Upload
ariskal-putra
View
48
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengertian proses Crushing Dan Grinding dan alat alat yang digunakan.
Citation preview
TUGAS
CRUSHING DAN GRINDING
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH PENGOLAHAN MINERAL
OLEH :
ARISKAL MUSZA PUTRA (1304108010011)
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan galian menurut Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
dikelompokkan menjadi 5 golongan yaitu, mineral radioaktif, mineral logam, mineral
bukan logam, batuan dan batubara. Dalam keterdapatannya di lapangan bahan galian
mempunyai ukuran yang besar dan massive sehingga dibutuhkan beberapa perlakuan
agar didapati ukuran yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk menwujudkan
hal tersebut maka dilakukanlah tahapan kominusi (comminution) pada bahan galian
tersebut. Tahapan kominusi adalah tahapan pengecilan ukuran untuk suatu bahan
galian yang sekurang-kurangnya terdiri atas tahap peremukan (crushing) dan tahap
penggerusan (grinding) yang semua tahapan tersebut menggunakan beberapa
peralatan yang akan dibahas lebih rinci dalam makalah ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
a. Supaya dapat mengetahui tahapan kominusi pada batuan secara rinci dan jelas
b. Supaya dapat mengetahui perbedaan tahapan crushing dan grinding
c. Supaya dapat mengetahui peralatan yang digunakan pada tahap crushing atau
grinding
1.3 Rumusan Masalah
a. Apa perbedaan tahapan crushing dengan tahapan grinding ?
b. Peralatan apa saja yang digunakan pada tahap crushing ?
c. Peralatan apa saja yang digunakan pada tahap grinding ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tahapan Kominusi
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau
bahan galian. Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran besar
lebih daripada 1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100
mikron. Pada umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih berukuran
cukup besar. Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung digunakan atau
diolah lebih lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya berkadar sangat
rendah dan terikat dengan mineral pengotornya. Liberasi mineral berharga masih
rendah pada ukuran bijih yang besar. Sehingga untuk dapat diolah dan untuk dapat
meningkatkan kadar mineral tertentu harus melalui operasi pengecilan ukuran terlebih
dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih umumnya dibagi dalam dua tahapan yaitu:
operasai peremukan atau crushing dan operasi penggerusan atau grinding
Tujuan dari kominusi adalah :
1. Membebaskan ikatan mineral berharga dari gangue-nya.
2. Menyiapkan ukuran umpan sesuai dengan ukuran operasi konsentrasi atau
ukuran pemisahan.
3. Mengekspos permukaan mineral berharga, Untuk proses hyrometalurgi tidak
perlu benar-benar bebas dari gangue.
4. Memenuhi keinginan konsumen atau tahapan berikutnya.
Tahap kominusi dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu :
1. Peremukan tahap pertama, primary crushing adalah tahapan pengecilan
ukuran bijih sampai ukuran 20 cm.
2. Peremukan tahap kedua, secondary crushing adalah tahapan pengecilan
ukuran bijih dari sekitar 20 cm sampai 5 cm.
3. Peremukan tahap ketiga, tertiary crushing adalah tahapan pengecilan ukuran
bijih dari 5 cm menjadi 1 cm.
4. Penggerusan kasar, grinding adalah tahapan pengecilan ukuran bijih mulai
dari 1 cm menjadi sekitar 1 mm.
5. Penggerusan halus, fine grinding adalah tahapan pengecilan ukuran bijih
mulai dari 1 mm hingga halus (biasanya sampai 0,075 mm).
2.1.1 Operasi Peremukan ( Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung
dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100
cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Crushing merupakan
proses yang bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral
pengotornya.
Operasi crushing biasanya melibatkan beberapa tahapan yaitu primary crushing,
secondary crushing dan tertiary crushing.
1. Primary crushing
Primary crushing merupakan tahapan pengecilan ukuran bahan galian hingga
mencapai ukuran 20 cm. Dan merupakan tahap awal pengecilan ukuran bijih. Bijih yang
baru datang dari tambang dan biasanya dilakukan secara terbuka. Untuk bijih yang
keras dan kompak digunakan jaw crusher dan gyratory crusher, sedangkan untuk
bahan galian yang lebih brittle dapat menggunakan hummer mill atau impactor atau
impact breaker. Alat-alat yang digunakan dalam tahap primary crushing adalah :
a. Jaw Crusher, Peremuk Rahang.
Bagian utama dari Jaw crusher adalah dua plat baja yang dapat membuka dan
menutup seperti rahang. Salah satu plat dari jaw ini tidak begerak, atau selalu diam, dan
disebut fix jaw. Sedangkan yang satunya selalu bergerak maju mundur dan disebut
sebagai moving jaw. Gerakan mundur maju fix jaw ditimbulkan oleh mekanisme
putaran sumbu eksentrik atau eccentric rotation.
Jaw yang bergerak akan memberi gaya tekan, kompresi kepada bijih yang masuk dalam
rongga remuk, rongga di antara dua plat atau jaw. Bijih yang masuk rongga remuk akan
segera mendapat gaya tekan atau kompresi dari yang bergerak. Bijih yang remuk akan
turun hingga mendapat tekanan baru. Bijih yang remuk secara leluasa akan bebas
turun di antara dua kompresi. Pada jaw crusher, peremukan bijih hanya terjadi oleh
alat, yaitu saat jaw bergerak memberi tekanan. Mekanisme peremukan ini disebut
arrested crushing.
Ukuran dan distribusi bijih hasil peremukan tergantung pada pengaturan mulut
pengeluaran atau setting, yaitu open side setting, bukaan maksimum dari mulut. Bukaan
diatur dengan merubah posisi toggle di belakang alat. Pengaturan Bukaan maksimum
atau open side setting dan bukaan minimum atau close side setting akan menentukan
ukuran terbesar dan distribusi dari bijih yang keluar dari rongga jaw. Produk
peremukan biasanya akan berukuran 85 persen dari bukaan maksimum atau open side
setting. Sedangkan ukuran terbesar yang dapat masuk ke dalam rongga jaw adalah 85
persen dari gape
Gambar Skematika Jaw Crusher
Ukuran Produk Hasil Jaw Crusher
Ukuran produk hasil peremukan yang menggunakan Jaw Crusher dapat
ditentukan dengan memakai lembar kerja yang disiapkan di bawah. Masukkan data
yang diperlukan, kemudian tekan update. Ukuran produk dinyatakan dengan P.80. Arti
notasi P adalah untuk produk dan 80 menyatakan depalan puluh persen dari berat
produk berukuran lebih kecil dari ukuran P.80. Misal P.80 = 92.0 mm, artinya delapan
puluh persen berat dari produk jaw crusher berukuran kurang dari 92,0 mm.
Tipe Jaw Crusher
1. Blake Crusher: Single Toggle dan Double Toggle.
Tipe Blake Crusher memiliki titik engsel jaw atau pivot di bagian atas, sedangkan bagian
bawahnya yang bergerak maju mundur. Karena bagian bawah yang bergerak, maka
lebar bukaan atau celah untuk keluarnya bijih menjadi variatif. Pada saat bergerak
maju, maka lebar bukaan adalah minimum disebut close side setting, dan ketika
bergerak mundur, maka lebar bukaan adalah maksimum, disebut open side setting.
Kondisi ini menyebabkan rentang ukuran bijih hasil peremukan menjadi lebar. Dengan
kata lain ukuran menjadi relative tidak homogen.
2. Dodge Crusher
Tipe Dodge Crusher memiliki titik engsel jaw atau pivot di bagian bawah,
sedangkan pada bagian atasnya bergerak maju mundur. Karena titik engsel ada pada
bagian atas, maka lebar bukaan atau celah untuk keluarnya bijih hasil peremukan
menjadi tetap. Kondisi ini menghasilkan ukuran bijih menjadi relative homogen. Namun
karena jaw bagian atas bergerak, maka gape, atau mulut jaw menjadi variatif. Saat
bergerak maju, maka gape menjadi minimum. Sebaliknya ketika jaw bergerak mundur,
gape menjadi maksimum. Kondisi ini mensyaratkan bahwa ukuran bijih yang masuk
sebagai umpan harus benar-benar lebih kecil dari gape saat posisi minimum. Ukuran
bijih yang mendekati ukuran gape maksimum akan menyebabkan jaw macet tidak
dapat bergerak.
Gambar Skematika Blake Dan Dodge Crusher
b. Gyratory Crusher.
Gyratory crusher digunakan bila diperlukan alat yang mampu menghasilkan
produk berkapasitas besar. Operasi atau mekanisme peremukan oleh Gyratory crusher
adalah full time crushing. Artinya alat ini meremuk bijih selama siklus putarannya. Jadi
alat ini jauh lebih efisien dibanding dengan jaw crusher. Namun demikian, gyratory
crusher memerlukan biaya modal dan biaya pemeliharaan yang besar.
Gyratory crusher memiliki sumbu tegak, main shaft, tempat terpasangnya peremuk
yang disebut mantle atau head, digantung pada spider. Sumbu tegak diputar secara
eccentric dari bagian bawah, eccentric sleeve, mengakibatkan suatu gerakan berputar
mantle selalu mendekat ke arah shell. Mantle berada dalam shell yang berbentuk
kerucut membesar ke atas, sehingga membentuk rongga remuk, crushing chamber
antara concave atau shell dengan mantle.
Gambar . Gyratory Crusher
Mantle bersama sumbu tegak bergerak secara gyratory dan memberi gaya kompresi ke
arah shell. Gaya kompresi ini akan meremuk bijih dalam rongga remuk. Peremukan
bijih hanya terjadi ketika bijih dikenai gaya kompresi. Oleh karena itu peremukan ini
disebut arrested crushing. Setelah remuk bijih turun secara gravity. Gyratory crusher
melakukan peremukan selama ciklus putarannya. Jadi setiap saat, mantle begerak ke
arah shell, setiap saat mantle memberikan gaya kompresi terhadap bijih yang berada
dalam rongga remuk. Mekanisme peremukan ini disebut sebagai full time crushing.
Gambar Skematika Gyratory Crusher
Gyratory crusher tidak memerlukan feeder sebagai pengumpan bijih yang akan
masuk. Bijih dapat ditaruh dengan cara ditumpuk di atasnya. Hal ini berbeda dengan
jaw crusher yang sangat tergantung pada feeder untuk pengatur laju bijih yang akan
masuk ke dalam crusher.
c. Impact Crusher
Bisa digunakan material dengan panjang 500mm, tidak lebih dari 350Mpa anti-
tekanan kekuatan. Impact crusher dapat digunakan dalam penghancuran pertama dan
kedua. Selama proses pengoperasian, Rotor berkecepatan tinggi akan terbawa melalui
motor listrik. Material akan ditimpa oleh Flat Hammer Monitor untuk dihancurkan, dan
kemudian akan disalurkan untuk penghancuran kedua, kemudian akan dibuang melalui
lubang pembuangan.
Prinsip Kerja mesin Impact Crusher
Impact crusher bekerja menghancurkan material dengan kekuatan tabrakan. Ketika
material memasuki area blow bar, material dihancurkan dengan kekuatan dan
kecepatan tinggi blow bar dan dilempar ke impact plates dalam rotor untuk
penghancuran kedua. Kemudian material akan terlempar kembali kedalam blow bar
untuk penghancuran ketiga. Proses ini berlangsung terus menerus sampai material
hancur sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan keluar dari bagian paling bawah
mesin. Ukuran dan bentuk dari bubuk akhir dapat diubah dengan mengatur jarak antara
impact rack dan rotor support. Mesin dilengkapi pengaman self- weigh device yang
terletak diframe belakang mesin. Ketika barang lain masuk dalam lubang impact, barang
tersebut akan terlempar keluar dari mesin melalui impact rack yang terletak dibagian
depan dan belakang mesin.
2. Secondary crushing
Secondary crushing adalah tahapan pengecilan ukuran bahan galian dari 20 cm menjadi 5 cm. Peralatan yang digunakan pada secondary crusher diantaranya adalah :
a. Cone Crusher
Cone crusher merupakan alat peremuk yang biasa digunakan untuk tahap secondary
crushing. Alat ini merupakan modifikasi dari gyratory crusher. Sumbu tegak ditunjang
di bawah kepala remuk atau mantle atau cone. Alat ini mempunyai kelebihan, yaitu
ketika bijih atau umpan yang masuk terlalu keras, maka bowl secara otomatis akan
bergerak ke arah luar.
Gambar 5. Cone Crusher
Gambar 6. Skematika Cone Crusher
Tipe Cone crusher
1. Standard Cone crusher
Standard Cone crusher memiliki rongga remuk bertangga dan membesar ke arah
umpan masuk. Hal ini memungkinkan umpan yang dapat diremuk menjadi relative
besar.
2. Short Head Crusher
Short Head Crusher mempunyai rongga remuk lebih sempit dan mulut tempat umpan
masuk yang relative lebih sempit juga.
Gambar 7. Skematika Standard Dan Short Head Crusher
Ukuran produk hasil peremukan dengan menggunakan cone crusher akan ditentukam
oleh besar nilai open side setting yang dipakai. Setting pada cone crusher diatur dengan
menurun naikkan bowl, sedangkan pada gyratory crusher dengan menurun naikkan
sumbu tegak.
b. Roller Crusher
Prinsip dan Mekanisme Kerja Roller Crusher
Roll Crusher adalah mesin pereduksi ukuran yang menggunting dan menekan
material antara dua permukaan yang keras. Permukan yang digunakan biasanya
berbentuk roll yang berputar dan besi landasan yang diam, atau dua roll dengan
diameter sama yang berputar pada kecepatan sama dan arahnya berlawanan.
Permukaan roll bisa rata, berkerut atau bergigi. Untuk batubara dimana diperlukan
rasio pereduksiannya tinggi dan hasil yang bagus, beberapa bentuk permukaan
biasanya dipilih sekaligus.
Roll crusher biasanya digunakan untuk mereduksi material yang keras. Karakteristik
mesin peremuk tipe ini adalah termasuk berkecepatan rendah dan relati memiliki rasio
reduksi yang rendah, berkisar 3 : 1 sampai 8 : 1. karena memiliki kecepatan rendah,
maka laju keausan alat ini relatif rendah. Produk dari crusher tipe ini biasanya
berbentuk butiran (gravel) dan sedikit yang berbentuk halus. Kandungan air yang pada
material yang melebihi 5% akan menyulitkan operasi crusher, karena akan
menyebabkan terjadinya penyumbatan – penyumbatan, terkecuali untuk roller crusher,
karena itulah maka roller crusher lebih cocok untuk material yang bersifat plastis
seperti tanah liat atau batu silica yang lembab. Menurut operasinya roller crusher dan
gyratory crusher termasuk klasifikasi kontinyu sedangkan jaw crusher termasuk
intermittent.
Roll crusher terdiri dari dua macam yaitu single roll-crusher dan double roll-crusher.
1. Single roll-crusher
Single roll-crusher biasanya digunakan untuk penghancuran primer. Mesin ini
terdiri dari satu roll penghancur dan besi landasan yang melengkung. Besi landasan
biasanya berada pada bagian atas untuk melewatkan material yang terperangkap tanpa
merusak mesin. Kebanyakan single roll-crusher dipasang dengan pin penjepit atau
bentuk lainnya untuk melindungi system pengendali. Rasio pereduksian pada crushing
primer biasanya antara 4:1 dan 6:1. sedangakn untuk crushing sekunder antara 200
mm dan 20 mm.
2. Double roll-crusher
Double atau tripel stage single roll merupakan pengembangan dari ukuran
pereduksian bentuk primer dan sekunder unit single. Double roll-crusher yang
digunakan untuk crushing primer dapat mereduksi batubara run of mine di atas 1 m3
menjadi berukuran sekitar 350-100 mm, tergantung pada sifat batubara. Mesin ini
dapat digunakan sebagai secondary raw-coal crusher, middling crusher atau produk
sizing crusher. Secara luas digunakan untuk menghasilkan stok produk dimana
kelebihan serbuk halus harus dihindari. Dari umpan yang berukuran 350 mm, Double
roll-crusher dapat menghancurkan batubara yang berukuran 50 dan 20 mm. kapasitas
semua double roll-crusher antara 10 – 2000 t/unit dengan konsumsi tenaga 5 – 100
KW. double roll-crusher juga diproduksi dalam 3 dan 4 roll, 2 tingkat konfigurasi.
Tingkat paling atas menghasilkan penghancuran kasar sedangkan tingkat bawah lebih
halus pada unit triple roll bagian yang paling atas terdirir dari single roll-crusher,
bagian yang lebih bawah terdiri dari double roll-unit. Pada four-roll unit, bagian atas
dan bawah terdiri dari double roll unit.
3. Tertiary Crusher
Tertiary crusher merupakan proses pengecilan lanjutan hingga ukuran bahan galian menjadi kurang dari 1 cm. Peralatan yang digunakan pada tahap tertiary crusher ini adalah :
a. Hammer mill.
Prinsip dan Mekanisme Kerja Hammer mill.
Hammer mill adalah mesin penggiling dengan sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing berbentuk silinder.Umpan masuk dari bagian puncak casing dan dihancurkan,selanjutnya dikeluarkan melalui bukaan pada dasar casing.Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun yang berada pada piring rotor. Kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate di dalam sebuah casing sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.lalu digosok menjadi serbuk. Akhirnya didorong oleh palu ke luar bukaan.
2.1.2 Penggerusan, Grinding
Operasi penggerusan merupakan tahap akhir dari operasi pengecilan ukuran
bijih, atau kominusi. Pada tahap ini bijih dikecilkan ukurannya sampai pada ukuran
pemisahan. Mekanisme pengecilannya melibatkan gaya-gaya seperti impact, kompresi,
attrition/abrasi dan shear.
Bijih mempunyai ukuran optimum yang ekonomis agar dapat dipisah secara mekanik
dengan memanfaatkan sifat-sifat fisiknya. Ukuran optimumnya tergantung pada ukuran
liberasi dari mineral berharga atau gangue dan ukuran pemisahan yang diperlukan
pada proses berikutnya.
Bijih yang kurang tergerus, akan menghasilkan bijih berukuran kasar dan mineral
berharga tidak terbebaskan dari ikatannya dengan gangue. Hasil konsentrasi tidak
optimum, yang direpresentasikan oleh recovery yang rendah atau kadar yang rendah.
Kurang tergerusnya bijih dapat dilihat dari pemakaian energi yang rendah. Sebaliknya
bila bijih tergerus berlebihan, maka penggerusan akan menghasilkan ukuran bijih yang
terlalu halus. Hal ini dapat menghasilkan bijih dengan liberasi yang tinggi. Hasil
pemisahan dapat meningkatkan kadar mineral berharga dalam konsentrat, namun
ukuran yang terlalu halus dapat menurunkan recovery. Bijih yang tergerus berlebihan
menyebabkan pemakaian energi yang besar.
Operasi penggerusan, grinding dapat dilakukan secara kering atau basah. Beberapa
kriteria yang digunakan untuk penentuan grinding dilakukan secara kering atau basah
adalah:
1. Pengolahan berikutnya dilakukan secara basah atau kering. Pengolahan
mineral/bijih pada umumnya dilakukan secara basah. Pada umumnya operasi
konsentrasi atau pemisahan mineral dilakukan dengan cara basah. Namun
penggerusan klingker untuk menghasilkan semen selalu cara kering.
2. Penggerusan cara basah memerlukan energi lebih kecil dibanding cara kering.
3. Klasifikasi/sizing lebih mudah dan memerlukan ruang yang lebih kecil
dibandingkan cara kering.
4. Lingkungan pada penggerusan cara basah relatife lebih bersih dan tidak
memerlukan peralatan untuk menangkap debu.
5. Penggerusan cara kering mensyaratkan bijih yang betul-betul kering. Sehingga
memerlukan operasi pengeringan terlebih dahulu.
6. Pada penggerusan cara basah, konsumsi media gerus dan bahan pelapis relative
lebih banyak, karena terjadi korosi.
Peralatan Gerus, Penggerus.
Penggerusan dilakukan dalam alat yang disebut penggerus atau Tumbling
Mill berbentuk tabung silinder yang berputar pada sumbu harisontalnya. Di dalam
tabung selinder terdapat media gerus, atau grinding media, bijih yang akan digerus dan
air, untuk operasi cara basah.
Gambar . Ball Mill
Penggerusan cara basah menggunakan air sebagai campuran bijih, membentuk persen
solid tertentu. Persen solid menyatakan perbandingan dalam berat antara berat
padatan, atau bijih terhadap berat pulp, atau slurry, atau campuran padatan dan air.
Tipe Alat Penggerus
Berdasarkan pada media gerusnya, grinding media, alat penggerus dapat dibedakan:
1. Ball Mill
menggunakan media gerus berbentuk bola yang terbuat dari baja. Diameter media
gerus bervariasi mulai dari 25 sampai 150 centimeter. Panjang mill, L dan diameternya ,
D, relative sama, L = D. Berdasarkan cara pengeluaran produknya, atau discharge, ball
milldibedakan menjadi overflow mill dan grate discharge mill.
Pada overflow mill, produk hasil penggerusan keluar dengan sendirinya pada
ujung satunya, ujung pengeluaran.
Sedangkan pada grate discharge mill, produk keluar melalui saringan yang
dipasang pada ujung pengeluaran. Produk dapat keluar dengan bebas,
permukaan dalam mill rendah, lebih rendah dari overflow. Hal ini dapat
menghindari terjadinya overgrinding.
Gambar. Skematika Ball Mill
Air yang digunakan pada ball mill akan membentuk kekentalan tertentu, sehingga pulp
dapat melekat dan meyelimuti bola dan liner. Pulp harus relative encer agar pulp dapat
bergerak dengan leluasa di dalam mill. Ball mill biasanya beroperasi dengan 70 – 80
persen solid, padatan.
2. Rod Mill,
menggunakan media gerus berbentuk batang selindern yang panjangnya hampir
sama dengan panjang mill. Media gerus biasanya terbuat dari baja dan disusun sejajar
dalam mill. Dimensi Panjang, L jauh lebih besar daripada diameter, D, L > D, biasanya
panjang mill 1,5 sampai 2,5 kali diameternya.
Rod mill diklasifikasikan berdasarkan cara mengeluarkan produknya.
Overflow mill, umpan masuk dari salah satu ujung mill, dan keluar dari ujung
lainnya secara overflow. Overflow mill paling banyak digunakan pada
penggerusan cara basah.
Gambar . Skematika Rod Mill, Overflow Mill
Centre peripheral discharge mill, umpan masuk pada kedua ujung mill, dan
produk keluar dari bagian tengan shell. Penggerusan dapat dengan cara basah
maupun cara kering. Mill ini menghasilkan produk yang relative kasar.
Gambar . Skematika Rod Mill, Centre Peripheral Discharge Mill
End peripheral discharge mill, umpan masuk pada salah satu ujung mill, dan
produk keluar dari ujung yang lainnya melalui shell. Mill ini biasanya digunakan
untuk penggerusan cara kering.
Gambar . Skematika Rod Mill, End Peripheral Discharge Mill
Pada cara basah air berfungsi sebagai alat transportasi untuk membawa bijih yang
sudah berukuran halus ke tempat yang sesuai dengan ukurannya. Bijih yang sudah
halus akan terdorong air ke arah pengeluaran. Rod mill umumnya beroperasi dengan 30
– 35 persen solid, padatan.
3. Pebble Mill,
media gerus menggunakan batuan yang sangat keras. Mill ini memiliki Dimensi
panjang mill, L relative sama dengan diameter mill, L = D
4. Autogeneous Mill,
media gerus menggunakan bijih itu sendiri. Dimensi panjang mill, L relative lebih
kecil daripada diameter mill-nya, L < D. Pada mill ini bijih akan menggerus bijih.
Penggerusan dilakukan terhadap bijih yang datang dari tambang atau bisa dari keluaran
operasi peremukan tahap pertama. Penggerusan dapat dengan cara basah atau kering,
dan mekanisme penggerusannya sama dengan ball mill.
Autogeneous Mill, dapat dilakukan dengan atau dalam ball mill, cascade mill atau
aerofall mill. Cascade mill berupa mill yang memiliki diameter 3 sampai empat kali
panjang mill. Sedangkan aerofall seperti cascade, namun pada liner dipasang sekat yang
dapat membawa bijih ke tempat yang lebih tinggi.
Autogeneous seluruhnya, bijih dari tambang dapat masuk langsung ke dalam mill.
Seluruh muatan mill adalah bijih dari tambang dan saling gerus.
Autogeneous sebagian, muatan mill berupa bongkah-bongkah besar bijih
dicampur dengan bijih yang telah diremuk dengan alat lain. Pada mill ini
bongkah-bongkah besar bertindak sebagai media gerus.
Semi Autogeneous, bijih dari tambang dicampur dengan media gerus, bola baja
pejal. Jadi isi mill adalah bijih dari tambang langsung masuk mill dan tercampur
dengan media gerus yang sudah ada dalam mill.
5. Tube Mill,
media gerus menggunakan bola baja. Dimensi panjang mill, L biasanya jauh lebih
besar dari diameternya, L > D. Mill terbagi dalam beberapa kompartemen. Bisa dua, tiga
atau bahkan bisa empat kompartemen.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
a. Pada proses kominusi terdiri dari 2 (dua) tahapan yaitu tahapan crushing
(peremukan) dan tahapan grinding (penggerusan)
b. Tahap kominusi terdiri atas primary crushing, secondary crushing, tertiary
crushing, grinding dan fine grinding
c. Pada tahap peremukan dilakukan pengecilan ukuran bahan galian dari ukuran
yang besar menjadi 1 cm
d. Pada tahap peremukan digunakan beberapa peralatan seperti, jaw crusher,
impact crusher, gyratory crusher, cone crusher, roll crusher dan hammer mill
e. Pada tahap penggerusan dilakukan pengecilan ukuran bahan galian dari ukuran
1 cm menjadi kurang dari 0,075 mm
DAFTAR PUSTAKA
http://ardra.biz (DI AKSES TANGGAL 21 APRIL 2015)
http://www.hengruimac.com (DI AKSES TANGGAL 21 APRIL 2015)
http://www.grinding-mill.com (DI AKSES TANGGAL 21 APRIL 2015)
https://tambangunhas.wordpress.com (DI AKSES TANGGAL 21 APRIL 2015)
http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com (DI AKSES TANGGAL 21 APRIL 2015)
http://www.flsmidth.com (DI AKSES TANGGAL 21 APRIL 2015)