12
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG Sari Kepustakaan : Lensa Kontak pada Pediatrik Penyaji : David Agung Hutabarat Pembimbing : dr. Susanti Natalya Sirait, Sp.M(K) Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing Unit Refraksi, Low Vision dan Lensa Kontak dr. Susanti Natalya Sirait, Sp.M(K) Kamis, 25 Januari 2018 Pukul 07.00 WIB

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

BANDUNG

Sari Kepustakaan : Lensa Kontak pada Pediatrik

Penyaji : David Agung Hutabarat

Pembimbing : dr. Susanti Natalya Sirait, Sp.M(K)

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh

Pembimbing Unit Refraksi, Low Vision dan Lensa Kontak

dr. Susanti Natalya Sirait, Sp.M(K)

Kamis, 25 Januari 2018

Pukul 07.00 WIB

Page 2: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

1

I. Pendahuluan

Pasien pada usia bayi dan anak membutuhkan lensa kontak seperti pada kasus

afakia, kelainan refraksi yang tinggi, , dan lainnya. Lensa kontak untuk afakia, trauma,

dan terapi ambliopia merupakan kebutuhan secara medis, namun lensa kontak untuk

kelainan refraksi adalah kebutuhan elektif. Kacamata merupakan pilihan tatalaksana

yang tidak mahal, lebih aman, dan mudah diganti, namun dapat tidak sesuai untuk bayi

karena berat, kurang diminati secara estetika, menyebabkan efek prismatik,

pengurangan lapang pandang, dan juga kurang sesuai pada kasus afakia unilateral.

Fitting lensa kontak pada bayi dan anak merupakan tantangan dan memberikan

kepuasan tersendiri untuk praktisi lensa kontak. Banyak pasien pediatrik yang

membutuhkan koreksi penglihatan pada usia yang lebih awal karena kelainan refraksi

biasanya muncul lebih awal pada usia sekiatar 8 tahun. Konsensus belum banyak yang

membahas kapan waktu untuk koreksi kelainan refraksi hiperopia dan astigmatisma

sedang, dan kelainan ini kemungkinan belum teridentifikasi sampai anak mulai

melakukan banyak aktifitas penglihatan dekat pada sekitar usia 6-7 tahun.1-4

Sari kepustakaan ini bertujuan untuk membahas tentang indikasi lensa kontak

pada pediatrik, pilihan jenis lensa kontak pediatrik, dan pemeriksaan dan fitting lensa

kontak.

II. Indikasi

Indikasi pemberian lensa kontak dapat dibagi menjadi indikasi refraktif, indikasi

kosmetik, dan indikasi terapeutik. Indikasi refraktif diberikan pada kasus seperti afakia

dan kelainan refraksi seperti miopia, hiperopia, astigmatisme, dan anisometropia.

Indikasi terapeutik diberikan pada kasus seperti amblyopia dan nystagmus. 1-4

2.1 Afakia

Afakia merupakan indikasi yang paling sering untuk pemasangan lensa kontak pada

pediatrik. Afakia pediatrik dapat terjadi pada kasus trauma, katarak infantil, atau

dehisensi zonular. Prevalensi dari katarak infantil adalah sekitar 3.0 – 4.5 per 10.000

Page 3: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

2

angka kelahiran hidup. Pilihan tatalaksana pada pasien pediatrik dengan afakia antara

lain kacamata, lensa intra okular, epikeratophakia, dan lensa kontak. Penggunaan lensa

kontak pada pasien pediatrik dengan afakia telah teruji efektif dan memiliki tingkat

keamanan yang baik. The Infant Aphakia Treatment Study Group merekomendasikan

pada operasi pasien katarak unilateral usia kurang dari 7 bulan mata tersebut dibuat

menjadi afakia dan selanjutnya dipasang lensa kontak.2-4,9,10

2.2 Miopia tinggi

Miopia tinggi banyak ditemukan pada bayi prematur. Miopia yang signifikan

didapatkan sekitar 20% dari bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1251 gram.

Berat badan lahir rendah dan masa gestasi yang pendek juga berhubungan dengan

meningkatnya miopia.1-4

2.3 Esotropia akomodatif

Esotropia akomodatif merupakan jenis strabismus yang paling sering terjadi pada

pasien pediatrik. Pada anak dengan hiperopia tinggi, lensa kontak mengeliminasi

skotoma sama seperti magnifikasi dan efek prismatik. Lensa kontak juga mengurangi

respon akomodasi yang dibutuhkan untuk penglihatan dekat, pada anak dengan

accomodative convergence/accomodation (AC/A) ratios.2,3

2.4 Astigmatisme Irreguler

Astigmatisme irreguler tidak dapat dikoreksi dengan kacamata biasa. Lensa kontak

gas-permeable (GP) diperlukan untuk menutupi kornea yang irreguler sehingga

menghasilkan permukaan yang lebih teratur dan fokus yang lebih baik. Penyebab

astigmatisme irreguler antara lain adalah trauma, sikatriks seperti akibat infeksi herpes

simplex virus, dan komplikasi operasi seperti penetrating keratoplasty dimana

astigmatisme lebih dari 5 D biasanya disebabkan operasi post transplantasi kornea.1-4

Page 4: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

3

2.5 Anisometropia

Anisometropia dapat ditemukan pada kasus afakia unilateral dan juga kelainan

refraksi. Anisometropia lebih dari 1 D, pada periode kritikal dari masa perkembangan

visual, dapat menyebabkan amblyopia. Anisometropia pada bayi sering sering hanya

sementara, namun bayo dengan anisometropia lebih dari 3 D pada usia 1 tahun biasanya

menetap pada usia 4 tahun dan berdampak signifikan pada terjadinya amblyopia. Pada

studi pasien dengan amblyopia anisometropik, rata-rata anisometropia pada hiperopia

adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak

mengurangi buramnya bayangan dan ukuran bayangan yang berbeda. Lensa kontak

dan kombinasi dengan terapi oklusi menunjukkan hasil yang baik dalam tatalaksana

amblyopia anisometropia.1-4

2.6 Nistagmus

Nistagmus dapat ditemukan pada keadaan tajam penglihatan yang kurang, tetapi

tidak diketahui apakah nistagmus merupakan penyebab atau efek dari penglihatan yang

berkurang tersebut. Lensa kontak dapat menjadi indikasi untuk mengkoreksi kelainan

refraksi dan mengurangi efek prisma dan distorsi kacamata. Nistagmus dapat terjadi

pada pasien dengan hipoplasia foveal seperti kelainan refraksi yang tinggi yang

berhubungan dengan penyakit genetik seperti Stickler’s syndrome, serta pada albinisme

yang biasanya juga memiliki kelainan refraksi yang tinggi.3-5

2.7 Fotofobia

Fotofobia dapat dikurangi dengan penggunaan lensa kontak berwarna dan atau

annular (iris). Kondisi yang sering membutuhkan lensa kontak untuk mencegah

fotofobia antara lain : anridia, koloboma iris, kurangnya pigmen okular, dan

akromaptosia. Aniridia dapat kongenital ataupun didapat. Aniridia kongenital memiliki

prognosis yang buruk dan muncul dengan faktor lain yang penting untuk

dipertimbangkan dalam pemasangan lensa kontak seperti adanya katarak, kegagalan

limbal stem cell, kelainan kornea, dan kemungkinan penetrating keratoplasty. Aniridia

Page 5: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

4

yang didapat (traumatik atau pembedahan) bisa memiliki permukaan kornea irreguler

yang membutuhkan lensa gas permeable piggyback dengan lensa hydrogel berwarna.

Koloboma iris dapat unilateral atau bilateral. Kondisi tertentu dapat memiliki kelainan

lensa dan retina yang membuat terbatasnya penglihatan. Kekurangan pgmen okular

seperti pada defek transiluminasi iris pada anak dengan albinisme memiliki manfaat

dengan penggunan lensa kontak berwarna pekat dan/atau lensa kontak opaque iris ring.

Akromatopsia (rod monochromacy) merupakan suatu kelainan buta warna autosomal

resesif, akibat kelainan atau tidak adanya fungsi sel kerucut. Akromatopsia

menyebabkan fotofobia yang sehingga membatasi fungsi visual pada pencahayaan

yang terang. Lensa penyerap sinar (penyerapan lebih dari 90%) dapat mengurangi

gangguan visual namun pada kondisi tertentu tidak menjadi pilihan karena tampilan

fisik yang kurang sesuai. Lensa kontak berwarna (tingkat penyerapan 80%) dapat

mengurangi paparan sinar dan lebih dipilih dari sisi estetika.3,4,6

II. Pemilihan Lensa Kontak

Lensa kontak untuk anak memiliki beberapa jenis. Pemilihan tergantung pada

indikasi dan kebutuhan serta kondisi dari pasien tersebut. Berikut akan dijelaskan

beberapa tipe serta kelebihan dan kekurangan dari tiap jenis lensa kontak tersebut.

2.1 Lensa Hidrogel

Lensa hidrogel merupakan tipe lensa kontak yang paling sering digunakan pada

pediatrik. Lensa dengan kandungan air yang tinggi biasanya dipilih karena dapat

dipakai untuk pemakaian harian atau pemakaian berkelanjutan. Pemakaian harian perlu

dipertimbangkan untuk mengurangi risiko infeksi dan juga transmisi oksigen dapat

berkurang pada lensa yang berkekuatan tinggi seperti pada lensa kontak yang

digunakan untuk koreksi afakia.2,3,7,8

Kelebihan dari lensa hidrogel antara lain adalah dapat dibuat custom dengan

berbagai pilihan ukuran; dapat memberikan kenyamanan yang lebih baik dibanding

pada awal pemakaian pada anak dibandingkan jenis lainnya ; memberikan orang tua

Page 6: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

5

perasaan yang relatif lebih tenang pada pemasangan lensa kontak hydrogel pada

anaknya. Kekurangan dari lensa hydrogel antara lain adalah tidak dapat mengkoreksi

astigmatisme; pemasangan yang relatif tidak mudah karena sifat yang lebih elastis; Dk

yang semakin rendah dengan meningkatnya kekuatan dioptri lensa; kemungkinan lebih

mudah terlepasnya lensa akibat eye rubbing. 2,3,7,8

2.2 Lensa Okluder dan Prostetik

Lensa kontak okluder digunakan untuk pasien anak amblyopia yang membutuhkan

terapi patching namun tidak nyaman dengan penggunaan patching biasa karena alasan

fisik ataupun terapeutik. Salah satu kekurangan patching adalah dapat menyebabkan

patch dermatitis. Lensa kontak okluder tidak mudah terlepas dan dapat dipesan dengan

kekuatan dioptri yang lebih tinggi untuk memudahkan pemasangan. Lensa prostetik

digunakan pada kasus aniridia parsial atau total, iris coloboma, dan leukocoria.2,3,7,8

Gambar 1. Mata kiri sebelum dan setelah dipasang lensa prostetik. Dikutip dari : Sindt2

2.3 Lensa Silikon Elastomer

Lensa silikon elastomer menjadi pilihan utama untuk pemberian lensa kontak pada

pasien pediatrik dengan afakia. Kelebihan dari lensa ini adalah nyaman dan cukup

mudah digunakan; memiliki transmisibilitas oksigen yang sangat tinggi (Dk 340) dan

telah terbukti aman untuk extended-wear; tidak mudah terlepas atau hilang; memiliki

parameter lensa pada bagian tepinya sehingga mudah untuk diidentifikasi. Kekurangan

dari lensa ini antara lain harga yang mahal; dapat terbentuknya deposit lipid pada

Page 7: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

6

permukaan lensa dan sulit dibersihkan; terbatasnya pilihan parameter lensa; tidak

memiliki proteksi sinar ultraviolet; tidak tersedia luas.1-3,10,11

2.4 Lensa Gas Permeable

Penggunaan Lensa Gas Permeable semakin meningkat dengan perkembangan

automated hand-held keratometer. Lensa ini memberikan hasil yang baik pada

manajemen bayi dengan afakia dan dapat mengkoreksi myopia tinggi dan astigmatisme

ireguler akibat trauma dan sikatriks kornea. Kelebihan dari lensa gas permeable antara

lain memiliki pilihan parameter dan material yang luas; transmisibilitas oksigen yang

tinggi (Dk mencapai 150); memiliki proteksi terhadap sinar ultraviolet; dapat

mengkoreksi astigmatisme; durabilitas yang baik; rigiditas lensa yang memudahkan

pemasangan. Kekurangannya antara lain tidak cocok untuk continuous wear; rasa tidak

nyaman pada awal pemakaian; membutuhkan pengalaman yang lebih baik untuk

proses fitting dibandingkan jenis lensa lainnya.1-4,12

III. Pemeriksaan dan fitting lensa kontak

Pengukuran okular sulit dilakukan pada bayi tanpa penggunaan sedasi. Pengukuran

kurvatura dapat dilakukan dengan hand-held keratometer. Pemilihan base curve dan

diameter berdasarkan usia pasien cukup membantu pada saat pemeriksaan awal.

3.1 Pemeriksaan segmen anterior

Pemeriksaan segmen anterior adalah aspek yang penting pada fitting lensa kontak.

Metode sederhana untuk menentukan adanya lesi pada kornea adalah dengan sinar

ultraviolet dan pewarnaan fluorescein. Slit lamp standar dapat digunakan pada

pemeriksaan bayi dengan menggunakan teknik ‘flying baby’ atau dengan

menggunakan hand-held slit lamp.1-3

Page 8: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

7

Gambar 2. Teknik ‘flying baby’ pada slit-lamp. Dikutip dari : Tromans1

3.2 Sedasi

Fitting lensa kontak dan examination under anesthesia (EUA) dilakukan pada anak

yang tidak bisa tenang. Conscious sedation merupakan tipe anestesi yang paling sering

dilakukan pada fitting lensa kontak, namun sedasi penuh juga diperlukan pada

kebanyakan kasus. Conscious sedation biasanya dilakukan dengan penggunaan obat

oral, untuk mengurangi kesadaran secara minimal dengan tetap terjaganya jalan napas.

Pasien dipuasakan untuk makanan padat 6-8 jam, dan untuk cairan dipuasakan 3-4 jam

sebelum sedasi.1-4

3.3 Keratometri

Nilai keratometri bervariasi sesuai dengan usia dan faktor patologis pada mata. Bayi

prematur memiliki nilai kurvatura kornea yang lebih tinggi. Mata yang berukuran lebih

kecil seperti pada pasien dengan persistent hyperplastic primary vitreous (PHPV) juga

memiliki nilai kurvatura kornea yang lebih tinggi. 1-4

Page 9: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

8

Gambar 3. Automated hand-held keratometer. Dikutip dari : Tromans1

3.4 Diameter kornea

Diameter kornea dapat diukur menggunakan penggaris pupillary distance. Diameter

kornea pada saat lahir berukuran kurang lebih 10 mm, pada microphtalmia dan PHPV

sekitar 6-7 mm, pada usia 2-4 tahun sekitar 11.5 mm.1-4

3.5 Refraksi

Pengukuran kelainan refraksi atau overrefraksi lensa kontak dilakukan dengan

retinoskopi. Penggunaan obat sikloplegik direkomendasikan pada pasien pediatrik

karena disamping untuk menghilangkan efek akomodasi yang masih kuat juga

bertujuan untuk melebarkan pupil untuk memudahkan pemeriksaan.1-4

3.6 Biometri

Panjang aksial bola mata dan radius kurvatura kornea dapat diukur dengan

ultrasound dan keratometri sebelum dilakukan operasi katarak. Pengukuran ini dapat

menentukan kekuatan dioptri lensa kontak yang dibutuhkan setelah operasi dengan

menggunakan suatu formula kalkulasi IOL seperti formula Holladay. Hal ini berguna

dalam mendapatkan spesifikasi yang lebih tepat dan dapat mengurangi jumlah lensa

kontak yang digunakan untuk fitting awal.1,2, 14,15

Page 10: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

9

4. Komplikasi

Infeksi ringan sampai berat dapat terjadi terutama pada pasien dengan lensa kontak

extended wear. Orang tua pasien harus selalu memperhatikan pada saat pelepasan lensa

kontak apakah melihat adanya kemerahan dan segera melepas lensa kontak serta

kontrol secepatnya apabila terjadi kemungkinan komplikasi. Penyebab kemerahan

lainnya adalah adanya inflamasi, reaksi alergi, atau kemungkinan fitting yang terlalu

ketat. Neovaskularisasi kornea terjadi pada 25% kasus pasien yang datang ke klinik

lensa kontak pediatrik Moorefield sesuai yang dilaporkan oleh Moris dan Taylor.

Neovaskularisasi juga dapat terjadi terutama pada penggunaan lensa kontak

continuous-wear, dimana pada kondisi ini perlu dipertimbangkan untuk mengganti ke

jenis lensa gas-permeable atau lensa silikon hidrogel. Konjungtivitis papilaris dapat

terjadi akibat iritasi atau alergi terhadap cairan pembersih lensa atau adanya deposit

protein pada lensa. Afakia pada bayi memiliki risiko 25% untuk terjadinya glaukoma

sehingga tekanan intraokular perlu diukur pada setiap kunjungan. Kemungkinan

komplikasi lainnya seperti ablasio retina perlu dipikirkan terutama pada kasus miopia

tinggi sehingga pemeriksaan funduskopi perlu dilakukan.1,2,5

Page 11: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

10

5. Kesimpulan

Pasien pada usia bayi dan anak membutuhkan lensa kontak pada keadaan tertentu,

seperti pada kasus afakia, kelainan refraksi, terapi amblyopia, dan lainnya. Fitting lensa

kontak pada bayi dan anak merupakan tantangan dan memberikan kepuasan tersendiri

untuk praktisi lensa kontak. Pemberian lensa kontak memiliki indikasi refraktif,

kosmetik, dan terapeutik. Pemberian lensa kontak pada anak telah teruji efektif dan

aman, walaupun tetap memiliki beberapa kekurangan.

Page 12: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/... · adalah +2,46 D (rentang sekitar +0,75 sampai +5,25). Pemakaian lensa kontak mengurangi

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Tromans C, Wilson H. Babies and children. Dalam: Efron N, editor. Contact lens

practice. Edisi ke-3. Edinburgh: Elsevier; 2018. Hal 268-74.

2. Sindt CW. Pediatric contact lens fitting. Dalam: Hom MM, Bruce AS, editor. Manual

of contact lens prescribing and fitting. Edisi ke-3. St. Louis: Butterworth-Heinemann,

2006. Hal 599-634.

3. Trivedi RH, Wilson ME, et al. Contact lenses for children. Dalam: Agarwal S, editor.

Dr Agarwal’s textbook on contact lenses. Edisi ke-1. New Delhi: Jaypee Brothers;

2005. Hal 207-24.

4. Gasson A, Morris J. The contact lens manual. Edinburgh: Butterworth-Heinemann,

2010; Hal 367-72.

5. Penix K, Swanson MW, DeCarlo DK. Nystagmus in pediatric patients: interventions

and patient-focused perspectives. Clin Ophthalmol. 2015 Aug 21;9:1527–36.

6. Omar R, Idris SS, Meng CK, Knight VF. Management of visual disturbances in

albinism: a case report. J Med Case Rep. 2012 Sep 19;6:316.

7. Ghanem CC, Walline JJ. Pediatric contact lenses. Dalam: Contact lenses in ophtalmic

practice. New York: Springer-Verlag; 2004. Hal 130-5.

8. Bullimore MA. The Safety of Soft Contact Lenses in Children. Optom Vis Sci. 2017

Jun;94(6):638–46.

9. The Infant Aphakia Treatment Study Group. A Randomized Clinical Trial Comparing

Contact Lens to Intraocular Lens Correction of Monocular Aphakia during Infancy:

HOTV Optotype Acuity at Age 4.5 Years and Clinical Findings at Age 5 years. JAMA

Ophthalmol. 2014 Jun;132(6):676–82.

10. Lindsay RG, Chi JT. Contact lens management of infantile aphakia. Clinical and

Experimental Optometry. 2010 Jan 1;93(1):3–14.

11. Smith MJ, Walline JJ. Controlling myopia progression in children and adolescents.

Adolesc Health Med Ther. 2015 Aug 13;6:133–40.

12. Jones-Jordan LA, Walline JJ, Mutti DO, Rah MJ, Nichols KK, Nichols JJ, et al. Gas

Permeable and Soft Contact Lens Wear in Children. Optom Vis Sci. 2010

Jun;87(6):414–20.

13. Russell B, Ward MA, Lynn M, DuBois L, Lambert SR. The Infant Aphakia Treatment

Study Contact Lens Experience: One-Year Outcomes. Eye Contact Lens. 2012

Jul;38(4):234–9.

14. Trivedi RH, Wilson ME. Selection of an Initial Contact Lens Power for Infantile

Cataract Surgery without Primary Intraocular Lens Implantation. Ophthalmology.

2013 Oct;120(10):1973–6.

15. Trivedi RH, Lambert SR, Lynn MJ, Wilson ME. The role of preoperative biometry in

selecting initial contact lens power in the Infant Aphakia Treatment Study. J AAPOS.

2014 Jun;18(3):251–4.