Upload
others
View
34
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL
DASAR MANAJEMEN DAN BISNIS I
DISUSUN OLEH :
NURMALASARI,SE,MM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
BSI PONTIANAK
2016
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul Dasar
Manajemen dan Bisnis 1 sebagai acuan pengembangan materi untuk para pembaca
khususnya mahasiswa AMIK BSI Pontianak.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 1 dirancang khusus untuk mengetahui dasar-dasar
manajemen di sebuah organisasi, penetapan tujuan organisasi hingga pengambilan keputusan
didalam organisasi.
Dalam penulisan dan menyelesaikan Modul ini, penulis banyak mendapat bimbingan
dan saran dari berbagai pihak dan secara khusus dalam kesempatan ini, dengan segala
kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada keluarga dan rekan sekerja yang telah banyak membantu.
Semoga atas izin dan hidayah ALLAH SWT, Modul ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi diri Saya pribadi dan dapat memberi sumbangan ilmu bagi mereka yang
memerlukannya, dengan harapan akan ada pula pandangan-pandangan dan saran-saran
perbaikan untuk dimasa yang akan datang.
Pontianak, Maret 2016
Nurmalasari, SE, MM
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
KONSEP DASAR MANAJEMEN
1. Pengertian Konsep Dasar Manajemen
2. Pentingnya Tujuan dalam Manajemen
LATIHAN
MANAJEMEN, MANAJER DAN KEPEMIMPINAN
1. Ruang Lingkup
2. Keterampilan dan peran manajer
LATIHAN
PERKEMBANGAN KONSEP MANAJEMEN
1. Konsep Dasar
2. Mazhab Manajemen Ilmiah Klasik
3. Mazhab Teori organisasi klasik
4. Mazhab Perilaku
5. Mazhab Ilmu Manajemen (Riset operasi)
6. Mazhab Ilmu Manajemen (Teori motivasi)
7. Usaha Perpaduan
LATIHAN
PERENCANAAN (PLANNING)
1. Konsep Dasar Perencanaan
2. Proses Perencanaan
1
3
8
3
7
10
9
9
13
14
16
16
18
19
20
21
iv
BAB V
BAB VI
3. Pembagian Rencana
4. Teori Perencanaan
5. Manfaat Perencanaan
6. Tahapan Perencanaan
LATIHAN
PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI
1. Konsep Dasar
2. Visi dan Misi Organisasi
3. Fungsi Tujuan Organisasi
4. Tipe-tipe Tujuan
5. Proses Perumusan Tujuan
LATIHAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Konsep Dasar
2. Teori-teori Pengambilan Keputusan
3. Prose Pengambilan Keputusan
4. Pentingnya Pengambilan Keputusan
5. Gaya Pengambil Keputusan
6. Kerangka kerja dan Konsep Pengambil keputusan
7. Pengambilan keputusan dalam organisasi sederhana
LATIHAN
DAFTAR PUSTAKA
22
23
24
24
27
28
28
29
29
31
33
34
35
36
37
38
39
40
43
44
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 1
BAB I
KONSEP DASAR MANAJEMEN
1. Pengertian Konsep Dasar Manajemen
Manajemen merupakan suatu seni mengatur, sebuah proses dalam rangka
untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan dengan cara bekerja
bersama-sama dengan orang-orang dan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
atau perusahaan tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang
ada.
Manajemen merupakan suatu ilmu dan juga suatu seni. Sebagai suatu
ilmu, manajemen harus memiliki landasan keilmuan yang kokoh. Sebagai seni,
maka manajemen dipraktekkan berdasarkan keterampilan yang diterapkan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Dari batasan-batasan tersebut, dapat dikatakan
bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana mengelola
manusia melalui orang lain.
Manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-
tindakan: Perencanaan, Pengorganisasian, Penggiatan dan Pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya. Manajemen merupakan suatu proses sosial yang berhubungan dengan
keseluruhan usaha manusia dengan manusia lain serta sumber sumber lainnya
dengan menggunakan metode yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya.
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaanan , pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,
pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
setiap organisasi dengan tujuan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya
yang miliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa
secara efisien.
Pendapat para ahli mengenai batasan manajemen :
1. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Manajemen” memberikan
batasan: “ Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupunseni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2. H.B. Siswanto = manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang
dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
3. T. H. Handoko = manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksaanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, personalia,
kepemimpinan dan pengawasan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang menggunakan sumber daya
manusia dan sumber daya material hanya dapat dimanfaatkan secara efektif dan
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 2
efesien dengan memfungsikan manajemen Namun sebagai suatu pemikiran ilmiah
keberadaan manajemen mengalami sejarah tersendiri sampai masa sekarang ini.
Ilmu manajemen apabila dipelajari secara konprehensif dan diterapkan
secara konsisten memberikan arah yang jelass langkah yang teratur dan
keberhasilan dan kegagalan dapat mudah dievaluasi dengan benar, akurat dan
lengkap sehingga dapat dijadikan !ahan pembelajaran lagi tindakan selanjutnya.
Ilmu manajemen tersebut akan sangat mempengaruhi seorang manajer
dalam melaksanakan tugasnya di setiap organisasi karena manajer disetiap
organisasi mempunyai peranan sebagai pengatur, untuk dapat mengatur kita harus
memiliki pengaruh sehingga orang-orang yang kita atur mau dan dengan senang
hati menuruti apa yang kita inginkan.
Adapun Elemen-elemen dasar manajemen sebagai berikut :
1. Elemen sifat :
a.Manajemen sbg suatu seni yaitu sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan
dan keterampilan dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan. seni
merupakan perwujudan keindahan, keluwesan dan keterampilan individu
dalam mengalokasikan dan mengatur sumber daya.
b.Manajemen sbg suatu ilmu yaitu akumulasi pengetahuan yang telah di
sistematisasikan dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum
(general purposes).
2. Elemen fungsi :
a. Perencanaan (Planning)
Suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu
pada suatu jangka waktu/periode tertentu serta tahapan/langkah-langkah yg
harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian (organizing)
Suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagaian kerja yg direncanakan
untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan,penentuan hubungan
pekerjaan yang baik diantara mereka, serta pemberian lingkungan dan fasilitas
pekerjaan yg kondusif.
c. Pengarahan
Yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari
seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam
kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan bersama.
d. Pemotivasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan yg dilakukan oleh seorang atasan
dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan kerja serta dorongan
kpd bawahan untuk dpt melakukan suatu kegiatan yg semestinya.
e. Pengendalian/Pengawasan.
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu
pekerjaan dpt dilaksanakan sesuai dengan rencana yg telah ditetapkan dan
tahapan yg harus dilalui. Jika ada kegiatan yg tdk sesuai dengan rencana dan
tahapan tsb, diadakan suatu tindakan perbaikan (corrective actions).
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 3
3. Elemen sasaran
a. Orang (manusia)
Yaitu mereka yang telah memenuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsur
integral dari organisasi/badan tempat ia bekerjasama untuk mencapai tujuan.
b. Mekanisame kerja
Yaitu tata cara dan tahapan yg harus dilalui orang yg mengadakan kegiatan
bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Elemen tujuan.
Yaitu hasil akhir yg ingin dicapai atas suatu pelaksanaan kegiatan yg
mengandung sasaran, maksud, misi, batas waktu, standar, target, dan quota.
Tujuan merupakan rangkaian dalam proses perencanaan dan merupakan
elemen penting dalam proses pengendalian.
Karakteristik pokok yang terdapat pada pengertian ilmu :
1. Bersifat rasional artinya suatu sifat aktivitas yang ditundukkan pada logika
formal dalam mengikuti urutan berpikir.
2. Bersifat empiris yaitu kesimpulan yang diambil harus dapat ditundukkan
pada pemeriksaan atau pada verifikasi indra manusia.
3. Bersifat umum adalah kebenaran yg dihasilkan sbg ilmu tsb dapat
diverifikasi oleh peninjau ilmuan. Objek maupun metodenya dapat
dipelajari dan diikuti secara umum dan dapat diajarkan secara bersama.
4. Bersifat akumulatif adalah apa yang dipelajari merupakan kelanjutan dari
ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya. Dan juga merupakan
kumpulan pengetahuan, baik ilmu teoritis maupun praktis yg terorganisir
dan bertujuan untuk mencari kemaslahatan.
Sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang manajer :
1. Objektivitas, dalam satu peninjauan yang dipentingkan adalah objeknya.
Faktor subjek dalam membuat deskripsi dan analisis harus dilepaskan
jauh-jauh.
2. Serba relatif, seorang manajer sebaga ilmuwan harus menerima realitas
perubahan, mungkin saja terjadi teori mereka digugurkan oleh teori-teori
lain.
3. Skeptif, sikap untuk selalu ragu terhadap pertanyaan yang belum cukup
kuat dasar pembuktiannya. Bahwa manajer sebagai ilmuwan harus selalu
hati-hati, harus teliti dalam memberikan penilaian dan pernyataan ilmiah.
4. Kesabaran intelektual, mampu menahan diri dan kuat untuk tidak
menyerah kepada tekanan dalam menyatakan suatu pendirian ilmiah
karena memang belum selesai dan belum lengkap hasil yg dicapai.
5. Tidak memihak kpd etiik, ilmu tidak memiliki tujuan dan tugas untuk
membuat penilaian tentang hal yg baik dan buruk, melainkan hanya
mengemukakan hal yang salah dan benar.
2. Pentingnya Tujuan Dalam Manajemen
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 4
Tujuan dalam manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan oleh
seseorang. Tujuan merupakan objek atas suatu tindakan. Frederick W. Taylor
(Siswanto, 2006:11) mengatakan bahwa menggunakan tujuan yang ditentukan
sebagai salah satu teknik utamanya dari manajemen ilmiah. Sedangkan Locke
(Siswanto, 2006:11) juga mendeskripsikan secara hati-hati mengenai sifat dari
proses mental atas penetapan tujuan. Sifat secara spesifik dijelaskan oleh Locke
sebagai berikut:
Sifat spesifik tujuan :
1. Spesifikasi tujuan adalah kejelasan dan ketelitian deskripsi kuantitatif dari
tujuan.
2. Sukarnya tujuan adalah tingkat keahlian atau prestasi yang dicari.
3. Intensitas tujuan adalah proses penetapan tujuan atau proses penentuan
cara mencapainya.
Penggolongan tujuan :
1. Tujuan organisasi secara makro = berhubungan dengan nilai yang
dibentuk dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi untuk kepentingan
pihak intern dan ekstern.
2. Tujuan manajer pada seluruh hierarki organisasi = lebih banyak
berhubungan dengan hierarki kuantitas dan kualitas yang harus
direalisasikan.
3. Tujuan individu = lebih banyak berhubungan dengan kepuasan ekonomis,
psikologis dan sosial.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 5
BAB II
MANAJEMEN, MANAJER DAN KEPEMIMPINAN
1. Ruang Lingkup
Berdasarkan ruang lingkup manajemen, manajer, dan kepemimpinan
tersebut, tidak menutup kemungkinan memiliki kesamaan dan perbedaan dalam
hal implementasinya. Kesamaannya adalah bahwa antara manajemen, manajer
dan kepemimpinan kedudukannya berada dalam organisasi. Sedangkan
perbedaannya, manajemen adalah seni, ilmu dan prosesnya, manajer adalah
orangnya, dan kepemimpinan adalah sifat atau jiwanya.
Tingkatan manajemen :
1. Manajer Puncak (Top Manager)
Manajemen puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari
suatu organisasi. Umumnya, manajemen puncak hanya bekerja pada tatanan
konseptual dan pemikiran, bukan pada hal hal teknis. Manajemen puncak
memiliki kewenangan yang paling besar diantara manajemen pada tingkatan
lainnya. Manajemen puncak berhak untuk memilih, mengangkat,
memberhentikan manajemen yang berada dibawah otoritasnya.
Setidaknya terdapat peran dan tugas manajemen puncak, seperti:
1. Menyusun dan menetapkan rencana perusahaan
2. Menentukan tujuan perusahaan
3. Mengatur manajemen yang berada dibawah posisi manajemen puncak
4. Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
5. Bertanggungjawab atas semua yang dilakukan oleh manajemen
dibawahnya
2. Manajer Garis Menengah (middle manager)
Manajer yang dapat mencakup lebih dari satu tingkatan dalam suatu
organisasi. Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari
hirarki manajemen pada sebuah perusahaan. Manajemen ini dipilih oleh
manajemen puncak dan anajemen tingkat menengah bertanggungjawab atas
pelaksanaan rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen puncak.
Berbeda dengan manajer puncak, manajer tengah cenderung bekerja
mengandalkan kemampuan manajerial dan hal teknis. Kurang membutuhkan
ketrampilan yang sifatnya konseptual. Manajemen tingkat menengah
membawahi dan mengarahkan kegiatan manajer dibawahnya. Manajemen
pada tingkat ini bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
tingkatan manajemen yang lebih rendah dan bahkan terkadang terhadap
beberapa karyawan operasionalnya.
Contoh tingkatan manajemen tengah adalah :
1. Kepala departemen atau HOD. Contohya: manajer keuangan, manajer
pembelian, manajer produksi.
2. Manajer cabang. Seperti kepala cabang unit
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 6
3. Junior executive. Contoh : asisten manajer pembelian, asistem manajer
keuangan, asistem manajer produksi.
Contoh tugas dan peran manajemen tingkat menengah sebagai berikut :
1. Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah disusun oleh
manajemen puncak
2. Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak
3. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan semua departemen yang ada
4. Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat yang
lebih rendah posisinya
5. Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya untuk 1
hingga 5 tahun
6. Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena
manajemen tingkat menengah ini merupakan perantara manajemen puncak
dengan manajemen yang lebih rendah.
7. Bertanggung jawab secara langsung kepada dewan direksi dan CEO
perusahaan
3. Manajer Garis Pertama (first line)
Adalah tingkatan manajer yang paling rendah dalam suatu organisasi di mana
seorang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain. Manajemen ini
bertugas untuk memimpin dan mengawasi kinerja tenaga operasional. Karena
salah satu tugasnya mengawasi karyawan, manajemen tingkat pertama
bekerja menggunakan keterampilan teknikal dan kemampuan komunikasi.
Kemampuan konseptual hampir tidak dibutuhkan oleh manajer ini.
Manajemen lini pertama tidak membawahi manajer yang lain.
Contoh manajemen tingkat pertama adalah mandor atau pengawas atau sering
disebut dengan supervisor. Mereka dipilih oleh manajemen tingkat
menengah. Mereka juga bagian dari manajemen operasional yang terlibat
secara langsung dalam proses produksi dan bertanggung jawab untuk
menyelesaikan rencana dan tugas yang diberikan oleh manajemen yang lebih
tinggi.
Contoh kegiatan yang dilakukan manajemen pada tingkat pertama ini seperti:
Mengarahkan dan mengendalikan karyawan atau pekerja
Mengembangkan moral para karyawan
Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat menengah
dan para pekerja
Menginformasikan keputusan yang diambil oleh manajemen kepada
para karyawan atau pekerja, selain itu manajemen tingkat pertama ini
memberi informasi mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan,
perasaan, tuntutan ataupun hal lainnya dari para karyawan atau
pekerja
Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. Tidak menyusun
rencana jangka panjang
Menurut cakupan kegiatanya, manajer dapat dibedakan menjadi empat kelompok:
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 7
1. Dewan direksi cakupan kegiatanya mengelola kegiatan perusahaan secara
keseluruhan
2. Presidden organisasi cakupan kegiatanya mengelola para manajer agar
terdapat kesatuan gerak dan tindakan untuk merealisasikan tujuan
3. Departemen atau kepala devisi cakupan kegiatanya usaha dalam
mengelola bawahan yang meliputi spesialisasi kerjanya masing-masing.
4. Manajer hierarkhi pertama cakupan kegiatannya dalam usaha pekerjaanya
sesuai denngan tujuan organisasi.
2. Ketrampilan Dan Peran Manajer
Keterampilan-keterampilan manajerial yang harus dimiliki oleh setiap
manager, menurut Handoko (2003:36) yaitu:
1. Keterampilan konseptual (Conceptual skills) Yaitu kemampuan
memahami kompleksitas keseluruhan organisasi tempat seseorang
beradaptasi dalam oprasi. Pengetahuan tersebut membenarkan sesorang
untuk bertindak sesuai dengan tujuan keseluruhan organisasi, dari pada
hanya dijadikan dasar tujuan umum dan kebutuhan kelompok yang
mendesak
2. Keterampilan kemanusian (human skills) Yaitu kemampuan dan
pertimbangan yank diusahakan bersama orang lain, termasuk pemahaman
mengenai motivasi dan aplikasi tentang kepemimpinan yang efektif.
Manajer cukup memiliki ketrampilan hubungan mamnusiawi agar dapat
bekerja dengan para bawahan dalam organisasi dan mengelola
kelompoknya sendiri.
3. Keterampilan administratif (administrative skills) yaitu keseluruhan
keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan kepegawaian dan pengawasan. Keterampilan ini mencakup
kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan prosedur, mengelola
dengan anggaran terbatas,dan sebagainya.
4. Keterampilan teknik (technical skills) Yaitu kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan, metode, prosedur, teknik, dan akal yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas spesifik yang diperoleh lewat
pengalaman, pendidikan, dan pelatihan. Manajer membutuhkan ktrampilan
teknis yang cukup untuk menjalankan alat dari suatu pekerjaan tertentu
yang menjadi tanggung jawabnya.
George R. Tery mendeskripsikan pekerjaan manajer berdasarkan
fungsinya sebagai berikut :
1. Perencanaan.
Menetapkan, mendeskripsikan, dan menjelaskan tujuan.
Memprakirakan.
Menetapkan syarat dan dugaan tentang kinerja.
Menetapkan dan menjelaskan tugas untuk mencapai Tujuan
Menetapkan rencana penyelesaian
Menetapkan kebijakan
Merencanakan standar-standar dan metode penyelesaian
Mengetahuai lebih dahulu permasalahan yang akan datang dan mungkin terjadi
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 8
2. Pengorganisasian.
Mendiskripsikan pekerjaan dalam tugas pelaksanaan
Mengklasifikasikan tugas pelaksanaan dalam pekerjaan oprasional
Mengumpulkan pekerjaan operasional dalam kesatuan yang berhubungan dan
dapat dikelola
Menetapkan syarat pekerjaan
Mengakaji dan menetapkan individu pada pekerjaan yang tepat
Mendelegasuikan otoritas yang tepat kepada masing-masing manajemen
Memberikan fasilitas ketenagakerjaan dan sumber daya lainya
Menyesuaiakn organisasi ditinjau dari sudut hasil pnilaian
3. Penggerakan.
Memberi tahu dan menjelaskan \kepada para bawahan
Mengelola dan mengajak para bawahan untuk bekerja semaksimal mungkin
Pemimpin bawahan untuk mencapai standar orasional (pelaksanaan)
Mengemnbangan bawaan guna merealisasikan kemungkinan sepenuhnya
Memberikan orang hak untuk mendengarkan
Memuji dan memberi sanksi secara adil
Memberi hadiah melalui penghargaan dan pembayaran untuk pekerjaanya
diselesaiakan dengan baik.
4. Pengawasan
Membandingkan hasil dengan rencana pada umumnya.
Menilai hasil dengan standar hasil pelaksanaan.
Menciptakan alat yg efektif untuk mengukur pelaksanaan.
Memberitahukan alat pengukur.
Memudahkan data yang detail
Selain keterampilan manajer tersebut di atas juga terdapat peran manajer
dalam organisasi menurut Siswanto (2006:22) yaitu:
1. Peranan Antar Pribadi
Tiga peranan antar pribadi (interpersonal) membantu manajer menjaga agar
organisasi berjalan dengan lancar,yaitu:
a. Peranan tokoh (figurehead). Sebagai kepala suatu unit, manajer kadang-
kadang berperan sebagai seorang tokoh dengan melakukan tugas-tugas
seremonial.
b. Peranan pemimpin (leader), mengangkat pegawai, melatihnya, memberi
dorongan dan membesarkan hatinya.
c. Peranan penghubung (liaison), yaitu dengan berhubungan terhadap orang
yang bukan bawahan atau atasan misalnya, dengan rekan-rekannya dalam
organisasi atau dengan langganan dan rekanan di luar organisasi.
2. Peranan Informasional
Manajer membutuhkan informasi untuk membuat keputusan yang benar dan orang
lain dalam
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 9
departemennya / dalam organisasi tergantung pada informasi yang di terima atau
disalurkan melalui manajer itu.
a. Peran sebagai pemantau, manajer secara terus menerus mencari informasi
yang dapat digunakan untuk keperluannya.
b. Peran sebagai penyebar, yaitu ia membagi-bagikan informasi penting yang
tanpa dia tidak akan diperoleh.
c. Peran sebagai juru bicara, manajer menyiarkan sebagian informasi yang
dikumpulkannya kepada orang-orang di luar unitnya, bahkan di luar
organisasi.
3. Peranan Pengambil Keputusan
Dalam hal ini seorang manajer harus bisa memberikan keputusan yang jelas,
sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh si penerima keputusan.
a. Peran Wiraswasta (Entrepreneur), manajer berusaha untuk
menyempurnakan unitnya.
b. Peran Pemadam Keributan ( Disturbance Handler), ia bertindak terhadap
keadaan yang berada di luar pengendaliannya.
c. Peran Pembagi Sumber Daya (Resource Allocator), manajer bertanggung
jawab dalam menentukan bagaimana dan kepada siapa sumber daya yang
dimiliki organisasi dan waktu yang di milikinya sendiri akan digunakan.
d. Peran Perunding (Negotiator), manajer melakukan perundingan dengan
perusahaan konsultan,rekanandan wakil serikat buruh.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 10
LATIHAN
1. Perbedaan antara manajemen, manajer dan kepemimpinan dilihat dari:
a. Bentuk organisasi
b. Sifat & jiwanya
c. Kedudukannya
d. Adanya keterkaitan
e. Kekuasaan
2. Peran manajer sebagai pemimpin disebut sebagai peran :
a. Decision roles
b. Informal roles
c. Informational roles
d. International roles
e. Interpersonal roles
3. Tingkatan manajemen dalam organisasi menurut T Hani Handoko membagi
manajer menjadi 3 golongan, diantaranya:
a. Komisaris
b. Direktur
c. Manajer Personalia
d. Manajer lini pertama
e. Manajer SDM
4. Central figure, leader dan liason dalam peran manajer termasuk peran :
a. Fungsional
b. Pengambil keputusan
c. Informasional
d. Perencanaan
e. Antar pribadi manajer
5. Recruitment, pelatihan dan penempatan karyawan merupakan fungsi :
a. Organizing
b. Staffing
c. Leading
d. Controlling
e. Planing
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 11
BAB III
PERKEMBANGAN KONSEP MANAJEMEN
1. Konsep Dasar
Perkembangan dan Sejarah Konsep Manajemen telah mengalami
perkembangan sepanjang waktu yang tidak terlepas dari para ahli manajemen
mengembangkan ilmu sesuai perkembangan zaman yang berlaku pada saat itu.
Hingga saat ini tidak ada suatu teori umum atau sekumpulan hukum bagi
manajemen yang dapat diterapkan untuk semua situasi. Sebagai manajer akan
menjumpai banyak pandangan tentang manajemen, setiap pandangan mungkin
berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda.
2. Mazhab Manajemen Ilmiah Klasik
Pelopornya adalah Fredrik Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry Grant,
Harrington Emerson. Teori manajemen ilmiah lahir dari adanya kebutuhan untuk
menaikkan produktifitas. Di Amerika Serikat, di awal abad ke 20 tenaga terampil
tidak banyak. Sehingga perlu dicari cara menaikkan efisiensi. Misalnya apakah
suatu pekerjaan dapat digabungkan atau dihilangkan, dan lain-lain upaya
efisiensi. Dalam upaya-upaya itu, Fredrik Taylor, yang sering disebut Bapak
manajemen ilmiah, menyusun sekumpulan prinsip yang merupakan inti
manajemen ilmiah. Prinsip-prinsip itu diringkas sebagai berikut :
1. Mengganti cara tidak teratur dengan ilmu pengetahuan yang sistemastis.
2. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok.
3. Mencapai kerjasama manusia, bukan individualisme.
4. Menghasilkaan output yang maksimal, bukan output yang terbatas.
5. Mengembangkan pekerja sampai taraf setinggi-tingginya untuk
kesejahteraan maksimum mereka sendiri.
Pendukung pendekatan ilmiah lain adalah Frank dan Lilian Gilbreth yang
merupakan pelopor studi waktu, sebagai ilmu yang menganalisis tugas sampai
pada gerak fisik dasar. Diharapkan agar gerak tidak dihambur-hamburkan dan
dihemat serta lancar sehingga produktifitas kerja meningkat. Dalam konsep
Gilbreth, gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Dengan kamera film ia
berusaha mencari gerakan paling menghemat untuk setiap pekerjaan, dengan
demikian menaikkan prestasi dan mengurangi kelelahan.
Kelebihan Manajemen Ilmiah :
Dapat diterapkan pada berbagai macam kegiatan organisasi, disamping organisasi
industri. Teknik efisiensi dari manajemen ilmiah seperti studi waktu dan gerak,
menyadarkan bahwa pekerjaan dapat dibuat efifisan dan masuk akal.
Kelemahan Manajemen Ilmiah :
Manajemen ilmiah lebih berfokus pada manusia itu rasional untuk memperoleh
material, tetapi kurang memperhatikan segi-segi sosial para pekerja.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 12
Tabel Mazhab manajemen Ilmiah Klasik
No Pengembang Tahun Kontribusi terhadap
manajemen
1 Robert Owen 1771-1858 a. Membangun perumahan bagi
pekerja
b. Menyediakan kebutuhan
rumah tangga bagi pekerja
c. Menetapkan mekanisme
kerja spesifik
d. Penilaian harian terhadap
para pekerja secara terbuka
2 Charles Babbage 1792-1871 Rinsip pembagian kerja
sehingga setiap pekerjaan harus
dipecah dan setiap pekerja
dididik dengan ketrampilan
spesifik untuk menyelesaikan
pekerjaan
3 Frederik W. Taylor 1856-1915 Penemu manajemen ilmiah
dengan prinsip:
a. Pengembangan manajemen
ilmiah sebenarnya, misalnya
metode terbaik untuk
menyelesaikan setiap pekerjaan
b. Seleksi secara ilmiah
terhadap para pekerja sehingga
pekerja diberi tugas dan
tanggung jawab yang cocok
c. Kerjasama yang bersahabat
antara manajemen dan pekerja
4 Hendry L. Gantt 1861-1919 a. Meninggalkan sistem tarif
upah diferensial dan
menggantinya dengan motivasi
kerja.
1) Setiap pekerja yang
menyelesaikan pekerjaannya
diberikan bonus $ 50 sen
2) Mandor akan menerima
bonus apabila seluruh pekerja
mencapai standar
b. Menggambarkan jadwal
produksi dengan Gantt chart
5 Frank B. Gilberth &
Lillian M. Gilberth
1868-1942
1978-1972
Studi gerak dan waktu
meningkatkan semangat kerja.
Keduanya mengembangkan
rencana tiga kedudukan yaitu:
a. Mengerjakan pekerjaan saat
ini
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 13
b. Mempersiapkan diri untuk
jabatan yang lebih tinggi
c. Melatih penggantinya dalam
waktu yang bersamaan.
3. Mazhab Teori Organisasi Klasik
Pelopornya adalah Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet,
Herberd Simon, Chester I. Banard. Manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan
pedoman untuk mengelola organisasi yang kompleks, misalnya sebuah pabrik.
Manajemen itu tidak dilahirkan, tetapi dapat diajarkan, asalkan prinsip-prinsip
mendasari dan teori umum manajemen dapat diterapkan. Menurut Fayol (Robbins
dan Coulter, 1999), manajemen adalah sebuah kegiatan umum dari semua usaha
manusia dalam bisnis, pemerintahan, dan rumah tangga.
Fayol juga membagi perusahaan dalam 5 bidang kegiatannya, yaitu teknis
(produksi), komersial (pemasaran), keamanan, akuntansi, dan manajerial.
Para ahli teori manajemen klasik dibatasi oleh pengetahuan pada zamannya,
namun banyak dari teori klasik itu tetap bertahan sampai sekarang. Manajemen
klasik masih diterima sampai sekarang, karena membuat pemisahan kerja.
Kelebihan Manajemen Klasik :
Manajemen klasik mebuat pemisahan bidang-bidang utama praktek para manajer,
sehingga sampai sekarang masih dapat diterima oleh para manajer praktisi
(praktek).
Kekurangan Manajemen Klasik :
Dalam organisasi modern yang kompleks seperti sekarang, manajemen klasik
dianggap terlalu umum. Di manajemen modern, terkadang garis wewenang agak
kabur. Saat ini terkadang teknisi bisa mendapat perintah dari manajer pabrik
(atasan dari atasan teknisi (mandor)). Ini membuat pertentangan antara prinsip
pembagian kerja dan kesatuan perintah.
Tabel Teori Organisasi Klasik
No Pengembang Tahun Kontribusi Terhadap Manajemen
1. Henry Fayol 1841-1925 a. Manajemen bukanlah suatu bakat,
tetapi suatuketrampilan sehingga
manajer bukanlah pembawaan, tetapi
pelatihan dan pengalaman.
b. Membagi perusahaan ke dlm enam
fungsi, yaitu :
1) Teknis,
2) Komersial,
3) Finansial,
4)Keamanan,
5) Akuntansi,
6) Manajerial (perencanaan,
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 14
pengorganisasian, pengomandoan,
pengordinasian, dan pegendalian)
c. Mengembangkan prinsip
manajemen : 1) pembagian kerja,
2) otoritas,
3) disiplin
4) kesatuan perintah
5) kesatuan arah
6 )mendahulukan kepentingan umum
7) pemberian upah
8) sentralisasi
9) hierarki
10) tertib
11) keadilan
12)kestabilan staf
13) inisiatif
14) semangat korps.
4. Mazhab Perilaku
Pelopornya adalah Hawthorn studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger,
dan Hugo Munsterberg. Teori hubungan manusia adalah teori yang
menggambarkan cara-cara bagaimana manajer berhubungan dengan bawahannya.
Aliran ini muncul karena manajer mendapati bahwa pendekatan klasik tidak dapat
dicapai dengan keserasian sempurna. Masih terdapat kesulitan di mana bawahan
tidak selalu mengikuti pola tingkah laku yang rasional dan dapat diduga. Perlu
ada upaya untuk meningkatkan hubungan antar manusia agar organisasi lebih
efektif. Aliran ini untuk memperkuat aliran klasik, yaitu dengan menambahkan
wawasan sosial dan psikologi.
Kalau „manajemen manusia‟ mendorong kerja yang lebih baik dan lebih
keras, itu berarti hubungan antar manusia dalam organisasi itu baik. Hawthorn
studies mengatakan yang penting diperhatikan untuk meningkatkan produktifitas
adalah faktor perilaku manusia dan sosial. Pekerja akan bekerja lebih keras kalau
mereka yakin bahwa supervisor memberi perhatian kepada mereka.
Sejalan dengan Hawthorn studies, menurut Hugo Munstenberg,
produktifitas dapat ditingkatkan dengan 3 jalan :
Menemukan orang yang terbaik.
Menciptakan kondisi psikologis dan pekerjaan yang terbaik.
Menggunakan pengaruh psikologis untuk mendorong karyawan.
Kelebihan Manajemen Hubungan Manusiawi :
Perhatian pada keterampilan manajemen manusia semakin ditingkatkan disamping
keterampilan teknis manusia, karena penekanan pada hubungan sosial.
Kelemahan Manajemen Hubungan Manusiawi :
Peningkatan kondisi kerja dan peningkatan kepuasan kerja tidaklah menghasilkan
kenaikan produktifitas sedramatis yang diperkirakan. Peningkatan produktifitas
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 15
dipengarahui oleh banyak faktor antara lain teknologi, efisien, semangat kerja, dan
lain-lain.
Tabel Mazhab Perilaku
No Pengembang Tahun Kontribusi terhadap Manajemen
1 Hugo Munsterberg 1865-1916 Peningkatan produktivitas dapat
dilakukan dengan cara:
a. Menemukan orang terbaik
untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan
b. Menciptakan pekerjaan yang
terbaik untuk menciptakan
produktivitas maksimum
c. Menggunakan pengaruh
psikologis untuk memotivasi para
pekerja
2 Elton Mayo 1880-1949 Para pekerja akan bekerja lebih
keras apabila mereka yakin
bahwa manajemen memikirkan
kesejahteraan mereka. Mayo
mengusulkan perlunya pelatihan
yang mendalam tentang
psikologi, sosiologi, dan
antropologi serta metode
penelitian yang canggih.
5. Mazhab Ilmu Manajemen (Riset Operasi)
No Pengembang Kontribusi Terhadap Manajemen
1. Lensis Likert Menyusun model 4 tingkatan efektifitas
manajemen.
a. Manajer mebuat semua keputusan dan
memerintah bawahan untuk melaksanakannya
scr kaku.
b. Manajer memberi perintah tapi memberi
bawahan berbagai fleksibilitas untuk
melaksanakan tugas tsb dlm batas dan
prosedur yg telah ditetapkan.
c. Manajer menetapkan tujuan dan
memberikan perintah setelah berdiskusi
terlebih dahulu dengan bawahan.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 16
6. Mazhab Ilmu Manajemen (Teori Motivasi)
Pelopornya adalah Abraham Maslow, Chris Argyris, Douglas Mc Gregor, Edar
Schien, David Mc Cleland, Robert Blake and Jane Mouton, Ernest Dale, Peter
Drucker dan ahli-ahli manajemen operasi/manajemen sains. Manajemen ilmu
manajemen (modern) adalah perluasan manajemen ilmiah. Manajemen modern
mulai berkembang sejak tahun 1940 an dan banyak menggunakan manajemen
sains atau manajemen operasi atau riset operasi sebagai pendekatan ilmu
manajemen, yang banyak menggunakan ilmu matematika, fisika, untuk
memecahkan masalah oprasional. Pada awalnya ilmu manajemen operasi
digunakan dalam ilmu kemiliteran dalam hal-hal operasional militer. Tujuan dari
manajemen sains/manajemen ilmu adalah untuk memberikan landasan kuantitatif
dalam pengambilan keputusan (Gibson, Donelly, Ivancevich, 1996).
Dalam manajemen modern, konsep manajemen dibagi menjadi :
Manajemen berdasarkan hasil.
Manajemen berdasarkan tanggungjawab sosial.
Manajemen berdasarkan sasaran.
Manajemen berdasarkan pengecualian.
Manajemen terapan.
Kelebihan Manajemen Modern :
Banyak digunakan dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari meliputi penganggaran
modal, perencanaan produk, manajemen persediaan, penjadwalan, metode antrian,
transportasi.
Kelemahan Manajemen Modern :
Konsep manajemen modern sulit dipahami karena perhitungannya yang sulit.
Tabel Mazhab Ilmu Manajemen
No Pengembang Kontirbusi Terhadap Manajemen
1. Abraham Maslow Memberikan konsep hirarki kebutuhan :
a. Kebutuhan Fisiologis (makan, minum,
perumahan, seks, istirahat)
b. Kebutuhan keamanan dan rasa aman
(jaminan pensiun, tabungan, asuransi, serikat
pekerja)
c. Kebutuhan sosial (cinta, persahabatan,
kekeluargaan)
d. Kebutuhan harga diri (kedudukan, reputasi,
prestasi, penghargaan)
e. Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan
diri (penggunaan potensi diri, pertumbuhan,
pengembangan diri)
2. Frederic Herzberg Berteori 2 situasi yang mempengaruhi tenaga
kerja saat bekerja :
a. Pemuasan yang berarti sumber kepuasan
kerja seperti : prestasi, pengukuhan hasil
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 17
kerja, daya tarik pekerjaan, dan tanggung
jawab serta kemajuan.
b. Ketidak puasan yang bersumber dari:
kebijakan, supervisi, uang, status, rasa aman,
hubungan antar manusia, dan kondisi kerja.
Jika ingin tenaga kerja termotivasi maka
harus memberikan situasi pertama.
3. Douglas McGregor Terkenal dengan teori X dan teori Y.
a. Teori X memberikan petuah manajer harus
memberikan pengawasan yang ketat, tugas-
tugas yang jelas, dan menetapkan imbalan
atau hukuman. Hal tersebut, karena manusia
lebih suka diawasi dari pada bebas, segan
bertanggung jawab,
malas dan ingin aman saja, motivasi
utamanya memperoleh uang dan takut sanksi.
b. Sebaliknya teori Y mengarahkan manajer
harus terbuka dan mendorong inisiatif
kompetensi tenaga kerja. Teori Y berasumsi
manusia suka kerja, sebab bekerja tidak lain
aktifitas alami.
4. David McClelland Ada korelasi positif antara kebutuhan
berprestasi dengan prestasi dan sukses
pelaksanaan. Motivasi seorang pengusaha
tidak hanya ingin mencapai laba, tapi karena
dia mempunyai keinginan yg kuat untuk
berprestasi. Keuntungan (laba) hanya ukuran
sederhana yg menunjukkan seberapa baik
pekerjaan telah dilakukan, tapi tidak
sepenting tujuan itu sendiri.
5. Victor Vroom Mengetengahkan suatu teori yang disebutnya
sebagai “ Teori Harapan”. Jika seseorang
menginginkan sesuatu dan harapan untuk
memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang
bersangkutan akan sangat terdorong untuk
memperoleh hal yang diinginkannya itu.
Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal
yang diinginkannya itu tipis, motivasinya
untuk berupaya akan menjadi rendah.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 18
7. Usaha perpaduan
Adapun usaha perpaduan kontribusi terhadap manajamen sebagai berikut :
Tabel Usaha Perpaduan
No Pengembang Kontribusi Terhadap Manajemen
1. Chris Argyris
(Pendekatan sistem)
Organisasi sbg sebuah sistem terpadu, dengan
maksud tertentu yg terdiri atas komponen yg
berhubungan.
2. Fred Fredler
(Pendekatan
kontingensi)
Tugas manajer adalah mengidentifikasikan
teknik mana yang dalam situasi tertentu dan
pada waktu tertentu akan paling baik
memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan
organisasi.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 19
LATIHAN
1. Prinsip pembagian kerja terjadi pada mazhab :
a. Perilaku
b. Usaha Perpaduan
c. Ilmu Manajemen
d. Teori Organisasi Klasik
e. Manajemen Ilmiah Klasik
2 Manajemen bukanlah suatu bakat, tetapi suatu ketrampilan sehingga manajer
bukanlah pembawaan, tetapi pelatihan dan pengalaman, menurut mazhab :
a. Perilaku
b. Usaha Perpaduan
c. Ilmu Manajemen
d. Teori Organisasi Klasik
e. Manajemen Ilmiah Klasik
3. Para pekerja akan bekerja lebih keras, bila mereka yakin bahwa manajemen
memikirkan kesejahteraan mereka menurut mazhab :
a. Perilaku
b. Usaha Perpaduan
c. Ilmu Manajemen
d.Teori Organisasi Klasik
e. Manajemen Ilmiah Klasik
4. Organisasi sebagai sebuah sistem terpadu, dengan maksud tertentu yg terdiri
atas komponen yg berhubungan menurut mazhab :
a. Perilaku
b. Usaha Perpaduan
c. Ilmu Manajemen
d. Teori Organisasi Klasik
e. Manajemen Ilmiah Klasik
5. Yang termasuk kebutuhan fisiologis adalah :
a. Persahabatan
b. Asuransi
c. Makan
d. Serikat pekerja
e. Tabungan
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 20
BAB IV
P E R E N C A N A A N (PLANNING)
1. Konsep Dasar Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap
organisasi. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen, sehingga
dengan demikian perencanaan adalah merupakan salah satu syarat mutlak untuk
dapat melaksanakan manajemen yang baik. Dan untuk membuat suatu
perencanaan yang baik kita harus memikirkan secara matang jauh-jauh
sebelumnya tindakan-tindakan yang akan dilakukan kemudian. Hal ini berarti
untuk dapat membuat perencanan yang baik kita harus mampu melihat jauh ke
depan. Dengan memikirkan jauh-jauh sebelumnya tindakan yang akan dilakukan,
maka dapat diharapkan tindakan-tindakan yang akan kita lakukan hanya kecil
kemungkinannya mengalami kekeliruan. Hal ini berarti kita telah memperkecil
risiko yang mungkin timbul baik risiko kekeliruan maupun risiko kemungkinan
kegagalan.
Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih
cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengambilan keputusan
merupakan bagian dari perencanaan yang berarti menentukan atau memilih
alternatif pencapaian tujuan dari beberapa alternatif yang ada. Perencanaan
diperlukan untuk mengarahkan kegiatan organisasi. Langkah pertama, rencana
ditetapkan untuk organisasi secara keseluruhan. Kemudian, rencana yang lebih
detail untuk masing-masing bagian atau divisi ditetapkan. Dengan cara semacam
itu, organisasi mempunyai perencanaan yang konsisten secara keseluruhan.
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan
dan menentukan cakupan pencapainya. Merencana berarti mengupayakan
penggunaan sumbersumber daya manusia (human resources), sumber daya alam
(natural resources), dan sumber daya lainnya (other resources) untuk mencapai
tujuan.
Dengan perencanaan yang baik berarti kita dimungkinkan untuk dapat
memilih tindakan-tindakan yang paling baik dalam arti yang paling ekonomis.
Dengan, demikian hal ini berarti sesuai dengan prinsip ekonomi yang
mengatakan, Untuk mencapai hasil (tujuan) tertentu diusahakan pengorbanan
yang sekecilkecilnya atau dengan pengorbanan tertentu diusahakan hasil sebesar-
besamya. Apabila kita tidak mengadakan perencanaan dengan baik, maka hal ini
berarti kemungkinan tindakantindakan yang kita lakukan banyak terjadi
kekeliruan sehingga akan dapat menimbulkan pengor-banan yang lebih besar atau
malahan tujuan yang telah kita tetapkan tidak dapat dicapai.
Berdasarkan definisi tersebut, perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik
berikut:
1. Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang
2. Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi
3. Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta organisasi
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 21
2. Proses Perencanaan
Proses perencanaan adalah suatu proses tentang bagaimana suatu kegiatan
itu kita rencanakan. Ada tiga pendekatan dalam proses perencanaan yaitu:
1. Pendekatan perkembangan yang menguntungan.
2. Pendekatan SWOT.
3. Pendekatan portofolio dan kesenjangan perencanaan.
Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk
menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perecanaan terkandung suatu aktifitas
tertentu saling berkaitan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan.
Menurut Allen (1963), perencanaan terdiri atas aktifitas yang dioperasikan oleh
seorang manajer untuk berfikir ke depan dan megambil keputusan saat ini, yang
memungkinkan untuk mendahului serta mengahadapi tantangan pada waktu yang
akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan yang dimaksud.
1. Prakiraan (forecasting)
Suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan/memperkirakan waktu yg akan
datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yg telah diketahui.
2. Penetapan tujuan (establishing objective)
Suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yg ingin dicapai melalui pelaksanaan
pekerjaan.
3. Pemrograman (programming)
Suatu aktivitas yg dilakukan dengan maksud untuk menetapkan : langkah-
langkah utama yg diperlukan, unit dan anggota yg bertanggung jawab untuk
setiap langkah dan urutan serta pengaturan waktu setiap langkah.
4. Penjadwalan (scheduling)
Penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu guna
melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5. Penganggaran (budgeting)
Suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan yg
disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.
6. Pengembangan prosedur (developing procedure)
Suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik dan metode pelaksanaan suatu
pekerjaan.
7. Penetapan dan interpretasi kebijakan (establishing and interpreting policies)
Suatu aktivitas yg dilakukan dlm menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana
manajer dan para bawahannya akan bekerja.
Perencanaan :
1. What = menentukan apa yg akan dikerjakan.
2. When = kapan akan dikerjakan.
3. Who = siapa yg akan mengerjakan.
4. Where = dimana akan dikerjakan.
5. How = bagaimana akan mengerjakannya
Dalam pelaksanaan fungsi perencanaan, manajer puncak memiliki 3 fungsi :
1. Menentukan peran yg diharapkan dari organisasi dimasa yang akan datang.
2. Menghubungkan organisasi dengan berbagai macam sistem lingkungannya.
3. Mengevaluasi dan memprakirakan kebutuhan apa saja yg dapat dipenuhi oleh
organisasi.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 22
3. Pembagian Rencana
Berikutnya Stoner dan Wankel (Siswanto, 2003:51) mengklasifikasikan
rencana strategis dan rencana operasional.
1. Rencana strategis (strategic plan)
Rencana strategis adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka
waktu yang relatif lama, biasanya antara 3 hingga 5 tahun, atau juga lebih dan
dalam pencapaiannya membutuhkan waktu yang relatif lama. Rencana strategis
dirancang untuk mencapai tujuan organisasi yg luas, yaitu untuk melaksanakan
misi yg merupakan satu-satunya alasan kehadiran organisasi tsb.
Kelebihannya :
manajer dpt menentukan tujuan scr jelas dan metode pencapaiannya.
membantu manajer mengantisipasi permasalahan sblm muncul dan
memecahkannya sblm menjadi lebih buruk.
membantu manajer mengenal peluang yg mengandung resiko dan peluang
yg aman dan memilih di antara peluang yg ada.
Kelemahannya :
bahaya terciptanya birokrasi besar para perencana yg dpt menghilangkan
hubungan dengan produk dan pelanggan prsh.
2. Rencana operasional (operational plan)
Tujuan operasional adalah tujuan yang ingin dicapai dalam satu periode kegiatan
perusahaan, biasanya antara 6 bulan hingga 1 tahun. Kadangkala juga dapat
hingga mencapai 2 tahun. Tujuan operasional ini, dalam evaluasinya terkait
dengan masa pelaporan keuangan perusahaan yang biasanya juga antara 6 bulan
hingga 1 tahun. Rencana operasional memberikan deksripsi tentang bagaimana
rencana strategis dilaksanakan, terdiri atas :
a. Rencana sekali pakai (single use plan)
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 23
Dikembangkan untuk mencapai tujuan tertentu dan ditinggalkan manakala tujuan
tsb telah dicapai. Terdiri atas :
Program (programs) : Mencakup serangkaian aktivitas yg relatif luas.
Proyek (project) : Bagian program yg lebih kecil dan mandiri. Setiap
proyek akan menjadi tanggung jawab setiap individu yg ditunjuk dan
diberi sumber daya spesifik dan dlm batas waktu tertentu.
Anggaran (budget) : Pernyataan tentang sumber daya keuangan yg
disediakan untuk kegiatan tertentu dlm waktu tertentu pula.
b. Rencana tetap (standing plan)
Pendekatan yg sudah dilakukan untuk menangani situasi yg terjadi berulang dan
dpt diperkirakan, terdiri atas :
Kebijakan (policy) Adalah suatu pedoman umum dlm pengambilan
keputusan.
Prosedur standar (standard procedure) Memberikan seperangkat petunjuk
detail untuk melaksanakan urutan tindakan yg sering terjadi sbg
implemetasi kebijakan.
Peraturan (rules) Pernyataan bahwa suatu tindakan harus dilakukan atau
tidak boleh dilakukan dlm situasi tertentu.
4. Teori Perencanaan
Catanese dan Snyder (1996:49) membuat dikotomi teori perencanaan,
yaitu berusaha menjelaskan bagaimana sistem sosial berjalan dan menyediakan
peralatan serta teknik untuk mengendalikan dan mengubah sistem sosial. Jadi dua
jenis teori perencanaan tersebut adalah:
1. Teori Operasi Sistem
Spesialisasi komponen sistem cenderung timbul sepanjang empat dimensi utama:
Produksi, Alokasi, Pengendalian dan Penyusunan staf. Adapun teori operasi
sistem sebagai berikut :
a. Produksi
mencakup setiap aktivitas yg ditunjukkan untuk menerima lingkungan, seperti
pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, serta pengolahan.
b. Alokasi
mencakup setiap aktivitas yg ditunjukkan pd distribusi barang dan jasa di antara
setiap anggota sistem; termasuk di dlmnya fungsi transportasi, komunikasi,
kegiatan penjualan eceran dan grosir.
c. Pengendalian
setiap aktivitas bertujuan memelihara kelancaran jalannya fungsi sistem itu
sendiri.
d. Penyusunan staf
terpusat pd jumlah dan kualitas anggota sistem, sosialisasi, dan pendidikan dr para
anggota sistem, keahlian yg dpt diberikan, kesehatan fisik dan mental, termasuk
jenis rekreasi dan hiburan mereka.
2. Teori Perubahan Sistem
Terdapat empat jenis perubahan sistem yang dihadapi rasionalisme,
inkrementalisme, utopianisme, dan metodisme. Adapun teori perubahan sistem
sebagai berikut :
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 24
a. Rasionalisme
Bila tujuan akhir telah dirumuskan dengan jelas dan dipahami dengan baik,
perencanaan dpt mengikuti model rasional. Larson dan Odino (1981:10)
mengajukan delapan langkah pengambilan keputusan rasional :
defenisikan masalahnya
tentukan sasaran
tentukan ukuran hasil yg scr obyektif dpt mencerminkan sasaran
cari tindakan alternatif
analisis setiap alternatif untuk memahami konsekuensinya.
membandingkan konsekuensi tsb dan dipilih satu alternatif.
sajikan setiap hasil dan kesimpulan
terapkan alternatif yg dipilih dan evaluasi tingkat keberhasilannya dlm
mencapai setiap sasaran.
5. Manfaat Perencanaan
Perencanaan sangat perlu dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang
diharapkan pada waktu yang akan datang. Perencanaan merupakan pedoman dari
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan mempunyai beberapa manfaat, di
antaranya :
Beberapa manfaat perencanaan adalah
(1) mengarahkan kegiatan
organisasi yang meliputi penggunaan sumber daya dan penggunaannya untuk
mencapai tujuan organisasi,
(2) memantapkan konsistensi kegiatan anggota organisasi agar sesuai dengan
tujuan organisasi, dan
(3) memonitor kemajuan
organisasi. Jika organisasi berjalan menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan,
dapat dilakukan perbaikan. Manfaat nomor tiga tersebut erat kaitannya dengan
kegiatan pengendalian. Pengendalian memerlukan perencanaan dan perencanaan
bermanfaat bagi pengendalian.
(4) Membantu dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan- perubahan
lingkungan.
(5) Memberi kemudahan dalam melakukan koordinasi terhadap individu atau
kelompok dalam oranisasi.
(6) Memusatkan perhatian terhadap tujuan organisasi.
(7) Membatasi pekerjaan yang tidak pasti.
(8) Menghemat waktu dan dana dalam pencapaian tujuan.
(9) Membantu dalam kegiatan pengwasan.
6. Tahapan Perencanaan
Dalam membuat suatu perencanaan maka diperlukan tahap-tahap/ langkah-
langkah tertentu. Tahap-tahap tersebut merupakan prosedur yang harus dilalui
dalam setiap pembuatan perencanaan, sebab tanpa melalui tahap-tahap tersebut
akan kurang sempurnalah perencanaan yang dibuatnya. Tahap-tahap tersebut
antara lain adalah sebagai berikut:
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 25
1. Penetapan tujuan, suatu perencanaan tidak dapat dibuat tanpa ditetapkan
terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, sebab perencanaan justru dibuat untuk
mencapai tujuan. Tujuan yang ditetapkan terutama adalah tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka panjang di mana tujuan jangka pendek harus merupakan batu
loncatan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Karena itu dapat terjadi tuju-an
jangka pendek yang ditetapkan tersebut akan dapat menimbulkan kerugian bagi
organisasi, meskipun sebenarnya tujuan jangka pendek yang ditetapkan tersebut
akan menunjang tujuan jangka panjang untuk mencapai tujuan yaitu mendapatkan
keuntungan maksimal. Penetapan tujuan hendaknya dilakukan secara hati-hati
sebab tujuan yang ditetapkaan harus realistis dan ekonomis. Tujuan yang realistis
adalah tujuan yang mempunyai kemungkinan untuk dicapai berdasarkan situasi
dan kondisi yang dapat dicapai. Sedangkan tujuan yang ekonomis apabila tujuan
yang ditetapkan tersebut adalah merupakan tujuan yang secara maksimal dengan
penggunaan daya dan dana serta fasilitas dari perusahaan yang telah tersedia
semaksimal mungkin. Oleh karena itulah tujuan yang telah ditetapkan harus
realistis dan ekonomis.
2. Mengumpulkan data serta menetapkan dugaandugaan serta ramalan-ramalan,
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka perlu dibuat suatu
perencanaan. Dan dalam membuat perencanaan tersebut perlu dikumpulkan data-
data yang diperlukan untuk membuat suatu perencanaan. Untuk itu diperlukan
data-data antara lain tentang jumlah media advertensi yang ada, biaya-biayanya.
jumlah pembacapembacanya dan sebagainya. Yang perlu dalam pengumpulan
data adalah kelengkapan, dapat dipercaya dan relevan. Selain data-data,
diperlukan pula dugaan-dugaan atau ramalan-ramalan karena perencanaan
tersebut didasarkan pada ramalan atau dugaan-dugaan tersebut. Karena itu
seorang pimpinan atau manajer harus mempunyai kemampuan untuk meramalkan
secara baik kemungkinan-kemungkinan yang akan datang, hal-hal yang dapat
mempengaruhi tercapainya tujuan tersebut.
3. Menetapkan alternatif cara bertindak, Setelah tujuan ditetapkan, data-data
dikumpulkan serta ramal-an-ramalan ditetapkan maka kemudian manajer mulai
menetap-kan alternatifalternatif cara bertindak atau alternatif-alternatif
perencanaan. Mengapa alternatif-alternatif tersebut perlu dikemukakan? Dengan
menetapkan alternatif berarti kita telah mengusahakan sedapat mungkin beberapa
cara yang dapat ditempuh, sehingga kita akan dapat memilih alternatif yang paling
baik. Tanpa menetapkan alternatif, maka apa yang kita tetapkan sebagai cara
bertindak tersebut mungkin suatu cara yang tidak realistis dan tidak ekonomis.
Tapi mungkin realistis tetapi tidak ekonomis. Dengan menetapkan alternatif maka
kemungkinan kita akan mendapatkan suatu cara untuk mencapai tujuan dengan
cara yang paling baik dalam arti yang paling efisien. Bagaimana kita dapat
menetapkan bahwa cara itu yang paling baik bilamana kita tidak membandingkan
dengan alternatif yang lain.
4. Mengadakan penilaian alternatif, Alternatif yang telah kita tetapkan tersebut
harus kita adakan penilaian kepada masing-masing. Dengan penilaian tersebut kita
akan mengetahui kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari masing-
masing alternatif. Dalam melakukan penilaian ini kita harus bertindak secara
objektif sehingga penilaian kita betul-betul penilaian yang jujur dan tidak berat
sebelah.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 26
5. Memilih alternatif, Berdasarkan penilaian terhadap masing-masing alternatif
tersebut kita dapat memilih yang menurut kita yang paling tepat untuk mencapai
tujuan. Tepat di sini adalah dalam arti dengan cara perencanaan tersebut akan
dicapai suatu tujuan dengan yang paling efisien. Dengan kata lain perencanaan
yang kita buat tersebut adalah perencanaan yang efisien dan efektif.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 27
LATIHAN
1.Salah satu karakteristik perencanaan yaitu :
a. Menyangkut masa yang lalu
b. Delegasi
c. Tidak ada unsur waktu
d. Pengawasan
e. Menyangkut masa yang akan datang
2. Rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi yang luas disebut
rencana :
a. Operasional
b. Tetap
c. Strategis
d. Programming
e. Sekali pakai
3. Rencana yang memberikan deksripsi tentang bagaimana rencana strategis
dilaksanakan, disebut rencana :
a. Operasional
b. Tetap
c. Strategis
d. Programming
e. Sekali pakai
4. Menetapkan anggaran perusahaan termasuk kedalam rencana :
a. Strategis
b. Sekali pakai
c. Operasional
d. Terpadu
e. Tetap
5. Suatu pedoman umum dalam pengambilan keputusan disebut juga. :
a. Prosedur standar
b. Peraturan
c. Policy
d. Etika
e. Perundangan
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 28
BAB V
PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI
1. Konsep Dasar
Tujuan penetapan tujuan organisasi adalah suatu hasil akhir, titik akhir,
atau segala sesuatu yang akan dicapai. Setiap tujuan kegiatan yang dilakukan
dapat juga disebut “sasaran” atau “target”. Akan tetapi tujuan dan sasaran
mempunyai pengertian yang berbeda, yaitu: tujuan mempunyai pengertian yang
lebih luas sedangkan sasaran mempunyai pengertian lebih khusus.
Tujuan Organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi
yang tidak terdapat sekarang tetapi untuk dicapai diwaktu yang akan datang
melalui kegiatan – kegiatan organisasi. Tujuan adalah suatu hasil akhir atau segala
sesuatu yang akan dicapai. Pendapat para ahli, Etzioni, “Modern
Organization“.“Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana
organisasi bermaksud untuk merealisasikan“ dan sebagai ” pernyataan tentang
keadaan di waktu yang akan datang dimana organisasi sebagai kolektifitas
mencoba untuk menimbulkannya”. Unsur penting tujuan adalah :
a. Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana,
b. Usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan.
Tujuan dapat berupa tujuan umum atau khusus, tujuan akhir atau tujuan
antara. Tujuan Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi
sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih
terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.
Istilah tujuan dan sasaran digunakan dalam pengertian yang sama untuk
menunjukkan hasil akhir yang dicari dan dicapai. Keduanya mempunyai nilai
orientasi dan mencerminkan kondisi-kondisi yang diinginkan, terutama untuk
meningkatkan prestasi organisasi.
2. Visi dan Misi Organisasi
Visi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi.
Misi suatu organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan
organisasi dari organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi
dalam hal produk dan pasar.
Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi.
Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang
membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan
mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar. Tujuan
yang dapat diukur dengan standarnya disebut sasaran atau target. Sehingga tujuan
mempunyai pengertian lebih luas dan sasaran mempunyai pengertian lebih
khusus. Ada tujuan umum, tujuan khusus maupun tujuan akhir. Tujuan umum
sifatnya umum dan menyeluruh dan sifatnya adalah strategis sehingga disebut
tujuan strategis (goals). Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 29
dan tujuan akhir untuk dicapai secara koordinatif oleh satuan-satuan organisasi
yang ada dalam mendukung tercapainya tujuan akhir organisasi tersebut.
Misi organisasi juga menunjukkan fungsi yang hendak dijalankannya dalam
sistem sosial atau ekonomi tertentu. Dua unsur penting tujuan adalah:
1. Hasil akhir yang diinginkan diwaktu mendatang.
2. Usaha-usaha atas kegiatan sekarang diarahkan.
3. Fungsi Tujuan Organisasi
Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa
fungsi penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi dan
tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Pedoman bagi kegiatan. Melalui penggambaran hasil-hasil akhir diwaktu
yang akan datang, tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan
pengarahan dan penyaluran usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan para angggota
organisasi. Dalam hal ini, fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan
kegiatan organisasi mengenai apa yang “harus” dan “harus tidak” dilakukan .
2. Sumber legitimasi. Tujuan juga merupakan sumber legitimasi bagi suatu
organisasi melalui pembenaran kegiatan-kegiatannya,dan disamping itu
keberadaannya dikalangan kelompok-kelompok seperti pelanggan, politikus,
karyawan, pemegang saham, dan masyarakat pada umumnya. Pengakuan atas
legitimasi akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk
mendapatkanberbagai sumberdaya dan dukungandari lingkungan
disekitarnya.
3. Standar pelaksanaan. Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, hal ini
akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan
organisasi. Setelah organisasi menetapkan tujuan-tujuan dalam bidang-bidang
yang dapat dikuantifikasikan seperti penjualan, laba, derajat kesuksesan yang
dicapai dapat dengan mudah diukur.
4. Sumber motivasi. Tujuan organisaasi dapat berfungsi sebagai sumber
motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya,
tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota.
5. Dasar nasional pengorganisasian. Dinyatakan secara sederhana, tujuan
organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi. Tujuan organisasi
dan struktur organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk pencapaian tujuan, pola penggunaan sumberdaya, implementasi
berbagai unsur perancangan organisasi: pola komunikasi, mekanisme
pengawasan, departementalisasi, dan sebagainya.
4. Tipe-Tipe Tujuan
Perilaku dalam pencapaian tujuan organisasi dapat dilihat dari maksud
diadakannya pengklasifikasian tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.
Klasifikasi tujuan organisasi yang sering diterapkan dan diterima oleh suatu
organisasi adalah klasifikasi tujuan yang dikemukakan oleh C. Perrow, yang
dimaksudkan bagi organisasi pada umumnya.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 30
C. Perrow mengklasifikasikan tujuan organisasi menjadi lima tipe tujuan
organisasi, yaitu :
1. Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals).
Yang ditujukan pada masyarakat pada umumnya. Kategori ini berkenaan dengan
kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Contoh : memproduksi barang dan jasa, mempertahankan pesanan,
mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya, dan lain-lain.
2. Tujuan Keluaran (Output Goals).
Ditujukan pada publik dalam hubungannya dengan organisasi. Kategori ini
berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi
konsumen. Contoh : barang-barang konsumen, jasa-jasa bisnis, pemeliharaan
kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
3. Tujuan Sistem (System Goals).
Merupakan pernyataan atau cara pelaksanaan fungsi organisasi, tidak tergantung
pada barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang diambil. Contoh :
penekanan pada pertumbuhan, stabilitas, laba atau cara-cara pelaksanaan fungsi,
dan lain-lain.
4. Tujuan Produk (Product Goals).
Atau lebih tepat disebut dengan tujuan karakteristik produk. Merupakan berbagai
karakteristik barang-barang atau jasa-jasa yang diproduksi. Contoh : penekanan
pada kualitas atau kuantitas, gaya, ketersediaan, keunikan, keaneka-ragaman,
pembaharuan produk, dan lain-lain.
5. Tujuan Turunan (Devired Goals).
Merupakan tujuan digunakannya oerganisasi untuk meletakkan kekuasaannya
dalam pencapaian tujuan-tujuan lain. Contoh : maksud politik, pelayanan
masyarakat, pengembangan karyawan, kebijaksanaan-kebijaksanaan investasi dan
lokasi pabrik yang mempengaruhi keadaan ekonomi dan masa depan masyarakat
tertentu, dan lain-lain.
Selain menekankan bahwa organisasi mempunyai berbagai tujuan
berganda yang sering bersaingan dan bahkan kadang-kadang bertentangan yang
berkolerasi negatif, C. Perrow juga mengemukakan bahwa tujuan-tujuan suatu
organisasi adalah tidak saling terpisah. Artinya adalah bahwa apa yang dipandang
oleh suatu kelompok sebagai tujuan keluaran, dapat dapat dipandang sebagai
tujuan produk oleh kelompok lain. Bagi banyak orang, peningkatan jumlah para
anggota kelompok wanita dan minoritas dalam posisi-posisi administratif jenjang
atas adalah tujuan kemasyarakatan, tetapi bagi pihak lain lebih cenderung sebagai
tujuan sistem atau suatu tujuan turunan.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 31
5. Proses Perumusan Tujuan
Proses penatapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai
tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakanorganisasi. Beberapa
unsur dasar yang melatar-belakangi penetapan tujuan suatu organisasi
untukmenciptakan nilai-nilai tersebut adalah :
1. Bahwa barang dan jasa yang diproduksi organisasi akandapat memberikan
berbagai manfaat paling sedikit sama dengan harganya.
2. Bahwa barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen / langganan
.3. Bahwa teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan
barang dan jasadengan biaya dan kualitas bersaing.
4. Bahwa dengan kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi
dapat beroperasidengan lebih baik dari sekedar menjaga kelangsungan hidup
(survive), yaitu untuk pertumbuhan(growth) dan dapat menghasilkan laba
(profitable).
5. Bahwa pelayanan manajemen akan memberikan public image yang
menguntungkan, sehinggamereka bersedia menanamkan modalnya dan
menyumbangkan tenaganya untuk membantu suksesorganisasi.
6. Bahwa perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat
dikomunikasikan danditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham
organisasi. Bidang-bidang TujuanPeter Drucker, selama bekerja sebagai konsultan
untuk GE, mengidentifikasikan secara terperinci 8 bidang pokok dimana
perusahaan harus menetapkan tujuan. Bidang-bidang itu adalah :
1. Posisi pasar. Perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai ba gian pasar yang
akan “direbut”.
2. Produktifitas. Adalah rasio antara masukan dengan keluaran organisasi.
3. Sumber daya phisik dan keuangan.
4. Profitabilitas. Tujuan-tujuan laba penting untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
5. Inovasi. Ada kebutuhan terus menerus akan produk atau jasa baru dan inovatif.
6. Prestasi dan pengembangan manajer. Kelangsungan hidup banyak organisasi
tergantung padakekuatan manajemen yang inovatif.
7. Prestasi dan sikap karyawan. Karyawan operatif melaksanakan sebagian besar
pekerjaan normaldan rutin di setiap organisasi.
8. Tanggung jawab sosial dan publik. Tujuan-tujuan ini ditetapk an perusahaan
untuk “menangani” boikot publik, kegiatan-kegiatan hukum, kegiatan-kegiatan
pemerintah, kelompok-kelompokberkepentingan, dan sebagainya.
Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu yg bertanggung
jawab terhadap pencapaian tujuan. Manajer puncak sebagai perumus tujuan
umum, hendaknya bertanggung jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada
tingkatan yg lebih rendah. Tujuan harus realistik, diselaraskan dengan lingkungan
internal dan eksternal, baik sekarang maupun yg akan datang. Tujuan harus jelas,
beralasan dan bersifat menantang para anggota organisasi. Tujuan umum
hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh
pelaksana. Tujuan bidang fungsional organisasi konsisten dengan tujuan umum
dan manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan yg telah ditetapkan, dan bila
perlu merubah dan memperbaikinya sesuai dengan perkembangan lingkungan.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 32
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 33
LATIHAN
1. Termasuk koalisi eksternal dalam proses perumusan tujuan yaitu:
a. Manajer
b. Manajemen
c. Karyawan
d. Supplier
e. Serikat Kerja
2. Hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu yang akan dicapai disebut :
a. Keinginan
b. Motivasi
c. Visi
d. Strategik
e. Tujuan
3. Suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi disebut :
a. Misi
b. Inovasi
c. Visi
d. Strategik
e. Motivasi
4. Pemegang saham dan langganan dalam perumusan tujuan termasuk koalisi:
a. Internal
b. Importir
c. Eksportir
d. Eksternal
e. Gabungan
5. Memproduksi barang dan jasa merupakan tipe tujuan:
a. Kemasyarakatan
b. Keluaran
c. Turunan
d. Produk
e. Sosial
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 34
BAB VI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Konsep Dasar
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini
memainkanperanan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi
perencanaan. Pembuatan keputusan(decision making) menggambarkan proses
melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagaipenyelesaian suatu masalah
tertentu.Tipe-tipe keputusan Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang
berbeda sesuaiperbedaan kondisi dan situasi yang ada. Keputusan-keputusan juga
dapat dibedakan antarakeputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, risiko,
dan ketidak pastian. Keputusan-keputusan yang di program (programmed
decisions) adalah keputusan yang dibuat menurutkebiasaan, aturan atau prosedur.
Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang.
Pengambilan keputusan adalah pekerjaan sehari hari dari manajemen
sehingga kita perlu mengetahui apakah pengambilan keputusan itu, bagaimana
kita tiba pada keputusan, apa keputusan itu, tingkat-tingkatannya, klasifikasinya,
dan jenis-jenisnya. Selain itu perlu pula diketahui teknik pengambilan keputusan,
pendekatannya, metodenya, teori-teorinya, etika dalam pengambilan keputusan,
peranan birokrasi dalam pengambilan keputusan, dan hubungan antara
pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
Menurut Siswanto (2006:171) mengatakan bahwa Pengambilan Keputusan
adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha
memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai
alternatif yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi.
Simon dalam Siswanto (2006:171) telah mengembangkan klasifikasi jenis
keputusan yang berbeda yaitu: Keputusan yang di program (programmed
decision) dan Keputusan yang tidak diprogram (nonprogrammed decision).
Klasifikasi dan Pihak yang Menangani Keputusan
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 35
2. Teori-Teori Pengambilan Keputusan
Secara umum teori-teori pengambilan keputusan berbeda antara satu
dengan yang lain. Brinckloe (1977) menyebutkan beberapa aliran dalam
pengambilan keputusan. Aliran yang dimaksud antara lain :
a. Aliran Birokratik
Teori ini memberikan tekanan yang cukup besar pada arus dan jalannya pekerjaan
dalam struktur organisasi. Tugas dari eselon bawah ialah melaporkan masalah,
memberi informasi, menyiapkan fakta-fakta dan keterangan-keterangan lain
kepada atasannya. Dengan menggunakan segala pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya atasan tadi membuat keputusan setelah mempelajari semua
informasi tadi.
b. Aliran Manajemen Saintifik
Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugas itu dapat dijabarkan
kedalam elemen-elemen logis, yang dapat digambarkan secara saintifik.
Sementara, manajemen sendiri memiliki kemampuan untuk menganalisis dan
menyelesaikan suatu masalah.
c. Aliran Hubungan Kemanusiaan
Teori ini menganggap bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik dari pada lebih
banyak perhatian diberikan kepada manusia dalam organisasi itu, seperti yang
menimbulkan kepuasan kerja, peranserta dalam pengambilan keputusan,
memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok sosial yang mempunyai
tujuan. Selain itu, kebutuhan dan keingian anggota selalu dipertimbangkan dalam
membuat keputusan bertindak.
d. Aliran Rasional Ekonomi
Teori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit ekonomi yang
mengkonversi masukan (input) menjadi luaran (output), dan yang harus dilakukan
dengan cara yang paling efesien. Menurut aliran ini, suatu langkah kebijaksanaan
akan terus berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada
biayanya.
e. Aliran Satisficing
Aliran ini tidak mengharapkan suatu keputusan yang sempurna. Aliran ini yakin
bahwa para manajer yang selalu dipenuhi berbagai masalah mampu membuat
keputusan yang cukup rasional. Para manajer sesungguhnya bermaksud membuat
keputusan yang rasional, tetapi karena keterbatasan kognitif, ketidakpastian, dan
keterbatasan waktu, memaksa mereka mengambil keputusan dalam kondisi
bouded rationality/ rasionalitas terbatas).
f. Aliran Analisis Sistem
Aliran ini percaya bahwa tiap masalah berada dalam suatu sistem yang terdiri atas
berbagai subsistem yang keseluruh annya merupakan satu kesatuan seperti terlihat
pada katakata dalam kotak teka-teki, di mana setiap kata mempunyai kaitan dan
dampak satu terhadap yang lain. Cornell (1980) telah membahas secara khusus
pengambilan keputusan itu dari pendekatan analisis sistem. Dikatakannya, tujuan
utama dari analisis sistem ialah mendidik para pengambil keputusan untuk
berpikir dengan cara yang teratur menyeluruh, lebih dari sekedar menyusun
formula, atau bermain dengan angka-angka dan komputer. Ia adalah suatu
keterampilan memanfaatkan perangkat komputer secara kreatif. Dengan demikian
ia percaya pada metode kualitatif, tetapi juga yakin penilaian objektif manusia
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 36
tentang masalah-masalah dan peluang-peluang. Analisis sistem adalah suatu siklus
dari sederetan aktivitas sebagai berikut :
1) merumuskan sasaran-sasaran (masalah dan peluang);
2) merekayasa sistem-sistem alternatif untuk mencapai sasaran tersebut
3) mengevaluasi alternatif-alternatif dengan mempertimbangkan efektivitas dan
biaya
4) mempertanyakan semua sasaran dengan asumsiasumsinya;
5) membuka alternatif-alternatif baru
6) menetapkan sasaran-sasaran baru
7) mengulangi langkah-langkah di atas sampai penyelesaian yang memuaskan.
3. Proses Pengambilan Keputusan
Arus Keputusan dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Penelitian.
Mempelajari lingkungan atas kondisi yg memerlukan keputusan. Data mentah
diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan arah tindakan yg dpt mengidentifikasi
permasalahan.
2. Perancangan.
Mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yg mungkin.
Aktivitas ini meliputi proses untuk memahami permasalahan, menghasilkan
pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tsb.
3. Pemilihan.
Menetapkan arah tindakan tertentu dari keseluruhan yg ada. Pilihan ditentukan
dan dilaksanakan.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 37
4. Pentingnya Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya
suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan
oleh pengambilan keputusan sekarang. Pentingnya pengembilan keputusan dilihat
leh Mintzberg (1979) dari segi kekuasaan untuk membuat keputusan, yaitu apakah
mengikuti pola sentralisasi atau desentralisasi. Berbeda dengan Mintzberg, Weber
(1969) memberi perhatian pada pengambilan keputusan dari sudut kehadirannya,
yaitu tanpa adanya teori pengambilan keputusan administratif, kita tidak dapat
mengerti, apalagi meramalkan tindakan-tindakan manajemen sehingga kita tidak
dapat menyempurnakan efektivitas manajemen. Salah satu penulis yang sangat
berpengaruh dalam teori administrasi, Herbert Simon (1982), mengingatkan
betapa besar peranan pengambilan keputusan dalam tubuh organisasi mana pun.
Dikatakannya Kewajiban “memutuskan” menyusupi keseluruhan organisasi
administratif sama jauhnya seperti yang dilakukan oleh kewajiban “bertindak”-
sesungguhnyalah, kewajiban memutuskan itu terikat secara integral dengan
kewajiban bertindak. Suatu teori umum mengenai administrasi harus mencakup
prinsip-prinsip organisasi yang akan menjamin diambilnya keputusan yang benar,
seperti halnya ia harus mencakup prinsip-prinsip yang akan menjamin
dilakukannya tindakan yang efektif .
“Memutuskan” (implisit) dan “bertindak” (eksplisit) juga dilihat oleh
Drucker sebagai begitu penting bagi organisasi mana pun. Dalam berbagai
organisasi besar berabad-abad yang lampai kelihatannya para pengambil
keputusan cenderung memberi tempat yang lebih menonjol pada unsur
“bertindak” (doing). Itulah salah satu rintangan sehingga konsep pengambilan
keputusan tidak dapat berkembang dengan cepat (Bridges, et al., 1971). Tetapi,
karena para pengambil keputusan dalam berbagai organisasi semakin hari semakin
menghadapi kondisi-kondisi internal yang kian kompleks dari organisasinya dan
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 38
yang terus dihadapkan dengan lingkungan yang juga semakin berubah, maka
mulailah para ahli memberi perhatian pada perumusan konsep-konsep
pengambilan keputusan. Para ahli psikologi, ekonomi, ilmu politik, statistik, teori
organisasi, manajemen, dan ilmu sosial pada umumnya, dengan demikian, telah
memberi perhatian yang sangat besar dan telah memberi banyak informasi melalui
berbagai penelitian tentang bagaimana seseorang dan kelompok membuat
keputusan dan menyelesaikan masalah. Pada umumnya mereka berbicara tentang
“pengambilan keputusan preskriptif” yang berkaitan dengan seni dan optimalisasi
pengambilan keputusan sehingga terjadi peningkatan kualitas dari keputusan yang
dibuat.
Sungguhpun pengambilan keputusan itu sangat penting, juga merupakan
kegiatan politik yang paling kompleks dalam suatu organisasi. Bukan hanya
keputusan-keputusan mengenai kebijakan pokok yang rumit, tetapi juga
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan program,
penempatan, dan penganggaran, merupakan titik-titik kritis terhadap mantapnya
suatu kebijaksanaan (Gortner, et al., 1987).
5. Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya pengambilan keputusan adalah bagaimana seseorang melakukan
intepretasi, merespon dan juga cara seseorang bereaksi kepada situasi yang
dihadapinya. Menurut Kuzgun, terdapat empat gaya pengambilan keputusan,
antara lain:
Rational (Rasional)
Gaya pengambilan keputusan ini ditandai dengan strategi yang sistematis
dan berencana dengan orientasi masa depan yang jelas.
Intuitive (Intuisi)
Gaya pengambilan keputusan ini ditandai dengan ketergantuan terhadap
pengalaman batin, fantasi dan kecenderungan untuk mengambil keputusan
dengan cepat tanpa banyak pertimbangan atau pengumpulan informasi.
Dependent (Dependen)
Gaya pengambilan keputusan ini, menolak tanggung jawab terhadap
pilihan mereka dan melibatkan tanggung jawab kepada orang lain. Dengan
bahasa lain, gaya ini cenderung pada keputusan orang lain yang mereka
anggap sebagai figur otoritas seperti orang tua, keluarga dan teman.
Indecisiveness (Keraguan)
Gaya pengambilan keputusan ini lebih mengarah kepada menghindari
situasi pengambilan keputusan atau tanggung jawab terhadap orang lain.
Secara umum gaya pengambilan keputusan terdiri dari:
Manajer mengambil keputusan sendiri dengan mnggunakan masukan
informasi yang tersedia pada waktu tertentu.
Manajer memperoleh informasi yang diperlukan dari para bawahan dan
kemudian menetapkan keputusan yang dipandang relavan.
Manajer membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan
para bawahan secara individual dan mendapatkan gagasan dan saran-saran
tanpa melibatkan para bawahan sebagai suatu kelompok.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 39
Manajer membicarakan situasi keperluan dengan para bawahan sebagai
suatu konferensi/pertemuan kelompok.
Manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai
suatu kelompok dan kelompok menyusun serta menilai alternatif.
6. Kerangka Kerja & Konsep Pengambilan Keputusan
Pada suatu sistem keorganisasian, terdapat beberapa klasifikasi
pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap kerangka kerja atau konsep
pengambilan keputusan akan memberikan nilai dalam pembahasan yang lebih
dalam.
1. Sistem pengambilan keputusan
Suatu cara atau prosedur tertentu, ketika suatu keputusan diambil oleh
pembuatnya (manajer) yg dilakukan secara terbuka/tertutup.
a. Sistem keputusan terbuka
memandang suatu keputusan berada dalam suatu lingkungan yang kompleks dan
sebagian tidak diketahui. Keputusan lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan
dan pada suatu saat terjadi sebaliknya dan pada suatu saat terjadi sebaliknya
bahwa lingkungan lebih banyak dipengaruhi oleh keputusan. Manager dalam
mengambil keputusan tidak selamanya harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi
hanya dituntut untuk menunjukkan rasionalitas dalam batas yang dikemukakan
oleh latar belakang pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model
keputusan, dan sebagainya. Manajer sebagai pengambil keputusan terbuka
memiliki asumsi dasar, yaitu :
tidak mengetahui seluruh alternatif dan kekurangannya;
melakukan pencarian secara terbatas untuk menentukan beberapa alternatif
mengambil keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.
Contoh : kenaikan harga produk.
b. Sistem keputusan tertutup
menganggap bahwa keputusan dipisah dan masukan yang tidak diketahui dan
lingkungan. Pada sistem keputusan tertutup, manajer sebagai pengambil
keputusan diasumsikan; mengetahui seluruh perangkat alternatif dan keluarannya;
memiliki metode yang memungkinkan baginya untuk menentukan kronologi
kepentingan seluruh alternatif sesuai urgensinya; menentukan alternatif yang di
pandang paling menguntungkan.
2. Pengetahuan mengenai keluaran.
Suatu keluaran menentukan mengenai hal-hal yg akan terjadi jika suatu arah
tindakan sudah ditentukan.
Kepastian = pengetahuan yg akurat dan lengkap mengenai keluaran setiap
alternatif. Biasanya untuk satu alternatif hanya ada satu keluaran.
Risiko = keluaran yg mungkin timbul dpt dilekatkan pd setiap keluaran.
Ketidakpastian = beberapa keluaran mungkin timbul dan dpt diidentifikasi
tetapi tdk ada kepastian.
3. Tanggapan Keputusan = Keputusan terprogram & tidak terprogram.
4. Deskripsi mengenai pengambilan keputusan.
a. Model normatif =bagaimana manajer mengambil sekelompk keputusan. Contoh
: penganggaran modal.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 40
b. Model deskriptif = pengambilan keputusan berusaha untuk menjelaskan
perilaku konkret (dikembangkan oleh ilmuwan perilaku).
5. Kriteria untuk pengambilan keputusan.
Kriteria untuk menentukan satu diantara beberapa keputusan alternatif adalah
maksimum laba, kegunaan, nilai yg diharapkan, pemuasan.
6. Relevansi konsep keputusan thp desain sistem informasi manajemen.
Dlm model keputusan tertutup = komputer sbg alat penghitung untuk
menghasilkan keluaran optimum.
Dlm model keputusan terbuka = komputer bertindak sbg pembantu manajer
menghitung, menyimpan, mencari, menganalisa data.
7. Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Sederhana
Dalam organisasi yang masih sederhana, masalah pokok yang dihadapi
adalah masalah strategis, yakni masalah survival, siasat agar tidak mati karena
persaingan dengan organisasi lainnya, dan juga masalah organisasional atau
masalah kerja. Atau dapat dikatakan bahwa organisasi yang masih sederhana
memiliki masalah utama yang terletak pada masalah survival dan masalah kerja.
Dalam organisasi yang masih sederhana, atau memang sederhana sifatnya,
masalah-masalah utama yang dihadapi adalah masalah strategis (masalah survival,
siasat suapaya tidak terjepit oleh organisasi-organisasi lain) dan langsung masalah
organisasional atau masalah kerja. Dengan perkataan lain, pimpinan organisasi
sederhana yang masih kecil terutama menghadapi masalah survival dan masalah
kerja dalam pengambilan keputusan.
Masalah strategisnya meliputi wilayah lingkungan gerak dan wilayah
operasi, sehingga masalah utamanya terletak pada masalah hubungan baik dengan
pihak-pihak yang dapat memberikan dukungan pada organisasi dalam
menghadapi lawan-lawannya. Dari segi pengambilan keputusan, masalah ini tidak
dapat dibahas secara kuantitaif-teknis karena terlalu bersifat personil atau
hubungan personal. Sedangkan pada taraf operasional, masalah-maslah yang ada
cukup beranekaragam.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam praktik dan keputusan
yang harus diambil, dapat digolongkan menjadi dua tipe permasalahan yaitu
sebagai berikut:
1. Permasalahan yang bersifat rutin dan repetitif
2. Permasalahan yang datangnya tidak menentu, yang bersifat insidental.
Selain penggolongan tipe permasalahan diatas, menurut hierarki permasalahan
dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Permasalahan yang bersifat sederhana
yakni yang tidak banyak memerlukan data atau informasi, tidak diperlukan penilai
timbangan (judgement) yang berat, dan tidak memerlukan sistem-sistem kearsipan
yang sukar. Untuk menghadapi masalah jenis ini organisasi cukup memerlukan
teknik-teknik pengambilan keputusan yang tradisional, yakni melatih para anggota
untuk dapat melakukan apa yang harus dilakukan saat menghadapi masalah
seperti itu.
Dalam pengambilan keputusan, sesuai dengan luas serta atau besarnya organisasi,
wilayah, dan masalah, harus kita kembangkan metode dan tekniknya yang
semakin setepat-tepatnya, agar supaya kita tidak hanya dapat mengambil
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 41
keputusan yang tepat atau memuaskan pula isinya, melainkan juga dengan lancar
dan cepat. Antara Metode dan Teknik tidak selalu terdapat perbedaan yang jelas,
akan tetapi secara prinsip dapatlah dikemukakan sebagai berikut :
Metode adalah suatu jalan mendekati sesuatu, suatu “bentuk” (mode, manner,
wijze, vorm van handelen) melakukan atau mengerjakan atau menyelanggarakan
sesuatu, suatu cara mengerjakan sesuatu yang telah direncanakan, diperhitungkan
sebelumnya, yang sistematis, artinya yang kita pikirkan secara logis, rasionalis,
dan di dalam rangka hubungan yang besar. Sedangkan Teknik adalah suatu cara
meng”handle” detil-detil teknis daripada sesuatu, atau cara menggarap dan
mempergunakan data teknis daripada sesuatu barang atau pekerjaan.
2. Permasalahan yang bersifat sedang,
Sedang, yakni masalah-masalah yang memerlukan penanganan bersama oleh
beberapa anggota organisasi, memerlukan informasi atau data yang agak banyak,
dan diperlukan tenaga-tenaga yang berpendidikan tinggi untuk penanganannya.
Untuk menghadapi masalah jenis ini organisasi harus menggunakan teknik-teknik
pengambilan keputusan yang konvensional yakni yang tergantung pada tingkat
kesulitan atau kompleksitas masalah tersebut menurut penilaian kepala atau
manajer. Hal itu dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
· Penciptaan ketatausahaan yang bersifat rutin
· Penciptaan SOP (Standard Operating Procedures), yakni prosedur penanganan
masalah secara sebagian demi sebagian yang dibakukan (distandarisasi) syarat-
syaratnya, kriteria- kriterianya, norma- normanya dan cara-cara penerapannya
· Penciptaan struktur organisasi yang khas dan disesuaikan dengan struktur-
struktur masalah yang telah distandarisasi.
3. Permasalahan yang bersifat sangat kompleks
yakni masalah-masalah yang memiliki unsur-unsur masalah yang sangat banyak,
data atau informasi yang ada harus diolah cukup atau sangat besar, dan
memerlukan analisa masalah yang cukup rumit dan teliti.
Untuk menghadapi masalah jenis ini diperlukan teknik-teknik pengambilan
keputusan yang modern.
Teknik pengambilan keputusan yang dapat dipergunakan oleh Decision Maker
pada sebuah organisasi berbeda-beda, baik menurut kepribadian orangnya maupun
berbeda menurut materinya, masalahnya, kondisinya, dan situasinya. Yang paling
sederhana, dan seringkali paling jitu di dalam menghadapi masalah-masalah yang
menyangkut nilai-nilai sosial, perikehidupan masyarakat, faktor-faktor psikologis,
dan sebagainya adalah :
Penggunaan Teknik pengambilan keputusan berdasarkan intuisi atau firasat atau
feeling pada sebuah organisasi. Kelemahan daripada teknik tersebut adalah,
bahwa persiapannya memerlukan waktu bertahun-tahun.
Pengambilan desisi berdasarkan “penilaian dan analisa fakta-fakta”, untuk dapat
menilai fakta-fakta dengan baik diperlukan banyak pengalaman hidup dan
kematangan jiwa, Pengambilan keputusan berdasarkan “pengalaman organisasi
pada anggota yang besangkutan” dan, Pengambilan keputusan berdasarkan
“pandangan-pandangan, pendapat-pendapat, nasihat-nasihat, atau saran-saran
orang-orang terkemuka atau berwenang dalam bidang itu”.
Bila masalah-masalah yang ada tidak memerlukan banyak pengolahan
informasi, maka cara pengambilan keputusan yang dapat dipergunakan adalah
dengan menyerahkan penanganannya pada anggota organisasi yang memiliki
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 42
kemampuan judgement, intuisi, firasat dan kreativitas. Namun bila masalah yang
dihadapi memerlukan banyak pengolahan informasi dan mengandung unsure yang
dapat dikuantifikasikan, maka perlu digunakan teknik pengambilan keputusan
yang bersifat modern, dan oleh karena itu pimpinan organisasi juga harus ikut
kursus atau latihan kursus lagi.
Namun, hal tersebut memiliki kesulitan, dimana dalam menghadapi
masalah-masalah yang insidentil tentunya organisasi tidak dapat menggunakan
teknik pemecahan masalah yang konseptual (tidak dapat membuat konsepsi-
konsepsi sebelumnya), sehingga terpaksa menggunakan teknik pemecahan
masalah heuristic dengan mencoba mendidik dan melatih para decision-makers
yang kompeten. Teknik heuristik merupakan metode untuk menemukan sendiri
apa yang dicari organisasi.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 43
LATIHAN
1. Jenis keputusan yang teknik penanganannya ditangani dengan prosedur kerja
adalah keputusan :
a. Terpadu
b. Tak terprogram
c. Konvensional
d. Terbuka
e. Terprogram
2. Sistem absensi karyawan adalah contoh untuk sistem keputusan :
a. Terbuka
b. Konvensional
c. Tertutup
d. Terpadu
e. Terprogram
3. Keputusan untuk menangani proyek baru dan tidak tersusun merupakan
keputusan :
a. Terprogram
b. Kompleks
c. Terpadu
d. Berulang
e. Tak terprogram
4. Kenaikan harga pokok adalah contoh untuk sistem keputusan :
a. Terbuka
b. Konvensional
c. Tertutup
d. Terpadu
e. Terprogram
5. Menurut hierarki, permasalahan dapat dibedakan atas permasalahan yang
bersifat :
a. Terbuka
b. Random
c. Tertutup
d. Sequential
e. Sederhana
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis I – AMIK BSI Pontianak 44
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Rindyah Hanafi.(2002), Pengantar Manajemen, Edisi pertama,
Cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta
Candra Wijaya. dan Muhamad Rifa'i. 2016. Dasar-Dasar Manajemen. Medan:
Perdana Publishing
H.B. Siswanto. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Oemar Hamalik. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum, (bandung; PT.
Reneka Rosdakarya
Sudaryono. 2015. Pengantar Bisnis Teori & Contoh Kasus. Yogyakarta. CV Andi
Offset
T. Hani Handoko. Manajemen. 2003. Manajemen. Edisi2. Yogyakarta: BPFE.