Upload
eliss-kumala-devie
View
365
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PERCOBAAN IV
Judul : Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
Tujuan : Mempelajari perbedaan reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm
Hari/ Tanggal : Jum’at / 09 November 2012
Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I. DASAR TEORI
Energi merupakan sumber esensial bagi kehidupann manusia serta
makhluk hidup lainnya. Makanan yang kita makan merupakan sumber energi
yang memberikan kekuatan kepada kita untuk bekerja, belajar, dan beraktivitas
lainnya. Setiap materi mengandung energi dalam bentuk potensial dan energi
kinetik. Kedua energi ini dinamakan energi internal. Jika energi yang terkandung
dalam materi berubah maka perubahan energi dinamakan kalor. Perubahan energi
(kalor) pada tekanan tetap dinamakan perubahan entalpi (ΔH).
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi disebut
termokimia. Termokimia mempelajari mengenai sejumlah panas yang dihasilkan
atau diperlukan oleh sejumlah tetentu pereaksi dan cara pengukuran panas reaksi
tersebut. Termokimia merupakan hal yang penting, baik untuk keperluan praktek
maupun teori. Penerapan pada praktek termasuk mengukur nilai energi pada
bahan bakar dan menentukan energi yang diperlukan pada proses industri.
Reaksi kimia pada dasarnya selalu berlagsung dengan menyerap atau
membebaskan kalor. Sedangkan kalor reaksi adalah kalor yang berpindah dari
sistem ke lingkungan atau dari lingkungan ke sistem agar temperatur sistem
sesudah reaksi sama dengan temperatur sebelum reaksi. Macam-macam reaksi
kimia bedasarkan kalor yang dibebaskan/kalor yang diserap dibedakan menjadi :
a. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang mengakibatkan terjadinya
perubahan kalor dari sistem ke lingkungan. Dengan kata lain, pada reaksi ini
terjadi pebebasan energi yang mengakibatkan energi sistem akan berkurang.
1
2
Berkurangnya energi sistem menyebabkan entalpi produk menjadi lebih
rendah dibandingkan entalpi reaksi. Karenanya perubahan etalpinya aka
berharga negatif (ΔH < 0). Jadi, pada reaksi eksoterm menunjukkan sifat-sifat
sebagai berikut :
1. Sistem membebaskan energi ke lingkungan
2. Perubahan entalpi reaksinya berharga negatif (ΔH < 0).
Contoh reaksi eksoterm adalah reaksi antara kapur kohar dengan air.
Pada reaksi ini akan dihasilkan larutan Ca(OH)2. Wadah tempat
mereaksikan akan terasa hangat yang menunjukkan bahwa pada reaksi ini
entalpi produk lebih rendah dari entalpi reaksi. Persamaan reaksi yang
terjadi adalah :
CaO (s) + H2O (l) → Ca(OH)2 (aq)
b. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang melibatkan terjadinya
perpindahan kalor (q) dari lingkungan ke sistem. Dengan kata lain, pada
reaksi ini terjadi bila campuran reaksi menyerap energi dari lingkungan.
Energi yang diserap dari sistem bertambah. Dengan bertambahnya energi
sistem ini menyebabkan entalpi produk lebih tinggi dibandingkan entalpi
pereaksinya. Akibatnya perubahan entalpi dari sistem akan berharga (ΔH >
0). Jadi, pada reaksi endoterm menunjukkan sifat-sifat sebagai berikut :
1. Energi dari lingkungan diserap oleh sistem.
2. Perubahan entalpi reaksinya positif (ΔH > 0).
Contoh reaksi kimia yang tergolong endoterm adalah reaksi antara
ammonium klorida (NH4Cl), dengan barium hidroksida berair
(Ba(OH)2.8H2O). Reaksi yang terjadi adalah :
Ba(OH)2.8H2O(s) + 2NH4Cl(s) → BaCl2(s) + 10H2O(l) + 2NH3(g)
Pada reaksi tersebut, dihasilkan gas NH3 yang berbau menyengat dan
terjadi penurunan suhu sistem. Hal ini dapat diketahui apabila wadah tempat
mereaksikan kedua zat kita pegang akan terasa dingin. Kemudian agar suhu
3
sistem kembali sama dengan suhu lingkungan maka sistem harus menyerap
kalor dari lingkungan, sehingga entalpi sistem bertambah, berarti pula
entalpi produk lebih besar daripada entalpi reaksi.
Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dapat digambarkan sebagai
berikut :
Diagram tingkat energi dapat digambarkan seperti berikut:
Umumnya reaksi kimia dilakukan pada sistem terbuka. Sistem terbuka
adalah sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi dan materi antara
sistem dan lingkungan. Sistem terbuka umumnya berlangsung pada tekanan tetap;
kalor (q) yang terjadi pada reaksi tersebut sama dengan perubahan entalpi
reaksinya (ΔH).
qp = ΔH
Artinya jika pada tekanan tetap sistem melepas kalor sebanyak q kJ, maka
perubahan entalpi sistemnya akan berkurang sebanyak q kJ; dan jika pada tekanan
tetap sistem menyerap kalor sebanyak q kJ, maka perubahan entalpi sistemnya
akan bertambah sebanyak q KJ.