Delegation and Incentive Compensation.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Delegation and Incentive CompensationVenky NagarUniversity of Michigan1. Latar BelakangKarena top manajemen tidak sepenuhnya membuat keputusan operasional perusahaan, manajer menghadapi pilihan: (1) Seberapa besar otoritas yang didelegasikan ke karyawan level rendah, dan (2) Bagaimana desain kompensasi insentif untuk memastikan karyawan tidak menyalahgunakan keleluasaan mereka (Milgrom and Roberts 1992, Chapter 16; Stiglitz 1994, Chapter 9; Brickley et al. 1996, Chapter 8)Penelitian sebelumnya memberikan sedikit bukti empiris bagaimana top manajemen menyeimbangkan otoritas delegasi dan luas kompensasi insentif yang diberikan ke manajer level rendah. Holthausen et al. (1995) dan Bushman et al. (1995) meneliti kompensasi insentif untuk manajer divisional, tetapi tidak mengontrol otoritas yang didelegaskan ke manajer. Baiman et al. (1995) memasukkan pilihan delegasi dan kompensasi di studi mereka, tetapi meneliti secara terpisah sebagai dua fungsi karakteristik berbeda. Hambatan lain penelitian empiris delegasi dan insentif kompensasi adalah kesulitan dalam memperoleh data delegasi. Misalnya, Baiman dkk. (1995) hanya dapat membangun proxy biner untuk delegasi.2. Pertanyaan PenelitianApakah delegasi wewenang dari top manajemen ke manajer level rendah berpengaruh terhadap insentif kompensasi yang diterima manajer level rendah?3. Tujuan PenelitianMengetahui pengaruh pendelegasian wewenang dari top manajemen ke manajer level rendah terhadap insentif kompensasi yang diterima manajer level rendah4. Literatur ReviewInformasi yang dibutuhkan berubah dengan cepat pada perusahaan yang beroperasi di lingkungan tidak pasti dan bertumbuh. Dengan mendelegasikan otoritas ke manajer divisi, perusahaan dapat menghindari biaya pengumpulan dan mentransfer informasi ke top manajemen. (Melumad and Reichelstein 1987; Kirby 1987; Jensen and Meckling 1992; Bushman et al. 2000; Prendergast 2000).Teori agen-prinsipal menunjukkan bahwa insentif didasarkan pada pengukuran kinerja memaksakan resiko pada manajer divisi, perusahaan harus mengkompensasi yang disebut premi resiko. (Kreps 1990, Chapter 16). Top manajemen membuat kompensasi insentif tidak hanya pada pilihan delegasi, tetapi juga sifat lingkungan operasi perusahaan. Teori agensi berpendapat pada lingkungan operasi yang lebih beresiko, kompensasi insentif lebih lemah (Pren-dergast 2000; Kreps 1990, Chapter 16).5. SampelPenelitian menggunakan dua sumber data. Sumber data pertama adalah survey bank retail Wharton Financial In-stitutions Center's (WFIC) 1994. Koresponden WFIC meliputi senior eksekutif bank retail dan manajer cabang dari kepala cabang. Survey dilakukan dua tahap. Pertama, tim peneliti mendekati 70 perusahaan bank holding terbesar, 47 perusahaan bank holding yang ikut berpartisipasi, menghasilkan sampel 64 bank. Peneliti kemudian mengontak 265 perusahaan bank holding pada peringkat di bawahnya dengan mail. Dari kelompok ini, 64 perusahaan bank holding setuju berpartisipasi, menghasilkan 71 tambahan bank. Akhirnya total sampel menjadi 135 bank. Sumber data kedua adalah laporan panggilan bank yang diisi Federal Deposit In-surance Corporation (FDIC) terdiri dari neraca kuartalan, laba rugi, dan data keuangan lain yang digunakan regulator untuk memantau kondisi keuangan bank. 100 bank yang memiliki data dari kedua sumber. 6. Definisi Operasional Variabel 1. DelegasiUntuk mengukur luas delegasi dari top manajemen ke cabang, digunakan pertanyaan survey:1) Keleluasaan manajer cabang merekrut teler2) Keleluasaan manajer cabang memberikan promosi 3) Keleluasaan manajer cabang dalam menentukan jam buka cabang4) Keleluasaan manajer cabang dalam mengubah proses menjual produk investasi baru2. Kompensasi insentifMenggunakan pertanyaan survey WFIC untuk mengukur jumlah kompensasi insentif manajer cabang. 3. Lingkungan operasi perusahaanUntuk mengukur luasnya perusahaan beroperasi di lingkungan tidak pasti dan berubah cepat, Nagar menggunakan tiga pengukuran: Pertumbuhan perusahaan, diukur dengan pertumbuhan deposito yang diasuransikan dari Juni 1994-Juni 1995 Volatilitas laba, diukur dengan standar deviasi skala laba bersih bank dari aset sejak 1990-1994 Inovasi, diukur dengan luas perusahaan berinovasi pada desain dan delivery produk dan jasaKarena ukuran perusahaan berpengaruh terhadap semua pilihan desain organisasi kritis, ukuran divisi retail bank menjadi variabel kontrol, menggunakan log dari deposito yang dijaminkan. 4. Variabel eksogen untuk persamaan delegasiNagar menggunakan akuisisi bank dibuat sebagai variabel eksogen yang mempengaruhi delegasi. Jika akuisisi meningkatkan aset kurang dari 25%, dihitung 1, selain itu dihitung 2. Kemudian menjumlah akuisisi bank selama periode Juni 1994 sampai Juni 1995. 5. Variabel eksogen untuk persamaan kompensasi insentifNagar menggunakan proksi penghindaran resiko manajer cabang sebagai variabel eksogen untuk persamaan insentif. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pendidikan dan pengalaman manajer berpengaruh pada penghindaran resiko manajer. Pendidikan diukur dengan tingkat pendidikan manajer cabang dan pengalaman diukur dengan lama manajer bank bekerja untuk bank lain.7. Pembahasan Delegasi secara signifikan lebih tinggi pada bank yang inovatif, volatil, dan bertumbuh (=0.18, 1.19, dan 0.27, 10% two tail level) Kompensasi insentif tidak berpengaruh signifikan pada pertumbuhan perusahaan, volatilitas, atau inovasi Luas delegasi berpengaruh signifikan negatif terhadap akuisisi (=-0.17) Kompensasi insentif berpengaruh signifikan positif terhadap pendidikan dan pengalaman manajer cabang (=0.36 dan 0.19) Variabel eksogen berkorelasi signifikan terhadap variabel endogen masing-masing dan bukan variabel endogen lainnya. Bank yang inovatif, volatif, bertumbuh mendelegasikan otoritas lebih Akuisisi berpengaruh signifikan negatif dengan delegasi (koefisien = -0.298, t-statistik = -2.23) Kompensasi insentif tidak berpengaruh signifikan terhadap delegasi. Pendidikan dan pengalaman sebagai regresor dalam persamaan delegasi tidak mengubah hasil ini. Luas delegasi berpengaruh signifikan positif terhadap luas kompensasi insentif (koefisien = 1.145, t-statistik=2.44) Pertumbuhan perusahaan, volatilitas, dan inovasi tidak signifikan secara individu Pendidikan signifikan terhadap kompensasi insentif Menggunakan uji sensitivitas, ukuran bank tidak mengubah hasil persamaan. Begitu pula akuisisi.8. Kesimpulan9. Analisa Kelompok