Upload
nguyentuong
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
DAFTAR SINGKAT DAN ISTILAH xii
ABSTRAK xv
ABSTRACT xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Ilmiah 5
1.4.2 Manfaat Praktis 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit 6
2.2 Kelembaban Kulit 9
ii
2.2.1 NMF (Natural Moisturizing Factor) 11
2.2.2 Lipid Interselular 12
2.2.3 Skin Hydration Analyzer 13
2.3 Manggis (Garcinia mangostana L.) 14
2.3.1 Nama Daerah 15
2.3.2 Klasifikasi Tanaman 15
2.3.3 Deskripsi Buah Manggis 15
2.3.4 Kandungan Kimia Kulit Buah Manggis 16
2.5.5 Aktivitas Farmakologi 17
2.4 Masker Wajah Peel Off 19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.1.1 Rancangan Penelitian Ekstrak Kulit Buah
manggis terhadap Tingkat Kelembaban Kulit 21
3.1.2 Subjek Penelitian 22
3.1.3 Kriteria Inklusi 23
3.1.4 Kriteria Eklusi 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat 24
3.3.2 Bahan 24
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian 25
iii
3.4.2 Definisi Operasional 25
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Pengumpulan Sampel 27
3.5.2 Identifikasi Tumbuhan 27
3.5.3 Pengolahan Simplisia 27
3.5.4 Penetapan Kadar Air Simplisia 28
3.5.5 Proses Maserasi Serbuk Simplisia 28
3.5.6 Penetapan Kadar Air Ekstrak 29
3.5.7 Formulasi dan Pembuatan Sediaan Basis Masker Gel Peel Off
dan Masker Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.) 29
3.5.8 Evaluasi Masker Gel Peel Off Ekstrak
Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) 31
3.5.9 Pengujian Tingkat Kelembaban Kulit 32
3.5.10 Pengolahan dan Analisis Data 34
3.6 Skema Umum Penelitian
3.6.1 Skema pembuatan masker gel peel off ekstrak kulit manggis
(Garcinia mangostana L.) 38
3.6.2 Skema pengujian tingkat kelembaban kulit manusia pada
pemberian masker gel peel off ekstrak kulit manggis
(Garcinia mangostana L.) 39
iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) 41
4.2 Formulasi dan Evaluasi Masker Gel Peel Off Ekstrak
Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) 42
4.3 Uji Pendahuluan Nilai Kelembaban Kulit Manusia Pada
Pemakaian Masker Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.) 43
4.4 Karakteristik Subjek Penelitian 44
4.5 Uji Utama Nilai Kelembaban Kulit Manusia Pada
Pemakaian Masker Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.) 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 52
5.2 Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN 57
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.7 Jadwal Penelitian 37
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Masker Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah Manggis 42
Tabel 4.2 Uji Pendahuluan Nilai Kelembaban 43
Tabel 4.3 Hasil Analisis Karakteristik Subjek Penelitian 44
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Nilai Kelembaban Uji Utama 45
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas 45
Tabel 4.6 Hasil Uji Paired t-Test (Pre Kontrol Perlakuan) 47
Tabel 4.7 Hasil Uji Paired t-Test (Post Kontrol Perlakuan) 47
Tabel 4.8 Hasil Uji Paired t-Test (Pre-Post Kontrol Perlakuan) 48
Tabel 4.9 Hasil Regresi Linier Simultan 48
Tabel 4.10 Hasil Regresi Linier Parsial 49
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Kulit Manusia 8
Gambar 2.2 Natural Moisturizing Factor (NMF) 10
Gambar 2.3 Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) 11
Gambar 2.4 Cara Menggunakan Masker Gel Peel off 17
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian Tingkat Kelembaban Kulit 26
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Naskah Informed Consent 57
Lampiran 2. Surat Pernyataan Persetujuan Subjek 60
Lampiran 3. Formulir Penentuan Subjek 61
Lampiran 4. Hasil Keterangan Kelayakan Etik (Ethical Clearance) 62
Lampiran 5. Determinasi Tanaman Manggis 63
Lampiran 6. Penetapan Kadar Air Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) 65
Lampiran 7. Ekstrak Kental Kulit Manggis 65
Lampiran 8. Sediaan Uji 66
Lampiran 9. Alat Penelitian 66
Lampiran 10. Perhitungan Besar Sampel 67
Lampiran 11. Dokumentasi Pengujian 68
Lampiran 12. Hasil Analisis Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Homogenitas…69
Lampiran 13. Hasil Analisis Uji T Berpasangan 71
Lampiran 14. Data Karakteristik Subjek 75
Lampiran 15. Hasil Analisis Karakteristik Subjek 79
Lampiran 16. Hasil Analisis Uji Regresi Linier 82
viii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
Cutis : Bahasa latin dari kulit
Barrier : Penghalang
Ekstrak : Hasil proses menyari simplisia
HPMC : Hydroxyl Propyl Methyl Cellulose
IC50 : Inhibition Concentration 50% adalah
bilangan yang menunjukkan konsentrasi
ekstrak (mikrogram/milliliter) yang mampu
menghambat 50% radikal bebas
Informed consent : Persetujuan tindakan medis
LSD : Least Significant Difference
NMF : Natural Moisturizing Factor
Peel off : Mengelupas
PVA : Polyvinyl Alcohol
ROS : Reactive Oxygen Species
Simplisia : Bagian tanaman yang belum mengalami
pengolahan kecuali pengeringan
Scavenging agent : Penangkapan radikal bebas
UV : Ultraviolet
Likenifikasi : Penebalan kulit yang terjadi karena adanya
lesi yang gatal sehingga di garuk dan dapat
menyebabkan perdarahan.
ix
Fillagrin : Filaggrin merupakan salah satu protein yang
berfungsi untuk menjaga integritas sawar
kulit.
Double blind : Subjek penelitian tidak mengetahui jenis
sediaan uji yang dioleskan.
Mean Rank : Peringkat rerata masing masing variabel
x
ABSTRAK
Kulit kering dapat menyebabkan terjadinya penuaan dini yang dapat diamati
dari nilai kelembaban. Berkurangnya kelembaban kulit dapat dicegah dengan
memberikan antioksidan topikal. Perawatan dengan sediaan topikal yang
mengandung antioksidan salah satunya yaitu masker gel peel off ekstrak kulit
buah manggis (Garcinia mangostana L.). Penelitian ini bertujuan untuk melihat
nilai kelembaban kulit manusia pada pemakaian masker gel peel off ekstrak kulit
buah manggis.
Metode penelitian dilakukan secara random, buta berganda pada 12 subjek
selama 14 hari. Masing-masing subjek dioleskan plasebo pada tangan kanan
sebagai kelompok kontrol dan dioleskan masker gel peel off ekstrak kulit manggis
pada tangan kiri sebagai kelompok perlakuan. Data nilai kelembaban terhadap
nilai sebelum dan sesudah penelitian dibandingkan dengan uji T Berpasangan.
Data karateristik subjek dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas serta variabel perancu dianalisis dengan uji
Regresi Linier.
Hasil analisis tipe kulit dan sinar matahari menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna (p<0,05) pada karakteristik subjek tetapi tidak bermakna pengaruhnya
terhadap nilai post kelembaban. Analisis regresi linier menunjukkan nilai R=0,948
yang berarti sebesar 94,8% variabel perancu dan variabel bebas memberikan
pengaruh terhadap veriabel terikat. Pada kelompok kontrol dan perlakuan
menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Peningkatan nilai
kelembaban pada kelompok kontrol sebesar 4,12% dengan rata-rata nilai
kelembaban 36,16%±5,62 sedangkan pada kelompok perlakuan peningkatan
sebesar 8,49% dengan rata-rata nilai kelembaban 41,88% ± 8,22.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan masker
gel peel off ekstrak kulit buah manggis mampu meningkatkan nilai kelembaban
kulit pada manusia.
Kata Kunci : Masker gel peel off, Manggis, Kelembaban kulit manusia
xi
ABSTRACT
Dry skin can be causes skin's hydration value. Reduced skin hydration can be
prevented by providing topical antioxidants. Treatment with topical preparations
containing antioxidants one of which is peel gel mask off the extract of
mangosteen peel (Garcinia mangostana L.). This study aims to known the effect
human skin hydration of peel gel mask off the mangosteen peel skin extract.
A Randomized, double blind, placebo control group design was conduct to 12
test subject. Each placebo was given on the right hand as control and peel gel
mask off extract mangosteen applied on the left hand as treatment group. The
study was done on 14 days. The hydration value data on pre and post values were
compared with the Paired T test. Data characteristic of subjects were analyzed by
Kruskal Wallis test. Determinaton on the effect of independent variables and
confounding variables analyzed by linear regression test.
The results of skin type and sunlight analysis showed significant differences
(p<0.05) in the subject characteristics but no significant effect on post hydration
values. Linear regression analysis showed the value of R = 0,948 which mean
equal to 94,8% confounder variable and independent variable given influence to
bound veriabel. In the control and treatment groups there was a significant
difference (p <0.05). The increase of hydration value in the control group was
4.12% with an average hydration value of 36.16% ± 5.62 while in the treatment
group increased by 8.49% with an average hydration value of 41.88% ± 8.22.
Based on the research can be concluded that with use of peel gel mask off the
skin extract of mangosteen fruit can increase the value of skin hydration in
humans.
Keywords : peel off-gel mask, mangosteen, skin hydration of human skin
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit adalah organ yang berfungsi sebagai barrier protektif yang dapat
mencegah kehilangan air dan elektrolit (Abbas dkk, 2010). Kulit atau dalam
bahasa Latin cutis merupakan organ yang terletak pada bagian luar sehingga
membungkus seluruh tubuh manusia. Kulit terbagi menjadi 2 lapisan epidermis
dan lapisan dermis. Lapisan dermis berisi kolagen yang memberikan keelastisan
dan kekuatan pada kulit. Sedangkan lapisan epidermis adalah lapisan terluar dari
kulit, bagian ini adalah bagian terpenting karena lapisan ini memberikan tekstur,
warna dan terlibat dalam kelembaban kulit (Martini, 2001). Salah satu fungsi
utama kulit adalah melindungi tubuh dari lingkungan misalnya radiasi sinar
ultraviolet, bahan kimia, dan fisik. Selain itu, kulit juga membantu tubuh dalam
regulasi suhu tubuh, mencegah dehidrasi, dan juga berperan sebagai indera
peraba. Selain fungsi fisiologik, kulit juga berperan dalam bidang psikososial
karena merupakan bagian tubuh yang terlihat oleh orang lain dan menjadi unsur
estetika dalam penampilan seseorang (Sarkany and Johns S, 2011).
Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia, maka kulit selalu
berinteraksi dan terpapar dengan lingkungan sekitar, misalnya dengan paparan
sinar matahari, kelembaban udara, dan suhu. Paparan-paparan ini dapat
mengganggu keseimbangan kulit terutama kadar air dan dapat menganggu
kelembaban kulit sehingga kulit menjadi kering (Tricaesario dan Widayati, 2016).
Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum terjadi pada setiap
xiii
orang. Gejala pertama terjadinya kekeringan kulit ditandai dengan munculnya
warna suram hitam putih dan perubahan topografi kulit (Baumann, 2008).
Beberapa faktor yang menyebabkan kulit menjadi kering yaitu, cuaca meliputi
suhu dan kelembaban udara, paparan bahan kimia dan mikroorganisme, penuaan,
stress fisiologi dan genetik. Kulit dalam keadaan kering dapat menurunkan kinerja
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas sehingga dapat
mempercepat terjadinya penuaan dini dan kerusakan pada kulit (Masaki, 2010).
Kelembaban kulit merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh kadar air dalam
kulit. Apabila tingkat kelembaban kulit rendah atau kadar air tidak memenuhi
syarat dapat menyebabkan kulit kering (Hurlow and Bliss, 2011). Kadar air dalam
stratum corneum pada kulit normal kira-kira sekitar 10% pada lapisan luar dan
sekitar 30% pada lapisan lebih dalam (Honari and Maibach, 2014). Penurunan
kadar air dalam stratum corneum sampai kurang dari 10% akan menyebabkan
kulit terlihat bersisik, kasar, dan kering (Barco and Giménez, 2008).
Secara alami kulit memiliki mekanisme dalam mencegah kurangnya kadar
air pada stratum corneum, yaitu dengan adanya senyawa intraselular, natural
moisturizing factor (NMF) yang dihasilkan oleh badan lamella (Barco and
Giménez, 2008). Badan lamella dibentuk dalam keratinosit pada stratum
spinosum dan stratum granulosum. Pada saat keratinosit matur, enzim pada
stratum corneum akan merusak bagian luar envelope lamellar bodies dan
membebaskan lipid tipe asam lemak bebas dan ceramides (Brannon, 2007). Badan
lamella bersifat sangat higroskopis sehingga dapat menarik air yang berguna
dalam menjaga turgiditas korneosit (Baumann L, 2008). Bila tingkat kelembaban
xiv
kulit yang rendah dibiarkan biasanya akan menimbulkan rasa gatal sehingga
membuat penderita cenderung menggaruk kulit yang kering. Penampilan dengan
kulit kering bersisik serta terjadinya perubahan sekunder pada kulit tentunya akan
menganggu aspek psikososial seseorang bahkan dapat menganggu aktivitas yang
dijalankan. (Partogi, 2008).
Dewasa ini banyak dikembangkan produk perawatan kulit topikal
mengandung antioksidan. Salah satu sediaan topikal yang digunakan dalam
perawatan kulit yaitu sediaan masker gel peel off. Masker gel peel off lebih unggul
dibandingkan dengan sediaan masker lainnya diantaranya dapat menimbulkan
efek dingin akibat lambatnya penguapan air pada kulit, tidak menghambat fungsi
fisiologis kulit dan tidak menyumbat pori-pori kulit (Voight, 1994 ; Shai et al.,
2009). Produk perawatan dari bahan-bahan herbal juga telah banyak
dikembangkan yang diklaim dapat melawan dan mencegah tanda-tanda penuaan
kulit dan meningkatkan kelembaban kulit (Stallings dkk., 2009). Salah satu
tanaman Indonesia yang dimanfaatkan untuk tujuan tersebut yaitu buah manggis
(Garcinia mangostana L.). Kulit buah manggis kaya akan xanton yang merupakan
senyawa golongan polifenol (Zhou et al., 2011). Xanton dalam kulit buah manggis
diketahui bersifat sebagai antioksidan (Yatman, 2012). Hasil penelitian (Tilaar, et
al. 2009) juga menunjukkan krim ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) mampu meningkatkan nilai kelembaban kulit manusia. Adapun
mekanisme aktivitas kandungan antioksidan ekstrak kulit manggis dalam menjaga
kelembaban kulit yaitu dengan cara menjaga pertahanan alami kulit berupa NMF
xv
(natural moisturizing factor) dari radikal bebas serta dapat menghambat
perusakan lipid interseluler (Baumann L, 2008 ; Moller, 2000).
Dalam ekstrak kulit manggis yang diperoleh oleh Priya et al. (2010)
diperoleh kandungan xanton sebesar 95%. Turunan xanton dalam kulit buah
manggis (Garcinia mangostana L.), yaitu α-mangostin, diketahui memiliki
aktivitas antioksidan dengan berperan sebagai scavenging agent (Chavveri, et al.,
2009; Nontamart et al., 2013). Hasil penelitian dari (Laras, 2014) telah melakukan
pengujian iritasi terhadap konsentrasi 0,5% ekstrak kulit buah manggis, hasil dari
pengujian tersebut terbukti bahwa pada konsentrasi 0,5% ekstrak kulit buah
manggis tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Adhiningrat (2015) juga telah
melakukan optimasi formulasi sediaan masker gel peel off ekstrak etanol 96%
kulit manggis dengan konsentrasi 0,5% yang telah memenuhi persyaratan
karakteristik gel yang baik. Dilanjutkan dengan penelitian Putri (2016) yang telah
melakukan pengujian nilai hidrasi pada kulit tikus wistar jantan yang di papar
sinar UV-B diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan hasil optimasi formulasi
masker gel peel off ekstrak etanol 96% kulit buah manggis yang telah dilakukan
oleh Adhiningrat (2015) dapat meningkatkan nilai hidrasi pada kulit tikus sebesar
± 7%.
Dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis ingin melanjutkan
penelitian dengan melakukan pengujian ke tahap uji secara klinis terhadap nilai
kelembaban kulit manusia pada pemakaian masker gel peel-off ekstrak etanol 96%
kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), dengan menggunakan alat skin
hydration analayzer.
xvi
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah nilai kelembaban kulit manusia pada pemakaian masker gel
peel off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui nilai kelembaban kulit manusia pada pemakaian masker
gel peel off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.).
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Ilmiah
Dapat memberikan informasi ilmiah tentang nilai kelembaban kulit manusia
pada pemakaian masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) yang diamati berdasarkan nilai kelembaban kulit yang
diperoleh.
1.4.1 Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi oleh masyarakat tentang adanya pengaruh
pemakaian masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap nilai kelembaban kulit pada manusia.
xvii