Derivatisasi Kromatografi Gas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Prinsip dan literatur mengenai derivatisasi dengan menggunakan alat kromatografi gas

Citation preview

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    1/16

    DERIVATISASI KROMATOGRAFI

    GASBahan skripsiHenry Pangaribuan - 240210100046

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2014

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    2/16

    1 Derivatisasi Kromatografi gas

    TEKNIK PREPARASI SAMPEL (BAGIAN 1)

    Diposting oleh ganden-fst pada 29 November 2012

    Sumber :http://ganden-fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-67282-Ilmiah-

    Teknik%20preparasi%20sampel%20(bagian%201).html

    Teknik preparasi sampel adalah bagian dari proses analisis yang sangat penting. Mengapa? Karena

    teknik preparasi sampel adalah proses yang harus dilakukan untuk menyiapkan sampel sehingga siap

    untuk dianalisis menggunakan instrumentasi yang sesuai. Secara umum proses analisis minimal

    mempunyai 5 langkah, yaitu sampling (pengambilan sampel), preservasi sampel (penyimpanan

    sampel), preparasi sampel (penyiapan sampel), analisis (pengukuran), interpretasi data (analisis

    data), dan pembuatan laporan analisis. Kesalahan pada salah satu tahap pada proses analisis akan

    menyebabkan terjadinya kesalahan hasil analisis. Akibatnya akan dihasilkan data hasil analisis yang

    tidak valid.

    Teknik preparasi sampel dilakukan dengan tujuan khusus untuk memisahkan analit dari

    matriks sampel yang sangat komplek, memekatkan analit sehingga diperoleh analit dengan

    konsentrasi yang lebih tinggi dari semula, dan mengubah analit menjadi senyawa lain yang dapat

    dianalisis dengan instrumentasi yang tersedia. Proses yang terakhir ini disebut derivatisasi.

    Pengubahan senyawa menjadi senyawa lain dimaksudkan untuk:

    1) meningkatkan sensitivitas pengukuran, misalnya pengukuran secara spektrofotometri ion besi

    secara spektrofotometri tentu menghasilkan hasil yang lebih sensitif jika ion besi diubah

    menjadi ion Fe(II) dan direaksikan dengan orto fenantroline atau jika ion besi (III) direaksikan

    dengan ion tiosianat. Hal ini disebabkan reaksi antara ion besi dengan pengomplek tersebut

    akan menghasilkan senyawa komplek baru yang berwarna.

    2) menghasilkan senyawa yang lebih volatil, misalnya asam lemak yang berantai panjang

    tentunya lebih sulit dianalisis dengan kromatografi gas (GC) karena titik didihnya relatif tinggi.

    Untuk menurunkan titik didihnya maka asam lemak tersebut direaksikan dengan alkohol

    (metano atau etanol) sehingga terbentuk metil ester atau etil ester yang titik didihnya lebih

    rendah.

    3) menghasilkan senyawa yang lebih termo stabil, misalnya analisis senyawa dengan GC

    memungkinkan terjadinya degradasi senyawa oleh pemanasan di injection port. Oleh karena

    itu analit harus direaksikan dengan senyawa lain sehingga terbentuk senyawa baru yang

    termo stabil.

    Selain itu teknik preparasi sampel dapat dilakukan dengan melarutkan analit ke dalam pelarutyang sesuai, misalnya analit berupa senyawa organik yang terlarut dalam air dapat dipindahkan ke

    dalam pelarut organik dengan teknik ekstraksi. Dengan teknik ini, maka analit dapat dipisahkan dari

    matrik yang komplek, dapat dipekatkan dan dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.

    Selanjutnya teknik preparasi sampel dapat juga digunakan untuk meningkatkan selektivitas

    pengukuran. Misalnya analisis senyawa yang mempunyai isomer optik/ senyawa kiral. Senyawa kiral

    (R dan S atau D dan L) dapat dipisahkan dengan menggunakan kolom kiral yang berbasis siklodektrin

    atau molecular imprinting polymer (MIP).

    http://ganden-fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-67282-Ilmiah-Teknik%20preparasi%20sampel%20(bagian%201).htmlhttp://ganden-fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-67282-Ilmiah-Teknik%20preparasi%20sampel%20(bagian%201).htmlhttp://ganden-fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-67282-Ilmiah-Teknik%20preparasi%20sampel%20(bagian%201).htmlhttp://ganden-fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-67282-Ilmiah-Teknik%20preparasi%20sampel%20(bagian%201).html
  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    3/16

    2 Derivatisasi Kromatografi gas

    MANAJEMEN ANALISIS PRODUK HALAL - 2011 (diakses 02

    Februari 2014)

    Sumber :http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=55842

    Sangat penting untuk mempersiapkan laboratorium dengan metode atau teknik yang tepat untuk authenticity

    produk pangan, demi menjamin keamanan dan kehalalan pangan melindungi konsumen dari pemalsuan

    informasi. Fasilitas laboratorium analisa halal seharusnya disesuaikan dengan tujuannya, dan dilengkapi dengan

    peralatan serta karyawan yang berkompeten.

    Data laboratorium bisa menjelaskan lingkup kerja keseluruhan (overall scope of

    work). Sistem remediasi dan metode disposal juga harus jelas. Selain itu, sistem

    manajemen informasi laboratorium haruslah dinyatakan secara jelas sehingga hasil -

    hasil analisa dapat diperbandingkan dengan data-data lapangan lain yang tersedia.

    Metode instrumentasi dalam pendeteksian kontaminasi atau pencemaran bahan

    non-halal dalam bahan pangan harus dapat mengklarifikasi setiap keraguan

    konsumen muslim. Informasi tadi juga mestilah disebarluaskan secara transpran

    sehingga memberikan keyakinan dan kepercayaan pada pemerintah dan konsumen.

    Staf laboratorium halal biasanya mencakup ahli kimia, biologi, teknik (engineer),

    teknik kimia, teknisi laboratorium, pembantu laboratorium (lab assistant), pesuruh

    lab, serta staf-staf pendukung lain di bagian administrasi, keuangan /akuntansi,

    Satpam, bagian kebersihan, dan lain-lain. Semua staf harus dilatih untuk

    pengembangan laboratorium, untuk memberikan kepuasan buat pelanggan. Engineer, teknisi serta asisten

    laboratorium harus melakukan kalibrasi terus-menerus untuk semua instrumen dan mesin yang ada di

    laboratorium, serta melakukan perawatan secara teratur dan berkala oleh spesialis atau suplier instrumen.

    Mengundang pakar untuk teknik-teknik tertentu ke laboratorium halal serta pertukaran data dan informasi akan

    membantu masyarakat/komunitas dalam industri pangan halal, yang dengan sendirinya akan meningkatkan

    kapasitas pengembangan porduk halal itu sendiri.

    Sampling

    Sampling mungkin dapat dianggap bagian yang paling penting dalam analisa produk halal. Teknik penyampelan

    harus memastikan bahwa sampel-sampel yang akan dianalisa mewakili (representatif) sejumlah stok sampel

    secara keseluruhan. Sampling harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan punya skill dan pernah dilatih

    untuk melakukannya. Contoh penanganan sampling: Tipe sampel yang berbeda haruslah mempunyai kode yang

    berbeda, lalu dilengkapi dengan nomor serial, tanggal dan waktu sampling. Ruangan khusus untuk penerimaan

    http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=55842http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=55842http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=55842http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=55842
  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    4/16

    3 Derivatisasi Kromatografi gas

    sampel, penyediaan dan penomoran haruslah tersedia. Baru kemudian diikuti dengan pengiriman dan

    pendaftaran sampel. Semua hasil analisa haruslah dilaporkan dalam formulir khusus yang memuat semua

    informasi tentang sampel, tipe analisa yang dilakukan, hasil analisa, kesimpulan, komentar analis, tanda tangan

    serta stempel resmi.

    Teknik analisa

    Untuk setiap tipe analisa yang akan dilakukan pada laboratorium yang sama, metode-metode analisa dan teknik-

    teknik analisa harus ditulis jelas, didokumentasikan serta dibuat seperti poster, sehingga siapa saja analis yang

    melakukan analisa dapat mengikuti metode yang sudah baku.

    Tantangan dalam

    analisa pangan halal

    Pangan halal dalam industri pangan kontemporer bermakna pangan dengan kualitas dan standar serta tingkat

    keamanan yang tinggi. Produk tersebut juga memenuhi konsep keamanan standar internasional seperti Hazard

    Analysis and Critical Control Point (HACCP). Bagi Muslim, selain berstandar tinggi, makanan haruslah diizinkan

    oleh syarak dalam mengkonsumsinya. Cukup menantang dan semakin rumit dewasa ini bagi kaum Musliminuntuk memastikan status kehalalan sebuah produk pangan yang berada di pasar. Ini lantaran beragamnya

    sumber produksi serta bahan mentah yang dipakai dalam produksi. Banyak kasus-kasus penipuan dan

    kontaminasi yang dilaporkan melibatkan penggunaan bahan-bahan yang tidak halal, khususnya produk-produk

    porcine. Pada kasus lain, kontaminasi bahan non-halal terjadi pada tahap akhir produksi, dan ada juga yang

    tanpa disengaja.

    Pada saat sekarang, metode-metode analisa untuk verifikasi halal sudah semakin banyak dikembangkan.

    Namun begitu, setiap metode yang tersedia tetap memiliki keterbatasan masing-masing. Untuk itu, metode-

    metode yang cepat, sensitif, bisa dihandalkan serta terjangkau dalam hal harga, tetap sangat dibutuhkan untuk

    tujuan verifikasi ini, serta untuk mendeteksi komponen-komponen non-halal (misalnya produk-produk turunan

    porcine) di dalam produk olahan.

    Metode metode analisa yang tersedia untuk pengesahan (authentication) halal

    Gas Chromatography (GC)

    Gas-liquid chromatography (GLC), atau sering disebut Gas Chromatography (GC) saja, merupakan tipe umum

    kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk memisahkan dan menganalisa komponen yang bisa

    diuapkan (vaporised) tanpa terdekomposisi. GC dapat digunakan untuk menentukan bahan non-halal dalam

    pangan serta untuk menganalisa toksik (zat racun) yang dianggap sebagai bahan bukan-Toyyib.

    Agar bisa sesuai untuk analisa GC, sebuah komponen harus cukup volatil dan stabil terhadap panas. Jika semua

    atau sebagian molekul komponen berada pada fase gas pada 400-450oC atau di bawahnya, dan semuanya

    tidak terurai pada suhu tersebut, GC mungkin bisa dipakai untuk menganalisa. Derivatisasi lipid dan asam lemak

    menjadi FAME, atau derivatisasi protein dengan hidrolisis asam yang diikuti dengan esterifikasi (N-propyl esters)

    atau derivatisasi karbohidrat dengan silytasi (silytation) untuk menghasilkan sampel volatil yang cocok untuk

    analisa GC.

    GC biasa digunakan untuk menganalisa komposisi asam lemak. Lemak babi (lard) berbeda dengan lemak sapi di

    dalam asam-asam lemak C20:0, C16:1, C18:3, dan C20:1, dan dengan ayam di dalam asam-asam lemak C12:0,

    C18:3, C20:0, dan C20:1. Lemak babi dan ayam berbeda nyata dalam hal komposisi disaturated dan

    triunsaturated triacylglycerols (TAGs). GC juga pernah digunakan untuk melihat kontaminasi minyak sawit

    dengan enzymatically-randomized lard (ERLD).

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    5/16

    4 Derivatisasi Kromatografi gas

    Gas ChromatographyMass Spectroscopy

    (GCMS)

    Sama dengan GC, namun instrumen lebih akurat, lebih bisa diandalkan dan cepat, karena dua teknikGC serta

    MSdigabung untuk menjadi satu metode yang ampuh untuk menganalisa bahan campuran. Sekarang, unit

    GC-MS terhubungkan dengan sebuah komputer dan penggunaan software (piranti lunak) yang semakin canggih

    membuat kita membangun sebuah library struktur-struktur komponen target yang akan dianalisa.

    High Pressure Liquid Chromatography (HPLC)

    HPLC secara rutin digunakan dalam analisa pangan. HPLC yang modern mempunyai banyak aplikasi, termasuk

    separasi, identifikasi, purifikasi, dan kuantifikasi berbagai senyawa atau komponen. Keuntungan utama

    penggunaan HPLC adalah kemampuannya menangani berbagai komponen dengan stabilitas atau volatilitas

    termal yang terbatas.

    HPLC preparatif (preparatory HPLC) merujuk kepada proses isolasi dan purifikasi komponen, dimana hal yang

    penting adalah derajat kemurnian komponen yang diisolasi serta jumlah yang dihasilkan per hitungan waktu.

    HPLC ini berbeda dengan HPLC untuk analisa di mana fokus utama adalah untuk mendapatkan informasitentang sample yang diuji. Informasi tersebut di antarnya identifikasi, quantifikasi serta resolusi komponen.

    Separasi kimia bisa dilakukan dengan HPLC mengingat setiap komponen mempunyai laju migrasi yang berbeda

    pada setiap column dan fase mobil yang sama. Karena itu setiap komponen akan memiliki peak tersendiri di

    bawah kondisi kromatografi tertentu. Untuk mengidentifikasi komponen dengan HPLC, seleksi detector haruslah

    dilakukan pertama-tama, kemudian dilakukan setting kondisi detector yang optimum.

    Aplikasi HPLC pada analisa pangan sangat beragam. Untuk karbohidrat, HPLC bisa digunakan untuk gula

    dengan titik leleh rendah serta oligosakarida. Penentuan secara kuantitatif karbohidrat dalam bahan pangan

    dengan HPLC juga sudah menjadi standar baku. Untuk lipid yang kompleks, yang memiliki volatilitas rendah

    serta yang struktur kimianya sensitif terhadap suhu tinggi, HPLC juga menjadi pilihan terbaik. Kemudian, HPLC

    juga dapat digunakan penentuan kadar vitamin dalam bahan pangan. Selain itu, yang juga banyak dilakukan

    adalah penggunaan HPLC untuk melihat komposisi asam amino dalam protein.

    Microscopic determinations (Microanalysis)

    Teknik Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Transmission Electron Microscopy (TEM) menawarkan banyak

    aplikasi yang memberi peluang inovasi dalam pengembangan prosedur-prosedur baru untuk sampel-sampel

    yang tidak biasa.

    SEM merupakan mikroskop yang menggunakan elektron, ketimbang cahaya, untuk membentuk image (gambar).

    Ada banyak keuntungan menggunakan SEM berbanding mikroskop cahaya. SEM memiliki lebih ke dalaman,

    sehingga jumlah sampel lebih besar dapat difokuskan pada satu waktu. Gambar dari SEM juga mempunyai

    resolusi tinggi, sehingga sampel bisa diuji dengan magnifikasi tinggi. Persiapan sampel untuk SEM juga relatif

    lebih mudah. Semua keunggulan tersebut membuat SEM menjadi salah satu instrumen analisa yang banyak

    dipakai sekarang ini.

    SEM berpotensi digunakan untuk analisa produk-produk halal. Sejauh ini, SEM juga sering dipakai untuk

    penentuan kehalalan produk-produk dari kulit.

    Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy

    FTIR spectroscopy bisa digunakan untuk menganalisa beragam bahan pangan, seperti lemak hewani, coklat,

    kue serta biskuit untuk mendeteksi kehadiran bahan pangan tidak halal, seperti lard (lemak babi). Analisamencakup karakterisasi dan identifikasi perbedaan profil FTIR. FTIR spectroscopy dengan analisa kemometrik

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    6/16

    5 Derivatisasi Kromatografi gas

    menawarkan teknik analisa yang sangat cepat, sederhana, dapat dihandalkan, serta ramah lingkungan untuk

    mendeteksi dan menentukan kadar kontaminasi bahan non-halal dalam makanan hingga level yang cukup

    rendah (3%). FTIR juga sudah secara sukses digunakan untuk menentukan beragam parameter kualitas minyak

    sayuran, seperti nilai iodine, asam lemak bebas, nilai anisidine, serta nilai peroksida, serta deteksi kehadiran

    lemak babi dalam campuran lemak hewani yang lain. Selain itu FTIR juga bisa digunakan menentukan aflatoksin

    pada kacang-kacangan serta produk kue berbahan kacang.

    Metode spektroskopi lainnya juga sebuah pilihan yang menarik, memenuhi berbagai syarat analis, seperti

    kecepatan dan kesederhanaan dalam penggunaan. Di antaranya, metode mid-infrared (MIR) yang sudah

    digunakan untuk menganlisa puree buah, jam, minyak zaitun, kopi, dan sebagainya. MIR juga bisa diandalkan

    untuk problem authentikasi khusus pada daging-daging segar serta untuk analisa semi-kuantitatif untuk daging

    campur.

    Electronic Nose (E-Nose) Technology

    Teknik analisa menggunakan electronic nose (E-nose) tergolong baru. Deteksi ini merupakan sebuah teknologi

    sensor elektronik. E-nose dapat menyediakan hasil dengan sangat cepat, identifikasi serta quantifikasiperubahan atmosfir yang disebabkan spesies bahan kimia yang sudah dikondisikan pada alat tersebut.

    Penelitian-penelitian banyak menunjukkan bahwa E-nose sangat berpotensi sebagai alat deteksi untuk

    kontaminasi bahan non-halal dalam matriks pangan dengan mengkarakterisasi zat bau (odour), baik yang

    sederhana maupun yang kompleks. Instrumen ini sudah terbukti dapat digunakan untuk alkohol, bahan

    memabukkan, dan sampai pada tahap tertentu bisa mendeteksi apakah suatu daging dihasilkan melalui

    penyembelihan yang sejalan dengan Islam. Hal ini memungkin lewat pendeteksian retensi darah maupun jumlah

    Fe di dalam daging yang baru disembelih.

    Potensi E-nose sebagai teknologi pendeteksi kehadiran patogen pada manusia bisa dijadikan sebagai alat

    pendeteksi awal penyakit. Baru-baru ini, aplikasi medis E-nose telah banyak dilaporkan, di antaranya digunakan

    untuk mendeteksi aflatoksin and mikotoksin. Selain itu, analisa E-nose untuk berbagai parameter kualitas minyak

    goreng juga sudah banyak diteliti. E-nose juga sudah digunakan dalam penentuan tahap kerusakan susu sapi.

    Differential Scanning Calorimetry (DSC)

    Differential scanning calorimetry (DSC) merupakan sebuah teknik analisa termal untuk memonitor perubahan

    fisik dan kimiawi suatu bahan dengan mendeteksi perubahan panas. Profil thermogram bisa digunakan untuk

    melihat kehadiran substansi campuran maupun yang ditambahkan, seperti minyak babi dalam makanan. DSC

    juga sudah terbukti sebagai alat analisa yang cepat dan akurat untuk menentukan campuran minyak babi dalam

    minyak hewani lainnya.

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    7/16

    6 Derivatisasi Kromatografi gas

    DSC sebelumnya banyak digunakan dalam bidang polimer, untuk berbagai analisa. Keuntungan menggunakan

    alat ini adalah karena memberikan hasil dalam waktu relatif singkat, akurat, dan sederhana, serta memberi

    banyak informasi dalam satu thermogram. Melalui profil thermogram DSC, titik lebur, cloud point, serta nilai

    iodine minyak sawit bisa dideteksi secara kuantitatif. Juga ditemukan bahwa perbedaan dalam komposisi grup

    trigliserida (TG) lemak juga bisa dibaca lewat thermogram DSC. Deteksi lemak hewani pada produk ghee dan

    mentega juga sudah dilakukan dengan DSC.

    Teknik ELISA

    Enzyme-linked immunosorbent assay, atau ELISA merupakan teknik biokimia yang biasa digunakan terutama

    dalam imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibody atau antigen di dalam sampel. ELISA telah digunakan

    sebagai alat diagnosa dalam dunia kedokteran maupun patologi tanaman, disamping sebagai salah satu alat

    untuk mengontrol kualitas di berbagai industri. Teknik ELISA relatif sederhana untuk dilakukan. Dalam industri

    halal, teknik ELISA bisa digunakan mendeteksi turunan produk dari babi dalam bahan pangan secara kualitatif,

    seperti di dalam sosis dan berbagai produk daging lainnya, dengan hasil sangat memuaskan.

    Pendekatan biologi molekuler

    Teknik biologi molekuler sering diaplikasikan dalam riset-riset laboratoriun dengan menggunakan Polymerase

    Chain Reaction (PCR). Metode ini merupakan suatu metode perbanyakan (replikasi) DNA, secara enzimatik

    tanpa menggunakan organisme. Dengan teknik ini, kita dapat menghasilkan DNA dalam jumlah besar dalam

    waktu singkat sehingga memudahkan berbagai teknik lain yang menggunakan DNA.

    Teknik PCR dalam industri halal dapat digunakan untuk verifikasi, sertifikasi (pengesahan), maupun untuk

    monitoring kebanyakan protein hewani dan produk-produk berkaitan untuk kegunaan authentikasi halal secara

    efisien dan efektif. Teknik ini juga banyak digunakan untuk deteksi kehadiran produk Genetically Modified

    Organisms (GMO).

    Analisa PCR bahan pangan biasanya melalui beberapa tahap: isolasi DNA dari bahan pangan, amplifikasi target

    sequens dengan PCR, separasi dari produk amplifikasi menggunakan elektroforesis gel agarose, dan estimasi

    ukuran fragmen dengan membandingkan dengan massa molekul DNA marker (pembeda) menggunakan

    ethidium bromide, dan terakhir, verifikasi hasil.

    Banyak prosedur authentikasi halal telah dikembangkan menggunakan PCR. Di antaranya, metode untuk

    mengidentifikasi daging dan lemak babi

    Test kimia

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    8/16

    7 Derivatisasi Kromatografi gas

    Meskipun banyak analisa-analisa baru dikembangkan menggunakan berbagai macam instrumen, uji kimia

    konvensional atau analisa basah tetap dihandalkan untuk menganalisa kualitas bahan pangan. Banyak analis

    masih bersandar pada teknik basah ini, meskipun prosedur-prosedurnya dianggap kurang ramah lingkungan. Uji

    coba material bahan kemasan serta tes mikrobiologi juga masih sangat penting untuk dilakukan dengan metode

    konvensional ini.

    Manajemen industri

    pangan halal

    Produsen pangan bisa mengimplementasikan sistem jaminan halal mereka sendiri. Sistem jaminan halal dapat

    diformulasikan dengan tujuan mencapai situasi ideal yang dipanggil three zero concept: zero limit, zero defect

    dan zero risk. Zero limit artinya, materi non-halal tidak boleh terdapat dalam pangan pada berbagai level,

    meskipun pada level rendah. Zero defect berarti tidak akan ada produk-produk non-halal akan di- atau

    terproduksi; sedangkan zero risk artinya tidak ada risiko yang merugikan akan diperoleh dengan

    mengimplementasikan sistem ini.

    Sistem manajemen halal biasanya terdiri dari 5 komponen; yakni, standar manajemen halal dan system halal,

    standar audit untuk system halal, Haram Analysis Critical Control Point (HrACCP), petunjuk (guideline) halal,

    serta pangkalan data (database) halal.Petunjuk umum komponen-komponen ini haruslah ditulis dan didokumentasikan secara manual, yang disebut

    sebagai Manual Halal. Manual ini mencakup kebijakan halal produsen pangan tersebut serta tujuan sistem yang

    dikembangkan. Komitmen produsen dalam memproduksi pangan halal secara konsisten bisa direfleksikan lewat

    buku manual ini.

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    9/16

    8 Derivatisasi Kromatografi gas

    GC (Gas Chromatography) 2012 (Diakses 02 Februari 2014)

    Alat Instrumen

    Gambar alat instrumen GC

    GC (Gas Chromatography) yang biasa disebut juga Kromatografi gas (KG) merupakan teknik instrumental yang

    dikenalkan pertama kali pada tahun 1950-an. GC merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan

    deteksi senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa-senyawa gas anorganik dalam suatu

    campuran Perkembangan teknologi yang signifikan dalam bidang elektronik, komputer, dan kolom telah

    menghasilkan batas deteksi yang lebih rendah serta identifikasi senyawa menjadi lebih akurat melalui teknik

    analisis dengan resolusi yang meningkat. (3)

    GC menggunakan gas sebagai gas pembawa/fase geraknya.

    Ada 2 jenis kromatografi gas, yaitu :

    1. Kromatografi gascair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan pada suatu pendukung

    sehingga solut akan terlarut dalam fase diam.

    2. Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan kadang-kadang berupa

    polimerik.(4)

    http://contoh-skripsi-mahasiswa.blogspot.com/search/label/Alat%20Instrumenhttp://contoh-skripsi-mahasiswa.blogspot.com/search/label/Alat%20Instrumenhttp://1.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TQYyvMkm_gI/AAAAAAAAAlE/IMENmDU37vU/s1600/GC.lansi.jpghttp://contoh-skripsi-mahasiswa.blogspot.com/search/label/Alat%20Instrumenhttp://1.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TQYyvMkm_gI/AAAAAAAAAlE/IMENmDU37vU/s1600/GC.lansi.jpghttp://1.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TQYyvMkm_gI/AAAAAAAAAlE/IMENmDU37vU/s1600/GC.lansi.jpg
  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    10/16

    9 Derivatisasi Kromatografi gas

    SISTEM PERALATAN KROMATOGRAFI GAS (GC)

    1. Kontrol dan penyedia gas pembawa;

    2. ruang suntik sampel;

    3. kolom yang diletakkan dalam oven yang dikontrol secara termostatik;

    4. sistem deteksi dan pencatat (detektor dan recorder); serta

    5. komputer yang dilengkapi dengan perangkat pengolah data.

    1. Fase gerak

    Fase gerak pada GC juga disebut dengan gas pembawa karena tujuan awalnya adalah untuk membawa solut ke

    kolom, karenanya gas pembawa tidak berpengaruh pada selektifitas. Syarat gas pembawa adalah: tidak

    reaktif; murni/kering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor; dan dapat disimpan dalam

    tangki tekanan tinggi (biasanya merah untuk hidrogen, dan abu-abu untuk nitrogen) 4).

    2. Ruang suntik sampel

    Lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel ecara cepat dan efisien. Desain yang populer terdiri atas

    saluran gelas yang kecil atau tabung logam yang dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk

    mengakomodasi injeksi dengan semprit (syringe). Karena helium (gas pembawa) mengalir melalui tabung,

    sejumlah volume cairan yang diinjeksikan (biasanya antara 0,1-3,0 L) akan segera diuapkan untuk selanjutnya

    di bawa menuju kolom. Berbagai macam ukuran semprit saat ini tersedia di pasaan sehingga injeksi dapat

    http://4.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCkDG_ZSwI/AAAAAAAAAJs/ZSbouev0968/s1600/gc.jpghttp://4.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCkDG_ZSwI/AAAAAAAAAJs/ZSbouev0968/s1600/gc.jpghttp://4.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCkDG_ZSwI/AAAAAAAAAJs/ZSbouev0968/s1600/gc.jpg
  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    11/16

    10 Derivatisasi Kromatografi gas

    berlangsung secara mudah dan akurat. Septum karet, setelah dilakukan pemasukan sampel secara berulang,

    dapat diganti dengan mudah. Sistem pemasukan sampel (katup untuk mengambil sampel gas) dan untuk

    sampel padat juga tersedia di pasaran(1).

    Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu:

    a. Injeksi langsung (direct injection), yang mana sampel yang diinjeksikan akan diuapkan dalam injector yang

    panas dan 100 % sampel masuk menuju kolom.

    b. Injeksi terpecah (split injection), yang mana sampel yang diinjeksikan diuapkan dalam injector yang panas

    dan selanjutnya dilakukan pemecahan.

    c. Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection), yang mana hampir semua sampel diuapkan dalam injector

    yang panas dan dibawa ke dalam kolom karena katup pemecah ditutup; dan

    d. Injeksi langsung ke kolom (on column injection), yang mana ujung semprit dimasukkan langsung ke dalam

    kolom.

    Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap; karena kalau

    penyuntikannya melalui lubang suntik secara langsung dikhawatirkan akan terjadi peruraian senyawa tersebut

    karena suhu yang tinggi atau pirolisis(2).

    3. Kolom

    Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena

    itu, kolom merupakan komponen sentral pada GC.

    Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom kapiler (capillary column); dan

    kolom preparative (preparative column). Perbandingan kolom kemas dan kolom kapiler dtunjukkan oleh

    gambar berikut :

    Kolom Kemas Kolom Kapiler

    Kolom kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari tembaga dan aluminium. Panjang kolom

    jenis ini adalah 15 meter dengan diameter dalam 1-4 mm. Kolom kapiler sangat banyak dipakai karena kolom

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    12/16

    11 Derivatisasi Kromatografi gas

    kapiler memberikanefisiensi yang tinggi (harga jumlah pelat teori yang sangat besar > 300.000 pelat). Kolom

    preparatif digunakan untuk menyiapkan sampel yang murni dari adanya senyawa tertentu dalam matriks yang

    kompleks.

    Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar, atau semi polar. Fase diam non

    polar yang paling banyak digunakan adalah metil polisiloksan (HP-1; DB-1; SE-30; CPSIL-5) dan fenil 5%-

    metilpolisiloksan 95% (HP-5; DB-5; SE-52; CPSIL-8). Fase diam semi polar adalah seperti fenil 50%-

    metilpolisiloksan 50% (HP-17; DB-17; CPSIL-19), sementara itu fase diam yang polar adalah seperti polietilen

    glikol (HP-20M; DB-WAX; CP-WAX; Carbowax-20M)(6).

    4. Detektor

    Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor. Detektor merupakan perangkat yang

    diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak (gas pembawa) yang membawa komponen hasil

    pemisahan. Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas

    pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal elektronik detektor akan

    sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah di

    antara fase diam dan fase gerak.

    Pada garis besarnya detektor pada KG termasuk detektor diferensial, dalam arti respons yang keluar dari

    detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau laju aliran massa komponen yang teresolusi.

    Kromatogram yang merupakan hasil pemisahan fisik komponen-komponen oleh GC disajikan oleh detektor

    sebagai deretan luas puncak terhadap waktu. Waktu tambat tertentu dalam kromatogram dapat digunakan

    sebagai data kualitatif, sedangkan luas puncak dalam kromatogram dapat dipakai sebagai data kuantitatif yang

    keduanya telah dikonfirmasikan dengan senyawa baku. Akan tetapi apabila kromatografi gas digabung dengan

    instrumen yang multipleks misalnya GC/FT-IR/MS, kromatogram akan disajikan dalam bentuk lain.

    Beberapa sifat detektor yang digunakan dalam kromatografi gas adalah sebagai berikut :

    Jenis Detektor Jenis Sampel BatasDeteksi

    Kecepatan Alir (ml/menit)

    Gas

    PembawaH2 Udara

    Hantaran

    panasSenyawa umum 5-100 ng 15-30 - -

    Ionisasi nyawa Hidrokarbon 10-100 pg 20-60 30-60 200-500

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    13/16

    12 Derivatisasi Kromatografi gas

    Penangkap

    elektronHalogen organic,

    pestisida0,05-1 pg 30-60 - -

    Nitrogen-fosfor Senyawa nitrogenorganik dan

    fospat organic

    0,1-10 g 20-40 1-5 700-100

    Fotometri

    nyala (393 nm)Senyawa-senyawa

    sulfur10-100 pg 20-40 50-70 60-80

    Fotometri

    nyala (526 nm)Senyawa-senyawa

    fosfor1-10 pg 20-40 120-170 100-150

    Foto ionisasi Senyawa yangterionisasi dg UV

    2 pg

    C/detik30-40 - -

    Konduktivitas

    elektrolitikHalogen, N, S 0,5 pg C

    12 pg S

    4 pg N

    20-40 80 -

    Fourier

    Transform-

    inframerah

    (FTIR)

    Senyawa-senyawa

    organik1000 pg 3-10 - -

    Selektif massa Sesuai untuksenyawa apapun

    10 pg-10

    ng0,5-30 - -

    Emisi atom Sesuai untukelemen apapun

    0,1-20 pg 60-70 -

    5. Komputer

    Komponen GC selanjutnya adalah komputer. GC modern menggunakan komputer yang dilengkapi dengan

    perangkat lunaknya (software) untuk digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain:

    Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase gas; suhu oven dan

    pemrograman suhu; serta penyuntikan sampel secara otomatis.

    Menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan grafik berwarna.

    Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik.

    Menyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu(4).

    DERIVATISASI

    Derivatisasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah suatu senyawa menjadi senyawa lain yang mempunyai

    sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan analisis menggunakan kromatografi gas (menjadi lebih mudah

    menguap). Alasan dilakukannya derivatisasi:

  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    14/16

    13 Derivatisasi Kromatografi gas

    Senyawa-senyawa tersebut tidak memungkinkan dilakukan analisis dengan GC terkait dengan

    volatilitas dan stabilitasnya.

    Untuk meningkatkan batas deteksi dan bentuk kromatogram. Beberapa senyawa tidak menghasilkan

    bentuk kromatogram yang bagus (misal puncak kromatogram saling tumpang tindih) atau sampel yangdituju tidak terdeteksi, karenanya diperlukan derivatisasi sebelum dilakukan analisis dengan GC.

    Meningkatkan volatilitas, misal senyawa gula. Tujuan utama derivatisasi adalah untuk meningkatkan

    volatilitas senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap (non-volatil). Senyawa-senyawa dengan berat

    molekul rendah biasanya tidak mudah menguap karena adanya gaya tarik-menarik inter molekuler

    antara gugus-gusug polar karenanya jika gugus-gugus polar ini ditutup dengan cara derivatisasi akan

    mampu meningkatkan volatilitas senyawa tersebut secara dramatis.

    Meningkatkan deteksi, misal untuk kolesterol dan senyawa-senyawa steroid.

    Meningkatkan stabilitas. Beberapa senyawa volatil mengalami dekomposisi parsial karena panas

    sehingga diperlukan derivatisasi untuk meningkatkan stabilitasnya.

    Meningkatkan batas deteksi pada penggunaan detektor tangkap elektron (ECD).

    Inilah contoh derivatisasi yang digunakan untuk memperbaiki bentuk puncak pseudoefedrin:

    Caranya :

    Sirup dekongestan dibasakan dengan amonia dan diekstraksi ke dalam etil asetat sehingga akan menjamin

    bahwa semua komponen yang terekstraksi berada dalam bentuk basa bebasnya daripada bentuk garamnya.

    Bentuk basa inilah yang bertanggungjawab pada bagusnya bentuk puncak kromatografi. Garam-garam atau

    basa-basa akan terurai karena adanya panas pada lubang suntik GC, sehingga dengan adanya proses ini akan

    dapat menyebabkan terjadinya peruraian.

    Jika ekstrak pada sirup dekongestan di lakukan kromatografi gas secara langsung maka kromatogram yang

    dihasilkan seperti gambar dibawah. Basa bebas triprolidin dan dekstrometorfan menunjukkan bentuk puncak

    yang bagus, akan tetapi pesudoefedrin yang merupakan basa yang lebih kuat karena adanya gugus hidroksil dan

    gugus amin memberikan bentuk puncak yang kurang bagus. Hal ini dapat diatasi dengan menutup gugus polar

    (gugus hidroksi dan amin) pada pseudoefedrin dengan cara mereaksikannya menggunakan trifluoroasetat

    http://2.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCuM1ZQMnI/AAAAAAAAAKM/QEqXs76YJKc/s1600/derivat.jpghttp://2.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCuM1ZQMnI/AAAAAAAAAKM/QEqXs76YJKc/s1600/derivat.jpghttp://2.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCuM1ZQMnI/AAAAAAAAAKM/QEqXs76YJKc/s1600/derivat.jpg
  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    15/16

    14 Derivatisasi Kromatografi gas

    anhidrida (TFA). Perlakuan dengan TFA ini tidak menghasilkan senyawa derivatif terhadap senyawa-senyawa

    basa tersier dalam ekstrak (sirup dekongestan) ini. Reagen TFA ini sangat bermanfaat karena reagen ini sangat

    reaktif dan bertitik didih rendah (400C) sehingga kelebihan reagen TFA ini mudah dihilangkan dengan cara

    evaporasi sebelum dilakukan kromatografi gas.

    Ini kromatogram sebelum dilakukan derivatisasi......

    Yang ini kromatogram sesudah derivatisasi......

    Pustaka:

    1. Kenkel, J., 2002, Analytical Chemistry for Technicians, 3th. Edition., CRC Press, U.S.A.

    2. Grob, R.L., 1995, Modern Practice of Gas Chromatography, 3th Ed., Jhon Wiley and Sons,

    New York.

    3. Settle, F (Editor), 1997, Handbook of Instrumental Techniques for Analytical Chemistry,

    Prentice Hall PTR, New Jersey, USA.

    http://2.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCwJ3yk2eI/AAAAAAAAAKc/PXqg4yC0BqQ/s1600/peak+b.jpghttp://3.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCvpFvcPQI/AAAAAAAAAKU/z0Abb9Gmouo/s1600/peak+a.jpghttp://2.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCwJ3yk2eI/AAAAAAAAAKc/PXqg4yC0BqQ/s1600/peak+b.jpghttp://3.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCvpFvcPQI/AAAAAAAAAKU/z0Abb9Gmouo/s1600/peak+a.jpghttp://2.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCwJ3yk2eI/AAAAAAAAAKc/PXqg4yC0BqQ/s1600/peak+b.jpghttp://3.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCvpFvcPQI/AAAAAAAAAKU/z0Abb9Gmouo/s1600/peak+a.jpghttp://2.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCwJ3yk2eI/AAAAAAAAAKc/PXqg4yC0BqQ/s1600/peak+b.jpghttp://3.bp.blogspot.com/__CUS_kG2Y3A/TDCvpFvcPQI/AAAAAAAAAKU/z0Abb9Gmouo/s1600/peak+a.jpg
  • 5/24/2018 Derivatisasi Kromatografi Gas

    16/16

    15 Derivatisasi Kromatografi gas

    4. Kealey, D and Haines, P.J., 2002, Instant Notes: Analytical Chemistry, BIOS Scientific

    Publishers Limited, New York.

    5. Watson, D.G., 1999, Pharmaceutical Analysis: A textbook for pharmacy students and

    pharmaceutical chemists, Churchill Livingston, UK.

    6. Adamovics, J.A., 1997, Chromatographic Analysis of Pharmaceuticals, 2nd Edition, Marcel

    Dekker, New York.