26
Program Kerja Bagian Bahasa PROGRAM KERJA BAGIAN BAHASA A. Program Kerja Harian 1. Mengontrol pemberian mufrodat 2. Memberikan hukuman penghafalan mufrodat bagi santri yang masuk mahkamah 3. Memperhatikan dalam percakapan santri dalam kesehariannya 4. Memberikan kosakata dalam pengurus dalam kesehariannya 5. Menganjurkan santri membawa kamus 6. Berusaha meningkatkan kemampuan bahasa Inggris santri 7. Menanyakan mufrodat kepada anggota ketika ada waktu luang 8. Berkoordinasi kepada pengurus OPPDA agar melaporkan santri yang melanggar bahasa ke bagian bahasa 9. Membantu dan mengawasi hukuman bagi pelanggar bahasa 10. Mengadakan pemutaran kaset percakapan bahasa Arab dan Inggris setelah sholat Ashar 11. Melaksanakan piket kontrol atau keliling 12. Mencatat kegiatan piket keliling ke buku piket 13. Mewajibkan kepada seluruh santri untuk membawa notes (buku kecil) B. Program Kerja Mingguan 1. Mengontrol berjalannya kegiatan muhadhoroh 2. Mengontrol berjalannya kegiatan muhadatsah di pagi dan sore hari 3. Mengganti dan menuliskan pribahasa seminngu sekali 4. Mengadakan tashlihul lugoh setelah senam 5. Memeriksa kepemilikan buku muhadhoroh and muhadatsah pada saat muhadoroh dan muhadatsah 6. Mengumumkan persentase pelanggaran bahasa perkelas di masjid ba’da isya

Data Penelitian

  • Upload
    ihip

  • View
    26

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

it will be valuable for research

Citation preview

Page 1: Data Penelitian

Program Kerja Bagian Bahasa

 PROGRAM KERJA BAGIAN BAHASA

A.    Program Kerja Harian1.      Mengontrol pemberian mufrodat2.      Memberikan hukuman penghafalan mufrodat bagi santri yang masuk mahkamah3.      Memperhatikan dalam percakapan santri dalam kesehariannya4.      Memberikan kosakata dalam pengurus dalam kesehariannya5.      Menganjurkan santri membawa kamus6.      Berusaha meningkatkan kemampuan bahasa Inggris santri7.      Menanyakan mufrodat kepada anggota ketika ada waktu luang8.      Berkoordinasi kepada pengurus OPPDA agar  melaporkan santri yang melanggar

bahasa ke bagian bahasa9.      Membantu dan mengawasi hukuman bagi pelanggar bahasa10.  Mengadakan pemutaran kaset percakapan bahasa Arab dan  Inggris setelah sholat

Ashar11.  Melaksanakan piket kontrol atau keliling12.  Mencatat kegiatan piket keliling ke buku piket13.  Mewajibkan kepada seluruh santri untuk membawa notes (buku kecil)

B.     Program Kerja Mingguan1.      Mengontrol berjalannya kegiatan muhadhoroh2.      Mengontrol berjalannya kegiatan muhadatsah di pagi dan sore hari3.      Mengganti dan menuliskan pribahasa seminngu sekali4.      Mengadakan tashlihul lugoh setelah senam5.   Memeriksa kepemilikan buku muhadhoroh and muhadatsah pada saat muhadoroh dan

muhadatsah6.     Mengumumkan persentase pelanggaran bahasa perkelas di masjid ba’da isya7.      Melatih para santri dalam berpidato berbahasa Indonesia8.      Mengadakan tasji’ul lughah pada minggu ke-2 (bahasa Arab) dan minggu ke-4

(bahasa Inggris) setiap bulannya9.      Mewajibkan seluruh anggota untuk membawa buku yang berkaitan dengan

muhadatsah dan muhadhoroh pada waktunya10.  Merekapitulasi pelanggar disiplin  bahasa dan melaporkanya ke pengasuhan dan wali

kelas11.  Mengontrol pemeriksaan buku kosa-kata oleh pengurus asrama satu bulan sekali

Page 2: Data Penelitian

C.    Program Kerja Bulanan1.      Mengadakan evaluasi bulananan dengan pembimbing bahasa2.      Mewajibkan pemeriksaan buku kosa kata oleh pengurus asrama3.     Memberikan data dan solusi yang melanggar disiplin bahasa kepada OPPDA pusat4.      Mengadakan rapat bulanan dengan pembimbing bagian bahasa5.      Mengadakan kuis bahasa Arab dan Inggris

D.    Program Kerja Tahunan1.      Mengadakan perlombaan Volksong bahasa Arab dan Inggris yang bernuansa Islami.

Page 3: Data Penelitian

Dewasa ini bahasa Arab di lembaga pendidikan mengalami perkembangan yang cukup

pesat pula. Pembelajaran bahasa Arab pun mulai disajikan di lembaga-lembaga pendidikan, baik

formal maupun nonformal. Di lembaga formal seperti MI, MTs, MA bahasa Arab telah menjadi

menu utama. Di lembaga nonformal seperti pelatihan-pelatihan/privat bahasa Arab mulai berdiri.

Bahkan sekarang ini tak jarang kita jumpai di lembaga-lembaga Islam bahasa Arab menjadi

acuan pokok dalam pembelajaran.

Demikian pula yayasan Muhammadiyah telah cukup lama membuka pengajaran-

pengajaran bahasa Arab, baik dalam bentuk pengajaran-pengajaran maupun di lembaga

pendidikan Muhammadiyah, salah satunya MI Muhammadiyah,RA Aisyiyah. MTs

Muhammadiyah,SMK dan SMA Muhammadiyah

Pada pokok bahasan ini SMP Muhammadiyah 6 Klego menjadi sorotan tajam terkait

pembelajaran bahasa Arab di taraf tingkatan SMP. Dari awal berdirinya SMP Muhammadiyah 6

Klego memang merupakan SMP yang bisa dikatakan SMP plus mengajarkan ilmu-ilmu agama

seperti bahasa Arab dan materi Pelajaran Agama dan Kemuhammadiyahan yang dipelajari

sehari-hari.

Masih belum tersedianya fasilitas penunjang yang dapat memicu kreativitas siswa-siswi

dalam penguasaan berbahasa asing terutama Bahasa arab,serta belum maksimalnya pembelajaran

berbasis IT,sehingga para pengajar harus kreatif mencari materi-materi penunjang.

Pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego sering mengalami

perkembangan yang tidak stabil dari tahun ke tahun disebabkan beberapa faktor . Walau dalam

perjalanannya pembelajaran bahasa Arab mengalami beberapa hambatan. Pembelajaran bahasa

Arab memegang peranan sangat penting dalam proses pembelajaran Ke-Islaman di SMP

Muhammadiyah 6 Klego, dari pihak sekolah selalu mengajukan peningkatan pendidikan bahasa

Arab agar lebih berkualitas melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,

pengembangan dan pengadaan materi ajar serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan

lainnya. Tapi pada kenyataannya, hal tersebut belum cukup dalam meningkatkan kualitas

pendidikan bahasa Arab.

Beberapa alasan penulis mengamati perkembangan bahasa Arab di SMP Muhammadiyah

6 Klego di atas adalah :

1.      Adanya penurunan kualitas dalam mata Pelajaran Bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego

dari tahun ke tahun.

Page 4: Data Penelitian

1.2   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan mendasar yang hendak dibahas adalah :

a. Bagaimana kondisi awal pengenalan bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego?

b. Bagaimana permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab ?

c. Bagaimana peran guru sebagai orang terdekat dalam berkomunikasi?

d.Bagaimana cara peningkatan mutu pembelajaran bahasa Arab di SMP  Muhammadiyah 6 Klego ?

e.Metode,inovasi apa saja yang telah diaplikasikan oleh guru Bahasa Arab SMP Muhammadiyah 6

Klego selama ini

f.Bagimana pelaksanaan Pembelajaran Pelajaran Bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego?

1.3 . Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitan pembelajaran bahasa Arab di SMP

Muhammadiyah 6 Klego yaitu:

a.Mengetahui kondisi awal pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego.

b.Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab di SMP

Muhammadiyah 6 Klego.

c. Dapat mengetahui peran guru dalam pembelajaran bahasa Arab.

d.Dapat mengetahui penyelesaian permasalahan permasalahan dalam pembelajaran bahasa Arab.

e.Dapat mengetahui langkah-langkah metode serta Inovasi pembelajaran Bahasa arab di SMP

Muhammadiyah 6 Klego

f.Mengetahui Pelaksanaan Pembelajaran dan Materi Pelajaran Bahasa Arab di SMP

Muhammadiyah 6 Klego

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Kondisi awal pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego

SMP Muhammadiyah 6 Klego yang terletak di Desa Bade,Klego,Boyolali, Jawa Tengah

merupakan Lembaga Pendidikan SMP yang tertua di Kecamatan Klego. Lembaga pendidikan

yang berada di bawah yayasan Muhammadiyah ini didirikan dengan menerapkan system days

school. Selain mata pelajaran Umum yang diajarkan juga di tambah mata pelajaran muatan local

dan pendidikan Agama termasuk Bahasa Arab.. Aplikasi dari pembelajaran bahasa Arab di

Page 5: Data Penelitian

sekolah adalah di lingkungan sekolah dan dirumah karena pada dasarnya belajar bahasa kuncinya

terletak pada praktek pengucapan.

Pada awal berdirinya SMP Muhammadiyah 6 Klego, para pendidik yang memiliki kemampuan

berbahasa arab mulai mengajarkan bahasa Arab dengan beberapa progam pengenalan bahasa

arab. Adapun progam pengenalan bahasa Arab yang diterapkan yaitu:

1. Muhadatsah yaumiyah

Progam muhadatsah yaumiyah ini merupakan kegiatan pengenalan kosa kata bahasa Arab

dilaksanakan setiap jam mata pelajaran dan setelah sholat dhuha di lingkungan terbuka, bukan di

dalam ruangan. Pendidik memberikan kosa kata bahasa Arab yang baru kemudian memberikan

contoh dalam pembuatan kalimat dari setiap kosa kata yang diberikan. Sehingga masing-masing

dari anak mampu mengetahui arti dari setiap kata serta penggunaannya.Tiga kosa kata dalam

setiap hari cukup membuat bertambahnya perbendaharaan kosa kata pada anak. Kemudian pada

setiap akhir semester diadakan ujian mengenai kosa kata yang telah diajarkan. Sehingga dengan

kegiatan ini anak-anak mempraktekan dalam percakapan sehari-hari.

2. Kultum ba’da sholat dhuhur

Kultum ba’da Dhuhur yaitu kegiatan pidato keagamaan dengan bahasa Indonesia,Jawa dan

bahasa Asing diantaranya yaitu bahasa Arab. Anak-anak secara bergiliran sesuai jadwal yang

telah diatur oleh pembina Kesiswaan.Anak-anak juga mengikuti latihan pidato serta pengarahan

materi pidato yang dilaksanakan satu pekan satu  kali di ruang kelas. Sehingga setiap anak

memiliki bekal kemampuan pidato berbahasa Arab Kemudian pada setiap akhir semester

diadakan perlombaan pidato bahasa Arab,Indonesia dan Jawa dari setiap kelompok muhadhoroh.

3. Tasrifiyah

Merupakan suatu progam peningkatan bahasa dalam bentuk pemberian Tabel lafadz-lafadz

bahasa Arab berdasar tasrifiyah(bentuk Kalimat), kemudian anak-anak menghafalkan secara

bersama sebelum mata pelajaran pertama dimulai dengan siestim tadarus. Harapannya dengan

progam mahfudhoh tasrifiyah ini dapat meningkatkan mutu kualitas penggunaan bahasa Arab di

Sekolah,serta anak-anak lebih mengenal bentuk-bentuk kalimat dalam segi tasrifan

4. Tasji’ul Lughoh.

Yaitu progam peningkaatan bahasa Arab dalam bentuk pemberian tasji’, yaitu dorongan

serta penyemangat dalam penggunaan bahasa Arab. Dari beberapa progam tersebut di atas

Page 6: Data Penelitian

merupakan kegiatan-kegiatan yang sangat memberi pengaruh dalam perkembangan bahasa Arab

di SMP Muhammadiyah 6 Klego

2.2. Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab

Dalam pembelajaran bahasa Arab walaupun telah terkonsep seluruh sistematika

pembelajarannya namun masih sering terjadi beberapa permasalahan, diantaranya:

Pengrusakan bahasa dari bahasa yang baku menjadi bahasa yang tidak teratur susunan kaidahnya,

seperti bahasa yang bercampur antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia.

Kurangnya guru dan pembina yang ahli dalam bidang bahasa Arab, sehingga kemajuan

perbendaharaan kosa kata yang baru hanya selingkup kalangan siswa/siswi guru pengampu dan

kamus-kamus bahasa arab yang masih terbatas.

Adanya penurunan minat untuk lebih mempelajari bahasa arab. Hal ini disebabkan para siswa

jenuh dengan metode yang diajarkan para guru.

4.Input siswa/siwi SMP Muhammadiyah 6 Klego mayoritas dari Lulusan SD dimana mereka belum

pernah mengenyam pelajaran Bahasa Arab  sebelumnya serta rendahnya kemampuan baca tulis

Alqur’an

5.Rendahnya pendidikan Baca Tulis Alqur’an dari lingkungan para siswa/siswi sehingga untuk

membaca dan melafalkan kalimat berbahasa arab sangat sulit dan perlu waktu yang lama

6.Belum terpenuhinya fasilitas komunikasi tehnologi yang berbasis IT di SMP Muhammadiyah 6

Klego,sangat menghambat sehingga anak-anak terbatas dalam menggunakan media Internet

untuk menunjang pembelajaran Bahasa Arab berbasisi IT tersebut,sehingga pengajar/pendidik

harus berani modal Modem dan note book untuk merealisasikan program pembelajaran berbasis

IT.

7. Pada umumnya banyak siswa-siswi menganggap bahwa belajar bahasa Arab itu sulit, terjebak

pada struktur kalimat dan kebahasaan. Sehingga, murid mengalami kesulitan untuk memahami

bahasa dan sulit untuk mengaplikasiakan bahasa dalam komunikasi sehari-hari.

.

2.3. Peran guru dalam penggunaan bahasa Arab.

Pembelajaran bahasa Arab dalam suatu lembaga sangat ditentukan oleh kualitas guru dalam

mengajarkan bahasa Arab itu sendiri. Di SMP Muhammadiyah 6 Klego guru pengajar bahasa

Arab terdiri dari 1 pengajar alumni Pondok Tremas Pacitan. Sedang Guru Mata Pelajaran Al-

Page 7: Data Penelitian

Islam ada 4 pengajar yang masing-masing mempunyai keterbatasan sendiri dalam menguasahi

Bahasa Arab.

Karena guru berperan aktif dalam pengajaran di sekolah, sementara itu dalam praktif

penggunaan bahasa Arab itu sendiri ketika di kelas dan lingkungan sekolah pada saat-saat

tertentu seperti saat Kultum dan kegiatan Muhadloroh. Pembina memiliki tanggung jawab penuh

dalam kegiatan kegiatan bahasa, seperti : muhadatsah yaumiyah, muhadhoroh, islahul lughoh,

serta tasji'ul lughoh.

2.4.Metode dan langkah Inovasi pembelajaran Bahasa Arab

Metode pengajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego dapat digolongkan menjadi

dua macam, yaitu: pertama, metode tradisional/klasikal dan kedua, metode modern.

a).Metode Tradisional/Klasikal

Metode pengajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pengajaran bahasa Arab yang

terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara

mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid

nahwu), morfem/morfologi (Qowaid as-sharf) ataupun sastra (adab).

Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah Metode

qowaid dan tarjamah. Metode tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang

pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya Pesantren Salafiah masih menerapkan metode

tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Tujuan pengajaran bahasa arab tampaknya pada aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan  ilmu

sharaf.

2. Kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat untuk memahami teks/kata

bahasa Arab klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya.

3. Bidang tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga kemampuan di bidang itu

memberikan “rasa percaya diri (gengsi) tersendiri di kalangan mereka”.

b). Metode Modern.

Metode pengajaran bahasa Arab modern adalah metode pengajaran yang berorientasi pada

tujuan bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam

kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk menggunakan

bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab.

Page 8: Data Penelitian

Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al -

mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang

hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar

bahasa.

Metode lain yang telah dilakukan dan diterapkan oleh Guru mata pelajaran bahasa arab di

SMP Muhmmadiyah 6 Klego untuk menunjang pencapaian pembelajaran bahasa arab antara

lain:

1.Metode Qowa’id dan tarjamah

Penerapan metode ini lebih cocok jika tujuan pengajaran bahasa Arab adalah sebagai

kebudayaan, yaitu untuk mengetahui nilai sastra yang tinggi dan untuk memiliki kemampuan

kognitif yang terlatih dalam menghafal teks-teks serta memahami apa yang terkandung di dalam

tulisan-tulisan atau buku-buku teks, terutama buku Arab klasik. Ciri metode ini adalah:

a.Penghayatan yang mendalam dan rinci terhadap bacaan sehingga peserta didik memiliki

perasaan koneksitas terhadap nilai sastra yang terkandung di dalam bacaan. (bahasa Arab atau

bahasa ibu/bahasa keseharian).

b.Menitik beratkan perhatian pada kaidah gramatika (Qowa’id Nahwu/Sharaf) untuk menghafal

dan memahami isi bacaan.

c.Memberikan perhatian besar terhadap kata-kata kunci dalam menerjemah, seperti bentuk kata

kiasan, sinonim, dan meminta peserta didik menganalisis dengan kaidah gramatikal yang sudah

diajarkannya (mampu menerjemah bahasa ibu ke dalam Bahasa Arab)

2.Metode langsung

Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru dan

peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik

dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah, (dalam hal ini dibutuhkan sebuah

media). Perlu menjadi bahan revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, bahasa Arab

menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan yang

benar ( al - Nutqu al – Shahiih), oleh karena itu dalam aplikasinya, metode ini memerlukan hal-

hal berikut;

1) Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral (syafawiyah)

2) Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik kata benda ( isim) atau

kata kerja ( fi’il) yang sering didengar oleh peserta didik.

Page 9: Data Penelitian

3) Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat sederhana dengan menggunakan kalimat

yang merupakan aktifitas peserta didik sehari-hari.

4) Peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara Tanya jawab dengan

guru/sesamanya.

5) Materi Qiro’ah harus disertai diskusi dengan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan makna yang

terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan setiap kata dalam kalimat.

6) Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail.

7) Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah dikenal/diajarkan

pada peserta didik.

8) Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang memadai. Penutup

Sebagai penutup, bahwa alur makalah ini lebih menekankan tentang pentingnya: Seorang guru

(pendidik) sebaiknya memahami prinsip - prinsip dasar pengajaran bahasa Arab diatas sebagai

bahasa asing dengan menggunakan metode yang memudahkan peserta didik dan tidak banyak

memaksakan peserta didik ke arah kemandegan berbahasa. Adapun bagi bagi seorang siswa,

bahwasanya belajar bahasa apapun, semuanya membutuhkan proses, banyak latihan dan banyak

mencoba.

3. Metode eklektik (tariqah al-intiqaiyyah)

Pendekatan pembelajaran di atas memerlukan metode pembelajaran yang tepat. Plihan yang

tepat adalah metode eklektik, yaitu metode gabungan yang mengambil aspek-aspek positifnya

baik dari keterampilan maupun pengetahuan bahasa, sehingga mencapai tujuaan dan hasil

pembelajaran yang maksimal. Metode eklektif dimaksud mencakup metode

percakapan,membaca, latihan, dan tugas.

Adapun rancangan materi ajar dan desainnya adalah sebagai berikut:

2.5.Pelaksanaan Pembelajaran

1.Proses Pembelajaran

Untuk mencapai hasil belajar bahasa Arab yang efektif dan maksimal, lembaga lembaga

pendidikan harus melakukan dua kegiatan,

(1) pembelajaran, learning,

(2) pemerolehan bahasa, langguage acquisition.

Pembelajaran membentuk keterampilan berbahasa secara formal, sedangkan pemerolehan

membentuk pemakaian bahasa secara non formal. Kedua cara ini menuntut pengajar dan petugas

Page 10: Data Penelitian

untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang bermutu, yaitu

pembelajaran yang terukur dan terkontrol serta adanya komitmen dari semua komponen terkait.

Minat dan motivasi pemelajar/mahasiswa akan tumbuh jika materi ajar didesai dengan baik

dan tenaga pengajarnya profesional. Tenaga pe-ngajar tidak boleh mengajar sebelum ada

pembelakalan yang diinginkan oleh komitmen lembaga.

Cara seperti inilah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pengajaran bahasa yang ingin

membentuk outcome-nya bermutu dan mempunyai ciri yang tampil beda dari yang lainnya.

2. Materi Ajar Bahasa Arab

Jika kita amati suatu materi ajar bahasa terdiri atas

(1) topik materi ajar

(2) desainnya yang menggambarkan kegiatan pembelajarannya.

Topik materi ajar bahasa Arab yang efektif adalah topik-topik yang komunikatif dan kontekstual

tentang tema keseharian, keagamaan, iptek, dan kebudayaan.

3.Desainya pembelajarannya mencakup :

(1) Keterampilan Mendengar dan Berbicara (Istima’-Kalam) terdiri dari:

(a) Teks Percakapan yang komunikatif dan kontekstual(Hiwar)

(b) Mufradat

(c) Tadribat (Pelatihan)

(d) Al’ab lughowiyah (permainan bahasa)

(e) Wajibah (Tugas)

(2) Keterampilan Membaca dan Menulis (Qira’ah-Kitabah)

(a) Teks bacaan yang komunikatif, pragmatik, dan kontekstual

(b) Mufradat

(c) Contoh-contoh teks yang struktural, komunikatif, dan kontekstual

(d) Penjelasan dan kesimpulan (oleh pelajar atau pengajar)

(e) Latihan Membaca

(f) Wajib (Tugas)

4.Inonasi Pembelajaran Bahasa Arab

Page 11: Data Penelitian

Kehadiran dan perkembangan teknologi yang sangat pesat telah menyebabkan terjadiya proses

perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Kehadiran teknologi

tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam

memanfaatkannya. Karena pada hakikatnya, teknologi adalah solusi bagi beragam masalah

pendidikan saat ini. Kecanggihan, ketepatan serta kecepatan dalam menyampaikan suatu

informasi menjadikan teknologi menduduki posisi penting di berbagai bidang termasuk di bidang

pendidikan. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran diharapkan akan dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran serta memperluas jaringan pendidikan dan pembelajaran karena teknologi

telah menjadikan ilmu pengetahuan lebih mudah diakses, dipublikasikan dan disimpan. Selain itu

pemanfaatan teknologi diharapkan pula dapat mengurangi biaya pendidikan, serta memberikan

sumbangsih terhadap upaya integritas ilmu pengetahuan.

Saat ini, sistem pendidikan yang tidak memanfaatkan teknologi akan menjadi kadaluwarsa dan

kehilangan kredibilitasnya. Namun, di sisi lain ada juga pendapat yang menyatakan bahwa

situasi ini lebih disebabkan oleh adanya konspirasi yang mengakibatkan terjadinya

ketergantungan dunia pendidikan terhadap teknologi ini. Kedua pendapat itu tidak perlu

diperdebatkan karena memiliki kesahihan tersendiri dari perspektifnya masing-masing. Justru,

yang seharusnya menjadi perhatian adalah bagaimana dampak teknologi terhadap sistem

pendidikan, terutama sistem pembelajaran, serta bagaimana strategi pemanfaatan teknologi

dalam pembelajaran. Karena toh teknologi sudah berjalan dan sangat tidak mungkin untuk dapat

dibendung. Dalam usaha mewujudkan hal tersebut, tentu diperlukan langkah-langkah strategis

agar dapat diperoleh hasil yang optimal.

Bagi siapa pun yang sedang melakukan pembelajaran bahasa asing pada saat ini, dengan segala

atributnya, teknologi menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan lagi. Beragam kemungkinan

ditawarkan oleh teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa asing. Di antaranya

adalah sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga pengajar,

sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, sebagai alat bantu interaksi pembelajaran, dan

sebagai wadah pembelajaran.

Perubahan budaya pembelajaran bahasa asing sebagai akibat pemanfaatan teknologi sangat

bergantung pada berbagai komponen dalam sistem pendukung pembelajaran. Ada beberapa hal

yang menjadikan teknologi kurang mendapatkan tempat dalam budaya pembelajaran bahasa

asing di beberapa institusi pendidikan. Faktor yang paling utama disebabkan karena tenaga

Page 12: Data Penelitian

pengajar sebagai salah satu komponen terpenting yang sangat berperan dalam perubahan

tersebut. tidak mempunyai skill yang mencukupi di bidang ini. Oleh karena itu, tenaga pengajar

saat ini dituntut untuk memiliki kemampuan kreatif dan inovatif serta wawasan tentang

perubahan tersebut. Di samping itu, tenaga pengajar juga dituntut untuk memiliki keterampilan

teknis penguasaan teknologi agar dapat melakukan perubahan secara operasional, dan bersikap

positif terhadap teknologi serta perubahannya.

Di samping tenaga pengajar, pembelajar juga perlu dipersiapkan, begitu juga para administrator

pembelajaran, karena tidak ada perubahan yang terjadi secara isolatif dan dalam kondisi vakum.

Dengan demikian, perubahan budaya pembelajaran yang diakibatkan oleh pemanfaatan teknologi

bukan hanya untuk segelintir orang saja, atau satu dua komponen saja, namun berlaku bagi

semua tatanan sistem pembelajaran, bahkan sistem pendidikan di suatu institusi pendidikan

secara umum. Konsekuensinya, dampak maupun hasil dari perubahan budaya pembelajaran

bahasa asing juga menjadi milik seluruh pihak yang berkontribusi di dalamnya.

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran bahasa asing tanpa sadar telah mengubah kondisi

akademik yang berjalan selama ini. Dengan teknologi ini kondisi-kondisi yang sifatnya tertutup

dan telah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun menjadi tersingkirkan atau

bahkan lenyap dan digantingan oleh kondisi-kondisi yang bersifat transparan, terbuka, serta

adanya proses evaluasi pembelajaran yang berkelanjutan.

5.Pembelajaran Berbasis IT

  Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan multimedia amat pesat. Dunia cyber sudah

tidak asing lagi bahkan telah menjadi trend dan bagian yang tak bisa lagi terelakkan dari

kehidupan sehari-hari terutama bagi masyarakat modern. Dalam upaya integrasi antara teknologi

(internet) dan pendidikan (pembelajaran bahasa), tulisan singkat ini akan memberikan informasi

bagaimana pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan media internet. Di antaranya

bagaimana cara belajar tata bahasa Arab, dan bagaimana cara peningkatan kemampuan

membaca dan memahami, mendengarkan, berbicara, serta menulis.

1. Belajar Tata Bahasa Arab

Untuk mempelajari tata bahasa Arab, saat ini sudah banyak sekali situs yang secara khusus

menampilkan materi pelajaran bahasa Arab online baik dalam bahasa Indonesia, Arab, maupun

Page 13: Data Penelitian

Inggris. Di antara situs yang dapat telah di kunjungi siswa-siswi berkat bimbingan pengajar

antara lain:

1.      http://lughah-arabia.tripod.com

2.      http://www.schoolarabia.net

3.      http://bahasa arab online

4.      http://www.as-sidq.org/,

2. Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Memahami

Untuk mendukung peningkatan kemampuan membaca dan memahami, Pendidik mengajak

anak-anak didik merambah ke dunia internet yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang dapat

di-download secara bebas dan gratis selain juga yang ditampilkan secara online. Anak-anak juga

diajak mengunjungi media masa Arab online seperti http:// www.ahram.org,  http://

www.alayam.com

Sedangkan untuk menambah wawasan kosakata istilah ilmiah anak-anak didik  juga bisa

mengunjungi lembaga-lembaga ilmiah pada http://www.assr.org / . Dengan mengunjungi situs ini,

anak-anak akan terhubungkan link ke beberapa lembaga yang ada di Arab, terutama lembaga-

lembaga penelitian sosial sains.

Untuk memudahkan pencarian alamat-alamat site berbahasa Arab dalam berbagai bidang, kita

juga dapat memanfaatkan program Dalil al-Internet yang dikeluarkan oleh shamel.net yang

dapat anda download gratis di alamat www.shamel.net

3.Meningkatkan Kemampuan Mendengar

Untuk melatih kemampuan ini beberapa situs yang dapat dikunjungi antara lain

http://www.iiu.edu.my/arabic/rusli/ (untuk mendengarkan beberapa lagu, puisi, pidato, dan juga

percakapan berbahasa Arab), http://www.q8y2b.com/poems/poems.html (Untuk mendengarkan

pembacaan puisi), http://www.omkolthoum.com/ (untuk mendengarkan lagu),

http://www.muslimtents.com/muslimguide/11-Audio_Lectures.htm (untuk   mendengarkan

pidato), dan masih banyak lagi lainnya.

4. Meningkatkan Kemampuan Berbicara

Untuk menunjang kemampuan berbicara dalam bahasa Arab, internet menyajikan beberapa

situs yang memuat materi-materi percakapan bahasa Arab secara online, seperti di situs

http://pba.aldakwah.org/.

Page 14: Data Penelitian

SMP Muhammadiyah 6 Klego mempunyai fasilitas Radio Komunitas pelajar dengan daya

pancar Rendah,dengan media Radio tersebut para siswa-siswi dilatih untuk meng-aplikasikan

kemampuan berbahasa tidak hanya berbahasa Arab melainkan juga sebagai sarana melatih

berbahasa Indonesia,jawa dan bahsa Inggris  yang diamnfaatkan oleh guru Bahasa yang

lain.Sehingga dengana media tersebut siswa-siswi terbiasa berbicara dengan bahsa arab

khususnya.

5. Meningkatkan Kemampuan Menulis

Pengasahan kemampuan menulis dengan memanfaatkan teknologi internet dapat dilakukan

dengan cara banyak membaca berita dan makalah yang disajikan dalam situs-situs berbahasa

Arab kemudian menirukan susunan dan style/gaya bahasa yang dipergunakan dengan melakukan

beberapa modifikasi kalimat. Adapun aplikasinya dapat dilakukan melalui fasilitas e-mail.

Caranya, buatlah surat Anda dalam bahasa Arab pada Microsoft Word atau sejenisnya dan

kirimlah dengan menggunakan Attachment melalui e-mail kita. Kita dapat mengirimkan ke

beberapa penulis Arab terkemuka yang mencantumkan alamat e-mailnya di situs-situs Arab,

semisal para pemikir, sastrawan, jurnalis, pemuka agama dan sebagainya. Atau teman chating

kita yang berada di sana. Tulislah surat secara rutin, dan jangan pernah putus asa jika surat kita

tidak dibalas.

Selain itu pengajar mata Pelajaran Bahasa arab mengajarkan seni kaligrafi kepada siswa-

siswi sebagai bentuk aplikasi kreatifitas seni dalam bidang menulis tulisan Arab.

2.6.Penyelesaian permasalahan pembelajaran bahasa Arab

Dari beberapa permasalahan mengenai pembelajaran bahasa Arab

di atas, penulis dapat mengambil garis besar dalam penyelesain setiap permasalahan

pembelajaran bahasa Arab, diantaranya:

a) Pembaharuan dari metode lama menjadi metode baru agar minat anak-anak dalam pembelajaran

bahasa Arab lebih menarik dan diminati. Seperti pemberian kosa kata lewat permainan atau

kartu.

b) Adanya pelatihan-pelatihan kreasi dan inovasi bentuk pengajaran yang menarik anak-anak.

c) Peningkatan penggunaan bahasa dimulai dari para guru dan pembina. Jika para guru dan pembina

telah mempraktekan secara nyata maka anak anak akan juga mengikuti dalam penggunaanya.

d) Penambahan sarana pengembangan bahasa seperti laboratorium khusus bahasa Arab yang

memfasilitasi pembelajaran bahasa Arab.

Page 15: Data Penelitian

d) Pengaruh Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis IT  sangat menunjang pencapaian Pembelajaran

Bahasa Asing khususnya Bahasa arab di SMP Muhmaadiyah 6 Klego

e.   Pengadaan/penambahan instalasi internet sehingga guru/pendidik lebih mudah mengakses

materi-materi pelajaran yang dibutuhkan sebagai penunjang materi pembelajaran,serta siswa-

siswa ikut serta aktif mencari kosa kata dan materi-materi di internet secara gratis dan

menyenangkan sehingga termotivasi dalam pembelajaran.

f. Mengadakan event dan pengalokasian dana yang cukup untuk ajang kreatifitas siswa-siswi         

dalam bidang menggali bakat sebagai implementasi hasil dari pembelajaran yang ada di SMP

Muhammadiyah 6 Klego.

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembelajaran bahasa Arab pada tingkat SMP merupakan Pembelajaran tingkat awal,sehingga

metode pembelajaran yang menarik serta kreatif sangat diperlukan guna meningkatkan mutu

kemampuan berbahasa. Serta setiap permasalahan dalam pembelajaran bahasa Arab sangat

dipengaruhi oleh peran guru dan lingkungan sekolah Sebagai wujud aktualisasi dalam

pembelajaran diperlukan pula faktor kebutuhan akan pentingnya belajar bahasa Arab,seperti

pembelajaran berbasis IT dan sarana laboratorium Bahasa yang memadai juga tersedianya

kegiatan dalam pengembangan bakat diri sehingga hasil pembelajaran bukan sebatas hasil yang

bersifat akademik tapi juga yang bersifat psikomotorik

3.2 Saran

Pembelajaran bahasa Arab pada saat ini memang harus menjadi perhatian khusus sehingga

dibutuhkannya keseriusan dalam pembelajaran serta semangat yang tinggi supaya hasil yang

dihasilkan yaitu kemampuan berbahasa Arab dapat memuaskan.

Untuk itu bagi para calon guru serta pendidik haruslah benar-benar menguasai bahan materi

yang akan diajarkan.Pendidik harus berperan aktif mengajak siswa-siswi tidak hanya dibidang

toritik melainkan lebih di prioritaskan ke praktek,karena bahasa termasuk kemampuan

seni.Pemnafaatan media pembelajaran yang ada serta memanfaatkan pembelajaran

natural(alami )

Page 16: Data Penelitian

Penguasaan IT bagi pendidik sangat di butuhkan dalam pembelajaran karena bahan bahan-

bahan pemeblajaran yang terdapat di internet sangat banyak dan lebih mengarahkan siestim

pembelajaran berbasis IT yang akan menciptaklan suasana pembelajaran yang menyenangkan

bagi siswa-siswi                     

Daptar Pustaka

Kamal Ibrahim Badri dan Mahmud Nuruddin, Nadzkarah Asas al – Ta’lim al – Lughah al – ajnubiyah,

LIPIA, Jakarta, 146 H

Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam (perspektif sosiologi-filosofis). P.T

Tiara Wacana, Yogyakarta: 2002.

9.Munir, Nizhamu Ta’lim al – Lughah al – ‘Arabiyah fi al – Ma’had al – Islamiyah, Darul Huda,

Skripsi, 1996.

Munir M.Ag., Pengajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing, yang terkumpul dalam buku yang berjudul

Rekonstruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam. Global Pustaka Utama, Yogyakarta:

2005.

..………, dkk, Rekonstruksi dan Modernisasi Pendidikan Islam, Global Pustaka Utama, Yogyakarta, 2005.

Page 17: Data Penelitian

Collaborative learning is the use of small groups so that all students can maximise their learning and that of their peers. It is a process of shared creation: two of more individuals interacting to create a shared understanding of a concept, discipline or area of practice that none had previously possessed or could have come to on their own. Collaboration requires the participation of all.

Collaborative learning does not occur in a traditional classroom where students work independently on learning tasks and take responsibility only for self. The focus of traditional groups is generally on individual performance and accountability so that they are not dependent on each other for learning. Independence is actively discouraged.

Johnson, Johnson & Smith (1991) have summarised these principles in their definition of a new paradigm of teaching:

Knowledge is constructed, discovered, and transformed by students. Lecturers create the conditions within which students can construct meaning from the material studied by processing it through existing cognitive structures and then retaining it in long-term memory where it remains open to further processing and possible reconstruction.

Students actively construct their knowledge. Learning is conceived of as something a learner does, not something that is done to the learner. Students do not passively accept knowledge from the teacher or curriculum. Students activate their existing cognitive structures or construct new ones to subsume the new input.

Teaching effort is aimed at developing students' competencies and talents.

Education is a personal transaction among students and between the lecturer and students as they work together.

All of the above can only take place within a cooperative context.

Teaching is assumed to be a complex application of theory and research that requires considerable teacher training and continuous refinement of skills and procedures.

As we have seen in previous sections of this workshop, cooperative groups work best when:

Each student is involved. In groups where students are dominated by one leader, where a shy student hesitates to join in and contribute, or where you are just trying cooperative groups for the first time, you may wish to assign specific roles. One person might be the "organizer." That person will tell the students what step should come first, second, third, and so on. Another would be the "reporter," who writes down the directions and reports back to the group about their progress and goals. A third person is the "questioner," who generates questions to ask along the way in order to involve every member. A fourth member could be the "assessor," who uses a set rubric or guide to evaluate the progress of each meeting. The roles are clearly defined in advance, so that each person is accountable, and everyone in the group plays an important part.

Seats face one another. When students face their coworkers, they are more likely to interact well with others. Seating arrangements really do make a difference, and sometimes students need to be reminded that they should move chairs closer together or

Page 18: Data Penelitian

place them in a circle. You can set up the room with seats in clusters to facilitate this process.

Students assume personal responsibility. Invite students to report back to their group or to another group after each session. Give clear guidelines on paper for each person's role and go over them, so that students understand the criteria for his or her role. Change roles regularly, so that students can learn to assume responsibility in a variety of areas.

Students relate well to others. Some students are better than others at interpersonal exchanges. You may wish to provide those who are weaker in relating to others with practice opportunities to engage in social contacts. This can be as simple as teaching others a favorite subject or joining a teammate for a special class duty.

Members reflect in order to improve group effectiveness. Students can be given a list of questions to consider, such as the conflict-resolution inventory presented in an earlier section. They will improve their performances as they learn to reflect on past performances and create new goals based on those reflections.