dena_pll

Embed Size (px)

Citation preview

  • PHASE LOCKED LOOP PADA FREKUENSI

    88.0-108.0 MHZ

    Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat MengikutiSidang Tugas Akhir Strata Satu (S1)

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    Disusun Oleh:

    Dena Aditya Yuana

    020301006

    PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO TELEKOMUNIKSI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

    JAKARTA

    2008

  • iLEMBAR PERSETUJUAN

    Nama : DENA ADITYA YUANA

    NIM : 020301006

    Jurusan : Teknik Elektro Telekomunikasi

    Judul : PHASE LOCKED LOOP PADA FREKUENSI

    88,0MHz 108,0MHz.

    Telah disetujui untuk diajukan ke sidang Ujian Skripsi Fakultas Teknik Program Studi

    Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.

    Jakarta, 2 Agustus 2008

    Pembimbing I Pembimbing II

    (Ir.Gunarwan Prayitno, M.Eng) (Ir. Harry Ramza, MT)

    Mengetahui,Ketua Program Studi Teknik Elektro

    (Emilia Roza, ST.)

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    Nama : DENA ADITYA YUANA

    NIM : 020301006

    Jurusan : Teknik Elektro Telekomunikasi

    Judul : PHASE LOCKED LOOP PADA FREKUENSI

    88,0MHz 108,0MHz.

    Telah di ujikan pada sidang skripsi pada tanggal 27 Agustus 2008

    Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

    HAMKA

    Jakarta 27 Agustus 2008

    Ketua Tim Penguji

    ( .. )

    Penguji I Penguji II

    ( .. ) ( .. )

  • iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : DENA ADITYA YUANA

    NIM : 020301006

    Fakultas : Teknik

    Jurusan : Teknik Elektro Telekomunikasi

    Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

    Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

    HAMKA, bukan merupakan tiruan atau duplikat dari skripsi yang dipublikasikan

    dilingkungan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA maupun Perguruan

    Tinggi lainnya, kecuali bagian yang informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

    Jakarta, 27 Agustus 2008

    (DENA ADITYA YUANA)

  • iv

    ABSTRAK

    Rangkaian Phase Locked Loop (PLL) merupakan rangkaian pengunci fasa yang

    dihasilkan dari perubahan fasa antara frekuensi referensi dengan keluaran Voltage

    Control Oscillator (VCO). Rangkaian PLL dapat menghasilkan banyak frekuensi yang

    dapat diubah-ubah berdasarkan pengaturan pembagian frekuensi atau yang disebut

    sebagai pensintesa frekuensi. Kestabilan akan diperoleh apabila frekuensi yang

    dikeluarkan sama dengan perkalian antara frekuensi aliran dan jumlah pembagi

    frekuensi.

    Kata kunci : Phase Lock Loop, Voltage Control Oscillator, Kestabilan, FrequencySynthesizer.

  • vKATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr Wb.

    Puji syukur Alhamdulilah, Penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga penulis akhirnya dapat menyelasikan

    skripsi ini. Adapun judul penulissan skripsi ini adalah sebagai berikut :

    PHASE LOCKED LOOP PADA FREKUENSI 88,0 MHz 108,0 MHz

    Tujuan penulisan skiripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

    Sarjana Teknik Elektro Telekomunikasi UHAMKA. Sebagai bahan penulisan diambil

    berdasarkan studi pustaka dan percobaan. Studi pustaka diperoleh dari literatur dengan

    cara melakukan pengumpulan data melalui informasi yang didapat dari diskusi dengan

    sahabat, teman atau dosen yang lebih memahami, buku-buku, modul kuliah, berbagai

    media lain, termasuk media internet. Sedangkan untuk studi eksperimen dilakukan

    dengan membuat simulasi alat dan melakukan pengujian langsung.

    Penulisan meyadari bahwa tanpa dorongan dan bimbingan dari berbagai pahak,

    maka penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

    1. Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya lah skiripsi ini dapat diselsaikan.

  • vi

    2. Kedua orang tua, Kakak dan abang ipar yang telah sabar dan mendoakan seta

    memberikan dorongan dalam penilisan.

    3. Bapak Endy Syaiful Alim ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik.

    4. Bapak M. Mujirudin ST, MT selaku Program Akademik.

    5. Ibu Emilia Roza ST selaku kerua Jurusan Teknik Elektro.

    6. Bapak Ir. Gunarwan Prayitno M. Eng selaku pembimbing yang memberikan

    masukan masukan kreatif dalam penulisan.

    7. Bapak Ir. Harry Ramza MT selaku pembimbing yang tak pernah bosen

    memberikan motivasi dan kreatif untuk menyelesaikan skripsi ini.

    8. Guru-guruku dan Dosen Fakultas Teknik Uhamka yang telah mendidik

    sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi, semoga jasa yang telah engkau

    berikan kepada penulis dibalas oleh Allah S.W.T amin.

    9. Kawan-kawan Teknik Elektro seperjuangan angkatan VI / 2002, dan kawan

    kawan Fakultas Teknik Uhamka yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu

    terima kasih kawanku semoga kalian sukses amin.

    10. Temen-temen yang telah banyak membantu maupun yang tidak sama sekali

    tetapi terus menghibur penulis ketika penulis lagi sedang mengalami kebuntuan

    tentang penulisan.

    Serta semua pihak yang telah banyak membantu serta tidak dapat disebutkan

    satu- persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulisan menyadari penulisan ini

    masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik serta saran yang membangun sangat

    dibutuhkan demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

  • vii

    Akhir kata semoga penulisan ini dapat berguna bagi kita semua serta berguna

    bagi masyarakat, Amin.

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Jakarta, 27 Agustus 2008

    DENA ADITYA YUANA

  • viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN.......... i

    LEMBAR PENGESAHAN .......................... ii

    LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI ......................................................................... iii

    ABSTRAK ............................................................................................................. iv

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

    DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR .... x

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

    BAB 1. PENDAHULUAN.1.1. Latar Belakang .............................................................................. 11.2. Tujuan ........................................................................................... 11.3. Pokok Permasalahan ..................................................................... 21.4. Batasan Masalah ........................................................................... 21.5. Sistematika Penulisan ................................................................... 2

    BAB 2 . TEORI DASAR PHASE LOCKED LOOP.2.1. Teori Sistem Pengaturan 42.2. Prinsip Kerja PLL ......... 72.3 Bagian-bagian PLL . 10

    2.2.1. Oscilator Referensi ............................................................. 102.2.2. Phase Detector (PD) ........................................................... 102.2.3. Low Pass Filter (LPF)......................................................... 142.2.4. Voltage Control Oscilator (VCO) ...................................... 192.2.5. Divider ................................................................................ 20

    BAB 3 PERANCANGAN PADA PHASE LOCKED LOOP3.1. Oscilator Referensi .. 223.2. Phase Detector (PD) ... 233.3. Low Pass Filter (LPF) ................................................................ 243.4. Voltage Control Oscilator (VCO) ................................................ 27

  • ix

    3.5. Prescaller . 283.6. Divider 30

    BAB 4 PENGUJIAN PHASE LOCKED LOOP4.1. Pengujian Oscillator Referensi ................................................. 334.1.2. Phase Detector IC MC 145106 ............................................... 344.1.3. Voltage Control Oscillator. ...................................................... 354.2. Analisa ..................................................................................... 39

    BAB 5 KESIMPULAN ................................................................................. 45DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 46LAMPIRAN ......................................................................................................... 47

    L-1. Prosedur Pengerjaan Alat .. 47L-2. Foto-Foto Rangkaian Phase Locked Loop . 48L-3. Alat-Alat Yang Dipakai Untuk Membuat Rangkaian

    Phase Locked Loop 52L-4. Komponen-komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian

    Phase Locked Loop .... 53L-5. Lampiran Rangkaian PLL .. 54

  • xDAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Elemen diagram blok ................................................................... 4Gambar 2.2 Diagram blok suatu detektor kesalahan ...................................... 5Gambar 2.3 sistem loop tertutup .................................................................... 6Gambar 2.4 Blok PLL Dengan Oscilator ...................................................... 9Gambar 2.5 Bentuk Sinyal A & B Yang Berbeda Phase ............................... 12Gambar 2.6 Rangkaian R-S Flip Flop dan NOR .......................................... 12Gambar 2.7 Timing Diagram Gerbang NOR ................................................. 13Gambar 2.8 Bentuk Dasar Phase Locked Loop ............................................. 15Gambar 2.9 Rangkaian Filter Aktif ............................................................. 16Gambar 2.10 Respons Masukan Step Orde 2 ............................................... 18Gambar 2.11 Diagram Blok VCO ................................................................ 19Gambar 2.12 Grafik Frekuensi terhadap tegangan kendali ............................ 20Gambar 2.13 Blok Divider ............................................................................ 21Gambar 2.14 Sinyal Input F(1) dan Output Divider F(2) .............................. 21Gambar 3.1 Blok diagram Oscillator Referensi ............................................. 22Gambar 3. 2. Rangkaian Block Phase Detector ............................................... 23Gambar 3. 2. Rangkaian Nilai Komponen Low Pass Filter (LPF) .................. 27Gambar 3.3. Rangkaian VCO ......................................................................... 28Gambar 3.4. Rangkaian Prescaler .................................................................. 29Gambar 3.5. Rangkaian Divider ...................................................................... 31Gambar 3.6. Pengeset-an Pin Divider ............................................................. 31Gambar 4.1. Blok Rangkaian Oscillator Referensi .......................................... 33Gambar 4.2. Sinyal Keluaran Osicallator Frekuensi, (a) Sinyal keluaran

    pada pin 4 sebesar 10,24 MHz., (b) Sinyal keluaran setelahdibagi 2 sebesar 5,12 MHz .......................................................... 34

    Gambar 4.3. Blok pengujian Phase Detektor .................................................. 34Gambar 4.4. Sinyal keluaran Phase Detektor MC 145106 .............................. 35Gambar 4.5. Diagram Blok Pengukuran Linieritas VCO ............................... 35Gambar 4.6. Grafik Pengukuran VCO ............................................................. 37Gambar 4.7. Spektrum hasil keluaran yang dihasilkan oleh VCO.,

    (a.)frekuensi 99,6 MHz, (b)frekuensi 100,2 MHz.,(c)frekuensi 100,3 MHz, (d)frekuensi 108,1 MHz ...................... 39

    Gambar 4.8. Sistim Standar PLL .................................................................... 39Gambar L-2. 1. Rangkaian Voltage Control Oscilator & Prescaller ............... 48Gambar L-2. 2. Rangkaian Low Pass Filter .................................................... 48

  • xi

    Gambar L-2. 3. Rangkaian Oscillator Referensi, Phase Detector & Divider ..... 49Gambar L-2. 4. Jalur Rangkaian Oscillotor Referensi,

    Phase Detector & Divider .......................................................... 49Gambar L-2. 5. Rangkaian Keseluruhan PHASE LOCKED LOOP ............... 50Gambar L-2. 6. Rangkaian Phase Locked Loop dan Power Supply + 5 Volt ... 50Gambar L-2. 7. Tampak luar Power Supply + 5 Volt ..................................... 51Gambar L-2. 8. Tampak Dalam Power Supply + 5 Volt ................................ 51

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Hasil Pengukuran VCO ................................................................. 36

    Tabel 2. Pengunaan Saklar (dip switch) Pemilihan Frekuensi ..................... 38

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    PLL (Phase Locked Loop) adalah suatu sistem umpan balik dimana sinyal

    tersebut digunakan untuk mengunci frekuensi dan fasa keluaran pada suatu

    frekuensi dan fasa sinyal input. Bentuk sinyal input bisa berupa sinyal sinus atau

    digital. PLL digunakan untuk filter, sintesa frekuensi, kontrol kecepatan motor,

    modulasi-demodulasi dan beragam aplikasi lainnya.

    Pada prinsipnya PLL adalah suatu feedback control system yang

    rangkaiannya terdiri atas bagian-bagian pokok sebagai berikut :

    1. Phase Detector

    2. Loop Filter

    3. Voltage Controlled Oscillator (VCO)

    Peran utama dalam PLL dipegang oleh phase detector yang bertugas

    membandingkan fasa sinyal input dari VCO dengan suatu sinyal referensi dan

    sebagai outputnya adalah beda fasa.

    Adanya beda fasa akan memberikan perbedaan tegangan yang selanjutnya,

    perbedaan tegangan tersebut difilter oleh loop filter dan digunakan pada

    rangkaian. Kemudian pengatur tegangan pada VCO mengubah frekuensi kearah

    memperkecil perbedaan antara sinyal referensi dengan sinyal umpan balik dari

    VCO. Bila lingkaran sistem frekuensi, maka pengatur tegangan berada pada posisi

    dimana frekuensi rata-rata sinyal umpan balik tepat sama dengan frekuensi

    referensi.

    1.2 Tujuan

    Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui sistem kerja dan merancang

    sebuah rangkaian PLL yang bekerja pada Frekuensi 88.0 hingga 108.0 Mhz.

  • 21.3 Pokok Permasalahan.

    1. Bagaimana menjaga agar frekuensi keluaran tetap akurat dan stabil.

    2. Bagaimana menghasilkan DC rata-rata tegangan keluerannya sebanding

    terhadap fasa antena sinyal masukan.

    3. Bagaimana merancang ocsilator untuk melawatkan suatu pita frekuensi

    tertentu supaya memperlemah isyarat diluar pita.

    4. Bagaimana agar rangkaian menghasilkan frekuensi keluaran yang dapat

    berubah sesuai dengan tegangan pengatur yang diberikan.

    5. Bagaimana menentukan besaran frekuensi yang diumpan sebanding dengan

    besarnya frekuensi referensi.

    1.4 Batasan Masalah.

    Pada tugas akhir ini yang dikaji adalah bagaimana membuat rangkaian

    Pembangkit Gelombang Menggunakan Phase Locked Loop pada frekuensi 88.0-

    108.0 Mhz.

    1. 5. Sistematika Penulisan.

    Penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bab, dengan beberapa lampiran.

    Bab I Pendahuluan

    yang berisi latar belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika

    pembahasan.

    Bab II Landasan Teori

    Membahas tentang teori sistem kerja Phase Locked Loop

  • 3Bab III Perancangan Sitem PLL.

    Menjelaskan perancangan masing-masing rangkaian

    Bab IV Pengukuran dan Analisa Alat.

    Pengukuran dan menganalisa PLL yang meliputi komponen-komponen

    yang digunakan, pada bagian-bagian dari PLL

    Bab V Penutup.

    Berisi kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan alat dalam tugas akhir

    ini.

  • 4BAB 2

    TEORI DASAR PHASE LOCKED LOOP

    2.1. Teori Sistem Pengaturan

    Suatu sistem kontrol dapat terdiri dari beberapa komponen. Untuk menujukan

    fungsi dilakukan oleh tiap komponen, dalam teknik kontrol, biasanya kita

    menggunakan suatu diagram yang disebut diagram blok. Diagram blok mempunyai

    keunggulan dalam menujukkan aliran sinyal yang lebih nyata pada sistem yang

    sebenarnya. Sinyal dapat mengalir pada arah yang ditunjukan oleh anak panah. Jadi,

    Diagram blok suatu sistem kontrol secara efektif menujukan suatu sifat searah. Pada

    gambar 2.1 menujukan suatu elemen diagram blok. X(s) merupakan masukan dan

    Y(s) merupakan keluaran fungsi ahli G(s) pada gambar berfungsi sebagai berikut :

    Gambar 2.1 Elemen diagram blok

    Perhatikan bahwa dimensi sinyal keluaran dari blok sama dengan dimensi sinyal

    masukan dikalikan dengan dimensi fungsi alih dalam blok.

  • 5Keluaran sinyal Detektor sE merupakan selisih antara sinyal masukan sR

    acuan dengan sinyal umpan-balik sC dari sistem kontrol. Pemilihan detektor

    kesalahan adalah cukup penting dan harus diputuskan dengan hati-hati. Hal ini

    disebabkan oleh setiap adanya ketidak sempurnaan detektor kesalahan yang tanpa

    dapat dihindari akan mempengaruhi performasi sistem keseluruhan. Penyajian

    diagram blok dari detektor kesalahan, ditunjukan pada gambar 2.2

    Gambar 2.2 Diagram blok suatu detektor kesalahan

    Perhatikan bahwa lingkaran dengan tanda silang adalah simbol yang

    menujukan suatu operasi penjumlahan. Tanda positif atau negatif pada setiap anak

    panah menujukkan operasi yang harus dikenakan pada sinyal tersebut, ditambahkan

    atau dikurangkan. Bahwa Besaran-besaran yang ditambah atau dikurang mempunyai

    dimensi dan satuan yang sama. Menujukan suatu contoh, keluaran C(s) diumpan-

    balikan ketitik penjumlahan untuk dibandingkan dengan masukan acuan R(s).

    Keluaran blok, C(s) dalam hal ini, diperoleh dengan mengalikan fungsi alih G(s)

  • 6dengan masukan blok E(s). Jika keluaran diumpan-balikkan ke titik penjumlahan

    untuk dibandingkan dengan masukan, maka perlu mengubah bentuk sinyal keluaran

    agar sama dengan bentuk sinyal masukan. Pengubahan ini dilakukan oleh elemen

    umpan-balik yang mempunyai alih H(s), seperti ditunjukan pada gambar 2.3. peranan

    penting lainnya dari elemen umpan-balik adalah memodifikasi keluaran sebelum

    dibandingkan dengan masukan, pada contoh ini sinyal umpan-balik yang diumpan-

    balikan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan dengan sinyal masukan adalah

    B(s) = H(s)C(s).

    Gambar 2.3 sistem loop tertutup

    Perbandingan antara sinyal umpan-balik B(s) dengan sinyal kesalahan

    penggerak E(s) disebut fungsi ahli loop terbuka

    SHSG

    sEsB . (2.1)

    perbandingan antara keluaran C(s) dengan sinyal kesalahan penggerak E(s) disebut

    fungsi ahli umpan maju

    SG

    SESC

    ......... (2.2)

  • 7jika fungsi ahli elemen umpan-balik adalah satu, maka fungsi ahli loop terbuka dan

    fungsi ahli umpan maju. Untuk sistem yang ditunjukan pada gambar 2.3, keluaran

    C(s) dan masukan R(s) direlasikan sebagai berikut:

    ... (2.3)

    Keluaran E(s) dari persamaan-persamaan ini memberikan

    sCsHrRsGsC (2.4)

    atau

    sHsGsG

    sRsC

    1. (2.5)

    funsi ahli yang merealisasikan C(s) dengan R(s) disebut fungsi ahli loop tertutup.

    Fungsi ahli ini merealisasikan dinamika sistem loop tertutup dengan dinamika elemen

    umpan maju dan elemen umpan balik.

    sR

    sHsGsGsC

    1. (2.6)

    jadi jelas bahwa keluaran sistem loop tetutup bergantung pada funsi alih loop tertutup

    dan sifat dari masukan.

    2.1 Prinsip Kerja Phase Locked Loop

    Sistem Phase Locked Loop merupakan suatu sistem umpan balik yang sinyal

    keluarannya dikunci dengan sinyal masukan. Sinyal masukan disebut sinyal refernsi.

    sCsHsRsBsRsE

    sEsGsC

  • 8Pada dasar dari sistem Phase Lock Loop (PLL) merupakan suatu feedback loop

    sistem, yang terdiri dari :

    Oscilator Referensi

    Phase Detector (PD)

    Low Pass Filter (LPF)

    Voltage Control Oscilator (VCO)

    Divider (Pembagi)

    Dalam feedback control sistem (sistem control umpan balik), komponen-

    komponen Phase Detector; Low Pass Filter dan Voltage Control Oscilator diatas

    dirangkaikan dalam suatu forward path (umpan maju), sedangkan komponen Voltage

    Control Oscilator ; Divider dan Phase Detecktor dirangkaikan dalam suatu hubungan

    feed back path (umpan balik). Jadi Phase Locked Loop merupakan suatu loop umpan

    balik dengan Phase Detector (pencampur yang digunakan dengan cara yang khusus)

    yang dirangkaikan dengan sebuah Low Pass Filter, sebuah Voltage Control Oscilator

    serta sebuah Divider. Dalam memberikan kembali sinyal keluaran (feedback loop)

    dan membandingkannya dengan sinyal Input, rangkaian Phase Locked Loop akan

    memberikan kembali frekuensi yang datang. Hal ini memungkinkan Voltage Control

    Oscilator Mengunci Frekuensiyang baru masuk.

    Frekuensi yang datang atau masuk berasal dari oscilator (sebagai frekuensi

    acuan) yang merupakan satu input bagi Phasa Detector, sedangkan frekuensi yang

    keluar dari Voltage Control Oscilator diumpan kembali, setelah melalui Divider juga

  • 9menjadi frekuensi input lain bagi Phase Detector.Seperti ditunjukkan pada blok

    gambar berikut ini

    OSC.REF

    PHASEDETECTOR

    LOW PASSFILTER

    DIVIDER(:N)

    VCO)(if

    )(af

    )(of

    Gambar 2.4 Blok PLL Dengan Oscilator

    Mula-mula frekuensi )(af dekat dengan frekuensi input )(if (dari oscillator) oleh

    karena output Phase Detector adalah sebuah nada denyut (sinyal frekuensi rendah),

    hal ini menyebabkan frekuensi Voltage Control Oscilator berubah menjadi sama

    dengan frekuensi Naf )( . Output Phase Detector merupakan tegangan DC yang

    sebanding dengan beda fase antara frekuensi )(if dengan frekuensi )(af . Tegangan

    DC megendalikan frekuensi Voltage Control Oscilator fungsi menjaga agar tetap

    terkunci terhadap frekuensi masukan

    Dari gambar 2.4 tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut :

    (2.7)

    Jika Voltage Control Oscilator mengalami pergeseran frekuensi maka Phase Detektor

    menghasilkan perubahan tegangan DC selanjutnya menghasilkan frekuensi Voltage

    Control Oscilator dan mengunci pada frekuensi acuan kembali.

    Nofifafif

    Nofaf

    /)()()()(

    /)()(

  • 10

    2.2 Bagian-bagian Phase Locked Loop

    Rangkaian Phase Locked Loop memiliki bagian-bagian yaitu Oscillator

    Referensi, Phase Detector, Low Pass Filter, Voltage Control Oscillator dan Divider,

    masing-masing memiliki fungsi tersendiri, Antara lain sebagai berikut:

    2.2.1 Oscilator Referensi

    Oscilator referensi ini menghasilkan frekuensi input bagian PLL. Untuk

    menjaga agar sistem Phase Loop tetap akurat, maka oscilator referensi harus tetap

    dalam keadaan stabil. Untuk itu dapat digunakan rangkaian yang dikontrol sebuah

    kristal. Frekuensi oscilator referensi ini besarnya harus dibuat sama dengan besar

    frekuensi umpan balik )(af bila dalam keadaan lock, sehingga bila kedua sinyal

    tersebut menjadi input Phase Detektor maka Phase Detektor dapat membandingkan

    Phase kedua dari sinyal tersebut. dari rangkaian Oscilator yang mengguankan sebuah

    kristal, yang mempunyai frekuensi outputnya sebesar 5 kHz. Maka Capasitor

    Variabel fungsinya untuk menjaga keseimbangan agar output rangkaian sama dengan

    frekuensi kristal.

    2.3.2 Phase Detector

    Semua Phase Locked Loop menggunakan rangkain Phase Detector atau

    rangkaian Phase Comparator. Phase Detector tersebut mengahsilkan tegangan DC

    rata-rata. Tegangan outputnya sebanding terhadap perbedaan Phasa anatara sinyal

    input Phase Locked Loop (sinyal referensi) dengan sinyal output Voltage Control

    Oscilator (sinyal feedback).

  • 11

    Pada bagian Phase Detector terdapat dua input. Phase Detector akan

    memberikan reaksi pada saat adanya masukan dari kedua sinyal output. Apabila

    kedua sinyal input mempunyai frekuensi yang sama tetapi dengan fasa yang berbeda,

    maka Phase Detector mempunyai tiga kondisi yaitu :

    a. Bila sinyal pertama mendahului sinyal kedua maka output Phase Detector ini

    akan memberikan penunjukkan suatu tegangan yang tinggi pada saat waktu

    yang sama, dengan fasa yang berbeda.

    b. Bila sinyal pertama terdahului oleh sinyal kedua maka output Phase Detector

    akan memberikan penunjukkan tegangan yang rendah pada saat waktu yang

    sama dengan fasa yang berbeda.

    c. Bila sinyal yang pertama dan yang kedua sefasa maka Phase Detector

    menunjukkan dalam kondisi penguncian frekuensi.

    Faktor perubahan beda phasa menjadi tegangan dinamakan Phase Detector

    Convertion Gain, sebagaimana persamaan berikut :

    KVo .. (2.8)

    dimana :

    oV adalah tegangan output rata-rata Phase Detector

    K adalah Phase Detector Gain (V/rad)

    adalah beda phasa input Phase Detector (rad)

    Gambar 2.5 dibawah ini memperlihatkan sinyal A dan sinyal B yang memiliki beda

    phasa.

  • 12

    Gambar 2.5 Bentuk Sinyal A & B Yang Berbeda Phase

    Dari gambar 2.5 beda phase ( ) dapat dicari denngan menggunakan rumus :

    036012 T

    TT (2.9)

    Ada beberapa jenis tipe phase detector yang sering digunakan pada system Phase

    Locked Loop, seperti exclusive OR (EX-OR) dari edge trigger. Disisi akan dijelaskan

    hanya tentang phase detector tipe edge trigger.

    Yang paling sederhana dari Phase Detector Edge Trigger adalah set-reset atau

    disebut juga R-S flip-flop yang merupakan rangkaian dasarnya. Terlihat seperti

    gambar 2.6 dibawah ini, R-S flip-flop dapat dibuat dari sepasang gerbang NOR.

    Q

    QQ

    Q

    Gambar 2.6 Rangkaian R-S Flip Flop dan NOR

  • 13

    Terdapat dua aturan dasar yang menentukan operasi dari R-S flip-flop sebagai

    phase detector tipe edge trigger yaitu :

    1. Jika set atau input S diberi masukan logic 1, maka output Q akan berlogic

    1,dimana output Q akan berlogic 0 (ground).

    2. Jika reset atau input R diberi masukan logic 1, maka output Q akan berlogic

    0,dimana output Q Sebagaimana diperlihatkan timing diagram gambar 2.8

    gerbang NOR merupakan trigger pada positif leading edge dari dua inputnya

    Q OUTPUT

    OUTPUT

    2

    INPUT

    INPUTS

    R

    0

    Q

    Gambar 2.7 Timing Diagram Gerbang NOR

    Pada Gambar 2.7 diperlihatkan diagram waktu gerbang NOR merupakan

    trigger pada leading dari dua input. Untuk R-S flip-flop sebagai edge trigger detector,

    puse input biasanya memiliki durasi agak pendek, yang simetris 50% duty cycle

    terhadap pulsa exclusive OR detector.

  • 14

    2.3.3 Low Pass Filter.

    Low Pass Filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar melewatkan

    suatu pita frekuensi tertentu sagar memperlemah semua isyarat diluar pita ini.Jaringan

    filter bias bersifat aktif ataupun pasif. Filter aktif biasanya menggunakan transistor

    atau Op-Amp.Filter dalam system PLL menghasilkan tegangan rata-rata yang

    mengendalikan rangkaian VCO (Integrator) dan mempengaruhi untuk kerja rangkaian

    loop filter. Low Pass Filter ini mempunyai tugas pokok antara lain:

    1. Meredam frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh output phasa detektor.

    2. Sebagai penentu kinerja PLL.

    Daerah kunci yaitu daerah frekuensi VCO dimana frekuensi

    keluarannya masih bias dijaga konstan.

    Band With loop sistem.

    Tanggapan transient yaitu mencegah overshoot yang dapat

    menggakibatkan osilasi yang meyebabkan frekuensi keluaran tidak

    bisa dikunci.

    Karakteristik loop dasar seperti capture rage, bandwith, capture time dan respon

    transient secara prinsip dikontrol oleh Low Pass Filter ini. Bentuk dasar phase locked

    loop pada gambar 2.8 dibawah ini.

  • 15

    N

    KvcofKK

    Gambar 2.8 Bentuk Dasar Phase Locked Loop

    Dimana :

    K = Faktor penguatan detektor phasa (V/rad).

    fK = Faktor penguatan filter.

    N = Pembagi.

    Kvco = Faktor penguatan VCO (rad/det volt.)

    Perbandingan keluaran dan masukan phase locked loop orde 2 dalam respon

    frekuensi pada penguatan tetap, sebagai berikut:

    NKvcoKfKS

    KvcoKfKSRSC

    .................................(2.10)

    dengan

    STSTK f 2

    11 ............................................ (2.11)

    dimana T2 = R1C dan T1 = R2C

  • 16

    -

    +

    R1

    R2

    C

    Cc

    Rc

    Gambar 2.9 Rangkaian Filter Aktif

    Maka :

    1

    11

    12

    2

    STKKTNS

    STNSRSC

    vco

    ..(2.12)

    Lebar pita loop atau frekuensi natural dan factor dumping merupakan factor yang

    penting didalam step masukan phasa dan frekuensi pada respons transient

    didefinisikan sebagai berikut.

    2

    2

    TNKK vco

    n

    .. (2.13)

    ....................................................(2.14)21

    2

    2 TTNKK vco

  • 17

    Persamaan(2.6)menjadi:

    121

    2

    21

    nn

    SSSTN

    SRSC

    .......................................(2.15)

    Untuk nilai tertentu pada respons orde 2 dapat dilihat pada gambar 2.10. Konstanta

    VCOKK , dan N bernilai tetap didalam membuat filter, Nilai 1T dan 2T akan

    berubah untuk mengatur jumlah nilai n dan . Pada persamaan (2.7) dan (2.8).

    terlihat bahwa

    22n

    VCO

    NKK

    T

    ................................................(2.16)

    dan

    n

    T

    21 ...................................................... (2.17)

  • 18

    Gambar 2.10 Respons Masukan Step Orde 2

    Dengan menggunakan hubungan persamaan (2.10) dan (2.11) maka besar tahanan

    dan kapasitor dapat dihitung.

    CNKK

    Rn

    VCO21

    ............................................... (2.18)

    CR

    n

    22 .................................................... (2.19)

    12 RN

    KKC

    n

    VCO

    ............................................. (2.20)

  • 19

    2.3.4 Voltage Control Oscillator (VCO)

    Voltage Conrol Oscillator (VCO) merupakan osilator yang frekuensi

    keluarannya sebanding dengan kendali pada masukannya. Diagram blok VCO

    diperlihatkan gambar 2.11 dibawah ini :

    Gambar 2.11 Diagram Blok VCO

    Hubungan antara tegangan pengendali pada masukan dengan keluaran frekuensi dari

    VCO dapat dinyatakan oleh.

    det/radVK dvo ....................................... (2.21)

    dimana :

    dV = Tegangan pengendali pada input Vco (Volt).

    vK = Faktor penguatan VCO (rad/det/volt)

    o = Frekuensi keluaran (rad/det).

    VK juga merupakan konstanta yang merubah dari tegangan kendali masukan menjadi

    frekuensi.Gambar berikut menujukan dimana frekuensi digambarkan terhadap

    tegangan kendali dari VCO.

  • 20

    Gambar 2.12 Grafik Frekuensi terhadap tegangan kendali

    Apabila loop terkunci, dV merupakan tegangan searah (DC), apabila loop tidak

    terkunci, dV merupakan frekuensi selisih outref ff yang mencoba mendorong

    VCO keadaan sinkron terhadap sinyal masukan.

    2.3.5 DIVIDER (PEMBAGI)

    Peranan rangakaian divider ini sangat penting, jika ingin mengeser frekuensi

    output phase locked loop adalah dengan cara mengubah-ubah harga divider ini.

    Frekuensi yang diumpan kembali (feedback loop) dibagi dahulu oleh divider agar

    besarnya frekuensi yang diumpan sebanding dengan besarnya frekuensi referensi.

    Untuk lebih mudahnya rangkaian divider ini dibuat programe-able, yang mana untuk

    pemprogramannya cukup dimasukkan bit-bit berupa bit BCD.

    o

    reffoutf

    dV

  • 21

    Gambar 2.13 Blok Divider

    Berikut ini adalah bentuk sinyal 1F setelah melalui sebuah divider.

    Gambar 2.14 Sinyal Input 1F & Output Divider 2F

  • 22

    BAB 3

    PERANCANGAN PADA PHASE LOCKED LOOP

    3.1 Oscilator Referensi

    Pada rangkaian oscillator referensi ini menggunakan Kristal aktif 10,24 MHz

    dengan kapasitor tangki osilasi sebesar 30 pF. Rangkaian oscillator referensi ini

    berada pada pin 4 yang menggunakan IC MC 145106. Frekuensi output kemudian

    dihubungkan dengan pin 5 melalui pembagi 2, sehingga hasil yang dikeluarkan

    sebesar 5,12 MHz. Titik pengujian dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini:

    DEVIDER: 2

    10,24 MHz 3

    30 pf30 pf

    4 5 6

    100 ohm

    Output internal kephase detektor

    Gambar 3.1 Blok diagram Oscillator Referensi

    Hasil yang telah didapat dari pin 5 sebesar 5,12 MHz lalu dihubungkan

    kembali pada masukan pembagi 29 atau 210. Pada rangkaian diatas menggunakan

    pembagi 210 yang terhubung pada pin 6 yang menuju ground melalui sebuah resistor 100

  • 23

    ohm. Maka hasil yang dikeluarkan oleh oscillator referensi sebesar 5 KHz akan

    dihubungkan ke phase detector untuk membandingkan sinyal umpan balik dari divider.

    3.2 Phase Detector (PD)

    Phase detektor dapat menghasilkan level sinyal tinggi apabila frekuensi input lebih

    rendah pada pin 2, dari pada frekuensi referensi pada pin 6 (fin < fref), dan apabila

    menghasilkan sinyal rendah maka frekuensi input lebih besar dari pada frekuensi

    referensi (fin < fref). Pada phase detektor menggunakan IC MC 145106 satu blok

    dengan oscillator referensi, memiliki lock detector (LD) sebagai penghasil level

    sinyal tinggi saat indicator lock detect (LD) / led dalam kondisi menyala, seperti

    yang ditunjukan pada pin 8 pada gambar 3.2 dibawah ini:

    MC 145106

    P0P1P2P3P4P5P6P7P8

    PDDEVIDER

    DEVIDER: 210,24 MHz 3

    30 pf

    2

    30 pf

    4 5 6 100 ohm

    8

    1

    fref

    fin

    Gambar 3. 2. Rangkaian Block Phase Detector.

    Pada gambar 3.2 diatas, yang menujukan bahwa pin 1 dalah output phase detektor

    yang selanjutnya dimasukan ketahap low pass filter.

  • 24

    3.3. Low Pass Filter.

    Rangkaian low pass filter akan menghasilkan tegangan rata-rata / searah yang

    disebut juga (integrator) sebagai pengendali rangkaian vco. Dengan asumsi sebagai

    berikut:

    a.Waktu Penguncian antar Saluran ( 5% ) = 1 mS.

    b.% Over shoot < 20% = 0,2.

    c.Minimum Penekan Hormonisa (Sidband suppression) = - 30 dB

    Untuk mencari nilai komponen low pass filter diperlukan pengujian vco terlebih

    dahulu.

    1. Frekuensi keluaran minimun 88 MHz pada tegangan 1,25 Volt.

    2. Frekuensi keluaran maksimum 108 MHz pada tegangan 1,84 Volt.

    Menghitung divider N.

    ifofN

    Nofaf

    afif

    maka,

    176005

    0,88min KHz

    MHzN

    dan

  • 25

    216005

    0,108

    KHzMHzN mak

    Konstanta penguatan detektor phasa,

    radVoltVoltVK DD /4,04

    54

    Konstanta penguatan VCO,

    Voltrad

    VoltVoltMHzMHzKVCO

    .det/10.44,10659,010.62859,0

    10.20225,184,1

    0,880,1082

    6

    5

    6

    Faktor dumping[2],

    1

    Redaman natural,

    226

    3

    /10.25,20/10.5,4

    15,4

    1

    2 sradsrad

    m

    m

    n

    s

    s

    ntn

    maka.

  • 26

    KK

    R

    R

    nFcjikaRnc

    4444,4410.5,42

    1010.5,42

    10.10.5,42

    102

    5

    832

    82

    3

    2

    untuk mencari 1R perlu di lihat dari persamaan berikut ini,

    1

    66

    1

    61

    2

    )10(2160010.44,106.4,010.25,20

    )10(2160010.44,106.4,0

    RnF

    RnF

    NCRKK VCO

    n

    maka,

    KKRnF

    R

    1073388,910.25,20)10(21600

    10.44,106.4,0

    1

    6

    6

    1

    Penekanan level harmonisa,

    nF

    K

    Rc

    nc

    510.00,5199980000

    110.5,444,44

    1

    9

    3

    1

  • 27

    10 nF

    -

    +

    44 K

    10 K44 K

    5 nF

    R1

    R2

    C

    Rc

    Cc

    Gambar 3.2. Rangkaian Nilai Komponen Low Pass Filter (LPF)

    Rangkaian 3.2 diatas dibentuk dari hasil nilai komponen, rangkaian ini

    umumnya dikenal sebagai rangkaian integrator (searah). Untuk komponen RC dan CC

    merupakan rangkaian LPF yang menekan frekuensi harmonisa yang dibangkitkan

    oleh VCO. Rangkaian LPF dibentuk untuk menekan harmonisa ke-1. Harmonisa ke-

    2,3 dan seterusnya tidak dapat ditekan secara signifikan. Pada alat ukur hanya bisa

    dideteksi, pada output rangkaian LPF akan tersambung ke rangkaian VCO.

    3.4 Voltage Control Oscillator (VCO)

    Pada rangkaian Voltage Control Oscillator yang menggunakan IC MC 1648

    dapat memberikan frekuensi output maksimum sebesar 225 MHz(1). Pada pin 10 dan

    pin 12 yang diparalel dengan lilitan induktok dan 2 buah dioda varaktor adalah input

  • 28

    dari rangkaian vco, agardapat memberikan tegangan rata-rata / searah (integrator)

    dari rangkaian low pass filter. Sedangkan output pada rangkaian vco terletak pada

    pin 3 yang menghasilkan gelombang sinus, lalu dicatu dengan supply + 5 volt pada

    pin 1 dan pin 14, maka akan terlihat pada gambar 3.4 dibawah ini:

    -+

    MC 1648

    50,1 F

    114

    12

    10

    3L

    +5V

    0,1 F 0,1F

    0,1F

    OUTPUT

    VCO

    MV 1404

    MV 1404

    Gambar 3.3. Rangkaian VCO

    Gambar 3.4 diatas yang menujukan pada pin 3 output dari rangkaian vco

    yang dihubungkan sebagai umpan balik kebagian prescaller pada pin 15. Dalam

    perancangan rangkaian vco harus dilakukan dalam keadaan tertutup karena frekuensi

    yang dihasilkan adalah frekuensi tinggi dalam keadaan stabil.

    3.5 Prescaller

    Prescaller adalah pembagian dengan dua bilangan yang berbeda secara

    bergantian yang menggunakan IC MC 12013. Pada rangkaian prescaller pada pin 15

  • 29

    adalah input dari rangkaian tersebut, pada pin 15 yang dihubungkan dengan

    keluaran vco pada pin 3 dari rangkaian vco melalui capasitor yaitu sebagai umpan

    balik, dapat terlihat pada gambar 3.5 dibawah ini:

    VCC

    Fout

    Fin

    VBB

    Q

    Q

    -

    +

    GND

    E1

    E2

    E3

    E4

    E5

    MC12013

    16

    7

    2

    3

    4

    5

    8

    15

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    +5V

    +5V

    0,1F1 K

    1000PFPRESCALER

    Gambar 3.4. Rangkaian Prescaler

    Pada gambar 3.5 diatas, bahwa untuk menentukan prescaller bekerja dengan

    pembagi 10 atau pembagi 11, maka ditentukan oleh E1 sampai E5 (pin 9 sampai pin

    13). Untuk pembagi 11 E1 sampai E5 harus diberi low (ground), sedangkan untuk

    pembagi 10, E1 sampai E5 salah satu atau semuanya diberi kondisi high (+ 5 volt

    atau 5 volt). Pada E1, E2, E3 tidak selalu bekerja pada tegangan + 5 volt hanya

    sebagai input logika 1, maka agar mudah mendapatkan pembagi 10 atau pembagi 11,

    E1 sampai E4 diberi kondisi low. Sedangkan E5 merupakan clock untuk menentukan

  • 30

    fungsi prescaller maka akan bekerja sebagai pembagi 10/11. Sedangkan E5 diberi

    kondisi high maka akan bekerja sebagai pembagi 11, sebaliknya bila E5 diberikan

    kondisi low maka prescaller akan bekerja sebagai pembagi 10. Pada pin 7 adalah

    output dari rangkaian prescaller akan tersambung ke divider pada pin 2.

    3.6 Divider

    Pada rangkaian divider menggunakan IC TC 9122 adalah pembagi

    terprogram yang membagi hingga 3999(51) dan mampu bekerja pada frekuensi 15

    MHz{51}. Pembagian TC 9122 yang diperlukan adalah 1760 sampai dengan 2160.

    Pin-pin pengontrol pembagi terprogram yaitu Pin 00 sampai dengan Pin 13. Pin-pin

    ini akan bekerja apabila diberikan logika 1 dengan cara menggunakan dip switch

    seperti pada gambar 3.5. Logika 0 dilakukan apabila swith tidak terhubung, dengan

    cara pemberikan resistor pull down maka dapat menghasilkan level tengangan 0 volt.

    Output yang dibuffer dari VCO yang berupa sinyal sinusoidal setelah melalui

    prescaler, diumpankan pada pin 2 IC TC 9122. Pengubahan sinyal sinusoidal

    dijadikan seperti clock tanpa perubahan frekuensi yang disebabkan keseluruhan

    input pin-pin TC 9122 berupa clock / binary signal.

  • 31

    Gambar 3.5. Rangkaian Divider

    Berikut ini adalah gambar pengesetan dip switch terhadap pin-pin TC 9122 yang

    dihubungkan pada tegngan vcc. Seperti pada gambar 3.6 skala pembagian dibagi

    dalam empat kelompok. Pembagian kelompok berupa kelompok ratusan KHz sampai

    Ratusan MHZ.

    PIN : 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    R A TU S A NK H z

    SA TU S A NM H z

    P U LU H A NM H z

    R ATU SA NM H z

    Gambar 3.6. Pengeset-an Pin Divider

  • 32

    Setiap kelompok masing-masing menggunakan type bilangan code desimal (BCD).

    Masing-masing kelompok menghasilkan 15 desimal untuk ratusan MHz. Pada pin 17

    adalah keluaran dari divider yang berupa tegangan frekuensi yang akan tersambung

    pada IC MC 145106 pada pin 2 akan sebandingkah dengan frekuensi oscillator

    referensi.

  • 33

    BAB 4

    PENGUJIAN DAN ANALISA

    4.1 Pengujian Oscillator Referensi

    Frekuensi oscillator digunakan sebagai frekuensi acuan (referensi) pada

    Phase Locked Loop. Frekuensi referensi ini sama dengan frekuensi step akan dikenal

    sebagai frekuensi penambahan pada setiap frekuensi yang dihasilkan oleh PLL.

    Pada gambar 4.1 dibawah ini merupakan blok pengukuran frekuensi

    oscillator yang menghasilkan frekuensi sebesar 5 KHz untuk pengujian dilakukan

    dengan menghubungkan alat ukur pada pin 4 dan pin 5 pada IC MC 145106.

    DEVIDER: 2

    10,24 MHz 3

    30 pf30 pf

    4 5 6

    100 ohm

    Output internal kephase detektor

    Gambar 4.1. Blok Rangkaian Oscillator Referensi

    Sesuai dengan bab sebelumnya , gambar 3.1 rangkain oscillator

    disambungkan secara bersamaan pada IC MC 145106. Kesetabilan frekuensi

  • 34

    referensi sangat dibutuhkan untuk membandingkan fasa sinyal yang dihasilkan oleh

    prescaller.

    (a) (b)

    Gambar 4.2. Sinyal Keluaran Osicallator Frekuensi(a) Sinyal keluaran pada pin 4 sebesar 10,24 MHz.(b) Sinyal keluaran setelah dibagi 2 sebesar 5,12 MHz.

    4.1.2. Phase Detector IC MC 145106.

    Phase detector berfungsi sebagai pembanding 2 buah sinyal yang masuk

    dengan cara membandingkan 2 fasa yang berlaianan. Apabila fasa input begeser satu

    sama lainnya atau mempunyai logika yang belainan maka keluaran fasa detector akan

    menghasilkan logika 1. Nila fasa yang dihasilkan sebanding dengan beban pulsa yang

    dihasilkan.

    MC 145106

    P0P1P2P3P4P5P6P7P8

    PDDEVIDER

    DEVIDER: 210,24 MHz 3

    30 pf

    2

    30 pf

    4 5 6 100 ohm

    8

    1

    fref

    fin

    Osiloscop

    SeprektrumAnalizer

    Gambar 4.3. Blok pengujian Phase Detektor.

  • 35

    Pengujian diatas dilakukan dengan menghubungkan alat ukur spectrum analyzer dan

    osiloskop. Pada gambar dibawah ini, merupakn sinyal keluaran yang didapat pada pin

    1 MC 145106.

    Gambar 4.4. Sinyal keluaran Phase Detektor MC 145106

    4.1.3. Voltage Control Oscillator.

    Pada pengukuran lineiritas VCO (Voltage Control Oscilator). dilakukan

    dengan memberikan tegangan tegangan searah /(dicopel dahulu dengan resistor).

    Dengan masukan VCO dan frekuensi keluaran diukur dengan penghitungan frekuensi

    (frekuensi counter / sprektum analizer). Rangkaian pengukuran linearitas VCO.

    Tegangansearah

    VCO Penghitunganfrekuensi

    Volt meterFrekuensi output

    Gambar 4.5. Diagram Blok Pengukuran Linieritas VCO

    Pada blok rangkaian VCO ini adalah rangkaian inti jantung dari Phase Locked

    Loop hasil pengukuran tersebut dapat dilakukan terhadap tegangan input VCO.

  • 36

    Tegangan tersebut harus dapat menjangkau daerah frekuensi output PLL yaitu 88,0

    MHz sampai 108,0 MHz. Adapun hasil pengukurannya adalah sebagai berikut:

    Tabel 1. Hasil Pengukuran VCO

    Frekuensi Output(MHz) Tegangan Input(Volt)

    88,0 1,25

    89,0 1,26

    90,0 1,27

    91,0 1,28

    92,0 1,29

    93,0 1,40

    94,0 1,40

    95,0 1,41

    96,0 1,42

    97,0 1,42

    98,0 1,43

    99,0 1,44

    100,0 1,60

    101,0 1,61

    102,0 1,62

    103,0 1,63

    104,0 1,64

    105,0 1,65

    106,0 1,80

  • 37

    107,0 1,81

    108,0 1,84

    Dari hasil pengukuran diatas bila dibuat grafik perubahan tegangan input

    VCO terhadap frekuensi keluaran adalah liniear, seperti terlihat pada gambar berikut:

    85

    100

    110

    95

    90

    105

    1,25

    1,26

    1,27

    1,28

    1,29

    1,40

    1,40

    1,41

    1,42

    1,43

    1,44

    1,60

    1,61

    1,62

    1,63

    1,64

    1,65

    1,80

    1,81

    1,84

    TEGANGAN (VOLT)

    FRE

    KU

    EN

    SI(

    MH

    z)

    Gambar 4.6. Grafik Pengukuran VCO

  • 38

    Tabel 2. Pengunaan Saklar (dip switch) Pemilihan Frekuensi.

    No

    Pembagi

    N

    TC9122outf

    (MHz)

    A3 B3 A2 B2 C2 D2 A1 B1 C1 D1 A0 B0 C0 D0

    1 17600 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 88

    2 17800 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 89

    3 18000 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 90

    4 18200 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 91

    5 18400 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 92

    6 18600 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 93

    7 18800 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 94

    8 19000 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 95

    9 19200 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 96

    10 19400 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 97

    11 19600 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 98

    12 19800 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 99

    13 20000 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100

    14 20200 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 101

    15 20400 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 102

    16 20600 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 103

    17 20800 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 104

    18 21000 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 105

    19 21200 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 106

    20 21400 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 107

    21 21600 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 108

  • 39

    (a) (b)

    (c) (d)

    Gambar 4.7. Spektrum hasil keluaran yang dihasilkan oleh VCO(a.)frekuensi 99,6 MHz, (b)frekuensi 100,2 MHz,(c)frekuensi 100,3 MHz, (d)frekuensi 108,1 MHz

    Dari hasil gambar 4.3 diatas pada spektrum analizer yang yang dihasilkan oleh VCO

    terdapat pada frekuensi merupakan bentuk konfigurasi frekuensi yang terdapat

    melalui pengukuran dengan menggunakan sprektum analizer dengan peredam 10 dB.

    4.2 Analisa

    Dalam analisa kesetabilan dalam sistim PLL (PHASE LOCKED LOOP)

    dapat digambarkan sebagai umpan balik tertutup seperti dibawah ini:

    K fK V C OK

    N1

    SR SC

    Gambar 4.8. Sistim Standar PLL

  • 40

    Fungsi transfer filter :

    NK

    SK

    K

    VK

    f

    VV

    DD

    1

    4

    Sistem diatas mempunyai fungsi transfer loop terbuka,

    21

    2211

    21

    21

    2

    1

    1

    1

    21

    1

    21

    1

    216

    6

    1

    2

    66

    1

    2

    1

    44,304

    1det44,304

    1det44,304

    1det44,304

    1det44,304

    121600

    det10.576,6

    216001

    .det10.44,10614,0

    216001

    25,184,1510.8810.10821

    45

    S

    SCRSHSG

    CC

    CRRRSHSG

    CRCR

    CRSHSG

    CRCR

    CRCR

    SSHSG

    RCR

    SSHSG

    volrad

    SCRCR

    radvSHSG

    vvHzHz

    CRCRvSHSG

    KKKKSHSG

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    S

    NVCOf

    Dengan memasukan nilai perancangan,

    kRkRnFC 10,44,10 12

  • 41

    21

    2

    51

    21

    72,2272det536,1339

    10.441

    44det44,304

    10441

    1044det44,304

    SSSHSG

    S

    SSHSG

    S

    Sn

    kkSHSG

    Kesetabilan TKA (Tempat Kedudukan Akar)/ Root Locus dengan langkah-langkah,

    1. Sudut pada titik Asymtot (garis kemiringan)

    .......3,2,1,0

    1218012

    12180**

    12180

    bulatbilkk

    kZP

    kSHSG

    2. Titik potong pada Asymtot atau titik K kritis.

    72,227212

    72,2272,0**

    ZPZP

    3. Titik temu pada nilai K.

    0SHSG

  • 42

    62

    2

    26

    22

    2

    2

    2

    112

    2

    2

    2

    10.165,544,454544,4545

    44,454510.165,5244,4545

    72,2272172,22722

    72,2272

    72,2272

    172,2272

    072,22721

    SSSS

    SSSSS

    SSSS

    vuvvu

    SS

    dsdk

    SSK

    SSK

    SSK

    diambil nilai Zero

    044,454544,45452

    SSSS

    didapat :

    44,45450

    SS

    pada saat S = -4545,44,maka diperoleh K sebesar:

    86,909072,2272

    10.661,2044,454572,2272

    44,454572,2272

    6

    2

    2

    2

    K

    SSK

    pada saat S = 0

    072,2272

    072,2272

    2

    SK

  • 43

    4. Titik potong pada K pada sumbu Khayal

    pada sumbu khayal (imajiner) untuk mencari titik potong sumbu khayal

    menggunakan metode Routh-Hourwitzh.

    Dari persamaan :

    072,2272072,2272

    072,22721

    01

    2

    2

    2

    KSKSSKKS

    SSK

    SHSG

    2S 1K

    K72,2272

    1S0S

    K72,2272

    pada baris ke 2 1S dipeoleh 0K

    0072,2272072,2272

    KKKK

    JwS

    K=0

    K-2272,72-4545,44

    -4545,44

    2272,72

    K

    Gambar 4.5 TKA (Tempat Kedudukan Akar)

  • 44

    Pada persamaan :

    NRRKK

    K V1

    2

    Berarti nilai konstanta total diatas dipengaruhi oleh

    .,,,, 12 NdanRRKKV Untuk nilai N (pembagi) adalah 17600 sampai dengan 21600.

    Nilai perancangan yang ditetapkan .10,10,44 12 nFCKRKR maka,didapat

    konstanta total minimum.

    880010.21610.908.1

    2160010444,010.108

    1

    6

    126

    1

    KK

    KK

    dan nilai konstanta total maksimum.

    1080010.16

    10.908.11760010

    444,010.108

    2

    6

    126

    2

    KK

    KK

    maka batas kesetabilan didapat.

    10800880021

    KKKK

    Dari analisa TKA orde 2 selalu stabil karena K selalu disebelah kiri sumbu khayal

    (imajiner).

  • 45

    BAB 5

    KESIMPULAN

    Dari pembahasan bab-bab dan hasil data pengujian yang diperoleh serta

    experiment dapat disimpulkan bahwa :

    1. Frekuensi output dari rangkain VCO dengan baik apabila dalam kondisi

    tertutup.

    2. Frekuensi harmonis terjadi akibat osilasi yang dihasilkan (oleh frekuensi

    referensi) tidak dapat menjaga level tegangan dan kestabilan osilasi atau yang

    dikenal dengan Single Tone Oscillation.

    3. Rentang nilai kestabilan Phase Locked Loop dari frekuensi 88,0 MHz sampai

    dengan 108,0 MHz sebesar 10800 8800 K .

    4. Hasil nilai komponen kapasitor pada Low Pass Filter (LPF) sebesar 10 nF

    sebagai komponen feedback.

    5. Nilai komponen LPF untuk penekanan level harmonisa adalah 44Kohm untuk

    resistor dan 5 nF untuk kapasitor.

    6. Dengan menstabilkan frekuensi maka akan mendukung alat-alat elektronik

    membutuhkan kondisi frekuensi stabil, contoh : pemancar dan penerima radio,

    antena, satelit, dll.

  • 46

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Katsuhiko Ogata, Teknik Kontrol Automatik., Penerbit Erlangga Jakarta.

    2. Motorola Semi Conductor Product; Communication Data Book., Motorola,

    USA, 1973.

    3. Berlin, Horward.M, Design of PLL Circuit With Experiment, 1st Edition,

    1980.

    4. Motorola Semi Conductor Product, PLL Data Book, 2and Edition,1973.

    5. Vadem Manassewitch; Frekuensi Synthesizer Theory and Design, 3th

    Edition.

    6. Ramza Harry; Multiloop Frekuensi Synthesizer Frekuensi 176 MHz - 256

    MHz, Tugas Akhir., Institut Teknologi Indonesia, Jakarta, 1996.

    7. Floyd M Garnev Phd, Phase Lock Techniques, 2nd Edition 1974.

  • 47

    LAMPIRAN

    L-1. Prosedur Pengerjaan Alat.

    Adapun langkah-langkah yang dikerjakan dalam pembuatan alat:

    1. Mencari dan menggumpulkan data-data, baik dari teori maupun pembuatan

    skematik rangkaian.

    2. Membuat skematik Phase Locked Loop dengan menggunakan Visio.

    3. Untuk pembuatan jalur Phase Detektor dengan Divider dan VCO dengan

    Prescaller yang menggunakan pcb polos, pada pcb polos harus dibor dahulu

    pada lapisan atas pcb untuk soket ic dengan menggunakan bor pcb, maka kaki-

    kaki soket ic untuk lapisan bawah pcb disolder. Dari kaki-kaki soket bagian

    bawah pcb barulah dibuat jalur dengan menggunakan spidol, barulah jalur yang

    menggunakan spidol dicutter. Hasil jalur yang dicutter lalu diolesi dengan lotfet

    supaya timah yang disolder nempel pada bagian-bagian jalur yang sudah

    dicutter. Sedangkan untuk jalur Low Pass Filter menggunakan pcb berlubang.

    4. Dari hasil pembuatan jalur harus diperiksa dahulu dengan menggunakan

    multitester agar terhubung atau tidak pada jalur yang sudah dibuat. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.

  • 48

    L-2. Foto-Foto Rangkaian Phase Locked Loop.

    Gambar L-2. 1. Rangkaian Voltage ControlOscilator & Prescaller

    Gambar L-2. 2. Rangkaian Low Pass Filter.

  • 49

    Gambar L-2. 3. Rangkaian Oscillator Referensi,Phase Detector & Divider

    Gambar L-2. 4. Jalur Rangkaian OscillotorReferensi, Phase Detector & Divider

  • 50

    Gambar L-2. 5. Rangkaian Keseluruhan PHASE LOCKED LOOP.

    Gambar L-2. 6. Rangkaian Phase Locked Loopdan Power Supply + 5 Volt

  • 51

    Gambar L-2. 7. Tampak luar Power Supply + 5 Volt

    Gambar L-2. 8. Tampak Dalam Power Supply + 5 Volt

  • 52

    L-3. Alat-Alat Yang Dipakai Untuk Membuat Rangkaian Phase Locked Loop.

    1. Solder.

    2. Timah.

    3. Bor pcb.

    4. Cutter.

    5. Lotfet.

    6. Pcb.

    7. Gergaji pcb.

    8. Pengupas kabel.

    9. Sedotan timah.

    10. Tang potong.

    11. Obeng trim, obeng + & obeng

    12. Bor besar.

  • 53

    L-4. Komponen-komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian

    Phase Locked Loop.

    NO JENIS BARANG SATUAN

    1 Kristal 10,24 MHz

    2 Kapasitor 30 Pf, 5 nF, 0,1 uF, 1000 pF

    3 Resistor 100 Ohm, 10 K, 44 K, 1 K

    4 Dioda Varaktor MV 1404

    5 LED

    6 Dip Switch

    7 MC 145106

    8 TL 084

    9 MC 1648

    10 MC 12013

    11 TC 9122

    12 Kabel RG 58

    13 Kabel Serabut

    14 Konektor BNC /

    END Konektor

  • 54

    L-5. Lampiran Rangkaian PLL.