31
5 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum dan Moral di Indonesia, USU Press, Medan, 2004. Abdussalam, Politik Hukum, PTIK, Jakarta, 2011. __________, Filsafat Hukum Perspektif Historis, PTIK, Jakarta, 2011. Adan, Hasanuddin Yusuf, Aceh dan Inisiatif NKRI, Adnin Foundation Publisher, Banda Aceh, 2010. Adji, Oemar Seno, Peradilan Bebas Negara Hukum, Airlangga, Jakarta, 1980. Adolf, Huala, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Keni Media, Bandung, 2011. Agusman, Damos Dumoli, Hukum Perjanjian Internasional: Kajian Teori dan Praktek di Indonesia, Aditama, Bandung, 2010. Alfian, Teuku Ibrahim, Wajah Aceh Dalam Lintasan Sejarah, Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh, Banda Aceh, 1999. Ali, Fachry, Kalla dan Perdamaian Aceh, LSPEU Indonesia, Jakarta, 2008. Amin, S.M, Memahami Sejarah Konflik Aceh, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2014. Amirin, Tatang M, Pokok-Pokok Teori Sistem, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 1996. Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta, 2006. Aning, Floriberta, Lahirnya Pancasila Kumpulan Pidato BPUPKI, Media Pressindo, Yogyakarta, 2006. Anwar, Chairul, Konstitusi dan Kelembagaan Negara, Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 1999. Apeldoorn, L.J Van, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 2011.

DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

  • Upload
    lyquynh

  • View
    255

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

5

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum dan Moral di Indonesia, USU Press, Medan,

2004.

Abdussalam, Politik Hukum, PTIK, Jakarta, 2011.

__________, Filsafat Hukum Perspektif Historis, PTIK, Jakarta, 2011.

Adan, Hasanuddin Yusuf, Aceh dan Inisiatif NKRI, Adnin Foundation Publisher,

Banda Aceh, 2010.

Adji, Oemar Seno, Peradilan Bebas Negara Hukum, Airlangga, Jakarta, 1980.

Adolf, Huala, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Keni Media,

Bandung, 2011.

Agusman, Damos Dumoli, Hukum Perjanjian Internasional: Kajian Teori dan

Praktek di Indonesia, Aditama, Bandung, 2010.

Alfian, Teuku Ibrahim, Wajah Aceh Dalam Lintasan Sejarah, Pusat Dokumentasi

dan Informasi Aceh, Banda Aceh, 1999.

Ali, Fachry, Kalla dan Perdamaian Aceh, LSPEU Indonesia, Jakarta, 2008.

Amin, S.M, Memahami Sejarah Konflik Aceh, Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

Jakarta, 2014.

Amirin, Tatang M, Pokok-Pokok Teori Sistem, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta,

1996.

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali

Press, Jakarta, 2006.

Aning, Floriberta, Lahirnya Pancasila Kumpulan Pidato BPUPKI, Media

Pressindo, Yogyakarta, 2006.

Anwar, Chairul, Konstitusi dan Kelembagaan Negara, Novindo Pustaka Mandiri,

Jakarta, 1999.

Apeldoorn, L.J Van, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 2011.

Page 2: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

416

Arbas, Cakra, Jalan Terjal Calon Independen Pada Pemilukada di Provinsi Aceh,

PT. Sofmedia, Jakarta, 2012.

Ashofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1992.

Asshiddiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, RajaGrafindo Persada,

Jakarta, 2012.

______________, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar Grafika,

Jakarta, 2011.

_______________, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sinar Grafika,

Jakarta, 2010.

_______________, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia, Bhuana Ilmu

Populer, Jakarta, 2008.

_______________, Perihal Undang-Undang, Konstitusi Press, Jakarta, 2006.

Asshiddiqie, Jimly dan M. Ali Safa‟at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,

Konstitusi Press, Jakarta, 2012.

Atmosudirjo, Prajudi, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta,

1994.

Azhary, Muhammad Tahir, Negara Hukum: suatu studi tentang prinsip-

prinsipnya, dilihat dari segi hukum Islam, implementasinya pada periode

negara Madinah dan masa kini, Bulan Bintang, Jakarta, 1993.

Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara

Abada XVII dan XVIII Melacak Akar-akar Pembaharuan Pemikiran

Islam di Indonesia, Mizan, Bandung, 1998.

Basyar, M. Hamdan, Aceh Baru: Tantangan Perdamaian dan Reintegrasi, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2008.

Bhakti, Ikrar Nusa, Beranda Perdamaian Aceh Tiga Tahun Pasca MoU Helsinki,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008.

Baldan, Ferry Mursyidan, Pondasi Menuju Perdamaian Abadi, Suara Bebas,

Jakarta, 2007.

Page 3: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

417

Bardan, Tgk Ibrahim, Resolusi Konflik Dalam Islam, Aceh Istitute Press, Banda

Aceh, 2008.

Bruggink, J.J.H, Refleksi Tentang Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996.

Budiardjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2008.

Chaidar, Al, Gerakan Aceh Merdeka, Madani Press, Jakarta, 1999.

_________, Aceh Bersimbah Darah, Pustaka Al Kautsar, Jakarta, 1998.

Chand, Hari, Modern Jurisprudence, International Law Book Service, Selangor-

Malaysia, 2001.

Darmodiharjo, Darji dan Sidharta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2008

Dekker, Nyoman, Hukum Tata Negara Republik Indonesia Suatu Pengantar, IKIP

Malang, Malang, 1993.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Al-Karim dan

Terjemahannya, CV. Toha Putra, Semarang, 1996.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Aceh, Depdikbud, Jakarta, 1977.

Diponolo, G.S, Ilmu Negara, Balai Pustaka, Jakarta, 1975.

Djalil, Munawar A, Hasan Tiro Berontak Antara Alasan Historis-Yuridis-dan

Realitas Sosial, Adnin Foundation Publisher, Banda Aceh, 2009.

Djokosoetono, Kuliah Hukum Tata Negara, Ind-Hill-Co, Jakarta, 2006.

Djumala, Darmansyah, Soft Power Untuk Aceh Resolusi Konflik dan Politik

Desentralisasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2013.

Effendy, Fenty, Ombak Perdamaian Inisiatif dan Peran JK Mendamaikan Aceh,

Kompas, 2015.

Page 4: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

418

El-Ibrahimy, M. Nur, Tgk M. Daud Beure’euh Peranannya Dalam Pergolakan di

Aceh, Gunung Agung, Jakarta, 1986.

Friedman W, Legal Theory, Columbia University Press, New York, 1967.

Friedman, Lawrence M, Hukum Amerika Sebuah Pengantar, Tata Nusa, Jakarta,

2001.

__________________, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, Nusa Media,

Bandung, 2011.

Fuady, Munir, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, Kencana,

Jakarta, 2013.

Gadjong, Agussalim Andi, Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum,

Ghalia Indonesia, Bogor, 2007.

Gani, Yusra Habib Abdul, Self Government: Studi Perbandingan tentang Desain

Administrasi Negara, Paramedia Press, Jakarta, 2009.

Gie, The Liang, Pertumbuhan Pemerintahan Daerah di Negara Republik

Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1967.

Ginting, Budiman, Kenangan Purnabakti Prof. Dr. M. Solly Lubis, SH – Refleksi

Hukum dan Konstitusi di Era Reformasi, Pustaka Bangsa Press, Medan,

2002.

Gunawan, Restu, Indonesia Dalam Arus Sejarah Masa Pergerakan Kebangsaan,

Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2012.

Hadikusuma, Hilman, Bahasa Hukum Indonesia, Alumni, Bandung, 2010.

Hadjon, Philipus M, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Suatu Studi

Tentang Prinsip-prinsip, Penanganannya Oleh Pengadilan Dalam

Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan Peradilan Administrasi

Negara, Bina Ilmu, Surabaya, 1987.

HAM, Komnas, Buku I Komnas, Laporan Tim Ad HOC Aceh, 2004.

Hamid, Ahmad Farhan, Jalan Damai Nanggroe Endatu Catatan Seorang Wakil

Rakyat Aceh, Suara Bebas, Jakarta, 2006.

Page 5: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

419

Hamzah, Murizal, Hasan Tiro Jalan Panjang Menuju Damai Aceh, Bandar

Publishing, Banda Aceh, 2014.

Hardi, Api Nasionalisme Cuplikan Pengalaman, Gunung Agung, Jakarta, 1983.

Hardjosoediro, Soejitno, Kronologi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia, Pradnya

Paramita, Jakarta, 1979.

Hartono, C.F.G Sunaryati, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke 20,

Alumni, Bandung, 2006.

Hartono, M. Dimyati, Problematik dan Solusi Amandemen Undang-Undang

Dasar 1945, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.

Hasan, Husaini, Hasan Tiro The Unfinished Story Of Aceh, Bandar Publishing,

Banda Aceh, 2010.

____________, Dari Rimba Aceh Ke Stockholm, Batavia Publishing, Jakarta,

2015.

Hasan, Teuku Moehammad, Gubernur Sumatera Dari Aceh Ke Pemersatu

Bangsa, Papas Sinar Sinanti, Jakarta, 1999.

Hatta, Mohammad, Menuju Gerbang Kemerdekaan, Kompas Media Nusantara,

Jakarta, 2011.

_______________, Demokrasi Kita-Bebas Aktif-Ekonomi Masa Depan, UI Press,

Jakarta, 2002.

HS, Salim dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian

Tesis dan Disertasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013.

Husain, Farid, To See The Unseen-Kisah Dibalik Damai Aceh, Health & Hospital

Indonesia, Jakarta, 2007.

___________, To See The Unseen Scenes Behind The Aceh Peace Treaty, Health

& Hospital Indonesia, Jakarta, 2007.

Hidayat, Syarif dan Bhenyamin Hoessein, Desentralisasi dan Otonomi Daerah

dalam Paradigma Baru Otonomi Daerah, P2P-LIPI, Jakarta, 2001.

Page 6: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

420

Ibrahim, Jhonny, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia

Publishing, Malang, 2007.

Indra, Muhammad Ridhwan, Undang-Undang Dasar 1945 Sebagai Karya

Manusia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1990.

Indrayana, Denny, Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan Pembongkaran,

Mizan, Jakarta, 2008.

Indrati, Maria Farida, Ilmu Perundang-undangan 1, Kanisius, Yogyakarta, 2007.

_________________, Ilmu Perundang-Undangan 2, Kanisius, Yogyakarta, 2007.

Insider, Aceh Sepintas Lalu, Archapada, Jakarta, 1950.

Ishak, Otto Syamsuddin, Aceh Paska Konflik Kontestasi 3 Varian Nasionalisme,

Bandar Publishing, Banda Aceh, 2013.

Iwaichi, Fujiwara, Kikan Operasi Intelijen Tentara Jepang di Asia Tenggara

Selama Perang Dunia ke II, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1988.

Jakobi, Tgk. A.K, Aceh Daerah Modal, Pelita Persatuan, Jakarta, 1992.

______________, Aceh Dalam Perang Mempertahankan Proklamasi

Kemerdekaan 1945-1949, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.

Jalil, Husni, Hukum Pemerintahan Daerah, Syiah Kuala University Press, Banda

Aceh, 2008.

Jessup, Philip C, Pengantar Hukum Modern Antar Bangsa, Nuansa Cendekia,

Bandung, 2012.

Jihad, Abu, Hasan Tiro dan Pergolakan Aceh, Aksara Centra, Jakarta, 2000.

Joeniarto, Selayang Pandang Tentang Sumber-Sumber Hukum Tata Negara di

Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1991.

Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah, Alumni, Bandung, 2008.

Kaelan, Negara Kebangsaan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2013.

Kaho, Josef Riwu, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia,

Rajawali Press, Jakarta, 1991.

Page 7: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

421

Kaloh, J, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Rineka Cipta, Jakarta, 2007.

Kamelo, Tan, Pemikiran Guru Besar Universitas Sumatera Utara Dalam

pembangunan Nasional, Dewan Guru Besar USU, Medan, 2012.

Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum, Balai Pustaka, Jakarta, 2002.

___________, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, 1989.

Kansil, C.S.T dan Christine S.T. Kansil, Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar

Grafika, Jakarta, 2002.

Kartasapoetra, R.G, Sistematika Hukum Tata Negara, PT. Bina Aksara, Jakarta,

1987.

Kawilarang, Harry, Aceh Dari Sultan Iskandar Muda ke Helsinki, Bandar

Publishing, Banda Aceh, 2010.

Kelsen, Hans, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, Nusa Media, Bandung,

2011.

___________, Pengantar Teori Hukum, Nusa Media, Bandung, 2012.

Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 1997.

Koesoemahatmaja, RDH, Pengantar ke Arah Sistem Pemerintahan Daerah di

Indonesia, Bina Cipta, Bandung, 1979.

Koswara, E, Otonomi Daerah: Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat,

Yayasan PARIBA, Jakarta, 2001.

Kranenburg, R, dan B. Sabaroedin, Ilmu Negara Umum, Pradnya Paramita,

Jakarta, 1975.

Kusnardi, Moh dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,

Pusat Studi Ilmu Hukum UI, Jakarta, 1988.

Kusumaatmaja, Mochtar, Pengantar Hukum Internasional, Binacipta, 1990.

Page 8: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

422

Kusumo, Sardono W, Aceh Kembali Ke Masa Depan, IKJ Press, Jakarta, 2005.

Lubis, M. Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, PT. Sofmedia, Jakarta, 2012.

____________, Manajemen Strategis Pembangunan Hukum, Mandar Maju,

Bandung, 2011.

____________, Serba-serbi Politik dan Hukum, PT. Sofmedia, Medan, 2011.

____________, Paradigma Kebijakan Hukum Pasca Reformasi, PT. Sofmedia,

Jakarta, 2010.

____________, Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan, Mandar Maju, Bandung,

2009.

____________, Hukum Tata Negara, Mandar Maju, Bandung, 2008.

____________, Kebijakan Publik, Mandar Maju, Bandung, 2007.

____________, Ilmu Negara, Mandar Maju, Bandung, 2007.

____________, Pergeseran Garis Politik dan Perundang-undangan Mengenai

Pemerintahan Daerah, Alumni, Bandung, 1983.

____________, Asas-Asas Hukum Tata Negara, Alumni, Bandung, 1978.

Mahfud M.D, Moh, Politik Hukum di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2011.

_______________, Membangun Politik Hukum Menegakkan Konstitusi, Rajawali

Press, Jakarta, 2011.

_______________, Konstitusi Dan Hukum Dalam Kontroversi Isu, PT

RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010.

Manan, Bagir, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Pusat Studi Hukum Fakultas

Hukum UII, Yogyakarta, 2001.

___________, Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945, Unsika, Karawang, 1993.

Mangesti, Yovita A dan Bernard L Tanya, Moralitas Hukum, Genta Publishing,

Yogyakarta, 2014.

Page 9: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

423

Mansoer, Moh. Tolchah, Sumber Hukum dan Urutan Tertib Hukum Menurut

Undang-Undang Dasar RI ’45, Binacipta, Bandung, 1979.

Marzuki, M. Laica, Berjalan-jalan di Ranah Hukum, Sekretariat Jenderal &

Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006.

Mauna, Boer, Hukum Internasional, Alumni, Bandung, 2005.

Mertokusumo, Sudikno, Teori Hukum, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta, 2012.

___________________, Penemuan Hukum, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta,

2010.

Mill, John Stuart, On Liberty-Perihal Kebebasan, Yayasan Obor Indonesia,

Jakarta, 1996.

Missbach, Antje, Politik Jarak Jauh Diaspora Aceh, Ombak, Yogyakarta, 2012.

Muslimin, Amrah, Aspek-aspek Hukum Otonomi Daerah, Alumni, Bandung, 1982.

Nasroen, M, Masalah-masalah Sekitar Otonomi Daerah, Wolters, Jakarta, 1951.

Nietzsche, Friedrich, Sabda Zarathustra, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2014.

Nonet, Philippe dan Philip Selznick, Hukum Responsif, Nusa Media, Bandung,

2011.

Nurdin, Abidin, Idealisme Politik Islam di Aceh, Lembaga Kajian Agama dan

Sosial (LKAS), Banda Aceh, 2011.

Pane, Neta S, Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka – Solusi, Harapan,

dan Impian, PT. Gramedia, Jakarta, 2001.

Panjaitan, Merphin, Logika Demokrasi Rakyat Mengendalikan Negara, Permata

Aksara, Jakarta, 2011.

Pathiana, I Wayan, Pengantar Hukum Internasional, Mandar Maju, Bandung,

1990.

________________, Beberapa Masalah Dalam Hukum Internasional dan Hukum

Nasional Indonesia, Binacipta, Bandung, 1987.

Page 10: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

424

________________, Hukum Perjanjian Internasional Bagian I, Mandar Maju,

Bandung, 2002.

Pemerintah Republik Indonesia Daerah Atjeh, Revolusi Desember ’45 di Atjeh

Atau Pembasmian Pengkhianat Tanah Air, Ttt.

Permanasari, Arlina, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta, 1999.

Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar

Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Sekretariat Jenderal MPR RI,

Jakarta, 2012.

Polim, Teuku Mohammad Ali Panglima, Sumbangsih Aceh Bagi Republik, Pustaka

Sinar Harapan, Jakarta, 1996.

Ponto, Soleman B, TNI dan Perdamaian di Aceh, Rayyana Komunikasindo,

Jakarta, 2013.

Prasetyo, Teguh dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum,

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.

Prawiranegara, Syafruddin, Pemimpin Bangsa Dalam Pusaran Sejarah, Harian

Republika, Jakarta, 2011.

Prodjodikoro, Wirjono, Asas-asas Hukum Tata Negara di Indonesia, PT. Dian

Rakyat, Jakarta, 1977.

Purbacaraka, Purnadi dan M. Chidir Ali, Disiplin Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, 1990.

Putra, Lamkaruna, Perjalanan Panjang Aceh Menuju Islam Kaffah, Titian Ilmu

Insani, Bekasi, 2001.

Radjab, Dasril, Hukum Tata Negara Indonesia, Rhineka Cipta, Jakarta, 1994.

Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1982.

Rahmany, Dyah, Matinya Bantaqiah Menguak Tragedi Beutong Ateuh, LSPP &

Cordova, Jakarta, 2001.

Ranggawidjaja, Rosjidi, Pengantar Ilmu Perundang-undangan Indonesia, Mandar

Maju, Bandung, 1998.

Page 11: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

425

Rasjidi, Lili, Monograf Filsafat Ilmu Hukum, Bandung, 2005.

Rawls, John, Teori Keadilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011.

Reid, Anthony, Sumatera Revolusi dan Elite Tradisional, Komunitas Bambu,

Jakarta, 2012.

Rhiti, Hyronimus, Filsafat Hukum, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2011.

Riyanto, Astim, Teori Konstitusi, Yapemdo, Bandung, 2000.

Runawijaya, Usep, Hukum Tata Negara Indonesia; Dasar-dasarnya, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 1983.

Saleh, Hasan, Mengapa Aceh Bergolak, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1992.

Salim HS, Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding/MoU, Sinar

Grafika, Jakarta, 2007.

Salman, Otje dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum, PT Refika Aditama, Bandung,

2010.

Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan ke Daerah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,

1999.

Sefriani, Hukum Internasional, Rajawali Press, Jakarta, 2011.

Siahaan, Pataniari, Politik Hukum Pembentukan Undang-Undang Pasca

Amandemen UUD 1945, Konstitusi Press, Jakarta, 2012.

Sidharta, Bernard Arief, Meuwissen Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum,

Teori Hukum, dan Filsafat Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2009.

__________________, Ilmu Hukum Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta,

2013.

__________________, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum, Mandar Maju,

Bandung, 2000.

Sjamsuddin, Nazaruddin, Pemberontakan Kaum Republik Kasus Darul Islam

Aceh, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1990.

Page 12: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

426

_____________________, Revolusi di Serambi Mekkah, UI-Press, Jakarta, 1998.

_____________________, Integrasi Politik di Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1989.

Soehino, Bunga Rampai Hukum Tata Negara, BPFE, Yogyakarta, 2011.

_______, Politik Hukum di Indonesia, BPFE, Yogyakarta, 2010.

_______, Hukum Tata Negara Perkembangan Sistem Demokrasi di Indonesia,

BPFE, Yogyakarta, 2010.

_______, Hukum Tata Negara Teknik Perundang-undangan, Liberty, Yogyakarta,

2008.

_______, Perkembangan Pemerintahan di Daerah, Liberty, Yogyakarta, 1980.

Soejito, Irawan, Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Rineka

Cipta, Jakarta, 1990.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan

Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.

Strong, CF, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern, Nusa Media, Bandung, 2011.

Suhaidi, dkk, Spirit Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2012.

Sulaiman AB, Aceh Bakal Lepas, Yayasan Taman Iskandar Muda, Jakarta, 2005.

Sulaiman, M. Isa, Sejarah Aceh, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1997.

______________, Aceh Merdeka – Ideologi, Kepemimpinan dan Gerakan,

Pustaka Al Kautsar, Jakarta, 2000.

Sumardjono, Maria S.W, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Sebuah

Panduan Dasar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.

Sumantri, Sri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Alumni, Bandung,

2006.

Sumantri, Sri dan Sumbodo Tikok, Hukum Tata Negara, Eresco, Bandung.

Page 13: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

427

Suny, Ismail, Bungai Rampai Tentang Aceh, Bhratara Karya Aksara, Jakarta,

1980.

Suradinata, Ermaya, Kebijaksanaan Pembangunan dalam Pelaksanaan Otonomi

Daerah, Ramadan, Bandung, 1993.

Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,

Jakarta, 1992.

Suryokusumo, Sumaryo, Studi Kasus Hukum Internasional, PT. Tatanusa, Jakarta,

2007.

___________________, Hukum Organisasi Internasional, UI-Press, Jakarta,

2010.

Suseno, Franz Magnis, Etika Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994.

Syarifin, Pipin dan Dedah Jubaedah, Ilmu Perundang-Undangan, Pustaka Setia,

Bandung, 2012.

Syaukani, HR, Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2002.

Syueb, Sudono, Dinamika Hukum Pemerintahan Daerah, Laksbang Mediatama,

Surabaya, 2008.

Tanya, Bernard L, dkk, Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan

Generasi, Genta Publishing, Yogyakarta, 2013.

___________________, Politik Hukum Agenda Kepentingan Bersama, Genta

Publishing, Yogyakarta, 2011.

Tasrif, S, Hukum Internasional Tentang Pengakuan Dalam Teori dan Praktik,

Abardin, Jakarta, 1987.

Tempo, Daud Beureueh Pejuang Kemerdekaan Yang Berontak, Gramedia, Jakarta,

2011.

Thaib, Dahlan, Implementasi Sistem Ketatanegaraan Menurut UUD 1945, Liberty,

Yogyakarta, 1993.

Tippe, Syarifudin, Aceh di Persimpangan Jalan, Pustaka Cidesindo, Jakarta, 2000.

Page 14: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

428

Tiro, Hasan, Aceh Dimata Dunia, Bandar Publishing, Banda Aceh, 2013.

_________, Demokrasi Untuk Indonesia, Teplok Press, Jakarta, 1999.

Tresna, Bertamasya ke Taman Ketatanegaraan, Dibya, Bandung.

Usman, Abdullah Sani, Krisis Legitimasi Politik Dalam Sejarah Pemerintahan di

Aceh, Puslitbang Lektur Keagamaan, Jakarta.

Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Ichtiar Baru, Jakarta,

1990.

Veer, Paul Van „T, Perang Aceh Kisah Kegagalan Snouck Hurgronje, Grafiti

Press, Jakarta, 1985.

Vlies, I.C. Van Der, Buku Pegangan Perancang Peraturan Perundang-Undangan,

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum

dan Hak Asasi Manusia, Jakarta, 2005.

Wheare, K.C, Modern Constitution, Pustaka Eureka, Surabaya, 2003.

__________, Konstitusi-Konstitusi Modern, Nusa Media, Bandung, 2011.

Widagdo, Setyo, Masalah-Masalah Hukum Internasional Publik, Bayumedia

Publishing, Malang, 2008.

Widjanarko, Tulus dan Asep S. Sambodja, Aceh Merdeka Dalam Perdebatan,

Citra Putra Bangsa, Jakarta, 1999.

Wignjosoebroto, Soetandyo, Pergeseran Paradigma Dalam Kajian-Kajian Sosial

dan Hukum, Setara Press, Malang, 2013.

Wijaya, I. G. Ray Merancang Suatu Kontrak (Contract Drafting) Teori dan

Praktik, Kasaint Blanc, Jakarta, 2003.

Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1960.

Yuliandri, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik,

RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2009.

Page 15: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

429

B. Disertasi

Hamidi, Jazim, Makna Dan Kedudukan Hukum Naskah Proklamasi 17 Agustus

1945 Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Disertasi,

Universitas Padjajaran, Bandung, 2005.

Hoessein, Bhenyamin, Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Otonomi

Daerah Tingkat II, Disertasi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Jalil, Husni, Eksistensi Otonomi Khusus Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Undang-

Undang Dasar 1945, Disertasi, Universitas Padjajaran, Bandung, 2004.

Saidin, Transplantasi Hukum Asing Ke Dalam Undang-Undang Hak Cipta

Nasional Dan Penerapannya Terhadap Perlindungan Karya

Sinematografi, Disertasi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2013.

C. Jurnal

Arbas, Cakra, dkk, Independent Candidates of Regional-head election in Aceh,

IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS), January

2015, Volume 20, Issue 1, Ver. II.

Gusman, Delfina, Kedudukan TAP MPR Berdasarkan Undang-Undang No. 12

Tahun 2011 tentang Pemebentukan Peraturan Perundang-undangan,

Jurnal Dinamika Hukum Vol. 12 No. 3, September 2012.

Indrayana, Denny, Negara Hukum Pasca-Soeharto: Transisi Menuju Demokrasi

vs Korupsi, Jurnal Konstitusi, Mahkamah Konstitusi RI Vol. 1 No. 1, Juli

2004.

Jaweng, Robert Endi, Kritik Terhadap Desentralisasi Asimetris di Indonesia,

Jurnal Analisis CSIS, Vol. 40, No. 2, Juni 2011.

Manan, Bagir, Penelitian di Bidang Hukum, Jurnal Pusat Penenlitian

Perkembangan Hukum No. 1, Universitas Padjajaran, Bandung, 1999.

Sidharta, B. Arief, Kajian Kefilsafatan tentang Negara Hukum, dalam Jentera-

jurnal hukum, Jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, edisi 3 Tahun

II, November 2004.

Page 16: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

430

Suharizal, Kewenangan Pemerintah Aceh Berdasarkan Undang-Undang No. 11

Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh-Potensi Sengketa Hubungan Pusat

Daerah, Seumike-Jurnal Kajian Aceh, Volume 3, No.1, Banda Aceh,

November 2007.

D. Seminar / Makalah

Djohan, Djohermansyah, Desentralisasi Asimetris dan Masa Depannya di

Indonesia: Kasus Aceh dan Papua, Makalah dalam Seminar Nasional

AIPI di Manado, 15 Agustus 2007.

Hoessein, Bhenyamin, Otonomi Daerah: Review Implementasi dan Prospek ke

Depan, Makalah dalam Temu Refleksi Politik dan Pemerintahan Dalam

Negeri Tahun 2003 dan Proyeksi Tahun 2004, diselenggarakan oleh

Departemen Dalam Negeri, di Sasana Bhakti Praja Departemen Dalam

Negeri, Jakarta, tanggal 15 Januari 2004.

Kalla, Jusuf, Implementasi Model Aceh Sebagai Posibilitas Alternatif Terhadap

Konflik di Sri Langka, Makalah, Sekretariat Wakil Presiden dan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM Yogyakarta, 10 Maret 2007.

Nasution, Faisal Akbar, Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum,

Makalah, dilaksanakan dalam Seminar Kajian Sistem Ketatanegaraan,

diselenggarakan oleh MPR dan USU pada tanggal 6 Mei 2013.

Rahardjo, Satjipto, Mengejar Keteraturan Menemukan Ketidakteraturan

(Teaching Order Finding Disorder), Universitas Diponegoro Semarang,

15 Desember 2000.

Syafruddin, Ateng, Pasang Surut Otonomi Daerah, Bandung: UNPAR-Orasi

Diesnatalis, 1983.

Suny, Ismail, Kedudukan MPR, DPR dan DPD Pasca Amandemen UUD 1945,

Seminar tentang Sistem Pemerintahan Indonesia Pasca Amandemen UUD

1945 diselenggarakan oleh Badan Hukum Nasional Departemen

Kehakiman dan HAM Republik Indonesia bekerja sama dengan FH

Universitas Airlangga dan Kanwil Departemen Kehakiman dan HAM

Republik Indonesia Provinsi Jawa Timur di Surabaya, 9-10 Juni 2004.

Page 17: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

431

E. Media Elektronik

Cakra Arbas, “Aceh dan MoU Helsinki”, http://cakraarbas. blogspot.com

/2013/08/aceh-dan-mou-helsinki.html, diakses pada tanggal 9 Februari

2014.

___________, “Bendera dan Lambang Aceh (Perkembangan Politik Hukum)”,

http://cakraarbas. blogspot.com/ 013/04/ bendera –dan –lambang –aceh -

perkembangan_208.html, diakses pada tanggal 9 Februari 2014.

Direktur SEFAS DESAK, “Komparasi Pemikiran David Easton dan Gabriel

Almond Tentang Sistem Politik”, http://sefasdesak.wordpress.com/teori-

politik/komparasi- pemikiran- david- easton- dan- gabriel- almond.html,

diakses pada tanggal 19 Desember 2013.

Faisal A. Rani, “Non Muslim Bisa Tunduk Pada Qanun”,

http://hukumonline.com/berita/baca/lt54893fea1712d/prof-faisal-a-rany--

brnon-muslim-bisa-tunduk-pada-qanun, diakses pada tanggal 31 Maret

2015.

Gubernur Aceh, “Poin Penting MoU Belum Terwujud”, http:// jdih.acehprov.

go.id/berita/artikel/262-gubernur- poin- penting- mou- belum- terwujud.

html, diakses pada tanggal 22 Maret 2014.

Holan, “Gerakan Aceh Merdeka”, http://holan-hukum. blogspot.com /p/gerakan-

aceh-merdeka-gam.html, diakses pada tanggal 11 Juli 2012.

Iqrak Sulhin, “MoU Helsinki dan Masa Depan Aceh”, http ://kriminologi1

.wordpress. com /2007/08/31/mou-helsinki-dan-masa-depan-aceh/,

diakses pada tanggal 13 Maret 2012.

TNI, “Sejarah TNI”, http://tni.mil.id/pages-10-sejarah-tni.html, diakses pada

tanggal 19 Februari 2014.

Winnie Angie Utami, “Peran Henry Dunant Centre (HDC) Dalam Upaya

Penyelesaian Konflik Antara Pemerintah RI- GAM”,

http://diplomasisenin1245.blogspot.com/2010/06/henry-dunant-centre-

hdc-dan-peranannya.html, diakses pada tanggal 13 Juli 2012.

Page 18: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

432

Wikipedia, “Abdurrahman Wahid”, http://id.wikipedia.org /wiki/Abdurrahman

_Wahid, diakses pada tanggal 19 Februari 2014.

________, “B.J Habibie”, http://id.wikipedia.org/wiki/B.J_Habibie, diakses pada

tanggal 19 Februari 2014.

________,“Konferensi Meja Bundar”, http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi

_Meja_Bundar, diakses pada tanggal 19 Februari 2014.

________,“Konflik”, http://id.m.wikipedia.org/wiki/konflik, diakses pada tanggal

1 Agustus 2014.

________,“KNIL”, http://id.m.wikipedia.org/wiki/KNIL, diakses pada tanggal 19

Februari 2014.

________,“Sejarah TNI”, http://id.m.wikipedia. org/wiki /Sejarah_ Tentara_

Nasional_Indonesia, diakses pada tanggal 19 Februari 2014.

________, “Seni”, http: //id. Wikipedia .org/wiki/Seni, diakses pada tanggal 9

Maret 2014.

http://lontar.ui.ac.id/opac/ui, diakses pada tanggal 17 Februari 2013.

http://etd.ugm.ac.id/index, diakses pada tanggal 17 Februari 2013.

http://pustaka.unpad.ac.id/archives, diakses pada tanggal 16 Januari 2014.

F. Media Cetak

Abdullah Saleh, “SBY Ingkar Janji”, (Serambi Indonesia, Selasa 1 Juli 2014).

Analisa, “Piliphina-MILF Tandatangani Perjanjian Damai”, (Analisa, Jumat 28

Maret 2014).

Cakra Arbas, “Apa Kabar Janji Untuk Aceh?”, (Waspada, Rabu 4 Februari 2015).

Dibalik Proses Perdamaian Aceh, (Kompas, 16 Agustus 2005).

Dirjen Otonomi Daerah, “Kita Tunduk Pada MoU Helsinki”, (Waspada, Senin 16

Juni 2014).

Page 19: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

433

Hamid Awaluddin, “soal perundingan itu: itu urusan Indonesia dengan Aceh”,

(Media Indonesia, 23 Mei 2005).

Jusuf Kalla, “Wapres: Perundingan RI-GAM Amanat MPR”, (Kompas, 5 Juni

2005).

_________, “JK Janji Selesaikan RPP Turunan UUPA Akhir Tahun Ini”, (Serambi

Indonesia, Senin 24 November 2014).

Ketua KPA Wilayah Pase, “Memperingati MoU Untuk Mengingat Jasa

Perjuangan”, (Analisa, Selasa 19 Agustus 2014).

Kontra-Gerilya Cara Jusuf Kalla, (Gatra, 28 Januari 2005).

Maria Farida Indrati, “Apa Beda Keppres-Perpres-Inpres ?”, (Kompas, Kamis 14

Juli 2005).

Menteri Dalam Negeri, “Mendagri Sampaikan 13 Poin Klarifikasi Bendera Aceh”,

(Serambi Indonesia, Kamis 4 April 2013).

_________________, “Inti Koreksian Mendagri Atas Qanun Wali Nanggroe”,

(Serambi Indonesia, Senin 10 Juni 2013).

PBB Sambut Gembira Perjanjian Damai Aceh, (KCM, 19 Juli 2005).

Pemulihan Keamanan Tetap Dilakukan di Aceh, (Media Indonesia, 3 Maret 2005).

Penyelesaian GAM Tak Akan Diinternasionalkan, (Kompas, 7 Februari 2005).

Pimpinan Parpol, “Parpol Sepakat Akomodasi Mantan GAM Jadi Kepala Daerah

di NAD”, (Suara Pembaruan, 7 Juli 2005).

Presiden Republik Indonesia, “Penyelesaian GAM Tak Akan Diinternasionalkan”,

(Kompas, 7 Februari 2005).

_______________________, “Presiden: Jangan Khawatir Aceh Lepas”, (Kompas,

10 Agustus 2005).

Robert B. Baowollo, “Dialog Dengan GAM distop, Alternatifnya ?”, (Sinar

Harapan, 9 Juni 2005).

Page 20: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

434

Ryaas Rasyid, “Mestinya Legislator Aceh Yang Kawal Turunan UUPA”,

(Serambi Indonesia, Kamis 3 Juli 2014).

Soal Perundingan: Itu Urusan Indonesia Dengan Aceh, (Media Indonesia, 23 Mei

2005).

Tjahyo Kumolo, “Tiga Menteri Diutus Antar Turunan UUPA ke Aceh”, (Serambi

Indonesia, Sabtu 31 Januari 2015).

Zaini Abdullah, “Aceh Segera Terima Tiga Aturan Turunan UU-PA”, (Analisa,

Senin 2 Februari 2015).

____________, “Aceh Akan Terima Perpres dan PP Pelaksana UUPA”,

(Waspada, Senin 2 Februari 2015).

G. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

TAP MPR No. VI/MPR/2002 tentang Hasil Pembahasan MPR RI terhadap

Laporan Pelaksanaan Putusan MPR RI oleh Presiden, DPA, DPR, BPK,

MA, pada Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2002.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1945 tentang Peraturan Mengenai Kedudukan

Komite Nasional Daerah.

Undang-Undang No. 10 Tahun 1948 tentang Pembagian Sumatera Dalam Tiga

Provinsi.

Undang-Undang Darurat Republik Indonesia No. 16 Tahun 1955 tentang

Pengubahan peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Provinsi di Sumatera.

Undang-Undang No. 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom

Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatera

Utara.

Undang-Undang No. 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keisitimewaan

Provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional.

Page 21: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

435

Undang-Undang No. 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi

Daerah Istimewa Aceh Sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Undang-Undang No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi

Papua.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

Undang-Undang No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik

Indonesia

Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan.

Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Provinsi.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950.

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2007 tentang Partai Politik Lokal di Aceh.

Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2007 tentang Lambang Daerah

Inpres No. 15 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Nota Kesepahaman Antara

Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka.

Peraturan Wakil-Wakil Perdana Menteri Pengganti Peraturan Pemerintah

No.8/Des/WKPM Tahun 1949 tentang Pembentukan Provinsi Aceh

Keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia No. 1/Missi/1959 tentang

Penetapan Daerah Swatantra Tingkat I Aceh Sebagai Daerah Istimewa

Aceh.

Page 22: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

436

Qanun Aceh No. 3 Tahun 2013 tentang Bendera dan Lambang Daerah di Provinsi

Aceh.

Qanun Aceh No. 8 Tahun 2012 tentang Wali Nanggroe

Keputusan KIP Aceh No. 1 Tahun 2003 tentang Penetapan Partai Politik Lokal

Sebagai Peserta Pemilu Anggota DPRA dan DPRK Tahun 2014.

Nota Kesepahaman (MoU Helsinki) antara Pemerintah Republik Indonesia dan

Gerakan Aceh Merdeka, Finlandia, 2005.

H. Kamus

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2012.

Echols, John M dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia,

Jakarta, 2000.

Garner, Bryan A, Black’s Law Dictionary – Ninth Edition, Thomson Business,

USA, 2009.

Puspa, Yan Pradnya, Kamus Hukum, Aneka Ilmu, Semarang, 2008.

Subekti dan R. Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1982.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pengembangan Bahasa

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,

1991.

Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, Gitamedia Press, Surabaya, 2006.

Wojowasito, S, Kamus Umum Belanda Indonesia, Ichtiar Baru, Jakarta, 1978.

Page 23: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

Nota Kesepahaman

antara

Pemerintah Republik Indonesia

dan

Gerakan Aceh Merdeka

Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan

komitmen mereka untuk penyelesaian konflik Aceh secara damai, menyeluruh,

berkelanjutan dan bermartabat bagi semua.

Para pihak bertekad untuk menciptakan kondisi sehingga pemerintahan rakyat Aceh

dapat diwujudkan melalui suatu proses yang demokratis dan adil dalam negara

kesatuan dan konstitusi Republik Indonesia.

Para pihak sangat yakin bahwa hanya dengan penyelesaian damai atas konflik

tersebut yang akan memungkinkan pembangunan kembali Aceh pasca Tsunami

tanggal 26 Desember 2005 dapat mencapai kemajuan dan keberhasilan.

Para pihak yang terlibat dalam konflik bertekad untuk membangun rasa saling

percaya.

Nota Kesepahaman ini memerinci isi persetujuan yang dicapai dan prinsip-prinsip

yang akan memandu proses transformasi.

Untuk maksud ini Pemerintah RI dan GAM menyepakati hal-hal berikut:

1. Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh

1.1. Undang-undang tentang Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh

1.1.1. Undang-undang baru tentang Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh akan

diundangkan dan akan mulai berlaku sesegera mungkin dan selambat-

lambatnya tanggal 31 Maret 2006.

1.1.2. Undang-undang baru tentang Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh akan

didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Aceh akan melaksanakan kewenangan dalam semua sektor publik, yang

akan diselenggarakan bersamaan dengan administrasi sipil dan peradilan,

kecuali dalam bidang hubungan luar negeri, pertahanan luar, keamanan

nasional, hal ikhwal moneter dan fiskal, kekuasaan kehakiman dan

kebebasan beragama, dimana kebijakan tersebut merupakan kewenangan

Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Konstitusi.

Page 24: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

438

b) Persetujuan-persetujuan internasional yang diberlakukan oleh Pemerintah

Indonesia yang terkait dengan hal ikhwal kepentingan khusus Aceh akan

berlaku dengan konsultasi dan persetujuan legislatif Aceh.

c) Keputusan-keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang

terkait dengan Aceh akan dilakukan dengan konsultasi dan persetujuan

legislatif Aceh.

d) Kebijakan-kebijakan administratif yang diambil oleh Pemerintah Indonesia

berkaitan dengan Aceh akan dilaksanakan dengan konsultasi dan

persetujuan Kepala Pemerintah Aceh.

1.1.3. Nama Aceh dan gelar pejabat senior yang dipilih akan ditentukan oleh

legislatif Aceh setelah pemilihan umum yang akan datang.

1.1.4. Perbatasan Aceh merujuk pada perbatasan 1 Juli 1956.

1.1.5. Aceh memiliki hak untuk menggunakan simbol-simbol wilayah termasuk

bendera, lambang dan himne.

1.1.6. Kanun Aceh akan disusun kembali untuk Aceh dengan menghormati tradisi

sejarah dan adat istiadat rakyat Aceh serta mencerminkan kebutuhan hukum

terkini Aceh.

1.1.7. Lembaga Wali Nanggroe akan dibentuk dengan segala perangkat upacara dan

gelarnya.

1.2. Partisipasi Politik

1.2.1 Sesegera mungkin, tetapi tidak lebih dari satu tahun sejak penandatanganan

Nota Kesepahaman ini, Pemerintah RI menyepakati dan akan memfasilitasi

pembentukan partai-partai politik yang berbasis di Aceh yang memenuhi

persyaratan nasional. Memahami aspirasi rakyat Aceh untuk partai-partai

politik lokal, Pemerintah RI, dalam tempo satu tahun, atau paling lambat 18

bulan sejak penandatanganan Nota Kesepahaman ini, akan menciptakan

kondisi politik dan hukum untuk pendirian partai politik lokal di Aceh dengan

berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Pelaksanaan Nota

Kesepahaman ini yang tepat waktu akan memberi sumbangan positif bagi

maksud tersebut.

1.2.2 Dengan penandatanganan Nota Kesepahaman ini, rakyat Aceh akan memiliki

hak menentukan calon-calon untuk posisi semua pejabat yang dipilih untuk

mengikuti pemilihan di Aceh pada bulan April 2006 dan selanjutnya.

1.2.3 Pemilihan lokal yang bebas dan adil akan diselenggarakan di bawah undang-

undang baru tentang Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh untuk memilih

Page 25: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

439

Kepala Pemerintah Aceh dan pejabat terpilih lainnya pada bulan April 2006

serta untuk memilih anggota legislatif Aceh pada tahun 2009.

1.2.4 Sampai tahun 2009 legislatif (DPRD) Aceh tidak berkewenangan untuk

mengesahkan peraturan perundang-undangan apapun tanpa persetujuan

Kepala Pemerintah Aceh.

1.2.5 Semua penduduk Aceh akan diberikan kartu identitas baru yang biasa

sebelum pemilihan pada bulan April 2006.

1.2.6 Partisipasi penuh semua orang Aceh dalam pemilihan lokal dan nasional, akan

dijamin sesuai dengan Konstitusi Republik Indonesia.

1.2.7 Pemantau dari luar akan diundang untuk memantau pemilihan di Aceh.

Pemilihan lokal bisa diselenggarakan dengan bantuan teknis dari luar.

1.2.8 Akan adanya transparansi penuh dalam dana kampanye.

1.3. Ekonomi

1.3.1. Aceh berhak memperoleh dana melalui hutang luar negeri. Aceh berhak untuk

menetapkan tingkat suku bunga berbeda dengan yang ditetapkan oleh Bank

Sentral Republik Indonesia (Bank Indonesia).

1.3.2. Aceh berhak menetapkan dan memungut pajak daerah untuk membiayai

kegiatan-kegiatan internal yang resmi. Aceh berhak melakukan perdagangan

dan bisnis secara internal dan internasional serta menarik investasi dan

wisatawan asing secara langsung ke Aceh.

1.3.3. Aceh akan memiliki kewenangan atas sumber daya alam yang hidup di laut

teritorial di sekitar Aceh.

1.3.4. Aceh berhak menguasai 70% hasil dari semua cadangan hidrokarbon dan

sumber daya alam lainnya yang ada saat ini dan di masa mendatang di

wilayah Aceh maupun laut teritorial sekitar Aceh.

1.3.5. Aceh melaksanakan pembangunan dan pengelolaan semua pelabuhan laut dan

pelabuhan udara dalam wilayah Aceh.

1.3.6. Aceh akan menikmati perdagangan bebas dengan semua bagian Republik

Indonesia tanpa hambatan pajak, tarif ataupun hambatan lainnya.

Page 26: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

440

1.3.7. Aceh akan menikmati akses langsung dan tanpa hambatan ke negara-negara

asing, melalui laut dan udara.

1.3.8. Pemerintah RI bertekad untuk menciptakan transparansi dalam pengumpulan

dan pengalokasian pendapatan antara Pemerintah Pusat dan Aceh dengan

menyetujui auditor luar melakukan verifikasi atas kegiatan tersebut dan

menyampaikan hasil-hasilnya kepada Kepala Pemerintah Aceh.

1.3.9. GAM akan mencalonkan wakil-wakilnya untuk berpartisipasi secara penuh

pada semua tingkatan dalam komisi yang dibentuk untuk melaksanakan

rekonstruksi pasca-Tsunami (BRR).

1.4. Peraturan Perundang-undangan

1.4.1. Pemisahan kekuasaan antara badan-badan legislatif, eksekutif dan yudikatif

akan diakui.

1.4.2. Legislatif Aceh akan merumuskan kembali ketentuan hukum bagi Aceh

berdasarkan prinsip-prinsip universal hak asasi manusia sebagaimana

tercantum dalam Kovenan Internasional Perserikatan Bangsa-bangsa

mengenai Hak-hak Sipil dan Politik dan mengenai Hak-hak Ekonomi, Sosial

dan Budaya.

1.4.3. Suatu sistem peradilan yang tidak memihak dan independen, termasuk

pengadilan tinggi, dibentuk di Aceh di dalam sistem peradilan Republik

Indonesia.

1.4.4. Pengangkatan Kepala Kepolisian Aceh dan Kepala Kejaksaan Tinggi harus

mendapatkan persetujuan Kepala Pemerintah Aceh. Penerimaan (rekruitmen)

dan pelatihan anggota kepolisian organik dan penuntut umum akan dilakukan

dengan berkonsultasi dan atas persetujuan Kepala Pemerintahan Aceh, sesuai

dengan standar nasional yang berlaku.

1.4.5. Semua kejahatan sipil yang dilakukan oleh aparat militer di Aceh akan diadili

pada pengadilan sipil di Aceh.

2. Hak Asasi Manusia

2.1. Pemerintah RI akan mematuhi Kovenan Internasional Perserikatan Bangsa-

bangsa mengenai Hak-hak Sipil dan Politik dan mengenai Hak-hak Ekonomi,

Sosial dan Budaya.

2.2. Sebuah Pengadilan Hak Asasi Manusia akan dibentuk untuk Aceh.

Page 27: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

441

2.3. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi akan dibentuk di Aceh oleh Komisi

Kebenaran dan Rekonsiliasi Indonesia dengan tugas merumuskan dan

menentukan upaya rekonsiliasi.

3. Amnesti dan reintegrasi ke dalam masyarakat

3.1. Amnesti

3.1.1. Pemerintah RI, sesuai dengan prosedur konstitusional, akan memberikan

amnesti kepada semua orang yang telah terlibat dalam kegiatan GAM

sesegera mungkin dan tidak lewat dari 15 hari sejak penandatanganan Nota

Kesepahaman ini.

3.1.2. Narapidana dan tahanan politik yang ditahan akibat konflik akan dibebaskan

tanpa syarat secepat mungkin dan selambat-lambatnya 15 hari sejak

penandatanganan Nota Kesepahaman ini.

3.1.3. Kepala Misi Monitoring akan memutuskan kasus-kasus yang

dipersengketakan sesuai dengan nasihat dari penasihat hukum Misi

Monitoring.

3.1.4. Penggunaan senjata oleh personil GAM setelah penandatanganan Nota

Kesepahaman ini akan dianggap sebagai pelanggaran terhadap Nota

Kesepahaman dan hal itu akan membatalkan yang bersangkutan memperoleh

amnesti.

3.2. Reintegrasi kedalam masyarakat

3.2.1. Sebagai warga negara Republik Indonesia, semua orang yang telah diberikan

amnesti atau dibebaskan dari Lembaga Permasyarakatan atau tempat

penahanan lainnya akan memperoleh semua hak-hak politik, ekonomi dan

sosial serta hak untuk berpartisipasi secara bebas dalam proses politik baik di

Aceh maupun pada tingkat nasional.

3.2.2. Orang-orang yang selama konflik telah menanggalkan kewarganegaraan

Republik Indonesia berhak untuk mendapatkan kembali kewarganegaraan

mereka.

3.2.3. Pemerintah RI dan Pemerintah Aceh akan melakukan upaya untuk membantu

orang-orang yang terlibat dalam kegiatan GAM guna memperlancar

reintegrasi mereka ke dalam masyarakat. Langkah-langkah tersebut mencakup

pemberian kemudahan ekonomi bagi mantan pasukan GAM, tahanan politik

Page 28: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

442

yang telah memperoleh amnesti dan masyarakat yang terkena dampak. Suatu

Dana Reintegrasi di bawah kewenangan Pemerintah Aceh akan dibentuk.

3.2.4. Pemerintah RI akan mengalokasikan dana bagi rehabilitasi harta benda publik

dan perorangan yang hancur atau rusak akibat konflik untuk dikelola oleh

Pemerintah Aceh.

3.2.5. Pemerintah RI akan mengalokasikan tanah pertanian dan dana yang memadai

kepada Pemerintah Aceh dengan tujuan untuk memperlancar reintegrasi

mantan pasukan GAM ke dalam masyarakat dan kompensasi bagi tahanan

politik dan kalangan sipil yang terkena dampak. Pemerintah Aceh akan

memanfaatkan tanah dan dana sebagai berikut:

a) Semua mantan pasukan GAM akan menerima alokasi tanah pertanian yang

pantas, pekerjaan, atau jaminan sosial yang layak dari Pemerintah Aceh

apabila mereka tidak mampu bekerja.

b) Semua tahanan politik yang memperoleh amnesti akan menerima alokasi

tanah pertanian yang pantas, pekerjaan, atau jaminan sosial yang layak dari

Pemerintah Aceh apabila tidak mampu bekerja.

c) Semua rakyat sipil yang dapat menunjukkan kerugian yang jelas akibat

konflik akan menerima alokasi tanah pertanian yang pantas, pekerjaan, atau

jaminan sosial yang layak dari Pemerintah Aceh apabila tidak mampu

bekerja.

3.2.6. Pemerintah Aceh dan Pemerintah RI akan membentuk Komisi Bersama

Penyelesaian Klaim untuk menangani klaim-klaim yang tidak terselesaikan.

3.2.7. Pasukan GAM akan memiliki hak untuk memperoleh pekerjaan sebagai polisi

dan tentara organik di Aceh tanpa diskriminasi dan sesuai dengan standar

nasional.

4. Pengaturan Keamanan

4.1. Semua aksi kekerasan antara pihak-pihak akan berakhir selambat-lambatnya

pada saat penandatanganan Nota Kesepahaman ini.

4.2. GAM melakukan demobilisasi atas semua 3000 pasukan militernya. Anggota

GAM tidak akan memakai seragam maupun menunjukkan emblem atau

simbol militer setelah penandatanganan Nota Kesepahaman ini.

4.3. GAM melakukan decommissioning semua senjata, amunisi dan alat peledak

yang dimiliki oleh para anggota dalam kegiatan GAM dengan bantuan Misi

Monitoring Aceh (AMM). GAM sepakat untuk menyerahkan 840 buah

senjata.

Page 29: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

443

4.4. Penyerahan persenjataan GAM akan dimulai pada tanggal 15 September

2005, yang akan dilaksanakan dalam empat tahap, dan diselesaikan pada

tanggal 31 Desember 2005.

4.5. Pemerintah RI akan menarik semua elemen tentara dan polisi non-organik

dari Aceh.

4.6. Relokasi tentara dan polisi non-organik akan dimulai pada tanggal 15

September 2005, dan akan dilaksanakan dalam empat tahap sejalan dengan

penyerahan senjata GAM, segera setelah setiap tahap diperiksa oleh AMM,

dan selesai pada tanggal 31 Desember 2005.

4.7. Jumlah tentara organik yang tetap berada di Aceh setelah relokasi adalah

14.700 orang. Jumlah kekuatan polisi organik yang tetap berada di Aceh

setelah relokasi adalah 9.100 orang.

4.8. Tidak akan ada pergerakan besar-besaran tentara setelah penandatanganan

Nota Kesepahaman ini. Semua pergerakan lebih dari sejumlah satu peleton

perlu diberitahukan sebelumnya kepada Kepala Misi Monitoring.

4.9. Pemerintah RI melakukan pengumpulan semua senjata illegal, amunisi dan

alat peledak yang dimiliki oleh setiap kelompok dan pihak-pihak illegal

manapun.

4.10. Polisi organik akan bertanggung jawab untuk menjaga hukum dan ketertiban

di Aceh.

4.11. Tentara akan bertanggung jawab menjaga pertahanan eksternal Aceh. Dalam

keadaan waktu damai yang normal, hanya tentara organik yang akan berada di

Aceh.

4.12. Anggota polisi organik Aceh akan memperoleh pelatihan khusus di Aceh dan

di luar negeri dengan penekanan pada penghormatan terhadap hak asasi

manusia.

5. Pembentukan Misi Monitoring Aceh

5.1. Misi Monitoring Aceh (AMM) akan dibentuk oleh Uni Eropa dan negara-

negara ASEAN yang ikut serta dengan mandat memantau pelaksanaan

komitmen para pihak dalam Nota Kesepahaman ini.

5.2. Tugas AMM adalah untuk:

Page 30: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

444

a) memantau demobilisasi GAM dan decomissioning persenjataannya.

b) memantau relokasi tentara dan polisi non-organik.

c) memantau reintegrasi anggota-anggota GAM yang aktif ke dalam

masyarakat.

d) memantau situasi hak asasi manusia dan memberikan bantuan dalam

bidang ini.

e) memantau proses perubahan peraturan perundang-undangan.

f) memutuskan kasus-kasus amnesti yang disengketakan.

g) menyelidiki dan memutuskan pengaduan dan tuduhan pelanggaran

terhadap Nota Kesepahaman ini.

h) membentuk dan memelihara hubungan dan kerjasama yang baik dengan

para pihak.

5.3. Status Persetujuan Misi (SoMA) antara Pemerintah RI dan Uni Eropa akan

ditandatangani setelah Nota Kesepahaman ini ditandatangani. SoMA

mendefinisikan status, hak-hak istimewa, dan kekebalan AMM dan anggota-

anggotanya. Negara-negara ASEAN yang ikut serta yang telah diundang oleh

Pemerintah RI akan menegaskan secara tertulis penerimaan dan kepatuhan

mereka terhadap SoMA dimaksud.

5.4. Pemerintah RI akan memberikan semua dukungannya bagi pelaksanaan

mandat AMM. Dalam kaitan ini, Pemerintah RI akan menulis surat kepada

Uni Eropa dan negara-negara ASEAN yang ikut serta dan menyatakan

komitmen dan dukungannya kepada AMM.

5.5. GAM akan memberikan semua dukungannya bagi pelaksanaan mandat AMM.

Dalam kaitan ini, GAM akan menulis surat kepada Uni Eropa dan negara-

negara ASEAN yang ikut serta menyatakan komitmen dan dukungannya

kepada AMM.

5.6. Para pihak bertekad untuk menciptakan kondisi kerja yang aman, terjaga dan

stabil bagi AMM dan menyatakan kerjasamanya secara penuh dengan AMM.

5.7. Tim monitoring memiliki kebebasan bergerak yang tidak terbatas di Aceh.

Hanya tugas-tugas yang tercantum dalam rumusan Nota Kesepahaman ini

yang akan diterima oleh AMM. Para pihak tidak memiliki veto atas tindakan

atau kontrol terhadap kegiatan operasional AMM.

5.8. Pemerintah RI bertanggung jawab atas keamanan semua personil AMM di

Indonesia. Personil AMM tidak membawa senjata. Bagaimanapun juga

Kepala Misi Monitoring dapat memutuskan perkecualian bahwa patroli tidak

akan didampingi oleh pasukan bersenjata Pemerintah RI. Dalam hal ini,

Page 31: DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abduh, Muhammad, Perilaku Hukum

445

Pemerintah RI akan diberitahukan dan Pemerintah RI tidak akan bertanggung

jawab atas keamanan patroli tersebut.

5.9. Pemerintah RI akan menyediakan tempat-tempat pengumpulan senjata dan

mendukung tim-tim pengumpul senjata bergerak (mobile team) bekerjasama

dengan GAM.

5.10. Penghancuran segera akan dilaksanakan setelah pengumpulan senjata dan

amunisi. Proses ini akan sepenuhnya didokumentasikan dan dipublikasikan

sebagaimana mestinya.

5.11. AMM melapor kepada Kepala Misi Monitoring yang akan memberikan

laporan rutin kepada para pihak dan kepada pihak lainnya sebagaimana

diperlukan, maupun kepada orang atau kantor yang ditunjuk di Uni Eropa dan

negara-negara ASEAN yang ikut serta.

5.12. Setelah penandatanganan Nota Kesepahaman ini setiap pihak akan menunjuk

seorang wakil senior untuk menangani semua hal ihwal yang terkait dengan

pelaksanaan Nota Kesepahaman ini dengan Kepala Misi Monitoring.

5.13. Para pihak bersepakat atas suatu pemberitahuan prosedur tanggungjawab

kepada AMM, termasuk isu-isu militer dan rekonstruksi.

5.14. Pemerintah RI akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan berkaitan

dengan pelayanan medis darurat dan perawatan di rumah sakit bagi personil

AMM.

5.15. Untuk mendukung transparansi, Pemerintah RI akan mengizinkan akses

penuh bagi perwakilan media nasional dan internasional ke Aceh.

6. Penyelesaian perselisihan

6.1. Jika terjadi perselisihan berkaitan dengan pelaksanaan Nota Kesepahaman ini,

maka akan segera diselesaikan dengan cara berikut:

a) Sebagai suatu aturan, perselisihan yang terjadi atas pelaksanaan Nota

Kesepahaman ini akan diselesaikan oleh Kepala Misi Monitoring, melalui

musyawarah dengan para pihak dan semua pihak memberikan informasi

yang dibutuhkan secepatnya. Kepala Misi Monitoring akan mengambil

keputusan yang akan mengikat para pihak.

b) Jika Kepala Misi Monitoring menyimpulkan bahwa perselisihan tidak

dapat diselesaikan dengan cara sebagaimana tersebut di atas, maka

perselisihan akan dibahas bersama oleh Kepala Misi Monitoring dengan