14
I. PENDAHULUAN Setiap insane manusia menginginkan hidup yang sesuai yaitu hidup yang sehat secara lahir dan batin. Hal tersebut merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dengan kondisi yang prima, manusia dapat tumbuh berkembang serta menjalankan aktivitas hidupnya untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya. Untuk mencapai hidup sehat maka ada beberapa upaya yaitu pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan kesehatan, serta peningkatan kesehatan secara optimal yang dapat dilakukan dengan cara memenfaatnkan tanaman obat yang dikemas dalam bentuk jamu atau dalam bentuk obat tradisional. Dalam hal ini, obat tradisional merupakan obat jadi atau ramuan bahan-bahan yang berasal dari alam biasanya dari tumbuhan, hewan, mineral atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan unukpengobatan berdasarkan pengalaman. Sebutan obat tradisional selalu identik dengan tumbuhan karena pada dasarnya bahan obat alam yang berasal dari tumbuhan ini keberadaannya lebih banyak daripada bahan obat alam yang lainnya. Saat ini telah banyak modifikasi pembudidayaan tanaman obat bagi yang tidak memiliki lahan yang terlalu luas yaitu dengan menanam tanaman pada pot yang biasa disebut dengan toga. Toga adalah singkatan dari

DAUN DEWA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAUN DEWA

I. PENDAHULUAN

Setiap insane manusia menginginkan hidup yang sesuai yaitu hidup yang

sehat secara lahir dan batin. Hal tersebut merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia. Dengan kondisi yang prima, manusia dapat tumbuh berkembang serta

menjalankan aktivitas hidupnya untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya.

Untuk mencapai hidup sehat maka ada beberapa upaya yaitu pencegahan

penyakit, penyembuhan, pemulihan kesehatan, serta peningkatan kesehatan secara

optimal yang dapat dilakukan dengan cara memenfaatnkan tanaman obat yang

dikemas dalam bentuk jamu atau dalam bentuk obat tradisional.

Dalam hal ini, obat tradisional merupakan obat jadi atau ramuan bahan-

bahan yang berasal dari alam biasanya dari tumbuhan, hewan, mineral atau

campuran bahan-bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan

unukpengobatan berdasarkan pengalaman. Sebutan obat tradisional selalu identik

dengan tumbuhan karena pada dasarnya bahan obat alam yang berasal dari

tumbuhan ini keberadaannya lebih banyak daripada bahan obat alam yang lainnya.

Saat ini telah banyak modifikasi pembudidayaan tanaman obat bagi yang

tidak memiliki lahan yang terlalu luas yaitu dengan menanam tanaman pada pot

yang biasa disebut dengan toga. Toga adalah singkatan dari tanaman obat

keluarga. Taman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah atau penempatan

tanaman pada pot baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan

untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka

memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman ohat atau bahan

ohat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Berbicara tentang pemanfaatan tanaman obat atau bahan obat alam pada

umumnya sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru. Sejak terciptanya

manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari

Baru itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk

memenuhi keperluan alam kehidupannya, termasuk keperluan akan obat-obatan

dalam angka mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Kenyataan

menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut,

Page 2: DAUN DEWA

masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal

ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya

tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya

kesehatan masyarakat.

Page 3: DAUN DEWA

II. ISI

Daun Dewa merupakan salah satu tanaman herbal yang diusahakan Petani

untuk memenuhi bahan baku industri obat sekaligus melestarikan lingkungan

hidup. Dalam rangka melaksanakan budidaya daun dewa yang baik (Good

Agricultura Practice) berikut ini kami sajikan budidaya dan pasca panen daun

dewa.

Deskripsi Daun Dewa

Tanaman daun dewa jarang sekali ditemukan buahnya. Buahnya berwarna

coklat berbentuk lonjong dan berdiameter 4-5 mm. akar tanaman membentuk

umbi dengan tipe perakaran melebar, tidak dalam dan keluar dari sekeliling

batang dan umbinya. Kulit umbu berwarna keabu-abuan hamper seperti kentang,

sedangkan dagingnya berwarna bening hingga keruh. Umbi berukuran panjang 5-

8 cm dengan luas penampang 3-5 cm. seperti halnya tanaman lain yang memliki

rimpang, dari rimpang tanaman dau dewa juga akan tumbuh tunas/anakan yang

dapat digunakan sebagai bibit. Perbanyakan tanaman daun dewa dapat dilakukan

dengan tiga cara yaitu dengan stek batang, stek anakan yang tumbuh disekitar

tanaman induk dan dengan menumbuhkan umbi yang sudah bertunas atau

memiliki calon tunas.

Gambar 1. Tanaman Daun Dewa

Page 4: DAUN DEWA

Budidaya Daun Dewa

Budidaya tanaman obat, termasuk daun dewa, dilakukan untuk tujuan

melestarikan lingkungan hidup dan memenuhi bahan baku obat tradisional. Dalam

budi daya tanaman obat, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Setiap tahap

mempunyai ciri tersendiri dan memerlukan perhatian khusus. Masalah

penanganan pasca panen juga ikut berperan dalam menentukan mutu atau kualitas

bahan yang dihasilkan.

1. Lokasi tumbuh

Tanaman daun dewa memiliki rentang adaptasi yang cukup luas

tehadap tempat tumbuh. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di datarana

rendah sampai ketinggian 1.200 m dpl. Di dataran tinggi, tanaman ini dapat

mengeluarkan bunga yang berwarna oranye, sedangkan di dataran rendah

jarang berbunga. Di Pulau Jawa tanaman daun dewa banya ditanam pada

ketinggian antara 500-00 m dpl.

Tanaman ini tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki iklim

sedang sampai basah denan curah hujan antara 1.500-3.500 mm/tahun dan

kondisi tanah yang agak lembab sampai lembab serta subur. Tanaman ini

menyukai daerah yang tidak terlalu terbuka atau dengan naungan 25%

sehingga dapat ditanamn secara tumpangsari dengan tanaman lainnya yang

tidak mengganggu .

2. Keadaan Tanah

Hampir semua jenis tanah cocok untuk tempat tumbuh daun dewa.

Namun untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang baik dan optimal,

daun dewa idealnya ditanam pada lahan yang gembur dan subur dengan

banyak mengandung BO dan pH 6-7. Tanah yang cenderung liatn sebaiknya

dihindari karena akan menhambat pertumbuhan tanaman dan umbi. Tanaman

daun dewa memerlukan intensitas sinar matahari yang cukup, demikian juga

sirkulasi udara dan drainasenya harus baik.

Page 5: DAUN DEWA

3. Persiapan Lahan

Lahan yang akan ditanami bisa disiapkan dengan membuat bedengan–

bedengan selebar 2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Di bedengan

tersebut dibuat lubang tanam dengan ukuran sekitar 20 x 20 x 20 cm.

4. Pembibitan

Memperbanyak tanaman daun dewa bisa dilakukan dengan stek

batang dan tunas akar. Stek batang dibuat dengan panjang antara 15-20 cm

dan bagian bawah batang dipotong miring agar daerah tumbuh perakaran

menjadi lebih luas. Stek ditanam di persemaian  dengan cara dibenamkan

sepertiga bagian ke dalam media tanam. Media tanam untuk persemaian

terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 70:30

atau 50:50. Cara memperbanyak dengan tunas yang diambil dapat dengan

atau tanpa akar. Penanaman tunas dilakukan seperti stek batang.

Memperbanyak daun dewa sangat mudah dilakukan, yakni dengan cara stek

cabang sekunder, umbi, atau tunas anakan. Penyiraman harus dilakukan setiap

hari. Lama persemaian sekitar 3 bulan.

5. Penanaman

Sambung nyawa yang diperoleh dari setek yang sudah berakar bisa

ditanam di lubang-lubang tanam yang sudah disiapkan setelah berumur

sekitar 3 bulan . Jarak tanam ideal adalah 50x75 cm. Sementara itu,

penanaman daun dewa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Umbi tanaman bisa langsung ditanam, dalam beberapa hari, di atas umbi

akan tumbuh anakan.

b. Jika tingginya sudah mencapai 15-20 cm, anakan bisa dipisahkan dari

umbinya, selanjutnya anakan tanpa akar tersebut dapat ditanam kembali.

c. Jika tanaman sudah tua, dari atas tanaman timbul tangkai-tangkai

anakan. Jika tingginya sudah mencapai 15 cm, dipotong dan ditanam

kembali.

Page 6: DAUN DEWA

6. Pemupukan

Penyiraman sangat memegang peranan penting terhadap penampilan

daun. Karena itu, harus dilakukan secara rutin setiap hari. Penyiangan atau

pemberantasan rumput-rumput dan tumbuh pengganggu (gulma) harus

dilakukan secara rutin.

7. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama utama yang menyerang daun dewa adalah ulat jengkel

(Nyctemera coleta) dan kumbung Psylliodes sp. Ulat jengkel memakan daun

sampai habis dan yang tersisa hanya tulang daun. Sementara itu, serangan

kumbang mengakibatkan daun menjadi berlubang-lubang. Untuk mengurangi

sarangan hama tersebut harus dilakukan pemangkasan daun-daun yang rusak,

berlubang-lubang, dan daun yang menyentuh tanah. Jika terjadi ledakan

hama, perlu digunakan insektisida sintetis, seperti Dikhlorvos atau Fentrotion

dengan dosis 1 ml atau 1 gram per liter sebanyak 4-5 helai kearah pucuk.

8. Panen

Panen pertama dapat dilakukan saat tanaman berumur sekitar 4 bulan.

Pemanenan dilakukan dengan cara memetik atau memangkas daun sebanyak

4-5 helai daun kearah puncak . Di batang bekas pangkasan akan tumbuh

tunas-tunas baru yang dapat dipanen kembali secara bertahap.

Kandungan Kimia dan Manfaat Daun Dewa

Tanaman daun dewa banyak tumbuh liar di kebun-kebun, tepi parit, atau

tempat-tempat yang terbengkalai. Ada juga yang ditanam di pot sebagai tanaman

obat keluarga atau tanaman hias yang dapat di ambil daunnya sebabai lalapan

yang cukup sedap karena mengandung minyak asiri.

Tanaman daun dewa terasa manis atau tawar. Tanaman ini memiliki sifat

khas yaitu mendinginkan, membersihkan darah dan sedikit mengandung racun.

Dalam tanaman daun dewa terdapat bermacam-macam zat kimia yang berkhasiat

obat, antara lain alkaloid, saponin (sejenis glikosid), minyak asiri, tannin, dan

flavonoid. Tanaman ini bersifat antikoagulan (mencairkan bekuan darah),

menstimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilngkan panas dan

membersihkan racun.

Page 7: DAUN DEWA

Bagian tanaman daun dewa yang biasa digunakan sebagai obat adalah

daun dan umbi. Daun berkhasiat untuk penyembuhan luka terpukul, melancarkan

sirkulasi, menghentikan perdarahan ()batuk darah, muntah darah, mimisan),

menyembuhkan pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, hadi tidak

teratur, dan digigit hewan berbisa. Bagian umbi dapat digunakan untuk mencegah

pembekuan darah, mengatasi pembengkakan pada kasus patah tulang dan

menghentikan perdarahan nifas.

Page 8: DAUN DEWA

III. PENUTUP

Daun dewa menurut Hyne merupakan tanaman obat yang berasal dari

Burmadan Cina. Perkembangan lebih lanjut mencapai negara-negara di Asia

seperti juga di lndonesia. Tanaman merupakan herba semusim yang dapat

berumur lebih dari satu tahun.

Secara empiris herba ini dikenal sebagai obat bisul. Namun penelitian

lebih lanjut membuktikan bahwa daun dewa banyak memiliki khasiat diantaranya

sebagai antikoagulan (anti pembeku darah), memperlancar peredaran darah dan

mengurangi pembengkakan, Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan

adalah daun dan umbi.

Penggunaan secara tradisional tanaman ini yaitu dengan cara dilalap dan

dibalurkan (daun) di bagian yang sakit, dan rebusan (daun dan umbi). Namun

seiring kemajuan jaman, orang lebih suka menggunakan sediaan tanaman ini

dalam bentuk yang lebih praktis yaitu kapsul maupun tablet.

Berikut ini beberapa khasiat yang terkandung pada daun umbi daun dewa,

diantaranya:

Seluruh bagian dari tanaman daun dewa ini dapat digunakan sebagai obat.

Kegunaan tiap-tiap bagian tanaman daun dewa yaitu:

1. Daun : Luka terpukul, melancarkan sirkulasi, menghentikan perdarahan

(Batuk darah, muntah darah, mimisan), pembengkakan payudara, infeksi

kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa.

2. Umbi :Menghilangkan bekuan darah (haematom) pembengkakan, tulang

patah (Fraktur), perdarahan sehabis melahirkan.

Cara pemakaian dari bagian-bagian tanaman tersebut adalah sebagai berikut:

a. Digigit ular/digigit binatang lain: Umbi dilumatkan kemudian ditempelkan

di tempat kelainan.

b. Kutil : 5 lembar daun dewa dihaluskan, dan dilumurkan pada tempat

berkutil, kemudian dibalut. Dilepas keesokan harinya.

c. Luka terpukul, tidak datang haid: 15-30 gram herba direbus atau ditumbuk,

diambil airnya, campur dengan arak yang sudah dipanaskan, minum.

Page 9: DAUN DEWA

d. Perdarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk dan muntah

darah : 1 (satu) batang lengkap (15 gram) direbus, minum.

e. Kejang pada anak: 1 batang ditumbuk ambil airnya, dicampur arak,

minumkan.

f. Luka terpukul, masuk angin: 6-9 gram umbi segar ditambah arak kuning

(wong ciu) secukupnya, kemudian dipanaskan, minum.

Page 10: DAUN DEWA

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Budidaya Daun Dewa/Sambung Nyawa. http://distan.riau.go.id/index.php/upt/upt-benih/163-daun-dewa. Diakses tanggal 07 Oktober 2011.

Anonim. 2011. Tanaman Obat Daun Dewa/Sambung Nyawa. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=34. Diakses tanggal 07 Oktober 2011

Priadi. A. 2004. Budidaya Daun Dewa Tanaman Berkhasiat Obat. Kanisius. Yogyakarta.

KLO MAU DIEDIT LAGI..... EDIT AJA....