14
17 Dampak Penggunaan Lem Aibon pada Kalangan Anak dibawah Umur Nur Hidaya 1 , Uswatul Mardliyah 2 1,2 Program Studi Sosiologi, FISIP, Universitas Muhammadiyah Sorong Universitas Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan Lem Aibon pada kalangan anak di bawah umur di kota sorong dan untuk untuk mengathui faktor penyebab anak di bawah umur menghisap lem Aibon di Kota Sorong Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitianini dilakukan di Kota Sorong selama tiga bulan. Populasi penelitian ini yaitu anak-anak di bawah umur yang berada di lingkungan Klademek Kota Sorong. Sampel penelitian yakni sebagaian anak anak yang memakai Lem Aibon dan dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dengan mengacu kepada teori Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak pemakaian Lem Aibon antara lain pengguna melakukan kebut-kebutan saat mengendarai sepeda motor, bolos sekolah, menggunakan kata- kata kasar terhadap orang yang lebuh tua, dan membuat keributan di lingkungan. Adapun faktor penyebab anak-anak memakai lem Aibon antara lain ketidak tahuan mereka mengenai bahaya lem Aibon, teman bergaul, keingina mencoba hal baru, faktor lingkungan bergaul dan kemudahan membeli lem Aibon. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa anaka-anak pengguna lem Aibon di Kota Sorong menjadi salah satu penyebab terjadinya beberapa situasi yang kurang kondusif di Kota Sorong. Kata Kunci: Dampak, Lem Aibon, Anak di Bawah Umur.

Dampak Penggunaan Lem Aibon pada Kalangan Anak dibawah … · 2020. 1. 20. · 17 Dampak Penggunaan Lem Aibon pada Kalangan Anak dibawah Umur Nur Hidaya1, Uswatul Mardliyah2 1,2Program

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 17

    Dampak Penggunaan Lem Aibon pada Kalangan Anak dibawah Umur

    Nur Hidaya1, Uswatul Mardliyah

    2

    1,2Program Studi Sosiologi, FISIP, Universitas Muhammadiyah Sorong Universitas

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan Lem Aibon pada kalangan anak di bawah

    umur di kota sorong dan untuk untuk mengathui faktor penyebab anak di bawah umur menghisap lem

    Aibon di Kota Sorong Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitianini dilakukan di Kota

    Sorong selama tiga bulan. Populasi penelitian ini yaitu anak-anak di bawah umur yang berada di

    lingkungan Klademek Kota Sorong. Sampel penelitian yakni sebagaian anak –anak yang memakai Lem

    Aibon dan dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

    observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dengan mengacu kepada teori

    Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak pemakaian Lem Aibon antara lain

    pengguna melakukan kebut-kebutan saat mengendarai sepeda motor, bolos sekolah, menggunakan kata-

    kata kasar terhadap orang yang lebuh tua, dan membuat keributan di lingkungan. Adapun faktor

    penyebab anak-anak memakai lem Aibon antara lain ketidak tahuan mereka mengenai bahaya lem Aibon,

    teman bergaul, keingina mencoba hal baru, faktor lingkungan bergaul dan kemudahan membeli lem

    Aibon. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa anaka-anak pengguna lem Aibon di Kota Sorong

    menjadi salah satu penyebab terjadinya beberapa situasi yang kurang kondusif di Kota Sorong.

    Kata Kunci: Dampak, Lem Aibon, Anak di Bawah Umur.

  • 18

    PENDAHULUAN

    Masalah sosial merupakan kondisi yang tidak diinginkan karena mengandung unsur-

    unsur yang dianggap merugikan baik dari segi fisik maupun non fisik bagi kehidupan

    bermasyarakat. Lebih dari itu terkandung unsur yang dianggap merupakan pelanggaran dan

    penyimpangan terhadap nilai, norma dan standar sosial tertentu. Seiring dengan perkembangan

    zaman seperti sekarang ini, semakin banyak saja fenomena-fenomena negatif sosial

    kemasyarakatan yang kita lihat pada kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, dimana fenomena-

    fenomena tersebut dapat kita dilihat dari maraknya kejahatan-kejahatan ataupun tindakan-

    tindakan kriminal yang sudah sering terjadi dan sangat meresahkan tatanan kehidupan

    masyarakat.

    Fenomena-fenomena yang timbul di era globalisasi seperti saat ini sudah sangat menonjol

    bahkan tindakan-tindakan tersebut sudah sering terjadi ditengah-tengah masyarakat khususnya

    dikalangan anak dibawah umur.Kejahatan-kejahatan ataupun tindakan-tindakan yang sudah

    marak terjadi dikalangan anak dibawah umur seperti saat ini adalah penyakit yang sudah menjadi

    kebiasaan yang sulit dicegah bagi para anak dibawah umur yaitu menghirup Lem Aibon. Seiring

    dengan lajunya pembagunan dan modermisasi di segala bidang, selain perubahan kearah

    kemajuan bangsa yang semakin berkembang juga terdapat dampak yang tidak diharapkan antara

    lain sejumlah anak-anak di bawah umur mengalami masalah disfungsi social yang memerlukan

    penaganan secara khusus, yaitu anak-anak yang memiliki perilaku menyimpang dari norma

    social maupun norma hukum. Selain itu, Simatupang, J. H.,dkk (2019) menyatakan bahwa

    masalah sosial juga menjadi salah satu permasalahn yang paling mendasar yang harus ditangani

    oleh pemerintah.

    Ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dan proses perkembagan

    dalam suatu masyarakat seiring menjadi penyebab timbulnya penyimpagan social atau tindakan

    kejahatan yang bertentangan dengan norma-norma atau tata sosial masyarakat. Masyarakat atau

    seseorang yang memiliki kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah akan

    banyak mendapat kesulitan dan pengembagan pribadi. Disamping itu, terdapat pula anak yang

    karena satu dan lain hal tidak mempuyai kesempatan memperoleh perhatian baik secara fisik,

    mental maupun social karena keadaan diri yang tidak memadai tersebut, maka baik sengaja

    maupun tidak sengaja seiring juga melakukan tindakan atau perilaku yang dapat merugikan

    dirinya dan/atau masyarakat di sekitar tempat ia tinggal.

  • 19

    Penyimpangan tingkalaku atau perbuatan melangar hokum yang dilakukan oleh anak,

    disebabkan oleh berbagai factor, antara lain adanya dampak negatif dari perkembagan

    pembagunan yang cepat, arus globalisasi di bidang komunikasi dan informasi, kemajuan ilmu

    pengetahuan dan teknologi serta perubahan social yang mendasar dalam kehidupan masyarakat

    dan sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. Selain itu anak yang kurang atau

    memperoleh kasih sayang, asuhan, bimbigan, penyesuaian diri serta pengawasan dari orang tua

    asuh akan mudah terseret dalam arus pergaulan masyarakat dan lingkugan yang kurang sehat dan

    merugikan perkembagan pribadinya. Salah satu bentuk penyimpagan perilaku anak yang

    dilakukan oleh anak yang sedang marak saat ini adalah penggunaan zat aditif jenis lem (inhalen)

    atau yang dikenal dengan istilah “ngelem”.Penggunaan zat aditif jenis lem (inhalen) adalah

    perbuatan menghirup lem cair (seperti; Aica Aibon, Lem Fox dan lain sebagainya). Lem cair

    (seperti; Aica Aibon, lem fox dan lain sebagainya) mengandung zat ether sejenis obat bius ringan

    yang bias menghalusinasi seseorang. Sedangkan orang yang mengalami ketergantungan

    terhadap lem aibon ini menjadi malas, pucat, kurang makan dan daya ingat. Bahayanya, bila

    terlalu sering mengkomsumsi lem cair ini dapat mengakibatkan penyempitan pernapasan dan

    bias menjadi penyebab kematian.

    Lem Aibon merupakan unsur kimia berbahaya, Lem Aibon sebenarnya zat perekat yang

    di pakai untuk merekatkan berbagai benda seperti halnya sendal, sepatu dll, namun zat tersebut

    sering di salah gunakan oleh manusia.Penyebaran pengetahuan negatif tentang menghirup Lem

    Aibon terhadap sesama anak dan pemuda telah menjadi momok di dataran Tanah Papua.Asal

    muasal penyebarannya belum jelas tetapi tentunya kebiasaan buruk ini datangnya dari luar Tanah

    Papua. Penyebaran zat adiktif dan anak pengguna/ penghirup Lem Aibon melalui berbagai

    kebiasaan buruk lainnya seperti, Minuman Keras (Miras), Ganja (Marijuana), Narkoba,

    Penyalagunaan Obat-obatan Rumah Sakit dalam dosis berlebihan (Dextrol, dan berbagai jenis

    obat Batuk dll). Penyebaranya diimbangi oleh rasa ingin tahu atau mahu mencoba oleh kalangan

    para pemuda papua sangat tinggi. Jenis zat Lem Aibon merupakan tergolong dalam zat adiktif

    berbahaya lainnya,sama halnya dengan menghirup minyak Bensin, minyak Tanah dll, di dalam

    zat berbahaya diatas membuat para anak atau pemuda merasakan atau mengalami sensasi positif

    seperti perasaan relaks dan kegembiraan (euphoria) sesaat. Berbagai tindakan perilaku yang

    menyimpang telah menjadi bagian dari kehidupan anak. Daerah perkotaan mempunyai ciri-ciri

    heterogenitas yang tinggi, individualistik dan satu sama lain kurang atau tidak saling mengenal.

  • 20

    Akibatnya menimbulkan sikap acuh tak acuh dan lemahnya kontrol sosial. Kondisi ini

    menyebabkan setiap individu lebih bebas melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya,

    walaupun sudah dewasa dan menyimpang dari nilai-nilai di tetangga mereka. Berbagai upayah

    telah dilakukan oleh Pemerintah untuk mencegah terjadinya kasus penyalagunaan narkotika dan

    zat cair aditif ini, mulai dari tindakan pre-emtif dengan melaksanakan penyuluhan di sekolah-

    sekolah maupun lingkugan masyarakat lainya, namun masih saja kasus penyalahgunaan

    narkotika dan zat aditif tetap terjadi di masyarakat, bahkan sudah merebah di kalangan anak-anak

    usia sekolah.

    Cara-cara diatas dilakukan demi mendapatkan Aibon. Aktivitas mereka tidak lain adalah

    menghabiskan waktu bersama teman untuk berkumpul, menghirup Lem Aibon, makan Pinang,

    bermain Play Station ,bermain sepak bola, jalan-jalan keliling gang rumah warga pada malam

    hari, merupakan aktivitas yang di perhitungkan oleh mereka. Dampak umum yang terasa pada

    anak penghirup Lem Aibon mengakibatkan mereka tidak mempunyai masa depan yang

    cemerlang. Dampak yang dirasakan bila menghirup Lem Aibon dimana organ fisik tubuh anak

    akan mengalami penurunan aktivitas, efek buruk dari zat kimia masuk dalam tubuh membuat

    berbagai anggota tubuh menjadi rusak, mulai dari daya berfikir menurun, Jantung, Paru-paru,

    Hati, Sel Darah (merah dan putih) menjadi terganggu. Seperti jantung akan lambat memompa

    darah sehingga memperlambat oksigen menuju ke otak bila mereka melakukan aktivitas

    berlebihan akan menyebabkan anak mengalami pusing bahkan hingga pingsan. Sungguh ironis

    mereka akan tumbuh menjadi manusia yang tidak mempunyai masa depan karena zat-zat kimia

    merusak seluruh organ di dalam tubuh mereka.

    Dampak langsung yang mereka rasakan dimana lingkungan sosial masyarakatakan

    mengucilkan mereka, masyarakat di lingkungan sosial melihat mereka sebagai manusia kelas

    dua, interaksi terhadap sesama cendrum terganggu karena dampak negatif yang mereka

    jalani.Anak penghirup Lem Aibon juga akan mengalami suatu Sebutan atau Cap khusus yang

    tentunya mengsudutkan mereka seperti, Anak Aibon, Kurus, dan lain-lain. Hal ini disebabkan

    karena penerapan hokum pidana sebagai sarana penangulangan kejahatan yang dilakukan anak

    pada dasarnya bersifat dilematis. Di satu sisi, penggunaan hukum pidana sebagai sarana

    penanggulangan kejahatan yang dilakukan anak dengan menempatkan anak sebagai pelaku

    kejahatan akan menimbulkan dampak negative yang sangat kompleks, tetapi disisi lain

    penggunaan hokum pidana sebagai pilihan yang rasional dan legal. Oleh karena itu dalam upaya

  • 21

    penaganan dampak penggunaan lem aibon yang korbanya adalah anak, maka diperlukan

    pendekatan kebijakan non penal sebagai upaya penanggulagan kejahatan. Kebijakan penaganan

    dampak penggunaan lem aibon di kalangan anak di bawah umur melalui sarana non penal ini

    sangat urgen, mengingat semakin meningkatnya jumlah korban pengunaan lem aibon di

    kalangan anak di bawah umur ini.

    METODOLOGI

    Dalam pelaksanaan penelitian penulis menggunakan metode kualitatif. Tempat penelitian

    dilaksanakan di Kota Sorong khususnya pada seputaran daerah Klademak. Penulis akan

    melakukan penelitian selama tiga bulan.penelitian yang digunakan dalam penulisan ini yang

    bersifat penjelasan (explanatory research). Data primer diperoleh langsung dari pelanggan atau

    penumpang berupa jaawaban terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Data sekunder diperoleh

    langsung dari dokumen yang telah tersedia pada BNN Sorong (Badan Narkotika Nasional)

    mengenai penggunaan lem aibon pada anak – anak dibawah umur. Populasi dalam penelitian ini

    adalah anak –anak dibawah umur yang berada di lingkungan Klademak kota Sorong. Teknis

    yang digunakan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara accidental

    sampling berdasarkan waktu yang dimana disetiap titik lokasi penelitian dilakukan penelitian

    selama sebulan dari pukul 16.00 Wita hingga 22.00 WIT.Sampel dalam penelitian ini adalah

    sebagian anak - anak yang memakai lem aibon.

    Pengumpulan data dilakukan dengan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara

    dan observasi dengan sampel dalam penelitian ini.Selain itu data sekunder diperoleh melalui

    kepustakaan (library research) terhadap peraturan perundang-undagan, jurnal, makalah, dokumen

    atau catatan yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian dikumpulkan menggunakan

    observasi dan wawancara. Data penelitian dianalisis dengan mengacu kepada teori Miles dan

    Huberman.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dampak Pengunaan Lem Aibon

    Dampak atau efek yang ditimbulkan dari menghisap lem aibon tersebut hampir sama

    dengan jenis narkoba yang lain yaitu menyebabkan hanulisasi, sensasi melayang-melayang, dan

    tenang sesaat meskipun efeknya 4-5 jam, lama menghisap lem aibon tergantung dari dari lem

  • 22

    aibon yang ada mulai mongering, terkadang membutuhkan waktu 3-5 jam lamnya akan tetapi

    menurut obserfasi peneliti ada juga yang menghisap lem aibon dengan melakukannya berkali-

    kali dalam sehari ketika efeknya mulai berkurang, seperti yang dikatakan salah satu remaja “AN”

    ia mengatakan disaat menghisap Lem Aibon ia merasa “kencang” dan apabila efeknya mulai

    berkurang ia akan menghisap lagi”.

    Apapun aktifitas, semua aktifitas yang sifatnya negatif pastilah membuahkan dampak

    negatif.Dampak negatif anak di bawa umur yang menghirup lem aibon sangat luas menyebabkan

    tergangunya kesehatan tubuh, putus sekola (Droup Out), Disinteraksi sosial, pemberian cap/label

    khusus, dan tindakan kekerasan oleh aparat keamanan, dll. Di mana tempat peneliti melakukan

    penelitian dampak langsung yang mereka rasakan dimana lingkugan sosial masyarakat akan

    mengucilkan mereka, masyarakat di lingkugan sosial meliat mereka sebagai manusia kelas dua,

    interaksi terhadap sesama cenderung tergangu karena dampak negatif yang mereka jalani. Anak-

    anak penghirup lem aibon juga akan mengalami suatu sebutan atau cap khusus yang tentunya

    mensudutkan mereka seperti, mereka di panggil dengan nama “anak Aibon Kurus”

    Kesimpulan dari pernyataan diatas menunjkkan bahwa remaja yang telah menghisap lem aibon

    merasa fikirannya menjadi tenang dan nyaman itulah mengapa remaja-remaja sekarang banyak

    menghisap lem aibon untuk membuat fikirannya tenang dan menghilangkan stress. Berikut wawancara

    dengan Bp.Amos Alfons, umur 57 tahun salah satu RT di kelurahan Klaligi tempat peneliti melakukan

    penelitian:

    “Sikap atau perilaku dari remaja yang menghisap lem aibon dalam pergaulan sehari-

    hari sama seperti anak-anak yang tidak melakukan perilaku menyimpang. Artinya tidak ada

    batasan dalam pergaulannya dengan remaja seusianya, tetapi berbeda dengan tutur

    bahasanya atau sopan santunya terhadap sesame dalam bertutur kata sedikit lebih kasar dan

    sedikit lebih lantang dalam berbicara baik terhadap temanya ataupun terhadap orang yang

    lebih tua darinya, khususnya orang tuanya, sedangkan sikap dalam berperilakunya lebih

    berani dan mudah tersinggung, dan membuat keributan dan kebut-kebutan dalam

    mengendarai sepeda motor”

    Kesimpulan pernyataan diatas berdasarkan observasi penulis, remaja yang menghisap

    lem aibon dalam pergaulanya sehari-hari tidak ada perbedaan dari remaja yang tidak menghisap

    lem aibon yaitu bergaul dengan orang yang ada dilingkunganya, akan tetapi berbeda dalam hal

    sikap atau perilakunya, perbedaan sikap ini yaitu, sikap dalam berperilaku maupun sikap dalam

  • 23

    bertutur kata, remaja yang menghisap lem aibon memiliki sikap dalam bertutur kata sedikit lebih

    kasar dan sedikit lebih lantang dalam berbicara, baik sesama temanya maupun berbicara dengan

    orang yang lebih tua darinya, sedangkan sikap dalam berperilakunya lebih berani dan mudah

    tersinggung, dan membuat keributan dan kebut-kebutan dalam mengendarai sepeda motor.

    Ancaman akan bahaya lem aibon adalah sangat nyata bagi kesehatan para penggunanya,

    namun perlu juga kita ketahui, tanpa disadari, bahwa penyalagunaanya lem aibon dapat berakibat

    fatal bagi kesehatan para penggunanya, penyalagunaa lem aibon saat ini marak digunakan oleh

    remaja di kota sorong khususna di tempat dimana peneli melakukan penelitian tampa

    memperhatikan kesehatannya. Seperti yang dikatakan oleh salah satu penguna yaitu “Billi” ia

    menyatakan tidak merasakan lapar karena hilang selerah makan dan jantung berdetak lebih

    kencang dan tangannya gemetar seakan ingin bergerak sendiri karena itu adalah efek yang ada

    dalam kandungan Lem Aibon yang mempengaruhi sistem saraf otak.Berikut hasil wawancara

    yang di ungkapkan oleh Bapak Michael Bless,SE umur 45 tahun, sebagai Kepala Kelurahan

    Klaligi sebagai berikut:

    Hal ini terjadi karena lem sangat mudah didapat karena keberadaan illegal sebagai lem,

    hal ini yang menyebabkan penyalagunaan pemakaian lem ini sangat cepat perkembaganya

    terhadap anak-anak atau remaja di Kota Sorong yang cenderung tidak tahu akibat negatif dari

    lem ini, sesaat setelah pemakaian mereka akan merasa senang setelah menggunakanya. Padahal

    zat kandungan lem yaitu Lysergi Acid Diethyilamide (LSD) yang dimasukkan kedalam tubuh

    manusia dihisap melalui hidung itu dapat menguba pikiran suasana hati atau perasaan, dan

    perilaku seseorang. Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan atau

    psikologi. Resiko yang pasti terjadi adalah kerusakan pada sistem saraf dan organ-organ penting

    lainya seperti pernapasan dan paru-paru, serta otak. Oleh karena itu, cara termuda mencegah

    akibat negatif dari menghisap lem aibon adalah tidak mulai menggunakannya sama sekali. Dan

    kepada para orang tua bagi anaknya yang sudah terlanjur kecanduan, supaya melaporkan diri ke

    puskesmas atau rumah sakit terdekat.”Kata lurah klaligi.

    Kesimpulan dari pernyataan di atas menurut hasil observasi penulis remaja yang

    menghisap lem aibon memiliki dampak buruk bagi kesehatan remaja karena zat LSD yang

    terkandung dalam lem aibon, dalam takaran 20 mikrogram LSD sudah dapat mempengaruhi

    susunan saraf pusat yang berakibat pada daya tanggap manusia. Pengguna LSD akan mengalami

    selesma, mual, pening, gemetar, serta tekanan darah dan denyut jantung naik. Dari hasil

  • 24

    observasi penulis menemukan 10 orang penguna lem aibon 5 diantaranya ada yang sudah tidak

    melanjutkan pendidikannya karena malas belajar dan mengalami penurunan konsentrasi dalam

    belajar, akan timbul sifat-sifat akibat penyalagunaan lem tersebut seperti sifat malas, seperti

    yang dikatakan “R” saya mengenal lem aibon dari kelas 1 SMP, pertama-tama saya sering bolos

    tapi masih biasa ke sekolah lama kelamahan saya jadi malas dan saya berhenti sekolah kelas 2

    SMP. Menurut penulis hal ini sangat disayangkan bagi anak-anak generasi papua di kota sorong

    saat ini yang seharusnya menjadi penerus yang diharapkan memiliki akhlak yang terpuji akan

    tetapi dengan adanya perilaku menyimpang menghisap Lem Aibon, membuat akhlak remaja

    semakin buruk. Menurut hasil observasi, remaja yang sudah menghisap lem aibon mempuyai

    nafsu makan yang kurang, dan tidak merasakan kelaparan itulah mengapa banyak diantara

    penguna lem aibon memiliki badan yang kurus, seperti yang dilakukan “A”

    “Waktu saya hisap lem aibon saya tidak rasa lapar, baru kalu makan itu semua dapu

    rasa makanan seperti lem aibon jadi saya malas makan, itu yang bikin saya kurus ni”

    Kesimpulan dari pernyataan di atas menyatakan bahwa ketika ia sudah menggunakan lem

    aibon ia tidak merasakan kelaparan, lalu ketika ia makan sesuatu apa saja ia merasakan bahwa

    semua jenis makanan itu terasa lem aibon dan membuatnya malas untuk makan, itulah penyebab

    badannya menjadi kurus. Menurut hasil observasi dan wawancara penulis remaja yang

    menghisap lem aibon memiliki akhlak yang tercela dan perilaku keagamaan semakin merosot

    seperti yang dikatakan oleh salah satu warga masyarakat bernama jello” orang yang biasah

    menghisap lem aibon yang sering saya temui memiliki sikap yang lebih tidak sopan dalam hal

    berbicara karena menggunakan nada suara yang lebih keras terhadap orang yang lebih tua

    darinya dan kebanyakan diantara mereka tidak lagi menjalankan ibadah sholat.

    Kesimpulan dari pernyantaan di atas bahwa remaja yang menghisap lem aibon memiliki

    akhlak yang buruk karena tidak bersikap sopan dalam bertutur kata terhadap orang yang lebih tua

    darinya dan tidak menjalankan sikap keagamaan yang baik karena tidak menjalankan

    kewajibannya menjalankan ibadah-ibadah.

    Faktor-Faktor Penyebab Menghisap Lem Aibon

    Sebagaian dari anak-anak dibawa umur yang menyalagunakan lem aibon tidak

    mengetahui bahaya dari menghisap lem aibon, factor ketidaktahuan bahaya dari menghisap lem

    aibon inilah salah satu juga menjadi penyebab anak-anak di bawah umur menghisap lem aibon.

    Berdasarkan wawancara peneliti sebagian besar mereka tidak mengetahui apa akibatnya atau

  • 25

    efek bagi kesehatan mereka, tetapi mereka menyadari apa yang diperbuat tidak baik untuk

    kesehatan meraka. Seperti diungkap “AO”, yaitu:

    “Sebenarnya apa yang saya lakukan saya tidaktau kalau berpengaruh bagi kesehatan,

    tetapi saya belum tahu jelas dampak bagi kesehatan”

    Kesimpulan dari perintaan diatas menurut observasi peneliti factor ketidak tahuan inilah

    remaja yang menghisap lem aibon tidak memperhatikan kesehatan mereka dan apa dampak bagi

    kesehatan mereka.

    Temana Bergaul

    Semua remaja yang menghisap lem aibon di atas semuanya dikarenakan oleh pengaruh

    teman sebaya atau teman bergaul.Hal ini dikarenakan remaja merasa ingin diperhatikan di luar

    rumah.Seperti mencari keluarga baru dan ingin mengekpresikan dirinya sesame teman

    sepergaulannya.Seperti di ungkapkan oleh “K” berikut ini:

    “Saya menghisap karena diajak teman yang biasanya berkumpul bersama saya, katanya

    enak dan bias melayang dan mendapatkan informasi tentang ingisap lem dari temannya

    yang menggambarkan hal kenikmatan ketika sudah menghisap lem aibon”

    Kesimpulan dari pernyataan diatas bahwa remaja yang menghisap lem aibon karena

    adanya pengaruh dari teman sepergaulannya cara setiap remaja memang berbeda-beda dalam

    mencari teman untuk menghisap Lem Aibon seperti menggambarkan hal kenikmatan yang bias

    dicapai ketika sudah menghisap Lem Aibon.

    Ingin Mencoba

    Pengaruh teman bergaul menimbulkan keingintahuan yang kuat dan ingin

    mencoba.Faktor adanya rasa ingin tahu yang kuat, remaja akhirnya terdorong untuk menghisap

    lem aibon yang awalnya coba-coba sehingga menimbulkan ketergantugan terhadap aroma lem.

    Seperti yang dilakukan oleh AC, yaitu:

    “Saya awalnya melakukan menghisap lem aibon hanya coba-coba, kata teman saya

    rasanya enak, dan akhirnya kecanduan”

    Jadi kesimpulan dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa pengakuan dari AC di atas

    yang awalnya coba-coba atau rasa ingin tahu yang kuat dan akhirnya marasa ketagihan terhadap

    aroma lem. Salah satu warga mengemukan bahwa perilaku menyimpang tumbuh di kalangan

    masyarakat kota sorong akibat kurang seimbanya masalah ekonomi, dan karena kurangnya

    perhatian dari orang tua mereka terhadap anaknya dan tidak memberikan batasan dengan siapa

  • 26

    saja ia bergaul akan tetapi perhatian yang berlebihannya juga memberikan dampak yang buruk

    bagi anak seperti memberikan uang jajan yang berlebihan sehingga anak memilih kesempatan

    untuk mengunakan uangnya membeli hal-hal diluar dugaan orang tua seperti membeli Lem

    Aibon tersebut dan tidak dipungkiri juga pegaruh ajakan teman-temannya.

    Orang tua responden selain tidak memperhatikan anaknya dalam hal bergaul, dalam hal

    agama juga orang tua responden tidak pernah memarahinya bahkan menasihati jika responden

    tidak shalat. Penuturan pemakai :

    “Saya puya orang tua tidak pusing dengan saya, Saya melakukan apapun di kasi biar

    saja.Saya tidak perna dilarang sama orang tua kalau bergaul dengan sapa saja. Saya

    punya orang tua jarang perhatikan saya bahkan dalam urusan agamapun seperti shalat,

    mengaji saya tidak perna lagi. Waktu saya putus sekolah apalagi tidak sekolah begini.

    Kehidupan sosial mereka juga sama seperti remaja-remaja lainya yang tidak melakukan

    perilaku menyimpang, seperti bergaul, jalan bersama-sama, ngobrol bersama-sama dengan teman

    sekolahnya dan lain-lain, masyarakat sekitar tidak melakukan pengucilan terhadap mereka.

    Karena kebanyakan dari orang disekitar tidak mengetahui kalau mereka menghisap lem aibon

    karena ketika menggunakan lem aibon dilakukan dengan cara sembunyi-sembuyi yaitu di pinggir

    sungai yang sepi dab rumah yang memang jarang atau sedikit penghuninya. Seperti pengakuan

    penguna inisial “A” bahwa ia menghisap lem aibon dengan cara sembunyi-sembunyi dan orang

    tuanya tidak mengetahui kalau dia menghisap lem aibon karena ketika orang tuanya

    mengetahuinya, otomatis ia akan dimarahi dan melarang anaknya untuk menghisap lem aibon

    jadi ia berusaha untuk menyembunyikannya.

    Tetapi ada juga penguna/informan yang orang tuanya sudah mengetahui bahwa anaknya

    telah menghisap lem aibon, seperti pengakuan orang tua informan “ED” yang berinisial “NR”

    bahwa ia perna memasukkan anaknya ke penjara selama 5 hari untuk memberikan efek jera

    terhadap anaknya tersebut akan tetapi sampai saat ini anak itu masih menghisap lem aibon

    karena ketagihan atau kecanduan, anak tersebut tidak lagi melanjutkan pendidikannya dan jarang

    pulang kerumahnya. Menurut penulis alangkah lebih baiknya jika orang tua memperhatikan

    anaknya dengan siapa dia bergaul, dan dimana tempat yang biasa mereka nongkrong. Karena

    pengaruh lingkungan yang buruk, maka tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh pada

    psikologi perkembagan anaknya.

  • 27

    Berdasarkan observasi penulis tidak jarang memang remaja yang menghisap lem aibon

    mendapatkan lem hanya membeli di toko bangunan yang berada di kelurahan klaligi yang

    memang menjadi pusat perbelanjaan di Klademak kota sorong, karena letaknya yang strstegis

    dekat dengan jalan poros, tetapi tidak jarang juga mereka mendapatkan lem aibon kios-kios

    meskipun bukan kios penjual bahan bangunan karena fungsi lem aibon sebagai bahan perekat

    dan mudah dijangkau oleh remaja karena harganya relative murah yaitu Rp. 100.000.-. Seperti

    diungkapkan oleh “WT” yaitu :

    “Kami biasa membeli lem di toko bagunan di tempat dia tinggal/berasal dan kalau tidak

    ada biasanya kami pergi beli ke took yang lain, untuk mendapatkan lem aibon karena

    banyak toko-toko yang menjual lem aibon meskipun bukan di toko bangunan ia mengaku

    dia mendapatkan lem aibon di pasar.

    Kesimpulan dari pernyataan di atas, toko-toko bangunan yang ada di pasar dengan mudah

    memperjual belikan lem aibon tersebut kepada pelanggan meskipun itu adalah remaja atau anak-

    anak yang berada dibawah umur karena ia tidak tahu bahwa lem aibon itu dibeli untuk

    disalahgunakan atau menghisapnya.”

    Selain itu juga, masalah ekonomi juga responden menjadi putus sekolah.Hal ini

    mengakibatkan responden tidak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang baik dari sekolah

    tentang aturan dan norma dalam masyarakat.

    SIMPULAN

    Dari penelitian yang penulis laksanakan di Kelurahan Klaligi RT.03-RW.03 Kota Sorong

    maka dapat diambil dari beberapa kesimpulan yaitu: Perilaku penyimpagan yang dilakukan

    penghisap lem aibon diantaranya kebut-kebutan saat mengendarai sepeda motor yang

    menggangu keamanan lalu lintas, suka bolos sekolah kemudian bersembunyi di rumah kosong

    untuk menghisap lem aibon, kecanduan dan ketagihan zat LSD yang ada dalam kandungan lem

    aibon mengakibatkan kecanduan atau ketergantugan, tidak sopan dalam bertutur kata terhadap

    orang lain meskipun orang yang lebih tua darinya, dan membuat keributan dilingkugan

    sekitarnya.

    Dampak yang timbulkan hamper sama dengan pengguna narkoba, karena zat yang

    terkandung didalam merupakan zat LSD yang berbahaya yang berdampak langsung terhadap

    kesehatan pengguna lem aibon, yang dimana dapat melemahkan kekebalan daya tubuh,

  • 28

    menurunnya nafsu makan dan kerja jantung dipacu lebih cepat akibat penggunaan tersebut. Dan

    kebanyakan disalahgunakan oleh remaja yang masih berstatua pelajar yang masih duduk

    dibangku sekolah, hal ini dapat berdampak buruk terhadap presentasinya, bias saja mereka purus

    sekolah dan kebanyakan diantara mereka tidak lagi melaksanakan ibadah. Beberapa faktor yang

    menyebabkan remaja di seputaran Klademak II menyalagunakan lem aibon diantaranya : ketidak

    tauan tentang bahaya menghisap lem aibon, teman bergaul, ingin mencobah sesuatu hal yang

    baru, lingkugan sekitar yang sering menghisap lem aibon, mudahnya menemukan lem aibon

    yang di jual bebas serta murahnya harga lem aibon, dan lemahnya perhatian dari orang tua

    remaja penghisap lem aibon di Klademak II, RT.03-RW.03 Kelurahan Klaligi Kota Sorong.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aristo Hadi Sutopo. 2010. Tampil Memgolah Data Kualitatif denagan NVIVO: Prenada Media

    Grup, Jakarta.

    Arikunto S.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT.Rineka Cipta

    Jakarta.

    Elisabeth B. Hurlock.2001. Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Jakarta.Erlangga.

    Hawari D. 2009.Penyalagunaan dan ketergantungan Napza. Jakarta. Balai Penerbit FKU I

    Mandalis. 1995. Metode Penelitian. Jakarta.Bumi Askar.

    Purwanto, Ngalin. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung;PT. Remaja Karya.

    Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta; Alfabeta

    Supranto.2001. Statistik Teori dan Aplikasi.Jakarta;Erlangga.

    Undang-undang Republik Indonesia No.22 Tahun 1997 Narkotika

    Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997 Psikotropika.

    http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/30/ngelem-narkoba-untuk-anak-jalanan-siapa-yang

    peduli-mereka-524105.html,diakses pada 7 Juli 2017,pukul,13.24

    http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/30/ngelem-narkoba-untuk-anak-jalanan-siapa-yang

  • 29

    htt;//daerah.sindonews.com/2013/02/25/24/721556/hirup-lem-kambing-5-remaja-perempuan

    diamankan,diakses pada juli 2017,pukul 13.24;

    htt;//www.metrosiantar.com/2013/pemkot-terbitkan-peraturan-penjualan-lem/,diakses pada 7 juli

    2017, pukul 16.35,

    htt;//www.metrosiantar.com/2013/dprd-tagih-janji-walikota-terbitkan-perda-penjualan-lem-

    kambing/,diakses pada 7 Juli 2017, 16.45.

    Kauma Fuad, Sensasi Remaja di Masa Puber Dampak Negative dan Alternative

    Penanggulangannya,Jakarta : Kalam Mulia, 1999.

    Kartini, kartono, psikologi anak (psikologi perkembangan) Jakarta: CV Mandar maju,1995

    Kartini Kartono, Patoligi Sosial 2 kenakalan remaja, Jakarta:PT. raja Grafindo persada,Cetakan

    ke-12, januri 2014

    Simatupang, J. H., Pabalik, D., & Nurchasanah, S. (2019). Peranan Disiplin Kerja Pegawai

    Terhadap Efektifitas Pelayanan Masyarakat Di Distrik Sorong Manoi Kota

    Sorong. Jurnal Faksi: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2(2), 44-51.

    Koentjaraningrat,metode-metodepenelitian masyarakat, Jakarta: PT:gramedia,1990

    M.Arief Hakim, bahaya narkoba alcohol cara islam mencegah, mengetasih dan melawan,

    bandung: Anggota ikapi,2004

    Masri singarimbun dan Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survay, Jakarta: LP3ES,1989

    Nicholas Abercrombie, stephem hill,bryan S.Tumer, Kamus Sosiologi,penerbit pusta pelajar,

    2010

    Pedoman penulisan KTI UIN Alauddin makasar

    Partodiharjo, subagyo,kenaliNarkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya, Penerbit Esensi

    Erlangga Group

    Sukma Ginawati, Bahaya Penyalagunaan Narkoba, (Penerbit: Pemerintah Kabupaten Mamuju

    Dinas Pendidikan Nasional Kab. Mamuju), Cetakan ke 13 Tahun 2011.

    BNN, 2011.Kumpulan Hasil Penelitian Badan Narkotika Nasional pada tahun 2010.Jakarta

    Timur : Badan Narkotika Nasional Repoblik Indonesia.

  • 30

    Hawari, D. 2006. Penyalagunaan dan Ketergantungan NAPZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat

    Aditif) Edisi Kedua.FK-UI.