Upload
risma-sri-wahyuni
View
231
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA
MODUL : 4
DIODA
NAMA :Sarifudin, Dimas Gusti Pradista, Fakhri Riyadh Firdaus
NIM :1147070069, 1147070021, 1147070027
KELAS : 3A
KELOMPOK : 03
HARI, TANGGAL : Selasa, 13 October 2015
WAKTU : 10.20 – 12.00
DOSEN/ASISTEN : Slamet Indrianto, S.T
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
0
Modul 1
DIODAsarifudin (1147070069), Dimas Gusti Pradista (1147070021), Fakhri Riyadh Firdaus (1147070027) /
Kelompok 03 / Selasa, 13 October 2015 Email : [email protected], [email protected], [email protected]
Dosen/Asisten : Slamet Indrianto, S.T
AbstractKami telah melakukan praktikum modul 4 tentang
dioda. Dalam praktikum kali ini kami melakukan 2 kali percobaan. Percobaan pertama yang pertama yaitu oercobaan karakteristik dioda dan percobaan yang kedua adalah percobaan rangkaian dioda DC. Salah satu tujuan dari percobaan tersebut adalah menunjukkan karakteristik kerja dari dioda, dimana hubungan arus dan tegangan pada dioda dapat digambarkan pada kurva karakteristiknya.
Dalam percobaan tersebut praktikan mengubah-ubah tegangan sumber dengan cara mengatur potensiometer sedemikian hingga sesuai dengan yang diinginkan oleh praktikan. Data-data yang dikumpulkan dari kedua percobaan yang telah dilakukan adalah tegangan sumber, tegangan resistor, tegangan dioda, dan arus yang mengalir pada rangkaian.
Index Terms— dioda dan karakteristiknya.
I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangLatar belakang dilakukannya praktikum mengenai dioda
ini karena dioda merupakan bagian dari berbagai macam komponen elektronika. Sebenarnya semua komponen elektronika amatlah penting dalam sebuah rangkaian elektronika karen semua komponen yang terdapat dalam sebuah rangkaian mempunyai perannya masing-masing.
Dioda adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semi konduktor dan mempunyai fungsiuntuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari sebaliknya. Oleh karena itu dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam rangkaian elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai dua elektroda (terminal) yaitu anoda (+) dan katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (anoda) menuju ke sisi tipe-Nn (katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Ada bergbagai macam Dioda yaitu dioda penyearah, dioda zener,
B. Tujuan Menunjukan karakteristik kerja dari dioda,
dimana hubungan arus dan tegangan pada dioda dapat digambarkan pada kurva karakteristiknya.
Menunjukkan pemakaian dioda pada rangkaian DC, dimana dioda berperan sebagai saklar yang melewatkan arus pada satu arah bilamana potensial anoda lebih besar dari anoda.
II. TEORI DASAR
Dioda adalah komponen elektronik yang mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda. Anoda untuk polaritas positif dan katoda untuk polaritas negatif. Di dalam dioda terdapat junction (pertemuan) dimana semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu.
A. Fungsi DiodaFungsi dioda ini memang unik, yaitu hanya dapat
mengalirkan arus satu arah saja. Fungsi dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi cairan dimana katup akan terbuka jika ada air yang mengalir dari belakang katup menuju ke depan, sedangkan katup akan menutup oleh air yang mengalir dari depan menuju ke belakang.
Fungsi dioda yang lainnya adalah sebagai penyearah
sinyal tegangan AC menjadi sinyal DC. Untuk dapat
digunakan sebagai penyearah setengah gelombang Anda bisa
menggunakan sebuah dioda. Namun jika ingin menjadi
penyearah gelombang penuh, Anda harus menggunakan 4
buah dioda yang dirangkai seperti jembatan atau dengan
menggunakan 2 buah dioda dengan trafo yang memiliki
center tap (CT).
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus
searah saja, yaitu pada saat dioda diberikan catu maju
(forward bias) dari anoda (sisi P) ke katoda (sisi N). Pada
kondisi tersebut dioda dikatakan dalam keadaan menghantar
(memiliki tahanan dalam sangat kecil). Sedangkan bila dioda
diberi catu terbalik (reverse bias) maka pada kondisi ini dioda
tidak menghantar (memiliki tahanan dalam yang tinggi
sehingga arus sulit mengalir).
Untuk dioda silikon arus mulai dilewatkan setelah tegangan ≥ 0.7 Volt DC, sedangkan untuk dioda Germanium mulai dilewatkan setelah tegangan mencapai ≥ 0.3 Volt DC. Penerapan dioda semi konduktor yang umum adalah sebagai penyearah, selain fungsi lain seperti pembatas tegangan, detektor dan clipper.
Secara umum, jika diuraikan maka fungsi-fungsi diode adalah sebagai berikut:
1. Penyearah, contoh : dioda bridge
2. Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener
1
3. Pengaman /sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada suatu sinyal ac
6. Pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor
Jenis-jenis Dioda
· Dioda standar
Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan
germanium. Dioda silikon mempunyai tegangan maju 0.6V
sedangkan dioda germanium 0.3V. Dioda jenis ini
mempunyai beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi.
Batasan batasan itu seperti batasan tegangan reverse,
frekuensi, arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan
turun 0.025V setiap kenaikan 1 derajat dari suhu normal.
Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-
fungsi sebagai berikut:
Penyearah sinyal AC
Pemotong level
Sensor suhu
Penurun tegangan
Pengaman polaritas terbalik pada dc input
Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148 (500mA).
· LED (light emiting diode)
Dioda jenis ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan cahaya saat diberi polaritas pada kedua kutubnya. LED mempunyai batasan arus maksimal yang mengalir melaluinya. Diatas nilai tersebut dipastikan umur led tidak lama. Jenis led ditentukan oleh cahaya yang dipancarkan. Seperti led merah, hijau, biru, kuning, oranye, infra merah dan laser diode. Selain sebagai indikator beberapa LED mempunyai fungsi khusus seperti LED inframerah yang dipakai untuk transmisi pada sistem remote control dan opto sensor juga laser diode yang dipakai untuk optical pick-up pada sistem CD. Dioda jenis ini dibias maju (forward).
Bila dioda dibias forward, electron pita konduksi melewati junction dan jatuh ke dalam hole. Pada saat elektron-elektron jatuh dari pita konduksi ke pita valensi, mereka memancarkan energi. Pada dioda LED energi dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada dioda penyearah energi ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar pembuatan seperti gallium, arsen dan phosfor pabrik dapat membuat LED dengan memancarkan cahaya warna merah, kuning, dan infra merah (tak kelihatan). Led yang menghasilkan pancaran cahaya
tampak biasanya digunakan untuk display mesin hitung, jam digital dan lain-lain. Sedangkan Led infra merah dapat digunakan dalam sistim tanda bahaya pencuri dan lingkup lainnya yang membutuhkan cahaya tak kelihatan, juga untuk remote control. Keuntungan lampu Led dibandingkan lampu pijar adalah umurnya panjang, teganagnnya rendah dan saklar nyala matinya cepat. Gambar 2.1 dibawah ini menjukkan lambang atau simbol dari macam dioda.
Dioda photo
Dioda photo merupakan jenis komponen peka cahaya. Dioda ini akan menghantar jika ada cahaya yang mauk dengan intensitas tertentu. aplikasi dioda photo banyak pada sistem sensor cahaya (optical). Contoh:pada optocoupler dan optical pick-up pada sistem CD. Dioda photo dibias maju (forward).
Energi thermal menghasilkan pembawa minoritas dalam dioda, makin tinggi suhu makin besar arus dioda yang terbias terbalik. Energi cahaya juga menghasilkan pembawa minoritas. Dengan menggunakan jendela kecil untuk membuka junction agar terkena sinar, pabrik dapat membuat dioda photo. Jika cahaya luar mengenai junction dioda photo yang dibias terbalik akan dihasilkan pasangan electron-hole dalam lapisan pengosongan. Makin kuat cahaya makin banyak jumlah pembawa yang dihasilkan cahaya makin besar arus reverse. Oleh sebab itu dioda photo merupakan detektor cahaya yang baik sekali.
Dioda varactor
Kelebihan dari dioda ini adalah mampu menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai dengan besar tegangan yang diberikan kepadanya. Dengan dioda ini maka sistem penalaan digital pada sistem transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat, seperti pada radio dan televisi. Contoh sistem penalaan dengan dioda ini adalah dengan sistem PLL (Phase lock loop), yaitu mengoreksi oscilator dengan membaca penyimpangan frekuensinya untuk kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk oscilator. Dioda varactor dibias reverse. Dengan mengubah-ubah tegangan riverse pada varactor kita dapat mengubah frekuensi resonansi. Penerapan dioda varaktor ini biasanya pada tuner yang ditala menggunakan tegangan.
Dioda Schottky
Dioda schottky menggunakan logam emas, perak atau platina pada salah satu sisi junction dan silicon yang di dop (biasanya type-n) pada sisi yang lain. Dioda semacam ini adalah piranti unipolar karena electron bebas merupakan pembawa mayoritas pada kedua sisi junction. Dan dioda Schottky ini tidak mempunyai lapisan pengosongan atau penyimpanan muatan, sehingga mengakibatkan ia dapat di switch nyala dan mati lebih cepat dari pada dioda bipolar. Sebagai hasilnya piranti ini dapat menyearahkan frekuensi diatas 300 Mhz dan jauh diatas kemampuan dioda bipolar.
Dioda Step-Recovery
Dengan mengurangi tingkat doping dekat junction pabrik dapat membuat dioda step-recovery piranti yang memanfaatkan penyimpanan muatan. Selama konduksi maju
2
dioda berlaku seperti dioda biasa dan bila dibias terbalik dioda ini konduksi sementara lapisan pengosongan sedang diatur dan kemudian tiba-tiba saja arus balik menjadi nol. Dalam keadaan ini seolah-olah dioda tiba-tiba terbuka menjepret (snaps open) seperti saklar, dan inilah sebabnya kenapa dioda step-recovery sering kali disebut dioda snap. Dioda step-recovery digunakan dalam rangkaian pulsa dan digital untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat. Snap-off yang tiba-tiba dapat menghasilkan pensaklaran on-off kurang dari 1 ns. Dioda khusus ini juga digunakan dalam pengali frekuensi.
· Dioda Zener
Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil maka pada penggunaan dioda zener sebagai penstabil tegangan untuk arus besar diperlukan sebuah buffer arus. Dioda zener dibias mundur (reverse).
Dioda zener dibuat untuk bekerja pada daerah breakdown dan menghasilkan tegangan breakdown kira-kira dari 2 sampai 200 Volt. Dengan memberikan tegangan terbalik melampaui tegangan breakdown zener, piranti berlaku seperti sumber tegangan konstan, dengan kata lain dioda zener akan membatasi tegangan agar tidak lebih besar dari tegangan breakdownnya. Dioda Zener banyak digunakan kedua setelah dioda penyearah, dioda zener adalah komponen utama regulator tegangan.
Kerusakan yang sering ditemui pada Dioda
Arus bocor saat di beri bias terbalik
Hubung singkat / tegangan tembus saat di beri bias terbalik.
Sirkuit terputus
Karakteristik dioda
Karakteristik Dioda dapat diketahui dengan cara
memasang dioda seri dengan sebuah catu daya dc dan
sebuah resistor. Dengan menggunakan rangkaian tersebut
maka akan dapat diketahui tegangan dioda dengan variasi
sumber tegangan yang diberikan. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa dioda adalah komponen aktif dari dua
elektroda (katoda dan anoda) yang sifatnya semikonduktor,
jadi dengan sifatnya tersebut dioda tidak hanya
memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi
juga menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda dapat
dibuat dari Germanium (Ge) dan Silikon atau Silsilum (Si).
Komponen aktif ini mempunyai fungsi sebagai; pengaman,
penyearah, voltage regulator, modulator, pengendali
frekuensi, indikator, dan switch.
III. Gambar Simbol Karakteristik Dioda
Berdasarkan fungsinya, dioda terbagi atas; Dioda Kontak
Titik, Dioda Hubungan, LED, Dioda Foto, Dioda kapasitansi
Variabel, Dioda Bridge dan Dioda Zener. Dioda Kontak Titik
atau Point Contact Diode biasanya digunakan untuk
mengubah frekuensi dari tinggi ke rendah. Contohnya, OA70,
OA90, dan 1N60. Dioda hubungan, adalah salah
satu karakteristik dioda yang mengalirkan tegangan yang
besar namun hanya searah. Sedangkan LED atau Light
Emiting Diode adalah jenis komponen yang dapat
mengeluarkan cahaya bila diberikan forward bias. Berbeda
dengan LED, Dioda foto atau bisa disebut dengan Foto Dioda
akan menghasilkan arus listrik apabila terkena cahaya.
Besarnya arus listrik tergantung dari seberapa besar cahaya
yang masuk.
Dioda Kapasiansi Variabel, atau bisa disebut juga dengan
dioda varicap atau varactor yang bila dipasang terbalik akan
berperan sebagai kondensator ini banyak digunakan pada
modulator FM dan juga pada VCO suatu PLL ( Phale Lock
Lopp). Dioda yang berfungsi sebagai power supply adalah
Dioda Bridge. Komponen ini adalah silikon yang dirangkai
menjadi bridge menjadi satu komponen utuh .Berbagai
macam bentuk dioda ini banyak dijual di pasaran dengan
berbagai macam besar kapasitasnya. Yang terakhir adalah
Dioda Zener. Komponen aktif ini biasanya digunakan pada
pembatas tegangan dan berfungsi sebagai voltage stabilizer
atau voltage regulator. Karakteristik dioda ini adalah
mempunyai sifat tegangan terbaliknya stabil.
Prinsip Kerja Dioda pada umumnya adalah sebagai
alat yang terbentuk dari beberapa bahan semikonduktor
dengan muatan Anode (P) dan muatan Katode (N) yang
biasanya terdiri dari geranium atau silikon yang digabungkan,
dan muatan yang bertipe N merupakan bahan dengan
kelebihan elektron, dan sebaliknya muatan bertipe P
merupakan bahan dengan kekurangan satu elektron yang
3
dipisahkan oleh depletion layer yang terjadi akibat
keseimbangan kedua muatan tersebut, oleh karena itu dioda
tersebut menghasilkan suatu hole yang berfungsi sebagai
pembawa tegangan atau muatan sehingga terjadi perpindahan
sekaligus pengaliran arus yang terjadi di hole tersebut yang
menghasilkan tegangan arus searah atau biasa disebut dengan
DC.
Prinsip kerja dioda berbeda dengan prinsip atau teori
elektron yang menyebutkan bahwa arus listrik yang terjadi
dikarenakan oleh pergerakan elektron dari kutub positif
menuju ke kutub negatif, tetapi dioda ini hanya mengalirkan
arus satu arah saja, yaitu DC. Oleh karena jika dioda dialiri
oleh tegangan P yang lebih besar dari muatan N, maka
elektron yang terdapat pada muatan N akan mengalir ke
muatan P yang disebut sebagai Forward Bias, bila terjadi
sebaliknya, yaitu jika dioda tersebut dialiri dengan tegangan
N yang lebih besar daripada tegangan P, maka elektron yang
ada di dalamnya tidak akan bergerak, sehingga dioda tidak
mengaliri muatan apapun, pada kondisi seperti ini sering
disebut sebagai reverse bias.
Gambar Skema Prinsip Kerja Dioda
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Prinsip Kerja
Dioda merupakan salah satu alat yang sangat unik karena
mampu memanipulasi muatan hingga menjadi muatan yang
searah atau DC. Sambungan antara muatan anoda (P) dengan
muatan katoda (N) dinamakan sebagai depletion layer
(lapisan deplesi) dimana terjadi keseimbangan muatan
elektron dan hole. Biasanya pada sisi P banyak terbentuk
hole-hole yang siap menerima muatan elektron, sedangkan
pada sisi N banyak elektron yang siap untuk membebaskan
diri, dengan kata lain jika sisi P diberi muatan potensial yang
lebih, maka elektron dari sisi N akan langsung mengisi setiap
hole-hole yang ada di sisi P.
IV. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Power supply Project board Dioda Resistor 1kΩ Potensiometer Kabel jumper AVO Meter
B. Prosedur Percobaan
Percobaan 1.1. Rangkaian disusun seperti pada Modul yang telah
disediakan.2. Nyalakan Power supply. Atur potensio Rv, sehingga
tegangan Vs sebesar 0,2 V, lalu ukur nilai Vr dan Vb.
3. Tegangan Vs lalu dinaikkan sesuai dengan tabel pada lembar data dengan mengatur potensio Rv, dan ukur masing-masing Vr dan Vd.
4. Lengkapi tabel data. Untuk pengisian nilai arus Id adalah tegangan Vr dibagi resistansi R.
5. Setelah selesai power supply dimatikan. Lalu dari tabel data, kurva Id digambarkan terhadap Vd sebagai kurva karakteristik dioda dan digambarkan juga garis beban jaringan yang diambil titik.
Percobaan 2.1. Rangkaian disusun pada project board seperti pada
modul di gambar (a) yang telah disediakan.2. Lalu power supply dinyalakan. Kemudian nilai Vr
dan Vd diukur.3. Matikan power supply. Ubah dioda seperti pada
gambar (b).4. Power supply kembali dinyalakan. Kemudian nilai
Vr dan Vd diukur.5. Matikan power supply. Kemudian tabel data
dilengkapi.
V. HASIL DAN ANALISIS
Hasil percobaan dan analisis.
Percobaan 1. Tabel Data Pengamatan Analisis Dioda.
VS VR VD ID [mA][volt] [volt] [volt]0,2 0 0,1 00,4 0 0,3 00,6 0,2 0,4 0,20,8 0,4 0,4 0,41 0,45 0,45 0,452 0,5 0,5 1,4
VS
[volt]
VR
[volt]
VD
[volt]
ID
[volt]
4
3 2 0,4 24 3,2 0,4 3,25 4,2 0,4 4,26 5,2 0,4 5,27 6 0,4 68 7,2 0,4 7,2
0 2 4 6 8 10 12 1402468
Kurva Karakteristik Dioda dan Garis Beban
Jaringan
Gambar kurva karakteristik dioda dan garis beban jaringan.
Percobaan 2. Tabel Data Pengamatan Rangkaian Dioda Seri DC
Bagian (a)VS
[volt]
VR
[volt]
VD
[volt]
ID
[volt]
8,4 6,6 0,5 6,0Keterangan Dioda
Bias Kondisi ON/OFFReverse OFF
Bagian (b)VS
[volt]
VR
[volt]
VD
[volt]
ID
[volt]
8,4 0 7,6 6Keterangan Dioda
Bias Kondisi ON/OFFForward ON
Analisis
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat kita
ketahui bahwa dioda berguna menyearahkan arus pada satu arah
karena pada sifat dioda yaitu mengalirkan arus hanya dalam satu
arah. Untuk arah yang searah tegangan (arah maju), sedangkan
pada arah berlawanan (arah mundur) arus yang di lewatkan
sangat kecil sehingga dapat diabaikan atau dapat dikatakan tidak
ada arus yang mengalir. Pada percobaan ini, inti dari tujuan
tersebut ialah mempelajari hubungan perubahan tegangan dan
kuat arus listrik sehingga semakin besar tegangan dioda maka
semakin besar pula arus diodanya namun dari grafik terlihat
hubungan antara tegangan dioda dan arus dioda tidaklah
linear. Hal ini disebabkan karena adanya potensial penghalang
(potensial barrier). Ketika tegangan dioda lebih kecil dari
tegangan penghambat tersebut maka arus dioda akan kecil,
ketika tegangan dioda melebihi potensial penghalang arus dioda
akan naik secara cepat.
Tegangan dan kuat arus yang diukur dengan menggunakan
Voltmeter dan amperameter akan bisa terbaca apabila
potensiometer diputar dari keadaan minimum. Akan tetapi
apabila potensiometer tersebut berada pada posisi
minimum, tegangan dan kuat arus tidak bisa terbaca pada alat
ukur karena hal ini menunjukkan potensiometer juga berfungsi
menghambat aliran arus.
Pada percobaan yang kedua kita telah mendapatkan hasil
percobaan berupa tabel data yang dibagi menjadi 2 yaitu
tabel bagian (a) dan tabel bagian (b).
Pada tabel bagian (a) kita dapat mengetahui bahwa dioda
dalam keadaan forward bias karena adanya arus yang
mengalir pada dioda. Ini disebabkan oleh karena pemasangan
dioda dari dioda itu sendiri. Karena pada rangkaian (a)
mengakibatkan potensial anoda P lebih besar dari potensial
katoda N, sehingga elektron yang terdapat pada muatan N
akan mengalir ke muatan P yang disebut forward bias. Itulah
mengapa arus dapat mengalir pada dioda.
Sedangkan pada tabel bagian (b) dapat kita ketahui
bahwa dalam dioda tidak ada arus yang mengalir. Itu
dikarenakan pemasangan dioda yang terbalik dari posisi pada
rangkaian (a). Pada rangkaian (a) arus dapat mengalir karena
potensial anoda lebih besar daripada potensial katoda.
Sedangkan pada rangkaian (b) potensial katoda lebih besar
daripada potensial anoda sehingga arus yang mengalir hampir
tidak ada. Ini dikarenakan dalam keadaan tersebut tahanan
dari dioda menjadi sangat besar dan karena dioda dialiri
dengan tegangan N yang lebih besar daripada tegangan P
sehingga elektrom yang ada didalamnya tidak akan bergerak
maka aruspun tidak akan mengalir.
Kedua keadaan diatas tersebut dapat terjadi karena bahan
dari dioda itu sendiri yang terbuat dari silikon atau
germanium yang dihubungkan. Sehingga dioda memiliki sifat
semikonduktor. Bahan yang bertipe N merupakan bahan
dengan kelebihan elektron, dan sebaliknya muatan bertipe P
merupakan bahan dengan kekurangan satu elektron yang
dipisahkan oleh depletion layer yang terjadi akibat
keseimbangan kedua muatan tersebut.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
5
1. Dioda merupakan komponen elektronika yang dapat mengalirkan arus listrik hanya dalam satu arah. Yaitu untuk arah yang searah tegangan.
2. Tegangan pada dioda berbanding lurus dengan arus yang mengalir pada dioda.
3. Kurva karakteristik dioda hubungan antara tegangan dan arus tidak menunjukan kurva linier karena adanya potensial penghalang atau potensial barrier.
4. Dioda akan dapat mengalirkan arus listrik ketika potensial anoda P lebih besar daripada potensial katoda .
5. Oleh karena dioda hanya mengalirkan arus dalam satu arah maka ketika dalam sebuah rangkaian dioda tidak dapat dipasang secara acak atau asa-asalan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://rachmat-elektronika.blogspot.co.id/2014/05/dasar-teori-dioda.html
[2] http://komponenelektronika.biz/prinsip-kerja-dioda-secara-umum.html
[3] Abdul Kadir, 1980. Pengantar Teknik Tenaga Listrik. Jakarta: Anggota IKAPI
6
Nama saya ssarifudin lahir di subang sedang berkuliah di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. hidup adalah perjuangan................................................. ...........................................................................
Nama saya Dimas Gusti Pradista lahir di Bekasi sedang berkuliah di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
“Menuju tak terbatas & Melampauinya”
Nama saya Fakhri Riyadh Firdaus lahir di Jakarta sedang berkuliah di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
7