19
ILMU PENYAKIT BAKTERIAL MIKAL Drh. Gerson Y.I Sakan, M.Sc

DESENTRALISASI FISKAL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DESENTRALISASI FISKAL

Citation preview

ILMU PENYAKIT BAKTERIAL MIKAL

Drh. Gerson Y.I Sakan, M.Sc

Hubungan kausatif agen penyebab penyakit (bakteri dan jamur), inang dan faktor lingkungan

• Timbulnya suatu penyakit dipengaruhi oleh banyak faktor dan ini merupakan masalah yang sangat kompleks.

• Ada 3 faktor yang saling berkaitan untuk terjadinya suatu penyakit yaitu : faktor agen penyakit, faktor hospes dan faktor lingkungan.

Kondisi sehat terjadi ketika ada keseimbangan antara masing-masing faktor

Agen Penyakit

Hospes Lingkungan

Faktor-faktor yg mempengaruhi pola suatu penyakit

Faktor Agen Penyakit • Agen biologic atau yang disebabkan oleh

mikroorganisme hidup, misalnya penyakit yang disebabkan oleh virus, parasit, bakteri, jamur, rickettsia, dan chlamydia.

• Agen non-biologik: Patah tulang, gangguan nutrisi, racun, faktor genetik

Faktor-faktor penting lain yang juga terkait dalam faktor agen penyakit antara lain;

• Tipe pathogen • Aspek epidemiologi yg berbeda dari masing-masing

penyakit • Ex. Salmonelosis & Tuberculosis

• Infektivitas• Kemampuan dari MO untuk menimbulkan infeksi

(lesi/jejas) (disebut Penyakit infeksius) • Ex. Anthrax

• Patogenesitas• Kemampuan dari MO untuk menimbulkan penyakit

(secara klinis)• Ex. Colibacillosis pada anak babi/sapi

• Virulensi• Kemampuan dr MO untuk menimbulkan penyakit

(secara Klinis) dan Bersifat fatal• Ex. Anthrax

• Imunogenesitas• Kemampuan dari MO untuk menstimulir

pembentukan antibody• Ex. Brucellosis

• Viabilitas dari pada mikroorganisme.• Kemampuan dari MO untuk bertahan hidup pada

lingkungan tertentu.• Ex. Spora Bacillus anthracis

Faktor Hospes• Hewan ternak itu sendiri dapat memainkan

peranan yang amat penting di dalam proses timbulnya suatu penyakit.

• Ada individu yang sangat tahan terhadap serangan suatu penyakit, sementara individu yang lain sangat peka

• Beberapa factor penting dalam hospes yang dapat mempengaruhi proses tersebut akan dibahas berikut ini secara singkat.

• Species Hewan• Ras Hewan• Umur Hewan• Status Imunitas• Status Nutrisi• Jenis Kelamin• Status Fisiologi

Faktor Lingkungan• Musim / iklim– Ex. Penyakit SE meningkat saat musim hujan

• Manajemanen– Berkaitan dng pemliharaan: extensif, semiintensif,

intensif

• Lingkungan sosioekonomi meliputi kepadatan populasi, lalulintas ternak, perkandangan dan sanitasi. – Ex. Meningkatnya kasus Brucellosis / swine

streptococcosis karena pengawasan lalu-lintas ternak dan tindakan karantina yg tidak ketat.

Hewan Sakit???

AGEN

LINGKUNGAN

HOSPES

Kejadian Penyakit..!!!

• Pada keadaan meningkatnya jumlah agen (agen menjadi lebih berat) maka terjadilah penyakit.

• Menjadi lebih ganasnya agen dapat disebabkan akibat meningkatnya virulensi, mutasi, dll.

• Melemahnya atau menurunnya daya tahan induk semang dapat disebabkan karena :– Cekaman/Stress– Perubahan genetis/inbreeding– Factor nutrisi yang tidak seimbang

• Pengaruh lingkungan yang berubah keseimbangan antara agen enyakit dan hospes dapat berubah.

• Daya tahan hospes semakin lebih tinggi agen tak dapat menyebabkan penyakit atau penyakit bisa ditekan ke tingkat yang lebih rendah.

• Kejadian penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak seimbang , misalnya agen penyakit yang tadinya tidak ganas karena pengaruh lingkungan berubah menjadi ganas.

• Dalam keadaan ini agen penyakit sama tetapi sifatnya berubah. Oleh karena itu keadaan sakit pada induk semang dapat terjadi.

• Keadaan lingkungan dapat menyebabkan daya tahan hospes meningkat akibat beberapa hal seperti perkawinan silang, meningkatnya kekebalan akibat imunisasi.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit bakterial mikal

• Umumnya tindakan pencegahan dan pemberantasan bertujuan untuk menekan angka kesakitan (morbidity rate) dan angka kematian (mortality rate) sehingga pada akhirnya berguna dalam optimalisasi produksi dan sekaligus efisiensi dalam semua skala usaha peternakan/pemeliharaan ternak.

Operasional Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Hewan

• untuk menciptakan kondisi optimal dalam penekanan angka kematian dan kesakitan hewan/ternak serta resiko kesehatan manusia (zoonosis) maka dirakit jaringan kerja pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan yang meliputi– Pengendalian– Pemberantasan– Konsolidasi

• Ketiga langkah ini diaplikasikan dalam 17 langkah yaitu

Pengendalian dilakukan pada kondisi rawan untuk mencegah wabah yang meliputi :

• Pengawasan lalulintas hewan/ternak dengan (1) langkah-langkah penolakan dan karantina

• Meningkatkan kekebalan hewan/ternak dengan langkah vaksinasi (2)

• Tindakan penyidikan (3) dan pemantauan / monitoring (4) oleh BBV / Lab Vet dan Disnak setempat

• Pemberantasan dilakukan pada kondisi wabah agar wabah terkendali

• Beberapa tindakan yang dapat dilakukan pada daerah tertular :– Penutupan daerah (5)– Pemberantasan vektor / reaktor (6)– Sanitasi, Biosecurity & Pengobatan (7)– Isolasi & observasi (8)– Eleminasi dan Pemusnahan (9)– Pemotongan bersyarat (10)– Vaksinasi masal (11)

• Pada Daerah terancam dengan langkah :– Revaksinasi (12)– Penyuluhan(13)

Konsolidasi• Dilakukan pada kondisi aman untuk menjaga agar

kondisi tersebut tetap aman dari kerawanan• Terhadap populasi, dengan langkah :

pengamtan/surveillance oleh BBV / Lab Vet dan Disnak setempat (14) dan mengaktifkan pelayanan Puskeswan (15)

• Terhadap hasil ternak, dengan langkah pengamanan residu obat oleh BPMSOH (16) dan pembinaan kesehatan masyarakat oleh RPH dan lab Kesmavet (17)