Upload
dangngoc
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. 2003
2. Arief S. Radikal Bebas. [Internet] 2010. [cited 2013 Nov 13] Available from :
old.pediatrik.com/buletin/06224113752-x0zu6l.pdf
3. Diniz MF, Dourado VA, Silva ME, et al. Cigarette Smoke Causes Changes in
Liver and Spleen of Mice Newborn Exposed During Pregnancy. [Internet]
2013.[cited 2013 Nov 14] Available from : http;//omicsonline.org/cigarette-
smoke-cause-changes-in-liver-and-spleen-of-mice-newbirn-exposed-during-
pregnancy-2157-7099.1000168.pdf
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2010. Riset Kesehatan Dasar. 2010
5. Parwata IMO, Ratnayati AK. Aktivitas Antiradikal Bebas Serta Kadar Beta
Karoten Pada Madu Randu (Ceiba pentandra) dan Madu Kelengkeng (Nephelium
longata L). [Internet] 2010. [cited 2013 Nov 16] Available from :
ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/download/2766/1958
6. Singh MP, Chourasia HR, Agarwal M, et al. Honey As Complementary
Medicine. Int J Pharma Bio Sci. 2012 June;3(2):10-12. Available from :
www.ijpbs.net/vol-3/issue-2/pharma/3.pdf
7. Asari H. Efek Pemberian Madu Terhadap Kerusakan Sel Hepar Mencit (Mus
musculus) Akibat Paparan Parasetamol. [Internet] 2009. [cited 2013 Nov 19]
Available from : eprints.uns.ac.id/7839/1/1357709082010120121.pdf
8. Dewi MR. Pengaruh Hepatoprotektor Madu Terhadap Kerusakan Histologis Sel
Hepar Mencit (Mus musculs) Yang Diberi Perlakuan Natrium Siklamat.
[Internet] 2010. [cited 2013 Nov 21] Available from : eprints.uns.ac.id/3744/
52
9. Jubri Z, Narayanan NNN, Karim NA,et al. Antiproliferative Activity and
Apoptosis Induction by Gelam Honey on Liver Cancer Cell Line. J Int App Sci
Tech. 2012 April 19;2(2):4.
10. Haris A, Ikhsan M, Rogayah R. Asap Rokok Sebagai Bahan Pencemar Dalam
Ruangan. [Internet] 2012. [cited 2013 Nov 24] Available from
:eprints.uns.ac.id/7838/253728162627181.pdf
11. Buettner GR, Oberley LW. Free Radicals in Biology and Medicine. [Internet]
2008. [cited 2013 Nov 24] Available from :
www.boark.org/pdfonline/4442263526.pdf
12. Valavanidis A, Vlachogianni T, Fiotakis K. Involvement of Reactive Oxygen
Species and Stable Free Radicals in Mechanisms of Oxidative Damage,
Carcinogenesis, and Synergistic Effects With Other Respirable Particles.
[Internet] 2009. [cited 2013 Nov 26] Available from :
www.scribd.com/doc/36357178253/invoolvement-of-ROS.pdf
13. Tirtosastro S, Murdiyati AS. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok. [Internet]
2009. [cited 2013 Nov 26] Available from :
baliittbas/litbang.deptan.go.id/ind/pdf/vol21333.pdf
14. Malik A. Addiksi Nikotin. Yogyakarta. [Internet] 2011. [cited 2013 Nov 27]
Available from : repository.uns.ac.id/bitstream/adiiksi-nikotin/chapter%20.pdf
15. Susanto D, Setiawati A, Gayatri A. Nicotine Replacement Therapy. Cer Dun Ked
(CDK). 2012;39(1):25-30 Available from : www.kalbemed.com
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau
Bagi Kesehatan. 2012
53
17. Novitasari S. Pengaruh Pemberian Jus Noni (Morinda Citrifolia L) Dosis
Bertingkat Terhadap Produksi Nitrit Oxide (NO) Makrofag Peritoneum Pada
Tikus Galur Wistar Yang Diberi Paparan Asap Rokok. [Internet] 2012. [cited
2012 Dec 10] Available from : eprints.undip.ac.id/37641/
18. Oktavianis. Efek Pemberian Asap Rokok Terhadap Kehamilan Tikus Putih.
[Internet] 2011. [cited 2013 Nov 30] Available from : pasca.unand.ac.id
19. Indyah SA. Pendidikan Lingkungan Hidup Tentang Bahaya Polutan Udara.
[Internet] 2008. [cited 2013 Dec 2] Available from :
www.lonntar.net/pendidikan-lingkungan-hidup/bsuwms.pdf
20. Slauch JM. How Does The Oxidative Burst of Macrophages Kill Bacteria? Still
an Open Question. [Internet] 2009. [cited 2013 Dec 2] Available from :
http//www. Oxidativeburst.8387229/72828.pdf
21. Revianti S, Prananingrum W, Sari RP. Peranan Antioksidan Ekstrak Buah Merah
(Pandanus Conoideus Lam) Sebagai Hepatoprotektor. [Internet] 2008. [cited
2013 Dec 2] Available from : jurnal.pdii.lipi.go.index.php/search.peranan-
antioksidan=ekstrak-buah-merah/627253.pdf
22. Hairrudin HD. Efek Protektif Propolis Dalam Mencegah Stress Oksidatif Akibat
Aktifitas Fisik Berat. [Internet] 2009. [cited 2009 Dec 4] Available from :
free.pdfposting.com/897324782487253.pdf
23. Arief S. Radikal Bebas. [Serial Internet] 2010. [cited 2013 Dec 5] Available
from : old.pediatrik.com/buletin/
24. Utami W, Cholisoh Z. Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Ethanol 70% Biji
Jengkol (Archidendron jiringa). [Internet] 2009. [cited 2009 Dec 6] Available
from:
54
publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/2718467614521782631.pdf?sequence
=1
25. Endang PA. Pengaruh Penambahan Berbagai Tingkat Vitamin C Sebagai
Antioksidan Dan Lama Simpan Terhadap Ketengikan Bungkil Kacang Tanah.
[Internet] 2009. [cited 2009 Dec 7] Available from :
fk.uns.ac.id/static.file/jki.1.2.-3.-.pdf
26. Setia RK. Efek Fluvastatin Terhadap Selisih Jumlah Leukosit, Neutrofil, dan
Alkali Fosfatase Serum Pada Tikus Wistar Sebelum dan Sesudah Paparan Asap
Rokok. [Internet] 2011. [cited 2011 Dec 8] Available from :
eprints.undip.ac.id/31386/
27. As’ari H. Efek Pemberian Madu Terhadap Kerusakan Sel Hepar Mencit (Mus
musculus) Akibat Paparan Parasetamol. [Internet] 2008. [cited 2013 Dec 9]
Available from : eprints.uns.ac.id/7328/
28. Ergudder BI, Klicoglu SS, Nasmulu M, et al. Honey Prevents Hepatic Damage
Induced by Obstruction of The Common Bile Duct. [Internet] 2008. [cited 2013
Dec 10] Available from : www.biolmedine.com/articles/vol3-1-1-1-5.pdf
29. Said H. 99 Resep Sehat Dengan Madu. Solo: Serikat Penerbit Islam; 2009
30. Bogdanov S. Honey as Nutrient and Functional Food A Review. [Internet] 2009.
[cited 2013 Dec 10] Available from : www.bee-hexagon.net
31. Raessi MA, Aslani J, Raessi N, Homa et al. Honey Plus Coffee Versus Systemic
Steroid in The Treatment of Persistent Post Infectious Cough. [Internet] 2013.
[cited 2013 Dec 11] Available from :
journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/6943
32. Aliyah. Efek Hepatoprotektif Dan Hepatogeneratif Madu Sari Paliasa Yang
Dihasilkan Oleh Apis melifera L. Terhadap Kerusakan Hati Tikus Yang
55
Diinduksi Karbon Tetraklorida. [Serial Internet] 2013. [cited 2013 Dec 12]
Available from : repository.unhas.ac.id/handl/12345689/1167.pdf
33. Rukmiasih, Matitaputty PR. Penggunaan Beluntas, Vitamin C dan E Sebagai
Antioksidan Untuk Menurunkan Off-Odor Daging Itik Alabio dan Cihateup.
[Internet] 2011. [cited 2013 Dec 12] Available from :
peternakan.libang.deptan.go.id/fullteks/penggunaan-beluntas-vitamin-c-vitamin-
e-sebagai-antioksidan-untuk-menurunkan-off-odor-daging-itik-alabio-dan-
cihateup/jitv161-2.pdf
34. Sultana F. Buku Ajar Histologi II. Semarang: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro; 2011
35. Sulaiman HA. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007
36. Galileo Site Manager. Medical Atlas . [Internet] 2008. [cited 2014 Jan 4]
Available from : http://www.edoctoronline.com/medical-
atlas.asp?c=4&id=22006
37. Lumongga, Fitriani. Struktur Liver. [Internet] 2008. [cited 2008 Jan 6] Available
from : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2052/1/09E0167.pdf
38. IMAIOS Company. Medical Atlas [Internet] 2012. [cited 2014 Jan 7] Available
from : http://www.imaios.com/de/e-Anatomy/Thorax-Abdomen-
Pelvis/Verdauungsapparat-Illustrationen
39. Guyton H. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006.
56
LAMPIRAN 1
PERHITUNGAN DOSIS
Berdasarkan Tabel Konversi Dosis Pages & Barnes pada tahun
1964. Rumus konversi perhitungan dosis dari manusia dewasa dengan
berat badan 70 kg pada mencit dengan berat badan 20 g adalah 0,0026.
Dosis yang diberikan ditentukan dari hasil konversi manusia ke mencit
yang setara dengan pemberian 1 sendok makan penuh adalah 15 mL.
Pada manusia, konsumsi madu untuk pencegahan penyakit adalah
satu sendok makan yang diberikan 1-2 kali tiap hari. Dosis pemberian
madu pada mencit Balb/c dibedakan dalam 3 dosis dan masing-masing
dosis yang disondekan adalah madu yang telah diencerkan dengan
aquadest.
4.1 Dosis 1
Dosis madu yang diberikan pada mencit Balb/c dengan berat badan
20 g setara dengan dosis yang diberikan pada manusia dengan berat badan
70 kg, yaitu 15 mL.
Dosis madu = 0,0026 x 15 mL
= 0,04 mL madu
Pengenceran madu dilakukan dengan cara mencampurkan 2 mL
madu dengan aquades hingga mencapai 10 mL larutan madu. Dosis madu
yang diberikan pada mencit setelah dilakukan pengenceran adalah
57
Jadi dosis madu yang diberikan pada perlakuan 1 adalah 0,2 mL,
yang diberikan setelah 30 menit mencit Balb/c diberi paparan asap rokok
selama 30 hari.
4.2 Dosis 2
Dosis madu yang diberikan pada perlakuan II adalah 2 kali dari
dosis madu yang diberikan pada perlakuan I, yaitu
Jadi dosis madu yang diberikan pada perlakuan II adalah 0,4 mL,
yang diberikan setelah 30 menit mencit Balb/c diberi paparan asap rokok
selama 30 hari.
4.3 Dosis 3
Dosis madu yang diberikan pada perlakuan III adalah 3 kali dari
dosis madu yang diberikan pada perlakuan I, yaitu
Jadi dosis madu yang diberikan pada perlakuan III adalah 0,6 mL,
yang diberikan setelah 30 menit mencit Balb/c diberi paparan asap rokok
selama 30 hari.
58
LAMPIRAN 2
METODE BAKU PEMERIKSAAN JARINGAN
4.4 Cara Pengambilan dan Fiksasi Jaringan
Mengambil jaringan hepar pada mencit Balb/c dengan
pisau tajam secepatnya setelah mencit Balb/c didekapiasi (kurang
dari 2 jam) dengan ukuran 1 x 1 x 1 cm3.
4.5 Fiksasi
Memasukkan jaringan hepar ke dalam larutan fiksasi, yaitu
dengan merendam jaringan dalam larutan buffer formalin 10% tiap
hari.
4.6 Dehidrasi
Mengeluarkan air dari jaringan, dengan cara :
1) Merendam jaringan dalam alkohol 30% masing-masing selama
20 menit dalam 3 botol yang berbeda.
2) Merendam jaringan dalam alkohol 40% selama 1 jam.
3) Merendam jaringan dalam alkohol 50% selama 1 jam.
4) Merendam jaringan dalam alkohol 60% selama 1 jam.
5) Merendam jaringan dalam alkohol 70% selama 1 jam.
6) Merendam jaringan dalam alkohol 80% selama 1 jam.
7) Merendam jaringan dalam alkohol 90% selama 1 jam.
8) Merendam jaringan dalam alkohol 96% selama 1 jam.
59
IV. Clearing (Penjernihan)
Memasukkan jaringan yang telah didehidrasi ke dalam larutan
penjernih agar parafin cair mudah masuk ke dalam jaringan,
dengan cara :
1) Terdapat alkohol 96 % dan Xylol (1:1) diantara dehidrasi dan
clearing selama 2x20 menit.
2) Merendam jaringan dalam larutan Xylol I selama 20 menit.
3) Merendam jaringan dalam larutan Xylol II selama 20 menit.
4) Merendam jaringan dalam larutan xylol III selama 20 menit.
V. Embedding (Pengikatan)
Pengikatan jaringan oleh parafin, dengan cara :
1) Blocking
a. Jaringan dimasukkan dalam parafin cair dan xylol (1:1)
selama 20 menit tiap 24 jam dan dimasukkan dalam oven
60°C supaya tidak beku.
b. Memasukkan jaringan ke dalam parafin I selama 20 menit,
parafin II selama 20 menit, dan parafin III selama 20 menit.
c. Jaringan dimasukkan dalam cetakan dari logam.
d. Jaringan didinginkan dalam air es sehingga cetakan dapat
dibuka.
2) Trimming
Memotong balok – balok parafin yang dalamnya berisi
jaringan.
60
VI. Sectioning (Pemotongan)
1) Menyiapkan object glass bersih.
2) Balok parafin yang sudah disiapkan dipotong menggunakan
mikrotom, dengan ketebalan 3-10 mikron.
3) Jaringan yang telah dipotong diambil menggunakan jarum dan
dimasukkan dalam water bath yang terisi air hangat 40-45oC .
4) Jaringan akan mengembang, kemudian mengambil jaringan
menggunakan object glass yang sudah diberi glisserin albumin.
5) Mengeringkan jaringan dan object glass.
6) Penambahan timol dapat diberikan setelah ditutup dengan deck
glass untuk mencegah pembusukan.
VII. Staining (Pewarnaan)
1) Meletakkan preparat dalam staining yard.
2) Parafin yang ada dalam irisan jaringan dihilangkan.
3) Slide jaringan dimasukkan dalam xylol I, xylol II, dan xylol III
masing-masing selama 10 menit.
4) Rehidrasi dengan alkohol xylol (alkohol 96%+xylol) selama 5
menit.
5) Mencelupkan dalam alkohol 80% - 70% - 60% - 50% - 40% -
30%, masing - masing selama 30 menit.
6) Bilas dengan aquades selama 10 menit.
7) Melakukan pengecatan dengan merendam preparat dalam
larutan Hematoxyllin selama 10 menit.
61
8) Bilas dengan air mengalir hingga bersih.
9) Bilas dengan aquadest, lalu alkohol asam (alkohol + NaCl
0,9%).
10) Bilas dengan alkohol 50% - 96%.
11) Melakukan pengecatan dengan merendam preparat dalam
larutan Eosin selama 2 – 5 menit.
12) Bilas dengan alkohol 96% A dan alkohol 96% B.
13) Bilas dengan alkohol xylol.
14) Mengeringkan preparat dengan kertas saring, jaga saringan agar
kering di udara.
15) Membersihkan kotoran yang ada di sekitar jaringan dengan
kapas alkohol.
16) Merendam preparat dalam Xylol I dan xylol II masing-masing
selama 5 menit.
17) Menetesi preparat dengan balsam Canada.
VIII. Mounting
Menutup preparat dengan deck glass.
64
LAMPIRAN 5
HASIL OUTPUT STATISTIK
Explore
Sel Normal
Case Summaries
Sel Normal
5 ,0000 ,00000 ,0000 ,00 ,00
5 ,1540 ,17199 ,1200 ,00 ,40
5 ,1920 ,15547 ,1700 ,00 ,39
5 ,1180 ,10733 ,1000 ,01 ,28
20 ,1160 ,13850 ,0700 ,00 ,40
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Total
N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum
Tests of Normalityb
,215 5 ,200* ,899 5 ,406
,156 5 ,200* ,978 5 ,923
,167 5 ,200* ,943 5 ,685
Kelompok
P1
P2
P3
Sel Normal
Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
Sel Normal is constant when Kelompok = K (-). It has been omitted.b.
Test of Homogeneity of Variancea
,829 2 12 ,460
,515 2 12 ,610
,515 2 10,904 ,611
,796 2 12 ,474
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on t rimmed mean
Sel Normal
Levene
Stat ist ic df 1 df 2 Sig.
Sel Normal is constant when Kelompok = K (-). I t has been omitted.a.
65
Oneway
ANOVA
Sel Normal
,103 3 ,034 2,112 ,139
,261 16 ,016
,364 19
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
66
Explore
Degenerasi Parenkim
Case Summaries
Degenerasi Parenkim
5 ,0600 ,09247 ,0000 ,00 ,21
5 ,2940 ,21408 ,2900 ,00 ,60
5 ,1960 ,19321 ,0800 ,03 ,44
5 ,2060 ,16742 ,1200 ,03 ,40
20 ,1890 ,18049 ,1150 ,00 ,60
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Total
N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum
Tests of Normality
,342 5 ,057 ,761 5 ,037
,233 5 ,200* ,954 5 ,762
,326 5 ,089 ,808 5 ,094
,296 5 ,174 ,850 5 ,194
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Degenerasi Parenkim
Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
Test of Homogeneity of Variance
1,131 3 16 ,366
,383 3 16 ,767
,383 3 14,007 ,767
1,114 3 16 ,373
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on t rimmed mean
Degenerasi Parenkim
Levene
Stat ist ic df 1 df 2 Sig.
67
Tests of Normality
,360 5 ,033 ,768 5 ,043
,331 5 ,077 ,860 5 ,230
,290 5 ,195 ,847 5 ,186
,243 5 ,200* ,895 5 ,380
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Zparenkim
Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.
Kolmogorov -Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
68
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
5 5,70
5 12,90
5 11,20
5 12,20
20
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Total
Degenerasi Parenkim
N Mean Rank
Test Statisticsa,b
4,639
3
,200
Chi-Square
df
Asy mp. Sig.
Degenerasi
Parenkim
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Kelompokb.
Explore
Degenerasi Hidropik
Case Summaries
Degenerasi Hidropik
5 ,3500 ,09874 ,3900 ,23 ,45
5 ,4580 ,20067 ,4500 ,25 ,78
5 ,4640 ,24337 ,6200 ,16 ,67
5 ,3840 ,23458 ,3400 ,08 ,67
20 ,4140 ,19253 ,4050 ,08 ,78
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Total
N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum
69
Tests of Normality
,257 5 ,200* ,876 5 ,292
,276 5 ,200* ,914 5 ,490
,339 5 ,061 ,792 5 ,069
,174 5 ,200* ,970 5 ,877
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Degenerasi Hidropik
Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
Test of Homogeneity of Variance
1,832 3 16 ,182
,517 3 16 ,677
,517 3 10,572 ,680
1,773 3 16 ,193
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on t rimmed mean
Degenerasi Hidropik
Levene
Stat ist ic df 1 df 2 Sig.
70
Oneway
ANOVA
Degenerasi Hidropik
,047 3 ,016 ,383 ,767
,657 16 ,041
,704 19
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Explore
Nekrosis
Case Summaries
Nekrosis
5 ,5900 ,16432 ,5800 ,40 ,77
5 ,2780 ,21382 ,1800 ,17 ,66
5 ,2200 ,09975 ,2700 ,08 ,30
5 ,3100 ,32962 ,2200 ,05 ,88
20 ,3495 ,24833 ,2700 ,05 ,88
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Total
N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum
Tests of Normality
,219 5 ,200* ,910 5 ,468
,442 5 ,002 ,597 5 ,001
,292 5 ,190 ,836 5 ,155
,348 5 ,047 ,789 5 ,065
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Nekrosis
Stat istic df Sig. Stat istic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
71
Test of Homogeneity of Variance
1,079 3 16 ,386
,410 3 16 ,748
,410 3 9,174 ,750
,806 3 16 ,509
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on t rimmed mean
Nekrosis
Levene
Stat ist ic df 1 df 2 Sig.
Tests of Normality
,216 5 ,200* ,916 5 ,505
,412 5 ,006 ,642 5 ,002
,309 5 ,134 ,816 5 ,110
,192 5 ,200* ,985 5 ,961
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
ZNekrosis
Stat istic df Sig. Stat istic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
72
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
5 16,40
5 8,60
5 8,30
5 8,70
20
Kelompok
K (-)
P1
P2
P3
Total
Nekrosis
N Mean Rank
Test Statisticsa,b
6,658
3
,084
Chi-Square
df
Asy mp. Sig.
Nekrosis
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Kelompokb.
Tabel Deskriptif
Variabel Kategori N Mean ± SD Median Min – max
Sel normal
K (-) 5 0,00 ± 0,000 0 0 – 0
P1 5 0,15 ± 0,172 0,12 0 – 0,4
P2 5 0,19 ± 0,155 0,17 0 – 0,39
P3 5 0,12 ± 0,107 0,1 0,01 – 0,28
Degenerasi
parenkim
K (-) 5 0,06 ± 0,092 0 0 – 0,21
P1 5 0,29 ± 0,214 0,29 0 – 0,6
73
P2 5 0,20 ± 0,193 0,08 0,03 – 0,44
P3 5 0,21 ± 0,167 0,12 0,03 – 0,4
Degenerasi
Hidropik
K (-) 5 0,35 ± 0,099 0,39 0,23 – 0,45
P1 5 0,46 ± 0,201 0,45 0,25 – 0,78
P2 5 0,46 ± 0,243 0,62 0,16 – 0,67
P3 5 0,38 ± 0,235 0,34 0,08 – 0,67
Nekrosis
K (-) 5 0,59 ± 0,164 0,58 0,4 – 0,77
P1 5 0,28 ± 0,214 0,18 0,17 – 0,66
P2 5 0,22 ± 0,100 0,27 0,08 – 0,3
P3 5 0,31 ± 0,330 0,22 0,05 – 0,88
Tabel Distribusi normalitas dan homogenitas data sel normal, degenerasi
parenkim, degenerasi hidropik dan nekrosis berdasarkan kelompok dengan uji
Shapiro Wilk.
74
Variabel Kelompok Shapiro-Wilk (p) Levene test (p)
Sel normal
K (-) –
0,460
P1 0,406
P2 0,923
P3 9,685
Degenerasi
parenkim
K (-) 0,037
0,366
P1 0,762
P2 0,094
P3 0,194
Degenerasi
Hidropik
K (-) 0,292
0,182
P1 0,490
P2 0,069
P3 0,877
Nekrosis
K (-) 0,468
0,386
P1 0,001
P2 0,155
P3 0,065
75
Dari tabel normalitas di atas variabel sel normal dan degenerasi hidropik
berdistribusi normal dan homogen sehingga uji yang digunakan adalah uji One
Way ANOVA. Sedangkan untuk variabel degenerasi parenkim dan nekrosis
setelah melewati langkah transformasi data didapatkan data berdistribusi tidak
normal dan homogen sehingga uji yang digunakan adalah uji Kruskal Wallis.
Tabel uji beda Multivariat
Variabel p
Sel normal 0,139€
Degenerasi Parenkim 0,200$
Degenerasi Hidropik 0,767€
Nekrosis 0,084$
Keterangan :
€ One Way ANOVA
$ Kruskal Wallis
Dari tabel uji multivariat didapatkan semua variabel mempunyai nilai p >
0,05 atau tidak signifikan.
76
LAMPIRAN 6
DOKUMEN FOTO PENELITIAN
Persiapan Mencit Selama Adaptasi
K
Perlakuan Pemberian Asap Rokok
80
LAMPIRAN 7
BIODATA PENULIS
Nama : Argo Pandu Widigdo
NIM : 22010110120129
Fakultas : Kedokteran
Jurusan : Kedokteran Umum
Angkatan : 2010
Tempat/Tanggal Lahir : Boyolali, 18 Februari 1993
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Alamat : Ngagglik Lama no. 78 Semarang
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan Formal :
1. TK AISYAH LABUAN
2. SD MARDI YUANA LABUAN
3. SLTP NEGERI 1 LABUAN
4. SMAN 1 KOTA SERANG
5. FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
DIPONEGORO