Upload
buidang
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI
DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG
TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Irna Paulina
041114039
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI
DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG
TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Irna Paulina
041114039
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
vi
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG TAHUN AJARAN 2009/2010
Irna Paulina
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling di sekolah dan termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. populasi penelitian ini adalah para siswa kelas X. Sampel penelitian adalah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 78 siswa. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik simpel random sampling.
Masalah penelitian ini adalah (1) sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para siswa putra kela X SMA Panca Setya tahun ajaran 2009/2010? (2) sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para siswa putri kelas X SMA Panca Setya tahun ajaran 2009/2010? (3) apakah ada perbedaan yang signifikan kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah antara para siswa putra dan putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010?
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah dengan jumlah pernyataan sebanyak 76 item. Instrumen tersebut disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritis dan semua unsur dalam kegiatan belajar mandiri.
Hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa putra yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (53%) lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang termasuk dalam kategori tinggi (47%). (2) jumlah siswa putri yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (54%) lebih banyak daripada jumlah siswa putri yang termasuk dalam kategori rendah (46%). (3) uji hipotesis membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada siswa putra dan putri dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa putra yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (53%) lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang termasuk kategori tinggi (47%) (2) jumlah siswa putri yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (54%) lebih banyak daripada jumlah siswa putri yang termasuk kategori rendah (46%) (3) tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa putra dan siswa putri dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak yang
telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., dosen pembimbing yang telah banyak
menyediakan waktu, tenaga dan dengan sabar membimbing selama penulisan
skripsi ini sampai selesai.
2. Ibu Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai macam
teori-teori ilmu pengetahuan.
4. Ibu Dra. Cornelia L. L., Kepala SMA Panca Setya Sintang yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Panca
Setya Sintang.
5. Suster Yuli, guru BK yang telah memberikan waktu kepada penulis untuk
menggunakan jadwal mengajarnya untuk melakukan penelitian.
6. Para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang yang telah berpartisipasi dalam
proses pengumpulan data.
7. Kedua orang tuaku tercinta Yohanes Lahong dan Monika Siti yang selama ini
terus memberi dukungan, nasihat, doa dan pembiayaan selama penulis kuliah.
x
8. Saudara-saudaraku, Alexander sekeluarga, Viktor Roni sekeluarga, dan
adikku Kasianus Isak Dani, terima kasih atas dukungan dan doanya.
9. Albert Frengky S., yang selalu mendukung, memberi nasihat, memotivasi,
dan doanya serta cinta kepada penulis.
10. Teman-teman kelompok PPL I, II dan PPL Plus, Sigit, Leni, Ria, Tina,
Phimpom, Aca, om Gerald, Romo Agus, Mb Wica, senang bisa bekerja sama,
terima kasih atas saran, canda, tawa dukungan dan doanya.
11. Teman-teman BK angkatan ’04, atas kebersamaan, dukungan, kerja sama
selama penulis kuliah.
12. Miloh dan Ecim yang telah mendampingi dan menemani penulis dalam
proses pengumpulan data.
13. Semua pihak yang telah membantu selama proses penulisan skripsi yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini berguna bagi siapa saja yang berkecimpung dalam dunia
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….…….. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………..... ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iii HALAMAN MOTTO ………………………...………………………..……… iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….……… v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………….….…….. vi ABSTRAK…………………………………………………………………….. vii ABSTRACT………………………………………………………….…………. viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………….….…… ix KATA PENGANTAR………………………………………………….……… x DAFTAR ISI…………………………………………………………………... xii DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xv DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xvi BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 5 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 5 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 6 E. Batasan Istilah dan Definisi Operasional Variabel……………..……. 7
1. Batasan Istilah……………………………………………….…… 7 2. Definisi Operasional Variabel……………………………….….... 7
F. Hipotesis Penelitan………………………………………….……….. 8 BAB II KAJIAN TEORITIS………………………………………….……... 9
A. Pendidikan Sekolah Menengah Atas………………………………… 9 1. Pengertian Pendidikan Sekolah Menengah Atas………………… 9 2. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas……………………. 9 3. Kurikulum Sekolah Menengah Atas…………………………….. 10
B. Kegiatan Pendidikan………………………………………………… 12 1. Pola Umum Pengajaran Kelas………………………………….... 12 2. Pengajaran Sejarah……………………………………………..... 14
C. Layanan Bimbingan Belajar…………………………………………. 16 1. Latihan Pengaturan Jadwal Belajar……………………………… 17 2. Latihan Penggunaan Sumber Bahan Tertulis……………………. 17 3. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Bahan Masyarakat……….. 19
D. Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah…….. 19 1. Pengertian Kegiatan Belajar Mandiri……………………………. 19 2. Sumber Belajar yang Digunakan Siswa…………………………. 21 3. Cara Belajar dengan Sumber Belajar……………………………. 21
E. Jenis Kelamin dan Tingkat Kegiatan belajar Mandiri Mata Pelajaran Sejarah………………………………………………………….…….. 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………… 26 A. Jenis Penelitian………………………………………………….……. 26
xii
B. Alat Pengumpul Data………………………………………………... 26 1. Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri dalan Mata Pelajaran
Sejarah………………………………………………………….... 26 2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner……………………….……. 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………….……... 29 D. Pengumpulan Data…………………………………………….……... 30
1. Tahap Persiapan…………………………………………….……. 30 2. Tahap Pelaksanaan………………………………………….……. 30
E. Teknik Analisis Data…………………………………………….…... 31 1. Perhitungan Koefisien Reliabilitas dengan Teknik Belah Dua
Gasal-Genap……………………………………………………… 31 2. Menghitung Koefisien Validitas…………………………………. 32 3. Mean…………………………………………………….………... 32 4. Chi-Kuadrat……………………………………………………… 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 34 A. Hasil Penelitian………………………………………………….….… 34 B. Pembahasan Hasil Peneliitian…………………………………..…….. 37
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN………...…… 40 A. Kesimpulan……………………………………………………..…….. 40 B. Keterbatasan…………………………………………………………. 40 C. Saran…………………………………………………………………. 41
Daftar Pustaka…………………………………………….………….……….. 42 Lampiran
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA Kelas X ………………………… 11
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner…………………………………………….. 27
Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur……………………… 29
Tabel 4. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran
Sejarah Siswa Putra Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun
Ajaran 2009/2010………………………………………………
34
Tabel 5. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran
Sejarah Siswa Putri Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun
Ajaran 2009/2010………………………………………………
35
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata
Pelajaran Sejarah Para Siswa Kelas X SMA Panca Setya
Sintang Tahun Ajaran 2009/2010………………………………
36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran
Sejarah…………………………………………………………..
44
Lampiran 2. Tabel Skor-skor Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri
dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putra dan Putri Kelas X
SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran
2009/2010…………...................................................................
53
Lampiran 3. Hasil perhitungan Mean………………………………………... 54
Lampiran 4. Tabel Persiapan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan
Validitas dengan Teknik Belah Dua Ganjil-
genap……………………………………………..……………...
55
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganjil-Genap, Koefisien
Reliabilitas, dan Koefisien Validitas Kuesioner………………...
58
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian…………………………………………….. 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin modern akan menuntut pendidikan
yang semakin lebih berkualitas. Pendidikan diperlukan oleh semua orang
karena pendidikan merupakan dasar bagi kehidupan manusia dalam
berinteraksi dengan sesamanya. Pendidikan dimulai sejak individu lahir dan
berawal dari lingkungan keluarga, kemudian dilanjutkan dalam lingkungan
sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan awal bagi
pendidikan dasar bagi setiap individu. Proses pendidikan akan berlanjut
sepanjang umur hidup manusia.
Pendidikan anak dalam keluarganya akan dilanjutkan ke pendidikan
sekolah. Sekolah mempunyai peranan penting dalam pembentukan pribadi
anak. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan
pendidikan yang terencana dan terorganisasi sesuai dengan kurikulum.
Kurikulum tersebut berisi sejumlah mata pelajaran (akademik dan non
akademik) yang diwujudkan dalam kegiatan pengajaran, pembimbingan, dan
pelatihan.
Mata pelajaran pada Sekolah Menengah Atas adalah Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika,
Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Seni budaya,
Pendidikan jasmani, Teknologi dan komunikasi, Keterampilan/bahasa asing,
Muatan lokal serta Pengembangan diri.
2
Kegiatan pengajaran ditandai dengan siswa berinteraksi dengan guru. Guru
menjelaskan isi mata pelajaran dan siswa mendengar apa yang di sampaikan
oleh guru atau pengajar. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa, baik
secara perorangan maupun berkelompok. Tugas itu merupakan bentuk latihan-
latihan yang diberikan oleh guru. Tugas yang diberikan oleh guru tersebut
dikerjakan oleh siswa yang akan diserahkan kepada guru untuk diperiksa. Oleh
karena itu, siswa tetap membutuhkan tuntunan dari guru dalam mendalami dan
mempelajari bahan mata pelajaran.
Kegiatan bersama dengan guru dapat dilanjutkan di rumah tanpa kehadiran
seorang guru. Tugas berupa latihan-latihan yang diberikan oleh guru dapat
dikerjakan siswa secara perseorangan maupun berkelompok. Selain
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah, siswa juga dapat
melakukan belajar tanpa tugas yang diberikan oleh guru. Siswa dapat
mempelajari kembali bahan mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah
dengan, mengerjakan soal-soal yang ada di buku, membuat ringkasan, mapun
dengan membaca. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di luar sekolah
tanpa ketergantungan dengan guru dinamakan kegiatan belajar mandiri.
Kegiatan belajar mandiri dapat diartikan sebagai semua tindakan yang dapat
dilakukan oleh siswa yang bersifat latihan dalam bahan mata pelajaran yang
menjadi program pendidikan sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa di
tugaskan oleh guru.
Latihan-latihan yang dilakukan oleh siswa merupakan salah satu bentuk
kegiatan memahami bahan mata pelajaran. Latihan yang dilakukan oleh siswa
3
tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi dapat juga dilakukan di rumah. Siswa
mempelajari sendiri bahan mata pelajaran dengan menggunakan buku catatan,
buku pelajaran, kamus, rekaman, televisi dan radio. Siswa melakukan kegiatan
belajar tersebut dengan membuat jadwal yang telah direncanakan dan diatur
oleh siswa itu sendiri. Kegiatan belajar di rumah sepenuhnya diatur oleh siswa
itu sendiri sehingga dapat menemukan sistem belajar. Siswa melakukan
kegiatan belajar mandiri tersebut secara individual maupun berkelompok.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
(2006:231) menyatakan bahwa mata pelajaran Sejarah telah diajarkan dan
dipelajari semenjak Sekolah Dasar. Pada Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas, mata pelajaran Sejarah menjadi mata pelajaran
sendiri. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul
dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan
metodologi tertentu. Fokus mata pelajaran Sejarah adalah kejadian masa lalu
yang dialami oleh manusia yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat
digunakan untuk melatih kepribadian manusia. Mata pelajaran Sejarah
mengajak siswa untuk mengetahui keberadaban sejarah pada masa lampau
untuk dapat membentuk manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air.
Mata pelajaran Sejarah bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut:
4
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilimuan.
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia dimasa lampau.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional (Permendiknas RI No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006:232).
Siswa mempelajari bahan mata pelajaran Sejarah dan diharapkan siswa
memiliki tanggungjawab untuk meningkatkan kegiatan belajarnya. Untuk
mendalami dan memahami mata pelajaran Sejarah, siswa dituntut untuk aktif
melakukan kegitan belajar mandiri. Pertanyaan yang muncul, sejauh manakah
tingkat kegiatan belajar mandiri siswa dalam mata pelajaran Sejarah?
Pertanyaan itu yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini
terhadap para siswa kelas X di SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran
2009/2010?
5
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok di atas dijabarkan menjadi:
1. Sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah para siswa putra kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran
2009/2010?
2. Sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah para siswa putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran
2009/2010?
3. Apakah ada perbedaan yang signifikan tingkat kegiatan belajar mandiri
dalam mata pelajaran Sejarah antara para siswa putra dan putri kelas X
SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah para siswa putra kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran
2009/2010.
2. Mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah para siswa putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran
2009/2010.
3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan tingkat kegiatan
belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah antara para siswa putra dan
putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.
6
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi
pengembangan konsep bimbingan dan konseling, khususnya tentang
kegiatan belajar mandiri sebagai bahan informasi dalam rangka kegiatan
bimbingan belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para pendidik
Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi dapat digunakan oleh guru
pembimbing untuk kegiatan bimbingan belajar.
b. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bekal untuk kegiatan
bimbingan belajar bagi siswa.
c. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai
sumber inspirasi atau bahan perbandingan apabila ingin
mengembangkan penelitian sekitar topik yang sama.
7
E. Batasan Istilah dan Definisi Operasional Variabel
1. Batasan Istilah
a. Belajar adalah suatu aktifitas individu berupa perbuatan-perbuatan
berlatih sendiri dan menghasilkan kemampuan berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan sikap.
b. Kegiatan belajar mandiri adalah latihan yang direncanakan dan
dilakukan oleh individu dalam menguasai bahan pelajaran yang menjadi
program pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan belajarnya tanpa
paksaan atau desakan dari orang lain.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Kegiatan belajar mandiri siswa dalam mata pelajaran Sejarah adalah
semua tindakan berupa latihan atau perbuatan yang direncanakan dan
dilakukan oleh siswa untuk mempelajari pengalaman baru dalam
bahan pelajaran Sejarah yang direncanakan dan dilakukan sendiri
meliputi pembuatan dan penggunaan jadwal belajar, cara belajar, dan
penggunaan sumber bahan belajar yang diukur dengan Kuesioner
Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah dan
ditunjuk melalui skor yang diperoleh para siswa kelas X SMA Panca
Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010. Ada dua kategori tingkat
kegiatan belajar mandiri siswa dalam mata pelajaran Sejarah, yaitu
kategori rendah dan kategori tinggi.
b. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri siswa laki-laki atau
perempuan. Ada kelompok laki-laki dan kelompok perempuan.
8
F. Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah pada siswa putra dan putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun
ajaran 2009/2010.
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pendidikan Sekolah Menengah Atas
1. Pengertian Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Langeveld (1971:20) mengatakan pendidikan adalah “setiap usaha,
pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju
kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat membantu anak agar cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”. Winkel (2004:27)
menyebutkan bahwa pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar dia mencapai kedewasaan.
Program Sekolah Menengah Atas berlangsung untuk jangka waktu
tiga tahun, yaitu tahun pertama, tahun kedua, dan tahun ketiga . Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 18 ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah. Sekolah Menengah Atas atau
yang sederajat adalah termasuk dalam pendidikan menengah.
2. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Pendidikan Sekolah Mengah Atas memiliki tujuan meningkatkan
keberhasilan dalam belajar dan pengembangan diri siswa. Pendidikan
SMA bertujuan untuk:
a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dan mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian, dan;
10
b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dalam lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar (Himpunan Perundang-undangan Bidang Kependidikan Tahun 2002:384)
3. Kurikulum Sekolah Menengah Atas
a. Pengertian Kurikulum Sekolah
Kegiatan pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan
akademik (mata pelajaran) dan non akademik. Kegiatan akademik dan
non akademik disusun dalam kurikulum. Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menyatakan
bahwa kurikulum merupakan:
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003:7).
Dengan demikian kurikulum sekolah dapat digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sekolah. Pelaksanaaan
kurikulum sekolah berbentuk kegiatan pengajaran yang dilakukan
oleh guru. Program pengajaran Sekolah Menengah Atas terdiri dari
program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program
pengajaran umum diselenggarakan di tahun I, sedangkan program
pengajaran khusus mulai diadakan di tahun II dan di tahun III.
11
b. Struktur Kurikulum SMA Kelas X
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
Struktur kurikulum SMA kelas X menurut Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi sebagai berikut:
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA Kelas X
KOMPONEN ALOKASI WAKTU
Smtr 1 Smtr 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Fisika 2 2 7. Biologi 2 2 8. Kimia 2 2 9. Sejarah 1 1 10. Geografi 1 1 11. Ekonomi 2 2 12. Sosiologi 2 2 13. Seni Budaya 2 2 14. Pendidikan Jasmani 2 2 15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 16. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 B. Muatan Lokal 2 2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) Jumlah 38 38
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Ada 16 mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa tahun I
sesuai dengan peraturan menteri seperti pada tabel di atas. Siswa akan
12
mempelajari dan memahami setiap bahan mata pelajaran tersebut
dalam kegiatan pengajaran kelas yang di selenggarakan.
B. Kegiatan Pendidikan
1. Pola Umum Pengajaran Kelas
a. Siswa berlatih di kelas
Siswa berlatih di kelas secara bersama-sama dengan guru
mengolah bahan pelajaran sehingga siswa menjadi tahu cara
mempelajari bahan tersebut. Selanjutnya, guru memberikan tugas
kepada siswa supaya siswa berlatih memahami cara mempelajari
bahan pelajaran. Latihan dapat dilakukan secara individual maupun
dengan cara berkelompok.
Secara berkelompok siswa mencoba untuk berlatih bahan mata
pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan latihan yang
dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar, ada siswa yang dapat
memahami dengan baik, namun masih ada juga siswa yang belum.
Siswa yang sudah memahami bahan tersebut dapat menjelaskan
bahan mata pelajaran kepada temannya yang mengalami kesulitan
dalam memahami bahan tersebut.
Siswa secara individual juga dapat berlatih sendiri untuk
menyelesaikan tugas bahan mata pelajaran yang telah diberikan
oleh guru. Siswa menyelesaikannya tugas tersebut sesuai dengan
apa yang telah dilatih oleh guru. Siswa juga berlatih sesuai dengan
arahan dan tugas yang diberikan oleh guru.
13
b. Siswa berlatih tugas dari guru di luar kelas
Latihan yang dapat dilakukan oleh siswa di rumah yaitu
mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru di sekolah,
misalnya latihan mengerjakan soal-soal, meringkas bahan pelajaran
serta mendalami bahan pelajaran. Salah satu bentuk tugas yang
diberikan oleh guru adalah pekerjaan rumah. Siswa mengerjakan
tugas tersebut sesuai dengan apa yang telah guru sampaikan di
sekolah. Siswa dapat menggunakan berbagai macam sumber dalam
mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, baik buku pelajaran
maupun melalui media informasi yang lain.
Latihan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan tugas
rumah dapat dilakukan secara individual maupun dengan cara
berkelompok.
c. Siswa berlatih sendiri (mandiri)
Individu selalu mengalami proses belajar dalam hidupnya.
Winkel (1989:36), menyebutkan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap.
Perubahan itu bersifat relatif menetap. Belajar dapat
didefenisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Hilgard
(1975:17)
14
Learning refers to the change in a subject’s behavior to a given situation brought about by his repeat experiences in that the behavior change cannot be explained on the basic of native response tendencies, maturation, or temporary states of the subject.
Kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran secara
mandiri adalah kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran
di luar jam sekolah tanpa pendampingan dan penugasan dari
guru. Latihan yang dilakukan oleh siswa adalah kegiatan atas
inisiatif sendiri tanpa paksaaan oleh pihak-pihak lain seperti orang
yang lebih dewasa, orang tua maupun guru.
Siswa melakukan sendiri kegiatan belajar atas arahan sendiri.
Skager (1984:18-19) berpendapat:
Self-directed learning refers to the planning and management of learning by individuals (either singly or collectively) to accomplish their personal, social, and vocational development by recognizing specific learning needs from time to time and fulfilling them through suitable techniques, resources, and learning opportunities.
2. Pengajaran Sejarah
a. Tugas di kelas dan tugas rumah
Interaksi antara guru dan siswa di kelas dalam proses belajar
mengajar merupakan salah satu bentuk pendidikan. Kegiatan
pengajaran dapat dilaksanakan secara formal.
Siswa bersama dengan guru mengolah bahan pelajaran Sejarah
ketika belajar berlangsung. Guru menjelaskan bahan mata pelajaran
Sejarah kepada siswa dan siswa mendengarkan kemudian guru
15
bertanya kepada seorang atau semua siswa tentang bahan mata
pelajaran lalu siswa menjawab. Jika ada siswa yang tidak mengerti
siswa dapat bertanya kepada guru untuk menjelaskan kembali
bahan pelajaran tersebut. Dalam menjelaskan bahan mata pelajaran
guru dapat mengunakan alat peraga seperti peta sejarah atau
gambar-gambar sejarah. Guru dan siswa melakukan percakapan
atau komunikasi dalam kegiatan pengajaran tersebut.
Guru memberi latihan-latihan kepada siswa untuk dikerjakan.
Tugas yang guru berikan kepada siswa dapat berbentuk latihan
soal, atau tugas. Siswa melakukan kegiatan tersebut sesuai dengan
apa yang telah guru berikan. Latihan yang dilakukan siswa di
sekolah dapat dilakukan dengan bantuan atau arahan dari guru.
b. Tugas mandiri
Siswa juga dapat melakukan latihan mandiri tanpa arahan atau
ditugaskan oleh guru. Siswa berlatih sendiri mengerjakan latihan-
latihan bahan mata pelajaran Sejarah. Siswa dapat mencari
informasi yang berkaitan dengan bahan pelajaran tersebut melalui
media informasi lain selain buku mata pelajaran sekolah.
Proses mengajar yang terjadi diharapkan membawa perubahan
pada siswa berupa keteraturan dalam belajar. Keteraturan dalam
belajar akan membawa siswa pada prestasi belajar yang baik.
Belajar yang teratur dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam
mempelajari mata pelajaran tanpa tugas atau arahan dari orang lain.
16
Siswa terlatih menjadi anak yang berusaha sendiri dalam mencapai
prestasi yang baik dalam belajar.
C. Layanan Bimbingan Belajar
Menurut Shertzer dan Stone bimbingan adalah “the process of helping
individual to understand themselves and their word” (Shertzer dan
Stone,1976:38).
Bimbingan belajar merupakan kegiatan membantu siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah belajar misalnya, pengenalan
kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, dan perencanaan pendidikan
lanjutan (Nurihsan dan Sudianto, 2005: 12).
Tujuan pelayanan bimbingan dalam belajar secara umum adalah agar
siswa dapat menyesuaian diri yang baik dalam situasi belajar, sehingga
setiap siswa dapat belajar dengan kemampuan yang dimilikinya, dan
mencapai perkembangan yang optimal. Ahmadi dan Widodo (1991: 105-
106) menjelaskan lebih rinci tujuan pelayanan bimbingan belajar antara
lain: menunjukkan cara-cara mempelajari bahan pelajaran dengan
menggunakan buku pelajaran, memberikan informasi pada siswa bagi
yang memanfaatkan perpustakaan, menentukan pembagian waktu dan
perencanaaan belajar.
Guru bersama dengan siswa membahas cara berlatih dengan sumber-
sumber belajar yang dapat mendorong siswa dalam mempelajari mata
pelajaran.
17
1. Latihan Pengaturan Jadwal Belajar
Siswa latihan membuat jadwal di rumah dengan merencanakan
pengalokasian waktu oleh siswa untuk mempelajari bahan mata
pelajaran. Jadwal yang dibuat siswa digunakan oleh siswa supaya
belajar dapat berjalan dengan baik. Guru menuntun siswa dengan
cara memeriksa jadwal yang telah disusun siswa.
2. Latihan Penggunaan Sumber Bahan Tertulis
Buku pelajaran, buku kamus, koran, buku catatan dan buku
lainnya merupakan bahan tertulis yang dapat digunakan oleh siswa
untuk mendalami bahan pelajaran. Guru pembimbing menuntun
siswa berlatih menggunakan sumber bahan tertulis. Ada metode
yang dapat digunakan siswa dalam mempelajari bahan tertulis yang
dinilai merupakan salah satu cara yang efektif dalam belajar
mandiri. Salah satu langkah yang efektif dalam belajar mandiri
memusatkan diri pada penggunaan metode SQ3R (Survey, Question,
Read, Recite, Review) . Langkah-langkah penggunaan metode
SQ3R menurut Robinson (1946: 28-31) yaitu sebagai berikut:
a. Survey (Langkah Orientasi)
Pada langkah ini siswa mengamati keseluruhan untuk
memperoleh gambaran secara umum mengenai isi tiap judul
dengan memusatkan diri pada tiap bagian judul. Tujuan utama
dari langkah ini adalah untuk memperolah gambaran mengenai
nomor urut bahan yang akan dipelajari.
18
b. Question (Langkah Bertanya)
Pada langkah ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaaan
yang didasarkan pada hasil orientasi dan pertanyaan-pertanyaan
ini akan dicari jawabannya lebih lanjut. Pertanyaan ini mengenai
kata-kata baru yang belum dimengerti oleh siswa, isi masing-
masing kalimat, dan isi tiap alinea. Pertanyaan-pertanyaan
ditulis secara berurutan mengikuti bagian-bagian bahan tertulis.
c. Read (Langkah Membaca)
Pada langkah ini siswa membaca untuk mencari jawaban-
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti yang
disebutkan pada nomor 2 di atas. Tujuan utama dari kegiatan
membaca dengan cara ini adalah siswa memahami secara terinci
isi bacaan.
d. Recite (Langkah Merumuskan)
Pada langkah ini siswa merumuskan kembali dalam bahasa
sendiri arti kata-kata baru, isi kalimat, dan isi alinea. Disini
terletak makna”mereproduksi”. Dengan langkah ini siswa dapat
mengetahui apakah yang dibaca benar atau tidak dilihat dari isi
bacaan. Dengan langkah ini pengetahuan dan pengertian siswa
terhadap isi bacaan menjadi jelas dan tegas.
19
e. Review (Langkah Merangkum)
Pada langkah ini siswa merangkum atau memadukan semua
yang sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan. Dengan
langkah ini siswa memperdalam pengetahuan dan pengertiannya
terutama tentang hubungan-hubungan isi bahan satu sama lain,
juga dengan pengetahuan dan pengertian yang telah dimilikinya.
3. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Bahan Masyarakat
Sumber masyarakat dapat berupa informasi masyarakat, kejadian
sehari-hari, dan pengalaman yang diperoleh dalam masyarakat yang
dilakukan melalui observasi. Siswa berlatih menggunakan sumber
masyarakat misalnya tentang keadaan sungai maupun lingkungan
perkebunan. Siswa berlatih mengkaji bahan masyarakat tersebut
serta membandingkannya dengan pemahaman dan pengertian yang
telah diperolehnya di sekolah.
D. Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah
1. Pengertian Kegiatan Belajar Mandiri
Siswa melakukan latihan-latihan sendiri dalam mendalami setiap
bahan mata pelajaran. Materi pelajaran yang siswa dapatkan di sekolah
terkadang kurang cukup terpenuhi karena ketersediaan waktu yang
kurang. Seperti yang terlihat dalam struktur kurikulum, pelajaran
Sejarah hanya memiliki 1 jam pertemuan tiap minggu. Dengan
ketersediaan waktu yang ada siswa diharapkan dapat mencapai target
20
materi sesuai dengan standar kompetensi pada bahan mata pelajaran.
Oleh sebab itu para siswa harus melakukan kegiatan belajar secara
mandiri yag dapat dilakukan secara individual maupun berkelompok
serta mempelajari mata pelajaran secara mandiri. Kegiatan belajar
mandiri tersebut dilakukan oleh siswa tanpa kehadiran guru.
Latihan mandiri siswa merupakan kegiatan siswa mempelajari
bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri dan untuk mengembangkan
potensi diri. Skager (1984:104) mengatakan “studying independently is
obviously indicate of self direction”.
Belajar merupakan cara belajar yang aktif dan partisipatif untuk
mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat oleh
kehadiran guru.
Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya (Yamin, 2007:115).
Ada kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam mempelajari
mata pelajaran Sejarah kelas X yaitu:
a. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah, b. Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa pra-aksara dam masa aksara, c. Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah, d. Menganalisa kehidupan awal masyarakat Indonesia, e. Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat di dunia
yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia, dan f. Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di
kepulauan Indonesia (Permendiknas RI No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006:232).
21
2. Sumber Belajar yang digunakan Siswa
a. Sumber Belajar Tertulis
Siswa belajar menggunakan berbagai macam sumber untuk
memperoleh pengetahuan. Buku pelajaran, buku kamus, modul,
catatan mata pelajaran atau lain sebagainya, itu semua adalah
sumber belajar tertulis. Sumber belajar tertulis yang digunakan
siswa dapat dipelajari dengan menghafal, merangkum, membaca,
mengingat, praktek maupun menganalisis.
b. Sumber Belajar Bahan Masyarakat
Siswa memperoleh pengetahuan dapat berasal dari
masyarakat sekitar kita, baik orang-orangnya maupun kejadian di
sekitar masyarakatnya. Siswa dengan cara mengobservasi melihat
setiap kejadian itu. Dengan mempelajari berbagai sumber bahan
masyarakat siswa dapat memperoleh pengalaman konkrit dan
menghubungkannya dengan pengetahuan.
3. Cara Belajar dengan Sumber Belajar
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa ini adalah kegiatan
yang dilakukan sendiri di rumah. Siswa mengatur dan berlatih
menggunakan sumber belajar yang ada tanpa diperintahkan oleh orang
lain. Kegiatan belajar dengan sumber belajar dapat berupa mengerjakan
soal-soal latihan dengan bantuan buku catatan, buku pelajaran, jurnal,
internet, media audiovisual, buku kamus, majalah dan menggunakan
bahan masyarakat.
22
a. Cara menggunakan buku catatan
Siswa memiliki buku catatan untuk semua pelajaran. Buku catatan
sangat penting bagi siswa karena berisi rangkuman catatan dari
materi pelajaran. Siswa berlatih merangkum dan mengingat
kembali pokok-pokok mata pelajaran. Catatan yang dibuat oleh
siswa merupakan hasil interaksi yang dilakukan oleh guru dan
siswa di kelas dalam mengolah bahan pelajaran. Buku catatan dapat
digunakan juga dengan cara membaca kembali dan menghafal serta
dapat menggunakannya dalam penyelesaian masalah.
b. Cara menggunakan buku pelajaran
Buku pelajaran adalah buku yang digunakan siswa dalam mata
pelajaran. Buku pelajaran akan mendukung siswa dalam menguasai
bahan pelajaran Siswa mempelajari isi buku pelajaran dengan
merangkum, membaca kembali buku pelajaran.
c. Cara menggunakan buku kamus
Buku kamus memiliki peranan yang penting juga dalam memahami
suatu pelajaran. Buku kamus digunakan siswa dalam mencari dan
menemukan kosakata-kosakata dan artinya. Siswa mencatat arti
kata-kata tersebut dan siswa menghafal artinya atau merumuskan
dengan kalimat sendiri.
d. Cara menggunakan jurnal
Siswa juga dapat melalui menggunakan jurnal hasil penelitian
untuk dapat menambah pengetahuannya. Jurnal dapat digunakan
23
siswa dengan cara membaca dan menganalisis isi hasil dengan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan isi
mata pelajaran.
e. Cara menggunakan media audiovisual (Radio, TV, VCD, dan kaset
audio)
Media audiovisual seperti Radio, TV, VCD, dan kaset audio
banyak menyajikan tentang informasi yang berkaitan dengan mata
pelajaran. Siswa dapat menggunakan media ini sesuai dengan mata
pelajaran. Siswa mencatat, menganalisis dan merangkum kembali
yang sesuai dengan bahan pelajaran.
f. Cara menggunakan Terbitan Berkala
Terbitan berkala seperti Majalah, Koran, banyak memuat
informasi yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Siswa
menggunakan isi terbitan berkala untuk menambah
pengetahuannya.
g. Cara menggunakan internet
Media informasi yang di anggap up-to-date dapat diperoleh melalui
internet. Internet menyajikan juga informasi yang dapat digunakan
oleh siswa dapat mencari tambahan pengetahuan dalam mata
pelajaran. Siswa dapat mengunjungi website yang berhubungan
dengan isi mata pelajaran.
24
h. Cara menggunakan bahan masyarakat
Situasi dan kondisi di lingkungan sekitar dengan berbagai macam
kejadian dan pengalaman yang dialami oleh siswa akan membantu
kegiatan belajar. Pengetahuan akan lingkungan alam, sosial, seni
dan budaya membantu siswa dalam mempelajari dan memahami
bahan mata pelajaran. Bahan di masyarakat ini dapat diobservasi,
dicatat dan dianalisis dan dirangkum sesuai dengan isi mata
pelajaran.
E. Jenis Kelamin dan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Mata Pelajaran
Sejarah
Setiap individu dilahirkan ke dunia sudah memiliki jenis kelamin
yang berbeda-beda, ada yang berjenis kelamin laki-laki adapula yang
berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin merupakan identitas setiap
manusia yang menyatakan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan. Pada
umur dua tahun pada umumnya anak belajar untuk menyatakan dirinya
perempuan atau laki-laki (Baron & Donn 2003:189).
Eleanor Maccoby dan Carol Jacklin tahun 1974 mengenai
kemampuan verbal dan sifat agresif pada diri lelaki dan perempuan
menyimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin hanya terjadi dalam empat
hal, yaitu:
1. Wanita memperoleh nilai lebih tinggi daripada pria dalam
kemampuan verbal seperti membaca dan kosakata.
25
2. Pria mendapat nilai lebih tinggi daripada wanita dalam
kemampuan matematika.
3. Pria mendapat nilai tinggi daripada wanita dalam
kemampuan visual-spasial.
4. Pria lebih agresif daripada wanita (Sears, dkk 1985:212).
Hasil penelitian tersebut menunjukan ada kecenderungan
perbedaan antara putra dan putri dalam pelajaran di sekolah. Jadi,
terdapat perbedaan antara siswa putra dan putri dalam kegiatan
belajar mandiri.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pendidikan, khususnya dalam bidang
bimbingan dan konseling di sekolah. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif dengan metode survei. “Penelitian deskriptif dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan”
(Furchan, 2005:415). Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi
tentang deskripsi tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran
2009/2010.
B. Alat Pengumpul Data
1. Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para
siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang. Kuesioner ini disusun
berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, dan isi kajian teoritis .
Kisi-kisi kuesioner kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah disajikan pada tabel berikut ini:
27
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner
No. Aspek-aspek kegiatan No. item
1. Menyusun dan menggunakan
jadwal belajar
1 s/d 4
2. Menggunakan buku catatan 5 s/d 8
3. Menggunakan buku pelajaran 9 s/d 20
4. Menggunakan buku kamus 21 s/d 25
5. Menggunakan jurnal 26 s/d 33
6. Menggunakan media audiovisual
(Radio, TV)
34 s/d 47
7. Menggunakan terbitan berkala 47 s/d 60
8. Menggunakan internet 61 s/d 68
9. Menggunakan bahan masyarakat 69 s/d 76
Kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah dilakukan
baik secara perorang maupun kelompok dengan mengikuti aspek-aspek
di atas. Kuesioner ini terdiri dari empat bagian, yaitu bagian pertama
berisi pengantar, bagian kedua berisi petunjuk, bagian ketiga berisi
identitas diri siswa dan bagian yang keempat berisi item pernyataan
(terlampir).
Pernyataan berisi kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang. Ada empat
pilihan jawaban yaitu selalu, banyak kali, kadang-kadang, dan tidak
28
pernah. Skor tiap pilihan jawaban adalah selalu = 4, banyak kali = 3,
kadang-kadang = 2, dan tidak pernah = 1.
2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Instrumen penelitian digunakan untuk memperolah data tentang
variabel. Alat ukur tersebut harus valid dan reliabel.
a. Validitas
Validitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui sejauh
mana instrumen yang dikembangkan dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Menurut Donal Ary, dkk “validitas menunjuk kepada
sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang sebenarnya diukur
oleh alat tersebut” (Furchan, 2005:293). Validitas kuesioner adalah
validitas isi. Azwar (2008:45) menjelaskan validitas isi merupakan
validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan
analisis rasional atau lewat professional judgment.
Dalam pelaksanaannya peneliti menyusun sendiri item-item
pernyataan kemudian meminta pendapat dan mengkonsultasikan
kuesioner tersebut kepada dosen pembimbing untuk memeriksa. Hal
ini dilakukan supaya setiap item pernyataan yang dibuat tepat dan
mencerminkan atribut yang hendak diukur.
b. Reliabilitas
Reliabiltas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahuai
keajegan suatu alat dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Menurut Donal Ary, dkk reliabilitas menunjuk kepada “derajat
29
keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya”
(Furchan, 2005:310).
c. Klasifikasi Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Klasifikasi validitas dan reliabilitas mengacu pada pedoman yang
dikemukakan oleh Garret (1967: 176) sebagai berikut:
Tabel 3: Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,70 - ± 1,00 Tinggi – Sangat Tinggi
0,40 - ± 0,70 Cukup
0,20 - ± 0,40 Rendah
0,00 - ± 0,20 Tidak Ada – Sangat Rendah
Hasil perhitungan koefisien reabilitas dan validitas yaitu, koefisien
reliabilitas = 0,92 dan koefisien validitas adalah = 0,96. Berdasarkan
daftar tebel kualifikasi di atas dat disimpulkan bahwa validitas dan
reliabilitas kuesioner kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang termasuk
kategori sangat tinggi.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah semua anggota kelompok yang dimaksud untuk
diselidiki. Menurut Donal Ary dkk, populasi adalah “semua anggota
sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas”
(Furchan, 2005:193). Populasi penelitian ini adalah para siswa kelas X SMA
30
Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010 yang terbagi dalam 5 kelas
paralel dan berjumlah 218 siswa.
Menurut Donald Ary dkk, sampel adalah “sebagian dari populasi. Sampel
penelitian ini sebanyak 78 siswa.Sampel penelitian ini diambil dengan teknik
random sampling jenis simpel random sampling. Margono (2003:126)
mengatakan simpel random sampling adalah teknik untuk mendapatkan
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian
setiap unit sampling sebagai unsur terpencil memperoleh peluang yang sama
untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.
D. Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data meliputi beberapa tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Meminta ijin dan menyerahkan surat pengantar penelitian dari
Program Studi Bimbingan dan Konseling kepada kepala Sekolah
SMA Panca Setya Sintang melalui guru BK.
b. Menyusun kuesioner dan mengkonsultasikannya kepada dosen
pembimbing
c. Melakukan koordinasi dengan koordinator bimbingan dan konseling
untuk pengaturan jadwal penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2010 meliputi tahap-
tahap sebagai berikut:
31
a. Datang ke sekolah sesuai jadwal yang telah ditentukan.
b. Masuk kelas dan memperkenalkan diri kepada siswa.
c. Membagikan kuesioner dan menjelaskan tujuan pengisian Kuesioner
Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah.
d. Mempersilahkan siswa untuk mengisi Kuesioner Kegiatan Belajar
Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah.
e. Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi siswa.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data secara statistik dengan tabel dan kategori.
1. Perhitungan koefisien reliabilitas kuesioner dengan teknik belah dua gasal-
genap:
Rumus Spearman dan Brown:
ttr =xy
xy
rr+12
(Azwar, 2008:69)
Keterangan:
ttr = Koefisien reliabilitas
xyr = Koefisien korelasi skor ganjil-genap
Langkah perhitungan:
a. Menghitung koefisien korelasi skor-skor ganjil dan genap dengan
teknik korelasi product-moment dari Pearson, dengan rumus:
xyr =( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−2222 YYNXXN
YXXYN
32
Keterangan:
xyr : Koefisien korelasi ganjil genap
N : Jumlah subyek
X : Skor-skor item belahan ganjil
Y : Skor-skor item belahan genap
b. Menghitung koefisien reliabilitas ( ttr )
2. Menghitung koefisien validitas (ootr ) dengan rumus:
ootr = ttr (Guilford, 1965:443)
Keterangan:
ootr : Koefisien validitas
ttr : Koefisien reliabilitas
3. Mean
Mean merupakan nilai kelompok yang dipandang konstan dan
karena itu digunakan untuk menetapkan batas tinggi atau rendah suatu
skor. Skor yang < Mean dikategorikan rendah. Skor yang ≥ Mean
dikategorikan tinggi. Perhitungan mean skor total menggunakan rumus:
NfX
M ∑=
Keterangan Rumus :
M : Mean
∑ fX : Jumlah skor
N : Jumlah siswa
33
4. Chi-Kuadrat
Chi-Kuadrat digunakan untuk menghitung perbedaan tingkat
kegiatan bekajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah siswa putra dan
putri. Derajat kebabasan (db) = 1 dengan taraf signifikansi 5%. Rumus
yang digunakan dalam menghitung chi-kuadrat adalah sebagai berikut:
χ 2= ( )( )( )( )( )DBCADCBA
BCADN++++
− 2
Keterangan:
χ 2 : Chi-Kuadrat
N : Jumlah Subjek
A : Jumlah pada kolom 1 baris 1
B : Jumlah pada kolom 2 baris 1
C : Jumlah pada kolom 1 baris 2
D : Jumlah pada kolom 2 baris 2
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah siswa putra
kelas X
Tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah di
golongkan menjadi dua tingkat yaitu rendah dan tinggi. Patokan yang
digunakan untuk menentukan skor yang termasuk kategori rendah dan skor
yang termasuk tinggi adalah Mean total. Mean total yang dimaksud adalah
jumlah mean secara keseluruhan antara putra dan putri. Penggunaan dua
kategori yaitu dengan melihat perkembangan diri siswa, ada siswa yang
maju seperti yang diharapkan dan ada juga siswa yang belum maju.
Pendekatan statistik yang digunakan dalam menganalisis data kategorial
dan nilai statistik yang dianggap stabil adalah Mean. Mean total adalah
150 (Periksa rekaman komputerisasi pada lampiran 3 halaman 56). Skor <
Mean total termasuk kategori rendah dan Skor ≥ Mean total termasuk
kategori tinggi. Hasil analisis di sajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4: Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putra Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010
Tingkat kegiatan belajar mandiri Jumlah
Tinggi 15 (47%)
Rendah 17 (53%)
Jumlah siswa 32 (100%)
35
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa putra yang
termasuk rendah dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah
(53%) lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang termasuk dalam
kategori tinggi (47%).
2. Tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah siswa putri
kelas X
Berdasarkan data yang ada dan menurut perhitungan, pada
kelompok putri memperoleh hasil yang dapat dilihat pada penjelasan
berikut. Pendekatan statistik yang digunakan dalam menganalisis data
kategorial dan nilai statistik yang dianggap stabil adalah Mean. Mean total
adalah 150 yang diperoleh dari perhitungan skor mean putra dan putri/
periksa rekaman komputerisasi pada lampiran 3 halaman 56 . Skor < Mean
total termasuk kategori rendah dan Skor ≥ Mean total termasuk kategori
tinggi. Hasil analisis di sajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 5: Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putri Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010
Tingkat kegiatan belajar mandiri Jumlah
Tinggi 25 (54%)
Rendah 21(46%)
Jumlah siswa 46 (100%)
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa putri yang termasuk
tinggi dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (54%) lebih
banyak daripada jumlah siswa putri yang termasuk dalam kategori rendah
(46%).
36
3. Uji Hipotesis
Hipotesis yang Diajukan dalam Penelitian adalah
Ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kegiatan belajar mandiri
dalam mata pelajaran Sejarah siswa putra dan putri kelas X SMA Panca
Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.
Hipotesis Nol
Jumlah siswa putra tidak berbeda secara signifikan dengan jumlah siswa
putri dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik Chi-Kuadrat.
Perhitungan nilai Chi-Kuadrat diaplikasikan dengan menggunakan tabel 2
x 2 berikut ini.
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Para Siswa Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010
TKBM JK
R T ∑
L 17 15 32 P 21 25 46 ∑ 38 40 78
χ 2= ( )[ ]( )( )( )( )DBCADCBA
BCADN++++
− 2
= ( )[ ]( )( )( )( )40384632
31542578 2−
= ( )( )( )15201472
11078 2−
37
=2237440
1210078×
=2237440943800
χ 2 = 0,42
Nilai Chi-Kuadrat = 0,42. Nilai ini lebih kecil dari nilai χ 2 tabel =
3,814 dengan db = 1 dan taraf signifikan 5%. Jadi, tidak ada perbedaan yang
signifikan antara siswa putra dan putri dalam kegiatan belajar mandiri mata
pelajaran Sejarah kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran
Sejarah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010
adalah:
1. Jumlah siswa putra yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar
mandiri dalam mata pelajaran Sejarah lebih banyak (53%) daripada jumlah
siswa putra yang termasuk kategori tinggi (47%).
2. Jumlah siswa putri yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar
mandiri dalam mata pelajaran Sejarah lebih banyak (54%) daripada jumlah
siswa putri yang termasuk kategori rendah (46%).
3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa putra dan putri dalam
kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah kelas X SMA Panca
Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.
38
Pada awal tahun suatu jenjang pendidikan siswa memerlukan penyesuaian
dalam kegiatan belajar. Hal ini disebabkan karena tiap jenjang pendidikan
memiliki kurikulum yang berbeda dan suasana yang baru bagi siswa, situasi ini
akan mempengaruhi cara siswa belajar. Siswa akan mencari dan menemukan
cara belajar yang baru dalam memahami bahan mata pelajaran.
Kegiatan belajar di SMA yang berbeda dengan kegiatan belajar pada
jenjang sebelumya akan membuat siswa harus membiasakan diri dengan baik
supaya dapat mengikuti semua cara belajar yang ada. Cara belajar yang baru
membuat siswa berusaha untuk semakin terus berusaha menyesuaikan diri
dengan keadaan yang ada. Penyesuaian siswa diperlukan dalam menghadapi
hal seperti itu dan harus membiasakan diri dengan cara belajar di SMA dalam
mempelajari bahan mata pelajaran.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa diharapkan akan membentuk
kebiasaan belajar yang baik. Jika siswa sudah memiliki kebiasaan belajar yang
baik maka siswa akan menjadi mandiri dalam kegiatan belajarnya. Penyesuaian
diri yang baik dalam belajar dapat dilihat ketika siswa mampu mengarahkan
dirinya sendiri dalam belajar yang ditandai dengan adanya inisiatif sendiri
dalam belajar. Semua yang dilakukan siswa itu merupakan usahanya sendiri
dalam meningkatkan kegiatan belajarnya. Jadi, kalau ada siswa yang belum
mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik berarti kegiatan belajar
mandirinya masih rendah. Tapi kalau ada siswa yang mampu menyesuaikan
diri dengan baik maka kegiatan belajar mandirinya bisa tinggi, karena
seseorang yang memiliki kegiatan belajar mandiri yang tinggi akan mampu
39
melakukan tindakan yang menunjang belajar tanpa menunggu desakan atau
pengaruh orang lain. Kemauan untuk belajar bagi anak yang mandiri muncul
dari dalam diri terlepas dari ajakan atau pengaruh dari luar dirinya.
Dalam uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan pada putra maupun putri dalam kegiatan belajar mandiri mata
pelajaran Sejarah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut mau mengatakan
bahwa tidak selamanya sifat mandiri itu dapat dilihat dari jenis kelamin.
Walaupun ada yang mengatakan bahwa laki-laki lebih mandiri bila
dibandingkan dengan perempuan. Hali ini mungkin dikarenakan adanya
perebedaan perlakukan antra laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki biasanya
diberi banyak kesempatan untuk berdiri sendiri dan menanggung sendiri resiko
daripada anak perempuan.
Kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran Sejarah yang dilakukan di
sekolah banyak menuntut siswa untuk belajar dengan lebih keras lagi karena
sifat mata pelajaran Sejarah yang mengharuskan siswa untuk banyak
menghafal seperti nama, tanggal dan tempat peristiwa. Dalam Hal ini yang
dibutuhkan adalah kemampuan dalam belajar bukan kemampuam yang
diperoleh berdasarkan jenis kelamin siswa. Kegiatan belajar mandiri siswa
tidak sepenuhnya dipengrauhi oleh jenis kelamin.
40
BAB V
KESIMPULAN KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tiga point penting yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah siswa putra yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar
mandiri mata pelajaran Sejarah (53%) lebih banyak daripada jumlah siswa
putra yang termasuk dalam kategori tinggi (47%).
2. Jumlah siswa putri yang termasuk katergori tinggi dalam kegiatan belajar
mandiri mata pelajaran Sejarah (54%) lebih banyak daripada jumlah siswa
putri yang termasuk dalam kategori rendah (46%).
3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa putra dan siswa putri
dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah kelas X SMA Panca
Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.
B. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kajian teoritis yang
dirasakan masih kurang kuat dalam memaparkan teori-teori yang mendukung
permasalahan pokok. Kajian teori yang kurang kuat menyebabkan lemahnya
alat ukur yang akan digunakan peneliti dalam mengungkap masalah dalam
penelitian ini. Instrumen yang digunakan kurang menjawab inti dari
permasalahan.
41
Dalam penghitungan data yang ada, peneliti masih menggunakan rumus
yang tidak relevan untuk menjawab permasalahan secara spesifik. Sebagai
contoh, perhitungan koefisien validitas, penentuan mean yang digunakan
sebagai penetuan kategori dan penggunaan rumus chi-kuadrat. Sehingga hasil
penelitian yang ada kurang menjawab masalah secara detail.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil kesimpulan mengenai kegiatan
belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para siswa kelas X SMA Panca
Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010 dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi guru bimbingan dan konseling
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk oleh guru biimbingan dan
konseling yaitu dengan membuat program bimbingan yang
berhubungan dengan peningkatan kegiatan belajar mandiri. Guru
pembimbing juga perlu bekerjasama dengan setiap guru mata
pelajaran/staf pengajar lainnya untuk pengembangan belajar siswa.
2. Bagi peneliti lain
Penelitian ini hanya dijadikan sebagai inspirasi bagi penelitian lain
supaya dapat melakukan penelitian dengan topik yang sama. Supaya
dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan belajar mandiri.
42
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ary, Donal, dkk. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Penerjemah H. Arif Furcan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, Robert A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. 10th. Ed. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional.
Hilgard, Ernest R. 1956. Theories of Learning. New York: Appleton Century Crofts.
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Kependidikan Tahun 2002. Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri
Langeveld. 1971. Paedagogiek Teoritis/Sistematis. Jakata: FIP-IKIP.
Nurihsan, H. Achmad Juntika dan Akur Sudianto. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. 2005. Jakarta: PT. Grasido Anggota Ikapi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22, 23 dan 24 Tahun 2006. 2006. Jakarta.
Robinson, Francis P. 1946. Effective Study. New York: Harper and Brothers Publisher.
Sears, David O. dkk. 1985. Terj. Psikologi Sosial. 5 th. Ed. Jakarta: Erlangga.
Shertzer, Bruce dan Shelley C. Stone. 1976. Fundamental of Guidance. 3th. Ed. Boston: Huoghton Mifflin Company.
Singer, Harry dan Dan Holan. 1980. Reading and Learning from Text. Boston Toronto: Little, Brown and Company.
43
Skager, R. 1984. Organizing School to Encourage Self-Direction in Learners. Hamburg: Unesco Institute for education and Pergaman press.
Winkel, W. S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia .
Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
44
Kuesioner
Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah
A. Identitas
1. Jenis kelamin :________________
2. Kelas :________________
B. Pengantar
Kuesioner ini tentang kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran yang
telah Anda lakukan. Saya meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner
ini denagn teliti dan sesuai dengan keadaan Anda sesunguhnya. Kuesioner ini
bersifat rahasia dan jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai rapor. Anda
juga tidak perlu menulis nama pada kuesioner ini.
C. Petunjuk Kerja
Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai
“kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah yang Anda
lakukan di luar jam sekolah”.
Langkah-langkah menjawab kuesioner ini adalah sebagai berikut:
a. Baca dengan teliti setiap pernyataan dalam kuesioner ini!
b. Jawablah perynataan dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah
satu kolom yang disediakan sesuai dengan pengalaman Anda!
Adapun alternatif jawaban tersebut adalah sebagai berikut:
Lampiran 1
45
SL : bila pernyataan tersebut Selalu Anda alami
BK : bila pernyataan tersebut Banyak kali Anda alami
KK : bila pernyataan tersebut Kadang-kadang Anda alami
TP : bila pernyataan tersebut Tidak pernah anda alami
D. Item-item Pernyataan
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SL BK KK TP
1. Saya menyusun jadwal belajar saya
2. Saya menyusun jadwal belajar bersama teman
3. Saya menggunakan jadwal belajar sesuai dengan
jam yang telah saya tentukan
4. Saya menggunakan jadwal belajar sesuai dengan
jam yang telah ditentukan bersama teman
5. Saya membaca kembali buku catatan saya di
rumah
6. Saya merumuskan kembali pemahaman saya
mengenai bahan pelajaran dalam buku catatan
saya
7. Saya merangkum isi bahan bahan mata pelajaran
dari buku catatan saya
8. Saya menghafal isi bahan mata pelajaran dari
46
buku catatan saya
9. Saya membaca bahan mata pelajaran dari buku
pelajaran saya
10. Saya menganalisis isi buku pelajaran saya
11. Saya menganalisis isi buku pelajaran bersama
teman
12. Saya mencatat kalimat-kalimat penting dari buku
pelajaran saya.
13. Saya mendiskusikan isi buku pelajaran dengan
teman saya.
14. Saya merumuskan kembali pemahaman
mengenai bahan mata pelajaran dari buku
pelajaran saya
15. Saya merumuskan kembali pemahaman
mengenai bahan mata pelajaran dari buku
pelajaran bersama teman
16. Saya merangkum bahan mata pelajaran dari buku
pelajaran saya
17. Saya merangkum bahan mata pelajaran dari buku
pelajaran bersama teman
18. Saya menghafal isi bahan mata pelajaran dari
buku pelajaran saya.
19. Saya berlatih soal-soal bahan mata pelajaran dari
47
buku pelajaran saya.
20. Saya berlatih soal-soal bahan mata pelajaran dari
buku pelajaran bersama teman
21. Saya mencari arti kata-kata baru dari buku
kamus
22. Saya mencatat arti kata-kata baru dari buku
kamus
23. Saya menghafal arti kata-kata baru dari buku
kamus
24. Saya menggunakan arti kata-kata baru dari buku
kamus untuk membantu saya mempelajari bahan
mata pelajaran
25. Saya menggunakan arti kata-kata baru dari buku
kamus untuk membatu saya dalam menganalisis
isi bahan mata pelajaran
26. Saya membaca bahan mata pelajaran dari jurnal
27. Saya mencatat bahan dari jurnal yang berkaitan
dengan bahan mata pelajaran
28. Saya menghafal isi jurnal yang penting yang
berkaitan dengan bahan mata pelajaran
29. Saya menganalisis bahan jurnal dengan
menghubungkannya dengan bahan mata
pelajaran
48
30. Saya menganalisis bahan jurnal dengan
menghubungkannya dengan bahan mata
pelajaran bersama teman
31. Saya merumuskan kembali pemahaman
mengenai bahan mata pelajaran dari jurnal
32. Saya merumuskan kembali pemahaman
mengenai bahan mata pelajaran dari jurnal
bersama teman
33. Saya merangkum bahan mata pelajaran dari
jurnal
34. Saya mendengar siaran radio yang berkaitan
dengan bahan mata pelajaran
35. Saya mencatat informasi yang penting dari
siaran radio yang berkaitan dengan bahan mata
pelajaran
36. Saya menghafal informasi dari radio yang
berkaitan dengan bahan mata pelajaran
37. Saya merumuskan kembali informasi siaran
radio yang berkaitan dengan bahan mata
pelajaran
38. Saya merangkum informasi dari siaran radio
yang berkaitan dengan bahan mata pelajaran
39. Saya melihat acara televisi yang berkaitan
49
dengan bahan mata pelajaran
40. Saya mencatat informasi penting dari siaran
televisi yang saya lihat yang berkaitan dengan
bahan mata pelajaran
41. Saya mencatat informasi penting dari siaran
televisi yang saya lihat yang berkaitan dengan
bahan mata pelajaran bersama teman
42. Saya menghafal informasi televisi yang saya
lihat yang berkaitan dengan bahan mata
pelajaran
43. Saya menganalisis siaran televisi yang berkaitan
dengan bahan mata pelajaran
44. Saya menganalisis siaran televisi yang berkaitan
dengan bahan mata pelajaran bersama teman
45. Saya merumuskan kembali informasi dari siaran
televisi yang berkaitan dengan bahan mata
pelajaran
46. Saya merumuskan kembali informasi dari siaran
televisi yang berkaitan dengan bahan mata
pelajaran bersama teman
47. Saya merangkum siaran televisi yang saya lihat
yang berkaitan dengan bahan mata pelajaran
48. Saya membaca Koran yang berkaitan dengan
50
bahan mata pelajaran
49. Saya mencatat informasi dari Koran yang
berkaitan dengan bahan mata pelajaran
50. Saya menganalisis informasi bahan mata
pelajaran yang saya peroleh dari Koran
51. Saya menganalisis informasi bahan mata
pelajaran dari Koran bersama teman
52. Saya merumuskan kembali informasi bahan mata
pelajaran yang saya peroleh dari Koran.
53. Saya merumuskan kembali informasi bahan mata
pelajaran dari Koran bersama teman
54. Saya merangkum informasi dari Koran yang
berkaitan dengan bahan mata pelajaran
55. Saya membaca Majalah yang berkaitan dengan
bahan mata pelajaran
56. Saya mencatat informasi dari Majalah yang
berkaitan dengan bahan mata pelajaran
57. Saya menganalisis informasi bahan mata
pelajaran yang saya peroleh dari Majalah
58. Saya menganalisis informasi bahan mata
pelajaran dari Majalah bersama teman
59. Saya merumuskan kembali informasi bahan mata
pelajaran yang saya peroleh dari Majalah
51
60. Saya merumuskan kembali informasi bahan mata
pelajaran dari Majalah bersama teman
61. Saya mencari bahan dari internet untuk
mengerjakan soal-soal bahan mata pelajaran
62. Saya mengakses internet yang berkaitan dengan
bahan mata pelajaran
63. Saya mencatat bahan mata pelajaran dari internet
64. Saya menganalisis bahan yang saya peroleh dari
internet dengan bahan mata pelajaran
65. Saya menganalisis bahan yang saya peroleh dari
internet dengan bahan mata pelajaran bersama
teman
66. Saya merumuskan kembali bahan yang saya
dapatkan dari internet dengan pemahaman saya
sendiri
67. Saya merangkum bahan mata pelajaran yang
saya peroleh dari internet
68. Saya merangkum bahan mata pelajaran yang
saya peroleh dari internet bersama teman
69. Saya mengamati objek disekitar saya yang
berhubungan dengan bahan mata pelajaran
70. Saya mengolah informasi tentang objek yang ada
di sekitar saya yang berhubungan dengan bahan
52
mata pelajaran
71. Saya mencatat informasi tentang kejadian
disekitar saya yang berhubungan dengan bahan
mata pelajaran
72. Saya menganalisis informasi objek disekitar saya
yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran
73. Saya menganalisis informasi objek disekitar
yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran
bersama teman
74. Saya merumuskan kembali informasi objek
disekitar saya yang berhubungan dengan bahan
mata pelajaran
75. Saya merangkum informasi tentang objek yang
ada disekitar saya yang berhubungan dengan
mata pelajaran
76. Saya membuat kesimpulan berdasarkan
pengolahan informasi tentang objek yang ada di
sekitar yang berhubungan dengan bahan mata
pelajaran
53
Tabel 7 : Skor-skor Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putra dan Putri Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010
No. JK Skor No. JK Skor No. JK Skor 1 L 125 33 P 130 65 P 1122 L 179 34 P 151 66 P 1113 L 178 35 P 176 67 P 1064 L 137 36 P 178 68 P 1305 L 182 37 P 229 69 P 1586 L 199 38 P 113 70 P 2097 L 139 39 P 129 71 P 1438 L 202 40 P 196 72 P 1549 L 165 41 P 160 73 P 19410 L 98 42 P 314 74 P 11611 L 161 43 P 150 75 P 12012 L 197 44 P 108 76 P 19013 L 148 45 P 157 77 P 14214 L 105 46 P 154 78 P 15315 L 108 47 P 177 ∑ 1168116 L 149 48 P 124 17 L 179 49 P 151 18 L 149 50 P 158 19 L 204 51 P 128 20 L 160 52 P 139 21 L 119 53 P 139 22 L 173 54 P 125 23 L 160 55 P 151 24 L 132 56 P 124 25 L 153 57 P 174 26 L 110 58 P 107 27 L 137 59 P 151 28 L 113 60 P 151 29 L 108 61 P 128 30 L 142 62 P 146 31 L 154 63 P 171 32 L 98 64 P 91
Lampiran 2
54
Hasil perhitungan Mean
NfX
M ∑=
Keterangan Rumus :
M : Mean
∑ fX : Jumlah skor
N : Jumlah siswa
7811681
=M
150=
Lampiran 3
55
Tabel 8 : Persiapan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas dengan Teknik Belah Dua Ganjil-Genap
No X Y X² Y² XY 1 63 62 3969 3844 3906 2 87 92 7569 8464 8004 3 85 93 7225 8649 7905 4 71 66 5041 4356 4686 5 94 88 8836 7744 8272 6 105 94 11025 8836 9870 7 70 69 4900 4761 4830 8 101 101 10201 10201 10201 9 81 84 6561 7056 6804 10 50 48 2500 2304 2400 11 82 79 6724 6241 6478 12 98 99 9604 9801 9702 13 75 73 5625 5329 5475 14 55 50 3025 2500 2750 15 56 52 3136 2704 2912 16 75 74 5625 5476 5550 17 92 87 8464 7569 8004 18 76 73 5776 5329 5548 19 102 102 10404 10404 10404 20 83 77 6889 5929 6391 21 63 56 3969 3136 3528 22 91 82 8281 6724 7462 23 87 73 7569 5329 6351 24 69 63 4761 3969 4347 25 77 76 6889 5776 5852 26 60 50 3600 2500 3000 27 73 64 7569 4096 4672 28 59 54 3481 2916 3186 29 54 54 2916 2916 2916 30 68 74 4624 5476 5032 31 77 77 6889 6889 6889 32 49 49 2401 2401 2401 33 66 64 4356 4096 4224 34 81 70 6561 4900 5670 35 88 88 7744 7744 7744 36 92 86 8464 7396 7912
Lampiran 4
56
37 126 103 15876 10609 12978 38 57 56 3249 3136 3192 39 66 63 4356 3969 4158 40 97 99 9409 9801 9603 41 86 74 7396 5476 6364 42 197 117 38809 13689 23049 43 75 75 5625 5625 5625 44 54 54 2916 2916 2916 45 81 76 6561 5776 6156 46 80 74 6400 5476 5920 47 91 86 8281 7396 7826 48 61 63 3721 3969 3843 49 77 74 5929 5476 5698 50 85 73 7225 5329 6205 51 66 62 4356 3844 4092 52 75 64 5625 4096 4800 53 70 69 4900 4761 4830 54 65 60 4225 3600 3900 55 76 75 5776 5625 5700 56 62 62 3844 3844 3844 57 88 86 7744 7396 7568 58 55 52 3025 2704 2860 59 82 69 6724 4761 5658 60 74 77 5476 5929 5698 61 67 61 4489 3721 4087 62 74 72 5476 5184 5328 63 90 81 8100 6561 7290 64 44 47 1936 2209 2068 65 64 48 4096 2304 3072 66 55 56 3025 3136 3080 67 54 52 2916 2704 2808 68 68 62 4624 3844 4216 69 80 78 6400 6084 6240 70 106 103 11236 10609 10918 71 77 66 5929 4356 5082 72 82 72 6724 5184 5904 73 101 93 10201 8649 9393 74 59 57 3481 3249 3363 75 67 53 4489 2809 3551
57
76 98 92 9604 8464 9016 77 70 72 4900 5184 5040 78 80 73 6400 5329 5840
TOTAL 6037 5644 504647 428544 460057
58
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganjil-Genap, Koefisien Reliabilitas, dan Koefisien Validitas Kuesioner.
1. Hasil perhitungan koefisien korelasi ganjil-genap
xyr =( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
xyr : Koefisien korelasi ganjil genap
N : Jumlah subyek
X : Skor-skor item belahan ganjil
Y : Skor-skor item belahan genap
xyr =( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−2222 YYNXXN
YXXYN
= ( )( )( ){ } ( ){ }22 564442854478603750464778
5644603746005778
−×−×
−×
={ }{ }31854736334264323644536939362466
3407282835884446−−
−
=( )( )15716962917097
1811618
=0004584789687
1811618
=2,2141212
1811618
xyr = 0,85
Lampiran 5
59
2. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dengan rumus Spearman and
Brown:
ttr =xy
xy
rr+12
Keterangan:
ttr = Koefisien reliabilitas
xyr = Koefisien korelasi skor ganjil-genap
ttr =xy
xy
rr+12
=85,0185,02
+×
=85,17,1
ttr =0,92
3. Hasil perhitungan koefisien validitas kuesioner dengan rumus:
ootr = ttr
Keterangan:
ootr : Koefisien validitas
ttr : Koefisien reliabilitas
ootr = ttr
= 92,0
ootr = 0,96