114
DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN ALAM TERPADU UNTUK SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) SKRIPSI OLEH: DEBBY FARADITHA NIM.TB.150936 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

ILMU PENGETAHUAN ALAM TERPADU UNTUK

SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP)

SKRIPSI

OLEH:

DEBBY FARADITHA

NIM.TB.150936

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

ILMU PENGETAHUAN ALAM TERPADU UNTUK

SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Gelar Sarjana Pendidikan

Strata 1 (S1)

OLEH:

DEBBY FARADITHA

NIM.TB.150936

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 4: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 5: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 6: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 7: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

PERSEMBAHAN

Assalamualaikum wr.wb

Rasa syukur yang sedalam-dalamnya dengan hati yang ikhlas

Penulis ucapkan kehadirat kepada Allah SWT

Yang telah memberikan penulis kesempatan untuk membahagiakan

Orang-orang yang kucintai dan kusayangi

Kupersembahkan skripsi ini

Untuk orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku

Terutama buat Ayahanda Agus Prasetyodan Ibunda Nur Asiahtercinta

Yang telah sabar mengasuh dan mendidik ananda dari lahir hingga dewasa dengan

penuh Cinta kasih

Sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan dapat meraih gelar Sarjana

Strata Satu (S1)di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Tadris Biologi

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi

Terima kasihku juga kuucapkan kepada adikku Masita Aprilianidan Givira

Chalisa Putridan orang terdekat ku Maxi Reynaldoyang selalu setia

mendampingi dan memberikan bantuan dan motivasi.

Untuk sahabat-sahabat ku yang selalu ada saat sedih maupun gembira,

Biarlah nama-nama kalian semua tertulis dilembar hati ini

Ku temukan arti keihklasan perjuangan bersama kalian

Teman-teman Biologi angkatan 2015.

Akhir kata

Terimalah bingkisan indah ini sebagai persembahanku

Semoga Allah meridhoi

Wassalamualaikum Wr. Wb

Page 8: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

MOTTO

ا صلاحني ولا تفسدوا ف الأرض بعد ا ن المحس ن رحت الل قريب م

وادعوه خوفا وطمعا ا

Artinya :

“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya Allah amat dekat kepada

orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S Al-A’raf Ayat 56)

Sumber: Al-Qur’an Terjemahan

Page 9: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayat-Nya kepada peneliti terutama dalam rangka menyelesaikan

skripsi ini, Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah menuntun dan membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman

yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini mendapat banyak

masukan-masukan maupun arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu

melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang tulus kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA,. Ph.D selaku Rektor UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Lukman Hakim, M.Pd selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr.

Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. H.

Kemas Imron Rosadi, M.Pd selaku Wakil Dekan III

4. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi Fakultas

Tarbiyah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi dan Bapak Fery Kurniawan,

M.Si selaku Sekretaris Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Devie Novallyan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya demi mengarahkan

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Hurmaini, M.Pd sebagai validator bahasa, Ibu Reny Safita,

S.Pt., M.Pd sebagai validator media dan Bapak Riza Amriyanto, M.Pd

sebagai validator materi

Page 10: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 11: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

ABSTRAK

Nama : Debby Faraditha

Jurusan : Tadris Biologi

Judul : Desain Lembar Kerja Siswa (LKS) Ilmu Pengetahuan Alam

Terpadu Berbasis Pendekatan Kontekstual Untuk Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP)

Penelitian ini bertujuan Pengembangan Lembar Kerja Siswa Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) Berbasis Pendekatan Kontekstual pada materi Pencemaran

Lingkungan Di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (Mts) Nurul Falah Kota Jambi.

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan atau Research and Development

(R & D). Model pengembangan yang digunakan adalah model 4D (define,

design,develop dan disseminate). Untuk memperoleh kelayakan LKS digunakan

tiga uji analisis yaitu, uji validitas, uji praktikalitas dan uji efektifitas. Uji coba

dilakukam di MTs Nurul Falah Kota Jambi. Hasil penelitian ini berupa LKS yang

layak berdasarkan hasil penelitian ahli desain, ahli materi dan ahli bahasa yaitu

masing-masing sebesar 81,25%, 75% dan 85% sehingga masuk dalam kategori

valid. Kemudian hasil analisis dari lembar praktikalitas guru menyatakan LKS

yang dikembangkan termasuk kategori “Praktis” dan berdasarkan tanggapan siswa

89% menyatakan bahwa LKS termasuk kategori “Praktis”. Untuk uji efektifitas

diperoleh rata-rata 84,4% dan termasuk kategori “Sangat Efektif”. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa Desain Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Terpadu Berbasis

Pendekatan Kontekstual untuk SMP/MTs layak digunakan, praktis dan efektif

diterapkan pada pembelajaran IPA Terpadu materi pencemaran lingkungan.

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS), Research and Development,

Pencemaran Lingkungan

Page 12: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

ABSTRACT

Name : Debby Faraditha

Major : Tadris Biology

Title : Design Of An Integrated Natural Science Student Worksheet Based

On A Contextual Approach For Junior High School (SLTP)

The aim of this research is to develop a Natural Science Student Worksheetbased

on a Contextual Approach to Environmental Pollution material in Class VII

Madrasah Tsanawiyah (Mts) Nurul Falah, Jambi City. This research includes

development research or Research and Development (R&D). The development

model used is the 4D model (define, design, develop and disseminate). To obtain

the feasibility of LKS, three analytical tests are used, namely, the validity test, the

practicality test and the effectiveness test. The trial was conducted at MTs Nurul

Falah, Jambi City. The results of this study in the form of feasible student

worksheet based on the results of the study of design experts, material experts and

linguists namely 81.25%, 75% and 85%, so that they are included in the category

of valid. Then the results of the analysis of the teacher practicality sheet stated

that the worksheets that were developed included the category of "Practical" and

based on student responses 89% stated that the worksheets were included in the

"Practical" category. For the effectiveness test obtained an average of 84,4% and

included in the “Very Effective” category. The results of the study concluded that

the Design of Integrated Science Worksheet for Students Based on Contextual

Approaches for SMP / MTs was feasible to use, practical and effectively applied

in the learning of Integrated Science for environmental pollution material.

Keywords : Student Worksheets, Research and Development,

Environmental Pollution

Page 13: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

NOTA DINAS ........................................................................................................... ii

NOTA DINAS II ....................................................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................................ iv

PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vi

MOTTO .................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................................ x

ABSTRACT .............................................................................................................. xi

DARFTAR ISI .......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Pembatas Masalah ........................................................................ 5

C. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

D. Tujuan penelitian .......................................................................... 5

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Model ..................................................... 8

B. Kajian Teoritik ............................................................................. 9

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 28

B. Rancangan Pengembangan........................................................... 28

C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan .................................... 28

D. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 38

E. Teknik Analisis Data .................................................................... 38

Page 14: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

BAB IV: PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 41

1. Tahap Define (Pendefinisian) ................................................. 41

2. Tahap Design (Perancangan) ................................................. 42

3. Tahap Develop (Pengembangan) ............................................ 43

4. Tahap Disseminate (Penyebaran) ........................................... 50

B. Validasi Media yang dihasilkan .................................................. 54

C. Praktikalitas Media yang dihasilkan ............................................ 55

D. Efektivitas Media yang dihasilkan ............................................... 56

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 58

B. Saran ............................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 59

JADWAL PENELITIAN......................................................................................... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 62

DOKUMENTASI

CURICULUM VITAE

Page 15: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Validasi Desain Oleh Ahli Media ............................... 34

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi ........................................................ 35

Tabel 3.3Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahasa ........................................................ 35

Tabel 3.4Kisi-kisi Instrumen Tanggapan guru .......................................................... 36

Tabel 3.5Kisi-kisi Instrumen Tanggapan guru .......................................................... 37

Tabel 3.6Kriteria Penetapan Tingkat Kevalidan Media Pembelajaran .................... 39

Tabel 3.7Kriteria Praktikalitas Media Pembelajaran ............................................... 40

Tabel 3.8 Kriteria Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................. 40

Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Bahasa ........................................................................ 44

Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Media .......................................................................... 45

Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Materi ......................................................................... 46

Tabel 4.4 Hasil Angket Tanggapan Guru di MTs Nurul Falah Kota Jambi.............. 50

Tabel 4.5 Hasil Angket Tanggapan Siswa di MTs Nurul Falah Kota Jambi ............. 52

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas VII MTs Nurul Falah ............... 54

Page 16: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1Tampilan Cover LKS .............................................................................. 43

Gambar 4.2 Cover Sebelum Revisi ............................................................................ 47

Gambar 4.3 Cover Setelah Revisi .............................................................................. 47

Gambar 4.4 Pencemaran Udara Desain LKS Sebelum Revisi ................................. 48

Gambar 4.5 Pencemaran Udara Desain LKS Sesudah Revisi ................................... 48

Gambar 4.6 Pencemaran Tanah Desain LKS Sebelum Revisi .................................. 49

Gambar 4.7 Pencemaran Tanah Desain LKS Sebelum Revisi .................................. 49

Page 17: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Tanggapan Siswa ....................................................................... 62

Lampiran 2 Angket Tanggapan Guru ........................................................................ 66

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa......................................................... 68

Lampiran 4 Angket Validasi Bahasa.......................................................................... 72

Lampiran 5 Angket Validasi Materi .......................................................................... 74

Lampiran 6 Angket Validasi Media ........................................................................... 78

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 84

Page 18: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting

bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang

mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya

manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia saat ini

memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan

suatu usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Salah satu

diantaranya melakukan evaluasi kualitas sistem pendidikan secara

menyeluruh (Hamalik (2011) dalam Syamsul Bahri,2011). Lemahnya proses

pembelajaran merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan.

Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada

kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk

mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami

informasi yang diingatnya, untuk menghubungkannya dengan kehidupan

sehari-hari. Sehingga ketika anak didik kita lulus dari sekolah mereka pintar

secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi. Undang–Undang RI No 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri untuk memiliki kegiatan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Wina, 2006).

Biologi merupakan salah satu ilmu dasar yang ikut menentukan

kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Batasan

pengertian biologi bukan hanya sekedar penghafalan informasi saja, namun

juga disertai dengan pemahaman konsep dan pengaplikasiannya dalam

kehidupan sehari-hari. Kebanyakan siswa disekolah masih hanya menerima

Page 19: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

informasi dan mengingat-ingatnya saja. Padahal jika hanya mengingat-ingat

saja, materi tersebut tidak akan bertahan lama dan akan cepat lupa.

Pembelajaran IPA Biologi umumnya sangat erat kaitannya dengan keadaan

disekitar kita, sehingga diperlukan kemampuan pada siswa untuk dapat

mengaitkan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata.

Salah satu pilihan yang tepat adalah melakukan pembelajaran IPA Biologi

dengan pendekatan kontekstual.

Pendekatan Kontekstual adalah keterkaitan setiap materi atau topik

pembelajaran dengan kehidupan nyata. Pembelajaran kontekstual bertujuan

untuk membantu peserta didik memahami materi pembelajaran yang sedang

mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Yamin, 2003:47). Pendekatan

kontekstual siswa diharapkan dapat mengaitkan materi yang diajarkan dengan

situasi nyata. Selain itu siswa juga didorong untuk membuat hubungan

pengetahuan dengan penerapan dalam kehidupan. Sementara itu, dalam

pembelajaran IPA Biologi hal tersebut juga sesuai dengan diri siswa, dengan

kata lain pembelajaran IPA Biologi dengan pendekatan kontekstual

diasumsikan mampu memenuhi tujuan pendidikan yang ditetapkan. Upaya

menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien, maka guru perlu

memperhatikan prinsip-prinsip mengajar diantaranya menggunakan bahan

ajara yang membuat siswa mau memperhatikan pokok bahasan yang

dijelaskan.

Menurut Jasmadi (Lestari,2013:1) Bahan ajar adalah seperangkat

sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan

menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai

kompetensi atau sub kompetensi dengan segala kompleksitasnya. Dalam hal

ini bahan ajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, bahan ajar yang

seharusnya dimiliki siswa adalah bahan ajar yang bisa merangsang siswa

untuk berpikir tingkat tinggi, menarik, dan mampu membuat siswa tertarik

dan termotivasi untuk belajar dengan adanya bahan ajar tersebut. Hal ini

Page 20: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

dapat ditunjang dengan adanya berbagai bahan ajar dalam peroses

pembelajaran, yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).

LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa

lembar berisi tugas-tugas yang didalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah

untuk menyelesaikan tugas. LKS dapat berupa panduan untuk latihan

pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua

aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi

(Trianto, 2007:73). LKS juga merupakan salah satu dari perangkat

pembelajaran yang penting dalam membantu proses pembelajaran. LKS

adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta

didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.

Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan dan tugas

yang berkaitan dengan materi tersebut. Selain itu peserta didik juga dapat

menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan

(Prastowo,2011:204).

Dalam belajar mengajar memiliki dua unsur yang amat penting adalah

metode pengajaran dan media pengajaran. Pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat

yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.Penggunaan

media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran

dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Disamping

membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan

menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan

informasi (A. Sadiman, 2011).Keaktifan peserta didik merupakan inti dari

pola belajar dalam proses pembelajaran biologi. Hal ini dapat tercermin dari

keaktifan peserta didik dengan membaca sendiri, mengaitkan konsep-konsep

baru dan prinsip baru dengan berdiskusi dan berbagai eksperimen serta

observasi.Telah diketahui bersama bahwa dikalangan peserta didik telah

berkembang pesan yang kuat bahwa pelajaran biologi merupakan pelajaran

Page 21: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik. Sebagian besar peserta didik

merasa kesulitan ketika akan mengikuti pelajaran biologi. Salah satu

penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari

pelajaran bioloigi dengan senang hati, peserta didik merasa terpaksa atau

hanya merupakan kewajiban saja.

Berdasarkan hasil observasi dengan guru mata pelajaran IPA MTs

Nurul Falah Kota Jambi, menyatakan bahwa guru sudah menggunakan bahan

ajar dalam pembelajaran meliputi buku paket dan LKS. LKS yang digunakan

belum menggunakan pendekatan kontekstual dan masih didominasi ceramah.

Dalam proses belajar siswa menggunakan LKS dari penerbit yaitu LKS yang

digunakan kurang memotivasi siswa karena materi hanya disajikan berupa

kalimat dan kurang inovatif tanpa adanya gambar yang memperjelas

pemahaman siswa sehingga siswa tidak termotivasi ketika pembelajaran

dikelas. Gambar yang menarik sangat berperan penting dalam proses belajar

karena dapat memperjelas konsep dan materi pembelajaran, untuk itu sangat

penting untuk melakukan pengembangan LKS Berbasis pendekatan

kontekstual khususnya yang memuat materi Pencemaran Lingkungan. Pada

materi pencemaran lingkungan misalnya Macam-macam Pencemaran yang di

dalamnya terdapat pencemaran biologis, pencemaran fisik dan pencemaran

kimiawi dan dilakukan tugas kelompok contohnya pada masing-masing

pencemaran, siswa belajar dengan alam untuk melihat untuk mengetahui

dampak pemcemaran yang ada disekitar mereka. Pemilihan materi tersebut di

latar belakangi oleh keterkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.

Dan dilakukan juga observasi di MTs Jauharul Ihsan Kota Jambi yang

menyatakan bahwaguru sudah menggunakan bahan ajar dalam pembelajaran

yaitu LKS, tetapi peneliti menemukan masalah yang sama yaitu bahan ajar

atau lembar kerja siswa yang kurang sempurna. Ketidak sempurnaan tersebut

adalah materi terlalu singkat, tampilan tidak menarik, tampilan yang

monoton, dan tidak terdapat langkah-langkah pendekatan kontekstual.

Seharusnya bahan ajar memiliki kriteria tersendiri sesuai yang di jelaskan

Page 22: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

diatas.Oleh karna itu, pembelajaran IPA Biologi yang akan dilaksanakan

harus mampu mengkontekstualisasikan obyek dalam materi tersebut.

Dalam bebagi masalah yang ada di atas maka solusinya adalah siswa

sangat memerlukan LKS yang menarik baik tampilan maupun materinya

mampu membuat siswa termotivasi untuk belajar dan juga lengkap dalam

bentuk LKS berbasis kontekstual agara siswa termotivasi dan mampu

menggunakan pengetahuannya dan menghubungkan pokok materi pelajaran

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-harisehingga siswa mampu

berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi

segala persoalan.

Merujuk pada penelitian yang pernah dilakukan pada materi bakteri

bagi siswa kelas X SMA dengan hasil yang Sangat Baik, maka saya tertarik

untuk melakukan penelitian dengan media yang sama akan tetapi dengan

materi yang berbeda yaitu pada materi Pencemaran Lingkungan dengan

harapan dapat menghasilkan media pembelajaran yang juga baik dan

menarik. Maka dengan hal inilah saya tertarik untuk mengambil judul

penelitian ”DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)ILMU

PENGETAHUAN ALAM TERPADUBERBASIS

PENDEKATANKONTEKSTUAL UNTUKSEKOLAH LANJUTAN

TINGKAT PERTAMA (SLTP)”

Page 23: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak melebarnya ruang lingkup

penelitian ini dan agar masalah yang diteliti lebih jelas, maka penulis

membatasi pokok masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS dengan

uji validan oleh ahli.

2. Praktikalitas dilihat dari tanggapan Guru dan siswa.

3. Keefektifan dilihat dari aktivitas siswa.

4. Subjek Penelitian siswa kelas VII MTs Nurul Falah Kota Jambi

5. Peneliti hanya membahas materi Pencemaran Lingkungan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. ApakahLembar Kerja Siswa Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu berbasis

pendekatan kontekstual untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) sudah layak digunakan?

2. Bagaimanakah tanggapan Guru dan siswa mengenai LKS yang

dikembangkan?

3. Apakah LKS berbasis pendekatan kontekstual pada materi pencemaran

lingkungan efektif diterapkan untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa?

D. Tujuan Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Siswa berbasis

pendekatan kontekstual untuk SLTP.

2. Untuk mengetahui kepraktisan LKS yang dikembangkan menurut

tanggapan guru dan siswa.

3. Untuk mengetahui apakah LKS pencemaran lingkungan berbasis

pendekatan kontekstual efektif diterapkan untuk meningkatkan

aktivitas belajar siswa.

Page 24: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

E. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dari penelitian ini adalah:

1. Perangkat yang dikembangkan berupa lembar kerja berbasis

kontekstual.

2. Materi yang dikembangkan adalah materi pencemaran lingkungan.

3. Produk LKS berbasis pendekatan kontekstual dikembangkan

menggunakan Microsoft Office Word 2007 produk dikemas dalam

bentuk buku.

4. Lembar kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan menggunakan model

pengembangan 4D (Define, Design, Develop, Disseminate).

5. Lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan menggunakan

pendekatan kontekstual.

6. Bagian-bagian pada LKS materi pencemaran lingkungan antara lain:

a. Halaman judul

b. Daftar isi

c. Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran

d. Ringkasan Materi

e. Uji kompetensi

f. Kunci jawaban

7. Berbentuk bahan ajar cetak dengan ukuran A4.

8. Kegiatan pembelajaran dalam lembar kerja siswa (LKS) ini

mengarahkan siswa untuk mampu belajar dengan menggunakan

pendekatan kontekstual.

Page 25: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

F. Manfaat Pengembangan

1. Bagi Pengembang dapat menambah wawasan tentang pengembangan

LKS berbasis pendekatan kontekstual dan dapat menambah

pengetahuan pengembangan 4D.

2. Bagi Guru sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru

biologi dalam memilih LKS sebagai bahan ajar berbasis pendekatan

kontekstual yang sesuai, efektif, dan efisien.

3. Bagi Siswa sebagai pedoman untuk meningkatkan kemampuan belajar

siswa dan untuk memudahkan siswa mengetahui tentang pencemaran

lingkungan.

4. Bagi Sekolah Pengembangan ini diharapkan akan membantu

penciptaan panduan pembelajaran bagi mata pelajaran lain dan juga

sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan yang akan

diterapkan bagi perbaikan di masa yang akan datang.

G. Keterbatasan Pengembangan

Agar penilaian ini terpusat dan terarah,maka peneliti membatasi

masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:

1. Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) ini hanya mencangkup

materi pencemaran lingkungan untuk siswa kelas VII SLTP.

2. Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) hanya berbentuk bahan ajar

cetak (hardware) tidak dalam bentuk software lainnya.

3. Ujicoba hanya dilakukan sebatas ujicoba kelompok kecil.

4. Tahap penyebaran hanya dilakukan sebatas penyebaran di sekolah

yang digunakan penelitian

Page 26: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Model

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Pengembangan adalah proses, cara,

perbuatan mengembangkan. Menurut Seels dan Richey (Alim Sumarmo,

2012: 11) pengembangan berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan

spesifikasi rancangan kedalam bentuk fitur fisik. Sedangkan, Menurut

Sugiyono (20011 : 408) Metode penelitian dan pengembangan adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut.

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses

atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat

pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. Sedangkan

Richey and Nelson mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu

pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi

program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria

validitas, praktikalitas dan efektivitas (Badarudin, 2011) .

Menurut Tressemer dan Richey dalam Alim Sumarmo (2012:15),

pengembangan memusatkan perhatian ]nya tidak hanya pada analisis

kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir, seperti analisis

kontekstual. Pengembangan ebrtujuan untuk menghasilkan produk

berdasarkan temuan-temuan uji lapangan. Metode Research And

Development (Penelitian dan pengembangan) dapat diartikan sebagai suatu

proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengembangan adalah usaha yang dibuat secara sistematis untuk membuat

Page 27: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

atau memodifikasi produk yang sudah ada sehingga dihasilkan produk baru

yang lebih menarik dan bermanfaat untuk menguatkan kualitas sebagai upaya

menciptakan mutu yang lebih baik.

B. Kajian Teoritik

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang

berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara

mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka

mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau sub

kompetensi dengan segala kompleksitasnya Jasmadi,W (Dalam Lestari,

2013:1).

Bahan ajar berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian hasil

pembelajaran. Fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan

semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan

substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada sisiwa.

Sedangkan bagi siswa akan menjadi pedoman dalam proses pembelajaran

dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari (Lestari,

2013: 7).

Menurut Majid (2013 : 174) jenis bahan ajar dapat dikelompokkan

menjadi empat, yaitu:

a. Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar

kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.

b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam dan

compact disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti vidio compact

disk, film.

d. Bahan ajar interaktif (interaktif teaching material) seperti compact

disk interaktif.

Page 28: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

sehingga digunakan untuk melakukan kegiatan pemecahan masalah yang

dapat memaksimalkan pemahamannya sesuai dengan indikator pencapaian

dan siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara

mandiri. Sejalan dengan pendapat Prastowo (2014) LKS merupakan salah

satu bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut

Prastowo (2015: 204), LKS merupakan suatu bahanajar cetak berupa

lembaran-lembaran kertas yang berisi ringkasan materi,soal-soal dan

petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yangharus dikerjakan

oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus

dicapai dan tersusun secara sistematis. Urutan materi yangsistematis pada

LKS membantu peserta didik mempelajari materi denganbaik.Lembar

kerja siswa adalah bentuk buku latihan atau pekerjaan rumah yang berisi

soal-soal sesuai dengan materi pembelajaran (Komalasari 2010). dan

Trianto (2014) lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan

untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Menurut

Prastowo (2012) Jenis-jenis LKS yaitu:

a. LKS yang penemuan (membantu siswa menemukan suatu konsep).

b. LKS yang aplikatif-integratif (membantu siswa menerapkan dan

mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan).

c. LKS yang penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar).

d. LKS yang penguatan (berfungsi sebagai penguatan).

e. LKS yang praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum).

LKS yang akan dikembangkan adalah LKS poin a. LKS

yangpenemuan. LKS yang penemuan yaitu LKS yang memuat apa

yangharus dilakukan siswa, meliputi melakukan, mengamati

danmenganalisis. Didalam LKS disajikan langkah-langkah

untukmenemukan akan suatu konsep dan membantu siswa

mangkaitkanmateri yang ada dikehidupan sehari-hari dengan konsep yang

akandipelajari dan disajikan soal-soal latihan untuk memperdalam

Page 29: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

materiyang telah dipelajari berupa soal cerita yang sesuai dengan

kehidupansehari-hari dan didalamnya termuat karakter peduli sosial

sebagailandasan karakter yang harus dimiliki setiap siswa guna

memperbaikikarakter yang ada pada siswa.

Prastowo (2013: 205) mengungkapkan bahwa ada 4 poin penting

fungsiLKS yaitu :

a. LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik

namun lebih mengaktifkan peserta didik.

b. LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk

memahami materi yang diberikan.

c. LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk

berlatih.

d. LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

3. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)

Pendekatan kontekstual (contexual teaching And Learning)

merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Pendekatan kontekstualsebagai suatu pendekatan

pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk

mencari,mengolah dan menemukan pengalaman belajar yang lebih

bersifat konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan

aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan dan mengalami sendiri.

Dengan demikian pembelajaran tidak dilihat dari sisi produk, akan tetapi

yang terpenting adalah proses (Rusman, 2011:190).

Landasan filosofis kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu

filosofi dalam belajar yang menekankan bahwa proses belajar tidak

hanya sekedar menghafal, tetapi merekontruksikan atau membangun

pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang

Page 30: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

mereka alami dalam kehidupannya atau pengalaman dilingkungan sekitar

(Muslich, 2007:41).

Menurut (Rusman, 2011:191) sebelum melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan kontekstual tentu saja terlebih dahulu

guru harus membuat desain/skenario pembelajaran sebagai pedoman

umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada

intinya pengembangan setiap komponen pendekatan kontekstual dapat

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan

belajar lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri,

menemukan sendiri dan kontruksi sendiri pengetahuan dan

keterampilan baru yang akan dimilikinya.

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik

yang diajarkan.

c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan

pertanyaanpertanyaan.

d. Menciptakan masyarakat belajar,seperti melalui kegiatan kelompok

berdiskusi, tanya jawab.

e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran misalnya

melalui ilustrasi, model dan media yang sebenarnya.

f. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

g. Melakukan penelitian secara objektif,yaitu menilai kemampuan

yang sebenarnya pada setiap siswa.

4. Komponen Pendekatan Kontekstual

Menurut (Rusman, 2011:192) Komponen pendekatan kontekstual

meliputi:

a. Menjalin hubungan yang bermakna (making meanigful connectios).

b. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti (doing significant

work).

Page 31: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

c. Melakukan proses belajar yang diatur sendiri (selfregulated

learning).

d. Mengadakan kolaborasi (collaborating).

e. Berpikir kritis dan kreatif (criticaland creative thinking).

f. Memberikan pelayanan secara individual (naturing the individual).

g. Mengupayakan pencapaian standar yang tinggi (reaching high

standards).

h. Menggunakan assesmen autentik ( using authentic assessment).

5. Prinsip Pendekatan Kontekstual

Menurut (Rusman, 2011:193) Ada tujuh prinsip pendekatan

kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu:

a. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) dalam

pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks

yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau

kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun

pengetahuan itu memberi makna melalui pengalaman yang nyata.

Batasan Konstruktivisme diatas memberikan penekanan bahwa konsep

bukanlah tidak penting sebagai bagian integral dari pengalaman sebagai

bagian integral dari pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa,

akan tetapi bagaimana dari setiap konsep atau pengetahuan yang

dimiliki siswa ini dapat memberikan pedoman nyata terhadap siswa

untuk diaktualisasikan dalam kondisi nyata

b. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan kegiatan inti dari pendekatan

kontekstual, melalui upaya menemukan akan memberi penegasan

bahwa pengetahuan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain

yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat

fakta-fakta tetapi hasil menemukan sendiri. Kegiatan pembelajaran

Page 32: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

yang mengarah pada upaya menemukan, telah lama diperkenalkan pula

dalam pembelajaran inquiry and discovery (mencari dan menemukan).

c. Bertanya (Questioning)

Kebiasaan dan kemampuan untuk bertanya merupakan

karakteristik utama pendekatan kontekstual. Pengetahuan yang dimiliki

seseorang selalu bermula dari bertanya. Oleh karna

itu,bertanyamerupakan strategi utama dalam pendekatan kontekstual.

Penerapan unsur bertanya dalam pendekatan kontekstual harus

difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau

berkemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan

mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.

Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan

mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan

mendalam, dan akan banyak ditemukan unsur-unsur terkait yang

sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh guru maupun oleh siswa. Oleh

karna itu cukup beralasan jika dengan pengembangan bertanya

produktivitas pembelajaran akan lebih tinggi karena dengan bertanya,

maka:

1) Dapat menggali informasi, baik administrasi maupun akademis;

2) Mengecek pemahaman siswa;

3) Membangkitkan respon siswa;

4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;

5) Mengetahui hal-hal yang diketahui siswa;

6) Memfokuskan perhatian siswa;

7) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;

8) Menyegarkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk

melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-

Page 33: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

teman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam Learning Community,

bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain

melalui berbagai pengalaman (sharing). Melalui sharing ini anak akan

dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan

yang positif dalam Learning Community dikembangkan.

e. Pemodelan (Modelling)

Maksud dari pemodellan adalah pembelajaran dilakukan dengan

menampilkan model yang bisa dilihat, dirasa bahkan bisa ditiru oleh

siswa. Dalam praktiknya guru bukan satu-satunya model.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru terjadi atau

baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berfikir

kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu, siswa

mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur

pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi pada

pengetahuan sebelumnya.

g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah

melakukanpenilaian. Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai

data dan informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk

terhadap pengalaman belajar siswa. Dengan terkumpulnya berbagai

data dan informasi yang lengkap sebagai perwujudan dari penerapan

penilaian, maka akan semakin akurat pula pemahaman guru terhadap

proses dan hasil pengalaman belajar setiap siswa.

6. Kualitas Produk Yang Dihasilkan

Menurut Ahmad dalam Anaperta (2012:28), kualitas produk atau

hasil pengembangan pendidikan dapat ditentukan berdasarkan kevalidan

(validity), kepraktisan (practicality), dan keefektifan (effectivity).

a. Valid

Valid merupakan istilah yang dipakai untuk menguji suatu

penelitian baik itu penelitian eksperimen meupun penelitian

Page 34: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

pengembangan. Menurut Arikunto (1999) validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Menurut

Nursalam (2003) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Sugiono

(2008) “Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukut”

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas

diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu

standar ukur yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu

instrumen.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan

instrumen. Dua karakteristik validitas yang baik, yaitu:

1) Instrumen yang pengukurannya harus benar-benar mengukur

konsep teori yang dianutnya bukan konsep lainnya.

2) Konsepnya di ukur dengan tepat.

b. Praktis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepraktisan diartikan

sebagai suatu yang bersifat praktis atau efisien. Arikunto (2010)

mengartikan kepraktisan dalam evaluasi pendidikan merupakan

kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik

dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi atau

memperoleh hasil maupun kemudahan dalam menyimpanya. Untuk

mengukur tingkat kepraktisan yang berkaitan dengan pengembangan

instrumen berupa materi pembelajaran.

c. Efektif

Menurut Reigeluth (1999), aspek penting dalam keefektifan (efek

potensial) dari suatu instrumen, teori, atau model adalah mengetahui

tingkat/derajat dari penerapan teori, atau model dalam suatu situasi

tertentu. Tingkat keefektifan ini menurut Mager, biasanya

dinyatakan dengan suatu skala numerik yang didasarkan pada

kriteria tertentu (Reigeluth, 1999).

Page 35: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Keefektifan suatu bahan ajar biasanya dilihat dari potensial efek

berupa kualitas hasil belajar, sikap, motivasi peserta didik.

Menurut Suryadi (2005), media pembelajaran dapat dikatakan

efektif apabila:

1) Rata-rata siswa aktif dalam aktivitas pembelajaran

2) Rata-rata siswa aktif dalam mengerjakan tugas

3) Rata-rata siswa aktif dalam keefektifan penguasaan bahan

pengajaran

4) Respon siswa terhadap pembelajaranyang dilaksanakan

baik/positif

5) Respon guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakan

baik/positif

Uji efektifitas bertujuan untuk melihat ketercapaian tujuan dari

produk yang dikembangkan dalam proses pembelajaran. Hal ini

sejalan dengan pendapat Syah (2007) bahwa “Efektifitas tidak hanya

berorientasi pada tujuan melainkan pada proses dalam mencapai

tujuan”. Proses pembelajaran berkaitan dengan keterlibatan siswa

dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya

dengan sifat-sifat siswa, baik yang bersifat kognitif seperti

kecerdasan psikomotor seperti aktivitas.

1) Aktivitas siswa

Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang

dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa

selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator

adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan

kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar

mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan

yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan

pendapat, mengerjakan tugas-tugas,d apat menjawab pertanyaan

guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung

jawab terhadap tugas uang diberikan.

Page 36: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Setiap reaksi yang diberikan dalam pembelajaran

mengandung aktivitas sehingga semakin banyak aktivitas yang

dilakukan semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh. Sejalan

dengan pernyataan Sudjana (2005: 75) yang menyatakan bahwa

“Ciri pembelajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat

dari kadar atau intensitas kegiatan siswa dalam pembelajaran.

Semakin tinggi aktivitas belajar siswa, semakin tinggi peluang

berhasilnya pengajaran.”

7. Tinjauan Materi

a. Pengertian Pencemaran

Pencemaran lingkungan merupakan satu dari bebrapa faktor yang

dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran lingkungan

(enviromental pollution) merupakan segala sesuatu baik berupa bahan-

bahan fisika maupun kimia yang dapat mengganggu keseimbangan

ekosistem.

Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1997 Pencemaran lingkungan

adalah masuknya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke

dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan

manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi

kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Jadi, Pencemaran lingkungan terjadi akibat dari kumpulan kegiatan

manusia (populasi) dan bahkan dari kegiatan perorangan (individu).

Selain itu, pencemaran dapat diakibatkan oleh faktor alam, contoh

gunung meletus yang menimbulkan abu vulkanik. Zat yang dapat

mencemari lingkungan dan dapat mengganggu kelangsungan hidup

makhluk hidup disebut polutan. Polutan ini dapat berupa zat kimia,

debu, suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan.

(Widodo, 2016: 47)

b. Macam-Macam Pencemaran

Page 37: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Pencemaran dapat bersumber dari pencemaran alami dan kegiatan

manusia. Pencemaran alami adalah pencemaran dengan bahan yang

berasal dari bencana alam, misalnya partikel gas atau debu yang

berasal dari gunung meletus. sedangkan pencemaran akibat kegiatan

manusia, contohnya kegiatan industri yang menghasilkan limbah,

transportasi, pertambangan, serta limbah rumah tangga.

Pencemaran lingkungan sendiri terdapat banyak macam dan

jenisnya. Jika dilihat dari sifat zat pencemarannya, dapat dibedakan

menjadi tiga macam, yakni:

Berdasarkan lingkungan yang terkena pencemaran, pencemaran dapat

dibedakan sebagai berikut:

1. Pencemaran Udara

Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya

gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.

a. Macam-macam pencemaran udara:

1) Pencemaran udara Primer

Pencemaran udara ini disebabkan langsung dari sumber

pencemar. Contohnya peningkatan kadar karbon dioksida

yang disebabkan oleh aktivitas pembakaran oleh manusia.

2) Pencemaran udara sekunder

Pencemaran udara sekunder terjadi disebabkan oleh reaksi

antara substansi-substansi pencemar udara primer yang

terjadi di atmosfer. Misalnya, pembentukan ozon yang

terjadi dari reaksi kimia partikel-partikel yang mengandung

oksigen di udara.

b. Faktor Penyebab Pencemaran Udara

1) Aktivitas Alam

Aktivitas alam dapat menimbulkan pencemaran udara di

atmosfer. Kotoran-kotoran yang dihasilkan oleh hewan

ternak mengandung Senyawa metana menyebabkan

naiknya suhu bumi. Selain itu, bencana alam seperti

Page 38: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

meletusnya gunung berapi dapat menghasilkan abu

vulkanik yang mencemari udara sekitar yang berbahaya

bagi kesehatan makhluk hidup. Kebakaran hutan yang

terjadi juga akan me nghasilkan karbondioksida dalam

jumlah banyak yang dapat mencemari udara dan berbahaya

bagi kesehatan hewan dan manusia.

2) Aktivitas Manusia

Kegiatan-kegiatan manusia kini kian tak terkendali,

kemajuan industri dan teknologi membawa sisi negatif bagi

lingkungan. Berikut ini merupakan pencemaran yang

diakibatkan oleh aktifitas manusia :

a) Pembakaran sampah

b) Asap-asap industri

c) Asap kendaraan

d) Asap rokok

e) Senyawa kimia buangan seperti CFC

c. Dampak Pencemaran Udara

Pencemaran udara mengakibatkan kerugian bagi banyak

organisme penghuni bumi. Dampak yang ditimbulkan dari

pencemaran udara antara lain :

1) Meningkatnya suhu bumi karena efek rumah kaca yaitu

meningkatnya kadar karbondioksida yang dikenal dengan

pemanasan global (Global warming).

2) Gangguan pernapasan dan penyakit paru-paru.

3) Terjadinya hujan asam akibat gas SO₂ yang bereaksi

dengan air hujan. Hujan asam adalah hujan yang keasaman

air melebihi air hujan yang tidak kena polusi. Dampak dari

hujan asam ini mengakibatkan tanah menjadi kurang subur,

merusak tanaman dan logam mudah berkarat.

4) Rusaknya lapisan ozon dikarenakan CFC (

Chlorofluorocarbon) Biasanya digunakan sebagai bahan

Page 39: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

pendingin AC dan kulkas atau biasa juga sebagai aerosol

pada penyemprot rambut dan obat nyamuk. CFC amat

ringan, sehingga lepas dari semprotan akan terangkat ke

atmosfer bumi yang lebih tinggi.

d. Penanggulangan Pencemaran Udara

Beberapa cara penanggulangan pencemaran udara yaitu :

1) Menanam pohon

2) Tidak membakar sampah

3) Tidak merokok

4) Tidak membakar hutan

5) Menggunakan transportasi umum daripada transportasi

pribadi

2) Pencemaran Air

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur,

atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan

kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai

dengan perubahan bau, rasa, dan warna.Sumber pencemaran air

antara lain :

a) Limbah Pertanian

Air limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak

negatif pada lingkungan. Namun dengan digunakannya

fertilizer sebagai pestisida yang kadang-kadang dilakukan

secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada

keseimbangan ekosistem air. Pada sektor pertanian juga dapat

terjadi pencemaran air. Terutama akibat dari penggunaan

pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu, seperti insektisida

dan herbisida.

contoh : insektisida, pupuk organik.

b) Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari

hasil samping kegiatan perumahan. Seperti limbah rumah

Page 40: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel), rumah

makan, dan puing-puing bahan bangunan. Limbah rumah

tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun

bahan berbahaya dan beracun. Limbah organik adalah limbah

seperti kulit buah sayuran, sisa makanan, kertas, kayu, daun

dan berbagai bahan yang dapat diuraikan oleh

mikroorganisme. Limbah yang berasal dari bahan anorganik,

antara lain besi, aluminium, plastik, kaca, kaleng bekas cat,

dan minyak wangi

c) Limbah Industri

Jenis limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah

organik yang bau seperti limbah pabrik tekstil atau limbah

pabrik kertas. Selain itu, limbah anorganik berupa cairan

panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam

belerang, berbau menyengat. Seperti limbah pabrik baja,

limbah pabrik emas, limbah pabrik cat, limbah pabrik pupuk

organik, limbah pabrik farmasi, dan lain-lain. Jika limbah

industri tersebut dibuang ke saluran air atau sungai, akan

menimbulkan pencemaran air dan merusak atau

memusnahkan organisme di dalam ekosistem tersebut.

Limbah industri yang berupa logam berat sering dialirkan ke

sungai, sehingga sungai menjadi tercemar. Jenis-jenis logam

berat adalah raksa, timbal, dan kadmium di mana ketiganya

sangat berbahaya bagi manusia apabila mengonsumsinya.

Dampak Pencemaran Air:

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan

menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi

lingkungan, seperti hal-hal berikut:

Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain

Page 41: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

a) Terganggunya kehidupan organisme air karena

berkurangnya kandungan oksigen.

b) Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan

air

c) Pendangkalan dasar perairan.

d) Punahnya biota air, misalnya ikan, udang, dan serangga

air.

e) Menjalarnya wabah muntaber.

Cara Penanggulangan Pencemaran Air

Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari

bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan

organik biodegradable (yakni bahan organik yan dapat

terurai oleh aktivitas makhluk hidup), mengurangi bakteri

patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.

Cara penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan

dengan beberapa cara yakni:

1. Membuat Kolam Stabilisasi

Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara

alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum

air limbah dialirkan ke sungai.

2. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Pengolahan air limbah ini menggunakan alat-alat

khusus. Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan,

yaitu :

a. Primary treatment merupakan pengolahan pertama

yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat

cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak

sedimentasi.

b. Secondary treatment merupakan pengolahan kedua

yang bertujuan untuk mengoagulasikan,

Page 42: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat

organik dalam limbah.

c. Tertiary treatment merupakan lanjutan dari

pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau

unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta

penambahan klor untuk memusnahkan

mikroorganisme patogen.

3. Recycle, Reuse, Reduce, and Reapair (4R)

Dalam meminimalisasi sampah hasil limbah rumah

tangga khususnya, dapat dilakukan upaya pengurangan

sampah. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Kistinnah

(2009) bahwa cara menangani limbah cair dan padat

diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan prinsip

ekologi yang dikenal dengan istilah 4R yaitu:

a. Recycle (Pendaurulangan) Proses misalnya untuk

sampah yang dapat terurai dijadikan kompos.

b. Reuse (Penggunaan Ulang) Proses dilakukan untuk

sampah yang tidak dapat terurai dan dapat

dimanfaatkan ulang. Misalnya botol bekas sirop

dapat digunakan lagi untuk menyimpan air minum.

c. Reduce adalah melakukan pengurangan

bahan/penghematan.

d. Repair artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya

membuang sampah tidak sembarangan, terutama

tidak membuang sampah di perairan

3) Pencemaran tanah

Pencemaran tanah adalah suatu keadaan dimana bahan kimia

buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami.

Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan

tanah, maka pasti dapat menguap, tersapu air hujan, dan atau masuk

ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian

Page 43: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

mengendap sebagai zat kimia Zat beracun di tanah tersebut dapat

berdampak langsung pada kehidupan manusia, ketika bersentuhan

atau dapat mencemari tanah.

Tanah yang subur adalah tanah yang kaya akan unsur hara, humus,

zat organik dan cukup air. Di tanah yang suburlah proses kehidupan

makhluk hidup baik tumbuhan, hewan, serta mikroba tanah

berlangsung dengan baik. Apabila ada komponen lain yang masuk

ke dalam tanah sehingga mengganggu keseimbangan ekologi tanah

maka terjadilah pencemaran tanah.

a. Penyebab Pencemaran Tanah

Tidak jauh berbeda dengaa pencemaran air dan udara,

pencemaran tanah juga banyak sekali penyebabnya. Penyebab

tersebut di antaranya limbah domestik, limbah industri, dan

limbah pertanian.

1) Limbah Domestik

Limbah padat dapat berupa senyawa anorganik yang tidak

dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme.

Seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan

bangunan yang menyebabkan tanah menjadi kurang subur.

2) Limbah cair dapat berupa tinja (feses), detergen, oli, cat. Jika

meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah

bahkan dapat membunuh mikroorganisme di dalam tanah.

3) Limbah Industri

Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri, Hg,

Zn, Pb, dan Cd merupakan zat yang sangat beracun terhadap

mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan

mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki

fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.

4) Limbah Pertanian

Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan

merusak struktur tanah. Akibatnya, kesuburan tanah berkurang

Page 44: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara

tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja

mematikan hama tanaman, tetapi juga mikroorganisme yang

berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung

pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu, penggunaan

pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama

tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

b. Dampak Pencemaran Tanah

Semua pencemaran pasti akan merugikan makhluk hidup

terutama manusia. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan

tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh, dan

kerentanan populasi yang terkena. Ada beberapa macam dampak

kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi

mata, dan ruam kulit. Selain kesehatan manusia yang terganggu,

pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap

ekosistem.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme

tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil

pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada

konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan

lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki

waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia

derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

c. Penanggulangan pencemaran tanah

Penanggulangan pencemaran tanah dapat dilakukan dengan

beberapa hal yaitu:

1) Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan

tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-

situ (atau on-site) dan exsitu (atau off-site). Pembersihan on-

site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah

Page 45: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

dan lebih mudah. Pembersihan ini terdiri atas venting (injeksi),

dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian

tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang

aman.

2) Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah

dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).

Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat

pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak

beracun (karbon dioksida dan air).

Page 46: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul

Falah Kota Jambi dikelas VII. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester

genap tahun ajaran 2018/2019

B. Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan lembar

kerja siswa (LKS) adalah pengembangan model 4D (four D model). Alasan

penggunaan model pengembangan ini karena langkah-langkah model tersebut

mampu memberikan arahan yang detail sehingga menghasilkan produk yang

berkualitas. Menurut Mulyatiningsih (2014: 195-199) langkah–langkah dalam

membuat LKS dengan mengikuti model pengembangan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974) terdiri dari 4 tahap

yaitu tahap pendefinisian (Define), tahap perancangan (Design), tahap

pengembangan (Develop), dan tahap penyebaran (Disseminate). Model

pengembangan 4D merupakan model pengembangan media pembelajaran

interaktif yang meneliti tentang suatu produk pembelajaran dengan tujuan

untuk mengembangkan suatu produk atau program inovatif. Model ini disusun

secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya

pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan media pembelajaran.

C. Rancangan Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan R & D

(Research and Development)yang dimaksud dengan penelitian

pengembangan (Research and Development)adalah metode penelitian yang

Page 47: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut (Sugiyono, 2011: 407). Menurut Sukmadinata (2005:164)

penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengambangkan suatu produk baru atau penyempurnaan produk yang telah

ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan pengertian diatas sasaran pada penelitian ini yaitu untuk

menghasilkan Bahan Ajar berupa lembar kerja siswa materi pencemaran

lingkungan untuk kelas VII yang valid, praktis dan efektif digunakan oleh

siswa dan guru disekolah.

D. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan

1. Analisis Kebutuhan

Dalam proses pembelajaran, sangat dibutuhkan media

pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam memahami

pembelajaran dan memungkinkan bagi siswa untuk belajar mandiri.

Dalam penelitian ini data diperoleh dengan melakukan observasi dan

angket yang diberikan pada siswa, guru dan unsur-unsur lingkungan

belajar siswa yang akan turut berperan dalam proses dan hasil belajar.

Kebanyakan siswa kurang berminat untuk membaca buku pelajaran

yang sudah ada, apalagi buku pelajaran IPA Biologi yang super tebal

dibanding buku mata pelajaran lainnya. Saat ujian tiba siswa malas

untuk belajar dari buku paket yang ada, mereka hanya mengandalkan

bahan bacaan dari catatan yang diberikan guru sewaktu menerangkan

pelajaran, itupun bagi siswa yang mencatat. Padahal untuk memahami

konsep dari pelajaran, seharusnya siswa memiliki banyak bahan bacaan

yang praktis dan mendukung memahami konsep pelajaran.

Maka dari itu siswa perlu memiliki sumber (bahan) belajar yang

praktis dan mudah dibawa kemana-mana serta tidak membuat

pemikiran yang bosan ketika siswa melihat sumber tersebut, seperti

halnya LKS berbasis Kontekstual yang akan dibuat menggunakan

warna dan gambar yang menarik perhatian, sehingga siswa dapat

belajar di mana saja dan konsep pelajaran akan tersampaikan.

Page 48: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Analisis kurikulum

2. Rancangan Pengembangan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Research and

Development (R&D) atau penelitian pengembangan. Pengembangan

yang dimaksud adalah pengembangan lembar kerja siswa materi

pencemaran lingkungan.

Gambar 3.1 Bagan prosedur penelitian pengembangan LKS berbasis Kontekstual model

4-D dimodifikasi dari (Trianto, 2011)

Define Analisis siswa

Analisis media

Design Perancangan media

Ahli Media dan Materi

Pengembangan media

Uji validitas I Revisi I

Validasi Setiap Siswa

(Kelompok Kecil) Kelompok Besar Uji validitas II

Uji praktikalitas Revisi II

Revisi III

Develop

Uji efektifitas

LKS Berbasis Kontekstual

Page 49: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Model penelitian yang digunakan adalah model 4D (four D

model)Penjabaran tahap-tahapan dari model tersebut diuraikan sebagai

berikut:

a. Tahap pendefisian (Define)

Tahap pendefisian atau Define merupakan tahapan untuk

menetapkan syarat syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi 5 langkah

pokok, yaitu:

1) Analisis Kurikulum

Pada tahap ini peneliti melakukan analisa terhadap kurikulum

2013, berdasarkan silabus mata pelajaran IPA Terpadu (Biologi)

MTs Nurul Falah pada materi pencemaran lingkungan.

2) Analisis Awal

Analisis awal bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan

masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran biologi

MTssehingga dibutuhkan pengembangan bahan ajar LKS. Dari

hasil wawancara terhadap guru bidang studi biologi memperoleh

hasil bahwa LKS yang digunakan dalam proses belajar

menggunakan LKS dari penerbit sehingga siswa kurang tertarik,

materi hanya disajikan berupa kalimat dan kurang informatif

tanpa adanya gambar yang dapat memperjelas pemahaman siswa.

a) Analisis Siswa

Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang

meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan dan tingkat

perkembangan kognitif siswa sebagai gambaran untuk

mengembangkan LKS materi pencemaran lingkungan.

b) Analisis Materi Pencemaran lingkungan

Dalam penelitian ini, dikembangkan sebuah LKS

berbasis pendekatan kontekstual pada materi pencemaran

lingkungan. Dari beberapa materi pokok yang ada dalam

Page 50: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

silabus, penulis memilih materi pencemaran lingkungan

karena sub materi berkaitan dengan kehidupan nyata,

sehingga membuat penulis ingin menggunakan materi ini.

c) Analisis akhir

Pada langkah ini dilakukan analisis hasil kelayakan LKS

yang dikembangkan berdasarkan validasi yang telah dilakukan

oleh validator materi dan media

d) Spesifikasi tujuan

Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman

dan panduan kegiatan belajar siswa, dengan tujuan belajar dapat

memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi

yang diberikan.

Langkah terakhir dalam tahap Define ini adalah dengan

membuat spesifikasi secara jelas tentang produk yang dihasilkan

dan disesuaikan dengan tujuan penulis dalam mengembangkan

produk LKS berbasis pendekatan kontekstual.

b. Tahap Perancangan (Design)

1) Tahap design bertujuan untuk merancang LKS

berbasisKontekstual. Tahap design terdiri atas beberapa langkah

berikut ini.

a) Pembuatan Desain Media

Pembuatan desain dilakukan dengan menggunakan gambar-

gambar dan warna yang menarik sehingga menghasilkan

desain Media LKS berbasis Kontekstual materi pencemaran

Lingkungan.

b) Validasi Desain

Setelah desain selesai, maka selanjutnya akan di Validasi

oleh ahli media, ahli materi dan ahli bahasa.

c) Revisi Desain

Page 51: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Revisi dilakukan melihat penilaian oleh ahli media dan ahli

materi sebalumnya terhadap desain media.

2) Rancangan Awal

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan terhadap

rancangan produk LKS yang dikembangkan yaitu:

a) Perancangan desain awal

Lembar Kerja Siswa (LKS) Dalam merancang sampul

LKS dapat dilakukan dengan mencari informasi dari berbagai

sumber terkait dengan cara contoh sampul LKS lainnya yang

telah ada. Rancangan sampul LKS berguna agar LKS

menarik sehingga siswa tertarik untuk menggunakan LKS

sebelum melihat isi dari LKS tersebut.

b) Perancangan desain isi Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada

langkah ini penulis membuat rancangan isi LKSdisesuaikan

dengan struktur LKS yang digunakan yaitu menentukan : (1)

cover LKS / judul LKS, (2) KD dan tujuan pembelajaran (3)

materi/isi LKS yang dijabarkan secara rinci informasi

mengenai materi pencemaran lingkungan, (4)Tugas

kelompok, (5) uji kompetensi dan (6) kunci jawaban.

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk

menghasilkan bentuk akhir lembar kerja Siswa (LKS) dengan

pendekatan kontekstual yang diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa kelas VII

SMP pada materi pencemaran lingkungan. Pada tahap ini, dilakukan

validasi ahli media dan ahli materi. Validasi oleh tim ahli merupakan

proses penilaian rancangan produk yang dilakukan dengan memberi

penilaian berdasarkan pemikiran rasional. Validasi dilakukan oleh

dua orang validator. Validasi ahli dilakukan dengan cara seseorang

atau beberapa ahli pembelajaran menilai bahan ajar menggunakan

Page 52: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

instrument validasi. Ia memberi masukan perbaikan bahan ajar yang

dikembangkan (Akbar, 2013:37).

(1) Validasi media untuk mengkaji aspek media pembelajaran

tampilan dari media, fungsi dan manfaat untuk dijadikan

media.

Tabel 3.1Kisi-Kisi Instrumen Validasi Desain Oleh Ahli Media

Aspek Komponen Nomor

Butir

Tampilan

Tulisan

Kesesuaian penulisan judul atau topik

materi pada LKS berbasis kontekstual

1

Kesesuaian ukuran huruf pada tulisan

dalam LKS berbasis kontekstual

2

Kesesuaian warna tulisan pada LKS

berbasis kontekstual

3

Keefektifan kalimat pada LKS

berbasis kontekstual

4

Kejelasan tulisan pada LKS berbasis

kontekstual

5

Kombinasi warna tulisan dengan

background pada LKS berbasis

kontekstual

6

Tampilan

Gambar

Kesesuaian antara

ilustrasi/contoh/gambar dengan materi

pembelajaran

7

Kesesuaian ukuran Gambar 8

Kesesuaian tata letak gambar pada

LKS berbasis kontekstual

9

Desain

LKS

Kejelasan tujuan pembelajaran LKS

berbasis kontekstual

10

Page 53: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Bahasa yang digunakan dalam LKS

merupakan bahasa indonesiabaku dan

mudah dipahami siswa

11

Penampilan fisik LKS dapat

mendorong minat baca siswa

12

Tabel 3.2Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi

Aspek Indikator Nomor

Butir

Isi Kesesuaian KD 1

Kesesuaian materi 2

Kelengkapan materi 3

Keakuratan soal tes 4

Uraian materi 5

Susunan materi 6

Kemudahan materi 7

Pemberian contoh gambar 8

Kejelasan informasi materi 9

Bahasa Bahasa yang digunakan 10

Tabel 3.3Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahasa

No Aspek yang dinilai Butir

Nomor

1. LKS menggunakan ejaan yang mengacu pada

pedoman (EYD)

1

2. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat

perkembangan kognisi siswa

2

3. Bahasa yang digunakan komunikatif 3

4. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah 4

Page 54: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

dimengerti

5. Istilah yang digunakan mudah dipahami 5

d. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Pada tahap ini dilakukan langkah terakhir yaitu :

1) Percetakan

Langkah ini dilakukan setelah LKS melalui tahapan

pengembangan. Dimana jika pada tahap produksi akhir uji

pengembangan menunjukkan hasil yang konsisten dan hasil

penilaian ahli materi dan ahli media serta penilaian guru bidang

studi merekomendasikan komentar positif maka LKS akan

dicetak dan siap untuk digunakan dalam proses penelitian.

1) Penilaian Guru Bidang Studi

Sebelum di ujicobakan, LKS yang telah di validasi oleh tim

ahli dinilai oleh guru bidang studi IPA Mts Nurul Falah Jambi.

Penilaian ini diperlukan karena guru bidang studi lebih

memahami materi siswa sehingga diperlukan penilaian ini untuk

menyempurnakan produk yang dikembangkan.

Tabel 3.4Kisi-kisi instrumen tanggapan guru

Aspek Indikator Nomor

Butir

Tampilan Kesesuaian media dengan materi 1

Kesesuaian media dengan kurikulum 2

Kesesuaian media dengan kebutuhan

siswa

3

Kualitas

media

Penyajian desain media 4

Pemilihan bahasa alur materi 5

Pengoperasian kepraktisan 6

Media mampu membuat belajar 7

Page 55: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

mandiri

Tampilan umum media 8

Kemudahan penggunaan media 9

Kepraktisan media 10

2) Ujicoba Produk

Subjek ujicoba dalam penelitian pengembangan LKS ini

adalah siswa kelas VII MTs. MTs yang dijadikan tempat ujicoba

produk adalah Mts Nurul Falah Jambi. Penulis memilih ujicoba

kelompok kecil dengan jumlah subjek penelitian 19 orang siswa

dimana 19 orang siswa tersebut nantinya dibagi menjadi 4

kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan 4 –

5 orang siswa dengan kemampuan kognitif tinggi, sedang dan

rendah, sehingga penelitian menjadi subjektif.

Tabel 3.5Kisi-kisi Instrumen tanggapan siswa

Aspek Indikator Nomor

Butir

Tampilan

LKS

Tampilan LKS 1

Kepraktisan LKS 2

Kemudahan memahami materi

Kombinasi gambar dengan materi

Variasi warna dan gambar

Tampilan umum LKS

Pengoperasian

Keefektifan LKS

3

4

5

6

7

8

3) Penyebaran

Pada tahap ini, LKS yang telah divalidasi oleh validator

materi dan validator media dicetak kemudian meminta guru

untuk memberikan tanggapan terhadap LKS dan diujicobakan

Page 56: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

kelompok kecil. Kemudian LKS disebarkan di sekolah tempat

peneliti melakukan ujicoba.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan angket

(questionnaire). Angket berisi sebuah pertanyaan atau pernyataan yang harus

dijawab dan direspon oleh responden.

Menurut Sugiyono (2013:142) yang menyatakan angket atau kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respon untuk

dijawabnya. Angket yang digunakan ditujukan pada guru dan siswa. Angket

untuk guru digunakan sebagai penilaian guru mengenai LKS dan berisikan

saran umum untuk perbaikan selanjutnya. Sedangkan angket untuk siswa

digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang LKS berbasis

kontekstual.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan ini adalah data

yang diambil dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh

dari tim validasi yaitu ahli materi dan ahli media serta penilaian guru bidang

studi IPA pada saat ujicoba berupa isian angket yang berisikan saran dan

tanggapan dalam perbaikan media pada materi pencemaran lingkungan.

Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari siswa (responden) mengenai

penilaian terhadap media yang dikembangkan. Data yang didapat dari tim ahli

dan penilaian terhadap pengembangan produk (tanggapan siswa) dalam bentuk

angket dianalisis dan diolah secara deskriptif menjadi data interval dengan

menggunakan skala Likert.

(1) Analisis Validitas Bahan Ajar

Page 57: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi

bahan ajar. Data ini dianalisis dengan analisis deskriptif. Data

kelayakan bahan ajar berupa skala likert 1-4, dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

(a) Memberi skor untuk tiap item dengan jawaban dangat valid

(4), valid (3), cukup valid (2), dan kurang valid (1).

(b) Menjumlahkan skor total tiap validator untuk seluruh indikator

(c) Pemberian nilai validasi dengan rumus yang ditentukam

Sudjana (2009 : 77)

Tingkat pencapaian kategori kevalidan bahan ajar

menggunakan klasifikasi dengan ketentuan pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Kriteria Penetapan Tingkat Kevalidan Media

Pembelajaran

Rentang Kategori

0 – 20 Sangat tidak valid

21 – 40 Tidak valid

41 – 60 Cukup valid

61 – 80 Valid

81 – 100 Sangat valid

Sumber : Riduwan (2006 : 89)

(2) Uji Praktikalitas

Kelayakan suatu media yang dibuat dalam bentuk bahan ajar dilihat

dari data angket yang telah diisi oleh siswa dan guru. Angket

tersebut disudun dalam bentuk skla likert. Skala likert disusun

dengan kategori positif sesuai dengan pendapat Sudjana (2009 :

109), sehingga pernyataan positif memperoleh bobot tertinggi

dengan rincian berikut:

a) Sangat setuju (SS) dengan bobot 4

b) Setuju (S) dengann bobot 3

Page 58: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

c) Kurang setuju (TS) dengan bobot 2

d) Sangat tidak setuju (STS) dengan bobot 1

Penilaian angket berdasarkan skala likert menggunakan

rumus yang dikemukakan Sudjana (2009 : 112) berikut:

Keterangan :

X = Nilai rata-rata responden

= Jumlah nilai seluruh instrumen

N = Jumlah responden

Kriteria penilaian analisis praktikalitas pada tabel 3.7 berikut

Tabel 3.7 Kriteria Praktikalitas Media Pembelajaran

Rentang Kategori

1.00 - 1,99 Sangat tidak praktis

2,00 - 2,99 Kurang praktis

3,00 - 3,49 Praktis

3,50 – 4,00 Sangat Praktis

Sumber : Riduwan (2006 : 90)

(3) Uji Analisis Efektifitas Bahan Ajar

Data tentang aktivitas siswa terhadap kegiatan pembelajaran

dianalisis menggunakan presentase (%)

Keterangan :

P = Presentase aktivitas siswa

f = Frekuensi siswa yang melaksanakan aktivitas

n = Jumlah siswa

Kriteria keaktifan siswa menurut Riduwan (2007 : 89)

dikelompokkan kedalam tabel 3.8

Tabel 3.8 Kriteria Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Page 59: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

% Kategori Kategori setelah Observasi

0 – 20 Sangat rendah Tidak efektif

21 – 40 Rendah Kurang efektif

41 – 60 Sedang Cukup efektif

61 – 80 Tinggi Efektif

81 – 100 Sangat tinggi Sangat Efektif

Sumber : Riduwan (2006 : 89)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil pengembangan yaitu berupa LKS berbasis Kontekstual. Produk yang

dikembangkan telah dinilai oleh para pakar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini

yaitu mengembangkan bahan ajar berupa LKS berbasis kontekstual pada materi

pencemaran lingkungan. Penelitian dilakukan di MTs Nurul Falah Kota Jambi

dengan menggunakan model 4-D memiliki hasil sebagai berikut.

1. Tahap Define (Pendefinisian)

Pada tahap define ini dilakukan penetapan syarat-syarat pembelajaran

dengan menganalisis standar kompetensi dan materi pelajaran yang akan

diajarkan oleh guru beradasarkan standar isi Kurikulum 13 (K13). Tahap define

dilakukan dalam tiga langkah, yaitu: Analisis Kurikulum, Analisis siswa,

Analisis media.

Analisis kurikulum tujuannya unutuk melihat dan menjadikan sebagai

acuan dalam proses pembelajaran dan pembuatan LKS berbasis Kontekstual.

KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah adalah 70-74, dengan adanya LKS

berbasis Kontekstualdiharapkan siswa dapat memahami pelajaran dengan baik

dan mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan.

Analisis siswa penting dilakukan dalam menentukan media pembelajaran.

Menurut salah satu kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah

adanya kesesuaian dengan karakteristik siswa penggunan LKS berbasis

Page 60: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Kontekstualtersebut. Karakteristik siswa akan menentukan sifat dan ciri media

yang akan digunakan. Karakteristik siswa yang dimaksud disini adalah

kebiasaan dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan analisis

siswa, siswa umumnya yang duduk di kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Nurul Falah Kota Jambi memiliki usia rata-rata 11-13 tahun. Siswa pada usia

ini sangat menyukai benda-benda yang memiliki daya tarik visual, seperti

gambar, poster, komik ataupun film. Selain itu siswa juga lebih tertarik dengan

benda-benda yang menampikan aneka warna. Siswa cenderung menyukai

paduan warna dari warna dasar, sehingga menghasilkan LKS yang berwarna

tidak hanya merah, biru dan kuning.

Analisis media dilakukan untuk mengetahui sejauh mana media yang

digunakan untuk materi pencemaran lingkungan dapat meningkatkan

pemahaman, minat dan hasil belajar siswa. Setelah mengobservasi media

pembelajaran yang digunakan oleh beberapa sekolah, diketahui bahwa LKS

berbasis masih jarang digunakan oleh siswa maupun guru.

2. Tahap Design

Tahap berikutnya design(perancangan), pada tahap perancangan peneliti

mulai merancang bahan ajar pada materi pencemaran lingkungan. Tahap

design (perancangan) mencakup beberapa aspek yaitu:

a. Rancangan Desain Media

Peneliti mencari informasi dari berbagai sumber terkait dengan cara

membuat desain media. Melihat dari contoh buku, LKS, maupun internet.

Sehingga peneliti bisa menghasilkan rancangan yang terlihat lebih menarik

dengan kombinasi warna dan gambar yang sesuai dengan apa peneliti

harapkan.

b. Rancangan Media

Isi media terdiri dari cover LKS / judul LKS, KD dan tujuan

pembelajaran materi/isi LKS yang dijabarkan secara rinci informasi mengenai

materi pencemaran lingkungan, Tugas kelompok, uji kompetensi dan kunci

jawaban. Media ini dibuat lebih menarik dengan memberi variasi dan gambar,

penggunaan bahasa yang mudah dimengerti siswa, singkat dan jelas,

Page 61: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

emnggunakan masalah yang nyata dekat dengan siswa dan penyajian gambar

yang sistematis dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat

memahami konsep dengan baik. Beruikut beberapa contoh tampilan LKS

yang dibuat.

3. Tahap Develop

Setelah proses perancangan desain selesai dilakukan, maka dilakukan

langkah selanjutnya yaitu tahap pengembangan. Tahap pengembangan ini

terdiri dari pembuatan produk yang telah selesai dilakukan peneliti,

selanjutnya validasi dan revisi produk. Tujuan tahap ini adalah untuk

menghasilkan LKS yang valid sehingga layak digunakan sebagai bahan ajar

dalam proses pembelajaran.

a. Validasi

Media pembelajaran LKS berbasis Kontekstual pada pembelajaran

IPA Mts Nurul Falah kelas VII telah selesai dikembangkan, kemudian

Gambar 4.1. Tampilan Cover LKS

Page 62: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

divalidasi oleh validator. Validator ahli terdiri dari tiga orang dosen

Tadris Biologi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Adapun validator tersebut yaitu, Bapak Dr. Hurmaini, M.Pd sebagai

validator bahasa, Ibu Reny Safita, S.Pt,.M.Pd sebagai validator media

dan Bapak Riza Amriyanto, M.Pd sebagai validator materi. Validator

akan memberikan saran, kritikan penilaian, pendapat dan masukan

terhadap LKS yang telah dikembangkan. Adapun beberapa kriteria yang

akan dinilai oleh validator adalah menyangkut tentang desain media

materi, dan bahasa yang digunakan dalam LKS tersebut.

1) Hasil Validasi Ahli Bahasa

Pada validasi bahasa ini dilakukan oleh dosen Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yaitu Bapak Dr. Hurmaini, M.Pd

untuk melihat dan menilai LKS yang telah dibuat dengan menggunakan

angket yang telah disediakan. Hasil penilaiannya dapat dilihat pada tabel

4.1 berikut.

Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Bahasa

No Butir Skor Validasi

1 LKS menggunakan ejaan yang mengacu

pada pedoman (EYD)

3

2 Bahasa yang digunakan sesuai dengan

tingkat perkembangan kognisi siswa

4

3 Bahasa yang digunakan komunikatif 3

4 Kalimat yang digunakan jelas dan mudah

dimengerti

4

5 Istilah yang digunakan mudah dipahami 3

JUMLAH 17

PERSENTASE 85%

KRITERIA Sangat Valid

Page 63: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

85%

2) Hasil Validasi Ahli Media

Pada validasi media ini dilakukan oleh dosen Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yaitu Ibu Reny Safita, S.Pt,.M.Pd

untuk melihat dan menilai LKS yang telah dibuat dengan menggunakan

angket yang telah disediakan. Hasil penilaiannya dapat dilihat pada

tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Media

No Aspek yang dinilai Skor

Validasi

1. Penulisan judul yang jelas 3

2. Bentuk dan ukuran huruf yang mudah di baca 3

3. Kesesuaian warna tulisan pada LKS 4

4. Keefektifan Kalimat pada LKS 3

5. Kejelasan tulisan pada LKS 3

6. Kombinasi warna tulisan dengan background

sudah sesuai

4

7. Kesesuaian antara ilustrasi/ contoh gambar

dengan materi pembelajaran

3

8. Kesesuaian ukuran gambar 3

9. Kesesuaian tata letak gambar pada LKS 4

10. Kejelasan tujuan pembelajaran LKS 3

11. Bahasa yang digunakan dalam LKS merupakan

bahasa indonesia baku dan mudah dipahami

3

12. Penampilan fisik LKS dapat mendorong minat

baca siswa

3

JUMLAH 39

Page 64: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

PERSENTASE 81,25

KRITERIA Sangat Valid

81,25%

3) Hasil Validasi Ahli Materi

Pada validasi materi ini dilakukan oleh dosen Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yaitu Bapak Riza Amriyanto,

M.Pd untuk melihat dan menilai LKS yang telah dibuat dengan

menggunakan angket yang telah disediakan. Hasil penilaiannya dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Materi

No Aspek yang dinilai Skor

Validasi

1. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 3

2. Kesesuaian materi dengan indikator 3

3. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 3

4. Kemudahan memahami materi pembelajaran 3

5. Uraian materi sesuai 3

6. Susunan materi sesuai 3

7. Kemudahan materi 3

8. Pemberian contoh gambar 3

9. Kejelasan informasi materi 3

10. Bahasa yang digunakan 3

Page 65: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

JUMLAH 30

PERSENTASE 75

KRITERIA Valid

75%

b. Revisi Produk

Revisi dilakukan berdasarkan saran yang telah diberikan oleh tiga

validator ahli yaitu dosen Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

Jambi. Adapun revisi yang dilakukan menyangkut tentang tampilan, bahasa

atau kalimat maupun materi dari LKS yang dikembangkan. Berikut

beberapa tampilan LKS yang mengalami revisi secara umum.

Page 66: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Gambar 4.2 Cover Sebelum Revisi Gambar 4.3 Cover Setelah Revisi

Sebelum Revisi

Gambar 4.4 Pencemaran Udara

Page 67: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Sesudah Revisi

Gambar 4.5 Pemcemaran Udara

Sebelum Revisi

Gambar 4.6 Pencemaran Tanah

Page 68: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Sesudah Revisi

Gambar 4.7 Pencemaran Tanah

4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Setelah tahap pengembangan selesai langkah selanjutnya dilakukan

penyebaran (disseminate). Tahap ini merupakan langkah nyata untuk

menerapkan produk yang telah dibuat. Setelah produk direvisi, maka produk

berupa LKS berbasis kontekstual dapat digunakan dikelas sesungguhnya.

a. Percetakan

Langkah ini dilakukan setelah LKS melalui tahapan pengembangan.

Dimana jika pada tahap produksi akhir uji pengembangan menunjukkan

hasil yang konsisten dan hasil penilaian ahli materi dan ahli media serta

penilaian guru bidang studi merekomendasikan komentar positif maka LKS

akan dicetak dan siap untuk digunakan dalam proses penelitian

b. Penilaian Guru Bidang Studi

Setelah pembuatan produk selesai, lalu media direvisi sesuai dengan

saran dari validator. Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan adalah

uji perorangan dan uji kelompok kecil.

1) Uji coba satu-satu (one-to-one-trial)

Page 69: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Uji coba produk perorangan ini dilakukan pada satu orang guru IPA

yang mengajar di MTs Nurul Falah Kota Jambi, Ibu Darbina, S.Pd.

Guru diminta untuk mengamati dan menilai media pembelajaran

dengan menggunakan angket. Adapun hasil dari uji coba ini dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Hasil Angket Guru di MTs Nurul Falah Kota Jambi

No Aspek Skor

1. LKS ini efektif digunakan sebagai media

pembelajaran

3

2. LKS ini efisien digunakan dalam pembelajaran 3

3. Lks ini praktis/mudah untuk digunakan 3

4. Kejelasan tampilan LKS sudah baik 4

5. Bahasa yang digunakan mudah dipahami 3

6. Materi sesuai indikator 3

7. Materi sesuai dengan tujuan pembelajran 3

8. Materi disajikan lengkap tersusun secara

sistematis

4

9. komposisi warna pada media sudah sesuai 3

10. Kejelasan tulisan dan gambar 4

11. Apakah media pembelajaran dapat digunakan 3

12. Media mempermudah siswa dalam memahami

materi yang disajikan

3

13. Soal sesuai dengan materi 3

14. Soal yang disajikan mudah dipahami siswa 3

15. Tingkat kesulitan soal bervariasi 3

Jumlah 48

Rata-Rata 3,2

Kriteria Praktis

X

Page 70: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

3,2 (Praktis)

e. Ujicoba Produk

Subjek ujicoba dalam penelitian pengembangan LKS ini adalah siswa

kelas VII MTs. MTs yang dijadikan tempat ujicoba produk adalah Mts

Nurul Falah Jambi.

1) Uji Praktikalitas

Penulis memilih ujicoba dengan jumlah subjek penelitian 19 orang

siswa. Pada akhir pembelajaran siswa diberi angket tanggapan siswa

untuk melihat tingkat praktikalitas terhadap LKS, angket ini terdiri dari

10 item. Adapun hasil angket tesebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Angket Tanggapan Siswa MTs Nurul Falah Kota Jambi

Aspek Jumlah

Skor

Rata-

Rata Kriteria

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. A. H 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 32 3,2 Praktis

2. A. R 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 33 3,3 Praktis

3. D. W 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 34 3,4 Praktis

4. I. Q 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 33 3,3 Praktis

5. K. Y 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 34 3,4 Praktis

6. M. A 4 4 4 3 4 2 1 4 4 4 34 3,4 Praktis

7. P. R 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 35 3,5 Sangat

Praktis

8. R. P 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 33 3,3 Praktis

9. S. N 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 34 3,4 Praktis

10. V. A 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 33 3,3 Praktis

11. Z. O. R 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 36 3,6 Sangat

Prakts

12. R 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 34 3,4 Praktis

13. G. S. R 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 32 3,2 Praktis

14. M. D. M 4 2 3 2 4 2 3 4 4 3 31 3,1 Praktis

15. M. H 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 33 3,3 Praktis

16. S 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 32 3,2 Praktis

Page 71: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

17. M. R. A. P 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 30 3 Praktis

18. S. D 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 31 3,1 Praktis

19. H. A 1 2 2 4 3 4 3 4 3 4 30 3 Praktis

2) Uji Efektifitas

Adapun tujuannya untuk melihat keefektifan proses pembelajaran

menggunakan LKS. Keefektifan dalam hal ini dinilai dari lembar

observasi aktivitas siswaterhadap penggunaan LKS berbasis kontekstual.

Adapun hasil dari lembar aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut.

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswsa Kelas VII MTs Nurul

Falah Kota Jambi

No

Aspek Pengamatan

Pertemuan

Rata-Rata 1 2

1 Menyimak penjelasan guru 100% 100% 100%

2 Berdiskusi tanya jawab antar siswa 63% 73% 68%

3 Berdiskusi tanya jawab antar guru

dan siswa

52% 78% 65%

4 Menyimak LKS 100% 100% 100%

5 Menyimpulkan materi pembelajaran 63% 84% 73,5%

Page 72: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

B. Validasi Media yang dihasilkan

Sebelum media diuji coba dilapangan maka terlebih dahulu media divalidasi

dengan tiga tim ahli yaitu ahli bahasa, desain, dan materi. Validator tersebut yaitu

Bapak Dr. Hurmaini, M.Pd sebagai validator bahasa, Ibu Reny Safita, S.Pt,.M.Pd

sebagai validator media dan Bapak Riza Amriyanto, M.Pd sebagai validator

materi.

Berdasarkan hasil validasi dari ketiga ahli diatas yaitu ahli bahasa, desain

dan materi diperoleh presentase 85 %, 81,5 %, dan 75 %. Berdasarkan pendapat

riduwan (2006:8), bila presentase hasil validasi memiliki nilai 60-80% maka

media dikatakan “Valid” dan “Layak” digunakan.. Hasil akhir penilaian validator

ahli mengenai pengembangan LKS berbasis kontekstual telah memenuhi kriteria

layak digunakan sebagai media pembelajaran, sehingga selanjutnya dapat

dilakukan uji coba pada siswa. Adapun saran dan komentar dari validator tersebut

diantaranya yaitu perbaiki ejaan dan pemakaian kata depan, gambar sesuaikan

dengan materi, sesuaikan ukuran huruf jenis huruf serta warna gambar.

C. Praktikalitas Media yang dihasilkan

Media LKS pencemaran lingkungan berbasis kontekstual telah dinyatakan

valid oleh validator, selanjutnya diuji praktikalitasnya yaitu oleh guru dan siswa.

Hasil uji praktikalitas LKS dijelaskan seperti berikut.

1. PraktikalitasLKS Berbasis Kontekstual Menurut Guru

Hasil analisis data angket praktikalitas LKS ini dilakukan di MTs Nurul

Falah Kota Jambi, dimana uji praktikalitas ini dilakukan oleh guru IPA Ibu

Darbina, S.Pd. Berdasarkan angket yang telah diberikan kepada guru mata

pelajran IPA disekolah tersebut diperoleh skor 48 dengan rata-rata 3,2.

Berdsarakan teori yang ada yaitu pada tabel interval yang dikemukakan oleh

6 Mengerjakan soal yang diberikan 100% 100% 100%

Rata-Rata 84,4%

Kategori Sangat

Efektif

Page 73: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Riduwan (2006:60) menyatakan bahwa nilai ini berada pada rentang 3,00-3,49

dan dinyatakan bahwa LKS ini dikategorikan “ Praktis “. Praktis dalam hal ini

yaitu apabila pengguna LKS menyatakan bahwa media ini mudah dalam

menggunakan dan menyimpannya. Hal ini sesuai dengan pernytaan yang

dikemukakan oleh Arikunto (2010) yang menyatakan bahwa “Kepraktisan

dalam evaluasi pendidikan merupakan kemudahan-kemudahanyang ada pada

instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan,

menginterpretasi atau memperoleh hasil maupun kemudahan dalam

menyimpannya. Berdasarkan hasil angket analisis praktikalitas diatas

menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan ini sudah dapat digunakan

dalam proses pembelajaran materi pencemaran lingkungan.

2. PraktikalitasLKS Berbasis Kontekstual Menurut Siswa

Setelah proses pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis

kontekstual, selanjutnya siswa diminta untuk mengisi angket praktikalitas.

Angket praktikalitas ini diisi oleh siswa/i kelas VII MTs Nurul Falah Kota

Jambi.

Berdasarkan tabel praktikalitas diatas diperoleh hasil bahwa 89% siswa

menyatakan bahwa LKS ini “ Praktis “. Sedangkan 10% menyatakan bahwa

LKS ini “ Sangat Praktis “. Berdasarkan hasil wawancara saya terhadap

beberapa siswa didapatkan hasil bahwa banyak siswa yang menyukai materi

pencemaran lingkungan setelah digunakannya LKS tersebut. Hal ini sesuai

dengan pernyataan yang disampaikan oleh Van Den Akker (1999:10) yang

menyatakan bahwa “kepraktisan mengacu pada tingkat bahwa pengguna (atau

pakar-pakar lainnya) mempertimbangkan intervensi dapat digunakan dan

disukai dalam kondisi normal.

Berdasarkan hasil analisis data angket praktikalitas oleh siswa terhadap

LKS tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan LKS ini

disenangi dan dapat menarik minat siswa untuk mengikuti kegiatan

Page 74: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

pembelajaran, LKS ini juga membantu mempermudah siswa untuk memahami

materi yang sedang dipelajarinya.

D. Efektivitas Media yang di Hasilkan

Uji efektivitas dilakukan untuk melihat apakah bajan ajar yang digunakan

efektif atau tidak. Uji efektivitas dilakukan melalui lembar observasi aktivitas

siswa yang mana lembar ini diisi oleh observer yang mengamati aktivitas siswa

selama proses pembelajaramn berlangsung. Berdasarkan tabel aktivitas siswa

diatas diperoleh presentase rata-rata yaitu 84,4% yang mana berdasarkan teori

bahwa nilai ini berada pada interval 80-100 yang berada pada kategori “Sangat

Tinggi” dan dinyatakan “ Sangat Efektif”. Hal ini terlihat dari rata-rata siswa

aktif dalam aktivitas pembelajaran, rata-rata siswa mengerjakan tugas serta

respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS ini baik/positif. Hal ini

sesuai dengan kategori yang dikemukakan oleh Suryadi (2005) (dalam Yazid),

media pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila :

1. Rata-rata siswa aktif dalam aktivitas pembelajaran.

2. Rata-rata siswa aktif dalam mengerjakan tugas.

3. Rata-rata siswa aktif dalam keefektifan penguasaan bahan pengajaran.

4. Respon siswa terhadap pembelajaranyang dilaksanakan baik/positif.

5. Respon guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakan baik/positif.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan LKS pada kriteria tinggi yang berarti

efektif, dengan LKS ini membuat siswa menjadi antusias, semangat dan serius

dalam belajar, sehingga tercapai keberhasilan pembelajaran. Hal ini sejalan

dengan dengan pernyataan Sudjana (2005:75) menyatakan bahwa “Ciri

pembelajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari kadar atau

intensitas kegiatan siswa dalam pembelajaran. Semakin tinggi aktivitas belajar

siswa, maka semakin tinggi peluang berhasilnya pengajaran”.

Page 75: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Validasi media yang dikembangkan berdasarkan penilaian para ahli

Bahasa, Desain dan Materi berkategori “Valid” dengan persentase

penilaian 85 %, 81,25 % dan 75% dan dinyatakan “ Layak”

digunakan.

2. Berdasarkan tanggapan guru LKS yang dikembangkan termasuk

kategori “Praktis” dan berdasarkan tanggapan siswa diperoleh hasil

bahwa 89% siswa menyatakan bahwa LKS ini “Praktis“.

Sedangkan 10% menyatakan bahwa LKS ini “Sangat Praktis“.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis kontekstual

ini praktis untuk digunakan guru dan siswa.

Page 76: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

3. Efektivitas LKS yang dikembangkandengan presentase 84,4%

berkategori “Sangat tinggi” dan dinyatakan “SangatEfektif“ dilihat

dari lembarobservasi aktivitas siswa.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyampaikan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Penelitian dan pengembangan ini masih belum sempurna, perlu

penyempurnaan dan pengembanagan lagi, baik dari segi materi,

gambar dan bahasa agar bisa menghasilkan produk yang lebih

menarik dan menyenangkan untuk menunjang pembelajaran

IPA.

2. Perlu dikembangkan LKS pada materi lain sehingga LKS yang

dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan ajar alternatif dalam

pembelajatran IPA yang mampu menarik minat siswa dalam

belajar.

Page 77: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara :

Yogyakarta

Arsyad, A. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Bahri, S. 2011. Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Islam Futura,

XI.

Lestari, I. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Sesuai Dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Padang Indonesia: Akademia

Permata.

Majid, A. 2013. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangka Sandar Kompetensi

Guru). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: REFERENSI(GP Press Group).

Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Jakarta: Bumi Askara.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan

Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta:

DIVA press.

Riduwan, 2013. Skala Pengukuran variabel-variabelPenelitian.Bandung:

Alfabeta

Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:

Kencana.

Page 78: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung:

Alfabeta.

Trianto, 2011, MendesainModel PembelajaranInovatif Progresif. Jakarta: Prenada

Media Grup

Widodo, W. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud

Yamin, M. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung

Persada Press.

Page 79: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Jadwal Penelitian

Tabel 4.7Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

S

e

p

O

k

t

N

o

v

D

e

s

J

a

n

F

e

b

M

a

r

A

p

r

M

e

i

J

u

n

J

u

l

A

g

s

S

e

p

O

k

t

N

o

v

D

e

s

1 Pengajuan

judul

2 Penulisan

proposal

3 Pengajuan

dosen

pembimbing

4 Bimbingan

proposal

5 Pengjuan

seminar

proposal

6 Seminar

proposal

7 Pengajuan izin

riset

8 Penulisan

BAB 4 dan 5

9 Bimbingan

skripsi

10 Ujian

munaqasah

11. Wisudah

Page 80: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 81: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 82: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 83: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 84: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 85: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 86: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 87: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 88: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 89: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 90: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 91: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 92: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 93: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 94: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 95: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 96: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 97: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 98: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 99: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 100: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 101: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 102: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 103: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 104: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 105: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 106: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 107: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pengenalan LKS Kepada Siswa

Page 108: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Gambar 2. Pengisian Angket Tanggapan Siswa Terhadap LKS

Gambar 3. Siswa Belajar Menggunakan LKS

Page 109: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Gambar 4. Peneliti Menjelasan Materi Pembelajaran Menggunakan LKS

Gambar 5. Siswa Saat Melakukan Pengamatan (Praktikum)

Page 110: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …

Gambar 6. Siswa Saat Memprentasikan Hasil Pengamatan

Page 111: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 112: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 113: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …
Page 114: DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ILMU PENGETAHUAN …