Darinase Polder

Embed Size (px)

Citation preview

MENENTUKAN TATA LETAK SALURAN TERSIER, SALURAN SEKUNDER DAN SALURAN PRIMEROLEH :

CARLITO AMARAL 21080110159001 PRANATA ANGGAKARA 21080110151048

Drainase Kota adalah Jaringan Pembuangan air yang berfungsi mengringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik daru hujan local maupun luapan sungai yang melintas dalam kota (SK Menteri PU No. 233 Tahun 2987) Beberapa pengertian pokok tentang drainase : Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan Drainase Perkotaan adalah system drainase sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari hujan local sehingga tidak menganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia Drainase berwawasan lingkungan adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Terdapat 2 pola yang dipakai :Pola Detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam penampungan Pola Retensi (meresapkan), antara lain dengan membuar sumur resapan, saluran resapan, bidang resapanatau kolam resapan

Pengedali banjir adalah bangunan untuk mengendalikan tinggi muka air agar tidak terjadi limpasan dan atau genangan yang menimbulkan kerugian Badan air adalah sungai, danau, atau laut yang menerima aliran dari sistim drainase perkotaan

Sistem Polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan bangunan fisik, yang meliputi sistem drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi kawasan, serta pompa dan / pintu air, sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air tak terpisahkan. Tujuan dari pengembangan sistem Polder ini adalah untuk memberikan model pengendalian banjir perkotaan yang terpadu. Sistem Polder tersebut diadaptasi dari Negara Belanda dan Singapura. CIRI-CIRI Area reklamasi, dari tanah berawa-rawa, daerah air payau dan lapisan tanah lunak serta basah. Area dikelilingi dan dilindungi oleh tanggul Area pembendungan / penanggulangan dimuara sungai Area direklamasi dari suatu pantai Area terbentuk akibat adanya proses subsudince perlahanperlahan dari muka tanah semula menjadi rendah, dibawah muka air laut, danau, sungai rata-rata (MAR)

Analisis dimensi saluran tersier, sekunder dan primer berdasarkan formula drainase muka air tanah. Berdasarkan debit hujan dari saluran primer, hitung volume aliran (minggu/bulan) Tentukan dimensi kolan tando dari volume aliran rencana (hari, minggu, bulan) sesuai dana yang tersedia dengan pertimbangan efektif dan efisien. Konstruksi kolam tandon ditentukan apakah:

Dinding kolan dengan atau tanpa perkuatan Alas kolam diberi lantai atau tidak.

Semuanya berdasarkan biaya yang tersedia, tetapi disarankan minimal kolam diberi lantai. Penentuan elevasi sisi atas tanggul, berdasarkan data muka air tertinggi dari laut, danau sungai. Kapasitas pompa air ditentukan berdasarkan volume air rencana, sehingga diperlukan dalam 24 jam air pada kolam tando dapat dialirkan. Keperluan pompa sebanyak 3 buah dengan masing-masing bekerja secara otomatis selama 8 jam, sebaiknya masih mengunakan satu pompa cadangan.

Sistem

saluran awal yang melayani kawasan kota tertentu seperti kompleks perumahan, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial. Pengelola: Masyarakat, pengembang atau instansi lainnya. Saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumah-rumah. Umumnya saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan.

Ketentuan umum untuk desain drainase tersier, agar dapat menghindari kerusakan bahu jalan akibat genangan dan erosi harus memperhatikan hal hal sebagai berikut : Ketinggian permukaan bibir drainase tersier di sisi jalan tidak boleh lebih tinggi dari bahu jalan (disesuaikan dengan kondisi jalan) Kemiringan as jalan menuju ke permukaan bibir drainase tersier di sisi jalan adalah 2-3 %

Konsep drainase yang ramah lingkungan (green infrastructure) diterapkan pada beberapa jenis konstruksi drainase tersier/ lokal, sebagai berikut :

Drainase Tanpa Perkerasan Drainase Dengan Perkerasan Drainase Swale Parit Infiltrasi

1. Drainase Tanpa Perkerasan

Kemiringan longitudinal < 4 %, direkomendasikan antara 12% Baik digunakan pada tanah yang memiliki kapasitas infiltrasi tinggi. Penampang saluran berbentuk trapesium, kemiringan lereng antara (1:1,5) hinga (1:3); Luas penampang basah minimum 0,5 m2. Untuk bentuk trapesium dengan kemiringan lereng (1:1,5), lebar dasar saluran adalah sekitar 0,4 m Untuk kompleks perumahan, saluran didesain untuk menampung debit perode ulang 5 tahun. Dapat digunakan dengan baik pada permukiman dengan kepadatan rendah, dan sulit diaplikasikan untuk permukiman dengan kepadatan tinggi. Perbedaan antara elevasi dasar saluran dengan elevasi muka air tanah sebaiknya lebih dari 60 cm. Luas maksimum daerah tangkapan hujan sekitar 2 Ha.

BENTUK

KRITERIA DESAIN

2. Drainase Dengan Perkerasan

Baik digunakan pada tanah yang mudah tererosi. Pada lahan yang terbatas, dapat digunakan penampang saluran berbentuk persegi. Dapat digunakan dengan baik pada permukiman dengan kepadatan tinggi dan pada lahan dengan kemiringan yang terjal.KRITERIA DESAIN

BENTUK

3. Drainase Swale1. Drainase Swale Sistem Kering Struktur ini adalah berupa drainase yang diberi vegetasi (rumput) serta lapisan penyaring di dasar saluran untuk mencegah lapisan tanah terbawa oleh aliran air. Karena kondisinya yang hampir selalu kering, struktur ini baik untuk digunakan di daerah permukiman. 2. Drainase Swale Sistem Tergenang

Struktur ini adalah berupa drainase dengan vegetasi (rumput) pada daerah rawa atau daerah yang memiliki elevasi muka air tanah yang tinggi. Jika muka air tinggi, struktur ini tergenang oleh air sedangkan jika muka air rendah, struktur ini kering.

Kemiringan longitudinal < 4% Kemiringan lereng (1:2) atau lebih landai, direkomendasikan (1:4) Lebar dasar saluran 0,5 2,5 m Didesain untuk menampung debit periode ulang 25 tahun dengan freeboard sekitar 15 cm Dapat digunakan dengan baik pada permukiman dengan kepadatan tinggi Luas maksimum daerah tangkapan hujan sekitar 2,5 HaCRITERIA DESAIN

TIPE DRAINASE SWALE

4. Parit Infiltrasi

Secara umum struktur ini adalah berupa parit yang diisi oleh agregat batu sehingga memungkinkan penyerapan limpasan air hujan melalui dinding dan dasar parit. Parit infiltrasi didesain dengan lapisan filter dan kemudian diisi oleh batu kerikil sehingga parit ini dapat berfungsi sebagai reservoir bawah tanah yang dapat menampung beban air limpasan hujan sesuai rencana. Air limpasan hujan yang tertampung dalam parit ini diharapkan berangsurangsur akan menyerap ke dalam tanah. Sistem ini memerlukan struktur pencegah sedimen, sehingga sedimen yang mengalir bersama air limpasan hujan dapat tertahan dan tidak ikut masuk ke dalam parit. Struktur tambahan seperti saringan, atau struktur penahan sedimen lainnya perlu di desain bersamaan dengan parit infiltrasi.

Luas maksimum daerah tangkapan hujan sekitar 2,5 Ha. Tingkat infiltrasi tanah harus lebih besar dari 1,5 cm/jam. Kedalaman parit antara 1 2,5 m diisi dengan agregat batu berdiameter 4 7 cm. Memerlukan adanya struktur pencegah sedimen dan sumur pengamatan perkolasiKRITERIA DESAIN

BENTUK

Pemeliharaan saluran tersier meliputi kegiatan sebagai berikut :

Pemotongan rumput pada lereng dan tanggul saluran. Pembersihan saluran meliputi pengangkatan kotoran atau rumput ditengah saluran. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemotongan rumput ditepi saluran. Pembentukan dan perapihan tanggul saluran tersier. Hal ini dilakukan bila terjadi kerusakan tanggul akibat retakan/longsoran. Selain memelihara saluran tersier bangunan yang ada di saluran seperti pintu air yang dipelihara. Penimbunan dan pemadatan timbunan pada bangunan tersier. Penambahan cerucuk gelam pada sayap bangunan tersier untuk menahan benturan langsung pada bagian sayap dan memperkokoh bangunan tersier. Penanaman rumput pada lereng bangunan yang berfungsi sebagai pengaman lereng dari erosi/ longsor.

Pemeliharaan yang harus dilakukan adalah :

Saluran

terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer. Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan. Meneruskan air ke saluran primer.

Saluran

primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluransaluran sekunder. Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Aliran dari saluran primer langsung dialirkan ke badan air. Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan penerima air.