50
“Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud Triangle Pada Perusahaan Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012- 2015” Muhammad Saiful 130462201134 H. Achmad Uzaimi, SE.Ak., Msi NIDN : 1001067101 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Email : [email protected] ABSTRACT Muhammad Saiful, 2017: Detection Financial Statement Fraud With Analysis Fraud Triangle On Various Industry Company Listed in Indonesia Stock Exchange 2012- 2015. The aim of this research is to analyze the factors that influence its implications to financial statement fraud. The stage is a multiple linear regression to test the influence of the analyze the factors that affect financial statement fraud. The population of this research was the financial reporting of various industry company's listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2015. The sampling technique is purposive sampling method which results for 13 samples in 2012- 2015. The results of this research indicated that in the first regression model showed variable of pressure is financial leverage, financial target, and capital has affect to financial statement fraud. Meanwhile, variable of pressure is financial stability, variable of opportunity is nature of industry, and effective monitoring, variable of rationalizatition is opinion audit do not affect financial statement fraud on company’s. Keywords : Financial Stability, Financial Leverage, Financial Target, Capital Turn Over, Nature of Industry, Efective Monitoring, Audit Opini, Pressure, Opportunity, Rationalization, Financial Statement Fraud.

“Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

  • Upload
    lamtu

  • View
    219

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

“Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud Triangle Pada Perusahaan

Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012- 2015”

Muhammad Saiful

130462201134

H. Achmad Uzaimi, SE.Ak., Msi

NIDN : 1001067101

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang.

Email : [email protected]

ABSTRACT

Muhammad Saiful, 2017: Detection Financial Statement Fraud With Analysis Fraud Triangle

On Various Industry Company Listed in Indonesia Stock Exchange

2012- 2015.

The aim of this research is to analyze the factors that influence its implications to financial

statement fraud. The stage is a multiple linear regression to test the influence of the analyze the

factors that affect financial statement fraud. The population of this research was the financial

reporting of various industry company's listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2015.

The sampling technique is purposive sampling method which results for 13 samples in 2012-

2015.

The results of this research indicated that in the first regression model showed variable of

pressure is financial leverage, financial target, and capital has affect to financial statement

fraud. Meanwhile, variable of pressure is financial stability, variable of opportunity is nature of

industry, and effective monitoring, variable of rationalizatition is opinion audit do not affect

financial statement fraud on company’s.

Keywords : Financial Stability, Financial Leverage, Financial Target, Capital Turn Over,

Nature of Industry, Efective Monitoring, Audit Opini, Pressure, Opportunity,

Rationalization, Financial Statement Fraud.

Page 2: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Pendahuluan

Selama hampir satu dekade belakangan ini terdapat dua jenis kejahatan yang

menggemparkan dunia. Dua jenis kejahatan tersebut adalah terorisme dan kejahatan keuangan

berupa fraud (kecendrungan kecurangan akuntansi). Salah satu kejahatan fraud (kecendrungan

kecurangan akuntansi) yang sangat dikenal yaitu kasus Enron Inc (symbol saham New York

Stock Exchange) pada tahun 2001. Kebangkitan dan kemajuan Enron dapat dikatakan sangat

cepat, secepat pula dengan kejatuhannya karena melakukan tindak fraud yang membawa

kerugian kepada pemegang saham Enron, kreditur, pegawai dan rekan Enron serta pula

menjatuhkan Arthur Andersen yang menjadi Auditor Independen atas laporan keuangan Enron

yang sebenarnya Andersen saat itu merupakan kantor akuntan publik terbesar didunia. Selain

kasus Enron Inc pada tahun 2011 terjadi pula Fraud yang dilakukan Sino-forest Corp di Cina

perusahaan ini berdiri tahun 1994. Tahun 2011 dituduh melakukan fraud dan diselidiki oleh

Royal Canadian Mounted Police dan Ontarino Securities Commision. 30 Maret 2012 Sino-forest

mengajukan bangkrut di Kanada karena Sino go public di Kanada dan mengumumkan akan

dijual atau direstrukturisasi dengan hasilnya untuk membayar kreditur. Pemicunya adalah

kejatuhan harga saham Sino Juni 2011 akibat terbitnya laporan yang negatif oleh Carson Block

of Muddy Research, yang menuduh Sino-forest fraud dengan meninggikan aset dan laba, serta

penggelapan yang substansial.

Laporan keuangan diterbitkan untuk memberikan informasi keuangan mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perusahaan yang akan membantu bagi pihak pemegang

kepentingan untuk membuat suatu keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang tidak

memberikan informasi dengan benar dan akurat akan menyesatkan para pengguna laporan

keuangan dalam membuat keputusan. Akan tetapi, beberapa pihak pelaku bisnis melakukan

Page 3: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

fraud atau kecurangan dalam laporan keuangan untuk menampilkan gambaran kondisi keuangan

yang terbaik sehingga dapat menarik keuntungan bagi perusahaan tersebut.

Penerbitan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan. Pelaporan keuangan bermanfaat

bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- keputusan

ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber- sumber

daya yang dipercayakan kepada mereka (Ikatan Akuntan Indonesia 2007). Oleh karena itu

pelaku bisnis harus dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan serta terbebas dari

adanya kecurangan (fraud) yang akan menyesatkan para pengguna laporan keuangan dalam

proses pengambilan keputusan.

Kecurangan (fraud) merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara disengaja dan itu

dilakukan untuk tujuan pribadi atau orang lain, dimana tindakan tersebut adalah telah

menyebabkan kerugian bagi pihak tertentu atau institusi tertentu. Kecurangan ini merupakan

suatu tindakan yang sudah berada diluar koridor prinsip akuntansi yang berterima umum.

Kecurangan mencakup tindakan ilegal yang sengaja dilakukan, lalu disembunyikan, dan

memperoleh manfaat dengan melakukan pengubahan bentuk menjadi uang, kas, atau barang

berharga lainnya. Tindakan ini dilakukan baik secara internal maupun eksternal, secara sengaja,

dan disembunyikan.

Berkaitan dengan pelaporan keuangan, kecurangan diartikan sebagai tindakan yang

sengaja dilakukan yang mengakibatkan salah saji materil dalam pelaporan keuangan (Generally

Accepted Auditing Standard- GAAS, 2006 dikutip dalam Priantara 2013). Salah saji yang

terdapat dalam laporan keuangan yang curang merupakan salah saji yang disengaja untuk

Page 4: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

menipu para pengguna laporan keuangan. Sumber dari salah saji ini meliputi manipulasi atau

pemalsuan catatan akuntansi, salah saji atau penghilang yang disengaja dari laporan keuangan,

dan/atau kesalahan penerapan prinsip akuntansi. Kecurangan pada laporan keuangan di satu sisi

dapat memberikan keuntungan bagi para pelaku bisnis karena mereka dapat melebih- lebihkan

hasil usaha (overstated) dan kondisi keuangan mereka sehingga laporan keuangan mereka

terlihat baik dalam pandangan publik. Akan tetapi, meningkatnya kecurangan laporan keuangan

laporan juga sangat merugikan publik yang sangat menggantungkan pengambilan keputusan

mereka berdasarkan laporan keuangan tersebut.

Bagaimana permainan angka laporan keuangan dapat dicurangkan, dalam aktivitasnya

perusahaan sudah dipastikan ingin mencapai tujuannya dengan sebaik- baiknya. Segala cara

mungkin dilakukan manjemen perusahaan agar tujuannya dapat tercapai. Tujuan perusahaan

yang utama tentunya adalah mencapai keuntungan yang maksimal dengan sumber daya yang

terbatas. Pada perjalanannya tujuan perusahaan mungkin tidak tercapai dengan baik, bahkan

perusahaan mungkin jadi bangkrut. Manajemen perusahaan dengan segala cara menginginkan

kinerjanya dinilai baik. Kondisi perusahaan yang tidak sehat sering kali oleh manajemen ditutupi

dengan menampilkan atau melaporkan kinerja keuangannya tetap baik. Akibat dari kondisi ini

lah manajemen berkolusi dengan akuntan agar kinerjanya tetap bisa dinilai baik oleh para calon

investor, pemilik atau pihak lain yang berkepentingan dengan kinerja perusahaan yang baik.

Akuntan yang diminta oleh manajemen seringkali melakukan permainan angka yang akan

membawa pembaca laporan keuangan menilai laporan keuangannya baik.

Terjadinya kecurangan yang tidak dapat terdeteksi, dapat memberikan efek yang

merugikan dan cacat bagi proses pelaporan keuangan. Adanya kecurangan berakibat serius dan

membawa banyak kerugian. Konsekuensinya adalah deteksi terhadap kecurangan menjadi isu

Page 5: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

penting. Kemampuan untuk melakukan indentifikasi kecurangan secara cepat menjadi suatu

kebutuhan. Namun pendeteksian terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi (fraud) tidak

selalu mendapat titik terang karena berbagai motivasi yang mendasarinya serta banyaknya

metode untuk menilai adanya kecurangan tersebut.

Secara umum, kecurangan akan selalu terjadi jika tidak ada pencegahan dan

pendeteksian. Menurut teori Cressey (dikutip oleh Priantara et al., 2013), terdapat tiga kondisi

yang selalu hadir dalam tindakan fraud yaitu pressure, opportunity, dan rationalization yang

disebut sebagai fraud triangle.

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud

Triangle Pada Perusahaan Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2012- 2015”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan penelitian- penelitian terdahulu yang mendukung

variabel- variabel yang telah dirumuskan, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai

berikut :

1. Apakah Financial Stability berpengaruh terhadap financial statement fraud?

2. Apakah Financial Leverage berpengaruh terhadap financial statement fraud?

3. Apakah Financial target berpengaruh terhadap financial statement fraud?

4. Apakah Capital berpengaruh terhadap financial statement fraud?

5. Apakah Nature of industry berpengaruh terhadap financial statement fraud?

6. Apakah Effective monitoring berpengaruh terhadap financial statement fraud?

Page 6: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

7. Apakah Opini audit berpengaruh terhadap financial statement fraud?

8. Apakah Financial Stability, Financial Leverage, Financial Target, Capital, Nature Of

Industry, Effective monitoring, Opini Audit berpengaruh terhadap financial statement

fraud?

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

Pengertian Fraud (kecurangan)

Dalam literature akuntansi dan auditing, fraud diterjemahkan sebagai praktik

kecurangan dan fraud sering diartikan sebagai irregularity atau ketidak teraturan dan

penyimpangan. Terdapat banyak definisi dan pengertian fraud. Salah satunya adalah definisi

menurut Black Law dalam Priantara et al, (2013) yaitu :

The intentional use of deceit, a trick or some dishonest means to deprive another of his

money, property or legal right, eithers as a cause of action or as a fatal element in the action

itself.

Definisi fraud tersebut dapat diterjemahkan dan diartikan sebagai berikut:

Suatu perbuatan sengaja untuk menipu atau membohongi, suatu tipu daya atau cara-

cara yang tidak jujur untuk mengambil atau menghilangkan uang, harta, hak yang sah milik

orang lain baik- baik karena suatu tindakan atau dampak yang fatal dari tindakan itu sendiri.

Sedangkan fraud menurut standar the institute of internal auditors tahun 2013, yaitu :

Any illegal act characterized by deceit, concealment, or violation of trust. These acts

are not dependent upon the threat of violence or physical force. Frauds are perpetrated by

parties and organizations to obtain : money, property, or services; to advoid payment or loss of

services; or to secure personal or business advantage.

Yang dapat diartikan sebagai segala perbuatan yang dicirikan dengan pengelabuan atau

pelanggaran kepercayaan untuk mendapatkan uang, aset, jasa atau mencegah pembayaran atau

Page 7: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

kerugian atau untuk menjamin keuntungan/ manfaat pribadi dan bisnis. Perbuatan ini tidak

tergantung pada ancaman kekerasan oleh pelaku terhadap orang lain.

Fraud itu sendiri sebenarnya merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh orang- orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk

mendapatkan keuntungan pribadi dan atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak

lain.

Ada pula yang mendefinisikan fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk

menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk

memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan

yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan, mencuri. Yang

dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah aset/ kekayaan perusahaan yang

dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya. Dengan demikian

perbuatan yang dilakukannya adalah untuk menyembunyikan, menutupi, atau dengan cara tidak

jujur lainnya melibatkan atau meniadakan suatu perbuatan atau membuat pernyataan yang salah

dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dibidang keuangan atau keuntungan

lainnya atau meniadakan suatu kewajiban bagi dirinyadan mengabaikan hak orang lain.

Fraud Triangle (Segita Fraud)

Konsep segitiga fraud (fraud triangle) saat ini digunakan secara luas dalam praktik

Akuntan publik pada Statement of Auditing Standard (SAS) No. 99. Konsep ini bertumpu pada

riset Donald Cressey (1953) dalam Diaz Priantara (2013) yang menyimpulkan bahwa fraud

mempunya tiga sifat umum.

Page 8: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Cressey tertarik pada pelanggar kepercayaan yakni mereka yang melanggar kepercayaan

atau amanah yang ditipkan kepada mereka. Cresseey secara khusus tertarik kepada godaan ,

karena alasan itu dalam penelitiannya, ia tidak menyertakan mereka yang memang mencari

pekerjaan dengan tujuan mencuri. Dalam perkembangan selanjutnya hipotesa ini lebih dikenal

sebagai fraud triangle.

a. Incentive/ pressure (Tekanan)

Sisi pertama dari segitiga diberi judul pressure yang merupakan dorongan orang untuk

melakukan fraud. Pada umumnya tekanan muncul karena kebutuhan atau masalah finansial, tapi

banyak juga yang hanya terdorong oleh

keserakahan. Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya bermula dari suatu tekanan

kebutuhan keuangan yang mendesaknya yang menghimpit hidupnya. Adapun Cressey

menemukan enam kelompok yang menyebabkan tekanan :

1. Violation of ascribed obligation, suatu kedudukan atau jabatan dengan tanggung jawab

keuangan, membawa konsekuensi tertentu bagi yang bersangkutan dan juga menjadi

harapan atasan atau majikannya

2. Problems resulting from personal failure, kegagalan pribadi juga menerapkan situasi

yang dipersepsikan oleh orang yang mempunyai kedudukan yang dipercaya dalam

bidang keuangan, sebagai kesalahannya menggunakan akal sehatnya, dank arena itu

menjadi tanggung jawab pribadinya.

3. Business reversals, Cressey menyimpulkan bahwa kegagalan bisnis merupakan

kelompok situasi yang juga mengarah kepada timbulnya tekanan.

4. Physical isolation, secara bebas situasi ini dapat diterjemahkan sebagai keterpurukan

dalam kesendirian.

Page 9: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

5. Status gaining, kebiasaan buruk yang tidak ingin mengalah.

6. Employer- employee relation, kekesalan seorang pegawai yang menduduki jabatan yang

dipegangnya namun di sisi lain ia merasa tidak memiliki pilihan.

b. Opportunity (Peluang/ Kesempatan)

Opportunity adalah peluang yang memungkinkan terjadinya fraud. Para pelaku fraud

percaya bahwa aktivitas mereka tidak akan terdeteksi. Pada dasarnya ada dua faktor yang dapat

meningkatkan adanya peluang atau kesempatan seseorang berbuat fraud yaitu :

1. Sistem pengendalian intern yang lemah, misal kurang atau tidak ada audit trail (jejak

audit) sehingga tidak dapat dilakukan penelusuran, ketidak cukupan dan ketidak

efektifan aktivas pengendalian pada area dan proses bisnis yang berisiko, sistem dan

kompetensi sumber daya manusia tidak mengimbangi kompleksitas organisasi,

kebijakan daan prosedur SDM yang kurang kondusif. Termasuk ketidaak efektifan

pengendalian adalah adanya kepercayaan berlebih yang diterima pelaku fraud dari

atasan atau pemilik perusahaan atau atasan tidak disiplin menjalankan pengawasan.

2. Tata kelola organisasi buruk seperti tidak ada komitmen yang tinggi dari suri tauladan

yang baik dari lapisan manajemen, sikap manajemen yang lalai, apatis, atau acuh tak

acuh dan gagal mendisiplinkan atau memberikan sanksi pada pelaku fraud atau

pembiaran terhadap pelaku tidak etis atau fraud, tidak mampu menilai kualitas kinerja

karena tidak punya alat atau kriteria pengukurannya, pengawasan dewan komisaris dan

komite audit tidak berjalan semestinya atau tidak berjalan semestinya atau tidak

independensi dan objektif, kode etik, regulasi, standar prosedur internal ada namun

hanya hiasan.

Page 10: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Dari ketiga elemen fraud triangle, kesempatan mengendalikan fraud terbesar adalah

opportunity. Organisasi seharusnya peduli serta mampu untuk membangun sebuah proses,

prosedur, dan kontrol serta tata kelola yang membuat semua personil dalam organisasi tidak

memiliki kesempatan melakukan fraud dan yang efektif dapat mendeteksi fraud jika hal itu

terjadi. Namun opportunity sangat berkaitan dengan integritas seseorang. Jika karyawan daalam

perusahaan memiliki integritas yang rendah dan perusahaan tidak menerapkan pengendalian

intern yang kuat sehinggga memunculkan kesempatan melakukan fraud maka risiko terjadinya

fraud dalam perusahaan tersebut akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

c. Rationalization (Rasionalisasi)

Rationalization terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktifitasnya yang

mengandung farud. Para pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan

merupakan suatu fraud tetapi adalah sesuatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang

pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk organisasi.

Teori lain tentang penyebab fraud dikenal dengan teori GONE oleh G. Jack Bologna

dalam Priantara (2013). Teori ini menggambarkan empat factor pendorong seseorang melakukan

fraud, yaitu greed (keserakahan), opportunity (kesempatan), need (kebutuhan), exposure

(pengungkapan).

Teori MCP merupakan singkatan dari tiga faktor yang dianggap dapat mendukung atau

memicu terjadinya fraud dalam organisasi . Teori MCP terdiri dari motives (motivasi dan motif

yang mendorong seseorang melakukan fraud), capabilities (kemampuan yang dimiliki seseorang

yang memungkinkan melakukan fraud), dan possibility of exposure (kemungkinan tindakan

Page 11: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

fraud akan terungkap atau diketahui oleh pihak berwenang dan mendapatkan sanksi) dalam

Priantara (2013).

Faktor- Faktor Risiko Fraud

Priantara (2013), segitiga fraud dari Cressey menjadi rujukan bagi profesi Akuntan

Publik untuk merevisi pendekatan mengidentifikasi risiko dalam melaksanakan audit atas

laporan keuangan. Konsep segitiga fraud dipakai untuk menjelaskan faktor risiko fraud. Faktor-

faktor risiko yang berkaitan dengan penyajian secara salah laporan keuangan dalam nilai material

atau signifikan.

a. Insentif atau Tekanan, stabilitas keuangan atau keuntungan terancam oleh situasi dan

kondisi ekonomi, industri, politik, dan lain- lain termasuk terancam oleh situasi dan

kondisi bisnis entitas yang bersangkutan seperti atau yang diindikasikan oleh tingkat

kompetisi usaha yang sengit atau pasar berada pada titik jenuh yang diikuti oleh

penurunan marjin keuntungan, penurunan yang signifikan pada permintaan pasar, arus

kas negatif yang berulang- ulang dari operasi dan ketidak mampuan menghasilkan arus

kas dari operasi sementara entitas melaporkan keuntungan atau pertumbuhan laba.

Tekanan yang berlebihan terhadap manajemen untuk memenuhi persyaratan dan

harapan pihak ketiga. Informasi yang tersedia menunujukan bahwa situasi finansial

pribadi dewan pengarah atau manajemen terancam oleh kinerja kinerja keuangan

entitas. Adanya tekanan yang berlebihan kepada manajemen atau pegawai.

b. Peluang atau Kesempatan, sifat industri atau sifat operasionalnya entitas memberikan

peluang untuk terlibat dalam fraudulent financial reporting, pemantauan manajemen

yang tidak efektif, terdapat struktur organisasi yang tidak stabil atau kompleks,

komponen pengendalian intern kurang memadai.

Page 12: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

c. Sikap atau Rasionalitas, factor sikap factor sikap atau rasionalitas manajemen senior,

anggota dewan pengarah (board of directors), atau pegawai yang menyebabkan mereka

terlibat atau menjustifikasi fraudulent financial reporting, mungkin merupakan hal yang

sulit atau yang tidak dapat dicurigai dengan mudah atau tidak mudah diobservasi oleh

auditor.

The M- Score

Beneish (1999) M-Score adalah model matematika yang merumuskan beberapa rasio

analisis dan terdiri dari delapan variabel untuk mengidentifikasi terjadinya penipuan keuangan

atau kecenderungan untuk terlibat dalam mendapatkan manipulasi. Dan telah diperoleh hasil

perhitungan Beneish M Score yang telah kekal (robust), dengan indikasi jika lebih dari -2,22

diklasifikasikan sebagai perusahaan manipulator, bila kurang dari -2,22 diklasifikasikan sebagai

perusahaan non-manipulator.

Beneish (Financial Analysist Journal, 1999) telah mengembangkan sebuah model untuk

mengklasifikasikan perusahaan menjadi manipulator dan non manipulator. Model ini mencakup

delapan variabel. Output dari model adalah M-score (M singkatan dari "manipulation of

earnings"), yang dapat dikonversi menjadi probabilitas bahwa laporan keuangan mengandung

penipuan.

Menurut Beneish (1999) delapan variabel yang digunakan dalam Beneish

M-Score diantaranya:

1. Days’ Sales in Receivables Index (DSRI)

Jumlah yang besar dalam days sales in receivables dapat berarti akibat dari perubahan

kebijakan kredit untuk memacu penjualan dalam menghadapi persaingan yang meningkat, tetapi

peningkatan yang tidak proporsional dalam piutang juga dapat dipengaruhi oleh inflasi. Jadi,

Page 13: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

peningkatan besar dalam DSRI berkaitan dengan kemungkinan bahwa pendapatan dan

penghasilan yang dibesar-besarkan.

2. Gross Margin Index (GMI)

Ketika GMI lebih besar dari 1, margin kotor telah memburuk. Lev dan Thiagarajan dalam

Beneish (1999) menyatakan bahwa margin kotor yang buruk adalah sinyal negatif tentang

prospek perusahaan. Jadi jika perusahaan dengan prospek yang buruk lebih memungkinkan

untuk terlibat dalam manipulasi laba.

3. Asset Quality Index (AQI)

Jika nilai AQI lebih besar dari 1 mengindikasikan perusahaan memiliki

kompetensi untuk meningkatkan biaya tangguhan atau meningkatkan aset tidak berwujud dan

memanipulasi pendapatan. Jadi semakin besar AQI, mengindikasikan penurunan kualitas aset,

semakin besar kemungkinan manipulasi pendapatan.

4. Sales Growth Index (SGI)

Hasil yang lebih besar dari 1 mengindikasikan bahwa penjualan meningkat dari tahun

sebelumnya. SGI bukan merupakan indikasi manipulasi pendapatan, tetapi perusahaan yang

mengalami pertumbuhan penjualan lebih cenderung untuk melakukan manipulasi pendapatan.

5. Depreciation Index (DEPI),

Apabila DEPI lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa tingkat di mana aset yang

disusutkan berkurang-meningkatkan kemungkinan bahwa perusahaan telah merevisi perkiraan

umur manfaat aset atau mengadopsi metode baru yang meningkatkan pendapatan.

6. Sales, General and Administration Expenses Index (SGAI)

Page 14: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Menurut Lev dan Thiagarajan dalam Beneish (1999) jika terjadi peningkatan yang tidak

proporsional dalam penjualan akan memberikan indikasi negatif mengenai prospek perusahaan

masa mendatang.

7. Total Acrual to Total Assets (TATA)

Akrual memberikan kesempatan secara konsisten untuk melakukan kecurangan. Jadi,

hasil positif yang lebih besar berkaitan dengan potensi manipulasi laba.

8. Leverage Index (LEVI)

LVGI adalah rasio total hutang terhadap total aset pada tahun t terhadap rasio

sehubungan di tahun t - 1. LVGI lebih besar dari 1 menunjukkan peningkatan leverage. Oleh

karena itu perusahaan yang memiliki kenaikan pada leverage lebih rentan terhadap manipulasi

pendapatan.

Kerangka Pemikiran

FINANCIAL STABILITY

(ACHANGE)

FINANCIAL LEVERAGE (LEV)

FINANCIAL TARGET (ROA)

CAPITAL (CATO)

NATURE OF INDUSTRY

(RECEIVABLE)

AUDIT CHANGE

(AUDCHANGE)

FINANCIAL

STATEMENT

FRAUD

(FRAUD)

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

H8

EFFECTIVE MONITORING (IND)

Page 15: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian maka pengembangan

hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Financial Stability (Stabilitas Keuangan) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan

Laporan Keuangan)

Stabilitas keuangan merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan

perusahaan dari kondisi stabil. Menurut SAS No. 99, ketika stabilitas keuangan (financial

stability) terancam oleh keadaan ekonomi, industri, dan situasi entitas yang beroperasi, manajer

menghadapi tekanan untuk melakukan financial statement fraud.

Stabilitas keuangan diproksi dengan tingkat perubahan total aset perusahaan

(ACHANGE). Aset merupakan cerminan kekayaan perusahaan yang dapat menunjukkan outlook

dari suatu perusahaan. Sebuah perusahaan dikatakan besar atau kecil dapat dilihat dari total

asetnya. Semakin banyak aset yang dimiliki, maka perusahaan itu termasuk perusahaan yang

besar dan memiliki citra yang baik. Hal tersebut tentunya menjadi daya tarik bagi para investor,

kreditur, maupun pengambil keputusan lainnya.

Sebaliknya, apabila tingkat perubahan total aset perusahaan semakin kecil atau bahkan

negatif, maka hal tersebut menandakan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak stabil dan

dianggap tidak mampu beroperasi dengan baik. Manajemen seringkali mendapat tekanan untuk

menunjukkan bahwa perusahaan itu telah mampu mengelola aktiva dengan baik sehingga laba

yang dihasilkannya pun juga banyak dan nanti pada akhirnya akan meningkatkan bonus yang

diterimanya dan akan menghasilkan return yang tinggi pula untuk para investor. Karena alasan

Page 16: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

itulah, manajemen memanfaatkan laporan keuangan sebagai alat untuk menutupi kondisi

stabilitas keuangan yang buruk dengan melakukan fraud.

Penelitian yang dilakukan Tiffani et.al (2014) menunujukan bahwa persentase

perubahan total aset (ACHANGE) berpengaruh terhadap financial statement fraud.

Financial Leverage (Leverage Keuangan) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan

Laporan Keuangan)

Leverage merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk mendapatkan

pinjaman atau hutang dari pihak ketiga. Saat tekanan berlebihan dari pihak eksternal terjadi,

maka terdapat resiko kecurangan terhadap laporan keuangan. Menurut Arthur et al (2010)

financial leverage adalah praktek pendanaan sebagian aktiva perusahaan dengan sekuritas yang

menanggung beban pengembalian akhir bagi pemegang saham. Perusahaan yang menggunakan

leverage keuangan terjadi ketika mendanai sebagian aktivanya dengan sekuritas yang

mengandung pengembalian tetap. Hadirnya hutang dan atau saham preferen dalam struktur

keuangan perusahaan berarti ada leverage keuangan.

Financial leverage dapat mempengaruhi terjadinya kecurangan pelaporan keuangan.

Dimana kondisi financial leverage suatu perusahaan menjadi tekanan bagi pihak manajemen,

karena ketika perusahaan memiliki rasio leverage yang besar maka direksi dan manajemen

perusahaan akan memilih untuk menggunakan metode akuntansi yang akan mengecilkan rasio

leverage perusahaan dengan cara menggeser laba periode mendatang ke periode saat ini. Hal ini

dilakukan karena kreditur selalu mensyaratkan untuk mempertahankan atau mematuhi tingkat

rasio leverage. Oleh karena itu, untuk menghindari kreditur tidak memberikan pinjaman lagi atau

perusahaan (debitur) dibatasi dalam memberikan deviden terhadap pemegang saham, maka

direksi memilih metode akuntansi yang akan memperkecil rasio leverage perusahaan. Selain itu

Page 17: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

tindakan untuk memperkecil rasio leverage dipengaruhi karena manajer merasakan adanya

tekanan sebagai akibat dari kebutuhan dalam mendapatkan tambahan hutang atau pembiayaan

ekuitas dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.

Sebagai contoh, pendanaan yang akan digunakan untuk meningkatkan biaya riset dan

pengembanganan atau untuk perluasan pabrik dan fasilitas produksi. Christie (1990) mengatakan

bahwa leverage memiliki korelasi dengan kecenderungan perusahaan untuk melakukan

manipulasi laba. Pernyataan dari Christie (1990) tersebut didukung oleh Jones (2004) yang

menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi tidak lagi menggunakan

pinjaman sebagai sumber dananya dan akan beralih ke equity financing.

Oleh karena itu, ketika suatu perusahaan memiliki rasio leverage yang besar maka akan

menciptakan kemungkinan untuk terjadinya kecurangan pelaporan keuangan yang dilakukan

oleh direksi dan manajemen perusahaan. Financial leverage yang besar menunjukan besarnya

aktivitas perusahaan yang dibebankan kepada pihak external ataupun entitas untuk kelangsungan

berjalannya aktivitas perusahaan yang mana akan meningkatkan risiko terjadinya financial

statement fraud.

Manurung et.al (2013) menyatakan bahwa Financial Leverage berpengaruh positif

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, pernyataan tersebut didukung pula oleh

penelitian yang dilakukan Yudhanti et.al.

Financial Target (Target Keuangan) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan Laporan

Keuangan)

SAS No.99, financial target adalah risiko adanya tekanan berlebihan pada manajemen

untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau manajemen, termasuk tujuan-

tujuan penerimaan insentif dari penjualan maupun keuntungan.

Page 18: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Dalam menjalankan kinerjanya, manajer perusahaan dituntut untuk melakukan performa

terbaik dalam pencapaian target yang telah direncakan. ROA merupakan rasio profitabilitas yang

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Skousen et al., 2008).

ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan dalam menentukan bonus,

kenaikan upah, dan lain-lain. Oleh karena itu, ROA digunakan sebagai proksi variabel financial

targets. ROA digunakan untuk mengukur manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba

secara keseluruhan. Perusahaan yang dapat menghasilkan ROA yang tinggi disertai dengan

peningkatan ROA dari periode ke periode selanjutnya menunjukkan kinerja perusahaan tersebut

semakin baik dari segi penggunaan asetnya. Hal ini meningkatkan daya tarik investor terhadap

saham perusahaan, sehingga harga saham meningkat.

Analisis ROA diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi

mengukur perkembangan perusahaan dalam menghasilan laba pada masa lalu. Laba masa lalu

kemudian diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat kemampuan perusahaan

menghasilkan laba pada masa-masa mendatang (Skousen et al., 2009).

Berdasarkan dalam hasil penelitian yang dilakukan Manurung et.al (2013) menyatakan

bahwa financial target berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud.

Capital (Modal) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan)

Capital menggambarkan tingkat kemampuan penjualan dibandingkan dengan aset

perusahaan. Persons (1999) menyatakan bahwa capital mengukur kemampuan manajemen dalam

menghadapi persaingan usaha. Persons juga menyatakan bahwa manajer dari perusahaan yang

melakukan kecurangan biasanya kurang bisa bersaing dibandingkan dengan manajer perusahaan

yang tidak melakukan kecurangan dalam memanfaatkan aset perusahaan untuk menghasilkan

Page 19: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

pendapatan. Hal ini memberikan insentif bagi manajer tersebut untuk melakukan kecurangan

akuntansi.

Berdasarkan hasil penelitian Soselisa dan Mukhlasin (2008) ditemukan bukti empiris

bahwa variabel capital turnover secara signifikan berpengaruh terhadap kcenderungan

kecurangan akuntansi. Dalam penelitian Kara et al. (2013) menyatakan bahwa Capital Turn

Over memiliki hubungan yang berpengaruh terhadap fraudlent fianancial statement.

Nature Of Industry (Keadaan Ideal Industri) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan

Laporan Keuangan)

Nature of industry merupakaan keadaan ideal suatu perusahaan dalam industri. Pada

laporan keuangan terdapat akun- akun tertentu yang besarnya saldo ditentukan oleh perusahaan

berdasarkan suatu estimasi, misalnya akun piutang tak tertagih. Arthur et.al (2010) mencatat

ukuran investasi dalam piutang dagang tergantung pada tiga faktor : persentase penjualan kredit

terhadap penjualan total, tingkat penjualan dan kebijakan kredit serta penagihan. Namun

demikian, hanya variabel kebijakan kredit dan penagihan yang terbuka bagi manajer keuangan.

Penilaian estimasi seperti persediaan yang sudah usang dan piutang tak tertagih

memungkinkan manajemen untuk melakukan manipulasi, seperti memanipulasi umur ekonomis

aset. Hal ini sesuai dengan pendapat Summers dan Sweeney (1998, dalam Skousen et al., 2008)

akun persediaan dan piutang dapat digunakan untuk mengidentifikasi manipulasi laporan ke

uangan. Loebbecke et al., (1989 dalam Skousen et al., 2008) mengamati sejumlah penipuan

melibatkan piutang dan inventaris.

Penelitian yang dilakukan oleh Yudhanti et.al (2016) menunjukan nature of industry

memiliki pengaruh positif terhadap fraud dalam pelaporan keuangan. Piutang tak tertagih pada

Page 20: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

perusahaan memberikan kesempatan kepada pelaku untuk melakukan kecurangan pada laporan

keuangan perusahaan.

Effective Monitoring (Keefektifan Pengawasan) dan Financial Statement Fraud

(Kecurangan Laporan Keuangan)

Priantara (2013) fraud dapat diminimalkan salah satunya dengan mekanisme

pengawasan yang baik. Dewan komisaris dipercaya dapat meningkatkan efektivitas pengawasan

perusahaan.

Sehubungan dengan keharusan bagi perusahaan untuk memiliki dewan komisaris

didalam perusahaan, maka pengukuran dewan komisaris tidak lagi diukur dengan ada tidaknya

dewan komisaris tetapi dengan proporsi perbandingan anggota dewan komisaris independen

terhadap jumlah anggota dewan komisaris

secara keseluruhan. Oleh sebab itu, effective monitoring diproksikan dengan proporsi

anggota dewan komisaris independen (IND). Berdasarkan surat edaran Bapepam nomor SE-

03/PM/2002 dinyatakan bahwa dewan komisaris terdiri dari dua orang satu diantaranya adalah

komisaris independen.

Dewan komisaris meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui:

(1) pengawasan dan bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,

jalannya pengurusan pada umumnya, dan memberi nasihat kepada direksi ; (2)

menyelenggarakan RUPS ; (3) melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan itikad baik,

penuh tanggung jawab, dan kehati- hatian; (4) membentuk komite audit dan komite lainnya

untuk membantu tugas dewan komisaris; (5) melakukan evaluasi terhadap kinerja komite yang

membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

Page 21: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Hasilnya mengidikasikan bahwa adanya dewan komisaris memiliki konsekuensi pada

laporan keuangan yaitu: (a) berkurangnya pengukuran akuntansi yang tidak tepat; (b)

berkurangnya tindakan kecurangan manajemen dan tindakan ilegal. Dari penjelasan tersebut

dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris dapat mengurangi aktivitas earning management

salah satu bentuk kecurangan laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan Tiffani (2014) menunjukan bahwa effective monitoring (IND)

berpengaruh terhadap financial statement fraud. Fraud dapat diminimalkan salah satunya

dengan mekanisme pengawasan yang baik. Dewan komisaris dipercaya dapat meningkatkan

efektivitas pengawasan perusahaan. Artinya semakin besar proporsi dewan komisaris

independen, maka proses pengawasan yang dilakukannya akan semakin efektif sehingga akan

menurunkan potensi manajemen untuk melakukan kecurangan laporan keuangan.

Opini Audit dan Financial Statement Fraud(Kecurangan Laporan Keuangan)

Rasionalisasi adalah bagaimana membenarkan pikirannya dalam melakukan tindakan

kejahatan. Menurut Skousen et al. (2008) rasionalisasi adalah faktor yang sulit untuk diukur

untuk mendeteksi kecurangan seperti manajemen laba. Manajemen laba adalah proses

pembuatan keputusan manajemen yang membuka jalan terhadap dorongan atau pemahaman

manajemen atas istilah yang mungkin menuntun pada kecurangan laporan keuangan (Skousen et

al., 2009). Hanya saja auditor lebih mentolerir usaha klien untuk mengelola laba dari waktu ke

waktu. Hal ini didukung oleh pernyataan Sukirman dan Sari (2013) yaitu pihak auditor eksternal

perlu mengidentifikasi dan mempertimbangkan faktor – faktor risiko yang menyebabkan klien

audit mereka melakukan tindakan kecurangan.

Page 22: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Auditor dapat memberikan beberapa opini atas perusahaan yang diauditnya sesuai

dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu opini auditor yang diberikan

adalah wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Opini tersebut merupakan bentuk

tolerir dari auditor atas manajemen laba. Hal ini memungkinkan manajemen untuk bersikap

rasionalisasi atau menganggap kesalahan yang dibuatnya tidaklah salah, dikarenakan telah

ditolerir oleh auditor melalui bahasa penjelas tersebut dalam opininya.

Penelitian yang dilakukan Anisya et.al, (2016) menunujukan Opini wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa penjelas berpengaruh positif terhadap Fraudulent Financial

Statement.

Financial Stability (ACHANGE), Financial Leverage (LEV), Financial Target (ROA),

Capital (CATO), Nature Of Industry (RECEIVABLE), Effective Monitoring (IND), Opini

Audit (OPINI) berpengaruh terhadap financial statement fraud.

METODOLOGI PENELITIAN

Definisi Operasional Dan Pengukuran Data Variabel

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial statement fraud (kecurangan

laporan keuangan) yang diukur dengan menggunakan model Beneish M-Score. Beneish M-Score

diukur dengan menggunakan 8 (delapan) rasio keuangan untuk mengidentifikasikan apakah

perusahaan memiliki indikasi untuk memanipulasi pendapatan dalam laporan keuangan

(Beneish, 1999).

Page 23: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Setelah dilakukan perhitungan kedelapan rasio tersebut, kemudian diformulasikan

kedalam rumus Beneish M Score Model :

M Score = –4.84 + 0.920*DSRI + 0.528*GMI + 0.404*AQI + 0.892*SGI+ 0.115*DEPI –

0.172*SGAI + 4.679*TATA – 0.327*LEVI

1. Days’ Sales

in Receivables

Index (DSRI)

2. Gross

Margin Index

(GMI)

3. Asset

Quality Index

(AQI)

)

4. Sales

Growth Index

(SGI)

5. Depreciation

Index (DEPI),

6.Sales,

General and

Administration

Expenses

Index (SGAI)

7. Total

Acrual to Total

Assets (TATA)

8. Leverage

Index (LEVI)=

Page 24: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Jika Benesih M-Score lebih besar dari -2.22, dikategorikan sebagai perusahaan yang

melakukan fraud. Sedangkan jika skor lebih kecil dari -2.22, dikategorikan sebagai perusahaan

yang tidak melakukan fraud (non fraud).

Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini merupakan variabel yang dikembangkan dari

ketiga komponen fraud triangle, yaitu (1) Pressure, (2) Opportunity dan (3) Rationalization.

Variabel independen dan pengukurannya disajikan sebagai berikut :

Pressure (Tekanan)

Komponen Pressure (Tekanan) diukur melalui variabel- variabel berikut:

1. Financial Stability (Stabilitas Keuangan)

Financial Stability adalah keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan

dari kondisi stabil. Menurut SAS No. 99, ketika stabilitas keuangan (financial stability)

terancam oleh keadaan ekonomi, industri, dan situasi entitas yang beroperasi, manajer

menghadapi tekanan untuk melakukan financial statement fraud.

Dalam penelitian ini, stabilitas keuangan diproksikan dengan rasio perubahan total aset

(ACHANGE), Aset merupakan cerminan kekayaan perusahaan yang dapat menunjukkan

outlook dari suatu perusahaan. Sebuah perusahaan dikatakan besar atau kecil dapat dilihat dari

total asetnya. Semakin banyak aset yang dimiliki, maka perusahaan itu termasuk perusahaan

yang besar dan memiliki citra yang baik. Hal tersebut tentunya menjadi daya tarik bagi para

investor, kreditur, maupun pengambil keputusan lainnya.

Dalam riset ini sebagaimana Skousen et.al (2008) melakukan perhitungan atas

perubahan total aset degan rumus berikut:

Page 25: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

2. Financial Leverage (Leverage Keuangan)

Salah satu tekanan yang sering kali dialami manajemen perusahaan adalah kebutuhan

untuk mendapatkan tambahan utang atau sumber pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif.

Besarnya nilai financial leverage menunjukan pihak eksternal mendanai aktivitas

perusahaan, semakin besar nilai leverage menunjukan perusahaan mampu mendapatkan

pinjaman dari pihak eksternal untuk tetap berkompetitif sehingga menjauhi manajemen dalam

melakukan financial statement fraud.

Dalam riset ini sebagaimana Skousen et al (2008) untuk menghitung leverage

menggunakan formula sebagai berikut :

3. Financial Target (Target Keuangan)

Return on Asset menurut Kamus Besar Akuntansi untuk mengukur produktivitas aktiva-

aktiva dan sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan dalam menentukan bonus,

kenaikan upah, dan lain- lain.

Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan akan menargetkan besaran tingkat laba

yang harus diperoleh atas usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba tersebut, kondisi

inilah yang dinamakan financial targets. Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba

yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah dengan menggunakan ROA

Page 26: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

karena ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

dalam riset ini sebagaimana Skousen et.al (2008) melakukan perhitungan ROA dengan

rumus sebagai berikut:

4. Capital (Modal)

Persons (1999) menyatakan bahwa Capital Turn Over (perputaran modal) mengukur

kemampuan manajemen dalam mengahadapi persaingan usaha selain itu Capital Turnover

juga menggambarkan tingkat kemampuan penjualan dibandingkan dengan aset perusahaan.

Manajer dari perusahaan yang melakukan kecurangan biasanya kurang bisa bersaing

dibandingkan dengan manajer perusahaan yang tidak melakukan kecurangan dalam

memanfaatkan aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.

Dalam riset ini sebagaimana Soselisa et al. (2008) mengukur besarnya Capital Turn

Over suatu perusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Opportunity (Peluang/ Kesempatan)

Komponen Opportunity diukur melalui variabel- variabel berikut :

1. Nature of Industry (Keadaan Ideal Industri)

Page 27: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Nature of Industry merupakan keadaan ideal suatu perusahaan dalam industri. Summers

dan Sweeney (1998 dalam Skousen et al., 2008) mencatat bahwa akun piutang dan persediaan

memerlukan penilaian subjektif dalam memper kirakan tidak tertagihnya piutang. Oleh karena

itu, penelitian ini menggunakan Rasio Total Receivable untuk proksi Nature Receivable.

Akun piutang memerlukan penilaian subjektif dalam memperkirakan tidak tertagihnya

piutang. Dalam riset ini sebagaimana Skousen et.al (2008) menggunakan formulasi sebagai

berikut untuk mengitung akun receivable untuk proxy Nature of Industry :

2. Effective Monitoring (Keefektifan Pengawasan)

Ineffective monitoring merupakaan keadaan dimana perusahaan tidak memiliki unit

pengawas yang efektif memantau kinerja perusahaan. Kasus kecurangan atau fraud dapat

diminalkan dengan adanya mekanisme pengawasan yang baik. Dewan komisaris independen

dipercaya dapat meningkatkan efektifitas pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan

dan pengendalian internal dan sejenisnya. Proporsi anggota dewan komisaris independen

lebih besar memiliki tingkatan yang rendah dalam terjadinya fraud Beasly et al. (2002) dalam

Skousen et al. (2009). Hal ini membuktikan bahwa proporsi anggota dewan komisaris

independen mempengaruhi tingkatan fraud pada perusahaan. Effective monitoring diproksikan

dengan IND.

Financial Statement Fraud dapat diminimalkan salah satunya dengan mekanisme

pengawasan yang baik. Dalam riset ini sebagaimana Skousen et al (2008) menggunakan

formula berikut untuk menghitung independensi komite audit yang di proxy kan untuk

Effective Monitoring adalah:

Page 28: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

3.3.2.3 Rationalization (Rasionalisasi)

1. Opini Audit

Auditor dapat memberikan beberapa opini atas perusahaan yang diauditnya sesuai

dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu opini auditor yang diberikan

adalah wajar tanpa pengecualian dengan bahasa pen jelas. Opini tersebut merupakan bentuk

tolerir dari auditor atas manajemen laba. Hal ini memungkinkan manajemen untuk bersikap

rasionalisasi atau menganggap kesalahan yang dibuatnya tidaklah salah, dikarenakan telah

ditolerir oleh auditor melalui bahasa penjelas tersebut dalam opini nya.

Apabila perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa

penjelas selama periode 2013-2015 maka diberi kode 1, dan apabila per usahaan yang mendapat

selain opini tersebut maka diberi kode 0.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari, dan

kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan

aneka industri yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2015.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling.

Purposive sampling adalah suatu sampling dimana elemen- elemen untuk menjadi anggota

Page 29: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

sampel berdasarkan pada pertimbangan yang tak acak, biasanya sangat subjektif” Siregar (2013).

Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria. Adapun kriteria pemilihan sampel

adalah sebagai berikut:

Kriteria Purposive Sampling

KRITERIA SAMPEL JUMLAH PERUSAHAAN

Perusahaan aneka industry yang

terdaftar di BEI berturut- turut selama

tahun 2012- 2015

41

Laporan keuangan dinyatakan tidak

dalam rupiah

(13)

Perusahaan tidak mengeluarkan annual

report secara berturut- turut selama

tahun pegamatan

(7)

Prusahaan yang melakukan fraud

selama masa penelitian

(8)

TOTAL SAMPEL 13

TOTAL DATA (n) = 13 x 4 PERIODE

= 52

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan

Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas Pada Model Regresi

Page 30: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov

One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 1.49423288

Most Extreme

Differences

Absolute .214

Positive .105

Negative -.214

Kolmogorov-Smirnov Z 1.543

Asymp. Sig. (2-tailed) .017

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber Output SPSS

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai residual terdistribusi secara tidak normal dengan

nilai signifikansi yakni 0.017 < 0.05. Sehingga membuktikan bahwa analisis data tidak dapat

dilanjutkan karena residual tidak terdistribusi normal. Ini berarti menolak Hₒ dan menerima Hₐ

karena data residual tidak berdistribusi normal.

Untuk mengatasi permasalahan diatas maka digunakan data outlier, (Ghozali, 2013)

deteksi terhadap unvariate outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan

dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara mengkonversi nilai data kedalam score

standardized atau yang biasa disebut z-score, yang memiliki nilai means (rata- rata) sama

dengan nol dan standar deviasi sama dengan satu. Menurut Hair (1998) dalam Ghozali (2013)

untuk kasus sampel kecil (kurang dari 80), maka standar skor dengan nilai ≥ 2.5 dinyatakan

outlier.

Page 31: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov

One Sample Kolmogrov- Smirnov Test dengan Data Outlier

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation .95252482

Most Extreme

Differences

Absolute .110

Positive .110

Negative -.086

Kolmogorov-Smirnov Z .739

Asymp. Sig. (2-tailed) .646

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber output SPSS

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal setelah

dilakukan outlier pada 7 data dengan nilai signifikansi yakni 0.646 > 0.05. Sehingga

membuktikan bahwa analisis data dapat dilanjutkan karena nilai residual terdistribusi normal

setelah dilakukan data outlier. Ini berarti menolak Hₐ dan menerima Hₒ karena data residual

berdistribusi normal.

Hasil Uji Multikolonieritas pada model Regresi

Tabel dibawah menunjukan bahwa variabel financial stability (ACHANGE) dengan nilai

tolerance 0.891 dan nilai VIF 1.123, variabel financial leverage (LEV) dengan nilai tolerance

0.516 dan nilai VIF 1.938, variabel financial target (ROA) dengan nilai tolerance 0.432 dan nilai

VIF 2.314, variabel capital dengan nilai tolerance (CATO) 0.410 dan nilai VIF 2.436, variabel

nature of industry (RECEIVABLE) dengan nilai tolerance 0.896 dan nilai VIF 1.116, variabel

effective monitoring (IND) dengan nilai tolerance 0.806 dan nilai VIF 1.240, variabel opini

auditor (OPINI) dengan nilai tolerance 0.842 dan nilai VIF 1.187. Hal ini menunjukan bahwa

Page 32: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

nilai tolerance masing- masing variabel lebih dari atau sama dengan 0.10 dan nilai VIF kurang

dari atau sama dengan 10, sehingga analisis data dapat dilanjutkan karena tidak terjadi

multikolonieritas.

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

X1 .891 1.123

X2 .516 1.938

X3 .432 2.314

X4 .410 2.436

X5 .896 1.116

X6 .806 1.240

X7 .842 1.187

a. Dependent Variable: Y

Sumber output SPSS

Hasil Uji Autokorelasi pada Model Regresi

Hasil output SPSS menunjukan bahwa Nilai test adalah -0.16859 dengan probabilitas

0.544 tidak signifikan pada 0.05 yang berarti hipotesis nol diterima. Maka dapat disimpulkan

bahwa residual random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual dan penelitian

dapat dilanjutkan.

Page 33: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.16859

Cases < Test Value 22

Cases >= Test Value 23

Total Cases 45

Number of Runs 26

Z .607

Asymp. Sig. (2-tailed) .544

a. Median

Sumber output SPSS

Hasil Uji Heteroskedastisitas pada Model Regresi

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constan

t) -2.094 2.165

-.968 .340

X1 1.212 2.506 .077 .483 .632

X2 3.313 1.947 .354 1.701 .097

X3 3.170 9.184 .079 .345 .732

X4 -.633 .964 -.153 -.657 .516

X5 -1.284 .943 -.215 -1.362 .181

X6 -.142 4.068 -.006 -.035 .972

X7 .698 .799 .142 .873 .388

a. Dependent Variable: Lnu2i

Sumber Output SPSS

Page 34: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Hasil tampilan output SPSS tabel diatas dengan jelas menunjukan bahwa tidak ada

satupun variabel independen yang signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen

nilai Ln U2i (Ln ). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat signifikan

0.05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas

sehingga analisis dapat dilanjutkan.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Berdasarkan Tabel dibawah Menunjukan secara parsial financial stability memiliki

tingkat signifikansi yakni 0.112 > 0.05 dan nilai 1.627 < 2.02619 sehingga Hₐ

ditolak dan menerima Hₒ. Maka dapat disimpulkan financial stability tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap financial statement fraud.

Berdasarkan Tabel Menunjukan secara parsial financial leverage memiliki tingkat

signifikansi yakni 0.000 < 0.05 dan nilai -5.426 > 2.02619 sehingga Hₒ ditolak dan

menerima Hₐ. maka dapat disimpulkan financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap

financial statement fraud.

Berdasarkan Tabel Menunjukan secara parsial financial target memiliki tingkat

signifikansi yakni 0.006 < 0.05 dan nilai -2.890 > 2.02619 sehingga Hₒ ditolak dan

menerima Hₐ. Maka dapat disimpulkan financial target berpengaruh secara signifikan terhadap

financial statement fraud.

Berdasarkan Tabel Menunjukan secara parsial capital memiliki tingkat signifikansi yakni

0.000 < 0.05 dan nilai 12.489 > 2.02619 sehingga Hₐ. diterima dan menolak Hₒ

maka dapat disimpulkan capital berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement

fraud.

Page 35: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Berdasarkan Tabel Menunjukan secara parsial nature of industry memiliki tingkat

signifikansi yakni 0.709 > 0.05 dan nilai -0.377 < 2.02619 sehingga Hₒ diterima

dan menolak Hₐ. maka dapat disimpulkan nature of industry tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap financial statement fraud.

Berdasarkan Tabel Menunjukan secara parsial effective monitoring memiliki tingkat

signifikansi yakni 0.557 > 0.05 dan nilai -0.593 < 2.02619 sehingga Hₒ diterima

dan menolak Hₐ. maka dapat disimpulkan financial target tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap financial statement fraud.

Berdasarkan Tabel Menunjukan secara parsial opini auditor memiliki tingkat signifikansi

yakni 0.250 > 0.05 dan nilai 1.168 < 2.02619 sehingga Hₒ diterima dan menolak

Hₐ. maka dapat disimpulkan financial target tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

financial statement fraud.

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) .038 .916 .041 .967

X1 1.725 1.060 .100 1.627 .112

X2 -4.471 .824 -.438 -5.426 .000

X3 -11.229 3.885 -.255 -2.890 .006

X4 5.096 .408 1.132 12.489 .000

X5 -.150 .399 -.023 -.377 .709

X6 -1.020 1.721 -.038 -.593 .557

X7 .395 .338 .074 1.168 .250

a. Dependent Variable: Y

Sumber Output SPSS

Page 36: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Hasil Uji Simultan (Uji F)

Berdasarkan tabel dibawah dapat dilihat bahwa secara simultan variabel independen

memilki signifikansi 0.000 < 0.05 dan nilai 37.102 > 2.35. Maka Hₐ diterima, jadi

secara simultan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 280.223 7 40.032 37.102 .000b

Residual 39.921 37 1.079

Total 320.144 44

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X7, X5, X1, X2, X6, X3, X4

Sumber Output SPSS

Hasil Uji Koefisien Determinansi (Adjusted R Square)

Berdasarkan Tabel dibawah, dapat dilihat angka koefisien determinasi yakni 0.852 atau

85.2%. Hal ini menunjukan bahwa variabel independen berupa financial stability, financial

leverage, financial target, capital, nature of industry, effective monitoring, dan opini auditor

dapat menjelaskan variabel dependen financial statement fraud sebesar 85.2% dan sisanya 14.8%

dijelaskan oleh variabel- variabel lain diluar penelitian ini.

Koefisien Determinasi (Adjusted )

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .936a .875 .852 1.038727852024

a. Predictors: (Constant), X7, X5, X1, X2, X6, X3, X4

c. Dependent Variable: Y

Sumber Output SPSS

Page 37: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih variabel independen

dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Perbedaan

dengan regresi linier sederhana yaitu terletak pada jumlah variabel independennya, dimana

regresi linier sederhana hanya satu variabel independen, sedangkan regresi linier berganda

menggunakan dua atau lebih variabel independen yang dimasukan kedalam model regresi.

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T

B Std. Error Beta

1

(Constant) .038 .916 .041

X1 1.725 1.060 .100 1.627

X2 -4.471 .824 -.438 -5.426

X3 -11.229 3.885 -.255 -2.890

X4 5.096 .408 1.132 12.489

X5 -.150 .399 -.023 -.377

X6 -1.020 1.721 -.038 -.593

X7 .395 .338 .074 1.168

a. Dependent Variable: Y

Sumber Output SPSS

Berdasarkan analisis hasil penelitian didapatkan semua variabel independen mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen financial statement fraud. Maka

persamaan regresi sebagai berikut :

FRAUD ( = α + β1ACHANGE + β2LEV + β3ROA + β4CATO +

β5RECEIVABLE + β6IND+ β7OPINI + ε

FRAUD = 0.038 + 1.725 ACHANGE – 4.471 LEV – 11.229 ROA + 5.096

CATO - 0.150 RECEIVABLE - 1.020 IND + 0.395 OPINI+ ε

Page 38: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

a : Berdasarkan persamaan regresi diatas, nilai konstanta jika variabel independen

bernilai nol maka variabel dependen Y (financial statement fraud) adalah

sebesar 0.038 atau apabila tidak terdapat pengaruh dari variabel independen

atau jika X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 = 0, maka nilai variabel dependen Y

(financial statement fraud) adalah 0.038.

ACHANGE : Koefisien Regresi untuk Financial Stability (Stabilitas Keuangan).

Berdasarkan tabel 4.11 nilai koefisien regresi untuk variabel financial stability

yaitu 1.725. Nilai financial stability yang positif menunjukan adanya hubungan

searah dengan financial statement fraud yang artinya jika setiap kenaikan

ketidakstabilan keuangan perusahaan sebesar 1 satuan maka akan

meningkatkan nilai financial statement fraud sebesar 1.725, dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan.

LEV : Koefisien Regresi untuk Financial Leverage (Leverage Keuangan)

Berdasarkan tabel 4.11 nilai koefisien regresi untuk variabel financial leverge

yaitu -4.471. Nilai financial leverage yang negatif menunjukan adanya

hubungan tidak searah dengan financial statement fraud yang artinya jika

setiap kenaikan leverage kepada perusahaan sebesar 1 satuan maka akan

menurunkan nilai financial statement fraud sebesar -4.471, dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan.

ROA : Koefisien Regresi untuk Financial Target (Target Keuangan).

Berdasarkan tabel 4.11 nilai koefisien regresi untuk variabel financial target

yaitu -11.229. Nilai financial target yang negatif menunjukan adanya

hubungan tidak searah dengan financial statement fraud yang artinya jika

Page 39: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

setiap kenaikan target keuangan yang diproksikan ROA perusahaan sebesar 1

satuan maka akan menurunkan nilai financial statement fraud sebesar -

11.229, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

CATO : Koefisien Regresi untuk Capital (Modal)

Berdasarkan tabel 4.11 nilai koefisien regresi untuk variabel capital yaitu

5.063. Nilai capital yang positif menunjukan adanya hubungan searah dengan

financial statement fraud yang artinya jika setiap kenaikan capital sebesar 1

satuan maka akan meningkatkan nilai financial statement fraud sebesar 5.063,

dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

RECEIVABLE: Koefisien Regresi untuk Nature of Industry (Keadaan Ideal Industry).

Berdasarkan tabel 4.11 nilai koefisien regresi untuk variabel nature of industry

yaitu -0.150. Nilai nature of industry yang negatif menunjukan adanya

hubungan tidak searah dengan financial statement fraud yang artinya jika

setiap kenaikan rasio perubahan dalam piutang usaha sebesar 1 satuan maka

akan menurunkan nilai financial statement fraud sebesar -0.150, dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan.

IND : Koefisien Regresi untuk Effective Monitoring (Keefektifan Pengawasan).

Berdasarkan tabel 4.11 nilai koefisien regresi untuk variabel effective

monitoring yaitu -1.020. Nilai effective monitoring yang negatif menunjukan

adanya hubungan yang tidak searah dengan financial statement fraud yang

artinya jika setiap kenaikan effective monitoring atau penambahan dewan

komisaris independen sebesar 1 satuan maka akan menurunkan nilai financial

Page 40: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

statement fraud sebesar -1.020, dengan asumsi variabel independen lainnya

konstan.

OPINI : Koefisien Regresi untuk Opini Auditor

Berdasarkan tabel 4.11 nilai koefisien regresi untuk variabel opini auditor yaitu

0.395. Nilai opini auditor yang positif menunjukan adanya hubungan searah

dengan financial statement fraud yang artinya jika setiap kenaikan opini

auditor berupa wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas sebesar 1

satuan maka akan meningkatkan nilai financial statement fraud sebesar -0.395,

dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

Pembahasan dan Interpretasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis secara statistic dengan regresi

berganda, maka terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan mengenai faktor- faktor yang

berpengaruh terhadap financial statement fraud suatu perusahaan. Berikut ini pembahasan

mengenai temuan hasil penelitian:

Financial Stability (Stabilitas Keuangan) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan

Laporan Keuangan)

Hasil pengujian regresi financial stability (ACHANGE) memilki tingkat signifikansi

yaitu 0.112 > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa financial stability tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap financial statement fraud. Hal ini mendukung penelitian Yesiriani et.al

(2016).

Financial stability dapat tidak mempengaruhi financial statement fraud ketika

mempunyai tingkat pengawasan sangat baik yang dilakukan oleh Dewan Komisaris untuk

Page 41: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

memonitor dan mengendalikan tindakan manajemen yang bertanggung jawab langsung terhadap

fungsi bisnis seperti keuangan, sehingga walaupun menajemen menghadapi tekanan ketika

stabilitas keuangan terancam oleh keadaaan ekonomi, industri dan situasi entitas yang beroperasi

tidak akan mempengaruhi terjadi kecurangan laporan keuangan.

Manajer menghadapi tekanan untuk melakukan financial statement fraud ketika stabilitas

keuangan (financial stability) terancam oleh keadaan ekonomi, industri, dan situasi entitas yang

beroperasi. Artinya dengan adanya ketidakstabilan keuangan, akan memicu terjadinya

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan manajemen. Dari total aset dapat dilihat ukuran suatu

perusahaan, dengan begitu manajer selalu berusaha untuk menampilkan laporan aset yang baik

sepanjang tahunnya. Kondisi perusahaan yang tidak stabil dapat diakibatkan oleh kinerja

manajemen yang tidak mampu memaksimalkan aset yang dimiliknya sehingga dapat

menimbulkan perubahan aset yang terlalu terlalu tinggi atau bahkan terlalu rendah pada tahun

tertentu. Jumlah aset perusahaan dimasa lalu yang kecil, dapat memotivasi perusahaan untuk

meningkatkan total asetnya, hanya saja perusahaan yang memiliki aset kecil atau memiliki aset

yang besar namun arus kas keluar juga besar, memiliki peluang untuk melakukan manipulasi

agar stabilitas perusahaannya terlihat baik. Kondisi keuangan yang stabil dapat memperkecil

risiko terjadinya kecurangan laporan keuangan. Kondisi tersebut dapat dilihat dari perubahan

aset yang tidak terlalu signifikan berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat menjadi tekanan

bagi manajer untuk menampilkan kondisi perubahan aset yang stabil dan menunjukkan stabilitas

perusahaan yang terlihat baik kepada para pengguna laporan keuangan, sebagai upaya menarik

minat investor untuk menanamkan modal diperusahaannya.

Page 42: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Dalam penelitian yang dilakukan Tifani (2014) dan Kusumawardhani (2012) hasilnya

menyatakan bahwa financial stability berpengaruh terhadap financial statement fraud. Hal ini

dapat terjadi dikarenakan perbedaan sampel penelitian.

Financial Leverage (Leverage Keuangan) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan

Laporan Keuangan)

Hasil pengujian regresi financial leverage (LEV) memilki tingkat signifikansi yaitu 0.000

< 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh secara signifikan

terhadap financial statement fraud. Hal ini mendukung penelitian Manurung et.al (2014) dan

Tifany (2014).

Tekanan yang sering dialami manajer adalah untuk mendapatkan hutang atau tambahan

modal dari pihak luar sebagai modal aktivitas perusahaan agar terlihat kompetitif dengan

perusahaan lainnya. Financial leverage (LEV) yang lebih besar dapat dikaitkan dengan

kemungkinan yang lebih kecil untuk melakukan pelanggaran dikarenakan menunjukan bahwa

manajer dapat memenuhi kebutuhan perusahaan akan tambahan modal atau hutang dari pihak

eksternal sebagai modal untuk keberlangsungan aktivitas perusahaan. Ketika memiliki total

financial leverage yang besar perusahaan memiliki kemampuan dalam membayar utang –

utangnya maka nilai leverage menjadi lebih rendah, sehingga tidak menjadi tekanan bagi

manajer melakukan fraud, namun pihak manajer perusahaan mendapatkan tekanan untuk

mencari tambahan modal lain, selain dengan perjanjian utang, memilih menerbitkan saham

kembali untuk memperoleh tambahan modal usaha dari investor tanpa harus melakukan

perjanjian utang baru yang menyebabkan beban utang perusahaan besar dan nilai leverage

perusahaan semakin rendah.

Page 43: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa financial leverage berpengaruh signifikan

terhadap financial statement fraud, hal tersebut terjadi dikarenakan manajemen merasa tertekan

untuk mendapatkan pinjaman hutang kepada pihak luar agar perusahaan tetap dapat

berkompetitif dengan perusahaan lainnya dan meningkatkan tingkat terjadinya financial

statement fraud.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudhanti et.al (2016) dengan hasil

penelitian bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud.

Financial Target (Target Keuangan) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan Laporan

Keuangan)

Hasil pengujian regresi financial target (ROA) memilki tingkat signifikansi yaitu 0.006

< 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa financial target berpengaruh secara signifikan terhadap

financial statement fraud. Hal ini mendukung penelitian Yesiriani (2016).

ROA aktual yang tinggi yang telah dicapai menunjukkan bahwa profitabilitas juga tinggi

yang artinya target perusahaan tercapai. Sehingga mengurangi manajemen untuk melakukan

tindakan fraud menjadi tinggi. Apabila ekspektasi untuk mempertahankan atau memperbaiki

tingkat profitabilitas masa lalu tidak dapat dipenuhi oleh kinerja aktualnya, sehingga hal ini

memberikan motivasi bagi adanya financial statement fraud.

Target keuangan (financial target) adalah resiko adanya tekanan berlebihan pada

manajemen untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau manajemen,

termasuk tujuan-tujuan penerimaan insentif dari penjualan maupun keuntungan. Semakin tinggi

target ROA yang didapatkan perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk mencapai

target yang telah ditetapkan. Sebaliknya dengan adanya target keuangan ROA yang tidak

tercapai atau kecil manajer menganggap bahwa besarnya target ROA perusahaan dinilai tidak

wajar dan tidak bisa dicapai. Manajer menganggap bahwa target ROA tersebut sebagai target

Page 44: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

keuangan yang sulit untuk dicapai sehingga besarnya target ROA memicu terjadinya kecurangan

laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen.

Hasil yang berbeda dinyatakan oleh penelitian Tifany (2014) bahwa financial target tidak

berpengaruh terhadap financial statement fraud.

Capital (Modal) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan)

Hasil pengujian regresi capital (CATO) memilki tingkat signifikansi yaitu 0.000 < 0.05.

Maka dapat disimpulkan bahwa capital berpengaruh secara signifikan terhadap financial

statement fraud. Hal ini mendukung penelitian Kara et.al (2013).

Capital Turn Over mengukur kemampuan manajemen dalam mengahadapi persaingan

usaha selain itu Capital Turnover juga menggambarkan tingkat kemampuan penjualan

dibandingkan dengan aset perusahaan. Manajer dari perusahaan yang melakukan kecurangan

biasanya kurang bisa bersaing dibandingkan dengan manajer perusahaan yang tidak melakukan

kecurangan dalam memanfaatkan aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.

Semakin besar nilai penjualan memberikan tekanan kepada pihak manajemen untuk lebih

meningkatkan lagi penjualan di tahun berikutnya, sehingga menyebabkan semakin tingginya

terjadi financial statement fraud yang dilakukan manajemen. Ketika suatu perusahaan tidak

dapat mempertahankan aktivitas penjualannya maka perusahaan dapat melakukan fraud dengan

cara memanfaatkan aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.

Pernyataan berbeda dinyatakan Soselisa (2009) dengan hasil penelitian bahwa capital

tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud.

Page 45: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Nature of Industry (Keadaan Ideal Industri) dan Financial Statement Fraud (Kecurangan

Laporan Keuangan)

Hasil pengujian regresi nature of industry (RECEIVABLE) memilki tingkat signifikansi

yaitu 0.709 > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa nature of industry tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap financial statement fraud. Hal ini mendukung penelitian Tifany (2014) dan

Yesirianti (2016).

Hal ini berarti menunjukkan hipotesis ditolak, karena nilai rata-rata perubahan piutang

perusahaan dari tahun sebelumnya tidak berpengaruh terhadap perputaran kas perusahaan.

Banyaknya piutang usaha yang dimiliki perusahaan tidak mengurangi jumlah kas yang dapat

digunakan perusahaan untuk kegiatan operasionalnya sehingga rasio perubahan dalam piutang

usaha tidak memicu manajemen untuk melakukan kecurangan laporan keuangan.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudhanti (2016), piutang tak tertagih

pada perusahaan memberikan kesempatan kepada pelaku untuk melakukan kecurangan pada

laporan keuangan perusahaan.

Effective Monitoring (Keefektifan Pengawasan) dan Financial Statement Fraud

(Kecurangan Laporan Keuangan)

Hasil pengujian regresi effective monitoring (IND) memilki tingkat signifikansi yaitu

0.557 > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa effective monitoring tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap financial statement fraud, hal ini mendukung penelitianYesiriani et.al (2016).

Fraud dapat diminimalkan dengan pengawasan yang baik, namun dalam hal ini hipotesis

ditolak, karena kemungkinan keberadaan dewan komisaris independen akan memberikan sedikit

jaminan bahwa pengawasan perusahaan akan semakin independen dan objektif serta jauh dari

intervensi pihak- pihak tertentu. Fraud dapat diminimalkan salah satunya dengan mekanisme

Page 46: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

pengawasan yang baik. Keberadaan dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan

merupakan suatu faktor yang signifikan dalam peningkatan pengawasan operasional perusahaan.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Kusumawardhani (2012) dan Tifani (2014)

dengan hasil penelitian bahwa effective monitoring berpengaruh terhadap financial statement

fraud.

Opini Auditor dan Financial Statement Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan)

Hasil pengujian regresi opini auditor (OPINI) berupa opini wajar tanpa pengecualian

dengan bahasa penjelas memilki tingkat signifikansi yaitu 0.250 > 0.05. Maka dapat

disimpulkan bahwa opini auditor berupa opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement fraud. Hal ini mendukug

penelitian Anisya et.al (2014).

Hasil dari pengujian ini adalah opini audit tidak berpengaruh terhadap fraudulent

financial statement, dikarenakan tambahan bahasa penjelas dalam laporan auditor independen

adalah penjelas dari hal – hal tertentu seperti pendapat wajar yang diberikan sebagian didasarkan

atas laporan independen lain, informasi tambahan yang diharuskan Ikatan Akuntan Indonesia,

dan keadaan tertentu lainnya. Pendapat ini diberikan jika keadaan tertentu yang mengharuskan

auditor menambahkan paragraf penjelas dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi

pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Selain itu, adanya penambahan

bahasa penjelas tidak mempengaruhi materialitas dari laporan keuangan, sehingga tidak

mempengaruhi kemungkinan dilakukannya rasionalisasai atas kecurangan pada laporan

keuangan oleh pihak manajemen perusahaan.

Opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas memberikan pengaruh positif

bila manajemen merasa bahwa apa yang dilakukannya masih ditolerir oleh auditor.

Page 47: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sukirman (2013) dengan hasil penelitian

bahwa opini auditor berpengaruh terhadap financial statement fraud.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara financial stability, external

pressure, financial target, capital, nature of industry, effective monitoring, dan opini auditor

terhadap financial statement fraud. Berdasarkan hasil penngujian regresi linier berganda yang

digunakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Financial Stability berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement fraud.

2. Financial Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement

fraud.

3. Financial Target tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement

fraud.

4. Capital berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement fraud.

5. Nature of Industry tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement

fraud.

6. Effective Monitoring tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement

fraud.

7. Opini Auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement fraud.

8. Secara simultan financial stability, financial leverage, financial target, capital, nature

of industry, effective monitoring dan, opini auditor memilki pengaruh secara

signifikan terhadap financial statement fraud.

Page 48: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

DAFTAR PUSTAKA

Annisya, Mafiana. 2016. Pendeteksian Kecurangan Laporang Keuangan Menggunakan

Fraud Diamond. Universitas Lampung. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2016, Hal. 72 –

89 Vol. 23, No. 1 ISSN: 1412-3126.

Ansar, Muhammad. 2012. Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kecurangan

Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Universitas Diponogoro- Semarang.

Ardiyos. 2007. “Kamus Standar Akuntansi”. Jakarta: Citra Harta Prima.

Arthur, J. Keown dan John, D Martin. 2010. “Manajemen Keuangan: Prinsip dan

Penerapan Jilid 2”. Jakarta : Indeks

Asward, Ismalia dan Lina. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap

Manajemen Laba dengan Pendekatan Conditional Revenue Model. Universitas Pelita Harapan.

Chasandra, Nuraini.2016. Pengaruh Debt To Asset Ratio, Pertumbuhan Asset, Return On

Asset, Rasio Dewan Komisaris Independen, Dan Reputasi KAP Terhadap Financial Statement

Fraud Pada Sektor Perusahaan Aneka Industri Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-

2014. Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Christy, Issabella Marsasella, Sugito dan Abdul, Hoyyi. 2015. Penerapan Formula

Beniesh M-Score Dan Analisis Diskriminan Linier Untuk Klasifikasi Perusahaan Manipulator

Dan Nonmanipulator (Studi Kasus Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013). Universitas

Diponegoro. ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015,

Halaman 287 – 293.

Firdaus, Eka F dan Suryandari, Erni.2008. Pengaruh Faktor Kultur Organisasi,

Manajemen, Strategi, Keuangan, Auditor Dan PemerintahanTerhadap Kecendrungan

Kecurangan Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 9 No. 2, halaman: 173-188.

Ghozali, Imam.2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hery. 2013. “Teori Akuntansi Suatu Pengantar”. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Irham, Fahmi. 2012. “Analisis Laporan Keuangan”. Bandung: Alfabeta.

Kara, Suat dan Yereli, Ayse N.2013. Effectiveness of the Financial Ratios in the

Determination of the Fraudulent Financial Statements: Turkey Practice. Journal of Modern

Accounting and Auditing. ISSN 1548-6583 October 2013, Vol. 9, No. 10, 1342-1353.

Kusumawardhani, Prisca.2012. Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis

Fraud Triangle Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI. Universitas Negeri

Surabaya.

Lou, Yung-i and Ming-Long, Wang. 2009. Fraud Risk Factor of the Fraud Triangle

Assessing the Likelihood of Fradulent Financial Reporting. Journal of Business & Economics

Research Vol. 7 No. 2.

Maghfiroh, Nur ,Ardiyani, Komala dan Syafnita. 2015. Analisis Pengaruh Financial

Staability, Personal Financial Need, External Pressure, Dan Ineffective Monitoring Pada

Page 49: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Financial Statement Fr. Dalam Perspektif Fraud. Universitas Pekalongan. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis. Volume 16. Nomor 01. Maret 2015.

Manurung, Daniel T.H dan Hadian, Niki.2013. Detection Fraud Of Financial Statement

with Fraud Triangle. Proceedings of 23rd

International Business Research Conference 18- 20

November , 2013, Marriot Hotel, Melbourne, Australia, ISBN: 978-1-922069-36-8.

Martantya, Daljono. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor

Risiko Dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan yang Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode

2002-2006). DIPONEGORO JOURNAL OFACCOUNTING Volume2, Nomor2, Tahun

2013,Halaman1-12 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN(Online): 2337-

3806

Messod D, Beneish 1999. “The Detection of Earnings Manipulation”. Article in

Financial Analysts Journal, September 1999.

Mulyadi. Auditing. Buku 1 edisi 6 Jakarta: PT Salemba empat, 2004.

Nabila, Atia rahma. 2013. Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Perspektif

Fraud Triangle (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2011). Universitas Dipenogoro.Skripsi.

Nooraslinda, Abdul Aris, Rohana Othman, Siti Maznah Mohd Arif, Mohamad Affendi

Abdul Malek dan Normah.2013. Fraud Detection: Benford’s Law vs Beneish Model. IEE

Symposium on Humanities, Science ang Engineering Research.

Parasmita, Ananda A.2014. Pengaruh Kefektifan Pengendalian Iternal Dan Kepuasan

Kerja Terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi Pada Dinas Pendapatan Dan

PengelolaanAset Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Nominal/ Volume III Nomor 1.

Person, Obeua. 1999. Using Financial Information to Differentiate Failed vs Surviving

Finance Companies in Thailand: An Implication For Emerging Economies. Multinational

Finance Journal. Vol. 3. No.2. pp.127145.

Priantara, Diaz. 2013. “Fraud Auditing & Investigation”. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Riahi, Ahmed dan Belkaoul. 2006. “Buku Satu Accounting Theory Edisi Lima”. Jakarta:

Salemba Empat.

Siregar, Sofyan.2013. “Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS”. Jakarta: Prenamedia Group.

Skousen, J.C., Wright, J.C., Smith Kevin, R. 2008, “Detecting and Predicting Financial

Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS No. 99.” Advances in

Financial Economics Vol. 12 No.1.

Soselisa, Rangga dan Mukhlasin.2009. Pengaruh Faktor Kultur Organisasi, Manajemen,

Strategik, Keuangan dan Auditor Terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi: Studi Pada

Perusahaan Publik di Indonesia. UNIKA Atmajaya- Jakarta.

Sugiyono. 2015. “Metode Penelitian Manajemen”. Bandung: Alfabeta.

Sukirman dan Maylia, Pramono Sari. 2013. Model Deteksi Kecurangan Berbasis Fraud

Triangle (Studi Kasus Pada Perusahaan Publik Di Indonesia). Universitas Negeri Semarang.

Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 2/MEI 2013 : 199 - 225

Page 50: “Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis Fraud ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · The sampling technique is purposive sampling

Sunyoto, Danang. 2011. “Analisis Regresi dan Uji Hipotesis” . Yogyakarta: CAPS.

Thoyibatun, Siti.2009. “Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perlaku Tidak Etis

Dan Kecendrungan Kecuranga Akuntansi Serta Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi”.

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009 ISSN 1411-0393.

Tiffani, Laila dan Marfuah.2014”Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis

Fraud Triangle Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Universitas Islam Indonesia.

Tunggal, Amin Widjaja. 2011. “Teori Dan Kasus Kecurangan Akuntansi Dan

Keuangan”. Jakarta: Harvarindo.

Yesiariani, Merissa dan Rahayu, Isti.2016. Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi

Financial Statement Fraud (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010 - 2014) .Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung.

Yudhanti, Nindya Carla dan Suryandari, Erni.2016. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Indikasi Kcurangan Dalam Pelaporan Keuangan Dengan Model Fraud Diamond (Studi Empiris

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2015).Universitas Muhamaddiyah Yogyakarta.

Zakaria, Heikal Muhammad dan Nurbaiti, Anisa.2016. Pengaruh Fraud Risk Factor

Terhadap Pendeteksian Kemungkinan Fraudlent Financial Statement. Vol. 1 No.01 2016.