8
DERMATOFITOSIS BATASAN Dermatofitosis ( = Tinea, Ringworm) adalah infeksi jamur dermatofit (spesies Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton) yang menyerang epidermis bagian superfisialis (stratum korneum), kuku dan rambut GEJALA KLINIS Ada 9 bentuk : Tinea kapitis, Tinea favosa (tidak ada di Indonesia), Tinea korporis, Tinea imbrikata, Tinea kruris, Tinea unguium, Tinea pedis, Tinea manuum dan Tinea barbae ( jarang ditemukan lagi) TINEA KAPITIS Infeksi dermatofit pada kepala, alis dan bulu mata Umumnya pada anak-anak. 1.Infeksi ektothrik : Miselium menjadi arthrokonidia disekitar batang rambut / bawah kutikula dan destruksi kutikula. Ada 2 bentuk : a. Gray patch (antropofilik : M. ferrugineum ) Berskuama, disertai radang ringan, gatal ringan/sangat, rambut keabuan, kusut, rapuh terpotong beberapa milimeter diatas kepala alopesia, lampu Wood (+) hijau terang b. Kerion ( Zoofilik ) a)Karena M. canis Keradangan berat, lampu Wood (+) hijau terang b) Karena T. mentagrophytes dan T. verrucosum Kerion celsi (+), nyeri, rambut mudah putus,lampu Wood (-) 2. Infeksi endothrik : Miselium menjadi arthokonidia didalam batang rambut, selalu antropofilik ( T.violaceum ), lesi mutipel, banyak, terpencar, tidak semua rambut di lesi terkena alopesia. Black dot : rambut putus tepat di orifisium folikel rambut, kronis dapat sampai dewasa, lampu Wood : (-) TINEA KORPORIS Infeksi dermatofit pada kulit halus (glabrous skin) 2 bentuk tersering : bentuk annular dan bentuk iris Makula eritematus berbatas jelas, tepi polisiklis, aktif ( meninggi, ada papul, vesikel, meluas ), sembuh ditengah ( central healing ) tertutup skuama. TINEA IMBRIKATA Bentuk tinea korporis karena T. concentricum dan terdapatnya terbatas di daerah tertentu (pulau Pasifik, Asia tenggara, Amerika tengah dan selatan). Khas : polisiklik, makula papulo skuamous, tersusun cincin yang konsentris, meluas ke seluruh badan, stratum korneum

DERMATOMIKOSIS.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DERMATOMIKOSIS.doc

DERMATOFITOSIS

BATASANDermatofitosis ( = Tinea, Ringworm) adalah infeksi jamur dermatofit (spesies Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton) yang menyerang epidermis bagian superfisialis (stratum korneum), kuku dan rambut

GEJALA KLINISAda 9 bentuk :Tinea kapitis, Tinea favosa (tidak ada di Indonesia), Tinea korporis, Tinea imbrikata, Tinea kruris, Tinea unguium, Tinea pedis, Tinea manuum dan Tinea barbae ( jarang ditemukan lagi)

TINEA KAPITISInfeksi dermatofit pada kepala, alis dan bulu mataUmumnya pada anak-anak.1. Infeksi ektothrik : Miselium menjadi arthrokonidia disekitar batang rambut / bawah kutikula dan

destruksi kutikula.Ada 2 bentuk :a. Gray patch (antropofilik : M. ferrugineum )

Berskuama, disertai radang ringan, gatal ringan/sangat, rambut keabuan, kusut, rapuh terpotong beberapa milimeter diatas kepala alopesia, lampu Wood (+) hijau terang

b. Kerion ( Zoofilik )a) Karena M. canis

Keradangan berat, lampu Wood (+) hijau terangb) Karena T. mentagrophytes dan T. verrucosum

Kerion celsi (+), nyeri, rambut mudah putus,lampu Wood (-)2. Infeksi endothrik : Miselium menjadi arthokonidia didalam batang rambut, selalu antropofilik

( T.violaceum ), lesi mutipel, banyak, terpencar, tidak semua rambut di lesi terkena alopesia. Black dot : rambut putus tepat di orifisium folikel rambut, kronis dapat sampai dewasa, lampu Wood : (-)

TINEA KORPORISInfeksi dermatofit pada kulit halus (glabrous skin)2 bentuk tersering : bentuk annular dan bentuk irisMakula eritematus berbatas jelas, tepi polisiklis, aktif ( meninggi, ada papul, vesikel, meluas ), sembuh ditengah ( central healing ) tertutup skuama.

TINEA IMBRIKATABentuk tinea korporis karena T. concentricum dan terdapatnya terbatas di daerah tertentu (pulau Pasifik, Asia tenggara, Amerika tengah dan selatan). Khas : polisiklik, makula papulo skuamous, tersusun cincin yang konsentris, meluas ke seluruh badan, stratum korneum terlepas dan tepi bebasnya menghadap tengah. Kepekaan T. concentricum dipengaruhi gen autosomal resesif

TINEA KRURISAdalah infeksi dermatofit pada sela paha, perinium dan daerah perianal dapat meluas ke daerah gluteus dan pubis, efloresensi = Tinea korporis, bilateral tetapi tidak simetris, paha dimana sisi skrotum yang lebih turun lesinya lebih luas. Skrotum dan penis tidak terkena, skrotum sebagai reservoir kambuh-kambuhan.

TINEA UNGUIUMadalah invasi dermatofit ke lempeng kuku. (lihat bab Onikomikosis).

TINEA PEDISadalah infeksi dermatofit pada kaki, mengenai sela jari kaki dan telapak kaki1. Intertriginosa kronis : bentuk tersering.

Page 2: DERMATOMIKOSIS.doc

Kulit mengelupas, maserasi dan pecah-pecah, tersering pada antara jari kaki IV & V dan III & IV, tertutup epidermis dan debris mati, putih, maserasi, meluas ke telapak kaki, tumit & dorsum pedis, khas hiperhidrosis dan bau khas tidak enak

2. Bentuk hiperkeratotik papuloskuamosa kronisKhas daerah kulit merah muda, tertutup skuama putih keperakan, bilateral, berupa bercak-bercak. Moccasin foot : bila mengenai seluruh kaki

3. Bentuk vesikularKhas lesi vesikel, vesikulo pustula dan dapat bula, jarang pada tumit dan daerah depan, sepeti erisipelas, sering + reaksi id

4. Bentuk ulseratif akutProses eksematoid vesikulopustula dan penyebaran cepat, disertai infeksi sekunder bakteri

TINEA MANUMadalah infeksi dermatofit pada daerah interdigitalis, permukaan palmar dan dorsum manus. Bentuk tersering adalah Hiperkeratosis difusa. Unilateral, dapat disertai 1 atau 2 kaki terkena (Tinea pedis), kuku tidak / dapat terkena

TINEA INKOGNITOInfeksi dermatofit yang berubah karena kortikosteroid sistemik atau topikal yang diberikan karena kelainan yang telah ada atau salah diagnosis tinea.

DIAGNOSIS1. Anamnesis dan gejala klinis khas2. Laboratorium :

2.1. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10-20% / dapat + tinta Parker2.2. Kultur

Dengan media :Sabouraud's Dextrose Agar (SDA) + khloramfenikol + sikloheksamid (Actidion) : Mycobiotik - Mycosel, tumbuh rata-rata 10-14 hari

2.3. Pemeriksaan lampu Wood Pada Tinea kapitisFluoresensi positif : warna hijau terang spesies MicrosporumFluoresensi negatif : karena spesies Trichopyton atau memang bukan karena Tinea kapitis ( Tinea favosa yang disebabkan oleh Trichophyton schonleinii memberi warna fluoresensi warna hijau tua, tetapi jamur ini tidak ada di Indonesia sehingga kasusnya tidak ada)

DIAGNOSIS BANDINGTergantung lokasi kelainannyaDermatitis, Pyoderma, Kandidiasis, Erythema anulare sentrifugum, Erythema intertrigo, Morbus Hansen MB, Psoriasis vulgaris, Pityriasis rosea, Alopesia, Trichotillomania, Onikholisis, Distrofik unguium

PENYULITTergantung lokasi yang terkenaInfeksi sekunder, Alopesia, Reaksi id, Kekambuhan, Hiperpigmentasi

PENATALAKSANAAN1. Lesi basah / infeksi sekunder

1.1. Kompres sol sodium khlorida 0,9% 3-5 hari1.2. Antibiotika oral 5-7 hari

2. Obat topikal2.1. Indikasi

Lesi tidak luas pada Tinea korporis, Tinea kruris, Tinea manuum dan Tinea pedis ringan2.2. Obat

2.2.1. Salep Whitfield 2x /hari (=AAV I/Half Strengh Whitfield ointment)(=AAV I asidum salisilikum 3% + asidum bensoikum 6%)

Page 3: DERMATOMIKOSIS.doc

(dapat AAV II asidum salisilikum 6% + asidum bensoikum 12%) 2.2.2. Salep 2-4 / 3-10. 2x /hari

( asidum salisilikum 2-3% + sulfur presipitatum 4-10% ) 2.2.3. Mikonasol 2x /hari

Pengobatan umumnya minimal selama 3 minggu (2 minggu sesudah KOH negatif /klinis membaik), untuk mencegah kekambuhan pada obat fungistatik

3. Obat oral3.1. Indikasi :

3.1.1. Tinea kapitis, Tinea imbrikata, Tinea unguium dan Tinea barbae3.1.2. Tinea korporis / kruris / pedis / manuum yang berat / luas / sering kambuh / tidak

sembuh dengan obat topikal / mengenai daerah berambut.3.2. Cara

3.2.1. Tergantung obat oral yang dipakai, lokasi dan penyebab3.2.2. Lamanya

a. Obat fungistatik : 2-4 minggub. Obat fungisidal : 1-2 minggu

3.3. Obat oral3.3.1. Griseofulvin

anak : 10 mg/kgBB/hari ( microsize )5,5 mg/kgBB/hari (ultra microsize)

dewasa : 500-1000 mg/hari3.3.2. Ketokonasol

anak : 3-6 mg/kgBB/haridewasa : 1 tablet ( 200mg )/hari

3.3.3. Itrakonasolanak : 3-5 mg/kgBB/haridewasa : 1 kapsul ( 100mg )/hari

3.3.4. Terbinafinanak : 3-6 mg/kgBB/hari10-20kg : 62,5 mg (1/4 tablet)/hari20-40kg : 125 mg (1/2 tablet )/haridewasa : 1 tablet ( 250mg )/hari

4. Keadaan khusus4.1. Tinea kapitis

4.1.1. Obat orala. Griseofulvin ( gold standard ), 6-12 minggu

20 mg/kgBB/hari (microsize)15 mg/kgBB/hari (ultra microsize)

4.1.2. Ajuvana. Shampo selenium sulfid 1-1,8%b. Shampo ketokonasol 1-2 % 2 - 3x / mingguc. Rambut tidak perlu dipotong/dicukur

4.2. Tinea unguium4.2.1. Obat topikal

a. Indikasia) SWO, dikerok dulub) DLSO terbatas pd kurang 2/3 bagian distal ( terbaik 1/3 bagian distal ) dan yg

terkena tak lebih dari 3 kukuc) Kombinasi obat orald) Pencegahan kambuh

b. Macam obat topikala) Ciclopirox 8% lacquer

- 1 x / minggu 6 bulan, atau

Page 4: DERMATOMIKOSIS.doc

- Bulan I : 3 x / mingguBulan II : 2 x / mingguBulan III : 1 x / minggu

4.2.2. Obat orala. Terbinafin : 1 tablet / hari

tangan : 6-8 minggu, kaki : 12-16 minggub. Itrakonasol

a) 2 kapsul / haritangan : 6 minggu, kaki: 12 minggu

b) Terapi denyut (pulse treatment)Pemberian obat dengan dosis tinggi dalam waktu singkat sehingga menimbulkan efek fungisidal sekunder karena terjadi fungitoksik. Penderita akan lebih patuh dan tidak sering lupa kesembuhan lebih baik dan kekambuhan jarang terjadiPada itrakonasola. Tinea unguium

400mg (2x2 kapsul)/hari untuk 1 mingguistirahat 3 minggu / siklus- kuku tangan : 2 siklus- kuku kaki : 3-4 siklus

4.2.3. Bedah kukua. Curettage

a) SWOb) Subungual debris, mengurangi beban kuku yang harus diobati oral

b. Pencabutan kuku tak dilakukan

PITIRIASIS VERSIKOLOR

Page 5: DERMATOMIKOSIS.doc

BATASANPitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisialis kronik, asimtomatik menyerang lapisan stratum korneum dan disebabkan oleh Malassezia furfur

GAMBARAN KLINIS

1. Gatal bila berkeringat

2. Lokasi lesi pada umumnya terdapat pada badan (dada, punggung), leher, lengan atas, selangkang, Bisa ditemukan pada daerah lain termasuk muka.

3. Terdapat 3 bentuk lesi :

a. Makular : Soliter dan biasanya saling bertemu (koalesen) dan tertutup skuama

b. Papuler : Bulat kecil-kecil perifolikuler, sekitar folikel rambut dan tertutup skuama

c. Campuran lesi makular dan papular

4. Warna lesi bervariasi : putih (lesi dini) kemerahan, coklat dan kehitaman (lesi lama) Bentuk kronis akan didapatkan bermacam warna.

5. Selesai terapi biasanya didapatkan depigmentasi residual tanpa skuama di atasnya yang akan menetap dalam beberapa bulan sebelum kembali normal.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. larutan KOH 20% atau campuran 9 bagian KOH 20% dengan 1 bagian tinta Parker blueblack superchrome

Hasil positif : hifa pendek, lurus, bengkok (seperti huruf i,v,j) dan gerombolan spora buddding yeast yang berbentuk bulat mirip seperti sphaghetti with meatballs.

Hasil negatif : bila tidak ada lagi hifa, maka berarti bukan Pitiriasis versikolor walaupun ada spora.

2. Lampu Wood

Hasilnya positif apabila terlihat fluoresensi berwarna kuning emas pada lesi tersebut.

DIAGNOSIS

1. Gambaran klinis yang khas

2. Pemeriksaan sedian langsung kerokan kulit dengan KOH 20%

3. Pemeriksaan fluoresensi lesi kulit dengan lampu Wood

DIAGNOSIS BANDING

1. Diagnosis banding Pitiriasis versikolor dengan lesi hiperpigmentasi yaitu : Pitiriasis Rosea, Eritrasma, Dermatitis Seboroika, Tinea Korporis

2. Diagnosis banding Pitiriasis versikolor dengan lesi hipopigmentasi yaitu : Pitiriasis Alba, Vitiligo, Morbus Hansen tipe Tuberkuloid, Hipopigmentasi Paska Inflamasi

PENATALAKSANAAN

A. Obat topikal (digunakan bila lesi tidak terlalu luas)

1. Krim Mikonasol 2%, dioleskan 2 kali sehari selama 3 – 4 minggu untuk lesi di muka dan badan yang tidak luas.

Page 6: DERMATOMIKOSIS.doc

2. Solusio Natrium Tiosulfas 25 %, dioleskan 2 kali sehari selama 2 minggu (kurang dianjurkan oleh karena bisa menyebabkan iritasi, berbau tidak enak dan tidak boleh untuk daerah wajah dan leher).

3. Krim Tretinoin 0,05% - 0,1% untuk lesi hiperpigmentasi dioleskan 2 kali sehari selama 2 minggu.

4. Shampo Ketokonasol 1 – 2 % dioleskan pada lesi selama 10 - 15 menit sebelum mandi 2 kali seminggu selama 2 – 4 minggu.

5. Larutan propilen glikol 50% dalam air dioleskan seluruh tubuh 2 x sehari selama 2 minggu. Merupakan sediaan yang murah, efektif, kosmetik bagus, memberikan hasil bagus dan sangat kecil efek iritasi kulitnya.

B. Obat sistemik (digunakan bila lesi luas, resisten terhadap obat topikal, sering kambuh)

1. Ketokonazol :

Dosis anak-anak : 3,3 – 6,6 mg/kgBB/hari.Dosis dewasa : 200 mg/hari. Diberikan sekali sehari sesudah makan pagi.Lama pemberian : 10 hari