24
DASARDASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 DasarDasar Probabilitas DASARDASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik Sampel dan Kejadian Ruang sampel (sample space) atau semesta (universe) merupakan himpunan dari semua hasil (outcome) yang mungkin dari suatu percobaan (experiment) Titik sampel (sample point) merupakan tiap anggota atau elemen dari ruang sampel Kejadian (event) merupakan himpunan bagian dari ruang sampel

Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR  PROBABILITASSuprayogi

1

Dasar‐Dasar Probabilitas

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

2

Ruang Sampel, Titik Sampel danKejadian

Ruang sampel (sample space) atau semesta(universe) merupakan himpunan dari semuahasil (outcome) yang mungkin dari suatupercobaan (experiment)

Titik sampel (sample point) merupakan tiapanggota atau elemen dari ruang sampel

Kejadian (event) merupakan himpunan bagiandari ruang sampel

Page 2: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

3

Contoh Percobaan, Ruang Sampel danKejadian (#1)

Percobaan: Pelemparan sebuah dadu dan mencatatangka yang muncul

Ruang sampel

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}

A = Kejadian munculnya angka genap

A = {2, 4, 6}

B = Kejadian munculnya angka 5 atau lebih

B = {5, 6}

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

Ilustrasi Ruang Sampel, Titik Sampel dan Kejadian padaPercobaan Perlemparan Sebuah Dadu

Ruang sampel

1

2

3

4

5

6A

B

Page 3: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

5

Contoh Percobaan, Ruang Sampel danKejadian (#2)

Percobaan: Pelemparan dua buah dadu bersamaandan mencatat angka yang muncul

Ruang sampel

S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), ..., (6, 6)}

A = Kejadian munculnya angka yang sama padakedua dadu

A = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4), (5, 5), (6, 6)}

B = Kejadian munculnya jumlah angka 10 atau lebih

B = {(4, 6), (5, 5), (5, 6), (6, 4), (6, 5), (6, 6) }

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

6

Contoh Percobaan, Ruang Sampel danKejadian (#3)

Percobaan: Pelemparan tiga koin (uang logam) bersamaan dan mencatat banyaknya muka yang muncul

Ruang sampel

S = {0, 1, 2, 3}

A = Kejadian tidak ada muka yang muncul

A = {0}

B = Kejadian banyaknya muka yang muncul 2 ataukurang

B = {0, 1, 2}

Page 4: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

7

Contoh Percobaan, Ruang Sampel danKejadian (#4)

Percobaan: Pengamatan terhadap umur (dalam jam) sebuah lampu

Ruang sampel

S = {t|t > 0}

A = Kejadian umur lampu melebihi 10 jam

E = {t|t > 10}

B = Kejadian umur lampu antara 0 dan 250 jamF = {t|0 ≤ t ≤ 250}

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

8

Operasi‐Operasi dalam Kejadian

Irisan (Intersection)

Gabungan (Union)

Komplemen (Complement)

Page 5: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

9

Irisan Dua Kejadian

Irisan dua kejadian A dan B, dinyatakan dengan A ∩ B, merupakan kejadian yang elemennya termasukdalam A dan B

A B

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

10

Gabungan Dua Kejadian

Gabungan dua kejadian A dan B, dinyatakan dengan A ∪ B, merupakan kejadian yang mengandung semua elemen yang termasuk A atau B atau keduanya

A B

Page 6: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

11

Komplemen Suatu Kejadian

A A’

Komplemen suatu kejadian A, dinyatakan dengan A’, adalah himpunan semua elemen dalam S yang tidaktermasuk dalam A

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

12

Contoh Operasi‐Operasi dalam Kejadian

Percobaan: Pelemparan sebuah dadu dan mencatat angka yang munculRuang sampel

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}Kejadian munculnya angka genap, A

A = {2, 4, 6}• Kejadian munculnya angka 5 atau lebih, B

B = {5, 6}

Irisan A dan BA ∩ B = {6}

Gabungan A dan BA ∪ B = {2, 4, 5, 6}

Komplemen dari AA’ = {1, 3, 5}

Page 7: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

Ilustrasi Operasi‐Operasi Kejadian pada PelemparanSebuah Dadu

Ruang sampel

1

2

3

4

5

6

A ∩ B

A

B

A ∪ B

A’

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

14

Dua Kejadian Saling Terpisah

A ∩ B = ∅A B

Dua kejadian A dan B dikatakan saling terpisah (mutuallyexclusive) jika kejadian‐kejadian tersebut tidak dapatterjadi secara bersamaan

Page 8: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

15

Contoh Kejadian‐Kejadian Saling Terpisah

Percobaan: Pelemparan sebuah dadu dan mencatatangka yang munculRuang sampel

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}Kejadian munculnya angka genap, A

A = {2, 4, 6}Kejadian munculnya angka ganjil, B

B = {1, 3, 5}Kejadian A dan B saling terpisah

A ∩ B = ∅

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

Ilustrasi Dua Kejadian Saling Terpisah pada PelemparanSebuah Dadu

Ruang sampel

2 4 6A

B1 3 5

Page 9: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

17

Penghitungan Titik Sampel

Jika suatu operasi dapat dilakukan dengan n1cara, dan bila untuk setiap cara ini operasikedua dapat dilakukan dengan n2 cara, danbila untuk setiap cara ini operasi ketiga dapatdilakukan dengan n3 cara, dst, maka deretan k operasi dapat dilakukan dengan n1n2...nk cara

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

18

Contoh Penghitungan Titik Sampel

Tiga buah koin (uang logam) dilemparkan sekali.

Banyaknya titik sampel dalam ruang sampel ?

Koin I dapat menghasilkan 2 hasil yang mungkin, muka (M) ataubelakang (B)

Untuk tiap hasil, Koin II dapat menghasilkan 2 hasil yang mungkin, M atau B

Untuk tiap hasil, Koin III dapat menghasilkan 2 hasil yang mungkin, M atau B

Jumlah titik sampel yang dihasilkan = (2)(2)(2) = 8

Page 10: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

19

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

20

Permutasi & Kombinasi

Permutasi (Permutation)

Permutasi merupakan susunan dari suatuhimpunan obyek yang dapat dibentuk yang memperhatikan urutan

Kombinasi (Combination)

Kombinasi merupakan susunan dari suatuhimpunan obyek yang dapat dibentuk tanpamemperhatikan urutan

Page 11: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

21

Permutasi (1)

Banyaknya permutasi n obyek berlainanadalah n!

Banyaknya permutasi n obyek berlainan biladiambil r sekaligus

Banyaknya permutasi n benda berlainan yang disusun melingkar adalah (n – 1)!

( )! ! 

Prn

nnr −=

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

22

Permutasi (2)

Banyaknya permutasi yang berlainan dari n obyek bila n1 adalah jumlah obyek jenispertama, n2 adalah jumlah obyek jenis kedua, ..., nk jumlah obyek ke‐k adalah

!!!

21 knnn

n

L

Page 12: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

23

Permutasi (3)

Banyaknya cara menyekat n obyek dalam r selbila masing‐masing berisi n1 obyek pada selpertama, n2 obyek pada sel kedua, danseterusnya adalah

dengan n1 + n2 + ... + nr = n

!!!

21 rnnn

n

L

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

24

Kombinasi (1)

Kombinasi berkaitan dengan penentuanbanyaknya cara memilih r obyek dari sejumlahn obyek tanpa memperhatikan urutannya.

Kombinasi merupakan sekatan dengan duasel, sel pertama berisi r obyek yang dipilih dan(n – r) obyek sisanya.

Page 13: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

25

Kombinasi (2)

Jumlah kombinasi dari n obyek yang berlainanjika diambil sebanyak r

( )! ! 

! C

rnr

nnr −=

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

26

Contoh Kombinasi

Suatu kelas terdiri atas 4 pria dan 3  wanita

Banyaknya panita yang dibentuk yang beranggotakan 2 pria dan1 wanita?

Banyaknya cara memilih 2 dari 4 pria =

Banyaknya cara memilih 1 dari 3 wanita =

Banyaknya panita yang dapat dibentuk = (6)(3) = 18

6!2!2

!442 ==C

3!2!1

!331 ==C

Page 14: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

27

Probabilitas Kejadian

Probabilitas suatu kejadian merupakan suatuukuran kemungkinan kejadian tersebut terjadi

Probabilitas kejadian A dinyatakan denganP(A)

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

28

Aksioma‐Aksioma Probabilitas Kejadian

0 ≤ P(A) ≤ 1

P(∅) = 0

P(S) = 1

Page 15: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

29

Probabilitas untuk HasilBerkemungkinan Sama

Jika suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil yang berkemungkinan sama(equally likely) dan jika tepat terdapat sebanyakn hasil yang berkaitan dengan kejadian A, makaprobabilitas kejadian A adalah

( )N

nAP =

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

30

Contoh Probabilitas untuk HasilBerkemungkinan Sama (#1)

Percobaan pelemparan sebuah dadu

Misal A kejadian munculnya angka genap

Jumlah seluruh hasil yang mungkin N = 6

Jumlah hasil yang mungkin untuk kejadian A, n = 3 

Probabilitas kejadian A, P(A) ?

( )2

1

6

3==AP

Page 16: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

31

Contoh Probabilitas untuk HasilBerkemungkinan Sama (#2)

Percobaan pengambilan selembar kartu dari 52 kartu bridge.

Misal B kejadian terpilihnya kartu heart

Jumlah seluruh hasil yang mungkin N = 52

Jumlah hasil yang mungkin untuk kejadian B, n = 13

Probabilitas kejadian B, P(B) ?

( )4

1

52

13==BP

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

32

Contoh Probabilitas untuk HasilBerkemungkinan Sama (#3)

Dalam suatu kotak, terdapat 4 bola merah dan 6 bola putih.

Jika empat bola diambil secara random, probabilitas terpilih 2 bola merah dan 2 bola putih?

A = kejadian terpilih 2 bola merah dan 2 bola putih

Jumlah cara memilih 2 dari 4 bola merah = 

Jumlah cara memilih 2 dari 6 bola putih =

Jumlah cara memilih 4 dari 10 bola =

6!2!2

!442 ==C

15!4!2

!662 ==C

210!6!4

!10104 ==C

( ) ( )( )( ) 7

3

210

156==AP

Page 17: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

33

Hukum‐Hukum Probabilitas

Jika A dan B dua kejadian sembarang, maka

P(A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩ B)

Jika A dan B kejadian yang saling terpisah, maka

P(A∪ B) = P(A) + P(B)

Jika A dan A’ adalah kejadian salingberkomplemen, maka

P(A’) =  1 – P(A)

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

34

Probabilitas Bersyarat

Probabilitas bersyarat (conditional probability) B jika diketahui A

( ) ( )( )

( ) 0 jika  ;| >∩

= APAP

BAPABP

Kejadian A dan B dapat terjadi pada suatu percobaan

( ) ( ) ( ) ( ) ( )BAPBPABPAPBAP || ==∩

Page 18: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

35

Contoh Probabilitas Bersyarat (#1)

M = pria terpilih

E = orang terpilih berstatus bekerja

Bekerja Tak Bekerja

Pria 460 40

Wanita 140 260

( )

( )

( )30

23

32

4523|

45

23

900

460

3

2

900

600

==

==∩

==

EMP

MEP

EP

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

36

Contoh Probabilitas Bersyarat (#2)

Diberikan sekumpulan kartu bridge yang terdiri atas 52 kartu.

Dua buah kartu diambil satu per satu tanpa pengembalian

Probabilitas kartu heart terpilih pada dua pengambilan ?

A1 = kejadian kartu heart yang terambil pada pengambilan I

A2 = kejadian kartu heart yang terambil pada pengambilan II

( )

( )

( )17

1

17

4

4

1

17

4

51

124

1

52

13

21

2

1

=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩

==

==

AAP

AP

AP

Page 19: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

37

52 Kartu,13 heart

39 Nonheart

51 Kartu12 Heart

39 Nonheart

51 Kartu13 Heart

38 Nonheart

( )4

1

52

131 ==AP

( )17

4

51

12| 12 ==AAP

( )17

1

17

4

4

121 =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩ AAP

( )68

13

17

13

4

1'21 =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩ AAP

( )68

13

51

13

4

3' 21 =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩AAP

( )68

38

51

38

4

3'' 21 =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩AAP

A1

A’1

A2

A’2

A2

A’2

( )17

13

51

39|' 12 ==AAP

( )4

3

52

39'1 ==AP

( )51

13'| 12 =AAP

( )51

38'|' 12 =AAP

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

38

Contoh Probabilitas Bersyarat (#3)

Kotak pertama terdiri atas 4 bola putih dan 3 bola hitam, dankotak kedua terdiri atas 3 bola putih dan 5 bola hitam. 

Sebuah bola diambil dari kotak pertama dan ditempatkan (tanpaterlihat) ke kotak kedua. 

Probabilitas bahwa sebuah yang diambil dari kotak kedua adalahhitam? 

H1 = kejadian bola hitam yang terpilih dari kotak I

P1 = kejadian bola putih yang terpilih dari kotak I

H2 = kejadian bola hitam yang terpilih dari kotak II

P2 = kejadian bola putih yang terpilih dari kotak II

Page 20: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

39

( ) ( )[ ] ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )

( )( ) ( )( )6338

95

74

96

73

121121

21212121

                                          

                                          

||                                          

=

+=

+=∩+∩=∩∪∩

PHPPPHHPHP

HPPHHPHPHHP

Kotak I4P, 3H

Kotak II3P,6H

Kotak II4P,5H

( )7

31 =HP

( )7

41 =PP

( )9

6| 12 =HHP

( )9

3| 12 =HPP

( )9

5| 12 =PHP

( )9

4| 12 =PPP

( ) ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩

9

6

7

321 HHP

( ) ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩

9

3

7

321 PHP

( ) ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩

9

5

7

421 HPP

( ) ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩

9

4

7

421 PPP

H1

P1

H2

P2

H2

P2

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

40

Kejadian‐Kejadian Saling Bebas

Kejadian‐kejadian A dan B saling bebas(independent) jika

( ) ( ) ( )BPAPBAP =∩

Page 21: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

41

Contoh Kejadian‐Kejadian Bebas (#1)

Diberikan sekumpulan kartu bridge yang terdiri atas 52 kartu.

Dua buah kartu diambil satu per satu dengan pengembalian

Probabilitas kartu heart terpilih pada dua pengambilan ?

A1 = kejadian kartu heart yang terambil pada pengambilan I

A2 = kejadian kartu heart yang terambil pada pengambilan II

( )

( )

( )16

1

4

1

4

1

4

1

52

134

1

52

13

21

2

1

=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩

==

==

AAP

AP

AP

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

42

( )4

1

52

131 ==AP

( )4

1

52

13| 12 ==AAP

( )16

1

4

1

4

121 =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩ AAP

( )16

3

4

3

4

1'21 =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩ AAP

( )16

3

4

1

4

3' 21 =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩AAP

( )16

9

4

3

4

3'' 21 =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=∩AAP

A1

A’1

A2

A’2

A2

A’2

( )4

3

52

39|' 12 ==AAP

( )4

3

52

39'1 ==AP

( )4

1

52

13'| 12 ==AAP

( )4

3

52

39'|' 12 ==AAP

Page 22: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

43

Contoh Kejadian‐Kejadian Bebas (#2)

Sebuah koin (uang logam) yang seimbang dilempar tiga kali.

Probabilitas mendapatkan 2 muka (M) dan 1 belakang (B) ?

Ruang sampel

S = {MMM, MMB, MBM, MBB, BMM, BMB, BBM, BBB}

A = kejadian muncul 2 M dan 1 B

A = {MMB, MBM, BMM}

P(A) = P(MMB) + P(MBM) + P(BMM)

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

44

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( )( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( )( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( )( )( ) 8

381

81

81

81

21

21

21

81

21

21

21

81

21

21

21

=++=

===∩∩=

===∩∩=

===∩∩=

AP

MPMPBPMMBPBMMP

MPBPMPMBMPMBMP

BPMPMPBMMPMMBP

2

1)( =MP

2

1)( =MP

2

1)( =MP

8

1

2

1

2

1

2

1)( =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=MMMP

8

1

2

1

2

1

2

1)( =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=MMBP

8

1

2

1

2

1

2

1)( =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=MBMP

8

1

2

1

2

1

2

1)( =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=MBBP

8

1

2

1

2

1

2

1)( =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=BMMP

8

1

2

1

2

1

2

1)( =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=BMBP

8

1

2

1

2

1

2

1)( =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=BBMP

8

1

2

1

2

1

2

1)( =⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=BBBP

2

1)( =BP

2

1)( =BP

2

1)( =MP

2

1)( =BP

2

1)( =BP

2

1)( =MP

2

1)( =BP

2

1)( =MP

2

1)( =BP

2

1)( =MP

2

1)( =BP

Page 23: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

45

Aturan Bayes (1)

( ) ( )( )

( ) ( )

( ) ( ) ( )

( ) ( )( ) ( )

( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )'|'|

|               

'|

'

'

|

BAPBPBAPBP

BAPBP

ABPABP

ABPABP

ABPABPAP

ABABA

AP

ABPABP

+=

∩+∩∩

=

∩+∩=

∩∪∩=

∩=

B

A

B’

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

46

Aturan Bayes (2)

( ) ( )( )

( ) ( )( ) ( )∑

=

=

=

∩=

n

iii

ii

n

ii

ii

BAPBP

BAPBP

ABP

ABPABP

1

1

|

|               

|B1 B2

B3B4B5

A

Page 24: Dasar Dasar Probabilitas - Solehpunya's Weblog · PDF fileDASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 1 Dasar‐Dasar Probabilitas DASAR‐DASAR PROBABILITAS Suprayogi 2 Ruang Sampel, Titik

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

47

Contoh Aturan Bayes

Dua orang dicalonkan menjadi Bupati. Probabilitas Pak Anu terpilih adalah 0,6; P(A1) = 0,6.Probabilitas Pak Badu terpilih adalah 0,4; P(A2) = 0,4.Jika Pak Anu terpilih, probabilitas kenaikan pajak adalah 0,8; P(B1|A1) = 0,8.Jika Pak Badu terpilih, probabilitas kenaikan pajak adalah 0,1; P(B1|A2) = 0,1.Jika ternyata diketahui terjadi kenaikan pajak, probabilitas bahwa Pak Baduyang terpilih, P(A2|B1)

( ) ( )( ) ( )

( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )

( )( )( )( ) ( )( )0769,0              

1,04,08,06,0

1,04,0               

||

|               

|

212111

212

1211

1212

=+

=

+=

∩+∩∩

=

ABPAPABPAP

ABPAP

BAPBAP

BAPBAP

DASAR‐DASAR PROBABILITASSuprayogi

48

Contoh Pohon Probabilitas

A1

A2

P(A1) = 0,6

P(A2) = 0,4

P(B1| A1) = 0,8

P(B2| A1) = 0,2

P(B1| A2) = 0,1

P(B2| A2) = 0,9

P(A1 ∩ B1) = (0,8)(0,6) = 0,48

P(A1 ∩ B2) = (0,2)(0,6) = 0,12

P(A2 ∩ B1) = (0,1)(0,4) = 0,04

P(A2 ∩ B2) = (0,9)(0,4) = 0,36

B1

B2

B1

B2

( ) ( )( )

( )( ) ( )

0769,0

04,048,0

04,0

|

1211

2

1

1212

=+

=

∩+∩∩

=

∩=

BAPBAP

BAP

BP

BAPBAP