1
UNIVERSITAS Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, kemarin, mewisu- da 516 sarjana (S-1), 153 magis- ter (S-2), dan 16 ahli madya (D-3) dari berbagai jurusan. Dengan acara wisuda ke-61 Unissula Semarang, di lantai III Fakultas Kedokteran Unissula, itu berarti perguruan tinggi tersebut sejak didirikan telah meluluskan 20.354 sarjana (S-1), 1.489 magister (S-2) teknik, hukum, dan manajemen, serta 1.586 ahli madya (D-3). Rektor Unissula Semarang Laode M Kamaluddin menga- takan acara wisuda bagi sarjana merupakan tahapan fase kehi- dupan. Setelah menyandang gelar sarjana, para lulusan akan meneruskan ke fase berikutnya, yakni di dunia nyata. Fase ini para lulusan dituntut mengem- bangkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama menjadi mahasiswa. “Perpindahan fase ini menja- di poin yang terpenting, karena setelah melalui tahap penca- rian kini harus menghadapi fase yang sangat berwarna di dunia nyata dengan berbagai dilema yang harus dihadapi,” kata Laode. Untuk meraih sukses ke de- pan, saran Laode, wisudawan dan wisudawati hendaknya mampu mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di Unis- sula yang telah mencetak men- jadi generasi khaira ummah, yang menjadi ciri khas para alumnus. ‘’Dalam menjalani kehidup- an, hendaknya tetap meniru pribadi Rasulullah yang penuh dengan kasih sayang, kejujuran, ketekunan, ketabahan, dan juga berani dalam berkarya.’’ Laode mencontohkan, di du- nia kerja orang akan berlomba untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan me- naikkan harga. Namun, tambahnya, Rasu- lullah mempunyai pandangan yang berbeda, yaitu menekan keuntungan dan memilih me- ningkatkan volume penjualan. ‘’Sehingga, dalam berbisnis dengan beliau akan merasa nyaman dan secara otomatis pundi-pundi keuntungan akan terus mengalir.’’ (AS/N-1) ANTARA/MUSYAWIR MENTERI Pertanian Suswono yakin tidak ada yang dirugikan dalam kasus merebaknya ulat bulu di sejumlah daerah. Ka- rena itu, pemerintah tidak akan memberikan bantuan apa pun untuk petani yang tanamannya jadi korban. “Wabah ulat bulu yang me- nyerang tujuh kecamatan di Probolinggo, Jawa Timur, dan Tanjung Duren, Jakarta Ba- rat, tidak merusak tanaman pangan. Ulat hanya menye- ßrang daun pada inang pohon mangga,” kata dia, di Jakarta, kemarin. Ia menambahkan, ketika daun dari pohon itu sudah ha- bis, dalam waktu 2-3 minggu, daun akan tumbuh kembali, bahkan lebih segar. Dari sisi ekonomi, para petani tidak dirugikan. Mereka hanya me- ngalami dampak psikologis karena terkejut. “Setelah daun mangga habis, daun akan tum- buh lebih lebat, buahnya juga lebih bagus dan lebih baik,” tandas Suswono. Dari sejumlah daerah di- laporkan, serangan ulat bulu terus meluas, kemarin. Di Bo- jonegoro, Jawa Timur, serang- an meluas hingga ke tujuh kecamatan setelah sebelumnya hanya ditemukan di tiga keca- matan. Dinas pertanian menga- ku kewalahan mengendalikan populasi ulat. “Kami tidak mampu mence- gah ulat menjalar ke empat ke- camatan lagi, pekan ini. Upaya yang dilakukan sebatas me- nyemprotkan pestisida,” kata Tidak Ada Bantuan bagi Korban Ulat Bulu Ratusan Sarjana Unissula Diwisuda SEKOLAH TERENDAM: Penjaga sekolah membersihkan ruang kelas SDN 2 Tapaan yang terendam banjir di Bugulkidul, Kota Pasuruan, Jawa Timur, kemarin. Banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Petung itu juga merendam ratusan hektare sawah, rumah warga, sekolah, dan perkantoran di empat kelurahan di wilayah Kecamatan Bugulkidul. Pemerintah menyiapkan Rp57 miliar untuk pemutihan kredit bermasalah korban letusan Gunung Merapi. Dana Rekonstruksi dan Rehabilitasi Merapi Rp1,35 T M ya da bu re m un jad ny Pr Ta ra pa ßr m ke da bi da ba ek di ng ka m bu leb ta la te jon an ke ha m ku po ga ca ya ny UNTUK ketiga kalinya dalam satu bulan ini, warga Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diharu biru banjir. Kemarin, luapan air datang lagi ke Desa Fafoe, Lasaen, dan Umato’os. Warga sudah mengungsi sejak awal pekan lalu saat air meng- genangi rumah tinggal mereka. Tinggi genangan yang makin bertambah membuat warga ti- dak bisa kembali ke rumah. Kepala Desa Fafoe Yoseph Klau Seran mengatakan banjir kali ini kiriman dari hulu Sungai Benanain di Kabupaten Timor Te- ngah Selatan dan Timor Tengah Utara. “Kami sudah kewalahan dengan banjir, yang terus ber- tambah tinggi,” ujarnya. Musibah di wilayah itu, yang sudah berlangsung terus- menerus dalam satu bulan ter- akhir, terjadi akibat tanggul penahan banjir Sungai Benanain jebol sepanjang 60 meter. Air su- ngai yang terus meluap berbelok masuk ke areal permukiman. Banjir pertama beberapa wak- tu lalu menggenangi 12 desa di lima kecamatan. Sebanyak 662 rumah rusak berat, 981 unit rumah rusak ringan, dan 194 hektare areal pertanian hancur. Musibah itu juga mengakibatkan satu orang tewas. Hujan deras juga menyebab- kan ratusan rumah di Kelurahan Gedung Nasional, Kecamatan Ta- mansari, Pangkalpinang, Bangka Belitung, kebanjiran. “Daerah ini selalu menjadi langganan banjir, jika hujan turun deras,” kata Edi Karim, warga. Warga masih enggan meng- ungsi. Mereka berharap banjir segera surut. Banjir juga melanda sebagian kawasan Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Barat sejak dua hari ter- akhir. Hujan lebat mengakibatkan Sungai Krueng Lamie dan Sungai Krueng Tripa meluap. Di Kecamatan Tipa Makmur, Nagan Raya, ratusan rumah warga terendam banjir. Warga terpaksa mengungsi ke sejumlah lokasi yang lebih tinggi. “Tidak ada korban, karena kami cepat mengungsi dengan mendahulukan anak-anak dan orang lanjut usia,” kata Ibnu, warga. (PO/RF/MR/N-2) Banjir lagi di Malaka Barat MENYEBAR KE KEDIRI: Ulat bulu yang menempel di batang pohon diambil petugas dari dinas pertanian sebagai sampel di Badas, Kediri, Jawa Timur, kemarin. Hama ulat bulu saat ini telah menyebar di dua kecamatan di Kabupaten Kediri, yakni Kecamatan Badas dan Kecamatan Semen. ANTARA/ARIEF PRIYONO Kami sudah kewalahan dengan banjir yang terus bertambah tinggi.” Yoseph Klau Seran Kepala Desa Fafoe SABTU, 16 APRIL 2011 7 N USANTARA ARDI TERISTI HARDI K EMENTERIAN Kope- rasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) akan memulihkan dari awal perekonomian korban letusan Gunung Merapi. Untuk itu, pihaknya akan memberi bantuan, baik berupa penguatan usaha maupun modal, sosial, atau dana bergulir. “Jenis bantuannya akan dise- suaikan sesuai dengan pelaku koperasinya,” kata Menteri Ko- perasi dan Usaha Kecil Mene- ngah (UKM) Syariefuddin Hasan, di Yogyakarta, seusai menghadiri ujian doktor Tauq Effendi di Fakultas Hukum Uni- versitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, kemarin. Kredit usaha rakyat (KUR), tambahnya, perlu didorong agar bisa terserap masyarakat di daerah Gunung Merapi. Syariefuddin Hasan meng- ungkapkan pihaknya juga akan melakukan pemutihan kredit bermasalah korban Merapi. Menurutnya, pemutihan kredit korban Merapi yang terbanyak dari Kementerian Koperasi dan UKM. “Kita sudah mencatat kredit-kredit yang bermasalah,” ungkapnya. Untuk memutihkan kredit bermasalah tersebut, Kemente- rian Koperasi dan UKM telah menyediakan Rp57 miliar. Peta kawasan Dari Jakarta dilaporkan, Ke- pala Badan Nasional Penanggu- langan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menyatakan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekons- truksi bencana Gunung Merapi mencapai Rp1,35 triliun. Dana itu digunakan untuk periode 2011 hingga 2013. Perkiraan dana itu terdiri atas kebutuhan di lima sektor, yakni perumahan Rp247 miliar, infrastruktur Rp417,7 miliar, ekonomi Rp222,2 miliar, sosial Rp149.3 miliar, dan lintas sektor Rp314,6 miliar. Syamsul Maarif mengungkap- kan kebutuhan itu telah mem- pertimbangkan erupsi merapi dan lahar dingin yang terus ber- langsung. Menurutnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mine- ral (ESDM) telah diperintahkan untuk membuat peta kawasan terdampak dan tidak terdampak untuk mempersiapkan relokasi dalam penanggulangan bencana Merapi. “Kami juga meminta Menteri Pekerjaan Umum untuk mem- buat peta tata ruang. Kemudian dari tata ruang, mana yang tidak boleh ada penduduk dan mana daerah yang digunakan untuk tempat relokasi,” ungkapnya seusai rapat. Proses relokasi itu tidak mu- dah karena kawasan Gunung Merapi terletak di Jawa Tengah dan DIY, yang merupakan ka- wasan padat penduduk. Peta tata ruang mencapai 1 berban- ding 10.000. Ia mengutarakan, untuk DIY, jumlah kepala keluarga (KK) yang harus direlokasi diperki- rakan mencapai 2.682 KK, se- dangkan di Jawa Tengah 174 KK. Namun, jumlah ini bisa berkurang jika pemerintah men- dapatkan peta yang tepat. Peta tersebut dapat mendetailkan daerah berbahaya sehingga lebih mengerucut. “Pertimbangan relokasi ini adalah lahar panas di Sleman dan lahar dingin di Magelang,” jelasnya. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengungkapkan relokasi itu mencakup perluasan lahan hutan lindung di Kawasan Ta- man Nasional Gunung Merapi. Kepala Bidang Produksi Tanam- an Pangan dan Hortikultura Bojonegoro Agus Heryana. Di daerah ini, hama itu me- nyerang tanaman berbatang keras, seperti tanaman pene- duh jenis sonokeling dan jambu air. Jika di daerah lain ulat bulu dibasmi dengan pestisida dan insektisida, warga di Demak memilih mengumpulkan se- mut cangkrang (rangrang) dan disebarkan di tanaman yang digerogoti ulat bulu. Sebaran pemangsa ulat bulu itu dilaku- kan di batang tanaman mangga dan jambu air. “Pestisida mahal. Saya se- ngaja membeli semut cangkrang dari pedagang pakan burung,” aku Mohammaun, 46, warga Sayung, Demak. Di Bali, pemerintah provinsi menyediakan layanan pengo- batan gratis, bagi warga yang menderita gatal-gatal akibat ulat bulu. “Warga yang terkena serangan ulat bisa berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, tanpa biaya. Seluruh biaya akan ditanggung peme- rintah dengan Jaminan Kese- hatan Bali Mandara,” tandas Kepala Dinas Kesehatan Bali Nyoman Sutedja. Serangan ulat bulu di Kelu- rahan Tipes, Serengan, Sura- karta, Jawa Tengah, membuat dinas kesehatan membentuk tim pemantau. Mereka sudah diterjunkan ke lapangan untuk meneliti keberadaan ulat bulu pada tanaman warga. (Tim/N-2) Ia menyatakan sekitar 1.310 ha lahan harus dihutankan demi keamanan. Kawasan itu terbagi dalam 1.300 ha di DIY dan 10 ha di Jawa Tengah. “Kawasan ini adalah wilayah berbahaya yang sudah tidak mungkin dihuni lagi. Pengosongan kawasan ini juga sudah memperhitungkan kemungkinan letusan di masa depan yang lebih banyak menga- rah ke kawasan Yogyakarta.” Kebutuhan dana untuk mem- beli dan menghutankan 1.310 hek- tare lahan itu mencapai Rp292,5 miliar di DIY dan Rp3,75 miliar di kawasan Jawa Tengah. De- ngan catatan, jelas Maarif, tidak semua lahan yang dihutankan itu saat ini milik masyarakat karena sebagian lahan sebelumnya juga sudah berupa hutan, sungai, dan sebagainya. Hutan lindung akan memper- luas Taman Nasional Gunung Merapi yang kini tercatat memi- liki luas 6.400 ha. Juru Bicara Wapres Yopie Hi- dayat mengatakan, di DIY, per- mukiman warga akan dipindah- kan ke tanah kas desa yang seka- rang merupakan lokasi hunian sementara. Pemerintah juga akan memberikan kompensasi kepada desa yang tanahnya ter- pakai menjadi hunian permanen untuk relokasi. (AO/N-1) [email protected] k m P p le AR da let itu ba us ata su ko pe ng H m Ef ve Yo ta ag da un m be M ko da

Dana Rekonstruksi dan Rehabilitasi Merapi Rp1,35 T · pala Badan Nasional Penanggu-langan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menyatakan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekons-truksi bencana

  • Upload
    vodang

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dana Rekonstruksi dan Rehabilitasi Merapi Rp1,35 T · pala Badan Nasional Penanggu-langan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menyatakan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekons-truksi bencana

UNIVERSITAS Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, kemarin, mewisu-da 516 sarjana (S-1), 153 magis-ter (S-2), dan 16 ahli madya (D-3) dari berbagai jurusan.

Dengan acara wisuda ke-61 Unissula Semarang, di lantai III Fakultas Kedokteran Unissula, itu berarti perguruan tinggi tersebut sejak didirikan telah meluluskan 20.354 sarjana (S-1), 1.489 magister (S-2) teknik, hukum, dan manajemen, serta 1.586 ahli madya (D-3).

Rektor Unissula Semarang Laode M Kamaluddin menga-takan acara wisuda bagi sarjana merupakan tahapan fase kehi-dupan.

Setelah menyandang gelar sarjana, para lulusan akan meneruskan ke fase berikutnya, yakni di dunia nyata. Fase ini para lulusan dituntut mengem-bangkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama menjadi mahasiswa.

“Perpindahan fase ini menja-di poin yang terpenting, karena setelah melalui tahap penca-rian kini harus menghadapi fase yang sangat berwarna di

dunia nyata dengan berbagai dilema yang harus dihadapi,” kata Laode.

Untuk meraih sukses ke de-pan, saran Laode, wisudawan dan wisudawati hendaknya mampu mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di Unis-sula yang telah mencetak men-jadi generasi khaira ummah, yang menjadi ciri khas para alumnus.

‘’Dalam menjalani kehidup-an, hendaknya tetap meniru pribadi Rasulullah yang penuh dengan kasih sayang, kejujuran, ketekunan, ketabahan, dan juga berani dalam berkarya.’’

Laode mencontohkan, di du-nia kerja orang akan berlomba untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan me-naikkan harga.

Namun, tambahnya, Rasu-lullah mempunyai pandangan yang berbeda, yaitu menekan keuntungan dan memilih me-ningkatkan volume penjualan. ‘’Sehingga, dalam berbisnis dengan beliau akan merasa nyaman dan secara otomatis pundi-pundi keuntungan akan terus mengalir.’’ (AS/N-1)

ANTARA/MUSYAWIR

MENTERI Pertanian Suswono yakin tidak ada yang dirugikan dalam kasus merebaknya ulat bulu di sejumlah daerah. Ka-rena itu, pemerintah tidak akan memberikan bantuan apa pun untuk petani yang tanamannya jadi korban.

“Wabah ulat bulu yang me-nyerang tujuh kecamatan di Probolinggo, Jawa Timur, dan Tanjung Duren, Jakarta Ba-rat, tidak merusak tanaman pangan. Ulat hanya menye-ßrang daun pada inang pohon mangga,” kata dia, di Jakarta, kemarin.

Ia menambahkan, ketika daun dari pohon itu sudah ha-bis, dalam waktu 2-3 minggu, daun akan tumbuh kembali, bahkan lebih segar. Dari sisi ekonomi, para petani tidak dirugikan. Mereka hanya me-ngalami dampak psikologis karena terkejut. “Setelah daun mangga habis, daun akan tum-buh lebih lebat, buahnya juga lebih bagus dan lebih baik,” tandas Suswono.

Dari sejumlah daerah di-laporkan, serangan ulat bulu terus meluas, kemarin. Di Bo-jonegoro, Jawa Timur, serang-an meluas hingga ke tujuh ke camatan setelah sebelumnya hanya ditemukan di tiga keca-matan. Dinas pertanian menga-ku kewalahan mengendalikan populasi ulat.

“Kami tidak mampu mence-gah ulat menjalar ke empat ke-camatan lagi, pekan ini. Upa ya yang dilakukan sebatas me-nyemprotkan pestisida,” kata

Tidak AdaBantuan bagi Korban Ulat Bulu

Ratusan Sarjana Unissula Diwisuda

SEKOLAH TERENDAM: Penjaga sekolah membersihkan ruang kelas SDN 2 Tapaan yang terendam banjir di Bugulkidul, Kota Pasuruan, Jawa Timur, kemarin. Banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Petung itu juga merendam ratusan hektare sawah, rumah warga, sekolah, dan perkantoran di empat kelurahan di wilayah Kecamatan Bugulkidul.

Pemerintah menyiapkan Rp57 miliar untuk pemutihan kredit bermasalah korban letusan Gunung Merapi.

Dana Rekonstruksi dan Rehabilitasi Merapi Rp1,35 T

Myadaburemunjad

nyPrTarapaßrmke

dabidabaekdingkambulebta

latejonankehamkupo

gacayany

UNTUK ketiga kalinya dalam satu bulan ini, warga Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diharu biru banjir. Kemarin, luapan air datang lagi ke Desa Fafoe, Lasaen, dan Umato’os.

Warga sudah mengungsi sejak awal pekan lalu saat air meng-genangi rumah tinggal mereka. Tinggi genangan yang makin bertambah membuat warga ti-dak bisa kembali ke rumah.

Kepala Desa Fafoe Yoseph Klau Seran mengatakan banjir kali ini kiriman dari hulu Sungai Benanain di Kabupaten Timor Te-ngah Selatan dan Timor Tengah Utara. “Kami sudah kewalahan dengan banjir, yang terus ber-tambah tinggi,” ujarnya.

Musibah di wilayah itu, yang sudah berlangsung terus-menerus dalam satu bulan ter-akhir, terjadi akibat tanggul penahan banjir Sungai Benanain jebol sepanjang 60 meter. Air su-ngai yang terus meluap berbelok masuk ke areal permukiman.

Banjir pertama beberapa wak-tu lalu menggenangi 12 desa di lima kecamatan. Sebanyak 662 rumah rusak berat, 981 unit rumah rusak ringan, dan 194 hektare areal pertanian hancur. Musibah itu juga mengakibatkan satu orang tewas.

Hujan deras juga menyebab-kan ratusan rumah di Kelurahan Gedung Nasional, Kecamatan Ta-mansari, Pangkalpinang, Bangka Belitung, kebanjiran. “Daerah ini selalu menjadi langganan banjir, jika hujan turun deras,” kata Edi Karim, warga.

Warga masih enggan meng-ungsi. Mereka berharap banjir segera surut.

Banjir juga melanda sebagian kawasan Kabupaten Nagan Ra ya dan Aceh Barat sejak dua hari ter-akhir. Hujan lebat mengakibatkan Sungai Krueng Lamie dan Sungai Krueng Tripa meluap.

Di Kecamatan Tipa Makmur, Nagan Raya, ratusan rumah warga terendam banjir. Warga terpaksa mengungsi ke sejumlah lokasi yang lebih tinggi.

“Tidak ada korban, karena kami cepat mengungsi dengan mendahulukan anak-anak dan orang lanjut usia,” kata Ibnu, warga. (PO/RF/MR/N-2)

Banjir lagi di Malaka Barat

MENYEBAR KE KEDIRI: Ulat bulu yang menempel di batang pohon diambil petugas dari dinas pertanian sebagai sampel di Badas, Kediri, Jawa Timur, kemarin. Hama ulat bulu saat ini telah menyebar di dua kecamatan di Kabupaten Kediri, yakni Kecamatan Badas dan Kecamatan Semen.

ANTARA/ARIEF PRIYONO

Kami sudah kewalahan

dengan banjir yang terus bertambah tinggi.”

Yoseph Klau SeranKepala Desa Fafoe

SABTU, 16 APRIL 2011 7NUSANTARA

ARDI TERISTI HARDI

KEMENTERIAN Kope-rasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) akan memulihkan

dari awal perekonomian korban letusan Gunung Merapi. Untuk itu, pihaknya akan memberi bantuan, baik berupa penguatan usaha maupun modal, sosial, atau dana bergulir.

“Jenis bantuannya akan dise-suaikan sesuai dengan pelaku koperasinya,” kata Menteri Ko-pe rasi dan Usaha Kecil Mene-ngah (UKM) Syariefuddin Hasan, di Yogyakarta, seusai menghadiri ujian doktor Taufi q Effendi di Fakultas Hukum Uni-versitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, kemarin.

Kredit usaha rakyat (KUR), tambahnya, perlu didorong agar bisa terserap masyarakat di daerah Gunung Merapi.

Syariefuddin Hasan meng-ungkapkan pihaknya juga akan melakukan pemutihan kredit bermasalah korban Merapi. Menurutnya, pemutihan kredit korban Merapi yang terbanyak dari Kementerian Koperasi dan

UKM. “Kita sudah mencatat kredit-kredit yang bermasalah,” ungkapnya.

Untuk memutihkan kredit bermasalah tersebut, Kemente-rian Koperasi dan UKM telah menyediakan Rp57 miliar.

Peta kawasanDari Jakarta dilaporkan, Ke-

pala Badan Nasional Penanggu-langan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menyatakan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekons-truksi bencana Gunung Merapi mencapai Rp1,35 triliun. Dana itu digunakan untuk periode 2011 hingga 2013.

Perkiraan dana itu terdiri atas kebutuhan di lima sektor, yakni perumahan Rp247 miliar, infrastruktur Rp417,7 miliar, ekonomi Rp222,2 miliar, sosial Rp149.3 miliar, dan lintas sektor Rp314,6 miliar.

Syamsul Maarif mengungkap-kan kebutuhan itu telah mem-pertimbangkan erupsi merapi dan lahar dingin yang terus ber-langsung.

Menurutnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mine-ral (ESDM) telah diperintahkan

untuk membuat peta kawasan terdampak dan tidak terdampak untuk mempersiapkan relokasi dalam penanggulangan bencana Merapi.

“Kami juga meminta Menteri Pekerjaan Umum untuk mem-buat peta tata ruang. Kemudian dari tata ruang, mana yang tidak boleh ada penduduk dan mana daerah yang digunakan untuk tempat relokasi,” ungkapnya seusai rapat.

Proses relokasi itu tidak mu-dah karena kawasan Gunung Merapi terletak di Jawa Tengah dan DIY, yang merupakan ka-wasan padat penduduk. Peta tata ruang mencapai 1 berban-ding 10.000.

Ia mengutarakan, untuk DIY, jumlah kepala keluarga (KK) yang harus direlokasi diperki-rakan mencapai 2.682 KK, se-dangkan di Jawa Tengah 174 KK. Namun, jumlah ini bisa berkurang jika pemerintah men-dapatkan peta yang tepat. Peta tersebut dapat mendetailkan dae rah berbahaya sehingga lebih mengerucut. “Pertimbangan relokasi ini adalah lahar panas di Sleman dan lahar dingin di Magelang,” jelasnya.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengungkapkan relokasi itu mencakup perluasan lahan hutan lindung di Kawasan Ta-man Nasional Gunung Merapi.

Kepala Bidang Produksi Ta nam-an Pangan dan Hortikultura Bojonegoro Agus Heryana.

Di daerah ini, hama itu me-nyerang tanaman berbatang ke ras, seperti tanaman pene-duh jenis sonokeling dan jambu air.

Jika di daerah lain ulat bulu dibasmi dengan pestisida dan insektisida, warga di Demak me milih mengumpulkan se-mut cangkrang (rangrang) dan disebarkan di tanaman yang digerogoti ulat bulu. Sebaran pemangsa ulat bulu itu dilaku-kan di batang tanaman mangga dan jambu air.

“Pestisida mahal. Saya se-ngaja membeli semut cangkrang dari pedagang pakan burung,” aku Mohammaun, 46, warga Sayung, Demak.

Di Bali, pemerintah provinsi menyediakan layanan pengo-batan gratis, bagi warga yang menderita gatal-gatal akibat ulat bulu. “Warga yang terkena serangan ulat bisa berobat ke pus kesmas atau rumah sakit ter dekat, tanpa biaya. Seluruh biaya akan ditanggung peme-rintah dengan Jaminan Kese-hatan Bali Mandara,” tandas Kepala Dinas Kesehatan Bali Nyoman Sutedja.

Serangan ulat bulu di Kelu-rahan Tipes, Serengan, Sura-karta, Jawa Tengah, membuat dinas kesehatan membentuk tim pemantau. Mereka sudah diterjunkan ke lapangan untuk meneliti keberadaan ulat bulu pada tanaman warga. (Tim/N-2)

Ia menyatakan sekitar 1.310 ha lahan harus dihutankan demi keamanan. Kawasan itu terbagi dalam 1.300 ha di DIY dan 10 ha di Jawa Tengah. “Kawasan ini adalah wilayah berbahaya yang sudah tidak mungkin dihuni lagi. Pengosongan kawasan ini juga sudah memperhitungkan kemungkinan letusan di masa depan yang lebih banyak menga-rah ke kawasan Yogyakarta.”

Kebutuhan dana untuk mem-beli dan menghutankan 1.310 hek-tare lahan itu mencapai Rp292,5 miliar di DIY dan Rp3,75 miliar di kawasan Jawa Tengah. De-ngan catatan, jelas Maarif, tidak semua lahan yang dihutankan itu saat ini milik masyarakat karena sebagian lahan sebelumnya juga sudah berupa hutan, sungai, dan sebagainya.

Hutan lindung akan memper-luas Taman Nasional Gunung Merapi yang kini tercatat memi-liki luas 6.400 ha.

Juru Bicara Wapres Yopie Hi-dayat mengatakan, di DIY, per-mukiman warga akan dipindah-kan ke tanah kas desa yang seka-rang merupakan lokasi hunian sementara. Pemerintah juga akan memberikan kompensasi kepada desa yang tanahnya ter-pakai menjadi hunian permanen untuk relokasi. (AO/N-1)

[email protected]

km

Pple

AR

daletitubausata

sukopengHmEfveYo

taagda

unmbeMkoda