Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
iii
KATA PENGANTAR
Penelitian ini berjudul Fasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman terhadap Gapoktan
Dalam Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Kelompok Tani Salak, mengangkat
Permasalahan“Fasilitas-fasilitas Pemerintah Kabupaten Sleman Terhadap Gapoktan Dalam
Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Kelompok Tani Salak, Desa Purwobinangun,
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.” Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui Fasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman terhdap Gapoktan dalam
meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Kelompok Tani salak. Lokasi penelitian Desa
Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.
Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif yaitu penelitian untuk
mengetahui fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan kondisi yang ada dilokasi penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti memelih 8 orang Informan yang dianggap mampu dalam memberikan
informasi tentang Upaya Gapoktan Dalam meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan
Kelompok Tani Salak Desa Purwobinangun
Dalam proses menyelesaikan Skripsi ini ada banyak pihak yang memberikan bantuan
dalam bentuk dukungan dan semangat, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk tetap
semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa puji dan
syukur serta terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Drs. Habib Muksin, M.si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
Desa”STPMD” Yogyakarta.
2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP,M.A. Selaku Jurusan Ilmu Pemerintahan.
3. Dosen pembimbing saya Bapak, Ir. Muhammad Barori, M,Si,yang telah membimbing
saya dari awal sampai menyelesaikan skripsi ini.
iv
4. Bagi Kepala Desa Purwobinangun dan semua perangkat Desa Purwobinangun.
5. Bapak Ketua Gapoktan Purwo Agro Mandiri dan semua perangkat Gapoktan.
6. Bagi Seluruh Anggota Kelompok Tani Salak di Desa Purwobinangun, Kecamatan
Pakem.
7. Teman-teman yang selalu menolong dan membantu saya terlebih khususnya: Robert
Robinson Umbu Mete, S.IP,M.Si, Jemi Mahemba, Paskalis Jama Ghana, serta teman-
teman lainnya yang tidak bisa sebut namanya satu-satu. Terima Kasih, Tuhan
Memberkati dan melindungi.
Akhir penulis menyampaikan rasa terima kasih, semoga skripsi bisa bermanfaat yang
baik bagi para pembaca.
Yogyakarta, 12-10- 2018
Paulus Pati Katto
11520043
v
PERSEMBAHAN
1. Bersyukur kepada Tuhan Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas semua berkat-Nya. Lewatpertolangan-Nya selama ini saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Terima kasih yang sangat berlimpah kepada kedua orang tua(bapak Ruben R Leko danmama Irene R Bela)atas kasih sayang yang begitu besar dan selalu mendukung danmendoakan saya, serta membiayai perkuliahan saya selama ini, sehingga dapat beradapada tahap ini.
3. Terima kasih juga kepada Dosen Pembimbing bapak, Ir. Muhammad Barori, M,Si, yangselalu membimbing saya dari awal pembuatan proposal sampai menyelesaikan skripsi ini,semoga Tuhan memberkati dan menolongnya.
4. Terima kasih pada istri tercinta Veronika Piro Rendi, SE, yang selalu mendoakan saya.
5. Bagi sahabat-sahabat seperjuangan
6. Bagi semua kawan-kawan sahabat di Kampus “STPMD”Yogyakarta yang selalu mengisihari-hari ku selama ini. Terima kasih dukungan dan persahabatan yang pernah terjalin,semoga persahabatan ini akan selalu terjalin selamanya.
7. Dan bagi Almamater saya “STPMD”Yogyakarta; terima kasih semua Ilmu danpengetahuan-pengetahuan yang diberikan dan/atau yang diperoleh selama perkuliahan.
Yogyakrta, 12-10-2018
Paulus Pati Katto
11520043
vi
MOTTO
“ BERJUANGLAH DALAM MENGGAPAI MASA DEPANMU SEBAB TIDAK ADA
ORANG LAIN YANG MEMPERJUANGKAN KECUALI KAMU SENDIRI”
(PENULIS)
“HIDUP ADALAH ANUGERAH DAN HIDUP ADALAH KASIH, DIBALIK
KEHIDUPAN PASTI ADA COBAAN, DIBALIK COBAAN PASTI ADA HIKMAHNYA,
OLEH SEBAB ITU BIARLAH COBAAN DATANG SILIH BERGANTI ASAL KITA
JANGAN PERNAH MENYERAH, SEGALA USAHA PASTI AKAN TERCAPAI”
(PENULIS)
“KERJAKANLAH APA YANG MENURUT KITA PENTING UNTUK
DIPERJUANGKAN, JAUHILAH APA YANG MENURUT KITA ITU SALAH, SEBAB
KALAU KITA BERJUANG DEMI KEBENARAN MAKA TUHAN AKAN SELALU
BESERTA KITA.”
(PENULIS)
“TIADA ANUGERAH YANG LEBIH BESAR, SELAIN ANUGERAH TUHAN DAN
KEDUA ORANG TUA KITA, SERTA ORANG-ORANG YANG ADA DISEKITAR KITA
TANPA MENGHARAP IMBALAN.”
(PENULIS)
vii
INTISARI
Gapoktan merupakan salah satu perkumpulan dalam satu desa yang anggotanyaadalah kelompok tani. Kehadiran gapoktan dalam satu desa menjadi wadah bagikelompok tani dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani khususnyapetani salak. Pertanian salak di Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, KabupatenSleman adalah salah satu komoditas unggul dan terkenal di Indonesia, yang perludiupayakan agar dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tani.Permasalahn yang dialami oleh kelompok tani di Desa Purwobinangun adalah terkaitpemasaran, dimana harga salak murah saat hasil panen melimpah dan adanya tengkulakyang membeli salak dengan harga murah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalahBagaimana Fasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman terhadap Gapoktan dalammeningkatkan produktivitas dan pendapatankelompok tani salak Desa Purwobinangun,Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, unit analisisnya yaituGapoktan Purwo Agro Mandiri, Desa Purwobinangun,Kecamatan Pakem, KabupatenSleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan teknik pengumpulan data dalam penelitianini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Delapan(8) Subyek penelitian denganteknik Purposive meliputi Pemerintah Desa, Pengurus Gapoktan, anggota kelompok tanisalak dan petani salak. Teknik analisis data menggunakan analis deskriptif dengan teknikkualitatif yaitu dengan cara pengumpulan data kemudian data tersebut dianalisis dariawal dan lalu diambil kesimpulan untuk mengetahui fasilitasi gapoktan dalammeningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tani salak, di DesaPurwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam fasilitasi Gapoktan untuk meningkat produktivitas dan pendapatankelompok tani salak, banyak terjadi proses pembelajaran yang diperoleh oleh anggotakelompok tani salak maupun anggota kelompok wanita tani. Disini dapat dilihat fasilitasigapoktan melalui kerja sama dengan Dinas pertanian, PPL dan Asosiasi untuk melakukanpenyuluhan dan pendampingan terhadap anggota kelompok tani salak DesaPurwobinangun, Kecamatan Pakem. Guna untuk menambah pengalaman para anggotakelompok tani salak dan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian salak danpendapatan.Tetapi sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yangdilakukan gapoktan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tanisalak sedang berjalan. Dan terdapat beberapa persoaalan yaitu hasil produksi pertaniansalaknya meningkat, tetapi pendapatan tidak meningkat karena permasalahandipemasaran hasil produksi pertanian salak.Kata kunci: Fasilitasi-Gapoktan-Produktivitas dan Pendapatan-Kelompok TaniSalak.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………………........i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....iii
PERSEMBAHAN………………………………………………………………………………...iv
MOTTO…………………………………………………………………………………………...v
INTISARI………………………………………………………………………………………...vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….vii
JUMLAH TABEL………………………………………………………………………………viii
HALAMAN GAMBAR…………………………………………………………………………ix
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………..............1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...8
C.Tujuan Penelitian………………………………………………………………………..8
D.Manfaat Penelitian……………………………………………………………………...8
E. Kerangka Konseptual…………………………………………………………………10
E.1. Fasilitasi Pemerintah Kabuaten Sleman………………………………………….10
ix
E.2. Institusi lokal……………………………………………………………………..12
E.3. Fungsi fasilitasi ………………………………………………………………….14
E.4. Konsep Pertanian………………………………………………………………...11
E.5. Produktivitas……………………………………………………………………..15
E.6. Pendapatan kelompok tani salak…………………………………………………16
E.8. Pembinaan……………………………………………………………………….17
E.9. Fungsi Pembinaan……………………………………………………………….18
E.8. Asosiasi………………………………………………………………………….19
F. Ruang Lingkup………………………………………………………………………..20
1. Fasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman Terhadap Gapoktan………………….20
2. Pembinaan Kelompok Tani Salak…………………………………………….....20
G. Metode Penelitian……………………………………………………………………21
G.1. Lokasi Penelitian……………………………………………………………….21
G.2. Pendekatan Penelitian………………………………………………………….21
G.3. Subyek Penelitian………………………………………………………………22
G.4. Informan berdasarkan umur…………………………………………………….22
G.5. Informan berdarkan tingkat pendidikan………………………………………..23
x
G.6. Informan berdasrkan berdasarkan jabatan……………………………………..22
G.7. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………….23
a. Observasi………………………………………………………………….24
b. Wawancara ……………………………………………………………….25
c. Dokumentasi……………………………………………………………....25
G.8. Teknik Analisis Data…………………………………………………………..25
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PURWOBINANGUN……………………………..26
A. Kondisi Geografis………………………………………………………………..26
B. Kondisi Demografis Desa………………………………………………………..30
C. Kondisi Ekonomi………………………………………………………………...35
D. Profil Gapoktan…………………………………………………….....................37
BAB III ANALISIS FASILITASI GAPOKTAN...... ……………………………………...48
A. Aanalisis Gapoktan……………………………………………………………...48
B. Penyuluhan……………………………………………………………………....49
B.1. Akses Informasi Pasar……………………………………………………...49
B.2. Akses Informasi Teknologi ………………………………………………..59
B.3. Akses Informasi Permodalan……………………………………………….60
xi
C. Pembinaan Kelompok Tani Salak………………………………………………..65
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………..68
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….69
B. Saran……………………………………………………………………………...71
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….72
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………….73
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1. Informan berdasarkan umur...………………………………………………...21
2. Tabel 1.2. Informan berdasarkan tingkat pendidikan..…………………………………..22
3. Tabel 1.3. Informan berdasarkan tingkat jabatan...………………………………………23
4. Tabel 1.1. Luas wilayah menurut penggunaan..…………………………………………28
5. Tabel 1.3. Lahan tanaman buah-buahan..………………………………………………..28
6. Tabel 1.3. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin..…………………………………...29
7. Tabel 1.4. Jumlah penduduk masing-masing padukuhan…………………………….....30
8. Tabel 1.5. Menurut tingkat pendidikan……………………………………………….....31
9. tabel 1.6. Penduduk berdasarkan pekerjaan……………………………………………...32
10. Tabel 1.7. Jumlah menurut agama masing-masing...…………………………………….33
11. Tabel 1.8. Jumlah fasilitas pendidikan, …………………………………………………33
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halan 38. Struktur organisasi Gapoktan………………………………………………………xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia terkenal sebagai Negara yang sangat kaya akan keberagaman hayati dan
kekayaan alamnya. Secara Geografis letak Indonesia sebagai Negara kepulauan berada
diantara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta dua Samudra Hindia dan
Samudra Fasifik. Sebagai Negara yang memiliki iklim dengan dua musim, musim hujan
dan musim panas mengakibatkan Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang saat ini
banyak dijadikan lahan pertanian dan perkebunan.
Petani adalah orang melakukan pekerjaan bercocok tanam pada tanah pertanian.
Defenisi menurut Anwas (1992:43), mengemukakan bahwa petani adalah orang yang
melakukan bercocok tanam dari lahan pertaniannya untuk memperoleh kehidupan yang
layak. Pengertian yang dikemukan tersebut diatas tidak terlepas dari pertanian.Anwas
(1992:34) mengemukakan bahwa pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus
dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.
Bertolak dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa antara petani dan pertanian
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaan hanya
terletak pada obyeknya saja.Pertanian merupakan salah sektor yang sangat dominan dalam
meningkatkan Produktivitas dan kesejateraan petani dan memiliki peranan penting di
Indonesia, sebab masyarakat Indonesia mayoritas penduduknya sebagai petani(Dimas,
2011). Oleh sebab itu sangat di butuhkan perhatian dari berbagai instansi terkait yang
mempunyai wewenang terlebih khusus Pemerintah dalam meningkatkan Produktivitas dan
Pendapatan kelompok tani di Indonesia.
2
Fasilitas yang ideal untuk Gapoktan dalam meningkatkan Produktitivitas dan
Pendapatan kelompok tani di Indonesia pada saat ini adalah mengelola lahan yang masih
kosong dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dengan
menggunakan berbagai cara pengelolahan lahan dengan baik, diantaranya sebagai berikut:
Pengairan yang teratur, Pemilihan bibit unggul, Pemupukan, pemberantasan hama tanaman,
Pengairan yang teratur dalam menyemprotkan hama.
Pemerintah Kabupaten Sleman telah memfasilitasi Gapoktan dalam penyuluhan,
pendampingan, serta pelatihan, pengolahan salak terhadap anggota kelompok tani melalui
kerja sama Gapoktan dengan Dinas Pertanian, PPL, serta Asosiasi, mengenai teknis
budidaya salak, hingga pengolahan pasca panen salak. Dengan adanya penyuluhan,
pendampingan, serta pelatihan pengolahan terhadap anggota kelompok tani, untuk dapat
menyelesaikan kendala-kendala yang ada dalam kelompok tani sehingga dapat
meningkatkan hasil Produktivitas dan Pendapatan anggota kelompok tani salak, agar
supaya bisa memperbaiki ekonomi anggota kelompok tani salak, dan juga dapat
mensejahterakan petani/anggota kelompok tani.
Hal yang paling penting yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman
dalam memfasilisi Gapoktan untuk meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan kelompok
tani salak, dengan cara memberikan bimbingan penyuluhan, pendampingan, pelatihan
pengolahan salak, melalui kerja sama Gapoktan dengan Dinas pertanian, PPL, Asosiasi,
supaya anggota kelompok tani salak mampu mendapatkan akses informasi yang lebih
akurat dan akuntabel. Sehingga mau dan mampu memanfaatkan peluang yang ada.
Dengan dilakukan melalui penyuluhan, pendampingan, serta pelatihan
pengolahan salak kepada anggota kelompok tani salak Desa Purwobinangun, agar anggota
3
kelompok tersebut mampu mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam upaya
peningkatan produktivitas dan kesejahteraan kelompok tani salak. Metode pendampingan
sangat penting diterapkapkan, sebab fungsi pendampingan terutama dalam membina dan
mengarahkan kegiatan kelompok sasaran. Menurut Moeljarto, Vidhyandika,(1996).
Pendampingan mengarahkan proses pembentukan dan penyelenggaraan kelompok sebagai
fasilitator(pemandu), komunikator(penghubung), dan dinamissator(penggerak).
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Purwo Agro Mandiri merupakan
kumpulan beberapa kelompok tani, dalam satu Desa. Fungsi dan peran Gapoktan adalah
memfasilitasi pemecahan kendala/masalah yang dihadapi petani dari berbagai kelompok
tani yang tergabung dalam Gapoktan. Hal demikian akan berimplikasi pembentukan-
pembentukan kelompok tani oleh Gapoktan akan diikuti dengan yang lainnya. Gapoktan
diharapkan dapat menjalankan fungsi kemitraan dengan adil dan saling menguntungkan
dengan pedagang saprotan maupun pedagang hasil-hasil pertanian (Syahyuti, 2007).
Tujuan utama pembentukan dan penguatan Gapoktan adalah untuk memperkuat
kelembagaan petani yang ada.
Langkah yang dilakukan untuk meningkatkan nilai jual komoditas pertanian
antara lain dengan diversifikasi olahan hasil panen, standarisasi kualitas produk, dan
packaging produk yang menarik. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mengembangkan
jiwa usaha dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.Peluang pasar
pada masa sekarang ini memungkinkan bagi semua pelaku usaha untuk terus melebarkan
sayap dalam pengembangan produk. Dengan melihat kesempatan dan peluang usaha di
Indonesia yang sedang berkembang, diharapkan pembinaan dan pelatihan yang dilakukan
4
oleh semua stakeholder mampu bersaing menciptakan produk-produk dengan kualitas baik
yang disesuaikan dengan permintaan pasar konsumen saat ini.
Desa Purwobinagun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman terkenal dengan
pertanian salaknya. Banyak petani mempunyai kebun salak, dan sebelum petani bergabung
ke kelompok tani salak, pada dasarnya petani salak berupaya secara mandiri dan memiliki
keterbatasan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan kelompok tani salak,
sehingga para anggota kelompok tani tersebut berusaha untuk membuat kelompok tani,
demi mencapai produktivitas dan kesejahteraan kelompok tani salak. Tapi kelompok tani
salak tersebut belum mampu untuk mengatasi masalah-masalah pertanian, antara lain
masalah pendanaan suatu kelompok tani untuk membiayai segala keperluan untuk bertani.
Sebab Gapoktan bekerja sama dengan Asosiasi untuk membeli salak dari anggota
kelompok tani, harus sesuai dengan permintaan pasar ekspor dan anggota kelompok tani
harus mengikuti sesuai dengan standar operasional prosedur(SOP)yang dibuat Asosiasi.
Misalnya Asosiasi membeli salak dengan tingkat kematangan 60-70% dan tidak boleh
terlalu besar, supaya bisa diekspor dan Juga Salak tersebut tidak boleh cacat atau rusak.
Permasalahan lainnya soal pencatatan ketika melakukan budidaya salak atau ketika petani
melakukan aktivitas pertanian harus dicatat, petani tersebut kesulitan dalam pencatatan,
terutama petani yang sudah tua, mereka hanya mau bekerja mencangkul dari pada mencatat
aktivitas yang ia lakukan.
Fasilitasi lain yang harus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sleman Gapoktan
dalam meningkatkan pendapatan kelompok tani salak adalah dengan membentuk
kelompok wanita tani (KWT), untuk mengolahan salak menjadi makanan dan minuman
yang sehat, seperti mebuat makan Geplak, jenang, dan manisan salak. Dan juga Gapoktan
5
selalu mengikutkan sertakan para anggota kelompok tani salak, ketika ada pameran atau
ipen diilaksanakan oleh Pemerintah Sleman. Tapi hal ini belum mampu mendukung
peningkatan kesejahteraan kelompok tani salak, karena kendala pada pemasaran hasil
pengolahan salak.
Adanya tengkulak sebagai pengepul salak menambah permasalahan baru.
Pengepul membeli hasil produksi pertanian dari anggota kelompok tani/petani dengan
harga yang sangat murah ketika panen raya dan jual tersebut tidak sesuai dengan tenaga
yang keluar anggota kelompok tani/petani dalam melakukan aktivitas pertaniannya.
Kondisi yang demikian membuat harga salak di kontrol oleh pengepul.Sederhananya harga
salak ditentukan oleh pengepul bukan petani sebagai pemilik salak. Maka dari itu
peningkatan pendapatan anggota kelompok tani akan terhambat di pengaruhi oleh
penjualan hasil produksi yang murah.
Sebab dalam pengelolaan banyak membutuhkan pupuk yang gampang-gampang
susah untuk mendapatkannya. Selain itu juga para anggota kelompok tani/petani harus
bekerja keras untuk dapatkan hasil yang maksimum. Harga pasar yang murah terjadi karena
hasil panen salak masyarakat tidak adanya tempat pendistribusian atau pemasaran hasil
produksi salak dengan baik dan adanya tengkulak dalam bentuk asosiasi yang datang
langsung ditempat masyarakat dengan membeli salak dengan harga murah, maka dari itu
para petani banyak yang berusaha menjual hasil panen salaknya ke kota dengan harga
lumayan miring. Bahkan ketika panen raya tiba, salak banyak tertumpuk dipasar
tradisional.
Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya Falitasi dari Pemerintah Kabupaten
Sleman terhadap Gapoktan dalam pemasaran hasil produksi pertanian, menyebabkan
6
peningkatan pendapatanpun terhambat, yang walaupun Gapoktan sudah bekerja sama
dengan Asosiasi untuk membeli hasil produksi salak dari anggota kelompok tani Desa
Purwobinangun, tetapi Asosiasi sendiri belum mampu mengakomodir semua hasil produksi
pertanian yang di hasilkan oleh anggota kelompok tani. Menyebabkan upaya dalam
meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tani Desa Purwobinangun menjadi
terhambat. Contohnya beberapa anggota kelompok tani salak Desa Purwobinangun mulai
tidak aktif dalam kelompok tani salak. Tapi masalah ini bukan terletak pada Gapoktan saja,
tetapi kembali para setiap setiap individu/petani dan instansi yang berwenang, terlebih
khususnya Pemerintah.
Langkah-langkah yang sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman terhadap
Gapoktan dalam meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan kelompok tani salak antara
lain melalui penyuluhan, pendampingan, pembinaan, serta pelatihan-pelatihan pengolahan
salak kepada kelompok tani Desa Purwobinangun, untuk melakukan sebuah inovasi dengan
cara membuat aneka produk makanan yang berbahan dasarkan buah salak, dan sekarang
sedang dijalankan oleh kelompok wanita tani. Langkah lain yang mau dijalan oleh
Gapoktan antara lain dengan cara beralih pertanian yang lebih produktif yaitu Hulticultura
dan sesuai permintaan pasar nasional dan ekspor, agar supaya kelompok tani tidak terpaku
pada pertanian salak, dengan demikian akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan
kelompok tani.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana
upaya gapoktan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tani salak,
Maka penulis tertarik untuk mengangkat judul tentang “FASILITASI PEMERINTAH
7
KABUPATEN SLEMAN TERHADAP GAPOKTAN DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN KELOMPOK TANI SALAK”
8
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
ialah sebagai berikut:
Bagaimana Fasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman terhadap Gapoktan dalam
meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tani salak Desa Purwobinangun,
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini tentang Upaya Gapoktan dalam
Peningkatan Produktivitas dan Kesejahteraan Kelompok Tani Salak adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendiskripsikan Fasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman Terhadap Gapoktan
dalam Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Kelompok Tani Salak
b. Untuk mendiskripsikan kendala-kendala dalam Fasilitasi Pemerintah Kabupaten
Sleman terhadap Gapoktan dalam Meningkatkan produktivitas dan Kesejahteraan
Kelompok Tani Salak
D. MANFAAT PENELITIAN
Semoga dalam penelitian ini bisa bermanfaat sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan oleh setiap stekolder yang membutuhkan antara lain:
a. Bagi penulis, penelitian ini bisa menambah pengalaman dan wawasan tentang upaya
Gapoktan dalam peningkatan produktivitas dan pendapatan kelompok tani salak.
b. Bagi organisasi Gapoktan dan petani salak semoga hasil penelitian ini bermanfaat
sebagai bahan masukan dan berguna untuk upaya meningkatkan produktivitas dan
pendapatan kelompok tani salak. Khususnya bagi kelompok tani salak yang ada di
Desa Purwobinangun.
9
c. Bagi Maha Siswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, bisa menambah wawasan dan nilai-
nilai kehidupan yang ada dalam lingkungan Masyarakat.
d. Bagi Pemerintah Kabupaten Sleman, semoga bermanfaat sebagai bahan acuannya.
10
E. KERANGKA KONSEPTUAL
E.1. Fasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman
Fasilitas adalah segala sesuatu yang menjadi sarana pendukung dalam
berbagai aktivitas untuk mempermudah kegiatan pada proses kegiatan pertanian
salak. Pemerintah Kabupaten Sleman memfasilitasi Gapoktan dalam meningkatkan
produktivitas dan pendapatan kelompok tani salak Desa Purwobinangun, Kecamatan
Pakem. Seperti penyuluhan pertanian, PPL, dan bantuan alat teknologi kepada
kelompok tani seperti pemasangan alat pembasmi lalat buah yang dilakukan oleh
PPL.
Fasilitasi (dari kata Facile, Bahasa Perancis dan Facilis, Bahasa Latin)artinya
mempermudah (to facilitate = to make easy). Dalam beberapa definisi dikatakan
bahwa mempermudah adalah membebaskan kesulitan dan hambatan, membuatnya
menjadi mudah, mengurangi pekerjaan, membantu. Fasilitasi adalah tentang proses,
bagaimana anda melakukan sesuatu, ketimbang isinya, apa yang Anda lakukan.
Panggabean (1999) menyatakan bahwa fasilitasi dan fasilitator punya dimensi luas
sekali, fasilitasi berasal dari kata facilis (Perancis) yang berarti“memudahkan”,
sehingga fasilitator adalah aktor yang punya peran memudahkan.
Kewenangan Pemerintah Kabupaten berdasarkan undang-undang nomor 23
tahun 2014. Tentang pemerintahan Daerah, Pasal 11 ayat 1, terkait, urusan
pemerintahan pilihan meliputi a) kelautan dan perikanan, b) pariwisata, c) pertanian,
d) kehutanan, e) energy dan sumber daya mineral, f) perdagangan, g) perindustrian,
dan h) transmigrasi. (dikutip dari Undang-Undang no. 23 tahun 2014). Dalam
peraturan ini memuat kewenangan pemerintah daerah dalam membentuk dinas
11
pertanian. Ururan pertanian adalah urusan pilihan yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah dalam mengatur rumah tangganya sendiri.
Secara geografis pemerintah kabupaten Sleman memiliki lahan subur yang
luas dan cocok untuk lahan pertanian. Oleh karena itu dalam pembentukan dinas-
dinas dan badan pemerintah kabupaten Sleman membentuk dinas pertanian sebagai
salah satu dinas yang mengurus pertanian di Sleman. Hal ini tercantum dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman no. 11 tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman.
Tugas dan fungsi pokok dinas pertanian, perindutrian dan perdagangan juga
menekankan terkait fasilitasi pertanian. Seperti contoh Dinas Pertanian meliputi
Pelaksanaan pelayanan, pembinaan dan pengendalian urusan pemerintahan bidang
pertanian, bidang pangan, dan bidang perikanan. Menghadirkan PPL sebagai salah
satu cara dinas pertanian memfasilitasi gapoktan dalam pembinaan dan penyuluhan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga memiliki tugas dan fungsi pokok
dalam memfasilitasi gapoktan dalam bidang pemasaran. Hal ini tercantum dalam
tugas dan fungsi pokok dinas perindustrian dan perdagangan, meliputi, Bidang
Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan
produksi, pengembangan usaha industri, serta pengawasan dan pengendalian
industri. Bidang Usaha Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
dan pengembangan usaha perdagangan, pemantauan distribusi dan pemasaran
produk, dan pengawasan usaha perdagangan. Terdiri atas 3 (tiga) Seksi: Seksi
Pengembangan Usaha Perdagangan, Seksi Distribusi dan Pemasaran. Bentuk
fasilitasi bidang usaha dan perdagangan meliputi pembinaan dan pengembangan
12
usaha dan perdagangan kepada gapoktan dengan cara bekerja sama dengan asosiasi
petani salak dan investor salak dari luar negeri.
Seksi Pengawasan Usaha Perdagangan Bidang Pengelolaan Fasilitas
Perdagangan Tradisional mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keamanan
dan kebersihan perdagangan tradisional, pengelolaan sarana dan prasarana
perdagangan tradisional, serta pengelolaan retribusi perdagangan tradisional.Terdiri
atas 3 (tiga) Seksi: Seksi Keamanan dan Kebersihan Perdagangan Tradisional, Seksi
Sarana dan Prasarana Perdagangan Tradisional, Seksi Retribusi Perdagangan
Tradisional. Bidang ini secara teknis mengatur
Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Tradisional mempunyai
tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, penataan, dan pengendalian pasar
dan pedagang kaki lima. Terdiri atas 3 (tiga) Seksi: Seksi Pembinaan Perdagangan
Tradisional, Seksi Pengembangan Perdagangan Tradisional, Seksi Penataan
Perdagangan Tradisional.
E.2. Institusi lokal
Institusi loka merupakan kelembagaan masyarakat lokal yang mengandung sistem
sosial dan budaya setempat dengan maksud mengaktualisasikan diri. Ada tiga
institusi lokal yang ada di desa Purwobinangun yang bergerak dalam bidang
pertanian salak yaitu Gapoktan, kelompok tani dan Asosiasi petani salak.
1. Gapoktan
Falisilitasi Gapoktan dalam meningkat produktivitas dan pendapatan
kelompok tani salak Desa Purwobinangun meliputi unit usaha LKM, unit usaha
pengelolaan alsintan,unit usaha pemasaran, unit usaha Holtikultura, Unit Usaha
13
Tanaman Pangan serta unit usaha P4S, dengan didampingi PPL. Sarana prasarana
yang dimiliki Gapoktan Desa Purwobinagun meliputi: alsintannya ada traktor roda
empat, mesin penanam padi(handgister), mesin pemanen padi(kombin), ada
presser,pompa air ada, warung makan ada, secretariat ada, aula, kolam ada, dan P4S
Migunani. Seluruh alat teknologi pertanian tersebut berasal dari Pemerintah Kabupaten
Sleman untuk memfasilitasi gapoktan yang ada di Desa Purwobingun, Kecamatan
Pakem.
2. Kelompok Tani
Berdasarkan nomor 67/permentan/SM.050/12/2016 tentang pembinaan
kelembagaan petani
Pengertian organisasi petani diantaranya: Kelompok tani adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
Kelompok tani pada dasarnya adalah sekumpulan petani yang mau
bersatu dengan membentuk kelompok tani, dan memperjuang kepentingan yang
sama yaitu bertani. Dengan adanya perjuangan bersama-sama, maka upaya yang
dilakukan dalam bertani akan mempunyai dampak yang positif bagi
keberlangsungan hidup petani. Sebab tidak ada usaha yang membunuh
pemiliknya, kalau di lakukan secara ulet dan kerja keras antar individu dan
anggota kelompok tani.
3. Asosiasi
Kerja sama antara Gapoktan dengan Asosiasi untuk memfasilitasi
pemasaran hasil produksi pertanian salak yang dihasilkan oleh anggota kelompok
14
tani salak di Desa Purwobinangun. Dimana Asosiasi tersebut bekerja sama
dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan untuk mendapat pasar yang lebih
luas untuk pemasaran hasil produksi salak yang diperoleh anggota kelompok tani
salak yang ada di Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.
E.3. Fungsi Fasilitasi
Fungsi Fasilitasi yaitu untuk mempermudah aktivitas dalam proses
peningkatan produktivitas dan kesejahteraan kelompok tan, Sehingga hasil produksi
pertanian salak Desa Purwobinagun dapat diekspor keluar kenegeri, dorongan dan
memberikan motivasi kepada kelompok tani salak agar mampu memasarkan hasil
produksi salaknya dan mampu membaca peluang usaha dan peluang pasar. sebagai
contoh yaitu Asosiasi petani salak pada bidang pemasaran hasil produksi anggota
kelompok tani Desa Purwobiangun, Kecamatan Pakem, pada bidang pemasaran
hasil produksi salak.
E.4. Konsep Pertanian
Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk
menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani adalah sebuah
cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian besar petani. Oleh karena
sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani sebagai pelaku
sektor pertanian secara utuh, tidak saja petani sebagai homo economicus,
melainkan juga sebagai homo socius dan homo religius. Konsekuensi pandangan
ini adalah dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat
aturan dan pola hubungan sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke dalam kerangka
15
paradigma pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar
Simatupang, 2003:14-15)
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah
pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa
petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau
memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan lebih layak dan
sejahtera dari hasil kegiatan bertani tersebut. Kesimpulannya seorang petani
melakukan kegiatan bertani, demi untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
dan dapat meningkatkan taraf kehidupan petani itu sendiri.
Pengertian petani yang dikemukakan tersebut diatas tidak terlepas dari
pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian adalah
kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil
tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.
Berdasarkan pengertian diatas, hubungan keterkaitan antara petani dan
pertanian, merupakan hal saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya,
terlebih khususnya orang petani dan pertanian. Dan hanya bisa dibedakan pada
obyeknya.
E.5. Produktivitas Pertanian
Produktivitas berasal dari kata productivity dalam bahasa ingris
mengandung arti kemampuan untuk menghasilkan. Secara umum produktivitas
mengandung pengertian antara hasil yang dicapai, dengan sumberdaya yang
digunakan seperti yang disampaikan oleh Yuniarsih dan Suwatno(2009:156).
Maka dari itu untuk mewujudkan hal tersebut, upaya yang dilakukan
untuk memperoleh hasil produksi pertanian meningkat, sangat diperlukan kerja
16
yang maksimal yang dilakukan oleh kelompok tani. Tetapi pemerintah harus turut
ambil bagian untuk membantu petani dalam meningkat hasil produksinya,
sepertinya membantu petani dalam pemberian bantuan pupuk organik dan juga
memberikan penyuluhan dan pendampingan, serta memberikan pelatihan-
pelatihan terhadap kelompok tani tentang tata cara bertani yang baik dan
mendapat hasil yang baik pula.
E.6. Pendapatan Pertanian
Untuk mengetahui makna atau pentingnya peningkatan pendapatan, kita
perlu mengetahui apa sebenarnya kegunaan pendapatan. Secara garis besar
pendapatan mempunyai kegunaan sebagai sumber pengeluaran konsumsi dan
sebagai alat untuk memperbaiki taraf hidup atau meningkatkan kesejahteraan
seseorang.
Soekartawi, (1996:82) oleh karena itu pendapatan adalah mencangkup
semua hasil produksi. Pengertian pendapatan tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa pendapatan adalah nilai perolehan yang diterima pekerja secara langsung
sebagai imbalan atas jasa dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
E.7. Kelompok Tani
Berdasarkan nomor 67/permentan/SM.050/12/2016 tentang pembinaan
kelembagaan petani
Pengertian organisasi petani diantaranya: Kelompok tani adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan
kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
17
Kelompok tani pada dasarnya adalah sekumpulan petani yang mau bersatu
dengan membentuk kelompok tani, dan memperjuang kepentingan yang sama yaitu
bertani. Dengan adanya perjuangan bersama-sama, maka upaya yang dilakukan
dalam bertani akan mempunyai dampak yang positif bagi keberlangsungan hidup
petani. Sebab tidak ada usaha yang membunuh pemiliknya, kalau di lakukan secara
ulet dan kerja keras antar individu dan anggota kelompok tani.
E.8. Pembinaan
Menurut Miftha Thoha (2010) Pembinaan adalah Suatu tindakan, proses,
hasil, atau pernyataan yang lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya
kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,
berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari definisi pembinaan
yaitu:
1. Pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan
2. Pembinaan bisa menunjukan kepada perbaikan atas sesuatu
Menurut Ivancevich (2008:46) pembinaan adalah sebagai suatu usaha
untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam
pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Pembinaan adalah suatu proses dimana
orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan
organisasi. Oleh karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan organisasi,
pembinaan dapat dipandang secara sempit maupun luas (Mathis 2002;112).
Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi Pembinaan dapat diartikan
sebagai upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi
atau menjaga keadaan sebagaimana seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar
18
sekolah, pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang
sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal
yang telah direncanakan.
Untuk kesimpulannya pembinaan adalah sebuah proses sistematis untuk
mengubah perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan
kinerja organisasi. Pembinaan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang
diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pembinaan berorientasi ke
masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan
kemampuan yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya.
E.8. Fungsi pembinaan
Pembinaan berasal dari kata ”bina” yang berarti sama dengan ”bangun”,
jadi pembinaan dapat diartikan sebagai kegunaan yaitu: merubah sesuatu sehingga
menjadi baru yang memiliki nilai-nilai yang tinggi. Pembinaan juga mengandung
makna sebagai pembaharuan, yaitu: melakukan usaha-usaha untuk membuat
sesuatu menjadi lebih sesuai atau cocok dengan kebutuhan dan menjadi lebih baik
dan lebih bermanfaat (Pamudji, 1985). 13 Hidayat (1979) menyatakan bahwa
pembinaan merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sadar, terencana, teratur,
dan terarah untuk meningkatkan sikap dan keterampilan anak didik dengan
tindakantindakan, pengarahan, pembimbingan, pengembangan dan stimulasi dan
pengawasan untuk mencapai suatu tujuan. Tangdilintin (2008) menyatakan bahwa
pembinaan akan menjadi suatu “empowerment” atau pemberdayaan dengan
maksud:
19
1. Menyadarkan dan membebaskan
2. Memekarkan potensi dan membangun kepercayaan diri
3. Menumbuhkan kesadaran kritis, konstruksi dan bertanggung jawab
4. Mendorong mereka untuk berperan sosial-aktif
E.9. Asosiasi
Asosiasi adalah kumpulan dari petani, Kelompok Tani, dan/atau gabungan
kelompok tani yang mengusahakan komoditas sejenis untuk memperjuangkan
kepentingan petani. Kalau penulis melihat dari pengertian Asosiasi bahwa
sekumpulan petani yang mau bergabung untuk mengusahan kepentingan bersama,
tidak jauh berbeda dari fungsi Gapoktan itu sendiri, sama-sama memanfaat petani
untuk memperjuang kepentingan bersama.
Tetapi berbeda dengan petani, kalau petani hanya bisa meningkatkan hasil
produksinya tetapi petani tersebut tidak mampu untuk mempertahankan harga hasil
produksi dipasaran. Kalau pihak pemerintah tidak turut ambil bagian untuk
memperjuangkan hak petani, usaha petani akan sia-sia dan hanya bisa memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, tanpa meningkatkan pendapatan.
20
F. RUANG LINGKUP
Dari latar belakang masalah dan kerangka konseptual diatas, maka ruang lingkup
penelitianya melalui program-program atau kegiatan yang harus dilakukan gapoktan antara
lain sebagai berikut:
a. Fasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman Terhadap Gapoktan
Penyuluhan pertanian adalah upaya proses pembelajaran para petani agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasi dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas dan pendapatannya. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan
gapoktan untuk melakukan sebuah upaya penyuluhan terhadap petani agar mampu
meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
b. Pembinaan Kelompok Tani Salak
Pembinaan adalah Suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan yang lebih
baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi
atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur
dari definisi pembinaan yaitu:
1. Pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan.
2. Pembinaan bisa menunjukan kepada perbaikan atas sesuatu.
21
G. Metode Penelitian
G.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada dasar Desa Purwobinangun
sangat terkenal pertanian Salaknya, tapi menjadi permasalahnya yang di alami oleh
kelompok tani di Desa Purwobinangun adalah pemasaran hasil pertanian salak. Dan
akhirnya masyarakat harus menjual hasil pertaniannya kepada para tengkulak dengan
harga yang murah.
Alasan memilih lokasi penelitian ini secara umum, sebab lokasinya masih
dalam Daerah Istimewa Yogyakarta dan tidak membutuhkan biaya banyak untuk
melakukan penelitian. Lokasinya yang strategis dan sangat terkenal dengan
pertaniannya, maka dari itu peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian di
Desa Purwobinangun tersebut, agar mengetahui langkah-langkah apa yang dilakukan
petani sehingga pertanian menjadi terkenal.
G.2, Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode penelitian Deskriptif kualitatif. menurut Bogdan dan Taylor
dalam Moleong (2014: 4) menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode deskriptif bertugas untuk
melakukan representasi objektif yang dilakukan dengan mendeskripsikan gejala-
gejala yang terdapat didalam masalah penelitian sebagaimana adanya. Jenis yang
digunakan adalah jenis penelitia studi kasus yang berfungsi untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu,
kelompok, lembaga, dan masyarkat.
22
G.3. Subyek Penelitian
Dalam pemilihan subyek penelitian dilakukan dengan menggunakan
teknik porposive. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiono(2014:301)bahwa
porposive adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan itu misalnya orang tersebut dianggap mengetahui tentang apa yang kita
harapkan, sehingga memudahkan peneliti menjelajahi obyek untuk diteliti. Sedangkan
Informan adalah orang yang akan wawancara untuk menggali informasi yang
diperlukan peneliti.
Berdasarkankan uraian diatas maka peneliti menggunakan teknik
porposive dalam penelitian ini. Beberapa kriteria yang digunakan oleh peneliti
sebagai subyek penelitian adalah mereka yang mampu memberikan informasi
tentang penelitian ini. Oleh sebab itu, informan yang akan dipilih dalam penelitian ini
adalah pengurus gapoktan dan anggota-anggota gabungan kelompok tani.
Proses penelitian ini umur informan yang paling muda berumur 40 an
tahun dan paling tua berumur 50an keatas, maka penulis mengkategorikan umur
responden kedalam dua kategori yakni antara 40-49 tahun dan 50 an keatas.
G.4. Informan berdasarkan umur
Tabel 1.1Informan berdasarkan kelompok umur
No Umur(tahun) Jumlah orang Persentaes%1. 40-49 7 87,5%2 50 an 1 12,5%
Jumlah 8 100%
Sumber data primer 2018Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan snowball.
Menurut Becker (1970), dalam menyiapkan penelitian lapangan, setelah memutuskan
lokasi dan waktu penelitian, peneliti harus menentukan responden yang akan diteliti.
23
Dalam beberapa studi perumahan, kelompok-kelompok seperti penghuni perumahan
real estat atau anak-anak yang tinggal di lingkungan perumahan flat, dapat
didefinisikan dengan lebih jelas oleh peneliti. Namun, dalam kasus tertentu,
kelompok atau orang sebagai responden tidak dapat ditentukan dengan jelas. Dalam
kondisi seperti ini, para peneliti menemukan kesulitan mengenai siapa yang harus
diteliti. Beberapa peneliti mengatasi situasi seperti ini dengan menggunakan teknik
sampling snowball.
G.5. Informan berdasarkan pendidikan
Tabel 1.2Informan berdasarkan tingkat Pendidikan
No Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) Persentase%1. SMA/SMK 6 75%2 Sanjana SI 2 25%
Jumlah 8 100%Sumber lapangan penelitian 2018
Dari tabel diatas, menunjukan informan yang mengenyam pendidikan
SMA/SMK sebanyak 6 (enam) orang 75%, sedangkan jumlah yang pendidikan
Sarjana SI sebanyak 2 (dua) orang 25%. Sangat dibutuhkan sekali pengalaman
mereka dalam bidang pertanian, sebagai penambah wawasan bagi penulis dan juga
sebagai bahan acuan analisis.
G.6. Informan Berdasarkan Jabatannya
Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan informan dari beberapa
masyarakat yang memiliki jabatan dalam instansi pemerintahan, ketua kelompok tani,
anggota dan kalangan masyarakat biasa/petani.
24
Tabel 1.3Informasi berdasarkan Jabatan
No Jabatan Jumlah1. Bagian pemerintah Desa 2
2. Pengurus Gapoktan 23. Ketua kelompok tani 3
4. Petani biasa 1
Sumber data primer 2018
Berdasarkan dari tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap unsur
yang terkait dengan penelitian sudah memenuhi syarat dan dapat di pertanggung
jawabkan. Adapun dalam pemilihan Informan diatas merupakan pertimbangan
peneliti sendiri terkait tema” Fasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman terhadap
Gapoktan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tani Desa
Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.”
G.7. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggali Fasilitasi Pemerintah Kabupaten
Sleman terhadap Gapoktan dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
kelompok tani salak, yang sudah dilakukan oleh pengurus gapoktan, anggota
gapoktan dan lain-lain.
a. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dengan mengamati secara langsung dan
teliti terhadap masalah yang di lapangan penelitian. Dengan menggunakan
observasi, peneliti dapat mengamati secara langsung, tetapi hanya indipenden
terhadap aktivitas masyarakat yang terjadi di lapangan. Dan jenis observasi
25
yang gunakan adalah observasi non partisipan, sebab peneliti tidak terlibat
langsung dalamnya, tetapi hanya sebagai pengamat.
b. Wawancara
Wawancara ini di lakukan di lakukan untuk memperoleh data yang
terarah dan terfokus pada permasalahan penelitian. Jenis wawancara terbuka
dan pendekatannya menggunakan petunjuk umum wawancara, petunjuk garis
besar tentang proses dan isi wawancara, untuk menjaga agar pokok-pokok yang
rencanakan dapat tercakup seluruhnya.
c. Dokumentasi
Menggunakan dokumentasi untuk memperoleh data dalam bentuk
catatan atau dokumen sesuai dengan masalah yang diteliti. Dan pada teknik
dokumentasi akan diperoleh data yang lebih lengkap yang tidak di peroleh dari
teknik observasi dan wawancara.
G.8. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Metode analisis kualitatif, penelitian ini dapat menghasilkan data deskriptif yang
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari individu dan perilaku yang dapat di amati.
Dan dalam pengamatan ini peneliti berupaya untuk menganalisis tentang bagaimana
upaya gapoktan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Demi
suatu tujuan yang sama yaitu kesehjahteraan petani itu sendiri.
26
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA PURWOBINANGUN
A. KONDISI GEOGRAFIS
Desa Purwobinangun yang berada sekitar 3 Km arah barat Kecamatan Pakem
dan 8 Km arah utara ibukota Sleman memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan
terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi jalan raya.
Wilayah Desa Purwobinangun secara geografis berada di koordinat 07O40’42.7”LS -
07O43’00.9”LS dan 110O27’59.9”BT- 110O28’51.4”BT. Dilihat dari topografi, ketinggian
wilayah Purwobinangun berada pada 450 m sd 900 M ketinggian dari permukaan air laut
dengan curah hujan rata-rata 2225 mm/tahun, serta suhu rata-rata per tahun adalah 24 –
28 °C. Desa Purwobinangun dilalui Sungai Boyong di sebelah timur dan Sungai
Winongo di sebelah barat. Keberadaan sungai dengan air yang mengaliri sepanjang tahun
di Desa Purwobinangun tersebut membantu dalam menjaga kondisi permukaan air tanah.
Desa Purwobinangun berada di kaki/lereng Gunung Merapi yang merupakan
Wilayah yang berada di kecamatan Pakem dengan ketinggian pada 450 s/d 900 m dari
permukaan air laut. Akibat kemiringan dari desa tetangga mengakibatkan Desa
Purwobinangun terkena dampak yang besar akibat lahar dingin.
Hidrologi di Desa Purwobinangun meliputi sungai/kali dan sumber air. Desa
Purwobinangun dilalui oleh Sungai/Kali besar yaitu Sungai/Kali Winongo dan Kali
Boyong/Code mengalir dari utara ke selatan. Sumber air di Desa Purwobinangun berupa
sumber mata air dari Umbul Candi yang letaknya di padukuhan Turgo, pada musim
kemarau air sungai dan sumber air berkurang.
27
Dampak erupsi merapi mengakibatkan resapan air berkurang berkenaan dengan
hutan/pepohonan yang hilang akibat awan panas dan material panas atau dingin.
Sehingga dapat diprediksi sumber air berkurang akibatnya akan mengalami kekeringan
dan air bersih untuk kebutuhan pertanian, perikanan ataupun air minum.
Secara administrasi Desa Purwobinangun terletak di Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman dengan batas desa lainnya sebagai berikut:
a. Batas administrasi Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
1. Sebelah Utara yaitu Hutan lindung Gunung Merapi
2. Batas Selatan yaitu Desa Donoharjo Kecamatan Ngaglik
3. Sebelah Barat yaitu dengan Desa Donokerto dan Girikerto Kecamatan Turi
4. Sebelah Timur yaitu Desa Hargobinangun dan Candibinangun Kecamatan Pakem
b. Jumlah Dusun dan Rukun Tetangga Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.
Wilayah Desa Purwobinangun terdiri dari 16 padukuhan yang dapat
dikelompokkan ke dalam 4 Kalurahan lama yang bergabung menjadi satu kalurahan
Keempat wilayah kalurahan lama tersebut, meliputi:
1. Wilayah Kalurahan Lama Giriharjo
Terdiri atas 21 Rukun Tetangga (RT) tersebar di 3 Padukuhan:
a. Padukuhan Turgo, terdiri dari 7 RT
b. Padukuhan Ngepring, terdiri dari 8 RT
c. Padukuhan Kemiri, terdiri dari 6 RT
2. Wilayah Kalurahan Lama Tawangharjo
Terdiri atas 15 Rukun Tetangga (RT) tersebar di 4 Padukuhan:
a. Padukuhan Ngelosari, terdiri dari 4 RT
28
b. Padukuhan Tawangharjo, terdiri dari 7 RT
c. Padukuhan Wringin, terdiri dari 4 RT
3. Wilayah Kalurahan Lama Cepet
Terdiri dari 16 Rukun Tetangga tersebar di 5 Padukuhan:
a. Padukuhan Watuadeg, terdiri dari 4 RT
b. Padukuhan Jamblangan, terdiri dari 4 RT
c. Padukuhan Beneran, terdiri dari 4 RT
d. Padukuhan Kardangan, terdiri dari 4 RT
e. Padukuhan Bunder, terdiri dari 4 RT
4. Wilayah Kalurahan Lama Sembung
Terdiri dari 16 Rukun Tetangga (RT) tersebar di 4 Padukuhan:
a. Padukuhan Gatep, terdiri dari 3 RT
b. Padukuhan Karanggeneng, terdiri dari 4 RT
c. Padukuhan Kadilobo, terdiri dari 4 RT
d. Padukuhan Sembung, terdiri dari 5 RT
c. Waktu tempuh dan jarak antara ibu kota Kecamatan dan dan kantor
pemerintahan lainnya.
a. Lama waktu dan jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan waktu tempuh
dengan kendaraan bermotor 10 menit, sedangkan kalau berjalan kaki,
membutuhkan waktu selama 30 menit, sedangkan jaraknya 4 km.
b. Lama waktu dan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan waktu tempuh
memakai kendaraan bermotor 20 menit, sedangkan jaraknya 8 km
c. Jarak dari desa ke ibu kota provinsi 20 km.
29
Dengan fasilitas jalannya yang cukup baik untuk dilalui kendaraan, maka
tidak menjadi masalah yang sangat rumit bagi masyakarakat untuk mengurus segala
keperluannya diberbagai instansi pemerintahan.
d. Luas wilayah menurut peruntukan
Adapun luas wilayah menurut peruntukannya di desa Purwobinangun adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.1Luas wilayah menurut penggunaan
Luas Pemukinan 528.18 HaLuas persawahan 528,10 ha/m2Luas perkebunan 11,55 HaLuas kuburan 2,00 HaLuas pekarangan 212,98 HaPerkantoran 1,40 HaLuas prasarana umum lainnya 10,73 HaTotal luas 1.294,94 Ha
Sumber data dari desa purwobinangun
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa penggunaan lahan paling luas adalah
pemukiman dengan jumlah 528.18 ha. Sedangkan luas pengunaan lahan paling sedikit
adalah perkantoran dengan luas 1,40 ha.
e. hasil tanaman dan luas lahan tanaman buah-buahan
Tabel 1.2Lahan tanaman buah-buahan
Jeruk 1 ha 4 ton/haAlpokat 8 ha 16 ton/haMangga 3 ha 2.2 ton/haRambutan 2 haSalak 230 ha 6.8 ton/haDurian 7.2 ha 15 ton/haDuku 1.2 ha 1.9 ton/haKokosan 13.6 ha 2.8 ton/haMelon 0.5 ha 5 ton/haNangka 5 ha 0.9 ton/haMlinjo 7 ha 1.5 ton/ha
Sumber data dari desa purwobinangun
30
Dari data di atas menggambarkan bahwa tanaman salak memiliki lahan paling
luas dengan jumlah 230 ha, jumlah lahan paling sedikit adalah tanaman melon dengan
luas lahan 0,5 ha. Sedangkan jumlah hasil tanaman terbanyak adalah alpokat dengan
jumlah 16 ton dan jumlah hasil paling sedikit adalah nangka dengan jumlah 0,9 ton.
B. KONDISI DEMOGRAFIS DESA
Data kependudukan yang akan disajikan bersumber dari potensi desa dan hasil
Profil Desa. Data-data kependudukan tersebut meliputi penduduk berdasarkan jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan keagamaan.
Tabel 1.3Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
No Laki-laki danperempuan
Jumlah berdasarkanjenis kelamin
Persentase(%)
1. Laki-laki 4.708 (jiwa) 49,1%2. Perempuan 4.743 (jiwa) 50,9%
Jumlah 9.451 (jiwa) 100%Sumber dari Desa Purwobinangun
Berdasarkan dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin. Bahwa Penduduk Desa Purwobinangun lebih banyak jumlah
perempuan, dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
31
Tabel 1.4.Jumlah Penduduk masing-masing Padukuhan di Desa Purwobinangun.
NO PADUKUHAN L P L+P JUMLAH KK
1 TURGO 454 448 902 333
2 NGEPRING 472 496 968 336
3 KEMIRI 320 335 655 219
4 NGELOSARI 196 206 402 140
5 TAWANGREJO 339 351 690 223
6 WRINGIN 283 280 563 200
7 POTRO 101 96 197 67
8 WATUADEG 305 298 603 175
9 JAMBLANGAN 312 265 577 188
10 BENERAN 308 320 628 228
11 BUNDER 186 193 379 144
12 KARDANGAN 324 327 651 225
13 GATEP 181 173 354 124
14 KARANGGENENG 208 223 431 147
15 KADILOBO 272 276 548 182
16 SEMBUNG 447 455 902 295
JUMLAH 4708 4743 9451 3227
Sumber data dari Desa PurwobinangunBerdasarkan komposisi penduduk masing-masing Padukuhan angka pertumbuhan
penduduk cukup baik. Penduduk paling tinggi berada Padukuhan Ngeprin dan penduduk
paling sedikit berada di Padukuhan Potro, serta jumlah KK paling tinggi berada di
Padukuhan Sembung, paling rendah berada di Padukuhan Potro.
32
Tabel 1.5
Menurut tinggkat pendidikan
Jumlah penduduk Desa Purwobinangun,menurut tingkat pendidikanNo Jenjang Pendidkan Jumlah jiwa1. Tidak Sekolah 1557 (jiwa)2. Belum tamat SD 1227 (jiwa)3. SD Sederajat 1411 (jiwa)4. SLTP Sederajat 1310 (jiwa)5. SLTA Sederajat 2977 (jiwa)6 Perguruan Tinggi
Diploma I/IIDiploma IIIDiploma IV Strata IStrata IIStrata III
94 (jiwa)241 (jiwa)598 (jiwa)32 (jiwa)4 (jiwa)
Sumber dari Desa Purwobinangun
Sesuai dengan tabel diatas, penulis menyimpulkan bahwa tingkat Pendidikan
masyarakat Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem sudah cukup baik dan bervariatif
yang walaupun jumlah yang tidak sekolah masih tinggi, tapi itu bukan kesalahan dari
pemerintah saja,tetapi masyarakat juga bersalah, sebab pemerintah sudah menyiapkan
fasilitas pendidikan tinggal para orang tua/masyarakat menggunakan fasilitas tersebut
demi dan untuk masa depan putra dan putrid mereka, supaya menjadi anak yang cerdas,
sekaligus berguna untuk dirinya serta Nusa dan Bangsa.
33
Tabel 1.6Penduduk berdasarkan pekerjaan dan jenis pekerjaanNo Pekerjaan Jumlah jiwa1. Belum bekerja 2812. Mengurus rumah tangga 16703 Pelajar mahasiswa 11114. Pensiunan 2365. PNS 2456. TNI 137. Kepolisian RI 178. Perdagangan 219 Petani/pekebun 1406
10 Peternak 711 Nelayan/perikanan 113 Konstruksi 215 Karyawan swasta 123316 Karyawan BUMN 917 Karyawan BUMD 118 Karyawan honorer 2019 Buruh harian lepas 26220 Buruh tani pekebun 20621 Buruh peternakan 622 Pembantu rumah tangga 823 Tukang batu 6
24 Tukang kayu 525 Tukang jahit 226 Peñata rambut 127 Mekanik 828 Seniman 3
29 Pendeta 128 Wartawan 229 Juru masak 130 Dosen 931 Guru 10932 Arsitek 233 Dokter 234 Bidan 435 Perawat 736 Pelaut 137 Sopir 2838 Perangkat Desa 2739 Kepala Desa 140 Wiraswasta 50041 Lainnya 13
Jumlah 7.529
34
Sumber dari Desa Purwobinangun
Sesuai dengan data pada tabel tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pekerjaan
masyarakat sangat didominasi sebagagai petani dibandingkan pekerjaan lainnya. Sebab
masyarakat Desa Purwobinangun sangat di dominasi pertanian Salak dan holticultura dan
sudah sangat terkenal.
Tabel 1.7
Jumlah masyarakat yang menganut Agama masing-masing
No Agama Jumlah penganut Agama Persentase%1. Islam 7633 80,1%2. Kristen 174 1%3. Katolik 1644 17,1%
9.451 jiwa 100%Sumber data dari Desa Purwobinangun
Sesuai dengan data diatas, masyarakat Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem,
Daerah Istimewa Yogyakarta, mayoritas masyarakat menganut Agama Islam dengan
jumlah presentasenya 80,1%, Agama Katolik dengan jumlah presentasenya 17,1%,
sedang Agama Kristen berjumlah presentasenya 1%
Tabel 1.8
Jumlah Fasilitas pendidikan Desa Purwobinangun
No Fasilitas Pendidikan Jumlah Fasilitas Pendidikan Persentase%1. PAUD 7 23%2. TK 11 37%4. SD 8 27%5. SMTP 2 7%6. SMU 1 3%7. BLK 1 3%
Jumlah 30 100%Sumber data dari Desa Purwobinangun
35
Sesuai dengan Jumlah fasilitas pendidikan diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa fasilitas pendidikan masyarakat Desa Purwobinangun, kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sudah baik, dan tergantung kedasaran
orang tua/masyarakat Desa Purwobinangun betapa pentingnya pendidikan untuk masa
depan anak-anak mereka.
C. KONDISI EKONOMI
Struktur perekonomian Desa Purwobinangun terbagi menjadi beberapa sektor.
Sektor utama adalah sektor pertanian termasuk di dalamnya perikanan dan peternakan.
Wilayah Desa Purwobinangun secara umum mempunyai ciri fisik penggunaan lahan
pertanian untuk menanam salak pondoh yang merupakan pendapatan utama warga
masyarakat/petani desa Purwobinangun. Namun demikian, tanaman lain seperti padi,
jagung, kacang tanah, ketela pohon, dan cabejuga merupakan komoditas pertanian di
Desa Purwobinangun, terlebih cabe yang hasilnya cukup menjanjikan ketika harganya
mahal.
Sektor pertanian berperan cukup besar dalam pembangunan desa purwobinangun,
baik berperan langsung terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
kabupaten Sleman, penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan masyarakat dan
penciptaan ketahanan pangan maupun peran tidak langsung melalui penciptaan kondisi
yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan subsektor
dan sektor lain.
Sektor perikanan Purwobinangun didominasi oleh Padukuhan Karanggeneng,
Kadilobo, dan Sembung karena topografinya yang relative landai. Sektor peternakan juga
36
menjadi komoditas di Desa Purwobinangun, yakni sapi perah, sapi potong, kerbau,
kambing, babi, domba, bebek/itik/Puyuh, ayam, dan burung.
Potensi sektor kehutanan Desa Purwobinangun adalah pada jenis tanaman kayu
Sengon, dengan luas hutan 85 ha. Sedangkan untuk sektor pertambangan pada Desa
Purwobinangun terdapat pertambangan pasir dan batu kali, yang luasnya masing-masing
adalah seluas 20 ha.
37
C. PROFIL GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN)
C.1.NAMA GAPOKTAN
Pembentukan Gabungan Kelompok Tani Purwo Agro Mandiri didasarkan
pada kenyataan yang ada , bahwa masyarakat petani masih memerlukan
pendampingan dalam mengembangkan pertaniannya guna meningkatkan ekonomi
serta mencukupi kebutuhan hidup. Pendampingan secara kelompok merupakan
metode yang sangat penting dan efektif dibandingkan perseorang. Dengan adanya
sebuah kelompok akan lebih mudah mengadakan pengawasan, baik secara
kelembagaan maupun dengan cara pengawan oleh anggota kelompok itu sendiri.
Hal tersebut bisa menciptakan iklim yang kompetitif dalam memajukan
kelompoknyanya, sehingga berimbas dengan semakin majunya kelompok.
Gabungan Kelompok tani Purwo Agro Mandiri yang dibentuk pada tanggal
27 februari 2008,telah melaksanakan usaha ekonomi dengan menjalin kemitraan
diantaranya dengan pemerintah desa purwobinangun sejak tahun 2012 menyewa
tanah kas Desa seluas 4000 m yang dikelola oleh gapoktan Purwo Agro Mandiri
yang dikelola oleh gapoktan untuk berbagai macam usaha. Usaha yang telah
dilaksanakan oleh Gapoktan Purwo Agro Mandiri adalah Lembaga Keuangan
Agrobisnis, pengeceran pupuk,pemasaran hasil pertanian dan mendirikan warung.
Jika awalnya usaha Gapoktan Agro Mandiri hanya terbatas pada pinjam
modal usaha, dalam perkembangannya, Gapoktan Purwo Agro Mandiri memulai
unit usaha saprodi sebagai pengecer pupuk, pemasaran hasil pertanian, jasa
Alsintan. Seiring perkembangan usaha, Gapoktan juga mengalami permasalahan
dalam usaha. Permasalahan yang sering muncul adalah manajemen usaha, sarana
38
dan prasarana, serta masalah permodalan. Dengan semangat kebersamaan,
keterbukaan untuk kepentingan masyarakat, maka permasalahan-permasalahan bisa
teratasi dengan baik.
C.2. RIWAYAT PEMBENTUKAN ORGANISASI
Gapoktan Purwo Agro Mandiri, di dirikan atas kesadaran bersama dari
kelompok-kelompok tani dan kelompok ternak yang ada di Desa Purwobinangun,
Kecamatan Pakem, Kabupaten Pakem Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk
memajukan dan memberdayakan petani di wilayah Desa Purwobinangun.
Pembentukan Gapoktan Diawali dengan pertemuan pengurus Kelompok
Tani dan ternak se-Desa Purwobinangun difasilitasi oleh Pemerintah Desa
Purwobinangun dilanjutkan dengan pertemuan kedua dan ketiga. Pada pertemuan
kedua dan ketiga terbentuk Gabungan Kelompok Tani, dengan nama PURWO
AGRO MANDIRI, sekaligus memilih pengurus Gapoktan untuk periode pertama,
serta menyusun anggaran dasar Gapoktan.
C.3. VISI, MISI DAN MOTTO GAPOKTAN DESA PURWOBINANGUN
1. Visi
Menjadikan lembaga yang Amanah dan Profesional.
2. Tujuan/Misi
a. Memberikan pelatihan dan ketrampilan yang mendukung pengembangan
masyarakat.
b. Membentuk masyarakat yang baik, berwawawsan Ilmu Pengetahuan yang
luas dan terampil.
c. Mendukung peningkatan sumber daya manusia
39
d. Mengupayakan pengembangan ekonomi yang mendukung terwujudnya
kesejahteraan masyarakat.
e. Meningkatkan pendapatan anggota Gapoktan Purwo Agro Mandiri
f. Membuka lapangan kerja
g. Membantu pemerintahan dalam pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
3. Motto
Berfikir cerdas,bekerja iklas penuh semangat.
C.4. STRUKTUR ORGANISASI
PENASIHAT
KETUA
BENDAHARASEKRETARIS
UNITUSAHALKMA
UNITPEMARAN
HASIL
UNIT USAHAPENGELOLAANALSINTAN
HOLTICUTURA
UNITTANAMNPANGAN
Unit P4S
ANGGOTA GAPOKTANPURWO AGRO MANDIRI
31 ANGGOTA
40
C.5. SUSUNAN PENGURUS GAPOKTAN
Penasihat : 1. Kepala Desa
2. PPL Pendamping
3. Kaur Pembangunan Desa
Ketua : Rosyat Sule
Sekretaris : Wakid Kurniawan
: Isnanto
Bendara : Edi Subowo
Unit-unit usaha
1. Unit usaha LKMA : Hartono
2. Unit pengelolaan Alsintan : Sarjuni
3. Unit pemasaran hasil : Suharno
4. Unit Holtikultura : Joko Sungkono
5. Unit Tanaman Pangan : Hari Susanto
6. Unit P4S : R. Inoki Azmi
: Purnomo S.AG
C.6. ADMINISTRASI PENDANAAN
Dalam administrasi dana, gabungan kelompok tani Purwo Agro Mandiri di
kelola oleh bendahara umum sebagai pengadministrasi keseluruhan keuangan.
Pengelolaan dana unit usaha di kelola oleh masing-masing pengurus unit usaha.
Agar pengelolaan berjalan dengan tertib dan terkontol setiap akhir bulan semua unit
usaha melaporkan dalam rapat pengurus. Guna tertibnya pengadministrasian dan
41
pengelolaan dana tercatat dalam buku: kas umum bendahara, kas unit usaha, buku
bank.
C.7. PEMBUKUAN DALAM LEMBAGA GAPOKTAN
Pembukuan dalam suatu organisasi, instansi sangat penting adanya
pembukuan untuk mencacat segala kepentingan yang dilakukan oleh Gabungan
Kelompok Tani. Dengan adanya suatu pembukuan Gabungan kelompok tani, maka
setiap orang dalam melakukan segala sesuatu tidak sewenang-wenang menurut
kemauannya sendiri. Berikut ini pembukuan yang ada dalam Gabungan Kelompok
Tani, sebagai berikut:
Buku administrasi umum
1. Anggaran dasar
2. Buku daftar pengurus
3. Buku daftar anggota
4. Buku tamu
5. Buku notulen rapat
6. Buku daftar hadir
7. Buku inventaris
8. Buku agenda surat keluar
9. Buku struktur organisasi
10. Buku program rencana kerja
Buku adminstrasi keuangan
1. Buku kas umum
2. Buku kas unit usaha
42
-buku administrasi LKMA
-Buku akses pangan
-buku cadangan pangan
-buku pemasaran hasil pertanian
-buku sewa alat mesin pertanian
-buku pembelian dan penjualan sarana produksi pertanian
C.8. PENGELOLAAN GAPOKTAN
Pengelolaan Gapoktan dilaksanakan dengan prinsip keterbukaan, kehati-
hatian dan kejujuran dalam pelaksanaan seluruh kegiatan, dalam kegiatan,
Gapoktan membentuk unit usaha LKMA, unit usaha pengelolaan alsintan,unit usaha
pemasaran, unit usaha Holtikultura, Unit Usaha Tanaman Pangan serta unit usaha
P4S, dengan didampingi PPL dan pihak Desa Purwobinangun.
Rencana kegiatan Gapoktan ditetapkan pada awal tahun sekaligus evaluasi
kinerja tahunan, penjabaran program kerja dimusyawarahkan dalam rapat rutin
bulanan, selain membahas rencana kegiatan, laporan kegiatan juga evaluasi
terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Selain itu juga dilakukan pertemuan rutin
anggota dan pengurus gapoktan demi untuk membahas rencana-rencana kerja
gapoktan dan hasil kerja anggota dan pengurus gapoktan.
Sesuai dengan AD/ART Gapoktan,anggaran,aturan-aturan gapoktan tentang
pengelolaan unit-unit usaha dan perjanjian hasil usaha gapoktan dan juga
perjanjian-perjanjian kerjasama, demi suatu upaya meningkatkan produktivitas dan
pendapatan kelompok tani di Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan adanya LKMA, merupakan suatu
43
upaya penguatan modal dan mempermudah kepada kelompok-kelompok tani untuk
mengajukan pinjaman atas rekomendasi ketua gapoktan untuk mendapatkan modal
untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tani salak desa
Purwobinangun. Kegiatan LKMA telah memberikan kontribusi yang nyata kepada
anggota kelompok tani.
Dalam hal meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tani,
Gapoktan menyediakan alsintan (traktor roda empat,mesin penanam padi, mesin
pemanen padi ,pompa air,presser,laptop,warung,kolam). Alat-alat ini bisa
digunakan oleh kelompok tani dengan melakukan penyewa alat yang digapoktan
tersebut. Dan sampai sekarang alat-alat tersebut masih berfungsi untuk digunakan
oleh kelompok tani dengan melakukan penyewa alat tersebut. Gapoktan juga
menyediakan tempat pelatihan bagi petani yang ingin mengetahui tentang tata cara
bertani.
Untuk meningkatkan produktivitas kelompok tani, gapoktan melakukan
suatu terobosan dengan melakukan suatu upaya kerja sama dengan PPL dan Dinas
pertanian dengan melakukan upaya sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan
kepada angggota kelompok tani, tentang tata cara bertani yang baik, agar supaya
kelompok tani bisa meningkatkan produktivitas dan pendapatan,sebab kalau tanpa
adanya suatu penyuluhan, sosialisasi dan pendampingan maka para anggota
kelompok tani, maka sulit untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan itu
sendiri, karena para anggota kelompok hanya bisa bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari tanpa ada peningkatan kehidupan yang lebih baik.
44
Pada tahun 2012 gapoktan telah mendirikan gedung yang diperuntukan
usaha warung makan. Dan sekarang telah diganti nama menjadi warung petani
gapoktan. Selain itu juga sebagai showroom dan penjualan hasil olahan salak oleh
KWT dan petani. Diharapkan dapat menjadi wadah anggota kelompok tani salak
dan petani untuk memasarkan hasil olahannya salak. Agar supaya dapat
meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok tani dan petani.
Gapoktan juga bekerja sama dengan pihak Asosiasi yang ada di Kabupaten
Sleman untuk menyalur hasil produk salak dari kelompok tani, tapi hal ini tidak
terakomodir dengan baik. Sebab pihak asosiasi tidak sanggup mengakomodir semua
hasil pertanian salak dari kelompok tani salak didesa purwobinangun, tapi gapoktan
tidak patah arang, gapoktan mencoba membentuk kelompok wanita tani, untuk
pengembangan diversifikasi pangan lokal menjadi makan dan minuman yang sehat,
tapi hal ini terkendala pada pemasaran hasil olahan yang dilakukan oleh kelompok
wanita tani didesa purwobingun. Maka dari itu pihak gapoktak maupun pihak
perintah diharapkan untuk mencari solusinya untuk memasaran hasil pertanian dari
kelompok tani, agar bisa tersalurkan semua.
C.9. PENINGKATAN KUALITAS SDM
Dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok
tani, Pemerintah Kabupaten Sleman memfalitasi Gapoktan untuk membuat program
yang berorientasi pada peningkatan sumber daya manusia melalui pendampingan,
pembinaan yang dilakukan oleh PPL secara rutin. Dan Gapoktan selalu mengajak
anggota kelompok untuk ambil bagian dalam suatu pelatihan atau penyuluhan yang
45
diselengggara oleh Dinas Pertanian bekerjasama dengan Gabungan kelompok tani
itu sendiri.
Maka dengan adanya pendampingan, pembinaan dan penyuluhan terhadap
anggota kelompok tani dengan sendiri anggota kelompok tani akan mengetahui tata
cara bertani. Disamping itu juga anggota kelompok tani akan dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan hasil pertanian, karena mereka sudah dilatih dan
didampingi oleh pihak-pihak yang berkompoten dalam bidang pertanian.
C.10. DAMPAK DALAM KEGIATAN YANG DILAKUKAN GAPOKTAN
Dampak dari berbagai program yang telah dilakukan oleh gapoktan
berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi,bahwa produktivitas
pertaniannya meningkat, tetapi pendapatan anggota kelompok tani tidak meningkat,
karena terdapat permasalahan dalam pemasaran hasil produksi salak.
C.11. PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI
Kelompok tani sebagai sasaran kegiatan gapoktan pada umumnya setelah
merasakan manfaatnya dari kegiatan tersebut maka para anggota kelompok tani
tertarik untuk aktif dalam kegiatan gapoktan salah satu ukurannya yang dapat
disampakan ialah dengan bertambahnya jumlah anggota gapoktan. Dan juga dilihat
juga dari dinamisnya kegiatan kelompok anggota gapoktan yang hadir,maka
gapoktan akan memberikan ruang partisipasi yang luas kepada anggota dalam
setiap pengambilan keputusan dan seluruh kegiatan gapoktan.
Tapi berdasarkan hasil observasi,wawancara dan dokumentasi secara
mendalam oleh penulis menemukan berbagai masalah, sebab petani tertarik untuk
masuk kelompok dan ikut partisipasi demi mempermudah para kelompok tani
46
dalam mengajuan proposal bantuan dana dan alat untuk pertanian ke pemerintah,
sebab kalau tidak masuk kelompok tani maka petani tidak dapat bantuan. Tapi ada
hal baiknya karena dapat mempermudah kelompok tani untuk mengakses dana
bantuan dari pemerintah dan swasta,dampak dari bantuan tersebut sangat sedikit.
C.12. ASPEK PERMODALAN DAN PERALATAN GAPOKTAN
Sumber dana dalam upaya pemupukan modal, anggota melakukan yuran
pokok anggota dan simpanan wajib anggota. Keuntungan dari hasil usaha anggota
yang diberikan dari masing-masing unit usaha sesuai dengan perjanjian bagi hasil,
menjadi penambah modal usaha gapoktan
C.13. ASPEK KEMITRAAN
Gapoktan Purwo agro mandiri bergerak dibidang pengembang usaha
produktif. Agar upaya dalam meningkat produktivitas dan pendapatan kelompok
tani, Gapoktan Purwo agro mandiri bekerja sama dengan Pemerintah Desa
Purwobinangun, dan Asosiasi. Agar supaya bisa memudah Gapoktan dalam
memasarkan hasil pertaniannya.
C.14. MANAJEMEN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF
Program-program kerja anggota meliputi sebagai berikut:
1. Bidang organisasi dan keanggotaan
Meningkatakan pengetahuan dan kemampuan anggota pengurus gapoktan
dengan mengikut sertakan dalam pelatihan, penyuluhan dan pendampingan.
Gapoktan juga mengitkut sertakan seluruh anggota Gapoktan dalam pelatihan,
penyelenggaraan RAT dan pelaksanaan rapat anggota pengurus selalu rutin.
2. Bidang administrasi dan kesekretarisan
47
Dalam bidang administrasi dan kesekretarisan dengan melengkapi buku-buku
administrasi, data, inventaris-inventaris, dokumentasi kegiatan Gapoktan dan
menertibkan arsip anggota Gapoktan.
C.15. KESEPAKATAN-KESEPAKATAN YANG TELAH DITETAPKAN
Gapoktan bekerjasama dengan Asosiasi, tengkulak, pengepul untuk menerima
hasil pertanian terutama salak untuk dibeli.
Kerja sama antara gapoktan dengan Asosiasi, tengkulak, pengepul agar
supaya menjadi wadah untuk memasar hasil produksi salak yang di peroleh
kelompok tani salak.