Upload
astrini-nurul-sentanu
View
64
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dampak Pemanasan Global Terhadap Sirkulasi TermohalinTugas UAS matakuliah Oseanografi Geologi
Citation preview
1 | A s t r i n i N u r u l S e n t a n u ( 1 2 9 1 0 0 1 6 ) “ D a m p a k P e m a n a s a n G l o b a l T e r h a d a p S i r k u l a s i T e r m o h a l i n ”
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP SIRKULASI
TERMOHALINE
Astrini Nurul Sentanu, NIM 12910016, Program Studi Oseanografi, Fakultasi Ilmu dan
Teknologi Kebumiam, Insititut Teknologi Bandung, 2013. ([email protected])
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) matakuliah
Oseanografi Geologi (Program strata satu), Program Studi Oseanografi.
Abstrak
Menurut geologi pemanasan global
merupakan siklus panjang dari bumi,
sehingga bukan semata-mata akibat
peningkatan konsentrasi CO2 dari
penggunaan bahan bakar karbon oleh
manusia. Pemanasan global sangat dekat
kaitannya dengan perubahan iklim yang
berinteraksi dengan atmosfer serta laut dan
secara tidak langsung dapat mempengaruhi
proses karateristik massa air di laut Antartik,
kemudian mengganggu sirkulasi termohalin.
Kata kunci : pemanasan global, es laut,
kutub utara, termohalin, artik, pleistosen,
zaman es, karbon dioksida
Latar Belakang
Pemanasan global merupakan isu yang
sering dibicarakan oleh media massa.
Terlepas dari apakah kenaikantemperatur
rataan bumi meningkat merupakan sebuah
siklus panjang yang belum bisa
direkonstruksi oleh manusia atau merupakan
dampak awal dari pemakaian bahan bakar
karbon yang berlebih dari aktivitas manusia,
salah satu dampak langsung yang diberikan
adalah mencairnya es di kutub utara (Artik).
Dengan mencairnya es Artik maka akan
terjadi penambahan massa air yang mungkin
saja merubah karakteristik massa air
disekitarnya seperti perubahan salinitas,
suhu, serta densitas sehingga
berkemungkinan dapat mempengaruhi siklus
yang terjadi disana yaitu siklus termohalin
(THC)
Era Pleistosen
Iklim pada era pleistone ditandai dengan
adanya siklus glasial berulang dimana
gletser kontiental terdorong ke bebearpa
tempat.
2 | A s t r i n i N u r u l S e n t a n u ( 1 2 9 1 0 0 1 6 ) “ D a m p a k P e m a n a s a n G l o b a l T e r h a d a p S i r k u l a s i T e r m o h a l i n ”
Di belahan bumi bagian utara banyak gletser
yang menjadi satu dan tersebar
membentang di Siberia dan Artik.
Zaman Es
Ada dua macam zama es yaitu periode
glasial (ketika temperatur lebih dingin) dan
interglasial (ketika temperatur lebih hangat).
Penyebab terjadinya zaman es belum
sepenuhnya diketahui namun sejauh ini
faktor utama yang menyebabkan hal itu
terjadi adalah komposisi atmosefer akan
konsentrasi karbon dioksida dan metan;
perubahan orbit bumi terhadap matahari
(Milankovitch cycles); pergerakan lempeng
tektonik yang menyebabkan perubahan
lokasi dan jumlah kerak samudra dan kerak
benua di permukaan bumi, yang kemudian
dapat mempengaruhi angin serta arus laut;
variasi intensitas penyinaran matahari;
dinamika orbit sistem bumi-bulan; tubrukan
meteorites yang sangat besar; dan proses
vulkanik yang melibatkan erupsi dari
supervolcanoes.
Studi yang dilakukan oleh anggota EPICA
dalam tulisan Eight Glacial Cycle of
Antartic Ice Core [(Barbante, C; Barnes, PR;
Barnola, JM; Bigler, M; Castellano, E; Cattani, O;
Chappellaz, J et al. (2004)] mengungkapkan jika
periode glasial selanjutnya akan terjadi lebih
kurang 50,000 tahun lagi dari sekarang,
meskipun tanpa adanya pemanasan global yang
diakibatkan oleh akitvitas manusia.
Es Laut
Sea Ice atau es laut ditemukan dikedua
kutub lautan, kutub utara (Artik) maupun
kutub selatan (Antartik). Rata-rata, es laut
menutupi bumi sekitar 25 juta km2. Es laut
merupakan komponen penting untuk planet
bumi karena mempengaruhi iklim global,
satwa liar, dan orang-orang yang tinggal
didaerah tersebut.
Sea Ice di daerah Artic berfungsi sebagai
lapisan isolasi untuk mencegah panas pergi
dari air serta memantulkan radiasi energi
dari matahari sehingga sangat penting untuk
proses pertukaran panas antara atmosfer dan
laut. Jika Artic Sea Ice mencair sepenuhnya
maka radiasi energi matahari akan
sepenuhnya diserap oleh daratan dan laut
yang akan menyebabkan suhu bumi
memanas.
Dengan menggunakan satelit Aqua sensor
AMSR-E, dari tahun 2002 – 2011 diketahu
jika es laut di Artik mengalami penambahan
maksimum pada bulan februari – april dan
mengalami pengurangan maksimum pada
bulan agustus – oktober namun rataan es laut
3 | A s t r i n i N u r u l S e n t a n u ( 1 2 9 1 0 0 1 6 ) “ D a m p a k P e m a n a s a n G l o b a l T e r h a d a p S i r k u l a s i T e r m o h a l i n ”
di Artik berkurang seiring bertambahnya
tahun.
Sirkulasi Termohalin
Sirkulasi termohalin adalah bagian dari
sirkulasi arus laut yang dibangkitkan oleh
gradien densitas global yang terbentuk
akibat fluks panas permukaan dan air tawar.
Menurut bahasa thermo- berarti termperatur
dan –haline berarti kandungan garam yang
secara bersama menjadi faktor densitas air
laut.
Sirkulasi thermohalin diakibatkan oleh
siklus pemanasan, pendinginan,
penambahan air tawar (freshing), dan
penambahan salinitas (salinification) dalam
proses pembentukan daerah yang berbeda
densitas dilautan. Dalam sirkulasi ini terjadi
overturning dimana aliran air hangat
dipermukaan melewati daerah kutub dan
mendingin dan kemudian tenggelam serta
bergerak kearah ekuator dilaut dalam.
Radiocarbon yang terukur menunjukan jika
siklus dari sirkulasi termohalin untuk
memutarkan seluruh air laut dalam lebih
kurang 600 tahun.
Siklus termohaline terkadang disebut
sebagai ocean conveyor belt, the great ocean
conveyor, atau global conveyor belt. Siklus
ini memegang peranan penting untuk iklim
bumi karena mentrasportasikan sektiar 1015
panas poleward menuju daerah lintang
tinggi, yang merupakan seperempat dari
total transpor panas dari sistem sirkulasi
laut-atmosfer. Selain itu sirkulasi termohalin
juga melibatkan upwelling yang membawa
massa air kaya nutrisi kepermukaan untuk
menyuburkan perairan sekitarnya.
(Sumber : http://worldoceanreview.com/en/wor-
1/climate-system/great-ocean-currents/ )
Ada beberapa spekulasi jika pemanasan
global dapat menghilangkan atau
memperlambat dari sirkulasi termohalin
4 | A s t r i n i N u r u l S e n t a n u ( 1 2 9 1 0 0 1 6 ) “ D a m p a k P e m a n a s a n G l o b a l T e r h a d a p S i r k u l a s i T e r m o h a l i n ”
yang akan memberikan dampak kepada
Prancis, negara Nordic, dan British Isles
yang daerahanya dihangatkan oleh North
Atlantic Drift.
Pemanasan Global, Mencairnya Es
Artik, dan Sirkulasi Termohalin
Ketika terjadi pemanasan suhu atmosfer
bumi, panas tersebut akan didistribusikan
pula kelaut. Dari siklus termohalin diketahui
jika panas tersebut akan didistribusikan
kelautan. Panas didistribusikan dari ekuator
menuju kutub. Ketika es laut di Artik
mencair, maka akan semakin sedikit radiasi
energi matahari yang dipantulkan dan
akhirnya diserap oleh daratan dan lautan.
Karena laut membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk melepaskan panas, maka suhu
lautan akan semakin meningkat perlahan dan
semakin mencairkan es artik yang kemudian
menambahkan massa air tawar ke laut
Atlantik sehingga menurunkan salinitas air
laut.
Ketika salinitas bertambah, seperti yang
telah dibahas sebelumnya jika sirkulasi
termohalin terjadi karena konveksi dari gaya
pembangkit akibat temperatur rendah dan
salinitas yang tinggi. Namun karena akibat
peningkatan suhu bumi, salinitas yang
rendah menyebabkan densitas air laut
menjadi kecil dan tidak mampu untuk
tenggelam kelaut dalam seperti sebagaimana
seharusnya di siklus termohalin, dan waktu
normal untuk massa air dalam siklus
termohalin sebelumnya adalah 600 tahun,
pada masa mendatang dapat menjadi lebih
lama atau malah merubah arah dari sirkulasi
termohalin yang kita kenal sekarang.
Namun mengingat jika lebih kurang 50,000
tahun lagi bumi akan memasuki masa glasial
(pendinginan), mungkin saja pada masa itu
siklus termohalin akan kembali seperti yang
kita ketahui saat ini.
Kesimpulan
Jika pemanasan global adalah sebuah siklus
bumi seperti ketika Halocene yang memiliki
periode glasial (pendinginan) dan
interglasial (pemanasan) maka sirkulasi
termohalin juga demikian. Hanya saja
dinamika sirkulasi termohalin belum
diketahui karena skala waktu hidup manusia
tidak sepanjang skala waktu geologi.
Untuk mengetahui dinamika sirkulasi
termohalin perlu dilakukan studi lebih lanjut
dengan menggunakan pemodelan numerik
paleothermohaline yang kemudian
diterapkan untuk memodelkan termohaline
dimasa mendatang.
5 | A s t r i n i N u r u l S e n t a n u ( 1 2 9 1 0 0 1 6 ) “ D a m p a k P e m a n a s a n G l o b a l T e r h a d a p S i r k u l a s i T e r m o h a l i n ”
Daftar Pustaka
Stocker, F. Thomas; Reto Knutti; and Gian-
Kasper Plattner. “The Future of Thermohaline
Circulation – A Perspective”. Geophysical
Monograph, Vol. 126 page 277-293, Am.
Geophys. Union, Washington, D.C.
Zang, Rong; Michale Follows; and John
Marshall. “Self-Sustained Thermohaline
Oscillations in Paleo Oceans”. Massachusetts
Institute of Technology, Cambridge,
Massachusetts.
EPICA community members; Barbante, C;
Barnes, PR; Barnola, JM; Bigler, M; Castellano,
E; Cattani, O; Chappellaz, J et al. (2004-06-10).
"Eight glacial cycles from an Antarctic ice core"
(PDF). Nature 429 (6992): 623–8.
Bibcode:2004Natur.429..623A.
Sentanu, Astrini Nurul. “Discovery Sea Ice From
The Space – Artic Sea Ice”. Makalah
Penginderaan Jauh Oseanografi. (2013)
http://en.wikipedia.org/wiki/Ice_age
http://en.wikipedia.org/wiki/Shutdown_of_t
hermohaline_circulation
http://worldoceanreview.com/en/wor-
1/climate-system/great-ocean-currents/