113
DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR PERTANIAN INDONESIA (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DITAVIANA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

  • Upload
    lecong

  • View
    237

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR

PERTANIAN INDONESIA

(ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DITAVIANA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa
Page 3: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Dampak

Infrastruktur Terhadap Sektor Pertanian Indonesia (Analisis Input-Output)”

adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya diterbitkan ataupun tidak diterbitkan dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2016

Ditaviana

H44120027

Page 4: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

iv

Page 5: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

ABSTRAK

DITAVIANA. Dampak Infrastruktur terhadap Sektor Pertanian Indonesia

(Analisis Input-Output). Dibimbing oleh ADI HADIANTO

Infrastruktur merupakan sektor pendukung dalam berbagai kegiatan

perekonomian termasuk pertanian.Salah satu strategi pemerintah adalah dengan

melakukan peningkatan pembangunan infrastruktur. Namun kendala yang

dihadapi adalah masih rendahnya alokasi belanja pemerintah dan nilai realisasi

investasi dalam pembangunan infrastruktur. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1)

menganalisis peranan sektor infrastruktur terhadap sektor-sektor pertanian dengan

melihat nilai keterkaitan dan multiplier, dan (2) menganalisis dampak investasi

pembangunan infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output,

pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

infrastruktur memiliki nilai keterkaitan ke belakang lebih tinggi dibandingkan

nilai keterkaitan ke depan. Nilai multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja

sektor bangunan berturut-turut menempati urutan kedua, keempat, dan ketujuh

dari klasifikasi 14 sektor perekonomian. Hasil external shock sektor konstruksi

memberikan dampak terhadap sektor pertanian paling besar terhadap perubahan

outputdan tenaga kerja adalah sektor tanaman pangan dan perubahan pendapatan

paling besar terhadap sektor perkebunan

Kata kunci: bangunan, infrastruktur, input-output,investasi,pertanian

ABSTRACT

DITAVIANA. Infrastructure Impact of Agriculture Sector in Indonesia (Input-

Output Analysis). Supervised by ADI HADIANTO

Infrastructure is a supporting sector for all economic activities including

agriculture. One of the government strategies is to increase infrastructure

development. However, the constraint of infrastructure development is the low of

government expenditures allocation and the low of investment realization value.

The main objectives of this study are (1) to analyze the role of infrastructure

toward agriculture sectors through defining the linkage and multiplier value, and

(2) to analyse the effect of investment on infrastructure development toward

agriculture sectors especially for output, income, and labour aspects. The result of

the study shows that infrastructure sectors has a higher value on backward linkage

than its forward. Also, the multiplier values of output, income, and labour on

infrastructure sectors have been the second, fourth, and seventh positions in a row

out of 14 classifications of economic sectors. The external shock result of

construction sector that gave biggest impact on agriculture sectors is the change of

total output and total labour toward food crop sector, while the biggest effect on

the change of total income toward plantation sector.

Keywords: agriculture, construction, infrastructure, input-ouput, investment

Page 6: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa
Page 7: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR

PERTANIAN INDONESIA (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DITAVIANA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

viii

Page 9: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa
Page 10: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa
Page 11: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat terlaksana sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan dorongan serta

kerjasama berbagai pihak. Maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Adi Hadianto, SP, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan perhatiannya.

2. Bapak Ir. Ujang Sehabudin, M.Si selaku dosen penguji utama dan Ibu Fitria

Dewi Raswatie, SP, M.Si selaku dosen penguji perwakilan departemenyang

telah memberikan bimbingan serta saran.

3. Ibunda Asfrimeyonna, adik Andi Rachmat Arsa, bude Andalusia, serta

pakde Dr. Sudarsono Seodomo tersayang atas doa, perhatian, kasih sayang,

dukungan, dan motivasi yang tiada henti kepada penulis.

4. Ibu Dian Panjaitan, SE, M.Si selaku dosen yang telah memberikan arahan

serta motivasi dalam pemahaman terhadappenelitian ini.

5. Rekan-rekan satu bimbingan Astrid Damarin Nuraliah, Dewi Bunga Sari,

Rahayu, Linda Ligawati, Desi Dwi Cahyani, dan Fitri Pratiwi atas

kekompakan dan motivasi yang diberikan.

6. Seluruh anggota Neo Culture Technology yang selalu menjadi penyemangat.

7. Para sahabat Dian Irma Ningtyas, Remy Sosiawan Wijaya, Razii Abraham,

Imam Perkasa, Yovani Yolan Intani, Indri Ratnasari Ansor, Siti Melani

Gustiani, Dwi Oktapiyah, teman-teman KKN-P,serta seluruh sahabat

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa, dukungan,

motivasi, dan semangat kepada penulis.

8. Keluarga besar Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan angkatan 49 atas

kebersamaan dan kekompakan selama ini.

9. Seluruh dosen dan staf departemen yang telah membantu selama penulis

menyelesaikan studi di ESL.

10. Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, Agustus 2016

Ditaviana

NIM. H44120027

Page 12: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

ii

Page 13: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 9

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 11

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 11

1.5 Ruang LingkupPenelitian . .......................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Infrastruktur ....................................................................... 13

2.1.2 Investasi ............................................................................. 14

2.2 Kebijakan Terkait Infrastruktur ................................................... 15

2.3 Model Input-Output ..................................................................... 16

2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................... 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................ 25

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Dampak Investasi ............................................................... 25

3.1.2 Kerangka Dasar Model Input-Output ................................. 26

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................ 31

IV. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 35

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 35

4.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 35

4.3 Metode Analisis Data

4.3.1 Koefisien Input ................................................................... 35

4.3.2 Analisis Keterkaitan ........................................................... 37

4.3.3 Analisis Multiplier .............................................................. 39

4.3.4 Analisis Dampak Investasi ................................................. 42

4.3.5 Koefisien Pendapatan ......................................................... 43

4.3.6 Koefisien Tenaga Kerja ...................................................... 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 45

5.1 Peranan Sektor Bangunan Terhadap Sektor Pertanian Indonesia

5.1.1 Struktur Permintaan ............................................................ 45

5.1.2 Struktur Nilai Tambah Bruto .............................................. 47

5.2 Analisis Keterkaitan

5.2.1 Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkage) ................... 49

5.2.2 Keterkaitan ke Depan (Forward Linkage) ......................... 52

Page 14: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

ii

5.3 Analisis Multiplier

5.3.1 Multiplier Output ................................................................ 55

5.3.2 Multiplier Pendapatan ......................................................... 58

5.3.3 Multiplier Tenaga Kerja ...................................................... 61

5.4 Analisis Dampak Investasi

5.4.1 Dampak Terhadap Pembentukan Output ............................ 62

5.4.2 Dampak Terhadap Pendapatan Rumah Tangga .................. 63

5.4.3 Dampak Terhadap Penyerapan Rumah Tangga .................. 64

VI. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 67

6.1 Simpulan ....................................................................................... 67

6.2 Saran ............................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 69

LAMPIRAN .............................................................................................. 73

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 95

Page 15: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Produk Domestik bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun

2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2014

(Miliar Rupiah) ............................................................................. 3

2 Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2009 – 2014 ......................... 4

3 Perkembangan Daya Saing Indonesia Tahun 2009-2015 ............. 5

4 Perkembangan Alokasi Infrastruktur terhadap Produk

Domestik Bruto Tahun 2009-2014 (Triliun Rupiah) .................... 6

5 Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................. 20

6 Kerangka Kerja Tabel Input-Output ............................................. 29

7 Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhr Sektor-

Sektor Perekonomian Indonesia Tahun 2010 (Miliar Rupiah) ..... 45

8 Alokasi Permintaan Sektor Bangunan di Indonesia Tahun

2010 (Juta Rupiah) ....................................................................... 46

9 Kontribusi Nilai Tambah Bruto Sektor-Sektor Perekonomian

Indonesia Tahun 2010 (Miliar Rupiah) ........................................ 47

10 Keterkaitan Output ke Belakang Sektor-Sektor Perekonomian

Indonesia Tahun 2010 .................................................................. 50

11 Keterkaitan Output ke Belakang Subsektor Bangunan

Indonesia Tahun 2010 .................................................................. 50

12 Penggunaan Sektor Bangunan Terhadap Output Sektor

Pertanian Indonesia Tahun 2010 (Juta Rupiah) ............................ 51

13 Keterkaitan Output ke Depan Sektor-Sektor Perekonomian

Indonesia Tahun 2010 .................................................................. 52

14 Keterkaitan Output ke Depan Subsektor Bangunan Indonesia

Tahun 2010 ................................................................................... 53

15 Penggunaan Sektor Pertanian Terhadap Output Sektor

Bangunan Indonesia Tahun 2010 (Juta Rupiah) .......................... 54

16 Multiplier Output Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia

Tahun 2010 ................................................................................... 56

17 Multiplier Output Subsektor Bangunan Indonesia Tahun 2010 ... 56

18 Dissagregasi Multiplier Output Sektor Bangunan Indonesia

Tahun 2010 ................................................................................... 57

19 Multiplier Pendapatan Sektor-Sektor Perekonomian

Indonesia Tahun 2010 .................................................................. 58

20 Multiplier Pendapatan Subsektor Bangunan Indonesia

Tahun 2010 ................................................................................... 59

Page 16: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

ii

21 Dissagregasi Multiplier Pendapatan Sektor Bangunan

Indonesia Tahun 2010 ................................................................... 60

22 Multiplier Tenaga Kerja Sektor-Sektor Perekonomian

Indonesia Tahun 2010 ................................................................... 61

23 Dampak Investasi Sektor Konstruksi Terhadap Pembentukan

Output Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia (Juta Rupiah) ..... 63

24 Dampak Investasi Sektor Konstruksi Terhadap Tingkat

Pendapatan Rumah Tangga di Sektor-Sektor Perekonomian

Indonesia (Juta Rupiah) ................................................................ 64

25 Dampak Investasi Sektor Konstruksi Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja di Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia (Orang) 65

Page 17: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Tren Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Bidang

Infrastruktur tahun 2011 – 2015 (Triliun Rupiah) ....................... 6

2 Perkiraan Kebutuhan Pendanaan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasion al (RPJMN) Infrastruktur Periode

2015 – 2019 (Triliun Rupiah) ...................................................... 7

3 Perkembangan Realisasi Investasi PMDN dan PMA

menurut Sektor Tahun 2010-2014 (Miliar Rupiah) ................................... 9

4 Fungsi Investasi ........................................................................... 14

5 Hubungan Investasi, Pengeluaran, dan Pendapatandalam

6 perpotongan Keynesian ................................................................ 25

7 Skema Kerangka Pemikiran Operasional .................................... 33

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Keterangan Kode Sektor Tabel Input-Output Indonesia Tahun

2010 ............................................................................................. 74

2 Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 , Transaksi Total

Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 14 Sektor (Juta Rupiah) 75

3 Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 , Transaksi Total

Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 16 Sektor (Juta Rupiah) 78

4 Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Subsektor

Bangunan Indonesia Tahun 2010 (Juta Rupiah) .......................... 81

5 Struktur Nilai Tambah Bruto Subsektor Bangunan Indonesia

Tahun 2010 (Juta Rupiah) ............................................................ 81

6 Backward Open Total Requirements Klasifikasi 14 Sektor ........ 82

7 Forward Open Total Requirements Klasifikasi 14 Sektor .......... 83

8 Multiplier Output Klasifikasi 14 Sektor ...................................... 84

9 Multiplier Pendapatan Klasifikasi 14 Sektor ............................... 85

10 Multiplier Tenaga Kerja Klasifikasi 14 Sektor ............................ 86

11 Backward Open Total Requirements Klasifikasi 16 Sektor ........ 87

12 Forward Open Total Requirements Klasifikasi 16 Sektor .......... 88

13 Multiplier Output Klasifikasi 16 Sektor ...................................... 89

Page 18: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

iv

14 Multiplier Pendapatan Klasifikasi 16 Sektor ................................ 90

15 Output Final Demand Impacts (Juta Rupiah) .............................. 91

16 Income Final Demand Impacts (Juta Rupiah) .............................. 92

17 Employment Final Demand Impacts (Orang) .............................. 93

18 Penggunaan Sektor-Sektor Perekonomian Terhadap Output

Subsektor Kehutanan Indonesia Tahun 2010 (Juta Rupiah) ........ 94

19 Sasaran Pokok Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019 ....... 94

Page 19: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan perekonomian diperlukan oleh suatu negara untuk

meningkatkan kualitas kehidupan seluruh masyarakatnya. Negara yang

mempunyai tingkat ekonomi yang baik mempunyai dampak positif terhadap

kualitas dan kebutuhan masyarakatnya (Abdullah, 2014). Salah satu indikator

pencapaian perekonomian suatu negara yang baik adalah dengan melihat

bagaimana cara dari negara tersebut memenuhi kebutuhan dalam negerinya.

Perkembangan ekonomi di Indonesia sudah mengalami banyak kendala dan

tantangan.Permasalahan dalam perekonomian Indonesia antara lain masalah

kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan belum terpenuhinya kebutuhan dalam

negeri seperti keperluan pangan dan kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Perekonomian Indonesia dalam satu dekade terakhir dihadapkan pada

tekanan dari perkembangan ekonomi global yang sedang mengalami krisis

sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin lambat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan sejak tahun 2012

hingga tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 adalah sebesar 6,5

persen dan pada tahun 2012 sebesar 6,3 persen. Sedangkan pada tahun 2013 dan

2014 pertumbuhan ekonomi melambat yaitu berturut-turut menjadi 5,58 persen

dan 5,02 persen. Pada triwulan III tahun 2015, ekonomi tumbuh sebesar 4,73

persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

Kondisi tersebut menuntut pemerintah untuk melakukan formulasi strategi

kebijakan pada periode 2015-2019 untuk meningkatkan kembali pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Berdasarkan buku pertama Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, masalah dan tantangan yang harus

dihadapi oleh Indonesia salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur yang

harus ditingkatkan untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi.

Infrastruktur merupakan bagian dari proses pembangunan perekonomian

dalam suatu negara. Pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan

ekonomi secara kuantitatif dan penyebaran pendapatan di masyarakat. Barus

(2011) mengatakan bahwa dalam konteks ekonomi, infrastruktur merupakan

modal sosial masyarakat (social overhead capital) yaitu barang-barang yang

Page 20: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

2

merupakan modal penting dalam perkembangan ekonomi atau disebut sebagai

katalisator dalam proses produksi, pasar, dankonsumsi akhir.

Infrastruktur memberikan manfaat yang besar terhadap peningkatan

produktivitas dan nilai tambah dari semua sektor perekonomian. Peningkatan

produktivitas faktor-faktor produksi, mobilitas penduduk, aliran barang dan jasa,

serta proses perdagangan antar daerah merupakanmanfaat yang didapatkan

dengan adanya pembangunan infrastruktur (Permana, 2010). Ketersediaan

infrastruktur memberikan multiplayer effect yang besar terhadap banyak sektor

ekonomi dan proses produksi dapat lebih efisien karena aliran input produksi

dapat lebih mudah berjalan serta menurunkan biaya penjualan dan pemasaran

output dengan adanya infrastruktur yang baik. Wilayah dengan tingkat

infrastruktur memadai akan memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi

dan menunjukkan bahwa infrastruktur mempunyai peranan yang penting terhadap

pertumbuhan ekonomi (Maryaningsihet all, 2014).

Infrastruktur yang baik memberikan akses yang lebih besar dalam interaksi

antar wilayah. Wahab (2009) mengungkapkan bahwa investasi infrastruktur

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya aksesibilitas dan

mobilitas penduduk dalam pengembangan kawasan pertanian. Sehingga investasi

infrastruktur yang berkualitas dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap

tingkat kesejahteraan masyarakat. Abdullah (2014) mengatakan salah satu

indikator peningkatan ekonomi ditentukan oleh sarana dan prasarana yang

dibangun, termasuk infrastruktur yang ada di dalamnya.

Perkembangan infrastruktur dan pembangunan ekonomi memiliki

keterkaitan dan saling ketergantungan satu sama lain. Hasni (2006) mengatakan

bahwa pembangunan atau perbaikan infrastruktur akan dapat meningkatkan

kualitas dan kuantitas berbagai prasaran pembangunan, semakin tingginya

pengangkutan barang-barang, dan perbaikan kualitas dari jasa-jasa pengangkutan

tersebut.

Infrastruktur dalam klasifikasi sektor ekonomi Badan Pusat Statistik

direpresentasikan dalam sektor konstruksi atau bangunan. Sektor konstruksi

memberikan kontribusiyang cukup besar terhadap PDB serta mengalami

kecenderungan yang terus meningkat setiap tahunnya. Sejak tahun 2009 hingga

Page 21: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

3

tahun 2014, kontribusi sektor bangunan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

rata-rata sebesar 6,5 persen (Badan Pusat Statistik, 2015). Peningkatan kontribusi

dari sektor bangunan dalam PDB menunjukkan bahwa infrastruktur bangunan

memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia

Tabel 1 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2009 –2014(Miliar Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Pertanian 295 883,8 304 777,1 315 036,8 328 279,7 339 560,8 350 722,2

2. Pertambangan 180 200,5 187 152,5 190 143,2 193 139,2 195 853,2 195 425,0

3. Industri Pengolahan 570 102,5 597 134,9 633 781,9 670 190,6 707 481,7 741 835,7

4. Listrik, Gas, dan Air

Bersih

17 136,8 18 050,2 18 899,7 20 094,0 21 254,8 22 423,5

5. Bangunan 140 267,8 150 022,4 159 122,9 170 884,8 182 117,9 194 093,4

6. Perdagangan, Hotel,

dan Restoran

368 463,0 400 474,9 437 472,9 473 152,6 501 040,6 524 309,5

7. Pengangkutan dan

Komunikasi

192 198,8 217 980,4 241 303,0 265 383,7 291 404,0 318 527,9

8. Keuangan,

Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

209 163,0 221 024,2 236 146,6 253 000,4 272 141,6 288 351,0

9. Jasa-jasa 205 434,2 217 842,2 232 659,1 244 807,0 258 198,4 273493,3

PDB 2178850,4 2314458,8 2464566,1 2618932,0 2769053,0 2909181,5

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015b

Selain itu, berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata kontribusi

sektor pertanian terhadap PDB sejak tahun 2009 hingga tahun 2014 adalah

sebesar 13 persen yaitu peringkat ketiga terbesar setelah industri pengolahan dan

perdagangan. Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDB menunjukkan

bahwa sektor pertanian adalah sektor yang memiliki peranan penting terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam hal ini peningkatan pendapatan,

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sektor

pertanian membutuhkan sektor-sektor pendukung untuk meningkatkan

produktivitasnya baik dari hulu hingga hilirnya. Contohnya seperti tempat

penyimpanan hasil panen produk pertanian seperti gudang dalam proses produksi

adalah kebutuhan yang penting. Bagian infrastruktur ekonomi lainnya seperti

jalan yang memadai akan meminimalkan waktu pengangkutan sehingga biaya

produksi juga dapat diminimalkan. Serta dalam proses hilirnya seperti pabrik

pengolahan produk pertanian atau tempat transaksi jual beli produk pertanian juga

dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam proses hilir pertanian.

Page 22: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

4

Tabel 2 Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan

Utama Tahun 2011 - 2014 No. Lapangan Pekerjaan Utama 2011 2012 2013 2014

1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,

Perburuan dan Perikanan

39 088 271 39 590 054 39 220 261 38 973 033

2. Pertambangan dan Penggalian 1 434 961 1 602 706 1 426 454 1 436 370

3. Industri 14 541 562 15 615 386 14 959 804 15 254 674

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 234 347 251 162 252 134 289 193

5. Konstruksi 6 263 797 6 851 291 6 349 387 7 280 086

6. Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa

Akomodasi

22 297 686 23 517 145 24 105 906 24 829 734

7. Transportasi, Pergudangan dan

Komunikasi

5 006 473 5 052 302 5 096 987 5 113 188

8. Lembaga Keuangan, Real Estate,

Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

2 577 847 2 696 090 2 898 279 3 031 038

9. Kemasyarakatan, Sosial dan

Perorangan

15 971 365 17 328 732 18 451 860 18 420 710

Total 107416309 112504868 112761072 114628026

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015c

Berdasarkan data pada Tabel 2, pembangunan infrastruktur yang tercemin

pada sektor konstruksi, dalam klasifikasi sektor ekonomi mampu menyerap tenaga

kerja yang cukup besar di Indonesia. Penyerapan tenaga kerja dari sektor

konstruksi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya sebanding dengan

kontribusi infrastruktur bangunan terhadap pendapatan nasional yang semakin

meningkat. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor konstruksi berada di

peringkat kelima dalam total penyerapan tenaga kerja dari seluruh sektor

perekonomian selama periode 2011-2014.

Menurut laporan World Economic Forum (WEF) dalam Global

Competitiveness Report 2011-2012, daya saing Indonesia masih rendah dalam

beberapa pilar yaitu pilar infrastruktur, pilar teknologi, dan pilar inovasi. Daya

saing Indonesia dalam pilar infrastruktur dapat dilihat dari rendahnya alokasi

belanja pemerintah terhadap infrastuktur sejak terjadinya krisis ekonomi pada

tahun 1998 sampai dengan tahun 2012.

Pada Global Competitiveness Index Indonesia tahun 2014-2015, Indonesia

menempati peringkat ke-34 dari 144 negara di dunia, indeks daya saing global

tersebut diukur dari berbagai indikator perkembangan pembangunan seperti

pembangunan infrastruktur, perbaikan ekonomi makro, pengembangan pasar

industri keuangan, pendidikan dan kesehatan, serta kesiapan teknologi.

Berdasarkan indikator tersebut, keterbatasan infrastuktur masih menjadi salah satu

dari tiga isu utama penghambat usaha di Indonesia. Namun pada Tabel 3 dapat

Page 23: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

5

dillihat bahwa pilar infrastruktur sudah mengalami peningkatan semenjak tahun

2014, sehingga dapat dilihat bagaimana pemerintah yang semakin fokus dalam

meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur.

Tabel 3 Perkembangan Daya Saing Indonesia Tahun 2011-2015

Tahun edisi 2011 2012 2013 2014 2015

Global Competititveness Index 4,4 4,4 4,4 4,5 4,6

1st pillar : Institutions 3,8 3,9 3,9 4,0 4,1

2nd pillar : Infratructure 3,8 3,8 3,7 4,2 4,4

3rd pillar : Macroeconomic

Environment

5,7 5,7 5,7 5,8 5,5

4th pillar : Health and Primary

Education

5,7 5,7 5,7 5,7 5,7

5th pillar : Higher Education and

Training

4,2 4,2 4,2 4,3 4,5

6th pillar : Goods Market Efficiency 4,2 4,3 4,3 4,4 4,5

7th pillar : Labor Market Efficiency 4,1 3,9 3,9 4,0 3,8

8th pillar : Financial Market

Development

4,1 4,1 4,1 4,2 4,5

9th pillar : Technological Readiness 3,3 3,6 3,6 3,7 3,6

10th pillar : Market Size 5,2 5,3 5,3 5,3 5,3

11th pillar : Business Sophistication 4,2 4,3 4,3 4,4 4,5

12th pillar : Innovation 3,6 3,6 3,6 3,8 3,9

Keterangan : Skor 1-7

Sumber : World Economic Forum, Global Competitiveness Index, 2015

Rendahnya alokasi belanja pemerintah terhadap infrastruktur dalam Produk

Domestik Bruto (PDB) sejak masa krisis ekonomi tahun 1998, karena pemerintah

fokus pada pemulihan aspek lain seperti nilai tukar, harga barang, dan lainnya.

Meskipun sejak masa krisis ekonomi tersebut, secara perlahan sampai dengan

tahun 2013 alokasi PDB terhadap infrastruktur terus mengalami peningkatan

seperti yang terlihat pada Tabel 4 namun alokasi tersebut belum mencapai lima

persen dari PDB. Berdasarkan beberapa penelitian, diketahui bahwa negara yang

memiliki peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah negara-negara

yang mengalokasikan infrastruktur lebih dari lima persen dalam PDB. Nilai

realisasi anggaran infrastruktur pada APBN tahun 2015 adalah sebesar Rp 189,7

triliun naik sebesar Rp 103,7 triliun atau 120% lebih besar dibandingkan dengan

anggaran infrastruktur pada tahun 2010 yang sebesar Rp 86 triliun (Kementrian

Keuangan, 2015).

Page 24: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

6

Tabel 4 Perkembangan Alokasi Infrastruktur dalam Produk Domestik Bruto

Tahun 2009-2013(Triliun Rupiah)

2009 2010 2011 2012 2013

PDB 5 606,2 6 436,3 7 427,1 8 179 9 284

Total alokasi

infrastruktur

218,6 263,9 314,1 385,2 438,1

Alokasi infrastruktur

dalam PDB (%)

3,89% 4,10% 4,23% 4,70% 4,71%

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2015a (diolah)

Distribusi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

paling tinggi diberikan kepada Kementrian Pekerjaan Umum setiap tahunnya

untuk pembangunan infrastruktur (Bappenas, 2015). Pada tahun 2015, terdapat

selisih yang cukup besar antara kebutuhan dengan dana dalam APBN untuk

Kementrian Pekerjaan Umum. Bappenas (2015)mengungkapkan bahwa dana yang

dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur oleh Kementrian PU adalah sebesar

Rp 123,3 triliun namun dana dari APBN yang diberikan pada Kementrian PU

hanyalah sebesar Rp 81,3 triliun.Total dana dalam APBN untuk infrastruktur pada

tahun 2015 adalah sebesar Rp 150,9 triliun sedangkan total kebutuhan dana

sebesar Rp 236,6 triliun. Selisih tersebut menunjukkan bahwa sektor infrastruktur

membutuhkan perhatian lebih besar lagi dalam pembangunan perekonomian di

Indonesia.

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2015b

Gambar 1 Tren Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Bidang Infrastruktur tahun 2011 – 2015

(Triliun Rupiah)

Keterbatasan infrastruktur yang menjadi salah satu penyebab utama

penghambat usaha di Indonesia membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan

0

50

100

150

200

250

2011 2012 2013 2014 2015

Kementrian PU Total Kebutuhan

Page 25: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

7

terkait percepatan pembangunan infrastruktur sebagai program utama dalam lima

tahun ke depan. Empat pilar utama infrastruktur Indonesia dalam kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah meliputi sektor energi, perhubungan dan maritim,

kedaulatan pangan, dan perumahan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

pengalihan dana subsidi BBM APBN-P 2015 sebesar Rp 120 triliun yang

dipergunakan untuk perbaikan berbagai macam infrastruktur seperti pembangunan

waduk, jalan tol dan jalur kereta, pelabuhan, jaringan listrik, kilang minyak,

pipanisasi gas, perumahan rakyat, dan pembangunan bandara. Dalam program

pembangunan infrastruktur tersebut, direncakan bahwa akan dibangun kawasan

ekonomi khusus di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua

agar kegiatan ekonomi tidak hanya terpusat di Jawa sehingga pemerataan

kesejahteraan di Indonesia dapat tercapai.

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Bappenas,

pembiayaan proyek infrastruktur tidak hanya mengandalkan anggaran pemerintah,

tetapi juga mengandalkan swasta melalui kontrak kerjasama. Anggaran

pemerintah juga merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah

daerah, dan BUMN. Selama lima tahun ke depan, kebutuhan pendanaan untuk

infrastruktur mencapai Rp 4 796 triliun seperti yang tertera pada Gambar 2.

Perkiraan kebutuhan pendanaan dari APBN sebesar Rp 1 433,3 triliun, APBD

sebesar Rp 545,3 triliun, BUMN sebesar Rp 1 066,2 triliun, dan dari swasta

sebesar Rp 1 751,4 triliun.

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2015c

Gambar 2 Perkiraan Kebutuhan Pendanaan Infrastruktur Periode 2015-2019 (Triliun Rupiah)

APBN APBD BUMN Swasta

Total : Rp 4 796 triliun

29,88%

11,37% 22,23%

36,52%

Page 26: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

8

Sudaryanto dan Rusastra (2006) mengatakan bahwa kemampuan sektor

pertanian dalam peningkatan produksi dan pengentasan kemiskinan sangat

bergantung pada bagaimana keadaan sektor pendukungnya. Salah satu sektor

pendukung dalam pertanian adalah ketersediaan infrastruktur sehingga dibutuhkan

kebijakan strategis dalam peningkatan investasi pemerintah untuk pengembangan

infrastruktur utama seperti jalan, bendungan, irigasi, penelitian, pengembangan,

dan penyuluhan. Pasandaran (2007) mengungkapkan pembangunan infrastruktur

irigasi yang mendukung proses produksi pada sektor pertanian hendaknya

dilakukan secara bertahap dan melalui karakterisasi wilayah yang berdasarkan

pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya. Pembangunan infrastruktur

diperlukan oleh setiap wilayah berdasarkan kebutuhannya masing-masing

sehingga diperlukan distribusi pendanaan yang merata dalam pembangunan

infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur membutuhkan investasi yang besar dan tepat

sasaran. Investasi yang dilakukan pada sektor infrastruktur sebagai pendukung

pertanian memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Astuti (2005)

mengatakan bahwa apabila tejadi peningkatan investasi di sektor pertanian maka

akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama terhadap

peningkatan pendapatan sektor produksi dan penerimaan balas jasa faktor

produksi tenaga kerja dan modal.

Keadaan infrastruktur yang terus dibenahi dan semakin diperhatikan oleh

pemerintah menunjukkan bahwa infrastruktur memiliki peran yang penting

sebagai katalis yang membuat aktivitas perekonomiansemakin lancar sehingga

pembangunan perekonomian dapat tercapai. Pada buku pertama Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, salah satu arah

kebijakan dan strategi dalam pembangunan setiap sektor pertanian adalah dengan

penguatan faktor input dan sarana prasarana pendukung produksi. Salah satu

sarana prasarana pendukung yang diutamakan adalah pembangunan infrastruktur.

Atas dasar uraian tersebut, makapenelitian ini menjadi penting dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar dampak pembangunan infrastrukturterhadap sektor

pertanian Indonesia.

Page 27: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

9

1.2 Rumusan Masalah

Keadaan infrastruktur Indonesia yang menjadi sektor pendukung dalam

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia membutuhkan dukungan

lebih dalam penanganannya. Alokasi belanja pemerintah yang diperuntukkan

terhadap infrastruktur terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

menunjukkan bahwa pemerintah semakin memperhatikan pembangunan

infrastuktur yang berperan penting dalam mendukung berjalan lancarnya sektor-

sektor lain baik dengan keterkaitan ke belakang maupun keterkaitan ke depan.

Misalkan seperti banyaknya bagian dari sektor infrakstuktur yang berperan

penting dalam sektor pertanian secara luas seperti sarana prasarana sektor hulu

dan hilir pertanian. Semakin tinggi alokasi terhadap infrakstruktur, maka akan

semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dalam PDB. Seperti negara China yang

mengalokasikan dananya untuk infrastruktur hingga 11 persen dari PDB karena

melihat pertumbuhan ekonominya semakin meningkat ketika dana untuk

pembangunan infrastrukturnya juga ditingkatkan.

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2015

Gambar 3 Perkembangan Realisasi Investasi PMDN dan PMA Sektor Konstruksi Tahun

2010-2014 (Triliun rupiah)

Infrastruktur yang direpresentasikan dalam sektor konstruksi juga

mengalami peningkatan dalam realisasi investasi penanaman modal sektor

konstruksi seperti yang tercantum dalam Gambar 3. Pada grafik tersebut, sejak

tahun 2012 hingga tahun 2014 besarnya penanaman modal sektor konstruksi terus

8,21 5,25 7,74 12,97 30,31

274,09

332,38

415,58

504,90 531,72

0

100

200

300

400

500

600

2010 2011 2012 2013 2014Penanaman Modal Sektor Konstruksi Total Penanaman Modal

Page 28: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

10

mengalami peningkatan.Namun nilai penanaman modal terhadap sektor

konstruksi masih rendah dari total penanaman modal. Pada tahun 2014 besar nilai

penanaman modal sektor konstruksi sebesar Rp 30,31 triliun dari total penamanan

modal sebesar Rp 531,72 triliun.Rata-rata penanaman modal sektor konstruksi

sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 hanya sebesar 0,027 persen dari total

penanaman modal (Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2015).

Berdasarkan publikasi terbaru yang diberikan oleh BKPM, pada tahun 2015

investasi di Pulau Jawa masih mendominasi sebesar 54,4% dari total nilai

investasi yang menunjukkan bahwa pembangunan masih terpusat di Jawa, padahal

daerah-daerah selain Jawa membutuhkan perhatian lebih untuk pembangunannya

agar pertumbuhan ekonomi secara merata dapat terwujud. Realisasi PMA

berdasarkan asal negara didominasi oleh investor dari Singapura sebesar US$ 5,9

miliar kemudian berturut-turut oleh investor yang berasal dari Malaysia, Jepang,

Belanda, dan Korea Selatan.

Besarnya investasi yang diberikan terhadap sektor infrastruktur dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Demurger (2000)

mengatakan bahwa kebijakan yang mengatur investasi terhadap pembangunan

infrastruktur memiliki dampak yang besar terhadap pendapatan per kapita di

beberapa provinsi negara China. Selain itu, Eberts (1990) mengungkapkan public

capital dan private capital bersifat komplementer yang artinya menunjukkan

bahwa kedua modal tersebut saling melengkapi dalam pembangunan infrastruktur

dan keberadaan investasi modal dibutuhkan dalam pertumbuhan ekonomi suatu

negara.

Pada Gambar 2, kebutuhan dana dalam pembangunan infrastruktur pada

tahun 2015 melebihi dana yang disediakan oleh APBN. Sehingga pemerintah

menganggarkan APBN 2016 untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp 313,5

triliun dan dari dana tersebut, Kementrian PU mendapatkan dana sebesar

Rp 104,1 triliun untuk pendanaan proyek konstruksi (Kementrian Keuangan,

2016). Anggaran dana pembangunan infrastruktur yang diberikan oleh pemerintah

dalam APBN tahun 2016 dua kali lipat lebih besardibandingkan APBN pada

tahun 2015.

Page 29: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

11

Nilai investasi terhadap sektor konstruksi yang rendah dapat berdampak

pada sektor perekonomian lainnya, karena peranan infrastruktur yang penting

sebagai sektor pendukung pertumbuhan sektor lain. Peran infrakstruktur dalam

perekonomian Indonesia dapat dilihat dengan analisis yang mengkaitkan antara

ketersediaan infrastruktur terhadap sektor-sektor lain yang berhubungan dengan

pertanian maupun sektor infrastuktur itu sendiri yang menggunakan input dari

infrastuktur tersebut. Maka dari itu berikut perumusan masalah yang dapat

dijabarkan :

1. Bagaimana peranan infrastruktur sektor bangunanterhadap nilai tambah

bruto dan output sektoral di Indonesia dengan melihat keterkaitan ke

belakang dan keterkaitan ke depan serta dengan menghitung besarnya

multiplier output, pendapatan, tenaga kerja infrastruktur sektor bangunan

terhadap sektor pertanian Indonesia?

2. Bagaimana dampak pembangunan infrastuktur terhadap sektor pertanian

khususnya terhadap output, pendapatan masyarakat, dan penyerapan tenaga

kerja di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dipaparkansebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Menganalisis peranan infrastuktur sektor bangunan terhadap nilai tambah

bruto dan output sektoral di Indonesia dengan melihat keterkaitan ke

belakang dan keterkaitan ke depan serta dengan menghitung besarnya

besarnya multiplier output, pendapatan, tenaga kerja infrastruktur sektor

bangunan terhadap sektor pertanian Indonesia.

2. Menganalisis dampak pembangunan infrastuktur terhadap sektor pertanian

khususnya terhadap output, pendapatan masyarakat, dan penyerapan tenaga

kerja di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal :

1. Menambah ilmu dan wawasan mengenai hal yang berkaitan dengan

infrastruktur di Indonesia.

Page 30: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

12

2. Memberi masukan kepada pemerintah dan instansi lainnya dalam

menetapkan kebijakan yang terkait dengan rencana pembangunan

infrastruktur khususnya sektor konstruksi di Indonesia.

3. Menjadi referensi dan informasi bagi peneliti lain yang melakukan

penelitian terkait dengan sektor infrastuktur.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai dampak infrastruktur terhadap pertanian di Indonesia

ini mencakup dimensi ruang yang luas yaitu dalam lingkup nasional, sehingga

tidak memperhatikan ruang secara regional yang lebih sempit dan penelitian ini

tidak mengkaji keterkaitan antar wilayah. Data yang digunakan bersumber dari

data sekunder yang didapatkan dari beberapa instansi terkait diantaranya Badan

Pusat Statistik (BPS), Bappenas, BKPM, dan lain sebagainya. Data yang akan

diolah dalam penelitian ini adalah data Tabel Input-Output Indonesia tahun 2010

klasifikasi 185 sektor yang akan diklasifikasikan menjadi 14 sektor dan 16 sektor

yang mengkaitkan antara sektor bangunan dengan sektor perekonomian lainnya.

Penelitian ini melakukan pengkajian struktur ekonomi wilayah, pengkajian

keterkaitan ke belakang dan ke depan antara sektor bangunan dengan sektor

pertanian, dampak pengganda infrastruktur sektor bangunan terhadap sektor

pertanian, serta pengkajian dampak investasi terhadap infrastuktur sektor

konstruksi. Sektor bangunan yang termasuk di dalam penelitian ini adalah

bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, prasarana pertanian, dan

bangunan lainnya. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal mencakup

rumah dan gedung tempat tinggal, hotel, sekolah, rumah sakit, pusat pertokoan

perkantoran dan pusat perdagangan, industri atau pabrik, bangunan pergudangan,

tempat pemeliharaan hewan, ternak dan unggas, tempat ibadat, gedung kesenian

dan olahraga. Prasarana pertanian meliputi kolam pemeliharaan ikan, pintu

pengendali air, pencetakan tanah sawah, pebukaan hutan, irigasi, dan sejenisnya.

Bangunan lainnya mencakup taman kota, terowongan, waduk, banjir kanal,

sanitasi, lapangan olahraga, tempat rekreasi, dan lainya.

Page 31: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Infrastruktur

Berdasarkan fungsi dan peruntukkannya, infrastruktur dibagi menjadi dua

yaitu infrastruktur ekonomi dan infrastuktur sosial (Familoni, 2004). Infrastruktur

ekonomi adalah infrastruktur yang berperan penting dalam mendorong kinerja

pertumbuhan ekonomi suatu negara, dimana barang-barang dalam infrastruktur

ekonomi adalah utilitas publik seperti tenaga listrik, telekomunikasi, air bersih,

sanitasi, saluran pembuangan, dan lain sebagainya. Selain itu, public goods seperti

jalan, kanal, bendungan, drainase, irigasi, proyek bangunan, jalur kereta api,

bandara, dan lainnya juga termasuk ke dalam infrastruktur ekonomi. Sedangkan

infrastruktur sosial meliputi infrastruktur pendidikan dan kesehatan dimana

keduanya berperan penting dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat suatu

negara. Infrastruktur juga memiliki sifat eksternalitas karena infrastruktur yang

disediakan oleh pemerintah dapat dimanfaatkan oleh semua orang tanpa harus

mengeluarkan biaya, misalnya seperti sektor privat yang dapat menggunakan

fasilitas umum tanpa harus membayar dalam pemanfaatannya. Namun

infrastruktur bukanlah barang publik murni, seperti pemanfaatan jalan tol yang

mengeluarkan biaya ketika menggunakannya.

Menurut Marsuki (2005) infrastruktur merupakan aset pemerintah yang

dibangun dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Prinsipnya

ada dua jenis infrastruktur, yakni infrastruktur pusat dan daerah. Infrastruktur

pusat adalah infrastruktur yang dibangun pemerintah pusat untuk melayani

kebutuhan masyarakat dalam skala nasional, seperti jalan raya antar provinsi,

pelabuhan laut dan udara, jaringan listrik, jaringan gas, telekomunikasi dan

sebagainya. Sedang infrastruktur daerah adalah infrastruktur yang dibangun

pemerintah daerah, seperti penyediaan air bersih, jalan khas untuk kepentingan

daerah pariwisata dan sebagainya.

Infrastruktur yang disediakan sebaiknya sesuai dengan kebutuhan daerah

tersebut sehingga pembangunan infrastruktur yang membutuhkan dana besar

tersebut dapat dimanfaat secara maksimal oleh penduduk sekitarnya dalam

menunjang segala kegiatan perekonomian. Infrastruktur dibedakan menjadi dua

Page 32: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

14

yaitu infrastruktur yang menghasilkan pendapatan dan yang tidak menghasilkan

pendapatan. Jenis infrastrukur pertama, umumnya dimanfaatkan sekelompok

masyarakat tertentu, dimana dengan fasilitas yang disediakan masyarakat

penggunanya dikenakan biaya, seperti air bersih, listrik, telepon, taman wisata dan

sebagainya. Jenis infrastruktur kedua, penyediaannya untuk dinikmati masyarakat

umum, seperti jalan raya, jembataan, saluran air irigasi dan sebagainya, sehingga

penggunanya tidak dikenai biaya (Barus, 2011).

2.1.2 Investasi

Dalam perekonomian, terdapat dua jenis tingkat suku bunga, yaitu tingkat

suku bunga nominal dan tingkat suku bunga riil. Tingkat suku bunga nominal

adalah tingkat suku bunga yang biasa digunakan dan investor bayarkan jika

meminjam uang, sedangkan tingkat suku bunga riil adalah tingkat suku bunga

yang sudah dikoreksi setelah dikurangi oleh inflasi serta mengukur biaya

pinjaman yang sebenarnya. Dalam menentukan jumlah investasi, digunakan

tingkat suku bunga riil. Besarnya jumlah investasi (I) sangat dipengaruhi oleh

tingkat suku bunga riil (r), seperti yang terlihat dalam persamaan 2.1.

I = I(r) (2.1)

Sumber : N. Gregory Mankiw (2006)

Gambar 4 Fungsi Investasi

Fungsi investasi yang terdapat pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa

fungsi yang berbentuk miring ke bawah atau menurun ke kanan itu terjadi karena

ketika tingkat bunga naik, jumlah investasi yang diminta akan turun karena

Tingkat bunga

riil (r)

Fungsi Investasi, I(r)

Kuantitas Investasi (I)

Page 33: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

15

investor akan lebih memilih untuk menabung dan mendapatkan bunga

dibandingkan melakukan investasi. Sehingga ketika tingkat bunga naik, semakin

sedikit proyek investasi yang menguntungkan.

2.2 Kebijakan terkait Infrastruktur

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2001 mengenai

komite kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dalam rangka pemulihan

dan memberikan arahan kebijakan serta penanganan permasalahan yang dihadapi

terkait pembangunan infrastruktur. Komite tersebut bertugas membentuk dan

merumuskan strategi percepatan pembangunan infrastruktur termasuk

menciptakan kondisi yang kondusif bagi peningkatan investasi swasta maupun

kerjasama antara pemerintah dengan swasta dalam pembangunan infrastruktur,

mengkoordinasikan keterpaduan rencana dan program, serta

memantaupelaksanaan kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur, dan

menetapkan upaya pemecahan berbagai permasalahan yang terkait dengan

pembangunan infrastruktur.

Percepatan pembangunan infrastruktur yang dimaksud dalam keputusan

tersebut mencakup:

a. Prasarana dan sarana perhubungan: jalan, jembatan, jalan kereta api,

dermaga, pelabuhan laut, pelabuhan udara, penyeberangan sungai dan

danau;

b. Prasarana dan sarana pengairan : bendungan, bendung, jaringan pengairan,

bangunan pengendalian banjir, pengamanan pantai, dan hubungan

pembangkit listrik tenaga air;

c. Prasarana dan sarana permukiman, industri dan perdagangan: pembangunan

gedung, kawasan industri dan perdagangan, dan instalasi air bersih, jaringan

dan pengolahan air limbah, pengelolaan sampah, dan sistem drainase;

d. Bangunan dan jaringan utilitas umum : gas, listrik, dan telekomunikasi.

Undang-undang yang terkait dengan kebijakan mengenai infrastruktur yaitu

UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi didasarkan atas

beberapapertimbangan seperti adanya tuntutan diwujudkannya good governance,

Page 34: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

16

tuntutan liberalisasi perdagangan internasional termasuk bidang jasa konstruksi

dankondisi lingkungan srategis serta kemampuan jasa konstruksi nasional. Tujuan

yang ingin dicapai dari UU Nomor 18 Tahun 1999 adalah:

1. Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk

mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi dan

hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.

2. Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin

kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak

dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan pada ketentuan peraturan

prundangundangan yang berlaku.

3. Mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi.

Selain undang-undang tersebut, beberapa kebijakan terkait infrasktruktur

sektor konstruksi adalah sebagai berikut:

1. UU Nomor 13 Tahun 1980 mengenai pengusahaan jalan atau jembatan tol,

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang jalan dan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 1990 tentang jalan tol dan perarturan tambahan

atau perubahannya.

2. UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman dan

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah selaku Ketua

Badan Kebijaksanaan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan

Permukiman Nasional (BKP4N) Nomor 217/KPTS/M/2002 tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP).

3. UU Nomor 11 Tahun 1974 mengenai Pengairan menyatakan bahwa badan

hukum, badan sosial dan atau perorangan dapat melakukan pengusahaan air.

2.3 Model Input-Output

Analisis Input-Output (I-O) merupakan suatu metode yang secara sistematis

mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor yang terdapat dalam

sistem ekonomi yang kompleks. Analisis ini berfokus pada hubungan antar sektor

di dalam suatu wilayah dan mendasarkan analisisnya terhadap keseimbangan.

Analisis ini adalah suatu alat analisis keseimbangan umum yang didasarkan pada

arus transaksi antar pelaku perekonomian dari sisi produksi (Nazara, 2005).

Page 35: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

17

Menurut BPS (2015) tabel I-O merupakan uraian statistik dalam bentuk

matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling

keterkaitan antar satuan kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah dalam suatu

wilayah pada suatu periode waktu tertentu. Tabe I-O adalah suatu sistem yang

memberikan gambaran perekonomian secara menyeluruh dari segala kegiatan

perekonomian, seluruh komoditi baik itu dihasilkan oleh aktivitas produksi dalam

negeri (domestik) maupun komoditi yang berasal dari aktivitas produksi luar

negeri (impor).

Tabel I-O adalah suatu metode kuantitatif yang memberikan gambaran

menyeluruh tentang (BPS, 2009):

1. Struktur perekonomian negara atau wilayah yang mencakup output, input,

dan nilai tambah dari masing-masing sektor.

2. Struktur input antara, yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar

sektor-sektor produksi.

3. Struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri

maupun barang impor atau yang berasal dari negara atau wilayah lain.

4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan oleh berbagai sektor

produksi maupun permintaan untuk konsumsi, investasi, dan ekspor.

Beberapa kegunaan yang didapatkan dari analisis I-O ini adalah untuk

memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah, impor,

penerimaan pajak, dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor; untuk melihat

komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa, untuk mengetahui sektor-

sektor yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi

dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan perekonomian, dan untuk

menggambarkan perekonomian suatu wilayah serta mengidentifikasi karakteristik

struktural suatu perekonomian wilayah (Anjani, 2012).

Dalam BPS (2015) terdapat keterbatasan dari tabel I-O yaitu adanya asumsi

dasar dalam penyusunannya, diuraikan sebagai berikut :

1. Keseragaman (homogenity) yaitu asumsi bahwa setiap sektor ekonomi

hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa dengan susunan input

Page 36: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

18

tunggal (seragam) dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input dari

output sektor yang berbeda.

2. Kesembandingan (proportionality) yaitu asumsi bahwa hubungan antara

input dan output pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier,

artinya kenaikan dan penurunan output suatu sektor akan sebanding dengan

kenaikan dan penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut.

3. Penjumlahan (additivity) yaitu asumsi bahwa total efek dari kegiatan

produksi di berbagai sektor merupakan penjumlahan dari efek pada masing-

masing kegiatan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian mengenai peranan sektor infrastruktur terhadap

perekonomian yang dijadikan referensi adalah sebuah disertasi yang dibuat oleh

Yoseph Barus (2012), penelitian tersebut membahas mengenai dampak

pembangunan infrastruktur terhadap perekonomian wilayah Kalimantan Timur

Selatan dan Kalimantan Timur Utara menggunakan analisis input-ouput antar

wilayah. Penelitian tersebut menganalisis pengaruh pembangunan sektor

infrastruktur terhadap nilai tambah, pendapatan masyarakat, dan penyerapan

tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, penelitian tersebut juga

menganalisis keterkaitan ekonomi, dampak pembangunan sektor infrastruktur di

antara wilayah Kalimantan Timur Selatan dan Kalimantan Timur Utara, serta

ketimpangan antara kedua wilayah tersebut.

Hasil penelitian dari Rindang Bangun Prasetyo dan Muhammad Firdaus

(2009) adalah sebuah jurnal yang membahas mengenai pengaruh infrastruktur

pada pertumbuhan ekonomi wilayah di Indonesia. Penelitian tersebut bertujuan

untuk dapat membantu pemerintah dalam menentukan prioritas pembangunan

infrastruktur.

Hasil penelitian dari Chandra Darma Permana dan Alla Asmara (2010)

membahas mengenai analisis peranan dan dampak investasi infrastruktur terhadap

perekonomian indonesia yang menggunakan analisis input-output. Penelitian

tersebut menganalisis keterkaitan sektor infrastruktur dengan sektor

perekonomian lainnya, menganalisis dampak penyebaran dan dampak multiplier

yang ditimbulkan oleh sektor infrastruktur terhadap sektor perekonomian lainnya,

Page 37: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

19

dan menganalisis pengaruh pertumbuhan investasi infrastruktur terhadap sektor

perekonomian lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasni (2006) membahas mengenai analisis

peningkatan investasi pemerintah di sektor konstruksi terhadap perekonomian

Indonesia menggunakan analisis input-output sisi permintaan. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis nilai kepekaan dan koefisien penyebaran sektor

konstruksi di Indonesia, menganalisis efek multiplier yang dihasilkan oleh sektor

konstruksi yang meliputi sisi output, pendapatan dan tenaga kerja di Indonesia.

Selain itu akan dianalisis dampak investasi sektor konstruksi terhadap

perekonomian Indonesia baik dari sisi output, pendapatan maupun penyerapan

tenaga kerja di Indonesia.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tunjung Hapsari (2011) membahas

mengenai pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor produksi yang

diwakili oleh infrastruktur (jalan, listrik, telepon, dan air) mempunyai pengaruh

dan kontribusi yang signifikan terhadap output yang diwakili oleh variabel

pendapatan perkapita agar dapat ditentukan arah kebijakan pemerintah dalam

pengembangan infrastruktur di Indonesia.

Terdapat perbedaan antara kelima penelitian terdahulu dengan penelitian

yang sedang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis peranan

infrastuktur sektor bangunan terhadap nilai tambah bruto dan output sektoral di

Indonesia dengan melihat keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan serta

dengan menghitung besarnya besarnya multiplier output, pendapatan, tenaga kerja

infrastruktur sektor bangunan terhadap sektor pertanian Indonesia dan

menganalisis dampak pembangunan infrastuktur terhadap sektor pertanian

khususnya terhadap output, pendapatan masyarakat, dan penyerapan tenaga kerja

di Indonesia.

Page 38: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

20

Tabel5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Analisis

Yoseph Barus(2012) Dampak Pembangunan

Infrastruktur Terhadap

Perekonomian Wilayah Provinsi

Kalimantan Timur: Suatu Analisis

Input-Output Antar Wilayah

Analisis Input-Output

1. Analisis dampak multiplier input-output

antar wilayah Kaltimsela dan Kaltimtara

diperoleh sektor bangunan di Kaltimsela

memiliki angka multiplier paling tinggi

yaitu sebesar 0.97855

2. Hasil analisis dampak terhadap pendapatan,

sektor bangunan memberikan dampak

paling besar terhadap tenaga kerja sektor

infrastruktur di kedua wilayah. Selain itu,

sektor bangunan juga memberikan dampak

paling besar terhadap tenaga kerja di kedua

wilayah tersebut

3. Terdapat ketidakseimbangan manfaat

ekonomi yang didapatkan lebih banyak

diterima di wilayah Kalimantan Timur

Selatanuntuk semua transaksi khususnya

sektor infrastruktur

Rindang Bangun Prasetyo dan

Muhammad Firdaus (2009)

Pengaruh Infrastruktur Pada

Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di

Indonesia

Model Data Panel, Uji

Hausman, dan Model

Empirik

1. Kegiatan perekonomian di Indonesia masih

bersifat padat karya sehingga kebijakan-

kebijakan yang bersifat meningkatkan

lapangan pekerjaan untuk menyerap tenaga

kerja akan lebih efektif dalam peningkatan

pertumbuhan ekonomi.

2. Infrasktruktur listrik, jalan, dan air bersih

20

Page 39: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

21

Peneliti Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Analisis

mempunyai pengaruh positif terhadap

perekonomian di Indonesia. Infrasktruktur

khususnya sektor listrik mempunyai peranan

paling penting dalam proses produksi.

Chandra Darma Permana dan Alla

Asmara (2010)

Analisis Peranan dan Dampak

Investasi Infrastruktur Terhadap

Perekonomian Indonesia : Analisis

Input-Output

Analisis Input-Output

1. Infrastruktur memiliki keterkaitan ke

belakang yang lebih tinggi daripada

keterkaitan ke depan menunjukkan bahwa

infrastruktur lebih berperan sebagai

pemanfaat output dibandingkan digunakan

sebagai input oleh sektor lainnya.

2. Nilai koefisien penyebaran lebih besar dari

satu yang menunjukkan bahwa infrastruktur

lebih mampu meningkatkan pertumbuhan

sektor hulunya dibandingkan dengan sektor

hilir

3. Semua sektor infrastruktur memberikan

dampak multiplier yang positif

4. Pertumbuhan investasi secara keseluruhan

memberikan dampak terhadap perubahan

output total, pendapatan, dan tenaga kerja

Hasni (2006)

Analisis Peningkatan Investasi

Pemerintah di Sektor Konstruksi

terhadap Perekonomian Indonesia :

Analisis Input-Output Sisi

Permintaan

Analisis Input-Output

sisi Permintaan

1. Sektor konstruksi sangat bergantung pada

sektor industri pengolahan, sektor

perdagangan, hotel dan restoran, sektor

industri semen dan sektor pengilangan

minyak bumi.

2. Sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel

21

Page 40: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

22

Peneliti

Judul Peneltian

Metode Analisis

Hasil Penelitian

dan restoran, sektor angkutan, sektor usaha

bangunan dan sektor pertambangan adalah

sektor-sektor yang paling banyak

memanfaatkan output sektor konstruksi.

3. Hasil analisis multiplier menunjukkan

bahwa kemampuan sektor konstruksi untuk

mempengaruhi pembentukan output,

pendapatan dan tenaga kerja di seluruh

sektor perekonomian cukup kuat.

4. Hasil analisis dampak investasi, sektor yang

paling tinggi peningkatan output dan

pendapatannya akibat dari peningkatan

investasi sektor konstruksi adalah sektor

konstruksi, sektor industri pengolahan, dan

sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja

adalah sektor konstruksi, sektor pertanian,

dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Tunjung Hapsari (2011)

Pengaruh Infrastruktur Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Model Data Panel, Uji

Hausman, dan Model

Empirik

1. Infrastruktur jalan menunjukkan pengaruh

yang signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa apabila panjang jalan

naik sebesar 1 persen, maka pertumbuhan

ekonomi akan naik sebesar 0,176395

persen.

2. Infrastuktur listrik menunjukkan pengaruh

22

Page 41: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

23

Peneliti

Judul Penelitian

Metode Analisis

Hasil Penelitian

yang signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia dengan tingkat

keyakinan sebesar 95 persen. Listrik

menjadi sumber utama bagi wilayah-

wilayah pelosok di Indonesia untuk

melakukan segala kegiatannya.

3. Infrastruktur telepon tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal

tersebut dapat diketahui dari apabila nilai

sambungan telepin naik sebesar satu persen,

maka pertumbuhan ekonomi akan turun

sebesar 0,46 persen. Hal tersebut

disebabkan oleh menurunnya kualitas jasa

telepon, menurunnya jumlah pelanggan, dan

meningkatnya tarif telepon.

4. Infrastruktur air tidak berpengaruh

signifikan dan mempunyai pengaruh yang

negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia dengan tingkat keyakinan sebesar

95 persen. Peningkatan air bersih yang

disediakan oleh pemerintah belum

berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia dilihat dari sisi jumlah

air bersih yang langka dan naiknya tarif air.

23

Page 42: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

24

Page 43: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

III. KERANGKA PEMIKIRAN

4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

4.1.1 Dampak Investasi

Permintaan terhadap investasi dapat meningkat jika ada inovasi teknologi

seperti adanya jalan tol pada sektor infrastruktur. Selain itu permintaan investasi

juga dapat meningkat jika pemerintah mendorong atau membatasi investasi

melalui undang-undang pajak. Kenaikan permintaan terhadap investasi akan

menaikkan tingkat bunga riil sedangkan jumlah investasi ekuilibrium tidak

berubah.

5.

6.

Sumber : Mankiw (2006)

Gambar 5 Hubungan Investasi, Pengeluaran, dan Pendapatan dalam perpotongan

Keynesian

Hubungan antara jumlah investasi dengan pendapatan dapat dilihat dari

Gambar 5 yang mempunyai tiga kurva. Kurva (a) menunjukkan hubungan antara

45ᵒ

Y2

I(r2) I(r1)

∆I

Investasi, I

I(r)

(a) Fungsi Investasi

r2

r1

Tingkat

bunga, r

Tingkat

bunga, r

r1

r2

Y2 Y1 Pendapatan,

Output, Y

IS

(c) Kurva IS

Y1 Pendapatan,

Output, Y

∆I

Pengeluaran yang

direncanakan

Pengeluaran,

E

(b) Perpotongan Keynesian

Pengeluaran Aktual

Page 44: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

26

jumlah investasi dengan tingkat suku bunga. Kurva fungsi investasi yang menurun

ke kanan, memperlihatkan bahwa ketika tingkat suku bunga naik dari r1 ke r2,

maka akan menurunkan jumlah investasi dari I(r1) ke I(r2) sebesar ∆I. Untuk

melihat hubungan antara perubahan jumlah investasi dengan pendapatan, maka

dapat menggunakan kurva (b) yaitu kurva perpotongan keynesian. Pada kurva (b)

terlihat pengeluaran yang direncanakan akan turun sebesar ∆I dan berpotongan

dengan kurva pengeluaran aktual. Penurunan kurva pengeluaran yang

direncanakan akan menurunkan pendapatan dari Y1 ke Y2. Dari kedua kurva

tersebut dapat dilihat hubungan antara jumlah investasi dengan pendapatan.

Sehingga ketika tingkat bunga naik dan menurunkan jumlah invetasi, pendapatan

akan ikut turun. Kurva (c) yaitu kurva IS menunjukkan hubungan antara tingkat

suku bunga dengan pendapatan, atau dapat dikatakan sebagai kombinasi dari

kurva (a) dan kurva (b). Kurva IS yang miring ke bawah menunjukkan bahwa

ketika tingkat suku bunga naik maka akan menurunkan jumlah investasi yang juga

akan menurunkan keseimbangan pendapatan (Mankiw, 2006).

3.1.2 Kerangka Dasar Model Input-Output

Tabel input-output disajikan dalam bentuk matriks dengan ukuran n x n

yang dibagi menjadi tiga kuadran dan setiap kuadran tersebut mendeskripsikan

hubungan tertentu. Untuk lebih memahami hubungan dalam tabel input-output

maka disajikan Tabel 5 dan secara umum, matriks dalam tabel input-output dapat

dikelompokkan menjadi tiga kuadran (sub matriks), yaitu kuadran I, II dan III. Isi

dan pengertian masing-masing kuadran tersebut secara ringkas adalah sebagai

berikut (BPS, 2015) :

1. Kuadran I

Setiap sel pada kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang

dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Isian sepanjang baris pada

kuadran ini memperlihatkan alokasi output suatu sektor ekonomi yang digunakan

sebagai input oleh sektor lainnya dan disebut sebagai permintaan antara.

Sedangkan isian-isian sepanjang kolomnya memperlihatkan penggunaan input

oleh suatu sektor yang berasal dari sektor lainnya dan disebut sebagai input

antara. Dalam analisis menggunakan model I-O, kuadran I memiliki peranan

Page 45: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

27

penting karena kuadran inilah yang menunjukkan keterkaitan antar sektor

ekonomi dalam melakukan proses produksinya.

2. Kuadran II

Isian sel-sel pada kuadran II ada dua jenis, yaitu (a) transaksi permintaan

akhir dan (b) komponen penyediaan pada masing masing sektor

produksi.Permintaan akhir terdiri dari enam komponen, yaitu pengeluaran total

konsumsi rumah tangga (3010), konsumsi lembaga non-profit yang melayani

rumahtangga (LNPRT) (3012), pengeluaran konsumsi pemerintah (3020),

pembentukan modal tetap bruto (PMTB) (3030), perubahan stok (3040), total

ekspor barang dan jasa (3070) terdiri dari ekspor barang (3050) dan ekspor jasa

(3060). Jumlah permintaan (3100) merupakan jumlah permintaan antara (1800)

ditambah dengan jumlah permintaan akhir (3090). Sedangkan jumlah penyediaan

(8000) terdiri dari produksi dalam negeri atau output domestik (7000), barang dan

jasa yang berasal dari impor dan margin perdagangan dan biaya pengangkutan

(5090) serta pajak atas produk dikurang subsidi atas produk (6090). Barang dan

jasa impor (4090) dirinci atas impor barang (4010), impor jasa (4020),

penyesuaian c.if/f.ob (4030). Margin perdagangan dan biaya pengangkutan atau

Trade and Transport Margin (TTM) terdiri dari margin perdagangan besar

(5010), margin perdagangan eceran (5020) dan biaya pengangkutan (5030).

Dengan demikian isian sepanjang baris pada kuadran II memperlihatkan

komposisi permintaan akhir terhadap suatu sektor produksi dan bagaimana

komposisi penyediaannya. Sedangkan isian sepanjang kolom menunjukkan

distribusi masing-masing komponen permintaan akhir dan penyediaan.

3. Kuadran III

Isian kuadran III terdiri dari sel-sel nilai tambah bruto atau input primer.

Nilai tambah bruto (2090) terdiri dari kompensasi tenaga kerja (2010), surplus

usaha bruto (2020), dan pajak dikurangi subsidi lainnya atas produksi (2030).

Isian sepanjang baris pada kuadran III menunjukkan distribusi penciptaan masing-

masing komponen nilai tambah bruto menurut industri yang menghasilkan.

Sedangkan isian sepanjang kolom menunjukkan komposisi penciptaan nilai

tambah bruto oleh masing-masing kelompok industri menurut komponennya.

Page 46: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

28

Dalam banyak analisis, nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh masing-masing

industri pada umumnya dikonversikan ke Produk Domestik Bruto. Untuk

keperluan ini maka nilai tambah bruto atas dasar harga dasar terlebih dahulu harus

ditambah dengan pajak kurang subsidi atas produk (6090). Di samping melalui

nilai tambah bruto, produk domestik bruto dapat juga diturunkan dari permintaan

akhir, yaitu jumlah seluruh permintaan akhir (3090) dikurangi dengan total impor

barang jasa (4090).

Suatu sektor yang memproduksi suatu output akan mendistibusikannya ke

dua pemakai. Pertama didistribusikan ke pemakai yang menggunakan output

tersebut sebagai input untuk proses produksi lebih lanjut, dapat dikatakan sebagai

bahan baku. Output suatu sektor yang digunakan sebagai bahan baku ini sering

disebut sebagai input antara. Contohnya seperti bahan bakar minyak yang menjadi

output dari sektor industri penyulingan minyak, dijadikan sebagai input dalam

sektor lain seperti sektor jasa transportasi. Kedua adalah didistribusikan ke

pemakai yang menggunakannya untuk memenuhi permintaan akhir. Seperti bahan

bakan minyak yang langsung digunakan oleh rumah tangga sebagai output

akhirnya dan tidak menjadi bagian dari suatu proses produksi lanjutan. Dalam

konteks input antara, terjadi arus atau perpindahan barang antarsektor, misalnya

dari sektor i ke sektor j (Nazara, 2005). Atau perpindahan dalam sektor itu sendiri

yang disebut perpindahan intrasektor. Sehingga dapat dibentuk persamaan sebagai

berikut :

𝑋𝑖 = 𝑧𝑖1 + 𝑧𝑖2 +⋯+ 𝑧𝑖𝑖 + 𝑧𝑖𝑛 + 𝑌𝑖 (2.2)

Pada persamaan (2.2) di atas, Xi adalah total output dari sektor i, sedangkan

zij adalah nilai uang dari arus barang dari sektor i ke sektor j. Total permintaan

akhir sektor i diberi notasi Yi. Persamaan (2.2) tersebut menunjukkan distribusi

dari output sektor iyang didistribusikan ke sektor-sektor produksi lain dan

pemakai akhir. Notasi npada persamaan di atas menunjukkan bahwa terdapat n

sektor di perekonomian sehingga terdapat n persamaan seperti persamaan (2.2)

untuk seluruh perekonomian.

Page 47: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

31

Tabel 6 Kerangka Kerja Tabel Input-Output

Alokasi Output

Permintaan Penyediaan

Permintaan Antara Permintaan Akhir

Susunan Input

Industri Homogen

1 . . . 185 1800 3011 3012 3020 3030 3040 3070 3090 3100 4090 5090 6090 7000 8000

Kom

odit

i

1

.

.

.

185

Transaksi

Antara

(Kuadran I)

Per

min

taan

Anta

ra

Konsu

msi

RT

Konsu

msi

LN

PR

T

Konsu

msi

Pem

erin

tah

Pem

ben

tukan

Modal

Tet

ap B

ruto

Per

ubah

an I

nven

tori

Eksp

or

Bar

ang d

an J

asa

Tota

l P

erm

inta

an A

khir

Tota

l P

erm

inta

an

Impor

Bar

ang d

an J

asa

Mar

gin

per

dag

angan

&

pen

gan

gkuta

n

Paj

ak a

tas

pro

duk n

eto

Tota

l O

utp

ut

Tota

l P

enyed

iaan

1900 Konsumsi Antara

1950 Pajak dikurangi subsidi atas

produk

2000 Impor

Input

Pri

mer

2010 Kompensasi tenaga kerja

2020 Surplus usaha bruto

2080 Pajak dikurangi subsidi

lainnya atas produksi

2090 Nilai tambah bruto

2100 Total Input

Sumber : BPS, 2015

Kuadran II

Kuad

ran I

II

29

Page 48: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

30

{

𝑋1 = 𝑧11 + 𝑧12 + 𝑧13 +⋯+ 𝑧1𝑛 + 𝑌1𝑋2 = 𝑧21 + 𝑧22 + 𝑧23 +⋯+ 𝑧2𝑛 + 𝑌2

.

.

.𝑋𝑛 = 𝑧𝑛1 + 𝑧𝑛2 + 𝑧𝑛3 +⋯+ 𝑧𝑛𝑛 + 𝑌𝑛

(2.3)

Persamaan (2.3) menunjukkan perekonomian yang dilihat melalui sisi

distribusi output, tetapi perekonomian juga dapat dilihat melalui sisi input. Jika

dari persamaan di atas dilihat menurut kolom, maka seluruh input antara yang

digunakan oleh sektor 1 yaitu z11, z12, z13,..., zn1adalah perekonomian yang dilihat

melalui sisi input. Seperti yang ditulis pada persamaan (2.4) berikut :

[ 𝑧11𝑧21𝑧31:𝑧𝑛1]

(2.4)

Koefisien z11 mencerminkan jumlah input antara dari sektor 1 yang

diperlukan oleh sektor 1 itu sendiri. Kemudian z21 adalah jumlah input antara dari

sektor 2 yang diperlukan oleh sektor 1. Begitu pula dengan z31 sampai zn1 yang

menunjukkan bahwa vektor kolom pada persamaan (2.4) adalah struktur input

antara yang dibutuhkan oleh sektor 1.

Transaksi antara adalah transaksi yang terjadi antara sektor yng berperan

sebagai produsen dengan sektor yang berperan sebagai konsumen (BPS, 2015).

Sektor produksi merupakan sektor-sektor pada baris, sedangkan sektor sebagai

konsumen ditunjukkan oleh sektor pada masing-masing kolom. Permintaan akhir

adalah permintaan atas barang dan jasa yang tidak digunakan lagi sebagai faktor

produksi namun untuk konsumsi. Barang dan jasa yang digunakan adalah hasil

produksi dalam negeri dan impor.

1. Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan antar industri (interindustrial linkage analysis) atau

sektor adalah analisis yang melihat dampak output sektor-sektor yang saling

mempengaruhi dan terkait (Nazara, 2005). Dalam analisis keterkaitan terdapat dua

jenis keterkaitan, yaitu keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang

menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri atau sektor dalam pembelian

Page 49: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

31

terhadap total pembelian input yang digunakan untuk proses produksi karena

keterkaitannya bersumber dari mekanisme penggunaan input produksi dan

keterkaitan ke depan (forward linkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan

antar industri atau sektor dalam penjualan terhadap total penjualan output yang

dihasilkannya. Terdapat dua cara untuk menghitung keterkaitan ke depan antar

sektor ini yaitu cara pertama dengan menggunakan matriks kebalikan Leontief,

dan cara kedua dengan menggunakan konsep input-output penawaran.

2. Analisis Multiplier

Analisis multiplier atau angka pengganda ini digunakan untuk melihat apa

yang terjadi terhadap variabel-variabel endogen, yaitu output sektoral, apabila

terjadi perubahan pada variabel-variabel eksogen seperti permintaan akhir di

perekonomian (Nazara, 2005). Terdapat tiga macam angka pengganda yaitu angka

pengganda output (output multiplier), angka pengganda pendapatan rumah tangga

(household income multiplier), dan angka pengganda lapangan kerja (employment

multiplier). Angka pengganda output sektor adalah nilai total dari output atau

produksi yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi adanya perubahan

satu unit uang permintaan akhir suatu ektor tersebut. Peningkatan output sektor-

sektor lain terjadi karena adanya efek langsung dan efek tidak langsung akibat

peningkatan permintaan akhir suatu sektor tersebut. Angka pengganda pendapatan

rumah tangga menghitung peningkatan permintaan akhir output suatu sektor ke

dalam bentuk pendapatan rumah tangga. Angka pengganda lapangan pekerjaan

dinyatakan dalam satuan lapangan pekerjaan yang merupakan efek total dari

perubahan lapangan pekerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang

perubahan permintaan akhir di suatu sektor.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Dalam perekonomian suatu negara, kegiatan dalam suatu sektor akan saling

terkait dan saling mempengaruhi dengan sektor yang lain, sehingga suatu sektor

tidak dapat bergerak sendiri tanpa adanya pengaruh dari sektor lain sebagai

pendukung. Seperti halnya sektor-sektor dalam perekonomian yang membutuhkan

sektor infrastruktur sebagai katalis yang mempercepat suatu proses produksi atau

Page 50: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

32

konsumsi. Baik di sektor hulu maupun sektor hilir, infrastruktur menjadi suatu

pendukung yang sangat dibutuhkan.

Sektor infrastuktur fisik yang dibutuhkan dalam kegiatan perekonomian

memiliki perannya masing-masing. Dalam penelitian ini, infrastruktur khususnya

sektor bangunan juga termasuk ke dalam infrastruktur yang dibutuhkan dalam

kegiatan perekonomian. Seperti dalam penyediaan sarana untuk transaksi jual

beli, bendungan, jembatan dan lainnya, sektor bangunan menjadi kebutuhan yang

diperlukan. Selain itu, seperti yang terlihat pada lapangan pekerjaan yang

terbentuk dalam sektor bangunan atau konstruksi terus meningkat setiap tahunnya.

Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa adanya sektor bangunan memberikan

dampak yang positif terhadap perekonomiandi Indonesia.

Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah kini semakin berfokus pada

pembangunan sektor infrastruktur di seluruh wilayah di Indonesia menunjukkan

bahwa manfaat yang diberikan oleh infrastruktur yang memadai terus meningkat.

Selain itu, keadaan infrastruktur yang kurang baik juga dapat menyebabkan proses

produksi atau konsumsi dalam perekonomian menjadi terhambat. Sehingga

distribusi dalam anggaran dana pemerintah terhadap infrastruktur terus

ditingkatkan agar perekonomian juga dapat berjalan lebih lancar. Investasi dari

dalam negeri maupun dari luar negeri terhadap sektor konstruksi juga mengalami

peningkatan setiap tahun. Pemerintah menganggarkan APBN 2016 untuk

pembangunan infrastruktur sebesar Rp 313,5 triliun, dari dana tersebut

Kementrian PU mendapatkan dana sebesar Rp 104,1 triliun untuk pendanaan

proyek pembangunan konstruksi (Kementerian Keuangan, 2016). Anggaran dana

pembangunan infrastruktur yang diberikan oleh pemerintah dalam APBN tahun

2016 dua kali lipat lebih besar dibandingkan APBN pada tahun 2015.

Melalui pendekatan analisis input-output menggunakan data dari tabel

input-ouput Indonesia tahun 2010, yang didalamnya menganalisis tentang analisis

keterkaitan, analisis multiplier pada tiga sub yaitu multiplier terhadap output,

multiplier terhadap pendapatan, serta multiplier tenaga kerja. Selain itu, analisis

input-output ini juga menganalisis dampak dari adanya investasi dalam

infrastruktur sektor konstruksi terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya.

Page 51: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

33

Gambar 6Skema Kerangka Pemikiran Operasional

Perekonomian Indonesia

Peningkatan Kebutuhan Infrastruktur

Alokasi APBN 2016 Terhadap Pembangunan

Infrastruktur sebesar Rp 313,5 triliun

Analisis Input-Output berdasarkan Tabel Input-

Output Indonesia tahun 2010

Analisis

Keterkaitan

Dampak Infrastruktur Terhadap Sektor

Pertanian Indonesia

Analisis

Dampak

Investasi

Analisis

Multiplier

Output

Analisis

Multiplier

Analisis

Multiplier

Pendapatan

Analisis

Multiplier

Tenaga Kerja

Page 52: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

34

Page 53: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Daerah penelitian ini adalah wilayah Indonesia yang dilakukan berdasarkan

ketersediaan data Tabel Input-Output tahun 2010. Penelitian ini dilakukan sejak

bulan Januari hingga bulan Juni 2016 meliputi kegiatan penulisan proposal,

pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta penulisan hasil

pembahasan analisis dalam bentuk skripsi.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal

dari Tabel Input-Output tahun 2010 klasifikasi 185 sektor yang kemudian

diagregasi menjadi 14 sektor dan 16 sektor. Data sekunder lainnya yang

dikumpulkan meliputi data Produk Domestik Bruto (PDB), Realisasi investasi

dalam dan luar negeri, serta distribusi APBN terhadap infrastruktur. Data

sekunder diperoleh dari beberapa instansi terkait, seperti data Badan Pusat

Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangan Nasional (Bappenas), Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta studi pustaka lainnya baik media

cetak seperti buku, skripsi, jurnal maupun media elektronik seperti situs internet.

4.3 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis input-output yang menggunakan data

dari tabel input-output Indonesia tahun 2010. Pengolahan data menggunakan

perangkat lunak IOW1.0.1 dan Microsoft Excel 2007. Untuk mengetahui peranan

infrastruktur sektor bangunan terhadap perekonomian di Indonesia maka

dilakukan analisis input-output yang didalamnya terdapat analisis keterkaitan dan

analisis multiplier.

4.3.1 Koefisien Input

Dalam penggunaan tabel input-output, koefisien input langsung atau

koefisien teknologi (𝑎𝑖𝑗) adalah jumlah input yang digunakan untuk memproduksi

satu unit output sektor jatau sektor pertanian yang berasal dari sektor i atau sektor

infrastruktur dan merupakan perbandingan antara jumlah input sektor infrastruktur

yang digunakan dalam sektor pertanian (𝑧𝑖𝑗) dengan input dari sektor infrastruktur

Page 54: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

36

yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sektor pertanian, yang dapat

dirumuskan menjadi :

𝑎𝑖𝑗 =𝑧𝑖𝑗

𝑋𝑗 (4.1)

Jika terdapat n sektor di dalam perekonomian, maka koefisien tersebut akan

ada sebanyak n2 buah. Seluruh koefisien tersebut dapat dinyatakan dalam sebuah

matriks, biasa disebut sebagai matriks A.

𝐴 = [

𝑎11𝑎12 ⋯ 𝑎𝑖𝑛⋮ ⋱ ⋮

𝑎𝑛1𝑎𝑛2 ⋯ 𝑎𝑛𝑛] (4.2)

Matriks A sering disebut sebagai matriks teknologi karena setiap kolom ke-i

matriks A menunjukkan komposisi input antara atau komposisi bahan baku yang

digunakan oleh setiap sektor infrastruktur. Struktur input tersebut menunjukkan

teknologi yang digunakan oleh sektor infrastruktur yang bersangkutan.

Proses produksi di analisis input-output mengikuti fungsi produksi Leontief

yang bersifat constant return to scale yang artinya bila seluruh input produksi

dilipatkan λ-kali, maka output akan berlipat sebesar λ-kali tersebut. Dimana λ

adalah sembarang konstan yang lebih besar dari nol dan berlaku untuk setiap

sektor di perekonomian.

Berdasarkan pada persamaan (4.1) di atas, maka sistem persamaan untuk

seluruh sektor dapat dituliskan sebagai berikut:

{

𝑋1 = 𝑎11𝑋1 + 𝑎12𝑋2 +⋯+ 𝑎1𝑛𝑋𝑛 + 𝑌1𝑋2 = 𝑎21𝑋1 + 𝑎22𝑋2 +⋯+ 𝑎2𝑛𝑋𝑛 + 𝑌2

:𝑋𝑛 = 𝑎𝑛1𝑋1 + 𝑎𝑛2𝑋2 +⋯+ 𝑎𝑛𝑛𝑋𝑛 + 𝑌𝑛

(4.3)

Dengan menggeser seluruh elemen ke kiri, kecuali elemen 𝑌𝑖 , didapatkan

bentuk:

{

𝑋1 − 𝑎11𝑋1 − 𝑎12𝑋2 +⋯+ 𝑎1𝑛𝑋𝑛 = 𝑌1𝑋2 − 𝑎21𝑋1 − 𝑎22𝑋2 +⋯+ 𝑎2𝑛𝑋𝑛 = 𝑌2

:𝑋𝑛 − 𝑎𝑛1𝑋1 − 𝑎𝑛2𝑋2 +⋯+ 𝑎𝑛𝑛𝑋𝑛 = 𝑌𝑛

(4.4)

Kini satukan seluruh 𝑋𝑖 yang sama, sehingga bentuk di atas dapat

disederhanakan lebih lanjut menjadi

{

(1 − 𝑎11)𝑋1 − 𝑎12𝑋2 −⋯− 𝑎1𝑛𝑋𝑛 = 𝑌1−𝑎21𝑋1 + (1 − 𝑎22)𝑋2 −⋯− 𝑎2𝑛𝑋𝑛 = 𝑌2

:−𝑎𝑛1𝑋1 − 𝑎𝑛2𝑋2 −⋯− (1 − 𝑎𝑛𝑛)𝑋𝑛 = 𝑌𝑛

(4.5)

Page 55: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

37

Pada sistem persamaan (4.5) dapat dilihat bahwa terdapat elemen (1 − 𝑎11),

(1 − 𝑎22), ...,(1 − 𝑎𝑛𝑛) pada persamaan (4.5) dan elemen 𝑎11, 𝑎12,...,𝑎𝑛𝑛adalah

bagian dari matriks A, sehingga persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut

(𝐼 − 𝐴)𝑋 = 𝑌 (4.6)

Dimana : I = matriks identitas berukuran 𝑛𝑥𝑛

𝑋 = [

𝑋1𝑋2:𝑋𝑛

] dan 𝑌 = [

𝑌1𝑌2:𝑌𝑛

]

Jika terjadi perubahan dalam permintaan akhir, maka akan ada perubahan

besaran pada pendapatan nasional sehingga terbentuk persamaan (4.7)

𝑋 = (𝐼 − 𝐴)−1𝑌 (4.7)

Permintaan akhir tersebut adalah variabel yang bersifat eksogen. Misalnya

seperti konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah,

atau ekspor dan impor. Maka dalam konteks ini, permintaan akhir dapat menjadi

alat kebijakan pemerintah dan melihat efeknya terhadap sektor-sektor

perekonomian yang lain. Matriks (𝐼 − 𝐴)−1disebut sebagai matriks kebalikan

Leontief (Leontief imverse matriks) yang mencerminkan efek langsung dan efek

tidak langsung dari perubahan permintaan akhir terhadap output sektor-sektor di

dalam perekonomian.

4.3.2 Analisis Keterkaitan

Menurut Nazara (2005), peningkatan output sektor tertentu akan mendorong

peningkatan output sektor-sektor lainnya. Peningkatan output sektor-sektor

lainnya tersebut dapat terlaksana melalui cara seperti peningkatan output sektor i

akan meningkatkan permintaan input sektor i tersebut dimana input sektor i dapat

berasal dari sektor i itu sendiri atau berasal dari sektor lainnya misalkan sektor j.

Dalam penelitian ini, sektor i adalah sektor infrastruktur dan sektor j adalah sektor

pertanian. Permintaan sektor infrastruktur terhadap output sektor pertanian yang

lebih banyak menyebabkan sektor pertanian harus meningkatkan produksinya.

Peningkatan output sektor pertanian membutuhkan input dari sektor-sektor

lainnya juga sehingga terjadi keterkaitan antarsektor tersebut. Keterkaitan

Page 56: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

38

antarsektor tersebut dapat disebut dengan keterkaitan ke belakang (backward

linkage) yang melihat peningkatan output melalui sisi permintaan input.

Keterkaitan antarsektor juga dapat terjadi dengan cara jika output sektor

infrastruktur meningkat maka besarnya output sektor ini yang diberikan ke sektor-

sektor lainnya akan meningkat. Peningkatan tersebut akan mendorong proses

produksi, misalkan proses produksi sektor lainnya yaitu sektor pertanian

menggunakan input yang lebih banyak. Sehingga output sektor pertanian akan

ikut meningkat. Peningkatan output sektor pertanian tersebut akan didistribusikan

ke sektor-sektor lainnya sehingga output dari sektor-sektor tersebut juga ikut

meningkat. Keterkaitan antarsektor tersebut dapat disebut sebagai keterkaitan ke

depan (forward linkage) yang melihat peningkatan output melalui sisi penawaran

output.

1. Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkage)

Konsep keterkaitan antarsektor ini melihat peningkatan output dari sisi

permintaan input terhadap sektor itu sendiri dan sektor lainnya. Berdasarkan hasil

perhitungan, jika nilai Backward Linkage (BL) > 1 maka artinya sektor tersebut

memiliki kemampuan kuat untuk menarik pertumbuhan sektor hulu. Namun, jika

nilai BL ≤ 1 maka sektor tersebut kurang mempu untuk menarik pertumbuhan

sektor hulu. Berdasarkan matriks kebalikan Leontief (I-A)-1, rumus untuk mencari

nilai keterkaitan ke belakang adalah:

𝐵𝐿𝑗 = 𝑛∑ 𝛼𝑖𝑗

𝑛𝑖=1

∑ ∑ 𝛼𝑖𝑗𝑛𝑗=1

𝑛𝑖=1

(4.8)

dimana:

𝐵𝐿𝑗= keterkaitan ke belakang sektor infrastruktur

𝛼𝑖𝑗 = unsur matriks kebalikan Leontief terbuka

2. Keterkaitan ke Depan (Forward Linkage)

Keterkaitan ke depan antarsektor ini melihat peningkatan output dari sisi

penawaran output. Konsep dari keterkaitan ke depan adalah kemampuan sektor

untuk mendorong pertumbuhan sektor hilirnya. Berdasarkan perhitungan, jika

nilai Forward Linkage (FL) >1 maka sektor tersebut memiliki kemampuan kuat

untuk mendorong pertumbuhan sektor hilirnya. Jika nilai FL ≤ 1 maka sektor

tersebut kurang memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan sektor

Page 57: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

39

hilirnya. Berdasarkan matriks kebalikan Leontief (I-A)-1, rumus untuk mencari

nilai keterkaitan ke depan adalah:

𝐹𝐿𝑖 =𝑛∑ 𝛼𝑖𝑗

𝑛𝑖=1

∑ ∑ 𝛼𝑖𝑗𝑛𝑗=1

𝑛𝑖=1

(4.9)

dimana:

𝐹𝐿𝑖= keterkaitan ke depan sektor infrastruktur

𝛼𝑖𝑗 = unsur matriks kebalikan Leontief terbuka

4.3.3 Analisis Multiplier

Analisis multiplier adalah analisis yang bertujuan untuk melihat apa yang

terjadi terhadap variabel-variabel endogen, yaitu output sektoral, jika terjadi

perubahan variabel-variabel eksogen, seperti permintaan akhir, di perekonomian

(Nazara, 2005). Terdapat tiga macam multiplier yaitu output, rumah tangga, dan

tenaga kerja. Analisis multiplier memiliki dua tipe yaitu analisis input-output

terbuka yang memperlakukan rumah tangga sebagai suatu faktor eksogen dan tipe

analisis input-output tertutup yang memperlakukan rumah tangga sebagai suatu

faktor endogen atau sebagai sektor produksi. Analisis input-output terbuka disebut

dengan analisis multiplier tipe I dan hasil perhitungannya adalah angka multiplier

biasa (simple multiplier) yang memasukkan dampak langsung dan dampak tidak

langsung dari suatu perubahan eksogen. Sedangkan analisis input-output tertutup

disebut dengan analisis multiplier tipe II dan hasil perhitungannya adalah angka

multiplier total (total multiplier) yang selain memasukkan dampak langsung dan

dan tidak langsung, juga memperhitungkan dampak akibat masuknya rumah

tangga sebagai suatu sektor produksi.

1. Multiplier Output

Nilai multiplier output dihitung dalam per unit perubahan output sebagai

efek awal, yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter.

Multiplier output tipe I digunakan untuk mengetahui akibat dari peningkatan

permintaan akhir suatu sektor terhadap output sektor lain. Rumus yang digunakan

untuk menghitung nilai multiplier output tipe I adalah:

𝑂𝑗 = ∑ 𝛼𝑖𝑗𝑛𝑖=1 (4.10)

dimana:

Page 58: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

40

𝑂𝑗= multiplier output tipe I sektor pertanian

𝛼𝑖𝑗 = unsur matriks kebalikan Leontief terbuka

Analisis multiplier output tipe II digunakan untuk mengetahui akibat dari

peningkatan permintaan akhir suatu sektor terhadap sektor lain, baik secara

langsung maupun tidak langsung dan ditambah dengan efek induksi rumah

tangga. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai multiplier output tipe II

adalah:

𝑂�̅� = ∑ �̅�𝑖𝑗𝑛+1𝑖=1 (4.11)

dimana:

𝑂𝑗 = multiplier output tipe II sektor pertanian

�̅�𝑖𝑗 = matriks kebalikan Leotief tertutup

2. Multiplier Pendapatan

Nilai pada multiplier pendapatan sektor pertanian menunjukkan jumlah

pendapatan rumah tangga total yang tercipta akibat adanya tambahan satu unit

uang permintaan akhir di sektor pertanian tersebut. Multiplierpendapatan

menunjukkan peningkatan permintaan akhir dalam bentuk pendapatan rumah

tangga. Perubahan jumlah output yang diproduksi suatu sektor akan merubah

permintaan tenaga kerja yang dibutuhkan, karena balas jasa tenaga kerja tersebut

merupakan sumber pendapatan rumah tangga, maka perubahan permintaan tenaga

kerja akan mempengaruhi pendapatan rumah tangga.

Analisis multiplier pendapatan tipe I digunakan untuk mengetahui akibat

dari perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap pendapatan semua sektor.

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai multiplier pendapatan tipe I

adalah:

𝐻𝑗 = ∑ 𝑎𝑛+1,𝑖𝛼𝑖𝑗𝑛𝑖=1 (4.12)

𝑌𝑗 =𝐻𝑗

𝑎𝑛+𝑖,𝑗 (4.13)

dimana:

𝐻𝑗 = multiplier pendapatan biasa sektor pertanian

𝑌𝑗 = multiplier pendapatan tipe I sektor pertanian

𝛼𝑖𝑗 = matriks kebalikan Leontief terbuka

𝑎𝑛+𝑖,𝑗 = koefisien pendapatan sektor pertanian

Page 59: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

41

Analisis multiplierpendapatan tipe II digunakan untuk mengetahui akibat

dari peningkatan permintaan akhir suatu sektor terhadap pendapatan semua sektor

baik secara langsung maupun tidak langsung dan ditambah dengan efek induksi

rumah tangga. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai multiplier

pendapatan tipe II adalah:

�̅�𝑗 = ∑ 𝑎𝑛+1,𝑖�̅�𝑖𝑗𝑛+1𝑖=1 (4.14)

�̅�𝑗 =�̅�𝑗

𝑎𝑛+𝑖,𝑗 (4.15)

dimana:

�̅�𝑗 = multiplier pendapatan total sektor pertanian

�̅�𝑗 = multiplier pendapatan tipe II sektor pertanian

�̅�𝑖𝑗 = matriks kebalikan Leontief tertutup

𝑎𝑛+1,𝑗 = koefisien pendapatan sektor pertanian

3. Multiplier Tenaga Kerja

Analisis multiplier tenaga kerja merupakan efek total dari perubahan tenaga

kerja di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir

di suatu sektor tertentu. Nilai dari multiplier tenaga kerja dinyatakan dalam satuan

tenaga kerja dan bukan dalam suatu besaran tanpa satuan.

Analisis multiplier tenaga kerja tipe I digunakan untuk mengetahui akibat

dari perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap perubahan tenaga kerja

semua sektor. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai multiplier tenaga

kerja tipe I adalah:

𝐸𝑗 = ∑ 𝑤𝑛+1,𝑖𝛼𝑖𝑗𝑛𝑖=1 (4.16)

𝑊𝑗 =𝐸𝑗

𝑤𝑛+1,,𝑗 (4.17)

dimana:

𝐸𝑗 = multiplier tenaga kerja biasa sektor pertanian

𝑊𝑗 = multiplier tenaga kerja tipe I sektor pertanian

𝛼𝑖𝑗 = matriks kebalikan Leontief terbuka

𝑤𝑛+1,𝑗 = koefisien tenaga kerja sektor pertanian

Page 60: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

42

Analisis multiplier tenaga kerja tipe II digunakan untuk mengetahui akibat

dari peningkatan permintaan akhir suatu sektor terhadap perubahan tenaga kerja

semua sektor baik secara langsung maupun tidak langsung dan ditambah dengan

efek induksi rumah tangga. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai

multiplier pendapatan tipe II adalah:

�̅�𝑗 = ∑ 𝑤𝑛+1,𝑖�̅�𝑖𝑗𝑛+1𝑖=1 (4.18)

�̅�𝑗 =�̅�𝑗

𝑤𝑛+1,𝑗 (4.19)

dimana:

�̅�𝑗 = multiplier tenaga kerja total sektor pertanian

�̅�𝑗 = multiplier tenaga kerja tipe II sektor pertanian

�̅�𝑖𝑗 = matriks kebalikan Leontief tertutup

𝑤𝑛+1,𝑗= koefisien tenaga kerja sektor pertanian

4.3.4 Analisis Dampak Investasi

Pada analisis dampak investasi, digunakan dua pendekatan yaitu dengan

cara menggunakan data berdasarkan data input-output yang terbentuk, dan dengan

pendekatan proses simulasi terhadap kegiatan investasi pada sektor konstruksi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung dampak investasi adalah:

1. Dampak terhadap Pembentukan Output

∆𝑋 = (𝐼 − 𝐴)−1∆𝑌 (4.20)

2. Dampak terhadap Pendapatan Rumah Tangga

∆𝐼 = 𝑎𝑛+1(𝐼 − 𝐴)−1∆𝑌 (4.21)

3. Dampak terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

∆𝐿 = 𝑤𝑛+1(𝐼 − 𝐴)−1∆𝑌 (4.22)

dimana:

∆𝑋 = dampak terhadap pembentukan output

∆𝐼 = dampak terhadap pendapatan rumah tangga

∆𝐿 = dampak terhadap penyerapan tenaga kerja

∆𝑌 = investasi sektoral

(𝐼 − 𝐴)−1 = matriks kebalikan Leontief

𝑎𝑛+1 = koefisien pendapatan

𝑤𝑛+1 = koefisien tenaga kerja

Page 61: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

43

4.3.5 Koefisien Pendapatan

Koefisien pendapatan merupakan suatu bilangan yang menunjukkan

besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh pekerja yang diperlukan untuk

menghasilkan satu unit output. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien

pendapatan adalah sebagai berikut:

𝛿𝑗 =𝑆𝑗

𝑋𝑗 (4.23)

dimana:

𝛿𝑗 = koefisien pendapatan sektor pertanian

𝑆𝑗 = jumlah upah dan gaji sektor pertanian

𝑋𝑗 = jumlah output total sektor pertanian

4.3.6 Koefisien Tenaga Kerja

Koefisien tenaga kerja merupakan suatu bilangan yang menunjukkan

besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit

output. Rumuas yang digunakan untuk mencari koefisien tenaga kerja adalah

sebagai berikut:

𝛽𝑗 =𝑇𝑗

𝑋𝑗 (4.24)

dimana:

𝛽𝑗= koefisien tenaga kerja sektor pertanian

𝑇𝑗 = jumlah tenaga kerja sektor pertanian

𝑋𝑗 = jumlah output total sektor pertanian

Page 62: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

44

Page 63: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Peranan Sektor Bangunan Terhadap Perekonomian Indonesia

Peranan sektor bangunan terhadap sektor pertanian di Indonesia dapat dikaji

dengan menggunakan analisis Tabel Input-Output yang memiliki nilai dari

permintaan antara, permintaan akhir, input antara, input primer, dan nilai tambah

bruto. Tabel Input-Output yang dianalisis adalah Tabel Input-Output tahun 2010

klasifikasi 14 sektor dan di mana di dalamnya memuat enam subsektor pertanian,

satu sektor bangunan yang merepresentasikan sektor infrastruktur, dan tujuh

sektor lainnya dalam perekonomian Indonesia.

5.1.1 Struktur Permintaan

Total permintaan barang dan jasa di Indonesia tahun 2010 adalah sebesar Rp

13 109 triliun, jumlah tersebut terdiri atas total permintaan antara sebesar

Rp 6 394 triliun dan total permintaan akhir sebesar Rp 8 252 triliun. Berdasarkan

asumsi Tabel Input-Output mengenai keseimbangan antara total permintaan dan

total penawaran maka jumlah total penawaran dari sektor-sektor perekonomian di

Indonesia adalah sama besar dengan total permintaan yaitu Rp 13 109 triliun.

Tabel7 Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhr Sektor-Sektor

Perekonomian Indonesia Tahun 2010 (Miliar Rupiah)

Sektor Permintaan Antara Permintaan Akhir Total Permintaan

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Tanaman Pangan 274 789 4,30 48 516 0,59 298 025 2,27

Hortikultura 52 421 0,82 90 919 1,10 130 358 0,99

Perkebunan 247 048 3,86 96 386 1,17 330 215 2,52

Peternakan 55 747 0,87 116 585 1,41 167 709 1,28

Kehutanan 62 840 0,98 4 130 0,05 66 671 0,51

Perikanan 62 740 0,98 108 405 1,31 171 057 1,30

Bangunan 79 247 1,24 787 822 9,55 862 209 6,58

Pertambangan &

Penggalian 637 023 9,96 391 686 4,75 941 316 7,18

Industri Makanan,

minuman & tembakau 436 071 6,82 966 954 11,72 1 319 457 10,07

Industri Tekstil,

pakaian, & kulit 101 472 1,59 240 504 2,91 283 948 2,17

Industri Kayu dan

barang lain dari kayu 381 909 5,97 78 359 0,95 429 360 3,28

Industri Kimia, Logam,

Pengangkutan &lainnya 1 941 020 30,36 1 430 481 17,33 2 338 050 17,84

Pengadaan listrik, gas,

dan air 237 969 3,72 101 452 1,23 333 305 2,54

Perdagangan, Jasa &

lainnya 1 823 940 28,52 3 790 392 45,93 5 437 432 41,48

Total 6 394 242 100,00 8 252 598 100,00 13 109120 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Page 64: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

46

Berdasarkan pada Tabel 7, diketahui bahwa sektor bangunan memberikan

kontribusi sebesar Rp 862 triliun atau sebesar 6,58 persen terhadap total

permintaan perekonomian Indonesia yang terdiri atas kebutuhan produksi dan

konsumsi. Total permintaan sektor bangunan menempati urutan kelima terbesar

setelahsektor perdagangan, jasa, dan lainnya, sektor industri kimia, logam,

pengangkutan dan lainnya, sektor industri makanan, minuman, dan tembakau,

serta sektor pertambangan dan penggalian. Jumlah permintaan akhir sektor

bangunan adalah sebesar Rp 787 triliun atau sebesar 9,55 persen yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung sektor bangunan, sedangkan

jumlah permintaan antara sektor bangunan adalah sebesar Rp 79 triliun atau hanya

berkontribusi sebesar 1,24 persen dari total permintaan antara di Indonesia yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi.Nilai dari total permintaan antara

adalah untuk menunjukkan besarnya nilai output sektor bangunan yang digunakan

sebagai input dalam proses produksi sektor-sektor perekonomian lainnya. Total

permintaan akhir sektor bangunan menempati urutan keempat terbesar setelah

sektor perdagangan, jasa, dan lainnya, sektor industri kimia, logam, pengangkutan

dan lainnya, serta sektor industri makanan, minuman, dan tembakau.

Tabel 8 Alokasi Permintaan Sektor Bangunan di Indonesia Tahun 2010 (Juta

Rupiah)

No. Alokasi Permintaan Nilai (juta rupiah) Persen

1. Permintaan Antara 79 247 419 9,19

2. Permintaan Akhir 787 822 393 -

3. Konsumsi Rumah Tangga - -

4. Konsumsi lainnya - -

5. Pembentukan Modal Tetap Bruto 763 820 590 88,58

6. Perubahan Stok 19 775 201 2,29

7. Ekspor Barang - -

8. Ekspor Jasa 4 226 601 0,49

Total 862 209 632 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Berdasarkan pada Tabel 8, diketahui bahwa permintaan akhir sektor

bangunan paling tinggi dikontribusikan oleh pembentukan modal tetap bruto

sebesar 88,58 persen yang menunjukkan bahwa permintaan akhir sektor bangunan

hampir seluruhnya berasal dari investasi sektor bangunan itu sendiri. Sedangkan

permintaan antara hanya berkontribusi sebesar 9,19 persen dari total permintaan

Page 65: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

47

dengan nilai Rp 79 triliun. Lebih tingginya terhadap alokasi nilai permintaan akhir

dibandingkan dengan nilai permintaan antara pada total permintaan menunjukkan

bahwa permintaan sektor bangunan untuk kebutuhan konsumsi langsung lebih

besar dibandingkan dengan kebutuhan produksi.

5.1.2 Struktur Nilai Tambah Bruto

Pada Tabel Input-Output Indonesia tahun 2010, nilai tambah bruto meliputi

penjumlahan dari kompensasi tenaga kerja, surplus usaha bruto, dan pajak

dikurangi subsidi lainnya atas produksi. Besarnya nilai tambah bruto ditentukan

oleh besarnya output yang dihasilkan dan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk

berproduksi.

Tabel 9 Kontribusi Nilai Tambah Bruto Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia

Tahun 2010 (Miliar Rupiah)

Sektor

Kompensasi

Tenaga Kerja

(KTK)

Surplus

Usaha (SU)

Rasio

KTK &

SU

Pajak

Dikurangi

Subsidi

Atas

Produksi

Nilai Tambah Bruto

(NTB)

Jumlah Persen

Tanaman Pangan 50 374 204 634 0,25 1 834 256 843 3,84

Hortikultura 20 129 96 333 0,21 799 117 261 1,75

Perkebunan 87 254 177 944 0,49 2 980 268 179 4,01

Peternakan 41 782 72 017 0,58 785 114 584 1,71

Kehutanan 13 125 43 463 0,30 642 57 232 0,86

Perikanan 28 850 115 517 0,25 976 145 345 2,17

Bangunan 114 777 172 274 0,67 2 387 289 439 4,33

Pertambangan &

Penggalian 113 729 570 233 0,20 6 083 690 046 10,32

Industri Makanan,

Minuman &

Tembakau 124 114 301 277 0,41 3 004 428 396 6,41

Industri Tekstil,

Pakaian, & Kulit 37 646 77 356 0,49 927 115 930 1,73

Industri Kayu dan

Barang lain dari kayu 52 568 114 292 0,46 1 418 168 280 2,52

Industri Kimia,

Logam,

Pengangkutan

&lainnya 258 547 574 056 0,45 7 440 840 044 12,57

Pengadaan listrik,

gas, dan air 20 744 70 776 0,29 638 92 159 1,38

Perdagangan, Jasa &

lainnya 1 206 430 1 865 920 0,65 27 583 3 099 934 46,38

Total 2 170 076 4 456 099 4,33 57 504 6 683 679 100,00

% Terhadap NTB 32,47 66,67 0,86 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Berdasarkan pada Tabel 9, surplus usaha memiliki kontribusi paling besar

terhadap total nilai tambah bruto yaitu sebesar Rp 4 456 triliun atau 66,67 persen

Page 66: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

48

dari total nilai tambah bruto. Kompensasi tenaga kerja yang meliputi upah dan

gaji serta asuransi sosial yang dibayar oleh pengusaha berkontribusi kedua

terhadap total nilai tambah bruto dengan nilai sebesar Rp 2 170 triliun atau

sebesar 32,47 pesen. Pajak dikurangi subsidi atas produksi memiliki kontribusi

paling sedikit terhadap nilai tambah bruto yaitu sebesar Rp 37 triliun atau hanya

sebesar 0,86 persen dari total nilai tambah bruto.

Sektor perdagangan, jasa, dan lainnya berkontribusi paling tinggi terhadap

total nilai tambah bruto di Indonesia sebesar 46,38 persen, sektor industri kimia,

logam, pengangkutan, dan lainnya berada di urutan kedua sebesar 12,57 persen,

sektor pertambangan dan penggalian di urutan ketiga sebesar 10,32 persen, dan

sektor industri makanan, minuman, dan tembakau di urutan keempat sebesar 6,41

persen. Sektor bangunan berada di urutan kelima dan berkontribusi sebesar Rp

289 triliun atau sebesar 4,33 persen dari total nilai tambah bruto di Indonesia.

Komponen penyumbang nilai tambah bruto sektor bangunan terdiri dari surplus

usaha sebesar Rp 172 triliun, kompensasi tenaga kerja sebesar Rp 114 triliun, dan

pajak dikurangi subsidi atas produksi sebesar Rp 2 triliun. Berdasarkan data

tersebut, dapat terlihat bahwa sektor bangunan belum berkontribusi besar terhadap

nilai tambah bruto di Indonesia. Sektor perdagangan, jasa, dan lainnya mampu

memberikan kompensasi tenaga kerja dan surplus usaha hampir setengah dari

total nilai tambah bruto di Indonesia.

Perbandingan antara besarnya nilai kompensasi tenaga kerja yang diterima

oleh para pekerja dengan surplus usaha yang didapatkan oleh produsen dapat

diliat dari nilai rasionya. Jika nilai rasio tersebut semakin tinggi dan mendekati

angka satu, hal tersebut menunjukkan bahwa upah dan gaji yang diterima oleh

tenaga kerja semakin besar dibandingkan dengan surplus usaha yang didapatkan

oleh produsen. Sedangkan sebaliknya jika nilai rasio tersebut semakin rendah

maka menunjukkan bahwa upah dan gaji yang diterima oleh tenaga kerja lebih

rendah dibandingkan dengan besarnya surplus usaha yang diterima oleh produsen.

Berdasarkan pada Tabel 9, diperoleh nilai rasio antara kompensasi tenaga

kerja dengan surplus usaha sektor bangunan adalah sebesar 0,67. Hal tersebut

menunjukkan bahwa upah dan gaji yang diterima oleh tenaga kerja lebih rendah

dibandingkan dengan surplus usaha yang didapatkan oleh produsen. Meskipun

Page 67: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

49

upah dan gaji yang diterima para pekerja lebih rendah dibandingkan surplus usaha

produsen, namun perbedaannya tidak begitu jauh sehingga menunjukkan bahwa

distribusi pendapatan pekerja sektor bangunan di Indonesia sudah mendekati

pemerataan. Distribusi pendapatan pekerja di sektor bangunan yang mendekati

pemerataan didukung oleh adanya kebijakan Upah Minimum Regional (UMR)

untuk setiap pekerja sehingga upah yang didapatkan oleh para pekerja bisa lebih

merata.

5.2 Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan antar sektor dilakukan untuk melihat bagaimana

hubungan yang saling mempengaruhi antar satu sektor dengan sektor

perekonomian lainnya. Keterkaitan antar sektor yang dianalisis adalah keterkaitan

secara langsung maupun tidak langsung antara sektor infrastruktur yang

direpresentasikan oleh sektor bangunan dengan sektor-sektor perekonomian

lainnya, termasuk sektor pertanian. Analisis keterkaitan digunakan untuk

mengetahui berapa besar pengaruh sektor bangunan terhadap sektor pertanian.

Keterkaitan ini dapat berupa menggunakan input sektor lain sebagai bagian

produksi maupun sebagai input yang digunakan oleh sektor lain untuk kegiatan

produksinya.

5.2.1 Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkage)

Keterkaitan output ke belakang sektor bangunan terhadap sektor

perekonomian lainnya dalam hal ini sektor pertanian ini digunakan untuk

mengetahui bagaimana efek relatif yang ditimbulkan oleh keterkaitan secara

langsung dan tidak langsung antar sektor tersebut. Keterkaitan ke belakang sektor

bangunan ini merupakan efek yang ditimbulkan oleh sektor tersebut karena

peningkatan output sektornya terhadap output sektor-sektor pertanian yang

digunakan sebagai input oleh sektor bangunan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Semakin tinggi output yang dihasilkan oleh sektor bangunan, maka

akan meningkatkan produksi output dari sektor perekonomian lainnya.

Page 68: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

50

Tabel 10 Keterkaitan Output ke Belakang Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia

Tahun 2010

No. Sektor Keterkaitan ke Belakang

1. Pengadaan listrik, gas, dan air 1,78

2. Industri Makanan, Minuman & Tembakau 1,65

3. Bangunan 1,62

4. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya

1,55

5. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 1,49

6. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 1,45

7. Perdagangan, Jasa & lainnya 1,06

8. Peternakan 0,78

9. Pertambangan & Penggalian 0,65

10. Perkebunan 0,49

11. Tanaman Pangan 0,42

12. Perikanan 0,38

13. Kehutanan 0,35

14. Hortikultura 0,34

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Berdasarkan pada Tabel 10, sektor bangunan memiliki nilai keterkaitan

output ke belakang yang berada pada urutan tertinggi ketiga dengan nilai sebesar

1,62 setelah sektor pengadaan listrik, gas, dan air dengan nilai 1,78 dan sektor

industri makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,65. Angka keterkaitan ke

belakang sektor bangunan yang lebih dari satu menunjukkan bahwa sektor

tersebut memiliki peranan yang cukup penting terhadap peningkatan pertumbuhan

sektor-sektor hulunya. Sektor-sektor hulu digunakan sebagai input dalam proses

produksi sektor bangunan sehingga output sektor-sektor hulu tersebut akan

meningkat jika sektor bangunan meningkatkan outputnya.

Tabel 11 Keterkaitan Output ke Belakang Subsektor Bangunan Indonesia

Tahun 2010

No. Sektor Keterkaitan ke Belakang

1. Bangunan lainnya 1,77

2. Prasarana pertanian 1,67

3. Bangunan tempat tinggal & bukan tempat

tinggal

1,62

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

Page 69: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

51

Tabel 11 menyajikan nilai keterkaitan output ke belakang subsektor yang

terdapat pada sektor bangunan Indonesia tahun 2010. Pada tabel tersebut dapat

terlihat bahwa ketiga subsektor bangunan memiliki nilai keterkaitan output ke

belakang yang lebih dari satu. Nilai keterkaitan ke belakang yang lebih dari satu

menunjukkan bahwa ketiga subsektor bangunan tersebut mempunyai pengaruh

dan mampu dalam meningkatkan pertumbuhan sektor-sektor hulunya karena

output dari sektor-sektor hulu tersebut digunakan sebagai input oleh sektor

bangunan, salah satunya sektor pertanian. Sedangkan sektor pertanian itu sendiri

memiliki nilai keterkaitan ke belakang yang rendah, hal tersebut menunjukkan

bahwa sektor pertanian tidak terlalu berpengaruh terhadap sektor-sektor hulunya.

Tabel 12 Penggunaan Sektor Bangunan Terhadap Output Sektor Pertanian

Indonesia Tahun 2010 (Juta Rupiah)

No. Sektor Nilai (Juta Rupiah) Persen

1. Kehutanan 19 337 026 3,416

2. Hortikultura 438 188 0,077

3. Bangunan 399 681 0,071

4. Perkebunan 482 0,000

5. Tanaman Pangan 0 0,000

6. Peternakan 0 0,000

7. Perikanan 0 0,000

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa dari enam subsektor sektor pertanian,

output subsektor kehutanan paling banyak digunakan oleh sektor bangunandengan

nilai Rp 19 triliun atau sebesar 3,41 persen dari total penggunaan sektor bangunan

terhadap output seluruh sektor. Penggunaan sektor bangunan terhadap output

subsektor kehutanan paling tinggi disebabkan oleh sektor bangunan yang

membutuhkan banyak input seperti kayu dan hasil kehutanan lainnya dari

subsektor terkait untuk proses produksi. Subsektor hortikultura berada di urutan

kedua sebagai output sektor pertanian yang digunakan oleh sektor bangunan

dengan nilai Rp 438 miliar kemudian di urutan ketiga output sektor bangunan itu

sendiri dengan nilai Rp 399 miliar.

Nilai keterkaitan ke belakang sektor bangunan yang tinggi menunjukkan

bahwa sektor tersebut adalah sektor yang membutuhkan input dari sektor-sektor

Page 70: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

52

perekonomian lainnya untuk menghasilkan output. Permintaan sektor bangunan

yang tinggi terhadap output dari sektor-sektor hulunya akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dari sektor-sektor tersebut. Hal tersebut sejalan dengan

Barus (2012) yang menyatakan bahwa sektor infrastruktur termasuk sektor

bangunan memiliki peranan yang penting dalam rangka mendorong pertumbuhan

ekonomi wilayah karena sektor tersebut memiliki nilai keterkaitan ke belakang

yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya.

5.2.2 Keterkaitan ke Depan (Forward Linkage)

Keterkaitan output ke depan antara sektor bangunan dengan sektor-sektor

perekonomian adalah untuk menunjukkan bagaimana efek relatif yang disebabkan

oleh perubahan sektor bangunan kemudian menimbulkan perubahan output

sektor-sektor lain yang menggunakan output sektor bangunan tersebut sebagai

input proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel 13 Keterkaitan Output ke Depan Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia

Tahun 2010

No. Sektor Keterkaitan ke Depan

1. Kehutanan 1,66

2. Tanaman Pangan 1,63

3. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 1,57

4. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya

1,46

5. Perkebunan 1,32

6. Pengadaan listrik, gas, dan air 1,26

7. Pertambangan & Penggalian 1,19

8. Hortikultura 0,71

9. Perikanan 0,65

10. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 0,63

11. Peternakan 0,59

12. Perdagangan, Jasa & lainnya 0,59

10. Industri Makanan, Minuman & Tembakau 0,58

11. Bangunan 0,16

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Berdasarkan pada Tabel 13, sektor kehutanan memiliki nilai keterkaitan

output ke depan paling tinggi yaitu sebesar 1,66. Sektor tanaman pangan, sektor

perkebunan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri kayu dan barang

lain dari kayu, sektor industri kimia, logam, pengangkutan, dan lainnya, serta

Page 71: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

53

sektor pengadaan listrik, gas, dan air memiliki nilai keterkaitan output ke depan

lebih dari satu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut

mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap sektor-sektor hilirnya yang

menggunakan output sektor-sektor tersebut sebagai input dalam proses produksi.

Sektor bangunan memiliki nilai keterkaitan output ke depan hanya sebesar 0,16.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa sektor bangunan kurang mampu untuk

mendorong pertumbuhan sektor hilirnya.Dapat dilihat bahwa sektor pertanian

secara luas memiliki nilai keterkaitan ke depan rata-rata lebih dari satu yang

menunjukkan bahwa sektor pertanian berperan penting terhadap sektor hilirnya,

termasuk sektor bangunan.

Tabel 14 Keterkaitan Output ke Depan Subsektor Bangunan Indonesia Tahun 2010

No. Sektor Keterkaitan ke Depan

1. Prasarana pertanian 0,25

2. Bangunan tempat tinggal & bukan tempat

tinggal

0,17

3. Bangunan lainnya 0,13

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

Pada Tabel 14, ketiga subsektor bangunan yaitu subsektor bangunan tempat

tinggal dan bukan tempat tinggal, prasarana pertanian, dan bangunan lainnya

memiliki nilai keterkaitan output ke depan yang lebih rendah dari satu. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa output yang dihasilkan oleh tiga subsektor bangunan

tersebut lebih banyak digunakan sebagai konsumsi langsung dibandingkan dengan

konsumsi oleh sektor-sektor perekonomian lainnya sebagai input dalam proses

produksi. Nilai keterkaitan ke depan subsektor prasarana pertanian yang paling

tinggi menunjukkan bahwa subsektor tersebut berperan terhadap sektor-sektor

hilirnya termasuk sektor pertanian, meskipun belum secara maksimal karena

hanya memiliki nilai sebesar 0,25. Sektor-sektor yang memiliki nilai keterkaitan

ke depan yang rendah bukan berarti tidak mampu berperan sebagai pemicu

pertumbuhan sektor-sektor perekonomian. Anjani (2012) mengungkapkan bahwa

beberapa sektor yang memiliki keterkaitan ke depan rendah, ternyata mempunyai

nilai multiplier pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor

perekonomian lainnya.

Page 72: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

54

Tabel 15 Penggunaan Sektor Pertanian Terhadap Output Sektor Bangunan

Indonesia Tahun 2010 (Juta Rupiah)

No. Sektor Nilai (Juta Rupiah) Persen

1. Perkebunan 6 192 195 7,81

2. Tanaman Pangan 5 137 871 6,48

3. Kehutanan 1 273 576 1,61

4. Hortikultura 815 113 1,03

5. Bangunan 399 681 0,50

6. Perikanan 369 222 0,47

7. Peternakan 176 436 0,22

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Berdasarkan pada Tabel 15, subsektor pertanian yang paling banyak

menggunakan output sektor bangunan sebagai input dalam proses produksi adalah

subsektor perkebunan sebesar Rp 6 triliun atau sebesar 7,81 persen dari total

output sektor bangunan yang digunakan sebagai konsumsi antara. Subsektor

kedua yang menggunakan output sektor bangunan adalah subsektor tanaman

pangan sebesar Rp 5 triliun atau sebesar 6,48 persen. Subsektor peternakan

menggunakan output sektor bangunan paling rendah yaitu hanya sebesar Rp 176

miliar atau sebesar 0,22 persen. Tingginya subsektor perkebunan dan tanaman

pangan dalam menggunakan output sektor bangunan karena di dalam sektor

tersebut terdapat subsektor prasarana pertanian seperti irigasi, waduk, dan jalan

yang outputnya berperan sebagai salah satu input dalam proses produksi.

Berdasarkan nilai keterkaitan ke belakang sektor bangunan yang tinggi dan

nilai keterkaitan ke depan sektor pertanian yang tinggi menunjukkan bahwa kedua

sektor tersebut saling mempengaruhi dimana sektor bangunan meningkatkan

output sektor hulunya termasuk sektor pertanian. Sejalan dengan itu, sektor

pertanian berperan penting terhadap pembentukan output sektor hilirnya termasuk

sektor bangunan. Nilai keterkaitan ke belakang sektor bangunan yang lebih dari

satu menunjukkan bahwa sektor tersebut berperan terhadap pembentukan output

sektor hulunya yang digunakan sebagai input, namun nilai keterkaitan ke depan

sektor bangunan yang rendah menunjukkan bahwa sektor bangunan belum cukup

berperan sebagai input dalam proses produksi untuk sektor hilirnya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sektor bangunan lebih berperan pada sisi input dibandingkan

pada sisi output.

Page 73: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

55

5.3 Analisis Multiplier

Analisismultiplier digunakan untuk mengetahui dan menghitung efek dari

output, pendapatan, dan tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang

disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan, dan

tenaga kerja. Tujuan dari analisis multiplier ini juga untuk melihat dampak

perubahan atau peningkatan permintaan akhir dalam suatu sektor terhadap

perekonomian suatu wilayah atau negara. Terdapat dua jenis tipe multiplier yaitu

multiplier tipe I dan multiplier tipe II. Multiplier tipe I dihitung dengan tidak

memasukkan unsur rumah tangga, sedangkan multiplier tipe II memasukkan unsur

rumah tangga sebagai variabel endogenous dalam model.

5.3.1 Multiplier Output

Nilai multiplier output tipe I menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan

permintaan akhir pada suatu sektor sebesar satu satuan maka akan meningkatkan

output di seluruh sektor perekonomian sebesar nilai multiplier tersebut. Nilai

multiplier tipe II menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan konsumsi rumah

tangga akibat adanya peningkatan permintaan akhir pada suatu sektor sebesar satu

satuan maka akan meningkatkan output di seluruh perekonomian sebesar nilai

multiplier tersebut.

Berdasarkan perhitungan multiplier pada Tabel 16, nilai multiplier tipe I

sektor bangunan adalah sebesar 2,35 dan nilai multiplier tipe II sektor bangunan

adalah sebesar 3,29. Multiplier output tipe I dan tipe II sektor bangunan berada di

urutan kedua setelah multiplier tertinggi dimiliki oleh sektor pengadaan listrik,

gas, dan air. Nilai multiplier output tipe I tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi

peningkatan permintaan akhir pada sektor bangunan sebesar satu juta rupiah,

maka output pada seluruh sektor dalam perekonomian akan meningkat sebesar

Rp 2,35 juta. Sedangkan nilai multiplier output tipe II menunjukkan bahwa jika

terjadi peningkatan konsumsi rumah tangga akibat adanya peningkatan

permintaan akhir sebesar satu juta rupiah pada sektor bangunan, maka akan

meningkatkan output di seluruh perekonomian sebesar Rp 3,29 juta.

Page 74: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

56

Tabel 16 Multiplier Output Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia Tahun 2010

No. Sektor Multiplier Output

Tipe I Tipe II

1. Pengadaan listrik, gas, dan air 2,72 3,41

2. Bangunan 2,35 3,29

3. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 2,24 3,15

4. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya

2,20 3,01

5. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 2,19 3,06

6. Industri Makanan, Minuman &

Tembakau

2,11 2,92

7. Perdagangan, Jasa & lainnya 1,87 2,89

8. Peternakan 1,65 2,63

9. Pertambangan & Penggalian 1,47 2,03

10. Perkebunan 1,39 2,34

11. Tanaman Pangan 1,30 1,92

12. Perikanan 1,30 1,92

13. Kehutanan 1,28 1,98

14. Hortikultura 1,26 1,82

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Nilai multiplier output tipe I dan tipe II sektor bangunan sebesar 2,35 dan

3,29 mengimplikasikan bahwa nilai tersebut sejalan dengan nilai keterkaitan

output ke belakang sektor bangunan yang relatif tinggi karena berdasarkan nilai

multiplier dan keterkaitan ke belakang tersebut, dapat dikatakan bahwa sektor

bangunan berperan terhadap peningkatan output sektor-sektor lainnya.Pada

Tabel17 dapat dilihat bahwa subsektor bangunan lainnya memiliki nilai multiplier

output tipe I dan tipe II paling tinggi yaitu 2,41 dan 3,32. Sedangkan subsektor

prasarana pertanian memiliki nilai multiplier output tipe I dan tipe II tertinggi

kedua dengan nilai 2,38 dan 3,35. Nilai multiplier output tipe I dan tipe II paling

rendah adalah pada subsektor bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal.

Tabel 17 Multiplier Output Subsektor Bangunan Indonesia Tahun 2010

No. Sektor Multiplier Output

Tipe I Tipe II

1. Bangunan lainnya 2,41 3,32

2. Prasarana pertanian 2,38 3,35

3. Bangunan tempat tinggal &

bukan tempat tinggal

2,33 3,27

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

Nilai multiplier output tipe I dan tipe II yang tinggi pada ketiga subsektor

bangunan tersebut menunjukkan bahwa subsektor terkait mampu meningkatkan

Page 75: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

57

pembentukan output sektor-sektor perekonomian lainnya. Semakin meningkat

output yang dihasilkan oleh sektor bangunan, sektor tersebut membutuhkan lebih

banyak input dari sektor lainnya sehingga output sektor-sektor perekonomian

lainnya juga akan ikut meningkat. Salah satu sektor yang terkena efek tersebut

adalah sektor pertanian karena terlihat pada pembahasan mengenai keterkaitan

output ke belakang, sektor bangunan menggunakan output dari sektor pertanian

sebagai input proses produksi, misalkan seperti output subsektor kehutanan yang

banyak digunakan sebagai input sektor bangunan. Semakin tinggi output sektor

bangunan yang dihasilkan, maka akan semakin tinggi output yang dihasilkan oleh

sektor pertanian.

Tabel 18 Disagregasi MultiplierOutput Sektor Bangunan Indonesia Tahun 2010

No. Sektor Persen

Tipe I Tipe II

1. Bangunan 42,86 30,76

2. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya 25,76 24,29

3. Perdagangan, Jasa & lainnya 14,31 21,33

4. Pertambangan & Penggalian 6,83 6,32

5. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 5,45 4,57

6. Kehutanan 1,41 1,09

7. Pengadaan listrik, gas, dan air 1,19 1,89

8. Perkebunan 0,90 1,39

9. Industri Makanan, Minuman &

Tembakau 0,63 4,73

10. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 0,24 0,84

11. Tanaman Pangan 0,16 1,15

12. Hortikultura 0,13 0,49

13. Perikanan 0,08 0,61

14. Peternakan 0,06 0,54

Total 100,00 100,00

Dampak Total (Multiplier) 2,35 3,29

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Pada Tabel 18 dapat dilihat dissagregasi multiplier dari sektor bangunan

dan sektor yang mendapatkan dampak multiplier output paling tinggi adalah

sektor bangunan itu sendiri sebesar 42,86 persen pada tipe I dan 30,76 persen

pada tipe II. Pada sektor pertanian, subsektor kehutanan adalah sektor yang

menerima dampak multiplier output sektor bangunan paling tinggi dibandingkan

dengan subsektor pertanian lainnya. Jika dilihat lebih jauh, pada Lampiran 18

Page 76: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

58

dapat dilihat bahwa sektor bangunan berada di urutan kedua tertinggi dalam

penggunaan output subsektor kehutanan sebesar Rp 19 triliun atau sebesar 30,77

persen dari total penggunaan output subsektor kehutanan. Berdasarkan pada data

tersebut, sektor bangunan menjadi salah satu sektor utama yang berperan dalam

meningkatkan output subsektor kehutanan di Indonesia.Sedangkan subsektor

peternakan menerima dampak multiplier output sektor bangunan paling rendah

sebesar 0,06 persen yang menunjukkan bahwa infrastruktur belum cukup berperan

terhadap pembentukan output sektor peternakan.

5.3.2 Multiplier Pendapatan

Nilai multiplier pendapatan tipe I menunjukkan bahwa jika terjadi

peningkatan permintaan akhir pada suatu sektor sebesar satu satuan maka akan

meningkatkan pendapatan rumah tangga di seluruh sektor perekonomian sebesar

nilai multiplier tersebut. Nilai multiplier tipe II menunjukkan bahwa jika terjadi

peningkatan konsumsi rumah tangga akibat adanya peningkatan permintaan akhir

pada suatu sektor sebesar satu satuan maka akan meningkatkan pendapatan rumah

tangga di seluruh perekonomian sebesar nilai multiplier tersebut.

Tabel 19 Multiplier Pendapatan Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia Tahun

2010

No. Sektor Multiplier Pendapatan

Tipe I Tipe II

1. Pengadaan listrik, gas, dan air 3,88 5,68

2. Industri Makanan, Minuman &

Tembakau

3,00 4,40

3. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya

2,53 3,71

4. Bangunan 2,47 3,61

5. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 2,47 3,61

6. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 2,39 3,50

7. Perdagangan, Jasa & lainnya 1,61 2,36

8. Pertambangan & Penggalian 1,60 2,34

9. Peternakan 1,38 2,02

10. Tanaman Pangan 1,28 1,87

11. Perikanan 1,28 1,87

12. Hortikultura 1,25 1,83

13. Perkebunan 1,25 1,84

14. Kehutanan 1,24 1,81

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Page 77: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

59

Berdasarkan pada Tabel 19, dapat dilihat bahwa sektor bangunan

menempati urutan keempat dalam nilai multiplier pendapatan. Nilai multiplier

pendapatan tipe I dan tipe II sektor bangunan adalah masing-masing sebesar 2,47

dan 3,61. Berdasarkan nilai multiplier pendapatan tipe I tersebut dapat diartikan

bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor bangunan sebesar

satu juta rupiah, maka akan meningkatkan pendapatan rumah tangga di seluruh

sektor dalam perekonomian sebesar Rp 2,47 juta. Nilai multiplier pendapatan tipe

II sebesar 3,62 menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan konsumsi rumah

tangga akibat adanya peningkatan permintaan akhir pada sektor bangunan sebesar

satu juta rupiah maka akan meningkatkan pendapat di seluruh perekonomian

sebesar Rp 3,62 juta.

Tabel 20 Multiplier Pendapatan Subsektor Bangunan Indonesia Tahun 2010

No. Sektor Multiplier Pendapatan

Tipe I Tipe II

1. Bangunan lainnya 2,83 4,15

2. Bangunan tempat tinggal &

bukan tempat tinggal

2,45 3,59

3. Prasarana pertanian 2,40 3,52

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

Pada Tabel 20, terlihat bahwa nilai multiplier pendapatan tiga subsektor

yang membentuk sektor bangunan. subsektor bangunan lainnya merupakan

subsektor yang memiliki nilai multiplier pendapatan tipe I dan tipe II paling tinggi

yaitu sebesar 2,83 dan 4,15. Nilai multiplier pendapatan tipe I tersebut dapat

diartikan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada subsektor

bangunan lainnya sebesar satu juta rupiah, maka akan meningkatkan pendapatan

rumah tangga sebesar Rp 2,83 juta di seluruh sektor dalam perekonomian.

Sedangkan nilai multiplier pendapatan tipe II menunjukkan bahwa jika terjadi

peningkatan konsumsi rumah tangga akibat adanya peningkatan permintaan akhir

pada sektor bangunan lainnya sebesar satu juta rupiah maka akan meningkatkan

pendapat di seluruh perekonomian sebesar Rp 4,15 juta. Nilai multiplier subsektor

prasarana pertanian berada di urutan kedua dan subsektor bangunan tempat

tinggal dan bukan tempat tinggal berada di urutan ketiga.

Page 78: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

60

Tabel 21 Disagregasi Multiplier Pendapatan Sektor Bangunan Indonesia

Tahun 2010

No. Sektor Persen

Tipe I Tipe II

1. Bangunan 40,83 28,04

2. Perdagangan, Jasa & lainnya 22,72 32,42

3. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya 20,38 18,40

4. Pertambangan & Penggalian 5,91 5,23

5. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 4,77 3,83

6. Kehutanan 1,98 1,47

7. Perkebunan 1,69 2,52

8. Pengadaan listrik, gas, dan air 0,53 0,82

9. Industri Makanan, Minuman &

Tembakau 0,42 3,05

10. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 0,23 0,76

11. Tanaman Pangan 0,20 1,33

12. Hortikultura 0,14 0,52

13. Peternakan 0,10 0,92

14. Perikanan 0,09 0,71

Total 100,00 100,00

Dampak Total (Multiplier) 2,47 3,61

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Pada Tabel 21, dapat dilihat bahwa sektor yang menerima dampak

multiplier pendapatan tipe I paling tinggi adalah sektor bangunan itu sendiri

sebesar 40,83 persen. Sedangkan pada multiplier pendapatan tipe II, sektor

perdagangan, jasa, dan lainnya adalah sektor yang paling tinggi menerima dampak

multiplier sektor bangunan sebesar 32,42 persen. Pada sektor pertanian, dapat

dilihat pada tipe I, subsektor kehutanan menerima dampak multiplier pendapatan

sektor bangunan paling tinggi. Namun pada tipe II, subsektor perkebunan adalah

sektor tertinggi yang menerima dampak multiplier pendapatan sektor bangunan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga sektor

bangunan lebih mempengaruhi pendapatan pada sektor perkebunan. Nilai

multiplier pendapatan yang cukup tinggi menunjukkan bahwa sektor bangunan

berperan dalam kenaikan pendapatan rumah tangga sektor-sektor perekonomian di

Indonesia. Sedangkan sektor yang menerima dampak multiplier pendapatan sektor

bangunan paling rendah adalah subsektor peternakan dan subsektor perikanan

sebesar 0,10 persen dan 0,09 persen yang menunjukkan bahwa sektor bangunan

belum cukup berperan terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga pada kedua

sektor tersebut.

Page 79: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

61

5.3.3 Multiplier Tenaga Kerja

Hasil analisis multiplier tenaga kerja hanya disajikan dalam bentuk jumlah

tenaga kerja sektoral dengan satuan orang dalam klasifikasi 14 sektor. Klasifikasi

16 sektor tidak disajikan karena data tenaga kerja untuk klasifikasi 16 sektor tidak

tersedia. Nilai multiplier tenaga kerja tipe I menunjukkan bahwa perubahan tenaga

kerja yang terjadi sebagai akibat adanya peningkatan permintaan akhir di suatu

sektor sebesar satu satuan maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di

seluruh sektor sebesar nilai multiplier tersebut. Sedangkan nilai multiplier tenaga

kerja tipe II menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan konsumsi rumah tangga

akibat adanya peningkatan permintaan akhir pada suatu sektor sebesar satu satuan

maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor sebesar nilai

multipliernya.

Tabel 22 Multiplier Tenaga Kerja Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia

Tahun 2010

No. Sektor Multiplier Tenaga Kerja

Tipe I Tipe II

1. Industri Makanan, Minuman &

Tembakau

6,98 8,81

2. Pengadaan listrik, gas, dan air 6,14 13,31

3. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya

4,78 9,24

4. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 2,77 4,80

5. Pertambangan & Penggalian 2,74 6,28

6. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 2,15 3,09

7. Bangunan 1,69 2,58

8. Perdagangan, Jasa & lainnya 1,60 2,56

9. Peternakan 1,35 1,73

10. Perikanan 1,25 1,78

11. Kehutanan 1,18 1,79

12. Tanaman Pangan 1,10 1,21

13. Perkebunan 1,09 1,31

14. Hortikultura 1,08 1,29

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Pada Tabel 22 yang menyajikan hasil analisis multiplier tenaga kerja tipe I

dan tipe II, sektor bangunan merupakan sektor terbesar ketujuh dengan nilai

multiplier tenaga kerja tipe I sebesar 1,69 dan tipe II sebesar 2,58. Nilai multiplier

tenaga kerja tipe I tersebut menunjukkan bahwa sektor bangunan akan

Page 80: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

62

menciptakan lapangan pekerjaan untuk dua orang tenaga kerja di semua sektor

perekonomian jika output sektor bangunan tersebut meningkat sebesar satu juta

rupiah. Nilai multiplier tenaga kerja tipe II sebesar 2,58 menunjukkan bahwa jika

terjadi peningkatan konsumsi rumah tangga akibat adanya peningkatan

permintaan akhir pada sektor bangunan sebesar satu juta rupiah maka akan

meningkatkan penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebanyak

tiga orang.

5.4 Analisis Dampak Investasi

Salah satu instrumen kebijakan perekonomian dalam pembangunan suatu

negara adalah investasi. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan

ekonomi suatu negara memerlukan peran dari investasi yang diberikan pada suatu

sektor yang tepat. Investasi yang diberikan pada sektor konstruksi berasal dari tiga

sumber yaitu investasi dalam negeri (PMDN), investasi luar negeri (PMA), dan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN untuk pembangunan

infrastruktur diberikan kepada Kementrian PU untuk proyek konstruksi. Simluasi

yang digunakan pada penelitian ini adalah denganmelakukan shock pada bagian

investasi sektor konstruksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sektor-sektor

mana yang memiliki dampak paling besar terhadap peningkatan investasi di sektor

konstruksi. Besarnya shock diperoleh dari nilai APBN tahun 2016 yang diberikan

untuk pembangunan infrastruktur dan Kementrian PU mendapatkan dana sebesar

Rp 104,1 triliun untuk pembangunan proyek konstruksi.

5.4.1 Dampak Terhadap Pembentukan Output

Perhitungan dampak investasi sektor konstruksi terhadap pembentukan

output seluruh sektor-sektor perekonomian lainnya ini dilakukan dengan cara

mensimulasi terjadinya peningkatan investasi sektor konstruksi (external shock)

dengan nilai invetasi sebesar Rp 104,1 triliun.

Berdasarkan pada Tabel 23, dapat dilihat sektor yang terkena dampak paling

besar ketika adanya investasi pada sektor konstruksi adalah sektor bangunan atau

konstruksi itu sendiri sebesar 105 triliun atau sebesar 30,76 persen dari total

peningkatan output dampak investasi pada sektor konstruksi. Secara kesuluruhan

dampak investasi sektor konstruksi total yang diberikan pada output

perekonomian Indonesia adalah sebesar Rp 342 triliun.

Page 81: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

63

Investasi yang diberikan pada sektor konstruksi sebesar Rp 104,1 triliun

menyebabkan subsektor perkebunan mengalami peningkatan output sebesar Rp

4,7 triliun. Subsektor tanaman pangan berada di urutan kedua dari sektor

pertanian yang mengalami dampak peningkatkan output paling besar yaitu Rp 3,9

triliun. Subsektor kehutanan menerima dampak investasi dalam peningkatan

output sebesar Rp 3,7 triliun. Sedangkan subsektor yang mendapatkan dampak

investasi terhadap peningkatan output paling rendah adalah subsektor hortikultura.

Dampak investasi tersebut memperhitungkan peningkatan konsumsi rumah tangga

sektor bangunan akibat peningkatan permintaan akhir terhadap sektor-sektor

lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga mempengaruhi

peningkatan pembentukan output paling tinggi terhadap subsektor perkebunan dan

tanaman pangan.

Tabel 23 Dampak Investasi Sektor Konstruksi Terhadap Pembentukan Output

Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia (Juta Rupiah)

No. Sektor Output Persen

1. Bangunan 105 371 639 30,76

2. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya 83 216 608 24,29

3. Perdagangan, Jasa & lainnya 73 087 160 21,33

4. Pertambangan & Penggalian 21 656 303 6,32

5. Industri Makanan, Minuman & Tembakau 16 202 364 4,73

6. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 15 655 973 4,57

7. Pengadaan listrik, gas, dan air 6 481 430 1,89

8. Perkebunan 4 772 902 1,39

9. Tanaman Pangan 3 936 287 1,15

10. Kehutanan 3 733 692 1,09

11. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 2 879 547 0,84

12. Perikanan 2 091 918 0,61

13. Peternakan 1 853 400 0,54

14. Hortikultura 1 672 671 0,49

Total 342 611 993 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

5.4.2 Dampak Terhadap Pendapatan Rumah Tangga

Berdasarkan pada Tabel 24, dapat dilihat bahwa sektor yang paling besar

menerima dampak peningkatan pendapatan akibat adanya investasi pada sektor

konstruksi adalah sektor perdagangan, jasa dan lainnya dengan nilai sebesar Rp 16

triliun, sektor yang mendapat dampak terbesar kedua adalah sektor bangunan itu

Page 82: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

64

sendiri dengan nilai sebesar Rp 14 triliun, kemudian sektor industri kimia, logam,

pengangkutan dan lannya pada urutan ketiga terbesar dengan nilai sebesar Rp 9,2

triliun. Total dampak investasi sektor konstruksi terhadap pendapatan rumah

tangga seluruh sektor-sektor perekonomian adalah sebesar Rp 50 triliun.

Pada sektor pertanian, subsektor yang mendapatkan dampak investasi sektor

konstruksi terhadap pendapatan paling besar adalah subsektor perkebunan yaitu

sebesar Rp 1,2 triliun. Subsektor kehutanan berada di urutan kedua dengan nilai

dampak investasi sebesar Rp 735 miliar. Subsektor hortikultura memiliki dampak

investasi sektor konstruksi paling kecil yaitu sebesar Rp 258 miliar.

Tabel 24 Dampak Investasi Sektor Konstruksi Terhadap Tingkat Pendapatan

Rumah Tangga di Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia (Juta Rupiah)

No. Sektor Pendapatan Persen

1. Perdagangan, Jasa & lainnya 16 216 211 32,42

2. Bangunan 14 027 032 28,04

3. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya 9 202 287 18,4

4. Pertambangan & Penggalian 2 616 513 5,23

5. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 1 916 841 3,83

6. Industri Makanan, Minuman & Tembakau 1 524 078 3,05

7. Perkebunan 1 261 161 2,52

8. Kehutanan 735 045 1,47

9. Tanaman Pangan 665 339 1,33

10. Peternakan 461 750 0,92

11. Pengadaan listrik, gas, dan air 403 407 0,81

12. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 381 780 0,76

13. Perikanan 352 827 0,71

14. Hortikultura 258 284 0,52

Total 50 022 555 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

5.4.3 Dampak Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan pada Tabel 25, terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja

sebesar 2,5 juta orang sebagai dampak investasi pada sektor konstruksi sebesar Rp

104,1 triliun. Sektor bangunan adalah sektor yang mengalami peningkatan

penyerapan tenaga kerja paling besar sebanyak 1 juta orang atau sebesar 39,27

persen dari total peningkatan penyerapan tenaga kerja sebagai dampak dari

investasi sektor konstruksi. Sektor kedua terbesar yang menyerap tenaga kerja

adalah sektor perdagangan, jasa, dan lainnya sebanyak 698 ribu orang atau sekitar

Page 83: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

65

27,38 persen dari total peningkatan penyerapan tenaga kerja di Indonesia dengan

adanya investasi pada sektor konstruksi.

Sektor pertanian juga termasuk pada sektor-sektor yang mengalami dampak

investasi sektor konstruksi cukup besar. Dari enam subsektor pertanian, subsektor

tanaman pangan adalah sektor yang paling besar mengalami peningkatan

penyerapan tenaga kerja yaitu sebanyak 203 ribu orang atau sebesar 7,97 persen

dari total peningkatan penyerapan tenaga kerja. Subsektor perkebunan berada di

urutan kedua dengan mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar 185

ribu orang atau sebesar 7,26 persen dari total peningkatan penyerapan tenaga

kerja. Subsektor kehutanan mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja

sebanyak 38 ribu orang atau sekitar 1,50 persen dari total peningkatan penyerapan

tenaga kerja. Sedangkan subsektor perikanan adalah sektor yang paling sedikit

mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja sebanyak 21 ribu orang atau

hanya sekitar 0,86 persen dari total peningkatan penyerapan tenaga kerja.

Tabel 24 Dampak Investasi Sektor Konstruksi Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja di Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia (Orang)

No. Sektor Tenaga Kerja Persen

1. Bangunan 1 003 120 39,27

2. Perdagangan, Jasa & lainnya 698 939 27,36

3. Tanaman Pangan 203 623 7,97

4. Perkebunan 185 394 7,26

5. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya 134 303 5,26

6. Industri Makanan, Minuman & Tembakau 64 246 2,52

7. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 59 947 2,35

8. Peternakan 42 623 1,67

9. Hortikultura 46 652 1,59

10. Kehutanan 38 361 1,50

11. Pertambangan & Penggalian 30 379 1,19

12. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 25 042 0,98

13. Perikanan 21 949 0,86

14. Pengadaan listrik, gas, dan air 5 614 0,22

Total 2 554 191 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Pada Lampiran 19, dapat dilihat bahwa dalam RPJMN 2015-2019 terdapat

beberapa sasaran pembangunan infrastruktur yang mendukung peningkatan pada

sektor-sektor pertanian seperti peningkatan kondisi mantap jalan dan peningkatan

Page 84: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

66

pembangunan jalan serta jalur kereta api. Berdasarkan pada dampak investasi

terhadap pembentukan output, pendapatan rumah tangga, dan penyerapan tenaga

kerja dapat dilihat bahwa sektor perkebunan, sektor tanaman pangan, dan sektor

kehutanan adalah tiga sektor pertanian yang menerima dampak investasi

infrastruktur paling tinggi.

Page 85: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010

tentang dampak sektor infrastruktur dalam penelitian ini yang direpresentasikan

dengan sektor bangunan terhadap sektor pertanian di Indonesia, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Peranan sektor bangunan dalam perekonomian Indonesia dalam

pembentukan struktur perekonomian meliputi pembentukan struktur

permintaan akhir sebesar 9,55 persen dari total nilai tambah bruto di

Indonesia.Berdasarkan hasil analisis, sektor bangunan memiliki nilai

keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan nilai multiplier output,

pendapatan, serta tenaga kerja yang tinggi menunjukkan bahwa sektor

tersebut berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan sektor

perekonomian lainnya.

a. Pada sektor pertanian, output subsektor kehutanan paling banyak

digunakan oleh sektor bangunan sebesar 3,41 persen.Subsektor

perkebunan menggunakan output sektor bangunan sebagai input

paling tinggi sebesar 7,81 persen dari total output sektor bangunan

yang digunakan sebagai konsumsi antara.

b. Pada hasil disagregasi, subsektor kehutanan adalah sektor yang

menerima dampak multiplier output dan multiplier pendapatan tipe I

paling tinggi dibandingkan dengan subsektor pertanian lainnya.

Namun subsektor perkebunan adalah sektor tertinggi yang menerima

dampak multiplier pendapatan tipe II.

2. Jika terjadi peningkatan nilai investasi sebesar Rp 104,1 triliun pada sektor

konstruksi,akan meningkatkan pembentukan output sebesar Rp 342 triliun,

pendapatan rumah tangga sebesar Rp 50 triliun, dan penyerapan tenaga

kerja sebesar 2,5 juta orang. Pada sektor pertanian, subsektor perkebunan

mengalami peningkatan output dan pendapatan paling tinggi sebesar Rp 4,7

triliun dan Rp 1,2 triliun.Subsektor tanaman pangan menerima dampak

peningkatan penyerapan tenaga kerja paling tinggi sebesar 7,97 persen dari

total peningkatan penyerapan tenaga kerja.

Page 86: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

68

6.2 Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian analisis Input-Output Indonesia Tahun

2010 tentang dampak sektor infrastruktur terhadap sektor pertanian di Indonesia,

maka beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Didasarkan pada kesimpulan mengenai keterkaitan dan multipliersektor

bangunan terhadap sektor pertanian, pembangunan infrastruktur dibutuhkan

dan harus dijadikan sebagai prioritas perhatian pemerintah pusat serta

daerah, salah satunya dengan melalui anggaran pembangunan. Terlebih

pada subsektor prasarana pertanian karena subsektor tersebut adalah sektor

pendukung untuk proses produksi sektor-sektor pertanian.

2. Berdasarkan pada hasil simulasi dampak investasi, diperlukan peningkatan

investasi infrastruktur yang mendukung proses produksi sektor perikanan,

peternakan, dan hortikultura karena ketiga sektor tersebut menerima dampak

investasi infrastruktur yang masih rendah.

3. Biaya pembangunan infrastruktur yang besar membutuhkan partisipasi dari

swasta, misalkan regulasi terkait investasi yang dapat menarik untuk

berinvestasi di bidang infrastruktur.

Page 87: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah H. 2014. Realokasi Kebijakan Fiskal : Implikasi Peningkatan Human

Capital dan Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

dan Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Bina Praja. 6(2): 117-128.

Anjani A. 2012. Peranan Agroindustri Terhadap Pertumbuhan Wilayah,

Pendapatan, dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Bogor (Analisis Input-

Output). Skripsi. Jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Arif J. 2013. Dampak Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia. Skripsi. Jurusan Ilmu

Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Astuti E. 2005. Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Perekonomian dan

Upaya Pengurangan Kemiskinan di Indonesia. Sekolah Pascasarjana.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2000. Teknik Penyusunan Tabel Input-Output. Badan Pusat

Statistik. Jakarta.

_________________. 2009. Teknik Penyusunan Tabel Input-Output. Badan Pusat

Statistik. Jakarta.

_________________. 2015a. Tabel Input Output Indonesia 2010. Badan Pusat

Statistik. Jakarta.

_________________. 2015b. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2014. Jakarta(ID):

BPS.

_________________. 2015c. Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2009– 2014. Jakarta(ID): BPS

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2015a. Perkembangan Alokasi

Infrastruktur terhadap Produk Domestik Bruto Tahun 2009-2013.

Jakarta(ID): Bappenas.

_____________________________________. 2015b. Anggaran Perencanaan

Pembangunan Nasional Infrastruktur Tahun 2011-2015. Jakarta(ID):

Bappenas.

_____________________________________. 2015c. Perkiraan Kebutuhan

Pendanaan Infrastruktur Periode 2015-2019. Jakarta(ID): Bappenas.

Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2015. Perkembangan Realisasi Investasi

PMDN dan PMA menurut Sektor Tahun 2010-2014. Jakarta(ID): BKPM.

Barus Y. 2011. Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Perekonomian

Wilayah Provinsi Kalimantan Timur: Suatu Analisis Input-Output Antar

Wilayah. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 88: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

70

Demurger S. 2000. Infrastucture Development and Economic Growth: An

Explanation for Regional Disparities in China?. Journal of Comparative

Economics. 29: 95-117.

Eberts R W. 1990. Public Infrastructure and Regional Economic Development.Di

dalam [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. [Diunduh

12 Maret 2016]. Tersedia pada http://clevelandfed.org/research/review

Familoni K.A. 2004. The Role of Economic and Social Infrastructure in Economic

Development: A Global View. Di dalam [Internet]. [Waktu dan tempat

pertemuan tidak diketahui]. [Diunduh 12 Maret 2016]. Tersedia pada

www.academia.edu/1566979

Hapsari T. 2011. Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia. Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.

Hasni. 2006. Analisis Peningkatan Investasi Pemerintah di Sektor Konstruksi

Terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output Sisi Permintaan.

Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Mankiw G N. 2006. Makroekonomi Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

Marsuki. 2005. Analisis Perekonomian Nasional dan Internasional. Mitra Wacana

Media. Jakarta.

Maryaningsih Novi, Oki Hermansyah, Myrnawati Savitri . Pengaruh Infrastruktur

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan

Perbankan. 17(1): 61-97

Nazara S. 2005. Analisis Input Output. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. Jakarta.

Pasandaran E. 2007. Pengelolaan Infrastruktur Irigasi Dalam Kerangka Ketahanan

Pangan Nasional. Analisis Kebijakan Pertanian. 5(2): 126-149.

Permana C D dan Alla Asmara. Analisis Peranan dan Dampak Investasi

Infrastruktur Terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output.

Jurnal Manajemen dan Agribisnis.7(1): 48-58.

Prasatyo R B dan Muhammad Firdaus. Pengaruh Infrastruktur Pada Pertumbuhan

Ekonomi Wilayah di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan

Pembangunan. 2 (2): 222-236.

Sagita R. 2013. Analisis Kausalitas Infrastruktur Dengan Investasi Asing Untuk

Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jurusan Ekonomi

Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Sjafii A. Pengaruh Investasi Fisik dan Investasi Pembangunan Manusia Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 1990-2004. Journal of Indonesian

Applied Economics : 3(1): 59-76.

Sudaryanto T dan I Wayan Rusastra. 2006. Kebijakan Strategis Usaha Pertanian

Dalam Rangka Peningkatan Produksi dan Pengentasan Kemiskinan. Jurnal

Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 25(4): 155-172.

Page 89: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

71

Sukma A F. Efek Pengganda Infrastruktur Pekerjaan Umum dalam Perekonomian

Provinsi Bali. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 26 (2): 100-110

Wahab A. 2009. Dampak Peningkatan Kualitas Jalan Lingkar Barat Enrekang

terhadap pengembangan kawasan pertanian. Magister Teknik Pembangunan

Wilayah dan Kota. Universitas Diponogoro. Semarang.

World Economic Forum. 2012. The Global Competitiveness Report 2011-2012.

Di dalam [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui].

[Diunduh 12 Maret 2016]. Tersedia pada

https://www.weforum.org/reports/global-competitiveness-report-2011-2012/

____________________. 2013. The Global Competitiveness Report 2012-2013.

Di dalam [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui].

[Diunduh 12 Maret 2016]. Tersedia pada

https://www.weforum.org/reports/global-competitiveness-report-2012-2013/

____________________. 2014. The Global Competitiveness Report 2013-2014.

Di dalam [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui].

[Diunduh 12 Maret 2016]. Tersedia pada

https://www.weforum.org/reports/global-competitiveness-report-2013-2014/

____________________. 2015. The Global Competitiveness Report 2014-2015.

Di dalam [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui].

[Diunduh 12 Maret 2016]. Tersedia pada

https://www.weforum.org/reports/global-competitiveness-report-2014-2015/

Page 90: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa
Page 91: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

LAMPIRAN

Page 92: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

74

Lampiran 1. Keterangan Kode Sektor Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010

Kode Klasifikasi Input-Output

(14x14) Sektor (16x16) Sektor

Kode Cakupan Kode Cakupan

1 Tanaman Pangan 1 Tanaman Pangan

2 Hortikultura 2 Hortikultura

3 Perkebunan 3 Perkebunan

4 Peternakan 4 Peternakan

5 Kehutanan 5 Kehutanan

6 Perikanan 6 Perikanan

7

Bangunan

7 Bangunan tempat tinggal &

bukan tempat tinggal

8 Prasarana pertanian

9 Bangunan lainnya

8 Pertambangan & Penggalian 10 Pertambangan & Penggalian

9 Industri Makanan, minuman,

dan tembakau

11 Industri Makanan, minuman, dan

tembakau

10 Industri Tekstil, pakaian, dan

kulit

12 Industri Tekstil, pakaian, dan

kulit

11 Industri Kayu dan barang

lainnya dari kayu

13 Industri Kayu dan barang

lainnya dari kayu

12 Industri Kimia, Logam,

Pengangkutan, dan lainnya

14 Industri Kimia, Logam,

Pengangkutan, dan lainnya

13 Pengadaan listrik, gas, air 15 Pengadaan listrik, gas, air

14 Perdagangan, Jasa & lainnya 16 Perdagangan, Jasa & lainnya

1900 Total konsumsi antara

1950 Pajak dikurangi subsidi lainnya atas produk

2010 Kompensasi tenaga kerja

2020 Surplus usaha bruto

2030 Pajak dikurangi subsidi lainnya atas produksi

2090 Nilai tambah bruto atas harga dasar

2100 Total input atas harga dasar

1800 Total Permintaan Antara

3011 Konsumsi RT

3012 Konsumsi Lainnya

3030 Pembentukan Modal Tetap Bruto

3040 Perubahan Stok

3050 Ekspor

3090 Total Permintaan akhir

4090 Impor

7000 Total Output atas harga dasar

Page 93: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

75

Lampiran 2. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 , Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 14 Sektor (Juta Rupiah)

Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 20.472.300 0 0 169.551 0 213.574 0 0 245.314.342

2 0 3.770.229 0 822 0 0 438.188 0 15.820.692

3 0 0 8.566.664 284.674 0 0 482 0 155.528.691

4 163.894 475.335 170.732 821.483 1.115 1.158 0 0 40.388.307

5 115 3.756 23.781 448 1.347 21.519 19.337.026 58.242 593.628

6 0 0 0 21.679 0 2.914.765 0 0 37.886.796

7 5.137.871 815.113 6.192.195 176.436 1.273.576 369.222 399.681 3.557.336 767.136

8 0 2.389 0 0 0 0 22.367.947 99.669.047 1.027.227

9 746 740 618.553 41.162.645 24.744 7.330.926 337.556 1.146.926 229.607.566

10 228.866 303.195 407.996 3.424 85.645 70.941 1.352.758 554.301 322.861

11 68.438 189.255 157.259 8.218 17.296 14.414 70.118.372 2.036.436 5.815.719

12 13.454.706 8.482.332 15.040.903 750.184 2.425.948 6.528.355 306.935.366 45.503.823 14.830.073

13 27.640 46.109 73.661 81.820 93.793 170.419 1.790.178 1.774.340 4.149.297

14 11.208.100 3.760.539 34.978.648 9.454.333 5.423.650 8.883.016 142.525.242 93.765.625 130.539.197

1900 50.762.676 17.848.992 66.230.392 52.935.717 9.347.114 26.518.309 565.602.796 248.066.076 882.591.532

1950 -9.581.276 -4.751.901 -4.194.201 188.910 92.439 -805.579 7.167.526 3.203.941 8.469.058

2010 50.374.334 20.129.282 87.254.156 41.782.545 13.125.551 28.850.955 114.777.013 113.729.830 124.114.921

2020 204.634.979 96.333.035 177.944.894 72.017.118 43.463.917 115.517.415 172.274.407 570.233.388 301.277.103

2030 1.834.627 799.486 2.980.735 785.051 642.716 976.744 2.387.890 6.083.600 3.004.544

2090 256.843.940 117.261.803 268.179.785 114.584.714 57.232.184 145.345.114 289.439.310 690.046.818 428.396.568

2100 298.025.340 130.358.894 330.215.976 167.709.341 66.671.737 171.057.844 862.209.632 941.316.835 1.319.457.158

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

75

Page 94: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

76

Lanjutan. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 , Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 14 Sektor (Juta Rupiah)

Sektor 10 11 12 13 14 1800 3011 3012

1 0 168.049 1.242.452 0 7.209.360 274.789.628 37.167.012 286.307

2 0 42.717 775.723 1 31.573.381 52.421.753 68.357.321 2.897.810

3 9.364.559 1.209.026 69.830.812 0 2.263.365 247.048.273 6.009.510 0

4 1.286.338 69 82.074 0 12.356.911 55.747.416 85.585.237 5.792

5 598.157 31.324.098 1.962.261 0 8.915.910 62.840.288 1.717.644 4.193

6 0 7 162.743 0 21.754.377 62.740.367 95.739.717 0

7 122.762 412.771 2.718.400 434.798 56.870.122 79.247.419 0 0

8 57.392 12.592.451 414.990.092 37.736.318 48.580.408 637.023.271 0 0

9 3.833.633 962.761 7.539.414 239.267 143.265.877 436.071.354 776.798.019 20.785.897

10 80.505.319 701.639 5.099.358 157.676 11.678.625 101.472.604 110.765.304 1.262.391

11 1.866.295 93.162.319 25.399.512 50.833 183.005.127 381.909.493 13.391.356 186.891

12 32.239.937 48.012.564 664.124.640 42.791.913 739.899.840 1.941.020.584 537.428.289 3.102.595

13 4.697.684 5.908.639 34.827.568 144.877.257 39.451.064 237.969.469 97.061.407 3.743.365

14 31.878.309 64.277.584 240.081.928 14.545.506 1.032.618.590 1.823.940.267 1.875.040.630 658.669.675

1900 166.450.385 258.774.694 1.468.836.977 240.833.569 2.339.442.957 6.394.242.186

1950 1.567.219 2.306.143 29.169.141 312.518 -1.945.359

2010 37.646.850 52.568.850 258.547.101 20.744.780 1.206.430.038

2020 77.356.050 114.292.600 574.056.887 70.776.538 1.865.920.762

2030 927.957 1.418.605 7.440.409 638.312 27.583.742

2090 115.930.857 168.280.055 840.044.397 92.159.630 3.099.934.542

2100 283.948.461 429.360.892 2.338.050.515 333.305.717 5.437.432.140 13.109.120.482

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

76

Page 95: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

77

Lanjutan. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 , Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 14 Sektor (Juta Rupiah)

Sektor 3030 3040 3050 3090 4090 7000

1 0 10.606.982 456.365 48.516.666 25.280.954 298.025.340

2 19.799.982 -759.027 623.792 90.919.878 12.982.737 130.358.894

3 66.479.497 3.422.432 20.475.396 96.386.835 13.219.132 330.215.976

4 20.090.811 9.154.768 1.748.554 116.585.162 4.623.237 167.709.341

5 0 1.621.706 787.113 4.130.656 299.207 66.671.737

6 980.383 3.876.632 7.808.552 108.405.284 87.807 171.057.844

7 763.820.590 19.775.201 4.226.601 787.822.392 4.860.179 862.209.632

8 8.245.121 4.237.687 379.203.729 391.686.537 87.392.973 941.316.835

9 0 5.784.918 163.585.418 966.954.252 83.568.448 1.319.457.158

10 1.443.650 9.789.108 117.243.579 240.504.032 58.028.175 283.948.461

11 880 1.914.859 62.865.668 78.359.654 30.908.255 429.360.892

12 278.866.055 43.538.603 567.546.024 1.430.481.566 1.033.451.635 2.338.050.515

13 0 55.300 592.461 101.452.533 6.116.285 333.305.717

14 912.089.069 12.735.096 331.858.153 3.790.392.623 176.900.750 5.437.432.140

1900 8.252.598.070 13.109.120.482

1950

2010

2020

2030

2090

2100

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

77

Page 96: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

78

Lampiran 3. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 , Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 16 Sektor (Juta Rupiah)

Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 20.472.300 0 0 169.551 0 213.574 0 0 0

2 0 3.770.229 0 822 0 0 294.863 106.729 36.596

3 0 0 8.566.664 284.674 0 0 324 118 40

4 163.894 475.335 170.732 821.483 1.115 1.158 0 0 0

5 115 3.756 23.781 448 1.347 21.519 11.554.244 4.759.061 3.023.721

6 0 0 0 21.679 0 2.914.765 0 0 0

7 2.505 1.700 25.752 1.421 252.124 393 107.877 39.529 13.179

8 5.135.366 813.413 6.166.443 175.015 1.021.452 368.829 0 239.096 0

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 0 2.389 0 0 0 0 12.043.517 6.021.341 4.303.089

11 746 740 618.553 41.162.645 24.744 7.330.926 229.757 84.190 23.609

12 228.866 303.195 407.996 3.424 85.645 70.941 914.859 334.624 103.275

13 68.438 189.255 157.259 8.218 17.296 14.414 51.978.854 13.463.018 4.676.500

14 13.454.706 8.482.332 15.040.903 750.184 2.425.948 6.528.355 198.063.617 83.422.730 25.449.019

15 27.640 46.109 73.661 81.820 93.793 170.419 1.208.397 442.786 138.995

16 11.208.100 3.760.539 34.978.648 9.454.333 5.423.650 8.883.016 98.059.381 32.439.469 12.026.392

1900 50.762.676 17.848.992 66.230.392 52.935.717 9.347.114 26.518.309 374.455.690 141.352.691 49.794.415

1950 -9.581.276 -4.751.901 -4.194.201 188.910 92.439 -805.579 4.963.714 1.679.064 524.748

2010 50.374.334 20.129.282 87.254.156 41.782.545 13.125.551 28.850.955 77.182.628 29.687.757 7.906.628

2020 204.634.979 96.333.035 177.944.894 72.017.118 43.463.917 115.517.415 121.870.299 38.264.070 12.140.038

2030 1.834.627 799.486 2.980.735 785.051 642.716 976.744 1.649.246 570.376 168.268

2090 256.843.940 117.261.803 268.179.785 114.584.714 57.232.184 145.345.114 200.702.173 68.522.203 20.214.934

2100 298.025.340 130.358.894 330.215.976 167.709.341 66.671.737 171.057.844 580.121.577 211.553.958 70.534.097

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

78

Page 97: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

79

Lanjutan. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 , Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 16 Sektor (Juta Rupiah)

Sektor 10 11 12 13 14 15 16 1800

1 0 245.314.342 0 168.049 1.242.452 0 7.209.360 274.789.629

2 0 15.820.692 0 42.717 775.723 1 31.573.381 52.421.755

3 0 155.528.691 9.364.559 1.209.026 69.830.812 0 2.263.365 247.048.276

4 0 40.388.307 1.286.338 69 82.074 0 12.356.911 55.747.420

5 58.242 593.628 598.157 31.324.098 1.962.261 0 8.915.910 62.840.293

6 0 37.886.796 0 7 162.743 0 21.754.377 62.740.373

7 752.562 298.967 31.027 54.764 552.847 31.992 46.614.033 48.780.679

8 2.051.231 468.169 33.838 8 322.263 402.753 8.795.115 25.992.999

9 753.543 0 57.897 357.999 1.843.290 53 1.460.974 4.473.765

10 99.669.047 1.027.227 57.392 12.592.451 414.990.092 37.736.318 48.580.408 637.023.281

11 1.146.926 229.607.566 3.833.633 962.761 7.539.414 239.267 143.265.877 436.071.365

12 554.301 322.861 80.505.319 701.639 5.099.358 157.676 11.678.625 101.472.616

13 2.036.436 5.815.719 1.866.295 93.162.319 25.399.512 50.833 183.005.127 381.909.506

14 45.503.823 14.830.073 32.239.937 48.012.564 664.124.640 42.791.913 739.899.840 1.941.020.598

15 1.774.340 4.149.297 4.697.684 5.908.639 34.827.568 144.877.257 39.451.064 237.969.484

16 93.765.625 130.539.197 31.878.309 64.277.584 240.081.928 14.545.506 1.032.618.590 1.823.940.283

1900 248.066.076 882.591.532 166.450.385 258.774.694 1.468.836.977 240.833.569 2.339.442.957 6.394.242.322

1950 3.203.941 8.469.058 1.567.219 2.306.143 29.169.141 312.518 -1.945.359

2010 113.729.830 124.114.921 37.646.850 52.568.850 258.547.101 20.744.780 1.206.430.038

2020 570.233.388 301.277.103 77.356.050 114.292.600 574.056.887 70.776.538 1.865.920.762

2030 6.083.600 3.004.544 927.957 1.418.605 7.440.409 638.312 27.583.742

2090 690.046.818 428.396.568 115.930.857 168.280.055 840.044.397 92.159.630 3.099.934.542

2100 941.316.835 1.319.457.158 283.948.461 429.360.892 2.338.050.515 333.305.717 5.437.432.140 13.109.122.582

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

79

Page 98: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

80

Lanjutan. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 , Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 16 Sektor (Juta Rupiah)

Sektor 3011 3012 3030 3040 3050 3090 4090 7000

1 37.167.012 286.307 0 10.606.982 456.365 48.516.666 -25.280.954 298.025.341

2 68.357.321 2.897.810 19.799.982 -759.027 623.792 90.919.878 -12.982.737 130.358.896

3 6.009.510 0 66.479.497 3.422.432 20.475.396 96.386.835 -13.219.132 330.215.979

4 85.585.237 5.792 20.090.811 9.154.768 1.748.554 116.585.162 -4.623.237 167.709.345

5 1.717.644 4.193 0 1.621.706 787.113 4.130.656 -299.207 66.671.742

6 95.739.717 0 980.383 3.876.632 7.808.552 108.405.284 -87.807 171.057.850

7 0 0 511.988.089 19.775.201 2.817.734 534.581.024 -3.240.119 580.121.584

8 0 0 185.772.160 0 1.408.867 187.181.027 -1.620.060 211.553.966

9 0 0 66.060.341 0 0 66.060.341 0 70.534.106

10 0 0 8.245.121 4.237.687 379.203.729 391.686.537 -87.392.973 941.316.845

11 776.798.019 20.785.897 0 5.784.918 163.585.418 966.954.252 -83.568.448 1.319.457.169

12 110.765.304 1.262.391 1.443.650 9.789.108 117.243.579 240.504.032 -58.028.175 283.948.473

13 13.391.356 186.891 880 1.914.859 62.865.668 78.359.654 -30.908.255 429.360.905

14 537.428.289 3.102.595 278.866.055 43.538.603 567.546.024 1.430.481.566 -1.033.451.635 2.338.050.529

15 97.061.407

3.743.365 0 55.300 592.461 101.452.533 -6.116.285 333.305.732

16 1.875.040.630 658.669.675 912.089.069 12.735.096 331.858.153 3.790.392.623 -176.900.750 5.437.432.156

1900 8.252.598.070 13.109.120.618

1950

2010

2020

2030

2090

2100

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

80

Page 99: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

81

Lampiran 4. Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Subsektor

Bangunan Indonesia Tahun 2010 (Juta Rupiah)

Sektor Permintaan Antara Permintaan Akhir Total Permintaan

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Bangunan tempat

tinggal & bukan

tempat tinggal 48.780.672 61,55 534.581.024 67,86 580.121.577 67,28

Prasarana pertanian 25.992.991 32,80 187.181.027 23,76 211.553.958 24,54

Bangunan lainnya 4.473.756 5,65 66.060.341 8,39 70.534.097 8,18

Total 79.247.419 100,00 787.822.392 100,00 862.209.632 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

Lampiran 5. Struktur Nilai Tambah Bruto Subsektor Bangunan Indonesia Tahun

2010 (Juta Rupiah)

Sektor

Kompensasi

Tenaga

Kerja (KTK)

Surplus

Usaha (SU)

Rasio

KTK

& SU

Pajak

Dikurangi

Subsidi

Atas

Produksi

Nilai Tambah Bruto

(NTB)

Jumlah Persen

Bangunan

tempat tinggal

& bukan tempat

tinggal

77.182.628 121.870.299 0,63 1.649.246 200.702.173 69,34

Prasarana

pertanian 29.687.757 38.264.070 0,78 570.376 68.522.203 23,67

Bangunan

lainnya 7.906.628 12.140.038 0,65 168.268 20.214.934 6,98

Total 114.777.013 172.274.407 0,67 2.387.890 289.439.310 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

Page 100: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

82

Lampiran 6. Backward Open Total Requirements Klasifikasi 14 Sektor Sector Column

Total

Column

Mean

Standard Deviation Coefficient Variation Backward Linkage Backward Spread

1 0,17 0,01 0,02 1,82 0,42 0,91

2 0,14 0,01 0,02 1,93 0,34 0,97

3 0,20 0,01 0,03 2,07 0,49 1,04

4 0,32 0,02 0,07 2,92 0,78 1,47

5 0,14 0,01 0,02 2,30 0,35 1,15

6 0,16 0,01 0,02 1,69 0,38 0,85

7 0,66 0,05 0,10 2,14 1,62 1,08

8 0,26 0,02 0,04 2,01 0,65 1,01

9 0,67 0,05 0,07 1,41 1,65 0,71

10 0,59 0,04 0,08 1,91 1,45 0,96

11 0,60 0,04 0,07 1,61 1,49 0,81

12 0,63 0,04 0,09 1,91 1,55 0,96

13 0,72 0,05 0,12 2,30 1,78 1,15

14 0,43 0,03 0,06 1,88 1,06 0,94

Total 5,68 0,41 0,80 27,90 14,00 14,00

Average 0,41 0,03 0,06 1,99 1,00 1,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

82

Page 101: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

83

Lampiran 7. Forward Open Total Requirements Klasifikasi 14 Sektor Sector Row

Total

Row

Mean

Standard Deviation Coefficient Variation Forward Linkage Forward

Spread

1 0,92 0,07 0,22 3,32 1,63 1,37

2 0,40 0,03 0,07 2,42 0,71 1,00

3 0,75 0,05 0,13 2,48 1,32 1,02

4 0,33 0,02 0,07 2,76 0,59 1,14

5 0,94 0,07 0,14 2,10 1,66 0,87

6 0,37 0,03 0,07 2,50 0,65 1,03

7 0,09 0,01 0,02 2,63 0,16 1,08

8 0,68 0,05 0,12 2,42 1,19 1,00

9 0,33 0,02 0,05 2,21 0,58 0,91

10 0,36 0,03 0,08 2,94 0,63 1,21

11 0,89 0,06 0,12 1,97 1,57 0,81

12 0,83 0,06 0,11 1,81 1,46 0,75

13 0,71 0,05 0,12 2,30 1,26 0,95

14 0,34 0,02 0,05 2,06 0,59 0,85

Total 7,94 0,57 1,35 33,91 14,00 14,00

Average 0,57 0,04 0,10 2,42 1,00 1,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

83

Page 102: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

84

Lampiran 8. Multiplier Output Klasifikasi 14 Sektor Sector Initial First Round Indust Sup Consumption Total Elasticity Tipe I Tipe II

1 1,00 0,17 0,13 0,62 1,92 -0,09 1,30 1,92

2 1,00 0,14 0,13 0,55 1,82 0,13 1,26 1,82

3 1,00 0,20 0,19 0,95 2,34 0,55 1,39 2,34

4 1,00 0,32 0,33 0,98 2.63 0,41 1,65 2,63

5 1,00 0,14 0,14 0,70 1,98 0,06 1,28 1,98

6 1,00 0,16 0,15 0,62 1,92 0,14 1,30 1,92

7 1,00 0,66 0,69 0,94 3,29 2,99 2,35 3,29

8 1,00 0,26 0,21 0,56 2,03 0,65 1,47 2,03

9 1,00 0,67 0,44 0,81 2,92 0,24 2,11 2,92

10 1,00 0,59 0,65 0,91 3,15 0,80 2,24 3,15

11 1,00 0,60 0,59 0,87 3,06 0,24 2,19 3,06

12 1,00 0,63 0,57 0,81 3,01 -0,18 2,20 3,01

13 1,00 0,72 1,00 0,69 3,41 -0,02 2,72 3,41

14 1,00 0,43 0,44 1,02 2,89 0,92 1,87 2,89

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

84

Page 103: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

85

Lampiran 9. Multiplier Pendapatan Klasifikasi 14 Sektor Sector Initial First Round Indust Sup Consumption Total Elasticity Tipe I Tipe II

1 0,17 0,03 0,02 0,10 0,32 -0.09 1,28 1,87

2 0,15 0,02 0,02 0,09 0,28 0,13 1,25 1,83

3 0,26 0,04 0,03 0,15 0,48 0,43 1,25 1,83

4 0,25 0,04 0,06 0,16 0,50 0,32 1,38 2,01

5 0,20 0,02 0,02 0,11 0,36 0,06 1,24 1,81

6 0,17 0,02 0,02 0,10 0,31 0,14 1,28 1,87

7 0,13 0,09 0,10 0,15 0,48 3,28 2,47 3,61

8 0,12 0,04 0,03 0,09 0,28 0,76 1,60 2,34

9 0,09 0,12 0,07 0,13 0,41 0,36 3,00 4,40

10 0,13 0,09 0,10 0,15 0,46 0,89 2,39 3,50

11 0,12 0,09 0,09 0,14 0,44 0,29 2,47 3,61

12 0,11 0,09 0,08 0,13 0,41 -0,22 2,53 3,71

13 0,06 0,06 0,11 0,11 0,35 -0,03 3,88 5,68

14 0,22 0,07 0,06 0,17 0,52 0,75 1,61 2,35

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

85

Page 104: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

86

Lampiran 10. Multiplier Tenaga Kerja Klasifikasi 14 Sektor Sector Initial First Round Indust Sup Consumption Total Elasticity Tipe I Tipe II

1 0,05 0,00 0,00 0,01 0,06 -0,06 1,10 1,21

2 0,02 0,00 0,00 0,00 0,03 0,09 1,08 1,29

3 0,04 0,00 0,00 0,01 0,05 0,31 1,09 1,31

4 0,02 0,00 0,01 0,01 0,04 0,27 1,35 1,73

5 0,01 0,00 0,00 0,01 0,02 0,06 1,18 1,79

6 0,01 0,00 0,00 0,01 0,02 0,13 1,25 1,78

7 0,01 0,00 0,00 0,01 0,02 2,34 1,69 2,58

8 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 2,03 2,74 6,28

9 0,00 0,02 0,01 0,01 0,03 0,71 6,98 8,81

10 0,01 0,01 0,00 0,01 0,03 0,78 2,15 3,09

11 0,00 0,00 0,00 0,01 0,02 0,38 2,77 4,80

12 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 -0,56 4,78 9,24

13 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 -0,07 6,14 13,31

14 0,01 0,00 0,00 0,01 0,02 0,82 1,60 2,56

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

86

Page 105: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

87

Lampiran 11. Backward Open Total Requirements Klasifikasi 16 Sektor Sector Column

Total

Column

Mean

Standard Deviation Coefficient Variation Backward Linkage Backward Spread

1 0,17 0,01 0,02 1,98 0,39 0,91

2 0,14 0,01 0,02 2,09 0,31 0,96

3 0,20 0,01 0,03 2,24 0,46 1,03

4 0,32 0,02 0,06 3,13 0,72 1,44

5 0,14 0,01 0,02 2,46 0,32 1,13

6 0,16 0,01 0,02 1,84 0,35 0,85

7 0,65 0,04 0,09 2,29 1,47 1,05

8 0,67 0,04 0,10 2,45 1,52 1,13

9 0,71 0,04 0,10 2,17 1,60 1,00

10 0,26 0,02 0,04 2,17 0,60 1,00

11 0,67 0,04 0,06 1,55 1,52 0,71

12 0,59 0,04 0,08 2,07 1,33 0,95

13 0,60 0,04 0,07 1,76 1,37 0,81

14 0,63 0,04 0,08 2,07 1,43 0,95

15 0,72 0.05 0.11 2,48 1,64 1,14

16 0,43 0.03 0.05 2,04 0,98 0,94

Total 7,04 0,44 0,95 34,78 16,00 16,00

Average 0,44 0,03 0,06 2,17 1,00 1,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

87

Page 106: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

88

Lampiran 12. Forward Open Total Requirements Klasifikasi 16 Sektor Sector Row

Total

Row

Mean

Standard Deviation Coefficient Variation Forward Linkage Forward

Spread

1 0,92 0,06 0,20 3,56 1,82 1,39

2 0,40 0,03 0,07 2,60 0,79 1,02

3 0,75 0,05 0,12 2,67 1,47 1,04

4 0,33 0,02 0,06 2,96 0,66 1,16

5 0,94 0,06 0,12 2,06 1,86 0,81

6 0,37 0,02 0,06 2,69 0,72 1,05

7 0,08 0,01 0,02 3,81 0,17 1,49

8 0,12 0,01 0,01 1,64 0,24 0,64

9 0,06 0,00 0,01 2,06 0,13 0,81

10 0,68 0,04 0,11 2,60 1,33 1,02

11 0,33 0,02 0,05 2,38 0,65 0,93

12 0,36 0,02 0,07 3,15 0,70 1,24

13 0,89 0,06 0,12 2,07 1,75 0,81

14 0,83 0,05 0,10 1,91 1,64 0,75

15 0,71 0,04 0,11 2,47 1,41 0,97

16 0,34 0,02 0,05 2,22 0,66 0,87

Total 8,12 0,51 1,28 40,86 16,00 16,00

Average 0,51 0,03 0,08 2,55 1,00 1,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

88

Page 107: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

89

Lampiran 13. Multiplier Output Klasifikasi 16 Sektor Sector Initial First Round Indust Sup Consumption Total Elasticity Tipe I Tipe II

1 1,00 0,17 0,13 0,62 1,92 -0,09 1,30 1,92

2 1,00 0,14 0,13 0,55 1,82 0,13 1,26 1,82

3 1,00 0,20 0,19 0,95 2,34 0,55 1,39 2,34

4 1,00 0,32 0,33 0,98 2.63 0,41 1,65 2,63

5 1,00 0,14 0,14 0,70 1,98 0,06 1,29 1,98

6 1,00 0,16 0,15 0,62 1,92 0,14 1,30 1,92

7 1,00 0,65 0,68 0,94 3,27 2,99 2,33 3,27

8 1,00 0,67 0,71 0,97 3,35 2,94 2,38 3,35

9 1,00 0,71 0,71 0,91 3,32 3,11 2,41 3,32

10 1,00 0,26 0,21 0,56 2,03 0,65 1,47 2,03

11 1,00 0,67 0,44 0,81 2,92 0,24 2,11 2,92

12 1,00 0,59 0,65 0,91 3,15 0,80 2,24 3,15

13 1,00 0,60 0,59 0,87 3,06 0,24 2,19 3,06

14 1,00 0,63 0,57 0,81 3,01 -0,18 2,20 3,01

15 1,00 0,72 1,00 0,69 3,41 -0,02 2,72 3,41

16 1,00 0,43 0,44 1,02 2,89 0,92 1,87 2,89

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

89

Page 108: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

90

Lampiran 14. Multiplier Pendapatan Klasifikasi 16 Sektor Sector Initial First Round Indust Sup Consumption Total Elasticity Tipe I Tipe II

1 0,17 0,03 0,02 0,10 0,32 -0.09 1,28 1,87

2 0,15 0,02 0,02 0,09 0,28 0,13 1,25 1,83

3 0,26 0,04 0,03 0,15 0,48 0,43 1,25 1,83

4 0,25 0,04 0,06 0,16 0,50 0,32 1,38 2,01

5 0,20 0,02 0,02 0,11 0,36 0,06 1,24 1,81

6 0,17 0,02 0,02 0,10 0,31 0,14 1,28 1,87

7 0,13 0,09 0,10 0,15 0,48 3,29 2,40 3,59

8 0,14 0,09 0,10 0,16 0,49 3,09 2,40 3,52

9 0,11 0,10 0,10 0,15 0,46 3,88 2,83 4,15

10 0,12 0,04 0,03 0,09 0,28 0,76 1,60 2,34

11 0,09 0,12 0,07 0,13 0,41 0,36 3,00 4,40

12 0,13 0,09 0,10 0,15 0,46 0,89 2,39 3,50

13 0,12 0,09 0,09 0,14 0,44 0,29 2,47 3,61

14 0,11 0,09 0,08 0,13 0,41 -0,22 2,53 3,71

15 0,06 0,06 0,11 0,11 0,35 -0,03 3,88 5,68

16 0,22 0,07 0,06 0,17 0,52 0,75 1,61 2,35

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 16 Sektor (diolah)

90

Page 109: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

91

Lampiran 15. Output Final Demand Impacts (Juta Rupiah) Sector Final Demand Indust Sup Consumption Total Percent Flow-On Percent

1 0,00 399.388 3.536.898 3.936.286 1,15 3.936.286 1,65

2 0,00 305.966 1.366.704 1.672.670 0,49 1.672.670 0,70

3 0,00 2.191.044 2.581.857 4.772.901 1,39 4.772.901 2,00

4 0,00 134.729 1.718.670 1.853.399 0,54 1.853.399 0,78

5 0,00 3.435.531 298.159 3.733.691 1,09 3.733.691 1,57

6 0,00 191.903 1.900.014 2.091.917 0,61 2.091.917 0,88

7 104.100.000 684.664 586.974 105.371.638 30,76 1.271.638 0,53

8 0,00 16.698.467 4.957.835 21.656.303 6,32 21.656.303 9,08

9 0,00 1.541.012 14.661.351 16.202.364 4,73 16.202.364 6,79

10 0,01 584.084 2.295.462 2.879.547 0,84 2.879.547 1,21

11 0,00 13.323.966 2.332.007 15.655.973 4,57 15.655.973 6,56

12 0,00 62.976.481 20.240.126 83.216.608 24,29 83.216.608 34,89

13 0,00 2.909.053 3.572.476 6.481.529 1,89 6.481.529 2,72

14 0,01 34.988.478 38.098.681 73.087.159 21,33 73.087.159 30,64

Total 104.100.000 140.364.773 98.147.220 342.611.993 100,00 342.611.993 100,00

Multiplier 3,29 2,29

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

91

Page 110: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

92

Lampiran 16. Income Final Demand Impacts (Juta Rupiah) Sector Final Demand Indust Sup Consumption Total Percent Flow-On Percent

1 0,00 67.507 597.831 665.338 1,33 665.338 1,84

2 0,00 47.245 211.038 258.284 0,52 258.284 0,71

3 0,00 578.947 682.213 1.261.160 2,52 1.261.160 3,49

4 0,00 33.566 428.183 461.749 0,92 461.749 1,28

5 0,00 676.347 58.698 735.045 1,47 735.045 2,03

6 0,00 32.366 320.460 352.827 0,71 352.827 0,98

7 13.857.751 91.142 78.137 14.027.031 28,04 169.280 0,47

8 0,00 2.017.507 599.005 2.616.512 5,23 2.616.512 7,23

9 0,00 144.955 1.379.122 1.524.077 3,05 1.524.077 4,21

10 0,01 77.439 304.340 381.780 0,76 381.780 1,06

11 0,00 1.631.321 285.519 1.916.840 3,83 1.916.840 5,30

12 0,00 6.964.086 2.238.200 9.202.287 18,40 9.202.287 25,45

13 0,00 181.058 222.349 403.407 0,81 403.407 1,12

14 0,01 7.763.067 7.453.143 16.216.210 32,42 16.216.210 44,84

Total 13.857.751 20.306.559 15.858.243 50.022.555 100,00 36.164.803 100,00

Multiplier 3,61 2,61

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

92

Page 111: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

93

Lampiran 17. Employment Final Demand Impacts (Orang) Sector Final Demand Indust Sup Consumption Total Percent Flow-On Percent

1 0,00 20.660 182.962 203.622 7,97 203.622 13,03

2 0,00 7.436 33.215 40.651 1,59 40.651 2,60

3 0,00 85.107 100.287 185.394 7,26 185.394 11,86

4 0,00 3.098 39.524 42.622 1,67 42.622 2,73

5 0,00 35.297 3.063 38.360 1,50 38.360 2,45

6 0,00 2.103 19.935 21.949 0,86 21.949 1,40

7 991.013 6.517 5.587 1.003.119 39,27 12.105 0,77

8 0,00 23.424 6.954 30.379 1,19 30.379 1,94

9 0,00 6.110 58.135 64.245 2,52 64.245 4,11

10 0,01 5.079 19.962 25.042 0,98 25.042 1,60

11 0,00 51.017 8.929 59.946 2,35 59.946 3,83

12 0,00 101.637 32.665 134.302 5,26 134.302 8,59

13 0,00 2.519 3.094 5.614 0,22 5.614 0,36

14 0,01 334.597 364.340 698.938 27,36 698.938 44,71

Total 991.013 684.517 878.660 2.554.191 100,00 1.563.177 100,00

Multiplier 2,58 1,58

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

93

Page 112: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

94

Lampiran 18. Penggunaan Sektor-Sektor Perekonomian Terhadap Output

Subsektor Kehutanan Indonesia Tahun 2010 (Juta Rupiah)

No. Sektor Nilai (Juta Rupiah) Persen

1. Tanaman Pangan 115 0,00

2. Hortikultura 3 756 0,01

3. Perkebunan 23 781 0,04

4. Peternakan 448 0,00

5. Kehutanan 1 347 0,00

6. Perikanan 21 519 0,03

7. Bangunan 19 337 026 30,77

8. Pertambangan & Penggalian 58 242 0,09

9. Industri Makanan, Minuman &

Tembakau 593.628 0,94

10. Industri Tekstil, Pakaian, & Kulit 598.157 0,95

11. Industri Kayu dan Barang lain dari kayu 31.324.098 49,85

12. Industri Kimia, Logam, Pengangkutan &

lainnya 1.962.261 3,12

13. Pengadaan listrik, gas, dan air 0 0,00

14. Perdagangan, Jasa & lainnya 8 915 910 14,19

Total 62 840 288 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010 Klasifikasi 14 Sektor (diolah)

Lampiran 19. Sasaran Pokok Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019

No. Pembangunan Baseline 2014 Sasaran 2019

1. Ketersediaan air irigasi yang

bersumber dari waduk

11% 20%

2. Pengembangan dan pengelolaan

jaringan irigasi (permukaan, air

tanah, pompa, rawa, dan tambak)

9,136 juta Ha 10 juta Ha

3. Akses air minum layak 70% 100%

4. Kondisi mantap jalan 94% 100%

5. Pembangunan jalan tol 260,0 km 1.194,9 km

6. Panjangn jalur kereta api 4.682 km 7.471 km

Sumber : Rancangan Awal RPJMN 2015-2019

Page 113: DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP SEKTOR ... infrastruktur terhadap sektor pertanian khususnya terhadap output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian didapatkan bahwa

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 1995 dari pasangan

ayah Haryanto dan ibu Asfrimeyonna. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara.Pendidikan formal penulis dimulai pada tahun 1999 di TK Shinta

Bogor kemudian menamatkan sekolah dasar di SDN Polisi 4 Kota Bogor pada

tahun 2006. Pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan di SMP Negeri 16

Bogor pada tahun 2009 dan pendidikan di SMA Negeri 10 Bogor lulus pada tahun

2012.

Penulis kemudian melanjutkan pendidikannya setelah menyelesaikan

pendidikan 12 tahun ke tingkat yang lebih tinggi di perguruan tinggi negeri yaitu

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan pada tahun 2012 di

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL), Fakultas Ekonomi dan

Manajemen (FEM), IPB. Selama menuntut ilmu di ESL, penulis juga aktif

mengikuti organisasi REESA (Resource and Environmental Economics Student

Association) sebagai staf dalam divisi SRD (Study Research Development) selama

satu tahun dan aktif mengajar di bimbingan belajar Vision (Education and

Personality Consultant) selama tiga tahun.