9
Anamnesis Dermatitis Atopik 1. Keluhan Utama: gatal 2. RPS -Onset: Sejak kapan mulai gatal (tergantung tipe DA -> lihat kronologis) -Durasi: Apakah gatal dirasakan hilang timbul -Progression/kronologis: gatal dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya akan menghebat pada malam hari. Akibatnya penderita akan menggaruk sehingga timbul bermacam-macam kelainan di kulit berupa papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi dan krusta. dermatitis atopik dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu sebagai berikut : 1. D.A. infantil (usia 2 bulan – 2 tahun) D.A. paling sering muncul pada tahun pertama kehidupan, biasanya setelah usia 2 bulan. Lesi mulai di muka (dahi, pipi) berupa eritema, papulo-vesikel yang halus, karena gatal digosok, pecah, eksudatif, dan akhirnya terbentuk krusta. Lesi kemudian meluas ke tempat lain, yaitu scalp, leher, pergelangan tangan, lengan dan tungkai. Bila anak mulai merangkak, lesi ditemukan di lutut. Biasanya anak mulai menggaruk setelah berumur 2 bulan. Rasa gatal yang timbul sangat mengganggu sehingga menyebabkan anak gelisah, susah tidur, dan sering menangis.

DocumentDA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DocumentDA

Anamnesis Dermatitis Atopik

1. Keluhan Utama: gatal

2. RPS

-Onset: Sejak kapan mulai gatal (tergantung tipe DA -> lihat kronologis)

-Durasi: Apakah gatal dirasakan hilang timbul

-Progression/kronologis: gatal dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya

akan menghebat pada malam hari. Akibatnya penderita akan menggaruk sehingga

timbul bermacam-macam kelainan di kulit berupa papul, likenifikasi, eritema, erosi,

ekskoriasi, eksudasi dan krusta. dermatitis atopik dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu

sebagai berikut :

1. D.A. infantil (usia 2 bulan – 2 tahun)

D.A. paling sering muncul pada tahun pertama kehidupan, biasanya setelah

usia 2 bulan. Lesi mulai di muka (dahi, pipi) berupa eritema, papulo-vesikel yang

halus, karena gatal digosok, pecah, eksudatif, dan akhirnya terbentuk krusta. Lesi

kemudian meluas ke tempat lain, yaitu scalp, leher, pergelangan tangan, lengan

dan tungkai. Bila anak mulai merangkak, lesi ditemukan di lutut. Biasanya anak

mulai menggaruk setelah berumur 2 bulan. Rasa gatal yang timbul sangat

mengganggu sehingga menyebabkan anak gelisah, susah tidur, dan sering

menangis.

Pada umumnya lesi D.A. infantile eksudatif, banyak eksudat, erosi, krusta, dan

dapat mengalami infeksi. Lesi dapat meluas generalisata, bahkan walaupun

jarang, dapat terjadi eritroderma. Lambat laun lesi menjadi kronis dan residif.

Sekitar usia 18 bulan mulai tampak likenifikasi. Pada sebagian besar penderita

akan sembuh setelah usia 2 tahun, mungkin juga sebelumnya, sebagian lagi

berlanjut menjadi bentuk anak. Pada saat itu, penderita tidak lagi mengalami

eksaserbasi, bila makan makanan yang sebelumnya menyebabkan kambuh

penyakitnya.

2. D.A. pada anak (usia 2 – 10 tahun)

Dapat merupakan kelanjutan bentuk infantil, atau timbul sendiri. Lesi lebih

kering, tidak begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi dan sedikit skuama.

Page 2: DocumentDA

Letak kelainan di lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor,

kelopak mata, leher, jarang di muka. Rasa gatal menyebabkan penderita sering

menggaruk. Dapat terjadi erosi, likenifikasi, mungkin juga mengalami infeksi

sekunder. Akibat garukan, kulit menebal dan perubahan lainnya yang

menyebabkan gatal, sehingga terjadi lingkaran setan “siklus gatal-garuk”.

Rangsangan garuk sering di luar kendali. Penderita sensitive terhadap wol, bulu

kucing dan anjing, juga bulu ayam, burung dan sejenisnya. D.A. berat yang

melebihi 50% permukaan tubuh dapat memperlambat pertumbuhan.

3. D.A. pada remaja dan dewasa

Lesi kulit D.A. pada bentuk ini dapat berupa plak papular-eritematosa dan

berskuama, atau plak likenifikasi yang gatal. Pada D.A. remaja lokalisasi lesi di

lipat siku, lipat lutut, dan samping leher, dahi, dan sekitar mata. Pada D.A.

dewasa, distribusi lesi kurang khas, sering mengenai tangan dan pergelangan

tangan, dapat pula ditemukan setempat, misalnya di bibir (kering, pecah, bersisik),

vulva, putting susu atau scalp. Kadang erupsi meluas, dan paling parah di lipatan

mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak menimbul, papul datar dan cenderung

bergabung menjadi plak likenifikasi dengan sedikit skuama, dan sering terjadi

ekskoriasi dan eksudasi karena garukan. Lambat laun dapat terjadi

hiperpigmentasi.

Lesi sangat gatal terutama pada malam hari waktu istirahat. Pada orang

dewasa sering mengeluh bahwa penyakitnya kambuh bila mengalami stress.

Mungkin karena stres dapat menurunkan ambang rasa gatal. Penderita atopic

memang sulit mengeluarkan keringat, sehingga rasa gatal timbul bila mengadakan

latihan fisik. Pada umumnya D.A. remaja atau dewasa berlangsung lama,

kemudian cenderung menurun dan membaik setelah usia 30 tahun, jarang sampai

usia pertengahan. Hanya sebagian kecil yang terus berlangsung sampai tua. Kulit

penderita D.A. yang telah sembuh mudah gatal dan cepat meradang bila terpajan

oleh bahan iritan eksogen.

Page 3: DocumentDA

-Lokasi: Bayi: Lesi mulai di muka (dahi, pipi) meluas ke tempat lain, yaitu scalp,

leher, pergelangan tangan, lengan dan tungkai. Bila anak mulai merangkak, lesi

ditemukan di lutut

Anak: lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata, leher,

jarang di muka

Remaja dan dewasa: lipat siku, lipat lutut, dan samping leher, dahi, dan sekitar mata.

Pada D.A. dewasa, distribusi lesi kurang khas, sering mengenai tangan dan

pergelangan tangan, dapat pula ditemukan setempat, misalnya di bibir (kering, pecah,

bersisik), vulva, putting susu atau scalp.

-Kualitas: bertambah berat pada malam hari, berkeringat, stress

-Memperberat/memperingan: berkeringat, stress, malam hari, lingkungan panas

dan lembab / diberi salep/ minum obat anti gatal

-Gejala penyerta: -

UKK: Bayi: eritema berbatas tegas, papula/vesikel miliar disertai erosi dan eksudasi serta

krusta

Anak: papula-papula miliar, likenifikasi, tak eksudatif

Dewasa: biasanya hiperpigmentasi kering, dan likenifikasi

RPD:

Adanya riwayat atopi dan atau alergi, asthma

RPK:

-Adanya riwayat alergi

- Riwayat asthma

RPSos:

-Pekerjaan (berhubungan dengan paparan alergen dan pemicu stress/emosi)

-Higienitas diri (kurang berpengaruh)

-Keadaan rumah dan Lingkungan sekitar rumah ((berhubungan dengan paparan

alergen dan pemicu stress/emosi)

Page 4: DocumentDA

Dasar Diagnosa

Kriteria diagnosis dermatitis atopik dari Hanifin dan Lobitz, 1977 :

1. Kriteria mayor ( > 3)

a. Pruritus

b. Morfologi dan distribusi khas :

1) Dewasa : likenifikasi fleksura

2) Bayi dan anak : lokasi kelainan di daerah muka dan ekstensor

3) Dermatitis bersifat kronik residif

4) Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya

2. Kriteria minor ( > 3)

a. Xerosis

b. Iktiosis/pertambahan garis di palmar/keatosis pilaris

c. Reaktivasi pada uji kulit tipe cepat

d. Peningkatan kadar IgE

e. Kecenderungan mendapat infeksi kulit/kelainan imunitas selular

f. Dermatitis pada areola mammae

g. Keilitis

h. Konjungtivitis berulang

i. Lipatan Dennie-Morgan daerah infraorbita

j. Keratokonus

k. Katarak subskapular anterior

l. Hiperpigmentasi daerah orbita

m. Kepucatan/eritema daerah muka

n. Pitiriasis alba

o. Lipatan leher anterior

p. Gatal bila berkeringat

q. Intoleransi terhadap bahan wol dan lipid solven

r. Gambaran perifolikular lebih nyata

s. Intoleransi makanan

t. Perjalanan penyakit dipengaruhi lingkungan dan emosi

u. White dermographism/ delayed blanch

Page 5: DocumentDA

Diagnosis Banding

1. Dermatitis Kontak Alergi

2. Dermatophytosisataur dermatophytids

3. Sindrom defesiensi imun

4. Sindrom Wiskott-Aldrich

5. Sindrom Hyper-IgE

6. Penyakit Neoplastik

7. Langerhans’ cell histiocytosis

8. Penyakit Hodgkin

9. Dermatitis Numularis

10. Skabies

11. Dermatitis Seborrheic

Penyakit Gambaran klinisSeboroik dermatitis Berminyak, squama, riwayat keluarga tidak adaPsoriasis Plak pada daerah ekstensor, skalp, gluteus, pitted nailNeurodermatitis Gatal, soliter, riwayat keluarga tidak adaContact dermatitis Riwayat kontak, ruam di tempat kontak, riwayat keluarga

tidak adaSkabies Papul, sela jari, positif ditemukan tungauSistemik Riwayat, pemeriksaan fisik. Pemeriksaan banyak sesuai

dengan penyakitDermatitis herpetiforme Vesikel berkelompok di daerah lipataDermatofita Plak dengan sentral healing, KOH negativeImmmunodefisiensi disorder

Riwayat infeksi berulang4

Pemeriksaan Penunjang

1. Darah tepi : eosinofilia

2. Dermatografisme : putih

3. Percobaan asetilkolin

4. Uji tesk kulit dan provokasi

Penatalaksanaan

1. Non farmakologis

a. Menghindari aktivitas yang akan mengeluarkan banyak keringat

Page 6: DocumentDA

b. Menghindari suhu yang terlalu panas atau dingin dan kondisi dengan kelembaban

yang tinggi.

c. Menghindari bahan iritan

d. Menganjurkan untuk menggunakan pelembab kulit untuk mengatasi kulit kering

e. Memberitahukan untuk tidak menggaruk luka atau daerah kulit yang gatal karena

akan menimbulkan tempat infeksi baru.

Secara konvensional pengobatan DA kronik pada prinsipnya adalah sebagai

berikut (Menurut Boguniewicz & Leung 1996 ) :

a. Menghindari bahan iritan

b. Mengeliminasi allergen yang telah terbukti

c. Menghilangkan pengeringan kulit ( hidrasi )

d. Pemberian pelembab kulit (moisturizing )

e. Kortikosteroid topical

f. Pemberian antibiotic

g. Pemberian antihistamin

h. Mengurangi stress dan

i. Memberikan edukasi pada penderita maupun keluarganya

2. Farmakologis

a. Antihistamin golongan H1 : Loratadine tablet

b. Kortikosteroid jika gejala klinis berat dan sering kambuh

c. Antibiotik jika ada infeksi sekunder (eritromisin, tetrasiklin)

d. Salep kortikosteroid ringan pada bayi (hidrokortison krim 1-1,5%) dan

kortikosteroid kuat pada anak dan dewasa dengan likenifikasi (betametason

dipropionat 0,05%, desoksimetason 0,25%). Untuk efek lebih kuat dapt

dikombinasikan dengan asam salisilat 1-3% dalam salep.

Prognosis

1. Ad vitam : Ad bonam

2. Ad fungsionam : Ad bonam

3. Ad sanationam : Dubia ad bonam

Page 7: DocumentDA