11
1034 Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT) ISBN: 978-623-7496-62-5 Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For Inpatients Abdul Muis Mappalotteng 1 , Muh. Yahya 2 , Andi Andini Wulandari 3 Universitas Negeri Makassar Abstract. Monitoring of intravenous fluids is currently done manually so that its use is still not efficient. The type of research used is design research which aims to obtain a patient infusion monitoring system design based on Arduino. In this study, the design procedure consists of two stages, namely hardware design (consisting of Arduino Uno, Infrared sensor and Buzzer) and software design using IDE (Integrated Development Environment) consisting of making the main program and making the controlling program. The data analysis technique in this research is descriptive analysis technique. This study aims to design a tool in the form of an Arduino-based patient infusion monitoring system. The system automatically activates an alarm if the volume of the infusion fluid is ≤ 50 ml or the infusion fluid does not drip for 20 seconds, an alarm will sound. This research was conducted using an Arduino ATMega328 microcontroller as a control center, an Infrared sensor as a liquid infusion detector and a Buzzer as a tool to provide an alarm in the form of a warning. The result of this research is a prototype of a patient infusion monitoring system that can control the patient's infusion fluid by giving a warning in the form of an alarm. Product testing is done by testing the hardware used, namely the Infrared sensor, Buzzer, and testing the whole system. The results of product trials that this prototype is functioning well, this is evident from the research conducted, in which the tool gives a warning in the form of an alarm to nurses with two conditions, the first when the volume of the infusion fluid is ≤ 50 ml and the second when the intravenous fluid does not drip for 20 seconds. Keywords: Arduino, infrared, Buzzer, Infusion, Infusion Monitoring System Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. Harta paling berharga umat manusia adalah kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur–unsur fisik, mental dan sosial dan didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. (UU No. 23 Tahun 1992 DEPKESRI tentang Kesehatan) Seseorang dikatakan sehat, jika tubuhnya terbebas dari penyakit, pikirannya bekerja sesuai fungsinya, spiritualnya mempunyai keyakinan, dan mentalnya stabil.

Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1034

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System

For Inpatients

Abdul Muis Mappalotteng1, Muh. Yahya2, Andi Andini Wulandari3

Universitas Negeri Makassar

Abstract. Monitoring of intravenous fluids is currently done manually so that its use is still

not efficient. The type of research used is design research which aims to obtain a patient

infusion monitoring system design based on Arduino. In this study, the design procedure

consists of two stages, namely hardware design (consisting of Arduino Uno, Infrared sensor

and Buzzer) and software design using IDE (Integrated Development Environment) consisting

of making the main program and making the controlling program. The data analysis

technique in this research is descriptive analysis technique. This study aims to design a tool

in the form of an Arduino-based patient infusion monitoring system. The system

automatically activates an alarm if the volume of the infusion fluid is ≤ 50 ml or the infusion

fluid does not drip for 20 seconds, an alarm will sound. This research was conducted using

an Arduino ATMega328 microcontroller as a control center, an Infrared sensor as a liquid

infusion detector and a Buzzer as a tool to provide an alarm in the form of a warning. The

result of this research is a prototype of a patient infusion monitoring system that can control

the patient's infusion fluid by giving a warning in the form of an alarm. Product testing is

done by testing the hardware used, namely the Infrared sensor, Buzzer, and testing the

whole system. The results of product trials that this prototype is functioning well, this is

evident from the research conducted, in which the tool gives a warning in the form of an

alarm to nurses with two conditions, the first when the volume of the infusion fluid is ≤ 50 ml

and the second when the intravenous fluid does not drip for 20 seconds.

Keywords: Arduino, infrared, Buzzer, Infusion, Infusion Monitoring System

Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. Harta paling

berharga umat manusia adalah kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan

ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan

yang utuh terdiri dari unsur–unsur fisik, mental dan sosial dan didalamnya kesehatan

jiwa merupakan bagian integral kesehatan. (UU No. 23 Tahun 1992 DEPKESRI tentang

Kesehatan)

Seseorang dikatakan sehat, jika tubuhnya terbebas dari penyakit, pikirannya

bekerja sesuai fungsinya, spiritualnya mempunyai keyakinan, dan mentalnya stabil.

Page 2: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1035

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

Lain halnya dengan seseorang yang dikatakan tidak sehat (sakit), jika seseorang

menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang

menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.

Secara logika, orang yang tidak sehat (sakit) pasti ingin kembali sehat. Ada

beberapa penyakit yang dapat ditangani sendiri seperti pilek, dan demam yang tidak

tergolong parah akan tetapi, pada umumnya kita akan langsung mengarah ke rumah

sakit sebagai tempat rujukan saat kita mengalami gangguan kesehatan. Ini sangat

beralasan karena rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat

luas serta tempat berkumpulnya orang-orang yang profesional di bidang kesehatan

seperti dokter, perawat, apoteker dan lain sebagainya. Rumah sakit dalam

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan gawat darurat,

pelayanan medis, pelayanan non medis, rawat jalan, dan rawat inap.

Orang sakit atau yang biasa disebut pasien tidak langsung ditangani secara

rawat inap, sebelumnya pasien diperiksa dulu diruang laboratorium untuk

mengetahui apakah pasien harus dirawat jalan atau dirawat inap, karena pasien yang

dirawat inap adalah mereka yang memang membutuhkan penanganan 24 jam.

Pasien dirumah sakit yang ditangani secara rawat inap 90% menerima berbagai

pengobatan melalui infus[22]. Pemberian cairan melalui infus adalah pemberian

cairan yang diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi

yang berat.

Infus adalah suatu piranti kesehatan yang dalam kondisi tertentu digunakan

untuk menggantikan cairan yang hilang dan menyeimbangkan elektrolit tubuh. Pada

kondisi emergency atau darurat misalnya pada pasien dehidrasi, syok hipovolemik,

asidosis, gastroenteritis akut, Demam Berdarah Dengue (DBD), luka bakar, syok

hemoragik serta trauma, infus dibutuhkan dengan segera untuk menggantikan cairan

tubuh yang hilang. Infus juga digunakan sebagai larutan awal bila status elektrolit

pasien belum diketahui, misalnya pada kasus dehidrasi atau seseorang mengalami

kekurangan cairan (asupan oral) tidak memadai, demam, dan lain-lain.

Kenyataannya, perawat atau tenaga medis terkadang lalai mengenai tugasnya

dalam mengganti kantung cairan infus pasien karena keterbatasan waktu dan

tenaga. Padahal hal ini juga dapat menyebabkan timbulnya komplikasi lain antara

lain darah dari pasien dapat tersedot naik ke selang infus dan dapat membeku pada

selang infus sehingga mengganggu kelancaran aliran cairan infus. Selain itu, jika

tekanan pada infus tidak stabil, darah yang membeku pada selang infus dapat

tersedot kembali masuk ke dalam pembuluh darah. Darah yang membeku (blood

clot) tersebut dapat beredar ke seluruh tubuh dan dapat menyumbat kapiler darah di

paru sehingga menyebabkan emboli di paru[10]. Jika berbagai hal tersebut terjadi

maka tempat pemasangan infus harus dipindahkan dan dipasang pembuluh darah

vena lain, yang tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan timbulnya

berbagai komplikasi yang jauh lebih berbahaya akibat pemasangan yang tidak

dilakukan dengan benar[10]. Terdapat sebuah kasus mengenai kesalahan

Page 3: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1036

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

penanganan pemberian infus intravena pada pasien adalah seorang bayi yang

meninggal dikarenakan perawat terlambat untuk mengganti cairan infus sang bayi.

Dalam dunia medis, banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

dalam proses penyembuhan pasien dari penyakit misal, tenaga medis baik itu dokter,

perawat, apoteker maupun pasien itu sendiri, selain tenaga medis, alat-alat medis

sangat mempengaruhi dalam mendukung kesembuhan pasien. Salah satu faktor

terbesar adalah perkembangan teknologi.

Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat begitupun dalam

bidang kedokteran. Sejalan dengan banyaknya kebutuhan yang kemudian

mendorong manusia untuk membuat peralatan elektronika tepat guna dan dapat

dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan khususnya peralatan yang

mendukung dalam bidang kedokteran maka lahir peralatan yang mampu mengikuti

kebutuhan tersebut dengan dilengkapi teknologi untuk menopangnya. Elektronika

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengendalian/pengontrolan dan

penerapan gerakan partikel pembawa muatan (elektron) dalam ruang hampa, gas

atau semikonduktor. Ini dibuktikan dengan hadirnya alat pengendalian/

pengontrolan yakni mikrokontroller.

Mikrokontroller adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana

semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler sudah dikemas dalam satu

keping, biasanya terdiri dari, CPU (Central Processing Unit), RAM (Random Access

Memory), EEPROM/EPROM/PROM/ROM, I/O, Serial & Parallel, Timer dan Interupt

Controller.

Satu contoh aplikasi dari mikrokontroller adalah untuk memonitor rumah kita.

Ketika suhu naik kontroler membuka jendela dan sebaliknya. Pada masanya,

kontroler dibangun dari komponen-komponen logika secara keseluruhan, sehingga

menjadikannya besar dan berat. Selain sebagai sistem monitor rumah,

mikrokontroler sering dijumpai pada peralatan rumah tangga (microwave oven, TV,

stereo set dan lain-lain), komputer dan perlengkapannya, mobil dan lain sebagainya.

Pada beberapa penggunaan bisa ditemukan lebih dari satu prosesor didalamnya.

Oleh sebab itu sifat spesial dari mikrokontroler adalah kecil dalam ukuran, hemat

daya listrik serta flexibilitasnya menyebabkan mikrokontroler sangat cocok untuk

dipakai sebagai pencatat/perekam data pada aplikasi yang tidak memerlukan

kehadiran operator.

Persaingan pasar bagi industri mikrokontroller sangat dipengaruhi oleh

kemudahan pemrograman mikrokontroller tersebut beserta fungsi-fungsi

pendukungnya. Faktor kedua adalah kemudahan untuk mendapatkan software

compiler-nya. Pada saat ini sangat berkembang bahasa pemrograman yang berbasis

open source. Dengan keterbukaan dari inti bahasa pemrograman suatu

mikrokontroller maka bahasa pemrograman tersebut akan dapat berkembang

dengan pesat[13].

Page 4: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1037

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

Arduino merupakan salah satu sistem mikrokontroller yang berbasis open

source sehingga boleh dibuat oleh siapa saja. Arduino merupakan nama keluarga

papan mikrokontroller yang awalnya dibuat oleh perusahaan smart projects

Melihat kegunaan Mikrokontroller Arduino ini mendorong manusia untuk

membuat peralatan elektronika salah satunya telah banyak alat kontrol yang di buat

guna memudahkan setiap aktivitas manusia. Sistem pengontrolan jarak jauh

merupakan salah satu teknologi komputerisasi yang dapat memudahkan pengguna

untuk mengontrol piranti elektronika yang telah dibuat.

Berdasarkan pada latar belakang di atas, seiring perkembangan teknologi,

pemantauan cairan infus dapat diatasi yakni dengan memanfaatkan sensor infrared

dan buzzer untuk memberikan peringatan kepada perawat apakah cairan infus

hampir habis atau tidak menetes.

METODE PENELITIAN

Sistem pemantauan infus yang akan dibuat oleh peneliti merupakan sebuah

sistem yang akan memberikan peringatan tentang kondisi infus pasien rawat inap

pada sebuah rumah sakit. Mengingat bahwa kondisi pasien merupakan salah satu

aspek penting, maka dirancang sebuah alat yang efisien dan terjangkau untuk

mencegah keterlambatan penanganan pasien tersebut. Dengan pemberitahuan

berupa alarm, di mana data di dapat dari sensor infrared yang berfungsi untuk

mengetahui tetesan cairan infus berjalan dengan baik atau tidak . Ketika cairan infus

hampir habis atau tidak menetes maka otomatis alarm akan berbunyi sehingga

perawat dapat mengontrol pasien baik dari jarak jauh maupun jarak dekat. Berikut

merupakan blok diagram sistem pemantau infus yang dirancang oleh penulis.

Arduino Uno Module Sensor Infrared

Power Supply

Buzzer

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Pemantauan Infus

Page 5: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1038

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

Gambar 3.2 Gambar Keseluruhan Alat

Alat dan Bahan

Alat

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Komputer

b. Kabel Connector

c. Solder

d. AVO Meter

e. Tang Potong

f. Obeng (+ -)

g. Papan PCB

h. Bor PCB

Bahan

a. Infus

b. Power Supply

c. Arduino Uno

d. Kabel

e. Selang Infus

f. Buzzer

Prinsip Kerja Sistem

Pada saat arus listrik dihubungkan ke Arduino melalui power supply, Arduino

aktif kemudian mengontrol dua sensor yakni sensor infrared dan buzzer, di mana

sensor infrared berfungsi untuk mengetahui tetesan cairan infus berjalan dengan

baik atau tidak dan buzzer berfungsi sebagai alat untuk memberikan peringatan

berupa alarm, sehingga ketika cairan infus tidak menetes atau hampir habis maka

alarm akan berbunyi.

Berikut merupakan flow chart prinsip kerja sistem:

Page 6: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1039

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

Start

Inisialisasi Kondisi Infus

Volume Cairan ≤ 50ml

Baca Modul

Sensor

Infrared

End

No

Yes

Buzzer

Berfungsi

(Alarm Aktif)

Pasien Di Periksa

Matikan Alarm Secara

Manual

Gambar 3.3 Diagram Prinsip Kerja Alat Pemantauan Infus

Prosedur Rancang Bangun

Dalam penelitian ini, ada beberapa proses yang dilakukan. Secara umum

diagram proses alur penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

START

STUDI

LITERATUR

RANCANG

BANGUN

SISTEM

PEMANTAUAN

INFUS

PENGUJIAN

ALAT

BERHASIL

ANALISIS

HASIL DAN

KESIMPULAN

END

TIDAK

YA

Gambar 3.4 Diagram Proses Penelitian

Page 7: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1040

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

Prosedur rancang bangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perancangan Perangkat Keras

a. Rangkaian Module Sensor Infrared

Gambar 3.5 Modul Sensor Infrared

Pengujian sensor Infrared ini dilakukan untuk mengetahui tetesan infus

berjalan dengan baik atau tidak.

b. Rangkaian Sensor Buzzer

Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Buzzer

Pengujian sensor Buzzer ini dilakukan untuk mengetahui apakah sensor Buzzer

berjalan dengan baik atau tidak yang berfungsi sebagai alat untuk memberikan

peringatan berupa alarm.

2. Perancangan Perangkat Lunak

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam membuat program. Dengan

melakukan compiling program, dimana file yang menggunakan bahasa C (berekstensi

*.c) dirubah ke dalam bahasa yang dimengerti oleh microcontroller (file berekstensi

*.hex), yang kemudian akan dimasukkan kedalam Flash Memory ATMega 328.

Software yang digunakan sebagai editor dan compiler dalam perancangan ini yaitu

IDE (Integrated Development Environment) merupakan sebuah software yang sangat

berperan untuk menulis program, kemudian meng-compile menjadi kode biner dan

meng-upload ke dalam memory microcontroller.

3. Perancangan Perangkat Keras

Pengujian perangkat keras dilakukan dengan cara pengecekan dan

pengukuran jalur rangkaian serta menguji komponen penunjangnya secara

keseluruhan misalnya catu daya, port Arduino. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui peralatan yang ada pada perangkat keras yang dibuat (baik buruknya

kondisi alat dan kinerjanya).

a. Pengujian Mikrokontroller Arduino Mega 328

Pengujian mikrokontroler Arduino Atmega 328 dilakukan dengan cara

pengecekan pada pin-pin Arduino yang nantinya akan digunakan sebagai input

maupun output untuk menjalankan sistem.

OUT

PUT

OUTPUT

Page 8: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1041

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

b. Pengujian Module Sensor Infrared

Pengujian Module Sensor Infrared dilakukan untuk mengetahui apakah sensor

infrared berjalan dengan baik atau tidak yang berfungsi untuk mendeteksi cairan

infus hampir habis atau tidak menetes.

c. Pengujian Sensor Buzzer

Pengujian sensor Buzzer ini dilakukan untuk mengetahui apakah sensor

Buzzer berjalan dengan baik atau tidak yang berfungsi sebagai alat untuk

memberikan informasi berupa alarm.

4. Pengujian Sistem Keseluruhan

Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan untuk mengetahui apakah

sistem pemantau infus yang dibuat telah bekerja dengan baik dan belum.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam bentuk observasi. Observasi merupakan metode pengumpulan

data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di

lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, observasi dilakukan dengan instrumen

pengujian fungsionalitas berupa pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap alat

yang dibuat. Peneliti akan mengujicoba sistem dengan pengamatan terhadap setiap

komponen alat yang dilibatkan dalam pengembangan sistem ini.

1. Pengujian Funcionality

Untuk pengujian funcionality pada sub-karakteristik suitability serta accurancy

dilakukan dengan pengujian secara black box untuk menguji fungsi utama yang telah

ditetapkan dalam analisis kebutuhan serta kesesuaian efek yang ditimbulkan. Untuk

analisis aspek ini menggunakan instrumen untuk pengujian beberapa fungsi dari

system pemantau infus, seperti :

2. Pengujian Usability

Pengujian untuk karakteristik usability dilakukan dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan kepada Dokter pada Rumah Sakit Bersalin sebagai lokasi

penelitian dari aspek usability. Pada kuesioner tersebut jawaban setiap item

pertanyaan menggunakan skala likert. Tabel 3.3 merupakan konversi skor dari skala

likert pada kuesioner.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif,

yang digunakan pada pengujian funcionality dan pengujian usability. Teknik analisis

deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menjelaskan suatu data dengan

mendeskripsikannya sehingga didapatlah kesimpulan dari sekelompok data tersebut.

Dalam analisis kelayakan sistem, digunakan perhitungan sebagai berikut :

persentase kelayakan = skor yang diobservasi

skor yang diharapkanx100%

Rancang Bangun Sistem Pemantauan Infus Pasien Berbasis Arduino ini memiliki

fungsi untuk mendeteksi kehabisan cairan pada botol infus serta mendeteksi

Page 9: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1042

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

macetnya tetesan infus yang digunakan. Sistem Pemantauan Infus ini dibangun

dengan menggunakan model perancangan Prototype.

Perancangan dengan model Prototype terdiri dari beberapa tahapan

penelitian, yaitu: analisis kebutuhan sistem, merancang desain sistem, pengkodean

sistem, pengujian sistem dan penerapan sistem. Proses perancangan diawali dengan

menganalisis kebutuhan sistem apa saja yang akan dibuat dan fungsi apa saja yang

nantinya digunakan pada sistem pemantauan infus. Kemudian tahapan merancang

desain sistem dengan membuat Blok Diagram, dan Flowchart yang menggambarkan

bagaimana jalannya program, kemudian disusunlah desain tampilan sistem informasi

sesuai dengan alur kerja sistem.

Perancangan sistem pemantauan infus dilanjutkan dengan pengkodean

sistem dengan menggunakan laptop Asus A455L milik penulis dengan spesifikasi

singkat Processor Intel Core i5, RAM 4GB, dan HDD 500 GB.

Setelah proses pengkodean selesai, perancangan ini masih harus diuji

validitas, oleh karena itu peneliti melakukan validasi sistem pemantauan infus yang

dilakukan oleh dua ahli instrument dengan hasil layak digunakan tanpa revisi,

dikarenakan fungsi yang tersedia berjalan dengan baik.

Pengujian Functionality dilakukan dengan memberikan instrument kepada

ahli, yang memiliki skala sangat Baik. Usability merupakan faktor penting dalam

pengembangan suatu sistem pemantauan infus dikarenakan diciptakan untuk

memenuhi kebutuhan pengguna, sehingga kemudahan pengguna dalam

menggunakan sistem harus diutamakan. Untuk pengujian usability, menggunakan

kuesioner yang dikembangkan oleh James R Lewis yang berisi 10 pertanyaan.

Kuesioner ini dibagikan kepada 10 responden dan mendapatkan tingkat kelayakan

91.6%.

Perancangan sistem pemantauan infus pasien berbasis Arduino ini

dikategorikan sangat baik atau layak untuk digunakan berdasarkan dari 10

responden.

Berdasarkan hasil dari penelitian perancangan sistem pemantauan infus pasien

berbasis Arduino ini setelah ditinjau dari segi functionality, usability dapat

disimpulkan bahwa sistem pemantauan infus dapat digunakan oleh pengguna akhir.

Berdasarkan beberapa tahapan perancangan, pembuatan dan pengujian

Rancang Bangun Sistem Pemantauan Infus Pasien Berbasis Arduino ini dapat diambil

kesimpulan antara lain, Penelitian ini menghasilkan sebuah alat yang berfungsi untuk

memberikan kemudahan tenaga medis dalam memantau infus pasien dengan

memberikan peringatan berupa alarm yang memanfaatkan sensor infrared, buzzer

dan Arduino Uno ATMega 328. Penelitian telah dapat menyelesaikan perancangan

program sebagai pemantauan infus yang mengunakan bahasa pemrograman bahasa

C (berekstensi *.c) yang selanjutnya dirubah kedalam bahasa yang dimengerti oleh

mikrokontroller (file berekstensi *.hex) dengan software IDE (Integrated Development

Environment), Sistem kontrol pemantauan infus bekerja tanpa memperhitungkan

jarak sehingga ketika cairan infus ≤ 50 ml dan cairan infus tidak menetes selama 20

Page 10: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1043

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

detik maka otomatis alarm akan berbunyi, hal ini dapat memudahkan petugas medis

dalam memantau infus pasien.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Z. dkk. Zulhelmi, “Desain Sistem Kontrol Penyalaan Lampu dan Perangkat

Elektronik Untuk Meniru Keberadaan Penghuni Rumah,” J. Nas. Tek. Elektro. Vol.

5, No.1 Maret 2016., vol. 5.

[2] A. dkk. Zainuri, “Monitoring dan Identifikasi Gangguan Infus Menggunakan

Mikrokontroler AVR,” J. EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012., vol. 6, 2012.

[3] H. Yuda, “Infus Cairan Intravena (Macam-Macam Cairan Infus).”

[4] A. P. Wardoyo, Siswo dan Suryo, Pengantar Mikrkontroller dan aplikasi pada

ARDUINO. Yogyakarta., 2015.

[5] D. Setiawan, Arduino uno. 2014.

[6] Z. N. Saputri, “Aplikasi Pengenalan Suara Sebagai Pengendali Peralatan Listrik

Berbasis Arduino Uno.”

[7] F. D. Rumangit, “Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara Nirkabel

Menggunakan Remote Control,” 2014.

[8] D. dkk. Nataliana, “Alat Monitoring Infus Set pada Pasien Rawat Inap Berbasis

Mikrokontroler ATmega 8535,” J. Elkomika Vol. 4, No.1, Juni 2016, vol. 4, 2016.

[9] A. dkk. Muslim, “Monitoring Cairan Infus Menggunakan Modul Radio Frekuensi

Ys 1020 Ub Dengan Frekuensi 433 Mhz,” 2010.

[10] Martelli et al., “Intravena Fluid Regulation,” 2000.

[11] J. Kholifah, U. N., Elektro, J. T., Teknik, F., Buana, U. M., & Barat, “). Robot

Pembersih Lantai Berbasis Arduino Uno dengan Sensor,” 2015.

[12] M. K. Isa, “Rancang Bangun Alat Pengontrol dan Pemantauan Jarak Jauh Infus

Multi Bed Menggunakan PC,” 2016.

[13] E. A. Dodi, “46 Kemudahan Pemrograman Mikrokontroller Arduino Pada

Aplikasi Wahana Terbang,” J. Setrum Vol. 3, No. 2, Desember 2014., vol. 3, 2016.

[14] O. Derek, “Rancang Bangun Alat Monitoring Kecepatan Angin Dengan Koneksi

Wireless Menggunakan Arduino Uno,” E-Journal Tek. Elektro dan Komput., vol.

5, no. 4, pp. 1–7, 2016.

[15] C. Waitt, P. Waitt, and M. Pirmohamed, “Intravenous therapy,” Postgr. Med J, vol.

80, no. 939, pp. 1–6, 2004.

[16] M. P. C Waitt, P Waitt, “Intravenous therapy,” Ostgr. Med J 2004;801–6. doi

10.1136/pgmj.2003.010421., 2004.

[17] J. Blum, Exploring ARDUINO tools and techniques for engineering wizardry, vol.

53, no. 9. 2013.

[18] J. Blum, Exploring Arduino. United States, 2013.

[19] S. P. Argo, “Sistem Informasi Manajemen Cairan Infus.,” J. Syst.

Semnasteknomedia Online, Vol. 1 Nomor 1 Juli 2013, vol. 1, 2013.

[20] R. P. dkk Angga, “Sensor Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Dengan

Bantuan Mini Kamera,” J. Komputasi Vol. 11 Nomor 1 Juni 2012, vol. 11, 2012.

Page 11: Design Of An Arduino-Based Infusion Monitoring System For

1044

Proceeding of The International Conference on Science and Advanced Technology (ICSAT)

ISBN: 978-623-7496-62-5

[21] D. Andrianto, Heri & Aan, ARDUINO “Belajar Cepat Dan Pemrograman.”

Bandung, 2016.

[22] R. dkk Agussalim, “Monitoring Cairan Infus Berdasarkan Indikator Kondisi dan

Laju Cairan Infus Menggunakan Jaringan Wifi,” J. Ilm. Ilk. Vol. 8 Nomor 3

Desember 2016, vol. 8, 2016.

[23] Adrianto dkk, “Alat Pengatur Waktu Secara Wireless Dengan Media Infrared,” J.

T E S L A, Vol. 10, No. 1, Maret 2008., vol. 10, 2010.