenalkan diferensiasi produk dan adanya sedikit kekuatan
pasar bagi produsen guna mengatur keadaan pasar (Mankiw, 2006).
Struktur pasar adalah salah satu variabel penting yang digunakan karena struktur
pasar memengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan. (Naylah, 2010). Hal ini
karena struktur pasar disebarkan kedalam beberapa karakteristik industri yang
20
memengaruhi keputusan manajer kemudian akan ditentukan tingkat persaingan
didalam industri (Subanidja, 2006).
5. Pasar Tradisonal
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjualan lebih dari satu
baik yang disebut pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,
pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar tradisional adalah pasar yang
dibangun dan dikelola oleh pemerintah, termasuk kerjasama dengan swasta
dengan tempat usaha berupa toko, kios, loss dan tenda yang dimiliki oleh
pedagang dengan usaha skala modal kecil dengan proses jual beli barang melalui
tawar menawar. (Peraturan Presiden RI, 2007:112).
Rapael (2010) pasar tradisional merupakan tempat bertemunya antara Penjual dan
pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara
langsung memungkinkan adanya proses tawar-menawar dan terdiri atas kios-kios
atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar. Barang yang diperjualbelikan di Pasar Tradisional biasanya
adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari. Pasar Tradisional menyediakan
barang/komoditas yang beraneka macam/jenis seperti pakaian, barang elektronik,
perabotan rumah tangga, beras, sayur, ikan, daging, dll. Selain itu ada pula yang
menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Ciri-ciri dari pasar tradisional adalah
sebagai berikut:
1. Dalam pasar tradisional tidak berlaku fungsi-fungsi manajemen : Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling.
21
2. Tidak ada konsep marketing, yaitu : bahwa pembeli adalah raja, penentuan
harga berdasarkan perhitungan harga pokok ditambah keuntungan tertentu,
kualitas produk dan tempat penjualan yang nyaman bagi pembeli.
Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki keunggulan bersaing alamiah
yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis,
area penjualan yang luas, keragaman barang yang lengkap, harga yang rendah,
sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan pembeli
pasar tradisional juga merupakan salah satu pendongkrak perekonomian kalangan
menengah ke bawah, dan itu jelas memberikan efek yang baik bagi nagara.
Kekurangan pasar tradisional sendiri adalah kumuh dan kotornya lokasi pasar.
Selain itu banyaknya produk yang didagangkan oleh oknum pasar tradisional
dengan mendagangkan barang yang menggunakan bahan kimia dan itu marak di
pasar tradisional.
Pasar dalam arti luas adalah suatu bentuk transaksi jual beli yang melibatkan
keberadaan produk barang atau jasa dengan alat tukar berupa uang atau dengan
alat tukar lainnya sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh
kedua belah pihak. Dalam konteks perekonomian pasar adalah sekumpulan orang
yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja
(disposable income) serta kemauan untuk membelanjakannya. Dalam pasar
terdapat tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu penjual, pembeli, dan
barang.
Pertemuan penjual dan pembeli menimbulkan transaksi jual beli. Dengan
demikian pasar memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi. Pasar biasanya
22
menjadi pusat hasil penjualan pertanian, dan pusat perbelanjaan orang yang
tinggal dekat dengan pasar tersebut. Pasar merupakan sarana yang dapat
menyerap dan menyediakan semua hasil serta kebutuhan masyarakat. Jika
diperhatikan secara seksama, kehadiran pedagang dan petani di pasar hanya ingin
mendapatkan pendapatan tambahan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagi
pedagang, kelebihan harga dari harga beli tiap unit barang merupakan rezeki yang
diperoleh melalui perdagangan (Waluyo, 2011).
6. Pasar Modern
Pasar modern antara lain Mall, Supermarket, Department Store, Shopping
Centre, Waralaba, toko mini swalayan, toko serba ada dan sebagainya. Barang
yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan
barang-barang lokal pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang
dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian
terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang tidak memenuhi persyaratan
klasifikasi akan ditolak. Pasar modern telah menjadi budaya dan gaya hidup baru
bagi warga kota. Budaya pasar modern secara sadar telah mengajarkan warga
kota untuk hidup lebih pragmatis dan praktis. Berdasarkan teori budaya, budaya
baru lambat laun secara tidak langsung akan menghilangkan budaya lama yang
telah ada misalnya ritual berbelanja di pasar tradisional (Hartadi, 2010). Berikut
ciri-ciri pasar modern adalah sebagai berikut:
1. Kelangkaan Pasar modern menjadikan sangat efisien karena para konsumen
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pramuniaga
secara pribadi melayani konsumen berbelanja.
23
2. Mempunyai penataan ruang yang membuat nyaman para pembeli.
3. Pelanggan sendiri yang melakukan pembelian, memilih barang sesuai
keinginan dan mengisi keranjang belanja yang dibawa serta.
4. Pasar modern lebih mencerminkan industrialisasi jasa.
Kelebihan pasar modern yaitu fasilitas salah satunya seperti AC dan lokasi yang
bersih yang membuat konsumen nyaman dan betah berbelanja di Pasar modern
Hypermart, sedangkan kelemahan dari Pasar modern Hypermart jika dilihat dari
sisi harga yang tidak bisa melakukan tawar menawar dan cenderung lebih mahal
jika dibandingkan dengan pasar tradisional.
7. Penggolongan Pasar
Sebagai perusahaan daerah digolongkan menurut beberapa hal antara lain menurut
kegiatan, lokasi dan kemampuan pelayanan, waktu kegiatan dan status
kepemilikan.
Menurut jenis kegiatan, pasar digolongkan dalam tiga jenis yaitu :
1. Pasar Eceran penjualan eceran meliputi semua aktivitas yang melibatkan
penjualan barang atau jasa pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang
sifatnya pribadi (Kotler, 2000).
3. Pasar induk merupakan pusat pengumpulan dan penyimpanan bahan-bahan
pangan untuk disalurkan ke grosir dan pusat pembelian Menurut lokasi dan
kemampuan pelayanan, pasar digolongkan menjadi :
Menurut waktu kegiatannya ada empat macam pasar yaitu :
1. Pasar siang hari yang beroperasi pukul 04.00 - 16.00.
2. Pasar malam hari yang beroperasi pada pukul 16.00 - 04.00.
24
3. Pasar siang malam yang buka 24 jam nonstop.
4. Pasar darurat yaitu pasar yang menggunakan jalanan umum atau tempat
tertentu atas penetapan Kepala Daerah dan dibuka pada siang hari atau malam
hari.
5. Pasar insidentil yaitu pasar yang menggunakan jalan atau tempat umum
tertentu atas keputusan Kepala Daerah dan diadakan pada saat peringatan hari-
hari tertentu.
8. Tipe Tempat Berjualan di Pasar
Berjualan atau stan dipilih secara undian. Jenis barang yang dikelompokkan
dilihat jenis barang dagangan apa yang banyak diperdagangkan dan diminati.
Bagian atau blok yang telah ditetapkan tempat-tempat strategi diundi terlebih
dahulu untuk pengurus setiap bagian dan sisanya diundi kembali untuk pedagang
lain. Tempat-tempat berjualan menurut perusahaan daerah adalah :
1. Kios yaitu tipe tempat berjualan tertutup, tingkat keamanan tinggi. Dalam kios
dapat ditata dengan berbagai macam alat display. Pemilikan kios oleh beberapa
sesuai kebutuhan. Untuk kios yang besar biasanya disisakan satukios untuk
tempat penyimpanan barang atau gudang.
2. Loss adalah tipe tempat berjualan yang terbuka tetapi dibatasi secara tetap
barang yang sukar bergerak seperti dibatasi lemari, meja kursi
3. Pelataran dalam tempat berjualan terbuka dan tidak dibatasi secara tetap. Stan
yang ada adalah milik sendiri dengan membayar retribusi per m2/hari sesuai
biaya yang telah ditetapkan (Qoriah, 2014).
25
9. Fasilitas dan Utilitas Pasar
Fasilitas dan utilitas pasar terdiri dari:
1. Keamanan pada tiap jalan masuk terdapat pos keamanan untuk menjaga
keamanan sirkulasi masuk utama.
2. Ketersediaan air bersih.
3. MCK.
4. Tempat Ibadah.
5. Kebersihan dimana ada beberapa tempat sampah yang disediakan per blok.
Pedagang membayar jasa dari tukang sampah berdasarkan tarif yang telah
ditetapkan.
10. Modal
Menurut Sukirno (2009), modal dapat diartikan sebagai pengeluaran perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi
untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Modal juga dapat diartikan pengeluaran sektor
perusahaan untuk membeli/memperoleh barang-barang modal yang baru yang
lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah
tidak digunakan lagi atau yang sudah usang.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal kokret dan modal abstrak.
Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses
produksi. Sedangkan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk
nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan misalnya hak paten, hak merk, dan
lainnya. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan
26
modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan
dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. (Griffin, 2006).
1. Modal Kerja
Modal kerja dalam hal ini merupakan modal gabungan yang digunakan para
pedagang pasar untuk menjalankan kegiatan usahanya yaitu antara modal sendiri
dan modal asing (kredit dari tukang kredit). Akibat rendahnya modal seringkali
membuat para pedagang kurang leluasa dalam mengembangkan usahnya.
Adapun tambahan modal yang diperoleh dengan cara mengambil pinjaman dari
tukang kredit bertujuan untuk mengembangkan usahanya dengan pertimbangan
adanya kemudahan prosedur dalam memperoleh pinjaman. Terbatasnya modal
bagi para pedagang di pasar merupakan faktor yang dominan dalam
pengembangan usaha, demikian juga keterbatasan akan pengetahuan dalam usaha
mendapatkan modal melalui lembaga perbankan sehingga pedagang pasar terbatas
dengan kemampuan modal yang relatif kecil.
Menurut Alma (1997:14), kegiatan bisnis yang bergerak dalam bidang
perdagangan dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah modal usaha yang
digunakan untuk operasional kerja menjadi 3 kelompok usaha, yaitu :
a. Bisnis skala besar, yaitu kegiatan usaha yang menggunakan modal usaha lebih
dari Rp 100.000.000;00
b. Bisnis skala menengah, yaitu kegiatan usaha yang menggunakan modal usaha
berkisar antara Rp 25.000.000;00 sampai dengan Rp100.000.000;00
c. Bisnis skala kecil, yaitu kegiatan usaha yang menggunakan modal usaha
kurang dari Rp 25.000.000;00
27
Menurut Undang-undang No.9/1995 pasal 5 tentang usaha kecil dalam bukunya
Suryana (2001:83-88) disebutkan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu
miliar rupiah).
11. Usia
Pada umumnya semakin dewasa seseorang akan semakin rasional dalam
mempertimbangkan dan menyelesaikan suatu masalah. Pengamatan terhadap usia
pedagang pasar dalam hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
produktivitas pedagang pasar dalam menggeluti usahanya. Menurut Siti Rahayu
Haditomo (1989 : 250), mengganggap proses pemilihan pekerjaan dalam arti
proses yang menentukan karier, mengikuti proses kelima masa penghidupan,
yaitu: masa pertumbuhan (sampai kurang lebih dari 14 tahun), masa peninjauan
(14 – 24 tahun), masa penentuan diri (24 – 44 tahun), masa pertahanan (45 – 64
tahun), dan masa peralihan (mulai 65 tahun). Pada umur 65 tahun orang umumnya
menarik diri dari pekerjaannya.
12. Jenis Barang Dagangan
Menurut Swastha dan Irawan, produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat
diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan,
pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan
keinginan dan kebutuhan. (Swastha dan Irawan, 1990:165)
28
Menurut Fandy Tjiptono, Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. (Fandy
Tjiptono, 1999:95)
13. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.
Faktor yang memengaruhi pendidikan menurut Hasbullah (2001) adalah sebagai
berikut :
1. Ideologi semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama
khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan
dan pendidikan.
2. Sosial Ekonomi semakin tinggi tingkat sosial ekonomi memungkinkan
seseorang mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi
3. Sosial Budaya Masih banyak orang tua yang kurang menyadari
akanpentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya.
4. Perkembangan IPTEK Perkembangan IPTEK menuntut untuk selalu
memperbaharui pengetahuan dan keterampilan agar tidak kalah dengan negara
maju.
5. Psikologi Konseptual pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan
kepribadian individu agar lebih bernilai.
29
B. Peneliti Terdahulu
Untuk menunjang penelitian ini, telah dilakukan beberapa penelitian terdahulu,
pasar sebagai tempat usaha rakyat harus diciptakan secara lebih imajinatif, kreatif,
dan rekreatif agar bisa berkompetisi dengan pusat perbelanjaan modern.
Tabel 3. Penelitian TerdahuluPenulis Variabel Tujuan
PenelitianAlat
AnalisisKesimpulan
Dewi Huntari(2015)
Pendapatan,TingkatPendidikan,FrekuensiPengangkutan(Willingness toPay), TingkatKepatuhan
Penelitianbertujuan untukmenganalisisapakahpendapatan,tingkatpendidikan,dan jumlahfrekuensipengangkutanberpengaruhterhadap(willingness topay/WTP) danmelihat tingkatkepatuhanrespondendalammenggunakanjasapengolahansampah
RegresiBinaryLogistic,
Hasil menunjukkan bahwafaktor jumlah pendapatan dantingkat pendidikan berpengaruhpositif dan signifikan terhadapWTP. Sedangkan frekuensipengangkutan memilikihubungan positif namun tidaksignifikan terhadap WTP. Rata-rata nilai WTP yang bersediadibayar oleh responden adalahsebesar Rp. 18.200. Sebesar 73atau 77,7% responden memilikitingkat kepatuhan denganbersedia membayar untuk tetapmenggunakan jasa pengolahansampah. Sisanya yaitu 21responden atau 22,3% dari totalresponden memiliki kepatuhanyang rendah.
Ciplis GemaQoriah,(2014)
Pendidikanpedagang,jenis kelaminpedagang,umur, jenisbarangdagangan,omset perhari,dan waktuberjualan.
Mengidentifikasi potensi danhambatanpenataan pasartradisionalinduk terbesardi KabupatenJember yaituPasar Tanjung;
analisis yangdigunakanadalahdeskriptifkuantitatif
Kondisi umum Pasar Tanjungmasih memerlukan perhatianPemerintah Daerah KabupatenJember, yaitu menyangkutmasalah fasilitas, infrastruktur,penertiban lalu lintas,penertiban pedagang,kebersihan, kenyamanan dankeamanan penjual dan pembeli.
Nur rahmadwahyudi(2010)
Modal,pengalamankerja, tenagakerja, jamkerja, danpendapatanpedagang
Tujuanpenelitian iniadalah untukmengetahui danmenjelaskanseberapa besarpengaruhmodal,pengalaman,tenaga kerja,dan jam kerja
Penelitian inimerupakanpenelitiandeskriptif
Hasil analisisdatamenggunakan regresi linearberganda menunjukanbahwa variabel independenyaitu jumlah modal mempunyaipengaruh signifikan positif .
30
Penulis Variable Tujuan Alat Analisis KesimpulanKomang AdiAntaraLuh PutuAswitari (2016)
Modal, lamausaha, dantenaga kerja
Penelitian inibertujuan untukmengetahuipengaruhvariable modal,lama usaha,dan jumlahtenaga kerja,terhadappendapatan .
OrdinaryLeast Square(OLS)
Menunjukan ketiga variabel(modal, lama usaha , dantenaga kerja) berpengaruhpositif dan signifikan terhadappendapatan.
Endoy Dwi danYuda Lesmana(2014)
Modal, tenagakerja, dan lamausaha
Untukmengetahuipengaruh faktorproduksimodal, tenagakerja, dan lamausaha terhadapproduksiManik-ManikKaca di SentraIndustriKerajinan
Teknikpengumpulandata berdasarwawancaradari SentraIndustriKerajinanManik-ManikKaca
Hasil penelitian menunjukkanbahwa secara bersama-samafaktor produksi modal, tenagakerja, dan lama usahaberpengaruh signifikanterhadap produksi Manik-Manik Kaca.
Fatmawati2014
Pendapatan,modal, jamkerja,pengalamanusaha.
Untukmengetahuifaktor daripendapatanmodal jamkerja danpengalamanusahaberpengaruhterhadappenpatanpedagang kakilima di pasarraya padang.
MetodeAnalisisDeskriptifAsosiatif.
Variabel modal, jamkerja,pengalaman usaha secarasimultan berpengaruh terhadappendapatan pedagang kaki limayang ditunjukkan oleh nilaikoefisdien sebesar 1,583.
Sumber: Olahan Peneliti
C. Kerangka Pemikiran
Di dalam era yang modern ini banyak masyarakat yang ingin semua bisa instan,
tidak memerkulan waktu dan proses yang lama untuk memperoleh apa yang
diinginkan, selain itu masyarakat juga ingin diberikan pelayanan dan kenyamanan
yang baik dalam hal apapun. Membicarakan tentang kenyamanan masyarakat ini
31
salah satunya bisa kita lihat dari cara masyarakat berbelanja kebutuhannya. Saat
ini sudah banyak sekali bangunan pasar modern, sehingga masyarakat ingin lebih
nyaman berbelanja dan mereka berbelanja di pasar modern. masyarakat akan
banyak memilih berbelanja di pasar modern karena pasar modern lebih bersih
dan nyaman.
Antara pasar modern dan pasar tradisional terdapat persaingan yang cukup sulit,
pasalnya pemikiran setiap konsumen berbeda-beda. Jadi disini pedagang harus
dapat mengambil kesempatan yang ada, untuk pedagang pasar tradisional harus
bagaimana caranya agar konsumen tetap ingin berbelanja di tempatnya
berdagang, misalkan mereka menaruh harga yang lebih murah dibandingkan pasar
modern dan untuk pedagang dipasar modern, mereka harus membuat bagaimana
caranya konsumen dapat beralih ke pasar modern, contohnya dengan membuat
konsumen senyaman mungkin berbelanja di pasar modern karena tempat yang
bersih dan higienis.
Pemberdayaan Pasar Bawah untuk mewujudkan visi menjadi pusat belanja.
Pengelolaan dan pengembangan pasar tradisional di Lampung telah dilakukan
oleh Dinas Perdagangan. Dinas inilah yang memiliki kewenangan untuk menata
dan mengembangkan keberadaan pasar tradisional dan mempunyai fungsi
pelaksanaan sebagian kewenangan daerah di bidang pengelolaan pasar. Agar
penelitian ini dapat lebih terarah sesuai tujuan yang ditetapkan, berikut ini:
32
Pasar Tradisional
Deskripsi Umum1. Intensitas Kegiatan
(transaksi jual beli)2. Kondisi Fisik (bagunan,
kebersihan, danpenerangan)
3. Fasilitas dan Utilitas(MCK, air bersih, dankeamanan)
Tabulasi Silang(Crosstab)
Determinan PendapatanPedagang
Persepsi Pedagang
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
33
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer. Data
primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara
individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian
atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan
data primer yaitu metode observasi, metode kuesioner, dan metode wawancara.
Penelitian ini dilakukan di lokasi di Pasar Bawah yang berada di Kota Bandar
Lampung, Kecamatan Tanjung Karang Pusat pada bulan Desember 2018.
Penelitian yang dilakukan ini mengambil lokasi di Pasar Bawah khususnya
kepada pedagang yang berjualan di Pasar Bawah.
Pasar Bawah menjadi, pasar yang diteliti dalam penelitian ini, karena letaknya
yang berada di pusat kota, Pasar Bawah juga merupakan pasar yang menjadi
pusat barang loak berbagai jenis seperti buku-buku bekas, sepatu, VCD, aksesoris,
berbagai model tas, perlengkapan sekolah, kebutuhan rumah tangga, sandal dan
pakaian dengan harga murah dan bias dibeli dalam bentuk grosir, selain itu di
Pasar Bawah juga memiliki lokasi terminal yang dijadikan sebagai pusat
transportasi umum.
34
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi,
2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang yang
berada di Pasar Bawah yang diketahui sebanyak 191 pedagang (Dinas
Perdagangan Kota Bandar Lampung, 2017).
2. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode rumus Slovin (Ummar, 2001 : 120), untuk
menghitung jumlah sampel minimal apabila prilaku daari sebuah populasi
tidak diketahui secara pasti, dengan rumus sebagai berikut :
n = N1 + Ne2
Dimana :n = Ukuran sampelN = Ukuran populasie = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilansampel yang dapat ditolerir.
Dalam penelitian ini diketahui N sebesar 191, e ditetapkan sebesar 10%. Jadi
jumlah minimal sampel yang diambil oleh peneliti adalah sebesar :
n = N1 + Ne2
n = 1911 + 191(0,1)2
n = 64,74
Jadi, jumlah minimal sampel yang diambil sebesar 64,74 yang dibulatkan menjadi
65 pedagang dari berbagai jenis dagangan. Penarikan sampel dengan cara
proportional sampling yaitu pengambilan sampel dengan memberikan proporsi
35
menurut jumlah populasi pedagang diyang berada di Pasar Bawah , kecamatan
Tanjung Karang Pusat.
Tabel 4. Penarikan Sampel
No Tempat BerdagangJumlah
PedagangSampel
Persentase(%)
1 Loss Hamparan 43 15 22,512 Toko 32 10 16,753 Kios 55 19 28,794 Pkl 61 21 31,93
Jumlah 191 65Sumber: Dinas Perdagangan 2017, data diolah
Tabel 5 menginformasikan bahwa sampel responden yang diperoleh sebanyak 65
pedagang yang diambil dari seluruh pedagang di Pasar Bawah yaitu 191 pedagang
yang terdiri dari 4 tempat berdagang yang berbeda yaitu Loss hamparan, toko,
kios dan PKL. Dari banyak nya pedagang yang tersebar telah ditentukan dari 65
responden yang dipecah yaitu untuk Loss hamparan 15 responden toko 10
responden, kios 19 responden dan yang terakhir PKL 21 responden hingga
mencapai jumlah 65 responden dari 191 seluruh pedagang yang berada di Pasar
Bawah .
Setelah jumlah sampel ditentukan, lalu metode yang digunakan untuk menentukan
responden adalah probability sampling dengan metode incidental ramdom
sampling. Merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
narasumber.
36
C . Metode Survei
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan
mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. Dalam penelitian ini
peneliti melakukan tinjauan langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh
data dan informasi yang bersinergi dengan permasalahan yang diteliti.
2. Kuesioner
Kuesioner yaitu suatu daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden. Kuesioner merupakan hal yang pokok
untuk mengumpulkan data. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam
angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil
penelitian. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner digunakan
untuk memperoleh data primer.
3. Wawancara
Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara
langsung informasi-informasi atau ketentuan-ketentuan. Dengan melakukan
pertanyaan terbuka dan langsung kepada para responden sehingga
memperoleh data-data yang diperlukan.
D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:13), analisis
deskriptif kuantitatif adalah data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian di
37
analisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Dalam penelitian ini akan
diperoleh gambaran tentang kondisi karakteristik pasar tradisional apakah akan
mengubah kesejahteraan dari pedagang. Data yang terkumpul dalam penelitian ini
dianalisadengan deskriptif kuantitatif untuk mendeskriptifkan fenomena-
fenomena yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Sehingga data yang
dihasilkan merupakan data deskriptif kuantitatif.
Teknik Analisis Data yang digunakan adalah data primer yang berupa data
penampang lintang (cross sectional data). Teknik pengumpulan data yang
dipakai adalah wawancara secara terstruktur. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan tehnik random sampling dari masing-masing area pasar
baik indoor maupun outdoor.
E. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)
Tabulasi silang (croostab) adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris
atau lebih, dan dalam satu kolom atau lebih. Analisis crosstab pada prinsipnya
menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data
untuk penyajian crosstab adalah data berskala nominal atau kategori. Pada
dasarnya sebuah crosstab sama dengan isi menu TABLES, perbedaannya terletak
pada adanya metode-metode statistik yang mengukur kekuatan hubungan antara
dua variabel yang tersedia pada crosstab (Ghozali, 2007). Peneliti ini
menggolongkan pendapatan menjadi 2 kelompok yaitu >Rp.500.000 adalah
masyarakat berpenghasilan tinggi dan <Rp.500.000 adalah masyarakat
berpendapatan rendah.
\
38
Tabel 5. Faktor Utama dan PendukungFaktor Utama Faktor PendukungPendapatan Pendidikan
Lokasi Berdagang Peran Pemerintah Fasilitas
1. Angkutan Umum2. Kondisi Penerangan3. Lahan Parkir4. MCK5. Air Bersih6. Pembuangan Sampah
Keberadaan Pasar Modern Pola Hidup Kondisi Perekonomian Masyarakat Kondisi Pasar Keamanan Konsumen
Sumber: Lampiran Kuisioner (2019)
Metode analisis ini digunakan untuk menguji korelasi antara variabel dalam tabel
kontigensi sehingga diketahui apakah proporsi dari dua (2) peubah terjadi karena
kebutuhan atau karena adanya asosiasi. Test ini cukup sederhana dan mudah
dihitung dari hasil tabel silang. Dalam analisis tabel silang, peneliti menggunakan
distribusi frekuensi pada sel-sel dalam tabel sebagai dasar untuk menyimpulkan
hubungan antara variabel-variabel penelitian sehingga dengan demikian dapat
dengan mudah melihat keterkaitan hubungan antara dua variabel. Chi-kuadrat
merupakan alat statistik yang sangat sederhana yang mana dalam angka itu tidak
diketahui apakah hubungannya positif atau negatif, bagaimana hubungan tersebut
linier atau non linier dan seberapa erat hubungan antara dua variabel maka
digunakan koefisien kontigensi. Naman demikian perlu di tekankan bahwa
koefisien kontigensi juga merupakan ukuran statistik sederhana. Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa analisis crosstabs meruapakan suatu metode
39
analisis statistik yang digunakan untuk melihat keterkaitan/hubungan antara dua
variabel dengan menggunakan chi-square dan koefisien kontigensi. Atas dasar
inilah yang kemudian dinilai bahwa analisis crosstabs dapat mengambarkan
keterkaitan hubungan dalam penelitian ini mengenai keterkaitan antara faktor
berpengaruh (faktor analisis) dengan faktor terpengaruh (pola pergerakan).
54
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian terhadap penilaian kuisioner oleh para responden, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Pasar Bawah
Berdasarkan hasil survei kegiatan transaksi jual beli yang terlihat tidak hanya
di pagi dan siang hari tetapi beberapa pedagang berjualan hingga sore hari.
Secara umum kondisi fisik Pasar Bawah terlihat sudah cukup lama tidak
mendapat pembaharuan bangunan (renovasi) terlihat pada kondisi bangunan,
cat, kebersihan dan penerangan yang kurang memenuhi persyaratan
kenyamanan perdagangan. Fasilitas umum rata-rata sudah tersedia namun perlu
mendapatkan peningkatan kebersihan dan renovasi, seperti tempat sampah,
saluran air, MCK, tingkat kebocoran air saat hujan dan keamanan barang
dagangan.
2. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)
Menurut persepsi pedagang dengan golongan pendapatan yang tinggi
(>Rp500.000) faktor yang dapat meningkatkan pendapatan pedagang
didominasi oleh faktor pendidikan (49,23 persen) lokasi berdagang (40 persen)
angkutan umum (52,31 persen), kondisi perekomian masyarakat (49,23),
kondisi pasar (32,31), dan lahan parkir (36,92 persen).
55
B. Saran
Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Kota Bandar Lampung perlu membuat perbaikkan gedung dan
fasilitas yang lebik baik dari kondisi pasar sekarang guna menciptakan pasar
tradisional yang aman dan nyaman untuk berbelaja.
2. Melakukan sosialisasi cinta produk lokal yang akan membantu pemasaran
secara tidak langsung sehingga pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar
modern.
DAFTAR PUSTAKA
A.Riani Suprapti. 1995. Pengaruh Pinjaman Modal Usaha Koperasi PedagangPasar Terhadap Kontinyunitas Usaha Pedagang Pasar Legi KotamadiaSurakarta (Skripsi). FE UNS, Surakarta.
Abdulsyani. 1994. Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata UmbulSidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. FakultasEkonomi Universitas Negeri Semarang (Jurnal). Semarang. 2015.
Anik, Sugiarti. 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PerilakuKewirausahaan Pada Pedagang Pasar Turisari Kecamatan BanjarsariSurakarta (Skripsi) : FKIP UNS, Surakarta (Tidak Dipublikasikan).
Amri, Syaeful. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kebersihan danKenyamanan di Pasar Tradisional terhadap Perpindahan Berbelanja dariPasar Tradisional ke Pasar modern Di Kota Semarang (Skripsi).Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Andiantara, Komang. 2016. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi PendapatanPedagang Kaki Lima di Kecamatan Denpasar Barat (Skripsi).
Ario, Aninditi H. 2002. Analisis pengaruh modal pinjaman dari tukang kreditHarian dan Karakteristik Pedagang Terhadap Pendapatan PedagangPasar di Wilayah Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta (Skripsi).
Artaman et al. 2015. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi PendapatanPedagang Pasar Seni Sukawati Gianyar. E-Jurnal Ekonomi dan BisnisUniversitas Udayana 4. 02 : 87-105.
Aryani, Dwinita. 2011. Efek Pendapatan Pedagang Tradisional dari RamainyaKemunculan Minimarket di Kota Malang. Fakultas Ekonomi. STIEMalangkucecwara. Malang.
Badan Pusat Statistik. 2017. http://www.bps.go.id.
Barmawi, Ariswan. 2016. Pengelolaan Pasar Tradisional Di Kota BandarLampung oleh dinas Pengelolaan Pasar, (Studi di Pasar Tradisional Tugu,Kelurahan Kampung Sawah, Kecamatan Tanjung Karang Timur, KotaBandar Lampung) (Skripsi).Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Lampung Bandar Lampung. Lampung.
Basu Swastha dan Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern Edisi keduacetakan kesebelas. Yogyakarta: Liberty Offset.
Buchari Alma. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alphabeta.Bandung.
Edoy, Yuda L. 2014. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja Dan Lama UsahaTerhadap Produksi Kerajinan ManikManik Kaca (Studi Kasus SentraIndustri KerajinanManikKaca PlumbonGambang Kec Gudo Kab.Jombang (Skripsi). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.Malang.
Fatmawati. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PendapatanPedagang Kaki Lima di Pasar Raya Padang (Skripsi).
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah).Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat,U. 2008. Preferensi Konsumen: Strategi Pengembangan PasarTradisional. BEP. Vol 9. No. 2.
Husein, Umar. 2001. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.GramediaPustaka Utama
Kuznets Simon. 2000. Pertumbuhan Ekonomi. (Dalam Artikel Materi EkonomiMenurut Para Ahli).
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium. Jakarta:Prehallindo.
Kotler, Phillip. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. Jakarta: Erlangga
Masni, Yeni. 2014. Analisis Preferensi Konsumen Dalam Berbelanja Di PasarTradisional Dan Pasar modern Di Kota Makassar (Skripsi).
Mayasari, Rani. 2009. Analisis Pengaruh Citra Pasar Tradisional TerhadapLoyalitas Konsumen(Skripsi). Fakultas EkonomiUniversitas SebelasMaret. Surakarta.
Ma’arif, Samsul. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi PndapatanPedagang Pasar Bandarjo Ungaran Kabupaten Semarang. (Skripsi)FEUnuversitas Negeri Semarang.
Mudrajad, K dan Suhardjono. 2012. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: BPFE.
Nayla, Maal. 2010. Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Kinerja IndustriPerbankan Indonesia, Tesis, Fakultas Ekonomi: Universitas Diponegoro
Semarang.
Nur, Rahmad Wahyudi. 2010. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhiPendapatan pedagang pasar tradisional Di Kabupaten Sukoharjo (StudiKasus di Pasar Nguter Kecamatan Nguter).
Nurfiana, Ike W. 2018. Analisis Pengaruh Modal, Jam Kerja dan LokasiTerhadap Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Mranggen. (Skripsi).Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang
Nurul, Adawiyah H. 2017. Analisis Dampak Relokasi Pasar TradisionalTerhadap Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Relokasi Ke PasarInduk di Kota Medan (Studi Kasus Pasar Sotomo Medan). (Skripsi)Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri SumateraUtara. Medan
Peraturan Presiden, Republik Indonesia, Nomor 112 Tahun 2007, TentangPenataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan DanToko Modern.
Philip, Kotler. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid 1&2.Prenhalindo. Jakarta.
Philip, Kotler. 2005. ManajemenPemasaran, Jilid I dan II. PT. Indeks. Jakarta
Rangkuti, F. 2017. SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun StrategiKorporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Resiko. Jakarta:Gramedia.
Ragkuti, F. 2001. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan 8.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rasyidin, Kasman. 2017. Dampak Kemunculan Pasar Modern terhadapPedagang Pasar Tradisional di Kota Banda Aceh. Jurnal IlmiahMahasisiswa. Vol 2. No. 1 Unsyiah Aceh.
Santosos, Reza. 2010. Identifikasi Karakteristik Pasar Tradisional Di WilayahJakarta Selatan (Studi Kasus : Pasar Cipulir, Pasar Kebayoran Lama,Pasar Bata Putih, Dan Pasar Santa). Jurnal Planesatm Vol. 1, No. 1, Mei2010. Universitas Esa Unggul. Jakarta.
Saputro, Bambang A. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKeuntungan Pengusaha Tahu Tempe (Skripsi). FE UNS.
Shiffman, L.G & Kanuk, L.L. 2007. Perilaku Konsumen, Prentice Hall,International, Inc.
Sihotang dkk. 2014. Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang PasarTradisional dan Masyarakat dalam Pengembangan Wilayah di KecamatanMedan Area. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Subanidja S. 2006. Struktur Pasar, Karakteristik dan Kinerja Bank Umum diIndonesia. Jurnal Akuntabilitas Vol 6 (1) : 14-21.
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi, Edisi Ke Tiga, Jakarta Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2009. Mikro Ekonomi: Teori Pengantar. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Qoriah, Ciplis G, 2014. Model Penataan Pasar Tradisional BerdasarkanKarakteristik Kegiatan, Fasilitas dan Utilitas: Studi Kasus Pasar Tanjungdi Kabupaten Jember.Lembaga Penelitian Universitas Jember (Jurnal)Jawa Timur.
Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakarta.
Toti, Indrawati T danYovita I. 2014 . Analisis Sumber Modal Pedagang PasarTradisional Di Kota Pekanbaru (Jurnal)Volume 22, Nomor 1 Maret 2014.Jakarta.
Vici, Vidi Y. 2018. Pengaruh Harga, Gaya Hidup dan Variasi Produk TerhadapMinat Beli Masyarakat Pada Pasar Tradisional Petisah Medan. (Skripsi).FISIP Universitas Sumatera Utara. Medan
Waluyo, Hari. 2011. Sosialisasi Pasar Tradisional Sebagai Aset Budaya diLampung.
Wati, Fatmawati. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PendapatanPedagang Kaki Lima di Pasar Raya Padang.(Skripsi).
Widiandra, D.O dan Hadi S. 2013. Analisis Dampak Keberadaan Pasar ModernTerhadap Keuntungan Usaha Pedagang Pasar Tradisional (Studi Kasus diPasar Tradisional Kecamatan Banyumanik Kota Semarang). JurnalEkonomi Universitas Diponerogo Semarang. Vol 2, No. 1 Hal 1-6.
Widodo, A dan Sri R.B (2016). Kajian Karakteristik dan Faktor Pemilihan LokasiPedagang Kaki Limadi Kota Yogyakarta. Jurnal Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
Wijayanti, Retno Dewi. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KeuntunganPedagang Kaki Lima di Kabupaten Sukoharjo(Skripsi). FE UNS.