Upload
lamdat
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
CURRICULUM VITAE
NAMA : dr. RUDY S, Akp.,SH.,MH.,MBA
TEMPAT TINGGAL : PONDOK JATI CQ -1 SIDOARJO JAWA TIMUR
HP. : 081 650 9811.
PEKERJAAN : DIREKTUR KLINIK MEDIS 24 JAM “ B D S “ DI SURABAYA
PENGACARA DAN PENASEHAT HUKUM DI LAW OFFICE “ RS & P “ DI SURABAYA
PENASEHAT HUKUM PERHIMPUNAN AHLI BEDAH INDONESIA KOMISARIAT MALANG RAYA
PENGALAMAN PENDIDIKAN :
1. FK UNIVERSITAS BRAWIJAYA DI MALANG
2. MASTER OF BUSINESS ADMINISTRATION – MARKETING AT WEST COAST INSTITUTE OF MANAGEMENT &
TECHNOLOGY PERTH AUSTRALIA
3. PENDIDIKAN AKUPUNKTUR MEDIS DEPDIKBUD
3. FH UNIVERSITAS NAROTAMA DI SURABAYA
4. PENDIDIKAN KEPROFESIAN DAN PENDIDIKAN ADVOKAT UNIVERSITAS SURABAYA DI SURABAYA
5. MAGISTER HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA DI SURABAYA
PENGALAMAN ORGANISASI PROFESI :
1. SEKRETARIS IDI CABANG SIDOARJO 2002 – 2010
2. KETUA BIDANG ORGANISASI IDI WILAYAH JATIM 2008 – 2011
3. KETUA BHP2A IDI WILAYAH JATIM 2011 – 2016
4. KETUA BHP2A IDI CABANG SIDOARJO 2010 – SEKARANG
5. SEKRETARIS BHP2A PB IDI Pusat di Jakarta 2009 – 2012
6. WAKIL KETUA BHP2A PB IDI di Jakarta 2012 – 2015
7. KETUA BIDANG ADVOKASI DAN LEGISLASI KABIJAKAN KESEHATAN RI PB IDI di Jakarta 2015
8. KETUA ASOSIASI KLINIK INDONESIA WILAYAH JAWA TIMUR 2015 - SEKARANG
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
UU No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
KUH Perdata dan KUH Pidana
Permenkes No. 290/2008 tentang
PTM / Informed Consent
Permenkes No. 269/2008 tentang
Rekam Medis
Kepmenkes No. 856 Tahun 2009
tentang Stadarisasi Pelayanan Gawat
Darurat di Rumah Sakit
MEDICOLEGAL ASPECT :
- PENANGANAN GAWAT DARURAT
- INFORMED CONSENT
- PEMBIAYAAN PELAYANAN GAWAT DARURAT
- REKAM MEDIS
- KEWENANGAN
- RAHASIA KEDOKTERAN
Secara Yuridis Keadaan Emergency Menimbulkan
PREVILEGE TERTENTU Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk itu perlu di tegaskan Pengertian GAWAT
DARURAT ( EMERGENCY )
Emergency = serious happening
or situation needing prompt
action
(Hornby)
Emergency = any injury or acute
medical condition liable to cause
death, disability, or serious
illness if not immediately
attended to Medical Doctor
(GJ Annas)
An emergency is any condition that in the
opinion of the patient, his family, or whoever
assumes the responsibility of bringing the
patient to the hospital- requires immediate
medical attention.
This condition continues until a
determination has been made by a health
care professional that the patient’s life or
well-being is not threatened
PETUGAS MEDIS
Bagaimana menilai keadaan
pasien melalui :
Ax, Px Fisik, dan Px
Penunjang, Dx
Menentukan apakah
keadaan tersebut
merupakan :
True Emergency, atau
False Emergency
Any condition clinically determined to require
immediate medical care.
Such conditions range from those requiring
extensive immediate care and admission to
the hospital to those that are diagnostic
problem and may or may not require
admission after work-up and observation
Perdarahan masif
Henti jantung
Sesak napas atau henti napas
Luka Tusuk Abdomen
Ruptur Viskus Abdominal
Luka Tembus Pleura atau Perikardium
Keracunan akut
Reaksi anafilaktik
Perdarahan epidural akut
Syok
Digigit Ular
Keadaan tidak Emergensi,
keluarga panik (mis : anak demam)
Dokter harus menenangkan atau
Keadaan Emergency,
keluarga menganggap ringan / bukan
keadaan Emergency (mis nyeri dada /pada
MCI) Dokter harus menerangkan keadaan
Emergency nya
Komunikasi yang salah / tidak memahami cara
Komunikasi yang efektif tentang kegawatdarutan
dapat memicu masalah Hukum
Untuk menilai dan menentukan tingkat Urgency
masalah Emergency yang di hadapi pasien,
maka Rumah Sakit menyelengggarakan :
TRIAGE
Tenaga yang menangani di TRIAGE paling
IDEAL adalah seorang DOKTER.
Jika Tenaga terbatas, melalui Standing Order
yang di susun Rumah Sakit dapat di kerjakan
oleh seorang PERAWAT
- Fase Pra – Rumah
Untuk melindungi : 1) Orang yang secara
Sukarela dan 2 ) Beritikad baik menolong
seseorang dalam keadaan Emergency ------>
terhindar dari Permasalahan Hukum dengan
pasien dan atau Keluarga Pasien untuk
kecederaan yang dialaminya, maka perlu di
pertimbangkan : - Faktor Kondisi dan Faktor
Situasi saat peristiwa tersebut terjadi. `
di kenal Penerapan DOKTRIN GOOD SAMARITAN
Kesukarelaan, tidak ada harapan atau keinginan
untuk memperoleh Kompensasi dalam bentuk
apapun.
( bila menarik biaya pada akhir pertolongannya
maka Doktrin ini tidak berlaku )
Itikad Baik, dapat di nilai dari tindakan yang
dilakukan
INFORMASI PERSETUJUAN
PERSETUJUAN YANG TIMBUL
ANTARA
PASIEN / KELUARGA DENGAN DOKTER / SARANA
PELAYANAN KESEHATAN
TERHADAP
TINDAKAN MEDIS
SEHUBUNGAN KEPERLUAN
DIAGNOSA / TERAPI
1. PERSETUJUAN NON EKSPRESIF / IMPLIED
CONSENT
Apabila berdasarkan sikap dan tindakan pasien
dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien yang
bersangkutan memberikan / menyatakan
persetujuan. Ex. Isyarat di suntik, Gawat Darurat
2. PERSETUJUAN EKSPRESIF / NON IMPLIED
CONSENT
Apabila secara faktual pasien mau menjalani secara
prosedur secara medis dalam rangka penanganan
terhadap penyakitnya. Ex. Umumnya dilakukan
dengan format yang jelas.
KEGAWATDARURATAN tidak diperlukan
Informed Consent karena merupakan suatu
keadaan dimana :
Tidak ada Kesempatan lagi untuk meminta
Informed Consent ( Pasien dan atau anggota
Keluarga terdekat )
Tidak Ada waktu lagi untuk menunda –
nunda
Suatu Tindakan harus segera di ambil
Untuk menyelamtkan jiwa dan Anggota
Tubuh
Jika Dokter tidak bertindak dan pasien celaka,
maka Dokter akan bermasalah dengan Hukum
Dasar pembenar:
Doktrin Fiksi Ilmiah (Leenen)
Doktrin Van der Mijn (zaakwarneming)
Doktrin Life Saving
Pasien tak sadar, tidak ada keluarga/wali dan
keadaan memerlukan tindakan medis segera
dokter dapat bertindak langsung
Dasarnya: dokter mengandaikan bahwa pasien
pasti akan menyetujui tindakan yang akan
dilakukan jika pasien sadar, dan telah
diberikan informasi mengenai tindakan tsb
Pada keadaan Gawat Darurat, pasien tidak
sadar dan tak ada keluarga/wali, dokter
secara sukarela mengambil alih tanggung
jawab dan melakukan pertolongan.
Tanggungjawab dikembalikan kepada pasien
setelah pasien sadar kembali
Dasar : Zaakwarneming (Perwalian Sukarela)
Pasal 1354 KUHPerdata
Syarat Zaakwarneming ( Perwalian Sukarela ) :
Yang diurus adalah urusan orang lain bukan
kepentingan dirinya sendiri
Yang melakukan pengurusan melakukannya
secara sukarela
Yang melakukan tanpa adanya perintah
melainkan atas inisiatif sendiri.
Keadaan mendesak ( orang tak sadar,
keadaan gawat darurat , wali / keluaraga
tidak ada ) untuk berbuat menyelamatkan
jiwa atau penyelamatan anggota tubuh tanpa
persetujuan
Dalam rangka menyelamatkan nyawa,
dokter dapat melakukan tindakan medis
apapun, meski pun tak ada Informed
Consent
Dokter tak dapat digugat atau dituntut oleh
pasien / keluarganya atas dilakukannya
tindakan medis tersebut
Dalam keadaan gawat darurat dimana harus
dilakukan tindakan medis pada pasien yang
tidak sadar dan tidak didampingi keluarga,
tidak perlu persetujuan dari siapapun
Valid consent: tidak ada waktu untuk
memberikan informasi detil dalam keadaan
emergency
NON IMPLIED CONSENT
INFORMASI TINDAKAN MEDIS PERSETUJUAN
• DIAGNOSA
• TATA CARA TINDAKAN
• TUJUAN TINDAKAN
• ALTERNATIF TINDAKAN
• RESIKO YG MUNGKIN
TERJADI
• KOMPLIKASI YG MUNGKIN
• PROGNOSA THP TINDAKAN
• PASIEN
• ISTRI / SUAMI
• KAKAK / ADIK
• ORANG TUA
• KELUARGA DEKAT
• PENGAMPU
• INDIKASI MEDIS
• STANDAR PROFESI
• S O P
• KETELITIAN
• PRINSIP KEHATI – HATIAN
PERSETUJUAN PASIEN DAN ATAU KELUARGA ATAS
INFORMASI YANG TELAH DI BERIKAN MENGENAI
TINDAKAN MEDIS YANG AKAN DILAKUKAN
Untuk Dokter
( RASA AMAN dalam menjalankan tindakan medis,
PEMBELAAN DIRI terhadap kemungkinan adanya Tuntutan
atau Gugatan Pasien atau Keluarga Terdekat apabila
timbul akibat yang tidak dikehendaki )
Untuk Pasien
( PENGHARGAAN terhadap hak – haknya oleh Dokter dan
dapat digunakan sebagai ALASAN GUGATAN terhadap
dokter apabila terjadi penyimpangan praktik dokter dari
maksud di berikannya Informed Consent )
FUNGSI GANDA
• DILAKUKAN OLEH PASIEN DAN ATAU KELUARGA
TERDEKAT
• SETELAH ADANYA PENJELASAN SECARA
LENGKAP OLEH DOKTER / PEMAHAMAN SECARA
TERTULIS
• AKIBAT YANG AKAN TIMBUL DAN MENJADI
TANGGUNG JAWAB PASIEN
• HUBUNGAN DOKTER DENGAN PASIEN TETAP
TERJAGA DAN TETAP DAPAT DIPERTAHANKAN
• DIBUAT SECARA TERTULIS
Pelayanan Gawat Darurat merupakan private
good pasien yang harus membayar : secara
pribadi atau via asuransi
Masalah pembayaran tidak boleh menghalangi
pasien untuk mendapat pelayanan Gawat
Darurat.
Dokter harus melakukan kendali biaya dan
kendali mutu. AUDIT MEDIS
(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta,
wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu.
(2) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
dilarang menolak pasien dan/atau meminta
uang muka.
(1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan
praktik atau pekerjaan pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang dengan sengaja
tidak memberikan pertolongan pertama
terhadap pasien yang dalam keadaan gawat
darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengakibatkan terjadinya
kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan dan/atau tenaga
kesehatan tersebut dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah).
• WAJIB BAGI DOKTER YANG MENJALANKAN PRAKTIK
• HARUS SEGERA DILENGKAPI SETELAH PASIEN MENERIMA PELAYANAN KESEHATAN
• SETIAP CATATAN HARUS DIBUBUHI NAMA, WAKTU DAN TANDA TANGAN YANG MEMBERIKAN PELAYANAN ATAU TINDAKAN
BERKAS YANG BERISI CATATAN DAN DOKUMEN :
• DATA NON MEDIS : IDENTITAS
• DATA MEDIS : PEMERIKSAAN, DIAGNOSA,
PENGOBATAN, TINDAKAN , PENUNJANG LAIN.
Catatan :
1. DOKUMEN REKAM MEDIS MERUPAKAN MILIK DOKTER / SARANA
PELAYANAN KESEHATAN
2. ISI REKAM MEDIS MERUPAKAN MILIK PASIEN
3. SEGI HUKUM, REKAM MEDIS MERUPAKAN BARANG BUKTI.
1. REKAM MEDIS UNTUK PASIEN RAWAT JALAN
2. REKAM MEDIS UNTUK PASIEN RAWAT INAP
DAN PERAWATAN SATU HARI
3. REKAM MEDIS UNTUK PASIEN GAWAT DARURAT
( KONDISI SAAT TIBA DI SARYANKES, IDENTITAS
PENGANTAR PASIEN )
4. REKAM MEDIS UNTUK PASIEN DALAM
KEADAAN BENCANA ( JENIS BENCANA DAN LOKASI
PASIEN DI TEMUKAN, KATEGORI KEGAWATAN DAN
NOMOR PASIEN BENCANA MASSAL , IDENTITAS YANG
MENEMUKAN PASIEN )
1. ALAT KOMUNIKASI ANTAR DOKTER
2. DASAR PERENCANAAN DAN PENGOBATAN
3. BUKTI UPAYA KESEHATAN
4. BAHAN ANALISIS KINERJA PERAWATAN
KESEHATAN
5. BAHAN PENELITIAN ILMU KESEHATAN
1. DOKUMEN REKAM MEDIS MERUPAKAN MILIK
DOKTER / SARANA PELAYANAN KESEHATAN
2. ISI REKAM MEDIS MERUPAKAN MILIK PASIEN
3. SEGI HUKUM, REKAM MEDIS MERUPAKAN
BARANG BUKTI.
4. KERAHASIAN REKAM MEDIS ADALAH
TANGGUNG JAWAB SARANA KESEHATAN DAN
PASIEN
5. MASA KADALUARSA REKAM MEDIS 5 TAHUN
( PERMENKES 149 a TAHUN 1989
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus segera dilengkapi setelah
pasien selesai menerima pelayanan
kesehatan.
(3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi
nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan.
UU PRADOK SANKSI PADA PASAL 79 Huruf b ,
Ayat (2) Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan
pencatatan pada rekam medis, berkas dan catatan
tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara
apa pun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam
rekam medis hanya dapat dilakukan dengan
pencoretan dan dibubuhi paraf petugas yang
bersangkutan.
Ayat (3) Yang dimaksud dengan “petugas” adalah
dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain
yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien.
Apabila dalam pencatatan rekam medis
menggunakan teknologi informasi elektronik,
kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti
dengan menggunakan nomor identitas pribadi
(personal identification number).
1. ALASAN PASIEN DI RAWAT INAP (ANAMNESA)
2. HASIL PENTING PEMERIKSAAN PENYAKIT
3. PENGOBATAN DAN TINDAKAN MEDIS
4. KEADAAN PASIEN TERAKHIR SEBELUM PULANG
5. ANJURAN PENGOBATAN DAN PERAWATAN
DOKTER DOKTER SPESIALISRESIDENCO ASS
KEPANJANGAN TANGAN
MANDIRISESUAI STANDART KOMPETENSINYA
MANDIRI SESUAI KOMPETENSI
HARUS BERDASARKAN
DELEGASI WEWENANG
DARI SUPERVISOR
TANGGUNGJWB HUKUM SENDIRI
TGG JWB HUKUM SUPERVISOR
PERAWAT/BIDAN
MANDIRI, SESUAI STANDART
KOMPETENSI
KEPANJANGAN TANGAN
V. KEWENANGAN
HUBUNGAN DOKTER – TENAGA KESEHATAN
DOKTER--- TENAGA KESEHATAN
DELEGASI WEWENANG KEPANJANGAN TANGAN
TGG JWB HUKUM
PADA DOKTER
TGG JWB HUKUM
PADA YG DIBERI
WEWENANG
HUBUNGAN DOKTER ---- DOKTER
DOKTER--- DOKTER
DELEGASI WEWENANGKEPANJANGAN TANGAN
TGGJWB HUKUM
PADA DOKTER
TGG JWB HUKUM
PADA YANG DIBERIKAN
WEWENANG SESUAI KOMPETENSI
YANG DIMILIKI
SESUATU HAL YANG BERHUBUNGAN KERAHASIAAN ANTARA DOKTER DAN PASIEN YANG TIDAK BOLEH UNTUK DIKETAHUI OLEH ORANG YANG TIDAK BERKEPENTINGAN ATAU TIDAK BERHAK MENGETAHUI HAL ITU.
Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk:
kepentingan kesehatan pasien,
memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum
permintaan pasien sendiri,
atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
(UUPK Pasal 48)
Setiap dokter dan tenaga medis lainnya wajib
menyimpan rahasia pasien
Membuka rahasia kedokteran dengan sengaja
diancam hukuman pidana 9 bulan penjara
(ps. 322 KUHP)
Dalam keadaan Gawat Darurat karena waktu
pelayanan, kondisi pasien dan keterbatasan
tempat pemeriksaan, Rahasia Kedokteran
seringkali tak terjaga
Pada Beberapa situasi khusus Penanganan
Gawat Darurat terjadi ---- Penyimpangan
terhadap beberapa prinsip Hukum Kesehatan