Upload
others
View
6
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE BLOK BEDUL
TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DESA
SUMBERASRI KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN BANYUWANGI
PROVINSI JAWA TIMUR
LAPORAN SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh :
MIRA AGUSTINA NIM. 135080401111068
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
ii
DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE BLOK BEDUL
TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DESA
SUMBERASRI KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN BANYUWANGI
PROVINSI JAWA TIMUR
LAPORAN SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Oleh :
MIRA AGUSTINA
NIM. 135080401111068
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
iii
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan skripsi yang berjudul
“DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE BLOK BEDUL
TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DESA
SUMBERASRI KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN BANYUWANGI
PROVINSI JAWA TIMUR” benar – benar merupakan hasil karya dan pemikiran
saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa laporan
skripsi ini merupakan hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya siap bertanggung
jawab dengan bersedia menerima segala konsekuensi dan sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Malang, 31 Juli 2017
Mira Agustina 135080401111068
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah wa syukurilah penulis haturkan atas segala nikmat Allah
yang telah diberikan. Dengan segala rahmat akhirnya penulis bisa
menyelesaikan laporan skripsi ini yang menjadi syarat mutlak untuk meraih gelar
sarjana perikanan. Terbentuknya laporan skripsi ini tidak lepas dari dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Edi Susilo, MS dan Tiwi Nurjannati Utami, S.Pi, MM selaku dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan
sejak pembuatan usulan skripsi hingga terselesaikannya laporan skripsi ini.
2. Erlinda Indrayani, S.Pi, M.Si dan Wahyu Handayani, S.Pi, MBA, MP selaku
dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dalam penyelesaian
skripsi ini.
3. Kedua orang tua tercinta, Ayah dan Mama serta semua keluarga yang selalu
memberikan doa sepanjang masa dan memberikan dorongan semangat,
kakak tersayang Berlinda Megawati yang selalu memberikan doa dan
semangat.
4. Sahabat-sahabat tercinta Anis, Nisa, Yuyun, Icha, Ainun, Rini yang selalu
memberikan perhatian dan dukungan dalam menyelesaikan penelitian dan
memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi.
5. Penghuni sentono 101 Rara, Binti, Siti Saadah, Vina, Mb Fita, Candra, Nita,
Nur Mala, Siti Amala, Desi, Mb Wati, Ana, Febrika, Yana, Asti serta Mbak
Ninik yang selalu memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi.
6. Sahabat – sahabat waktu SMP, Annisa, Mahmudah, Fitri, Aini serta Hasprita
yang selalu memberikan perhatian dan dukungan dalam penyelesaian skripsi
vi
7. Segenap keluarga besar AP 2013, serta berbagai pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Laporan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran
sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat dan
dapat memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Malang , 31 Juli 2017
Penulis
vi
vii
RINGKASAN
MIRA AGUSTINA. Dampak Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul Terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur (dibawah bimbingan Dr.Ir. Edi Susilo, MS dan Tiwi Nurjannati, S.Pi, MM)
Indonesia merupakan negara kepulauan dan merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah perairan laut terluas di dunia, dengan adanya perairan yang luas tersebut Indonesia memiliki destinasi pariwisata yang beranekaragam dan memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan seperti halnya pantai, ekowisata mangrove dan wisata bawah laut. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggalakkan pembangunan di sektor pariwisata. Pariwisata akan menimbulkan perubahan kondisi sosial dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar yang berada di kawasan pariwisata. Seperti halnya Ekowisata Mangrove Blok Bedul yang berdampak pada masyarakat desa Sumberasri baik itu kondisi sosial maupun ekonominya. Adanya ekowisata akan berdampak positif maupun negatif pada kedua aspek tersebut.
Penelitian dilakukan pada Ekowisata Mangrove Blok Bedul yang terletak di Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Adapun waktu penelitian dimulai pada tanggal 1 Mei 2017 hingga 15 Mei 2017. Peneliti menentukan tujuan dari penelitian, yaitu : (1) Mengetahui profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul, (2) Mengetahui dan menganalisis proses pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul, (3) mengetahui dan menganalisis perubahan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar Ekowisata Mangrove Blok Bedul.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi – situasi atau kejadian – kejadian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif atau sering disebut sebagai metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan dalam kondisi alamiah (natural setting). Data yang didapatkan berupa data primer maupun data sekunder. Data primer pada penelitian ini diperoleh secara langsung dengan melakukan pengamatan, pencatatan, wawancara dan dokumentasi mengenai profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul, proses pengembangan ekowisata Mangrove Blok Bedul serta dampak sosial dan ekonomi dari adanya pembangunan Ekowisata Mangrove Blok Bedul yang meliputi dampak positif dan negatif. Data sekunder diperoleh dari pihak – pihak yang terkait diantaranya : kantor Kepala Desa Sumberasri, Kantor Badan Usaha Milik Desa Sumberasri (Loh Jinawi), Badan Pusat Statistik (BPS).
Ekowisata Mangrove Blok Bedul merupakan pengembangan dari potensi yang ada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo berupa Segara Anakan dengan tumbuhan mangrove beserta ekosistem yang ada di dalamnya, hutan tropis di tanah lemarengan dan pantai selatan. Pengelolaan tersebut merupakan kerjasama antara Pemerintah Desa dengan Balai Taman Nasional Alas Purwo. Penandatanganan nota kesefahaman (MoU) pengelola wisata tersebut dilakukan pada bulan Januari 2007. MoU tersebut merupakan kelanjutan dari ditetapkannya Desa Sumberasri sebagai Desa Model Konservasi dari Taman Nasional Alas Purwo pada tahun 2006. Pada tahun 2009 Ekowisata Mangrove Blok Bedul resmi dijadikan sebagai Ekowisata. Daya tarik ekowisata ini terdapat pada berbagai macam potensi yang dapat dijual dalam kegiatan ekowisata
viii
mangrove. Pada ekowisata Mangrove potensi utama yang dapat dijual adalah flora dan fauna yang ada didalamanya. Tidak hanya itu yang menjadi daya tarik ekowisata ini selain flora dan faunanya ada juga paket wisata dan potensi budaya yang ditawarkan kepada pengunjung. Pada Mangrove Blok Bedul terdapat 24 jenis mangrove seperti Acrosticum aureum, Bruguiera cylindrical, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops decandra, Ceriops tagal, Excoecaria agaliocha,Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea,Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris. Ada juga potensi fauna yang ada pada ekowisata Mangrove Blok Bedul ini seperti Bangau Tong Tong, Cekakak sungai, Elang Bondol, Blekok, Elang ikan kepala kelabu, ikan Glodok, Jelarang bilalang, Ketam mangrove, kuntul kecil, dan monyet ekor panjang. Tidak hanya itu di kawasan ekowisata ini terdapat banyak jenis burung air. Paket wisata yang ditawarkan ada 3 yaitu Paket Sungai Kere, Paket Cungur dan Paket Ngagelan. Potensi budaya juga ditawarkan dalam ekowisata ini yaitu adanya upacara Petik Laut yang diadakan di dalam ekowisata Mangrove dan di dalam ekowisata Mangrove tersebut terdapat sumber mata air yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, hal tersebut bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Ekowisata Mangrove Blok Bedul dikelola oleh BUMDes Loh Jinawi yang berasal dari masyarakat desa Sumberasri.
Pembangunan Ekowisata Mangrove Blok Bedul berdampak pada kehidupan masyarakat yaitu kondisi sosial dan ekonomi baik itu dampak positif maupun negatifnya. Dampak positif terhadap aspek sosial kehidupan masyarakat, diantaranya yaitu adanya transformasi struktur mata pencaharian masyarakat, serta peningkatan keterampilan dan wawasan masyarakat desa Sumberasri. Sedangkan dampak positif dari adanya pembangunan ekowisata Mangrove Blok Bedul pada aspek ekonomi kehidupan masyarakat sekitar diantaranya terbukanya lapangan pekerjaan baru, adanya kesempatan kerja dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Pembangunan Ekowisata Mangrove Blok Bedul juga memberikan dampak negatif terhadap aspek sosial kehidupan masyarakat, diantaranya yaitu perilaku konsumtif masyarakat sekitar ekowisata serta berkurangnya nilai tradisi gotong royong. Sedangkan dampak negatif pada aspek ekonomi kehidupan masyarakat sekitar diantaranya adanya ketergantungan masyarakat sekitar ekowisata dan adanya kesenjangan pendapatan antar masyarakat.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi yang berjudul “Dampak
Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul Terhadap Kondisi Sosial dan
Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo Kabupaten
Banyuwangi Provinsi Jawa Timur”.
Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Malang, 31 Juli 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ...iii PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ v RINGKASAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI..................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv 1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 7
2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8 2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................................8 2.2 Pembangunan Ekonomi ..................................................................................9 2.3 Pariwisata ........................................................................................... 10
2.3.1 Pengertian Pariwisata ................................................................. 10 2.3.2 Jenis- jenis Pariwisata ................................................................ 11
2.4 Ekowisata ........................................................................................... 12 2.4.1 Pengertian Ekowisata ................................................................. 12 2.4.2 Parameter Pariwisata.................................................................. 12 2.4.3 Pengembangan Ekowisata ......................................................... 15
2.5 Dampak .............................................................................................. 17 2.5.1 Pengertian Dampak .................................................................... 17 2.5.2 Dampak Ekowisata ..................................................................... 21 2.5.3 Dampak Ekowisata Terhadap Sosial Budaya ............................... 18 2.5.4 Dampak Ekowisata Terhadap Ekonomi ....................................... 20
2.6 Wisatawan .......................................................................................... 22 2.7 Mangrove ........................................................................................... 23
2.7.1 Pengertian Mangrove dan Hutan Mangrove ................................. 23 2.7.2 Fungsi Mangrove ........................................................................ 23
2.8 Perubahan Sosial................................................................................ 24 2.8.1 Pengertian dan Ciri- ciri Perubahan Sosial ................................... 24 2.8.2 Interaksi Sosial ........................................................................... 35
2.9 Perubahan Ekonomi............................................................................ 26 2.10 Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................. 26
3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 30 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 30 3.2 Jenis dan Metode Penelitian ................................................................ 30 3.3 Jenis Data...................................................................................................... 30
3.3.1 Data Primer .......................................................................................... 30 3.3.2 Data Sekunder ..................................................................................... 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 32 3.4.1 Observasi ................................................................................... 32
xi
3.4.2 Wawancara ................................................................................ 32 3.4.3 Dokumentasi .............................................................................. 33
3.5 Teknik Pengambilan Sampel ............................................................... 34 3.6 Analisis Data....................................................................................... 35
4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................................. 40 4.1 Gambaran Umum Desa Sumberasri .................................................... 40
4.1.1 Kondisi Geografis dan Topografis................................................ 41 4.1.2 Keadaan Geologis ...................................................................... 41 4.1.3 Keadaan Klimatologis ................................................................. 41
4.1.4 Keadaan Hidrologis .............................................................................. 41 4.1.5 Keadaan Masyarakat Desa Sumberasri ............................................ 42 4.1.6 Keadaan Sarana Desa Sumberasri .................................................... 44 4.1.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri ............ 47
4.2 Gambaran Ekowisata Mangrove Blok Bedul ......................................... 50 4.2.1 Kondisi Geografis dan Topografis................................................ 50 4.2.2 Keadaan Geologis ...................................................................... 51 4.2.3 Keadaan Klimatologis ................................................................. 51 4.2.4 Keadaan Hidrologis .................................................................... 52
5. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 53 5.1 Profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul ................................................. 53 5.2 Pengelolaan Ekowisata Mangrove Blok Bedul........................................... 53 5.3 Daya Tarik Ekowisata Mangrove Blok Bedul ............................................. 54 5.4 Sarana dan Prasarana Ekowisata Mangrove Blok Bedul....................... 66 5.5 Kunjungan Wisatawan Ekowisata Mangrove Blok Bedul .......................... 66 5.6 Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul ................................ 67
5.6.1 Fungsi dan Tujuan TNAP ............................................................ 67 5.6.2 Kesesuaian pengembangan ekowisata dengan tupoksi TNAP ...... 69 5.6.3 Proses pengembangan Ekowisata Mangrove .............................. 71
5.6.3.1 Konsep Kerjasama antara TNAP dengan Desa ................ 71 5.6.3.2 Stakeholder yang terlibat ................................................. 72 5.6.3.3 Pengembangan Sarana dan Prasarana ........................... 76 5.6.3.4 Pengembangan Pemasaran dan Promosi Ekowisata ......... 80 5.6.3.5 Pengembangan Sumber Daya Manusia .............................. 81
5.7 Dampak Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul ................... 82 5.7.1 Dampak Sosial Pembangunan Ekowisata .................................... 82
5.7.1.1 Dampak Positif ........................................................................ 83 5.7.1.2 Dampak Negatif ...................................................................... 87
5.7.2 Dampak Ekonomi Pembangunan Ekowisata ................................ 90 5.7.2.1 Dampak Positif ........................................................................ 90 5.7.2.2 Dampak Negatif ...................................................................... 96
5.8 Perubahan Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri . 98 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 101
6.1 Kesimpulan....................................................................................... 101 6.2 Saran ........................................................................................................... 102 6.3 Hipotesis ...................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 106 LAMPIRAN .............................................................................................................. 108
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009 - 2013 .....4 2 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 42 3 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Mata Pencaharian ........ 42 4 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Tingkat Pendidikan....... 43 5 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Usia ............................... 44 6 Data Penduduk Desa Sumberasri Berdasarkan Agama ........................... 44 7 Lembaga Pendidikan Formal Desa Sumberasri Tahun 2017 ................... 45 8 Lembaga Formal Keagamaan (Islam) Desa Sumberasri Tahun 2017 ... 46 9 Sarana dan Prasarana Kesehatan Desa Sumberasri Tahun 2017 .......... 47 10 Tempat Ibadah Desa Sumberasri Tahun 2017 .......................................... 47 11 Jenis Mangrove Sejati Pada Ekowisata Mangrove .................................... 55 12 Jenis Burung Air yang Dijumpai Pada Ekowisata ...................................... 57 13 Jenis fauna selain burung air yang dijumpai pada Ekowisata .................. 59 14 Jenis satwa yang dijumpai pada Ekowisata ............................................... 61 15 Data Kunjungan Wisatawan Ekowisata Mangrove Blok Bedul ................. 67 16 Pegawai dan Tenaga Kerja BUMDes Loh Jinawi Desa Sumberasri ........ 75 17 Perpindahan Mata Pencaharian Masyarakat Desa Sumberasri ............... 85 18 Jumlah Tenaga Kerja Desa Sumberasri Tahun 2017 ............................... 92 19 Peningkatan Pendapatan Masyarakat Sekitar Ekowisata......................... 95 20 Kondisi Sosial, Ekonomi Masyarakat Sebelum dan sesudah Ekowisata ...... 99
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka Berpikir Penelitian........................................................................ 29 2 Komponen Dalam Analisis Data .................................................................. 38 3 Visualisasi Analisis Data .............................................................................. 39 4 Sarana Pendidikan Desa Sumberasri ........................................................ 45 5 Spesies Mnagrove Langkah Secara Global di kawasan Ekowisata ........ 56 6 Burung Air yang di temukan di Ekowisata Mangrove Blok Bedul ............. 58 7 Fauna selain burung air yang ada di Ekowisata Mangrove Blok Bedul .. 60 8 Aktivitas Tradisional Masyarakat Desa Sumberasri .................................. 64 9 Upacara petik Laut ........................................................................................ 66 10 Struktur Organisasi BUMDes Loh Jinawi Desa Sumberasri ..................... 74
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Keuangan Desa dari Ekowisata Mangrove yang didapat dari wisatawan .. 108 2. Pedoman Wawancara dengan Kepala Desa Sumberasri ......................... 109 3. Pedoman Wawancara dengan Pengelola Ekowisata Mangrove ................. 110 4. Pedoman Wawancara dengan masyarakat Desa Sumberasri .................. 111 5. Pedoman Wawancara dengan Wisatawan Ekowisata Mangrove ................ 112
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dan merupakan salah satu
negara yang memiliki wilayah perairan laut terluas di dunia. Luas wilayah lautnya
melebihi luas wilayah daratannya yaitu seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari 2,7
juta km2 perairan nusantara dan 3,1 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
sehingga luas total keseluruhan perairan Indonesia mencapai 70 % dari seluruh
luas wilayah Indonesia (Dahuri, 2003). Dengan adanya perairan yang luas
tersebut, Indonesia memiliki destinasi pariwisata yang beranekaragam dan
memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan seperti halnya pantai,
ekowisata mangrove dan wisata bawah laut.
Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan Indonesia
khususnya sebagai penghasil devisa negara disamping sektor migas. Di
beberapa negara, pariwisata khususnya agritourism bertumbuh sangat pesat dan
menjadi alternatif terbaik bagi wisatawan. Hal inilah yang mendorong pemerintah
untuk menggalakkan pembangunan di sektor pariwisata. Sumbangan pariwisata
bagi pembangunan nasional, selain menyumbangkan devisa bagi negara,
pariwisata juga mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional,
yaitu: memperluas lapangan usaha, memperluas lapangan kerja, meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian dan
pengembangan budaya bangsa, memperluas wawasan nusantara, mendorong
perkembangan daerah, mendorong pelestarian lingkungan hidup, memperluas
wawasan nusantara dan menumbuhkan rasa cinta tanah air (Yoeti, 1996).
Pengembangan pariwisata akan berdampak sangat luas dan signifikan
dalam pengembangan ekonomi, upaya – upaya pelestarian sumber daya alam
dan lingkungan serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan
2
budaya masyarakat terutama masyarakat lokal. Pengembangan kawasan wisata
mampu memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang
usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan
melestarikan kekayaan alam dan hayati. Diharapkan pengembangan pariwisata
dapat berpengaruh baik bagi kehidupan masyarakat terutama masyarakat lokal
dan mampu mendorong pengembangan berbagi sektor lain baik ekonomi, sosial,
dan budaya. Dengan demikian, maka pembangunan pariwisata harus didasarkan
pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung
secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil
secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan
berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan
kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan
dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan (Utama, 2016).
Salah satu kabupaten yang banyak melakukan pengembangan kawasan
wisata adalah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Luas Wilayah Kabupaten
Banyuwangi adalah 5.782,50 km2 yang merupakan daerah kawasan hutan yang
mencapai 183.396,34 ha atau sekitar 31,72 %, persawahan sekitar 66.152 ha
atau 11,44 %, perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21 %,
permukiman dengan luas sekitar 127.454,22 ha atau 22,04 %.
Adapun sisanya seluas 119.103,81 ha atau 20,63 % dipergunakan untuk
berbagai manfaat fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti jalan, ruang terbuka
hijau, ladang, tambak dan lain-lainnya (Lubis, 2013).
Kabupaten Banyuwangi memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 km,
serta serta pulau-pulau kecil sebanyak 10 buah. Seluruh wilayah tersebut telah
memberikan manfaat besar bagi kemajuan ekonomi.Secara geografis Kabupaten
Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa.Daerahnya terbagi atas dataran
tinggi yang berupa daerah pegunungan, merupakan daerah penghasil berbagai
3
produksi perkebunan. Daratan yang datar dengan berbagai potensi yang berupa
produksi tanaman pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur
dari arah Utara ke Selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota
laut. Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi
terletak diantara 7,43o - 8 46o LS dan 113,53o - 114 38 oBT. Secara administratif
Kabupaten Banyuwangi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo,
sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Samudera Indonesia serta sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Letak Geografis
Kabupaten Banyuwangi adalah di ujung timur Pulau Jawa. Wilayah daratannya
terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah penghasil
produk perkebunan dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil
pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke
selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut (Lubis, 2013).
Kabupaten banyuwangi memiliki sektor pariwisata yang strategis dan
potensial untuk dikelola, dikembangkan dan dipasarkan selain sebagai daerah
industri dan perdagangan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan
memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Perkembangan ekonomi
Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 1.
4
Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009- 2013
Lapangan Usaha
2009 2010 2011 2012 2013
Pertanian 9.842.865 10.884.186 12.010.933 13.861.466 15.417.549
Pertambangan dan Penggalian
951.337 1.077.494 1.219.057 1.372.852 1.535.764
Industri Pengolahan
1.124.674 1.272.557 1.427.720 1.660.082 1.859.244
Listrik, Gas dan Air Bersih
72.919 75.368 85.572 93.175 104.469
Konstruksi 221.162 245.642 291.086 340.918 405.524
Perdagangan, Hotel dan Restoran
5.607.807 6.485.329 7.726.520 9.326.154 11.044.399
Pengangkutan dan Komunikasi
670.115 734.577 1.203.965 1.364.391 1.542.091
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
946.654 1.051.862 1.185.128 1.328.509 1.495.275
Jasa- jasa 1.290.952 1.445.401 1.626.694 1.835.155 2.064.559
PDRB 20.728.488 23.272.420 26.776.678 31.182.705 35.468.869
Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi (2015).
Apabila dilihat dari Tabel 1. maka sumbangan dari sektor perdagangan,
hotel, dan restoran terhadap PDRB Kabupaten Banyuwangi cukup tinggi yaitu
pada urutan kedua setelah sektor pertanian. Dari tahun ke tahun sektor
perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan hasil yang tinggi, yaitu pada
tahun 2009 menunjukkan hasil sebesar 5.607.807. dan pada tahun 2010 sebesar
27,87 %. Pada tahun 2011 laju pertumbuhan mengalami peningkatansebesar
28,85 % dan meningkat kembali sebesar 29,91 % pada tahun 2012. Laju
pertumbuhan sektor perikanan sektor pariwiwsata mengalami peningkatan
kontinu hingga pada tahun 2013 yaitu sebesar 31,14 %, Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa sektor pariwisata mampu dijadikan sebagai salah satu sektor
pendorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Banyuwangi.
Perkembangan pariwisata yang ada pada daerah yang disebut juga
sebagai “Kota Gandrung” sebagai Maskot Pariwisata sebagaimana sesuai SK
5
Bupati Banyuwangi nomor 173 Tahun 2002, diakui lewat ajang bergengsi tingkat
dunia UNWTO (United Nations World Tourism Organization) merupakan badan
dunia di bidang pariwisata ajang bergengsi yang telah dilakssanakan sejak tahun
2003, mempunyai anggota 153 negara dan 350 anggota afiliasi dari seluruh
dunia. Ajang yang dilaksanakan di Madrid - Spanyol pada tanggal 20 Januari
2016 tersebut membuat Kabupaten Banyuwangi meraih juara dunia sebagai
“The Winner of Re-Inventing Government in Tourism” dalam kategori UNWTO
Awards for Innovation in Public Policy Governance atau Kebijakan Publik dan
Pemerintah (Harianik, 2016).
Dengan adanya juara dunia yang didapatkan tersebut, Kabupaten
Banyuwangi selalu berusaha untuk mengembangkan obyek wisata yang ada,
salah satu wisata yang banyak dikunjungi oleh turis dalam negeri maupun
mancanegara adalah ekowisata Mangrove Kawasan Blok Bedul di Desa
Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, pada tahun 2009 terealisasi kesepakatan
antara pihak Desa Sumberasri dengan pengelola Taman Nasional Alas Purwo
tentang pengelolaan Blok Mangrove Bedul sebagai daerah yang dimanfaatkan
sebagai pariwisata yang berbasis lingkungan. Hutan mangrove yang ada pada
kawasan ekowisata blok Bedul tersebut membentang sepanjang 16 kilometer di
pinggir segara Anakan kawasan Taman Nasional Alas Purwo dan tumbuh di
lahan seluas 2.300 hektar. Dalam kawasan Wisata Mangrove Blok Bedul
terdapat 24 jenis tumbuhan mangrove. Hutan mangrove ini juga menjadi habitat
aneka satwa seperti monyet, biawak, burung bangau, elang, dan blibis.
Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung dapat melibatkan
masyarakat, sehingga membawa dampak terhadap masyarakat sekitar
ekowisata mangrove Blok Bedul. Dengan adanya ekowisata tersebut pasti
membuat masyarakat setempat mengalami metamorfosa dalam berbagai
aspeknya yaitu seperti aspek sosial dan ekonomi yang ada. Masyarakat desa
6
Sumberasri yang merupakan yang paling merasakan dampak dari adanya
pengembangan ekowisata Mangrove Blok Bedul tersebut dikarenakan lokasi
ekowisata Mangrove tersebut berada di Desa Sumberasri.
Dari uraian tersebut maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang
bagaimana profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul, proses pengembangan
Ekowisata Mangrove Blok Bedul serta mengetahui dampak sosial dan ekonomi
yang disebabkan oleh pengembangan ekowisata mangrove tersebut terhadap
masyarakat desa Sumberasri baik itu dampak positif maupun dampak negatif,
sehingga penulis ingin mengambil judul penelitian tentang “Dampak
Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul Terhadap Kondisi Sosial
dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo
Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur”.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana profil ekowisata Ekowisata Mangrove Blok Bedul?
2. Bagaimana proses pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul?
3. Bagaimana dampak positif dan negatif pengembangan ekowisata Mangrove
Blok Bedul pada kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri?
4. Bagaimana perubahan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Desa
Sumberasri setelah adanya pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasakan rumusan masalah yang telah tertulis diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :
1. Profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul
2. Proses pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul
7
3. Dampak positif dan negatif pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul
pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat desa Sumberasri
4. Perubahan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar Ekowisata
Mangrove Blok Bedul
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
1. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
terkait pariwisata dalam upaya pengelolaan Ekowisata Mangrove Blok Bedul.
2. Lembaga Akademisi dan Non Akademisi
Sebagai bahan informasi keilmuwan untuk menambah wawasan
pengetahuan dan ketrampilan serta sebagai bahan informasi dan pedoman
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, sebagai bahan perbandingan atas
langkah- langkah yang telah atau sedang dijalankan instansi untuk mencapai
suatu tujuan.
3. Bagi Masyarakat sekitar Ekowisata Mangrove Blok Bedul
Sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan dalam pengelolaan
pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul.
8
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian dari Kurniawan (2015), yang mengangkat
permasalahan tentang Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Umbul
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Hasil penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah
menggunakan pendekatan kuantitatif dimana peneliti banyak menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan dari
hasilnya. Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah menggunakan
data primer dan sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu
menggunakan metode analisis deskriptif dimana menjelaskan fenomena –
fenomena yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adanya obyek
wisata Umbul Sidomukti, masyarakat sekitar dapat memanfaatkan situasi
tersebut dengan cara berdagang, jasa tourleader hingga menjadi karyawan
obyek wisata tersebut. Dengan adanya obyek wisata, pendapatan masyarakat
sekitar menjadi meningkat. Obyek wisata yang ada mampu menyerap banyak
tenaga kerja sehingga menjadikan jumlah pengangguran menurun yang akan
berdampak positif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada.
Disisi lain hasil penelitian dari Simanjuntak (2009), mengangkat
permasalahan tentang Analisis Nilai Ekonomi dan Sosial Ekowisata Tangkahan
di Desa Namo Sialang dan desa Sei Serdang Kecamatan Batang Kabupaten
Langkat Sumatera Utara. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif, tujuan dari penelitian
tersebut adalah menentuksn nilai ekonomi ekowisata Tangkahan dengan
menggunakan metode biaya perjalanan dan untuk mengetahui manfaat ekonomi
dan sosial bagi masyarakat sekitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
9
pengembangan ekowisata Tangkahan memberikan pengaruh positif terhadap
tingkat kesempatan kerja. Nilai ekonomi Ekowisata Tangkahan diperoleh hasil
sebesar Rp. 113.812.336.000/ tahun dengan pendapatan yang diterima
pengelola sebesar Rp. 16.984.000/ tahun.
2.2 Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu
proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu
negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur untuk menunjukkan
adanya pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pembangunan tidak sekedar
ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara,
tetapi lebih dari itu pembangunan memiliki prespektif yang lebih luas. Dimensi
sosial yang sering diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru
mendapat tempat yang strategis dalam pembangunan. Tujuan utama dari usaha
– usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang setinggi-
tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi tingkat kemiskinan yang ada,
ketimpangan pendapatan, dan tingkat pengangguran, kesempatan kerja bagi
penduduk atau masyarakat akan memberikan pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya (Hakim, 2011).
Menurut Hakim (2011), pembangunan ekonomi apabila dilihat dari sisi
kegiatan ekonomi dan dari sudut penyebarannya ada 3 yaitu :
1. Daerah homogen
Daerah yang dianggap sebagai ruang dimana kegiatan terjadi dan di dalam
pelosok ruang terdapat sifat- sifat yang sama. Kesamaan sifat- sifat tersebut
antara lain dari segi pendapatan per kapita, sosial budayanya, geografinya
dan sebagainya.
10
2. Daerah nodal
Daerah yang dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu
atau beberapa pusat kegiatan ekonomi perbatasan daerah tersebut ditentukan
oleh tempat- tempat dimana pengaruh dari satu atau beberapa pusat kegiatan
ekonomi diantikan dengan pengaruh dari pusat lainnya.
3. Daerah perencanaan atau daerah administrasi
Daerah administrasi dimana dalam daerah yang bersangkutan juga
merupakan suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu daerah
administrasi tertentu (seperti provinsi, kabupaten, dan sebagainya). Jadi
pengertian daerah disini lebih ditunjukkan pada pembagian daerah yang
administrative suatu wilayah.
2.3 Pariwisata
2.3.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena zaman sekarang yang
didasarkan pada kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian
dalam menumbuhkan cinta pada alam, kesenangan dan kenikmatan alam
semesta pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan bangsa dan
kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan,
industri, perdagangan, dan adanya semakin sempurna alat-alat pengangkutan
yang ada (Pendit, 1999).
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara
dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya.
Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena
kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun
kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun
untuk belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan
11
wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di
luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan
yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan
wisatamerupakan suatu perjalanan yang dilakuvkan oleh seseorang atau lebih
dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat
ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan
dengankegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan, dan
keperluan usaha lainnya (Suwantoro, 2004).
2.3.2 Jenis - jenis Pariwisata
Menurut Suwantoro (2004), Di dalam dunia pariwisata, istilah objek dan
daya tarik wisata mempunyai pengertian sebagai sesuatu kegiatan perjalanan
yang dapat menjadi daya tarik bagi seseorang atau calon wisatawan untuk
mengunjungi suatu daerah tujuan wisata bersifat sementara. Obyek dan daya
tarik wisata sebagaimana dimaksud dapat berupa obyek wisata alam, budaya
dan sejarah, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi
atau menjadi atau menjadi sasaran bagi wisatawan. Ada beberapa jenis dan
sumber- sumber pariwisata yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisatawan
untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata.Menurut Pendit (1999), Obyek dan
daya tarik wisata dapat dibagi menjadi :
1. Obyek dan daya tarik wisata alam yang terdiri atas :
a. Obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di kawasan konservasi, yaitu
kawasan hutan atau kawasan pelestarian alam yang pengelolaanya dan
pengawasannya berada dalam wewenang Departemen Kehutanan dan
Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam
b. Obyek dan daya tarik yang terdapat di luar kawasan konservasi. Obyek
dan daya tarik wisata ini dikelola oleh Pemerintah Daerah , Perum
Perhutani dan taman Safari
12
2. Obyek dan daya tarik wisata budaya atau sejarah : peninggalan sejarah,
candi, keraton, monumen dan lain sebagainya.
3. Obyek dan daya tarik wisata minat khusus : wisata agro, wisata buru, wisata
tirta, wisata kesehatan dan lain sebagainya.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa obyek dan daya tarik wisata dapat dibagi
menjadi tiga jenis obyek dan daya tarik wisata, yaitu obyek dan daya tarik wisata
alam, budaya atau sejarah, dan obyek daya tarik wisata minat khusus.
2.4 Ekowisata
2.4.1 Pengertian Ekowisata
Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang
dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan
kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata dilakukan
oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap
utuh dan lestari, di samping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap
terjaga (Fandeli dan Mukhlison, 2000).
Ekowisata juga berarti melibatkan masyarakat setempat dalam proses
dan mereka dapat memperoleh keuntungan sosial ekonomi dari proses tersebut.
Proses ini juga meliputi petunjuk-petunjuk ketat yang diletakkan oleh berbagai
pejabat penguasa sehingga fluktuasi wisatawan yang tiba sekurang-kurangnya
membawa pengaruh negatif paling minimal terhadap lingkungan kawasan
tersebut (Pendit, 1999).
2.4.2 Parameter Ekowisata
Definisi dan operasional wisata alam tidak dapat diartikan secara
langsung sebagai ekowisata, meskipun wisata alam mempunyai sisi strategis
sebagai entry point untuk memahami ekowisata. Beikut merupakan karakteristik
ekowisata diantaranya beberapa hal berikut :
13
Adnya manajemen lokal dalam pengelolaan
Adanya produk perjalanan dan wisata yang berkualitas
Adanya penghargaan terhadap budaya
Pentingnya pelatihan - pelatihan
Bergantung dan berhubungan dengan sumber daya alam dan budaya
Adanya integrasi pembangunan dan konservasi (Hakim, 2004)
Tidak hanya itu dalam aktivitasnya, ekowisata harus menjawab dan
menunjukkan parameter ekowisata menurut Dixon dan Sherman (1990) adalah
sebagai berikut :
1. Perjalanan ke kawasan Alamiah
Membangun Kawasan alamaiah yang dimaksud adalah kawasan dengan
kekayaan hayati dan bentang alam yang indah, unik, dan kaya. Kawasn tersebut
dapat berupa taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, taman hutan raya,
taman laut, dan kawasan lindung lainnya.
2. Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan rendah
Dampak yang diakibatkan oleh wisata jenis ini, harus ditekan sekecil
mungkin. Dampak dapat dihasilkan dari pengelola wisata, wisatawan, pengelola
hotel, penginapan, resroran, dan lain sebagainya. Semua pihak dituntut untuk
meminimalkan dampak yang mempunyai peluang, menyebabkan pencemaran
dan penurunan mutu habitat atau destinasi wisata
3. Membangun kepedulian terhadap lingkungan
Tujuan aktivitas ini pada dasarnya untuk mempromosikan kekayaan
hayati di habitat aslinya dan melakukan pendidikan konversi secara langsung.
Seringkali kesadaran terhadap lingkunngan hidup akan mudah dimunculkan
pada pelajaran – pelajaran di luar kelas, karena sentuhan – sentuhan emosional
yang lansung dapat dirasakan. Dengan demikian, usaha ekowisata harus
14
mampu membawa seluruh pihak yang terlibat dalam ekowisata mempunyai
kepedulian terhadap konservaasi lingkungan hidup.
4. Memberikan dampak keuntungan ekonomi secara langsung bagi konservasi
Pada banyak kawasan negara yang maasih berkembang, pembiayaan
terhadap kawasan konservasi seringkali rendah sehingga fungsi yang dijalankan
tidak maksimal. Penelitian - penelitian untuk menilai sumberdaya taman nasional
bagi kegiatan pariwisata dan penilaian dampak pariwisata terhadap habitat,
jarang dilakukan karena keterbatasan sumberdaya. Dalam hail ini, ekowisata
dengan sebuah mekanisme tertentu, harus mampu menyumbangkan aliran dana
dari penyelenggaranya untuk melakukan konservasi habitat.
5. Memberikan dampak keuangan dan pemberdayaan masyarakat lokal
Masyarakat lokal harus mendapatkan manfaat dari aktivitas wisata yang
dikembangkan, seperti sanitas, pendidikan, perbaikan ekonomi, dan dampak -
dampak lainnya. Unit - unit bisnis pendukung wisata seperti pusat penjualan
cinderamata, usaha penginapan, restoran, dan lainnya, harus dikendalikan oleh
masyarakat lokal. Hal itu untuk menjamin keikutsertaan masyarakat lokal dalam
pertumbuhan ekonomi setempat karena akktivitas wisata.
6. Adanya penghargaan terhadap budaya setempat
Budaya masyarakat lokal, biasanya unik bagi wisatawan dan menjadi
bagian dari atraksi wisata. Budaya ini telah berkembang dalam jangka waktu
yang lama sebagai bagian dari strategi masyarakat lokal untuk hidup dalam
lingkungan sekitarnya. Budaya itu harus mendapatkan penghargaan dan
pelestarian, agar kontribusinya bagi konservasi kawasan tetap memainkan
peran. Harus diakui bahwa masyarakat lokal dengan budayanya, lebih
mengetahui cara berinteraksi dan memanfaatkan sumberdaya sekitarnya secara
bijaksana dan lestari daripada mengambil keputusan, yang di tinggal jauh dari
kawasan hutan.
15
7. Mendukung Hak Asasi Manusia dan gerakan demokrasi
Pada dasarnya, penduduk daerah sekitar ekowisata merupakan
masyarkat yang selama bertahun – tahun telah berinteraksi dengan lingkungan
sekitar destinasi wisata. Beberapa kelompok masyarakat secara tradisional
masih tergantung kepada sumberdaya hutan, pesisir, dan laut. Oleh karena itu,
penetapan kawasan lindung tidak semata – mata “memagari kawasan dari
pengaruh manusia”. Karena secara de facto, masyarakat sekitar ekowisata
mempuntai kekuatan untuk tetap memasuki kawasan dan menggunakan
sumberdaya alam. Oleh karena itu, melakukan sebuah regulasi dan diskusi -
diskusi dengan masyarakat untuk menjamin pemanfaatan secara adil mejadi
parameter yang tepat dan berguna untuk menilai keberhasilan ekowisata.
2.4.3 Pengembangan Ekowisata
Prinsip pengembangan ekowisata menurut Pendit (1999), yaitu :
a) Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata
b) Konservasi, yaitu melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan secara
lestari sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata
c) Ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan
menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan
usaha ekowisata dapat berkelanjutan
d) Edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi
seseorang agar memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen terhadap
pelestarian lingkungan dan budaya
e) Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung
f) Partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan
perencanaan pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan
menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan keagamaan masyarakat di sekitar
kawasan dan
16
g) Menampung kearifan lokal.
Menurut Sedarmayanti (2005), unsur pokok yang harus mendapat
perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata
yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan
pengembangannya meliputi 5 unsur :
1. Objek dan daya tarik wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang
menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
2. Prasarana wisata
Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan
manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di
daerah tujuan wisata.
3. Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan
wisatanya.
4. Tata laksana / infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana
wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas
permukaan tanah dan dibawah tanah.
5. Masyarakat / lingkungan
Daerah tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata
akan mengundang kehadiran wisatawan. Masyarakat di sekitar objek
wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan sekaligus
akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan.
17
2.5 Dampak
2.5.1 Pengertian Dampak
Dampak diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat
dari adanya aktivitas. Dampak merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan
sebuah akibat, baik itu akibat yang positif maupun negatif. Tidak hanya itu,
dampak adalah sesuatu yang muncul setelah adanya suatu kejadian (Soemarwoto,
1989). Sedangkan menurut Arif (2009), Dampak adalah segala sesuatu yang
ditimbulkan akibat adanya kegiatan. Dampak itu sendiri juga bisa berarti,
konsekuensi sebelum dan sesudah adanya suatu kegiatan.
Dampak ialah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dari suatu
aktivitas. Aktivitas tersebut bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi.
Dampak dari suatu pembangunan menjadi masalah karena perubahan yang
disebabkan oleh pembangunan selalu lebih luas daripada yang menjadi sasaran
pembangunan yang direncanakan. Dampak dapat bersifat biofisik, dan dapat
juga bersifat sosial, ekonomi dan budaya (Suratmo, 2009).
2.5.2 Dampak ekowisata
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu
aktivitas (Soemarwoto, 2003). Ekowisata merupakansalah satu sektor penting
dalam pembangunan. Pengelolaan ekowisata yang baik akan menghasilkan
beberapa keuntungan dalam berbagai aspek. Akan tetapi, apabila tidak
dikelola dengan benar, maka ekowisata dapat berpotensi menimbulkan masalah
atau dampak negatif. Berdasarkan kacamata ekonomi makro, ekowisata
memberikan beberapa dampak positif (Yoeti, 2008), yaitu :
1. Menciptakan kesempatan berusaha
2. Menciptakan kesempatan kerja
18
3. Meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan
masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran
wisatawan yang relatif cukup besar
4. Meningkatkan penerimaan pajak pemerintah danretribusi daerah
5. Meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB)
6. Mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor
ekonomi lainnya
7. Memperkuat neraca pembayaran. Bila neraca pembayaran mengalami
surplus, dengan sendirinyaakan memperkuat neraca pembayaran Indonesia,
dansebaliknya.
Pengembangan ekowisata tidak saja memberikan dampak positif, tetapi
juga dapat memberikan beberapa dampak negatif, antara lain (Yoeti, 2008):
1. Sumber-sumber hayati menjadi rusak, yang menyebabkan Indonesia akan
kehilangan daya tariknya untuk jangka panjang
2. Pembuangan sampah sembarangan yang selain menyebabkan bau tidak
sedap, juga dapat membuat tanaman di sekitarnya mati
3. Sering terjadi komersialisasi seni-budaya
4. Terjadi demonstration effect, kepribadian anak-anak muda rusak. Cara
berpakaian anak-anak sudah mendunia berkaos oblong dan bercelana
kedodoran.
2.5.3 Dampak Ekowisata terhadap Sosial Budaya
Ekowisata sebagai industri pariwisata merupakan bagian dari cultural
industi yang melibatkan seluruh masyarakat. Meskipun hanya sebagian
masyarakat yang terlibat, namun pengaruh sosial lebih luas seperti terjadinya
ketimpangan/kesenjangan sosial dalam masyarakat. Pengaruh pariwisata
terhadap masyarakat termasuk terjadinya perubahan proses sosial masyarakat
yang di dalamnya terdapat kerjasama danpersaingan antara pelaku pariwisata.
19
Proses sosial adalah hubungan timbal balik antar individu, individu dengan
kelompok, dan antar kelompok, berdasarkan potensi atau kekuatan masing -
masing (Abdulsyani, 2002).
Menurut Yoeti (1996), dampak positif kepariwisataan terhadap kehidupan
sosial cukup banyak, hal itu dapat dilihat sebagai berikut :
1. Struktur Sosial
Transisi kesempatan kerja dari sektor pertanian ke sektor pelayanan
Modernisasi dalam cara- cara pertanian dan penjualan hasil panen
Pemerataan pendapatan masyarakat di daerah wisata yang dikunjungi oleh
wisatawan
Berkurangnya perbedaan dalam pendidikan dan kesempataan berusaha
atau pekerjaan
2. Modernisasi Keluarga
Kaum wanita memperoleh status baru dari tradisional berubah menjadi
padagang asongan, pemilik toko cendera mata, restoran atau bekerja
pada kerajinan tangan dan karyawan hotel
Terjadi kelonggaran perlakuan orang tua terhadap anak- anak, dari
disiplin ketat menjadi anak yang bebas memiih sesuai dengan yang
dicita- citakannya.
3. Peningkatan dalam Wawasan Masyarakat
Terjadi perubahan tingkah laku yang positif, terutama dalam etiket dan
cara berkomunikasi antar sesama.
Dapat menghilangkan prasangka- prasangka negatif terhadap etnis lain
Menurut Yoeti (1996), damapk negatif dari pembangunan sektor
pariwisata terhadap kehidupan sosial masyarakat, yaitu :
20
1. Distribusi Pendapatan Masyarakat
Penduduk setempat sudah terpolarisasi. Perolehan pendapatan
masyarakat tidak proporsional, kebanyakan penduduk ingin menjadi kaya secara
mendadak dan berusaha memburu dolar dengan jalan pintas tanpa memiliki
keterampilan yang berarti
2. Konflik Rumah Tangga
Dengan masuknya wosatawan asing yang silih berganti dan terjadinya
intensitas pergaulan antara yang melayani dan yang diberikaan pelayanan,
timbul dampak negatif demi memenuhi kebutuhan biologis masing- masing. Pria
asing mencari wanita setempat dan pemuda setempat menawarkan diri sebagai
gigolo. Akibat lebih jauh bnayak erjadi perceraian di daerah wisata tersebut.
3. Meningkatnya kriminalitas, konsumenisme masyarakat lokal dan pelacuran
Dalam hal ini, pengaruh lebih parah lagi, sebagai akibat berkembangnya
tingkah laku masyarakat yang berorientasi pada konsumsi semata dan pengaruh
penyakit masyarakat itu, maka munculah pelacuran, kecanduan obat - obatan,
perdagangan obat bius, mabuk - mabukan dan ketidakpatuhan terhadap undang
- undang yang berlaku.
2.5.4 Dampak Ekowisata Terhadap Ekonomi
Kegiatan ekowisata yang banyak menarik minat wisatawan telah
memberikan sumbangan devisa untuk negara dan juga telah membuka
kesempatanlapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Masyarakat tidaksaja
mendapatkan pekerjaan dan peningkatan pendapatan, tetapi juga dapat
menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru yang menunjang kegiatan
pariwisata (Sedarmayanti, 2005).
Menurut Sammeng (2001), Dampak ekowisata terhadap perekonomian
dapat bersifat positif adalah sebagai berikut :
21
1. Pendapatan
Pariwisata dipandang pula penghasil valuta asing, karena
kemampuannya menghasilkan valuta asing melalui pembelanjaan wisata
mancanegara. Pembelanjaan wisatawan mancanegara tersebut demikian
besarnya, sehingga transaksi pariwisata melampaui transaksi- transaksi yang
etrjadi di sektor- sektor industri lainnya, mislanya industri otomotif, industri migas,
industri tekstil, dll.
2. Lapangan Pekerjaan
Dampak posistif yang dapat diraih dari pengembangan pariwisata adalah
penciptaan lapangan pekerjaan. Industri pariwisata mamapu menciptakan
lapangan pekerjaan yang cukup besar, sehingga tergolong bidang usaha yang
padat karya, karena wisatawan memerlukan perhatian setiap saat, sehingga
tenaga kerja pariwisata harus siap dan bersedia kapanpun diperlukan.
3. Neraca Pembayaran
Dalam kehidupan sehari- hai, seorang bisa membuka rekening di bank.
Dengan rekening tersebut seseorang dapat menyimpan uang atau
mengambilnya setiap ada transaksi. Rekening semacam ini sama halnya dengan
suatu negara, khususnya dalam hal valuta sing. Neraca pembayatran suatu
negara dihitung dengan mengurangkan nilai debet atas nilai kredit dari negara
yang bersangkutan. Apabila kreditnya lebih besar daripada nilai debetnya, maka
neraca pembayarannya disebut surplus.
Menurut Sammeng (2001), Dampak ekowisata terhadap perekonomian
dapat bersifat negatif adalah sebagai berikut :
1. Ketergantungan
Dampak negatif yang perlu diwaspadai dalam pengembanagan pariwisata
dibidang ekonomi khususnya berkaitan dengan pendapatan, yakni
ketergantungan yang terlalu besar pada wisatwan. Negara- negara yang
22
menjadikan pariwisata sebagai andalan akhirnya terjerat dalam ketergantungan
(dependency) yang begitu mencekik.
2. Kesenjangan pendapatan Antar Masyarakat
Pariwisata telah mengubah struktur internal masyarakat, sehingga terjadi
perbedaan antara mereka yang mempunyai hubungan dengan pariwisata dan
mereka yang tidak. Jadi, keterkaitan dengan pariwisata menjadi salah satu
pemisah atau pembeda dalam masyarakat.
2.6 Wisatawan
Menurut Fandeli dan Mukhlison (2000), wisatawan adalah setiap orang
yang datang disebuah negara karena alasan yang bertujuan untuk bermigrasi
dan yang tinggal setidk- tidaknya 24 jam dan selama - lamanya 6 bulan dalam
tahun yang sama. Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu
dan tujuan yang disebut wisatawan adalah orang - orang yang berkunjung
setidaknya 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi mengisi waktu
senggang seperti bersenang - senang, berlibur, uktuk kesehatan, studi
keilmuwan, keperluan agama, dan olahraga, serta bisnis keluarga, peurtusan
dan pertemuan- pertemuan. Sedangkan ekskurisionis adalah wisatawan yang
hanya tinggal sehari di negara yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini
paling banyak digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami
antara wisatawan yang bisaa disebut wisatawan, dan wisatawan yang hanya
ekskurisionis saja. Seseorang atau lebih yang melakukan perjalanan wisata serta
melakukan kegiatan terkait dengan wisata disebut wisatawan. Wisatawan warga
negara Indonesia yang melakukan perjalanan wisata disebut wisatawan
Nusantara. Wisatawan warga negara asing yang melakukan perjalanan wisata
disebut wisatawan mancanegara.
23
2.7 Mangrove
2.7.1 Pengertian Mangrove dan Hutan Mangrove
Kata mangrove dalam bahasa Inggris digunakan untuk komunitas
tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan juga untuk
individu - individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut.
Sedangkan dalam bahasa portugis kata mangrove digunakan untuk menyatukan
individu spesies tumbuhan, sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa kata
mangrove berasal dari bahasa Melayu kuno mangi - mangi yang digunakan
untuk menerangkan marga Avicennia dan masih digunakan sampai saat ini di
Indonesia bagian Timur (Mastaller, 1997)
Hutan mangrove merupakan sekumpulan tanaman yang berada di daerah
pantai tropis yang kebanyakan terdiri dari spesies tanaman mangrove dan
mampu hidup dan tumbuh berkembang di daerah pasang surut dan pantai
berlumpur. Komunitas vegetasi atau kumpulan tanaman mangrove ini umumnya
tumbuh dalam daerah intertidal dimana terdapat genangan air laut cukup dan
secara berkala mendapatkan aliran air tawar, dan wilayah ersebut terlindung dari
gelombang besar maupun arus gelombang dan pasang surut (Harahab, 2016)
Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada tanah lumpur
aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air
laut, dan terdiri atas jenis-jenis pohon Avicennia, Sonneratia, Rhizophora,
Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras,
Scyphyphora dan Nypa (Sosia et.al., 2014).
2.7.2 Fungsi Mangrove
Mangrove memiliki peranan penting dalam melindungi pantai dari
gelombang, angin dan dari adanya badai. Tehakan mangrove yang ada dapat
melindungi pemukiman, bangunan yang ada daerah pesisir dan pertanian dari
angin kencang atau intrusi air laut. Mangrove juga terbukti memainkan peran
24
penting dalam melindungi pesisir dari gempuran badai. Kemampuan mangrove
untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut merupakan salah satu peran
penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu
mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, pohonnya mampu mengurangi
energi gelombang dan memperlambat arus, sementara vegetasi secara
keseluruhan dapat memrangkap sedimentasi (Noor, 1999).
Tidak hanya itu, mangrove juga memproduksi nutrien yang dapat
menyuburkan perairan laut, mangrove dapat membantu perputaran karbon,
nitrogen dan sulfur, serta perairan mangrove kaya akan nutrien, baik nutrien
organik maupun anorganik. Rata-rata produksi primer mangrove yang tinggi
dapat menjaga keberlangsungan populasi fauna perairan, ikan, kerang dan
satwa liar. Mangrove menyediakan tempat perkembangbiakan dan pembesaran
bagi beberapa spesies hewan khususnya udang, sehingga biasa disebut tidak
ada mangrove tidak ada udang. Diantara jasa lingkungan ekosistem hutan yang
menjadi isu penting adalah fungsinya dalam menyerap karbon. Karbon dioksida
(CO2) merupakan salah satu gas rumah kaca dan karena berfungsi sebagai
perangkap panas di atmosfer, menyebabkan terjadinya adanya perubahan iklim
di bumi (Macnae,1968).
2.8 Perubahan Sosial
2.8.1 Pengertian dan Ciri - Ciri Perubahan Sosial
Perubahan Sosial adalah segala perubahan - perubahan pada lembaga -
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soemardjan, 1991).
Menurut Soemardjan (1991), Ciri – ciri perubahan sosial bisa dilihat
sebagai berikut :
25
a. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang (dinamis),
b. Perubahan pada satu lembaga akan menyebabkan perubahan pada lembaga
lainnya
c. Perubahan yang cepat (revolusi) dapat menyebabkan disorganisasi dalam
kelompok dan bersifat sementara
d. Perubahan sosial tidak hanya mencakup material / spiritualnya saja tapi
mencakup keduanya.
Perubahan sosial merupakan transformasi dalam organisasi masyarakat,
dalam pola berfikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu (Sztompka, 2005).
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yag terjadi di dalam
atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara
keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Konsep dasar perubahan
sosial mencakup tiga gagasan yaitu : (1) perbedaan, (2) pada waktu berbeda (3)
di antara keadaan sistem sosial yang sama.
2.8.2 Interaksi Sosial
Manusia adalah makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk yang
berpikir. Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif
untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai
makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan
dengan orang lain,manusia mempunyai dorongan sosial. Interaksi sosial
merupakan suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya dimana
individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lainnya sehingga terdapat
hubungan yang saling timbal balik (Walgito, 2003).
Interaksi sosial yaitu merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis, yang menyangkut hubungan perseorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara perseorangan dengan kelompok (Soekanto, 2002).
26
2.9 Perubahan Ekonomi
Kata ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos
yang berarti rumah tangga dan Nomos yang berarti mengatur. Jadi, ekonomi
adalah cara mengatur rumah tangga. Ekonomi sering juga diartikan sebagai
salah satu cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti segala sesuatu yang
berhubungan dengan azas – azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-
barang serta kekayaan (seperti perdagangan, hal keuangan dan
pendistribusian). Jadi dapat diartikan bahwa ekonomi berkaitan dengan proses
pemenuhan keperluan hidup sehari- hari.
Dalam memenuhi kebutuhan pokok, terutama kebutuhan primer, manusia
dituntut untuk bekerja dan berpenghasilan yang cukup untuk bisa mencukupi
kebutuhannya, hal itu dapat terlaksana dengan baik apabila manusia itu memiliki
skill yang cukup memadai agar pada akhirnya dapat bersaing di dunia kerja.
Dengan itu manusia ingin memperbaiki hidupnya dengan cara bekerja untuk
dapat terus melangsungkan hidupnya dan mengalami perubahan ekonomi yang
lebih baik lagi. Kedudukan perubahan ekonomi itu meliputi tiga faktor yaitu
pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Dalam hal ini dapat dikategorikan
mengenai kedudukan ekonomi tinggi, sedang dan rendah (Soekanto, 2002).
2.10 Kerangka Berpikir Penelitian
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antar variabel variabel independen dan dependen. Apabila dalam
penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan,
27
mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar
variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.
Oleh karena itu ada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan
pada kerangka berpikir (Sugiyono, 2014).
Pada era modern ini perkembangan dunia parawisata mengalami
kenaikan yang sangat pesat, dalam perkembangannya pariwisata telah
mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk, dan sifat kegiatan,
dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir maupun sifat
perkembangan itu sendiri. Aspek ekonomi pariwisata tidak hanya berhubungan
dengan kegiatan ekonomi yang langsung berkaitan dengan pariwisata, seperti
usaha perhotelan, restoran, dan penyelenggaraan paket wisata atau tour dan
travel. Disamping itu paraiwisata juga merupakan suatu wahana yang digunakan
unruk mengurangi jumlah pengangguran. Industri pariwisata sering dianggap
sebagai jawaban untuk memperbaiki masalah ekonomi.
Pariwisata berbasis perjalanan ke daerah - daerah lingkungan alam
disebut dengan ekowisata. Ekowisata saat ini sangat diminati oleh wisatawan,
baik wisatawan lokal maupun mancanegara, ekowisata merupakan salah satu
bentuk wisata alernatif, yang dibentuk sebagai reaksi atas berbagai dampak
negatif dari wisata tradisonal, yaitu dengan melakukan suatu perjalanan yang
bertanggung jawab ke daerah yang masih alami atau dengan maksud untuk
konservasi yang mendukung kelestarian lingkungan. Dengan semakin pesatnya
perkembangan pariwisata, bentuk wisata alam atau ekowisata yang semula
mendukung kelestarian lingkungan, akan dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan, baik ligkungan alam maupun sosial budaya setempat.
lingkungan alam maupun sosial budaya setempat. Namun sesuai strategi
pemerintah dalam pengembangan ekowisata yang terkait dengan
pengembangan peran serta masyarakat diharapkan dapat mampu meningkatkan
28
kesempatan dan peluang bagi masyarakat untuk menikmati manfaatnya,
sehingga perkembangan kegiatan ekowisata dapat mampu membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai dampak negatif pariwisata
terutama disebabkan oleh pengembangan pariwisata yang dilakukan semata -
mata dengan pendekatan ekonomi di mana pariwisata dipandang sebagai
instrumen untuk meningkatkan pendapatan. Persaingan yang semakin ketat
menyebabkan pengembangan dan perkembangan pariwisata menjadi sangat
eksploitatif terhadap sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dengan
dikembangkan ekowisata dapat diharapkan akan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat, namun demikian perlu disadari bahwa pada
dasarnya pariwisata merupakan suatu industri yang multikompleks dengan
menyentuh segala aspek kehidupan, sehingga perkembangannya dapat
membawa akibat atau dampak dan tidak jarang dapat merubah tata kehidupan
masyarakat baik struktur ekonomi maupun sosial. Begitu juga dengan Ekowisata
Mangrove Blok Bedul yang dalam pelaksanaannya akan berdampak terhadap
kondisi sosial dan ekonomi mayarakat yang berada di sekitar kawasan ekowisata
mangrove tersebut. Lebih jelasnya kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1.
29
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian
Pembangunan
Ekonomi
Kebijakan
Pariwisata
Pengembangan dan
pembangunan wisata
Ekowisata
Mangrove
Dampak
Sosial
Pembangunan
pariwisata
berkelanjutan
Wisata
Alam
Dampak
Ekonomi
Swasta /
Investor
Wisata
Sejarah atau
budaya
Wisata
Minat
Khusus
Wisatawan Masyarakat
Lokal
Dampak Positif
Dampak Negatif
Kesejahteraan
Masyarakat
Dampak Positif
Dampak Negatif
30
3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian skripsi ini dilakukan pada ekowisata
Mangrove Blok Bedul, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten
Banyuwangi. Jawa Timur. Adapun penelitian ini dilakukan selama 2 minggu yaitu
mulai tanggal 1 Mei 2017 hingga 15 Mei 2017.
3.2 Jenis dan Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah - masalah berupa fakta -
fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau
pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur. Penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2014).
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
3.3.1 Data Primer
Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui perantara siapapun). Data primer dapat berupa opini
subjek (orang) secara individu atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu
31
benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Kelebihan bagi peneliti
menggunakan data primer adalah peneliti dapat mengumpulkan data sesuai
dengan yang diinginkan karena data yang tidak relevan dapat dieliminasi atau
setidaknya dikurangi (Sangadji dan Sopiah, 2010). Data ini diperoleh secara
langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dari hasil wawancara
dan observasi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan
observasi terhadap situs dalam penelitian yang merupakan tempat yang di
dalamnya peneliti dapat mengamati keadaan sebenarnya dari objek penelitian
sehingga peneliti mendapat data yang valid, akurat dan benar- benar dibutuhkan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan beberapa
informan, sebabagi berikut :
1. Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Loh Jinawi Desa Sumberasri
2. Kepala Desa Sumberasri
3. Masyarakat sekitar ekowisata Mangrove Blok Bedul
4. Wisatawan ekowisata Mangrove Blok Bedul
Dalam penelitian ini data primer yang diambil antara lain meliputi :
1. Profil Ekowisata Mangrove Blok Bedul
2. Proses pengembangan ekowisata Mangrove Blok Bedul
3. Dampak Sosial dan Ekonomi dari adanya pembangunan Ekowisata Mangrove
Blok Bedul yang meliputi dampak positif dan negatif
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang didapatkan
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicacat oleh pihak
yang lain). Data sekunder umumnya berupa data lembaga pemerintah, riset
terdahulu, catatan pribadi, dan sejarah yang telah tersusun di dalam arsip berupa
data dokumenter yang dipublikasikan maupun data dokumenter yang tidak
dipublikasikan (Sangadji dan Sopiah, 2010).
32
Dalam penelitian ini data sekunder yang diambil antara lain meliputi :
1. Penelitian terdahulu mengenai dampak pengembangan ekowisata terhadap
kondisi masyarakat sekitar ekowisata
2. Data penduduk Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo Kabupaten
Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
3. Peta lokasi penelitian
4. Keadaan umum lokasi penelitian
5. Letak geografis dan topografis lokasi penelitian
6. Keadaan masyarakat sekitar ekowisata Mangrove Blok Bedul
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi.
3.4.1 Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, beupa fenomena alam
(kejadian- kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan
responden kecil (Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data dengan
melakukan observasi dengan mengamati secara langsung kegiatan yang
dilakukan masyarakat sekitar ekowisata Mangrove Blok Bedul dan mencatat
seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan.
3.4.2 Wawancara
Pengumpulan data dalam penelitian dapat menggunakan metode
wawancara. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan suatu data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
33
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan apabila respondennya berjumlah
sedikit/kecil. Wawancara dibagi menjadi 2 yaitu wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan setelah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh
karena itu peneliti biasanya sudah menyiapkan pertanyaan - pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak
terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancaranya pada wawancara
tidak terstruktur yang digunakan hanya berupa garis – garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. (Sugiyono, 2014).
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data dengan melakukan
wawancara seperti wawancara dengan Balai Taman Nasional Alas Purwo (BTN
Alas Purwo) mengenai luasan mangrove dan jenis - jenis mangrove yang ada
pada kawasan konservasi mangrove Blok Bedul, profil dan sejarah ekowisata
mangrove Blok Bedul, Kepala Badan Milik Usaha Milik Desa (BUMDes)
Sumberasri, Kepala Desa Sumberasri, masyarakat desa Sumberasri, serta
wisatawan ekowisata Mangrove Blok Bedul.
3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasitersebut bisa berbentuk tulisan, Gambar, atau karya- karya
monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan,
kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk Gambar misalnya foto, Gambar hidup,
sketsa, dan lain- lain. Dokumentasi yang berbentuk karya misalkan karya seni,
yang dapat berupa Gambar, patung, film, dan lain – lain. Studi dokumen
34
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan
melakukan dokumentasi yakni seperti keadaan sekitar kawasan ekowisata
mangrove Blok Bedul, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh ekowisata, proses
wawancara.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi. Tetapi
situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors),
aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sampel merupakan bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan nonprobablity sampling, yaitu dengan teknik purposive sampling
yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Ditujukkan oleh orang yang benar- benar mengenal tentang situasi sosial yang
akan diteliti. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau
penelitian - penelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono, 2014).
Sehingga untuk mendapatkan data yang diperlukan menggunakan purposive
sampling dibutuhkan informan yang mengetahui keadaan di sekitar ekowisata
Mangrove Blok Bedul. Adapun yang menjadi informan adalah Kepala Desa
Sumberasri, Ketua BUMDes Sumberasri (Loh Jinawi, masyarakat Desa
Sumberasri serta wisatawan ekowisata Mangrove Blok Bedul. Tidak hanya itu, di
dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik
snowball sampling. Dimana snowball sampling adalah teknik penentuan sampel
yang mula - mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman -
temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel
35
semakin banyak, seperti ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama
semakin besar.
Informan yang ditetapkan dengan cara pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling adalah Masyarakat Desa Sumberasri dan
Wisatawan Ekowisata Desa Sumberasri, sedangkan informan yang ditetapkan
dengan cara pengambilan sampel menggunakan snowball sampling adalah
Kepala Desa Sumberasri dan Ketua Badan Usaha Milik Desa (Loh Jinawi) Desa
Sumberasri.
3.6 Analisis Data
Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis
data merupakan rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokkan,
sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai
sosial, akaademis dan ilmiah (Sangadji dan Sopiah, 2010). Sesuai dengan tujuan
peneliti maka teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah kualitatif. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu
suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, selanjutnya mencari
data lagi secara berulang - ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan
apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.
Apabila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang- ulang
dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut
berkembang menjadi sebuah teori. Pada analisis data ini peneliti menggunakan
analisis kualitatif model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014) yang terdiri dari
empat hal utama yaitu :
36
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pengambilan data yang
dilakukan dari tempat penelitian. Data diperoleh dengan menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Pada tahap wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara kepada
pengelola ekowisata Mangrove Blok Bedul yakni Balai Taman Nasional Alas
Purwo tentang proses pengembangan ekowisata, Kepala Desa Sumberasri dan
masyarakat sekitar ekowisata Mangrove Blok Bedul mengenai dampak adanya
pengembangan ekowisata terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat desa
Sumberasri. Dokumentasi yang dilakukan berupa Gambar, yang berguna untuk
mendukung kebutuhan data penelitian dan sebagai bukti validitas dari peneliti.
Data yang berupa dokumen dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan data
penelitian yang bersumber dari dokumen resmi pada kantor balai desa dan Dinas
terkait. Sedangkan observasi berupa pengumpulan data dengan cara mengamati
langsung ke lapangan.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus
selama penelitian tersebut berlangsung. Bahkan sebelum data benar- benar
terkumpul, antisipasi akan adanya reduksi sudah tampak waktu penelitiannya
memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian,
dan pendekatan pengumpulan data yang dipilihnya. Selama pengumpulan data
berlangsung terjadilah reduksi data selanjutnya berupa membuat ringkasan,
mengkode, menelusur tema, membuat gugus, membuat partisi, menulis memo,
dan sebagainya. Reduksi data terus berlanjut sesudah penelitian lapangan
sampai laporan akhir tersusun.
37
Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan pihak- pihak
yang terkait maka data yang terkumpul lalu dirangkum dan digabungkan dengan
tujuan mempermudah dalam membuat laporan penelitian tanpa menghilangkan
data.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Supaya sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka sajian
data dapat diwujudkan dalam bentuk matriks, grafis, jariangan atau bagan
sebagai wadah panduan informan tentang apa yang terjadi. Data tersebut
disajikan sesuai dengan apa yang diteliti.
Pada tahap ini penyajian data dibagi menjadi dua yaitu Gambaran umum
dan penyajian data fokus penelitian. Gambaran umum berisikan tentang
Gambaran terkait lokasi penelitian dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Sedangkan penyajian data fokus penelitian menyajikan data yang telah
digabungkan dan disajikan sesuai fokus penelitian. Dengan kat lain, menyajikan
data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Dari
seluruh data yang telah di dapat tersebut, dipahami satu persatu kemudian
disatukan dan diinterpretasikan sesuai dengan rumusan masalah.
4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami
makna, keteraturan pola - pola penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.
Kesimpulan yang ditarik segera di verifikasi dengan cara melihat dan
mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh
pemahaman yang lebih tepat, selain itu juga dapat dilakukan de