62
DERMATOSIS BAKTERIAL

DERMATOSIS BAKTERIAL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pioderma - Impetigo - Folikulitis - Furunkel - Karbunkel - Erisipelas - Selulitis - Flegmon - Hidradenitis supurativa - Paronikhia - Sikosis barbe - Ektima - Granuloma piogenikum - Abses multipel kelenjar keringat - Pioderma kronik - Ukus tropikum - Staphylococal Scladed Skin Syndrome - Infeksi jaringan lunak yang nekrosis - Gigitan dan sengatan - Infeksi kulit dengan ulkus - Luka bakar - Kelainan-kelainan bakterial yang menghasilkan toksin Ulkus kutan Frambusia Tuberkulosis kutis

Citation preview

Page 1: DERMATOSIS BAKTERIAL

DERMATOSIS BAKTERIAL

Page 2: DERMATOSIS BAKTERIAL

2 | Halaman

DAFTAR ISI

Infeksi-infeksi bakterial ................................................................................................................ 3

Pioderma ..................................................................................................................................... 10

- Impetigo .......................................................................................................................... 12

- Folikulitis ........................................................................................................................ 17

- Furunkel .......................................................................................................................... 19

- Karbunkel ........................................................................................................................ 20

- Erisipelas ........................................................................................................................ 21

- Selulitis ........................................................................................................................... 23

- Flegmon .......................................................................................................................... 25

- Hidradenitis supurativa ................................................................................................... 26

- Paronikhia ....................................................................................................................... 28

- Sikosis barbe .................................................................................................................. 29

- Ektima ............................................................................................................................. 30

- Granuloma piogenikum ................................................................................................... 32

- Abses multipel kelenjar keringat ..................................................................................... 33

- Pioderma kronik .............................................................................................................. 34

- Ukus tropikum ................................................................................................................. 38

- Staphylococal Scladed Skin Syndrome .......................................................................... 40

- Infeksi jaringan lunak yang nekrosis ............................................................................... 41

- Gigitan dan sengatan ...................................................................................................... 42

- Infeksi kulit dengan ulkus ................................................................................................ 43

- Luka bakar ...................................................................................................................... 44

- Kelainan-kelainan bakterial yang menghasilkan toksin ................................................... 45

Ulkus kutan .................................................................................................................................. 46

Frambusia .................................................................................................................................... 50

Tuberkulosis kutis ........................................................................................................................ 53

Daftar Kepustakaan ..................................................................................................................... 61

Page 3: DERMATOSIS BAKTERIAL

3 | Halaman

INFEKSI-INFEKSI BAKTERIAL

FLORA NORMAL DAN MEKANISME PERTAHANAN

Dalam kaitannya dengan manusia, bakteri dapat bersifat parasit yang apat menyebabkan suatu

penyakit, atau bersifat komensal misalnya flora normal. Suatu strain bakteri tertentu dapat mempunyai

hubungan yang berbeda pada orang yang berbeda dan hubungan tersebut dapat mengalami

perubahan dari waktu ke waktu pada individu yang sama. Organisme-organisme tersebut dapat

bersifat komensal pada tempat tertentu dan bersifat parasit pada tempat lainnya.

Spesies bakteri yang mampu menyebabkan penyakit disebut patogen. Pagotenitas ini merupakan

suatu istilah yang relatif untuk menimbulkan suatu penyakit. Sering diperlukan bukti tambahan sebelum

organisme tersebut dianggap sebagai penyebab dari suatu lesi, dengan cara mengisolasi bakteri

tersebut.

Orang yang mengandung bakteri patogenik tanpa sakit disebut karier, walaupun istilah tersebut jarang

digunakan bila suatu organisme tertentu merupakan bagian dari flora normal. Bakteri yang sampai

pada permukaan kulit akan mengadakan kontaminasi dimana bakteri tersebut dapat menetap dan

berkembang biak secara in vivo (kolonisasi) ; dan kemudian menyebabkan penyakit (infeksi). Frekuensi

dimana kontaminasi menghasilkan kolonisasi dan menimbulkan penyakit bergantung kepada virulensi

dari bakteri yang bersangkutan, ukuran (banyaknya) inokulum, dan resisnensi/imunitas dari hospes.

Istilah virulensi biasanya digunakan untuk membedakan suatu strain dari suatu spesies yang

patogenik, dan mencakup semua bagian dari suatu organisme yang mampu menyebar dan

menyebabkan penyakit pada hospes yang baru.

Faktor-faktor yang berperan pada mekanisme pertahanan tubuh terhadap parasit mikrobial dapat

dibagi dalam 3 kelompok yaitu :

1. Faktor yang berhubungan erat dengan sifat dari permukaan tubuh hospes, misalnya kulit atau

membrana mukosa

2. Interaksi antara organisme-organisme komensal dari flora permukaan

3. Faktor-faktor seluler dan humoral yang bekerja di dalam tubuh.

Perubahan yang terjadi dalam hubungan antara hospes-parasit harus dipikirkan berupa resistensi dari

hospes yang bersangkutan, perubahan-perubahan dalam organisme-organisme komensal dari hospes,

atau peningkatan virulensi dari parasit yang bersangkutan. Meskipun dapat menggunakan teknik-teknik

bakteriologis kuantitatif, serta penelitian yang seksama tentang fungsi imun untuk menyelidiki beberapa

perubahan yang lebih nyata antara hubungan hospes dengan parasit, namun keadaan klinis sehari-

Page 4: DERMATOSIS BAKTERIAL

4 | Halaman

harinya seringkali sulit untuk melakukan identifikasi faktor-faktor mana yang mungkin berperan. Yang

dapat dipantau adalah paduan hasil dari berbagai interaksi-interaksi tersebut.

FLORA NORMAL PADA KULIT

Metode pengambilan sampel

Berbagai macam metoda telah dicoba untuk mengambil sampel flora normal atau komensal di kulit.

Penelitian kualitatif sederhana khususnya jika pengambilan sampel dilakukan pada subyek-subyek

yang berjumlah besar, biasanya dilakukan dengan cara pengambilan swab.

Cara ini harus dilakukan menurut cara standart. Jumlah organisme tersebut akan meningkat dengan

gesekan tekanan dan pelembaban terhadap swab yang ersangkutan.

Media yang digunakan untuk isolasi akan mempengaruhi hasil-hasil dari pengambilan sampel. NABLE

dan SAMERVILLE mengingatkan nilai khusus dari media selektif yang umum dengan penggunaan

agar darah ata userum yang lazim untuk organisme-organisme aerobik dan media thioglycolat padat

dari Brewer dengan 1% Tween 80 (tetapi tanda indikator untuk Corynebacterium acne).

Flora Normal

Price (1938) membedakan antara flora transien dan flora normal/residen dari kulit. Flora transien terdiri

dari sejumlah besar oganisme-organisme yang mencapai permukaan kulit dari lingkungan. Organisme

ini mungkin tidak berproliferasi pada permukaan kulit dan dapat disingkirkan dengan mudah dengan

penggosokan selama beberapa menit. Flora normal/residen terdiri dari organisme-organisme yang

jenisnya lebih sedikit dan berkembang biak pada kulit dan tidak mudah disingkirkan dengan cara

penggosokan. Menurut Eligman, flora normal/residen dan yang transien mudah dibedakan.

Flora normal/residen yang sering adalah Micrococeae, Corynebacterium acnes dan difteroid-difteroid

aerobik.

Genera Stafilokokus, Mikrokokus dan Sacina merupakan anggota dari familia Micrococcacea dan

dibedakan dari kokus gram positif lainnya karena mempunyai sifat katalase positif. Micrococasea

diklasifikaikan sesuai dengan sistem dari Baird-Parker 1963, dimana genus stafilokokus ditandai

dengan kemampuannya memfermentasi glukosa di bawah kondisi-kondisi anaerobik sedangkan

mikrokokus kurang mempunyai kemampuan ini. Stafilokokus aureus dibedakan karena merupakan

satu-satunya yang mempunyai sifat koagulase positif yang ditandai dengan susunannya berbentuk

kuboid bersisi 8, yang biasanya dimasukan dalam M7.

Page 5: DERMATOSIS BAKTERIAL

5 | Halaman

Penelitian yang menyangkut komposisi basa DNA menunjukkan bahwa fermentasi anarobik dari

glukosa kuran memuaskan jika digenera dipisahkan. Baird-Parker telah memasukkan mikrokoki tipe 1-

4 ke dalam stafilokoki di bawah kelompok stafilokokus saprofitikus (dengan 4 tipe).

Klasifikasi Baird-Parker (1985) yang meneliti tentang ekologi kutan terbukti berguna.

Klasifikasi ini dapat dipergunakan untuk membedakan infeksi-infeksi yang disebabkan stafilokokus

aureus. Stafilokokus dengan koagulase negatif dari Baird-Parker tipe 2 mempunyai kemampuan

patogenik dalam infeksi-infeksi luka. Para penderita penyakit-penyakit kulit misalnya eksema dan

psoriasis, lebih banyak mengandung tipe stafilokokus ini daripada orang normal. Micrococcaceae

pada umumnya merupkan flora normal yang menonjol pada seluruh permukaan kulit.

Corynebacteria

Difteroid-difteroid aerobik merupakan jenis non patogenik dari genus. Difteroid merupakan organisme

bentuk batang gram positif yang sama pentingnya dengan micrococcaceae dalam flora normal pada

sebagian besar daerah kulit. Dewasa ini telah dilakukan upaya untuk mengklasifkasikan atas dasar ada

atau tidaknya fluoresensi merah muda produksi asam yang berasal dari glukosa, lipolisis. Skema dari

Sommerfile menunukkan paling sedikit ada 15 grup dari bentuk ini pada kulit manusia yang mempunyai

makna ekologis yang penting.

Corynebacterium acnes

Nama ini diberikan pada semua difteroid-difteroid kutaneus yang aerobik. Secara biokimiawi dan

serologi ada 2 tipe yang berbeda, yaitu C. Acnes tipe 1 menjadi Propionibacterium acnes dan C.

Acnes tipe II menjadi C. Granulosum. Jadi kelompok ini merupkan penghuni normal dari folikel-folikel

sehingga organisme tersebut terdapat dalam jumlah besar pada daerah-daerah dengan sekresi sebum

yang tinggi, dan akan berjumlah lebih banyak lagi pada masa pubertas, yang berperan terhadap

sebagian besar dari lipolisis sebum dalam kanalis folikularis.

Organisme lain yang merupakan flora menetap adalah Escherichia colli, pseudomona aeruginosa,

stafilokokus aerus dan organisme dari grup mima-Herellea. Organisme ini sering ditemukan dalam

jumlah kecil tetapi tidak ditemukan pada setiap orang. Dapat ditemukan pada suatu saat tetapi mungkin

tidak ditemukan pada saat lain sehingga organisme tersebut merupakan penghuni transien.

Penelitian-penelitian kuantitatif

Populasi Micrococcaceae pada kulit tangan diperkirakan berjumlah 600/cm3, 60/cm3 pada lengan

bawah, 300/cm3 untuk regio scapularis dan 500/cm3 – 1 juta/cm3 pada daerah aksila. Organisme

anaerobik total rata-rata berkumlah 1,46 x 106 pada daerah kulit kepala dan 2,41 x 106 untuk daerah

Page 6: DERMATOSIS BAKTERIAL

6 | Halaman

aksila. Sedangkan daerah dahi berjumlah 200 ribu. Pada lengan bawah terdapat 2 populasi dimana

populasi yang satu mempunyai kecenderungan hitung jenis yang tinggi dengan jumlah rata-rata 4500

organisme/cm2, sedang populasi yang lain jumlahnya sedikit yaitu lebih dari 100 organisme/cm2.

Organisme-organisme aerobik (C.acnes) terdapat banyak pada daerah yang mempunyai folikel-folikel

yang besar (daerah wajah, dada dan punggung) dengan jumlah organisme sebesar 50 ribu-beberapa

juta/cm2. Beberapa individu dapat mengandung jumlah bakteri yang tinggi dan individu-individu lainnya

mengandung bakteri yang sangat rendah. Tetapi distribusi ini benar-benar mengikuti suatu kurve

logaritma yang normal.

Faktor-faktor yang berperan

Beberapa macam faktor yang bepengaruh terhadap populasi mikrobial telah diteliti. Berpantang mandi

(mencuci kulit) tidak akan meningkatkan hitung jenis dari organisme tersebut. Mandi dengan

menggunakan pancuran aik mungkin akan mnenurunkan jumlah bakteri yang berlangsung sesaat,

karena hal tersebut mengganggu/merusak mikrokoloni pada kulit dan bahkan menyebabkan lebih

menyebarnya bakteri yang bersangkutan, sehingga mandi dengan air pancuran dapat menyebabkan

peningkatan penyebaran bakter 1 atau 2 jam sesudahnya. Iklim hanya mempunyai pengaruh yang

kecil, tetapi dalam suatu penelitian dilaporkan adanya suatu peningkatan jumlah organisme-organisme

tersebut dengan adanya peningkatan temperatur eksternal dan kelembaban, tetapi peningkatan

tersebut tidak akan terjadi jika hanya salah satu dari faktor-faktor ini yang berperan.

Pengaruh dari peningkatan hidrasi akan meningkatkan flora total. Yang mula-mula ditemukan adalah

stafilokokus dan mikrokokus, sedangkan bentuk-bentuk difteroid dan gram negatif berjumlah lebih

banyak. Perawatan neonatus pada keadaan atmosfer dengan kelembaban tinggi akan memudahkan

infeksi pada kulit dan umbliku oleh Pseudomonas aeruginosa.

Perbedaan umur, jenis kelamin dan warna kulit

Anak-anak lebih cenderung untuk terkena Streptokoki. Anak-anak akan mengandung suatu flora yang

lebih bervariasi dimana Sarcina, basil yang membentuk spora dan bakteri gram negatif terdapat dalam

jumlah besar. Laki-laki mengandung jumlah bakteri lebih tinggi daripada wanita, setidak-tidaknya untuk

bakteri yang aerobik. Sehingga laki-laki lebih cenderung untuk menjadi penyebar dari stafilokokus

aereus. Anak-anak ras kaukasia merupakan pembawa stafilokokus aureus di daerah nasal sebesar

41% sedangkan negroid sebesar 30%.

Pengaruh-pengaruh lainnya

Page 7: DERMATOSIS BAKTERIAL

7 | Halaman

Perubahan flora normal berupa jumlah gram negatif dapat terjadi pada penderita penyakit yang berat,

sehingga pada batas tertentu tidak dapat diatasi dengan pengobatan yang telah mereka terima.

Antiseptik yang diberikan pada kulit seperti pada daerah yang akan dipoperasi akan menyingkirkan

flora transien dan akan sangat menurunkan jumlah flora normal/residen. Pemberian bahan-bahan yang

secara spesifik menghambat, pada umumnya akan diikuti oleh suatu peningkatan populasi dalam

bentuk batang gram negatif.

Lokalisasi dari flora bakterial

Dengan pemeriksaan mikroskop elektron terlihat bahwa sebagian besar dari organisme-organime

aerobik menempati permukaan atau di dalam lapisan dari stratum korneum, dimana organisme-

organisme tersebut tersebar secara tidak teratur dan membentuk kelompok-kelompok. Kelompok-

kelompok ini mungkin mengandung 10 ribu organisme. Kelenjar keringat ekrin maupun apokrin dan

duktus-duktusnya mungkin bebas dari bakteri.

Peranan dari flora normal

Flora normal dari kulit mempunyai beberapa fungsi. Fungsi yang terpenting adalah sebagai pertahanan

terhadap infeksi bakterial. Fungsi ini bertanggung jawab terhadap produksi asam-asam lemak bebas,

yang berasal dari lipid-lipid kulit. Terbuktu bahwa C.acnes dan cocci gram positif mempunyai

kemampuan untuk menghidrolisis lipid-lipid dari sebum untuk menghasilkan asam-asam lemak bebas.

Keringat apokrin bersifat steril dan tak berbau, dan bau yang terjadi disebabkan oleh aksi bakterial.

Deodoran sangat efektif sebagai anti bakterial.

Flora pada orifisium-orifisium tubuh

Kulitr dari bahan yang berasal dari daerah-daerah tertentu di bawah kondisi-kondisi yang beragam

dapat menghasilkan suatu gambaran yang sangat berbeda.

Meatus auditorius eksterna

Selain terdapat mikrokoki dan difteroid-difteroid, kadang-kadang terdapat basil tahan asam yang non

patogenik.

Vestibulum nasi

Organisme yang sering diisolasi adalah mikrokoki dan difteroid. Stafilokokus aureus terdapat pada kira-

kira separuh dari populasi yang diambil sebagai sampel. Str.piogenes sering terdapat. Karier-karier

Page 8: DERMATOSIS BAKTERIAL

8 | Halaman

nasal tersebut kadang-kadang dapat menyebarkan sejumlah besar organisme, dan pelacakan serta

terapinya merupakan hal yang terpenting dalam pengendalian terhadap infeksi-infeksi streptokokal.

Uretra

Mikrokoki dan difteroid biasanya terdapat dalam jumlah yang kecil, dan mycobacterium smegmatis

mungkin terdapat dalam sekresi preputium dari wanita dan laki-laki.

Vulva

Yang tumbuh disini adalah organisme aerobik yaitu : difteroid-difteroid, mikrokoi, enterokoki dan

koliform.

Umblikus

Umblikus neonatus sering ditumbuhi koloni stafilokokus aureus segera setelah lahir. Insidennya

bervariasi. Tetapi dapat pula tidumbuhi koloni Str. Pyogenes, namun demikian akan terlihat normal.

Organisme-organisme tersebut dapat secara cepat ditularkan dari satu bayi ke bayi yang lain dalam

perawatan di rumah sakit.

Page 9: DERMATOSIS BAKTERIAL

9 | Halaman

KULIT DAN MEKANISME PERTAHANAN

Kulit mempunyai suatu barier kering yang bersifat mekanis, dimana organisme-organisme yang

mengkontaminasi akan disingkirkan secara terus menerus melalui deskuamasi. Teori-teori awal yang

dikemukakan oleh Arnold, Machionini dan lain-lainnya mengatakan bahwa pH asam dari sebagian

besar permukaan kulit merupakan suatu mekanisme pertahanan yang penting terhadap bakteri namun

pada saat sekarang telah ditolak. Pengeringan nampaknya turut berperan pada beberapa keadaan,

dimana bakteri yang ditanamkan menghilang dari daerah-daerah yang asam dan alkali, daerah-daerah

alkali akan bersifat lebih lembab.

Ricketts dan kawan-kawan melakukan penyelidikan mengenai survivalitas dari beberapa spesies

bakteri pada kulit lengan bawah, dengan memakai jenis lapisan plastik yang tipis, yang satu bersifat

permeabel terhadap uap air dan yang satu ipermeabel. Para peneliti ini menyimpulkan bahwa

mekanisme kimiawi bertanggung jawab pada pengruskan S.Pyogenes, sedangkan mekanisme

pengeringan bertanggung jawab terhadap pengrusakan E.Coli dan P. Aeruginosa. Para peneliti ini

menyelidiki sifat dari mekanisme kimiawi tersebut dan menyimpulkan bahwa asam-asam lemak yang

tidak jenuh (terutama asam oleat) merupakan zat yang aktif. Bahan-bahan aktif ini dapat dihasilkan

pada permukaan kulit sebagai sauatu akibat dari pemecahan ester-ester dalam sebum oeh flora

komensal.

burthensaw melakukan ekstraksi dari kulit yang normal, dan memperlihatkan adanya substansi-

substansi yang menyerupai asam-asam lemak berantai panjang yang mempunyai efek anti bakterisidal

yang jelas terhadap S.pigenes.

Lacey menegaskan bahwa ekstraksi dari asam-asam lemak kulit akan menurunkan resistensi dari

kolonisasi yang dilakukan oleh S.koki., dan bahwa asam-asam lemak tersebut dapat dinetralisir sampai

pada batas tertentu melaui pengikatan dengan neomisin.

Selwyn menaruh perhatian pada makna penting dari produksi antibiotik yang dihasilkan oleh bakteri

kulit yang normal. Nampaknya bakteri-bakteri kulit mengandung lebih dari 20% subyek-subyek yang

memproduksi antibiotika yang mampu menghambat mikroorganisme-mikroorganisme lainnya. Setiap

satu diantara 10 kulit manusia normal menghasilkan antibiotik ini secara menonjol, sehingga penghasil

tersebut sangat membantu dalam melakukan proteksi terhadap infeksi luka stafilokokal sesudah

pembedahan.

Page 10: DERMATOSIS BAKTERIAL

10 | Halaman

PIODERMA

Definisi

Pioderma ialah infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman-kuman pembentuk nanah (bakteri piogenik)

Klasifikasi

Pioderma dibagi dua golongan yaitu

- Pioderma primer

Infeksi terjadi akibat langsung invasi kuman pada kulit yang sebelumnya normal.

- Pioderma sekunder

Infeksi terjadi setelah ada lesi kulit sebelumnya.

Bentuk klinik pioderma primer

1. Impetigo

- Impetigo bulosa

- Impetigo non bulosa, imp. Contagiosa krustosa, imp. Veskulo-pustulosa

2. Folikulitis

- Folikulitis superfisialis

o Stafilokokus (impetigo Bockhart)

o Folikulitis gram negatif

o Propionibakterium aknes scalp infection

o Acne necrotica miliaris

- Folikulitis profunda

o Sycosis barbae

o Perforating folikulitis di hidung

o Stye. (hordeolum)

o Furunkel dan karbunkel

- Sindrom folikulitis yang lain

o Acne varioliformis

o Pioderma fasiale

o Folikulitis decalvans

3. Ektima

4. Paronikhia

5. Selulitis dan erisipelas

Page 11: DERMATOSIS BAKTERIAL

11 | Halaman

6. Infeksi kelenjar ekrin – multiple sweat gland abscess

7. Staphylococcal Scalded skin syndrome

Etiologi

Pioderm dapat disebabkan oleh :

- Stafilokokus

- Streptokokus

- Gabungan stafilokokus dan streptokokus

- Kuman penyebab lain. Misal Proteus, Pseudomonas dan sebagainya

Jenis pioderma primer ditinjau dari penyebabnya

- Pioderma primer yang disebabkan oleh stafilokokus

o Impetigo bullosa

o Folikulitis superfisialis oleh stafilokokus (impetigo Bockhart)

o Sycosis barbae

o Furunkel dan karbunkel

o Staphylococcal scalded skin syndrome

- Pioderma primer yang disebabkan oleh streptokokus

o Impetigo kontagiosa krustosa

o Ektima

o erisipelas

- Pioderma primer yang disebabkan oleh stafilokokus dan streptokokus

o Impetigo contagiosa krustosa

o Folikulitis

o Selulitis

Faktor predisposisi

- Higiene yang kurang baik

- Menurunnya data tahan, misalnya : kekurangan gizi, anemia, penyakit kronik, neoplasma

ganas, diabetes mellitus

- Telah ada penyakit lain di kulit.

Karena terjadi kerusakan di epidermis, maka fungsi kulit sebagai pelindung akan terganggu

sehingga memudahkan terjadinya infeksi.

Page 12: DERMATOSIS BAKTERIAL

12 | Halaman

IMPETIGO

Definisi

Impetigo adalah infeksi kulit superfisialis yang menular disebabkan kuman Streptokokus, Stafilokokus

atau kedua-duanya.

Klasifikasi

Impetigo dibedakan dalam dua bentuk :

- Impetigo Bulosa

- Impetigo krustosa

Impetigo bulosa

Sinonim

Impetigo neonatorum, pemfigus neonatorum

Etiologi dan patogenesis

Penyebabnya adalah Stafilokokus aureus faga grup II. Sumber stafilokokus ini diduga berasal dari

saluran nafas bagian atas (terutama hidung) penderita asimtomatik. Penderita ini menularkan kuman

tersebut ke kulit bayi melalui tangannya. Di kulit kuman ini mengadakan kolonisasi tanpa

meninmbulkan infeksi yang nyata. Dengan trauma kecil seperti gigitan nyamuk atau serangga lain,

kuman masuk kulit dan mengeluarkan epidermotoksin yang menyebabkan pemisahan epidermis antara

stratum granulosum dan stratum korneum.

Gejala klinik

Impetigo bulosa khas terdapat pada bayi baru lahir, walaupun dapat juga timbul pada orang

dewasa. Penyakit ini sangat menular, dapat menimbulkan epidemi di lingkungan tertentu sepeti ruang

perawatan bayi. Pada banyak kasus gejala timbul antara hari ke empat dan hari ke sepuluh setelah

lahir. Lesi kulit berupa makula eritematosa yang segera berubah menjadi vesikel berisi cairan jernih.

Vesikel membesar menjadi bula dan isinya berubah menjadi keruh disebut hipopion. Bula akhirnya

pecah meninggalkan bekas seperti luka bakar (scalded skin like appearance), kemudian mengering

membentuk krusta tipis kekuningan. Eksudat yang keluar dapat menyebar ke sekitarnya menimbukan

lesi satelit karena autoinokulasi.

Semula tidak didapatkan gejala-gejala konstitusional tetapi kemudian timbul kelemahan, badan panas

atau suhu badan subnormal disertai limfadenopati. Sering terjadi diare yang berwarna hijau. Penyakit in

Page 13: DERMATOSIS BAKTERIAL

13 | Halaman

dapat berkembang dengan cepat menimbulkan bakteriemia, pneumonia, nefritis atau meningitis dan

berakibat fatal.

Lesi dapat timbul di semua bagian tubuh dengan predileksi pada wajah, tangan dan daerah yang tidak

tertutup pakaian. Pada orang dewasa lesi sering terdapat di aksila, lipat paha atau di tangan. Higiene

yang jelek, anemia dan malnutrisi merupkan faktor predisposisi penyakit ini.

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah kadang-kadang ditemukan leukositosis ringan. Dengan pengecatan gram

didapatkan kuman bentuk kokus gram positif dan pada biakan tumbuh koloni Stafilokokus.

Kemampuan untuk mengkoagulasikan plasma merupakan tes yang sangat penting untuk identifikasi

Stafilokokus aureus.

Bahan pemeriksaan diperoleh dari kerokan dasar bula atau cairan bula.

Pemeriksaan histopatologi

Gambaran histopatologi penyakit ini ditemukan bula ssubkorneal berisi kuman Stafilokokus, sel-sel

leukosit polimorfonuklear dan sel-sel epidermal. Di dalam dermis terjadi reaksi peradangan ringan

berupa dilatasi vaskuler, edema dan infiltrasi polimorfonuklear.

Diagnosis bandnig

Bila bula belum pecah maka harus dibedakan dengan :

- Bula akibat gigitan serangga

Disini baik pemeriksaan dengan pengecatan gram maupun biakan tidak ditemukan kuman

penyebab.

- Varisela

Lesi berupa vesikel dengan umblikasi, distribusinya lua, diskret dan biasanya dijumpai lesi di

dalam mulut.

- Luka bakar

Ada riwayat trauma.

- Penyakit bulosa kronik pada anak (Chronic bullous disease of childhood). Penyakit ini

berlangsung kronik dan pemeriksaan biakan maupun pengecatan gram tidak ditemukan kuman

penyebab.

- Sifilis kongenital dimana bula terbatas pada telapak tangan dan telapak kaki serta tes serologik

positif.

Pada lesi yang berkrusta dappat dibedaan dengan :

Page 14: DERMATOSIS BAKTERIAL

14 | Halaman

- Sifilis sekunder

Tes serologik positif.

- Infeksi dermatofita

Pemeriksaan KOH dan biakan jamur positif.

- Gingivostomatitis herpetiformis

Tzanck smear dan biakan virus positif.

Penatalaksanaan

Bula yang masih utuh dikeluarkan cairannya, dinding bula dibersihkan kemudian lesi dioles dengan

salep antibiotika. Bila lesi berkrusta maka krusta harus dibersihkan dulu dengan larutan antiseptik atau

sabun cair, lalu diolesi dengan salep antibiotika. Semua tindakan ini untuk mencegah penyebaran lesi

ke kulit sekitarnya. Antibiotika topikal yang dianjurkan adalah basitrasin, polimiksin, gramisidin dan

eritromisin oleh karena relatif non alergenik.

Secara sistemik dapat diberikan eritromisin dengan dosis 30 sampai 50 mg/kgBB/hari (sampai 250 mg,

4 kali sehari) selama 7 sampai 10 hari. Pada kasus yang berat, diberikan dikloksasilin 12,5 sampai 25

mg/gBB/hari dengan dosis terbagi setiap 6 jam selama 7 sampai 10 hari. Oleh karena Stafilokokus

aureus resisten terhadap penisilin maka tidak dianjurkan memberikan pengobatan dengan penisilin G.

Prognosis

Tanpa pengobatan proses penyakit akan terus berlangsung dengan pembentukan lesi-lesi baru selama

dua sampai tiga minggu. Dengan pengobatan yang tepat memberikan hasil yang memuaskan.

Impetigo krustosa

Sinonim

Impetigo kontagiosa, impetigo vesikulo-pustulosa.

Etiologi dan patogenesis

Penyebabnya adalah Streptokokus beta hemolitikus atau kombinasi dengan Stafilokokus. Streptokokus

ini berasal dari kulit normal, kemudian melalui trauma kecil (gigitan serangga, luka lecet) kuman masuk

kulit dan menimbulkan lesi setempat.

Gejala Klinik

Penyakit ini didahului dengan makula eritematosa yang segera berubah menjadi vesikel berdinding

tipis atau bula yang dikelilingi daerah eritematosa. Pustulasi segera terjadi. Vesikel dan bula mudah

Page 15: DERMATOSIS BAKTERIAL

15 | Halaman

pecah mengeluarkan cairan kuning keruh. Cairan ini selanjutnya kering dan membentuk krusta tebal,

lunak, kuning seperti madu yang merupakan tanda khas impetigo krustosa. Krusta dapat dengan

mudah dilepaskan, meninggalkan permukaan yang basah, halus dan kemerahan.

Eksudat ini mudah meyebar ke sekitarnya karena autoinokulasi melalui jari tangan, handuk atau

pakaian dengan akibat timbulnya lesi-lesi satelit di daerah yang berdekatan atau tempat-tempat lain

dtubuh. Lesi ini kadang-kadang meluas ke perifer dengan bagian tengah yang menyembuh sehingga

terbentuk lesi anuler, sirsinata atau girata.

Lesi impetigo krustosa biasanya timbul di sekitar hidung dan mulut pada anak-anak terutama usia

prasekolah. Walaupun demikian dapat juga terjadi pada orang dewasa muda.

Lesi dapat timbul di semua bagian tubuh terutama pada bayi. Letak lesi superfisial, biasanya tidak

terjadi ulserasi atau infiltrasi yang dalam sehingga dapat sembuh tanpa jaringan parut atau atrofi.

Pada sebagian besar kasus didapatkan limfadenopati regional. Pruritus dan rasa seperti terbakar dapat

juga timbul pada penderita ini tetapi biasanya tidak terasa nyeri.

Impetigo dapat merupakan komplikasi penyakit kulit lain seperti skabies, varisela atau eksema.

Gejala sistemik hanya ringan saja kecuali bila terjadi komplikasi.

Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan darah umumnya dijumpai lekositosis ringan. Dengan pengecatan gram ditemukan

kuman bentuk kokus gram positif dan pada biakan terdapat pertumbuhan koloni Streptokokus atau

kombinasi Streptokokus dan Stafilokokus aureus (terutama dari lesi berkusta yang lama).

Pemeriksaan histopatologi

Adanya vesikopustula unilokuler di antara stratum korneum dan stratum granulosum. Biasanya terletak

dekat muara folikel rambut. Di dalam vesikel terdapat kuman penyebab, leukosit dan debris sel-sel

epitel. Dalam dermis terjadi reaksi peradangan ringan berupa dilatasi vaskuler, edema dan infiltrasi

polimorfonuklear.

Diagnosis banding

Penyakit-penyakit yang termasuk dalam diagnosis banding :

- Sifilis sekunder

Dengan pengecatan Burry ditemukan Treponema dan pemeriksaan serologi positif.

- Infeksi dermatofita

Pemeriksaan KOH maupun biakan jamur positif.

Page 16: DERMATOSIS BAKTERIAL

16 | Halaman

- Bila lesi masih berupa vesikel maka harus dibedakan dengan varisela. Pada varisela, vesikel

kecil, diskret, didapatkan umblikasi dan krustanya keras berwarna coklat kehitaman.

Komplikasi

Glomerulonefritis akuta merupakan komplikasi yang serius tetapi jarang terjadi kecuali pada epidemi

yang disebabkan Streptokokus strain nefritogenik. Komplikasi lain misalnya bakteriemia, selulitis.

Penatalaksanaan

Obat pilihan untuk impetigo krustosa adalah penisilin, diberikan dalam bentuk long-acting benzathine

penicillin 300.000 – 600.000 unit untuk anak-anak, 1.200.000 unit untuk dewasa dalam satu kali

suntikan. Dapat juga diberika nper oral dengan dosis 25.000 sampai 100.000 unit/kgBB/hari setiap 6

jam selama 10 hari.

Selain pengobatan tersebut di atas, untuk mencegah penyebaran kesekitarnya dan mencegah

akumulasi krusta maka krusta dibersihkan dengan sabun dua atau tiga kali sehari. Bila krusta sangat

melekat dapat dikompres dengan larutan garam fisiologis atau larutan Burow. Setelah itu lesi diolesi

dengan salep antibiotika. Yang paling efektif adalah kombinasi basitrasin, neomisin dan polimiksin.

Untuk menghindari autoinokulasi atau reinfeksi, kuku jari tangan harus pendek dan bersih, sarung

bantal dan sprei diganti setiap hari dan pada orang dewasa, setiap kali selesai mengoleskan salep

tangan harus dicuci bersih.

Prognosis

Dengan pengobatan yang adekuat memberikan hasil yang memuaskan. Pada kasus tanpa pengobatan

proses penyakit berlangsung dua sampai tiga minggu dan sembuh spontan.

Page 17: DERMATOSIS BAKTERIAL

17 | Halaman

FOLIKULITIS

definisi

folikulitis adalah suatu peradangan pada folikel rambut.

Klasifikasi :

- Folikulitis superfisialis

- Folikulitis profunda

Folikulitis superfisialis

Sinonim

Impetigo Bockhart

Etiologi

Stafilokokus aureus

Patogenesis

Bakteri masuk ke dalam kulit melalui muara folikel rambut, menyebabkan infeksi dalam epidermis

sekitar folikel rambut.

Gejala klinis

Penyakit ini ditandai dengan adanya pustula kecil berbentuk kubah, warna kuning, terletak pada muara

folikel rambut. Pustula timbul berkelompok, dan dapat sembuh dalam waktu 7-10 hari, tetapi kadang-

kadang menjadi kronis.

Bila pustula pecah, timbul sedikit krusta. Daerah-daerah yang terserang adalah tungkai, lengan, kulit

kepala berambut dan badan. Infeksi sekunder terjadi oleh karena sekret dari luka atau abses. Maserasi

serta kebersihan badan yang kuran merupakan faktor-faktor yang mempermudah timbulnya infeksi in.

Bila tidak segera diobati, lesi dapat meluas lebih dalam.

Diagnosis banding

- Miliaria

Pada kultur, tidak didapatkan kuman

- Folicular drug eruption

Jarang terdapat, terutama disebabkan oleh lithium

Page 18: DERMATOSIS BAKTERIAL

18 | Halaman

- Infeksi jamur

Tes KOH dan kultur jamur positif

- Tar folikulitis

Menyertai terapi dengan tar

Terapi

Umumnya penyakit berlangsung ringan dan dapat ditangani secara sederhana dengan antiseptik dan

antibiotik topikal. Untuk kasus yang lebih berat diberikan antibiotik sistemik.

Folikulitis Profunda :

SYCOSIS BARBAE

Etiologi

Stafilokokus aureus

Gejala klinis

Lesi dimulai dengan papula folikuler berwarna merah atau pustula dengan rambut ditengahnya.

Menyerang daerah dagu. Biasanya terjadi pada pria yang memelihara kumis dan jenggot. Bila tidak

segera diobati, akan terjadi impetiginisasi dan pembentukan krusta. Keadaan ini dapat menetap dan

menjadi kronis. Rambut biasanya tidak terlepas ataupun terganggu pertumbuhannya.

Diagnosis banding

Tinea barbae

Pseudofolikulitis barbae

Terapi

Kompres, antibiotik topikal dan sistemik. Biasanya kasus yang akut cepat menyembuh.

Page 19: DERMATOSIS BAKTERIAL

19 | Halaman

FURUNKEL

Definisi

Furunkel adalah radang pada folikel rambut dan sekitarnya

Sinonim

Bisul

Etiologi

Stafilokokus aureus

Patogenesis

Bakteri masuk melalui folikel rambut, menyebabkan folikulitis profunda dan meluas ke daerah

sekitarnya.

Gejala klinis

Furunkel hanya terjadi pada daerah yang ada folikel rambutnya. Kemungkinan dapat terjadi oleh

karena komplikasi dari lesi-lesi yang ada sebelumya seperti skabies, pedikulosis, abrasi, tetapi lebih

sering terjadi tanpa predisposisi lokal.

Bermacam-macam faktor sistemik berhubungan dengan furunkolosis, yakni obesitas, terapi dengan

kortikosteroid dan obat-obatan sitostatik. Diabetes melitus dan defisiensi imunoglobulin. Daerah-daerah

yang terserang adalah leher, muka, aksila, pantat. Lesi dimulai dengan nodula kecil, keras, terasa sakit

dan berwarna merah serta mengalami fluktuasi dalam beberapa hari. Bila pecah, keluar pus dan

jaringan nekrotik. Lesi dapat soliter atau multipel. Kadang-kadang disertai dengan gejala konstitusi.

Diagnosis banding

- Folikulitis

- Hidradenitis supurativa

- Akne kistika

Terapi

Topikal : dengan desinfektan dan antibiotika topikal

Sistemik : diberikan antibiotik

Dapat pula dilakukan insisi.

Untuk furunkel yang sering kambuh, harus dicari faktor predisposisinya.

Page 20: DERMATOSIS BAKTERIAL

20 | Halaman

KARBUNKEL

Definisi

Karbunkel adalah kumpulan dari furunkel

Etiologi

Stafilokokus aureus

Gejala klinis

Pada permulaan infeksi, terdapat pembengkakan yang sangat sakit, keras dan berwarna merah.

Ukurannya kemudian bertambah besar dalam beberapa hari mencapai diameter 3-10 cm, atau kadang-

kadang lebih. Supurasi dimulai sesudah hari ke 5-7, dan pus dikeluarkan melalui banyak muara folikel.

Pada beberapa kasus, terjadi nekrosis dengan cepat, tanpa didahului pengeluaran pus sebelumnya,

dan seluruh isi lesi dikeluarkan, meninggalkan ulkus yang dalam dengan dasar purulen. Kebanyakan

lesi terjadi pada punggung, leher, bahu, paha. Gejala konstitusi dapat terjadi bersamaan atau beberapa

jam sebelum timbulnya karbunkel. Panas yang sangat tinggi, malaise dan kelemahan dapat terjadi bila

karbunkel besar atau keadaan umum penderita jelek. Penyembuhan lambat dan meninggalkan

jaringan parut.

Terapi

Diberikan antibiotik sistemik, Flucloxacillin atau antibiotik lain yang resisten terhadap penisilinase.

Page 21: DERMATOSIS BAKTERIAL

21 | Halaman

ERISIPELAS

Definisi

Adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh streptokokus dengan gejala utama ialah eritema

berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala konstitusi.

Sinonim

St. Anthony’s fire, Ignis sacer.

Etiologi

Streptokokus beta hemolitikus golongan A, kadang-kadang juga golongan C.

Gambaran klinik

Masa inkubasi adalah 2-5 hari, diikuti dengan panas tinggi (seringkali pada bayi diikuti dengan kejang),

sakit kepala, lesu, vomitus. Penyakit ini biasanya didahului trauma, karena itu tempat predeleksinya di

tungkai bawah.

Pada kulit yang terkena terlihat merah cerah agak menonjol, nyeri tekan, berbatas tegas, tepi meninggi

dengan tanda-tanda radang akut. Kadang-kadang dijumpai vesikel-vesikel kecil pada tepinya. Sering

pula dijumpai bentuk bulosa (Erisipelas bulosa). Tempat yang terkena pada orang dewasa kira-kira

50% pada tungkai bawh, wajah. Sedangkan berat ringannya udem bervariasi tergantung tempat.

Pada bayi sering pada dinding perut, sedangkan pada anak-anak yang lebih besar dapat dijumpai pada

wajah, kuit kepala. Terdapat leukositosis. Titer ASO naik pada minggu I.

Komplikasi

Tanpa pengobatan yang memadai, komplikasi dapat timbul erupa nefritis, abses subkutan, septik,

udem lokal, obstruksi limfatik. Bila sering residif dapat terjadi elefantiasis.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala konstitusi dan lesi kulit yang bersifat akut.

Seringkali tak mungkin untuk membuat kultur kuman streptokokus pada lesinya, tapi kuman tersebut

dapat dijumpai pada tenggorokan, hidung atau mata.

Diagnosis banding

- Dermatitis venenata

Page 22: DERMATOSIS BAKTERIAL

22 | Halaman

- Angioneuritik udem

- Aerisipeloid

- Selulitis

Pengobatan

- Terutama istirahat total, kaki yang terkena ditinggikan posisinya

- Pengobatan sistemik :

o Penisilin atau derivatnya :

Pada orang dewasa hari pertama, tiap 8 jam 1 juta unit kemudian diteruskan PP tiap

12 jam 1 juta unit sampai 10 hari, kemudian dilanjutkan pemakaian oral dengan

ampisilin dosis 4 x 500 mg/hari sampai seminggu setelah gejala klinik hilang. Kalau

alergi terhadap penisilin dapat diganti eritromisin 4 x 500 mg;hari atau yang lain.

o Obat-obat simptomatik lain misalnya untuk mengatasi panas badan, intoksikasi,

gelisah.

- Pengobatan lokal : kompres dengan larutan antiseptik, misalnya larutan asam borat 3%.

Prognosis

Dengan penatalaksanaan yang memadai prognosis umumnya baik.

Page 23: DERMATOSIS BAKTERIAL

23 | Halaman

SELULITIS

Definisi

Adalah radang kulit dan jaringan di bawahnya yang tak berbatas tegas dan disertai gejala-gejala

umum.

Sinonim

Phlegmona diffusa

Gambaran klinik

Merupakan peradangan jaringan subkutan dengan sifat supuratif, biasanya didahului traua atau

penyakit kulit yang lain. Gejala konstitusi berupa malaise, menggigil dan demam. Lesi eritematosa dan

sakit pada perabaan, eritema cepat menjalar dan membengkak, tak berbatas tegas, ia menjadi infiltrat

dan berlubang, pada perabaan bagian sentral menjadi noduler, dikelilingi vesikel atau bula yang mudah

pecah dan mengeluarkan pus serta jaringan nekrotik.

Komplikasi

Komplikasi dapat berupa limfangitis, gangren dan dapat sampai sepsis

Diagnosis

Berdasarkan eritema dan edema yang berbatas tak tegas serta gejala umum yang ringan.

Diagnosis banding

- Miositis

- Furunkulosis

- Abses dingin

- Erisipelas

Pengobatan

- Terutama istirahat, lebih baik dirawat inap di Rumah sakit

- Pengobatan Sistemik : obat pilihan penisilin atau derivatrnya untuk dewasa hari I tiap 8 jam 1

juta U, selanjutnya tiap 12 jam 1 juta U pp sampai 10 hari, kemudian penisilin oral 4 x 500

mg/hari sampai 1 minggu setelah gejala hilang. Bila alergi bisa diganti Eritromisin 4 x 500

mg/hari atau antibiotik lain.

- Obat simptomatik lain, misalnya enzim proteolitik dapat mempercepat penyembuhan.

Page 24: DERMATOSIS BAKTERIAL

24 | Halaman

Pengobatan lokal : sesuai dengan stadium. Pada stadium akut diberikan kompres, misalnya

dengan asam borat 35.

Prognosis

Baik.

Page 25: DERMATOSIS BAKTERIAL

25 | Halaman

FLEGMON

Definisi

Adalah selulitis yang mengalami supurasi.

Etiologi

Pada umumnya streptokokus piogenikus

Gambaran klinik

Sama dengan selulitis disertai supurasi pada daerah yang terkena. Ada dua flegmon yang penting.

Gas flegmon

Disebabkan karena gas basil dimana basil ini dalam berkembang biak membuat gas yang masuk

jaringan sehingga terdapat udara di bawah kulit. Oleh karena terdapat gas diantara sel-sel maka terjadi

penekanan pada jaringan sehingga pembuluh darah tersumbat, yang berakibat vaskularisasi

terganggu, sehingga kulit menjadi biru dan nekrotik. Pada keadaan ini harus diamputasi oleh karena

bila sudah menjalar ke paha atau bagian atas tak dapat ditolong lagi. Kumannya dapat diberantas

dengan antibiotika yang sesuai dengan dosis tinggi.

Urine flegmon

Oleh karena urine yang masuk dalam jaringan, misalnya karena kandung kencing bocor, yang pada

umumnya disebabkan karena striktur uretra. Hal ini memberikan gejala, yaitu :

- Pembengkakan pada daerah pubis, skrotum

- Merah, panas disertai rasa sakit sekali

- Bila tak lekas ditolong urine flegmon dapat menjalar pada peritoneum, menjadi peritonitis dan

bila hebat sekali dapat menimbulkan kematian.

Kadang-kadang bagian skrotum bengkak dan meradang dan seringkali menjadi abses dimana

radangnya terbatas, memecah, terjadi fistula, kemudian keluar nanah maka air kencing akan keluar

dan terjadi fistula di skrotum.

Pengobatan

Pengobatan flegmon sama dengan pada selulitis ditambah dengan insisi.

Page 26: DERMATOSIS BAKTERIAL

26 | Halaman

HIDRADENITIS SUPURATIVA

Definisi

Merupakan kelainan pada kelenjar keringat apokrin yang bersifat kronis, supuratif dan sikatrikal,

terutama menyerang daerah aksila dan kongenital.

Sinonim

- Apokrinitis

- Hidradenitis aksilaris

- Abses kelenjar keringat apokrin

Predileksi

Aksila, inguinal dan bokong namun dapat juga di umblikus dan aerola mame.

Gejala klinik

Terlihat nodul eritematosa, mula-mula kenyal dan kemudian berfluktuasi serta nyeri pada perabaan.

Proses berikutnya lesi pecah, terjadi supurasi dan selanjutnya terjadi pembentukan sinus. Apabila

menyembuh akan terjadi rekurensi sehingga perjalanan penyakit menjadi lamban dan kronis. Abses

berisi bahan mukoid kental, dan apabila dilakukan pembersihan isi akan terlihat sinus yang berjalan

horizontal di bawah permukaan kulit.

Diagnosis banding

Karbunkel, limfadenitis, kiste bartoilini atau sebaseus, skrofuloderma dan aktinomikosis.

Penatalaksanaan

Sistemik

- Antibiotika misalnya golongan penisilin, tetrasiklin, klindamisin dan minosiklin

- Dapat dipertimbankan pemberian kortiksoteroid jangka pendek dimana akan memperbaiki

indurasi yang persisten

- Radioterapi (X ray)

Lokal

Insisi dan drainage meskipun demikian penyembuhan secar asempurna sukar tercapai tanpa dilakukan

eksisi seluruh daerah yang terkena.

Prognosis

Page 27: DERMATOSIS BAKTERIAL

27 | Halaman

Kurang baik karena sering residif

Pemeriksaan penunjang

bahan pemeriksaan berupa pus. Pemeriksaan dilakukan dengan pengecatan gram dan biakan dengan

tes sensitivitas.

Page 28: DERMATOSIS BAKTERIAL

28 | Halaman

PARONIKHIA

Definisi

Adalah peradangan di sekitar kuku.

Penyebabnya

Bakteri (stafilokokus aureus, streptokokus B hemolitikus). Jamur atau yeast.

Predileksi

Disekitar kuku

Gejala klinik

Sekitar kuku kemerahan, bengkak, tegang, nyeri, lipatan kuku terpisah dari lempeng kuku.

Pengobatan

Tergantung penyebabnya, pada keadaan akut yang disebabkan oleh stafilokokus atau streptokokus

diberikan kompres hangat dan antibiotika sistemik. Pengobatan topikal kurang bermanfaat karena

penetrasinya jelek.

Prognosis

Pada umumnya baik.

Page 29: DERMATOSIS BAKTERIAL

29 | Halaman

SIKOSIS BARBE

Definisi

Sikosis adalah infeksi piogenik sub akut atau kronis yang mengenai seluruh folikel rambut.

Sinonim

Folikulitis profunda

Penyebabnya

Stafilokokus aureus

Predileksi

Dagu dan bibir atgas

Gejala klinis

Udem papul merah folikuler, atau pustula pada pangkal rambut disekitar folikel.

Diagnosis banding

- Tinea barbae, pseudo folikulitis, lupoid sycosis

- Lupoid sycosis

Pengobatan

Bentuk subakut relatif mudah diatasi dengan salep antibiotika, tetapi cenderung kambuh bila

pengobatan dihentikan. Bentuk kronis memberi respon yang lambat terhadap salep antibiotika

walaupun respon dapat bertambah dengan pemakaian kombinasi antibiotika dengan steroid. Pada

kasus yang resisten dapat diberikan antibiotika sistemik.

Prognosis

Umumnya baik.

Patologi

Folikel rambut dipenuhi oleh leukosit polimorfonuklear, dimana infiltrat terdapat pada dinding. Disekitar

folikel rambut terdapat granuloma kronik yang terdiri dari limfosit dan sel plasma.

Page 30: DERMATOSIS BAKTERIAL

30 | Halaman

EKTIMA

Definisi

Ektima adalah suat uinfeksi piogenik pada kulit yang ditandai dengan krusta yang melekat (adheren),

dimana bila krusta ini dilepas akan terbentuk ulkus dibawahnya. Keadaan bakteriologinya serupa

dengan impetigo.

Predileksi

Pantat, tungkai atas dan tungkai bawah.

Gejala klinik

Pada awalnya timbul bula kecil atau pustula di atas dasar kulit kemerahan, yang segera berubah

menjadi krusta yang keras akibat pengeringan eksudat dan meluas ke perifer. Dasar lesi kemudian

menjadi induratif. Bila krusta dilepas (biasanya tidak mudah), akan nampak ulkus yang berbentuk tidak

teratur. Penyembuhan terjadi setelah beberapa minggu dengan meninggalkan jaringan sikatrik. Lesi

biasanya hanya beberapa saja, namun dapat terjadi autoinokulasi, sehingga dapat timbul lesi-lesi baru.

Diagnosis banding

Impetigo

penatalaksanaan

secara umum : meningkatkan kebersihan dan perbaikan nutrisi, pengobatan penyakit lain yang

mendasarinya.

Sistemik : antibiotika terutama penisilin

Topikal : salep antibiotika misalnya kloramfenikol, tetrasiklin, asam fusidat dan lain-lain

Prognosis

Baik

Pemeriksaan penunjang

Bahan pemeriksaan berupa sekret dari dasar ulkus. Pemeriksaan dilakukan dengan

- Pengecatan graam

- Biakan dan kemungkinan tes kepekaan terhadap antimikroba.

Page 31: DERMATOSIS BAKTERIAL

31 | Halaman

Ektima ganggrenosum

Ektima ganggrenosum disebabkan oleh Ps aeruginosa dan kadang-kadang bakteri gram negatif seperti

weromonas spp dan biasanya mengenai pada penderita yang mempunyai gangguan kekebalan, juga

dengan keganasan hematologi yang menyebabkan neutropeni oleh kemoterapi. Lesi yang pertama

timbul khas, yakni papula violaseus yang membesar dan akhirnya mengalami nekrosis hemoragi yang

sentral dan dikelilingi eritema. Di dalam lesi-lesi tersebut ada invasi mikrobial dan pembentukan

mikrotombus yang menyebabkan pengobatan tidak efektif. Infeksi Ps aeruginosa harus diobati dengan

aminoglikosid ditambah anti pseudo beta-laktam seperti azlosilin atau ceftazidime.

Page 32: DERMATOSIS BAKTERIAL

32 | Halaman

GRANULOMA PIOGENIKUM

Definisi

Granuloma piogenikum adalah suatu hemangioma kapiler, lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang

sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai

infeksi sekunder.

Sinonim

Granuloma teleangiektatikum

Predileksi

Bagian distal tubuh yang sering mengalami traua, wajah dan mulut

Gejala klinis

Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak. Mula-mula berbentuk papul

eritematosa yang cepat membesar. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm, kadang-kadang

bertangkai, mudah berdarah.

Gambaran patologi anatomi

Epidermis tipis, terdapat pertumbuhan kapiler-kapiler baru merupakan suatu hemangioma kapiler.

Kapiler-kapiler terletak dengan sel-sel endotelial pada satu lapisan. Pada stroma terdapat proliferasi

fibroblas yang udematus yang mengelilingi tumor vaskuler.

Diagnosis banding

- Melanoma

- Angioma senilis

- Karsinoma metastatik

Penatalaksanaan

Dilakukan dermal kuretase yang dilanjutkan destruksi pada bagian dasar dengan fulgurasi. Lesi yang

kecil dapat dilakukan kauterisaasi dengan AgNO3 atau aplikasi dengan tingtura podofilin 25%.

Prognosis

Baik.

Page 33: DERMATOSIS BAKTERIAL

33 | Halaman

ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT

Definisi

Abses multipel kelenjar keringat ialah infeksi yang biasnya disebabkan oleh Stafilokokus aureus pada

kelenjar keringat, berupa abses multipel, tak nyeri, berbentuk kubah.

Predileksi

Tempat-tempat yang banyak keringat.

Gejala klinis

Sering didapatkan pada anak. Faktor predisposisi ialah daya tahan tubuh yang menurun (misalnya

malnutrisi, morbili) dan juga banyak keringat, karena itu sering bersama-sama miliaria. Gambaran

klinisnya berupa nodus eritematosa, multipel, tak nyeri, berbentuk kubah dan lama memecah.

Gambaran patologi anatomi

Suatu abses pada dermis terdiri dari leukosit polimorfonuklear dimana pada bagian pusat terdapat sel-

se; epiteloid dan sel-sel raksasa.

Diagnosis banding

- Furunkulosis

- Vaskulitis nodularis

Penatalaksanaan

Antibiotik sistemik & topikal, hindari faktor predisposisi.

Prognosis

Baik.

Page 34: DERMATOSIS BAKTERIAL

34 | Halaman

PIODERMA KRONIK

Definisi

Pioderma adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Stafilokokus & streptokokus atau oleh kedua-

duanya. Penyebabnya yang utama ialah stafilokokus aureus dan streptokokus B hemolitikus. Menilik

perjalanan penyakitnya pioderma ada yang terjadi secara akut dan ada pula yang berlangsung kronik

walaupun sampai saat ini belum ada kepustakaan yang mengbaginya secara tegas menjadi pioderma

akut dan pioderma kronik.

Sinonim : -

Predileksi -

Gejala klinis

Ada beberapa bentuk pioderma kronik yaitu :

- Ulkus streptokokus kronis

Biasanya mnegikuti suatu insect bites. Ulkus biasanya terdapat pada ekstremitas, merupakan

ulkus dengan peradangan, nekrosis menggaung, meluas secara serpiginosa denga ntepi yang

tidak rata dan dasar granuler kasar dengan mengeluarkan banyak discharge serous yang

berwarna kekuninga. Pada kultur didapatkan kuman streptokokus B hemolitikus.

- Selulitis

Dapat merupakan radang kronik bernanah pada jaringan ikat longgar. Penyebab biasanya

streptokokus piogenes, klinis dijumpai gambaran lesi kemerahan, nyeri dan pembengkakan

yang mengelilingi suatu luka atau ulkus yang dapat disertai dengan keluhan konstitusional

berupa demam dan malaise. Tapi area selulitis biasanya tidak jelas.

- Selulitis gangrenosa

Penyebabnya adalah stafilokokus, lokasinya biasanya pada punggung, pinggang dan kadang-

kadang pada leher atau perut, tetapi sangat jarang pada ekstremitas. Pembentukan abses

segera disusul dengan terjadinya gangren.

- Pioderma gangrenosa

Merupakan proses radang kronik yang penyebabnya masih belum diketahui, walaupun banyak

mikroorganisme yang dapat diislier dari lesi, tetapi tidak dapat dipastikan yang mana yang

menjadi penyebab penyakit ini. Klinis merupakan ulkus dengan tepi yang tidak teratur, merah,

udem, berbentuk kawah dengan dasar jaringan nekrotik. Ulkus yang terjadi biasanya dimulai

dengan pustula atau mengikuti gigitan serangga, trauma yang memecah, meluas secara

Page 35: DERMATOSIS BAKTERIAL

35 | Halaman

perlahan-lahan sampai berdiameter 10 cm atau lebih dan berlangsung berminggu-minggu

sampai berbulan-bulan. Lokasinya biasanya di kaki, paha, bokong atau badan.

- Hidradenitis supurativa

Merupakan penyakit kronik pada kelenjar keringat apokrin, biasanya oleh Stafilokokus aureus.

Penyakit ini disertai gejala konstitusi : demam, malaise. Ruam berupa nodus kemudian

melunak menjadi abses dan pecah membentuk fistel. Pada yang kronis dapat terbentuk abses,

fistel dan sinus yang multipel, terdapat leukositosis. Terbanyak berlokasi di ketiak, diperineum,

yaitu tempat-tempat yang banyak kelenjar apokrin.

- Perifolikulitis kapitis

Merupakan radang supuratif kronik yang jarang pada kulit kepala. Kebanyakan pada laki-laki

usia 18-40 tahun. Dapat terjadi sendiri-sendiri, tetapi seringkali bersama-sama akne

konglobata atau hidradenitis supuratifa. Lesi pertama berupa nodul yang tumbuh

mengelompok dan rambut di atas nodul menjadi putus sehingga melalui folikel yang terbuka

keluar pus. Kadang-kadang nodul menutupi sebagian besar kulit kepala dan menetap

bertahun-tahun penyembuhan meninggalkan jaringan parut.

- Botriomikosis (Aktinofitosis)

Merupakan radang kronik yang mengandung granul yang mirip granul pada aktinomikosis.

Kebanyakan disebabkan stafilokokus. Pada mulanya akan terbentuk satu atau beberapa abses

pada kulit dan subtikus yang kemudian pecah mengeluarkan cairan yang serous melalui sinus-

sinus yang terbentuk kemudian baru sembuh setelah beberapa bulan dengan meninggalkan

jaringan parut yang atrofi. Keadaan umum penderita umumnya baik. Pada bentuk pulmonal,

dapat timbul masa yang ireguler dengan multipel sinus pada kulit.

- Sindroma job’s :

Disebabkan defek fungsi leukosit polimorfonuklear. Gambaran klinis terjadi infeksi supuratif

yang rekuren, biasanya disebabkan oleh stafilokokus, lesi dikulit berupa kemerahan, bersisik

dan berkrusta dengan episode terbentuknya pustula pada kulit kepada, telinga kulit, periorbita

dan lipat paha. Infeksi supuratif yang rekurens pada traktus respiratorius bagian atas dan

pneumoni menyebabkan prognosis menjadi jelek. Hati, lien dan kelenjar-kelenjar limfe

membengkak disertai terjadinya leukositosis.

Gambaran patologi anatomi

- Ulkus streptokokus kronis

Pada ulkus terlihat jaringan ikat kronis dengan reaksi seluler dan terdapat infiltrat sel plasma

dan sel limfoid serta sel-sel mononuklear.

- Selulitis

Page 36: DERMATOSIS BAKTERIAL

36 | Halaman

Infiltrat yang difus disubkutan

- Selulitis gangrenosa

Jaringan subkutis dan fasia terkena, terdapat trombosis pada pembuluh darah yang

disebabkan oleh nekrosis kulit.

- Pioderma gangrenosum

Terdapat daerah nekrosis yang mana merupakan vaskulitis dari pembuluh darah kecil dan

terdapat reaksi perivaskuler granulomatosus.

- Hidradenitis supuratif : -

- Perifolikulitis kapitis : -

- Botriomikosis (aktinofitosis)

Pada granula-granula terdapat masa dari kokus-kokus, disekitarnya terdapat histiosit, sel

plasma, limfosit dan sel-sel raksasa.

- Sindroma Job’s : -

Penatalaksanaan

- Ulkus streptokokus kronis

Antibiotik topikal secara sistemik diberikan penisilin, eritromisin atau kloksasiklin.

- Selulitis

Pengobatan sistemik dengan antibiotik topikal diberikan kompres dengan larutan antiseptik.

- Selulitis gangrenosa

Insisi abses, pemberian antibiotik dan memperbaiki keadaan gizi.

- Pioderma gangrenosum

Mengatasi penyakit yang mendasari, pemberian antibiotik dan memperbaiki status gizi

penderita.

- Hidradenitis supuratif :

Antibiotik sistemik, jika telah terbentuk abses diinsisi, kalau belum melunak diberi kompres

terbuka. Pada kasus yang kronik residif, kelenjar apokrin dieksisi.

- Perifolikulitis kapitis :

Belum ada terapi spesifik terhadap penyakit ini, pemakaian antibiotik kadang-kadang tidak

memberikan respon yang baik. Pada keadaan yang berat diberikan tetrasiklin dan

kortikosteroid jangka pendek. Bisa dilakukan juga kompres terbuka dengan solusio antiseptik

serta surgical drainage pada sinusnya.

- Botriomikosis (aktinofitosis)

Page 37: DERMATOSIS BAKTERIAL

37 | Halaman

Pengobatan denga nantibiotik cukup memuaskan tetapi untuk lesi yang sangat kronik

dianjurkan tindakan surgical resection.

- Sindroma Job’s :

Dapat diberikan simetidin

Prognosis

- Ulkus streptokokus kronis

Baik

- Selulitis

Baik

- Selulitis gangrenosa

Jelek

- Pioderma gangrenosum

Baik

- Hidradenitis supuratif :

Baik

- Perifolikulitis kapitis :

Baik

- Botriomikosis (aktinofitosis)

Baik

- Sindroma Job’s

Jelek

Page 38: DERMATOSIS BAKTERIAL

38 | Halaman

ULKUS TROPIKUM

Definisi

Ukus tropikum adalah ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, biasanya pada tungkai bawah; lebh

sering dijumpai pada anak-anak yang kurang gizi. Pada stadium dini ditemukan Bacillus fusiformis

yang biasanya bersama – sama dengan Borrelia vincentii.

Sinonim

Borok tropis, tropikal phagedena, tropical sloughing phagedena, phagedenic tropical ulcer, Aden ulcer,

Malabar Ulcer, jungle rot.

Predileksi Tungkai bawah

Gejala klinik

Ulkus biasanya hanya satu dan letaknya di tungkai bawah, paling sering di sebelah lateral. Timbulnya

pada umumnya didahului trauma atau gigitan serangga, dapat juga terjadi di atas penyakit kulit yang

sudah ada, misalnya dermatitis, pioderma. Kelainan kulit yang mula-mula timbul berupa lepuh kecil

berisi cairan sero-sanguinolen. Lepuh ini dalam beberapa jam akan pecah dan membentuk ulkus yang

khas. Bentuknya bulat atau lonjong, berisi cairan hemoragis yang berbau busuk dan produktif hingga

kelihatan kotor. Bila kerak tadi diangkat akan terlihat dasar ulkus yang granulomatous. Tepinya

meninggi berwarna merah kebiru-biruan, dengan dinding yang menggaung hingga bentuk ulkus tadi

menyerupai mangkuk. Kulit disekitarnya mengalami peradangan berupa pembengkakan, merah dan

terasa sakit. Bila tidak diobati, ulkus tersebut akan berlanjut terus, hingga setelah beberapa minggu

atau beberapa bulan akan berubah menjadi bentuk kronis. Dasar ulkus menjadi lebih bersih, tepinya

sklerotik, kulit sekitarnya fibrotik, tidak begitu sakit. Pada umumya, baik pada bentuk akut maupun

kronis tidak didapati pembengkakan kelenjar limfe regional ataupun gejala konstitusi. Pada kasus yang

berat dapat terjadi perluasan ulkus ke jaringan dibawahnya : subkutis, otot, tendo dan tulang sampai

terjadi periostitis atau sampai osteomielitis. Dapat pula terjadi gangren.

Diagnosis banding

Ektima, frambusia, ulkus stasis, difteri kulit, ulkus mikobakterial dan karsinoma.

Penatalaksanaan

- Memperbaiki keadaan gizi

Page 39: DERMATOSIS BAKTERIAL

39 | Halaman

- Topikal

Pada bentuk akut, produktif, diberi kompres beberapa kali sehari. Setelah bersih dapat

digunakan salep-salep untuk mempercepat granulasi, misalnya salep salisil 2% minyak ikan

dan sebagainya. Untuk bentuk kronis tergantung keadaanya. Kalau perlu skin grafting atau

tindakan sirurgis lainnya.

- Sistemik

Obat pilihan yaitu penisilin. Untuk dewasa dapat digunakan suntikan 600.000 – 1.000.000 unit

tiap hari sampai 7-10 hari. Dapat pula digunakan ampisilin, metronidazole.

Page 40: DERMATOSIS BAKTERIAL

40 | Halaman

STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME

Definisi

Adalah penyakit infeksi terutama menyerang anak-anak yang disebabkan oleh eksotoksin yang

dihasilkan oleh stafilokokus aureus faga 71 gol. 2 yang bersifat epidermolitik.

Sinonim

Dermatitis eksfoliativa neonatorum.

Penyebab

Stafilokokus aureus grou II faga 52,55 dan 71.

Predileksi

Terutama pada lipatan tubuh seperti leher, ketiak, lipat paha.

Gejala klinis

Mula-mula terdapat makula eritematus didaerah predileksi kemudian dalam waktu 24-48 jam berubah

jadi bula besar berdinding kendor. Tanda Nikolksy positif, kemudian dalam beberapa hari terjadi

pengeriputan spontan disertai pengelupasan lembaran-lembaran kulit sehingga tampak daerah erosif.

Diagnosis banding

Toksik epidermal nekrolisis

Pengobatan

- Memperbaiki keadaan umum

- Lokal dapat di beri kompres atau sufratule

- Sistemik diberi antibiotika misalnya kloksasilin dengan dosis desesuaikan dengan berat badan

- Kalau alergi terhadap penisilin dapat diberi gentamisin atau linkomisin

- Selain itu harus diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Page 41: DERMATOSIS BAKTERIAL

41 | Halaman

INFEKSI JARINGAN LUNAK YANG NEKROSIS

Infeksi jaringan lunak yang nekrosis disebabkan oleh bermacam-macam bakteri aerobik dan anaerobik,

baik sendiri maupun bersama-sama. Infeksi dapat tetap terlokalisir, dengan atau tanpa pembentukan

abses, atau dapat meluas yang menyebabkan fasciitis nekrotikan. Jaringan otot dapat terkena dan ini

harus dibedakan dengan klostridial mionekrosis (gas gangren).

Selulitis nekrotikan jarang terdapat tetapi serius, cepat meluas, merupakan infeksi kulit dan jaringan

subkutan yang sakit dapat mengenai fasia perineal atau dinding depan abdomen, dimana dikenal

sebagai meleney’s yang mirip dengan gangren. Faktor-faktor predisposisi adalah traumabedah, luka

penetrasi, luka baring,, DM dan alkoholisme. Infeksi sering merupakan gabungan antara bakter

anaerob seperti bakteroides dan pepto streptokokkus dengan bakteri aerob seperti stafilokokus atau

organisme enterik gram negatif dan dapat menhasilkan gas. Fournier’s gangren adalah fasiitis

nekrotikan yang lebih spesifik dan terdapat pada perineum, skrotum atau penis yang cepat meluas ke

diniding depan abdomen. Ini dapat merupakan komplikasi dari parapimosis, trauma lokal, DM,

sirkumsisi atau erniorapi. Daerah dari selulitis sakit dan cepat meluas. Gambaran yang umum yaitu

ulserasi, krepitasi gangren dan cairan purulen yang berbau dan dapat besama-sama dengan efek

sistemik.

Cairan pada mionekrosis klostridial adalah serosanguinis dan berbau tidak sedap. Pengecetan gram

dapat memberikan informasi awal. Jarang terjadi dimana organisme menyebabkan selulitis tanpa

mempengaruhi otot, produksi gas tetap menyolok tetapi kurang toksis.

Penanganan dari infeksi klostridial dan non klostridial adalah pembersihan jaringan yang rusak/mati

dengan segera dan pemberian antibiotik dengan dosis tinggi. Pada infeksi klostridial penisilin akan

membasmi bentuk-bentuk vegetatif. Pengaruh dari hiperbarik oksigen pada mionekrosis klostridial

tetap diperdebatkan. Beberapa ahli menyatakan hiperbarik oksigen dapaat dipergunakan apabila

tersedia. Untuk infeksi non klostridial pengobatannya sulit dengan adanya polimikrobial yang berperan

pada infeksi ini. Penisilin dosis tinggi dengan kombinasi gentamisin ditambah klindamisin juga

merupakan alternatif yang cocok. Penisilin sendiri harus merupakan pengobatan yang adekuat untuk

fasilitas nekrotikan berat yang kadang-kadang merupakan selulitis strep-piogenes komplikata, dimana

penderita juga memerlukan debridemen surgikal.

Page 42: DERMATOSIS BAKTERIAL

42 | Halaman

GIGITAN DAN SENGATAN

Gigitan binatang dan sengatan insekta jarang mendapat perhatian kecuali mengalami infeksi.

Frekuensi gigitan pada manusia bertambah banyak dan timbul masalah dibidang mikrobiologi. Gigitan

binatang jarang terjadi kecuali bila mereka diganggu. Resiko tinggi terdapat pada anak-anak dimana

kaki, wajah merupakan daerah yang paling sering diserang. Pada kerusakan jaringan lunak dan

hilangnya kulit dapat terjadi selulitis, limfangitis, abses lokalista, sepsis, artritis apabila mengenai sendi.

Mikroorganisme yang menyertai gigitan adalah stafilokokus, streptokokus, korinebakteria dan golongan

neisseria. Yang kurang patogen adalah pasteurella multocida dan organisme-organisme yang belum

diketahui seperti DF2, M-5 dan EF4. Bakteri anaerob yang bisa ditemukan dalah bakteriodes spp,

fusobakteria dan kokus anaerob. Pada negara yang banyak terdapat penyakit rabies, pada kasus

gigitan binatang harus dipikirkan kemungkinan terjadinya rabies.

Pembersihan dan debridemen yang seksama pada jaringan mati dan benda asing sangat penting.

Penutupan luka masih merupakan perdebatan terutama pada penderita-penderita yang terlambat ke

dokter. Toksoid tetanus baik yang pertama atau booster harus diberikan apalagi terjadi kontaminasi

yang luas. Profilaksi harus diberikan sesudah terkena rabies. Pemilihan antibiotika dapat menjadi

masalah meskipun kena rabies. Pemilihan antibiotika dapat menjadi masalah meskipun penisilin dapat

melawan P. Multisida dan kuman-kuman patogen pada kulit selain stafilokokus. Eritromisin merupakan

alternatif yang cocok.

Page 43: DERMATOSIS BAKTERIAL

43 | Halaman

INFEKSI KULIT DENGAN ULKUS

Infeksi setempat dapat menyebabkan ulkus. Ektima adalah infeksi yang letaknya dalam dan dapat

terjadi karena impetigo stafilokokus atau penybaran dari pembuluh darah pada malnutrisi atau

gangguan imunologi. Ulkus pada kulit dapat disebabkan oleh tekanan, kelainan vaskuler dan neuropati.

Beberapa ulkus diabetes bersifat kering dan penetrasinya dalam, dengan adanya infeksi dapat meluas

ke jaringan lunak dan tulang.

Kultur sering menunjukkan bakteri dan kolonisasi yang membingungkan dan sulit dibedakan dengan

patogenitas yang sebenarnya. Contoh untuk pemeriksaan harus diambil dari bagian ulkus yang dalam.

Pemilihan obat harus menurut hasil pemeriksaan mikrobiologi dan kemampuannya untuk penetrasi ke

jaringan infeksi. Adanya stafilokokus aureus, streptokokus hemolitikus dan bakteri anaerob di dalam

kultur murni dalam jumlah banyak merupakan indikasi kuat sebagai penyebab ulkus. Stafilokokus

koagulase-negatif dipteroid dan mikrokokus adalah bakteri kulit yang kurang patogen. Bakteri koliform

dan ps.aeroginosa sering merupakan koloni yang dapat menjadi patogen.

Penanganan ulkus ditentukan dari penyakit yang mendasari, tempat dan perluasan dari lesi. Tekanan

harus dihindari dan udem harus diatasi dengan meninggikan kaki atau dengan pemberian diuretika.

Pemberian nutrisi harus diperhatikan. Sesudah debridemen, ulkus harus dibersihkan dengan salin,

hidrogen peroksida atau desinfektan ringan seperti eusol yang potensinya setengah. Perawatan

selanjutnya menggunakan pembalut kolloid (granufleks) yang dapat merangsang reepitelisasi. Bilaman

didapatkan ps. Aeruginosa, pemakaian asam astetik 0.55 kadang-kadang diperlukan. Kadang-kadang

pemakaian gula atau madu secara topikal berguna dalam pengobatan infeksi bila tindakan-tindakan

lain gagal, meskipun harus hati-hati pada penggunaan yang luas karena sukrose cepat diserap.

Bilamana terjadi sepsis jaringan maka diberikan antibiotika. Pilihan yang umum adalah penisilin anti

stafikokok seperti flukloksasilin dengan metronidasol jika ada infeksi anaerobik. Klindamisin mempunyai

spektrum yang sama dan dapat mencapai tulang jika ada osteomielitis. Organisme gram negatif usus

dan ps aeruginosa memerlukan pengobatan parenteral dengan aminoglikosid seperti gentamisin,

seftasidin dan siprofloksasin sekarang juga menjadi alternatif. Pada lesi yang luas perlu skin grafting,

sedangkan ulkus dengan infeksi pada jaringan lunak yang luas atau tulang, terutama bila terdapat

gangguan vaskuler perifer harus di amputasi.

Page 44: DERMATOSIS BAKTERIAL

44 | Halaman

LUKA BAKAR

Komplikasi fatal dari luka bakar adalah terjadinya sepsis. Luka bakar yang ketebalannya sedang

menjadi tmpat koloni stafilokokus termasuk stafilokokus aureus. Infeksi dapat juga timbul karena flora

dari usus atau traktus respiratorius atas dan disebabkan oleh streptokokus hemolitikus, enterokokus,

enterobakter, dan ps aeruginosa. Yang terakhir adalah kuman patogen yang utama pada luka bakar

dan mudah dihilangkan dari permukaan. Klonisasi dapat dibedakan dari infeksi meskipun jumlah

bakteri yang melebihi 105 /gram dari jaringan dapat menjadi pencetus pada septikemia.

Mencegah infeksi dan kontrol adalah penting didalam memelihara luka bakar dan skin grafting.

Profilaksi dengan antibiotika topikal dapat menjadi resisten dan mungkin toksik. Krim sulfadiasin perak

mempunyai spektrum yang luas dan aktiv melawan bakteri gram negatif walaupun dapat terjadi

resisten. Krim sulfadiasin perak dan mafenid asetat dapat menembus jaringan luka bakar; mafenid

dapat mengganggu keseimbangan asam basa. Kedua obat ini dapat digunakan sendiri-sendiri,

bersama-sama atau berganti-ganti pada pemakaian anti bakterial, penting dilakukan pembersihan dari

jaringan yang telah mati, terutama yang sudah mengandung koloni bakteri. Infeksi dengan

streptokokus poiogenes atau stafilokokus aureus memerlukan pengobatan yang memadai. Untuk

infeksi streptokokus pemberian penisilin biasanya diberikan bersama dengan flukloksasilin sebab

koloni ogganisme yang lalin dapat membuat beta laktamase, sehingga mengurangi efek penisilin.

Infeksi stafilokokus harus diobati dengan penisilin yang tahan terhadap penisilinase dan infeksi ps.

Aeruginosa dengan aminoglikosid ditambah dengan antipseudomonal beta-laktan (aziocillin atau

ceftazidine).

Page 45: DERMATOSIS BAKTERIAL

45 | Halaman

KELAINAN-KELAINAN BAKTERIAL YANG MENGHASILKAN TOKSIN

Stafilokous aureus menyebabkan dua kelainan yang dapat mengancam kehidupan yaitu Toxic shock

syndrome (TSS) dan S4. TSS banyak ditemukan pada wanita menstruasi yang mana dikatikan dengan

penggunaan tampon, tetapi dapat pula dijumpai pada wanita yang tidak menstruasi dan wanita

menopause, anak-anak dan laki-laki. Infeksi dengan strain yang menghasilkan toksin (TSST-1)

memberikan gambaran klinik yang bervariasi. Enterotoksin B berhubungan dengan infeksi non

menstrual. Timbulnya tiba-tiba berupa panas, eritema yang difus, hipotensi dan gangguan multi sistem

dengan diare, vomitus, mialgia, gangguan mental dan hiperemi dari mukosa maupun konjungtiva.

Jarang terjadi bakterimia. Deskuamasi pada telapak tangan dan kaki sering terjadi dalam waktu 1-3

minggu sesudah serangan. Pengobatan langsung ditujukan pada sirkulasi darah dan perfusi jaringan

walaupun fokus infeksi dapat dihilangkan. Tampon harus dikeluarkan dan dilakukan bilasan dengan

antiseptik. Antistafilokokal dosis tinggi seperti flukloksasilin diperlukan dan harus diberikan ± 10 hari

kelainan ini dapat kambuh.

S4 merupakan sebuah dermatitis eksfoliatifa, yang sebelumnya dikenal sebagai Ritter’s Disease

dimana eksfoliasi menyebabkan pe isahan intraepitel stratum granulosum. S4 harus di DD dengan

Kawasaki’s disease dan TEN pada ank-anak, pada orang dewasa bisa karena erupsi obat (sulfonamid

dan barbiturat). Pada TEN pemisahan terjadi pada batas dermoepidermal. Serangan dari S4 tiba-tiba

dengan eritema yang menyerluruh dan setelah lebih dari 2 hari timbul bula yang dapat menjadi basah.

Komplikasi yaitu kehilangan protein, hipovolemi dan infeksi sekunder yang dapat berakibat fatal.

Bakterimi jarang meskipun stafilokokus dapat diisolasi dari lesi kulit atau nasofaring. Penderita harus

diisolasi untuk menghindari terjadinya sepsis. Kehilangan cairan dan protein harus diatasi segera dan

antistafilokokus seperti flukloksasilin harus diberikan untuk menghilangkan fokus infeksi primer.

Page 46: DERMATOSIS BAKTERIAL

46 | Halaman

ULKUS KUTAN

Definisi

Ulkus kutan adalah kerusakan kulit akbiat nekrosis jaringan, yang mengenai epidermis, sebagian atau

seluruh kutis dan subkutis bahkan dapat mengenai otot dan tulang.

Sebab-sebab terjadinya ulkus

Trauma

- Fisik

o Vulnus, ekskoriasi

o Benda-benda panas

o Sinar rontgen, sinar matahari

- Kimia

o Asam kuat

o Basa kuat

Infeksi

- Bakteri

- jamur

Toksin

- bakteri

- hewan : ular

Gangguan trofis

- gangguan pembuluh darah

- gangguan persarafan

Neoplasma

Macam-macam ulkus

Ulkus venerik

Ulkus non venerik

Ulkus venerik

- ulkus durum

mula-mula timbul erosi kecil kemudian melebar ke perifer, dasarnya menonjol kemerahan,

tertutup sedikit oleh serum yang kadang-kadang mengering, pada perabaan seperti meraba

Page 47: DERMATOSIS BAKTERIAL

47 | Halaman

tulang rawan dan tidak sakit, terdapat pembesaran kelenjar limfe inguinalis. Penyebabnya :

treponema palida (merupakan primer afek sifilis).

- ulkus mole

bentuknya polisiklis, mula-mula timbul vesikel yang bergerombol kemudian pecah menjadi

ulkus dan menyatu berbentuk polisiklis, biasanya pada preputium peni, labium mayus/minus.

Pinggirnya merah, tebing agak menggaung, dasarnya tidak dalam tertutup oleh jaringan

nekrotik atau pus, bila ditekan dasarnya lembek dan sakit. Kadang-kadang limfonodi regional

membesar. Penyebabnya adalah streptobasil ulkus molis. (Hemofilus Ducrey).

- ulkus granuloma venerium

mula-mula terbentuk papula, kemudian menjadi pustula dan pecah menjadi ulkus, semakin

lama makin melebar dan dibawahnya terdapat jaringan granulasi dan meluas sampai ke pubis

dan perineum. Penyebabnya adalah Klebsiela donovani.

- ulkus limfogranuloma venerium

mula-mula terdapat makula kemudian menjadi papula, pustula dan ulkus. Bentuknya lonjong,

pinggirnya menggaung, kulit disekitarnya kemerahan, dasarnya terdiri jaringan nekrosis, pus

dan jaringan granulasi. Penyebabnya adalah klamidia trachomatis serotipe LI, LII, LIII.

- ulkus serpiginosa

terjadi karena gerombolan gumma di dalam kutis dimana pusatnya nekrotik, sehingga menjadi

luka yang besar, bentuk tidak teratur, pinggir menonjol dan berbenjol-benjol, dasarnya tidak

dalam, terdiri dari jaringan granulasi dan tertutup serum. Ulkus ini melebar kesatu arah,

sehingga seolah-olah merambat. Terdapat pada : sifilis stadium III dan frambusia stadium III.

macam-macam ulkus non venerik

- ulkus piogenikum

berbentuk bundar, diameter 0,5 – 1 cm, pinggir kemerahan, dasar tidak begitu dalam, tertutup

pus. Sering didapat pada kaki. Penyebabnya adalah strepto kokus atau stafilokokus.

- ulkus tropikum

berbentuk bundar, oval, kulit disekitarnya kemerahan, bengkak kadang-kadang membiru,

pinggir menonjol, bertebing curam, dasarnya tertutup oleh jaringan nekrotik berwarna abu-abu

dan kotor bercampur darah, berbau amis dan busuk, mengeluarkan serum sanguinis.

Penyebabnya adalah basil fusi formis dan borilia vincenti.

- ulkus karbunkel

merupakan furunkel yang bergerombol, menjadi satu dan nekrotik sehingga menjadi daerah

nekrotik yang luas. Sering terdapat di punggung, tengkuk, terutama mengenai pendeita

diabetes mellitus.

Page 48: DERMATOSIS BAKTERIAL

48 | Halaman

- ulkus kombusio

bentuknya lebar, batas tak tegas, mula-mula permukaannya hitam karena nekrosis kemudian

lepas dan dibawhnya terdapat ulkus. Biasanya pada tepinya terjadi granulasi dan epitelisasinya

cepat, sedang pertumbuhan pada bagian pusatnya lambat. Penyebabnya adalah luka bakar

stadium II dan III.

- ulkus tuberkulosum

terdapat beberapa bentuk :

o ulkus tuberkulosum orifisialis

terdapat pada tepi lubang mulut, anus. Kulit disekitarnya agak merah membiru dengan

tepi menggaung dasarnya merupakan jaringan granulasi yang pucat dan mudah

berdarah.

o skrouloderma

limfadenitis tuberkulosa di leher dan ketiak kemudian menjadi abses, fistula sehingga

didapatkan ulkus.

Penyebabnya ulkus tuberkulosum adalah toksin kuman tuberkulosa.

- ulkus trofikum

terjadi karena gangguan trofis (gangguan pembuluh darah dan gangguan persyarafan).

Teradpat pada penyakit buerger, kusta, varises pada kaki.

- ulkus mikosis profunda

bagian tepi menonjol, dipusatnya erdapat ulkus berbenjol-benol dan keras, pinggir tak teratur,

dasarnya terdiri jaringan granulasi tak rata dan tertutup oleh krusta. Penyebabnya :

aktinomikosis, blastomikosis, sporotrikosis.

- ulkus karsinomatus

ada 3 bentuk

o ulkus roden (karsinoma sel basal)

terutama terdapat di wajah dekat mulut, telinga, sekitar hidung. Sering kali dimulai

dengan suatu nevus pigmentosus, kemudian menonjol dan melebar ke perifer,

pusatnya tidak teratur. Biasanya perluasannya lambat, dapat sampai bertahun-tahun.

o karsinoma sel skuamasa

mula-mula mungkin suatu nevus pigmentosus atau keratosis senilis atau suatu ulkus

kruris kronikum. Pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ulkus roden. Pinggirnya

menonjol seperti bunga kol. Sering dijumpai pada wanita yang sering melahirkan.

o ulkus mikosis fungoides.

Page 49: DERMATOSIS BAKTERIAL

49 | Halaman

merupakan suatu limfomablastomal. Mula-mula timbul suatu benjolan diatas kulit,

kemudian pusatnya menjadi lunak dan timbul ulkus diatasnya.

- ulkus faktisium

ulkus yang dibuat sendiri, umumnya pada wanita histeris. Dibuat dengan membakar dengan

api atau dengan asam keras, sehingga kulit meradang, nekrotik dan menjadi tempat ulkus.

Biasanya terlokalisir di tempat-tempat yang mudah dicapai oleh tangan.

- ulkus kruris kronikum

bentuknya bundar, oval, kulit sekitarnya teraba keras atau berupa bekas luka, tebingnya landai,

dasarnya terdiri jaringan granulasi yang pucat, tidak punya daya untuk timbul, sering tertutup

oleh jaringan nekrotik dan pus, epitelisasinya sukar. Terdapat di kaki bagian bawah lutu.

Penyebabnya adalah : ulkus tropikum yang tidak sempurna pengobatannya, trauma yang

menyebabkan radang sehingga timbul osteomielitis karena infeksi dan pus keluar lewat fistula

dan luka sukar menutup. Gangguan trofik (gangguan vaskularisasi, persarafan).

- ulkus malleus

sebenarnya penyakitnya didapat pada lembu, dimana timbul sebagai furunkel, dasarnya keras,

pusatnya nekroik kemudian menjadi ulkus. Dasarnya berupa jaringan nekrosis yang berwarna

hitam, penyakit ini dapat menular pada manusia. Penyebabnya adalah basil melleomyces

mallei.

Page 50: DERMATOSIS BAKTERIAL

50 | Halaman

FRAMBUSIA

Definisi

Frambusia merupakan suatu penyakit terponematosis, yang bersifat menular, menahun, kumat-

kumantan dan non venereal yang disebabkan oleh Treponema pertenue atau Spirochaeta palidula

dengan kelainan khas pada kulit pada permulaan penyakit, tetapi pada tingkat lanjut membuat

kerusakan yang hebat sekali pada tulang dan kulit, sehingga memberi cacat yang tidak dapat ditolong

lagi.

Sinonim

Yaw (inggris); pian (Perancis); Buba (Spanyol); bouba (Portugis); Framboesia (Jerman dan Belanda);

Patek, guru, nambi, boba (Indonesia).

Predileksi

Stadium I : tungkai bawah

Stadium II: lubang badan, muka dan daerah lipatan

Stadium III : kulit, tulang dan persendian

Gejala klinik dan perjalanan penyakit

Masa inkubasi 3-6 minggu. Perjalanan penyakit dibagi menjadi :

- fase dini : Stadium I, Stadium II (fase ini menular)

- fase lanjut : stadium III (tidak menular tetapi bersifat destruktif).

Perjalanan penyakit frambusia dapat diselingi masa laten dan masa kambuh / relaps.

Stadium I

Umumnya pada tungkai bawah, tempat yang mudah terkena trauma. Kelainan ini mulai sebagai papul

yang eritematosa, kemudian mnjadi besar dan terjadi ulkus dengan dasarnya papilomatosa (papiloma

primer). Jaringan granulasi banyak mengeluarkan serum bercampur darah yang banyak mengandung

treponema. Kemudian serum mengering enjadi krusta berwarna kuning hijau. Terjadi pembesaran

kelenjar regional, konsistensi keras tidak nyeri dan tidak terjadi perlunakan. Adakalanya didapatkan

gejala prodormal berupa demam, malaise, sakit kepala dan sakit pada sendi. Stadium I ini dapat

menetap beberapa bulan kemudian sembuh sendiri dengan meninggalkan sikatriks cekung dan atrofik.

Stadium II

Page 51: DERMATOSIS BAKTERIAL

51 | Halaman

Dapat timbul setelah stadium I sembuh (6-12 minggu) atau sering terjadi tumjmpang tindih

(overlapping). Kelainan kulit dapat bervariasi, yang menonjol adalah bentuk papula seperti induk patek

tetapi ukurannya lebih kecil (papiloma sekunder) tempat predileksinya disekeliling lubang badan, muka

dan lipat-lipatan. Daerah mukokutan sering terserang sehingga seringkali menyerupai kondiloma lata.

Pada telapak kaki dapat terjadi keratoderma, sehingga jalannya penderita seperti kepiting karena nyeri.

Setelah beberapa minggu, kelainan ini akan menyembuh dan meninggalkanbercak-bercak putih tetapi

beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian dapat kambuh. Pada stadium ini dapat timbul kelainan

pada tulang panjang terutama ekstremitas atas dan bawah. Polidaktilitis terjadi pada anak-anak, spina

ventosa terjadi pada jari. Pada sinar Rongen tampak rarefaction pada korteks dan destruksi pada

perios.

Stadium III (stadium lanjut)

Menyerang kulit, tulang dan sendi, sifatnya destruktif. Terdiri dari nodus, guma, keratoderma pada

telapak kaki dan tangan gangosa dan goundou.

Nodus : dapat melunak, pecah menjadi ulkus : dapat sembuh di tengah dan meluas ke perifer.

Guma : umumnya terdapat pada tungkai. Mulai dengan nodus yang tidak nyeri, keras, dapat

digerakkan terhadap dasarnya, kemudian melunak; memecah dan meninggalkan ulkus yang curam

(punched out) dapat mendalam sampai ke tulang atau sendi mengakibatkan ankilosis dan deformitas.

Tulang : berupa periostitis dan osteotitis pada tibia, ulna, metatarsal dan metakarpal. Tibia bebentuk

seperti pedang. Dapat terjadi fraktur spontan bila berbentuk kista di tulang. Gangosa : mutilasi pada

fosa nasalis, palatum mole hingga membentuk sebuah lubang, suaranya khas menjadi sengau.

Goundou : eksokistosis tulang hidung dan sekitarnya, bagian kanan-kiri batang hidung membesar.

Diagnosis banding

- sifilis

- kusta

- tbc kutis

- leishmaniasis

penatalaksanaan

obat pilihan adalah penisilin aluminium monostrearat (PAM) dengan dosis 1.2 juta unit untuk dewasa,

0.6 juta unit untuk di bawah umur 15 tahun, dan setengah dosis ini untuk kasus laten dan orang kontak.

Untuk penderita yang peka penisilin diberikan tetrasiklin atau eritromisin dengan dosis yang sama

dengan dosis pada sifilis.

Page 52: DERMATOSIS BAKTERIAL

52 | Halaman

Prognosis

- baik

- reaksi serologis masih positif meskipun sudah lamas embuh

pemeriksaan pembantu

- sediaan langsung dengan mikroskop lapangan gelap atau dengan tinta cina (sediaan Burri)

- pemeriksaan serologi (STS) positif

- pemeriksaan histopatologik

pada frambusia dini didapatkan akantosis dan papilomatosis. Epidermis menunjukkan edema dan

migrasi sel-netrofil yang membentuk mikro abses. Pada dermis ditemukan sebukan sel radang yang

terutama terdiri dari sel plasma.

Treponema penyebabnya dapat ditunjukan di antara sel-sel epitedermis. Disini tidak ditemukan

proliferasi sel endotel pada pembuluh darah seperti pada sifilis.

Gambaran histopatologi pada frambusia lanjut menyerupai sifilis tetapi tanpa adanya kelainan pada

pembuluh darah.

Page 53: DERMATOSIS BAKTERIAL

53 | Halaman

TUBERKULOSIS KUTIS

Definisi

Tuberkulosis kutis ialah penyakit kulit yang disebabkan terutama oleh Mikrobakterium tuberkulosis.

Klasifikasi (Pillsbury 1960).

Tbc Kutis murni/sejati

Tbc Kutis Primer :

- inokulasi tbc primer (tuberculous chancre)

- tbc kutis milliaris

Tbc kutis sekunder :

- skrofuloderma

- tuberkulosis kutis verukosa

- tuberkulosis kutis gumokosa

- tuberkulosis kutis orifisialis

- lupus vulgaris

tuberkulid

bentuk papula

- lupus miliaris diseminatus fasiei – papula murni

- tuberkuloid papulonekrotika—papula dengan nekrosis

- liken skrofulosorum –papula follikuaris/likenoid

bentuk granuloma dan ulseronodulus

eritema induratum -> nodul-nodul/plakat, kemudian ulserati

tuberkulosis kutis sejati berarti kuman penyebab terdapat pada kelainan kulit disertai gambaran

histropatologik yang khas. Tuberkulosis kutis primer berarti kuman masuk pertama kali ke dalam tubuh.

Tuberkulid merupakan reaksi id, yang berarti tidak ditemukan kuman penyebab, tetapi kuman tersebut

terdapat pada tempat lain di dalam tubuh, biasanya di paru. Pada tuberkulid tes tuberkulin memberi

hasil positif.

Patogenesis

Cara infeksi ada 6 macam

- penjalaran langsung ke kulit organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis

misalnya skrofuloderma

Page 54: DERMATOSIS BAKTERIAL

54 | Halaman

- inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisi dari alat dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis,

misalnya tuberkulosis kutis orifisialis

- penjalaran secara hematogen misalnya tuberkulosis kutis miliaris

- penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris

- penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit tuberkulosis, misalnya

lupus vulgaris

- kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi lokalnya telah menurun atau jika ada

kerusakan kulit, contohnya tuberkulosis kutis verukosa

gejala klinik dan diagnosis banding

Inokulasi TBC Primer (Tuberculous Chancre / TBC komplks primer)

Tuberkel basil masuk ke dalam jaringan pada tempat aberasi/luka-luka/laserasi/tempat infeksi piogenik

--- menetap disitu dan berkembang biak. Setelah 2-4 minggu timbul lesi kulit, kemudian terus ke nodi

limfatisi regional dan terjadi limfadenitis TBC.

Manifestasi klinik :

- masa tunas 2-3 minggu

- afek primer : papula, pustula atu ulkus indolen, dinding menggaung, sekitarnya livide.

- Beberapa minggu/bulan setelah afek primer timbul limfangitis dan limfadenitis

- Pada waktu itu reaksi tuberkulin positif

- Afek primer dan limfangitis/limfadenitis membentuk kompleks primer

- Ulkus tersebut dapat mengalami indurasi, oleh karena itu disebut tuberculous chancere

- Predileksi : wajah, ekstremias bawah, membrana mukosa konjungtiva dan lubang mulut

- Lebih muda usia penderitga gejalanya lebih berat

- Pada anak yang berusia lebih tua resistensi lebih tinggi sehingga afek primer mengalami

involusi spontan dan meninggalkan jaringan sikatriks

- Gejala sistemik kadang-kadang tiak ada, tetapi suhu agak naik, kelenjar membesar, terbentuk

abses da perforasi.

Diagnosis banding

- Tuberkulosis kutis verukosa

- Kompleks primer sifilis

- Sporotrikosis

- Proses ulseratif oleh M. Atipis

Tbc kutis milliaris

Page 55: DERMATOSIS BAKTERIAL

55 | Halaman

Merupakan manifestasi pada kulit dari tbc milliaris yang meletus karena penjalaran kekulit dari fokus

dibadan. Reaksi terhadap tuberkulin pada umumnya negatif. Hampir selalu pada bayi/anak. Kelainan

ini amat jarang.

Manifestasi Klinik

Ruam-ruam terdiri dari eritema berbatas tegas, papula, vesikula, pustula, skuama, purpura yang

menyerluruh, terjadi pada semua bagian badan.

Skrofuloderma (Tuberkulosis kutis koliquativa/tuberculous Bumma / Metastatic tuberculous

abscess)

Adalah proses tbc subkutan yang membentuk abses dingin dan kemudian memecah ke kulit di

atasnya.

Manifestasi klinik :

- Umumnya mulai sebagai limfadenitis tbc berupa pembesaran kelenjar getah bening tanpa ada

tanda-tanda radang akut kecuali tumor.

- Mula-mla menyerang beberapa kelenjar, kemudian bertambah banyak dan sebagian

bergabung.

- Terjadi periadenitis kemudian terjadi perlekatan kelenjar dengan sekitarnya

- Kelenjar-kelenjar tersebut mengalami perlunakan tetapi tak serentak sehingga terdapat

bermacam-macam konsistensi; keras, kenyal, lunak (abses dingin) dan abses yang memecah

membentuk fistel yang multipel.

- Muara fistel meluas sehingga terjadi ulkus yangkhas, bentuk memanjang, tak teratur,

sekitarnya merah kebiru-biruan (livid), dinding menggaung, jaringan granulasi tertutup pus

mukopurulen yang bila mengering menjadi krusta kuning.

- Ulkus sembuh spontan menjadi sikatriks yang memanjang tak teratur.

- Kadang-kadang diatas sikatriks terdapat jembatan kulit, bentuk seperti tali yang kedua

ujungnya melekat pada sikatriks sehingga dapat dimasuki sonde.

- Lesi-lesi tersebut seringkali bilateral

- Membrana mukosa jarang terkena

- Pada bentuk kronis semua kelainan tersebut dapat ditemukan, sedangkan pada bentuk akut,

sikatriks dan jembatan kulit belum terbentuk

Diagnosis banding

Di daerah leher : limfosarkoma / limfoma maligna

Page 56: DERMATOSIS BAKTERIAL

56 | Halaman

Di daerah ketiak : hidradenitis supurativa, infeksi piokokus pada kelenjar apokrin

Di daerah paha : LGV

Tbc kutis verukosa

Adalah bentuk verukosa tbc kutis pada individu yang peka dan sebelumnya terinfektir oleh reinfeksi

eksogen M. Tbc. Manifestasi klinik :

- Khas pada umumnya berbentuk bulan sabit karena penjalaran serpiginosa

- Ruam terdiri dari papula-papula lentikuler atau tuber-tuber pada kulit yang eritematosa. Pada

bagian cekung terdapat sikatriks.

- Penjalaran dapat juga keperifersehingga terbentuk sikatriks ditengah.

- Lesi-lesi tersebut asimtomatik, lazimnya lesi-lesi tersebut soliter. Pada umumnya tak mengenai

nodi limfatisi.

Diagnosis banding

Blastomikosis

Kromomikosis

Liken planus hipertrofikus

Tbc kutis gummosa

Manifestasi klinik

- Kelainan kulit berupa infiltrat, nodul eritematosa, keras tunggal atau multipel berbatas tegas

yang menahun, kemudian melunak dan bersifat destruktif.

- Lesi-lesi serupa dapat tumbuh sepanjang aliran limfe

- Predileksi pada ekstremitas, jarang pada tubuh

Diagnosis banding : sifilis, frambusia, mikosis profunda

Tbc kutis orifisialis (tbc kutis ulserosa)

Adalah tbc membrana mukosa dan kulit orifisium karena autoinokulasi mikobakteri dari tbc organ dalam

yang progresif. Manifestasi klinik :

- Lokasi sekitar orifisium.

Pada tbc paru dapat terjadi ulkus di mulut/bibir/sekitarnya

Pada tbc saluran penernaan, ulkus disekitar anus

Pada tbc saluran kemih, ulkus pada alat genital

- Ulkus berdinding tergaung dan sekitarnya livid

Page 57: DERMATOSIS BAKTERIAL

57 | Halaman

- Dasar ulkus pada umumnya dilapisi material pseudomembran dan kadang-kadang

memperlihatkan tuberkel kekuningan yang multipel

- Lesi mungkin tunggal / multipel dan amat nyeri

Diagnosis banding

Lesi sifilis

Ulkus aftosa

karsinoma

lupus vulgaris (tbc kutis luposa)

adalah bentuk progersif dan kronis dari tbc kutis yang terjadi karena infeksi pos primer pad aorang

dengan derajat kepekaan/sensitivitas tuberkulin yang tinggi. Manifestasi klinis :

- Predilleksi pada wajah

- Berupa infiltrat eritematosa merah coklat yang berubah jadi kuning dengan penekanan (apple

jelly colour)

- Dapat merusak tulang rawan, menyebabkan deformitas pada stadium lanjut

- Pada kelainan kulit yang lama, terjadi sikatriks yang atrofik berwarna pucat ditengah

Diagnosis banding

Sarkoidosis

Limfositoma kutis

LED

MH

Blastomikosis

Lupus miliaris diseminatus fasiei

Adalah erupsi papuler pada wajah, kronis, berakhir dengan involusi spontan. Manifestasi klinis :

- Predileksi : wajah. Ruam berupa papula-papula bulat, biasanya diameter tak melebihi 5 mm,

eritematosa, kemudian meninggalkan sikatriks

- Pada diaskopi memberi gambaran apple jelly colour

Diagnosis banding

Akne vulgaris

Akne rosasea

Sarkoidosis bentuk mikropapuler

Page 58: DERMATOSIS BAKTERIAL

58 | Halaman

Tuberkulid papulonekrotikia

Adalah erupsi simetris papula nekrotik yang berkelompok-kelomopk dan sembuh dengan pembentukan

parut. Manifestasi klinik :

- Predileksi pada anggota badan bagian ekstensor, wajah, badan

- Kecuali berbentuk papulonekrotika, juga dapat berbentuk papulopustulosa

- Mula-mula terdapat papula eritematosa yang timbul bergelombang, membesar perlahan-lahan

dan kemudian menjadi pustula, memecah menjadi krusta dan membentuk jaringan nekrotik

dalam waktu 8 minggu, menyembuh dan meninggalkan sikatriks.

Diagnosis bandingvaskulitis lekositoklastik

Liken urtikatus

Prurigo

SII

Liken skrofulosorum

Adalah erupsi likenoid dari papula-papula amat kecil yang terjadi pada anak-anak tbc. Manifestasi klinik

:

- Predileksi dada, perut, punggung, sakrum

- Kelainan kulit terdiri dari beberapa papula millier, warna dapat menyerupai dengan kulit sekitar

atau eritematosa.

- Mula-mula tersusun sendiri-sendiri kemudian berkelompok tersusun sirsiner, kadang-kadang

disekitarnya terdapat skuama halus.

- Erupsi tersebut asimtomatik

Diagnosis banding

Liken planus

SII likenoid

Dermatitis seboroik

Eritema indurativum bazin

Adalah kelainan noduler dan ulseratif rekuren kronis kaki bawah wanita. Manifestasi klinik :

- Predileksi pada ekstremitas bawah bagian fleksor

- Kelainan kulit berupa eritema dan nodus-nodus indolen

- Terjadi supurasi dan membentuk ulkus

- Terjadi regeresi dan terbentuk atrofi sebagai lekukan-lekukan

Penunjuang diagnosis TBC kutis

Page 59: DERMATOSIS BAKTERIAL

59 | Halaman

- Laju endap darah meninggi, tetapi ini lebih penting untuk evaluasi pengobatan daripada

membantu diagnosis

- Pemeriksaan bakteriologik terutama untuk menentukan etiologi. Untuk membantu diagnosis,

kurang berarti karena perlu waktu lama dan pada pembiakan ± 21,7% yang positif

- Pemeriksaan histopatologi

- Pada anak-anak tes tuberkulin mempunyai manfaat. Bila positif berarti pernah atau sedang

menderita TBC.

Pengobatan TBC kutis

Prinsip pengobatan tuberkulosis kutis sama dengan pengobatan tbc paru-paru.

- Teratur sesuai bagan terapi yang tepat, sehingga tak terjadi resistensi

- Obat antibuterkulosis harus dipakai dalam kombinasi sehingga tak terjadi resistensi

- Perbaikan keadaan umum

- Bila klinik sembuh, lanjutkan terapi 6 bulan lagi untuk mencegah residif

Obat anti TBC (OAT) : bakterisid : INH, rifampisin, pirazynamid.

Bakteriostatik : Streptomisin, PAS

OAT I (baku : INH, Streptomisin, PAS, Etambutol

OAT II (cadangan) rifampisin, kanamisin, protionamid, pirasinamid.

Nama obat Dosis Cara pemberian Efek samping utama

Obat baku

INH 5-10 mg/kgBB Oral dosis tunggal Neuritis perifer bila dosis >

400 mg/hari

Streptomisin 25 mg/kgBB Injeksi Gangguan NVIII

PAS 200 mg/kgBB Oral dosis terbagi Merangsang lambung

Etambutol 25 mg/kgBBbulan I/II,

kemudian 15 mg/kgBB

Oral dosis tungal Gangguan NII

Obat cadangan

Rifampisin 10 mg/kg BB A.C Oral, dosis tunggal Gangguan hepar

Kanamisin 25 mg/kgBB Injeksi Gangguan NVIII

Protionamid Dewasa/hari < 500 mg Oral, dosis tunggal Gangguan lambung dan

hepar

Pirasinamid 20-35 mg/kgBB Oral dosis terbagi Gangguan hepar

Cara pengobatan kutis ada 2 macam :

- Dimulai dengan 2 obat, bila setelah 1 bulan tak sembuh/perbaikan ditambah obat ke 3

- Sejak awal dimulai 3 obat

Bagan terapi menurut yang paling poten :

Page 60: DERMATOSIS BAKTERIAL

60 | Halaman

1. INH + Rifampisin

2. INH + Streptomisin

3. INH + Etambutol

4. INH + PAS

Kombinasi obat yang lazim dipakai

1. INH + Rifampisin + Etambutol

2. INH + Streptomisin + Etambutol

3. INH + Streptomisin + PAS

Prognosis

Pada umumnya selama pengobatan memenuhi syarat, prognosisnya baik.

Page 61: DERMATOSIS BAKTERIAL

61 | Halaman

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Arnold N. Weinberg and Morton N. Swartz : Infections due to gram positive bacteria. In :

Thomas B. Fitzpatrick et all. Dermatology in General Medicine; Third edition, pp. 2100-2121 ;

Mc. Graw – Hill Book, New York, etc. 1987.

2. Donald P. Lookingbill. MD, James G. Marks, Jr. MD : Principles of Dermatology; W.B.

Saunders Company, Philadelphia, etc. 1986: 155-68.

3. Howard I. Maibach, Raza Aly, and William Noble: Bacterial In : Samul L.Moschella, Harry J.

Hurley; Dermatology; second edition, pp. 599-642; W.B. Saunders Company, Philadelphia, etc.

1985.

4. SOB Robert & Allan S. Highet: acterial Infection. In : Arthur Rook et. All. Textbook of

Dermatology; Fourth edition, pp. 725-790; Blacwell Scientific Publication. Oxford, etc. 1986.

5. Theodor Nasemann, Wolhard Saurbrey, Walter H.C. Burgdorf Fundamental of Dermatology.

Pp. 45-58: Springer-verlag. New York, Heidelberg, Berlin, 1983.

6. Roger Finch: Infeksi Jaringan lunak dan kulit : The honest, January 23, 1988; hal 164-67.

7. Kabulrachman dan Subakir : Aspek Mikrobiologi beberapa penyakit kulit dan PHS. Semarang,

1985.

8. Moschella, S.L., Hurley, H.J.: 1985, Dermatology, 2nd ed., W.B. Saunders Co., Philadelphia.

464-7, 921-46.

9. Rook, A, et al: Textbook of Dermatology, vol. 1, 2nd ed., Oxford. Scientific Publication, 1986.

367, 724-90.

10. Sri Adi Sularsito, Retno Widowati Soebaryo dan Kuswaji : Dermatologi praktis, Jakarta, 1986;

8-11.

11. Adhi Djuanda : Pioderma Dalam Djuanda A (ed). Ilmu Penyakit kulit dan kelamin Ed. 1 Jakarta:

FKUI, 1987: 47-53.

12. Idjaja U. Hasan HA, Wongsoredjo S. Dkk : buku Pedoman Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.

Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSPAD Gatot Subroto, 1984 : 33-55.

13. Kabulrachman : Pioderma : Klinis dan pengobatannya. Dalam : Kumpulan Makalah Ilmiah.

Simposium Penyakit infeksi kulit oleh bakteri dan jamur. Perkumpulan Ahli Dermato-

venereologi Indonesia. Jakarta, 1986: 18-25.

14. Hurwitz s., ed. Clinical pediatric dermatology, Philadelphia : WB. Saunders Co. 1981 : 214-37.

15. Domonkos AN, Arnold Jr. HL, Odom RB Andrew’s Diseases of the skin. 7th ed. Philadelphia.

WB. Saunders Co. 1982: 201-1047.

Page 62: DERMATOSIS BAKTERIAL

62 | Halaman

16. Swartz MN. Weinberg AN.: Infection due to gram-positive bacteria. In : Fitzpatrick TB, Eisen

AZ, Wolff K, Freedberg IM, Austen KF eds. Dermatology in general medicine. Vol. 2 3th ed.

New York : Mc Graw –Hill Book Co, 1987: 2100-21.

17. Hamzah M. Hemangioma. Dalam : Djuanda A, Djuanda S, Hamzah M, Aisah S eds. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin edisi pertama. Jakarta : Fakultas kdokteran Universitas Indonesia,

1987 ; 758-69.

18. Suyoto : ulkus Tropikum, Simposium Penyakit infeksi kulit oleh bakteri dan jamur, Jakarta

1986.

19. Hendratno Ganda dan Kabulrachman : Frambusia, suatu laporan kasus dan beberapa aspek-

aspeknya dalam kumpulan naskah ilmiah Lab/UPF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK

UNDIP/RS Dr. Kariadi Semarang.

20. Natahusada E.C.: Frambusia dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin : Ed. 1 FKUI 1987, hal

109-10.

21. M. Soedarto dan Encep Kusnandar : Frambusia dalam Simposium penyakit infeksi kulit oleh

bakteri dan jamur, Jakarta, 1986, Hal 29-31.

22. Sro Djoko Susanto : Frambusia, kumpulan kuliah ilmu penyakit kulit dan kelamin 1988 FK

UNDIP Semarang.

23. Djuanda A.: Kumpulan makalah ilmiah simposium penyakit infeksi kulit oleh bakteri dan jamur,

jakarta 1986.

24. Pillbury DM. Shelley WB. Kligman AM.: Dermatology, Philadelphia : WB Saunders Co. 1960.

516-29.

25. Radix W.: Tuberkulosa kutis : kumpulan karya ilmiah Lab / UPF Ilmu Penyakit kulit dan Kelamin

RSDK / FK UNDIP.

26. SOB Roberts & Arthur Rook: Bacterial Infections : Text Book of Dermatology. Third Edition :

Blackwell Scientific Publication; Oxford. Etc. 1979. Hal 541-45.