Dasar Dasar Suara

Embed Size (px)

Citation preview

DASAR-DASAR SUARA

ASPEK DASAR SUARA1. Pitch Tinggi-rendahnya suara 2. Loudness Kuat-lemahnya suara, di rumah tangga pada alat pemutar musik kita lebih mengenalnya dengan Volume. Aspek ini menjadi penting karena dalam film kita harus mencampur banyak suara sehingga suara yang kita pilih untuk mendominasi sangat membutuhkan loudness untuk mengaturnya. 3. Timbre Diartikan sebagai warna suara. Setiap suara sebenarnya memiliki warna atau karakter suara yang berbeda. Namun ketika kita rekam ke dalam pita magnetik atau cakram (CD), terkadang ada penyimpangan yang terjadi. Karena itu kita harus teliti untuk dapat menyajikannya dengan baik.

UNSUR SUARA1. SPEECH (PEMBICARAAN) Suara yang keluar dari mulut manusia dengan bentuk bahasa. Speech ini sendiri terbagi lagi atas : A. Dialog Pembicaraan dua orang atau lebih dan sumber suaranya itu terlihat di layar dan ruang cerita. B. Monolog Pembicaraan satu orang dan sumber suaranya juga itu terlihat di layar dan ruang cerita.

C. Direct Address Pembicaraan yang dilakukan oleh satu orang yang seolah-olah berbicara dengan penonton. Tentu saja sumber suaranya jelas terlihat di layar apalagi ruang cerita. Misalnya pembawa acara di televisi atau seseorang yang sedang diwawancara. D. Narasi Pembicaraan yang sumber suaranya tidak terlihat di layar maupun di ruang cerita. Suara orang tersebut seolah-olah seperti suara Tuhan karena dapat menembus ruang dan waktu. E. Voice Over Pembicaraan yang sumber suaranya tidak terlihat di layar namun ada di ruang cerita. Misalnya adegan dialog dimana di layar cuma terlihat (A) yang sedang mendengarkan sedangkan suara yang terdengar adalah suara lawan bicaranya. F. Internal MonologPembicaraan yang sumber suaranya diasumsikan dari pikiran atau perasaan si tokoh yang terlihat di layar. Catatan : Banyak pembuat film yang mengklasifikasikan Narasi, Voice Over dan Monolog Interior sebagai unsur suara yang sama dan sering menggunakan istilah Off-Screen Sound (O.S) atau cukup menyebut dengan Voice Over (V.O) 2. EFEK SUARA Suara yang tidak sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya suara korek api jatuh, suara sepatu yang menjejak di lantai dll. Bentuk paling luas dari efek suara ini disebut Room Tone (bila di dalam ruang tertutup) atau atmosfer pada ruang yang tidak terbatas. 3. MUSIK Suara yang sengaja dibuat oleh manusia yang memiliki irama tertentu. Dalam film musik digunakan secara natural atau fungsional. Misalnya untuk penggunaan secara natural adalah ketika di dalam adegan terlihat si tokoh memutar CD Player, kemudian kita diperdengarkan musik yang diputar tadi. Sedangkan untuk fungsional adalah ketika ada sebuah adegan yang seharusnya sedih namun aroma kesedihannya kurang, kemudian pembuat film tersebut menambah musik agar suasana kesedihannya lebih kuat.

FUNGSI SUARA1. Sebagai REALITAS Artinya bila ada gambar sebuah adegan, maka wajib ada suara yang berasal dari adegan tersebut. 2. Gambar TIDAK EFEKTIF Bila ada sebuah adegan seseorang yang patah hati lalu kita cuma punya shot CU tokoh yang sedang terdiam, maka sampai kapanpun penonton tidak akan tahu mengapa si tokoh sedih, sehingga kita perlu suara (misalnya monolog interior) agar lebih jelas. 3. Gambar TIDAK EFISIEN Bila ada sebuah adegan yang sebenarnya kalau menggunakan suara hanya membutuhkan durasi 3 detik, padahal kalau kita menggunakan gambar butuh 4 menit. Maka kita harus selektif dalam memilih penggunaan gambar atau suara sesuai dengan kebutuhan. 4. Pembentuk RUANG Bila ada sebuah adegan di dalam sebuah kelas, lalu back sound-nya ditambah dengan suara ombak dari kejauhan, maka kesan penonton adalah bahwa sekolah tersebut dekat dengan pantai. 5. Pembentuk WAKTU Ada suara-suara yang dapat menunjukkan waktu dalam kehidupan manusia baik secara universal ataupun secara lokal. Misalnya suara kokok ayam, suara adzan dll. 6. Pembentuk SUASANA & DRAMATIK Kita dapat menambah suara seperti musik atau efek untuk lebih menambah dramatik misalnya suara derit pintu di film-film horor atau musik orkestra yang pelan pada adegan perang dll

DIMENSI SUARA1. Ritme Aspek ini sebenarnya melebur dengan dimensi ritmis pada editing, artinya mengikuti apa yang digambarkan editing dalam penggunaan suara secara ritmis, misalnya cutting pada saat dialog cenderung dibuat saat sebuah dialog berhenti atau kita dapat menambahkan musik orkestra dengan ritme yang pelan pada adegan pertempuran sangat cepat. 2. Fidelity Dipahami sebagai kemurnian atau ketepatan suara. Secara sederhana kemurnian dapat kita capai dengan cara misalnya mengisi suara anjing pada gambar anjing. Sedangkan pada aspek ketepatan adalah ketika kita harus menciptakan suara contohnya pada film Star Wars, senjata laser itu sebenarnya tidak bersuara namun Ben Burt sebagai penata suaranya membuat suara dengan cara memukul dengan palu besi sebuah kawat baja yang direntangkan kuat. 3. Waktu Dalam waktu yang ditampilkan kita dapat menyelaraskan secara tepat gambar dan suara dalam film kita. Keselarasan yang sangat presisi ini disebut dengan Synchronous Sound. Namun kita juga dapat membuat suara masuk mendahului gambar atau sebaliknya. Hal ini disebut Unsychronous Sound. 4. Ruang Ada beberapa hal yang berkaitan dengan dimensi ruang terutama seperti apa yang sudah kita bahas pada unsur suara mengenai layar dan ruang cerita (degesis). Karena itu ada beberapa pembagian dari dimensi ruang ini : A. Diegetic Sound Yaitu suara yang berasal dari ruang cerita (diegesis). Bila sumber suaranya dan terlihat di layar, seperti dialog, monolog, direct address dan sebagainya kita sebut dengan Diegetic-On Screen Sound. Sedangkan bila tidak terlihat di dalam layar seperti voice over dan monolog interior maka kita sebut sebagai Diegetic-Off Screen Sound. B. Non-Diegetic Sound Yaitu suara yang tidak berasal dari ruang cerita (diegesis) apalagi sumber suaranya, jelas tidak terlihat di layar, misalnya narasi atau suara musik yang berfungsi sebagai back sound.

MENGOLAH SUARADalam menggabungkan ketiga unsur suara yang ada kita seringkali dihadapkan pada masalah dominasi yang akan kita munculkan. Bagaimanapun kita wajib melakukan seleksi suara yang betul-betul akan kita gunakan. Kemudian kita memisahkan (alteration) agar dapat memperjelas posisi suara tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Setelah semuanya dilakukan, maka kemudian kita melakukan pencampuran / mixing (combination) dengan cara mengatur loudness-nya terlebih dahulu kemudian baru melihat pitch dan timbre-nya

TEKNIS DASAR SUARAAlat Perekam Suara INCH DIGITAL AUDIO TAPE SOUND DEVICE

Mikrofon1.Jenis Dynamic yang menggunakan membran dalam mengubah getaran suara menjadi eleltro-magnetik. Penangkapan suara dari mikrofon jenis ini bersifat normal atau seperti apa yang telinga kita dengarkan. 2. Jenis Condensor yang menggunakan energi listrik (DC) dalam mengubah getaran suara menjadi elektro-magnetik, sehingga suara yang ditangkap dapat lebih dikuatkan. Ciri-ciri mikrofon ini adalah sangat peka terhadap suara. Bila dianalogikan dengan lensa, maka jenis dynamic seperti lensa normal sedangkan jenis condensor seperti jenis lensa tele-photo. Arah Pola Tangkap MikrofonArah penangkapan mikrofon juga harus kita ketahui agar dapat memaksimalkan suara yang kita dapat. Arah penangkapan mikrofon juga harus kita ketahui agar dapat memaksimalkan suara yang kita dapat. A. Uni-Directional / CardiodYaitu pola tangkap suara dari satu arah.Cardiod berarti bentuk jantung , yang mana merupakan pola tangkap dari mikropon yang digunakan ini. Suara kebanyakan diambil dari depan.

B. Bi-DirectionalYaitu pola tangkap suara dari dua arah.Penggunaan suatu pola angka delapan dan menangkap suara sama kuatnya dari dua arah yang berlawanan.

C. Omni-DirectionalYaitu pola tangkap suara dari segala arah.

MIXING SUARAA. Preview MateriKita bisa memutar lagi materi yang kita punya untuk dapat mengetahui materi apa saja yang didapat, tetapi umumnya pembuat film megikuti suara dari gambar yang dibuat. B. Seleksi SuaraPembuat film dapat menyeleksi berdasarkan gambar yang dipilih di lapangan atau kita dapat juga memilih suara lain untuk ditambahkan saat pengolahan (mixing). C. SinkronisasiSinkronisasi gambar dan suara, proses ini umumnya digunakan apabila perekaman gambar dan suara terpisah (double system). Misalnya menggunakan bahan baku seluloid untuk perekaman gambar dan pita inchi untuk perekaman suaranya. Umumnya yang kita sinkronkan adalah suara pembicaraan (dialog atau direct address). Sedangkan kalau menggunakan single system kita tetap perlu melakukan proses ini karena alat mixing suara tetap saja teknologi yang punya banyak kelemahan. D. Track LyingKita hanya meletakkan suara-suara itu sesuai dengan yang kita butuhkan. Pada tahapan ini biasanya yang kita letakkan adalah suara efek atau musik natural. Jalur untuk speech, efek dan musik natural dipisahkan. E. MixingPembuat film meratakan (balance) suara setiap track-nya baik jalur untuk speech, jalur untuk efek & atmosfer juga jalur untuk musik natural. Dialogxxx

Interviewxxx

Efekxxxx

Atmosfirxxxxxxxx

Musik Naturalxx

F. Spotting MusicSetelah meratakan seluruh suara, baru kita menempatkan musik fungsional di jalur khusus agar tidak bercampur dan membingungkan.

Dialogxxx

Interviewxxx

Efekxxxx

Atmosfirxxxxxxxx

Musik Naturalxx

Musik Fungsional oo

G. Final MixingDialogooo

Interviewooo

Efekxoxx

Atmosfirxxxxxxxx

Musik Naturalxx

Musik Fungsionalx o

H. Married Print / LaybackPenyatuan gambar dan suara sebagai hasil akhir dari film agar nantinya dapat dihasilkan Release Copy dan dapat diperbanyak atau digandakan.