121
DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE BLOK BEDUL TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DESA SUMBERASRI KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh : MIRA AGUSTINA NIM. 135080401111068 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE BLOK …repository.ub.ac.id/6421/1/Mira Agustina.pdf · 2020. 7. 17. · pada bulan Januari 2007. MoU tersebut merupakan kelanjutan dari ditetapkannya

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE BLOK BEDUL

    TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DESA

    SUMBERASRI KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN BANYUWANGI

    PROVINSI JAWA TIMUR

    LAPORAN SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

    JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

    Oleh :

    MIRA AGUSTINA NIM. 135080401111068

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2017

  • ii

    DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE BLOK BEDUL

    TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DESA

    SUMBERASRI KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN BANYUWANGI

    PROVINSI JAWA TIMUR

    LAPORAN SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

    JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

    Oleh :

    MIRA AGUSTINA

    NIM. 135080401111068

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2017

  • iii

  • iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan skripsi yang berjudul

    “DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE BLOK BEDUL

    TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DESA

    SUMBERASRI KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN BANYUWANGI

    PROVINSI JAWA TIMUR” benar – benar merupakan hasil karya dan pemikiran

    saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau

    pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis

    dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa laporan

    skripsi ini merupakan hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya siap bertanggung

    jawab dengan bersedia menerima segala konsekuensi dan sanksi atas

    perbuatan tersebut sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

    Malang, 31 Juli 2017

    Mira Agustina 135080401111068

  • v

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Alhamdulillah wa syukurilah penulis haturkan atas segala nikmat Allah

    yang telah diberikan. Dengan segala rahmat akhirnya penulis bisa

    menyelesaikan laporan skripsi ini yang menjadi syarat mutlak untuk meraih gelar

    sarjana perikanan. Terbentuknya laporan skripsi ini tidak lepas dari dukungan

    dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Dr. Ir. Edi Susilo, MS dan Tiwi Nurjannati Utami, S.Pi, MM selaku dosen

    pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan

    sejak pembuatan usulan skripsi hingga terselesaikannya laporan skripsi ini.

    2. Erlinda Indrayani, S.Pi, M.Si dan Wahyu Handayani, S.Pi, MBA, MP selaku

    dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    3. Kedua orang tua tercinta, Ayah dan Mama serta semua keluarga yang selalu

    memberikan doa sepanjang masa dan memberikan dorongan semangat,

    kakak tersayang Berlinda Megawati yang selalu memberikan doa dan

    semangat.

    4. Sahabat-sahabat tercinta Anis, Nisa, Yuyun, Icha, Ainun, Rini yang selalu

    memberikan perhatian dan dukungan dalam menyelesaikan penelitian dan

    memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi.

    5. Penghuni sentono 101 Rara, Binti, Siti Saadah, Vina, Mb Fita, Candra, Nita,

    Nur Mala, Siti Amala, Desi, Mb Wati, Ana, Febrika, Yana, Asti serta Mbak

    Ninik yang selalu memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi.

    6. Sahabat – sahabat waktu SMP, Annisa, Mahmudah, Fitri, Aini serta Hasprita

    yang selalu memberikan perhatian dan dukungan dalam penyelesaian skripsi

  • vi

    7. Segenap keluarga besar AP 2013, serta berbagai pihak yang tidak bisa

    disebutkan satu persatu.

    Laporan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran

    sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat dan

    dapat memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

    Malang , 31 Juli 2017

    Penulis

    vi

  • vii

    RINGKASAN

    MIRA AGUSTINA. Dampak Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul Terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur (dibawah bimbingan Dr.Ir. Edi Susilo, MS dan Tiwi Nurjannati, S.Pi, MM)

    Indonesia merupakan negara kepulauan dan merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah perairan laut terluas di dunia, dengan adanya perairan yang luas tersebut Indonesia memiliki destinasi pariwisata yang beranekaragam dan memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan seperti halnya pantai, ekowisata mangrove dan wisata bawah laut. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggalakkan pembangunan di sektor pariwisata. Pariwisata akan menimbulkan perubahan kondisi sosial dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar yang berada di kawasan pariwisata. Seperti halnya Ekowisata Mangrove Blok Bedul yang berdampak pada masyarakat desa Sumberasri baik itu kondisi sosial maupun ekonominya. Adanya ekowisata akan berdampak positif maupun negatif pada kedua aspek tersebut.

    Penelitian dilakukan pada Ekowisata Mangrove Blok Bedul yang terletak di Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Adapun waktu penelitian dimulai pada tanggal 1 Mei 2017 hingga 15 Mei 2017. Peneliti menentukan tujuan dari penelitian, yaitu : (1) Mengetahui profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul, (2) Mengetahui dan menganalisis proses pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul, (3) mengetahui dan menganalisis perubahan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar Ekowisata Mangrove Blok Bedul.

    Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi – situasi atau kejadian – kejadian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif atau sering disebut sebagai metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan dalam kondisi alamiah (natural setting). Data yang didapatkan berupa data primer maupun data sekunder. Data primer pada penelitian ini diperoleh secara langsung dengan melakukan pengamatan, pencatatan, wawancara dan dokumentasi mengenai profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul, proses pengembangan ekowisata Mangrove Blok Bedul serta dampak sosial dan ekonomi dari adanya pembangunan Ekowisata Mangrove Blok Bedul yang meliputi dampak positif dan negatif. Data sekunder diperoleh dari pihak – pihak yang terkait diantaranya : kantor Kepala Desa Sumberasri, Kantor Badan Usaha Milik Desa Sumberasri (Loh Jinawi), Badan Pusat Statistik (BPS).

    Ekowisata Mangrove Blok Bedul merupakan pengembangan dari potensi yang ada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo berupa Segara Anakan dengan tumbuhan mangrove beserta ekosistem yang ada di dalamnya, hutan tropis di tanah lemarengan dan pantai selatan. Pengelolaan tersebut merupakan kerjasama antara Pemerintah Desa dengan Balai Taman Nasional Alas Purwo. Penandatanganan nota kesefahaman (MoU) pengelola wisata tersebut dilakukan pada bulan Januari 2007. MoU tersebut merupakan kelanjutan dari ditetapkannya Desa Sumberasri sebagai Desa Model Konservasi dari Taman Nasional Alas Purwo pada tahun 2006. Pada tahun 2009 Ekowisata Mangrove Blok Bedul resmi dijadikan sebagai Ekowisata. Daya tarik ekowisata ini terdapat pada berbagai macam potensi yang dapat dijual dalam kegiatan ekowisata

  • viii

    mangrove. Pada ekowisata Mangrove potensi utama yang dapat dijual adalah flora dan fauna yang ada didalamanya. Tidak hanya itu yang menjadi daya tarik ekowisata ini selain flora dan faunanya ada juga paket wisata dan potensi budaya yang ditawarkan kepada pengunjung. Pada Mangrove Blok Bedul terdapat 24 jenis mangrove seperti Acrosticum aureum, Bruguiera cylindrical, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops decandra, Ceriops tagal, Excoecaria agaliocha,Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea,Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris. Ada juga potensi fauna yang ada pada ekowisata Mangrove Blok Bedul ini seperti Bangau Tong Tong, Cekakak sungai, Elang Bondol, Blekok, Elang ikan kepala kelabu, ikan Glodok, Jelarang bilalang, Ketam mangrove, kuntul kecil, dan monyet ekor panjang. Tidak hanya itu di kawasan ekowisata ini terdapat banyak jenis burung air. Paket wisata yang ditawarkan ada 3 yaitu Paket Sungai Kere, Paket Cungur dan Paket Ngagelan. Potensi budaya juga ditawarkan dalam ekowisata ini yaitu adanya upacara Petik Laut yang diadakan di dalam ekowisata Mangrove dan di dalam ekowisata Mangrove tersebut terdapat sumber mata air yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, hal tersebut bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Ekowisata Mangrove Blok Bedul dikelola oleh BUMDes Loh Jinawi yang berasal dari masyarakat desa Sumberasri.

    Pembangunan Ekowisata Mangrove Blok Bedul berdampak pada kehidupan masyarakat yaitu kondisi sosial dan ekonomi baik itu dampak positif maupun negatifnya. Dampak positif terhadap aspek sosial kehidupan masyarakat, diantaranya yaitu adanya transformasi struktur mata pencaharian masyarakat, serta peningkatan keterampilan dan wawasan masyarakat desa Sumberasri. Sedangkan dampak positif dari adanya pembangunan ekowisata Mangrove Blok Bedul pada aspek ekonomi kehidupan masyarakat sekitar diantaranya terbukanya lapangan pekerjaan baru, adanya kesempatan kerja dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Pembangunan Ekowisata Mangrove Blok Bedul juga memberikan dampak negatif terhadap aspek sosial kehidupan masyarakat, diantaranya yaitu perilaku konsumtif masyarakat sekitar ekowisata serta berkurangnya nilai tradisi gotong royong. Sedangkan dampak negatif pada aspek ekonomi kehidupan masyarakat sekitar diantaranya adanya ketergantungan masyarakat sekitar ekowisata dan adanya kesenjangan pendapatan antar masyarakat.

    viii

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi yang berjudul “Dampak

    Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul Terhadap Kondisi Sosial dan

    Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo Kabupaten

    Banyuwangi Provinsi Jawa Timur”.

    Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi ini masih terdapat banyak

    kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis

    harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat

    memberikan manfaat bagi semua pihak.

    Malang, 31 Juli 2017

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ...iii PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ v RINGKASAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI..................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv 1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 7

    2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8 2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................................8 2.2 Pembangunan Ekonomi ..................................................................................9 2.3 Pariwisata ........................................................................................... 10

    2.3.1 Pengertian Pariwisata ................................................................. 10 2.3.2 Jenis- jenis Pariwisata ................................................................ 11

    2.4 Ekowisata ........................................................................................... 12 2.4.1 Pengertian Ekowisata ................................................................. 12 2.4.2 Parameter Pariwisata.................................................................. 12 2.4.3 Pengembangan Ekowisata ......................................................... 15

    2.5 Dampak .............................................................................................. 17 2.5.1 Pengertian Dampak .................................................................... 17 2.5.2 Dampak Ekowisata ..................................................................... 21 2.5.3 Dampak Ekowisata Terhadap Sosial Budaya ............................... 18 2.5.4 Dampak Ekowisata Terhadap Ekonomi ....................................... 20

    2.6 Wisatawan .......................................................................................... 22 2.7 Mangrove ........................................................................................... 23

    2.7.1 Pengertian Mangrove dan Hutan Mangrove ................................. 23 2.7.2 Fungsi Mangrove ........................................................................ 23

    2.8 Perubahan Sosial................................................................................ 24 2.8.1 Pengertian dan Ciri- ciri Perubahan Sosial ................................... 24 2.8.2 Interaksi Sosial ........................................................................... 35

    2.9 Perubahan Ekonomi............................................................................ 26 2.10 Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................. 26

    3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 30 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 30 3.2 Jenis dan Metode Penelitian ................................................................ 30 3.3 Jenis Data...................................................................................................... 30

    3.3.1 Data Primer .......................................................................................... 30 3.3.2 Data Sekunder ..................................................................................... 31

    3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 32 3.4.1 Observasi ................................................................................... 32

  • xi

    3.4.2 Wawancara ................................................................................ 32 3.4.3 Dokumentasi .............................................................................. 33

    3.5 Teknik Pengambilan Sampel ............................................................... 34 3.6 Analisis Data....................................................................................... 35

    4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................................. 40 4.1 Gambaran Umum Desa Sumberasri .................................................... 40

    4.1.1 Kondisi Geografis dan Topografis................................................ 41 4.1.2 Keadaan Geologis ...................................................................... 41 4.1.3 Keadaan Klimatologis ................................................................. 41

    4.1.4 Keadaan Hidrologis .............................................................................. 41 4.1.5 Keadaan Masyarakat Desa Sumberasri ............................................ 42 4.1.6 Keadaan Sarana Desa Sumberasri .................................................... 44 4.1.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri ............ 47

    4.2 Gambaran Ekowisata Mangrove Blok Bedul ......................................... 50 4.2.1 Kondisi Geografis dan Topografis................................................ 50 4.2.2 Keadaan Geologis ...................................................................... 51 4.2.3 Keadaan Klimatologis ................................................................. 51 4.2.4 Keadaan Hidrologis .................................................................... 52

    5. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 53 5.1 Profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul ................................................. 53 5.2 Pengelolaan Ekowisata Mangrove Blok Bedul........................................... 53 5.3 Daya Tarik Ekowisata Mangrove Blok Bedul ............................................. 54 5.4 Sarana dan Prasarana Ekowisata Mangrove Blok Bedul....................... 66 5.5 Kunjungan Wisatawan Ekowisata Mangrove Blok Bedul .......................... 66 5.6 Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul ................................ 67

    5.6.1 Fungsi dan Tujuan TNAP ............................................................ 67 5.6.2 Kesesuaian pengembangan ekowisata dengan tupoksi TNAP ...... 69 5.6.3 Proses pengembangan Ekowisata Mangrove .............................. 71

    5.6.3.1 Konsep Kerjasama antara TNAP dengan Desa ................ 71 5.6.3.2 Stakeholder yang terlibat ................................................. 72 5.6.3.3 Pengembangan Sarana dan Prasarana ........................... 76 5.6.3.4 Pengembangan Pemasaran dan Promosi Ekowisata ......... 80 5.6.3.5 Pengembangan Sumber Daya Manusia .............................. 81

    5.7 Dampak Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul ................... 82 5.7.1 Dampak Sosial Pembangunan Ekowisata .................................... 82

    5.7.1.1 Dampak Positif ........................................................................ 83 5.7.1.2 Dampak Negatif ...................................................................... 87

    5.7.2 Dampak Ekonomi Pembangunan Ekowisata ................................ 90 5.7.2.1 Dampak Positif ........................................................................ 90 5.7.2.2 Dampak Negatif ...................................................................... 96

    5.8 Perubahan Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri . 98 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 101

    6.1 Kesimpulan....................................................................................... 101 6.2 Saran ........................................................................................................... 102 6.3 Hipotesis ...................................................................................................... 104

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 106 LAMPIRAN .............................................................................................................. 108

    xi

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009 - 2013 .....4 2 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 42 3 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Mata Pencaharian ........ 42 4 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Tingkat Pendidikan....... 43 5 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Usia ............................... 44 6 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Agama ........................... 44 7 Lembaga Pendidikan Formal Desa Sumberasri Tahun 2017 ................... 45 8 Lembaga Formal Keagamaan (Islam) Desa Sumberasri Tahun 2017 ... 46 9 Sarana dan Prasarana Kesehatan Desa Sumberasri Tahun 2017 .......... 47 10 Tempat Ibadah Desa Sumberasri Tahun 2017 .......................................... 47 11 Jenis Mangrove Sejati Pada Ekowisata Mangrove .................................... 55 12 Jenis Burung Air yang Dijumpai Pada Ekowisata ...................................... 57 13 Jenis fauna selain burung air yang dijumpai pada Ekowisata .................. 59 14 Jenis satwa yang dijumpai pada Ekowisata ............................................... 61 15 Data Kunjungan Wisatawan Ekowisata Mangrove Blok Bedul ................. 67 16 Pegawai dan Tenaga Kerja BUMDes Loh Jinawi Desa Sumberasri ........ 75 17 Perpindahan Mata Pencaharian Masyarakat Desa Sumberasri ............... 85 18 Jumlah Tenaga Kerja Desa Sumberasri Tahun 2017 ............................... 92 19 Peningkatan Pendapatan Masyarakat Sekitar Ekowisata......................... 95 20 Kondisi Sosial, Ekonomi Masyarakat Sebelum dan sesudah Ekowisata ...... 99

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1 Kerangka Berpikir Penelitian........................................................................ 29 2 Komponen Dalam Analisis Data .................................................................. 38 3 Visualisasi Analisis Data .............................................................................. 39 4 Sarana Pendidikan Desa Sumberasri ........................................................ 45 5 Spesies Mnagrove Langkah Secara Global di kawasan Ekowisata ........ 56 6 Burung Air yang di temukan di Ekowisata Mangrove Blok Bedul ............. 58 7 Fauna selain burung air yang ada di Ekowisata Mangrove Blok Bedul .. 60 8 Aktivitas Tradisional Masyarakat Desa Sumberasri .................................. 64 9 Upacara petik Laut ........................................................................................ 66 10 Struktur Organisasi BUMDes Loh Jinawi Desa Sumberasri ..................... 74

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Keuangan Desa dari Ekowisata Mangrove yang didapat dari wisatawan .. 108 2. Pedoman Wawancara dengan Kepala Desa Sumberasri ......................... 109 3. Pedoman Wawancara dengan Pengelola Ekowisata Mangrove ................. 110 4. Pedoman Wawancara dengan masyarakat Desa Sumberasri .................. 111 5. Pedoman Wawancara dengan Wisatawan Ekowisata Mangrove ................ 112

  • 1

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara kepulauan dan merupakan salah satu

    negara yang memiliki wilayah perairan laut terluas di dunia. Luas wilayah lautnya

    melebihi luas wilayah daratannya yaitu seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari 2,7

    juta km2 perairan nusantara dan 3,1 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

    sehingga luas total keseluruhan perairan Indonesia mencapai 70 % dari seluruh

    luas wilayah Indonesia (Dahuri, 2003). Dengan adanya perairan yang luas

    tersebut, Indonesia memiliki destinasi pariwisata yang beranekaragam dan

    memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan seperti halnya pantai,

    ekowisata mangrove dan wisata bawah laut.

    Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan Indonesia

    khususnya sebagai penghasil devisa negara disamping sektor migas. Di

    beberapa negara, pariwisata khususnya agritourism bertumbuh sangat pesat dan

    menjadi alternatif terbaik bagi wisatawan. Hal inilah yang mendorong pemerintah

    untuk menggalakkan pembangunan di sektor pariwisata. Sumbangan pariwisata

    bagi pembangunan nasional, selain menyumbangkan devisa bagi negara,

    pariwisata juga mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional,

    yaitu: memperluas lapangan usaha, memperluas lapangan kerja, meningkatkan

    pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian dan

    pengembangan budaya bangsa, memperluas wawasan nusantara, mendorong

    perkembangan daerah, mendorong pelestarian lingkungan hidup, memperluas

    wawasan nusantara dan menumbuhkan rasa cinta tanah air (Yoeti, 1996).

    Pengembangan pariwisata akan berdampak sangat luas dan signifikan

    dalam pengembangan ekonomi, upaya – upaya pelestarian sumber daya alam

    dan lingkungan serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan

  • 2

    budaya masyarakat terutama masyarakat lokal. Pengembangan kawasan wisata

    mampu memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang

    usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan

    melestarikan kekayaan alam dan hayati. Diharapkan pengembangan pariwisata

    dapat berpengaruh baik bagi kehidupan masyarakat terutama masyarakat lokal

    dan mampu mendorong pengembangan berbagi sektor lain baik ekonomi, sosial,

    dan budaya. Dengan demikian, maka pembangunan pariwisata harus didasarkan

    pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung

    secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil

    secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan

    berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan

    kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan

    dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan (Utama, 2016).

    Salah satu kabupaten yang banyak melakukan pengembangan kawasan

    wisata adalah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Luas Wilayah Kabupaten

    Banyuwangi adalah 5.782,50 km2 yang merupakan daerah kawasan hutan yang

    mencapai 183.396,34 ha atau sekitar 31,72 %, persawahan sekitar 66.152 ha

    atau 11,44 %, perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21 %,

    permukiman dengan luas sekitar 127.454,22 ha atau 22,04 %.

    Adapun sisanya seluas 119.103,81 ha atau 20,63 % dipergunakan untuk

    berbagai manfaat fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti jalan, ruang terbuka

    hijau, ladang, tambak dan lain-lainnya (Lubis, 2013).

    Kabupaten Banyuwangi memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 km,

    serta serta pulau-pulau kecil sebanyak 10 buah. Seluruh wilayah tersebut telah

    memberikan manfaat besar bagi kemajuan ekonomi.Secara geografis Kabupaten

    Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa.Daerahnya terbagi atas dataran

    tinggi yang berupa daerah pegunungan, merupakan daerah penghasil berbagai

  • 3

    produksi perkebunan. Daratan yang datar dengan berbagai potensi yang berupa

    produksi tanaman pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur

    dari arah Utara ke Selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota

    laut. Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi

    terletak diantara 7,43o - 8 46o LS dan 113,53o - 114 38 oBT. Secara administratif

    Kabupaten Banyuwangi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo,

    sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Samudera Indonesia serta sebelah

    Barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Letak Geografis

    Kabupaten Banyuwangi adalah di ujung timur Pulau Jawa. Wilayah daratannya

    terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah penghasil

    produk perkebunan dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil

    pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke

    selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut (Lubis, 2013).

    Kabupaten banyuwangi memiliki sektor pariwisata yang strategis dan

    potensial untuk dikelola, dikembangkan dan dipasarkan selain sebagai daerah

    industri dan perdagangan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan

    memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Perkembangan ekonomi

    Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 1.

  • 4

    Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009- 2013

    Lapangan Usaha

    2009 2010 2011 2012 2013

    Pertanian 9.842.865 10.884.186 12.010.933 13.861.466 15.417.549

    Pertambangan dan Penggalian

    951.337 1.077.494 1.219.057 1.372.852 1.535.764

    Industri Pengolahan

    1.124.674 1.272.557 1.427.720 1.660.082 1.859.244

    Listrik, Gas dan Air Bersih

    72.919 75.368 85.572 93.175 104.469

    Konstruksi 221.162 245.642 291.086 340.918 405.524

    Perdagangan, Hotel dan Restoran

    5.607.807 6.485.329 7.726.520 9.326.154 11.044.399

    Pengangkutan dan Komunikasi

    670.115 734.577 1.203.965 1.364.391 1.542.091

    Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

    946.654 1.051.862 1.185.128 1.328.509 1.495.275

    Jasa- jasa 1.290.952 1.445.401 1.626.694 1.835.155 2.064.559

    PDRB 20.728.488 23.272.420 26.776.678 31.182.705 35.468.869

    Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi (2015).

    Apabila dilihat dari Tabel 1. maka sumbangan dari sektor perdagangan,

    hotel, dan restoran terhadap PDRB Kabupaten Banyuwangi cukup tinggi yaitu

    pada urutan kedua setelah sektor pertanian. Dari tahun ke tahun sektor

    perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan hasil yang tinggi, yaitu pada

    tahun 2009 menunjukkan hasil sebesar 5.607.807. dan pada tahun 2010 sebesar

    27,87 %. Pada tahun 2011 laju pertumbuhan mengalami peningkatansebesar

    28,85 % dan meningkat kembali sebesar 29,91 % pada tahun 2012. Laju

    pertumbuhan sektor perikanan sektor pariwiwsata mengalami peningkatan

    kontinu hingga pada tahun 2013 yaitu sebesar 31,14 %, Maka dari itu dapat

    disimpulkan bahwa sektor pariwisata mampu dijadikan sebagai salah satu sektor

    pendorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

    Banyuwangi.

    Perkembangan pariwisata yang ada pada daerah yang disebut juga

    sebagai “Kota Gandrung” sebagai Maskot Pariwisata sebagaimana sesuai SK

  • 5

    Bupati Banyuwangi nomor 173 Tahun 2002, diakui lewat ajang bergengsi tingkat

    dunia UNWTO (United Nations World Tourism Organization) merupakan badan

    dunia di bidang pariwisata ajang bergengsi yang telah dilakssanakan sejak tahun

    2003, mempunyai anggota 153 negara dan 350 anggota afiliasi dari seluruh

    dunia. Ajang yang dilaksanakan di Madrid - Spanyol pada tanggal 20 Januari

    2016 tersebut membuat Kabupaten Banyuwangi meraih juara dunia sebagai

    “The Winner of Re-Inventing Government in Tourism” dalam kategori UNWTO

    Awards for Innovation in Public Policy Governance atau Kebijakan Publik dan

    Pemerintah (Harianik, 2016).

    Dengan adanya juara dunia yang didapatkan tersebut, Kabupaten

    Banyuwangi selalu berusaha untuk mengembangkan obyek wisata yang ada,

    salah satu wisata yang banyak dikunjungi oleh turis dalam negeri maupun

    mancanegara adalah ekowisata Mangrove Kawasan Blok Bedul di Desa

    Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, pada tahun 2009 terealisasi kesepakatan

    antara pihak Desa Sumberasri dengan pengelola Taman Nasional Alas Purwo

    tentang pengelolaan Blok Mangrove Bedul sebagai daerah yang dimanfaatkan

    sebagai pariwisata yang berbasis lingkungan. Hutan mangrove yang ada pada

    kawasan ekowisata blok Bedul tersebut membentang sepanjang 16 kilometer di

    pinggir segara Anakan kawasan Taman Nasional Alas Purwo dan tumbuh di

    lahan seluas 2.300 hektar. Dalam kawasan Wisata Mangrove Blok Bedul

    terdapat 24 jenis tumbuhan mangrove. Hutan mangrove ini juga menjadi habitat

    aneka satwa seperti monyet, biawak, burung bangau, elang, dan blibis.

    Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung dapat melibatkan

    masyarakat, sehingga membawa dampak terhadap masyarakat sekitar

    ekowisata mangrove Blok Bedul. Dengan adanya ekowisata tersebut pasti

    membuat masyarakat setempat mengalami metamorfosa dalam berbagai

    aspeknya yaitu seperti aspek sosial dan ekonomi yang ada. Masyarakat desa

  • 6

    Sumberasri yang merupakan yang paling merasakan dampak dari adanya

    pengembangan ekowisata Mangrove Blok Bedul tersebut dikarenakan lokasi

    ekowisata Mangrove tersebut berada di Desa Sumberasri.

    Dari uraian tersebut maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang

    bagaimana profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul, proses pengembangan

    Ekowisata Mangrove Blok Bedul serta mengetahui dampak sosial dan ekonomi

    yang disebabkan oleh pengembangan ekowisata mangrove tersebut terhadap

    masyarakat desa Sumberasri baik itu dampak positif maupun dampak negatif,

    sehingga penulis ingin mengambil judul penelitian tentang “Dampak

    Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul Terhadap Kondisi Sosial

    dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo

    Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Bagaimana profil ekowisata Ekowisata Mangrove Blok Bedul?

    2. Bagaimana proses pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul?

    3. Bagaimana dampak positif dan negatif pengembangan ekowisata Mangrove

    Blok Bedul pada kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri?

    4. Bagaimana perubahan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Desa

    Sumberasri setelah adanya pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasakan rumusan masalah yang telah tertulis diatas maka tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :

    1. Profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul

    2. Proses pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul

  • 7

    3. Dampak positif dan negatif pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul

    pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat desa Sumberasri

    4. Perubahan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar Ekowisata

    Mangrove Blok Bedul

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

    1. Bagi Pemerintah

    Sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

    terkait pariwisata dalam upaya pengelolaan Ekowisata Mangrove Blok Bedul.

    2. Lembaga Akademisi dan Non Akademisi

    Sebagai bahan informasi keilmuwan untuk menambah wawasan

    pengetahuan dan ketrampilan serta sebagai bahan informasi dan pedoman

    untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, sebagai bahan perbandingan atas

    langkah- langkah yang telah atau sedang dijalankan instansi untuk mencapai

    suatu tujuan.

    3. Bagi Masyarakat sekitar Ekowisata Mangrove Blok Bedul

    Sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan dalam pengelolaan

    pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul.

  • 8

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Berdasarkan hasil penelitian dari Kurniawan (2015), yang mengangkat

    permasalahan tentang Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Umbul

    Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Hasil penelitian

    tersebut menyimpulkan bahwa pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah

    menggunakan pendekatan kuantitatif dimana peneliti banyak menggunakan

    angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan dari

    hasilnya. Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah menggunakan

    data primer dan sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu

    menggunakan metode analisis deskriptif dimana menjelaskan fenomena –

    fenomena yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adanya obyek

    wisata Umbul Sidomukti, masyarakat sekitar dapat memanfaatkan situasi

    tersebut dengan cara berdagang, jasa tourleader hingga menjadi karyawan

    obyek wisata tersebut. Dengan adanya obyek wisata, pendapatan masyarakat

    sekitar menjadi meningkat. Obyek wisata yang ada mampu menyerap banyak

    tenaga kerja sehingga menjadikan jumlah pengangguran menurun yang akan

    berdampak positif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada.

    Disisi lain hasil penelitian dari Simanjuntak (2009), mengangkat

    permasalahan tentang Analisis Nilai Ekonomi dan Sosial Ekowisata Tangkahan

    di Desa Namo Sialang dan desa Sei Serdang Kecamatan Batang Kabupaten

    Langkat Sumatera Utara. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

    penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif, tujuan dari penelitian

    tersebut adalah menentuksn nilai ekonomi ekowisata Tangkahan dengan

    menggunakan metode biaya perjalanan dan untuk mengetahui manfaat ekonomi

    dan sosial bagi masyarakat sekitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

  • 9

    pengembangan ekowisata Tangkahan memberikan pengaruh positif terhadap

    tingkat kesempatan kerja. Nilai ekonomi Ekowisata Tangkahan diperoleh hasil

    sebesar Rp. 113.812.336.000/ tahun dengan pendapatan yang diterima

    pengelola sebesar Rp. 16.984.000/ tahun.

    2.2 Pembangunan Ekonomi

    Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu

    proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu

    negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.

    Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur untuk menunjukkan

    adanya pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pembangunan tidak sekedar

    ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara,

    tetapi lebih dari itu pembangunan memiliki prespektif yang lebih luas. Dimensi

    sosial yang sering diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru

    mendapat tempat yang strategis dalam pembangunan. Tujuan utama dari usaha

    – usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang setinggi-

    tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi tingkat kemiskinan yang ada,

    ketimpangan pendapatan, dan tingkat pengangguran, kesempatan kerja bagi

    penduduk atau masyarakat akan memberikan pendapatan untuk memenuhi

    kebutuhan hidupnya (Hakim, 2011).

    Menurut Hakim (2011), pembangunan ekonomi apabila dilihat dari sisi

    kegiatan ekonomi dan dari sudut penyebarannya ada 3 yaitu :

    1. Daerah homogen

    Daerah yang dianggap sebagai ruang dimana kegiatan terjadi dan di dalam

    pelosok ruang terdapat sifat- sifat yang sama. Kesamaan sifat- sifat tersebut

    antara lain dari segi pendapatan per kapita, sosial budayanya, geografinya

    dan sebagainya.

  • 10

    2. Daerah nodal

    Daerah yang dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu

    atau beberapa pusat kegiatan ekonomi perbatasan daerah tersebut ditentukan

    oleh tempat- tempat dimana pengaruh dari satu atau beberapa pusat kegiatan

    ekonomi diantikan dengan pengaruh dari pusat lainnya.

    3. Daerah perencanaan atau daerah administrasi

    Daerah administrasi dimana dalam daerah yang bersangkutan juga

    merupakan suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu daerah

    administrasi tertentu (seperti provinsi, kabupaten, dan sebagainya). Jadi

    pengertian daerah disini lebih ditunjukkan pada pembagian daerah yang

    administrative suatu wilayah.

    2.3 Pariwisata

    2.3.1 Pengertian Pariwisata

    Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena zaman sekarang yang

    didasarkan pada kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian

    dalam menumbuhkan cinta pada alam, kesenangan dan kenikmatan alam

    semesta pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan bangsa dan

    kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan,

    industri, perdagangan, dan adanya semakin sempurna alat-alat pengangkutan

    yang ada (Pendit, 1999).

    Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara

    dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya.

    Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena

    kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun

    kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun

    untuk belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan

  • 11

    wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di

    luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan

    yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan

    wisatamerupakan suatu perjalanan yang dilakuvkan oleh seseorang atau lebih

    dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat

    ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan

    dengankegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan, dan

    keperluan usaha lainnya (Suwantoro, 2004).

    2.3.2 Jenis - jenis Pariwisata

    Menurut Suwantoro (2004), Di dalam dunia pariwisata, istilah objek dan

    daya tarik wisata mempunyai pengertian sebagai sesuatu kegiatan perjalanan

    yang dapat menjadi daya tarik bagi seseorang atau calon wisatawan untuk

    mengunjungi suatu daerah tujuan wisata bersifat sementara. Obyek dan daya

    tarik wisata sebagaimana dimaksud dapat berupa obyek wisata alam, budaya

    dan sejarah, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi

    atau menjadi atau menjadi sasaran bagi wisatawan. Ada beberapa jenis dan

    sumber- sumber pariwisata yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisatawan

    untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata.Menurut Pendit (1999), Obyek dan

    daya tarik wisata dapat dibagi menjadi :

    1. Obyek dan daya tarik wisata alam yang terdiri atas :

    a. Obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di kawasan konservasi, yaitu

    kawasan hutan atau kawasan pelestarian alam yang pengelolaanya dan

    pengawasannya berada dalam wewenang Departemen Kehutanan dan

    Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam

    b. Obyek dan daya tarik yang terdapat di luar kawasan konservasi. Obyek

    dan daya tarik wisata ini dikelola oleh Pemerintah Daerah , Perum

    Perhutani dan taman Safari

  • 12

    2. Obyek dan daya tarik wisata budaya atau sejarah : peninggalan sejarah,

    candi, keraton, monumen dan lain sebagainya.

    3. Obyek dan daya tarik wisata minat khusus : wisata agro, wisata buru, wisata

    tirta, wisata kesehatan dan lain sebagainya.

    Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa obyek dan daya tarik wisata dapat dibagi

    menjadi tiga jenis obyek dan daya tarik wisata, yaitu obyek dan daya tarik wisata

    alam, budaya atau sejarah, dan obyek daya tarik wisata minat khusus.

    2.4 Ekowisata

    2.4.1 Pengertian Ekowisata

    Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang

    dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan

    kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata dilakukan

    oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap

    utuh dan lestari, di samping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap

    terjaga (Fandeli dan Mukhlison, 2000).

    Ekowisata juga berarti melibatkan masyarakat setempat dalam proses

    dan mereka dapat memperoleh keuntungan sosial ekonomi dari proses tersebut.

    Proses ini juga meliputi petunjuk-petunjuk ketat yang diletakkan oleh berbagai

    pejabat penguasa sehingga fluktuasi wisatawan yang tiba sekurang-kurangnya

    membawa pengaruh negatif paling minimal terhadap lingkungan kawasan

    tersebut (Pendit, 1999).

    2.4.2 Parameter Ekowisata

    Definisi dan operasional wisata alam tidak dapat diartikan secara

    langsung sebagai ekowisata, meskipun wisata alam mempunyai sisi strategis

    sebagai entry point untuk memahami ekowisata. Beikut merupakan karakteristik

    ekowisata diantaranya beberapa hal berikut :

  • 13

    Adnya manajemen lokal dalam pengelolaan

    Adanya produk perjalanan dan wisata yang berkualitas

    Adanya penghargaan terhadap budaya

    Pentingnya pelatihan - pelatihan

    Bergantung dan berhubungan dengan sumber daya alam dan budaya

    Adanya integrasi pembangunan dan konservasi (Hakim, 2004)

    Tidak hanya itu dalam aktivitasnya, ekowisata harus menjawab dan

    menunjukkan parameter ekowisata menurut Dixon dan Sherman (1990) adalah

    sebagai berikut :

    1. Perjalanan ke kawasan Alamiah

    Membangun Kawasan alamaiah yang dimaksud adalah kawasan dengan

    kekayaan hayati dan bentang alam yang indah, unik, dan kaya. Kawasn tersebut

    dapat berupa taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, taman hutan raya,

    taman laut, dan kawasan lindung lainnya.

    2. Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan rendah

    Dampak yang diakibatkan oleh wisata jenis ini, harus ditekan sekecil

    mungkin. Dampak dapat dihasilkan dari pengelola wisata, wisatawan, pengelola

    hotel, penginapan, resroran, dan lain sebagainya. Semua pihak dituntut untuk

    meminimalkan dampak yang mempunyai peluang, menyebabkan pencemaran

    dan penurunan mutu habitat atau destinasi wisata

    3. Membangun kepedulian terhadap lingkungan

    Tujuan aktivitas ini pada dasarnya untuk mempromosikan kekayaan

    hayati di habitat aslinya dan melakukan pendidikan konversi secara langsung.

    Seringkali kesadaran terhadap lingkunngan hidup akan mudah dimunculkan

    pada pelajaran – pelajaran di luar kelas, karena sentuhan – sentuhan emosional

    yang lansung dapat dirasakan. Dengan demikian, usaha ekowisata harus

  • 14

    mampu membawa seluruh pihak yang terlibat dalam ekowisata mempunyai

    kepedulian terhadap konservaasi lingkungan hidup.

    4. Memberikan dampak keuntungan ekonomi secara langsung bagi konservasi

    Pada banyak kawasan negara yang maasih berkembang, pembiayaan

    terhadap kawasan konservasi seringkali rendah sehingga fungsi yang dijalankan

    tidak maksimal. Penelitian - penelitian untuk menilai sumberdaya taman nasional

    bagi kegiatan pariwisata dan penilaian dampak pariwisata terhadap habitat,

    jarang dilakukan karena keterbatasan sumberdaya. Dalam hail ini, ekowisata

    dengan sebuah mekanisme tertentu, harus mampu menyumbangkan aliran dana

    dari penyelenggaranya untuk melakukan konservasi habitat.

    5. Memberikan dampak keuangan dan pemberdayaan masyarakat lokal

    Masyarakat lokal harus mendapatkan manfaat dari aktivitas wisata yang

    dikembangkan, seperti sanitas, pendidikan, perbaikan ekonomi, dan dampak -

    dampak lainnya. Unit - unit bisnis pendukung wisata seperti pusat penjualan

    cinderamata, usaha penginapan, restoran, dan lainnya, harus dikendalikan oleh

    masyarakat lokal. Hal itu untuk menjamin keikutsertaan masyarakat lokal dalam

    pertumbuhan ekonomi setempat karena akktivitas wisata.

    6. Adanya penghargaan terhadap budaya setempat

    Budaya masyarakat lokal, biasanya unik bagi wisatawan dan menjadi

    bagian dari atraksi wisata. Budaya ini telah berkembang dalam jangka waktu

    yang lama sebagai bagian dari strategi masyarakat lokal untuk hidup dalam

    lingkungan sekitarnya. Budaya itu harus mendapatkan penghargaan dan

    pelestarian, agar kontribusinya bagi konservasi kawasan tetap memainkan

    peran. Harus diakui bahwa masyarakat lokal dengan budayanya, lebih

    mengetahui cara berinteraksi dan memanfaatkan sumberdaya sekitarnya secara

    bijaksana dan lestari daripada mengambil keputusan, yang di tinggal jauh dari

    kawasan hutan.

  • 15

    7. Mendukung Hak Asasi Manusia dan gerakan demokrasi

    Pada dasarnya, penduduk daerah sekitar ekowisata merupakan

    masyarkat yang selama bertahun – tahun telah berinteraksi dengan lingkungan

    sekitar destinasi wisata. Beberapa kelompok masyarakat secara tradisional

    masih tergantung kepada sumberdaya hutan, pesisir, dan laut. Oleh karena itu,

    penetapan kawasan lindung tidak semata – mata “memagari kawasan dari

    pengaruh manusia”. Karena secara de facto, masyarakat sekitar ekowisata

    mempuntai kekuatan untuk tetap memasuki kawasan dan menggunakan

    sumberdaya alam. Oleh karena itu, melakukan sebuah regulasi dan diskusi -

    diskusi dengan masyarakat untuk menjamin pemanfaatan secara adil mejadi

    parameter yang tepat dan berguna untuk menilai keberhasilan ekowisata.

    2.4.3 Pengembangan Ekowisata

    Prinsip pengembangan ekowisata menurut Pendit (1999), yaitu :

    a) Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata

    b) Konservasi, yaitu melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan secara

    lestari sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata

    c) Ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan

    menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan

    usaha ekowisata dapat berkelanjutan

    d) Edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi

    seseorang agar memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen terhadap

    pelestarian lingkungan dan budaya

    e) Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung

    f) Partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan

    perencanaan pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan

    menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan keagamaan masyarakat di sekitar

    kawasan dan

  • 16

    g) Menampung kearifan lokal.

    Menurut Sedarmayanti (2005), unsur pokok yang harus mendapat

    perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata

    yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan

    pengembangannya meliputi 5 unsur :

    1. Objek dan daya tarik wisata

    Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang

    menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.

    2. Prasarana wisata

    Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan

    manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di

    daerah tujuan wisata.

    3. Sarana wisata

    Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang

    diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan

    wisatanya.

    4. Tata laksana / infrastruktur

    Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana

    wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas

    permukaan tanah dan dibawah tanah.

    5. Masyarakat / lingkungan

    Daerah tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata

    akan mengundang kehadiran wisatawan. Masyarakat di sekitar objek

    wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan sekaligus

    akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan.

  • 17

    2.5 Dampak

    2.5.1 Pengertian Dampak

    Dampak diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat

    dari adanya aktivitas. Dampak merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan

    sebuah akibat, baik itu akibat yang positif maupun negatif. Tidak hanya itu,

    dampak adalah sesuatu yang muncul setelah adanya suatu kejadian (Soemarwoto,

    1989). Sedangkan menurut Arif (2009), Dampak adalah segala sesuatu yang

    ditimbulkan akibat adanya kegiatan. Dampak itu sendiri juga bisa berarti,

    konsekuensi sebelum dan sesudah adanya suatu kegiatan.

    Dampak ialah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dari suatu

    aktivitas. Aktivitas tersebut bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi.

    Dampak dari suatu pembangunan menjadi masalah karena perubahan yang

    disebabkan oleh pembangunan selalu lebih luas daripada yang menjadi sasaran

    pembangunan yang direncanakan. Dampak dapat bersifat biofisik, dan dapat

    juga bersifat sosial, ekonomi dan budaya (Suratmo, 2009).

    2.5.2 Dampak ekowisata

    Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu

    aktivitas (Soemarwoto, 2003). Ekowisata merupakansalah satu sektor penting

    dalam pembangunan. Pengelolaan ekowisata yang baik akan menghasilkan

    beberapa keuntungan dalam berbagai aspek. Akan tetapi, apabila tidak

    dikelola dengan benar, maka ekowisata dapat berpotensi menimbulkan masalah

    atau dampak negatif. Berdasarkan kacamata ekonomi makro, ekowisata

    memberikan beberapa dampak positif (Yoeti, 2008), yaitu :

    1. Menciptakan kesempatan berusaha

    2. Menciptakan kesempatan kerja

  • 18

    3. Meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan

    masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran

    wisatawan yang relatif cukup besar

    4. Meningkatkan penerimaan pajak pemerintah danretribusi daerah

    5. Meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB)

    6. Mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor

    ekonomi lainnya

    7. Memperkuat neraca pembayaran. Bila neraca pembayaran mengalami

    surplus, dengan sendirinyaakan memperkuat neraca pembayaran Indonesia,

    dansebaliknya.

    Pengembangan ekowisata tidak saja memberikan dampak positif, tetapi

    juga dapat memberikan beberapa dampak negatif, antara lain (Yoeti, 2008):

    1. Sumber-sumber hayati menjadi rusak, yang menyebabkan Indonesia akan

    kehilangan daya tariknya untuk jangka panjang

    2. Pembuangan sampah sembarangan yang selain menyebabkan bau tidak

    sedap, juga dapat membuat tanaman di sekitarnya mati

    3. Sering terjadi komersialisasi seni-budaya

    4. Terjadi demonstration effect, kepribadian anak-anak muda rusak. Cara

    berpakaian anak-anak sudah mendunia berkaos oblong dan bercelana

    kedodoran.

    2.5.3 Dampak Ekowisata terhadap Sosial Budaya

    Ekowisata sebagai industri pariwisata merupakan bagian dari cultural

    industi yang melibatkan seluruh masyarakat. Meskipun hanya sebagian

    masyarakat yang terlibat, namun pengaruh sosial lebih luas seperti terjadinya

    ketimpangan/kesenjangan sosial dalam masyarakat. Pengaruh pariwisata

    terhadap masyarakat termasuk terjadinya perubahan proses sosial masyarakat

    yang di dalamnya terdapat kerjasama danpersaingan antara pelaku pariwisata.

  • 19

    Proses sosial adalah hubungan timbal balik antar individu, individu dengan

    kelompok, dan antar kelompok, berdasarkan potensi atau kekuatan masing -

    masing (Abdulsyani, 2002).

    Menurut Yoeti (1996), dampak positif kepariwisataan terhadap kehidupan

    sosial cukup banyak, hal itu dapat dilihat sebagai berikut :

    1. Struktur Sosial

    Transisi kesempatan kerja dari sektor pertanian ke sektor pelayanan

    Modernisasi dalam cara- cara pertanian dan penjualan hasil panen

    Pemerataan pendapatan masyarakat di daerah wisata yang dikunjungi oleh

    wisatawan

    Berkurangnya perbedaan dalam pendidikan dan kesempataan berusaha

    atau pekerjaan

    2. Modernisasi Keluarga

    Kaum wanita memperoleh status baru dari tradisional berubah menjadi

    padagang asongan, pemilik toko cendera mata, restoran atau bekerja

    pada kerajinan tangan dan karyawan hotel

    Terjadi kelonggaran perlakuan orang tua terhadap anak- anak, dari

    disiplin ketat menjadi anak yang bebas memiih sesuai dengan yang

    dicita- citakannya.

    3. Peningkatan dalam Wawasan Masyarakat

    Terjadi perubahan tingkah laku yang positif, terutama dalam etiket dan

    cara berkomunikasi antar sesama.

    Dapat menghilangkan prasangka- prasangka negatif terhadap etnis lain

    Menurut Yoeti (1996), damapk negatif dari pembangunan sektor

    pariwisata terhadap kehidupan sosial masyarakat, yaitu :

  • 20

    1. Distribusi Pendapatan Masyarakat

    Penduduk setempat sudah terpolarisasi. Perolehan pendapatan

    masyarakat tidak proporsional, kebanyakan penduduk ingin menjadi kaya secara

    mendadak dan berusaha memburu dolar dengan jalan pintas tanpa memiliki

    keterampilan yang berarti

    2. Konflik Rumah Tangga

    Dengan masuknya wosatawan asing yang silih berganti dan terjadinya

    intensitas pergaulan antara yang melayani dan yang diberikaan pelayanan,

    timbul dampak negatif demi memenuhi kebutuhan biologis masing- masing. Pria

    asing mencari wanita setempat dan pemuda setempat menawarkan diri sebagai

    gigolo. Akibat lebih jauh bnayak erjadi perceraian di daerah wisata tersebut.

    3. Meningkatnya kriminalitas, konsumenisme masyarakat lokal dan pelacuran

    Dalam hal ini, pengaruh lebih parah lagi, sebagai akibat berkembangnya

    tingkah laku masyarakat yang berorientasi pada konsumsi semata dan pengaruh

    penyakit masyarakat itu, maka munculah pelacuran, kecanduan obat - obatan,

    perdagangan obat bius, mabuk - mabukan dan ketidakpatuhan terhadap undang

    - undang yang berlaku.

    2.5.4 Dampak Ekowisata Terhadap Ekonomi

    Kegiatan ekowisata yang banyak menarik minat wisatawan telah

    memberikan sumbangan devisa untuk negara dan juga telah membuka

    kesempatanlapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Masyarakat tidaksaja

    mendapatkan pekerjaan dan peningkatan pendapatan, tetapi juga dapat

    menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru yang menunjang kegiatan

    pariwisata (Sedarmayanti, 2005).

    Menurut Sammeng (2001), Dampak ekowisata terhadap perekonomian

    dapat bersifat positif adalah sebagai berikut :

  • 21

    1. Pendapatan

    Pariwisata dipandang pula penghasil valuta asing, karena

    kemampuannya menghasilkan valuta asing melalui pembelanjaan wisata

    mancanegara. Pembelanjaan wisatawan mancanegara tersebut demikian

    besarnya, sehingga transaksi pariwisata melampaui transaksi- transaksi yang

    etrjadi di sektor- sektor industri lainnya, mislanya industri otomotif, industri migas,

    industri tekstil, dll.

    2. Lapangan Pekerjaan

    Dampak posistif yang dapat diraih dari pengembangan pariwisata adalah

    penciptaan lapangan pekerjaan. Industri pariwisata mamapu menciptakan

    lapangan pekerjaan yang cukup besar, sehingga tergolong bidang usaha yang

    padat karya, karena wisatawan memerlukan perhatian setiap saat, sehingga

    tenaga kerja pariwisata harus siap dan bersedia kapanpun diperlukan.

    3. Neraca Pembayaran

    Dalam kehidupan sehari- hai, seorang bisa membuka rekening di bank.

    Dengan rekening tersebut seseorang dapat menyimpan uang atau

    mengambilnya setiap ada transaksi. Rekening semacam ini sama halnya dengan

    suatu negara, khususnya dalam hal valuta sing. Neraca pembayatran suatu

    negara dihitung dengan mengurangkan nilai debet atas nilai kredit dari negara

    yang bersangkutan. Apabila kreditnya lebih besar daripada nilai debetnya, maka

    neraca pembayarannya disebut surplus.

    Menurut Sammeng (2001), Dampak ekowisata terhadap perekonomian

    dapat bersifat negatif adalah sebagai berikut :

    1. Ketergantungan

    Dampak negatif yang perlu diwaspadai dalam pengembanagan pariwisata

    dibidang ekonomi khususnya berkaitan dengan pendapatan, yakni

    ketergantungan yang terlalu besar pada wisatwan. Negara- negara yang

  • 22

    menjadikan pariwisata sebagai andalan akhirnya terjerat dalam ketergantungan

    (dependency) yang begitu mencekik.

    2. Kesenjangan pendapatan Antar Masyarakat

    Pariwisata telah mengubah struktur internal masyarakat, sehingga terjadi

    perbedaan antara mereka yang mempunyai hubungan dengan pariwisata dan

    mereka yang tidak. Jadi, keterkaitan dengan pariwisata menjadi salah satu

    pemisah atau pembeda dalam masyarakat.

    2.6 Wisatawan

    Menurut Fandeli dan Mukhlison (2000), wisatawan adalah setiap orang

    yang datang disebuah negara karena alasan yang bertujuan untuk bermigrasi

    dan yang tinggal setidk- tidaknya 24 jam dan selama - lamanya 6 bulan dalam

    tahun yang sama. Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu

    dan tujuan yang disebut wisatawan adalah orang - orang yang berkunjung

    setidaknya 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi mengisi waktu

    senggang seperti bersenang - senang, berlibur, uktuk kesehatan, studi

    keilmuwan, keperluan agama, dan olahraga, serta bisnis keluarga, peurtusan

    dan pertemuan- pertemuan. Sedangkan ekskurisionis adalah wisatawan yang

    hanya tinggal sehari di negara yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini

    paling banyak digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami

    antara wisatawan yang bisaa disebut wisatawan, dan wisatawan yang hanya

    ekskurisionis saja. Seseorang atau lebih yang melakukan perjalanan wisata serta

    melakukan kegiatan terkait dengan wisata disebut wisatawan. Wisatawan warga

    negara Indonesia yang melakukan perjalanan wisata disebut wisatawan

    Nusantara. Wisatawan warga negara asing yang melakukan perjalanan wisata

    disebut wisatawan mancanegara.

  • 23

    2.7 Mangrove

    2.7.1 Pengertian Mangrove dan Hutan Mangrove

    Kata mangrove dalam bahasa Inggris digunakan untuk komunitas

    tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan juga untuk

    individu - individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut.

    Sedangkan dalam bahasa portugis kata mangrove digunakan untuk menyatukan

    individu spesies tumbuhan, sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa kata

    mangrove berasal dari bahasa Melayu kuno mangi - mangi yang digunakan

    untuk menerangkan marga Avicennia dan masih digunakan sampai saat ini di

    Indonesia bagian Timur (Mastaller, 1997)

    Hutan mangrove merupakan sekumpulan tanaman yang berada di daerah

    pantai tropis yang kebanyakan terdiri dari spesies tanaman mangrove dan

    mampu hidup dan tumbuh berkembang di daerah pasang surut dan pantai

    berlumpur. Komunitas vegetasi atau kumpulan tanaman mangrove ini umumnya

    tumbuh dalam daerah intertidal dimana terdapat genangan air laut cukup dan

    secara berkala mendapatkan aliran air tawar, dan wilayah ersebut terlindung dari

    gelombang besar maupun arus gelombang dan pasang surut (Harahab, 2016)

    Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada tanah lumpur

    aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air

    laut, dan terdiri atas jenis-jenis pohon Avicennia, Sonneratia, Rhizophora,

    Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras,

    Scyphyphora dan Nypa (Sosia et.al., 2014).

    2.7.2 Fungsi Mangrove

    Mangrove memiliki peranan penting dalam melindungi pantai dari

    gelombang, angin dan dari adanya badai. Tehakan mangrove yang ada dapat

    melindungi pemukiman, bangunan yang ada daerah pesisir dan pertanian dari

    angin kencang atau intrusi air laut. Mangrove juga terbukti memainkan peran

  • 24

    penting dalam melindungi pesisir dari gempuran badai. Kemampuan mangrove

    untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut merupakan salah satu peran

    penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu

    mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, pohonnya mampu mengurangi

    energi gelombang dan memperlambat arus, sementara vegetasi secara

    keseluruhan dapat memrangkap sedimentasi (Noor, 1999).

    Tidak hanya itu, mangrove juga memproduksi nutrien yang dapat

    menyuburkan perairan laut, mangrove dapat membantu perputaran karbon,

    nitrogen dan sulfur, serta perairan mangrove kaya akan nutrien, baik nutrien

    organik maupun anorganik. Rata-rata produksi primer mangrove yang tinggi

    dapat menjaga keberlangsungan populasi fauna perairan, ikan, kerang dan

    satwa liar. Mangrove menyediakan tempat perkembangbiakan dan pembesaran

    bagi beberapa spesies hewan khususnya udang, sehingga biasa disebut tidak

    ada mangrove tidak ada udang. Diantara jasa lingkungan ekosistem hutan yang

    menjadi isu penting adalah fungsinya dalam menyerap karbon. Karbon dioksida

    (CO2) merupakan salah satu gas rumah kaca dan karena berfungsi sebagai

    perangkap panas di atmosfer, menyebabkan terjadinya adanya perubahan iklim

    di bumi (Macnae,1968).

    2.8 Perubahan Sosial

    2.8.1 Pengertian dan Ciri - Ciri Perubahan Sosial

    Perubahan Sosial adalah segala perubahan - perubahan pada lembaga -

    lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi

    sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di

    antara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soemardjan, 1991).

    Menurut Soemardjan (1991), Ciri – ciri perubahan sosial bisa dilihat

    sebagai berikut :

  • 25

    a. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang (dinamis),

    b. Perubahan pada satu lembaga akan menyebabkan perubahan pada lembaga

    lainnya

    c. Perubahan yang cepat (revolusi) dapat menyebabkan disorganisasi dalam

    kelompok dan bersifat sementara

    d. Perubahan sosial tidak hanya mencakup material / spiritualnya saja tapi

    mencakup keduanya.

    Perubahan sosial merupakan transformasi dalam organisasi masyarakat,

    dalam pola berfikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu (Sztompka, 2005).

    Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yag terjadi di dalam

    atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara

    keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Konsep dasar perubahan

    sosial mencakup tiga gagasan yaitu : (1) perbedaan, (2) pada waktu berbeda (3)

    di antara keadaan sistem sosial yang sama.

    2.8.2 Interaksi Sosial

    Manusia adalah makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk yang

    berpikir. Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif

    untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai

    makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan

    dengan orang lain,manusia mempunyai dorongan sosial. Interaksi sosial

    merupakan suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya dimana

    individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lainnya sehingga terdapat

    hubungan yang saling timbal balik (Walgito, 2003).

    Interaksi sosial yaitu merupakan hubungan-hubungan sosial yang

    dinamis, yang menyangkut hubungan perseorangan, antara kelompok-kelompok

    manusia, maupun antara perseorangan dengan kelompok (Soekanto, 2002).

  • 26

    2.9 Perubahan Ekonomi

    Kata ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos

    yang berarti rumah tangga dan Nomos yang berarti mengatur. Jadi, ekonomi

    adalah cara mengatur rumah tangga. Ekonomi sering juga diartikan sebagai

    salah satu cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti segala sesuatu yang

    berhubungan dengan azas – azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-

    barang serta kekayaan (seperti perdagangan, hal keuangan dan

    pendistribusian). Jadi dapat diartikan bahwa ekonomi berkaitan dengan proses

    pemenuhan keperluan hidup sehari- hari.

    Dalam memenuhi kebutuhan pokok, terutama kebutuhan primer, manusia

    dituntut untuk bekerja dan berpenghasilan yang cukup untuk bisa mencukupi

    kebutuhannya, hal itu dapat terlaksana dengan baik apabila manusia itu memiliki

    skill yang cukup memadai agar pada akhirnya dapat bersaing di dunia kerja.

    Dengan itu manusia ingin memperbaiki hidupnya dengan cara bekerja untuk

    dapat terus melangsungkan hidupnya dan mengalami perubahan ekonomi yang

    lebih baik lagi. Kedudukan perubahan ekonomi itu meliputi tiga faktor yaitu

    pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Dalam hal ini dapat dikategorikan

    mengenai kedudukan ekonomi tinggi, sedang dan rendah (Soekanto, 2002).

    2.10 Kerangka Berpikir Penelitian

    Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori

    berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

    yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis

    pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan

    hubungan antar variabel variabel independen dan dependen. Apabila dalam

    penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan,

  • 27

    mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar

    variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.

    Oleh karena itu ada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan

    pada kerangka berpikir (Sugiyono, 2014).

    Pada era modern ini perkembangan dunia parawisata mengalami

    kenaikan yang sangat pesat, dalam perkembangannya pariwisata telah

    mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk, dan sifat kegiatan,

    dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir maupun sifat

    perkembangan itu sendiri. Aspek ekonomi pariwisata tidak hanya berhubungan

    dengan kegiatan ekonomi yang langsung berkaitan dengan pariwisata, seperti

    usaha perhotelan, restoran, dan penyelenggaraan paket wisata atau tour dan

    travel. Disamping itu paraiwisata juga merupakan suatu wahana yang digunakan

    unruk mengurangi jumlah pengangguran. Industri pariwisata sering dianggap

    sebagai jawaban untuk memperbaiki masalah ekonomi.

    Pariwisata berbasis perjalanan ke daerah - daerah lingkungan alam

    disebut dengan ekowisata. Ekowisata saat ini sangat diminati oleh wisatawan,

    baik wisatawan lokal maupun mancanegara, ekowisata merupakan salah satu

    bentuk wisata alernatif, yang dibentuk sebagai reaksi atas berbagai dampak

    negatif dari wisata tradisonal, yaitu dengan melakukan suatu perjalanan yang

    bertanggung jawab ke daerah yang masih alami atau dengan maksud untuk

    konservasi yang mendukung kelestarian lingkungan. Dengan semakin pesatnya

    perkembangan pariwisata, bentuk wisata alam atau ekowisata yang semula

    mendukung kelestarian lingkungan, akan dapat menimbulkan dampak negatif

    terhadap lingkungan, baik ligkungan alam maupun sosial budaya setempat.

    lingkungan alam maupun sosial budaya setempat. Namun sesuai strategi

    pemerintah dalam pengembangan ekowisata yang terkait dengan

    pengembangan peran serta masyarakat diharapkan dapat mampu meningkatkan

  • 28

    kesempatan dan peluang bagi masyarakat untuk menikmati manfaatnya,

    sehingga perkembangan kegiatan ekowisata dapat mampu membantu

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai dampak negatif pariwisata

    terutama disebabkan oleh pengembangan pariwisata yang dilakukan semata -

    mata dengan pendekatan ekonomi di mana pariwisata dipandang sebagai

    instrumen untuk meningkatkan pendapatan. Persaingan yang semakin ketat

    menyebabkan pengembangan dan perkembangan pariwisata menjadi sangat

    eksploitatif terhadap sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dengan

    dikembangkan ekowisata dapat diharapkan akan dapat meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat setempat, namun demikian perlu disadari bahwa pada

    dasarnya pariwisata merupakan suatu industri yang multikompleks dengan

    menyentuh segala aspek kehidupan, sehingga perkembangannya dapat

    membawa akibat atau dampak dan tidak jarang dapat merubah tata kehidupan

    masyarakat baik struktur ekonomi maupun sosial. Begitu juga dengan Ekowisata

    Mangrove Blok Bedul yang dalam pelaksanaannya akan berdampak terhadap

    kondisi sosial dan ekonomi mayarakat yang berada di sekitar kawasan ekowisata

    mangrove tersebut. Lebih jelasnya kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat

    pada Gambar 1.

  • 29

    Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

    Pembangunan

    Ekonomi

    Kebijakan

    Pariwisata

    Pengembangan dan

    pembangunan wisata

    Ekowisata

    Mangrove

    Dampak

    Sosial

    Pembangunan

    pariwisata

    berkelanjutan

    Wisata

    Alam

    Dampak

    Ekonomi

    Swasta /

    Investor

    Wisata

    Sejarah atau

    budaya

    Wisata

    Minat

    Khusus

    Wisatawan Masyarakat

    Lokal

    Dampak Positif

    Dampak Negatif

    Kesejahteraan

    Masyarakat

    Dampak Positif

    Dampak Negatif

  • 30

    3. METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

    Tempat pelaksanaan penelitian skripsi ini dilakukan pada ekowisata

    Mangrove Blok Bedul, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten

    Banyuwangi. Jawa Timur. Adapun penelitian ini dilakukan selama 2 minggu yaitu

    mulai tanggal 1 Mei 2017 hingga 15 Mei 2017.

    3.2 Jenis dan Metode Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

    penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

    Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah - masalah berupa fakta -

    fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau

    pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur. Penelitian

    kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

    postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah

    (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

    instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

    (gabungan), analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

    menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2014).

    3.3 Jenis Data

    Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan

    data sekunder.

    3.3.1 Data Primer

    Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

    sumber asli (tidak melalui perantara siapapun). Data primer dapat berupa opini

    subjek (orang) secara individu atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu

  • 31

    benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Kelebihan bagi peneliti

    menggunakan data primer adalah peneliti dapat mengumpulkan data sesuai

    dengan yang diinginkan karena data yang tidak relevan dapat dieliminasi atau

    setidaknya dikurangi (Sangadji dan Sopiah, 2010). Data ini diperoleh secara

    langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dari hasil wawancara

    dan observasi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan

    observasi terhadap situs dalam penelitian yang merupakan tempat yang di

    dalamnya peneliti dapat mengamati keadaan sebenarnya dari objek penelitian

    sehingga peneliti mendapat data yang valid, akurat dan benar- benar dibutuhkan

    dalam penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan beberapa

    informan, sebabagi berikut :

    1. Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Loh Jinawi Desa Sumberasri

    2. Kepala Desa Sumberasri

    3. Masyarakat sekitar ekowisata Mangrove Blok Bedul

    4. Wisatawan ekowisata Mangrove Blok Bedul

    Dalam penelitian ini data primer yang diambil antara lain meliputi :

    1. Profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul

    2. Proses pengembangan ekowisata Mangrove Blok Bedul

    3. Dampak Sosial dan Ekonomi dari adanya pembangunan Ekowisata Mangrove

    Blok Bedul yang meliputi dampak positif dan negatif

    3.3.2 Data Sekunder

    Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang didapatkan

    secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicacat oleh pihak

    yang lain). Data sekunder umumnya berupa data lembaga pemerintah, riset

    terdahulu, catatan pribadi, dan sejarah yang telah tersusun di dalam arsip berupa

    data dokumenter yang dipublikasikan maupun data dokumenter yang tidak

    dipublikasikan (Sangadji dan Sopiah, 2010).

  • 32

    Dalam penelitian ini data sekunder yang diambil antara lain meliputi :

    1. Penelitian terdahulu mengenai dampak pengembangan ekowisata terhadap

    kondisi masyarakat sekitar ekowisata

    2. Data penduduk Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo Kabupaten

    Banyuwangi Provinsi Jawa Timur

    3. Peta lokasi penelitian

    4. Keadaan umum lokasi penelitian

    5. Letak geografis dan topografis lokasi penelitian

    6. Keadaan masyarakat sekitar ekowisata Mangrove Blok Bedul

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

    dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi.

    3.4.1 Observasi

    Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

    penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek

    penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, beupa fenomena alam

    (kejadian- kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan

    responden kecil (Sugiyono, 2014).

    Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data dengan

    melakukan observasi dengan mengamati secara langsung kegiatan yang

    dilakukan masyarakat sekitar ekowisata Mangrove Blok Bedul dan mencatat

    seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan.

    3.4.2 Wawancara

    Pengumpulan data dalam penelitian dapat menggunakan metode

    wawancara. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan suatu data

    apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

  • 33

    permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-

    hal dari responden yang lebih mendalam dan apabila respondennya berjumlah

    sedikit/kecil. Wawancara dibagi menjadi 2 yaitu wawancara terstruktur dan

    wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan setelah

    mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh

    karena itu peneliti biasanya sudah menyiapkan pertanyaan - pertanyaan tertulis

    yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak

    terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

    menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

    lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancaranya pada wawancara

    tidak terstruktur yang digunakan hanya berupa garis – garis besar permasalahan

    yang akan ditanyakan. (Sugiyono, 2014).

    Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data dengan melakukan

    wawancara seperti wawancara dengan Balai Taman Nasional Alas Purwo (BTN

    Alas Purwo) mengenai luasan mangrove dan jenis - jenis mangrove yang ada

    pada kawasan konservasi mangrove Blok Bedul, profil dan sejarah ekowisata

    mangrove Blok Bedul, Kepala Badan Milik Usaha Milik Desa (BUMDes)

    Sumberasri, Kepala Desa Sumberasri, masyarakat desa Sumberasri, serta

    wisatawan ekowisata Mangrove Blok Bedul.

    3.4.3 Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan suatu catatan peristiwa yang sudah berlalu.

    Dokumentasitersebut bisa berbentuk tulisan, Gambar, atau karya- karya

    monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya

    catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan,

    kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk Gambar misalnya foto, Gambar hidup,

    sketsa, dan lain- lain. Dokumentasi yang berbentuk karya misalkan karya seni,

    yang dapat berupa Gambar, patung, film, dan lain – lain. Studi dokumen

  • 34

    merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

    dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2014).

    Dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan

    melakukan dokumentasi yakni seperti keadaan sekitar kawasan ekowisata

    mangrove Blok Bedul, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh ekowisata, proses

    wawancara.

    3.5 Teknik Pengambilan Sampel

    Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi. Tetapi

    situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors),

    aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sampel merupakan bagian

    dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014).

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    menggunakan nonprobablity sampling, yaitu dengan teknik purposive sampling

    yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

    Ditujukkan oleh orang yang benar- benar mengenal tentang situasi sosial yang

    akan diteliti. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau

    penelitian - penelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono, 2014).

    Sehingga untuk mendapatkan data yang diperlukan menggunakan purposive

    sampling dibutuhkan informan yang mengetahui keadaan di sekitar ekowisata

    Mangrove Blok Bedul. Adapun yang menjadi informan adalah Kepala Desa

    Sumberasri, Ketua BUMDes Sumberasri (Loh Jinawi, masyarakat Desa

    Sumberasri serta wisatawan ekowisata Mangrove Blok Bedul. Tidak hanya itu, di

    dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik

    snowball sampling. Dimana snowball sampling adalah teknik penentuan sampel

    yang mula - mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman -

    temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel

  • 35

    semakin banyak, seperti ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama

    semakin besar.

    Informan yang ditetapkan dengan cara pengambilan sampel

    menggunakan purposive sampling adalah Masyarakat Desa Sumberasri dan

    Wisatawan Ekowisata Desa Sumberasri, sedangkan informan yang ditetapkan

    dengan cara pengambilan sampel menggunakan snowball sampling adalah

    Kepala Desa Sumberasri dan Ketua Badan Usaha Milik Desa (Loh Jinawi) Desa

    Sumberasri.

    3.6 Analisis Data

    Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis

    data merupakan rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokkan,

    sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai

    sosial, akaademis dan ilmiah (Sangadji dan Sopiah, 2010). Sesuai dengan tujuan

    peneliti maka teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dalam

    penelitian ini adalah kualitatif. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu

    suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan

    menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, selanjutnya mencari

    data lagi secara berulang - ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan

    apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

    Apabila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang- ulang

    dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut

    berkembang menjadi sebuah teori. Pada analisis data ini peneliti menggunakan

    analisis kualitatif model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014) yang terdiri dari

    empat hal utama yaitu :

  • 36

    1. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data merupakan suatu proses pengambilan data yang

    dilakukan dari tempat penelitian. Data diperoleh dengan menggunakan metode

    observasi, wawancara dan dokumentasi.

    Pada tahap wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara kepada

    pengelola ekowisata Mangrove Blok Bedul yakni Balai Taman Nasional Alas

    Purwo tentang proses pengembangan ekowisata, Kepala Desa Sumberasri dan

    masyarakat sekitar ekowisata Mangrove Blok Bedul mengenai dampak adanya

    pengembangan ekowisata terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat desa

    Sumberasri. Dokumentasi yang dilakukan berupa Gambar, yang berguna untuk

    mendukung kebutuhan data penelitian dan sebagai bukti validitas dari peneliti.

    Data yang berupa dokumen dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan data

    penelitian yang bersumber dari dokumen resmi pada kantor balai desa dan Dinas

    terkait. Sedangkan observasi berupa pengumpulan data dengan cara mengamati

    langsung ke lapangan.

    2. Reduksi Data

    Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

    pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

    muncul dari catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus

    selama penelitian tersebut berlangsung. Bahkan sebelum data benar- benar

    terkumpul, antisipasi akan adanya reduksi sudah tampak waktu penelitiannya

    memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian,

    dan pendekatan pengumpulan data yang dipilihnya. Selama pengumpulan data

    berlangsung terjadilah reduksi data selanjutnya berupa membuat ringkasan,

    mengkode, menelusur tema, membuat gugus, membuat partisi, menulis memo,

    dan sebagainya. Reduksi data terus berlanjut sesudah penelitian lapangan

    sampai laporan akhir tersusun.

  • 37

    Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan pihak- pihak

    yang terkait maka data yang terkumpul lalu dirangkum dan digabungkan dengan

    tujuan mempermudah dalam membuat laporan penelitian tanpa menghilangkan

    data.

    3. Penyajian Data

    Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang

    memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

    Supaya sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka sajian

    data dapat diwujudkan dalam bentuk matriks, grafis, jariangan atau bagan

    sebagai wadah panduan informan tentang apa yang terjadi. Data tersebut

    disajikan sesuai dengan apa yang diteliti.

    Pada tahap ini penyajian data dibagi menjadi dua yaitu Gambaran umum

    dan penyajian data fokus penelitian. Gambaran umum berisikan tentang

    Gambaran terkait lokasi penelitian dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

    Sedangkan penyajian data fokus penelitian menyajikan data yang telah

    digabungkan dan disajikan sesuai fokus penelitian. Dengan kat lain, menyajikan

    data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Dari

    seluruh data yang telah di dapat tersebut, dipahami satu persatu kemudian

    disatukan dan diinterpretasikan sesuai dengan rumusan masalah.

    4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

    Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami

    makna, keteraturan pola - pola penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.

    Kesimpulan yang ditarik segera di verifikasi dengan cara melihat dan

    mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh

    pemahaman yang lebih tepat, selain itu juga dapat dilakukan de