6
DERMATITIS SEBORRHEIC PENDAHULUAN Dermatitis seboroik adalah dermatosis papuloskuamosa kronik yang mudah dikenali. Penyakit ini sering mengenai bayi dan dewasa dan sering berhubungan dengan peningkatan produksi sebum (seborea) kulit kepala dan area muka dan batang tubuh yang banyak folikel sebasea. Kulit yang terkena berwarna merah muda, edem, dan tertutup oleh krusta kuning-kecoklatan dan krusta. Penyakit ini bervariasi dari ringan sampai berat, termasuk psoriasiform atau pityriasiform dan eritroderma. 1 ETIOLOGI DAN PATOGENESIS Walau terdapat banyak teori yang dikemukakan, penyebab dermatitis seboroik tidak diketahui. 1 SEBOREA Seborea berhubungan dengan penampilan kulit berminyak (seborea oleosa), walaupun peningkatan produksi sebum tidak selalu dapat dideteksi pada pasien ini. Tingginya angka kejadian dermatitis seborea pada bayi baru lahir sebanding dengan ukuran dan aktivitas kelenjar sebasea. Bayi baru lahir memiliki kelenjar sebasea yang besar dengan sekresi sebum yang banyak sama seperti pada dewasa. 1 Predileksi pada muka, telinga, kulit kepala dan bagian atas batang tubuh merupakan area yang banyak folikel sebasea. Pada pasien dengan dermatitis seborea, kelenjar sebasea seringkali tampak berukuran besar pada potongan cross-sectional histologi. Pada suatu studi, lemak pada permukaan kulit tidak meningkat, tetapi komposisi lemak dikarakterisasikan oleh peningkatan proporsi kolesterol, trigliserida, dan paraffin, dan penurunan squalene, asam lemak bebas dan wax esters. Dermatitis seboroik sering pada pasien dengan Parkinson dan kelainan neurologic lainnya, dimana produksi sebum meningkat. Hal yang sama, setelah penurunan produksi sebum yang diinduksi oleh levodopa dan promestriene, dermatitis seboroik dapat terjadi. 1 EFEK MIKROBA

Dermatitis Seborrheic New

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dermatitis seboroik

Citation preview

Page 1: Dermatitis Seborrheic New

DERMATITIS SEBORRHEIC

PENDAHULUAN

Dermatitis seboroik adalah dermatosis papuloskuamosa kronik yang mudah dikenali. Penyakit ini sering mengenai bayi dan dewasa dan sering berhubungan dengan peningkatan produksi sebum (seborea) kulit kepala dan area muka dan batang tubuh yang banyak folikel sebasea. Kulit yang terkena berwarna merah muda, edem, dan tertutup oleh krusta kuning-kecoklatan dan krusta. Penyakit ini bervariasi dari ringan sampai berat, termasuk psoriasiform atau pityriasiform dan eritroderma.1

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Walau terdapat banyak teori yang dikemukakan, penyebab dermatitis seboroik tidak diketahui. 1

SEBOREA

Seborea berhubungan dengan penampilan kulit berminyak (seborea oleosa), walaupun peningkatan produksi sebum tidak selalu dapat dideteksi pada pasien ini. Tingginya angka kejadian dermatitis seborea pada bayi baru lahir sebanding dengan ukuran dan aktivitas kelenjar sebasea. Bayi baru lahir memiliki kelenjar sebasea yang besar dengan sekresi sebum yang banyak sama seperti pada dewasa.1

Predileksi pada muka, telinga, kulit kepala dan bagian atas batang tubuh merupakan area yang banyak folikel sebasea. Pada pasien dengan dermatitis seborea, kelenjar sebasea seringkali tampak berukuran besar pada potongan cross-sectional histologi. Pada suatu studi, lemak pada permukaan kulit tidak meningkat, tetapi komposisi lemak dikarakterisasikan oleh peningkatan proporsi kolesterol, trigliserida, dan paraffin, dan penurunan squalene, asam lemak bebas dan wax esters. Dermatitis seboroik sering pada pasien dengan Parkinson dan kelainan neurologic lainnya, dimana produksi sebum meningkat. Hal yang sama, setelah penurunan produksi sebum yang diinduksi oleh levodopa dan promestriene, dermatitis seboroik dapat terjadi. 1

EFEK MIKROBA

Malassezia furfur (Pityrosporum) terdapat banyak pada kulit normal (504,000 organisme/ cm2) dibandingkan pada orang dengan orang dengan ketombe (922,000) dan 665,000 pada orang dengan seboroik dermatitis. Membersihkan dermatitis dengan selenium sulfide, dilanjutkan dengan supresi oleh M.furfur dengan amfoterisin B topical menyebabkan relaps pada kulit kepala yang terinflamasi. Pertumbuhan berlebih M.furfur menyebabkan inflamasi dengan pengenalan produk metabolic ke dalam epidermis atau sebagai hasil adanya sel ragi pada permukaan kulit. Mekanisme inflamasi dicurigai terjadi melalui aktivasi sel Langerhans dan limfosit T oleh Malassezia atau produknya. Ketika M.furfur kontak dengan serum, hal ini dapat mengaktifkan sistem komplemen secara langsung atau melalui jalur alternative, dan dapat berperan dalam proses inflamasi. 1

Page 2: Dermatitis Seborrheic New

PENYEBAB LAIN 1

1. OBAT-OBATAN Obat-obatan seperti arsen, emas, metildopa, simetidin, dan neuroleptic

dapat mencetuskan lesi seperti dermatitis seboroik.2. ABNORMALITAS NEUROTRANSMITTER

Kelainan-kelainan neurologi seperti Parkinson pascaencephalitis, epilepsy, cedera supraorbital, paralisis wajah, cedera unilateral ganglion trigeminus, poliomyelitis, syringomyelia, dan quadriplegia. Stress emosional dapat mencetuskan penyakit.

3. FAKTOR FISIK Dermatitis seboroik pada muka terdapat pada 8 persen dari 347 pasien

psoriasis yang mendapat terapi sinar UVA dan terjadi dalam wakti 2 minggu setelah terapi dimulai. Hal ini dapat dicegah dengan penggunaan masker selama iradiasi.

4. PROLIFERASI EPIDERMIS ABERAN Proliferasi epidermis meningkat seperti pada psoriasis, hal ini menjelaskan

mengapa terapi sitostatik dapat memperbaiki kondisi.5. KELAINAN NUTRISI6. FAKTOR GENETIK

DERMATITIS SEBOROIK PADA DEWASA1

Seborea , skuama, kemerahan ringan dan pruritus kulit kepala, alis mata, dan lipatan nasolabial dan area retroaurikular, dan bagian sternum dan bahu.

Ketombe putih yang terlihat merupakan bentuk ringan dari seboroik dermatitis, dan disebut sebagai pityriasis sicca

Predileksi yang tersering : kulit kepala, dahi, bagian dalam alis mata, glabella dan lipatan nasolabial, lipatan retroaurikular, dan kanalis aurikularis eksterna, daerah berbentuk-V pada dada dan punggung.

Predileksi yang jarang : leher, axilla, regio submammae, umbilikusi, lipatangenitokrural.

TEMUAN KLINIS 1

Lesi kulit dikarakterisasikan berwarna kuning, eritema ringan sampai berat, infiltrat inflamasi ringan, dan skuama tebal berminyak dan berkrusta atau juga disebut pityriasis steatoides.

Pruritus

Page 3: Dermatitis Seborrheic New

Dermatitis seboroik pada lipatan nasolabial, pipi , hidung, dan alis mata (kiri) dan pada dahi dan regio centrofacial (kanan)

TREATMENT 1

Agen anti-inflamasi dan, jika diindikasikan antimikroba dan antifungal dapat diberikan

o KULIT KEPALA Shampoo selenium sulfide 1% atau 2,5% , imidazole ( ketokonazol

2%), zinc pyrithione, benzoyl peroxide, asam salisilat, coal, atau juniper tar

Krusta dan skuama dibersihkan dengan penggunaan glukokortikoid atau asam salisilat dalam sediaan larut air.

Jika pengobatan topical tidak berhasil dapat diberikan kortikosteroid topical (prednisolone 0,5 mg/kgBB/hari selama 1 minggu), dikombinasikan dengan pengobatan topical.

o WAJAH DAN BATANG TUBUH Glukokortikoid potensi rendah ( hidrokortisone 1%) Jika digunakan dalam jangka panjang rebound

phenomenon,rosacea steroid, dan dermatitis perioral.o OTITIS EKSTERNA SEBOROIK

Glukokortikosteroid potensi rendah dalam bentuk creat atau ointment

Jika sudah terkontrol penggunaan kortikosteroid dihentikan diberikan sediaan yang mengandung aluminium asetat yang digunakan sekali atau dua kali sehari untuk pemeliharaan, aluminium asetat berperan sebagai agen pengering dan mengurangi flora microbial.

Page 4: Dermatitis Seborrheic New

o BLEFARITIS SEBOROIK Kompres hangat dan debridement menggunakan cotton-bud dan

shampoo bayi satu atau dua kali sehari. Dalam kasus yang berat diberikan antibiotic topical seperti

sulfasetamid sodium Jika terdapat Demodex folliculorum obat antiparasit seperti

krotamiton, permethrin, atau benzyl benzoate

ANTIFUNGAL o Topical imdazol ( ekpitrakonazol, mikonazol, flukonazol, ekonazol,

bifokonazol, klimbazol, siklopiroks, siklopiroksolamino Ketokonazol 2% krim efektivitasnya sama dengan glukokortikoid krim

METRONIDAZOLEo Metronidazole krim 1% atau 2% atau gel 7,5% digunakan 1 atau 2 kali sehari

LITHIUM o Lithium suksinat dan lithium glukonat memiliki efek antifungal

CALCINEURIN INHIBITOR o Takrolimus topical dan pimekrolimus dapat menjadi alternative dari

kortikosteroid, karena keduanya memiliki efek anti-inflmasi dan tidak memiliki efek jangka panjang. Takrolimus juga memiliki efek antifungal.

ANALOG VITAMIN D3o Krim atau lotion kalsipotriol, calcitriol ointment, atau tacalcitrol ointment

direkomendasikan pada beberapa pasien. Obat-obat tersebut memiliki efek anti-inflamasi dan antifungal.

ISOTRETINOIN o Isotretinoin oral sangat berhuna, walau tidak dapat dibuktikan secara resmi.

Dosis rendah (0,005 – 0,10 mg/kgBB. Hari) dapat diberikan dalam eberapa bulan.

FOTOTERAPIo Narrowband UVB memberikan pengobatan yang efektif dan aman untuk

pasien dengan dermatitis seboroik yang berat dan refrakter.

REFERENCES

1. Fitzpatrick T, Wolff K. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. New York [u.a.]: McGraw-Hill; 2008.